No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Selama Januari 2015, Inflasi Sebesar 0,12 Persen
Dari 82 kota pantauan secara nasional, 31 kota mengalami inflasi sedangkan 51 kota lainnya mengalami deflasi selama Januari 2015. Kota Palu terjadi inflasi sebesar 0,12 persen dengan indeks harga 120,35.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 2,37 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 1,98 persen. Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-28 secara nasional, dan peringkat ke-7 di dalam Kawasan Sulampua.
Kenaikan indeks harga terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran meliputi bahan makanan (2,82 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,76 persen), kesehatan (0,69 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,67 persen), serta sandang (0,59 persen). Sebaliknya, penurunan indeks harga terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,28 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen.
Laju inflasi tahun kalender hingga Januari 2015 sebesar 0,12 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Januari 2015 terhadap Januari 2014) sebesar 7,86 persen.
Mulai Januari 2014, penghitungan inflasi secara nasional telah menggunakan IHK tahun dasar baru (2012=100) berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2012. Dibandingkan tahun dasar lama (2007=100), terdapat perluasan cakupan kota yang diikuti oleh perubahan paket komoditas dan diagram timbang. Penggunaan tahun dasar baru dilakukan untuk menyesuaikan perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan periode sebelumnya. SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar terpilih lainnya. Dari seluruh kota pantauan, terdapat 66 kota yang merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 lainnya merupakan cakupan kota baru. Paket komoditas Kota Palu hasil SBH 2012 mencapai 346 komoditas. Secara nasional, 31 kota mengalami inflasi selama Januari 2015 yakni Ambon (2,37 persen), Merauke (1,73 persen), Balikpapan (1,69 persen), Tanjung Pandan (1,39 persen), Pontianak (1,19 persen), Tual (0,99 persen), Pangkal Pinang (0,95 persen), Singkawang (0,90 persen), Palangka Raya (0,79 persen), dan kota lainnya di bawah 0,70 persen. Sementara 51 kota yang mengalami deflasi yakni Padang (1,98 persen), Watampone (1,27 persen), Gorontalo (1,27 persen), Bogor (1,22 persen), Palembang (1,15 persen), Lubuklinggau (1,12 persen), Kendari (0,96 persen), Jambi (0,89 persen), Bengkulu (0,82 persen), Depok (0,71 persen), Manado (0,71 persen), dan kota lainnya deflasi di bawah 0,70 persen.
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
1
Dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon (2,37 persen), diikuti Merauke (1,73 persen), Tual (0,99 persen), dan beberapa kota lainnya di bawah 0,40 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Watampone (1,27 persen), diikuti Gorontalo (1,27 persen), Kendari (0,96 persen), Manado (0,71 persen), Ternate (0,55 persen), Jayapura (0,42 persen) dan beberapa kota lainnya di bawah 0,40 persen.
I. Perkembangan Inflasi/Deflasi Menurut Kelompok Pengeluaran Selama Januari 2015, inflasi sebesar 0,12 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (2,82 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,76 persen), kesehatan (0,69 persen), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,67 persen), serta sandang (0,59 persen). Sedangkan pengaruh penurunan indeks harga terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,28 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen. Tabel 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Palu Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100) Januari 2015 Laju Inflasi
Indeks Harga Konsumen Kelompok Pengeluaran Jan 2014
Des 2014
Des 2014
Jan 2015
Inflasi Jan tahun 2015* Kalender
Inflasi Year on Year ***
Andil Inflasi
2015 ** [1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
U m u m
111,58
120,21
120,21
120,35
0,12
0,12
7,86
0,12
1
Bahan Makanan
116,41
122,39
122,39
125,84
2,82
2,82
8,10
0,57
2
Makanan Jadi, minuman, Rokok, dan Tembakau
118,00
128,19
128,19
129,16
0,76
0,76
9,46
0,17
3
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar
106,39
113,76
113,76
114,52
0,67
0,67
7,64
0,15
4
Sandang
103,87
105,78
105,78
106,40
0,59
0,59
2,44
0,03
5
Kesehatan
104,54
111,21
111,21
111,98
0,69
0,69
7,12
0,03
6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga
107,58
113,51
113,51
113,43
-0,07
-0,07
5,44
0,00
7
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
111,78
126,94
126,94
121,51
-4,28
-4,28
8,70
-0,83
*) Perubahan IHK bulan Januari 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 **) Perubahan IHK bulan Januari 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 ***) Perubahan IHK bulan Januari 2015 terhadap IHK bulan Januari 2014
Perkembangan inflasi/deflasi Kota Palu selama Januari 2015 menurut kelompok pengeluaran secara lebih rinci sebagai berikut: 1.
