GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR (GERMADAN BATUR)
Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Batur
© Kementerian Lingkungan Hidup, 2014 Bagian atau seluruh isi buku ini dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya disertai ucapan terimakasih kepada Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Cara mengutip : Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2014. Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Batur. Pengarah : Arief Yuwono Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, KLH Penanggung Jawab : Hermono Sigit Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat, KLH Tim Penyusun : Ni Luh Kartini, Ida Bagus Badraka, Harmin Manurung, Titi Novitha Harahap, Inge Retnowati, Siti Rachmiati Nasution, Wahyu Cahyadi Rustadi. Didukung oleh : Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bappeda Provinsi Bali, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Bappeda Kabupaten Bangli, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bangli, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli. Diterbitkan oleh : Kementerian Lingkungan Hidup
SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM Konferensi Nasional Danau Indonesia I yang diselengarakan pada tahun 2009, telah menghasilkan Kesepakatan Bali yang ditandatangani oleh 9 Menteri yakni Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Pertanian, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Menteri Riset dan Teknologi untuk mempertahankan, melestarikan dan memulihkan fungsi danau berdasarkan prinsip keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan, pada 15 Danau Prioritas Nasional. Untuk mempercepat implementasi Kesepakatan Bali Tahun 2009, maka pada Konferensi Nasional Danau Indonesia II di Semarang, Kementerian Lingkungan Hidup telah meluncurkan Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) dan mengangkat Penyelamatan Danau Rawapening sebagai model. Diharapkan Model Penyelamatan Danau Rawapening dapat direplikasikan kepada 14 danau prioritas lainnya. Sebagai wujud replikasi model penyelamatan Danau Rawapening, hingga saat ini telah tersusun dokumen GERMADAN Toba, Maninjau, Singkarak, Kerinci, Tondano, Limboto, Poso, Tempe, Matano, Kaskade Mahakam (Semayang, Melintang, Jempang), Sentarum, Sentani, Rawa Danau dan Batur. Dokumen GERMADAN ini lahir berdasarkan arahan dan kebijakan yang telah digariskan dalam Grand Design Penyelamatan Ekosistem Danau Indonesia serta hasil kajian, penelitian serta data dan informasi terbaru mengenai danau prioritas tersebut dari berbagai sumber terkait. GERMADAN ini berisi Rencana Aksi Penyelamatan Danau Batur yang menjelaskan program super Germadan Batur
iii
prioritas dan prioritas penyelamatan Danau Batur yang akan dilaksanakan secara bertahap oleh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya. Akhir kata saya menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya dan ucapan terima kasih kepada Tim Penyusun dan para narasumber, baik yang berasal dari pemerintah pusat, daerah, akademisi, dunia usaha maupun masyarakat, sehingga dokumen Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) ini dapat tersusun. Diharapkan dokumen GERMADAN ini dapat menjadi bahan arahan dan acuan bersama bagi para pihak untuk secara sinergis dan terpadu merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi kebijakan, program dan kegiatan penyelamatan Danau Batur. Jakarta,
November 2014
Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim
Ir. Arief Yuwono, MA
iv
Germadan Batur
KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNyalah Pedoman Gerakan Penyelamatan Danau Batur (GERMADAN BATUR) dapat disusun sesuai petunjuk teknis yang telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.Danau Batur merupakan danau terbesar dari 4 (Empat) danau yang dimiliki Provinsi Bali selain Danau Buyan, Beratan dan Tamblingan. Danau Batur termasuk danau tektonik vulkanik pada rangkaian ‘Ring of Fire Pasifik (Cincin Api Pasifik) terletak di dikaki Gunung Batur diyakini sebagai salah satu kaldera (kawah gunung berapi) purba yang masih aktif, terbesar dan terindah di dunia. Perairannya bersifat tergenang (lentik), ”closed system” tanpa outlet dan pasokan airnya hanya berasal dari air hujan dan rembesan air pegunungan di sekitar kawasan danau yang mampu menampung 815,38 juta m3. Hasil Konferensi Danau I (Bali) dan II (Semarang) pada tahun 2009-2010, Danau Batur ditetapkan sebagai salah satu danau dari 15 danau prioritas nasional yang membutuhkan perlakukan pemulihan dan penyelamatan, karena mengalami pencemaran dan kerusakan berdasarkan Pergub. Bali No. 8/2007. Sehubungan dengan hal tersebut disususun Pedoman Germadan Batur
v
Gerakan Peyelamatan Danau Batur (GERMADAN BATUR) yang memuat tentang Gambaran Umum, Permasalahan, dan Rekomendasi Gerakan Penyelamatan Danau Batur. Demikian Pedoman Gerakan Peyelamatan Danau Batur (GERMADAN BATUR) untuk dapat digunakan sebagai acuan bersama dalam upaya pemulihan, perlindungan dan pemanfaatan Danau Batur secara berkelanjutan. Denpasar, 30 November 2014 KEPALA,
I NYOMAN SUJAYA
vi
Germadan Batur
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN ………………….……………..............………………. iii KATA PENGANTAR ……………………………….............………………. v DAFTAR ISI .....……………….....…………………………………………… vii DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… viii DAFTAR GAMBAR .........…………………………………………………… ix BAB I PENDAHULUAN ………………………………..………………… 1 1.1 Latar Belakang …………………………………..……………... 1 1.2 Peraturan-Peraturan …………......................……...………… 6 1.3 Ruang Lingkup dan kerangka Berpikir … ………...………… 11 1.4 Maksud, Tujuan dan manfaat ............................................. 14 BAB II GAMBARAN UMUM DANAU BATUR …………...……………. 17 2.1 Profil Danau Batur ………………………………………....……. 17 2.2 Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur .................. 34 2.3 Permasalahan Utama Danau Batur ………………….……. 44 2.4 Pengelolaan Ekosistem Danau Batur dari sosial budaya .. 45 BAB III GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR ..……………… 48 3.1 Identifikasi dan penentuan Faktor Strategis Internal dan External ............................................................................ 51 3.2 Strategi Prioritas perlindungan dan Penyelamatan Kawasan Ekosisitem Danau ................................................. 66 3.3 Program Super Prioritas (Pokok ) Program prioritas penunjang dan kegiatan ..................................................... 68 BAB IV REKOMENDASI GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR 83 4.1. Faktor Penentu Strategis Prioritas ......................................... 84 4.2. Aktor/pelaku Strategis Prioritas ........................................... 84 4.3. Tujuan Strategis Prioritas ........................................................ 85
4.4. Faktor-faktor Strategis Prioritas yang Perlu Ditingkatkan
Kualitasnya ............................................................................ 85
4.5. Stretegi Utama (Green Strategy) ........................................ 86
4.6. Program Strategis Prioritas Super (Pokok) ........................... 86
4.7. Program Strategis (Penunjang) Germadan Batur .... 87
DAFTAR PUSTAKA .........…………………………………………………… 89 Germadan Batur
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Analisis plankton khlorophyll pada beberapa lokasi pantau PUSARPEDAL tahun 2013 ......................................... 26
viii
Germadan Batur
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Danau Batur …………………….................................... Gambar 1.2 Pendekatan gerakan penyelamatan danau Batur Gambar 2.1 Wilayah Administrasi Lingkungan Danau Batur dan restaurant apung .......................................................... Gambar 2.2 Danau Batur yang terletak di kaki Gunung Batur, Kabupaten Bangli ........................................................ Gambar 2.3 Gunung Batur dan Danau Batur yang diambil melalui citra satelit ....................................................... Gambar 2.4 Sebaran Kekurangan Keramba Jaring Apung di Danau Batur ............................................................. Gambar 2.5 DTA dan sub Danau Batur .......................................... Gambar 2.6 Peta peggunaan lahan di lingkungan Danau Batur Gambar 2.7 Keanekaragaman Hayati DTA, Sempadan dan Perairan Batur ............................................................... Gambar 2.8 Kondisi DTA ekosistem Danau Batur ...........................
2 14 18 19 20 24 30 32 33 37
Germadan Batur
ix
x
Germadan Batur
BADAN LINGKUNG
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.1 Belakang 1.2.Latar Peraturan-Peraturan 1.3.Konferensi Ruang Lingkup dan Kerangka Pikir Nasional Danau Indonesia I pada 13 – 15 1.4. Tujuan dan Kegunaan Agustus 2009 menghasilkan Kesepakatan Bali 2009 antara 9 menteri tentang pengelolaan danau berkelanjutan dalam mengantisipasi perubahan iklim global. Adapun kesembilan 1.1 Latar Belakang kementerian negara Republik Indonesia tersebut adalah Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, Konferensi Nasional Umum, Danau Indonesia I pada 13 – 15 Agus Kementerian Pekerjaan Kementerian Pertanian, Kementerian dan Sumber Dayaantara Mineral, Kementerian menghasilkanEnergi Kesepakatan Bali 2009 9 menteri tentang pen Riset dan Teknologi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, danau berkelanjutan dalam mengantisipasi perubahan iklim global. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan Kementerian kesembilan Pengembangan kementerian dan negara Republik potensi Indonesia Kehutanan. pemanfaatan danau-tersebut danau di Indonesia dilaksanakan upaya perlindungan, Kementerian Lingkungan Hidup,melalui Kementerian Dalam Negeri, Kem pelestarikan dan pemulihkan fungsi danau berdasarkan Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, Kementerian Energi dan Sum keseimbangan ekosistem dengan 7 strategi, yaitu pengelolaan ekosistem danau; pemanfaatan sumberKementerian daya air Kelautan danau; dan P Mineral, Kementerian Riset dan Teknologi, pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan informasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan Kementerian Ke danau; penyiapan langkah-langkah adaptasi dan mitigasi Pengembangan dan pemanfaatan potensi danau-danau di I perubahan iklim terhadap danau; pengembangan kapasitas, kelembagaan dan koordinasi; peningkatan peran masyarakat; dilaksanakan melalui upaya perlindungan, pelestarikan dan pemulihk dan pendanaan berkelanjutan. danau berdasarkan keseimbangan ekosistem dengan 7 strate Kesepakatan Bali 2009 telah menetapkan limabelas (15) pengelolaan sumber daya air danau prioritas ekosistem yang akan danau; ditanganipemanfaatan bersama secara terpadu, berwawasan lingkungan berkelanjutan pada 2010pengembangan sistem dan monitoring, evaluasi danperiode informasi danau; pe 2014. Penetapan danau prioritas tersebut dilandasai atas kriteria langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terhadap tingkat kerusakan danau, pemanfaatan danau, komitmen pengembangan kapasitas,dalam kelembagaan dan danau, koordinasi; peningkata Pemda. dan masyarakat pengelolaan fungsi strategis untuk kepentingan nasional, keanekaragaman hayati, masyarakat; dan pendanaan berkelanjutan. dan tingkat resiko bencana. Lima belas danau tersebut adalah Kesepakatan Bali 2009 telah menetapkan limabelas (15) danau
Germadan Batur 1 lingkun yang akan ditangani bersama secara terpadu, berwawasan
berkelanjutan pada periode 2010-2014. Penetapan danau prioritas
Danau Toba, Maninjau, Singkarak, Kerinci, Tondano, Limboto, Rawapening, Tempe, Matano, Mahakam, Sentarum, Sentani, Rawa Danau, Poso, dan Danau Batur.
Gn. Batur D. Batur
Sumber : Citra SRTM (90m x 90 m) Visualisasi 3D
Gambar 1.1 Danau Batur
Lab. HidroInformatik Puslit Limnologi-LIPI
Danau di Bali memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan masyrakat Bali,karena sangat terkait dengan adat, Budaya dan agama Hindu yang dianut oleh orang Bali. Berdasarkan keyakinan masyakat Bali Danau bukan hanya sebagai sumber air untuk pertanian dan kebutuhan untuk rumah tangga tetapi menjadi tempat suci tempat berstananya Hyang Dewi Danu yang diyakini sebagai dewa kesuburan dan juga diyakini sebagi pusat amerta (kesejahteraan). Berdasarkan hal tersebut maka setiap danau pasti memiliki tempat suci yaitu “Pura Ulun Danu” kalau di danau Batur nama puranya Pura Ulun Danu Batur Songan. Danau Batur di Bali terluas dibandingkan 3 danau lainnya, setiap masyrakat Bali yang beragama Hindu pasti bersembahyang di Pura Ulun Danu Batur. Seluruh Subak (lembaga pengatur air sejak sebelum abad ke 9)di Bali hulunya di Danau Batur sebagai bukti setiap pemilik sawah setiap 6 bulan (panen) Ngaturang Sawinih (nyetor hasil )karena sudah menggunakan air dari danau Batur. 2
Germadan Batur
Landasan Filosofis kehidupan masyarakat Bali adalah Tri Hita Karana yaitu 3 penyebab kebahagian (keseimbangan) yaitu hubungan antara Manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Landasan sosiologis keagamaan (Hindu) adalah sad Kertih yaitu 6 tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian sumber daya alam (sumber kehidupan) adalah (1) Atma kertih tata cara yadnya untuk menyucikan jiwa atma (2) Jana kertih tata cara yadnya untuk menyucikan prilaku manusia agar terjagi keseimbangan (3) Danau kertih tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian Danau beserta sumber airnya sungai, mata air, bulakan ), (4)Wana kertih tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian hutan, (5)Samudra kertih tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian laut. (6)Jagat kertih tata cara yadnya untuk menjaga kelestarian jagat Danau Batur terbesar diantara Danau Bulian, Beratan, dan Tamblingan. Danau Batur terletak di wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli termasuk jenis danau kaldera aktif yang berada pada ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Danau Batur terletak pada posisi 115o19’16,6” – 115o25’49,46” Bujur Timur dan 8o11’18,9,” – 8o 17’33,1” Lintang Selatan (BIG, 2012). Hasil batrimetri terhadap Danau Batur tahun 1975, diketahui bahwa luas permukaan air danau adalah 16,05 km2 (1.605 Ha), dengan volume air 815,38 juta m3 dengan reratav kedalaman danau rata-rata 50,80 m dan kedalaman maksimum 70 m. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesan-rembesan air dari pegunungan sekitarnya dengan luas daerah tangkapan 105,35 km2 Danau Batur keberadaannya sangat spesifik yakni pertama, merupakan danau vulkanik alami tanpa inlet dan outlet, kedua sebagai water reservoir yang menciptakan ekosistem spesifik menjaga keberlangsungan daur hidrologi bagi Bali secara Germadan Batur
3
keseluruhan. Ketiga, sebagai sumber air baku/minum bagi masyarakat, perikanan (tangkap dan budidaya), pertanian/ perkebunan, pariwisata/ekowisata (panorama Gunung Batur dan Danau Batur) hotel/restoran), dan kegiatan keagamaan. Keempat, merupakan warisan budaya (cultural heritages) dunia (WBD) dan berfungsi sebagai daerah konservasi, edukasi dan sustainable development. Kelima sebagai Geopark (taman bumi) yang mempunyai nilai ekologi. Keberadaan Danau Batur mulai mengalami banyak masalah mulai dari masalah berkurangnya air hujan yang meresap ke dalam tanah dan meningkatnya kenaikan air larian/limpasan permukaan (run off) berupa erosi yang membawa material terlarut dan mengendapkan material sedimentasi pada danau.Hal ini dipicu oleh meningkatnya pertambangan galian C membabi buta yang menggunakan alat berat disekitar danau Batur.Musim hujan bulan November 2013 sampai bulan Februari 2014 yang pukulan air hujan dengan butiran yang besar dan sangat deras menyebabkan terjadi banjir bandang dengan alur erosi dari Desa Belandingan,Desa Pinggan dan Desa Sekewana, yang membawa material ke dalam danau Batur yang menyebabkan pendangkalan yang diikuti dengan naiknya permukaan air danau Batur. Pendangkalan juga dipicu oleh adanya kerambah jaring apung meningkat sangat pesat tercatat bulan Oktober 2014 jumlah KJA 5015 buah dimana terjadi peningkatan 3 kali dibandingkan tahun 2011 . Berdasarkan pedoman Zonasi ekosistem danau Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Tahun 2011: Zone perikanan tidak untuk danau tertutup. Perikanan tidak dapat dikembangkan untuk danau vulkanik seperti danau Batur yang tidak memiliki autlet. Hal ini juga bertentangan dengan kesepakatan Konprensi Danau Indonesia I di Bali 13 Agustus 2009. Pencemaran air danau Batur merupakan dampak perkembangan pariwisata, perikanan, pertanian, pertanian, 4
Germadan Batur
domestik, dll. Pembangunan di sekitar Danau Batur seharusnya memperhatikan keberlanjutan dari sumber alam itu sendiri. Sesuai dengan amanah pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pemanfaatan saat ini tidak boleh mengurangi ketersediaannya bagi generasi yang akan datang, oleh karenanya rencana pengembangan pembangunan sebaiknya mempertimbangkan berbagai pendukung seperti: daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, baik hayati maupun nonhayati termasuk sumber daya buatan. Berdasarkan hasil perhitungan sidimen danau batur dari tahun 1975 sampai tahun 2012 adalah sebagai berikut volume sedimentasi 124,71 juta m3 , ketebalan sidimentasi 7,80 m, laju Sedimentasi 0,21m per tahun, hal ini menyebabkan penurunan kedalaman air selama 37 tahun sebesar 7,8 m serta volume air menurun 124,71 m3 Perkembangan pembangunan di sekitar Danau Batur sangat pesat dan semuanya hanya berorientasi terhadap kepentingan ekonomi dan belum sepenuhnya peduli terhadap permasalahan lingkungan. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan kerusakan lingkungan di sekitar Danau Batur seperti kerusakan dan penyempitan areal hutan, perubahan vegetasi, dan alih fungsi ahan yang tidak terkendali. Perubahan alih fungsi lahan dan perlakuan yang kurang bijaksana berupa perubahan dari lahan yang berfungsi hidrologis menjadi kawasan permukiman dan budidaya. Pemanfaatan dan penguasaan lahan yang tidak terkendali pada sempadan sekitar Danau Batur turut mengancam kelestarian danau. Hal ini disebabkan belum ada sinkrunisasi antara satu lembaga dengan lembaga yang lain, masing-masing lembaga ingin memaksimalkan kegiatannya di danau Batur. Contoh air danau batur adalah merupakan air minum dan keperluaan mandi, cuci dan kakus oleh semua penduduk di sekitar danau sampai dengan di balik gunung, seharusnya air danau memiliki baku mutu kelas A, tetapi sekarang ini kerambah jaring apung (KJA) terus bertambah jumlahnya dan semakin ketengah, sistem pertanian menggunakan pupuk Germadan Batur
5
kimia, pestisida dan herbisida (yang penggunaan sangat intensip yaitu 2 kali semprot dalam tiga hari untuk tanaman tumpang sari antara cabai dan bawang merah)( sumber petani cabai dan bawang merah desa Songan A). Upaya pemulihan kondisi kawasan sekitar Danau Batur sangat penting untuk dapat menjaga keseimbangan antara kehidupan dengan sumber daya alam sekitar. Penyusunan Gerakan Penyelamatan Danau Batur dengan penyusunan program super prioritas dengan program prioritas selama 5 tahun (2014-2019) dapat mengendalikan terhadap ancaman kerusakan dan pencemaran lingkungan yang semakin parah di masa yang akan datang. 1.2 Peraturan-Peraturan A. Undang-undang 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pertambangan; 3. Undang - undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman; 5. Undang-undang Nomor 5 tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi PBB Mengenai Keanekaragaman Hayati; 6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 9. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007tentang Penataan Ruang; 10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; dan 6
Germadan Batur
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 12. Undang Undang No.1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemukiman B. Peraturan Pemerintah 1. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2001 tentang Tata Pengaturan Air; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2004 tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah, Germadan Batur
7
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten /Kota; dan 16. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Bendungan. 17. Peraturan Pemerintah nomor 73 tahun 2013 tentang Rawa C. Keputusan Presiden 1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 2. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan; dan 3. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. D. Peraturan Menteri 1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air danau dan/atau Waduk; 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Peguasaan Sungai dan Bekas Sungai; 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 39/PRTI1990 tentang Pembagian Wilayah Sungai; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber-Sumber Air; 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 48/PRT/1990 tentang Pengelolaan Atas Air dan Sumber Air Pada Wilayah Sungai; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 49/PRT/1990 tentang Tata Cara dan Persyaratan Ijin Penggunaan dan atau Sumber Sumber Air; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1990 tentang Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air; 8. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 86/ 8
Germadan Batur
HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi; 9. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 87/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Jasa Makanan dan Minuman; 10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 88/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Kawasan Pariwisata; 11. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 89/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Transportasi Wisata; 12. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 90/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Daya Tarik Wisata; 13. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 91/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyelenggaraan Kegiatan Hiburan dan Rekreasi; dan 14. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 92/ HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Jasa Pramuwisata. E. Keputusan Menteri 1. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 458/KPTS/1986 tentang Ketentuan Pengamanan Sungai dalam Hubungan dengan Penambangan Bahan Galian Golongan C; 2. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 687/KPTS-11/1989 tentang Pengusahaan Hutan Wisata, Taman Nasional, Taman Hutan Rakyat dan Taman Wisata Laut; 3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 779/KPTS/1990 tentang Pengendalian Banjir dan Pengaturan Sungai; 4. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 167/KPTS-11/1994 tentang Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata di Kawasan Pelestarian Alam; 5. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/KPTS-11/1996 Germadan Batur
9
tentang Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam; 6. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 348IKPTS-11/1997 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 446/KPTS-ll/1996 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Ijin Pengusahaan Pariwisata Alam; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; dan 8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 111 Tahun 2003 tentang Pedoman mengenai Syarat dan Tata Cara Perijinan serta Pedoman Pembuangan Limbah ke Air dan Sumber Air. 9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/KPTS/M/2011 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air F. Peraturan Daerah Provinsi Bali 1. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 4 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. 2. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005-2025. 3. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali. 4. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. 5. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 9 Tahun 2012 tentang Subak G. Keputusan Gubernur Gubernur Bali 1. Keputusan Gubernur Provinsi Bali No. 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup; 2. Peraturan Gubernur Bali No. 58 Tahun 2012 tentang Program 10
Germadan Batur
Pelestarian Budaya dan Perlindungan Lingkungan Hidup (Heritage and Protection) bagi Kepariwisataan Budaya Bali. 3. Keputusan Gubernur Bali No. 2433/03-C/HK-2013 tentang Dewan Sumbar Daya Air Bali. H. Peraturan Daerah Kabupaten Bangli, Perbub, dan SK Bupati Belum tersedianya Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang RDTR dan RTRWK sebagai matra ruang RPJPD Kabupaten Bangli, dan Profil Kawasan Wisata Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Serta belum tersedianya Peraruran Bupati Bangli, dan SK Bupati Bangli terkait pengelolaan ekosisitem Danau Batur. 1.3 Ruang Lingkup Dan Kerangka Pikir Kebijakan pengelolaan ekosistem Danau Batur didasarkan pada Visi melestarikan fungsi ekosistem danau untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Sedangkan Misi pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah : melakukan tindakan konservasi dan pemanfaatan yang bijak atas danau dan daerah tangkapan airnya melalui kegiatan inventarisasi, penelitian, dan kajian ekosistem danau serta mengikut sertakan peran aktif masyarakat setempat dan meningkatkan kapasitas kelembagaan dengan kerjasama, koordinasi, dan keterpaduan antar pemangku kepentingan. Danau adalah unsur lingkungan hidup yang diatur pengelolaannya dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kelestarian ekosistem danau sangat diperlukan untuk kesinambungan fungsi lingkungan hidup danau, yaitu sebagai habitat makhluk hidup pada perairannya serta manfaat sumberdaya airnya bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan danau sebagai sumberdaya alam perlu seimbang dan tidak mengganggu ekosistemnya. Danau memiliki ukuran dan keterbatasan daya dukung bagi makhluk hidup. Untuk Germadan Batur
11
pelestarian ekosistemnya, danau tidak boleh menampung beban pencemaran lingkungan yang melebihi daya tampungnya. Beban lingkungan danau dapat berasal dari daerah tangkapan air danau, dari atas perairan danau, serta dari hilir danau, yang dapat mengganggu keseimbangannya. pedoman Zonasi ekosistem danau Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Tahun 2011 : Zone perikanan tidak untuk danau tertutup. Perikanan tidak dapat dikembangkan untuk danau vulkanik seperti danau Batur yang tidak memiliki autlet. Agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan, setiap pemanfaatan dan kegiatan pada perairan danau atau yang menggunakan sumberdaya air danau, perlu memperhatikan daya dukung dan daya tampung danau tersebut. Terkait dengan hal itu, tanggung jawab menjaga kelestarian danau perlu dipikul bersama oleh semua stakeholder yang berkepentingan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha maupun masyarakat. Penyusunan perencanaan strategis dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pertama, pengumpulan data, pengklasifikasian, dan pra analisis dilakukan melalui evaluasi faktor strategis lingkungan eksternal dan internal, serta matrik profil kompetitif. Kedua adalah Tahap analisis untuk menyusun model-model kuantitatif perumusan strategi; serta ke tiga adalah tahap pengambilan keputusan perumusan strategi proritas dan dilanjutkan dengan penyusunan program utama, dan aksi kegitan. Untuk pelestarian ekosistemnya, danau tidak boleh menampung beban pencemaran lingkungan yang melebihi daya tampungnya. Beban lingkungan danau dapat berasal dari daerah tangkapan air danau, dari atas perairan danau, serta dari hilir danau, yang dapat mengganggu keseimbangannya. Agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan, setiap 12
Germadan Batur
pemanfaatan dan kegiatan pada perairan danau atau yang menggunakan sumberdaya air danau, perlu memperhatikan daya dukung dan daya tampung danau tersebut. Terkait dengan hal itu, tanggung jawab menjaga kelestarian danau perlu dipikul bersama oleh semua stakeholder yang berkepentingan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pengusaha maupun masyarakat. Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Bali ditempuh dengan pendekatan perencanaan pembangunan secara holistik yang memungkinkan kebijakan-kebijakan direncanakan dan di imlementasikan secara terpadu. Prinsip ini ditetapkan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah, dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi serta pemulihan kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Bali ditempatkan pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan ketenagakerjaan. Ruang lingkup penyelamatan ekosistem Danau Batur diawali dengan analisis SWOT untuk menemukenali akar permasalahan dari kondisinya sekarang. Degradasi lahan kawasan Danau Batur terutama pada Daerah Aliran Sungai (DAS) ditandai dengan semakin meluasnya lahan kritis, sehingga terjadi erosi pada lereng-lereng curam, pada lahan yang digunakan untuk pertanian maupun peruntukan lain seperti permukiman, pertambangan dan sebagainya. Terjadinya fenomena tersebut tidak terlepas dari kurang efektifnya pengelolaan DAS, terutama karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan oleh berbagai sektor, instansi, atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan DAS. Pendekatan menyeluruh dan terpadu sangat diperlukan dalam mengurangi degradasi lahan di kawasan Danau Batur. Landasan yang utama dalam Germadan Batur
13
karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan oleh berbagai sektor, instansi, atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan DAS. Pendekatan menyeluruh dan terpadu sangat diperlukan
pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita Karana, Guna mencapai kondisi tersebut, maka disusun milestones 5 yang utama dalam pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita tahun pertama Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Karana, Guna mencapai kondisi disusun milestones 5 melalui 3 pendekatan yangtersebut, saling maka mendukung dan terintegrasi tahun pertama Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) melalui 3 seperti pada Gambar 1.1. dalam mengurangi degradasi lahan di kawasan Danau Batur. Landasan
pendekatan yang saling mendukung dan terintegrasi seperti pada Gambar 1.1.
