PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PT. PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA/ITC (Indonesia Trading Company) Idi Setyo UtomoDrs.,M. Sc (Dosen Pembimbing) Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Shully Anggraini Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
ABSTRAK PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum, eksport, import, dan distributor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat asosiatif dengan menggunakan metode analisis Regresi Sederhana dan Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajemen memiliki hubungan yang cukup kuat dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap nilai perusahaan, yaitu sebesar 68,9%. Kepemilikan institusional mempunyai hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Besarnya pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan, yaitu sebesar 76,2%. Corporate Social Responsibility mempunyai hubungan yang sangat kuat juga dan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, yaitu sebesar 78,4%. Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yaitu sebesar 84,2%.
Kata Kunci : Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, Corporate Social Responsibility, Nilai Perusahaan
PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekarang berada di posisi yang lebih kuat untuk menghadapi gejolak financial secara global dan terus mencapai rekor terbaik untuk rasio Hutang Pemerintah terhadap PDB dan cadangan devisa. Pertumbuhan populasi produktif akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabil. Perkembangan perekonomian global saat ini didominasi oleh pasar modal.Globalisasi telah memungkinkan hubungan saling terkait dan saling memengaruhi dari hampir seluruh pasar modal di dunia.Saham merupakan salah satu alternatif investasi yang menarik dalam pasar modal.Hal ini dilandasi dengan perkembangan pasar modal yang pesat, yaitu meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai kapitalisasi pasar modal. Pasar modal di Indonesia pada awalnya adalah Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabayayang kini berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Perkembangan ekonomi di PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), pada bagian Aset Manajemen memiliki lebih dari 600 unit gudang bangunan, tanah kosong sebagai warisan dari era kolonial. Sebagian dari aset tersebut sekarang terletak di distrik bisnis teh dan hanya setengah dari mereka yang digunakan untuk operasi perusahaan, selebihnya dari perusahaan tersebut untuk disewakan. Data keuangan dalam lima tahun terakhir, ITC menunjukkan pertumbuhan yang tidak konsisten dan pada lima tahun terakhir di 2010 menjadi menguntungkan. Misalnya pada tahun 2010, total pendapatan perusahaan adalah lebih dari Rp. 2 Triliun atau setara dengan US $ 235 Mio, artinya dari seluruh dunia, dengan laba bersih sebesar Rp. 35 Miliar atau setara dengan US $ 41 Mio. Selain itu PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)/Indonesia Trading Company (ITC) sedang melakukan peningkatan nilai perusahaan dengan peduli dan bertanggung jawab atas sosial, lingkungan dan alam.Hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan. Baru-baru ini perusahaan mengadakan acara mengenai “Peduli Korban Bencana Banjir Wilayah Penjaringan Jakarta Utara”. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Konflik antara manajer dan pemegang saham atau yang sering disebut dengan masalah keagenan dapat di minimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingankepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan (agency cost). Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusional. Dengan kepemilikan saham oleh manajerial, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan para principal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan, maka para pemegang saham besar seperti kepemilikan oleh institusional akan dapat memonitor tim manajemen secara lebih efektif dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan yang tinggi ini akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh pihak
manajemen yang akan menurunkan nilai perusahaan. Selain itu, pemilik institusional akan berusaha melakukan usaha-usaha positif guna meningkatkan nilai perusahaan miliknya. Usaha-usaha positif itu misalnya dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan Corporate Social Responsibility berharap akan direspon positif oleh para pemangku kepentingan (pelaku pasar) seperti investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkannilai perusahaan. Di Indonesia wacana mengenai kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial telah diatur dalam UU Perseroan TerbatasNo 40 pasal 74 tahun 2007 yang menjelaskan bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha yang berhubungan dengan sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu di sektor pasar modal Indonesia, belum ada penerapan indeks untuk saham-saham perusahaan yang telah menerapkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones SustainabilityIndeks (DJSI) dan London Stock Exchange memiliki Socially ResponsibleInvestement Indeks untuk saham-saham perusahaan yang menerapkan praktik CSR. Untuk itu dibutuhkan suatu sarana yang dapat memberikan informasi mengenai aspek sosial, lingkungan dan keuangan secara sekaligus. Sarana tersebut dikenal dengan nama laporan keberlanjutan (sustainability reporting). Namun secara parsial yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahan adalah prosentase kepemilikan manajemen dan interaksi antara corporate social responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen. Artinya bahwa investor sudah memulai merespon dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi loparan tahunan. Penelitian ini menjadikan prosentase kepemilikan manajemen sebagai variabel independen karena kepemilikan manajemen dianggap sebagai variabel inti yang langsung memengaruhi nilai perusahaan. Dalam penelitian ini juga ditambahkan variabel independen lainya yaitukepemilikan instutusional. Kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional dalam penelitian ini dijadikan sebagai variabel independen yang langsung memengaruhi nilaiperusahaan karena konfik keagenan antara agen dan prinsipal yang terjadi dalamsuatu perusahaan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme yaitu denganadanya saham oleh manajemen dan institusional yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”. Berikut performance keuangan PT.Perusahaan Perdagangan Indonesia/ITC (Indonesia Trading Company).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Desain penelitian adalah rencana yang terstruktur berisi pendekatan yang dipakai untuk menjawab perumusan masalah. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada, sehingga dapat diketahui penyebabnya untuk selanjutnya diambil solusi untuk menyelesaikannya. Mudrajad Kuncoro (2003:3) dalam bukunya menyebutkan bahwa penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan. Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Peneltitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dan sejauh mana variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survey. Unit anailisis yang dituju dalam penelitian ini adalah individu, yang merupakan karyawan bagian aset manajemen dari PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Informasi-informasi yang diperoleh dari karyawan-karyawan tersebut dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu yaitu Cross Sectional.
