LAPORAN TEKNIS PENELITIAN DI DANAU BATUR T.A - 2011
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN, BIOLOGI IKAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN PERIKANAN DI DANAU BATUR , BALI
Oleh : Samuel, Subagdja, Ni Komang Suryati, Vipen Adiansyah, Desi Arisna, Tamsil Hifni dan Yanu Prasetyo Pamungkas
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN
BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM 2011
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
2. Tim Penelitian
: Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan dan Potensi Pengembangan Perikanan di Danau Batur, Propinsi Bali
: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ir. Samuel (Penanggung Jawab) Subagdja, S.Si. (Anggota) Ni Komang Suryati, S.Pi. (Anggota) Vipen Adiansyah, S.T. (Anggota) Yanu Prasetyo Pamungkas, A.Md. (Anggota) Tamsil Hifni (Anggota) Dessy Arisna, S.Si. (Anggota)
3. Jangka Waktu Penelitian : 1 (Satu) Tahun
4. Total Anggaran
: Rp. 450,000,000,- (Empat Ratus Lima Puluh Juta)
Palembang, Mengetahui, Kepala Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum
Desember 2011
Penanggung Jawab Kegiatan,
Prof. Dr. Ngurah N. Wiadnyana, DEA NIP. 19591231 198401 1 002
Ir. S a m u e l NIP. 19580403 198603 1 007
ii
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN, BIOLOGI IKAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN PERIKANAN DI DANAU BATUR PROPINSI BALI Oleh: Samuel, Subagdja, Ni Komang Suryati, Vipen Adiansyah, Desi Arisna, Tamsil Hifni dan Yanu Prasetyo Pamungkas,
ABSTRAK Danau Batur merupakan salah satu tipe danau vulkanik, terletak di kaki Gunung Batur dalam wilayah Kabupaten Bangli, Propinsi Bali. Danau ini berada pada ketinggian ± 1080 meter diatas permukaan laut dengan luas perairan ± 1605 hektar, kedalaman maksimum ± 73,8 meter dan kedalaman rata-rata 42,65 meter. Produksi ikan nila dari hasil tangkapan nelayan di danau ini kini masih tergolong dominan dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Permasalahan utama di Danau Batur adalah : tidak mempunyai outlet, pencemaran bahan organik dari akumulasi limbah penduduk serta pecemaran organik yang berasal dari limbah pemupukan pada lahan perkebunan, hortikultura dan sayursayuran. Permasalahan lain yang cukup potensial menimbulkan kematian ikan secara masal adalah akumulasi unsur belerang pada perairan danau yang berasal dari aktivitas Gunung Batur. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terkini tentang karakteristik lingkungan dan biologi Ikan Danau Batur dalam rangka untuk pengelolaan dan pengembangan perikanan di Danau Batur. Sasaran yang akan dicapai adalah kualitas lingkunan perairan, aspek biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting dan potensi pengembangan perikanan di perairan Danau Batur melalui pengumpulan data dan informasi yang akurat. Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung sebanyak 4 kali di lapangan dan analisis di laboratorium. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survei dan wawancara. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui pengumpulan berbagai referensi yang relevan. Penentuan stasiun pengambilan contoh ditentukan secara purposif yang didasari pada tata guna lahan sekitar danau, keterwakilan zona litoral dan zona tengah danau, serta berdasarkan keberadaan populasi ikan. Data lingkungan perairan meliputi data parameter fisika, kimia dan biologi dianalisa menggunakan buku petunjuk yang dikemukakan oleh APHA (1981). Parameter fisika yaitu : temperatur, kecerahan, kedalaman, substrat dasar dan daya hantar listrik. Parameter kimia yaitu : pH, DO, CO2, total fosfor (TP), fospat (PO4), total nitrogen (TN), Amoniak (NH3), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), kesadahan dan alkalinitas. Parameter biologi yaitu : plankton, bentos dan chlorofil-a. Tingkat kesuburan perairan atau status trofik perairan dihitung memakai rumus index status trofik dari Carlson's (Carlson's trophic state index, TSI) . Untuk menduga besarnya potensi produksi ikan (kg/ha/tahun) digunakan rumus dari Henderson dan Welcomme (1974) dalam Moreau dan De Silva (1991). Sampel ikan yang didapat dilakukan identifikasi, berdasarkan Weber and Beaufort (1913), Smith (1945) dan Kottelat et al. (1993), selain itu diamati dan dilakukan pembedahan untuk data biologi ikan seperti pengukuran panjang berat dan pembedahan untuk data reproduksi ikan terutama TKG. Untuk analisa pertumbuhan terhadap jenis ikan yang dominan tertangkap oleh nelayan dilakukan dengan cara mengukur data panjang total ikan secara periodik tiap bulan yang dikerjakan oleh enumerator. Data frekuensi panjang yang diperoleh dari enumerator untuk selanjutnya dianalisa parameter pertumbuhannya yaitu panjang infinitif (L∞) dan konstanta pertumbuhan (K) serta dihitung pula tingkat mortalitas dan laju penangkapan. Analisa parameter pertumbuhan, tingkat mortalitas dan laju penangkapan dari jenis-jenis ikan yang dominan tersebut menggunakan program FISAT-II.Untuk menduga ukuran iii
panjang ikan rata rata pada saat pertama kali matang gonad di gunakan cara SpearmanKarber (Udupa,1986). Hasil penelitian karakteristik perairan danau, substrat dasar berupa lumpur hitam, batu kerikil dan pasir, lumpur berbau gas H2S yang cukup menusuk hidung, terutama di bagian tengah danau. Disamping itu terdapat juga lumpur berupa bahan organik berwarna coklat kekuning-kuningan yang diduga berasal dari limbah pemukiman penduduk dan limbah dari aktivitas perkebunan yang banyak ditemukan di tepian danau. Kecerahan air danau berkisar antara 2,3 - 4,2 meter pada musim kemarau dan menurun berkisar antara 1,3 -1,65 meter pada musim penghujan. Stratifikasi perairan berdasarkan suhu, terjadi pada kedalaman 0–30 meter (daerah epilimnion), lapisan termoklin di kedalaman 30–40 meter dan daerah hypolimnion pada lapisan di atas kedalaman 40 meter. Kadar oksigen terlarut pada lapisan permukaan cukup tinggi dan mendukung bagi kehidupan ikan tetapi kadar oksigen untuk selanjutnya cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya kedalaman. Daya Hantar Listrik (DHL) perairan Danau Batur tergolong tinggi, untuk keseluruhan kolom air nilainya berkisar antara 2500-2800 umhos/cm, Tingginya nilai DHL diduga banyaknya kandungan mineral yang berasal dari aktivitas Gunung Batur. Konsentrasi fosfat (PO4) berkisar antara 33,656 – 117 ug/L, termasuk katagori perairan subur dengan tingkat kesuburan meso-eutrofik, kadar nitrat antara 0,0102–2,3571 mg/Liter yang mengklasifkasikan perairan Danau Batur dengan tingkat kesuburan sedang sampai tinggi. Kelimpahan fitoplankton perairan Danau Batur berkisar antara 1.152-19.474 sel/liter, termasuk perairan yang subur, namun tingkat keanekaragaman jenisnya rendah. Untuk kelimpahan zooplankton berkisar antara 8-2292 individu/liter. Kelimpahan bentos berkisar antara 81-182.756 individu/m2, dengan indeks keanekaragaman rendah dan organisme bentos yang mendominasi yaitu kelompok moluska dari jenis Melanoides spp yang jumlahnya sangat melimpah. Nilai indeks status trofik perairan Danau Batur berkisar antara 55,17 (eutrofik ringan) sampai dengan 61,14 (eutrofik sedang). Potensi produksi ikan berkisar antara 94,446 – 99,483 kg/ha/tahun dengan angka rata-rata 97,926 kg/ha/tahun atau 157,171 ton/tahun. Dibandingkan dengan angka produksi hasil tangkapan ikan dalam kurun waktu 2001-2004 rata-rata sebesar 175,1 ton/tahun, menunjukkan penangkapan ikan di Danau Batur telah terjadi tangkap lebih. Jenis ikan dan udang yang tertangkap di Danau Batur terdiri dari 12 jenis ikan (nila/Oreochromis niloticus, ikan bali/Oreochromis mossambicus, cendol merah/Xiphophorus helleri, Cendol hitam/Poecillia reticulata, lohan merah, lohan hitam, puyu/Channa striata, tawes/ Poropuntius huguenini, bedu/Trichogaster pectoralis, lele/Clarias gariepenus, bandeng/Chanos chanos dan belut/Monopterus albus, dan 2 jenis udang (udang galah/Macrobrachium rosenbergii dan udang testes/ Macrobrachium spp. Jenis ikan nila, cendol hitam dan udang testes termasuk yang dominan. Pola pertumbuhan untuk jenis ikan dan udang di Danau Batur menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat isometrik (b=3) dan alometrik positif (b>3) yang mengindikasikan bahwa kondisi ikan dan udang yang banyak tertangkap nelayan tergolong berkualitas baik atau kondisi ikannya gemuk-gemuk, hal ini juga menunjukkan perairan Danau Batur termasuk perairan subur dan sangat ideal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembang-biakan ikan serta organisme perairan lain sebagai makanan ikan. Berdasarkan nilai IKG ikan nila sebesar 0,4 – 6,2% (< 20%) menunjukkan bahwa ikan nila yang dominan tertangkap di Danau Batur dapat memijah lebih dari satu kali dalam setahun terutama antara bulan Maret sampai Juli. Berdasarkan jenis pakannya ikan nila cenderung bersifat herbivore yang mengarah ke omnivore. Jenis pakan alami yang terdapat pada usus ikan Nila yaitu terdiri dari fitoplankton sebagai makanan utama sebesar 27%, serasah atau detritus sebagai makanan tambahan (23%) serta tumbuhan air sebagai makanan pelengkapnya (20%). Berdasarkan perbandingan panjang usus dan panjang total maka ikan nila termasuk dalam jenis ikan herbivor yang memiliki usus panjang dan berkelit serta dinding usus yang tipis. Jenis pakan alami yang terdapat pada usus ikan Lohan yaitu terdiri dari udang testes (Macrobrachium sp) sebagai makanan utama sebesar 62%, ikan cendol hitam (Poecilia reticulata) sebagai makanan tambahan (23%). Berdasarkan hasil pengukuran secara umum menunjukan bahwa panjang usus ikan lohan lebih kecil dibandingkan dengan panjang tubuhnya yang menunjukan bahwa ikan lohan termasuk ke iv
dalam jenis karnivora. Ukuran pertama matang gonad ikan nila berkisar antara 17,559 20,408 cm. Dari hasil analisis parameter pertumbuhan terhadap jenis ikan yang dominan tetangkap di Danau Batur yaitu ikan nila, mempunyai panjang infinitif (L∞) = 41,45 cm dengan konstanta percepatan pertumbuhan (K) = 0,52. Nilai parameter mortalitas total (Z) = 2,06, nilai parameter mortalitas alami (M)= 0,9588, mortalitas penangkapan F= 1,1014 dan laju eksploitasi stok (E) ada sebesar 0,5347 (lebih besar dari 0,5) yang menunjukkan laju tangkap ikan nila di Danau Batur sudah diatas nilai optimum. Potensi pengembangan perikanan yang ideal di Danau Batur ditinjau dari karakteristik perairan danau dan dari aspek biologi ikan adalah pengembangan perikanan tangkap dengan cara mengintroduksikan beberapa jenis ikan seperti ikan nila, mujaer, tawes, mas dan nilem. Disamping itu perlu juga dipertimbangkan untuk mengintroduksi jenis-jenis ikan yang dapat memakan bahan-bahan organik menumpuk di dasar perairan seperti jenis ikan lelelelean. Kata Kunci : Karakteristik lingkungan perairan, biologi ikan, Danau Batur-Bali.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Teknis Kegiatan TA 2011 yang berjudul Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan dan Potensi Pengembangan Perikanan di Danau Batur, Propinsi Bali. Kegiatan riset ini merupakan salah satu dari kegiatan riset yang ada di Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum Palembang untuk tahun anggaran 2011. Pelaksanaan kegiatan riset ini diawali dengan penyusunan proposal pada awal tahun kegiatan dan pelaksanaan di lapangan mulai bulan Februari 2011, Mei 2011, September 2011 dan berakhir pada bulan November 2011. Riset ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi terkini tentang karakteristik lingkungan perairan, biologi ikan dan potensi pengembangan perikanan di Danau Batur Kabupaten Bangli Propinsi Bali. Data dan Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan masukan untuk upaya pengelolaan dan pelestarian ikan di Perairan Danau Batur Propinsi Bali. Tim riset tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu terutama kepada Kuasa Pemegang Anggaran (KPA) Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum (BPPPU), peneliti, teknisi dan pejabat struktural lingkup BPPPU Palembang,
sehingga selesainya Laporan Teknis ini. Tim riset juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Made Oka Wedayana, Bapak Alit Parwata, Bapak Ketut Ariana Bapak I Gde Orto serta para enumerator yang telah banyak membantu team penelitian di lapang sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun diharapkan untuk perbaikan penulisan Laporan Teknis (Laptek) pada tahun-tahun mendatang.
Palembang,
Desember 2011
Tim Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
vi
Daftar Isi
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
Pendahuluan
1
Metode Penelitian
3
Hasil dan Pembahasan
9
Kesimpulan
51
Daftar Pustaka
54
Lampiran-Lampiran
59
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
2
Uraian Peta Lokasi penelitian Danau Batur, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali Peta Hidrologi di Kabupaten Bangli
Halaman 5
10
3
Profil suhu perairan Danau Batur survei-1 (Pebruari 2011)
12
4
Profil suhu perairan Danau Batur pada survei-2 (Mei 2011)
13
5
Profil suhu perairan Danau Batur survei-3 (September 2011)
14
6
Profil suhu perairan Danau Batur survei-4 (November 2011)
15
7
Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur pada survei-1 (Pebruari 2011)
16
8
Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-1 (Pebruari-2011)
16
9
Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun pada survei-1 (bulan Mei 2011)
17
10
Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-2 (bulan Mei-2011)
17
11
Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun Pada survei-3 (bulan September 2011)
18
12
Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-3 (bulan September-2011)
18
13
Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun Pada survei-4 (bulan November-2011)
19
14
Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-3 (bulan November -2011)
19
15
Pola konsentrasi nitrat dari tahun 2006-2011 di Danau Batur
24
16
Kurva hubungan panjang – berat ikan nila di Danau Batur (Tahun 2011)
35
17
Kurva hubungan panjang–berat beberapa jenis ikan di Danau Batur Pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
37
18
Kurva hubungan panjang–berat beberapa jenis ikan di Danau Batur Pada survei-2 (bulan Mei-2011)
39
19
Kurva hubungan panjang–berat beberapa jenis ikan di Danau
40
viii
Batur Pada survei-3 (bulan September-2011) 20
Bentuk gonad ikan Nila yang normal (a) dan abnormal (b)
41
21
Indeks Preponderance pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Danau Batur
43
22
Indeks Preponderance pada Ikan Lohan di Danau Batur
44
23
Kurva pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Batur
45
24
Pola rekruitmen ikan nila di Danau Batur
46
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Uraian
Halaman
1
Parameter yang diukur serta alat dan bahan yang digunakan
3
2
Katagori status trofik berdasarkan Indeks Status Trofik Carlson (1977)
6
3
Beberapa aspek biologi ikan ekonomis penting yang dianalisa serta metode analisanya.
7
4
Hasil analisa bahan organik pada sedimen Danau Batur di enam stasiun penelitian (Tahun-2011)
11
5
Hubungan konsentrasi fosfat (orthophosphat) dan kesuburan perairan
22
6
Rata-rata nilai alkalinitas di perairan Danau Batur tahun 2011
25
7
Rata-rata nilai alkalinitas di perairan Danau Batur tahun 2011
25
8
Indeks keanekaragaman fitoplankton perairan Danau Batur (Tahun 2011)
27
9
Nilai Indeks keanekaragaman organisme dasar Danau Batur (Tahun 2011)
29
10
Trofik Status Indeks (Carlson's trophic state index, TSI,1977) Perairan Danau Batur Trip-1 (Pebruari), Trip-2 (Mei), Trip-3 (September) dan Trip-4 (Nopember-2011)
30
11
Hasil hitungan potensi produksi ikan Danau Batur berdasarkan Nilai Morphoedhaphic Index (MEI) pada Trip-1 (Pebruari-2011)
32
12
Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Batur selama riset tahun 2011
34
13
Pola pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Batur (2011)
34
14
Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan/udang di Danau Batur Pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
36
15
Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan/udang di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011)
38
16
Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan di Danau Batur pada survei-3 (bulan September-2011)
40
17
Jenis ikan dan pola kebiasaan pakan
42
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Uraian
Halaman
1a
Foto lokasi Stasiun riset dan areal sekitar di Danau Batur
60
2a
Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei pertama (Pebruari-2011)
62
2b
Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei kedua (Mei-2011)
64
2c
Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei ketiga (September-2011)
66
2d
Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei keempat (Nopember-2011)
68
2e
Hasil pengamatan konsentrasi oksigen dan temperature air Danau Batur Selama 24 jam dengan interval waktu 2 jam selama penelitian
70
3a
Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei Pertama (Bulan Pebruari-2011)
72
3b
Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei kedua (Bulan Mei-2011)
73
3c
Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei ketiga (Bulan September-2011)
74
3d
Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei Keempat (Bulan Nopember-2011)
75
3e
Konsentrasi khlorofil-a perairan Danau Batur setiap survei tahun 2011
76
4a
Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei kedua (Mei-2011)
77
4b
Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei ketiga (September-2011)
78
4c
Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei keempat (Nopember-2011)
79
5a
Kedalaman Danau Batur yang di ukur pada 81 titik koordinat pengukuran (bulan Mei 2011)
80
xi
6a
Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Batur selama riset tahun 2011
81
7a
Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survei Pertama (bulan Pebruari-2011)
84
7b
Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survey Kedua (bulan Mei-2011)
86
7c
Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survey Ketiga (bulan September-2011)
87
7d
Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survey Keempat (bulan Nopember-2011)
89
8a
Data ukuran panjang dan berat ikan mujaer/ ikan bali di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
91
8b
Data ukuran panjang dan berat udang testes (Macrobrachium spp.) di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
92
8c
Data ukuran panjang dan berat ikan cendol hitam (Poecillia reticulata) Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
94
8d
Data ukuran panjang dan berat anak ikan nila (Oreochromis niloticus) Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011)
95
9a
Data ukuran panjang dan berat udang testes (Macrobrachium spp. ) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011)
96
9b
Data ukuran panjang dan berat ikan cendol merah (Xiphophorus helleri) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011)
99
9c
Data ukuran panjang dan berat ikan cendol hitam (Poecillia reticulata) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011)
100
9d
Data ukuran panjang dan berat anak ikan nila (O. niloticus) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011)
100
10a
Data ukuran panjang-berat anak ikan mujaer/cengkuling (Oreochromis mossambicus) Danau Batur pada survei-3 (bulan September-2011)
101
10b
Data ukuran panjang dan berat ikan lohan di Danau Batur pada survei-3 (bulan September-2011)
104
11a
Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) dari Danau Batur pada Trip-1
105
11b
Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-2
106
11c
Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila
107
xii
(Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-3 11d
Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-4
108
12a
Data Length Frequency ikan Nila (Oreochromis niloticus) dari hasil tangkapan nelayan Danau Batur (2011)
109
xiii
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
PENDAHULUAN Indonesia memiliki tidak kurang dari 500 danau dengan luas total ± 5.000 km 2 atau sekitar 0,25% luas daratan. Keseluruhan danau -danau tersebut mengandung sekitar 500 km3 sumber air. Danau-danau di Indonesia kaya dengan keragaman fungsi dan keanekaragaman hayati, termasuk berbagai jenis ikan yang hidup didalamnya yang dapat menjadi sumber protein hewani bagi penduduk lokal. Menyadari peran dan fungsi danau, maka perlu upaya pengelolaan ekosistem lingkungan danau secara arif dan bijaksana dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkunan serta berkelanjutan (Kementerian Negara Lingkunan Hidup, 2008). Perairan danau pada umumnya berfungsi sebagai pemasok air permukaan, daerah penyangga, tangkapan resapan air, juga sebagai tempat budi daya perikanan, aktivitas olahraga dan objek daya tarik wisata. Namun dalam perjalanannya, hampir semua danau memiliki masalah. Mulai dari kondisi sedimentasi atau pendangkalan, kerusakan pada ekosistem litoralnya, pencemaran bahkan terancam kekering an. Hampir semua danau di Indonesia mengalami berbagai permsalahan tersebut termasuk Danau Batur di Bali. Propinsi Bali memiliki danau terluas yang merupakan danau kaldera dari Gunung Batur yang masih aktif yaitu Danau Batur. Kawasan Danau Batur merupakan kawasan yang sejak lama telah dimanfaatkan sebagai tempat pertanian sayuran maupun wisata karena terletak pada ketinggian diatas 1000 m diatas permukaan laut (dpl). Seperti kawasan wisata dan sumberdaya perairan yang lain pembangunan infrastruktur dan pemanfaatan
perairan
danau
untuk
kegiatan
perikanan
akan
mempengaruhi
kelangsungan dan kelestarian perairan danau (Suryono et al., 2008). Danau Batur merupakan salah satu tipe danau vulkanik, terletak dikaki Gunung Batur yang diyakini merupakan sebuah kaldera
(kawah gunung berapi) purba.
Berdasarkan Suryono et al. (2008), Danau Batur terletak di Kabupaten Bangli pada ketinggian 1080 m dpl, luas 16.05 km 2 dengan kedalaman maksimal 60 m. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun, pada tahun 2005, tinggi air Danau Batur sempat mengalami penurunan sekitar satu meter lebih (Anonim, 2005). Lebih lanjut dikatakan bahwa kerusakan dan pengundulan hutan di areal sekitar danau menjadi salah satu penyebab akan terancamnya kehidupan biota di perairan danau Pulau Bali. Danau Batur masuk dalam kategori eutrofik ringan hingga sedang. Kondisi Danau Batur yang merupakan sistem perairan tertutup dan tidak ada outlet sangat berpengaruh terhadap kualitas perairannya, tekanan akan semakin meningkat dengan adanya peningkatan aktivitas perikanan masyarakat dengan sistem karamba jaring apung (KJA). Kondisi danau Batur dalam kondisi cukup parah. Sedimentasi atau pendangkalan Danau batur sudah mencapai tujuh meter. Konferensi Nasional Danau Indonesia I dengan tema
1
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
“Pengelolaan Danau dan Antisipasi Perubahan Iklim” di Denpasar, Bali pada tanggal 13 Agustus 2009, pada konferensi tersebut menteri yang menandatangani kesepakatan Bali adalah Menteri Negara Lingkungan Hidup, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kehutanan dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Kelima menteri lainnya yang berhalangan hadir adalah Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Negara Riset dan Teknologi. Tujuh butir program strategis danau
dalam kesepakatan tersebut adalah
Pengelolaan ekosistem danau, Pemanfaatan Sumber Daya Air danau, pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan informasi danau, penyiapan langkah -langkah adaptasi dan mitigasi perubahan iklim terhadap danau, pengembangan kap asitas, kelembagaan dan koordinasi, peningkatan peran masyarakat, dan pendanaan berkelanjutan. Dalam mewujudkan kesepakatan bersama tersebut, sembilan departemen tersebut menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan semua pihak melalui sinkronisasi da n sinergisitas Program/Kegiatan Pengelolaan Danau Berkelanjutan pada sembilan danau prioritas yang tersebar di tujuh provinsi sebagai percontohan pengelolaan, salah satu Danau yang di prioritaskan adalah Danau Batur. Kedelapan danau lainnya adalah Danau Toba, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Rawa Pening, Danau Poso, Danau Tempe, Danau Limboto, dan Danau Tondano selain itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan di tetapkannya Danau Batur sebagai salah satu dari sembilan danau yang diprioritaskan sebagai percontohan pengelolaan danau, sehingga perlu pengkajian berbagai aspek seperti perubahan lingkungan di perairan maupun di bagian teresterial serta faktor pencemaran baik industri maupun rumah tangga yang juga menjadi ancaman serius bagi keberadaan sumberdaya ikan dan kualitas perairan di danau Batur. Oleh karena itu riset Karakteristik habitat dan biologi ikan di Danau Batur perlu dilakukan sebagai bahan masukan bagi pengelolaan perairan danau tersebut secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data serta informasi karakteristik lingkungan dan biologi Ikan di Danau Batur dalam rangka untuk pengelolaan dan pengembangan perikanan Danau Batur.
Sasaran yang akan dicapai adalah kualitas
lingkunan perairan, aspek biologi beberapa jenis ikan ekonomis penting dan potensi pengembangan perikanan di perairan Danau Batur Bali melalui pengumpulan data dan informasi yang akurat.
2
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
METODE PENELITIAN Kegiatan riset meliputi survei untuk pengambilan data secara langsung
di
lapangan, wawancara dengan nelayan dan juga pengumpulan data sekunder. Pengamatan dan analisa sample air (Tabel 1) dan analisa aspek biologi ikan (Tabel 3) dilakukan di Laboratorium. Pelaksanaan kegiatan r iset melibatkan para peneliti B PPPU yang mempunyai bidang keahlian manajemen sumberdaya perairan, biologi perikanan, limnologi, dinamika populasi ikan serta termasuk enumerator dan observer selama survei. Ikan, badan air (habitat), dan partisipasi dari nelayan serta Dinas dan atau pihak lain terkait merupakan objek/target dari penelitian ini.
Tabel 1. Parameter yang diukur serta alat dan bahan yang digunakan. No
Parameter
Alat & Bahan
A 1 2 3 4 5
Fisika Temperatur Kecerahan Kedalaman Substrat dasar Daya Hantar Listrik
Termometer air raksa seicchi disk Depth Sounder Ekman dredge SCT-Meter
B 1 2 3 4 5 6 7 8. 9.
Kimia PH Oksigen (O 2-terlarut) Karbondioksida (CO 2) Alkalinitas Nitrat (NO 3-N) Ammonia (NH 3-N) Phosfat (PO 4-P) Total-N (TN) Total-P (TP)
pH-Meter Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol Botol sample, label, spidol
C 1
Biologi Plankton
2
Benthos
3
Chlorofil-a
4
Ikan
Plankton-net, botol sample, lugol, formalin, label, spidol Ekman dredge, ember, saringan bentos,plastik, formalin, rose bengal, spidol Water sampler, botol sample, label, spidol, alumunium foil Alat tangkap, disecting set, papan ukur, baskom, plastik , formalin, gilson, pensil, kalkir, label.