Pengembangan kearifan lokal ,lembaga adat dan Kelembagaan untuk perningkatan pengeloaan danau
Pengumpulan data Aplikasi sains dan teknologi untuk remediasi badan air dan DTA
Peningkatan peran serta pihak terkait ,peran serta masyarakat sekitarnya serta seluruh masyarakat Bali yang tadinya hanya rasa bakti (sembahyang )menjadi sebuah gerakan dalam konservasi danau
Gambar 1.1 Pendekatan gerakan penyelamatan danau Batur 1.4
Maksud, Tujuan Dan Manfaat
Gambar 1.2 Pendekatan gerakan penyelamatan danau Batur
1.4.1 Maksud dan Tujuan
1.4 Maksud, Tujuan Dan Manfaat
Grand design Germadan ekosistem Danau Batur disusun dengan maksud
1.4.1 Maksud dan Tujuan untuk dapat memberikan gambaran tentang manfaat, kondisi saat ini dan langkahGrand nyata penyelamatan danau bagi ekosistem pemerintah, provinsi, design Germadan Danaukabupaten, Batur disusun
dengan maksud untuk dapat memberikan gambaran tentang I - 13 Germadan Danau Batur – Bali - saat 2014 ini dan langkah nyata penyelamatan manfaat, kondisi danau bagi pemerintah, provinsi, kabupaten, swasta, dan masyarakat secara seimbang antara kepentingan pemanfaatan dan pemeliharaannya. 14
Germadan Batur
Tujuan penyusunan Germadan Batur adalah untuk memberikan arah kebijakan, rencana, program pelaksanaan penyelamatan ekosisitem Danau Batur. Melalui aksi Germadan, diharapkan ekosisitem Danau Batur dapat pulih menjadi lebih sehat dan dapat dimanfaatkan berdaya guna sebagai reservoir alami sumber baku air minum, irigasi pertanian, perikanan, dan wisata secara lestari dan berkelanjutan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses ini akan diperoleh gambaran tentang bagaimana pengembangan proses kebijakannya, pengaplikasian sains dan teknologi, serta peranserta masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi Danau Batur dengan berbasis kearifan lokal. 1.4.2 Manfaat Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang dapat diperoleh melalui Germadan adalah: a. Mencegah kerusakan ekosistem danau yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas masyarakat;
dapat
b. Acuan pemerintah dalam menilai kesesuaian antara rencana kegiatan penyelamatan danau dengan kebijakan dan rencana pembangunan daerah; dan c. Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan Danau Batur. Melalui partisipasi masyarakat dalam proses penyelamatan Danau Batur diharapkan pada masa mendatang masyarakat juga akan terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan mengenai kelayakan lingkungan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Germadan Batur
15
16
Germadan Batur
PEMERINTAH PROVINSI BAL BADAN LINGKUNGAN HIDU
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN DANAU BATUR 2.1. Profil Danau Batur 2.1. Profil Danau Batur
2.2. Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur
2.3. Permasalahan Utama Danau 2.1.1 Letak Geografi dan LuasBatur Danau Batur
Danau Batur termasuk jenis danau kaldera aktif yang berada Profil Danau kaldera hasil Batur erupsi Gunung Batur purba pada masa lalu. Hal ini menyebabkan Danau Batur berada pada Daerah Aliran 2.1.1 Letak Geografi dan Luas Danau Batur Sungai (DAS) yang tertutup dan sekaligus sebagai Daerah Tangkapan (DTA)-nya. Danau bulanpada sabit DanauAir Batur termasuk jenis danauBatur kalderaberbentuk aktif yang berada kaldera has yang terletak di bagian timur dari DAS dimaksud. Badan Informasi erupsi Gunung Batur purba pada masa lalu. Hal ini menyebabkan Danau Batur berada Geospasial (BIG) Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik (2013) pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tertutup dan sekaligus sebagai Daera melaporkan, bahwa secara geografis DTA Danau Batur berada Tangkapan Air (DTA)-nya. Danau Batur berbentuk bulan sabit yang terletak di bagia diantara: 2.1 pada
timur dari DAS dimaksud. Badan Informasi Geospasial (BIG) Pusat Pemetaan da
• sebelah utara 8o11’18,9”S dan sebelah selatan 8o17’33.1”S,
Integrasi Tematik (2013) melaporkan, bahwa secara geografis DTA Danau Batur berada
• diantara: sebelah barat 115o19’16,7”E dan sebelah timur 115o25’49,46”E.
Secara administrasi, wilayah lingkungan Danau Batur sebelah utara 8o11’18,9”S dan sebelah selatan 8o17’33.1”S, termasuk ke dalam Kecamatan Kintamani Kabupaten o o • sebelah barat 115 19’16,7”E dan sebelah timur 115 25’49,46”E. Bangli, Provinsi Bali. Daerah tersebut terbagi ke dalam beberapa desa Secara administrasi, wilayah lingkungan Danau Batur termasuk ke dalam yaitu: Sukawana, Pinggan, Belandingan, Songan A, Songan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Daerah tersebut terbagi k B, Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Buahan, dalam beberapa desa yaitu: Sukawana, Pinggan, Belandingan, Songan A, Songan B Abang Batu Dinding, Abang Songan, dan Terunyan. Gambaran Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Buahan, Abang Batu Dinding, Abang keruangan wilayah administrasi yang masuk dalam DTA Batur Songan, dan Gambaran keruangan wilayah administrasi yang masuk dalam dapat dilihatTerunyan. pada Gambar 2.1. •
DTA Batur dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Germadan Batur
17
PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN LINGKUNGAN HIDUP
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERMASALAHAN DANAU BAB II GAMBARAN UMUMBATUR DAN PERMASALAHAN DANAU BATUR
Profil Danau Batur Gambaran Umum 2.1. Profil Danau BaturPengelolaan Danau Batur Permasalahan Utama Danau Batur 2.2. Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur
2.3. Permasalahan Utama Danau Batur
1
2.1
Profil Danau Batur ProfilGambar Danau Batur 2.1 Wilayah Administrasi Lingkungan Danau Batur.
1 Letak Geografi dan Luas Danau Batur
2.1.1 Letak Geografi dan Luas Danau Batur
Danau Batur termasuk jenis danau kaldera aktif yang berada pada kaldera hasi Danau Batur termasuk jenis danau kaldera aktif yang berada pada kaldera hasil
psi Gunung Batur purba pada masa lalu. Hal ini menyebabkan Danau Batur berada
erupsi Gunung Batur purba pada masa lalu. Hal ini menyebabkan Danau Batur berada
da Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tertutup dan sekaligus sebagai Daerah pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tertutup dan sekaligus sebagai Daerah gkapan AirAir (DTA)-nya. bulansabit sabityang yangterletak terletak bagian Tangkapan (DTA)-nya.Danau DanauBatur Batur berbentuk berbentuk bulan di di bagian
ur dari DAS Geospasial (BIG) (BIG)Pusat PusatPemetaan Pemetaan dan timur dari DASdimaksud. dimaksud.Badan Badan Informasi Informasi Geospasial dan
egrasi Tematik (2013) geografisDTA DTADanau Danau Batur berada ntegrasi Tematik (2013)melaporkan, melaporkan,bahwa bahwa secara secara geografis Batur berada
diantara: ntara:
o11’18,9”S dan sebelah selatan 8oo17’33.1”S, •sebelah sebelah utara utara 8o811’18,9”S dan sebelah selatan 8 17’33.1”S,
o19’16,7”E dan sebelah timur 115oo o19’16,7”E •sebelah sebelah barat 115 dan sebelah timur 115 25’49,46”E. 25’49,46”E. barat 115
Secaraadministrasi, administrasi, wilayah wilayah lingkungan lingkungan Danau Secara Danau Batur Batur termasuk termasukkekedalam dalam
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Daerah tersebut terbagi ke
camatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Daerah tersebut terbagi ke
dalam beberapa desa yaitu: Sukawana, Pinggan, Belandingan, Songan A, Songan B,
am beberapa desa yaitu: Sukawana, Pinggan, Belandingan, Songan A, Songan B,
Restauran Apung Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Buahan, Abang Batu Dinding, Abang
ur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Buahan, Abang Batu Dinding, Abang
Songan, dan Terunyan. Gambaran keruangan wilayah administrasi yang masuk dalam ngan, dan18Terunyan. Gambaran keruangan wilayah administrasi yangBatur masuk dalam Germadan DTA Batur dapat dilihat pada Gambar 2.1.
A Batur dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Luas permukaan air Danau Batur mencapai 16,05 km2, dengan volume air 815,38 juta m3 dan kedalaman rata-rata 50,8 m. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesanrembesan air dari pegunungan sekitarnya dengan luas daerah tangkapan 105,35 km2 ( Dinas PU Provinsi Bali , Bappeda Provinsi Bali, dalam SLHD BLH Provinsi Bali, 2012). Panjang garis pesisir grafi yang berbeda, yaitu di bagian barat merupakan datara (shoreline) Danau Batur kurang lebih 21,4 km yang dikelilingi oleh lahan dengan dua topografi yang berbeda, yaitu di bagian bang sampai gunung (Gunung Batur dengan ketinggian 1.7 barat merupakan dataran rendah yang bergelombang sampai gunung (Gunung Batur selatan dengan ketinggian 1.717 meter dpl) dan gian utara, timur dan merupakan daerah perbuki di bagian utara, timur dan selatan merupakan daerah perbukitan (Gunung dengan ketinggian 2.172 meter dpl) (Gamba terjalAbang sampai gunung (Gunung Abang dengan ketinggian 2.172 meter dpl) (Gambar 2.2 dan Gambar 2.3).
Gambar 2.2. Danau Batur yang terletak di kaki Gunung Gambar 2.2. Danau Batur yang terletak di kaki Gunung Batur, Batur,Kabupaten Kabupaten Bangli Bangli
Germadan Batur
19
Gambar 2.2. Danau Batur yang terletak di kaki Gunung Batur, Kabupaten Bangli
Gambar 2.3.2.3. Gunung DanauBatur Batur yang diambil Gambar GunungBatur Batur dan dan Danau yang diambil melalui citra citra satelit melalui satelit
Sebagai sistem sumberdaya air, perairan bagai suatu sistemsuatu sumberdaya air, perairan DanauDanau Batur men Batur mengandung potensi sumberdaya hayati dan non hayati
umberdaya non hayati yang belum terdata dan terinv yang hayati belum dan terdata dan terinventarisasi secara memadai dalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan aktivitas memadai dalam rangka pendayagunaan bagi pengembangan pertanian dan perikanan perairan umum. Pengembangan
dan perikanan perairan umum. Pengembangan pertanian dan perikanan Danau Batur mempunyaipertanian arti yang dan p
strategis dalam pemberdayaan atur mempunyai arti rangka yang strategis dalamekonomi rangkamasyarakat pemberdayaan
at
sekitar danau, pelestarian keanekaragaman hayati danau dan
sekitar danau, pariwisata. pelestarian pengembangan
keanekaragaman
hayati
bangan pariwisata. 2.1.2 Iklim
Daerah sekitar Danau Batur, dipengaruhi oleh iklim tropis dengan dua musim yaitu musim penghujan yang ditandai dengan berhembusnya angin ―Monsoon Barat‖ dan musim Kemarau yang dipengaruhi oleh angin ―Monsoon Timur. Ratarata kecepatan angin harian tiap tahunnya adalah 0,62 m/ detik. Musim penghujan dimulai dari bulan Desember sampai dengan bulan Mei. Hujan total tahunan rata-rata 1.838,60 mm. 20
Germadan Batur
dan
kecepatan angin harian tiap tahunnya adalah 0,62 m/detik. Musim penghujan dimulai Daerah sekitar Danau Batur, dipengaruhi oleh iklim tropis dengan dua musim
dari bulan Desember sampai dengan bulan Mei. Hujan total tahunan rata-rata 1.838,60 yaitu musim penghujan yang ditandai dengan berhembusnya angin ―Monsoon Baratǁ Curah hujan bulan Desember 2010 di daerah Kintamani > 500 mm. Curah hujan bulanyang Desember 2010 di daerah Kintamani > 500 mm. Kondisi suhu dan musim Kemarau dipengaruhi oleh angin ―Monsoon Timur. Rata-rata mm. Kondisi suhu perairan Danau Batur berkisar 22,8 oC - 26,60 C bulan dan Kelembaban relatif ratarata tahunannya adalah 87,67 1.838,60 dari Desember sampai dengan bulan Mei. Hujan total tahunan rata-rata tahunannya adalah 87,67 % (BMKG Wil III). % (BMKG Wil III). mm. Curah hujan bulan Desember 2010 di daerah Kintamani > 500 mm. Kondisi suhu
kecepatan angin harian tiap tahunnya oadalah 0,62 Musim penghujan dimulai dan Kelembaban relatif rata- rata perairan Danau Batur berkisar 22,8 C - 26,60 oCm/detik. o
perairan Danau Batur berkisar
22,8 oC - 26,60 oC dan Kelembaban relatif rata- rata
tahunannya adalah 87,67 % (BMKG Wil III).
Air danau meluap ke jalan menuju Desa Trunyan setinggi + 30 cm
(Nopember-Febroari 2014) Air danau meluap ke jalan menuju Desa Trunyan setinggi + 30 cm (Nopember-Febroari 2014)
Pemukiman di Desa Trunyan yang terendam air danau (2014)
Pemukiman di Desa Trunyan yang terendam air danau (2014)
2.1.3 Hidrologi Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir Germadan Batur
21
dari air hujan dan rembesan-
air hanya melalui peresap
kondensasi, presipitasi, evaporasi merup dan transpirasi. Pemanasan air perair danau dan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses memp siklus hidrologi tersebut yang manu berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi, kemudian jatuh Kondi sebagai presipitasi dalam bentuk renta hujan. Air Danau Batur bersumber dari air hujan dan rembesanke dalam danau tidak segera rembesan air dari pegunungan. Sedangkan pengeluaran air Danau Batur seperti tanah, ba hanya melalui peresapan kedalam tanah dan penguapan. (sampah pelastik, MCK), perta Danau Batur merupakan danau kaldera dengan kedalaman konvevsional), bahan pecem maksimum perairan kurang lebih 70 m. Danau Batur terkungkung limbah dari budidaya Keramb tidak mempunyai outlet berbentuk baik sungai atau saluran berasal dari pakan ikan yang buatan manusia.
Hasil pengukuran kualitas air d
Kondisi tersebut mengakibatkan perairan danau menjadi rentan terhadap pencemaran, karena pencemar yang masuk ke dalam danau tidak segera dapat dikeluarkan. Selain berasal dari lingkungan sekitar Danau Batur seperti tanah, batuan, dan penggunaan lahan seperti permukiman (sampah pelastik, MCK), pertanian sarat dengan bahan kimia (pertanian konvevsional), bahan pecemar juga dapat berasal dari dalam danau itu sendiri yaitu limbah dari budidaya Keramba Jaring Apung (KJA). Bahan pencemar terutama berasal dari pakan ikan yang ditebarkan ke dalam tubuh air tetapi tidak termakan. Hasil pengukuran kualitas air danau terhadap parameter pH, DO, dan BOD, COD, kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013).