HASIL DAN BAHASAN Hasil analisis jalur
Hasil analisis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Dimana hasilnya dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut:
Kepemilikan Manajemen (X1)
68,9%
Kepemilikan Institusional (X2)
Nilai Perusahaan (Y) 87,3% 84,2%
Corporate Social Responsibility (X3)
Sumber : Hasil Olah Data, 2013
88,5%
Gambar 4.6 Bagan Pengaruh X1, X2, dan X3 Terhadap Y Keterangan : : Pengaruh Individu : Pengaruh Simultan Kesimpulan : •
Pengaruh variabel kepemilikan manajemen (X1) terhadap variabel nilai perusahaan (Y) berpengaruh secara signifikan sebesar 68,9%.
•
Pengaruh variabelkepemilikan institusional (X2) terhadap variabel nilai perusahaan (Y) berpengaruh secara signifikan sebesar 87,3%.
•
Pengaruh variabelcorporate social responsibility(X3) terhadap variabel nilai perusahaan (Y) berpengaruh secara signifikan sebesar 88,5%.
•
Pengaruh variabel kepemilikan manajemen (X1), kepemilikan institusional (X2) dan corporate social responsibility (X3) secara simultan terhadap variabel nilai perusahaan (Y) berpengaruh secara signifikan sebesar 84,2%.
Pembahasan kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibility terhadap Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20, mengenai gambaran, diketahui bahwa nilai perusahaan seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel bebas (kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dancorporate social responsibility) terhadap variabel terikat (nilai perusahaan). Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut: 1.
Dari hasil analisis pengaruh antara variabel kepemilikan manajemen terhadap variabel nilai perusahaan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,830) dan ada pengaruh yang signifikan yaitu sebesar 68,9%. Sedangkan sisanya 31,1% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia, maka akan semakin tinggi pula tingkat nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia tersebut dimata investor dan pihak perusahaan lain. Meskipunkepemilikan manajemen adalah variabel yang paling kecil pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, namun perusahaan harus dapat lebih mempertahankan dan meningkatkan
kepemilikan manajemen agar nilai perusahaan dimata investor dan pihak perusahaan lainnya juga dapat meningkat. 2.
Dari hasil analisis pengaruh antara variabel kepemilikan institusional terhadap variabelnilai perusahaan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,873) dan ada pengaruh yang signifikan yaitu sebesar 87,3%. Sedangkan sisanya 12,7% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional, maka akan semakin tinggi pula tingkatatan terhadap nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Kepemilikan Institusional adalah variabel kedua paling besar pengaruhnya setelah variabel corporate social responsibility,
3.
Dari hasil analisis pengaruh antara variabelcorporate social responsibilityterhadap variabel nilai perusahaan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,885) dan ada pengaruh yang signifikan yaitu sebesar 88,5%. Sedangkan sisanya 11,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini berarti semakin tinggi tingkatcorporate social responsibility, maka akan semakin tinggi pula tingkatan terhadap nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Setelah kepemilikan institusional, corporate soial responsibility adalah variabel yang mempunyai pengaruh terbesar pertama terhadap nilai perusahaan. Sehingga perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan corporate social responsibility di perusahaan agar nilai perusahaan juga dapat terus meningkat.