3
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Penelitian dilakukan dengan metoda survey lapangan (data primer) dan pengumpulan data sekunder guna mengetahui kondisi limnologisnya. Penelitian akan dilakukan di perairan Danau Batur Propinsi Bali . Lebih kurang 6 stasiun (Gambar 1, Lampiran 1) dengan beberapa parameter pengamatan dan 4 kali survei ditetapkan berdasarkan purposive methods dengan mempertimbangkan pada lokasi penangkapan ikan, daerah litoral, keberadaan daerah pemukiman, areal pertanian dan per kebunan, areal hutan lindung, keberadaan keramba jaring apung dan pada bagian tengah danau. Pengumpulan data primer dilakukan langsung dilapangan disetiap stasiun, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi pustaka dan dari instansi terkait. Pada set iap stasiun, untuk pengambilan sampel air berdasarkan stratifikasi vertikal didasarkan dari hasil pengukuran pada batas kecerahan air dan kedalaman danau yang selanjutnya distratifikasi atas beberapa lapisan air. Parameter yang diamati mencakup beberapa parameter lingkungan perairan meliputi temperatur, kecerahan, kedalaman, substrat dasar, daya hantar listrik, pH, oksigen terlarut, CO2, Alkalinitas, Nitrat, Ammonia, Fosfat, Total-N,Total P serta parameter biologi seperti plankton, bentos dan chlorofil -a. Pada setiap stasiun, pengambilan sampel air berdasarkan stratifikasi vertikal didasarkan dari hasil pengukuran pada batas kecerahan air dan kedalaman danau yang selanjutnya distratifikasi atas beberapa lapisan air. Parameter yang diamati mencakup beberapa parameter lingkungan perairan meliputi temperatur, kecerahan, kedalaman, substrat dasar, daya hantar listrik, pH, serta oksigen terlarut yang diukur secara in situ, dan CO2, Alkalinitas, Nitrat, Ammonia, Fosfat, Total -N,Total P yang di ukur secara eks situ. Pengamatan dan pegukuran parameter biologi seperti plankton, bentos dan chlorofil a di lakukan di laboratorium. Sample ikan didapat dari partisipasi aktif dari nelayan serta masyarakat setempat sebagai enumerator dan dari berbagai jenis alat tangkap. Sela njutnya sample ikan diukur panjang beratnya lalu diawetkan dengan menggunakan formalin. Selanjutnya sample akan di identifikasi menggunakan buku identifikasi Weber and de Beaufort (1913), Weber and de Beaufort (1922) dan Kotellat., et al, (1993) dan di bedah untuk analisa aspek biologinya yang meliputi hubungan panjang -berat, faktor kondisi, kebiasaan makan (food habit), aspek biologi reproduksi (TKG, IKG, fekunditas, diameter telur dan ukuran pertama kali ikan matang gonad).
4
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
1 6
2 5 3 4
Gambar 1. Lokasi stasiun penelitian di Danau Batur, Propinsi Bali. Keterangan : Stasiun
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Stasiun 6
Lokasi
Posisi Geografis
Ulun Danu Toya Bungkah Pura Jati Buahan Tengah Danau Trunyan
5
Bujur Timur
Lintang Selatan
E= 115 24 755 E= 115 24 097 E= 115 23 205 E= 115 23 507 E= 115 24 557 E= 115 25 498
S= 08 13 639 S= 08 15 091 S= 08 16 158 S= 08 16 890 S= 08 15 461 S= 08 14 500
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Status trofik suatu perairan dicirikan dengan tinggi re ndahnya kandungan unsur hara, seperti N dan P serta kelimpahan fitoplankton atau konsentrasi klorofilnya. Carlson (1977) mengajukan suatu indeks status trofik perairan yang didasarkan kepada kecerahan perairan dari hasil pembacaan keping secchi (secchi di sk), kandungan total Posfor dan kandungan klorofil-a. Berdasarkan indeks status trofik yang diajukan, maka indeks status trofik danau yang diteliti dihitung memakai rumus index status trofik dari Carlson's (Carlson's trophic state index, TSI) (Carlson, 1977), yaitu :
TSI-TP
=
14,42 * Ln [TP] + 4,15
dimana TP = total Fosfor dalam μg/l
TSI-SD
=
60 – 14,41 * Ln [SD]
dimana SD = kecerahan air dalam meter
TSI-Chl
=
30,6 + 9,81 * Ln [Chl]
dimana Chl = kadar klorofil-a dalam μg/l
Rataan-TSI
=
(TSI-TP+TSI-SD+TSI-Chl)/3
TSI-TP
=
Nilai Trofik Status Indeks untuk Total Fosfor
TSI-SD
=
Nilai Trofik Status Indeks untuk Kedalaman Secchi Disk
TSI-Chl
=
Nilai Trofik Status Indeks untuk Chlorofil -a
Tabel 2. Katagori status trofik berdasarkan Indeks Status Trofik Carlson (1977) Score
Status Trophik
Keterangan
< 30
Ultraoligotrophik
Air jernih, konsentrasi oksigen terlarut tinggi sepanjang tahun dan mencapai zona hypolimnion
30 - 40
Oligotrophik
Air jernih, dimungkinkan adanya pembatasan anoksik pada zona hypolimnetik secara periodik (DO= 0)
40 - 50
Mesotrophik
Kecerahan air sedang, pening katan perubahan sifat anoksik di zona hypolimnetik, secara estetika masih mendukung untuk kegiatan olahraga air
50 - 60
Eutrophik ringan
Penurunan kecerahan air, zona hypolimnetik bersifat anoksik, terjadi problem tanaman air, hanya ikan -ikan yang mampu hidup di air hangat, mendukung kegiatan olahraga air tetapi perlu penanganan
60 - 70
Eutrophik sedang
Didominasi oleh alga hijau-biru, terjadi penggumpalan, problem tanaman air sudah ekstensif
70 - 80
Eutrophik berat
Terjadi blooming algae berat, tanaman air membentuk lapisan bed seperti kondisi hypereutrophik
> 80
Hypereutrophik
Terjadi gumpalan alga, ikan mati, tanaman air sedikit didominasi oleh alga
Untuk menduga besarnya potensi produksi ikan (kg/ha/tahun) di Danau Batur menggunakan rumus yang dik emukakan oleh Henderson dan Welcomme (1974) dalam Moreau dan De Silva (1991) yaitu : Ln (Y) = Ln (14,314) + 0,4681 * Ln (MEI), dimana : Y = potensi produksi ikan dalam satuan kg/ha/tahun dan MEI = Morphoedhaphic Index yaitu besaran nilai DHL atau condu ctivity dibagi kedalaman rata-rata. 6
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Tabel 3. Beberapa aspek biologi ikan ekonomis penting yang dianalisa serta metode analisanya. Aspek Biologi yang dianalisa
Metode analisa dan rumus yang digunakan
Hubungan panjang-berat
Hubungan panjang-berat dihitung dengan persamaan fungsional W= aLb , dimana W= berat ikan (gram), L= panjang total ikan (cm), a dan b = konstanta (Hile, 1936 dalam Effendie, 1979). Untuk mengetahui nilai b sama/tidak sama dengan 3 dilakukan uji varian terhadap nilai b (Per Sparre and Venema, 1993)
Kebiasaan makanan (food habit)
IP = [(Vi*Oi)/∑(Vi*Oi)]*100%, dimana IP= Indeks preponderan, Vi= persentase volume pakan ke-i, Oi= persentase kejadian pakan ke -i dan ∑(Vi*Oi)= jumlah (Vi*Oi) dari semua macam makanan (Nataraj an dan Jhingran, 1961 dalam Effendie, 1979)
TKG= Tingkat Kematangan Gonad
TKG diamati secara visual dengan cara membedah perut ikan dan dilihat tingkat perkembangan gonadnya berdasarkan modifikasi dari Cassie (Effendie dan Sjafei, 1976)
IKG= Indeks Kematangan Gonad
IKG dihitung dengan cara mengukur bobot gonad dan bobot tubuh ikan termasuk gonad menggunakan timbangan yang mempunyai ketelitian 0,01 gram. Gonad ditimbang dari masing -masing TKG. Nilai IKG dianalisis menggunakan rumus Effendie (1979) y aitu persentase dari bobot gonad terhadap bobot tubuh ikan ((Bg/Bt)x 100%), dimana Bg= bobot gonad dan Bt= bobot tubuh ikan
Fekunditas
Fekunditas telur (N) dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat dalam ovari pada setiap tingkat kematangan gonad N= ((Bg/Bsg)xn), dimana N= fekunditas, Bg= berat gonad ikan, Bsg= berat sampel gonad dan n= jumlah telur dalam Bsg
Diameter telur
Diameter telur diukur dengan distribusi frekuensi menggunakan Kaidah Sturges (Ritonga, 1987) yaitu data hasil pengukuran dia meter telur dibagi kedalam beberapa kelas dengan rumus : K = 1 + 3,322 log N, dimana K= jumlah kelompok atau kelas dan N= jumlah sampel. Untuk mencari jarak atau interval kelas digunakan rumus i (interval) = (Ntt-Ntr)/K, dengan N tt=nilai tertinggi yang terdapat dalam data hasil pengukuran dan N tr= nilai terendah.
Ukuran pertama kali matang gonad
Ukuran petama kali matang gonad (M) diduga dengan cara Spearman-Karber (Udupa, 1986). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : (1) m= (Xk + X/2) – (X, Σpi), Kisaran ukuran panjang diduga dengan persamaan (2) antilog [m ± 1,96 √(var (m))] dan (3) nilai var (m) = (X) 2 x Σ [(pixqi) / (ni–1)], dimana : M= ukuran pertama kali matang gonad (anti log dari m), m= log panjang ikan pada kematangan gonad yang pertama, Xk= log nilai tengah kelas panjang pada ikan 100% matang gonad, X= pertambahan log panjang nilai tengah kelas, pi= ri/ni = perbandingan jumlah ikan yang matang gonad pada tiap kelas panjang, ri= jumlah ikan yang matang gonad pada kelas ke-i, ni= jumlah contoh ikan pada kelas ke -i dan qi= 1-pi
7
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Pendugaan parameter pertumbuhan dari Von Bertalanffy yaitu panjang total asimtotik (L∞) dan koefisien pertumbuhan (k) terhadap jenis ikan yang dominan tertangkap, dihitung menggunakan program Elefan I dalam paket program komputer FISAT (Gayanillo et.al., 1995).
Pendugaan nilai t 0 berdasarkan persamaan Log ( -t0)= -
0,3922 – 0,2752 Log (L∞) – 1,038 Log (k) (Pauly, 1984). Indeks performansi pertumbuhan (Φ’, phi-prime) dihitung menggunakan persamaan Pauly and Munro (1984) sebagai berikut : Φ’= Log10k + 2 Log 10L∞ . Laju mortalitas alami (M) diduga memakai model empiri s dari Pauly (1980) sebagai berikut : Log (M)= -0,0066 – 0,279*Log (L∞) + 0,6543*Log (k) + 0,4634*Log (T) dimana L∞ = panjang total asimtotik, k = koefisien pertumbuhan dan T = rataan suhu lingkungan perairan Danau Batur. Koefisien mortalitas total (Z) di peroleh dari kurva hasil tangkapan berdasarkan panjang (length converted catch curve) (Pauly, 1983) yang perhitungannya dilakukan secara komputerisasi menggunakan paket program FISAT (Gayanilo et.al., 1995). Koefisien mortalitas karena adanya penangkapa n (F) dihitung dari persamaan F = (Z–M). Laju eksploitasi (E) dihitung menggunakan persamaan E= F/Z (Pauly, 1980).
8
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
HASIL DAN PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PERAIRAN DANAU BATUR Berbeda dengan beberapa danau di Indonesia, Dana u Batur merupakan suatu danau kaldera terletak di kaki Gunung Batur (1.771 mdpl) yang masih aktif dan danau ini tidak mempunyai outlet atau saluran pengeluaran air, sehingga kondisi perairan di Danau Batur
bersifat tergenang (lentik), tidak banyak mengalami sirkulasi atau
pergantian air. Pada peta hidrologi (Gambar 2 .) dapat terlihat bahwa banyak terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan a ir danau Batur yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai "Tirta Suci". Selain itu rembesan air dari danau batur tersebut juga merupakan sumber mata air tawar bagi sebagian besar sungai yang berada di Bali yang dapat berar ti bahwa Danau Batur merupakan “tower” air raksasa yang menyuplai kebutuhan air tawar bagi masyarakat di Pulau Bali. Perairan danau ini juga mendapat hembusan angin yang dapat menimbulkan adanya arus, gelombang dan turbulensi yang polanya berubah -rubah sesuai dengan arah hembusan angin. Dalam laporan kegiatan Identifikasi Potensi Sumberdaya Perairan Umum di Danau Batur (Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali, 2005), mengatakan bahwa pada musim hujan perairan danau mendapat hembusan angin barat yang menimbulkan pergerakan gelombang ke arah barat daya dan arus air ke arah timur laut. Sebaliknya pada musim kemarau, perairan danau mendapat hembusan angin timur yang menimbulkan gelombang bergerak ke arah timur laut dan arus perairan bergerak ke arah barat daya. Danau Batur, sebagaimana danau -danau lainnya di Indonesia, juga mengalami fase-fase pasang dan surut. Sesuai dengan perubahan musim yang ada, luas minimum terjadi ketika akhir musim kemarau, dan selanjutnya luas perairan bertambah hingga akhir musim penghujan. Pada saat survei pertama dilaksanakan Februari - Maret-2011, ketinggian permukaan air danau diukur dengan alat GPS berada pada angka rata -rata 1.056 mdpl, demikian pula pada saat survei kedua di bulan Mei -2011. Keadaan cuaca diatas Danau Batur pada saat survei pertama dan kedua selalu terjadi mendung dan hujan, sehingga cahaya matahari sering terhalang oleh awan mendung . Pada survei yang ke-tiga yaitu September-2011 ketinggian permukaan air Danau Batur tercatat pada angka rata -rata 1055 mdpl dan keadaan cuaca dapat dikatakan sedang dalam kondisi musim kemarau dengan keadaan jarang terjadi hujan dan cahaya 9
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
matahari dapat dikatakan tidak terhalang oleh awan . Berdasarkan pengukuran letak ketinggian permukaan air Danau Batur dengan alat GPS terse but, maka terlihat bahwa fluktuasi permukaan air danau antara musim hujan dan musim kemarau pada tahun 2011 yaitu ± 1 meter. Kalau dibandingkan dengan fluktuasi perbedaan tinggi permukaan air Danau Towuti di Sulawesi Selatan antara musim hujan dan musim ke marau sebesar ± 3 meter (Samuel et al., 2008), maka fluktuasi permukaan air Danau Batur antara musim hujan dengan kemarau tergolong masih rendah . Hal ini dimungkinkan karena Danau Batur yang tidak mempunyai saluran air keluar (outlet), sehingga penambahan dan pengurangan air danau hanya didasarkan pada curah hujan dan penguapan . Karakteristik perairan
Danau Batur
berdasarkan
dari hasil pengukuran
beberapa parameter kualitas air dari surve i pertama sampai dengan survei ke-empat dapat dilihat pada Lampiran 2a–2d.
Sumber: Bangli dalam angka (2010)
Gambar 2. Peta Hidrologi di Kabupaten Bangli. 10
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Substrat Dasar Perairan Substrat dasar perairan Danau Batur berdasarkan pengamatan visual dari ke enam stasiun rata-rata berupa lumpur hitam dan berpasir, berbau gas belerang (gas H2S) yang cukup menyengat terutama di bagian tengah danau (stasiun -5), sekitar Toya Bungkah (stasiun-2) dan Pura Jati (stasiun -3). Di stasiun-1 (Songan) dan stasiun-4 (Buahan), substrat lumpur selain berupa lumpur hitam halus juga bercam pur lumpur berupa bahan organik berwarna coklat kekuning-kuningan yang diduga berasal dari limbah dari areal perkebunan yang banyak ditemukan di areal tepian danau. Pada substrat dasar perairan Danau Batur di bagian barat (Toya Bungkah dan Pura Jati) juga terdapat batu kerikil disamping pasir dan lumpur hitam halus . Dari hasil analisa sedimen (Tabel 4), kandungan bahan organik pada substrat dasar perairan Danau Batur tergolong tinggi yaitu rata -rata 28,98% sampai 29,65%, sebagai pembanding untuk Danau Ra nau yang merupakan tipe danau vulkanik, kadar bahan organiknya rata-rata sebesar 8,84% (Samuel et al,, 2010), Tabel 4. Hasil analisa pH dan bahan organik pada sedimen Danau Batur di 6 (enam) stasiun penelitian (Tahun-2011) No
Nama Stasiun
1 2 3 4 5 6
Songan Toya Bungkah Pura Jati Buahan Tengah Danau Trunyan Rata-Rata
pH sedimen (unit) Trip-1 Trip-3 6,75 6,75 7,15 7,25 7,45 7,35 7,17 6,95 7,53 7,35 6,80 6,75 7,24 7,07
Bahan Organik (%) Trip-1 Trip-3 29,75 31,45 29,20 28,25 28,80 29,55 28,65 30,15 28,75 29,65 28,75 28,85 28,98 29,65
Kecerahan Air Nilai kecerahan air Danau Batur pada survei pertama bulan Februari-2011 berkisar antara 2,3 meter (stasiun-6/Trunyan) sampai dengan 4,2 meter (stasiun4/Buahan), pada survei kedua bulan Mei-2011 berkisar antara 2,25 (stasiun-4/Buahan) sampai 3,25 meter (stasiun -5/Tengah danau) dan pada survei ketiga berkisar antara 1,3 meter (stasiun-6/Trunyan) sampai dengan 1,65 meter (stasiun -1/Songan).
Kecerahan
air Danau Batur setelah terjadi musibah ke matian ikan secara masal di perairan danau pada bulan Juni-2011 terlihat menurun dibandingkan ketika sebelum adanya musibah . Hal ini diduga karena adanya peningkatan zat -zat yang tersuspensi maupun yang terlarut kedalam perairan danau sehingga meningkatnya kekeruha n air danau. Selain itu 11
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
peningkatan aktifitas penyedotan air danau oleh masyarakat untuk aktifitas pertanian juga di duga meningkatkan kandungan partikel tersuspensi di Danau Batur. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Likens (1975) dalam Jorgensen (1980), Danau Batur dengan nilai kecerahan air 2,3 -4,2 meter di bulan Februari/survei-1 mengklasifikaskan tingkat kesuburan air danau sedang (mesotrofik), demikian pula pada bulan Mei/survei-2 dengan nilai kecerahan antara 2,25-3,25 meter, menggolongkan perairan danau dengan tingkat kesuburan air sedang (mesotrofik) .
Pada survei yang
ke-3 bulan September-2011, kecerahan air Danau Batur berkisar antara 1,3 -1,65 meter, mengklasifikasikan Danau Batur kedalam kelompok danau eutrofik yakni kelompok danau dengan tingkat kesuburan air yang relatif tinggi. Suhu Perairan Kondisi suhu perairan Danau Batur pada survei-1 bulan Februari 2011 pada semua stasiun (Gambar 3) di kedalaman 0-30 meter menunjukkan pola yang serag am yaitu berkisar antara 22-23 0C. Tetapi pada stasiun 5 yaitu bagian tengah danau yang paling dalam menunjukkan pola yang sedikit berbeda . Suhu air pada stasiun 5 di kedalaman 30 meter ke atas menunjukkan nilai yang menurun drastis dari 23 oC turun menjadi 17,5 0C.
Gambar 3. Profil suhu perairan Danau Batur survei -1 (Februari 2011). Hal ini menjadi indikasi bahwa berdasarkan nilai suhu, stratifikasi perairan di Danau Batur yaitu daerah epilimnion terjadi pada kedalaman 0 –30 meter, daerah
12
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
metalimnion (lapisan termoklin) t erjadi di kedalaman 30–40 meter hypolimnion terjadi pada lapisan di atas kedalaman 40 m eter.
dan daerah
Pada pengamatan
selama 24 jam dengan interval dua jam (Lampiran 2e), terlihat bahwa suhu air permukaan Danau Batur berkisar antara 20,5 oC (pukul 01.00 malam) - 26,5oC (pukul 15.00 siang hari). Pada survei-2 (Mei 2011), suhu air Danau Batur pada semua stasiun (Gambar 4) di kedalaman 0–40 meter menunjukkan pola yang seragam yaitu berkisar antara 22 -23 °C. Tetapi pada stasiun 5 yaitu bagian tengah danau yang paling dalam menunjukkan pola yang sedikit berbeda . Suhu air stasiun 5 di kedalaman 40 m eter ke atas menunjukan nilai yang menurun drastis dari 23 oC menurun menjadi 15°C dan pada kedalaman diatas 70 meter suhu kembali meningkat menjadi 22 oC. Hal ini di duga karena pada bagian dasar danau Batur yang merupakan kaldera dari gunung Batur terjadi reaksi-reaksi kimia yang bersifat eksotermal mengakibatkan kenaikan suhu di bagian dasar. Dalam pengamatan suhu permukaan air danau selama 24 jam pada survei-2 (Mei 2011), suhu terendah terjadi pada pukul 24 .00 yaitu sebesar 20,9 oC dan tertinggi pada pukul 14.00 sebesar 26,3 oC.
Gambar 4. Profil suhu perairan Danau Batur pada survei-2 (Mei 2011). Pada survei-3 (September 2011), suhu perairan Danau Batur pada semua stasiun (Gambar 5) dari semua kedalaman 0–70 meter menunjukkan kisaran dari 2024,8oC. Pola sebaran vertikal suhu perairan Danau Batur pada survei ke -3 ini sedikit berbeda bila dibandingkan dengan survei 1 dan 2 . Pada stasiun 5 yaitu bagian tengah danau yang paling dalam menunjukkan angka sebaran suhu yang hampir tidak berbeda 13
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
(lurus) dan suhu pada lapisan air paling atas sedikit lebih rendah hal ini diduga berhubungan dengan musim kemarau yang membuat tingginya perbedaan suhu udara pada malam dan siang tercermin pada pengamatan suhu selama 24 jam (Lampiran 2e) , Suhu udara terendah di Danau Batur pada malam hari mencapai angka 15,8 oC dan pada siang hari mencapai angka tertinggi 25,2 oC. Suhu ( oC)
Kedalaman (meter)
Gambar 5. Profil suhu perairan Danau Batur pada survei -3 (September 2011). Pada survei-4 (November 2011), suhu perairan Danau Bat ur pada semua stasiun (Gambar 6) dari semua kedalaman 0–70 meter menunjukkan kisaran dari 2124,5oC. Pola sebaran vertikal suhu perairan Danau Batur pada survei ke -4 cenderung menunjukkan pola yang hampir seragam pada semua stasiun dan tidak terlihat perbedaan suhu yang drastic pada berbagai kedalaman. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak terjadinya pelapisan massa air di Dana u Batur. Kondisi ini juga di dukung dengan hasil pengamatan suhu air dan udara selama 24 jam yang menunjukaan bahwa tidak terjadinya peningkatan suhu yang signifikan pada siang dan malam hari (Lampiran 2e). Suhu udara terendah di Danau Batur pada malam har i mencapai angka 18oC dan pada siang hari mencapai angka tertinggi 25, 4oC. Sedangkan suhu air terendah di Danau Batur pada malam hari mencapai angka 20,4oC dan pada siang hari mencapai angka tertinggi 25,9oC 14
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Gambar 6. Profil suhu perairan Danau Batur pada survei-4 (November 2011).
Oksigen Terlarut Profil oksigen terlarut perairan Danau Batur pada survei-1 di semua stasiun penelitian terlihat cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya kedalaman (Gambar 7). Hal ini diduga karena suplai oksigen dari proses fotosintesis dan difusi dari udara menurun . Dibandingkan stasiun lainnya, stasiun -2 (Pura Jati) sudah menunjukkan kondisi oksigen yang sangat rendah (hampir nol) yaitu nilai oksigen terlarut kurang dari 1 mg/l setelah kedalaman 20 meter, demikian pula di stasiun -4 (Buahan) pada kedalaman 30 meter. Hal ini juga diduga berkaitan erat dengan penggunaan perairan di stasiun tersebut sebagai karamba jaring apung dan tata guna lahan di tepi danau yang dimanfaatkan sebagai daerah pe mukiman dan pertanian. Beban pencemar khususnya bahan organik yang masuk ke kedua stasi un tersebut konsentrasinya lebih tinggi sehingga oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik lebih banyak dan mengakibatkan konsentrasinya di perairan menjadi sedikit. Tampak juga bahwa kisaran konsentrasi oksigen terlarut selama 24 jam tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Gambar 7 dan 8), 15
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Gambar 7. Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun pada survei-1 (Februari 2011).
Gambar 8. Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-1 (Februari-2011).
16
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Profil oksigen terlarut perairan Danau Batur pada survei -2 di semua stasiun pengamatan juga sama pada waktu survei -1 yaitu cenderung mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya kedalaman (Gambar 9 ). Hal ini di duga karena suplai oksigen dari proses fotosintesis dan difusi dari udara menurun . Kisaran konsentrasi oksigen terlarut selama 24 jam tidak menunjukkan perbe daan yang cukup signifikan baik pada trip-1 maupun pada trip-2 (Gambar 10). Profil oksigen terlarut seperti yang diperlihatkan pada Gambar 9 menunjukkan adanya konsumsi oksigen di lapisan epilimnion yang cukup besar dan menandakan bahwa perairan Danau Bat ur termasuk perairan yang tingkat kesuburannya tinggi (eutrof ik).
Gambar 9. Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun pada survei-2 (bulan Mei 2011).
Gambar 10. Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam dengan interval 2 jam pada survei-2 (bulan Mei-2011).
17
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Kadar oksigen terlarut perairan Danau Batur pada survei -3 (Gambar 11) nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan survei -1 dan 2 berkisar antara 2,37-8,90 mg/L. Pada bagian tengah danau, kadar oksigen antara d i setiap lapisan tidak berbeda jauh dan nilainya cukup besar yaitu 5,76 -8,90 mg/L menunjukkan bahwa sebaran oksigen hampir merata ke seluruh kolom perairan . Demikian pula dalam pengamatan selama 24 jam (Gambar 12), kadar oksigen terlarut terendah terjadi pada pukul 02.00 wita sebesar 3,25 mg/L, dan tertinggi pada pukul 14 .00 wita sebesar 6,73 mg/L. Melihat dari hasil pengukuran di survei-3 tersebut, dapatlah dikatakan bahwa kadar oksigen terlarut di Danau Batur akan mempunyai nilai yang baik pada waktu mus im kemarau karena pengukuran kadar oksigen pada bulan September -2011 tersebut sedang terjadi puncak musim kemarau.
Gambar 11. Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun pada survei-3 (September 2011).
Gambar 12. Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam den gan interval 2 jam pada survei-3 (bulan September-2011).
18
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Kadar oksigen terlarut pe rairan Danau Batur pada survei -4
(Gambar 13)
menunjukkan pola yang hampir seragam pada semua stasiun yaitu konsentrasi oksigen terlarutnya semakin turun seiring dengan bertambahnya kedalaman .
Dari bagian
permukaan hingga kedalaman 20 meter pada semua stasiun, konsentrasi oksigen terlarut berkisar antara 0,69-7,35 mg/L. Demikian pula dalam pengamatan selama 24 jam (Gambar 12), kadar oksigen terlarut terendah terjadi pada pukul 02 .00 wita sebesar 4,53 mg/L, dan tertinggi pada pukul 16 .00 wita sebesar 7,42 mg/L. Melihat pola kadar oksigen teralrut tersebut menunjukkan bahwa konsumsi oksigen pada kedalaman di atas 20 m di semua stasiun cukup besar dan menandakan bahwa perairan Danau Batur termasuk perairan yang tingkat kesuburannya tinggi (eutrof ik).