22
Germadan Batur
kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013). kekeruhan, kadar Fosfat, Total coliform (BWSBali-Penida,2013). kekeruhan, Grafik untuk parameter BOD5 Grafik 9.00 untuk parameter BOD5
7.00
7.00
6.766.006.99
6.00
5.00 3.00
3.00
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
6.49 4.84
4.84
Tahun
2008
2010
2009
2010
2011
2012 Tahun
2011
8.00
8.00
7.00
7.00
6.00
6.00 5.00
DO
DO
0.00 2009
7.11
6.49
4.00
4.00
2008
6.99
6.76 7.11
ppm
ppm
5.00
ppm
8.00
9.00
2.00
1.00
1.00
0.00 2008
2009
ppm
ppm
14.64
14.27 16.79
13.69
14.64 10.40 COD
10.40
2010
2011
2012
2011 Tahun 2012
Tahun 2009
2010
2011
8,3 (MEMBAIK) (MEMBAIK)2,75 6,81 6,81 2,75(> 0,75 BM) (> 0,75 BM) 10 COD 14,64 14,64 10 (= BM (= BM
DO
Tahun
COD
4,86
BOD
BOD
2012
2011Tahun2012
2010
COD
TDS mg/l TDS mg/l
2000 2000 1500 1500 1000
500
2009
2010
KUALITAS AIR D. BATUR MEMBAIK KUALITAS AIR D. BATUR MEMBAIK PARATH 2012 TH 2013 PARA- METER TH 2012 TH 2013 METER DO 4,86 8,3
Tahun
1000
Tahun
Tahun
0.00 2008
14.27
2009
BOD5
Tahun
2008
2008
BOD5
3.77
3.77
2.00
Grafik untuk parameter COD Grafik18.00 untuk parameter COD 16.79 16.00 14.00 12.00 13.69 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
4.99
4.46 4.99
Tahun
18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
6.81
6.81
4.00 4.46 3.00
4.00 Tahun 3.00
2012
8.00
8.00
5.00
ppm
Grafik untuk parameter DO Grafik8.00 untuk parameter DO
500 0
0
1975
1975
0.3
0.3
0.2
0.2
0.1
0.1
0 1992
0 1992
Germadan Batur
2004
2004
2014
2014
Total P mg/l Total P mg/l
0.4
0.4
1992
1992
2004
2004
2008
2008
2010
2010
2011
2011
2012
2012
23
Sejak ditetapkannya Danau Batur sebagai Danau Prioritas Nasional Tahun
si perairan Danau Batur membaik Tahun 2013, yakni DO meningkat,
danBatur Phosfat di bawah BM air kelas I. K run, COD menurun, NO2 menurun, Sejak ditetapkannya Danau sebagai Danau Prioritas
Nasional Tahun 2009, kondisi perairan Danau Batur membaik tahun 2013 membaik (DO Tahun 2013 : 8,30 ppm). Meng Tahun 2013, yakni DO meningkat, BOD menurun, COD menurun, aikan/pemulihan dari tercemar dan tingkat BM kesuburan sedang (meso NO2 menurun, dan Phosfat di bawah air kelasair I. Kualitas danau tahun membaik (DO Tahun ppm). Tahun 2008 – air 2012.,kisaran DO2013 Tahun 2010 hanya 5,44 2013 ppm.: 8,30 Sedangkan Mengalami perbaikan/pemulihan dari tercemar dan tingkat ngkat mencapai ppm; COD Tahun 2013 menjadi 10 mg/L dar kesuburan8,30 air sedang (mesotrofik) tahunmenurun 2008 – 2012.,kisaran DO Tahun 2010kadar hanyafosfat 5,44 ppm. Sedangkan Tahundiatas 2013 meningkat 12 : 14,30 mg/L. tahun 2013 berada ambang batas mencapai 8,30 ppm; COD Tahun 2013 menurun menjadi 10 mg/L pm yang seharusnya untuk mutu air kelas satu syaratnya maksimal 0,2 ppm dari COD Th 2012 : 14,30 mg/L. kadar fosfat tahun 2013 berada rm 921 diatas MPN/100 ml batas yang sekitar seharusnya untuk air kelas satu syar ambang 0,51ppm yangmutu seharusnya untuk mutu air kelas satu syaratnya maksimal 0,2 ppm.Total coliform mal 500 MPN/100 ml 921 MPN/100 ml yang seharusnya untuk mutu air kelas satu syaratnya maksimal 500 MPN/100 ml.
anau
Gambar KerambaJaring JaringApung Apung Gambar2.4 2.4Sebaran Sebaran Keruangan Keruangan Keramba di Danau Batur. di Danau Batur.
Hasil pemetaan menunjukkan luas total Keramba Jaring Apung (KJA) di d
Hasil pemetaan menunjukkan luas total Keramba Jaring u tersebut mencapai ha. Lokasinya tersebar 145.173,2 di sepanjang Apung (KJA) di145.173,2 dalam danau tersebut mencapai ha. garis p tersebar di sepanjang garis pantai danau, KJA tidakdapat jauh dilihat u, tidak Lokasinya jauh dari lokasi permukiman. Sebaran keruangan dari lokasi permukiman. Sebaran keruangan KJA dapat dilihat
bar 2.4 (BIG, 2012). Budidaya KJA di Danau Batur masih menggunakan m
Germadan Baturdibudida 24 ensional atau menggunakan satu lapis jaring. Ikan yang banyak
h jenis Nila (Tilapia Niloticus). Kendala yang dihadapi petani dalam
pada Gambar 2.4 (BIG, 2012). Budidaya KJA di Danau Batur masih menggunakan metode konvensional atau menggunakan satu lapis jaring. Ikan yang banyak dibudidayakan adalah jenis Nila (Tilapia Niloticus). Kendala yang dihadapi petani dalam usaha budidaya KJA ini umumnya adalah sering ikannya tiba peruntukan air danau Baturairuntuk sumber air minum kebutuhan untuk mandi dan tiba mati karena danau menjadi keruhdan keputihan (imformasi nelayan). Budidaya KJA di Danau Batur dilakukan oleh mencuci desa sekitarnya, sampai balik gunung Batur, berlawanan sehingga kesehatan perseorangan/warga sekitarkedanau.Hal ini sangat dengan peruntukan air danau Batur untuk sumber air minum masyarakat sekitarnya akan sangat berpengaruh.Melihat permasalahan ini harus dan kebutuhan untuk mandi dan mencuci desa sekitarnya, gunung kabupaten Batur, sehingga masyarakat segerasampai disikapi ke olehbalik pemerintah Bangli,kesehatan karena delema di satu sisi ingin sekitarnya akan sangat berpengaruh.Melihat permasalahan mnembangkan masyarakat disisi lain kebutuhan bersih untuk ini harus prekonomian segera disikapi oleh pemerintah kabupatenairBangli, karena delema di satu sisi ingin mnembangkan prekonomian keperluan masyarakat sehari-hari harus dipenuhi. Hal ini bertentangan dengan masyarakat disisi lain kebutuhan air bersih untuk keperluan masyarakat sehari-hari harus dipenuhi. Hal ini bertentangan pedoman zonasi KLH RI 2011 dimana pada danau vulkanik yang tertutup ( tidak dengan pedoman zonasi KLH RI 2011 dimana pada danau vulkanik ( tidak mempunyai autlet )tidak boleh mempunyai autletyang )tidaktertutup boleh ada Kerambah Jaring Apung (KJA), ada Kerambah Jaring Apung (KJA),
KJA di Desa Trunyan
Germadan Batur
25 2012
2012
Keramba Jaring Apung di Desa Batur Tengah, pemukiman cukup padat , akomodasi pariwisata, lahan relatif datar, tutupan vegetasi kurang
Tabel 1.analisis plankton khlorophyll pada beberapa lokasi pantau PUSARPEDAL tahun 2013
Tabel 1.analisis plankton khlorophyll pada beberapa lokasi pantau PUSARPEDAL tahun 2013 No
1 2 3 4 5 6 I II III IV
26
Lokasi Pantau PUSARPEDAL tahun 2013 Dermaga Kedisan Abang Dukuh Trunyan Tengah danau Toya Bungkah Keramba Pantau tahun 2006 Oligotrofik Mesotrofik Eutrofik Hyperetrofik
2.1.4 Topografi dan Tata Guna Lahan
Plankton Khlorophyll-@ Ppb (ug/l) 53,7 51,2 54,3 49,6 47,4 37,4 2,26 2,0 5,0 15 200 Germadan Batur
2.1.4 Topografi dan Tata Guna Lahan a. Topografi Daerah Tangkapan Air (DTA) Batas daerah tangkapan air (DTA) Danau Batur menunjukkan batas daerah yang menjadi sumber air yang masuk ke Danau Batur berasal, yaitu dari daerah sekelilingnya yang merupakan daerah pegunungan, perbukitan dan dataran. Wilayah DTA Danau Batur dibagi ke dalam beberapa bagian yang didasarkan pada kemiripan karakteristik fisik Sub DTA/Sub DAS yang ada di Lingkungan Danau Batur. Dari hasil analisis tersebut dapat dikelompokkan ke dalamempat bagian daerah tangkapan air yaitu: 1. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian utara yang terdiri atas Sub DTA Balingkang. Daerah tangkapan air Danau Batur bagian utara mempunyai topografi yang berombak hingga bergunung, dimana kemiringan lerengnya mempunyai kelas bervariasi antara datar (0 – 8%) hingga sangat curam (>40%). Namun demikian kelas kemiringan lereng yang mendominasi adalah lereng landai (33,1%), agak curam (33,1%) dan sangat curam (29,8%). Daerah ini merupakan bagian dari kaldera Gunung Batur tua yang mengalami amblesan setelah terjadinya erupsi Gunung Batur ke dua yang cukup besar. Bentuknya menyerupai undakan/teras, yang berbatasan disebelah selatan merupakan lembah yang menjadi perbatasan dengan Sub DTA lain, dan bagian utara merupakan dinding kaldera yang terjal. Posisi Sub DTA in lebih tinggi (di atas) dibanding posisi Danau Batur. Luas sub DTA ini kurang lebih 1.815 ha, dan mempunyai bentuk memanjang (bulu burung), dengan pola aliran yang terbentuk adalah paralel. Sungai yang ada mempunyai sifat intermitten atau ephemeral dimana aliran air terjadi hanya pada saat hujan turun. Hal ini menyebabkan pertanian di daerah ini umumnya berupa ladang (pertanian lahan kering). Germadan Batur
27
2. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian barat yang terdiri dari Sub DTA Songan, Sub DTA Dalem, dan Sub DTA Toyabungkah. Daerah Tangkapan Air Danau Baturbagian barat terdiri dari Sub DTA Songan, Sub DTA Dalem, dan Sub DTA Toya bungkah. Sub DTA Dalem dan Toyabungkah merupakan daerah lereng timur Gunung Batur, mulai dari lereng puncak kerucut gunung api hingga lereng kaki fluvio vulkanik gunung api. Oleh sebab itu daerah ini mempunyai fisiografi bervariasi mulai datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Berdasarkan kemiringan lerengnya, Sub DTA Toyabungkah didominasi oleh kelas 8-15%, sedangkan Sub DTA Dalem didominasi oleh kelas 25-40%. Hal ini disebabkan oleh posisinya yang berada di lereng Gunung Batur. Adapun di Sub DTA Songan luasan masing-masing kelas relatif merata, hal ini disebabkan selain daerahnya merupakan lereng Gunung Batur juga merupakan daerah lereng kaki gunung tersebut. Berdasarkan data tersebut daerah ini umumnya harus menjadi kawasan lindung. 3. Daerah Tangkapan Air (DTA) bagian barat daya yang terdiri dari Sub DTA BR Jati, Daerah Tangkapan Air Danau Batur bagian baratdaya terdiri dari Sub DTA Banjar (Br) Jati. Sub DTA Br Jati merupakan daerah lereng selatan Gunung Batur dibagian utara, yaitu mulai dari lereng puncak kerucut gunung api hingga lereng kaki fluvio vulkanik gunung api Batur, sedangkandisebelah selatan dan barat DAS Br Jati merupakan dinding kaldera Gunung Batur tua dengan kemiringan lereng yang sngat curam (>40%). Secara umum daerah ini di dominasi oleh kelas kemiringan lereng yang sangat terjal yaitu sekitar 35,3% dari seluruh luas Sub DAS. Namun demikian daerah ini mempunyai fisiografi bervariasi mulai berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung yang cukup merata. 28
Germadan Batur
bergelombang, berbukit dan bergunung yang cukup merata.
Daerah Tangkapan Air bagian (DTA) bagian dan selatan 3.4. Daerah Tangkapan Air (DTA) timur dantimur selatan yang terdiri yang dari Sub DTA terdiri dari Sub DTA Kedisan, Sub DTA BR Kedisan, Sub DTA Batur 1, Sub DTA Batur2, Sub DTA Batur3, Sub DTA Batur4, Sub DTA Buahan, Sub DTA Dukuh, Sub DTA Munduk Madeg.
Kedisan, Sub DTA BR Kedisan, Sub DTA Batur 1, Sub DTA Batur2, Sub DTA Batur3, Sub Sub-Sub DTA di bagian DTA Batur4, Sub DTA Buahan, Sub DTAselatan Dukuh, Subdan DTAtimur MundukDanau Madeg.Batur mempunyai karakteristik yang sama yaitu kemiringan lerengnya didominasi kelas terjal, pola alirannya paralel dengan sungai-sungai yang tidak panjang, penggunaan lahannya sebagian besar berupa hutan lahan kering di daerah hulu, di daerah tengah berupa lading, sedangkan di hilirnya terutama di sempadan danau, berupa permukiman dan pertanian lahan kering (sayur mayur).Kemiringan lereng didominasi oleh kelas >40, kemudian diikuti oleh kelas 2540%, sebagian kecil lainnya termasuk ke kelas 8-15% dan 1525%. Pada kelas 8-15% inilah umumnya digunakan penduduk untuk permukiman dan pertanian lahan kering.
Sub-Sub DTA di bagian selatan dan timur Danau Batur mempunyai karakteristik yang sama yaitu kemiringan lerengnya didominasi kelas terjal, pola alirannya paralel dengan sungai-sungai yang tidak panjang, penggunaan lahannya sebagian besar berupa hutan lahan kering di daerah hulu, di daerah tengah berupa lading, sedangkan di hilirnya terutama di sempadan danau, berupa permukiman dan pertanian lahan kering (sayur mayur).Kemiringan lereng didominasi oleh kelas >40, kemudian diikuti oleh kelas 25-40%, sebagian keci29l lainnya
Germadan Batur
termasuk ke kelas 8-15% dan 15-25%. Pada kelas 8-15% inilah umumnya digunakan
Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur.
Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur. Gambar 2.5. DTA dan Sub DTA Danau Batur.
Vegetasi di atas Desa Trunyan
Vegetasi di atas Desa Trunyan
Tata Guna Lahan
Luas lahan di sekitar Danau Batur tahun seluas 11.787 ha, yang penggunaanya b. Tata Guna Lahan b. Tata Guna Lahan tuk : Luas lahan di sekitar Danau Batur tahun seluas 11.787 ha, yang penggunaanya
untuk :
Luas lahan di sekitar Danau Batur tahun seluas 11.787 ha, yang penggunaanya untuk: 30
Germadan Batur
a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman sayur-sayuran d a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman sayur-sayuran d tanaman pangan). a. Tegalan : 5816,5 ha (49,35 %), untuk budidaya tanaman tanaman pangan).
sayur-sayuran dan tanaman pangan).
Pengolahan lahan perkebunan di sempadan danau Pengolahan lahan perkebunan di sempadan danau
Penanaman sayur-sayuran di Sempadan danau Penanaman sayur-sayuran di Sempadan danau
b. Perkebunan : 540,7 ha (4,59%), antara tahun 1997-2007 b. Perkebunan : 540,7 ha (4,59%), antara tahun 1997-2007 terjadi peningkat peningkatan penggunaan lahan untuk perkebunan b. terjadi Perkebunan : 540,7 ha (4,59%), antara tahun 1997-2007 terjadi peningkat penggunaan lahan untuk perkebunan lahan untuk perkebunan mencapai 18,55% lahan untuk perkebunan mencapai 18,55%. penggunaan lahan untuk perkebunan lahan untuk perkebunan mencapai 18,55% Germadan Batur
31
a. b. c.
c. Hutan rakyat : 634,5 ha (5,38%) antara tahun 997-2007 terjadi peningkatan penggunaan luas hutan rakyat mencapai 11,94%. d. Pekarangan : 261,4 ha (2,22%) antara tahun 1997- 2007 terjadi peningkatan penggunaan lahan untuk pekarangan mencapai 89,66%. e. Hutan negara ; 3281,7 ha (27,84), hutan lindung dan taman Pekarangan : 261,4 ha (2,22%) antara tahun 1997-2007 terjadi peningkatan wisata alam. penggunaan lahan untuk pekarangan mencapai 89,66%. f. Lain-lain : 1.251,9 (10,62%), lahan kritis bekas letusan Gunung Hutan negara ; 3281,7 ha (27,84), hutan lindung dan taman wisata alam. Batur. Lain-lain : 1.251,9 (10,62%), lahan kritis bekas letusan Gunung Batur.
Gambar 2.6. Peta penggunaan lahan di lingkungan Gambar 2.6. Peta penggunaan lahan di lingkungan Danau Batur. Danau Batur.
2.1.5 Keanekaragaman Hayati Danau Batur
Danau Batur memiliki fungsi sebagai
2.1.5 Keanekaragaman Hayati Danau Batur
sumber keanekaragaman hayati berbagai
Danau Batur memiliki fungsibiota sebagai sumber keanekaragaman air dan darat, habitat berbagai jenis hayati berbagai biota air dan habitat berbagai jenis faunadarat, endemik, serta fungsi sosial ekonomi fauna endemik, serta fungsi sosial ekonomi budaya di kawasan budaya di kawasan tersebut (Gambar 2.7). tersebut (Gambar 2.7). Jenis-jenis yangada ada di Danau Jenis-jenisikan ikan yang di Danau Batur Batur terdiri atas 6 (enam)terdiri jenis, mas (Cyprinus atasyaitu ikan 6 (enam) jenis, yaitu ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Tilapia
32
nilotica), ikan mujair (Tilapia mossambica), Germadan Batur
Gambar 2.6. Peta penggunaan lahan di lingkungan Danau Batur. 2.1.5 Keanekaragaman Hayati Danau Batur Danau Batur memiliki fungsi sebagai
carpio), ikan nila (Tilapia nilotica), ikan airmujair (Tilapia mossambica), biota dan darat, habitat berbagai jenis fauna endemik, serta fungsi sosial ekonomi ikan Nyalyan (Rasbora sp.), ikan budaya di kawasan tersebut (Gambar 2.7). gabus (Ophiocephalus sp.) dan Jenis-jenis ikan yang ada di Danau Batur ikan lele (Clarias batrachus). Dari 6 terdiri atas 6 (enam) jenis, yaitu ikan jenis(Cyprinus ikan tersebut, yang tergolong mas carpio), ikan nila (Tilapia ikan Nyalyan (Rasbora sp.), ikan gabus (Ophiocephalus sp.) dan ikan lele (Clarias nilotica), ikan mujair (Tilapia mossambica), jenis ikan ekonomis penting dan ikan sp.), ikan gabus (Ophiocephalus sp.)sp.) dan ikanikan lelelele (Clarias ikanNyalyan Nyalyan(Rasbora (Rasbora sp.), ikan gabus (Ophiocephalus dan (Clarias batrachus). Dari 6 jenis ikan tersebut, yang tergolong jenis ikan ekonomis penting dan merupakan ikan-ikan target adalah batrachus). Dari 6 jenis ikan tersebut, yang tergolong jenis ikan ekonomis penting dan batrachus). Dari 6 jenis ikan tersebut, yang tergolong jenis target ikan ekonomis penting merupakan ikan-ikan adalah ikan mas, dan merupakan ikan-ikan target adalah mas, ikan mas, ikan nila dan ikan mujair. merupakan ikan-ikan target adalah ikanikan mas, ikan nila dan ikan mujair. sumber keanekaragaman hayati berbagai
ikan nila dan ikan mujair. ikan nila dan ikanjenis mujair.tumbuhan air Berbagai Berbagai jenis tumbuhan air yang terdapat di Berbagai jenis tumbuhan air yangBatur terdapat di yang terdapat di Danau Danau Batur menurut laporan Dinas Berbagai jenis tumbuhan air yang terdapat di Danau Batur menurut laporan Dinas menurut laporan Dinas Perikanan Perikanan Kelautan Provinsi laporan Bali (2005) Dinas Danau dan Batur menurut Perikanan dan Kelautan Provinsiyaitu Bali (2005) dan Kelautan (2005) yaitu antara dan lain Provinsi Bintang- Bali bintang Perikanan Kelautan Provinsi (Azola Bali (2005) yaitu antara lain Bintangbintang antara lain gondok Bintangbintang (Azola(Azola pinata), Eceng (Eichornia crasipess), yaitu antara lain Bintangbintang (Azola pinata), Eceng gondok (Eichornia crasipess), pinata), gondok Ganggang (Eichornia Ganggang Eceng (Hydrilla verticillata), pinata), Eceng (Hydrilla gondok verticillata), (Eichornia crasipess), Ganggang Ganggang crasipess), Ganggang (Hydrilla (Myriophylum brasilinense), Kangkung (Myriophylum Kangkung Ganggang (Hydrilla brasilinense), verticillata), Ganggang verticillata), Ganggang (Ipomoea aquatica), Kapu- (Myriophylum kapu (Pistia (Ipomoea aquatica), Kapukapu (Pistia (Myriophylum Kangkung brasilinense),(Ipomoea Kangkung brasilinense), stratiotes), Myriophylum brasilinense, stratiotes),aquatica), Myriophylum brasilinense, (Ipomoea Kapu- kapu (Pistia aquatica), Kapu(Pistia Poligonum barbatum, Pugpugkapu (Humenachne Poligonum barbatum, Pugpug (Humenachne stratiotes), Myriophylum Myriophylum brasilinense, stratiotes), brasilinense, pseudointer-rupta), Rumput jarum (Najas pseudointer-rupta), Rumput jarum (Najas Poligonum barbatum, Pugpug (Humenachne Poligonum barbatum, Pugpug indica), Rumput simpul (Chara vulgaris) dan indica), Rumput simpul (Chara vulgaris) dan (Humenachne pseudointer-rupta), pseudointer-rupta), Rumput jarum Toke-toke (Lemna perpusila). Sedangkan(Najas Toke-toke (Lemna perpusila). Sedangkan Rumput jarum (Najas Rumputdan indica), Rumput simpul (Chara vulgaris) jenis-jenis plankton yang indica), ada jenis-jenis plankton yang tergolong ada tergolong
simpul (Chara vulgaris) dan Toke-toke kedalam 3 (Lemna kelas yaitu Cyanophyta, Toke-toke perpusila). Sedangkan kedalam 3 kelas yaitu Cyanophyta, (Lemna perpusila). Sedangkan jenisClorophyta dan Diatomae. jenis-jenis plankton yang ada tergolong Clorophyta dan Diatomae. jenis plankton yang ada tergolong kedalam 3 kelas yaitu Cyanophyta, kedalam 3 kelas yaitu Cyanophyta, Clorophyta dan Diatomae. Clorophyta dan Diatomae.