4.
Dari hasil analisis pengaruh antara variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, dan corporate social responsibilityterhadap variabel nilai perusahaan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat (0,918) dan ada pengaruh yang signifikan dan simultan yaitu sebesar 84,2%. Sedangkan sisanya 15,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: • Pengaruh kepemilikan manajemen sebesar 68,9% signifikan. Dengan demikian semakin tinggi tingkat kepemilikan manajemen suatu perusahaan, maka semakin baik nilai perusahaan di PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia yang dilihat oleh para investor dan pihak peerusahaan lain. Dan besar nya hubungan 0,830 yang berarti sangat kuat dan searah karena berada pada range 0,80 – 1,000 .
•
Pengaruh kepemilikan institusional sebesar 87,3% signifikan. Dengan demikian semakin tinggi kepemilikan institusional suatu perusahaan, maka semakin tinggi nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia dimata investor dan pihak perusahaan keuangan dan non-keuangan lainnya. Dan besar nya hubungan 0,873 yang berarti sangat kuat dan searah, karena berada pada range 0,80 – 1,000.
•
Pengaruh corporate social responsibility sebesar 88,5% signifikan. Dengan demikian semakin baik corporate social responsibility suatu perusahaan, maka semakin tinggi nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia dimata investor dan pihak perusahaan keuangan dan non-keuangan lainnya. Dan besar nya hubungan 0,885 yang berarti sangat kuat dan searah, karena berada pada range 0,80 – 1,000.
•
Kepemilikan manajemen (X1), kepemilikan institusional (X2), dan corporate social responsibility (X3) berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap nilai perusahaan (Y) sebesar 84,2%. Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,918 menunjukkan tingkat keeratan antara ketiga variabel tersebut adalah positif dan kuat.
Dari hasil di atas di tarik kesimpulan bahwa Corporate Social Responsibilityadalah faktor yang paling berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.Oleh karena itu hal utama yang mendorong karyawan dan investor untuk memilih bergabung dengan perusahaan mereka melihat dari corporate social responsibility di perusahaan tersebut.Faktor kedua yang mendorong karyawan dan investor untuk bergabung di perusahaan yaitu, Kepemilikan Institusional dan faktor ketiga adalah Kepemilikan Manajemen di perusahaan tersebut.
Saran Dari hasil analisa dan pembahasan diatas, maka saran dan solusi yang dapat diberikan kepada PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia dalah sebagai berikut : 1.
Kepemilikan manajemen salah satu faktor yang perlu di perhatikan dan perlu di tingkatkan pengelolaan nya bagi PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Untuk meningkatkan variabel Kepemilikan Manajemen PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia harus meningkatkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan principal.
2.
Untuk meningkatkan variabel Kepemilikan Institusional PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia harus sering mengevaluasi saham yang berada di lembaga institusional, dan meningkatkan kepemilikan saham yang sudah ada di lembaga institusional.
3.
Untuk Meningkatkan Variabel Corporate Social Responsibility PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia harus meningkatkan CSR yang sudah ada untuk dikembangkan kearah yang lebih baik .
4.
Dari hasil analisis ketiga faktor. Faktor yg sangat memengaruhi terjadi nya peningkatan nilai perusahaan adalah Corporate Social Responsibility. Disini perlu di tekankan bagi perusahaan untuk meninjau dan mengembangkan lagi kualitas CSR di perusahaan, kualitas CSR yang baik dan berkembang dapat memberi nilai tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Penigkatan CSR di perusahaan semata-mata untuk membangun perusahaan kearah yang lebih baik.
REFERENSI Dwi Kartini. 2009. Corporate Social Responsibility, Transformasi Konsep Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.. Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haruman, Tendi. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan”.Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Jensen, M. and Meckling, W. 2011. ‘‘Theory of the firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure’’, Journal of Financial Economics, Vol. 3, pp. 305-60. Lemons, Michael and Karl Lins, 2001, “Ownership Structure, Corporate Governance, and Firm Value” Evidence from the East Asian Financial Crisis, William Davidson Working Paper, 393. Rejeki, Sri. 2007. “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Rasio Perputaran Persediaan Terhadap Pemilihan Metode Persediaan pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ. Retno, Reni anggraini Fr (2006) “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus 2006.
RIWAYAT PENULIS Shully Anggraini lahir di Jakarta pada tanggal 25 Juli 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara (Binus University) dalam bidang Manajemen dengan konsentrasi pada Bisnis dan Organisasi pada tahun 2013.