HUBUNGAN ANTARA UMUR MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PENGEMUDI TRUK TANGKI DI TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PT PERTAMINA BITUNG Ator Nataria Frely*, Paul A.T. Kawatu*, Sri Seprianto Maddusa* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan kerja merupakan suatu keadaan ketika seseorang merasa sangat lelah, letih atau mengantuk akibat kurang tidur, kerja fisik dan mental yang berkepanjangan, atau perasaan stres dan kecemasan yang berlebihan ataupun pekerjaan yang berulang-ulang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja yaitu faktor internal berupa umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit dan keadaan psikologi, faktor eksternal berupa lama jam kerja, masa kerja, pekerjaan yang monoton, keadaan lingkungan, beban kerja dan sikap kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara umur, masa kerja dan lama kerja dengan kelelahan kerja pada pengemudi truk tangki di terminal BBM PT. Pertamina Bitung. Penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2017 yang dilakukan pada pengemudi truk tangki dengan populasi dan sampel secara total sampling dengan menggunakan kriteria berjumlah 63 orang. Variabel bebas yaitu umur, masa kerja dan lama kerja, variabel terikat yaitu kelelahan kerja. Uji statistik bivariat yang digunakan adalah uji Fisher’s Exact dengan tingkat signifikan α=0,05. Didapatkan 63,5% pengemudi berusia produktif, 49,2% pengemudi dengan masa kerja baru, 66,7% pengemudi dengan lama kerja berisiko, 50,8% pengemudi mengalami kelelahan berat. Hubungan antara umur dengan kelelahan kerja (α=0,000). Hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja (α=0,124). Hubungan antara lama kerja dengan kelelahan kerja (α=0,000). Terdapat hubungan antara umur dengan kelelahan kerja. Tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja. Terdapat hubungan antara lama kerja dengan kelelahan kerja. Kata Kunci: Umur, Masa Kerja, Lama Kerja, Kelelahan Kerja. ABSTRACK Work fatigue is a State when a person is feeling very tired, fatigued or sleepy due to lack of sleep, physical work and prolonged mental, or feelings of stress and anxiety is excessive or repetitive work. Factors that affect fatigue work in essence internal factors like age, gender, nutritional status, disease history of Psychology State, External factors in the form of long hours of work, working time, and work that is monotonous, the State of the environment, workload and work attitude. This research aims to analyze the relationship between age, working period and workings with work fatigue on truckers in fuel terminal tanks PT Pertamina Bitung. This research use analytic observational with draft cross sectional study. This research was carried out in March to July 2017 conducted on tank truck drivers with the population and samples in total sampling using criteria amounted to 63 people. The independent variables such as age, work and long working period, the dependent variable in essence work fatigue. Statistical tests bivariate use are Fisher’s Exact test with a significant level of α=0,05. 63,5% obtained driver’s age was productive, 49,2% of drivers with new working period, 66,7% of drivers with long work at risky, 50,8% of drivers experiencing severe fatigue. The relationship between the age with the fatigue of work (α=0,000). The relationship between the time of work with the fatigue of work (α=0,124). The relationship between long work with the fatigue of work (α=0,000). There is a relationship between age with fatigue. There is no relationship between time of work with the fatigue of work. There is a relationship between long work with the fatigue of work. Key words: Age, Time of Work, Long Work, Fatigue.
1
Berita mengenai kasus kecelakaan
PENDAHULUAN Faktor penyebab terjadinya kelelahan
kerja
kerja ada dua yaitu faktor internal yang
disebabkan
terdapat umur, jenis kelamin, status gizi,
beberapa kali terjadi di Indonesia. Kasus
riwayat penyakit dan keadaan psikologi.
yang dilansir oleh BikerZone adalah
Faktor eksternal antara lain adalah lama
kasus kecelakaan di Blitar Jawa Timur
kerja, masa kerja, monotoni pekerjaan,
yang menyebabkan supir truk menabrak
keadaan lingkungan, beban kerja, dan
tiga truk dan satu pengendara motor
sikap kerja. Berdasarkan data dari
yang dikarenakan supir mengantuk pada
Australian
tanggal 13 Februari 2017 (Alie, 2017).