Gambar 13. Profil Oksigen terlarut (mg/L) Danau Batur di semua stasiun pada survei-4 (November 2011).
Gambar 14. Kurva konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama 24 jam den gan interval 2 jam pada survei-4 (November-2011).
19
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Kelarutan oksigen ke dalam air dipengaruhi oleh suhu, tekanan parsiil gas -gas yang ada di udara maupun di air, kadar garam serta adan ya senyawaan ataupun unsur mudah teroksidasi yang terkandung dalam air (Wardoyo, 1978) . Menurut Pescod (1973) dan Swingle (1963), kadar oksigen terlarut dalam perairan minimal 2 mg/L sudah cukup mendukung kehidupan organisme perairan secara normal dengan c atatan tidak terdapat senyawa beracun (toxic) dalam perairan tersebut . Lebih lanjut NTAC (1968) mengatakan bahwa agar kehidupan ikan dapat hidup layak diperluka kandungan oksigen terlarut minimal 4 mg/liter .
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No, 82 (2001), kriteria mutu air dengan kadar oksigen 6 mg/L keatas termasuk dengan peringkat kelas I dan tergolong sangat baik, antara 4 -6 mg/L tergolong kelas II. Kadar oksigen terlarut di danau Batur lebih dominan dipengaruhi oleh intensitas prose s fotosintesis
oleh
fitoplankton
dibandingkan
faktor
turbulensi.
Hal
lain
yang
mempengaruhi kelarutan oksigen di suatu perairan yaitu suhu dan ketinggian tempat. Semakin tinggi ketinggian suatu perairan maka daya larut oksigennya juga semakin rendah. Kenyataan dilapang, perairan Danau Batur dengan area sebatas kecerahan saja yang kandungan oksigen terlarutnya masuk dalam kriteria kelas I dan II, dibawah lapisan tersebut, kadar oksigen sudah tergolong rendah .
Dari hasil pengukuran ini
dapat dikatakan bahwa perairan Danau Batur masih dapat mendukung kehidupan ikan yang bersifat pelagis, sedangkan ikan -ikan yang bersifat demersal (hidup didasar perairan) kurang mendukung. PH Perairan Kondisi pH perairan Danau Batur selama melakukan pengukuran mulai dari survei pertama (Februari-2011) hingga survei terakhir (Nopember -2011) terlihat cukup stabil dengan nilai pH rata-rata diatas angka 8 untuk semua lapisan perairan tertera pada Lampiran 2a – 2d. Pada survei-1 pH rata-rata 8,46, survei-2 adalah 8,36, survei-3 adalah 8,14 dan survei-4 rata-rata sebesar 8,42. Menurut Pescod (1973), batas toleransi organisme perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor antara lain suhu, oksigen terlarut, alkalinitas dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadia organisme. Untuk dapat mendukung kehidupan ikan secara wajar diperlukan perairan dengan nilai pH berkisar dari 5,0 sampai 9,0 .
Namun demikian ada jenis
organisme makanan ikan seperti Daphnia sp, tidak dapat hidup layak bila pH perairan kurang dari 6,0. Oleh karenanya Swingle (1963) dan NTAC (1968) menyatakan bahwa 20
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
perairan yang ideal untuk mendukung kehidupan ikan dan organisme air sebagai makanan ikan adalah perairan yang mempunyai pH berkisar antara 6,5 sampai 8,5 . Berdasarkan keterangan ter sebut diatas, maka perairan Danau Batur ditinjau dari parameter pH tergolong perairan yang sangat ideal mendukung kehidupan ikan dan organisme perairan lainnya sebagai makanan ikan . Disisi lain, efek negatif dengan tingginya nilai pH suatu perairan adalah meningkatnya kandungan ammoniak bebas (NH3) dalam perairan sebagai reaksi yang berjalan ke arah kanan dari molekul air (H 2O) dengan ammonium (NH 4OH). Daya Hantar Listrik (Konduktivitas) Daya Hantar Listrik atau Konduktivitas memberikan gambaran banyaknya garam-garam yang terlarut atau terionisasi dalam suatu perairan . Nilai konduktivitas perairan Danau Batur sebagaimana tertera pada Lampiran 2a -2d tergolong tinggi. Untuk keseluruhan kolom air nilai DHL Danau Batur pada survei -1 berkisar antara 2500-2800 umhos/cm dengan nilai rata-rata 2672 umhos/cm. Survei-2 antara 2600-2700 dan ratarata 2669 umhos/cm, survei-3 antara 2600-2700 dengan nilai rata-rata 2678 umhos/cm. APHA (1981) dan Boyd (1979) mengatakan bahwa batas -batas toleransi ikan terhadap nilai DHL dipengaruhi oleh kesadahan perairan . Pada perairan tawar yang sadah, ikan dapat hidup bertahan dalam perairan dengan nilai DHL yang tinggi pula sekitar 2000 umhos/cm. Tingginya nilai DHL perairan Danau Batur diduga disebabkan oleh banyaknya kandungan garam-garam mineral berasal dari aktivitas Gunung Batur atau dari areal sekitar Gunung Batur yang masih aktif masuk dan larut kedalam perairan danau.
Unsur Fosfor (Phosphor) Unsur fosfor merupakan salah satu unsur essensiil bagi pembentukan protein, metabolisme sel organisme dan juga unsur penting bagi pertumbuhan tumbuhan tingkat tinggi dan alga, sehingga unsur fosfor dapat menjadi limiting factor (faktor pembatas) bagi perkembangan tumbuhan akuatik khususnya fitoplankton yang tumbuh dan berkembang di perairan danau. Dari Lampiran 2a-2d, konsentrasi fosfat (PO 4-P) yang terlarut dalam perairan Danau Batur pada survei -1 (Februari-2011) berkisar antara 12,560,6 ug/L dengan nilai rata-rata 33,656 ug/L. Pada survei-2 (Mei-2011) berkisar antara 33,8-60,6 ug/L dengan nilai rata-rata 40,909 ug/L, survei-3 (September-2011) berkisar dari 20-193 ug/L dengan nilai rata -rata 117 ug/L. Berdasarkan kriteria yang 21
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
dikemukakan oleh Liaw (1969) pada hubungan antara konsentrasi fosfat (PO 4-P) dengan tingkat kesuburan perairan ( Tabel 5) maka kesuburan perairan Danau Batur pada musim hujan (Februari-Mei) termasuk dalam tingkatan sedang dan pada musim kemarau termasuk dalam tingkatan baik sekali. Tabel 5. Hubungan konsentrasi fosfat (orthophosphat) dan kesuburan perairan No 1 2 3 4 5
Konsentrasi fosfat (ug/L) 0 – 20 21 – 50 51 – 100 101 – 200 201 +
Kesuburan perairan Rendah Cukup/sedang Baik Baik sekali Sangat baik sekali
Konsentrasi fosfat dalam perairan alami biasanya jarang melebihi angka 100 ug/L, kecuali perairan menerima limbah rumah tangga, limbah industri dan limpasan air dari areal pertanian/perkebunan yang mendapat pemupukan fosfat . Khusus perairan Danau Batur terlihat pada bagian tepi danau terdapat pemukiman penduduk dan areal perkebunan yang cukup padat yang diduga turut menyumbang tingginya konsentrasi fosfat di perairan.
Unsur Nitrogen Nitogen merupakan elemen penting bagi pertumbuhan organisme dan menjadi salah satu unsur utama dalam pembentukan protein. Unsur nitrogen dalam perairan biasanya berada dalam bentuk senyawaan nitrit (NO 2-N), nitrat (NO 3-N), ammonium (NH4-N) dan ammonia (NH 3-N). Hanya bentuk senyawaan nitrat (NO 3-N), unsur nitrogen dapat diserap oleh organisme nabati terutama fitoplankton dan tumbuhan air yang kemudian diolah menjadi protein dan seterusnya menjadi sumber makanan bagi organisme hewani perairan. Konsentrasi unsur nitrogen pada perairan Danau Batur dalam bentuk senyawaan ammonia, nitrit, nitrat dan total nitrogen dari survei pertama sampai dengan survei ke empat tertera pada Lampiran 2a, 2b, 2c dan 2d.
Kadar ammonia (NH3) mulai dari
lapisan permukaan sampai ke lapisan dasar pada bulan Februari-2011, berkisar antara 0,0155-1,2439 mg/Liter dengan nilai rata-rata 0,1879 mg/Liter. Pada bulan Mei-2011 antara 0,0114-2,1188 mg/L dan rata-rata 0,6571 mg/L. Bulan September-2011 antara 0,040-0,154 mb/L (0,070 mg/Liter) dan bulan Nopember antara 0,044-0,108 mg/L (0,088 mg/Liter). Dari nilai rata-rata, terlihat bahwa kandungan ammonia perairan Danau Batur pada musim hujan sebesar 0,068-0,1879 mg/Liter lebih kecil dibandingkan pada musim 22
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
kemarau sebesar 0,6571 mg/Liter . Limbah domestik dan limbah pertanian (sisa -sisa pupuk yang masuk ke perairan) berpote nsi menghasilkan senyawaan nitrat dan ammona melalui reaksi kimiawi dalam proses n itrifikasi. Tingginya nilai pH perairan Danau Batur juga akan memperbesar terbentuknya senyawaan ammonia (NH3-N) yang cenderung bersifat toksik terhadap ikan . Pescod (1973) mengatakan bahwa daya racun ammonia meningkat sebanding dengan meningkatnya pH dan akan menurun apabila pH turun. Lebih lanjut dikatakannya untuk perairan di daerah tropis, kandungan ammonia perairan jangan lebih dari 1,0 mg/Liter . Menurut Redner (1978) dalam Arthana (2009) ikan Tilapia aurea relatif peka terhadap amonia dimana pada konsentrasi ammonia sebesar 0,12 mg/L pertumbuhannya sudah terpengaruh. Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka secara umum, perairan Danau Batur termasuk perairan dengan kandungan ammonia yang masih dapat ditoleransi untuk aktivitas perikanan, kecuali pada beberapa titik sampling yang nilainya diatas satu seperti di Desa Songan, Pura Jati dan Desa Buahan yang letaknya pada lapisan bawah yakni di dasar perairan. Tingginya konsentrasi ammonia pada dasar perairan di stasiun tersebut diduga akibat dari akumulasi limpasan pupuk serta sisa pakan dari KJA yang menumpuk di dasar perairan. Kadar Nitrat perairan Danau Batur dari hasil pengukuran bulan Februari (Survei1) pada keseluruhan kolom air berkisar antara 0,2590-1,1762 mg/L dengan nilai rata rata 0,4485 mg/L. Bulan Mei (survei-2) berkisar dari 0,0102-2,3571 mg/L (0,6426 mg/L), bulan September (survei-3) berkisar 0,1-1,088 mg/L (0,40 mg/L) dan bulan Nopember (survei-4) berkisar antara 0,236-0,886 mg/L dengan nilai rata -rata 0,418 mg/L. Hasil pengukuran kadar nitrat perairan Danau Batur pada penelitian ini nilainya relatif lebih tinggi (Gambar. 15) dibandingkan dengan hasil investigasi yang dilakukan oleh Wedayana et al (2011), Wijana (2006), Arthana (2009) dan lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali bekerjasama dengan Universitas Warmadewa (2005) .
23
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Gambar 15. Pola konsentrasi nitrat dari tahun 2006 -2011 di Danau Batur.
Mengacu pada kriteria kesuburan perairan yang dikemukakan Wetzel (1975), maka perairan Danau Batur dengan kadar nitrat berkisar dari 0,0102 – 2,3571 mg/Liter tergolong perairan dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang . Berdasarkan nilai total nitrogen (Total-N), perairan Danau Batur mempunyai nilai rata -rata 2.079 ug/L (survei-1), 2.038 ug/L (survei-2), 1.352 ug/L (survei-3) dan 1.270 ug/L (survei-4), menggolongkan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi ( Jorgensen, 1980).
Pola
konsentrasi nitrat di perairan Danau Batur menunjukan peningkatan dari tahun 2006 2011. Hal ini di duga di akibatkan oleh peningkatan aktivitas manusia seperti pertanian dan KJA di sekitar perairan Danau Batur sehingga tekanan ekologis yang di alami oleh danau tersebut juga semakin tinggi dan akan mengakibatkan danau semakin subur dan peluang terjadinya eutrofikasi juga semakin tinggi.
Alkalinitas dan Kesadahan Wardoyo (1979) mendefinisikan a lkalinitas sebagai kandungan basa yang dapat dititrasi dengan asam kuat, seperti basa dari kation Ca, Mg, K, Na, NH 4 dan Fe yang umumnya bersenyawa dengan anion karbonat, bikarbonat, asam lemak dan hidroksil, sedangkan kesadahan adalah gambaran tentang kandungan garam -garam alkali tanah terdiri dari garam-garam yang dapat dititrasi dengan asam kuat (alkalinitas) dan yang tidak dapat dititrasinya seperti garam-garam CaCl 2, MgSO 4 dan sebagainya.
Nilai
kesadahan yang diukur dalam perairan tawar menggambarkan keberadaan kation Ca 24
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
dan Mg, bila terdapat senyawaan dari garam -garam lain maka pengukuran alkalinitas lebih tepat.
Besaran nilai alkalinitas suatu perairan dapat menunjukkan kapasitas
penyangga (buffer capacity) perairan itu dan bisa digunakan untuk menduga kesuburannya (Swingle, 1968) . Nilai alkalinitas perairan Danau Batur selama penelitian tertera pada Lampiran 2a-2d, dengan rata-rata seperti pada tabel 6. Tabel 6 . Rata-rata nilai alkalinitas di perairan Danau Batur tahun 2011 Bulan
Alkalinitas
No.
Survei
1.
I
Februari
2.
II
Mei
106,125
3.
III
September
216,875
4.
IV
November
212
(mg/l CaCO 3 eq) 150,75
Rata-rata
171,44
Berdasarkan hubungan alkalinitas dan kualitas air untuk keperluan perikanan yang diklasifikasikan oleh
Swingle (1968) maka perairan Danau Batur tergolong
perairan subur dengan produktivitas perairan sed ang sampai tinggi karena berada dalam kisaran nilai antara 100 -250 mg/l CaCO3 eq. Nilai kesadahan rata-rata perairan Danau Batur selama penelitian disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata nilai alkalinitas di perairan Danau Batur tahun 2011 Bulan
Kesadahan
No.
Survei
1.
I
Februari
291
2.
II
Mei
303
3.
III
September
313
4.
IV
November
308
Rata-rata
(mg/l CaCO 3 eq)
303,75
Swingle (1968) mengklasifikasi perairan menjadi perairan lunak ( soft waters) dengan nilai kesadahan kurang dari 50 mg/l CaCO 3 eq, dan perairan sadah (hard waters) dengan nilai kesadahan lebih dari 50 mg/l CaCO 3 eq. Berdasarkan pada kriteria tersebut maka perairan Danau Batur tergolong perairan dengan tingkat kesadahan yang 25
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
tinggi dan mengindikasikan tingginya kandungan garam -garam yang berasal dari kation alkali tanah yakni kation kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) . Tingginya garam-garam dari kedua kation tersebut tidak terlepas dari keberadaan danau yang merupakan bekas kaldera dari Gunung Batur yang masih aktif yang diprediksi ban yak mengeluarkan bahan-bahan mineral dan masuk kedalam ekosistem perairan Danau Batur . Organisme Plankton Pada perairan danau, keberadaan fitoplankton memegang peranan penting yaitu sebagai penyedia oksigen terlarut melalui proses fotosintesis maupun seb agai dasar dari trofik level yang menentukan produktivitas danau secara keseluruhan. Organisme plankton yang ditemukan di perairan Danau Batur pada survei-1 (Februari-2011) dapat dilihat pada Lampiran 3a. Jenis fitoplankton terdapat sebanyak 20 jenis dengan kelimpahan berkisar antara 944 sel/liter (stasiun-3/Purajati) – 8.694 sel/liter (stasiun-5/Tengah Danau). Jenis fitoplankton yang paling dominan adalah jenis Synedra dari famili Bacillariophyceae dengan kelimpahan antara 882 -8.580 sel/liter. Zooplankton terdapat sebanyak 13 jenis dengan kelimpahan antara 52 individu/liter (stasiun 4/Buahan) – 1.086 individu/liter (stasiun-1/Ulun Danu). Jenis zooplankton yang dominan adalah Peridinium dari famili Mastigophora dengan kelimpahan antara 4 -928 individu/liter. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada survei -1 tertera pada Tabel 6 dengan nilai berkisar antara H’= 0,087 -0,328 dan nilai rata-rata H’ adalah 0,208. Plankton yang ditemukan pada sampling kedua , bulan Mei-2011 (Lampiran 3b) terdiri dari 16 jenis fitoplankton dan 11 jenis zooplankton. kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1152 sel/liter (stasiun -2/Toya Bungkah)–13066 sel/liter (stasiun-1/ Ulun Danu). Jenis fitoplankton yang paling dominan adalah jenis Synedra Dari kelompok Bacillariophyceae dengan ke limpahan antara 92-1864 sel/liter dan jenis Anabaena dari kelompok Cyanophyceae dengan kelimpahan antara 920 -10946 sel/liter. Kelimpahan zooplankton berkisar antara 18 individu/liter (stasiun-2/Toya Bungkah)–460 individu/liter (stasiun-4/Buahan). Jenis zooplankton yang dominan adalah Peridinium dari kelompok Mastigophora dengan kelimpahan antara 4 -424 individu/liter. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada survei-2 berkisar antara H’= 0,498-1,204 dan nilai rata-rata H’ adalah 0,781, lebih tinggi dibandingkan dengan survei-1 bulan Februari-2011. Plankton yang ditemukan pada
sampling ke tiga, bulan September-2011
(Lampiran 3c) terdiri dari 12 jenis fitoplankton dan 6 jenis zooplankton. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 2.770 sel/liter (stasiun-5/Tengah Danau)– 19.474 sel/liter 26
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
(stasiun-4/ Buahan). Jenis fitoplankton yang paling dominan adalah jenis Synedra Dari kelompok Bacillariophyceae dengan kelimpahan antara 1.066-5.244 sel/liter dan jenis Anabaena dari kelompok Cyanophyceae dengan kelimpahan tertinggi sebesar 12.732 sel/liter. Kelimpahan zooplankton berkisar antara 8 individu/liter (stasiun-5/ Tengah Danau)-2.292 (stasiun-6/Trunyan). Jenis zooplankton yang dominan adalah Peridinium dari kelompok Mastigophora dengan kelimpahan antara 2-2.256 individu/liter. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada survei -3 berkisar antara H’= 0,538-1,237 dan nilai rata-rata H’ adalah 0,903, lebih tinggi dibandingkan dengan survei -1 bulan Februari2011 dan survei-2, bulan Mei-2011. Plankton yang ditemukan pada
sa mpling ke empat, bulan November-2011
(Lampiran 3d) terdiri dari 19 jenis fitoplankton dan 11 jenis zooplankton. Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1.308 sel/liter (stasiun-5/Tengah Danau)– 7.366 sel/liter (stasiun-3/ Pura Jati). Jenis fitoplankton yang paling dominan adalah jenis Anabaena dari famili Cyanophyceae dengan kelimpahan antara 48-1.536 sel/liter.
Kelimpahan
zooplankton berkisar antara 214 individu/liter (stasiun-6/ Trunyan) – 1.996 (stasiun4/Buahan). Jenis zooplankton yang dominan adalah Mastigophora
dengan
kelimpahan
antara
184
–
Peridinium dari kelompok 1.236
individu/liter.
Indeks
keanekaragaman fitoplankton pada survei -4 (Tabel 8) berkisar antara H’= 0,8 -1,06 dan nilai rata-rata H’ adalah 0,94, lebih tinggi dibandingkan dengan survei -1 Februari-2011, survei-2, Mei-2011 dan survei-3, September 2011. Tabel 8. Indeks keanekaragaman fitoplankton perairan Danau Batur (Tahun 2011) Survei / Bulan Sampling Survei-1 (Februari-2011)
Sts-1
Sts-2
Sts-3
Sts-4
Sts-5
Sts-6
Rata2
0,268
0,140
0,328
0,116
0,087
0,311
0,208
Survei-2 (Mei-2011)
0,533
0,566
0,498
1,150
1,204
0,733
0,781
Survei-3 (September-2011)
1,237
1,017
1,001
0,946
0,538
0,680
0,903
Survei-4 (Nopeber-2011)
0,851
1,265
1,081
0,831
0,979
1,194
1,033
Nilai Rata-Rata
0,722
0,747
0,727
0,761
0,702
0,729
0,731
Peningkatan jumlah KJA juga turut mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di suatu perairan. Untuk mempercepat pertumbuhan ikan di dalam KJA maka masyarakat memberikan pakan buatan berupa pelet yang nantinya akan berakibat pada a kumulasi nutrien dari sisa pakan dan feses ikan di perairan. Jika kandungan nutrien semakin tinggi maka bisa berakibat kepada eutrofikasi perairan. 27
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Perairan Danau Batur dengan kelimpahan fitoplankton yang tinggi, jumlah jenis rendah dan indeks keanekaraga man rendah mengindikasikan bahwa perairan Danau Batur sudah tergolong perairan yang ter cemar, meskipun masuk dalam kate gori perairan subur (Likens,1975 dalam Jorgensen). Disebutkan pula bila jenis fitoplankton yang dominan dari Kelas Bacillariophyceae dan Cyanophyceae mengindikasikan perairan Danau Batur tergolong perairan yang subur dengan tingkat kesuburan meso eutrofik. Makrozoobentos Makrozoobentos memegang peranan penting dalam sistem ekologi di dasar perairan yaitu sebagai pakan alami bagi ikan. S ebagian besar makrozoobentos merupakan filter feeder yang memakan plankton dan bahan or ganik dengan cara menyaring air, selain itu dapat digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan. Pada Danau Batur, kelimpahan makrozoobentos paling banya k terdapat pada stasiun dengan daerah litoral yang luas serta dengan substrat yang halus dan banyak terdapat tumbuhan air. Hasil pengamatan di laboratorium Hidrobiologi BRPPU- Palembang terhadap komposisi makrozoobenthos pada bulan Februari, Mei, September dan November 2011 di Danau Batur tertera pada Lampiran 4a-4d. didapatkan komunitas makrozoobenthos yang terdiri dari 3 ordo (Oligochaeta, Diptera dan Mollusca). Dari ordo Oligochaeta terdiri atas 2 familia yaitu Tubificidae dan Naididae, ordo Diptera 1 familia yaitu Chironomidae, ordo Mollusca terdiri atas 1 familia yaitu Thiaridae. Kelimpahan Mollusca khususnya dari genus Mellanoides sp relatif tinggi dan hampir tidak ada perbedaan antar waktu penelitian. Tingginya organisme dasar dari jenis moluska diduga karena substrat pada daerah tersebut relatif didominasi oleh dasar berbatuan dan berpasir serta tinggi nya bahan organik yang menjadi kesukaan moluska sebagai habitat hidupnya. Dominannya jenis makrozoobentos ini menjadi indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar oleh bahan organik. Nilai indeks keanekaragaman organisme dasar Danau Batur sebagaimana tertera pada Tabel 9 , termasuk rendah sampai sedang karena menurut Odum (1977), nilai indeks keanekaragaman jenis jika kurang dari 1,0 maka keanekaragaman jenis tergolong kecil, nilai indeks dengan kisaran antara 1,0-3,0 keanekaragaman jenis sedang dan diatas 3,0 maka keanekaragaman jenis tinggi.
Jika dibandingkan dengan kriteria pencemaran air berdasarkan indeks
28
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
keanekaragaman Shannon-Wiener maka perairan Danau Batur termasuk dalam kriteria setengah tercemar hingga tercemar berat. Tabel 9. Nilai Indeks keanekaragaman organisme dasar Danau Batur (Tahun 2011) Survei / Bulan
Sts-1
Sts-2
Sts-3
Sts-4
Sts-6
Sampling
Ratarata
Survei-1 (Februari-2011)
-
-
-
-
-
-
Survei-2 (Mei-2011)
0,71
0,82
0,85
0,35
-
0,69
Survei-3 (September-2011)
0,92
0,97
0,84
0,65
-
0,76
Survei-4 (Nopember-2011)
0,14
1,04
-
0,19
-
0,44
Nilai Rata-Rata
0,59
0,94
0,85
0,39
-
STATUS TROFIK DAN NILAI POTENSI PRODUKSI IKAN Status trofik Status trofik suatu perairan diindikasikan oleh tinggi rendahnya kandungan unsur hara, seperti Nitrogen (N) dan Fosfor (P) serta kelimpahan fitoplankton atau konsentrasi klorofilnya,
Carlson (1977) mengajukan suatu indeks status trofik perairan yang
merupakan nilai indeks rata-rata pada perjumlahan 3 (tiga) nilai indeks status trofik yaitu 1) berdasarkan kepada kecerahan perairan dari hasil pembacaan keping secchi (secchi disk), 2) berdasarkan kandungan total Fosfor dan 3) berdasarkan kandungan klorofil-a, Dari ketiga nilai indeks status trofik tersebut diatas, dapat terjadi penilaian yang saling menutupi untuk mendapatkan penilaian akhir , Hasil perhitungan indeks status trofik perairan Danau Batur (Tabel 10) yang didasarkan pada indeks status trofik Carlson (1977), maka indeks status trofik perairan Danau Batur mempunyai status trofik yang sama pada survei-1 (bulan Februari-2011) dan survei-2 (bulan Mei-2011) dengan nilai indeks masing -masing 55,17 dan 55,66 yaitu masih dalam tingkat kesuburan eutrof ik ringan. Pada survei-3 (September-2011) dan survei-4 (Nopember-2011), kesuburan perairan Danau Batur meningkat menjadi eutrofik sedang dengan nilai indeks masing -masing sebesar 60,45 dan 61,14.