Gambar 2.7 Keanekaragaman Hayati DTA, Sempadan, dan Perairan Danau Batur Gambar Keanekaragaman Hayati DTA, Sempadan, dan Gambar 2.72.7 Keanekaragaman Hayati DTA, Sempadan, dan Germadan Batur
Perairan Danau Perairan Danau Batur Batur
Gambar 2.7 Keanekaragaman Hayati DTA, Sempadan, dan
33
2.2 Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur 2.2 Gambaran Umum Pengelolaan Danau Batur Banyak program telah dikembangkan dan dijalankan dalam mengelola Ekosisitem Danau Batur, namun masih Banyak program telah dikembangkan dan dijalankan dalam bersifat sporadis, parsial, dan seringkali berbenturan dengan Ekosisitem Danau Batur, namun masih bersifat sporadis, parsial, d kewenangan dan tanggung jawab, sehingga hasilnya kurang optimal. Program-program tersebut menyelesaikan berbenturan dengan kewenangan dan hanya tanggung jawab, sehingga ha permasalahan sesaat, namun ketika hanya program telah berhenti, optimal. Program-program tersebut menyelesaikan permasala maka permasalahan akan muncul lagi. Secara geomorfologi, namun ketika program telah berhenti, maka permasalahan akan muncu Danau Batur merupakan danau yang terletak pada kaldera geomorfologi, merupakan danau merupakan yang terletak pada kald Gunung Batur Danau denganBatur daerah tangkapannya DAS yang dengan tertutup daerah (tidak mempunyai outlet). BerbagaiDAS permasalahan Batur tangkapannya merupakan yang tertutup (tida yang terjadi di Daerah Tangkapan Air Danau Batur sebagian outlet). Berbagai permasalahan yang terjadi di Daerah Tangkapan Air besar diakibatkan oleh degradasi lahan yaitu akibat peralihan sebagian besar menjadi diakibatkan oleh pertanian, degradasi lahan yaitu akibat fungsi hutan lahan permukiman danperalihan
penambangan pasir. Kondisi demografidan mendorong terjadinya menjadi lahan pertanian, permukiman penambangan pasir. Kond alih fungsi lahan untuk memenuhi kebutuhan terutama dalam mendorong terjadinya alih fungsi lahan untuk memenuhi kebutuhan teru bidang pertanian dan pertambangan bahan bangunan bidang pertanian dan pertambangan bahan golongan C. P golongan C. Permasalahan yang terjadi padabangunan perairan Danau Batur terjadi adalahpada masuknya bahan pencemar yangmasuknya berasal dari yang perairan Danau Batur adalah bahan pen permukiman, pertanian di sekitar danau dan kuramba jaring berasal dari permukiman, pertanian di sekitar danau dan kuramba jaring apung (KJA). Gambaran umum pengelolaan (perencanaan, Gambaran umum pelaksanaan, pengelolaan (perencanaan, pengorganisasian, evaluasi dan pengorganisasian, monitoring) ekosisitem Danau Batur adalah sebagai berikut : evaluasi dan monitoring) ekosisitem Danau Batur adalah sebagai berikut : 1. Danau Batur 1. Regulasi/Peraturan Regulasi/PeraturanPengelolaan PengelolaanEkosistem Ekosistem Danau Batur
Belum regulasi/peraturan pengelolaa Belumtersedianya tersedianya regulasi/peraturan pengelolaan ekosistem Baturdan RDT Danau Batur yang memadaiDanau seperti RTRWK yang memadai seperti RTRWK dan RDTR Bangli, belum terjadinya sinergitas/ keterpadua Kabupaten Bangli, belum terjadinya program dan kegiatan antara Pemerintah, sinergitas/ keterpaduan kebijakan, programPemerint dandan kegiatan antara Pemerintah, Provinsi Bali, Bali, Pemerintahan KabupatenPemerintahan Bangli. Dapat diinventarisasi kea dan Pemerintahan Kabupaten Bangli. Dapat diinventarisasi pengelolaan ekosistem Danau Batur, yakni a) belum ditetapkannya keadaan umum pengelolaan ekosistem Danau Batur, yakni RDTR Kabupaten Bangli termasuk zonasi pemanfaatan ekosistem Da
34
tidak tersedianya Perda. Penyelamatan Danau Batur dari Pemda. Pro Germadan Batur
Kabupaten Bangli; dan c) belum sinergis dan terpadunya kebijakan,
kegiatan pengelolaan ekosistem Danau Batur antara Pemerintah, P
a) belum ditetapkannya RTRWK dan RDTR Kabupaten Bangli termasuk zonasi pemanfaatan ekosistem Danau Batur; b) tidak tersedianya Perda. Penyelamatan Danau Batur dari Pemda. Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli; dan c) belum sinergis dan terpadunya kebijakan, program dan kegiatan pengelolaan ekosistem Danau Batur antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi Bali, dan Pemerintahan Kabupaten Bangli. 2. Ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Batur Alih fungsi lahan dan meningkatnya penambangan bahan galian Gol-C, menurunkan tutupan vegetasi DTA yang mendorong tingginya tingkat erosi dan sedimentasi di kawasan Danau Batur. Tekstur tanah pada daerah tangkapan Danau Batur berkisar dari tekstur pasir berlempung sampai lempung berpasir (Laboratorium tanah Universitas Udayana,2013). Tekstur pasir berlempung tersebar pada daerah sebelah timur dan selatan danau, yaitu pada penggunaan lahan tegalan (kebun sayur mayur). Pada penggunaan lahan hutan tekstur tanahnya didominasi oleh lempung berpasir, demikian pula pada daerah sebelah barat dan utara danau. Permeabilitas tanah tergolong cepat sampai sangat cepat. Hal ini juga didukung oleh kelas tekstur tanah yang didominasi oleh fraksi pasir dengan berat volume tanah yang berkisar dari 0,905 g/cm3 - 1,149 g/cm3. Di sekitar Danau Batur terdapat sebaran hutan berupa hutan negara dan hutan rakyat. Hutan negara di sekitar danau sebarannya cukup luas mencapai areal seluas 3.281,7 Germadan Batur
35
ha atau mencapai 27,84% dari luas kawasan sekitar danau. Hutan negara tersebut meliputi hutan lindung di bagian utara dan selatan danau serta hutan taman wisata alam di bagian barat. Lahan yang dimanfaatkan untuk perkebunan seluas 4,59%, untuk pekarangan 2,22% dan selebihnya berupa lahan untuk lain-lain 10,62%, termasuk didalamnya lahan kritis bekas letusan Gunung Batur. Penyempitan areal hutan ditambah lagi oleh pengaruh pemanasan global yang mengurangi intensitas hujan, akan mengakibatkan tingkat pengisian air Danau Batur berkurang sedangkan penggunaan airnya cenderung meningkat sehingga permukaan air danau akan cenderung menurun. Kondisi kerapatan hutannya yang masih relatif tinggi namun kedalaman tanahnya tergolong dangkal (30–60 cm), akibatnya erosi yang dapat ditoleransikan relative rendah. Untuk itu masih diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi aliran permukaan melalui peningkatan serasah yang terdapat di dalam hutan alam. Disamping itu di areal bekas lahar Gunung Batur, secara umum masih terbuka atau minim vegetasi, sehingga perlu dihijaukan. DTA ini 34,4% lahannya mempunyai kemiringan lereng sangat curam (> 40%), sebagian lainnya curam (25-40%) menempati 13,3%, agak curam (15-25%) 20%, landai (8-15%) 16% dan datar (0-8%) 15%. Hasil interpretasi citra menunjukkan penggunaan lahan yang paling luas yaitu ladang (37,7%) disusul kemudian hutan lahan kering sekunder (33,0%) medan lava (10,5%) lahan terbuka (7,3%), semak (6,5%) dan kurang dari 5% antara lain belukar, permukiman, pertambngan pasir, kawah dan kebun campuran Kondisi sedimentasi di Danau Batur cukup memprihatinkan. Hal ini karena adanya pengusahaan lahan di daerah-daerah miring, sehingga mudah longsor. Hal ini membuat tingkat sedimentasinya berbanding lurus dengan 36
Germadan Batur
tingkat erosi yang terjadi dimana pada lokasi-lokasi yang mengalami erosi berat, sedimentasinya juga tinggi. Dengan demikian dapat diiketahui bahwa keadaan umum daerah tangkapan air (DTA) Danau Batur (Gambar 2.8) adalah : a) Rendahnya tutupan vegetasi hutan permanen pada lahan DTA (< 30%; dan meningkatnya lahan kritis; b) Terjadinya alih fungsi lahan yang tidak sesuai keperuntukannya. Berkembang pesatnya bangunanbangunan, pengolahan lahan untuk pertanian hortikultura dengan penggunaan pupuk dan pestisida yang kurang bijaksana. Terjadi pengurangan luas lahan perkebunan mencapai 18,55%. Pengurangan luas lahan hutan rakyat 11,98%. Sedangkan peningkatan luas penggunaan lahan terjadi pada pekarangan mencapai 89,66%, dan menjadi lahan pertanian (pangan dan hortikultura) seluas 30,95%. Pesatnya penambangan bahan bangunan Gol-C, sehingga menyebabkan kerusakan lahan DTA yang mendorong meningkatnya tingkat erosi dan sedimentasi. c) Masih terjadinya erosi lahan DTA (tingkat erosi di atas batas toleransi. Tingkat erosi mencapai 40,8tton/ha/tahun.
Gambar 2.8. Kondisi DTA Ekosisitem Danau Batur. Germadan Batur
37
3. Ekosistem Sempadan dan Badan Air Danau Batur Pesatnya pembangunan dan okupasi kawasan sempadan menjadi permukiman penduduk dapat mengurangi fungsi lindungnya. Menurunnya ekosistem, kualitas, dan kuantitas air Danau Batur karena tercemar sampah dan limbah cair dari aktifitas manusia. Disamping itu terjadi perkembangan pemanfaatan air baku untuk Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng. Pencemaran air Danau Batur dapat menurunkan keanekaragaman hayati biota endemik dan berkembangnya gulma air yang dapat mempercepat penyempitan dan pendangkalan. Keadaan umum ekosistem sempadan dan badan air Danau Batur (Gambar 2.9) adalah : a. Penyempitan dan pendangkalan sedimentasi yang tinggi.
danau
akibat
Selama kurun waktu 37 tahun (1975 – 2012) telah terjadi sedimentasi di Danau Batur sebanyak 124,71 jt m3, sehingga diperkirakan mengalami pendangkalan setinggi 7,80 m dengan laju sedimentasi 0,21 m/tahun. Pada tahun 2013 Danau Batur meluap dan menggenangi ratusan hektar areal tanaman pertanian dan merendam beberapa desa disekitar danau. b. Pencemaran air danau akibat pembuangan sampah dan limbah cair domestik, pertanian, hotel, restoran, pelabuhan, langsung keperairan Danau Batur; Salah satu sumber pencemar di Danau Batur adalah penggunaan pestisida oleh beberapa petani yang mengusahakan tanaman dengan nilai ekonomis tinggi yang menerapkan dosis melebihi dari yang dianjurkan 38
Germadan Batur
dengan alasan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) sangat ganas sehingga diharapkan dengan cara demikian hasil yang diperoleh lebih bagus dari panen sebelumnya. Sumber yang lain adalah dari penggunaan pupuk yang disamping berdampak positif terhadap produksi tanaman juga menyisakan berbagai komponen unsurnya tetap berada ditanah sebagai sisa (residu). Residu ini bila hanyut terbawa erosi ke danau menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Kegiatan pertanian di kawasan sekitar danau tergolong intensif, penggunaan pupuk organik (pupuk kandang), pestisida dan pupuk buatan cukup tinggi pada setiap masa tanam dan intensitas tanamnya pertahun mencapai 300% yang menunjukkan bahwa lahan sekitar danau tidak pernah diberakan. Pencemaran yang menimpa air Danau Batur bukan saja oleh bahan beracun jenis pestisida dan residu pupuk, tetapi juga oleh pemanfaatan danau untuk keramba ikan serta angkutan air berbahan bakar minyak. Lokasi budidaya kuramba jaring apung (KJA) di Danau Batur terkonsentrasi di wilayah bagian barat dan utara danau. Sedangkan pada bagian timur dan selatan tidak terdapat kegiatan budidaya Jaka Apung. Lokasi penempatan KJA umumnya di pinggir danau dengan jarak dari tepi danau berkisar 20 m – 50 m, pada kedalaman perairan 5 m – 10 m. Masalahnya penggunaan pakan buatan yang tidak habis termakan oleh ikan yang dipelihara dalam jaring apung akan mencemari lingkungan danau. Buangan bahan organik yang banyak dan terkonsentrasi hanya di lokasi tertentu saja akan mengurangi kelarutan oksigen, meningkatkan kandungankandungan zat-zat yang bersifat toxic karena tidak cukup teroksidasi. Parameter kualitas air yang kandungannya menonjol adalah fosfat. Kadar fosfat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan Germadan Batur
39
terjadinya eutrofikasi. Kadar fosfat di danau Batur berkisar dari tidak terdeteksi sampai 0,390 mg/l, dan rata-ratanya berkisar 0,053 – 0,153 mg/l. Lokasi-lokasi yang mempunyai kandungan fosfat yang relatif tinggi yaitu Ulun Danu, Toya Bungkah, Kedisan, dan Melano. Lokasi-lokasi dengan kadar fosfat yang relatif tinggi tersebut merupakan lokasi yang dekat permukiman penduduk. Diperkirakan tingginya kadar fosfat tersebut terkait dengan adanya limbah rumah tangga (domestik) yang mengandung deterjen sebagai sumber fosfat. Tingginya kandungan fosfat pada air danau juga diperkirakan karena masukan dari limbah pertanian khususnya pupuk yang mengandung fosfat. Kadar fosfat (PO4) yang diperkenankan dalam air minum adalah 0,03 mg/l. Kadar fosfat dalam perairan alami umumnya berkisar antara 0,005 – 0,02 mg/l. Kadar fosfat mencapai 0,2 mg/l (tergolong perairan yang eutrofik). Sehingga berdasarkan kandungan fosfatnya, Danau Batur sebagian besar telah mengalami tingkat kesuburan yang tinggi. Sumber pencemaran dari kegiatan pariwisata di sekitar danau, yang mana bertambahnya jumlah boat-boat penyebrangan ke Desa Trunyan, akan memberi peluang terjadinya pencemaran air danau dari ceceran minyak yang digunakan oleh boatboat tersebut. Di tambah lagi, perkembangan hotel dan restaurant yang berkembang di sekitar Danau Batur maupun yang menjorok di sekitar Kintamani, secara tidak langsung turut berkontribusi terhadap permasalahan limbah padat dan cair yang berimplikasi terhadap memburuknya kondisi danau. Kondisi danau yang sudah subur kemudian kemasukan lagi oleh pupuk sisa-sisa aktivitas pertanian akan mengakibatkan perairan menjadi terlalu subur atau mengalami eutrofikasi. Lebih lanjut timbul masalah baru berupa meledaknya populasi fitoplankton tertentu serta tumbuhan air yang tidak diinginkan. Meningkatnya limbah pakan budidaya ikan yang dapat mencemari perairan Danau Batur. 40
Germadan Batur
a. Menurunnya volume air danau Air Danau Batur dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pemenuhan berbagai kebutuhan diantaranya kebutuhan domestik, pertanian dan kebutuhan lainnya. Usaha bercocok tanam hortikultura maupun tanaman pangan di sekitar Danau Batur dilakukan dengan pengairan bersumber dari air danau dengan bantuan pompa air. Untuk lahan dekat danau, air danau disedot langsung dengan fasilitas pompa atau dengan membuat sumur dangkal lalu air dalam sumur dangkal tersebut dipakai pengairan dengan fasilitas pompa, tetapi ada pula yang mengambil langsung dari muka air danau secara manual dengan ember lalu meyiramkannya ke pertanaman yang mereka miliki. Sedangkan untuk lahan yang berada relatif jauh dari danau (maksimum sampai 1 km dari tepi danau), dilakukan pemompaan air secara bertingkat dengan membuat bak-bak penampungan, atau dengan membuat sumur dangkal. Dari bak-bak penampungan atau sumur dangkal tersebut, air dipompa dan digunakan untuk mengairi tanaman. Untuk kegiatan domestik, air danau banyak dimanfaatkan untuk pemenuhan hidup sehari-hari seperti air minum, mandi, cuci dan aktivitas lainnya. Khusus untuk air yang dipompa untuk dialirkan ke Desa Songan B berasal dari 2 sumur berlokasi di tepi danau dengan debit pemompaan adalah 8 lt/detik. Hasil pengukuran volume air Danau Batur pada tahun 1975 mencapai 815,38 jt m3, dan mengalami penurunan sebesar 124,71 jt m3 pada tahun 2012 menjadi 690,67 jt m3. Selama 37 tahun volume air Danau Batur mengalami penurunan mencapai 15,29 % atau 0,41%. Demikian pula kedalam air Danau Batur selama 37 tahun (1975 – 2012) mengalami penurunan dari 50,80 m menjadi 43 m atau menurun senilai 15,35% (0,41%/tahun). b. Menurunnya keanakaragaman hayati endemik perairan Danau Batur; Germadan Batur
41
Dampak dari pencemaran air limbah mengakibatkan keanekaragaman hayati endemik perairan danau Batur menurun. c. Berkembangnya gulma air (enceng gondok, alga, dll). Peningkatan unsur hara N dan P menjadikan status air Danau Batur “eutrofik menuju hipertrofik) yang memacu pertumbuhan phytoplankton yang cepat dan algapun berkembang dengan pesat (blooming).
Gambar 2.9. Keadaan Umum Sempadan dan Perairan Air Danau 1. Sistem Monitoring dan Evaluasi Data dan Informasi (Datim), dan Pelaporan Ekosisitem Danau Batur Belum memadainya pemantauan, monitoring, analisis dan evaluasi pengelolaan ekosisitem Danau Batur secara terpadu dan berkala. Beberapa indikatornya adalah : 42
Germadan Batur
a. Belum tersedianya sistem monitoring, evaluasi, dan sistem informasi ekosisitem danau (peta dan data, informasi kehati, gulma, evaluasi kondisi danau) yang dapat diakses oleh berbagai pihak. b. Belum tersedianya simpul-simpul Ekosisitem Danau Batur.