Bahan Makanan Kelompok bahan makanan selama Januari 2015 mengalami kenaikan indeks harga sebesar 2,82
persen yakni dari 122,39 pada Desember 2014 menjadi 125,84 pada Januari 2015. Secara keseluruhan kelompok bahan makanan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,57 persen. Kenaikan indeks harga
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
2
terjadi pada subkelompok ikan segar (13,50 persen), ikan diawetkan (6,13 persen), padi-padian, umbiumbian dan hasilnya (4,72 persen), telur, susu, dan hasil-hasilnya (4,17 persen), lemak dan minyak (2,25 persen), kacang-kacangan (1,88 persen), serta daging dan hasilnya (0,61 persen). Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan (18,81 persen), buah-buahan (3,67 persen), dan sayur-sayuran (0,34 persen). Sementara subkelompok bahan makanan lainnya relatif tetap. Beberapa komoditas kelompok bahan makanan yang memiliki andil terhadap inflasi meliputi ikan cakalang (0,20 persen), ekor kuning (0,19 persen), beras (0,18 persen), selar (0,17 persen), bawang merah (0,13 persen), telur ayam ras (0,09 persen), mujair (0,07 persen), layang (0,05 persen), wortel (0,05 persen), tomat buah (0,04 persen), kelapa (0,03 persen), kakap merah (0,03 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,03 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok ini mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,76
persen menjadi 129,16 selama Januari 2015. Andil kelompok ini terhadap inflasi sebesar 0,17 persen. Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,60 persen dan makanan jadi sebesar 0,82 persen. Subkelompok tembakau dan minuman beralkohol selama Januari 2015 relatif tetap. Beberapa komoditas pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memberikan andil terhadap inflasi yakni sop (0,10 persen), teh manis (0,02 persen), kopi manis (0,02 persen), roti manis (0,01 persen), soto (0,01 persen), dan komoditas lainnya masing-masing memiliki andil di bawah 0,01 persen. 3.
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks harga sebesar
0,67 persen, yakni dari 113,76 pada Desember 2014 menjadi 114,52 pada Januari 2015. Secara keseluruhan, kelompok ini memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,15 persen. Beberapa subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga meliputi bahan bakar, penerangan dan air (1,07 persen), perlengkapan rumahtangga (1,55 persen), penyelenggaraan rumahtangga (0,64 persen), dan biaya tempat tinggal (0,44 persen). Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini adalah bahan bakar rumah tangga (0,04 persen), kusen (0,04 persen), daun pintu (0,03 persen), sewa rumah (0,02 persen), dan komoditas lainnya masing-masing memiliki andil di bawah 0,02 persen.
4.
Sandang Kelompok sandang mengalami kenaikan indeks harga sebesar 0,59 persen, yakni dari 105,78 pada
Desember 2014 menjadi 106,40 pada Januari 2015. Secara keseluruhan, andil terhadap inflasi sebesar
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
3
0,03 persen. Subkelompok yang mengalami kenaikan indeks harga masing-masing barang pribadi dan sandang lain (2,48 persen), sandang laki-laki (0,10 persen), serta sandang wanita (0,02 persen). Subkelompok sandang anak-anak selama Januari 2015 relatif tetap. Beberapa komoditas yang mempengaruhi tingkat inflasi dalam kelompok ini adalah emas perhiasan sebesar 0,029 persen, celana panjang jeans sebesar 0,002 persen, jam tangan sebesar 0,002 persen, dan komoditas lainnya di bawah 0,001 persen. 5.
Kesehatan Dibandingkan bulan sebelumnya, kelompok kesehatan selama Januari 2015 mengalami kenaikan
indeks harga sebesar 0,69 persen dari 111,21 pada Desember 2014 menjadi 111,98 pada Januari 2015. Kelompok kesehatan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,03 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran untuk kesehatan, terjadi kenaikan indeks harga pada subkelompok jasa kesehatan sebesar 1,85 persen dan jasa perawatan jasmani sebesar 1,60 persen. Sedangkan subkelompok obat-obatan serta perawatan jasmani dan kosmetika relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi adalah dokter umum sebesar 0,020 persen, dokter spesialis sebesar 0,004 persen, dan ongkos pijat non medis/urut/refleksi sebesar 0,004 persen. Sementara itu, andil komoditas lainnya relatif tidak signifikan. 6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami penurunan indeks harga sebesar 0,07
persen dari 113,51 pada Desember 2014 menjadi 113,43 pada Januari 2015. Secara umum kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,004 persen. Subkelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni olahraga sebesar 2,06 persen, sedangkan yang mengalami penurunan masing-masing rekreasi sebesar 0,66 persen dan perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,11 persen. Subkelompok pendidikan dan kursus-kursus/pelatihan relatif tetap. Beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi yakni televisi berwarna sebesar 0,006 persen, pc/desktop sebesar 0,002 persen, laptop/notebook sebesar 0,001 persen, dan komoditas lainnya di bawah 0,001 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks harga sebesar
4,28 persen yakni dari 126,94 pada Desember 2014 menjadi 121,51 pada Januari 2015. Secara keseluruhan kelompok ini memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,83 persen. Dari empat subkelompok pengeluaran, transportasi mengalami penurunan indeks harga sebesar 6,49 persen, sedangkan sarana dan penunjang transportasi serta komunikasi dan pengiriman mengalami kenaikan
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
4
indeks harga masing-masing sebesar 6,51 persen dan 0,01 persen. Sementara jasa keuangan selama Januari 2015 relatif stabil. Komoditas yang memiliki andil terhadap deflasi meliputi bensin (0,76 persen), angkutan udara (0,08 persen), mobil (0,04 persen), angkutan antar kota (0,03 persen), solar (0,01 persen), dan komoditas lainnya di bawah 0,01 persen.