Meningkatnya
kesuburan perairan Danau Batur pada survei -3 (September) dan survei-4 (Nopember) disebabkan oleh meningkatnya kandungan unsur Fosfor yang larut dan bahan-bahan hara yang tersuspensi dalam perairan yang ditandai pula rendahnya angka kecerahan air Danau Batur pada 2 kali survei terakhir tersebut. Secara keseluruhan tingkat 29
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
kesuburan perairan Danau Batur pada tahun penelitian 2011 tergolong subur dengan status trofik eutrofik ringan sampai sedang. Tingkat kesuburan Danau Batur yang tinggi ini diduga adanya beban unsur hara yang berasal dari aktifitas pemukiman penduduk dan juga aktivitas perkebunan yang banyak ditemukan di tepian perairan danau . Tingkat kesuburan perairan Danau Batur yang diteliti juga dapat dilihat dari kandungan unsur hara Nitrat dan Fosfa t, kelimpahan plankton dan bentos serta konsentrasi khlorofil-a (Lampiran 3e). Tabel 10. Trofik Status Indeks (Carlson's trophic state index, TSI,1977) Perairan Danau Batur Trip-1 (Bulan Februari), Trip-2 (Bulan Mei), Trip-3 (Bulan September) dan Trip-4 (Nopember-2011) No
Stasiun
TSI-SD
TSI-TP
TSI-Khl
Rata-Rata
Status Trofik
Survei-1 (Februari-2011) 1
Songan
44,17
63,03
57,72
54,97
Eutrofik ringan
2
Toya Bungkah
41,95
67,59
60,66
56,73
Eutrofik ringan
3
Pura Jati
44,17
63,31
55,82
54,43
Eutrofik ringan
4
Buahan
39,32
67,17
58,09
54,86
Eutrofik ringan
5
Tengah Danau
40,02
66,49
50,42
52,31
Eutrofik ringan
6
Trunyan
47,99
66,96
58,14
57,69
Eutrofik ringan
Rata-Rata
42,94
65,76
56,81
55,17
Eutrofik ringan
Survei-2 (Bulan Mei-2011) 1
Songan
43,24
68,42
58,15
56,60
Eutrofik ringan
2
Toya Bungkah
44,17
68,64
54,65
55,82
Eutrofik ringan
3
Pura Jati
46,79
67,38
54,65
56,28
Eutrofik ringan
4
Buahan
48,32
67,79
58,15
58,09
Eutrofik ringan
5
Tengah Danau
43,02
67,56
58,15
56,24
Eutrofik ringan
6
Trunyan
43,02
67,38
60,43
56,94
Eutrofik ringan
Rata-Rata
44,76
67,86
57,37
56,66
Eutrofik ringan
30
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Lanjutan tabel 10…
No
Stasiun
TSI-SD
TSI-TP
TSI-Khl
Rata-Rata
Status Trofik
Survei-3 (September-2011) 1
Songan
52,78
79,66
48,88
60,44
Eutrofik sedang
2
Toya Bungkah
53,23
78,33
47,23
59,59
Eutrofik ringan
3
Pura Jati
53,23
74,43
47,23
58,29
Eutrofik ringan
4
Buahan
53,23
83,22
47,92
61,46
Eutrofik sedang
5
Tengah Danau
54,16
80,10
51,48
61,91
Eutrofik sedang
6
Trunyan
56,22
76,17
50,61
60,99
Eutrofik sedang
Rata-Rata
53,81
78,65
48,89
60,45
Eutrofik sedang
Survei-4 (Nopember-2011) 1
Songan
53,23
79,43
50,75
61,13
Eutrofik sedang
2
Toya Bungkah
53,23
77,85
50,88
60,65
Eutrofik sedang
3
Pura Jati
54,16
73,61
51,29
59,69
Eutrofik ringan
4
Buahan
53,69
82,91
50,75
62,45
Eutrofik sedang
5
Tengah Danau
53,23
80,41
53,47
62,37
Eutrofik sedang
6
Trunyan
54,16
76,17
51,41
60,58
Eutrofik sedang
Rata-Rata
53,61
78,39
51,42
61,14
Eutrofik sedang
Potensi Produksi Ikan Danau Batur Pengukuran potensi produksi ikan di Danau Batur dengan menggunakan MEI (Morphoedhaphic Index) yang merupakan hasil dari nilai parameter conductivity atau daya hantar listrik (DHL) dibagi dengan kedalaman rata-rata perairan danau, Hasil pengukuran kedalaman air Danau Batur di 81 titik / loka si sampling (Lampiran 8a), menghasilkan kedalaman rata -rata 42,65 meter dan kedalaman maksimum sebesar 73,80 meter. Hasil perhitungan nilai potensi produksi ikan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Henderson dan Welcomme (1974) dalam Moreau dan De Silva (1991) dapat dilihat pada Tabel 11.
31
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Tabel 11. Hasil perhitungan potensi produksi ikan (PPI) di Danau Batur berdasarkan nilai Morphoedhaphic Index (MEI) pada Trip -1, Trip-2, Trip-3 dan Trip-4 Stasion Riset
MEI
PPI (kg/ha/tahun)
55,1579 54,7368 56,8421 56,8421 55,3474 58,9474
93,542 93,207 94,869 94,869 93,693 96,497 94,446
Survei-1 (Februari-2011)
Desa Songan Toya Bungkah Pura Jati Desa Buahan Tengah Danau Desa Trunyan
Rata-Rata Survei-2 (Bulan Mei-2011)
Desa Songan Toya Bungkah Pura Jati Desa Buahan Tengah Danau Desa Trunyan
61,8992 63,3060 63,3060 61,8992 62,9777 61,8992
Rata-Rata
98,730 99,774 99,774 98,730 99,532 98,730 99,212
Survei-3 (September-2011)
Desa Songan Toya Bungkah Pura Jati Desa Buahan Tengah Danau Desa Trunyan
63,3060 63,3060 63,3060 63,3060 60,9613 63,3060
Rata-Rata
99,774 99,774 99,774 99,774 98,027 99,774 99,483
Survei-4 (Nopember-2011)
Desa Songan Toya Bungkah Pura Jati Desa Buahan Tengah Danau Desa Trunyan
61,8992 60,9613 60,9613 61,8992 61,9695 62,3681
Rata-Rata
98,730 98,027 98,027 98,730 98,782 99,079 98,563
Besarnya potensi produksi ikan di Danau Batur yang diukur di enam stasion penelitian pada waktu survei pertama (Trip -1, Februari-2011) berkisar antara 93,20796,497 kg/ha/tahun dengan nilai rata-rata = 94,446 kg/ha/tahun, Pada survei kedua (Trip-2, Mei-2011) berkisar antara 98,730-99,774 kg/ha/tahun dengan nilai rata -rata= 99,212 kg/ha/tahun, survei ketiga (Trip -3, September-2011) berkisar antara 98,02799,774 kg/ha/tahun dengan nilai rata-rata= 99,483 kg/ha/tahun dan pada survei keempat 32
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
(Trip-4, Bulan Nopember-2011) nilai potensi produksi ikan berkisar antara 98,02799,079 kg/ha/tahun dengan nilai rata-rata 98,563 kg/ha/tahun, Hasil integrasi selama penelitian (dari 4xsurvei, tahun 2011), angka potensi produksi ikan di Danau Batur berkisar antara 94,446 - 99,483 kg/ha/tahun dengan nilai rata -rata sebesar 97,926 kg/ha/tahun, Menurut Kartamihardja (1987) angka rata -rata potensi sebesar 97,926 kg/ha/tahun secara alami tergolong seda ng, Luas perairan Danau Batur adalah 1.605 hektar, dengan demikian maka angka potensi produksi ikan di Danau Batur berkisar antara 94,446 x 1605 = 151.585,8 kg/tahun (151,586 ton/tahun) sampai 99,483 x 1605 = 159.670,2 kg/tahun (159,670 ton/tahun) dengan angka rata-rata 97,926 x 1605 = 157.171.2 atau 157,171 ton/tahun. Produksi ikan dari hasil tangkapan di Danau Batur berdasarkan data statistik perikanan Kabupaten Bangli tahun 2001 ada sebesar 228,5 ton, tahun 2002 (153 ton), tahun 2003 (156,5 ton) dan tahun 2004 (162,4 ton) dengan nilai rata -rata 175,1 ton. Dari angka potensi produksi ikan rata -rata Danau Batur sebesar 157,171 ton/tahun dan dibandingkan dengan angka produksi hasil tangkapan ikan dalam kurun waktu 2001 2004 rata-rata sebesar 175,1 ton/tahun , menunjukkan bahwa penangkapan ikan di Danau Batur telah terjadi tangkap lebih ( over fishing) karena angka hasil tangkapan ikan telah melebihi dari nilai potensi produksinya. Namun bila dibandingkan dengan hasil tangkapan ikan di Danau Batur berdasarkan data statistik perikanan Kabupaten Bangli tahun 2009 ada sebesar 137 ton, maka penangkapan ikan di Danau Batur masih dibawah nilai potensi produksinya.
Diduga hal ini berkaitan dengan meningkatnya
kegiatan usaha keramba jaring apung, dimana sebagian nelaya n yang tadinya berusaha menangkap ikan beralih ke usaha budidaya (kegiatan keramba jaring apung). Mengacu pada sasaran angka produksi ikan hasil tangkapan di Danau Batur sebesar 155 ton pada tahun 2010, maka angka tersebut sudah tepat karena mendekati nil ai potensi produksi ikan Danau Batur sebesar 157,171 ton/tahun, demikian kondisi perikanan tangkap yang ada berhubungan dengan jenis dan jumlah alat tangkap perlu dipertahankan. Aspek Biologi Ikan Jumlah Jenis Jenis-jenis ikan dan udang yang tertangkap di Danau Batur selama melakukan penelitian tahun 2011 terdiri dari
12 jenis ikan dan 2 jenis udang ( Tabel 12 dan
Lampiran 6a). Jenis ikan yang paling dominan tertangkap adalah jenis ikan nila (Oreochromis niloticus), sedangkan untuk jenis yang dominan tetapi tidak untuk 33
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
dikonsumsi adalah jenis ikan cendol hitam ( Poecillia reticulata). Untuk jenis udang yang dominan tertangkap adalah jenis udang testes ( Macrobrachium spp.). Tabel 12. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Batur selama riset tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Lokal Nila Ikan Bali Cendol merah Cendol hitam Lohan merah Lohan hitam Ikan Puyu Tawes Bedu Lele Bandeng Belut Udang galah Udang testes
Nama Ilmiah Oreochromis niloticus Oreochromis mossambicus Xiphophorus helleri Poecillia reticulata ------------------------------------------------Channa striata Poropuntius huguenini Trichogaster pectoralis Clarias gariepenus Chanos chanos Monopterus albus Macrobrachium rosenbergii Macrobrachium spp.
Familia Cichlidae Cichlidae Poeciliidae Poeciliidae Cichlidae Cichlidae Channidae Cyprinidae Osphronemidae Clariidae Chanidae Synbranchidae Palaemonidae Palaemonidae
Freq. +++ + ++ +++ + + + + + + + + + +++
Keterangan : (+) : sedikit, (++) : sedang, (+++) : dominan/melimpa h Pola Pertumbuhan Ikan Berdasarkan hasil analisa hubungan panjang berat pada ikan ekonomis penting nila (Oreochromis niloticus) dan dari hasil uji t (t-test) terhadap nilai parameter “b” dengan taraf kepercayaan 95% (Steel and Torrie, 1981) memperlihat kan bahwa nilai parameter b dari persamaan hubungan panjang -berat pada survei-1 (Februari-2011), survei-2 (Mei-2011) dan survei-3 (September-2011) (Tabel 13 dan Gambar 16) tidak berbeda dengan 3 (b=3) yang berarti mempunyai pola pertumbuhan isometrik dan sampling di bulan Nopember-2011 pola pertumbuhannya bersifat alometrik positif dengan nilai b lebih besar dari 3 (b>3). Pola pertumbuhan yang bersifat isometrik berarti kecepatan pertumbuhan berat sebanding dengan pertumbuhan panjang dan pola pertumbuhan alometrik positif berarti pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjang. Pola pertumbuhan ikan nila di Danau Batur yang bersifat isometrik dan alometrik positif tersebut, menunjukkan bahwa ikan nila yang diintroduksikan di Danau Batur dapat tumbuh dengan baik. Tabel 13. Pola pertumbuhan ikan nila ( Oreochromis niloticus) di Danau Batur (2011) No
1 2 3 4
Bulan Sampling Februari-2011 Mei-2011 September-2011 Nopember-2011
N
113 64 119 147
Parameter Hubungan Panjang dan berat 2 a b R 0,0293 2,89 0,91 0,0235 2,94 0,95 0,0207 2,99 0,95 0,0161 3,07 0,99 34
Nilai t-hitung
Nilai t-tabel
Pola Pertumbuhan
1,347 0,707 0,094 2,814
1,960 2,000 1,980 1,960
Isometrik Isometrik Isometrik Alometrik (+)
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
500
700
W = 0.0293L2.8848
400
R2 = 0.911 N= 113
500
Bobot/Berat (gram)
Bobot/Berat (gram)
600
400 300 200
W = 0,0235 L 300
2,9387
2
R = 0,9487 N = 64
200 100
100
0
0 0
5
10
15
20
25
30
35
0
5
Panjang total (cm)
800
1200
700 2.994
Berat / Bobot (gram)
Bobot / Berat (gram)
20
25
30
Pola pertumbuhan ikan nila pada survei-2 (bulan Mei-2011)
1400
W = 0.0207L 2
R = 0.949 N = 119
800
15
Panjang total (cm)
Pola pertumbuhan ikan nila pada survei-1 (Februari-2011)
1000
10
600 400
W = 0.0161L 3.0676 R 2 = 0.9912 N = 147
600 500 400 300 200
200
100 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
0
45
0
Panjang total (cm)
5
10
15
20
25
30
35
Panjang total (cm)
Pola pertumbuhan ikan nila pada survei-3 (September-2011)
Pola pertumbuhan ikan nila pada survei-4 (Nopember-2011)
Gambar 16. Kurva hubungan panjang –berat ikan nila di Danau Batur (tahun 2011).
35
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Tabel 14. Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan / udang di Danau Batur pada survei-1 (bulan Februari-2011) No
Jenis ikan / udang
N
Parameter Hubungan Panjang dan berat
Nilai t-hitung
Nilai t-tabel
Pola Pertumbuhan
2
1
Ikan bali/ mujaer
26
a 0,0099
b 3,29
R 0,98
2,86
2,06
Alometrik (+)
2
Udang testes
143
0,0100
3,19
0,84
1,67
1,96
Isometrik
3
Cendol hitam
91
0,0179
2,75
0,72
1,40
1,98
Isometrik
4
Anakan nila
41
0,0153
3,10
0,91
0,64
2,02
Isometrik
Pola pertumbuhan untuk jenis ikan dan udang selain jenis ikan nila, juga menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat isometrik dan alometrik positif. (Tabel 14 dan Tabel 15)dan pada Tabel 16 hanya untuk jenis ikan cengkuling (anak ikan mujaer) pola pertumbuhannya alometri k negatif. Adanya beberapa jenis ikan dan udang dapat tumbuh dengan baik di Danau Batur, mengindikasikan bahwa kualitas perairan Danau Batur termasuk perairan subur dan sangat ideal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembang-biakan ikan serta organisme pe rairan lain sebagai makanan ikan. Namun demikian dengan kualitas p erairan yang subur ini juga mengindikasikan bahwa proses eutrofikasi diduga berjalan cepat dan dapat mengarah menjadi perairan dengan tingkat hypereutrofik (kesuburan sangat tinggi) yang pad a akhirnya menurunkan kualitas air menjadi perairan yang distrof (tidak dapat dimanfaatkan). Proses eutrofikasi perairan Danau Batur dapat berjalan lebih cepat juga dikarenakan ekosistem danau bersifat tertutup (closed system) dan tidak ada pengeluaran air (outlet).
36
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
4,5
400
4
350
3,5
Bobot / Berat (gram)
Berat / Bobot (gram)
450
3,2898
300
W = 0,0099L
250
R2 = 0,9778 N = 26
200 150 100
3,195
W = 0,01L 2
3
R = 0,8414 N = 143
2,5 2 1,5 1 0,5
50
0
0 0
4
8
12
16
20
24
0
28
1
8
4,5
7
4
W = 0,0179L 2 ,7 4 7 6 R 2 = 0,7224 N = 91
4
4
5
6
7
Pola pertumbuhan udang testes pada survei-1 (Februari-2011)
Berat / Bobot (gram)
Berat / Bobot (gram)
Pola pertumbuhan ikan bali pada survei-1 (Februari-2011)
5
3
Panjang total (cm)
Panjang total (cm)
6
2
3 2
3,5 3
y = 0.015x R² = 0.905 N = 41
2,5 2
3.103
1,5 1
1
0,5
0
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
1
2
3
4
5
6
Panjang total (cm)
Panjang total (cm)
Pola pertumbuhan ikan cendol hitam Pada survei-1 (Februari-2011)
Pola pertumbuhan anak ikan nila Pada survei-1 (Februari-2011)
Gambar 17. Kurva hubungan panjang –berat beberapa jenis ikan di Danau Batur pada survei-1 (bulan Februari-2011).
37
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Tabel 15. Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan/udang di Danau Batur survei -2 (bulan Mei-2011) No
Jenis ikan / udang
N
Parameter Hubungan Panjang dan berat
Nilai t-hitung
Nilai t-tabel
Pola Pertumbuhan
2
1
Udang testes
291
a 0,0037
b 3,799
R 0,84
8,043
1,960
Allometrik (+)
2
Cendol merah
52
0,0070
3,463
0,89
2,671
2,011
Allometrik (+)
3
Cendol hitam
43
0,0084
3,266
0,94
1,983
2,021
Isometrik
4
Anakan nila
32
0,0181
2,996
0,98
0,055
2,042
Isometrik
38
6
6
5
5
4
B erat / B obot (gram)
Berat / Bobot (gram)
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
3,7995
W = 0,0037L 2 R = 0,8349 N = 291
3 2 1
W = 0,007L 3,463
4
R 2 = 0,8886 N = 52
3 2 1 0
0 0
1
2
3
4
5
6
7
0
8
1
Panjang total (cm)
3
4
5
6
7
8
P anjang total (cm)
Pola pertumbuhan udang testes pada survei-2 (Mei-2011)
Pola pertumbuhan ikan cendol merah Pada survei-2 (Mei-2011)
3
25
2
y = 0,0084x
Berat / Bobot (gram)
2,5 B erat / B obot (g ram)
2
3,2659
R 2 = 0,9353 N = 43
1,5 1 0,5
20 W = 0,0181 L 2 R = 0,9808 N = 32
15
2,9958
10 5 0
0 0
1
2
3
4
5
0
6
2
4
6
8
10
12
Panjang total (cm)
P anjang total (cm)
Pola pertumbuhan ikan cendol hitam Pada survei-2 (Mei-2011)
Pola pertumbuhan anak ikan nila Pada survei-2 (Mei-2011)
Gambar 18. Kurva hubungan panjang –berat beberapa jenis ikan di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011).
39
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Tabel 16. Pola pertumbuhan beberapa jenis ikan di Danau Batur pada survei -3 (bulan September-2011) No
Jenis ikan / udang
N
Parameter Hubungan Panjang dan berat
Cengkuling
157
2
Lohan
18
0,0166
2
7,575
1,960
Allometrik (-)
3,101
0,98
1,008
2,120
Isometrik
140
60
120
50 W = 0.111L R² = 0.752 N = 157
Pola Pertumbuhan
R 0,75
70
40
Nilai t-tabel
b 2,224
Bobot (gram)
Bobot (gram)
1
a 0,1113
Nilai t-hitung
2 .2 2 4
30
W = 0.0166L 3.101
100
R 2 = 0.9835 N = 18
80 60 40
20
20
10
0
0 0
2
4
6
8
10
12
14
0
16
3
6
9
12
15
18
21
Panjang total (cm)
Panjang total (cm)
Pola pertumbuhan cengkuling pada survei-3 (September-2011)
Pola pertumbuhan ikan lohan pada survei-3 (September-2011)
Gambar 19. Kurva hubungan panjang –berat beberapa jenis ikan di Danau Batur pada survei-3 (bulan September-2011).
Aspek Biologi Reproduksi Nilai IKG akan semakin meningkat nilainya dan mencapai maksimum pada saat terjadi pemijahan dan akan menurun secara bertahap dengan berakhirnya musim pemijahan. Cholik (2005) menyatakan bahwa sifat pemijahan ikan nila dapat dilihat dari nilai IKG nya yaitu jika IKG < 20% maka ikan tersebut memijah sepanjang tahun sedangkan jika nilai IKG > 20% maka ikan tersebut memijah per musim.
40
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Jenis ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dominan tertangkap oleh nelayan di Danau Batur mempunyai indeks kematangan gonad (IKG) berkisar antara 0,4 – 6,2 % dengan fekunditas 232 – 968 butir dengan ukuran diameter telur berkisar antara 1 -2,7 mm. Sesuai dengan pernyataan Cho lik (2005) maka ikan Nila di Danau Batur termasuk ikan yang memijah sepanjang tahun. Menurut Ghufran (2011), selain dikenal sebagai ikan “tukang kawin” nila memiliki kemampuan melakukan kemampuan membuahkan yang sangat tinggi. Jarang sekali ada telur yang gagal terbuahi. Hal ini lah yang mengakibatkan populasi ikan Nila di Danau Batur sangat mendominasi. Hasil penelitian di Danau Batur juga mendapatkan satu ekor ikan yang memiliki abnormalitas pada bentuk gonadnya (Gambar 20).
a
b
Gambar 20. Bentuk gonad ikan Nila yang normal (a) dan abnormal (b).
Ukuran pertama kali matang gonad berdasarkan hasil analisa pada survei pertama sampai survei terakhir mempunyai ukuran antara 17,559 - 20,408 cm (Lampiran 11a-11d). Begitu juga Ikan Mujair di Danau Batur yang memiliki indeks kematangan gonad (IKG) berkisar antara
2,5 – 6,4 % dengan fekunditas 275-325 butir dengan ukuran
diameter telur berkisar antara 0,5 -1,7 mm, yang menunjukkan bahwa ikan mujair bersifat memijah sepanjang tahun. Makanan Alami (food habi t) Berdasarkan pola kebiasaan pakannya, jenis ikan dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok (Yanes -Arancibia, Linares dan Day , 1980), antara lain: yaitu Konsumen tingkat pertama, termasuk golongan pemakan plankton (fito -dan/atau 41
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
zooplankton), pemakan detrit us, dan pemakan vegetasi lainnya, serta omnivore (pemakan detritus, vegetas i lainnya dan organisme kecil); Konsumen tingkat dua, kelompok ini didominasi oleh ikan karnivora, dimana kelompok ikan ini sedikit mengkonsumsi vegetasi dan detritus, sedangkan pak an utamanya makro dan mikro benthos dan ikan kecil.; konsumen tingkat tiga, merupakan kelompok ikan yang sangat karnivorous dengan pakan utamanya makrozoobenthos dan ikan. Berdasarkan kriteria tersebut maka pada tabel 17 disajikan jenis ikan yang ada di Danau Batur serta pola kebiasaan pakannya. Tabel 17. Jenis ikan dan pola kebiasaan pakan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Lokal Nila Ikan Bali Cendol merah Cendol hitam Lohan merah Lohan hitam Ikan Puyu Tawes Bedu Lele Bandeng Belut Udang galah Udang testes
Nama Ilmiah Oreochromis niloticus Oreochromis mossambicus Xiphophorus helleri Poecillia reticulata ------------------------------------------------Channa striata Poropuntius huguenini Trichogaster pectoralis Clarias gariepenus Chanos chanos Monopterus albus Macrobrachium rosenbergii Macrobrachium spp.
Kebiasaan pakan Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat II Konsumen Tingkat II Konsumen Tingkat III Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat III Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat III Konsumen Tingkat I Konsumen Tingkat I
Berdasarkan strategi pemanfaatan pakan untuk masing -masing jenis dapat dikelompokkan dalam 2 tipe pemanf aatan (Hyatt,1979), antara lain; Spesialis, pengembangan spesialisasi dalam pemanfaatan pakan oleh kelompok ikan herbivore, bentik karnivora, planktivora dan piscivora banyak ditemui di daerah tropis dimana perairan daerah tersebut relative stabil dengan pola perubahan yang dapat diprediksi. Sehingga jenis ikan yang ada lebih selektif dalam memanfaatkan pakan yang tersedia. ; Generalis, merupakan kelompok jenis ikan yang memanfaatkan pakan dengan range yang luas terhadap kualitas pakan. Umumnya kelompok ini banyak ditemui di perairan yang labil dan pola perubahannya tidak beraturan. Giller (1984) menyatakan bahwa ikan yang mempunyai luas relung pakan yang luas atau kebiasaan pakan yang berpola generalis menunjukkan kesuksesan keberadaannya di suatu perairan, dan terjadi kompetisi intraspesifik, mak a organisme tersebut cederung meningkatkan luas relungnya. Pada Danau Batur jenis ikan yang 42
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
mempunyai pola generalis contohnya ikan Nila ( Oreochromis niloticus) serta Lohan. Hal ini di dukung juga dari dari hasil tangkapan yang menunjukkan bahwa ikan nil a merupakan ikan yang paling dominan di Danau Batur. Jenis pakan alami yang terdapa t pada usus ikan Nila (Gambar 21 ) yaitu terdiri dari fitoplankton sebagai makanan utama sebesar 27%, serasah atau detritus sebagai makanan tambahan (23%) serta tumbuhan air sebagai makanan pelengkapnya ( 20%). Pada nila dewasa memiliki kemampuan mengumpulkan makanan di perairan dengan bantuan mucus (lendir) di dalam mulutnya sehingga makanan tersebut menggumpal sehingga tidak mudah keluar (Ghufran, 2010). Hal ini sesuai denga n hasil pengamatan dimana fitoplankton yang di dapatkan biasanya berupa gumpalan -gumpalan. Jenis fitoplankton yang dominan didapat yaitu Synedra dan Fragillaria yang merupakan genus dari ordo Bacilariophyceae. Berdasarkan hasil pengukuran secara umum menun jukan bahwa panjang usus ikan nila lebih besar dibandingkan dengan panjang tubuhnya. Hal ini dikarenakan agar luas penampang usus tersebut juga semakin besar sehingga penyerapan sari – sari makanan menjadi lebih maksimal. Berdasarkan perbandingan tersebut maka ikan nila termasuk dalam jenis ikan herbivor yang memiliki usus panjang dan berkelit serta dinding usus yang tipis.
Gambar 21. Indeks Preponderance pada Ikan Nila ( Oreochromis niloticus) di Danau Batur. Jenis pakan alami yang terdapat pada usus ika n Lohan (Gambar 22) yaitu terdiri dari udang testes (Macrobrachium sp) sebagai makanan utama sebesar 62%, ikan cendol hitam (Poecilia reticulata) sebagai makanan tambahan (23%). Berdasarkan hasil pengukuran secara umum menunjukan bahwa panjang usus ikan lohan lebih kecil dibandingkan dengan panjang tubuhnya.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka
43
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
ikan lohan termasuk dalam jenis ikan karnivora yang memiliki usus pendek yang tebal dan lebih elastis.
Gambar 22. Indeks Preponderance pada Ikan Lohan di Dan au Batur. Parameter Populasi Ikan Nila Hasil analisis terhadap parameter populasi ikan nila melalui sebaran frekuensi hasil tangkapan bulanan dengan memakai paket program FISAT (Gambar
23)
memperlihatkan bahwa model pertumbuhan ikan nila di Danau Batur m engikuti persamaan von Bertalanffy sebagai berikut Lt=41,45*(1 -exp(-0,52*(t-(-0,2867))). Artinya ikan nila di Danau ini mampu tumbuh hingga mencapai ukuran 41,45 cm dengan laju pertumbuhan (K) sebesar 0,52 per tahun. Nilai K adalah suatu kurvatur yang menunjukkan seberapa cepat suatu jenis ikan dapat tumbuh hingga mencapai panjang infinitifnya (Sparre and Venema, 1999).
44
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Gambar 23. Kurva pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Batur.