jejaring
Pengelolaan
2. Kelembagaan Belum berkembang dan belum memadainya kapasitas organisasi otoritas pengelola ekosisitem Danau Batur. Dapat disajikan belum tersedianya dan kapasitas kelembagaan penyelamatan Danau Batur : a. Belum berkembangnya lembaga Desa adat dan desa dinas secara organisir sekitar Danau Batur untuk penyelamatan Danau Batur; b. Belum dikembangkannya penguatan kapasitas Desa Adat, Desa Dinas dan koordinasi kelembagaan penyelamatan Danau Batur. 3. Peran dan Partisipasi Masyarakat Secara umum masyarakat yang ada disekitar Danau Batur, sumber pendapatan utamanya dari aktivitas pertanian dalam arti luas dengan tingkat penghasilan yang pas-pasan. Hanya sebagian kecil yang bergerak di sector pariwisata maupun perdagangan dengan tingkat penghasilan yang lebih baik. Tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Kintamani masih tergolong rendah. Hal ini dicerminkan dari banyaknya anggota masyarakat yang hanya mencapai pendidikan SD (43%), serta penduduk yang tidak tamat SD (23%). Penduduk yang memperoleh pendidikan menengah dan pendidikan tinggi masih tergolong kecil. Tingkat pendidikan yang rendah ini umumnya berkorelasi positif dengan kemiskinan karena kurangnya wawasan, kreativitas dan etos kerja. Germadan Batur
43
Di samping itu, memperhatikan tingkat pendidikan penduduk yang rendah tersebut maka akan cenderung lebih sulit memotivasi pola hidup sehat termasuk melestarikan lingkungan karena mereka masih berkonsentrasi untuk pemenuhan kehidupan pokok. Rendahnya peran dan partisipasi masyarakat dalam penyelamatan Danau Batur yang disebabkan oleh : a. Rendahnya kualitas (pendapatan dan kesejahteraan) kehidupan masyarakat sekitar Danau Batur; b. Rendahnya tingkat kepedulian keselamatan Danau Batur;
masyarakat
terhadap
c. Belum optimalnya peran kearifan lokal (sosial, budaya, adat, dan agama) dalam pemanfaatan dan pelestarian ekosistem Danau Batur. 4. Sistem Pendanaan Kesinambungan atas upaya penyelamatan Danau Batur, juga ditentukan oleh sistem pendanaan yang berkesinambungan. Belum terlaksanaya penyelamatan Danau Batur hingga saat ini, disebabkan karena : a. Belum memadainya pendanaan penyelamatan ekosisitem Danau Batur baik yang bersumber dari APBN, APBD I dan APBD II, Badan Usaha, Swasta, dan Masyarakat. b. Belum sinergis dan terpadunya sisitem pendanaan pemerintah, pemerintahan provinsi dan pemerintaan kabupaten. 2.3 Permasalahan Utama Pengelolaan Ekosistem Danau Batur Dari hasil pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi permasalahan danau, ada pun permasalahn utama Danau Batur Adalah : 44
Germadan Batur
1. Secara kenyataan (skala) masyarakat sekitar danau umumnya belum paham terhadap fungsi danau Batur untuk menunjang kehidupannya ke depan,tetapi Secara spiritual (niskala) masyarakat memahami fungsi danau Batur sebagai tempat suci yang terkait dengan kesejahteraan. 2. Kurang sosialisasi arti penting danau batur untuk masa depan 3. Pendangkalan Danau Batur; 4. Pencemaran air Danau Batur; 5. Kerusakan Daerah Tangkapan Air dan Sempadan Danau Batur; 6. Rendahnya Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekosisitem Danau Batur; 7. Lemahnya Koodinasi, Sinergitas dan Keterpaduan diantara dan antara Instansi Terkait Pemerintah Pusat, Provinsi Bali, dan Kabupaten Bangli. 8. Lemahnya sinergitas Regulasi, Kebijakan, Program, Kegiatan dan Teknologi Tepat Guna dan Berhasil Guna dalam Pengelolaan Ekosisitem Danau Batur. 9. Lemahnya Pendanaan Pengelolaan Ekosistem Danau Batur. 10. Semakin meluasnya galian C di daerah tangkapan air 11. Pertumbuhan gulma enceng gondok sangat cepat 2.4 Pengelolaan Ekosistem Danau Batur dari Sosial Budaya Ekosistem Budaya Tata Alam Religi-Tradisi. Dalam kehidupan Di Bali ada Makrokosmos (buana Agung/ alam semesta ) dan mikrokosmos (buana alit/manusia). Ada beberapa konsep di Bali (1). Tata nilai berdasarkan sumbu bumi (kaja /gunung- kelod /laut) (2). Konsep triloka-pola tri mandala (tata nilai zoning)(3). konsep akasa-Pertiwi dan (4) konsep Nawa Sanga (sanga mandala)/asta Dala-pola sanga mandala).Penduduk sekitar danau Batur termasuk Bali Aga (orang Bali mula dengan orang Bali keturunan mongoloid).terdiri dari Desa Terunyan, Desa batur, songan Germadan Batur
45
A, Songan B, Sukawana,Kedisan,Kintamani, bayung Gede, Abang,Dausa,Manik Liyu. Dalam Raja Purana Ulun Danu batur dan Padma Buana, Gunung dan Danu Batur adalah sebagai sthana dari Ida Betari Dewi Danuh sebagai sakti Dewa Wisnu. Raja Purana Ulun Danu Batur sebagai sumber 11 tirta: patirthan Telaga waja (s. telaga Waja), patirthan Bantang Anyud (S. Pipis,danS.Bubuh), patirthan Danu Gadang (S.Pipis), patirthan Danu kuning (S.Yeh Wos Lanang –Wadon), patirthan Palisan (S.Yeh Sungi), patirthan Rajeng Anyar (sungai Kecil Kec. Teja Kula), patirthan Mas Mapeh (Patirtan Ida Betara Sesuhunan sakti Mekekalihan) patirthan pangening (mohon tirta pabersihan), patirthan Toya Bungkah (mata air panas), patirthan pura Jati (nunas tirta pamarisuda dan pangelukatan), patirthan Prapen (nunas tirta perapen). Manusia sebagai unsur lingkungan sangat terkait dengan budaya, sosial dan ekonomi, hal ini akan sangat tergantung dengan hukum alam yang menyangkut tata alam (daya dukung dan ekosistem) selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh ruang, pengetahuan,waktu serta kemajuan iptek. Kawasan Suci Kawasan–kawasan suci yang dipandang memili nilai kesucian oleh umat Hindu menurut bhisame. Gunung, danau, campuhan,pantai, mata air, dan bulakan . Kawasan suci gunung adalah sebaran lokasi kawasan suci gunung mencakup seluruh kawasan dengan kemiringan sekurang-kurang 45 derajat pada badan gunung menuju puncak gunung yang ada di kabupaten bangli mencakup gunung Batur, puncak Gunung penulisan dan Gunung Abang (dalam rangka penerapan Wana Kertih). Kawasan Suci Danau adalah mencakup kawasan danau batur beserta sempadan danau, Arahan pengelolaan kawasan disetarakan dengan sempadan danau dan sempadan mata air (dalam rangka penerapan konsep Danu Kertih). 46
Germadan Batur
Filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kertih Tiga hubungan penyebab kebahagiaan yang terdiri dari : 1. Hubungan Manusia dengan Tuhan 2. Hubungan Manusia dengan Manusia 3. Hubungan manusia dengan alam-lingkungannya. Dimana hubungan masyarakat sekitar danau batur termasuk dalam hubungan yang ke 3 dalam filosofis Tri Hita Karana. Dalam Sosiologis agama Hindu diuraikan menjadi Sad Kertih artinya enam kebijasanaan/upacara-upakara yadnya untuk menjaga kelestarian alam agar tetap harmoni. Salah satunya adalah Danu Kertih (Upacara untuk menumbuh kembangkan wawasan untuk yang dikoordinir oleh kelian pura yang ditunjuk secara aklamasi memahami fungsi sumber air seperti Danau, sungai, mata air, dan bulakan. Upacara dan upakara yang dilakukan oleh pengempon pura Ulun Danu batur secara gotong royong dikoordinir oleh kelian pura yang ditunjuk secara aklamasi oleh pengempon pura, selalu sesuai dengan petunjuk Dane Jro Gde Alitan Dan Duuran. Yang diawali dengan Mejiang Ida betara Sami (Menyucikan ke Danau), upacara Piodalan Di Pura Ulun Danu Batur dan Upacara pekelem Suatu pelaksanaan korban suci dilakukan secara tulus ihklas dengan memakai sesajen dan binatang yang masih hidup (ayam,bebek, kambing, angsa, sapi, keberbau dll). Permasalahan Permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini adalah secara niskala semua masyrakat Bali memiliki rasa bakti kepada Ida Betari Dewi Danuh dengan melakukan upacara-upakara di danau Batur. Selanjutnya Bagaimana hal menjadi sebuah tindakan riil untuk menyelamatkan dan melestarikan danau Batur sehingga danau Batur bisa dikembalikan kualitas airnya menjadi kelas A untuk air minum.
Germadan Batur
47
48
Germadan Batur
PEMERINTAH PROVINSI BADAN LINGKUNGAN H
BAB III GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR
3.1. Identifikasi Penentuan Faktorfilosofi Strategis Tri Internal Eksternal Pertamadanberdasarkan HitadanKarana,Sad Kertih, 3.2. Stretegi Prioritas Perlindungan dan Penyelamatan Kawasan Ekosisitem Danau Batur adat,budaya dan kepercayaan umat Hindu di Bali sudah 3.3. Program Super Prioritas (Pokok), Program Prioritas (Penunjang) dan Kegiatan
berabad-abad sangat menyucikan Danau Batur dengan Pertama berdasarkan filosofi Triserta Hitameyakini Karana,Sad Kertih, adat,budaya melakukan upacara dan upakara bahwa Danau
Batur adalah umat sumber kesejahtraan. kepercayaan Hindu di Bali sudah berabad-abad sangat menyuc
Kedua pada Visi dan Misi Kementrian Lingkungan Danau Baturmengacu dengan melakukan upacara dan upakara serta meyakini ba Hidup, Pemerintah Provinsi Bali, dan Visi dan Misi Badan Danau Batur adalah sumber kesejahtraan. Lingkungan Hidup Provinsi Bali, maka kebijakan pengelolaan ekosistem Danau Batur didasarkan pada Visi : Terwujudnya Kedua mengacu pada Visi dan Misi Kementrian Lingkungan Hi Ekosistem Danau Batur Lestari dan Berkelanjutan yakni suatu Pemerintah Provinsi Bali, dan Visi fungsi dan Misiekosistem Badan Lingkungan upaya untuk melestarikan danau Hidup bagi Provinsi
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang, dengan pada V maka kebijakan pengelolaan ekosistem Danau Batur didasarkan Misi : 1) melakukan tindakan pemulihan; 2) melaksanakan Terwujudnya Ekosistem Danau Batur Lestari dan Berkelanjutan yakni suatu up perlindungan dan konservasi perairan, sempadan, dan daerah untuk melestarikan fungsi ekosistem danau bagi kepentingan generasi seka tangkapan air secara bijaksana. dan Strategi yang akan datang, dengan Misi : hidup 1) melakukan tindakan pengelolaan lingkungan di Provinsi Bali pemul
2) melaksanakan konservasi pembangunan perairan, sempadan, ditempuh denganperlindungan pendekatan dan perencanaan secaratangkapan holistik sehingga kebijakan-kebijakan daerah air secaramemungkinkan bijaksana. dilaksanakan secara terpadu, baik dari proses perencanaan, Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsimonitoring Bali ditempuh den pelembagaan, pelaksanaan pengelolaan,
pengawasan, evaluasi dan pelaporannya. Prinsipsecara ini ditetapkaan pendekatan perencanaan pembangunan holistik sehin dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah sesuai dengan memungkinkan kebijakan-kebijakan dilaksanakan secara terpadu, baik Rencana Tata Ruang Daerah dengan mempertimbangkan proses perencanaan, pelembagaan, pelaksanaan pengelolaan, monito segi-segi konservasi, pemulihan terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup sesuai dengan pengawasan, evaluasi dan pelaporannya. Prinsippembangunan ini ditetapkaan dalam berkelanjutan. Strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan Dasar Pembangunan Daerah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Da ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali menjadi salah satu prioritas. dengan mempertimbangkan segi-segi konservasi, pemulihan terhadap ko
sumberdaya alam dan lingkungan hidup sesuai dengan pembangu Germadan Batur 49 berkelanjutan. Strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan ekosistem Da
Adapun program kegiatan yang dapat dilakukan adalah inventarisasi, identifikasi, penelitian/kajian ekosistem danau karena tidak adanya keterpaduan tindak dan upaya yang dilakukan dengan mengikutsertakan peran aktif masyarakat setempat olehdan berbagai sektor, instansi,kapasitas atau pihak-pihak yang berkepentingan meningkatkan kelembagaan (pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan dan terpadu pemerintahan kabupaten, dengan DAS. Pendekatan menyeluruh sangat diperlukan kelembagaan tradisional desa dan banjar subak, serta dalam mengurangi degradasi lahan di kawasan Danauadat, Batur. Landasan terbentuknya kelembagaan otoritas pengelola Danau Batur yang utama dalam pendekatan dengan memanfaatkan filosofi Tri Hita melalui kerjasama, koordinasi, dan keterpaduan antar pemangku Karana, Guna mencapai kondisi tersebut, makatersebut, disusun milestones 5 kepentingan).Guna mencapai kondisi maka disusun tahun pertama Gerakan Danau (GERMADAN) melalui 3 milestones 5 tahunPenyelamatan pertama Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) melalui 3 pendekatan yang saling mendukung pendekatan yang saling mendukung dan terintegrasi seperti pada dan terintegrasi seperti pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. tersebut tidak terlepas dari kurang efektifnya pengelolaan DAS, terutama
Pengembangan kearifan lokal ,lembaga adat dan Kelembagaan untuk perningkatan pengeloaan danau
Pengumpulan data Aplikasi sains dan teknologi untuk remediasi badan air dan DTA
Peningkatan peran serta pihak terkait ,peran serta masyarakat sekitarnya serta seluruh masyarakat Bali yang tadinya hanya rasa bakti (sembahyang )menjadi sebuah gerakan dalam konservasi danau
Gambar 1.1 Pendekatan gerakan penyelamatan danau Batur
Gambar 1.1 Pendekatan gerakan penyelamatan danau Batur 1.4
Maksud, Tujuan Dan Manfaat
Ruang lingkup penyelamatan ekosistem Danau Batur diawali 1.4.1 dengan Maksud dan Tujuan dan diagnosa terhadap lingkungan internal dan analisis eksternal untuk mencegah ancaman atau mengembangkan Grand design Germadan ekosistem Danau Batur disusun dengan maksud untuk dapat memberikan gambaran tentang manfaat, kondisi saat ini dan
50
Germadan Batur
langkah nyata penyelamatan danau bagi pemerintah, provinsi, kabupaten,
strategi yang menguntungkan. Dari analisis faktor-faktor lingkungan akan dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal berupa peluang (opprortunities) yang perlu segera mendapatkan perhatian, dan pada saat yang sama dapat mengetahui ancaman (threats) yang perlu mendapat antisipasi. Sedangkan analisis faktor-faktor internal yakni (kekuatan/ strength) dan kelembagan (weaknesses) yang terjadi dalam pengelolaan ekosisttem Danau Batur. Strategi Gerakan Penyelamatan Danau (Germadan) Batur dilakukan melalui analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, dan Threaths). Beberapa tipe strategi yang dapat dikembangkan melalui Analisis SWOT adalah 1) tipe strategi (SO) dengan menanfaatkan kekuatan internal untuk mengambil mandaat peluang eksternal yang ada; 2) tipe strategi (ST) dengan menanfaatkan kekuatan internal untuk menghidari atau mengurangi dampak dari ancaman; 3) tipe strategi (WO) yaitu tipe strategi dengan mengurangi kelemahan internal dan mengambil manfaat peluang ekternal; dan tipe strategi (WT) adalah tipe strategi bertahan dengan mengurangi kelemahan internal danmenghindari ancaman lingkungan eksternal. Selanjutnya dilakukan penyusunan hirarki penentuan prioritas strategi yang konsisten dan logis melalui prinsip dekomposisi, penilaian komparatif, sintesa prioritas, dan konsistensi logika. Melalui prioritas strategi dapat disusun rencana “Aksi Penyemalatan Ekosisitem Danau Batur (Germadan Batur)”. 3.1 Identifikasi dan Penentuan Faktor Strategis Internal dan Eksternal Penyusunan program penyelamatan Danau Batur merupakan program yang sangat penting bagi masyarakat di Provinsi Bali, khususnya masyarakat di kawasan ekosistem Danau Batur, karena merupakan sumberdaya alam yang sangat terkait dengan tempat suci umat Hindu dan hajat hidup masyarakat Germadan Batur
51
luas karena sebagian besar wilayah Bali dapat air dari Danau Batur. Kawasan ekosistem Danau Batur merupakan salah satu obyek daya tarik wisata (ODTWK) di Bali. Secara ekologis, Danau Batur merupakan habitat dari berbagai biota air sekaligus berfungsi sebagai daerah resapan air pengendali banjir. Secara ekonomi, Danau Batur merupakan sumber mata pencaharian petani dan nelayan di sekitarnya, juga berfungsi sebagai sarana transportasi dan obyek wisata. Danau Batur sebagai cagar Budaya Warisan Dunia (WBD) tahun 2013 dan taman bumi (Geopark) pada tahun 2012, maka kawasan ekosistem Danau Batur semakin memiliki nilai tambah. Penyusunan pedoman Germadan Batur dapat melestarikan Danau Batur sebagai tempat suci umat Hindu untuk memuja Hyang Dewi Danu sebagai sumber kesejahteraan, memberikan manfaat yang berkelanjutan secara ekologis dan ekonomi . Upaya penyelamatan Danau Batur perlu dilakukan melalui kajian lingkungan strategis internal dan eksternal sehingga upaya yang dilakukan tersebut efektif dalam mencapai sasaran. Kondisi dan karakteristik lingkungan strategis internal dan eksternal perlu dianalisis sehingga dapat diketahui dampak penting yang ditimbulkan dan dapat ditetapkan rencanarencana strategis yang dapat dilakukan. Kondisi internal dan eksternal yang dibutuhkan dalam upaya penyelamatan Danau Batur dapat dilakukan dengan melakukan analisis SWOT yaitu menganalisa faktor lingkungan strategis internal dan eksternal kawasan ekosistem Danau Batur. Faktor-faktor lingkungan bersifat unik dan dinamis, serta sangat kompleks. Tidak semua faktor lingkungan dapat atau perlu dianalisis, sehingga harus ditentukan faktor kunci atau faktor strategis unsur-unsur lingkungan yang relevan untuk dianalisis (Jatmiko, 2004). Identifikasi dan evaluasi keseluruhan variabel lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), serta mengetahui peluang (opportunities) dan ancaman (threat) dapat dilakukan dengan teliti. Menurut 52
Germadan Batur
Umar 2005, Identifikasi, klasifikasi dan penentuan faktor strategis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan dilakukan terhadap faktor-faktor, organisasi/kelembagaan, keuangan/pendanaan, prosedur operasional, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sistem informasi manajemen. Di Bali faktor strategis lingkungan internal juga berupa kekuatan kearifan lokal (keyakinan umat Hindu) dengan lembaga Desa Adat dan organisasi petani yang mengatur air (subak). Perumusan strategis mensyaratkan adanya analisis yang mendalam terhadap munculnya peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Identifikasi lingkungan eksternal dilakukan terhadap faktor-faktor politik, kebijakan pemerintah, organisasi/kelembagaan eksternal, ekonomi/pasar, demografi, dan teknologi. Faktor-faktor lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap operasional perlindungan dan penyelamatan (konservasi) kawasan ekosisistem Danau Batur adalah sebagai berikut: 3.1.1. Identifikasi faktor-faktor strategis lingkungan internal Faktor-faktor strtegis lingkungan internal dibedakan menjasi faktor kekuatan dan faktor kelemahan pengelolaan kewasan ekosistem Danau Batur adalah sebagi berikut : 1. Kekuatan Menurut Suwarsono (2004) yang dapat disebut kekuatan jika variable internal yang dievaluasi mampu menjadikannya keunggulan. Variabel kekuatan menjadi diterminan utama untuk mempertahankan dan mengembangkan kinerja (performance). Faktor-faktor kekuatan strategis lingkungan internal terhadap perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur adalah sebagai berikut : a. Kawasan Suci (tempat melakukan ritual) b. Kearifan lokal masyrakat Bali menyucikan Danau Batur c. Keyakinan umat Hindu di Bali Danau Batur adalah sumber kesejahteraan Germadan Batur
53
d. Kelembagaan Daerah dan Tradisional berupa Desa Adat dan Subak e. Kawasan strategis tata ruang Provinsi Bali; f. Kawasan Daya Tarik Wisata Alam, dan Taman Wisata Alam (ekowisata, wisata spiritual, dll); g. Reservoir alami h. Irigasi pertanian i. Bahan baku air minum j. Perikanan k. Trasportasi/dermaga 2. Kelemahan Kelemahan lingkungan internal dapat berupa keterbatasan atau kekurangan sumberdaya, tenaga ahli/skill, kepastian yang berupa penghalang untuk maju dengan efektif (Tjatera, 2005). Faktor kelemahan strategis lingkungan internal terhadap penerapan pengendalian dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali adalah sebagai berikut : a. Kesadaran masyarakat Bali secara kenyataan (skala) belum terbangun untuk menyelamatkan Danau Batur tetapi penyelamatan Danau Batur secara ritual (niskala) sudah terbangun dan sudah di lakukan secara terus menerus yang dikoordinasikan dengan sangat profesional yang melibatkan semua komponen masyakat di Bali (dari lembaga pemerintah, Desa Adat dan lembaga subak) b. Koordinasi, sinergitas dan keterpaduan kelembagaan, kebijakan, wilayah dan teknologi belum intensif; c. RTRWK, RDTR dan Zonasi Kabupaten Bangli belum ada; d. Pengetahuan, keterampilan dan kesadaran partisipasi masyarakat dalam pelestarian Danau Batur masih rendah; e. Pelanggaran sempadan (lahan pertanian dan bangunan) 54
Germadan Batur
f. Belum ada muatan lokal di sekolah –sekolah (TK,SD,SMP dan SMA/SMK) tentang sampah pelastik, pertanian organik dan pelestarian Danau Batur g. Belum ada pendampingan dan percontohan pertanian organik terpadu dengan biogas di sekitar Danau Batur h. Belum ada penanganan limbah i. Otorita badan pengelolaan kawasan Danau Batur. j. Sistem Pendanaan k. Pendapatan per kapita 3.1.2. Identifikasi faktor-faktor strategis lingkungan eksternal Identifikasi dan klasifikasi factor-faktor strategis lingkungan eksternal dilakukan oleh sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan disiplin ilmu dibidangnya (expert). Faktor-faktor strategis lingkungan eksternal dibedakan menjadi faktor peluang dan ancaman. 1. Peluang
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan organisasi (Wahyudi, 1996), atau suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan dan dapat meningkatkan kinerja pengendalian dan penyelamatan kawasan ekosisitem Danau Batur di Provinsi Bali adalag sebagai berikut : a. b. c. d.
Termasuk Danau Prioritas Nasional; Kelembagaan Pemerintah Pusat di Daerah Bali; Ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia; Ditetapkan sebagai Geopark (Taman Bumi).