Transport
Council
n.d.
pada
pengemudi oleh
truk
kelelahan
yang sudah
(2011) menyatakan sebanyak 20-30%
Penyebab
dari kematian di jalan raya disebabkan
kecelakaan
karena kelelahan. Hal ini menunjukkan
diantaranya
kelelahan
peningkatan sektor industri, dimana ada
merupakan
salah
satu
meningkatnya di
bidang
angka
transportasi
dipengaruhi
penyebab utama kematian di jalan raya
proses
disamping mengebut dan mabuk.
membutuhkan sarana transportasi, salah
Presentase pekerja yang bekerja
pemindahan
oleh
material
yang
satunya menggunakan truk (Desyariani,
lebih dari 48 jam dalam seminggu
2008).
(Employment in Excessive Working
menggunakan truk sebagai alat bantu
Time – EEWT) berdasarkan data dari
angkut yaitu industri minyak bumi dan
Badan Pusat Statistik dimana pekerja
gas (MIGAS) yang merupakan satu
laki-laki dan perempuan baik yang ada
industri yang memiliki resiko tinggi
di perkotaan maupun pedesaan tahun
(high
2011 sebanyak 26,98%, tahun 2012
canggih (high technology), dan sumber
sebanyak 26,46%, tahun 2013 sebanyak
daya yang terlatih serta besarnya capital
22,28%, dan tahun 2014 sebanyak
yang
25,97% (BPS, 2015). Undang-Undang
(Soekanto, 1986).
Nomor 13 tahun 2003 telah mengatur
PT.
Salah
risk),
satu
industri
penggunaan
diperlukan
yang
teknologi
(high
capital),
Pertamina
Terminal
Bahan
Minyak
(BBM)
Bitung
tentang jam kerja bagi para pekerja di
Bakar
sektor swasta, khususnya pasal 77
merupakan salah satu perusahaan yang
sampai dengan pasal 85. Pasal 77 ayat 1,
bergerak di bidang industri minyak yang
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003
memiliki kegiatan distribusi pengiriman
mewajibkan setiap pengusaha untuk
produk ke pelanggan yang cukup luas.
melaksanakan
Pengiriman produk ini melalui jalur
ketentuan
jam
kerja.
(Kemenakertrans, 2011).
darat area Bitung yang disalurkan pada
2
area di wilayah Manado, Minahasa, dan
uraian tersebut maka peneliti tertarik
Bolaang Mongondow. PT. Pertamina
melakukan penelitian untuk mengetahui
memiliki pekerja pengemudi truk tangki
ada tidaknya hubungan antara umur,
atau yang disebut Awak Mobil Tangki
masa kerja dan lama kerja dengan
(AMT)
kerjasama
kelelahan kerja pada pengemudi truk
dengan PT. Elnusa Petrofin dimana
tangki di terminal bahan bakar binyak
untuk sistem penyaluran menggunakan
(BBM) PT. Pertamina (Persero) Bitung.
dan
melakukan
transport darat diatur oleh pihak PT. Elnusa Petrofin. Pekerja awak mobil
METODE PENELITIAN
tangki (AMT) ini memiliki tugas untuk
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
membawa
kepada
kuantitatif dengan metode observasional
konsumen setiap harinya. Jarak tempuh
analitik menggunakan pendekatan cross
yang jauh untuk menyuplai minyak dari
sectional
terminal bahan bakar minyak (BBM)
pengemudi truk tangki di terminal bahan
Bitung ke SPBU tiap-tiap konsumen
bakar minyak (BBM) PT. Pertamina
menyita waktu kerja yang tidak sedikit,
Bitung pada bulan Maret sampai Juli
untuk jam kerja dari AMT tidak
2017, dengan populasi dan sampel yang
menentu
didapat
bahan
dikarenakan
bakar
jarak
tempuh
(potong
sebanyak
lintang)
63
pada
responden.