Berdasarkan model pertumbuhan diatas diperoleh nilai k onstanta mortalitas alami (M) sebesar 0,9588 per tahun, konstata mortalitas penangkapan (F) sebesar 1,1014 per tahun, mortalitas total (Z) sebesar 2,06 per tahun dan laju eksploitasi stok (E) ikan nila ada sebesar 0,5347. Gulland (1983) menyatakan bahwa bila nilai optimum laju penangkapan (F) dari stok ikan yang dieksploitasi (F opt) sebanding dengan mortalitas alaminya (M) maka laju eksploitasi optimum (E opt) adalah sebesar 0,5. Berdasarkan dari pernyataan tersebut, nilai laju eksploitasi ikan nila di Dan au Batur sudah melebihi nilai optimumnya, artinya penagkapan ikan nila di Danau Batur telah melebihi nilai optimal (over fishing).
Ukuran laju eksploitasi atau laju penangkapan
terhadap ikan nila di Danau Batur ini, meskipun telah melebihi nilai optimum t idaklah menjadi masalah karena populasi jenis ikan nila di danau ini cukup melimpah, menurut informasi dari Dinas Perikanan setempat setiap tahun selalu dilakukan penebaran benih ikan, terutama ikan nila (lainnya adalah sedikit ikan mas dan tawes). Hasil analisis program FISAT lebih lanjut terhadap pola rekruitmen (Gambar 24) menunjukkan bahwa ikan nila di Danau Batur dapat memijah dua kali dalam seta hun. Puncak-puncak pemijahan ikan nila tersebut diperkirakan terjadi antara bulan-bulan Maret dan Juli dengan pemijahannya di alam tidak dilakukan sekali secara serentak, melainkan beberapa kali dan waktu yang berbeda pula.
45
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
18
Rekruitmen (persen)
16 14 12 10 8 6 4 2 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan ke
Gambar 24. Pola rekruitmen ikan nila di Danau Batur .
Potensi Pengembangan Perikanan Danau Batur merupakan salah satu tipe danau vul kanik terletak di kaki Gunung Batur yang juga masih aktif dan diyakini merupakan sebuah kaldera (kawah gunung berapi purba). Danau Batur dengan luas perairan sebesar ± 1605 hektar dan terletak pada ketinggian ± 1080 meter diatas permukaan laut mempunyai ha wa sejuk dan dingin. Hasil pengukuran kedalaman danau pad a 81 titik koordinat (Lampiran 5a), diperoleh kedalaman maksimum sebesar 73,8 meter pada titik koordinat Lintang Selatan (S=08.16.432) dan Bujur Timur (E=115.24.449), kedalaman rata -rata sebesar 42,65 meter.
Berdasarkan dari hasil pengukuran kedalaman di 81 titik sampling tersebut
diduga bahwa profil Danau Batur secara vertikal dapat dikatakan agak berbentuk mangkok, meskipun tidak mirip betul seperti itu. Danau Batur, berdasarkan pengamatan ekologi s tepian danau, mempunyai areal perairan litoral yang sempit . Pada daerah terestrial dekat tepian danau di sisi bagian barat (di bagian kaki Gunung Batur) dan juga di sisi bagian timur danau pada Desa Trunyan (di bagian kaki Gunung Abang) dan desa -desa sekitarnya yang mengarah ke sisi bagian selatan terlihat sudah padat dengan pemukiman penduduk. Disamping itu terdapat pula areal lahan perkebunan dan tanaman pangan terutama hortikultura dan sayur-sayuran seperti kubis, tomat, cabe, bawang dan lain -lain banyak dijumpai pada sisi bagian utara di daerah Ulun Danu dan sekitarnya s erta disisi bagian selatan seperti daerah Buahan dan Kedisan. Areal terestrial yang masih kelihatan bagus dengan hutan 46
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
dan pepohonan yang masih lebat terdapat di sisi bagian timur dana u (di bawah kaki Gunung Abang), namun seiring dengan bertambahnya waktu dan meningkatnya kemajuan aktivitas pemanfaatan oleh manusia terhadap sumberdaya perairan Danau Batur dan sumberdaya lahan terestrial sekitar danau maka tidak terhindarkan akan mengarah pada menurunnya fungsi-fungsi dari ekosistem perairan dalam menjaga sumberdaya perairan yang lestari dan berkelanjutan di wilayah tersebut. Secara garis besar ada 2 (dua) permasalahan utama pada ekosistem danau yaitu permasalahan pada ekosistem terestri al daerah tangkapan air danau dan yang kedua adalah permasalahan pada ekosistem akuatik danau. Hasil pengamatan secara visual pada ekosistem terestrial daerah tangkapan air di Danau Batur, belum terlihat adanya kerusakan lingkungan dan erosi lahan yang di sebabkan oleh penebangan hutan tetapi kerusakan lingkungan akibat pengolahan lahan hortikultura dan sayuran yang belum optimal terlihat ada di sisi bagian utara dan selatan danau . Pada lahan yang mempunyai kemiringan / tidak rata sebaiknya pada bagian tep i danau diberi tanaman rivarian penahan erosi tanah dan atau diberi tanggul penahan untuk menghidari terjadinya sedimentasi, pendangkalan dan penyempitan danau. Pembuangan limbah rumah tangga, pertambangan dan pertanian juga akan menyebabkan pencemaran ai r danau, telah terlihat pada dasar perairan dekat areal pemukiman dan perkebunan sudah banyak ditemukan endapan bahan organik yang di indikasikan oleh melimpahnya makrozoobentos dari family Thiaridae yang termasuk ke dalam kelas Mollusca. . Pada ekosistem akuatik danau yang tidak mempunyai outlet merupakan faktor utama timbulnya permasalahan lain di areal perairan Danau batur. Karakteristik perairan Danau Batur dengan kandungan oksigen terlarut tinggi di lapisan permukaan, kemudian menurun secara tajam den gan bertambahnya kedalaman dan hampir mendekati nol pada dasar perairan menunjukkan perairan yang subur sesuai bagi kehidupan ikan -ikan pelagis dan kurang sesuai bagi ikan -ikan demersal.
Pada dasar perairan, lumpur
berwarna hitam halus berbau tidak sedap karena terdapat kandungan gas belerang (H2S) yang diperkirakan dari bahan -bahan mineral Gunung Batur yang terlarut ke dalam perairan danau, serta bisa juga berasal dari bencana letusan belerang di dasar perairan dan atau memasuki perairan melalui porositas tanah di bawah kaki Gunung Batur. Disamping itu, pada dasar perairan danau juga terakumulasi bahan organik yang diduga berasal dari limbah pertanian dan akumulasi limbah penduduk yang semakin tinggi seiring bertambahnya waktu serta peluang terjadinya eut rofikasi juga semakin tinggi , meskipun sebagian terurai menjadi unsur hara untuk penyuburan perairan. 47
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Kadar total fosfor dan total nitrogen perairan Danau Batur tergolong tinggi dan akan semakin tinggi dengan bertambahnya kegiatan budidaya ikan dengan sis tem keramba jaring apung dan besarnya limbah penduduk. Berdasarkan informasi (Personal Communication), jumlah petak keramba jaring apung di Danau Batur dengan ukuran 4x4 m2/petak ada ± 3200 petak, jumlah petak tersebut akan mengambil luasan perairan danau sebesar 3200 x 16 m2 = 51200 m2 atau sekitar ± 0,32% dari luasan danau. Jumlah pakan yang diberikan pada ikan dalam keramba sebagian tidak termanfaatkan dimakan oleh ikan di luar keramba, sebagian akan menumpuk di dasar perairan dan sebagian lagi menjadi unsur hara yang berguna dan dimanfaatkan tumbuhan air dan alga (produser) dan seterusnya dimanfaatkan oleh konsumer herbivor seperti ikan pelagis nila, mujaer/ikan bali dan tawes untuk tumbuh dan berkembang biak . Hasil analisis biologi pada ikan nila ( Oreochromis niloticus) menunjukkan bahwa ikan nila yang hidup diluar keramba memperlihatkan performa pertumbuha yang baik dengan pola pertumbuhan yang bersifat isometrik alometrik positif yaitu kecepatan pertumbuhan berat ideal dengan kecepaan pertumbuhan panj ang dan kecepatan pertumbuhan berat lebih dari pertumbuhan panjang, ini bearti kondisi ikan adalah gemuk -gemuk. Demikian pula jenis ikan lain selain nila juga mengikuti pola yang sama dengan jenis ikan nila. Hal ni menunjukkan bahwa kondisi perairan Danau Batur masih ideal untuk mendukung kehidupan ikan (khususnya ikan -ikan yang diintroduksikan) serta organisme perairan lainnya sebagai makanan ikan yang ditebar. Ikan nila yang ditebar di Danau Batur, dilihat dari komposisi pakan alaminya, lebih dominan ber upa plankton, sedangkan makanan pelengkapnya adalah detritus, tumbuhan air dan sisa-sisa pakan yang terlepas dari keramba jaring apung. Berdasarkan hasil penelitian karakteristik perairan Danau Batur dengan membaca nilai-nilai parameter fisika, kimia dan biologi perairannya serta dari hasil penelitian aspek biologi beberapa jenis ikan yang tertangka p di danau tersebut, maka terdapat beberapa saran yang perlu mendapat perhatian dalam rangka pengembangan perikanan di Danau Batur yaitu sebagai berikut : Pertama. Perairan Danau Batur sudah tergolong perairan yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi yaitu eutrofik sedang. Kesuburan tersebut lebih disebabkan oleh tingginya kandungan fosfat (ortho -fosfat), total fosfor, kandungan nitrat dan total nitrogen dalam perairan dan keadaan ini akan memacu pertumbuhan organisme nabati seperti alga dan tumbuhan air . Tingginya unsur hara dari unsur fosfor dan nitrogen diduga berasal dari akumulasi limbah domestik penduduk, limbah pakan yang tidak 48
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
termanfaatkan pada aktifitas budidaya keramba jaring apung yang terlihat sudah padat dan limbah yang berasal dari kegiatan pemupukan pada aktifitas perkebunan hortikultura, sayur-sayuran yang limbahnya memasuki perairan danau. Limbah tersebut sebagian terurai menjadi unsur hara yang b erguna dan sebagian lagi mengendap didasar danau dan tidak terbilas keluar karena danau tidak mempunyai outlet.
Untuk
perairan dengan kondisi demikian, maka pengembangan perikanan tangkap dengan mengintroduksikan beberapa jenis ikan herbivor seperti ikan nila, mujaer, tawes, mas dan nilem perlu lebih ditingkatkan lagi. Disamping itu introduksi jenis -jenis ikan omnivor yang dapat memakan bahan -bahan organik menumpuk di dasar perairan seperti jenis ikan lele-lelean perlu juga dilakukan. Hasil pengamatan mem perliatkan bahwa jenis-jenis ikan buas (konsumen tingkat III) seperti ikan puyu/gabus dan ikan lohan, populasinya masih rendah dan belum membahayakan dalam struktur komunitas ikan di perairan danau sehingga untuk jenis-jenis ikan ini tidak perlu menjadi pe rhatian. Kedua. Kegiatan budidaya dengan sistem keramba jaring apung di Danau Batur sudah terlihat padat tetapi masih perlu dipertahankan keberadaannya dan juga perlu dioptimalkan jumlahnya serta perlu adanya perbaikan teknologi dan manajemen pemberian pakan. Jumlah keramba jaring apung di danau ini sudah mengambil tempat seluas 0,32% dari luas perairan danau dan sebagian besar berada di sisi bagian barat danau seperti di wilayah Ulun Danu, Toya Bungkah dan Pura Jati dan sebagian lagi di bagian selatan seperti di wilayah Buahan dan Kedisan. Perlu adanya penyebaran letak keramba dan keramba dibuat sedemikan rupa sehingga dapat digerakkan (mobile) untuk menghindarkan dari kondisi air yang kurang baik ke lokasi perairan yang masih baik bila terjadi bencana alam. Untuk menghindari pakan pelet yang tidak dimakan oleh ikan dalam keramba pada aktivitas pemberian pakan, perlu adanya upaya pemberian jaring yang dapat menahan pakan dibawah jaring keramba agar pakan tidak banyak jatuh ke dasar perairan. Ketiga. Pada daerah pemukiman penduduk dan pada aktivitas pemupukan di areal perkebunan, hortikultura dan sayur -sayuran masih banyak limbah organik yang memasuki perairan ketika musim penghujan karena tepian danau yang belum terhalang oleh tumbuh-tumbuhan rivarian dan tanggul pencegah erosi tanah. Pengambilan air danau untuk menyirami tanah dan tanaman palawija/sayur -sayuran hendaknya diambil dari lapisan terbawa yang banyak mengandung bahan organik menumpuk di dasar perairan.
Bahan
organik
yang
menumpuk
di
dasar
danau
berguna
menggemburkan tanah-tanah perkebunan sehingga tanah menjadi subur. 49
untuk
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Keempat. Perlu menjaga suasana yang asri dan harmonis dilingkungan para stake holder baik itu pengguna lahan terestrial sekitar danau maupun pada ekosistem perairan Danau Batur itu sendiri dengan cara
memperkecil (meminimalkan) konflik
diantara pengguna serta meng-optimalkan hukum adat yang sudah ada.
50
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian karakteristik lingkungan perairan, biologi ikan dan potensi pengembangan perikanan di Danau Batur, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis dari beberapa parameter kualitas air, substrat dasar Danau Batur hampir merata berupa lumpur hitam, batu kerikil dan pasir, berbau gas belerang (gas H 2S) terutama di bagian tengah danau, sekitar Toya Bungkah dan Pura Jati. Substrat lumpur selain berupa lumpur hitam halus juga terdapat lumpur berupa bahan organik berwarna coklat kekuning -kuningan yang diduga berasal dari limbah pemukiman penduduk dan limbah dari aktivitas pada areal perkebunan yang banyak ditemukan di tepian danau. 2. Nilai kecerahan air Danau Batur pada pada awal penelitian bulan Pebru ari sampai dengan Mei-2011 berkisar antara 2,3-4,2 meter, setelah terjadi musibah kematian ikan secara masal di perairan danau pada bulan Juni -2011 terlihat kecerahan air danau menurun berkisar antara 1,3 -1,65 meter yang diduga adanya peningkatan zat-zat tersuspensi maupun yang terlarut kedalam perairan danau sehingga meningkatnya kekeruhan air danau. 3. Temperatur perairan Danau Batur pada kedalaman 0 -30 meter menunjukkan pola yang seragam yaitu berkisar antara 22 -23 0C, tetapi pada bagian tengah danau yang paling dalam menunjukkan pola yang sedikit berbeda, Suhu air di kedalaman 30 meter ke atas menunjukkan nilai yang menurun drastis dari 23 oC turun menjadi 17,5 0C, stratifikasi perairan terjadi pada kedalaman 0 –30 meter (lapisan epilimnion), lapisan termoklin (lapisan metalimnion) di kedalaman 30–40 meter dan lapisan hypolimnion pada lapisan di atas kedalaman 40 meter . 4. Kadar oksigen terlarut perairan Danau Batur pada lapisan permukaan cukup tinggi (diatas 8,00 mg/L), namun demikian terjadi penurunan seiring dengan bertambahnya kedalaman dan bahkan di lapisan bawah hampir mendekati nol . 5. Nilai konduktivitas (Daya Hantar Listrik) perairan Danau Batur tergolong tinggi, untuk keseluruhan kolom air nilai DHL berkisar antara 2500 -2800 umhos/cm, Tingginya nilai DHL perairan diduga disebabkan oleh banyaknya kandungan bahan mineral berasal dari aktivitas Gunung Batur atau areal sekitar Gunung Batur yang masih aktif masuk dan larut kedalam perairan danau . 6. Konsentrasi fosfat (PO 4-P) yang terlarut dalam perairan Da nau Batur rata-rata berkisar antara 33,656–117 ug/L, termasuk katagori perairan subur dengan tingkat kesuburan meso-eutrofik. Dilihat dari senyawaan nitrat, perairan danau
51
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
mempunyai kadar nitrat antara 0,0102–2,3571 mg/Liter yang juga mengklasifkasikan perairan Danau Batur dengan tingkat kesuburan meso-eutrofik.. 7. Nilai alkalinitas rata-rata perairan Danau Batur berkisar dari 106,125 mg/l CaCO 3 eq, sampai dengan 216,875 mg/l CaCO 3 eq, mengklasifikasikan perairan Danau Batur tergolong perairan subur denga n tingkat produktivitas perairan sedang sampai tinggi, 8. Nilai kesadahan rata-rata perairan Danau Batur berkisar antara 291 mg/l CaCO 3 eq, sampai dengan 313 mg/l CaCO 3 eq, termasuk perairan sadah (hard waters) dan mengindikasikan tingginya kandungan garam -garam yang berasal dari kation alkali tanah : kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), 9. Kelimpahan fitoplankton di Danau Batur berkisar antara 1152 -19474 sel/liter, termasuk perairan yang subur, namun tingkat keanekaragaman jenisnya rendah. Untuk kelimpahan zooplankton berkisar antara 8-2292 individu/liter. 10. Kelimpahan makrozoobentos berkisar antara 81 -182756 individu/m2, dengan indeks keanekaragaman rendah dan organisme bentos dari kelompok moluska jenis Melanoides spp. tergolong melimpah. 11. Nilai indeks status trofik perairan Danau Batur berkisar antara 55,17 (eutrofik ringan) sampai dengan 61,14 (eutrofik sedang), menggolongkan perairan dengan tingkat kesuburan tinggi. 12. Potensi produksi ikan di Danau Batur berkisar antara 94,446 - 99,483 kg/ha/tahun dengan angka rata-rata 97,926 kg/ha/tahun (157,171 ton/tahun). Dibandingkan dengan angka produksi hasil tangkapan ikan dalam kurun waktu 2001 -2004 ratarata sebesar 175,1 ton/tahun, menunjukkan penangkapan ikan di Danau Batur telah terjadi tangkap lebih (over fishing) . 13. Jenis-jenis ikan dan udang yang tertangkap di Danau Batur terdiri dari 12 jenis ikan (nila/Oreochromis niloticus, ikan bali/Oreochromis mossambicus, ikan pedang/cendol merah/Xiphophorus helleri, Cendol hitam/Poecillia reticulata, lohan merah, lohan hitam, puyu/Channa striata, tawes/ Poropuntius huguenini, bedu/Trichogaster pectoralis, lele/Clarias gariepenus, bandeng/Chanos chanos dan belut/Monopterus albus, dan 2 jenis udang (udang galah/Macrobrachium rosenbergii dan udang testes/ Macrobrachium spp. Jenis ikan nila, cendol hitam dan udang testes termasuk yang dominan. 14. Pola pertumbuhan untuk jenis ikan dan udang di Danau Batur menunjukkan pola pertumbuhan yang bersifat isometrik dan alometrik positif yang mengindikasikan 52
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
bahwa kondisi ikan dan udang yang banyak tertangkap nelayan tergolong berkualitas baik atau kondisi ikannya gemuk -gemuk, hal ini juga menunjukkan perairan Danau Batur termasuk perairan subur dan sangat ideal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembang -biakan ikan serta organisme perairan lain sebagai makanan ikan. 15. Jenis ikan nila yang dominan tertangkap di Danau Batur dapat memijah lebih dari satu kali dalam setahun antara bulan Maret sampai Juli , ukuran pertama matang gonad ikan nila betina berkisar antara 17,559-20,408 cm. Sementara berdasarkan kebiasaan makannya, ikan nila bersifat omnivor cenderung ke herbivor yaitu memakan fitoplankton, tumbuhan air dan detritus. 16. Dari hasil analisis parameter pertumbuhan terhadap jenis ikan yang dominan tetangkap di Danau Batur yaitu ikan nila, mem punyai panjang infinitif (L∞) = 41,45 cm dengan konstanta percepatan pertumbuhan (K) = 0,52. Nilai parameter mortalitas total (Z) = 2,06, nilai parameter mortalitas alami (M)= 0, 9588, mortalitas penangkapan F= 1,1014 dan laju eksploitasi stok (E) ikan nil a ada sebesar 0,5347 (lebih besar dari 0,5) yang menunjukkan laju tangkap ikan nila di Danau Batur sudah diatas nilai optimum. 17. Potensi pengembangan perikanan yang ideal di Danau Batur ditinjau dari karakteristik perairan danau dan dari aspek biol ogi ikan adalah pengembangan perikanan tangkap dengan cara mengintroduksikan beberapa jenis ikan seperti ikan nila, mujaer, tawes, mas dan nilem. Disamping itu perlu juga diintroduksikan jenis-jenis ikan omnivor yang dapat memakan bahan -bahan organik menumpuk di dasar perairan seperti jenis ikan lele -lelean.
53
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2009. Konferensi pengelolaan danau berkelanjutan. http://www.pu.go.id/
satminkal/dit_sda/arsip%20Berita/2009 -0821/2/konferensi%20danau%20i.pdf . Anonimous. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Anonimous. 2001. Peraturan Pemer intah Republik Indonesia No.82 Tahun 2001 Tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Jakarta. 38 p. Anonimous. 2010. Bangli Dalam Angka 2010 (Bangli in Figures 2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli. Pemerintah Kabupaten Ban gli. 237p APHA. 1981. Standart Method for the Examination of Water and Wastewater, 15thEdition. American Public Health Association, Washington, D.C. 1134 p. Arthana, I. W dan I.W.Restu. 2009. Hubungan N/P Rasio Dengan Tingkat Eutrofikasi di Danau Batur Bali. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar. Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater fishponds. Auburn University, Depart. Of Fisheries and Alied Aquaculture. First Edition, Alabama, USA. 359 p. Carlson, R.E. 1977. A trophic state index for lakes. Limnol. Oceanogr. V.22 (2). Canter, I.W. and I.G. Hill. 1979. Handbook of variables environmental assessment. Ann Arbor Science Publisher, Inc., Michigan. 203 p. Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bali. 2005. Identifikasi Potensi Sumberdaya Perairan Umum di Danau Batur. Denpasar, Bali. 78 p. Effendie, M.I. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal. Golman, C.R. and A.J. Horne. 1983. Limnologi. Int. Student Ed. Mc-Graw Hill Inc. Book Co, Tokyo. 464 p.
54
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Gayanilo Jr F.C., P. Sparre and D. Pauly. 1995. The FAO -ICLARM stock assessment tools (FISAT) User’s guide. FAO computerized information series fisheries. ICLARM Contribution 1048. 126 pp. Ghufran,M.H.K. 2010. Nikmat rasanya, nikmat untungnya -Pintar Budidaya Ikan di Tambak secara Intensif. Lily publisher. Yogyakarta. 262 hal. Gulland, J.A. 1983. Fish stock assessment. A manual of basic methods. Chichester, U.K. Wiley Interscience. FAO/Wiley series on food and agriculture, Vol. 1 : 223 p. Hilman, M. et al. 2008. Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Jakarta, Indonesia. 118 hal. Ilyas, S. et.al. 1990. Petunjuk Teknis Pengelolaan Perairan Umum bagi Pembangunan Perikanan. Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan No. PHP/ KAN/ 09/ 1990. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Jorgensen, S. E. 1980. Lake Management. University of Copenhagen, Denmark. Water Development Supply and Management. Volume 14, Pergamon Press. Oxford. 167 p. Jorgensen, S.E and R.A. Vollenweider. 1988. Guidelines of Lake Management. Vol 1. Principles of Lake Management. International Lake Environment Comitte, United Nations Environment Programme. Kartamihardja, E.S. 1987. Potensi produksi dan pengelolaan perikanan di Danau Toba, Sumatera Utara. Bulletin Penelitian Perikanan Darat, Vol.6, No.1, Juni 1987, Bogor. :65-77. Kottelat, M., J. A. Whitten, N. Kartikasari and S. Wiryoatmojo. 1 993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Edition and EMDI Project Indonesia, Jakarta. 221 p. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2008. Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau. Deputi Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengen dalian Kerusakan Lingkungan. 118 hal. Lee, C. D., S. B. Wang and C. L. Kuo. 1978. Benthic Macroinvertebrate and fish as biological indicators of water quality with reference community diversity index. International Conference on Water Pollution Control in Development Countries. Bangkok, Thailand. 55
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Liaw, W,K, 1969, Chemical and biological studies of fish ponds and reservoirs in Taiwan, Reprinted from Chinese-American Joint Commission on Rural Reconstruction Fish, Series : (7) : 43 p, Makmur, S., M.T.D. Sunarno. 2005. Danau dan Sumberdaya Perikanannya di Indonesia. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, Edisi Sumberdaya dan Penangkapan. Vol. 11. No. 5. 2005. Hal: 2-8. Marten, G. G. and J. J. Polovina. 1982. A comparative study of fish yields from various tropical ecosystem. P, 255 - 289. In : Pauly, D. management of tropical fisheries. ICLARM Conference Proc. 360 p. Mizuno, T. 1978. Illustration of the Freshwater plankton of Japan. Hoikusha Publishing Japan. Moreau, J. and S.S. De Silva. 1991. Predictive fish yield models for lakes and reservoirs of the Philippines, Sri Lanka and Thailand. FAO Fisheries Technical Paper (319). Food and Agriculture Organization of The United Nations, Rome. 42 p. NTAC. 1968. Water Quality Criteria, FWPAC. Washington DC. 234 p. OECD, 1982, Eutrophication of waters, Monitoring, assessment and control, OECD, Paris, 154pp, Odum, E. P. 1996. Dasar Dasar Ekologi. Samingan,T.dan Srigondono, B (Penterjemah). UGM Press, Yogyakarta, 697 Hal. Oglesby, R.T. 1977. Relationships of fish yields to lake phytoplankton standing crop. Production and morphoedaphic factors. J. Fish Res. Board. Can. 34 (12) : 2271. Prescott, G. W. 1962. Algae of The Western Great Lakes Area. Dubuque Iowa, USA. Pauly, D. 1980. A selection of simple methods for the assessment of tropical fish stocks. FAO Fish. Circ. 729, 54 pp. Pauly, D. 1983. Length-converted catch curves: a powerful tool for fisheries research in the tropics (part l). ICLARM Fishbyte 2, 9-13. Pauly, D. 1984. Some simple methods for the assessment of tropical fish stocks. FAO Fish. Tech. Pap. (234) : 52 p.