2. Ancaman
Wahyudi (1996), menyatakan bahwa ancaman adalah merupakan situasi yang tidak menguntungkan terhadap lingkungan organisasi, atau suatu kecenderungan lingkungan yang dapat menghambat dan merugikan organisasi dalam pengendalian dan penyelamatan kawasan ekosistem Germadan Batur
55
Danau Batur. Hambatan merupakan penghalang utama untukmencapai posisi kawasan ekosistem Danau Batur yang diinginkan. Faktor-faktor strategis lingkungan eksternal yang berupa ancaman terhadap upaya perlindungan dan penyelamatan kawsan ekosistem Danau Batur adalah sebagai berikut : a. Luas dan pendangkalan danau (erosi, sedimentasi), serta kepunahan keanekaragaman hayati; b. Pencemaran dan danau, serta perkembangan eceng gondok dan alga/ganggang; c. Kerusakan lahan dan hutan, kebakaran hutan, lahan kritis) d. Alih fungsi lahan e. Pertambangan bahan bangunan galian Gol-C 3.1.3. Matriks Internal-Eksternal (IE) Untuk mengetahui posisi dan arah pengembangan pengendalian dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali dilakukan analisis Matriks IE dengan menggunakan faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Matriks EI dapat menentukan strategi-strategi utama (grand strategy) yang merupakan strategi yang lebih detail atau lebih operasional, serta merupakan tindak lanjut dari strategi generik. Dari hasil analisis Matriks IE, diketahui bahwa posisi digunakan posisi pengelolaan dalam perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur berada pada pertumbuhan yang lambat. Dari posisi tersebut dapat dinyatakan bahwa perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur memiliki implikasi yang dapat digambarkan sebagai grow (pertumbuhan) dan build (pembangunan) yang strateginya membutuhkan cash flow tinggi (Umar, 2005). Dengan demikian dibutuhkan penanganan melalui stretegi intensif (strategi 56
Germadan Batur
teknologi, strategi penerapan dan pemasyarakatan, dan strategi penelitian dan pengembangan). 3.1.4. Analisis SWOT Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weakneses). Berdasarkan penyesuaian antara faktor-faktor peluang dan ancaman strategis lingkungan eksternal dengan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan strategis lingkungan internal yang diformulasikan ke dalam Matriks SWOT, maka diperoleh 8 alternatif strategi dalam perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Alternatif Strategi Germadan Danau Batur
Eksternal
Kekuatan (S) 1. Kawasan suci stana Hyang Dewi Danu Internal (diyakini sumber kesejahteraan) 2. Pelestarian Danau dengan Ritual (niskala) 3. Kelembagaan Daerah dan Kelembagaan Tradisional (Desa Adat dan Subak) 4. Reservoir alami (Irigasi pertanian, bahan baku air minum, perikanan, transportasi); 5. Kawasan strategis tata ruang Provinsi Bali; 6. Kawasan Daya Tarik Wisata Alam, dan Taman Wisata Alam (ekowisata, wisata spiritual, dll);
Germadan Batur
Kelemahan (W) 1. Pelanggaran sempadan 2. Otorita badan pengelo-laan kawasan danau; 3. Pengetahuan, keteram-pilan dan kesadaran partisipasi masyarakat; 4. Koordinasi, sinergitas dan keterpaduan kelembagaan, kebijakan, wilyayah, dan teknologi; 5. Belum ada muatan lokal di sekolah (TK,SD,SMP,SMA/ SMK) sampah,pertanian organik dan pelestarian danau 6. Sistem Pendanaan 7. Pendapatan per kapita RTRWK, RDTR dan Zonasi Kabupaten Bangli;
57
Peluang (O) 1. Termasuk Danau Prioritas Nasional; 2. Kelembagaan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa Pakraman/Adat ,serta lembaga subak di Daerah Bali; 3. Ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia; 4. Ditetapkan sebagai Geopark (Taman Bumi). Ancaman (T) 1. Luas dan Pendangkalan danau (erosi, sedimentasi), serta kepunahan keanekaragaman hayati; 2. Pencemaran dan danau, serta perkembangan gulma eceng gondok, alga/ ganggang dll; 3. Kerusakan Lahan dan Hutan, kebakaran hutan, lahan kritis); 4. Alih fungsi lahan 5. Pelanggaran sempadan 6. Pertambangan Galian C
Rencana Strategis (SO) a. Optimalisasi peran masyarakat Bali pelestarian danau secara spiritual (niskala) menjadi sebuah tindakan pelestarian danau (skala) b. Optimalisasi peran sekolah (TK,SD,SMP,SMA/SMK) dalam pelestarian Danau c. Optimalisasi peran kelembagaan perlindungan kawasan strategis reservoir alami danau. d. Optimalisasi peran dunia dalam konservasi Warisan Budaya Dunia, Geopark. Rencana Strategis (ST) a. Restorasi dan rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan perairan kawasan ekosisitem danau; b. Peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem sempadan dan perairan danau.
Rencana Strategis (WO) a. Pengembangan peran lembaga desa Adat dan lembaga subak selain fungsi melakun spiritual (niskala) juga melakukan tindakan pelestarian danau (skala) b. Pengembangan otorita badan pengelolaan kawasan Danau Batur Berbasis masyarakat; c. Peningkatan pengetahu-an, keterampilan, kesadaran, dan peranserta kearifan lembaga masyarakat lokal. Rencana Strategis (WT) a. Pengembangan (diversifikasi) lapangan pekerjaan; c. Penetapan, penaatan, penegakan, penerapan RTRWP/K dan RDTR serta zonasi pemanfaatan danau. (perda RTRWP no.16 tahun 2009, perda tentang sampah, UndangUndang tentang ketahanam pangan,dll)
Adapun ke 10 alternatif strategi yang dimungkinkan dalam pengelolaan kawasan ekosistem Danau Batur pada masingmasing strategi adalah : 1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Strength – Oppurtunity) dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah : (1) Optimalisasi peran lembaga Desa Adat dan lembaga 58
Germadan Batur
Subak yang sangat besar perannya secara spiritual (niskala) dalam pelestarian danau menjadi tindakan nyata (skala) (2) Optimalisasi kelembagaan perlindungan kawasan strategis reservoir alami danau; (3) Optimalisasi peran dunia dalam konservasi Warisan Budaya Dunia, Geopark. 2. Stretegi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (Strength – Treaths) dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah : (1) Restorasi dan rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan perairan ekosisitem Danau Batur; (2) Peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem sempadan dan perairan Danau Batur. (3) Menghentikan pertambangan galian C 3. Stretegi yang memperkecil/menekan kelemahan dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada (Weaknesses – Opportunity) dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah : (1) Pengembangan otorita badan pengelolaan kawasan Danau Batur Berbasis masyarakat; (2) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan peranserta kearifan lembaga masyarakat lokal yang tadinya hanya berperan dalam spiritual (niskala) agar menjadi peran tindakan nyata (skala) untuk pelestarian Danau Batur.; 4. Stretegi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang ada (Weaknesses – Treaths) dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur adalah : (1) Pengembangan (diversifikasi) lapangan pekerjaan; (2) Penetapan dan penaatan serta penegakan penerapan RTRWP/K dan RDTR serta zonasi pemanfaatan danau. Germadan Batur
59
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi tersebut, maka diperoleh 10(sepuluh) alternafif strategi penyelamatan Danau Batur sebagai berikut : 1. Optimalisasi peran lembaga Desa Adat dan lembaga Subak yang sangat besar perannya secara spiritual (niskala) dalam pelestarian danau menjadi tindakan nyata (skala) Di Bali terdapat 1488 lembaga Desa Adat, 2450 lembaga subak yang bersifat otonomi mengatur dirinya sendiri untuk menerapkan filsafat TRI HITA KARANA (harmoni) (a.Hubungan Manusia dengan Tuhan; b. Hubungan manusia dengan manusia dan c. Hubungan Manusia dengan alam (lingkungan)) dua lembaga ini sudah eksis sejak jaman dulu (abad ke 6 ditemukan pada salah satu desa tua di Bali sudah memiliki awig-awig (peraturan)tentang menjaga alam yang tidak bisa dirubah oleh siapapun berlaku sampai sekarang yang disebut “Laknat Jagat Upedrawe” hukumnya 100 kali bhisame dimana di Bali hal ini dikenal dengan karmapala. Orang Bali percaya ada 3 hukum yaitu hukum alam, hukum adat/agama dan hukum formal. Saat ini diperlukan strategi bagaimana menggunakan kekuatan ini untuk penyelamatan dan pelestarian Danau Batur, yang tadinya mereka melakukan ritual (niskala) sekarang menjadi sebuah tindakan (skala). Perlu melakukan pembangunan karakter untuk generasi muda (anak-anak usia sekolah), revolusi mental untuk anggota masyarakat Bali (petani,nelayan, ibu rumah tangga dll) 2. Optimalisasi kelembagaan perlindungan kawasan strategis reservoir alami danau; Terdapat 9 kelembagaan pemerintah pusat yang telah sepakat menyelamatkan ekosistem Danau Batur yakni Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan 60
Germadan Batur
dan Perikanan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Demikian halnya dengan telah tersedianya kelembagaan daerah dan kelembagaan keagamaan dan tradisioanal desa/banjar adat. Koordinasi kebijakan, program dan kegiatan diantara masing-masing kelembagaan pemerintah pusat tersebut belum sinkron dan terpadu. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan “Mina Politan” tanpa melalui koordinasi sinkronisasi program dan kegiatan dengan kementerian terkait lainnya. Ditoliransi pengembangan kuramba jaring apung (KJA) seluas 10 % dari luas wilayah perairan Danau Batur. Sedangkan menurun Kementerian Lingkungan Hidup, penentuan pengembangan KJA didasarkan atas Kajian Daya Tampung beban Pencemaran (DTBP) air danau. Dalam budidaya pertanian tanaman pangan dan hortikultura, para petani memanfaatkan pupuk dan pestisida secara kurang bijaksana dan pemanfaatan lahan pertanian tanpa mengindahkan sistem konservasi tanah/lahan. Demikian juga program tersebut tidak dikomunikasikan kepada Pemerintah Provinsi Bali yang telah menetapkan kawasan Danau Batur menjadi kawasan strategis yang ditetapkan melalui Perda 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli sebagai ototomi daerah belum mengkomunikasikannya kepada Pemprov. Bali melalui BLH Provinsi Bali. Pada tahun 2011 pernah terjadi kematian masal ikan budidaya KJA tersebut yang cukup meresahkan masyarakat. Kematian ikan tersebut tidak terkonsentrasi atau terjadi secara merata disetiap lokasi perairan. Hal terebut mengindikasikan penyebab kematian dampak pencemaran posfor yang terjadi saat upwiling. Germadan Batur
61
Sehubungan dengan hal tersebut, sangat dibutuhkan program super prioritas sebagai berikut : a. Pengembangan koordinasi dan konsistensi kelembagaan pusat, provinsi dan daerah, serta kelembagaan tradisional; b. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional dalam pengelolaan Danau Batur. 3. Optimalisasi peran dunia dalam konservasi Warisan Budaya Dunia, Geopark. Sejak tahun 2012, kawasan Danau Batur ditetapkan menjadi Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO, sebagai Geopark (Taman Bumi) karena keindahan geomorfologinya. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemulihan, dan perlindungan kawasan Danau Batur. Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan program super prioritas : a. Sosialisasi dan Promosi kawasan daya tarik wisata alam (KDTA) kawasan Danau Batur. b. Pemeliharaan Warisan Budidaya Dunia dan Geopark. 4. Restorasi dan rehabilitasi kawasan DTA, sempadan, dan perairan kawasan ekosistem danau). Daerah tangkapan air (DTA), sempadan dan perairan Danau Batur sebagai reservoir mengamami penurunan kualitas yang disebabkan karena terjadinya kerusakan tutupan vegetasi, alih fungsi lahan dari kehutanan, atau kebun campur menjadi permukiman dan pengembangan pertanian tanaman pangan/hortikultura yang tanpa mengindahkan konsep konservasi pemanfaatan lahan. Kerusakan lahan tersebut juga terjadi akibat penambangan galian bahan bangunan golongan-C yang tidak mengindahkan konsep penambangan sesuai SOP. 62
Germadan Batur
Fungsi hidrologi kawasan DTA mengalami penurunan, ketika terjadi hujan akan terjadi erosi, dan pengendapan/ sedimentasi di sempadan dan perairan danau. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penyempitan dan pendangkalan danau. Pada bulan Februari terjadi curang hujan dan hari hujan sangat tinggi sehingga mengakibatkan bencana alam terendamnya permukiman, dan lahan pertanian hortikultura yang sangat merugikan. Sehubungan dengan hal tersebut, sangat dibutuhkan upaya penanggulangan yakni dengan program super priotitas (utama) sebagai berikut : a. Pengembangan sabuk hijau melalui reboisasi dan penghijauan kawasan daerah tangkapan air (DTA) dan bekas galian bahan bangunan golongan-C; b. Penerapan konservasi lahan pada budidaya perkebunan,tanaman pangan dan hortikultura pada kawasan DTA dan sempadan danau; c. Pengendalian gulma air dan pengerukan sedimentasi pada sempadan dan kawasan perairan danau yang ramah lingkungan. 5. Peningkatan pengendalian pencemaran sempadan dan perairan danau
ekosistem
Pencemaran ekosistem sempadan dan perairan Danau Batur merupakan ancaman yang penting dalam pelestarian lingkungan, maka perlu didorong peningkatan upaya pengendalian pencemaran pada berbagai padat aktivitas seperti pertanian, perikanan, perhotelan dan trestoran, kawasan padat penduduk, dan dermaga. Penurunan kualitas air danau akibat pencemaran ekosistem Danau Batur semakin meningkat, dan puncaknya terjadi pada tahun 2011 yakni tingkat kesuburan air danau meningkat mencapai mesotrofik hingga sedikit eutrofik. Terjadi penurunan kandungan oksigen dalam air, meningkatnya Germadan Batur
63
BOD, COD, Posfat, Total Coliform diatas Baku Mutu Kelas Air I. Kematian ikan yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh faktor penurunan kualitas air apalagi saat terjadunya upwilling. Sehubungan dengan hal tersebut maka dibutuhkan program super prioritas : a. Penerapan sistem budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta penerapan KJA ramah lingkungan, melalui beberapa kegiatan pengembangan simantri, pengembangan pertanian organik, pemanfaatan pupuk dan pengendalian hapa terpadu (PHT) pemanfaatan pestisida, rodentisida, herbisida secara bijaksana, kajian daya tampung beban pencemaran air danau, pemantauan dan analisis kualitas air danau. Demikian juga kegiatan pemanfaatan KJA ramah lingkungan dengan pakan yang mengapung ramah lingkungan. b. Pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu (IPLT), unit pengolahan sampah terpadu (UPST), pembangunan IPLT dan UPST pada perusahaan, melalui kegiatan pelaporan dan pemantauan serta pengawasan kualitas air dan udara pada perusahaan. c. Pengembangan bank sampah pada desa dinas/dusun atau banjar adat/pakraman dengan memanfaatkan Bansos kepada Desa Adat/Pakraman (Petunjuk Teknisnya sedang diproses). 6. Pengembangan (diversifikasi) lapangan pekerjaan; Beberapa Desa di Kawasan Ekosistem Danau Batur, Kecamatan Kintamani berpenduduk miskin, dengan pengetahuan dan keterampilan yang rendah. Masih banyak penduduk bekerja sebagai penggali tambang bahan galian golongan C. Untuk hal tersebut dibutuhkan program super prioritas : a. Pendidikan dan latihan keterampilan masyarakat; 64
Germadan Batur
b. Diversifikasi usaha; c. Peningkatan permodalan usaha kecil dan menengah. 7. Pengembangan otorita badan pengelolaan kawasan danau berbasis masyarakat. Untuk dapat terwujudnya penyelamatan Danau Batur dikelola secara khusus oleh suatu otoritas atau badan pengelola yang berkompeten dan berbasis Subak dan desa Adat. 8. Peningkatan peran serta masyarakat lokal yang tadinya hanya berperan dalam pelestarian danau secara spiritual (niskala) agar menjadi peran tindakan nyata (skala) untuk pelestarian Danau Batur. 9. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan peranserta masyarakat Tingkat wawasan, pengetahuan dan keterampilan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengelola ekosistem Danau Batur sangat dibutuhkan. Dengan meningkatnya pemahaman terhadap fungsi lingkungan dan konservasinya, dan terbukanya lapangan pekerjaan dan kesejahteraannya, maka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya ekosistem Danau Batur dapat terlaksana dengan baik. 10. Penetapan dan penegakan penerapan RTRWP,K dan RDTR serta zonasi pemanfaatan danau Terjadi alih fungsi lahan dan okupasi pengembangan pembangunan hotel, restoran, permandian di kawasan DTA sangat cepat dapat merusak dan mencemari lingkungan kawasan ekosistem Danau Batur. Demikain juga terhadap pemanfaatan sempadan dan perairan Danau Batur yang disebabkan karena belum tersedianya rencana tata ruang dan rencana detailnya serta zonasi/bloking pemanfaatan. Sehubungan dengan hal tersebut dibutuhkan program Germadan Batur
65
super prioritas dalam pengelolaan ekosistem Danau Batur sebagai berikut : a. Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem Danau Batur; b. Pentaatan dan penegakan penerapan RTRWP/K, RDTR, dan zonasi/blok pemanfaatan kawasan ekosistem Danau Batur. 3.2 Stretegi Prioritas Perlindungan dan Penyelamatan Kawasan Ekosisitem Danau Batur Kawasan ekosostem Danau Batur memiliki fungsi utama sebagai reservoir sumber air baku minum, air irigasi untuk subaksubak di Bali, perikanan, dan wisata, serta upacara agama Hindu. Fungsi tersebut sangat tergantung pada kuantitas dan kualitas air. Ada penurunan kuantitas air danau karena laju sedimentasi dan erosi yang tinggi dari DTA (kerusakan lahan dan penurunan tutupan vegetasi hutan)dan adanya pemanasan global menyebabkan penyempitan dan pendangkalan Danau Batur. Kualitas air danau mengalami penurunan (mesotropfik). Cenderung semakin meningkatnya unsur hara nitrogen dan fosfor dalam air dari aktifitas pertanian, perkebunan, peternakan, permukiman, hotel/restoran, dan KJA sehingga dapat memicu pertumbuhan gulma dan tumbuhan air danau. Gulma eceng gondok dan tumbuhan air ganggang, Program pengendaliannya sudah sering dilakukan, namun perkembangnnya sulit terkontrol. Tingginya kandungan nutrien perairan, dalam hal ini nitrogen dan fosfor, sehingga pengelolaan yang harus dikembangkan adalah menurunkan kandungan nutrien perairan (sesuai hasil anailisis air danau batur 2008 -2013) Sangat diperlukan aplikasi ekoteknologi guna mengatasi permasalahan mesotrofik. Dari 8 alternatif strategis perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur diperoleh faktor penentu prioritas yaitu : 66
Germadan Batur
3.2.1. Faktor Penentu Strategi Prioritas Faktor penentu yang menjadi prioritas dan berpengaruh terhadap strategi perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosistem Danau Batur di Provinsi Bali adalah : 1. Faktor penentu strategi prioritas kepertama adalah “peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem sempadan dan perairan Danau Batur”. 2. Faktor penentu strategis kedua adalah “restorasi dan rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan perairan ekosisitem Danau Batur” 3. Faktor penentu strategis ketiga adalah “peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan peranserta masyarakat dalam konservasi SDA hayati dan ekosisitem Danau Batur”. 3.2.2. Faktor penentu aktor/pelaku prioritas Aktor/pelaku prioritas yang berpengaruh terhadap perlindungan dan penyelamatan kswasan ekosisten Danau Batur adalah : 1. Aktor/pelaku prioritas pertama adalah kelembagaan Desa, Kelembagaan tradisional Desa/Banjar Adat/Pakraman, lembaga subak,Penanggungjawab/Pangempon Pura, Badan Otorita pengela Danau Batur, dll. 2. Aktor/pelaku prioritas kedua adalah Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindusterian, Dinas Perhubungan, Dinas Kebudayaan, Biro/bagian yang menangani kependudukan dan kebersihan Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli, Balai Konservasi Sumber Daya Alam. 3. Aktor/pelaku prioritas ketiga adalah Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan (Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli), Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Balai Pengelolaan Daeah Aluran Sungai Unda-Anyar, Forum DAS Provinsi dan Kabupaten Bangli, dll. Germadan Batur
67
3.2.3. Faktor penentu tujuan prioritas Tujuan prioritas perlindungan dan penyelamatan kawasan ekosisitem Danau Batur di Provinsi Bali adalah : 1. Tujuan prioritas kepertama adalah menurunkan dan mengendalikan pencemaran sempadan dan perairan Danau Batur. 2. Tujuan prioritas kedua adalah menurunkan dan mengendalikan kerusakan sempadan dan perairan Danau Batur. 3. Tujuan prioritas ketiga adalah menurunkan dan mengendalikan serta memulihkan kerusakan bekas Galian-C dan DAT. 3.3 Program Super Prioritas (Pokok), Program Prioritas (Penunjang) dan Kegiatan Dari hasil identifikasi alternatif strategi yang ada, maka dapat disusun strategi prioritas, program super prioritas (pokok) dan program prioritas (penunjang) dan kegiatannya masing-masing, serta hasil dan manfaat, dampak dan penanggungjawab pelaksana kegiatan sebagai berikut : 3.3.1. Program super prioritas (pokok) 1. Program super prioritas “Pengendalian pencemaran, gulma air dan pengerukan/penyedotan sedimentasi pada sempadan dan kawasan perairan danau yang ramah lingkungan”.
68
Germadan Batur
Kegiatan :
Masukan :
Hasil :
Manfaat : Dampak :
1. Sosialisasi tentang bahaya limbah dari rumah tangga (MCK),limbah ternak, sampah (organik dan pelastik), residu pupuk kimia, pestisida dan herbisida terhadap keselamatan danau 2. Pengendalian dan pengolahan gulma eceng gondok, ganggang/alga dll) menjadi pupuk organik dan menjadi mol. 3. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasingmasing rumah tangga atau secara komunal dengan sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah). 4. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/ SMK) Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Perencana dan Konsumen, Pelaksana, Pendamping, dan Sarpras. 1. Terbangun kesadaran masyarakat sekitar danau Batur untuk penyelamatan dan pelestarian danau Batur 2. Terkendalinya gulma eceng gondok, ganggang, dan lainlain. 3. Terbangun instalasi pengolahan limbah MCK yang ramah lingkungan di masing-masing rumah tangga atau secara komunal sehingga kualitas air meningkat 4. Tercipta kurikulum muatan lokal tentang penyelamatn dan pelestarian Danau Batur dari sekolah TK,SD,SMP dan SMA/SMK 1. Tersedianya pupuk organik. 2. Membaiknya air danau. 1. Berkembangnya pertanian organik. 2. Meningkatnya volume daya tampung dan kualitas air danau.
Germadan Batur
69
Target : Capaian
Tahun ke 1.
Tahun ke 2
Tahun ke 3.