penyaluran yang berbeda-beda dengan
Instrumen penelitian ini yaitu peneliti
sistem kerja 4 (empat) hari kerja dan 1
sendiri dengan menggunakan bantuan
(satu) hari off dan berlanjut secara terus-
alat ukur kelelahan yaitu reaction timer
menerus.
dan disertai dengan lembar isian data
Data awal yang peneliti temukan
diri dan data umum responden. Metode
bahwa adanya keluhan lelah dari pekerja
pengumpulan
dilakukan
pengemudi truk tangki saat sedang
observasi, mengisi lembar isian data,
menjalankan tugas yang diakibatkan
melakukan
karena jam kerja yang berlebihan dan
reaction
sudah melebihi ketentuan jam kerja
Analisa data melalui langkah-langkah
menurut undang-undang dan juga setiap
editing,
1 (satu) mobil tangki harus memiliki 2
tabulating.
pengukuran timer,
coding,
dan
entry
dengan
alat
ukur
dokumentasi.
data,
dan
(dua) awak saat dalam proses melakukan pekerjaan penyaluran, akan tetapi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjadi
Karakteristik Responden
saat
melakukan
penyaluran
banyak mobil tangki yang dikemudikan
Responden pada penelitian ini berjumlah
hanya oleh 1 (satu) awak. Berdasarkan
63 pengemudi dan semuanya berjenis
3
kelamin
laki-laki,
saat
didapat dalam setiap 8 jam kerja terbagi
dilakukan wawancara seluruh responden
dalam 3 (tiga) kategori yang pertama < 1
dalam keadaan sehat.
jam terdapat 27 responden (42,9%),
Hasil umur
dari
dan
penelitian responden
pada
berdasarkan
yang kedua 1 – 2 jam terdapat 35
dikategorikan
responden (55,6%), dan ketiga 3 – 4 jam
menjadi 2 (dua) yaitu umur produktif
terdapat 1 responden (1,6%).
yaitu < 40 tahun sebanyak 40 responden
Distribusi
berdasarkan
lama
(63,5%) dan umur kurang produktif
kerja yang didapat untuk kategori lama
yaitu ≥ 40 tahun sebanyak 23 responden
kerja tidak berisiko yaitu 8 jam didapat
(36,5%).
sebanyak 21 responden (33,3%), dan
Masa kerja yang didapat yang
lama kerja yang berisiko yaitu > 8 jam
pertama masa kerja baru < 6 tahun
didapat sebanyak 42 responden (66,7%).
sebanyak 31 responden (49,2%), masa
Berdasarkan
karakteristik
kerja sedang 6 – 10 tahun sebanyak 7
kelelahan kerja yang tertinggi ada pada
responden (11,1%) dan masa kerja lama
kelelahan berat dengan jumlah 32
> 10 tahun sebanyak 25 responden
responden (50,8%), dan yang terendah
(39,7%).
ada pada kelelahan sedang sebanyak 12
Distribusi responden berdasar-
responden (19,0%).
kan lamanya waktu beristirahat yang
Analisis Bivariat Hubungan Antara Umur dengan Kelelahan Kerja Kategori Umur (Tahun) < 40 ≥ 40 Total
Ringan n % 19 30,2 0 0,0 19 30,2
Kelelahan Kerja Sedang n % 11 17,5 1 1,6 12 19,0
Berat n % 10 15,9 22 34,9 32 50,8
Total N 40 23 63
p Value
% 63,5 36,5 100
0,000
Fisher’s
pada kelelahan ringan sebanyak 19
Exact didapatkan nilai p = 0,000
responden (30,2%) sedangkan untuk
sehingga nilai p ini lebih kecil dari pada
umur kurang produktif yaitu ≥ 40 tahun
nilai α = 0,05, yang artinya terdapat
yang terbanyak terdapat pada kelelahan
hubungan
berat sebanyak 22 responden (34,9%).