56
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Pauly, D. and J.L. Munro. 1984. Once more on the comparison of growth in fish and invertebrates. ICLARM Fishbyte 2, 21. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 82 Tahun 2001. Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. 28 p. Pescod, M.B. 1973. Investigation of rational and effluent and stream standards for tropical countries. AIT, Bangkok. 59 p. Ritonga, A. 1987. Statistika Terapan untuk Penelitian. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta -Indonesia. 379 hal. Samuel, D. Wijaya, P.R.P. Masak, M. Jahri, S. Selamet dan B. Irawan. 2008. Kajian Potensi Sumberdaya Ikan dan Bioekologi Ikan Endemik di Danau Towuti Sulawesi Selatan. Laporan Teknis Riset Tahun Anggaran 2008, Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. 79 p. Samuel, S.N. Aida, S. Makmur dan Subagdja. 2010. Perikanan dan kualitas lingkungan perairan Danau Ranau dalam upaya pelestarian dan mendukung pro duksi hasil tangkapan nelayan. Laporan Akhir Riset. Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang. 28 p. Sparre, P. dan S.C. Venema. 1999. Introduksi pengkajian stok ikan tropis. Buku I, Manual. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta. 438 p. Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1981. Principles and Procedure of Statistic. Second Edition. Mic Graw Hill Book Company, Inc New York. 748 p. Suryono, T., F. Sulawesty, S. Sunanisari, Cynthia H, Triyanto, G.S. Haryani, G.S. Aji, R.L. Toruan, T. Tarigan, G.P. Yoga, I. Ridwansyah, S. Nomosatryo, Y. Mardiati, E. Maulana dan Rosidah, 2008, Kajian Pengembangan Karakteristik Limnologis Perairan Darat di Indonesia, Laporan Teknis 2008, Program Penguatan Kelembagaan Iptek, Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Cibinong. Swingle, H.H. 1968. Standardization of chemical analysis for waters and pond muds. FAO Fisheries Report 44(4) : p. 397 -406 Trihadiningrum, Y. dan Tjondronegoro, I. 1998. Makroinvertebrata Sebagai Bioindikator Pencemaran Badan Air Tawar Indonesia : Siapkah Kita?. Jurnal Pusat Studi Lingkungan dan Pembangunan, 18, 45 -60. Udupa, K. S. 1986. Statistical methods of estimating the size at first maturity in fishes. 57
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
Fishbyte 4 (2) : 8-10. ICLARM, Metro Manila. Wardoyo, S.T.H. 1979. Kr iteria kualitas air untuk keperluan pertanian dan perikanan. Pusat Studi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, IPB, Bogor. 41 p. Weber, M. and de Beaufort, L. F. 1913. The Fishes of the Indo-Australian. Archipelago. II.Malacopterygii, Myctophoid ea,Ostariophysi : I. Siluroidea, Leiden, E.Brill,Ltd.404 p. Weber, M. and De Beaufort. 1922. The Fishes of the Indo Australian Archipelago. Vol.IV. E.J.Brill,Leiden. 235 p. Wedayana, I.M.O., I. K. Ariana dan I. G. Orto. 2011. Laboran hasil investigasi da n pemantauan letusan belerang di Danau Batur,. Dinas Peternakan dan Perikanan Darat Kabupaten Bangli. 20 p. Wetzel, R. G. 1975. Limnology. W. B. Sauders Co. Philadelphia, Pennsylvania. 743 p. Wijana N dan M. Sutawijaya. 2006. Laporan Penelitian Fundamental. Analisis Kualitas Air, Aspek Kesehatan Masyarakat. Vegetasi Penyangga dan Upaya Pengelolaan oleh Masyarakat Seputar Danau Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja. 138 p
58
Laporan Teknis Karakteristik Lingkungan, Biologi Ikan Dan Potensi Pengembangan Perikanan Di Danau Batur Bali
59
Lampiran 1a. Foto lokasi Stasiun penelitian dan areal sekitarnya di Danau Batur Stasiun 1: Ulun Danu Land use pada bagian tepi stasiun 1 dimanfaatkan sebagai daerah perkebunan sayur. Posisi Geografis E= 115° 24’ 755 S= 08° 13’ 639
Stasiun 2 : Toya Bungkah Pada stasiun 2 terdapat Karamba Jaring Apung dan pada bagian tepi danau terdapat sumber air panas dan resort atau penginapan untuk kegiatan pariwisata, Posisi Geografis E= 115° 24’ 097 S= 08° 15’ 091
Stasiun 3 : Pura Jati Stasiun 3 terdapat Karamba Jaring apung milik Dinas perikanan kabupaten Bangli, Posisi Geografis E= 115° 23’ 205 S= 08° 16’ 158
60
Lampiran 1a, lanjutan... Stasiun 4 : Buahan Pada stasiun 4, tata guna lahan pada tepi danau dimanfaatkan sebagai daerah pertanian dan pemukiman. Posisi Geografis E= 115° 23’ 507 S= 08° 16’ 890
Stasiun 5: Tengah Danau Stasiun 5 merupakan bagian di tengah danau dan memiliki kedalaman hingga ± 78 m Posisi Geografis E= 115° 24’ 557 S= 08° 15’ 461
Stasiun 6 : Trunyan Kondisi riparian vegetation pada stasiun 6 masih cukup padat dan terdapat hutan lindung yang dijaga berdasarkan kearifan lokal setempat. Posisi Geografis E= 115° 25’ 498 S= 08° 14’ 500
61
Lampiran 2a. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei pertama (Pebruari-2011) No Sts
Nama Stasiun dan Depth
1
Ulun Danu 0 10 20 30 40
2
3
4
5
6
Sechhi Disk (meter 3
Toya Bungkah 0 10 20 30 40
3,5
Pura Jati 0 10 20 30 42
3
Buahan 0 10 20 30 42
4,2
Tengah Danau 0 10 20 30 40 50 70
4
Desa Trunyan 0 10 20 30 40
2,3
Water Depth (meter) 40
Suhu Air o ( C)
DO (O2) (mg/L)
DHL (uS/cm)
PH (unit)
Free CO2 (mg/L)
23 23 22 22 22
7,9 5,31 1,74 1,36 1,01
2700 2600 2600 2600 2600
8,58 8,62 8,45 8,44 8,31
ttd ttd ttd ttd ttd
23 23 23 23 23
6,34 3,61 1,41 1,25 1,09
2600 2600 2600 2600 2600
8,5 8,48 8,34 8,31 8,28
ttd ttd ttd ttd ttd
23 22,5 22,3 22,3 22
2,12 1,65 0,68 0,98 0,79
2700 2700 2700 2700 2700
8,51 8,46 8,37 8,27 8,16
ttd ttd ttd ttd ttd
23 23 22,8 22,8 22
1,96 1,93 1,39 0,97 0,95
2700 2700 2700 2700 2700
8,17 8,43 8,39 8,26 8,03
ttd ttd ttd ttd ttd
23 23 23 23 17,5 17 17
6,86 3,22 3,17 2,48 1,19 1,15 0,47
2700 2600 2500 2500 2700 2700 2700
8,86 8,76 8,8 8,45 8,4 8,37 8,35
ttd ttd ttd ttd ttd ttd ttd
22,5 23 23 22,5 22
7,27 3,7 2,82 1,11 0,65
2800 2800 2800 2800 2800
8,58 8,89 8,73 8,56 8,51
ttd ttd ttd ttd ttd
40
42
42
70
40
Keterangan : ttd = tidak terdeteksi
62
Lampiran 2a, Lanjutan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Stasiun
Depth
PO4-P
Total-P
NH3-N
NO2-N
NO3-N
Total-N
Alkalinitas
Hardness
(Sts)
(Meter)
(ug/L)
(ug/L)
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
(mg/L)
(mg/L)
1
0
31.7
77.9
0.4704
0.00528
0.3424
1.69231
144
296
10
31.7
54.7
0.7889
0.00528
0.3424
0.92308
120
290
20
31.7
54.7
0.5614
0.00528
0.3563
3.23077
120
290
30
31.7
54.7
1.2439
0.00528
0.3424
0.92308
144
290
40
31.7
54.7
0.0155
0.00528
0.3702
3.23077
136
300
0
36.5
83.7
0.0155
0.00153
0.3702
1.23077
144
286
10
36.5
77.9
0.0610
0.00103
1.1762
2.15385
152
282
20
36.5
77.9
0.0155
0.00221
0.9261
4.00053
128
296
30
41.4
77.9
0.1520
0.00528
0.3146
2.46154
112
292
40
60.6
89.5
0.5432
0.00803
0.3702
1.69231
160
296
0
31.7
54.7
0.1520
0.01228
0.3146
3.69231
152
298
10
31.7
54.7
0.0610
0.01053
0.3702
1.69231
160
282
20
31.7
54.7
0.0155
0.00275
0.3146
2.46154
168
284
30
31.7
83.7
0.1065
0.01528
0.3313
3.23077
184
289
42
36.5
54.7
0.0837
0.00475
0.3313
2.15385
160
292
0
36.5
77.9
0.0610
0.01028
0.4536
2.46154
128
292
10
36.5
77.9
0.0382
0.02028
0.3702
2.76923
160
282
20
36.5
77.9
0.0155
0.01028
0.398
3.23077
136
286
30
36.5
77.9
0.0155
0.00405
0.537
2.15385
160
296
42
36.5
83.7
0.1065
0.00803
0.8149
1.23077
152
332
0
36.5
54.7
0.0337
0.01528
0.398
0.92308
160
300
10
31.7
77.9
0.0155
0.00528
0.3702
0.92308
160
290
20
36.5
77.9
0.0610
0.00603
0.3702
1.69231
160
280
30
36.5
77.9
0.0246
0.01528
0.259
3.23077
160
290
40
36.5
77.9
0.1793
0.00902
0.2868
0.92308
168
276
50
36.5
77.9
0.4249
0.00682
0.4536
1.23077
160
282
70
36.5
83.7
0.3112
0.00552
0.9539
2.46154
176
308
0
12.5
77.9
0.0155
0.00203
0.2979
2.23077
152
290
10
12.5
77.9
0.0155
0.00503
0.3424
2.46154
144
286
20
12.5
77.9
0.0155
0.00702
0.4258
1.23077
160
274
30
36.5
77.9
0.0155
0.00372
0.4536
1.30769
144
282
40
36.5
77.9
0.3794
0.01028
0.5926
1.30769
160
308
33.7
72.5
0.1879
0.00732
0.4485
2.07934
151
291
2
3
4
5
6
63
Lampiran 2b. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei kedua (Mei-2011) Stasiun/ Kedalaman
stasiun 1 (Songan)
stasiun 2 (Toya Bungkah)
stasiun 3 (Pura Jati)
Stasiun 4 (Buahan)
stasiun 5 (Tengah Danau)
stasiun 6 (Trunyan)
DO (mg/l) 3,05 2,37 1,24 1,41 1,81
suhu air (º C) 23,5 23 23 22,5 22,5
pH (unit) 8,69 8,61 8,49 8,36 8,46
DHL (mS/cm) 2,7 2,6 2,6 2,6 2,7
5,28 3,26 2,59 1,39
23 23 23 22,5
8,3 8,41 8,38 8,04
2,7 2,7 2,7 2,7
40
1,36
22,5
7,98
2,7
0 10 20 30 40
3,46 2,7 1,73 1,11 1,45
23,5 23 23 22,5 22,5
8,45 8,53 8,42 8,27 8,06
2,8 2,7 2,6 2,7 2,7
6,9 3,61 1,79 1,65
24 23 22,9 22,5
8,64 8,53 8,38 8,23
2,6 2,6 2,6 2,7
40
1,11
22,5
8,1
2,7
0 10 20 30 40 50
5,83 4,46 1,36 1,76 1,27 1,25
23 23 23 23 22,5 15
8,46 8,58 8,43 8,25 8,1 8,11
2,6 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7
70
1,1
22,5
8,11
2,7
0 10 20 30
3,24 2,4 0,99 0,73
23,8 23 23 22,5
8,64 8,58 8,38 8,28
2,6 2,6 2,6 2,7
1,25
22,5
8,14
2,7
0 10 20 30 40 0 10 20 30
0 10 20 30
kedalaman (m)
kecerahan (m)
27,5
3,2
43,3
37
37,8
78
43
3
2,5
2,25
3,25
3,25
40
64
Lampiran 2b, Lanjutan ……………… Stasiun 1
2
3
4
5
6
*
Depth (Meter)
PO4-P (ug/L)
Total-P (ug/L)
NH3-N [mg/L]
NO2-N [mg/L]
NO3-N [mg/L]
Total-N [mg/L]
Alklinitas (mg/L)
Hardnes (mg/L)
SO4-S (mg/L)
0
33.8
83.7
0.0928
0.0097
0.9796
1.7034
109
288
0,025
10
33.8
83.7
0.1497
0.0097
0.9796
1.0226
109
308
0,017
20
33.8
83.7
0.1497
0.0097
1.0816
2.8842
114
310
0,018
30
36.5
83.7
0.6542
0.0097
1.5915
1.9466
114
312
0,020
40
48.2
96.2
1.1203
0.0097
1.6938
2.7883
120
306
0,025
0
36.5
77.9
0.1139
0.0097
0.7245
1.1864
88
285
0,022
10
36.5
83.7
0.0846
0.0097
0.8775
2.1632
88
300
0,027
20
36.5
83.7
0.1659
0.0097
1.1837
3.7844
102
300
0,000
30
36.5
96.2
0.6542
0.0097
2.0006
2.3356
102
300
0,022
40
48.2
96.2
1.3102
0.0097
2.3571
3.5896
102
298
0,022
0
33.8
77.9
0.0928
0.0097
0.1123
3.4976
88
285
0,029
10
33.8
77.9
0.0928
0.0097
0.2143
1.6923
88
293
0,025
20
48.2
77.9
0.6542
0.0097
0.1123
2.5632
91
293
0,018
30
52.4
77.9
1.0601
0.0097
0.1429
3.2308
93
293
0,000
42
60.6
89.5
1.4272
0.0097
0.1429
2.2455
96
320
0,022
0
33.8
77.9
0.1139
0.0097
0.3673
2.4615
90
290
0,019
10
33.8
77.9
0.1253
0.0097
0.2143
2.3884
90
300
0,018
20
36.5
77.9
0.7762
0.0097
0.2653
3.2308
92
300
0,019
30
48.2
89.5
0.7762
0.0097
0.5204
2.1538
94
315
0,008
42
48.2
89.5
1.7119
0.0097
1.0306
1.3662
98
315
0,032
0
36.5
77.9
0.0114
0.0097
0.2653
0.9448
114
300
0,032
10
36.5
77.9
0.0846
0.0097
0.2143
0.9886
114
290
0,029
20
36.5
77.9
0.2677
0.0097
0.2143
1.5676
116
324
0,025
30
36.5
77.9
0.8088
0.0097
0.0102
3.2308
120
308
0,029
40
60.6
83.7
1.4272
0.0097
0.0612
0.9231
120
308
0,027
50
60.6
83.7
1.6713
0.0097
0.3675
0.9466
124
308
0,025
70
60.6
89.5
2.1188
0.0097
1.2857
2.5012
123
334
0,032
0
33.8
77.9
0.0846
0.0097
0.0816
2.3112
112
300
0,035
10
33.8
77.9
0.1659
0.0097
0.1632
2.4615
111
300
0,029
20
33.8
77.9
0.4508
0.0097
0.3163
1.3342
118
300
0,029
30
33.8
83.7
1.2238
0.0097
0.3675
1.3652
128
312
0,027
40
36.5
83.7
1.3865
0.0097
0.6225
1.4226
128
314
0,019
Rata2
40.9
82.9
0.6571
0.0097
0.6426
2.0385
106
303
0,023
65
Lampiran 2c. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei ketiga (September-2011) Lokasi/ Kedalaman 0 10 stasiun 1 20 (Songan) 30 40 0 10 stasiun 2 (Toya 20 Bungkah) 30 40 0 10 stasiun 3 (Pura 20 Jati) 30 40 0 10 Stasiun 4 20 (Buahan) 30 40 0 10 20 stasiun 5 (Tengah 30 Danau) 40 50 70 0 10 stasiun 6 20 (Trunyan) 30
kedalaman (m)
kecerahan (m)
39,9
1,65
39,9
1,6
45,6
1,6
35
1,6
70
1,5
31
1,3
40
66
DO (mg/l) 7,06 5,84 2,37 1,86 0,82 7,54 5,68 4,31 1,47 1,11 6,78 3,02 3,24 1,77 1,27 6,25 5,51 3,87 1,77 0,55 8,9 8,43 8,2 6,6 5,76 6,13 7,14 7,09 6,5 4,85 3,73
suhu air (º C) 22 22,5 22 22 22 24,8 23 22 22 21,5 23 22 23 22 22 22 22 22 22,5 23 20 22,5 22 22 22 21,9 21,9 23 22,5 22 22
pH (unit) 8,37 8,33 8,13 8,03 7,96 8,33 8,34 8,12 8 7,95 8,73 8,14 8,12 8 7,95 8,36 8,26 8,13 7,89 7,81 8,38 8,28 8,11 7,96 7,87 7,88 7,81 8,41 8,42 8,21 8,16
DHL (mS/cm) 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6 2,7 2,7 2,7 2,7
2,6
22
8,15
2,7
Lampiran 2c, Lanjutan ………………………………… No
1
2
3
4
5
6
Depth
Hard ness
Alkali nitas
O-PO4
Total P
NH3-N
NO2N
NO3-N
Total N
T.S.S
(meter)
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
0
298
220
0,125
0,235
0,053
0,002
0,240
0,774
5,000
10
302
220
0,124
0,268
0,052
0,002
0,269
0,923
4,000
20
294
220
0,074
0,101
0,050
0,002
0,370
1,175
5,500
30
304
220
0,067
0,098
0,047
0,002
0,450
1,948
1,000
Dasar
300
220
0,159
0,238
0,051
0,002
0,450
2,367
22,000
Toya
0
316
220
0,138
0,215
0,073
0,003
0,256
0,733
4,000
Bungkah
10
300
220
0,144
0,235
0,094
0,003
0,255
1,599
8,000
20
300
220
0,070
0,108
0,051
0,003
0,269
1,485
5,000
30
300
220
0,034
0,098
0,045
0,003
0,468
0,988
3,000
Dasar
300
220
0,164
0,201
0,063
0,003
0,454
2,234
44,500
0
320
210
0,117
0,145
0,067
0,003
0,661
1,210
7,500
10
320
210
0,013
0,098
0,050
0,003
0,422
1,011
4,000
20
320
210
0,144
0,235
0,063
0,003
0,764
1,435
8,000
30
320
210
0,040
0,088
0,044
0,003
1,088
1,588
6,000
Dasar
320
210
0,070
0,088
0,054
0,003
0,491
1,438
6,000
0
328
220
0,162
0,228
0,044
0,003
0,287
0,859
6,500
10
310
220
0,145
0,241
0,050
0,003
0,425
0,907
6,000
20
328
220
0,185
0,271
0,064
0,003
0,423
0,914
4,000
30
310
220
0,138
0,215
0,040
0,003
0,498
2,494
5,500
Dasar
312
220
0,168
0,248
0,048
0,003
0,799
2,572
7,000
0
316
220
0,144
0,226
0,073
0,002
0,209
0,731
7,500
10
318
220
0,152
0,243
0,084
0,002
0,319
0,796
9,500
20
318
220
0,191
0,265
0,129
0,002
0,407
1,029
5,000
30
318
220
0,114
0,192
0,086
0,002
0,369
0,756
3,000
40
318
220
0,037
0,078
0,087
0,002
0,100
0,745
7,500
50
320
220
0,104
0,135
0,076
0,002
0,436
2,073
0,500
Dasar
318
220
0,193
0,218
0,154
0,002
0,431
3,402
42,000
0
320
210
0,191
0,2160
0,0920
0,0030
0,24
0,66
9,00
10
320
210
0,165
0,2300
0,0950
0,0030
0,27
0,78
8,00
20
320
210
0,077
0,1030
0,1260
0,0030
0,34
0,98
4,00
30
320
210
0,074
0,1050
0,0700
0,0030
0,26
1,17
5,00
Dasar
320
210
0,020
0,0840
0,0720
0,0030
0,41
1,47
5,00
313
217
0,117
0,180
0,070
0,0030
0,410
1,352
8,391
Stasiun
Songan
Pura Jati
Buahan
Tengah
Trunyan
67
Lampiran 2d. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air Danau Batur pada survei keempat (Nopember-2011) LOKASI DAN KEDALAMAN
stasiun 1 (Songan)
stasiun 2 (Toya Bungkah)
stasiun 3 (Pura Jati)
Stasiun 4 (Buahan)
stasiun 5 (Tengah Danau)
stasiun 6 (Trunyan)
suhu udara (º C)
Kedala man (m)
Kecera han (m)
DO (mg/l)
suhu air (º C)
pH (unit)
DHL (uS/cm)
5.28 6.11
24 23.5
8.63 8.67
2700 2700
0.96 0.69
22 22
8.22 8.32
2600 2600
40
1.15
22
8.28
2600
0
7.01
24
8.5
2600
10
5.29
24
8.5
2600
1.47
22.5
8.3
2600
30
1.02
21
8.2
2600
40
0.99
22
8.2
2600
0 10 20 30
7.24 4.73 1.12 1.46
24.5 23.5 22.5 22.5
8.5 8.5 8.4 8.3
2600 2600 2600 2600
40
1.32
22
8.1
2600
0
6.3
23.5
8.5
2600
10
4.39
22.5
8.5
2600
3.08
22
8.4
2700
30
1.04
22
8.3
2700
40
1.22
22
8.3
2600
0
7.35
23
8.75
2700
10
4.3
23
8.79
2700
20
1.65
23
8.61
2700
0.98
22
8.38
2600
40
1.16
22
8.38
2600
50
0.9
22
8.26
2600
70
0.89
22
8.26
2600
0
5.94
24
8.7
2700
10 20
1.5
5.84 1.34
23.5 22
8.62 8.47
2700 2700
1.56
0.99 0.85 2.94
22 22 22.64
8.31 8.26 8.42
2600 2600 2631
0 10 20 30
20
20
30
25
25
25
22
24
24
42
45
39
43
73
45
1.6
1.6
1.5
1.55
1.6
30 40 24.17
47.83
68
Lampiran 2d, Lanjutan ………………………………, No.
1
2
3
4
5
6
Stasiun
Parameter Kualitas air Danau Batur pada Trip-4 (Nopember 2011) Alka PO4TotalNH3NO2NO3Total linitas P P N N N N
Depth
Hard ness
(meter)
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
[mg/L]
Songan/
0
305
210
0.105
0.225
0.049
0.002
0.236
0.886
6.000
Ulun
10
305
215
0.110
0.236
0.052
0.002
0.248
0.908
5.500
Danu
20
300
215
0.094
0.108
0.052
0.003
0.294
1.116
5.500
30
300
210
0.106
0.118
0.048
0.003
0.412
1.748
4
Dasar
300
210
0.122
0.238
0.053
0.003
0.422
2.168
32
Toya
0
300
220
0.124
0.198
0.068
0.003
0.248
0.756
6
Bungkah
10
300
220
0.124
0.216
0.078
0.003
0.252
1.264
8
20
300
215
0.098
0.125
0.052
0.003
0.258
1.386
6
30
300
215
0.056
0.098
0.048
0.003
0.418
1.124
5
Dasar
300
215
0.116
0.192
0.064
0.003
0.432
1.998
42
0
310
210
0.085
0.138
0.063
0.002
0.584
1.228
8
10
310
210
0.042
0.092
0.052
0.002
0.454
1.016
8
20
320
210
0.098
0.146
0.058
0.003
0.662
1.398
8
30
310
210
0.066
0.098
0.048
0.003
0.886
1.486
7
Dasar
315
210
0.078
0.144
0.052
0.003
0.496
1.438
8
0
320
220
0.128
0.216
0.046
0.002
0.424
0.878
7.500
10
310
220
0.134
0.216
0.048
0.002
0.398
0.902
6.500
20
315
220
0.134
0.242
0.056
0.002
0.424
0.914
5
30
310
220
0.154
0.252
0.044
0.003
0.498
1.992
8
Dasar
310
220
0.154
0.252
0.048
0.003
0.612
2.114
8
Tengah
0
310
210
0.098
0.218
0.075
0.003
0.412
0.746
6.500
Danau
10
310
210
0.098
0.218
0.075
0.003
0.328
0.796
8.500
20
310
210
0.116
0.218
0.098
0.003
0.414
1.024
8.500
30
320
210
0.124
0.236
0.086
0.003
0.374
0.756
5
40
320
210
0.098
0.118
0.092
0.003
0.286
0.866
8
50
320
210
0.124
0.154
0.076
0.003
0.436
1.894
12.500
Dasar
320
210
0.142
0.224
0.108
0.003
0.458
2.334
45
0
320
210
0.092
0.1840
0.0860
0.0030
0.42
0.88
9.50
10
320
210
0.092
0.1980
0.0920
0.0030
0.38
0.98
8.00
20
320
210
0.098
0.1160
0.0920
0.0030
0.38
0.98
7.50
30
320
210
0.092
0.1160
0.1080
0.0030
0.42
1.24
7.50
Dasar
320
210
0.084
0.1240
0.1080
0.0030
0.42
1.42
23.50
308
212
0.106
0.177
0.068
0.003
0.418
1.270
10.750
Pura Jati
Buahan
Trunyan
69
T.S.S
Lampiran 2e. Hasil pengamatan konsentrasi oksigen dan temperature air Danau Batur Selama 24 jam dengan interval waktu 2 jam selama penelitian
No
Waktu Pengamatan
Oksigen terlarut (mg/L)
Suhu Air (oC)
Suhu Udara (oC)
Pengukuran Bulan Pebruari-2011 (Trip-1) 1
07,00
1.78
23
16.2
2
09,00
2.09
23
18
3
11,00
3.04
24
24
4
13,00
3.56
26
23.5
5
15,00
3.45
26.5
22.5
6
17,00
2.95
25
22
7
19,00
2.74
24.5
19.5
8
21,00
2.68
23
18.5
9
23,00
1.78
23
17.5
10
01,00
1.39
20.5
19
11
03,00
2.13
26
18
12
05,00
2.19
25
19
13
07,00
2.21
23
18.5
Pengukuran Bulan Mei-2011 (Trip-2) 1
14,00
5.91
26.3
26.4
2
16,00
5.78
25.1
22.6
3
18,00
5.58
25.6
21
4
20,00
4.87
24.4
22.5
5
22,00
4.51
25
19.4
6
24,00
4.22
20.9
19.2
7
02,00
3.49
23.8
17.6
8
04,00
2.98
23.1
17.2
9
06,00
3.05
24
16.5
10
08,00
4.12
21.9
21.2
11
10,00
3.26
24.6
22
12
12,00
4.5
23.3
22.7
13
14,00
4.36
25.3
22.8
70
Lampiran 2e. Lanjutan ……………………..