70
a. Sosialisasi tentang bahaya limbah dari rumah tangga (MCK),limbah ternak, sampah (organik dan pelastik), residu pupuk kimia, pestisida dan herbisida terhadap keselamatan danau b. Pengendalian gulma eceng gondok, ganggang dan pengolahan menjadi pupuk organik, serta melaksanakan kajian pengerukan endapan pada sempadan dan badan danau. a. Pengendalian gulma eceng gondok, ganggang dan pengolahan menjadi pupuk organik, serta melaksanakan pengerukan endapan pada sempadan dan badan danau. b. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasing-masing rumah tangga atau secara komunal dengan sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah) c. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/SMK) a. Pengendalian gulma eceng gondok, ganggang dan pengolahan menjadi pupuk organik, serta melaksanakan pengerukan endapan pada sempadan dan badan danau. d. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasing-masing rumah tangga atau secara komunal dengan sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah) b. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/SMK)
Germadan Batur
Tahun ke 4
Penanggung : Jawab
a. Pemantapan pengendalian gulma eceng gondok, ganggang dan produksi pupuk organik, serta melaksanakan pengerukan endapan pada sempadan dan badan danau. e. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasing-masing rumah tangga atau secara komunal dengan sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah) b. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/SMK) Tahun ke 5 a. Pengendalian pencemaran, erosi dan sedimentasi. a. Pembuatan instalasi pengolahan limbah MCK dimasing-masing rumah tangga atau secara komunal dengan sistem taman BALI (Bunga Air Limbah Indah) b. Memasukan keselamatan dan pelestarian danau Batur menjadi muatan lokal pada sekolah (TK,SD,SMPdan SMA/SMK) Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindusterian, Dinas Perhubungan, Dinas Kebudayaan, Dinas PU, BLH, Biro/bagian yang menangani kependudukan dan kebersihan Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli, Balai Konservasi Sumber daya Aalam, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, dan Balai Wilayah Sungai Bali Penida.
2. Program super prioritas “Pengembangan sabuk hijau melalui reboisasi dan penghijauan kawasan daerah tangkapan air (DTA) dan bekas galian bahan bangunan golongan-C”
Germadan Batur
71
Kegiatan :
Masukan : Hasil : Manfaat :
Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
1. Reboisasi dan penghijauan daerah tangkapan air (DTA) kawasan danau. 2. Reboisasi dan penghijauan pada bekas galian bahan bangunan golongan-C” Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Tanaman yang sesusai lahan dan lokasi, pendamping, dan sarpras. Meningkatnya tutupan vegetasi hutan dan lahan bekas galian bahan bangunan golongan-C. Menurunnya kerusakan lahan dan hutan, serta meningkatnya kualitas lahan (tahan longsor), meningkatnya fungsi hidrologis dan atmosfer hutan. Rendahnya tingkat erosi dan sedimentasi, serta tersedianya air tanah dan menurunnya emisi GRK. Tahun ke 1. 1. Pembibitan tanaman kehutanan yang sesuai pada ketinggian dan topografi. 2. Perencanaan penataan landscape lahan bekas galian bahan bangunan golongan-C” Tahun ke 2 Penataan landscape, pembibitan dan penghijauan/penanaman pohon dan pemeliharaan. Tahun ke 3. Pembibitan, penyulaman tanaman, perluasan penghijauan dan penanaman pohon dan pemeliharaan. Tahun ke 4 Penyulaman tanaman, perluasan penghijauan dan penanaman pohon dan pemeliharaan. Tahun ke 5 Penyulaman tanaman, perluasan penghijauan dan penanaman pohon dan pemeliharaan, pengawasan dan perlindungan hutan. Dinas Kehutanan, BLH Bali, Balai Pembibitan Tanaman Hutan, Pembibitan Desa, BP-DAS, UPT KPH bali Timur, Dinas Pertanian, Pekebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli.
3. Program super prioritas “Penerapan konservasi lahan pada budidaya perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura pada kawasan DTA dan sempadan danau” 72
Germadan Batur
Kegiatan :
Masukan : Hasil :
Manfaat : Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Demplot, dermarea, dan pembinaan konservasi lahan dalam budidaya tanaman perkebunan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Dana, SDM, Kelembagaan Kelompok Tani, Teknologi, Pendamping, dan sarpras. Meningkatnya penerapan konservasi lahan/tanah pada areal perkebunan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Menurunnnya tingkat banjir, erosi (kerusakan DTA dan sempadan) serta sedimentasi pada badan danau. Terlestarikannya ekosisitem DTA, sempadan, dan perairan danau. Tahun ke 1. Pelaksanaan demplot, dermarea dan pembinaan petani perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura. Tahun ke 2 Pengembangan pelaksanaan denplot, dermarea dan pengembangan pembinaan petani dan pengelola otorita ekosistem perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura. Tahun ke 3. Pengembangan pelaksanaan denplot, dermarea dan pengembangan pembinaan petani dan pengelola otorita ekosistem perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura. Tahun ke 4 Kemampuan petani dan otorita pengelola kawasan ekosistem Danau Batur. Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional Tahun ke 5 Terlaksananya konservasi lahan secara swadaya dan oleh badan pengelola kawasan ekosistem Danau Batur. Dinas Pertanian, Perkebunan, Kelompok Tani, BP-DAS, BKSDA.
4. Program super prioritas “Penerapan sistem budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta penerapan KJA ramah lingkungan/organik” Germadan Batur
73
Kegiatan :
Masukan : Hasil : Manfaat : Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Pengembangan simantri, pertanian organik, penggunaan pupuk dan dan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penerapan KJA ramah lingkungan. Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Pendamping, dan Sarpras. Terkendalinya pencemaran air Danau Batur. Pulihnya kualitas air Danau Batur. Tersedianya air baku minum sehat dan berkualitas. Tahun ke 1. Pembangunan Sismantri (pengolahan kotoran dan urine ternak untuk pupuk organik dan pestisida organik) dan pendampingan, serta pemanfaatan KJA ramah lingkungan. Tahun ke 2 Pengembangan perluasan Sismantri (pengolahan kotoran dan urine ternak untuk pupuk organik dan pestisida organik), pendampingan, pengembangan pertanian organik, serta pemanfaatan KJA ramah lingkungan. Tahun ke 3. Terbentuknya Sismantri mandiri, pendampingan, dan pengembangan pertanian organik, serta pemanfaatan KJA ramah lingkungan. Tahun ke 4 Pemantapan Simantri mandiri, pengembangan pertanian organik. Tahun ke 5 Pengembangan kawasan Simantri dan pertanian organik ramah lingkungan serta pemasarannya. Dinas PU, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, BLH, Dinas Kebersihan dan Tata Kota (Provinsi dan Kab. Bangli), BKSDA.
5. Program super prioritas “Pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu (IPST), unit pengolahan sampah terpadu (UPST), pembangunan IPLT dan UPST” 74
Germadan Batur
Kegiatan :
Masukan : Hasil : Manfaat : Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Mendorong pembangunan IPST dan IPLT oleh pihak swasta/pengusaha di lingkungan kawasan ekosisitem Danau Batur. Dana, SDM, Kelembagaan, Teknologi, Pihak Swasta/ Pengusaha, Pendamping, dan Sarpras. Terbangunnnya IPST dan IPLT pada pihak swasta/ pengusaha hotel dan restoran, serta permandian. Menurunnnya limbah pencemar air Danau Batur. Meningkatnya kualitas air Danau Batur Lestari. Tahun ke 1. Sosialisasi dan pembinaan pembangunan IPAL dan IPLT kepada pengusaha hotel dan restoran. Tahun ke 2 Mendorong pembangunan pembangunan IPAL dan IPLT kepada pengusaha hotel dan restoran. Tahun ke 3. Pembangunan pembangunan IPAL dan IPLT kepada pengusaha hotel dan restoran. Tahun ke 4 Pembangunan pembangunan IPAL dan IPLT kepada pengusaha hotel dan restoran, serta pembinaan pelaporan hasil pemantauan dan analisis kualitas air limbah kepada BLH. Tahun ke 5 Pelaporan dan publikasi analisis kualitas air limbah oleh pihak swasta hotel/ restoran san BLH. Dinas PU (Prov dan Kab), Dinas Kelautan dan Perikanan, BLH (Prov dan Kab), Swasta/Pengusaha Hotel dan Restoran/Permaindian, DKP Bangli, Kecamatan/Desa.
6. Program super prioritas “Pengembangan Lingkungan dan bank sampah”. Kegiatan :
Germadan Batur
Desa
Sadar
1. Sosialisasi dan pembinaan pembentukan Bank Sampah pada desa pekraman dan peningkatan kapasitasnya. 2. Gerakan kebersihan lingkungan (GBL) danau.
75
Masukan : Hasil :
Manfaat :
Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Dana, SDM, Kelembagaan Tradisional Desa/Banjar Adat), Pendamping, dan Sarpras. Berkembangnya bank-bank sampah pada desadesa pakraman Desa/Banjar Adat) dalam awig-awig/ perarem desa, meningkatnya kebersihan danau, 1. Terkelolanya sampah anorganik (R3) dan terolahnya sampah organik menjadi pupuk organik. 2. Lingkungan danau bersih dan lestari. Danau bersih lestari. Tahun ke 1. Penyususnan Juksnis Operasional, sosialisasi dan pembinaan dalam pembentukan Bank Sampah, dan Tahun ke 2 Penetapan Bank Sampah dan peningkatan kapasitasnya Tahun ke 3. Operasional Bank Sampah dan gerakan kebersihan serta pengelolaan sampah Tahun ke 4 Penguatan Bank Sampah dan gerakan kebersihan serta pengelolaan sampah Tahun ke 5 Kemandirian Bank Sampah pada desa pakraman BLH Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan, (Prov dan Kab), DKP Bangli, Swasta/ Pengusaha Hotel dan Restoran/Permandian, Bangli, Kecamatan/Desa dan Desa Pakraman
7. Program super prioritas “Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau” Kegiatan : Masukan : Hasil : Manfaat :
76
Penyusunan dan penetapan zonsi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau, Dana, SDM, Kelembagaan, Pendamping, dan Sarpras. Tersusun dan ditetapkannya zonsi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau. Tertata dan terlaksananya pemanfaatan kawasan ekosistem danau dengan beban pencemaran dan kerusakan tertoleransi.
Germadan Batur
Dampak :
Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Terkelolanya kawasan ekosistem danau secara sinergis dan terpadu yang menjadikan fungsi danau lestari dan berkesinambungan. Tahun ke 1. Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran dan Kerusakan Ekoisitem Danau, dan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau. Tahun ke 2 Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan, dan penyusunan juknis operasional (SOP) pengelolaan kawasan ekosistem danau Tahun ke 3. Pelaksanaan dan pemantauan pengelolaan kawasan ekosistem danau Tahun ke 4 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan kawasan ekosistem danau Tahun ke 5 Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan kawasan ekosistem danau PPE, BLH Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan, (Prov dan Kab), DKP Bangli, BKSDA, Swasta/ Pengusaha (pariwisata, Petani Pangan, Petani, peternak, desa dinas, pengelola pelabuhan).
8. Program super prioritas (penunjang) “Pengembangan koordinasi dan konsistensi kelembagaan pusat, provinsi dan daerah, serta kelembagaan tradisional” Kegiatan : Masukan : Hasil :
Manfaat :
Germadan Batur
Peningkatan Sistem Koordinasi Penyelamatan Danau Batur Dana, SDM, Kelembagaan, tenaga ahli, dan sarpras. Konsistensi dan sinergitas dan pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur secara terpadu berbasis masyarakat. Meningkatkan koordinasi dan pemberdayaan kelembagaan dalam penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan berkelanjutan.
77
Dampak : Target : Capaian
Terjalinnya jejaring koordinasi penyelamatan Danau Batur secara terpadu dan berkelanjutan. Tahun ke 1. Koordinasi antar 9 kementerian Tahun ke 2
Penanggung : Jawab
- Koordinasi antar lembaga pemenerintah pusat di daerah dengan Pemda. Prov. Bali. - Rintisan koordinasi antara Pemprov Tahun ke 3. - Koordinasi antar lembaga pemenerintah kabupaten Bangli bersama kecamatan dan lembaga keadamaan serta tradisional. - Rintisan koordinasi antara Pemkab Bangli, Pemprov dengan pusat. Tahun ke 4 - Pemantapan koordinasi antar lembaga pemenerintah pusat, provinsi, kabupaten dan lembaga keagamaan dan tradisional. Tahun ke 5 - Pemantapan koordinasi antar lembaga pemenerintah pusat, provinsi, kabupaten dan lembaga keagamaan dan tradisional 9 kementerian, dengan lembaga pemerintah pusat di daerah (BKSDA, BP-DAS, BPKH), Kelembahaan Penda Prov Bali dan Pemkab. Bangli terkait (BLH, Distan, Disbun, Dishut/UPT KPH Bali Timur, Disbud, Dispar, DPU, DKP, Camat, Desa Dinas, Desa Pakraman dan kelembagaan keagamaan dan tradisional (Parisada, MUDP, MMSP, MAP)
9. Program super prioritas “Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional dalam pengelolaan danau” Kegiatan :
78
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dalam Penyelamatan danau.
Tradisioanal
Germadan Batur
Masukan : Hasil :
Manfaat :
Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Dana, SDM, Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), pendamping, dan sarpras. Meningkatnya kapasitas Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), dan kemampuan pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu berbasis masyarakat adat. Kemampuan kelembagaan keagamaan dan adat menerapkan penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan berkelanjutan. Penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan berkelanjutan. Tahun ke 1. Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional Tahun ke 2 - Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional Tahun ke 3. - Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional. Tahun ke 4 - Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional Tahun ke 5 - Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional. Parisada Hindu Dharma, Kelompok/Pengempon Pura, Masyarakat/Krama Desa/Banjar Adat)
1.1.1. Program Strategis Prioritas (Penunjang) 1. Program strategis (penunjang) “Penataatan dan penegakan penerapan RTRW dan RDTR”. Kegiatan :
Masukan :
Germadan Batur
1. Penyusunan RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. 2. Penegakan pemanfaatan penerapan RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. Dana, SDM, Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), pendamping, dan sarpras.
79
Hasil :
Manfaat :
Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Meningkatnya kapasitas Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), dan kemampuan pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu berbasis masyarakat adat. Kemampuan kelembagaan keagamaan dan adat menerapkan penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan berkelanjutan. Penyelamatan Danau Batur Lestari secara terpadu dan berkelanjutan. Tahun ke 1. Kajian akademis penyusunan RTRWK, RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. Tahun ke 2 Penyusunan Raperda RTRWK, RDTR (Zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. Tahun ke 3. Penerapan Raperda RTRWK, RDTR (Zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. Tahun ke 4 Penegakan pemanfaatan penerapan RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. Tahun ke 5 Penegakan pemanfaatan penerapan RTRW dan RDTR (zonasi dan bloking) pemanfaatan kawasan ekosisitem Danau Batur. BLH, DInas Pariwisata, Dinas Pertanain, Dinas kehutanan, Dinas Perubungan, Dinas kebudayaan, Dinas PU, DKP (Provinsi Bali dan Kabupaten), Universitas, Masyarakat.
2. Program strategis (pejunjang) “Sosialisasi dan Promosi kawasan daya tarik wisata alam (KDTA) kawasan danau”. Kegiatan : Masukan :
80
Sosialisasi dan Promosi kawasan daya tarik wisata alam (KDTA) kawasan Danau Batur Dana, SDM, Kelembagaan Dinas, Kelembagaan Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), pendamping, dan sarpras.
Germadan Batur
Hasil : Manfaat : Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
Tersosislisasi dan terpromosikannya kawasan daya tarik wisata alam (KDTA) kawasan Danau Batur Meningkatnya kunjungan wisata ke kawasan ekosistem Danau Batur. Peningkatan pendapatan masyarakat Tahun ke 1. Penyusunan bahan sosialisasi da promosi kawasan daya tarik wisata Danau Batur. Tahun ke 2 Peningkatan wawasan masyarakat tentang kawasan daya tarik wisata Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (taman bumi). Tahun ke 3. Peningkatan keterampilan masyarakat tentang kawasan daya tarik wisata Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (taman bumi). Tahun ke 4 Pembinaan dan pemanfaatan kawasan daya tarik wisata Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (taman bumi) secara lestari dan berkelanjutan. Tahun ke 5 Pembinaan dan pemanfaatan kawasan daya tarik wisata Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (taman bumi) secara lestari dan berkelanjutan. Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, BLH (Provinsi bali dan kabupaten Bangli)
3. Program strategis (penunjang) Budidaya Dunia dan Geopark” Kegiatan : Masukan :
Germadan Batur
“Pemeliharaan
Warisan
Pemeliharaan Warisan Budidaya Dunia dan Geopark Dana, SDM, Kelembagaan Dunia (UNESCO), Dinas, Tradisional (PHDI, Pengempon Pura, Desa/Banjar Adat), pendamping, dan sarpras.