Hasil
perhitungan
antara
statistik
umur
pengemudi
dengan kelelahan kerja. Berdasarkan
Berdasarkan
hasil
penelitian,
data kelompok umur produktif yaitu <
semakin bertambahnya umur tingkat
40 tahun didapatkan yang terbanyak
kelelahan akan semakin cepat terjadi,
4
dan umur seseorang akan mempengaruhi
menyimpulkan
kondisi,
terdapat
dan
kapasitas
hubungan antara umur dengan kelelahan
melakukan
aktivitas
kerja pada pengemudi. Umur dari
(Tarwaka, 2014). Kelelahan berat yang
seseorang memiliki hubungan dengan
dialami oleh kelompok umur ≥ 40 tahun
kapasitas fisik dimana kekuatannya terus
disebabkan karena kondisi fisik dan
bertambah sampai batas tertentu dan
kapasitas tubuh mengalami penurunan
kebutuhuan zat tenaga terus meningkat
pada usia tersebut. Berbeda dengan
sampai akhirnya menurun setelah usia
pengemudi yang kelompok umurnya <
40
40 tahun yang lebih banyak mengalami
tenaga
kelelahan ringan. Seperti pada penelitian
menurunnya kekuatan fisik sebanyak
dari Kristanto (2013) dan Fadel (2014)
20% dan kemampuan sensoris-motoris
tentang faktor-faktor yang berhubungan
menurun sebesar 60% (Budiono dkk,
dengan kelelahan kerja pada pengemudi
2003).
tubuh
kemampuan
bahwa
dalam
dimana
dari
hasil
tahun,
berkurangnya
tersebut
kebutuhan
dikarenakan
oleh
penelitan
Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja. Kategori
Kelelahan Kerja Ringan Sedang
Masa Kerja (Tahun) <6 6–10 > 10 Total
Total
Berat
p Value
n
%
n
%
n
%
N
%
13 1 5 19
20,6 1,6 7,9 30,2
7 2 3 12
11,1 3,2 4,8 19,0
11 4 17 32
17,5 6,3 27,0 50,8
31 7 25 63
49,2 11,1 39,7 100
0,124
Dari hasil perhitungan statistik Fisher’s
10 tahun dengan jumlah 7 responden
Exact didapatkan nilai p = 0,124
(11,1%),
sehingga nilai p ini lebih besar dari pada
menunjukkan bahwa yang paling banyak
nilai α = 0,05, yang artinya tidak
mengalami kelelahan baik itu ringan,
terdapat hubungan antara masa kerja
sedang dan berat adalah pekerja yang
pengemudi
kelelahan kerja,
masa kerjanya baru < 6 tahun, jadi tidak
berdasarkan data kategori masa kerja
selamanya masa kerja yang lebih lama
baru < 6 tahun yang paling banyak
lebih banyak menyebabkan kelelahan.
mengalami
dengan
kelelahan
sebanyak
31
dari
Masa
hasil
kerja
yang
ada
dapat
responden (49,2%) dan yang paling
menggambarkan pengalaman seseorang
sedikit kategori masa kerja sedang 6 –
dalam menguasai bidang tugasnya, masa
5
kerja yang didapatkan saat penelitian
kerjanya
dimana banyak pekerja berusia < 40
bimbingan dibandingkan dengan pekerja
tahun yang masa kerjanya sudah lama >
yang pengalamannya sedikit karena
10
mengalami
semakin lama seseorang bekerja maka
kelelahan berat. Seperti pada penelitian
akan semakin berpengalaman orang
dari Darmawan (2011) tentang faktor
tersebut sehingga kecakapan kerjanya
internal dan eksternal terhadap kelelahan
semakin
pada pengemudi didapati tidak ada
mengetahui
hubungan signifikan antara masa kerja
menyebabkan kelelahan (Ranupendoyo
terhadap
dan Saud, 2005).
tahun
tetapi
tidak
kelelahan
kerja.