No
Waktu Pengamatan
Oksigen terlarut (mg/L)
Suhu Air (oC)
Suhu Udara (oC)
Pengukuran Bulan September-2011 (Trip-3) 1
02,00
3.25
24.5
16.1
2
04,00
4.33
24.1
16.5
3
06,00
5.95
23.8
15.8
4
08,00
6.12
23.2
19.3
5
10,00
6.39
26.1
24.6
6
12,00
6.41
26.2
24.8
7
14,00
6.73
26.4
25.2
8
16,00
6.29
26.9
24.7
9
18,00
5.75
25.1
20.5
10
20,00
5.29
25.7
19
11
22,00
3.66
24.6
17.4
12
24,00
3.51
24.3
16.8
Pengukuran Bulan Nopember-2011 (Trip-4) 1
02,00
4.53
20.4
18
2
04,00
4.48
21.4
18
3
06,00
4.06
22
19.5
4
08,00
4.72
24.3
23
5
10,00
4.75
24.4
24
6
12,00
4.98
24.3
24.5
7
14,00
5.42
25.9
25.4
8
16,00
7.42
25.6
23.5
9
18,00
6.1
23.3
22.5
10
20,00
5.22
21.5
21.6
11
22,00
5.04
22.4
19.1
12
24,00
4.68
22.6
18.9
71
Lampiran 3a. Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei Pertama (Bulan Pebruari-2011) No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Organisme Phytoplankton Anabaena Chroococcus Cocconeis Coleastrum Cosmarium Cyclotella Cymbella Golenkinia Gomphonema Gyrosigma Mougeotia Navicula Oscilatoria Phormidium Pinnularia Staurastrum Synedra Tetrastrum Ulothrix Xanthidium
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Zooplankton Brachionus Cyclops Diacyclops Euglypha Heliodiaptomus Mesocyclops Nauplius Notholca Peridinium Phacus Trachelomonas Uroglena Volvox
Family Cyanophyceae Cyanophyceae Bacilariophyceae Chlorophyceae Chlorophyceae Bacilariophyceae Bacilariophyceae Chlorophyceae Bacilariophyceae Bacilariophyceae Chlorophyceae Bacilariophyceae Cyanophyceae Cyanophyceae Bacilariophyceae Chlorophyceae Bacilariophyceae Chlorophyceae Chlorophyceae Chlorophyceae Jumlah
St 1 6 2 0 16 40 28 0 0 4 2 2 12 2 2 4 2 2864 2 2 2 2992
St 2 0 8 0 0 38 10 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2290 0 0 0 2348
Ploima Copepoda Copepoda Ciliata Copepoda Copepoda Crustacea Ploima Mastigophora Mastigophora Mastigophora Mastigophora Mastigophora Jumlah
0 56 12 0 0 6 4 0 928 0 80 0 0 1086
0 34 0 4 4 20 12 0 92 2 140 0 0 308
72
Jumlah sel / Liter St 3 St 4 St 5 0 4 0 34 22 50 0 0 0 0 4 6 8 34 40 6 4 12 0 0 0 0 0 0 0 28 2 0 0 0 0 4 0 6 4 4 0 0 0 0 0 0 8 10 0 0 0 0 882 6844 8580 0 0 0 0 2 0 0 0 0 944 6960 8694 0 2 0 2 0 0 2 0 26 4 30 0 0 66
0 8 0 0 0 2 2 0 4 4 32 0 0 52
8 32 0 2 0 8 12 0 368 10 94 0 0 534
St 6 0 8 2 6 200 58 2 36 8 0 0 0 0 0 6 0 4962 0 0 2 5290 0 10 0 0 0 6 2 2 648 2 228 14 10 922
Lampiran 3b. Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei kedua (Bulan Mei-2011) No
Genus
St-1
St-2
St-3
St-4
St-5
St-6
1864
92
1364
1116
1724
318
A
Fitoplankton
1
Synedra
2
Chroococcus
78
26
76
256
1332
78
3
Aphanothece
18
0
0
0
0
0
4
Asterococcus
4
0
0
0
0
0
5
Gleocystis
102
0
28
0
0
0
6
Anabaena
10946
984
9664
920
1398
1660
7
Xanthidium
8
0
0
38
128
14
8
Coleastrum
36
0
0
12
0
0
9
Oocystis
8
0
48
8
0
8
10
Navicula
2
0
2
2
0
2
11
Cymbella
0
2
4
0
0
0
12
Oscillatoria
0
48
0
0
4
0
13
Mougeotia
0
0
78
26
0
32
14
Pinnularia
0
0
0
2
0
4
15
Cyclotella
0
0
0
6
2
0
16
Tetraedron
0
0
0
0
4
0
13066
1152
11264
2386
4592
2116
Jumlah B
Zooplankton
1
Euglypha
2
2
0
0
0
2
2
Trachelomonas
10
6
14
24
20
12
3
Peridinium
130
4
152
424
104
174
4
Actinosphaerium
2
0
0
0
0
0
5
Polyarthra
2
0
4
4
6
2
6
Difflugia
10
4
6
0
0
0
7
Argonotholca
2
0
0
0
0
0
8
Cyclops
0
2
0
4
2
2
9
Phacus
0
0
6
0
0
0
10
Nauplis
0
0
0
4
4
0
11
Branchionus
0
0
0
0
2
2
158
18
182
460
138
194
Jumlah
73
Lampiran 3c. Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei ketiga (Bulan September-2011) No
Genus
St-1
St-2
St-3
St-4
St-5
St-6
A
Fitoplankton
1
Synedra
2022
4818
1066
5244
2354
4618
2
Chroococcus
1218
1092
718
606
306
920
3
Gloeocystis
0
0
8
0
0
0
4
Anabaena
4776
9102
4424
12732
0
0
5
Oscillatoria
0
0
0
68
0
0
6
Mougeotia
0
0
0
98
0
0
7
Pinnularia
594
302
96
378
6
0
8
Tetraedron
144
116
152
216
82
274
9
Cosmarium
66
128
48
132
22
76
10
Fragilaria
12
0
0
0
0
0
11
Climacospenia
0
2
0
0
0
0
12
Surirella
0
0
4
0
0
0
8832
15560
6516
19474
2770
5888
Jumlah B
Zooplankton
1
Trachelomonas
36
2
4
10
2
14
2
Peridinium
426
1240
608
624
2
2256
3
Cyclops
0
0
2
0
2
4
5
Nauplius
0
2
0
0
0
12
6
Branchionus
6
0
2
0
2
6
468
1244
616
634
8
2292
Jumlah
74
Lampiran 3d. Jenis dan kelimpahan plankton di perairan Danau Batur pada survei Keempat (Bulan Nopember-2011)
No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Genus Fitoplankton Synedra Chroococcus Asterococcus Gloeocystis Anabaena Navicula Cymbella Oscillatoria Mougeotia Pinnularia Cyclotella Tetraedron Cosmarium Fragilaria Phormidium Merismopedia Scenedesmus Gomphonema Phacus Jumlah Zooplankton Euglypha Trachelomonas Peridinium Polyarthra Difflugia Cyclops Nauplius Branchionus Acanthocystis Trichocerca Acanthocystis Jumlah
Jumlah sel / Liter St-3 St-4
St-1
St-2
4254 62 28 0 1536 10 0 0 0 0 0 96 178 0 0 0 0 0 0 6164
3160 112 42 16 900 0 0 24 0 0 0 150 526 0 164 56 0 0 0 5150
5000 76 22 0 1224 30 2 118 38 10 2 158 650 12 0 24 0 0 0 7366
52 46 1236 6 14 20 0 16 4 0 0 1394
54 36 556 0 14 2 0 6 0 4 8 680
18 58 710 0 44 2 0 12 0 0 0 844
75
St-5
St-6
3002 78 50 0 48 4 2 0 0 0 0 104 592 0 0 0 40 0 0 3920
1390 56 16 0 288 4 4 0 0 2 4 66 64 0 0 0 8 4 2 1908
1820 80 8 0 1064 2 2 0 0 0 2 58 198 0 72 16 24 0 0 3346
52 102 1830 2 0 0 0 10 0 0 0 1996
14 18 442 0 4 0 0 2 0 0 0 480
6 22 184 0 0 0 2 0 0 0 0 214
Lampiran 3e. Konsentrasi khlorofil-a perairan Danau Batur pada setiap survei, tahun 2011 No
Stasiun
Depth
1
Songan
Permukaan
2
3
4
5
6
Toya Bungkah
Pura Jati
Buahan
Tengah
Trunyan
Konsentrasi Khlorofil-a (ug/Liter) Pebruari Mei September Nopember 5,95 7,35 18,26 19,66
Batas Secchi
13,48
13,52
6,94
8,24
Rata-Rata
15,87
16,59
6,445
7,795
Permukaan
19,66
14,04
5,45
8,45
Batas Secchi
23,18
9,18
5,45
7,35
Rata-Rata
21,42
11,61
5,45
7,9
Permukaan
14,04
13,48
5,45
8,24
Batas Secchi
12,12
9,74
5,45
8,24
Rata-Rata
13,08
11,61
5,45
8,24
Permukaan
17,42
18,26
6,24
7,35
Batas Secchi
15,56
14,92
5,45
8,24
Rata-Rata
16,49
16,59
5,845
7,795
Permukaan
10,42
17,34
7,38
9,42
Batas Secchi
4,66
15,82
9,42
11,16
Rata-Rata
7,54
16,58
8,4
10,29
Permukaan
18,26
22,24
6,94
8,45
Batas Secchi
14,86
19,58
8,43
8,24
Rata-Rata
16,56
20,91
7,685
8,345
76
Lampiran 4a. Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei kedua (Bulan Mei-2011) TRIP 2 No 1 2 3 4
Organisme Oligochaeta
Diptera
Tubificidae
Chironomidae
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gastropoda
Thiaridae
Trunyan
Aulodrilus sp. Isochaetides freyi Immature tubificids without hair setae Chironomus sp. Microchironomus sp Kiefferulus sp Pseudochironomus sp Melanoides granifera Melanoides tuberculata Thiara scabra Diginiostoma truncatum Thiara lineata Gyraulus sp. Lymnaea columella Total
77
Purajati
Buahan
Songan
Toya Bungkah
1
1
1
1
16
1 10
2 3
1
1
9
3.363
1.153
296
713 18
144
14
16
18 137 28
6
171 24 4.327
1.502
3 3
1
217 29
37 18 3
51 320
81
2 282
Lampiran 4b. Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei ketiga (Bulan September-2011) TRIP 3 No 1 2 4 5 6 8 9 10 11 12 13
Organisme Oligochaeta Diptera Gastropoda
Naididae Chironomidae Thiaridae
Trunyan
Slavina sp. Chironomus sp Melanoides granifera Melanoides tuberculata Brotia costula Thiara scabra Diginiostoma truncatum mirip Pleurocera sp. Thiara lineata Gyraulus sp. Lymnaea columella Total
78
Purajati
366 16
1 345 25
3
1
Buahan
Songan
1 328 10 4 8 9 3
2 1 1.265 206 9 69 29 25
Toya Bungkah
21
20
301
13 3
63 7
17 5
405
673
379
1.676
43
Lampiran 4c. Jenis dan kelimpahan organisme dasar (bentos) di Danau Batur pada survei keempat (Bulan Nopember-2011)
TRIP 4 No 1 2 3 4 5 6 7
Organisme Gastropoda
Thiaridae
Melanoides granifera Melanoides tuberculata Brotia costula Thiara scabra Diginiostoma truncatum Gyraulus sp. Lymnaea columella Total
79
St.1 Ulun Danu
St.2 Toya Bungkah
6.659 106 2 15 12 21 7 6.822
St.4 Buahan
St.6 Trunyan
82 2 4 6 11 12
911 11
639 8
117
942
10 2 8
1 61 1 710
Lampiran 5a. Kedalaman Danau Batur yang diukur pada 81 titik koordinat pengukuran (waktu pengukuran pada survei-2, bulan Mei-2011) No
Depth
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
South 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 15 15 15 15
150 931 710 497 543 639 732 399 521 497 421 241 973 723 408 498 570 646 802 880 9 88 175 210 500 220 296 432 650 420 125 801 508 461
115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115
East 25 25 25 25 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 23 24 24 24
83 81 34 60 977 755 733 947 955 900 88 712 846 949 111 130 92 922 814 916 89 201 356 445 498 458 457 538 562 38 220 397 564 557
65.9 57.3 39.4 9.6 19.4 27.5 28.8 12.2 14.6 14.4 8.7 70.3 71 71 9.9 17.3 30.4 33.1 47.9 58.7 59.6 62.4 65.4 24.5 43 6.1 13.3 9.4 6.7 70 61.3 70.5 70.5 78
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08
15 15 15 15 15 15 16 16 16 16 16 16 16
699 739 785 849 920 91 993 971 805 594 435 158 890
115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115
25 25 25 24 24 24 23 23 23 23 23 23 23
424 251 65 873 590 97 647 647 770 911 7 205 507
70.6 71.4 71.4 71.1 66.5 43.3 15 39.5 55 60.3 66.8 37 37.8
South 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 8
16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 17 17
East 862 120 307 468 619 797 111 297 314 195 82 28 27 47 60 56 29 51 152 321 432 550 720 863 968 875 780 700 671 637 573 526 187 116
115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115 115
24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 23 23
Kedalaman rata-rata
80
Depth 243 260 273 328 409 483 578 675 743 560 422 242 119 930 687 540 443 415 434 440 449 478 515 512 480 403 315 210 125 990 782 730 625 589
39.1 66.6 63.3 64.1 69.8 72.2 28.4 14 2.2 26.6 37.1 52.9 65.8 62.5 65.1 67 26.7 20.6 67 69.6 73.8 71.8 54.9 38.7 27.9 34.5 23.6 17.2 8.7 20.8 16.9 10.3 4.5 17 42.65
Lampiran 6a. Jenis-jenis ikan yang tertangkap di Danau Batur selama riset tahun 2011 Klasifikasi Kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Perciformes Cichlidae Oreochromis Oreochromis niloticus Nila Java Tilapia
Klasifikasi Kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Perciformes Cichlidae --------------------Lohan Hitam ----------------
Klasifikasi Kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Anabantoidei Chanidae Channa Channa striata Ikan Puyu Snaked head/ Murrel
Klasifikasi Kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Cypriniformes Cyprinidae Poropuntius Poropuntius huguenini Tawes Java Barb
Klasifikasi Kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Perciformes Cichlidae --------------------Lohan Merah ----------------
81
Lampiran 6a. Lanjutan ………………………….. Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species
: : : : :
Teleostei Cyprinodontiformes Poeciliidae Xiphophorus Xiphophorus helleri
Nama Lokal Nama Int.
: Ikan Pedang : Green swordtail
Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : :
Teleostei Perciformes Cichlidae Oreochromis Oreochromis mossambicus : Ikan Bali : Java Tilapia
Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species
: : : : :
Teleostei Perciformes Osphronemidae Trichogaster Trichogaster pectoralis
Nama Lokal Nama Int.
: Bedu : Snakeskin gouramy
Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species
: : : : :
Nama Lokal Nama Int.
: Lele : North African Catfish
82
Teleostei Siluriformes Clariidae Clarias Clarias gariepenus
Lampiran 6a. Lanjutan ………………………….. Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Teleostei Gonorhynchiformes Chanidae Chanos Chanos chanos Bandeng Milkfish
Sub kelas Ordo Famili Genus Species
: : : : :
Teleostei Synbranchiformes Synbranchidae Monopterus Monopterus albus
Nama Lokal Nama Int.
: Belut : Asian swamp eel
Klasifikasi
Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
: : : : : : :
Malacostraca Decapoda Palaemonidae Macrobrachium -----------------Udang testes ----------------
Klasifikasi Sub kelas Ordo Famili Genus Species Nama Lokal Nama Int.
83
: : : : :
Malacostraca Decapoda Palaemonidae Macrobrachium Macrobrachium rosenbergii : Udang galah : Giant freshwater prawn
Lampiran 7a. Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survei Pertama (bulan Pebruari-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
L-cm 17 17,2 17,3 17,3 17,4 17,4 17,9 18 18,1 18,4 18,4 18,5 18,5 18,5 18,5 18,5 18,6 18,6 18,8 19 19 19,1 19,2 19,2 19,3 19,3 19,5 19,5 19,6 19,6 19,6 19,6 19,8 19,8 19,8 19,9 19,9 20 20 20 20 20 20,1 20,1 20,2
W-gr 115 120 125 125 125 125 105 110 125 125 145 110 115 110 130 125 110 120 110 105 175 135 135 180 160 140 150 165 145 180 165 140 190 145 190 195 175 135 155 185 190 190 170 170 190
Sex J J J J J B J J B J J B J J B J J B J J J J J J J J J B J J J J J J J B B J J J J J J J B
TKG 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
84
L-cm 20,2 20,2 20,3 20,3 20,3 20,4 20,4 20,4 20,5 20,7 20,8 20,8 20,8 20,9 20,9 21 21 21,1 21,2 21,5 21,5 21,6 22 22,2 22,3 22,5 22,5 22,5 22,5 22,7 22,7 22,7 22,8 22,8 22,8 22,8 22,9 23 23,1 23,1 23,2 23,3 23,4 23,5 23,5
W-gr 200 175 165 170 185 150 170 180 175 175 175 205 200 205 200 170 215 210 215 215 210 215 215 210 215 220 235 230 235 225 240 240 210 265 215 230 220 235 240 280 250 250 230 300 235
Sex J J B B J J B J J J J J J J B B J B J B J J J J B J B B J B J B B B J B B J B B B B B J B
TKG 1 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1 2 1 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 4 2 1 3 4 2 4 2 3 2 2 3 3
No
L-cm
W-gr
Sex
TKG
No
L-cm
W-gr
Sex
TKG
91
23,5
225
B
1
103
25,5
310
B
3
92
23,5
245
B
2
104
25,6
315
B
3
93
23,8
240
B
2
105
25,7
310
B
2
94
23,9
285
B
2
106
25,7
315
J
2
95
24
290
B
2
107
26,2
360
B
3
96
24
290
B
3
108
26,2
360
B
4
97
24
255
B
4
109
26,3
360
B
2
98
24,8
345
B
4
110
27,1
505
B
1
99
24,9
345
B
3
111
27,2
515
B
4
100
24,9
375
J
3
112
27,5
420
J
2
101
25
380
B
2
113
32
606
B
4
102
25,2
285
B
4
85
Lampiran 7b. Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survei Kedua (bulan Mei-2011) No
Lcm
Wgram
SexTKG
1
25
280
2
22.5
3
23.6
4
Ggram
No
Lcm
Wgram
SexTKG
Ggram
J-2
33
22.3
230
B-3
3.3
260
B-2
34
19.9
155
B-2
245
J-2
35
18.2
135
J-1
24.5
285
J-2
36
21.7
195
B-4
5
19
140
J-1
37
17.9
125
B-1
6
19.7
170
B-3
38
16.6
85
B-2
7
20.2
145
B-2
39
18.5
130
J-1
8
17.8
115
J-1
40
19.9
155
B-2
9
B-1
41
18.5
115
J-1
4.5
18.2
125
10
18
100
J-1
42
18.8
135
J-2
11
17.8
100
B-2
43
18.5
110
J-1
12
20
165
B-1
44
22.3
205
B-3
0.8
13
19
145
J-1
45
22.3
225
B-3
1.8
14
18.5
145
B-2
46
22.4
195
B-1
15
17.1
105
B-3
1.1
47
20.1
175
B-4
16
26.6
325
B-4
1.3
48
17.8
105
J-1
17
27.7
380
J-2
49
18.5
120
J-1
18
18.9
135
J-1
50
19.5
145
B-2
19
23.9
245
J-4
51
22.8
240
J-2
20
23.7
245
J-2
52
19.5
140
B-1
21
20.4
165
J-1
53
21.5
225
B-4
22
19.4
135
B-2
54
19.5
155
B-1
23
24.4
315
J-4
2.8
55
20
140
J-1
24
22.4
260
B-4
2.6
56
24.4
275
B-4
25
20.6
180
B-4
5.8
57
18.8
125
J-1
26
18.7
130
B-1
58
21.8
225
B-2
27
18.5
115
B-2
59
20.8
165
B-2
28
22.1
195
B-2
60
19.6
145
B-2
29
16.5
85
B-1
61
19.2
135
J-1
30
23.7
245
B-2
62
23
220
J-1
31
17.3
95
J-3
63
19.8
130
B-2
32
20.3
160
B-1
64
24.7
320
J-2
2.7
86
4.3
4.9
Lampiran 7c. Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survei Ketiga (bulan September-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Lcm 18.3 17.5 16.6 17.3 17.2 19.7 15.5 16.4 15.6 14.8 17.4 14.5 15 16.1 14.8 17.9 16.3 14.6 14 20.4 15.6 15.4 13.6 14.7 12 19.6 23.1 21.5 18.3 20.4 19.7 19.1 18.9 17.2 20.3 24.2 17.9 20.1 21 18 16.9 20.6 23.2 17.4 18.7
Wgram 135 100 85 90 100 150 75 95 75 70 110 55 85 75 60 115 110 60 55 120 70 90 50 75 45 145 240 200 140 155 165 135 125 100 175 320 100 155 175 110 95 190 270 100 120
SexTKG J-2 B-1 J-2 J-1 B-2 B-2 B-1 J-1 J-1 J-1 B-2 B-2 B-1 J-1 J-1 B-2 J-2 B-1 B-1 B-2 J-1 J-2 J-1 J-1 J-1 B-2 B-2 B-2 B-1 J-1 B-1 J-1 J-1 B-1 J-1 B-3 J-1 B-3 J-1 B-2 J-1 J-1 B-2 J-2 J-1
Ggram
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
87
Lcm 20.9 20.1 18.3 17 20.5 18.2 15.9 19 13.9 17.3 23.8 21.1 19.2 18.4 18.5 18.5 25.2 24.7 15.6 16.2 22.6 17.1 20 18.2 18.6 17.5 18 16 20 13.8 17.4 17 23.8 21.1 19.2 18.4 18.5 18.5 25.2 24.7 15.6 16.2 22.6 17.1 20
Wgram 235 185 115 75 190 105 70 145 70 100 275 215 160 130 120 105 345 365 90 85 235 130 155 115 145 90 150 80 145 60 125 95 275 215 160 130 120 105 345 365 90 85 235 130 155
SexTKG B-2 B-4 J-2 J-2 B-1 J-2 J-1 B-1 B-1 B-1 B-2 J-2 J-2 B-1 J-1 B-3 J-2 B-3 J-1 J-1 B-2 J-1 J-1 B-1 J-1 B-1 J-1 J-1 B-2 J-1 J-1 J-1 B-2 J-2 J-2 B-1 J-1 B-3 J-2 B-3 J-1 J-1 B-2 J-1 J-1
Ggram 6.6
No 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
Lcm 18.2 18.6 17.5 18 16 20 13.8 17.4 17 32.7 39.7 23.6 19.3 16.5 14.5
Wgram 115 145 90 150 80 145 60 125 95 720 1300 240 145 100 65
SexTKG B-2 J-1 B-1 J-1 J-1 B-2 J-1 J-1 J-1
Ggram
No 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119
88
Lcm 19.7 18.6 12.9 13.3 15.6 14.8 16.1 14.2 14.7 13.5 17.5 16.9 13.8 15.3
Wgram 150 140 45 45 75 60 75 60 65 50 75 70 55 65
SexTKG
Ggram
Lampiran 7d. Data ukuran panjang dan berat ikan nila di Danau Batur pada survei Keempat (bulan Nopember-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Lcm 27.9 24.1 21 21.8 21.7 18.7 23.3 21.7 20.8 18.3 21.7 21.6 27.8 21.8 18.6 23.2 18.5 24.2 22.3 20.1 23.4 23.5 24.4 21.6 25.4 20.5 22.3 20.4 22.3 19.8 24.5 23 20.5 20.4 27.5 24 22.4 22.1 20.9 22 22.9 26.7 21.1 32 30.8
Wgram 420 280 175 220 175 130 200 205 165 125 185 175 415 210 130 205 130 285 210 175 250 250 300 185 360 170 225 180 240 190 305 245 180 165 430 250 245 225 170 215 245 415 265 680 590
SexTKG J-4 J-4 J-4 J-3 J-3 J-3 B-3 J-4 J-1 J-3 B-2 J-3 J-3 B-2 B-2 J-3 B-2 J-3 J-2 J-2 J-2 J-2 B-2 B-1 B-2 J-1 B-2 B-2 J-1 B-1 B-4 B-2 B-1 B-2 B-3 J-2 J-2 J-2 J-1 B-2 B-2 B-4 J-2 B-3 J-4
Ggram
No 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
89
Lcm 29 23.5 25.1 22.4 22.2 23.8 23.5 20.5 22.3 22.7 24.8 26.3 22.7 26.7 19.7 12.9 18.2 15.8 14.8 14 13.8 13.4 13.2 12 14.4 13.5 10.5 10.3 11 11 11 11.1 10.4 15.1 9.9 11.5 10.5 11.6 17.1 15.3 16.6 14.6 10.4 16.3 14.7
Wgram 540 270 300 230 250 280 275 190 240 255 405 425 255 420 145 35 120 70 60 55 50 40 40 35 55 40 25 20 25 20 25 30 25 60 20 30 25 25 85 65 90 60 20 80 60
SexTKG B-4 B-4 J-3 J-1 B-2 B-4 J-4 B-2 B-1 B-2 B-3 B-4 B-1 B-2 J-1 J-1 J-2 J-1 B-1 J-1 J-1 B-2 B-1 J-1 B-4 J-1 B-1 B-1 B-1 B-1 J-1 J-1 B-1 B-2 B-1 B-1 B-1 J-1 J-1 J-1 B-2 B-1 B-1 B-1 B-2