II. Perkembangan Inflasi/Deflasi Selama Tiga Tahun Terakhir Inflasi dan laju inflasi tahun kalender Kota Palu sebesar 0,12 persen selama Januari 2015. Kondisi ini merupakan capaian inflasi terendah dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar 0,18 persen dan tahun 2014 sebesar 1,03 persen. Sementara itu, laju inflasi year on year tahun 2015 sebesar 7,86 persen, lebih tinggi dibandingkan laju inflasi tahun 2013 sebesar 5,58 persen, namun lebih rendah dibandingkan tahun 2014 sebesar 8,81 persen.
Tabel 2 Perbandingan Inflasi/Deflasi Bulanan dan Laju Inflasi Kota Palu Tahun 2013 - 2015 No.
Inflasi
2013
2014
2015
1
Inflasi Januari
0,18
1,03
0,12
2
Laju Inflasi (Tahun Kalender)
0,18
1,03
0,12
3
Laju Inflasi (Year on Year )
5,58
8,81
7,86
Grafik 1 Inflasi/Deflasi Bulanan Kota Palu Tahun 2013 - 2015 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
-1,00 -2,00
2013
2014
2015
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
5
III. Perbandingan Inflasi/Deflasi Nasional dan Kawasan Sulampua Selama Januari 2015 secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,24 persen. Deflasi
Gambar 2. Inflasi/Deflasi Kawasan Sulampua Bulan Januari 2015
tahun kalender 2015 sebesar 0,24 persen dengan tingkat
2,37 1,73
inflasi year on year sebesar 0,99
6,96 persen. Dari 82 kota pantauan, 31 kota
0,32 0,17
mengalami inflasi dan 51 kota mengalami
0,14
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon
0,12 -0,06
sebesar 2,37 persen, sedangkan deflasi tertinggi
-0,11
terjadi di Kota Padang sebesar 1,98 persen.
-0,11 -0,31
Inflasi Kota Palu menduduki peringkat ke-28
-0,39
secara nasional dan peringkat ke-7 di dalam
-0,42 -0,55
Kawasan Sulampua.
-0,71 -0,96 -1,27 -1,27
Tabel 3 Perbandingan Indeks Harga dan Tingkat Inflasi/Deflasi Beberapa Kota di Kawasan Sulampua Januari 2015 Kota
IHK
Inflasi (%)
Laju Inflasi (%)
YoY
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1
Ambon
117,77
2,37
2,37
8,46
2
Merauke
126,04
1,73
1,73
11,84
3
Tual
126,58
0,99
0,99
11,36
4
Bau-Bau
122,28
0,32
0,32
9,33
5
Sorong
116,24
0,17
0,17
7,20
6
Mamuju
7
Palu
8 9
117,01
0,14
0,14
7,60
120,35
0,12
0,12
7,86
Makassar
116,43
-0,06
-0,06
7,16
Bulukumba
125,47
-0,11
-0,11
8,11
10
Manokwari
112,46
-0,11
-0,11
5,66
11
Palopo
116,18
-0,31
-0,31
6,72
12
Pare-Pare
117,25
-0,39
-0,39
8,35
13
Jayapura
119,69
-0,42
-0,42
5,72
14
Ternate
121,63
-0,55
-0,55
8,26
15
Manado
117,77
-0,71
-0,71
7,75
16
Kendari
115,05
-0,96
-0,96
6,04
17
Gorontalo
113,80
-1,27
-1,27
4,42
18
Watampone
115,86
-1,27
-1,27
7,00
Berita Resmi Statistik No. 06/02/72/Th.XVIII, 2 Februari 2015
6