81
Hasil :
Manfaat : Dampak : Target : Capaian
Penanggung : Jawab
82
Terpelihara dan terlestarikannya kawasan ekosistem Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (Taman Bumi). Meningkatnya kunjungan wisata. Menurunnnya tingkat kerusakan dan pencemaran kawasan ekosistem Danau Batur Tahun ke 1. Peningkatan wawasan dan pengetahuan masyarakat tentang arti penting dan manfaatan kawasan Ekosistem Danau Batur sebagai Warisan Budaya dan Geopark. Tahun ke 2 Pembentukan lembaga otoritas pengelola kawasan ekosistem Danau Batur berbasis masyarakat. Tahun ke 3. Koordinasi lembaga otoritas pengelola kawasan Danau Batur dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat dan UNESCO. Tahun ke 4 Pemeliharaan kawasan ekosistem Danau Batur sebagai Warisan Budaya dan Geopark. Tahun ke 5 Pemeliharaan kawasan ekosistem Danau Batur sebagai Warisan Budaya dan Geopark. Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata (Provinsi dan Kabupaten Bangli), Kelompok/Pengempon Pura, Masyarakat/Krama Desa/Banjar Adat)
Germadan Batur
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
BAB IV REKOMENDASI GERAKAN PENYELAMATAN DANAU BATUR 4.1. Faktor Penentu Strategis Danau Batur yangPrioritas merupakan kawasan suci yang diyakini 4.2. Aktor/pelaku Strategis Prioritas oleh stana Hyang Dewi Danu sebagai sumber kesejahteraan 4.3. Tujuan Strategis Prioritas 4.4. Faktor-faktor Strategis Prioritas Perlu Ditingkatkan Kualitasnya seluruh masyarakat Bali, yang dimana masyarakat disekitarnya 4.5. Stretegi Utama (Green Strategy) berada dalam lembaga Desa adat (ada 11 desa adat)yang 4.6. Program Strategis Prioritas Super (Pokok) bersatu dalam wadah sebagai pengempon pura Ulun 4.7. Program Strategissatu Penunjang
Danu Batur yang dipimpin oleh Dane Jro Gede bertanggung Batur yang merupakan dan kawasan suci yang danau diyakini oleh stana jawabDanau terhadap keselamatan pelestarian secara Hyang Dewi sebagai kesejahteraan seluruh masyarakat Bali, spiritual danDanu ritual (niskala)sumber Apabila terjadi penurunan air danau atau masalah yang lain pastiberada akan ritual persembahyangan dimana masyarakat disekitarnya dalamdan lembaga Desa adat (ada 11 yang dilakukan. Hal ini belum banyak diberdayakan danpura sinergi desa adat)yang bersatu dalam satu wadah sebagai pengempon Ulun dengan pihak-pihak terkait untuk itu perlu menjadi perhatian Danu Batur yang dipimpin oleh Dane Jro Gede bertanggung jawab terhadap semua pihak yang terkait. keselamatan dan pelestarian danau secara spiritual dan ritual (niskala) Apabila Kawasan mempunyai kekayaan terjadi penurunanyang air danau atau masalah yang lainkeanekaragaman pasti akan ritual dan sumberdaya alam maupun budaya, kawasan ekosistem Danau persembahyangan yang dilakukan. Hal ini belum banyak diberdayakan dan Batur sudah seyogyanya dilakukan upaya pemulihannya dari sinergi dengan pihak-pihak terkait untuk itu perlu menjadi perhatian semua pencemaran pihak yang terkait.dan kerusakan serta ddlindungi dari kegiatankegiatan yang bersifat destruktif. Pembangunan memang harus Kawasan yang mempunyai kekayaan keanekaragaman sumberdaya dilaksanakan untuk mensejahterakan rakyat, tetapi tetap harus alam maupun budaya, kawasan lingkungan, ekosistem Danau Batur pembangunan sudah seyogyanya memperhatikan kelestarian karena dilakukan upaya pemulihannya dari dan pencemaran dan kerusakan serta yang mengedepankan ekonomi mengabaikan lingkungan ddlindungiakan dari kegiatan-kegiatan yang bersifat Ancama destruktif. Pembangunan hanya menimbulkan bencana. bencana memang harus dilaksanakan mensejahterakan rakyat, tetapi tetap harus yang disebabkan oleh untuk aktifitas manusia (antrohognik) dapat mengancam tutupan karena vegetasi pada Daerah memperhatikan keberadaan kelestarian lingkungan, pembangunan yang Tangkapan Air (DTA) dapat erosi, tanah longsor mengedepankan ekonomi danmengakibatkan mengabaikan lingkungan hanya akan membawa material Ancama sedimentasi sempadan dan menimbulkan bencana. bencanamerusak yang disebabkan oleh aktifitas pendangkalan danau. Saat musim hujan dan jumlah hari hujan IV-77 Germadan Batur – Bali - 2014 melebihi jumlah rerata setiap tahunnya dapat mengakibatkan genangan banjir pada lahan pertanian, permukiman penduduk dll. Disamping membawa material erosi berupa tanah, pasir dan Germadan Batur
83
sampah juga mengandung bahan kimia pestisida sintetis dan pupuk kimia dari aktivitas pertanian yang kurang bijaksana ke areal sempadan dan peraiaran danau batur menjadi tercemar. Sampai saat ini kondisi kawasan ekosistem Danau Batur mengalami kerusakan dan pencemaran pada lahan daerah tangkapan airnya (DTA), kawasan sempadan, dan perairannya. Mengingat betapa pentingnya manfaat dari fungsi kawasan ekosistem Danau Batur bagi kehidupan masyarakat Bali, maka dibutuhkan upaya gerakan penyelamatan danau (Germadan) Batur. Germadan tersebut diharapkan dapat memulihkan, melindungi, memelihara, dan memanfaatkannya secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil analisis faktor strategis lingkungan internal dan eksternal, analisis Mariks Internal-eksternal, analisis SWOT yang dipadukan dengan Analisis Hierarchy Prosess (AHP), maka grand strategy, alternatif strategi, dan strategi prioritas utama (pokok) Germadan Batur di Provinsi Bali dapat direkomendasikan sebagai berikut : 4.1. Faktor penentu strategi prioritas utama (pokok) 1. Strategi prioritas kepertama adalah “peningkatan pengendalian pencemaran ekosistem sempadan dan perairan Danau Batur”; 2. Strategis kedua adalah “restorasi dan rehabilitasi kerusakan DTA, sempadan, dan perairan ekosisitem Danau Batur”; dan 3. Strategis ketiga adalah “peningkatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan peranserta masyarakat dalam konservasi SDA hayati dan ekosisitem Danau Batur”. 4.2. Aktor/pelaku strategis prioritas utama (pokok) 1. Aktor prioritas kepertama adalah Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindusterian, Dinas Perhubungan, Dinas Kebudayaan, Biro/ 84
Germadan Batur
bagian yang menangani kependudukan dan kebersihan Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli, Balai Konservasi Sumber Daya Alam. 2. Aktor/pelaku prioritas kedua adalah Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan (Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli), Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Balai Pengelolaan Daeah Aluran Sungai Unda-Anyar, Forum DAS Provinsi dan Kabupaten Bangli, dll. 3. Aktor/pelaku prioritas ketiga adalah kelembagaan Desa, Kelembagaan tradisional Desa/Banjar Adat/Pakraman, Penanggungjawab/ Pangempon Pura, Badan Otorita pengela Danau Batur, dll. 4.3. Tujuan strategis prioritas utama (pokok) 1. Tujuan prioritas kepertama adalah menurunkan dan mengendalikan pencemaran sempadan dan perairan Danau Batur. 2. Tujuan prioritas kedua adalah menurunkan dan mengendalikan kerusakan sempadan dan perairan Danau Batur. 3. Tujuan prioritas ketiga adalah menurunkan dan mengendalikan serta memulihkan kerusakan bekas Galian-C dan DAT. 4.4. Faktor-faktor strategis lingkungan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya, serta diminimalisasi dalam menyusun alternatif-alternatif strategi gerakan penyelamatan danau (Germaan) 1. Faktor-faktor kekuatan strategis lingkungan internal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan yakni (a) meningkatkan fungsi reservoir alami (irigasi pertanian, bahan baku air minum, perikanan, transportasi); dan (b) perlindungan kawasan strategis tata ruang Provinsi Bali; Germadan Batur
85
2. Faktor-faktor kelemahan strategis lingkungan internal yang perlu ditanggulangi yakni (a) pemebentukan otorita badan pengelolaan kawasan ekosisitem danau; dan (b) meminimalisasi rendahnya pengetahuan, keteram-pilan dan kesadaran partisipasi masyarakat; 3. Faktor-faktor peluang strategis lingkungan eksternal yang perlu dimanfaatkan yakni (a) status ditetapkannya Danau Batur sebagai salah satu danau prioritas nasional; dan (b) peningkatan peran kelembagaan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa Pakraman/Adat di Daerah Bali; 4. Faktor-faktor ancaman strategis lingkungan eksternal yang perlu diatasi yakni (a) masih luasnya penyempitan sempadan dan pendangkalan danau (erosi, sedimentasi), serta kepunahan keanekaragaman hayati; dan (b) mengatasi pencemaran dan danau, serta perkembangan gulma eceng gondok, alga/ganggang dll; (c) menanggulangi kerusakan lahan dan hutan (alih fungsi lahan/occupasi), kebakaran hutan, lahan kritis); dan (d) menertibkan pertambangan Bahan Bangunan Galian Gol-C. 4.5. Strategi utama (grand strategi) gerakan penyelamatan danau (Germadan) Batur di Provinsi Bali Perlindungan dan penyelamatan Danau Batur di Bali dilaksanakan dengan pertumbuhan yang lambat, dengan demikian dibutuhkan grand strategi yang menggambarkan pertumbuhan dan pembangunan yakni strategi intensif dan terintegrasi (menyediakan sarana dan prasarana, teknologi ramah lingkungan, dan penerapannya secara terpadu dilaksanakan dalam skala luas oleh kelembagaan terpadu). 4.6. Program super prioritas (pokok) Germadan Batur 1. Pengendalian pencemaran, gulma air dan pengerukan/ penyedotan sedimentasi pada sempadan dan kawasan perairan danau yang ramah lingkungan; 86
Germadan Batur
2. Pengembangan instalasi pengolahan limbah terpadu (IPST), unit pengolahan sampah terpadu (UPST), pembangunan IPLT dan UPST, serta pengembangan bank sampah; 3. Penerapan konservasi lahan dan sistem budidaya perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura ramah lingkungan, dan pemanfaatan kuramba jarring apung (KJA) ramah lingkungan; 4. Pengembangan sabuk hijau (green belt) melalui kegiatan reboisasi dan penghijauan kawasan daerah tangkapan air dan bekas galian bahan bangunan golongan-C; 5. Penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau, dengan kegiatan penyusunan dan penetapan zonasi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau; 6. Pengembangan koordinasi dan konsistensi kelembagaan pusat, provinsi dan daerah, serta kelembagaan tradisional, dengan kegiatan peningkatan sistem pendanaan dan koordinasi penyelamatan danau secara berkelanjutan; dan 7. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional dalam pengelolaan danau 4.7. Program Strategis (Penunjang) Germadan Batur 1. Penetapan, penaatan, penegakan penerapan RTRWP/K dan RDTR serta zonasi pemanfaatan danau. 2. Sosialisasi dan Promosi kawasan daya tarik wisata alam (KDTA) kawasan danau”; a. Pemeliharaan Warisan Budidaya Dunia dan Geopark”
Germadan Batur
87
88
Germadan Batur
DAFTAR PUSTAKA Arthana, I W dan I W Restu. 2009. Hubungan N/P Rasio dengan Tingkat Eutrofikasi Di Danau Batur, Bali. Laporan Penelitian Hibah Penelitian Strategis Nasional. Universitas Udayana. Denpasar Badan Pengandalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Provinsi Bali. 2008. Kajian Penurunan Muka Air Danau Batur. Kerjasama Bapedalda dengan CV. Tri Matra Disain. Denpasar. Bapedalda. 2006. Kajian Penurunan Muka Air Danau Beratan. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah, Provinsi Bali. Denpasar. Bapedalda. 2008. Kajian Penurunan Muka Air Danau Batur. Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah, Provinsi Bali. Denpasar. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali. 2005. Identifikasi Potensi Sumberdaya Perairan Umum di Danau Batur. Denpasar DKP. 2005. Identifikasi Potensi Sumberdaya Perairan Umum Di Danau Batur. Dinas Perikanan dan Kelautan, Provinsi Bali. Denpasar. Nursangaji, M., E. Rantung, A. Tokare, H. Manurung, T. N. Harahap, I. Retnowati, S. R. Nasition, W.C. Rustadi, 2014. Gerakan Penyelatan Danau (GERMADAN) Poso. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta. Pemda Bangli, 2012. Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten bangli Tahun 2012. Pemerintah Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Suwanto, W., T.N. Harahap, H. Manurung, W.C. Rustati, S.R. Nasution, I N.N. Suryadiputra, dan I. Sualia. 2011. Profil 15 danau Prioritas Nasional 2010-2014. Kementerian Lingkungan Hidup. Germadan Batur
89
Syandri, H. Nasaruddin, H. Manurung, T. N. Harahap, I. Retnowati, S. Rachmiati, W. C. Rustadi, Azrita. 2014. Gerakan Pebyelamatan Danau (GERMADAN) Singkarak. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta. Yuwono, A. 2014. Langkah Nyata Gerakan penyelamatan Danau. Konferensi Nasional Danau Indonesia II. Deputi MenLH Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
ooOoo
90
Germadan Batur
Rencana Aksi Penyelamatan Ekosistem Danau Batur No
Bidang/ Program
Kegiatan
Indikator output
Sasaran
Baseline
Target capain (tahun ke)(%) 1
2
3
4
5
implementasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan penyelamatan danau
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan kawasan ekosistem danau
Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan kawasan ekosistem danau
2desa
2 desa
2 desa
Penanggung jawab
Program Super Prioritas 1.
Penetapan pemanfaatan kawasan ekosistem danau
1. Penyusunan dan penetapan zonsi atau blok pemanfaatan kawasan ekosistem danau
Terkelolanya kawasan ekosistem danau berkelanjutan secara sinergis dan terpadu
Tersusunnya - Tersedianya tersedianya tersedianya dokumen hasil kajian kebijakan kebijakan kebijakan dalam DTBPA Danau (penetapan penetapan mendukung Batur kajian DTBPA) zxonasi penyusunan - belum dan hasil pemanfaatan dan penetapan tersedianya/ kajian zonasi ekosistem zonasi/blok telah pemanfaatan Danau pemanfaatan tersusun ekosistem Batur dan draft zonasi Danau Batur penyusunan pemanfaatan Petunjuk air danau ??? Teknis pengelolaan ekosistem danau
2.
Pengendalian pencemaran, gulma air dan penyedotan lumpur
1. Sosialisasi masalah pencemaran danau batur
Para pihak yang terkait / lembaga dan Masyarakat sekitar danau Batur
Terbangun kesadaran para pihak terkait dan masyarakat sekitar danau batur (11 desa)
Para pihak terkait/lembaga dan masyarakat sekitarnya terbangun kesadarannya
2 desa
2. menggunakan enceng gondok untuk puk cair (mol)
Berkurangnya enceng gondok danau batur
1 unit pengolahan enceng gondok untuk pupuk cair (mol)
1 unit pengolahan enceng gondok untuk pupuk cair (mol)
sosialisasi
Germadan Batur
2 desa
implementasi implementasi implementasi
91
Demplot
PPE, BLH Dinas PU, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kebudayaan, (Prov dan Kab), DKP Bangli, BKSDA, Swasta/ Pengusaha
BLH,KLH
Dinas pertanian Pertanian Dinas PU,BLH,KLH
No
Bidang/ Program
Kegiatan
Sasaran
Indikator output
Terbangun 20 unit sistem pengolahan limbah cair di rumah penduduk sekitar danau Mengurangi Terbangun 20 beban limbah unit biogas domestik
Baseline
Target capain (tahun ke)(%) 1 sosialisasi
2 5 unit
3 5 unit
4 5 unit
5 5 unit
Penanggung jawab
3. Pembangun- Mengurangi an sarana beban limbah pengolahan domestik limbah cair
1 unit pengolahan limbah cair domistik
4. Pembangunan sarana pengolahan limbah ternak 5. Pembangunan sistem pertanian organik
1 unit biogas
sosialisasi
5 unit
5 unit
5 unit
5 unit
BLH, KLH, Dinas PU
Terbangun 50 ha percontohan sistem pertanian oranik
1 ha percontohan pertanian organik
sosialisasi
10 ha
10 ha
10 ha
20 ha
Dinas pertanian ,Dinas kesehatan ,BLH,KLH
Terbangun desa sadar lingkungan dan bank sampah di 11 Desa sekitar dlingkungan danau
1 desa sadar lingkungan dan 1 bank sampah di Desa Songan A
sosialisasi
2 desa
3 desa
3 desa
3 desa
BLH,KLH, PU
Mengurangi beban pencemaran pupuk buatan, pestisida dan herbisida 6. membangun Mengurangan desa sadar beban lingkungan, pencemaran bank sampah sampah untuk Penanganan sampah rumah tangga
92
Germadan Batur
BLH, KLH, Dinas PU
No
Bidang/ Program
Kegiatan
Sasaran
7. memasukan masalah sampah, pertanian organik dan danau Batur dalam muatan lokal dalam pendidikan TK, SD, SMP, SMA/SMK sekitar danau
Meningkatkan pengetahuan guru-guru dan anak-anak sejak usia dini tetang bahaya sampah, bahaya pupuk buatan, pestisida dan meningkatkan kecintaannya terhadap danau menyamakan persepsi seluruh pihak yang terkait tentang penyedotan lumpur danau batur Mengajak semua pihak untuk melakukan reboisasi di daerah tangkapan air
8. Penyedotan lumpur danau batur (208.650 m3)
3.
Pengembangan sabuk hijau melalui reboisasi dan penghijauan kawasan daerah tangkapan air (DTA) dan bekas galian bahan bangunan golongan-C
1.Reboisasi dan penghijauan daerah tangkapan air (DTA) kawasan danau.
Indikator output
Baseline
Terwujud satu kurikulum tentang penangan sampah, pertanian organik dan pelestarian danau batur
1 buah kurikulum tentang penangan sampah, pertanian organik dana pelestarian danau batur
Persamaan persepsi tentang penyedotan lumpur danau batur
tutupan vegetasi hutan daerah tangkapan air seluas 10 ha
Germadan Batur
Target capain (tahun ke)(%) 1 FGD dengan guru TK, SD, SMP, SMA/ SMK
2 FGD dengan guru TK, SD, SMP, SMA/ SMK
3 FGD dengan guru TK, SD, SMP, SMA/ SMK
4 Penulisan kurikulum
5 implentasi
Persamaan persepsi tentang penyedotan lumpur danau batur
FGD
FGD
FGD
FGD
GD
Tutupan vegetasi hutan seluas 1 ha
Sosialisasi untuk 11 desa dan persiapan bibit
2 ha
2 ha
3 ha
3:00 AM
93
Penanggung jawab Dinas Kementrian Pendidikan, Dinas Pertanian, dinas perkebunan, BLH, Kementrian kesehatan
Kementrian PU, BLH, KLH, Dinas PU, BWS
Kemetrian kehutanan, Dinas Kehutanan, Dnas Pertanian, KLH, BLH
No
Bidang/ Program
Kegiatan 2.Reboisasi dan penghijauan pada bekas galian bahan bangunan galian-C”
Sasaran
Indikator output
Baseline
Mengajak semua pihak untuk melakukan reboisasi di daerah galian C
tutupan vegetasi hutan dan lahan bekas galian bahan bangunan golongan-C seluas 10 ha
Tutupan vegetasi daerah galian C seluas 1 ha
4.
Penerapan 1. Pelaksanaan konservasi lahan demplot, pada budidaya dermarea perkebunan, dan tanaman pangan pembinaan dan hortikultura petani sistem organik perkebunan, pada kawasan tanaman DTA dan pangan dan sempadan hortikultura danau”
Kemampuan petani dan otorita pengelola kawasan ekosistem Danau Batur. Peningkatan kapasitas kelembagaan tradisional
Terlaksananya konservasi lahan secara swadaya dan oleh badan pengelola kawasan ekosistem Danau Batur masing-masing seluas 10 ha
Adanya 1ha masingmasing demo area sistem pertanian horikultra/ pangan dan perkebuna di kawasan DTA danau batur
5.
Penerapan sistem budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta penerapan KJA ramah lingkungan/ organik
Terkendalinya pencemaran air Danau Batur.
Ada percohan 4 buah simantri dan 8 ha percontoha organik.
1 buah simantri dan 2 ha percontohan organik.
1. Pengembangan simantri, pertanian organik, penggunaan pupuk dan dan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penerapan KJA ramah lingkungan
94
Target capain (tahun ke)(%)
Penanggung jawab
1 Sosialisasi untuk 11 desa dan persiapan bibit
2 2 ha
3 2 ha
4 3 ha
5 3:00 AM
sosialisasi
Demoarea seluas 2 ha tanaman pangan/ hortikultura dan tanaman perkebunan
Demoarea seluas 2 ha tanaman pangan/ hortikultura dan tanaman perkebunan
Demoarea seluas 23ha tanaman pangan/ hortikultura dan tanaman perkebunan
Demoarea seluas 3 ha tanaman pangan/ hortikultura dan tanaman perkebunan
Kemetrian Pertanian, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, KLH, BLH
Satu simantri dan 2 ha tanaman bawang organik
Satu simantri 2 ha tanaman tumpang sari bawang organik-cabai
Satu simantri 2 ha tumpag sai tanaman bawangcabai organik
Satu simantri 2 ha tumpang tanaman bawang– cabai organik
Dinas PU, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan, BLH, Dinas Kebersihan dan Tata Kota (Provinsi dan Kab. Bangli), BKSDA.
Sosialisai simantri dan sistem pertanian ogrank
Germadan Batur
Kemetrian kehutanan, Dinas Kehutanan, Dnas Pertanian, KLH, BLH
No 6.
Bidang/ Program Pengendalian sidementasi
Kegiatan 1. Pengendalian kerambah jarring apung (KJA) 2. Pengendalian galian C di sekitar danau Batur 3. Reboisasasi
Sasaran
Indikator output
Pembatasan KJK
KJK tidak mencemari air danau
Pembatasan/ Galian C tidak meniadakan menyebabkan galian C sidementasi Tanah pohon di Lahan kritis sekitar danau batur
Program Prioritas 1. Pemberian Pohon yang isentif sudah besar kepada milik petani petani yang yang ada di memiki sekitar danau pohon batur dengan membeli hidup pohon 2. Pembuatan sempadan sabuk hijau danau batur danau
Baseline Kajian KJK terhadap pencemaran danau Peraturan Bupati Bangli tentang galian C
Target capain (tahun ke)(%)
Penanggung jawab 1 2 3 4 5 FGD para FGD para FGDpara FGDpara implementasi BLH,KLH, pihak terkait pihak terkait pihak terkait pihak terkait Dinas prikanan, Evaluasi
Rancangan Galian C
Penetapan
implementasi implementasi
Ada tanaman pohon di lahan kritis sekitar danau batur seluas 10 ha
1 ha lahan kritis telah di tanami
sosialisasi
2 ha
2 ha
3 ha
3 ha
Dinas Kehutanan, kemetrian kehutanan, Dinas Pertanian, BLH, KLH
1000 buah pohon yang sudah besar tidak ditebang oleh petani
1 buah pohon tidak ditebang oleh petani
sosialisasi
200 pohon
200pohon
300 pohon
300 pohon
Dinas Kehutanan, kemetrian kehutanan, Dinas Pertanian, BLH, KLH
20% terbangun sabuk hijau danau
1 % terbangun sabuk hijau
sosialisasi
5%
5%
5%
5%
Germadan Batur
95
BLH, KLH, PU, BWS
No
Bidang/ Program
Kegiatan
3. Pembuatan terasering di daerah tangkapan air danau Batur Program Super Priorotas 7.
8.
Sinergisitas 1. Peningkatan program dan Sistem kegiatan Koordinasi penyelamatan Penyelamatan danau batur Danau Batur oleh para pihak terkait (pusat, daerah dan swasta)
Sasaran Daerah tangkapan air yang kemirirannya lebih dari 15%
Terlaksana dan terimplementasikannya sinergi program penyelamatan danau pada seluruh komponen penyelamatan danau batur 2. Peningkatan Terlatihnya Kapasitas anggota Kelembagaan lembaga Tradisioanal tradisional dalam dalam Penyelamatan aktivitas danau penyelamatan Danau Batur Program Prioritas Penataan dan 1. Penyusunan Penegakan RT RW penerapan dan RDTR RTRW dan RDTR pemanfaatan kawasan Ekosistem Danau Batur
96
Indikator output
Baseline
10% terbangun 1 % terbangunterassering terasering di daerah tangkapan air
1 sosialisasi
Target capain (tahun ke)(%) 2 3 4 2% 2% 3%
5 3%
Penanggung jawab BLH, KLH, PU, BKsDA, BWS
Konsistensi dan sinergitas pelaksanaan gerakan penyelamatan Danau Batur secara terpadu berbasis masyarakat dalam sistem kuat
Koordinasi penyelamatan danau batur oleh para pihak terkait
tersinergikan nya program pemerintah pusat dan pemerintah provinsi provinsi
tersinergikan nya program pemerintah pusat dan pemerintah daerah (provinsi/ Kabupaten/ kota)
?
?
?
- kolaborasi SKPD dan 9 Kementerian dalam penyelamatan danau - Parisada Hindu Dharma
Tersedianya lembaga tradisional yang handal dan tanggap dalam pengendalian dan pemulihan kerusakan danau
lembaga tradisional yang aktif dalam penyelamatan danau
terlatih dan terbinanya 20 lembaga tradisional
terlatih dan terbinanya 20 lembaga tradisional
terlatih dan terbinanya 20 lembaga tradisional
terlatih dan terbinanya 20 lembaga tradisional
terlatih dan terbinanya 20 lembaga tradisional
- kolaborasi SKPD dan 9 Kementerian dalam penyelamatan danau - Parisada Hindu Dharma
Germadan Batur
No
Bidang/ Program
Kegiatan
2. Penegakkan pemanfaatan penerapan RT. RW dan RDTR pemanfaatan kawasan ekosistem Danau Batur 9. Sosialisasi 1. Sosialisasi dan promosi dan Promosi kawasan kawasan daya daya tarik tarik wisata wisata alam alam (KDTA) kawasan kawasan dana Danau Batur 10. Pelestarian 1. Pelestarian Warisan Warisan Budaya Budaya Dunia dan Dunia dan Geopark Geopark
Indikator output
Sasaran
Terpelihara dan terlestarikannya kawasan ekosistem Danau Batur sebagai Warisan Budaya Dunia dan Geopark (Taman Bumi).
Perbaikan kondisi ekosistem Danau Batur dan meningkatnya jumlah wisatawan ke Danau Batur
Germadan Batur
Baseline
(jumlah) wisatawan/ tahun
Target capain (tahun ke)(%) 1
2
3
4
5
… orang/ tahun
… orang/ tahun
… orang/ tahun
… orang/ tahun
… orang/ tahun
97
Penanggung jawab
Dinas Pariwisata Provinsi, Kabupaten Bangli, Kementerian Pariwisata, Kementerian ESDM, BLH Bali dan Bangli, KLH
98
Germadan Batur