Ggram
No 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130
Lcm 22.6 16.5 14.7 11.4 10.8 10.5 10.7 10.3 10.5 10.5 10.4 13.8 12.9 23.5 18.2 15.4 11.7 12 10.9 12 14 13.6 11.8 18.7 26 13.5 11.3 10 10.1 13 12.7 9.6 15 14.1 19 11.1 9.9 11 10.8 10.8
Wgram 205 105 55 30 25 25 25 20 25 20 20 50 35 235 110 70 30 35 25 30 45 45 30 130 325 45 30 20 20 40 40 20 65 40 135 30 20 25 25 25
SexTKG B-4 B-2 B-1 B-1 B-1 J-1 J-1 B-1 B-1 J-1 B-1 J-1 J-1 B-4 J-1 B-2 J-1 B-1 B-1 B-4 J-2 J-1 B-3 B-3 J-4 B-2 J-1 J-1 B-1 J-1 B-1 J-1 B-2 B-3 B-3 B-1 B-1 J-1 J-1 B-1
Ggram
No 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147
90
Lcm 14.6 10.5 11.8 19 19.5 12.7 9.9 10.8 10 13.1 15.3 10.8 10.8 11.7 20.5 12.2 11
Wgram 60 25 30 130 135 35 20 25 20 40 70 25 25 30 160 30 25
SexTKG J-1 J-1 B-2 J-1 J-2 J-2 J-1 J-1 B-1 B-4 J-1 J-1 B-1 J-1 B-4 B-2 J-1
Ggram
Lampiran 8a. Data ukuran panjang dan berat ikan mujaer/ ikan bali di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Rata-Rata
Panjang (cm) 13,6 15,8 17,8 14,2 14,9 14 15,4 12,9 13 15,8 15,3 13,8 24,5 24,3 17,2 14,7 17,6 15,1 15,8 17,8 15,3 15,2 17,5 13,8 13,6 15,5 15,9
Berat (gram) 60 90 130 70 75 65 85 45 45 90 75 55 405 400 105 70 110 80 85 110 75 75 105 55 50 80 104
91
Sex / TKG J-1 J-2 B-2 J-1 J-1 J-1 B-1 J-1 B-1 B-2 B-1 J-2 B-3 B-3 J-2 J-1 B-2 J-2 J-2 J-2 B-1 B-1 B-2 J-2 J-1 B-1
Lampiran 8b. Data ukuran panjang dan berat udang testes (Macrobrachium spp.) di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011) No
Panjang (cm)
Berat (gram)
No
Panjang (cm)
Berat (gram)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
4 4,24 3,96 3,99 4,01 4,26 3,78 4,21 3,97 3,81 4,03 3,97 3,78 3,68 3,72 3,68 3,45 3,84 4,08 4,04 4,08 3,74 4,05 3,91 3,49 3,47 3,94 3,65 3,46 3,58 3,45 3,76 3,47 3,76 3,44 3,37 3,33 3,61 3,56 3,43 4,35 5,27 6,38 3,98 4,22 6,34
1,1 1 0,8 0,7 0,9 1,1 0,7 0,8 0,8 0,8 0,9 0,8 0,8 0,5 0,6 0,7 0,6 0,8 0,9 0,6 0,8 0,7 0,8 0,6 0,5 0,5 0,7 0,5 0,5 0,5 0,5 0,7 0,5 0,6 0,4 0,4 0,5 0,5 0,6 0,4 1,2 2,6 3,8 0,8 0,4 3
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
5,31 4,14 5,48 4,6 5,74 6,61 4,84 4,12 5,46 4,12 4,44 5,13 6,09 4,44 5,22 5,46 6,08 4,45 4,73 4,54 5,56 4,48 4,38 4,02 4,37 4,31 4 4,47 4,29 4,18 4,17 4,36 4,47 4,84 4,38 4,13 4,27 4,32 4,12 4,14 4,74 4,32 4,12 4,26 4,24 4,36
3,3 0,9 1,7 1,5 2,2 3,7 1,6 1 2,4 1 1,4 2,2 3 1,2 2,2 2,1 3,1 1,2 1,5 1,3 2 1,4 1,2 1,9 1,2 1 1 1,3 1,3 1 1,1 1,1 1,4 1,4 1,4 1 1 1 1 1,2 1,6 1,1 1,4 1,1 1,1 1,1
92
93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
4,73 4,05 4,06 4,56 4,08 4,26 4,08 4,67 4,14 4,48 4,27 4,27 4,16 3,97 4,08 4,35 4,22 4,01 3,96 4,25 4,31 4,08 4,14 3,89 3,24 3,98 4,18 4,12
1,3 0,8 1 1 1 1,1 0,7 1,6 1,2 0,9 1,2 1,2 1,1 0,8 0,7 1,1 1,1 0,9 0,8 1,3 1 0,9 0,6 0,6 0,6 0,7 1 0,8
121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
93
4,06 3,96 4,05 3,76 4,16 4,25 3,89 4 3,93 3,77 4,22 5,44 4,27 5,15 3,73 4,22 5,73 4,46 4,66 4,5 3,87 3,85 4,07
0,8 0,8 1,1 0,7 0,7 1 0,9 0,8 0,9 0,8 1 2,3 1 1,9 0,6 1 2,7 1 1,1 1,1 0,9 1,2 0,8
Lampiran 8c. Data ukuran panjang dan berat ikan cendol hitam (Poecillia reticulata) di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
SL-mm 48,6 45 44 34,9 37,4 29,4 40,5 32,7 33,9 30,4 31,6 31,3 34,2 34,9 37,3 32,7 32,5 38,5 33 31,8 29,3 31,2 29,8 41 36,1 36,7 32 32,4 28,3 34 39,2 30,7 30,7 39,2 41,5 36,5 31,3 29 29,3 33,4 31,7 30 27,6 25 25,5 21,6
TL-cm 6,05 5,2 5,31 4,1 4,79 3,66 5,26 4,04 4,1 3,76 4,7 3,6 4,4 4,34 4,64 4,05 4 4,51 3,84 3,96 3,44 3,65 3,37 4,96 4,3 4,41 4,96 3,94 4,76 3,93 4,76 3,94 3,88 4,6 4,8 4,27 3,8 4,71 3,37 3,8 3,72 3,7 2,99 3,02 3,14 2,44
W-gram 3,2 2,2 2,2 1,1 1,5 0,8 1,7 0,9 0,9 0,7 0,6 0,5 1,1 1,2 1,3 1,1 0,8 1,1 0,6 0,8 0,6 0,7 0,6 1,9 1,3 0,9 0,6 0,6 0,6 0,9 1,3 0,6 0,7 1,7 1,9 1,2 0,6 0,9 0,4 0,8 0,5 0,5 0,3 0,2 0,2 0,1
No 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
94
SL-mm 25,6 21,7 45 43 43 39 37 33 30 41 45 42 40 33 42 39 49 40 38 46 40 40 50 43 38 39 34 40 35 46 39 46 39 39 37 39 37 32 36 40 27 29 27 24 23
TL-cm 3,05 2,65 5,3 5,1 5,6 4,7 4,6 4,6 3,7 5,1 8,3 6,2 5,1 4,3 5,1 5 9 5,1 4,7 5,5 4,9 5 6,1 5 4,9 5 3,8 5,1 4 5,1 4,5 5,5 4,7 4,6 4,6 4,6 4,2 3,7 4,2 4,6 3,3 3,4 3,6 3 2,6
W-gram 0,2 0,1 2,4 2,3 2,3 2,2 1,1 1,7 0,9 2 1,9 1,9 2 1,1 1,7 2 1,9 1,8 1,4 2,3 1,6 2,1 1,8 2,3 2 1,6 1 1,7 1 2,1 1,5 1,8 1,8 1,4 1,5 1,5 1 0,8 0,9 1,3 0,6 0,5 0,5 0,4 0,4
Lampiran 8d. Data ukuran panjang dan berat anak ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Batur pada survei-1 (bulan Pebruari-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
TL-mm 55,4 48,4 46,4 41,1 44,1 51,8 46,3 50,7 45,1 46,2 44,5 51,3 39,6 55,9 42,2 53,5 49,9 42,7 45 44 40,1
SL-mm 42,4 40 38,9 34,2 35 40,6 36,4 40,9 35,7 37,8 36 43,7 31,4 44,9 35,4 42 40,5 34,4 36,2 35,9 31,3
W-gram 4,2 2 1,9 1,4 1,9 2,9 1,8 2,5 1,6 2,1 1,5 2,5 1,1 3,3 1,4 2,8 2,5 1,3 1,7 1,8 1,1
No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
95
TL-mm 40,6 43,6 38,3 38,5 33,5 35,3 32,6 39,8 26,1 27,8 32,4 33 37 33,8 32 28,3 32,6 25,4 28,3 20
SL-mm 33,7 32,4 32 30,8 27,8 28,7 24,4 29,6 23,7 22,5 25,6 27,2 31,9 27,9 25,3 24 26,6 21,5 24,9 18
W-gram 1,4 1,1 1,3 0,6 0,7 0,6 0,8 0,4 0,3 0,4 0,6 0,6 1 0,6 0,5 0,4 0,5 0,3 0,3 0,2
Lampiran 9a. Data ukuran panjang dan berat udang testes (Macrobrachium spp. ) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
L-cm 4,3 4,6 4,4 4,6 4,5 4,4 6,1 4,4 5,6 4,1 5,3 5,4 3,6 5 4,5 4,3 4,2 4,1 4,6 3,8 4,5 3,9 4,3 4,6 4,2 4,7 5,2 4,7 4,3 4,2 4,7 5,2 4,8 5,1 3,2 4,1 4,1 6,4 3,3 4,4 3,8 6,3 5 5,5 4 4,6 4,6
W-gram 1,1 1,2 1,1 1,3 1,1 0,8 3,3 1 2,4 1,1 2,1 2,2 0,6 1,5 1,1 1,1 0,9 1 1,5 0,9 1,3 0,8 1,2 1,3 1 1,5 1,6 1,5 1,3 1,1 1,4 1,7 1,3 1,5 0,1 0,9 1 4,3 0,5 1,2 0,5 3,8 1,6 2,5 0,9 1,3 1,8
No 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
96
L-cm 4,5 3,6 4 3,8 3,9 4,7 4,6 4,9 6 4,4 3,3 3,2 4,3 3,5 4,3 3,7 3,2 4,1 4,2 3,3 3,9 4,3 4,5 4,6 5,2 5,2 4,2 4,3 6,8 4,3 4,4 4,5 4,5 4,1 4,2 5,4 4,6 6,4 3,4 4,2 4,3 3,3 3,6 3,8 3,9 3,6 4,4
W-gram 1,4 0,7 1,1 0,8 0,9 1,6 1,3 1,7 3,7 1,3 0,6 0,1 1,1 0,5 1,1 0,6 0,1 1 1 0,1 0,8 1,6 1,1 1,4 1,8 1,6 0,5 1 5,2 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 0,9 2 1,4 4,8 0,5 1,2 1,2 0,5 0,7 0,9 0,8 0,7 1,1
No 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144
L-cm 4,4 4,3 4,4 5 4 4,6 4,1 3,3 3,8 3,8 4,2 4,1 3 3,8 4,7 4,3 4,7 4 2,5 4,5 3,6 2,6 4,3 4,5 3,9 3,3 4,1 3,8 3,1 3 3,5 4,1 4,3 4,3 3,7 2,7 4,4 4,7 4,3 4,7 3,5 4,3 4,7 5,5 4,3 3,7 4,3 4,5 4,4 3,7
W-gram 1,3 1,1 1,3 1,6 1,1 1,4 1,1 0,6 0,8 0,8 1,3 0,9 0,1 0,7 1,4 1,1 1,6 0,8 0,1 1,5 0,8 0,1 1,2 1,5 0,9 0,5 0,9 0,9 0,1 0,1 0,6 1 1,2 1,6 0,9 0,1 1 1,6 1,2 1,6 0,6 1,2 1,5 2,6 1,1 0,8 1,1 1,5 1,3 0,7
No 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194
97
L-cm 3,7 4 4 4 3,7 4,2 4,2 4,1 3,8 3,8 4,5 3,9 4,8 4,1 4,5 4 4,4 4,1 4,4 4,5 4,9 4,8 4,4 5 4,8 4,6 4 4,2 3,8 4,3 4,5 4,5 4,4 4,1 4,2 4,4 3,7 3,6 3,3 3,3 2,9 3,3 3,1 2,9 3,8 4,1 3,7 6,1 5,7 4,6
W-gram 0,6 0,7 0,9 1 0,7 1,3 1 0,8 0,5 0,4 1,2 0,6 1,5 0,8 1,1 0,7 0,9 0,7 0,9 1 1,1 1,1 0,9 1,3 1,4 1 0,8 0,9 0,6 0,9 0,9 0,9 1 0,9 0,8 0,9 0,5 0,4 0,4 0,4 0,1 0,2 0,2 0,1 0,5 0,5 0,5 3 2 1,2
No 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244
L-cm 5,1 4,1 4,4 4,5 3,6 4,8 4,5 5,9 4,9 4 3,7 4,7 3,5 4,8 4,4 3,8 4,2 4,4 3,3 5 4,8 6,7 4,6 5,5 5,9 5,2 5,3 6,3 4,6 5,2 5,2 4,6 6,3 4,9 5 5,6 5 4,3 4,5 6,6 4,8 4,5 6,8 4,5 4,5 4,5 3,9 4,8 3,9 4,6
W-gram 1,3 0,9 0,9 1,3 0,3 1,2 0,8 2,9 1,1 0,6 0,5 1,1 0,4 1,3 1 0,5 0,7 1,1 0,4 1,3 1,1 5,3 1 1,9 2,6 1,7 1,6 3,2 1,3 1,4 1,5 1,2 3,9 1,7 1,5 2 1,5 1 1,1 4,7 1,3 1 5,2 1,1 1,1 1,1 0,8 1,3 0,7 0,9
No 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291
98
L-cm 4,3 5,8 5,8 5 6 5 6,1 4,7 4,5 4,7 4,6 4,5 4,5 4,2 4,3 5,7 4,4 4,8 4,6 4,9 4,5 4,3 4,9 4,4 4,2 4,5 4,1 4,8 4,5 4,6 5,1 4,5 4,8 4,6 4,4 4,6 4,5 4,7 4,5 4,3 4,1 4 4,2 4,3 4,3 4,3 4,7
W-gram 0,9 2 2,6 1,5 2,6 1,4 2,6 1,3 1,2 1,4 1,3 1,2 1,3 0,9 1,1 2 1,1 1,4 1,1 1,2 1 1,1 1,5 1,1 1,1 1 0,9 1,3 1,1 1,1 1,5 1,3 1,3 1,3 1 1,1 1 1 1,2 0,9 0,9 0,8 1 0,9 0,9 1 1,2
Lampiran 12b. Data ukuran panjang dan berat ikan cendol merah (Xiphophorus helleri) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
L-cm 6,9 5 4,8 4,1 5,7 4 4 4,5 3,6 3,7 3,7 3,7 3,1 2,6 4 4,5 3 4 4,3 4 3,7 3,2 5 3,2 3,4 3,3
W-gram 4,4 1,9 1,6 1 2,8 1 0,5 1,2 0,8 0,7 0,9 0,8 0,5 0,1 0,9 1,3 0,5 0,9 1,2 0,5 0,9 0,5 1,5 0,4 0,5 0,5
No 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
99
L-cm 3,2 4 2,6 3,3 2,6 2,4 2,3 3,3 3,3 4,4 4,4 4,6 4,7 4,2 3,2 4,7 4,2 3,6 3,9 3,8 5,7 3 3,3 3,6 5 4,4
W-gram 0,5 0,9 0,1 0,6 0,1 0,1 0,1 0,5 0,6 1,1 1,2 1,3 1,3 0,9 0,4 1 0,9 0,6 0,9 0,7 2,3 0,4 0,6 0,7 1,6 1,7
Lampiran 9c. Data ukuran panjang dan berat ikan cendol hitam (Poecillia reticulata) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
L-cm 4,5 3,8 4,8 4 3 3,3 3,8 3,2 3,7 3,9 3,7 4 3,7 3,1 2,6 4 2,7 3,2 3,2 3,5 3,5 3
W-gram 0,8 0,7 1,3 0,7 0,3 0,4 0,7 0,4 0,7 0,7 0,6 0,7 0,7 0,4 0,2 0,7 0,2 0,3 0,3 0,5 0,6 0,3
No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
L-cm 3,2 2,6 2,9 3 3,2 3,1 2,5 2,6 2 4 4,3 5,5 3,3 3,2 4,3 4,1 4,5 4 3,7 3,7 3,9
W-gram 0,4 0,2 0,2 0,3 0,4 0,5 0,1 0,2 0,1 0,8 1,1 2,6 0,5 0,4 1,1 1 0,9 0,9 0,6 0,5 0,7
Lampiran 9d. Data ukuran panjang dan berat anak ikan nila (O. Niloticus) di Danau Batur pada survei-2 (bulan Mei-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
L-cm 8,7 10,6 7,2 6 9,1 4,8 7,9 9,3 5,2 10,6 4,8 5,7 6,6 2,6 2,6 5,8
W-gram 10,1 18 7,5 4 12,5 2,4 9 16,1 2,3 22,6 1,9 3,4 5,4 0,5 0,5 3,8
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
100
L-cm 6,9 3,7 3 9,6 6,4 7,6 7,6 8,5 6,6 3,1 4,1 4,4 2,8 3,5 2,2 3,1
W-gram 5,8 0,9 0,5 18 3,9 7,7 8,9 10,3 4,7 0,5 1,3 1,6 0,4 0,8 0,1 0,4
Lampiran 10a. Data ukuran panjang-berat anak ikan mujaer/cengkuling (Oreochromis mossambicus) Danau Batur survei-3 (September-2011) No
L-cm
W-gram
Sex
TKG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
10 11 11 11.4 11.6 10 11.7 9.4 10.5 10.1 10.9 10.9 10 14.5 13.4 12.4 11.5 11 11.3 10.8 11.3 11.2 11.5 10.4 12 10.8 11.2 9.7 10.2 11.1 11.5 12.1 11 10.1 10.9 11 14.5 13.8 11 11.2 11 11.8 11.6 9.5 10.5 10.5 11 9.4
20 20 20 20 30 20 20 15 20 20 20 20 20 50 40 30 25 20 20 20 20 25 25 20 25 20 25 15 20 20 25 25 20 15 15 20 60 50 30 25 25 30 25 15 15 15 25 15
betina betina betina betina jantan betina jantan jantan jantan betina betina jantan betina jantan jantan jantan jantan jantan betina betina jantan jantan jantan jantan jantan betina jantan jantan betina betina betina jantan betina
1 2 2 2 1 4 2 1 2 1 1 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 1 2 1 2 4 2 1
betina jantan jantan betina betina betina jantan jantan jantan betina betina jantan
1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 4 1
101
G-gram
0.8
0.7
0.8
0.7
0.7 0.9
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
10.7 10 9.7 9.7 10.5 10.8 10.2 10.5 9.6 8.6 11 10 9.8 10 10 12.9 10.3 8.5 9.7 10.1 9.6 12.2 8.5 8.6 9.9 9.2 9.8 11.2 10.6 9.3 10.2 9.8 9.7 8.6 10.6 10 11 10.9 10.2 9.8 10.9 9.1 9.1 8.7 9.7 9.3 9.9 9.6 10.1 8.2 9.6 10.1
20 15 15 15 20 20 20 25 15 15 25 15 15 20 20 40 20 15 20 20 15 35 17 15 20 15 20 25 20 15 20 20 15 15 25 20 25 25 20 15 25 15 15 15 20 15 20 20 20 15 15 20
betina betina jantan jantan jantan betina betina jantan jantan jantan jantan betina betina betina betina betina betina jantan betina betina betina betina jantan jantan betina betina jantan betina betina jantan betina jantan betina betina betina betina betina betina jantan betina betina jantan jantan betina betina jantan jantan betina jantan betina betina jantan 102
4 3 1 1 1 4 4 2 1 1 1 2 3 4 3 4 2 1 1 4 3 2 2 1 1 1 1 2 4 1 3 2 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 2
0.8
0.5 0.6
0.5
0.9
0.9
0.7
101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152
8.2 9.6 10.1 9.1 9.5 10.1 10.8 9.2 11.1 10 10.5 10.9 9.5 9.5 8.8 10.3 9.9 10.5 9.6 8.5 9.3 8.7 9.6 9.6 8.9 8.7 8.5 11.1 9.9 8.9 9.5 10.1 10.8 9.4 9.5 10.1 9.1 9.4 9.5 10.2 9.1 9.5 9.5 8.6 10.1 9.8 9 10 10.1 9.5 9.8 11.5
15 15 20 15 15 25 20 15 25 15 20 20 15 15 15 20 15 20 20 15 15 15 15 20 15 15 15 25 20 15 20 20 20 15 15 20 10 15 20 20 15 20 15 15 20 20 12 20 20 20 20 25 103
betina betina jantan jantan betina betina betina betina betina betina betina jantan jantan jantan jantan betina jantan betina jantan jantan betina jantan betina betina betina jantan jantan betina betina jantan jantan betina jantan jantan jantan betina jantan jantan jantan betina betina jantan betina jantan jantan betina jantan jantan betina
2 2 2 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
betina
4
0.9
1
1.1
153 154 155 156 157
10.4 10.2 8.8 12 15
20 20 15 25 60
jantan jantan jantan betina betina
2 1 1 4 4
1.6 1.7
Lampiran 10b. Data ukuran panjang dan berat ikan lohan di Danau Batur Bali pada survei-3 (bulan September-2011) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
L-cm 14.3 15.8 17.4 15.7 17.4 16 16.5 15 11.9 10.5 10.5 9.6 10.3 9.7 9.7 9.5 9 9.6
W-gram 60 80 120 100 110 80 105 80 35 25 25 20 20 20 15 20 15 20
Ln(L) 2.66026 2.76001 2.85647 2.753661 2.85647 2.772589 2.80336 2.70805 2.476538 2.351375 2.351375 2.261763 2.332144 2.272126 2.272126 2.251292 2.197225 2.261763
104
Ln(W) 4.094345 4.382027 4.787492 4.60517 4.70048 4.382027 4.65396 4.382027 3.555348 3.218876 3.218876 2.995732 2.995732 2.995732 2.70805 2.995732 2.70805 2.995732
J/B B-1 J-2 J-2 B-1 J-1 B-2 B-4 J-3 B-1
G-gram
5.9
Lampiran 11a. Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) dari Danau Batur pada Trip-1
No
Length
Mid
Log(ML)
Class (cm)
length (ML)
(X)
No.of fish immature stage (1,2,3) (ni)
No.of fish Mature stage (4,5)
Proporti on of Mature fish
(ri)
(pi)
X=Xii-Xi
qi= 1pi
(pixqi)/ (ni-1)
1
17-19
18
1.255
5
5
0
0
0.046
1
0
2
19-21
20
1.301
8
7
1
0.125
0.041
0.875
0.015625
3
21-23
22
1.342
12
9
3
0.25
0.038
0.75
0.0170455
4
23-25
24
1.38
15
12
3
0.2
0.035
0.8
0.0114286
5
25-27
26
1.415
8
6
2
0.25
0.032
0.75
0.0267857
6
27-29
28
1.447
2
1
1
0.5
0.03
0.5
0.25
7
29-31
30
1.477
0
0
0
0
0.028
1
0
8
31-33
32
1.505
1
0
1
1
0.027
0
0
9
33-35
34
1.532
51
40
11
2.325
Sum Average
0.321 0.035
Nilai Log (m) = 1.342 + (0.038/2) – (0.038 x2.325) = 1.2727 Antilog m = M = ukuran pertama kali matang gonad = 18.737 cm
105
Lampiran 11b. Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-2 N o
Length
Mid
Log(ML)
Class (cm)
length (ML)
(X)
No.of fish immature stage (1,2,3)
No.of fish Mature stage (4,5)
Proport ion of Mature fish
(ri)
(pi)
X=Xii-Xi
qi= 1-pi
(ni )
(pixqi)/ (ni-1)
1
15-17
16
1.20412
2
2
0
0
0.051153
1
0
2
17-19
18
1.255273
7
7
0
0
0.045757
1
0 0.00825
3
19-21
20
1.30103
15
13
2
0.1333
0.041393
0.8667
2 0.02333
4
21-23
22
1.342423
10
7
3
0.3
0.037789
0.7
3
5
23-25
24
1.380211
2
1
1
0.5
0.034762
0.5
0.25
6
25-27
26
1.414973
1
0
1
1
0.032185
0
0
7
27-29
28
1.447158
0
0
0
0
0.029963
1
0
8
29-31
30
1.477121
0
0
0
0
37
30
7
1.9333
Sum Average
m= 1.3424 + (0.0378/2) – (0.0378 x1,9333) = 1,28826 antilog m = M= ukuran pertama kali matang gonad = 19,4205 cm
106
0.2816
Lampiran 11c. Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-3
No
Length
Mid
Log(ML)
Class (cm)
length (ML)
(X)
No.of fish immature stage (1,2,3) (ni)
No.of fish Mature stage (4,5)
Proport ion of Mature fish
(ri)
(pi)
X=XiiXi
qi= 1-pi
(pixqi)/ (ni-1)
1
13-15
14
1.14612
4
4
0
0
0.058
1
0
2
15-17
16
1.20411
2
2
0
0
0.051
1
0
3
17-19
18
1.25527
16
14
2
0.125
0.045
0.875
0.00729
4
19-21
20
1.30103
11
9
2
0.182
0.041
0.818
0.01487
5
21-23
22
1.34242
3
3
0
0
0.037
1
0
6
23-25
24
1.38021
7
4
3
0.428
0.034
0.571
0.04081
7
25-27
26
1.41497
0
0
0
0
43
36
7
0.735
Sum Average
0.06298 0.0448
m= 1,2553 + (0,0458/2) - (0,0458x0,7354) = 1,2445 antilog m = M= ukuran pertama kali matang gonad = 17,559 cm
107
Lampiran 11d. Analisa ukuran pertama kali matang gonad ikan Nila (Oreochromis niloticus) D-Batur pada Trip-4
No
Length
Mid
Log(ML)
Class (cm)
length (ML)
(X)
No.of fish immature stage (1,2,3) (ni)
1
09_11
10
1
16
No.of fish Mature stage (4,5) (ri)
Proport ion of Mature fish (pi)
X=Xii-Xi
qi= 1-pi
0
0
0.07918
1
16
(pixqi)/ (ni-1)
0 0.00826
2
11_13
12
1.07918
11
10
1
0.09
0.0669
0.909
45
3
13-15
14
1.1461
10
8
2
0.2
0.0579
0.8
0.0177
4
15-17
16
1.20412
6
6
0
0
0.0511
1
0
5
17-19
18
1.25527
3
3
0
0
0.0457
1
0
6
19-21
20
1.30103
7
6
1
0.14
0.0413
0.857
0.0204
7
21-23
22
1.34242
11
10
1
0.09
0.0377
0.909
0.0082
8
23-25
24
1.38021
8
4
4
0.5
0.0347
0.5
0.0357
9
25-27
26
1.41497
4
2
2
0.5
0.0321
0.5
0.0833
10
27-29
28
1.44715
1
1
0
0
0.0299
1
11
29-31
30
1.47712
1
0
1
1
0.0280
0
12
31-33
32
1.50515
1
1
0
0
0.0263
1
13
33-35
34
1.53147
0
0
0
0
79
67
12
2.524
Sum Average
0.173 0.0442
m = 1,3802 + (0,03476/2) - (0,03476 x 2,5247) = 1,3098 antilog m = M= ukuran pertama kali matang gonad = 20,408 cm
108
Lampiran 12a. Data length frequency ikan nila (Oreochromis niloticus) dari hasil Tangkapan nelayan Danau Batur (tahun riset-2011) No
ML
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agts
Sept
Oktb
Nopb
Σ
1
8.5
0
0
0
3
0
0
0
0
0
3
2
9.5
0
0
0
1
0
0
0
1
0
2
3
10.5
1
2
0
3
1
1
6
2
3
19
4
11.5
16
1
0
0
2
2
5
4
5
35
5
12.5
10
5
1
7
5
2
6
3
12
51
6
13.5
20
5
3
5
8
5
10
5
18
79
7
14.5
21
24
4
20
8
10
25
15
27
154
8
15.5
16
27
11
29
12
6
30
20
33
184
9
16.5
26
38
19
56
18
28
51
28
54
318
10
17.5
33
68
16
73
24
22
97
42
58
433
11
18.5
38
65
35
81
38
60
138
53
67
575
12
19.5
70
72
59
73
62
82
111
104
92
725
13
20.5
68
66
86
103
88
103
111
112
115
852
14
21.5
77
53
88
74
85
102
58
125
98
760
15
22.5
60
25
55
44
78
71
30
84
72
519
16
23.5
59
21
90
26
54
96
21
72
84
523
17
24.5
56
18
57
12
45
104
32
56
45
425
18
25.5
22
19
30
17
48
36
22
35
38
267
19
26.5
20
36
14
18
42
33
25
32
35
255
20
27.5
6
22
5
11
34
12
10
18
24
142
21
28.5
2
11
2
6
34
14
8
22
18
117
22
29.5
1
4
1
6
28
4
3
18
20
85
23
30.5
1
2
0
5
20
3
2
10
23
66
24
31.5
2
3
0
5
14
2
2
12
17
57
25
32.5
0
6
0
9
12
1
4
8
14
54
26
33.5
0
1
0
2
12
0
3
8
12
38
27
34.5
0
3
0
4
8
1
1
10
6
33
28
35.5
0
2
0
4
5
0
2
8
4
25
29
36.5
0
5
1
7
3
2
12
4
8
42
30
37.5
0
1
0
3
0
0
2
2
5
13
31
38.5
0
3
0
7
0
0
5
3
6
24
32
39.5
0
0
0
6
0
0
2
5
0
13
33
40.5
0
0
0
4
0
0
8
5
0
17
34
41.5
0
0
0
0
0
0
1
1
0
2
625
608
577
724
788
802
843
927
1013
6907
Σ
109
110