Pada
banyak
baik,
tidak
dan
memerlukan
mampu
faktor-faktor
untuk
yang
bisa
umumnya pekerja yang pengalaman
Hubungan Antara Lama Kerja dengan Kelelahan Kerja Kategori Ringan Lama Kerja (Jam) 8 >8 Total
Kelelahan Kerja Sedang
Total
Berat
p Value
n
%
n
%
n
%
N
%
19 0 19
30,2 0,0 30,2
1 11 12
1,6 17,5 19,0
1 31 32
1,6 49,2 50,8
21 42 63
33,3 66,7 100
Berdasarkan hasil perhitungan statistik
ada
Fisher’s Exact didapatkan nilai p =
sebanyak
0,000 sehingga nilai yang di dapat lebih
Berdasarkan hasil pada data yang ada
kecil dari pada nilai α = 0,05, yang
menunjukkan bahwa kelelahan dapat
artinya terdapat hubungan antara lama
disebabkan karena lama kerja yang
kerja pengemudi dengan kelelahan kerja.
dilakukan dalam sehari, hal ini terjadi
Lama kerja atau durasi kerja merupakan
karena adanya ritme sirkardian yang
salah satu faktor penyebab terjadinya
terganggu seperti waktu tidur yang tidak
kelelahan, berdasarkan data responden
teratur, waktu istirahat yang kurang, dan
dengan kategori lama kerja berisiko
aktivitas lainnya yang menuntut kerja
yaitu > 8 jam sehari sebanyak 42
lembur (Maurits, 2011). Seperti pada
responden (66,7%), dan yang tertinggi
penelitian dari Carlos (2016) tentang
ada pada kelelahan berat sebanyak 31
faktor - faktor yang berhubungan dengan
responden (49,2%), sedangkan yang
kelelahan pengemudi truk tangki di
bekerja tepat 8 jam sebanyak 21
terminal BBM PT. Pertamina di dapati
responden (33.3%) dan yang tertinggi
adanya hubungan antara lama kerja
6
pada
kelelahan
0,000
19
ringan
responden
yaitu
(30,2%).
dengan kelelahan kerja dengan p = 0,46 yang
disebabkan
karena
2. Tidak terdapat hubungan antara
pekerja
masa kerja dengan kelelahan kerja
memiliki durasi mengemudi yang lama
pada pengemudi truk tangki di
atau jam kerja yang berisiko dalam
terminal
sehari yaitu > 8 jam.
(BBM) PT. Pertamina Bitung.
bahan
bakar
minyak
Sistem kerja bagi pengemudi
3. Terdapat hubungan antara lama
truk tangki atau awak mobil tangki
kerja dengan kelelahan kerja pada
(AMT) yang di atur oleh PT. Elnusa
pengemudi truk tangki di terminal
Petrofin sebagai anak perusahaan dari
bahan bakar minyak (BBM) PT.
PT. Pertamina, dimana jam kerja dalam
Pertamina Bitung.
sehari yaitu maksimal 12 jam kerja sesuai
dengan
standar
operasional
SARAN
prosedur (SOP) dan untuk 1 (satu) mobil
Bagi Perusahaan
tangki memiliki 2 (dua) awak atau
1. Diharapkan
untuk
melakukan
pengemudi, tetapi pada saat penelitian
identifikasi bahaya kelelahan pada
jumlah jam kerja yang dilakukan oleh
pengemudi
pengemudi
mempertimbangkan bahaya-bahaya
sudah
melebihi
jam
truk
maksimal yang ada, dan yang terjadi
diluar
dilapangan 1 (satu) mobil tangki dibawa
menyebabkan
oleh 1 (satu) awak saja. Dari data yang
pengemudi.
ada
inilah
maka
ketika
pekerjaan
dan
yang
kelelahan
mampu pada
dilakukan
2. Melakukan review terhadap jadwal
penelitian didapatkan banyak kelelahan
kerja dan jam kerja dari pengemudi
berat dan hal ini bertolak belakang
agar tidak terjadi kelelahan berat
dengan peraturan yang telah ditetapkan
yang disebabkan karena jam kerja
oleh perusahaan dan juga peraturan
yang berlebih yang sudah tidak
perundang-undangan
sesuai dengan peraturan Undang-
yang
mengatur
tentang jam kerja bagi para pekerja.
Undang Nomor 22 Tahun 2009, dan sudah tidak sesuai dengan standar
KESIMPULAN
operasional prosedur (SOP).
1. Terdapat hubungan antara umur dengan
kelelahan
kerja
3. Mengadakan
pada
pengemudi
pertemuan dengan
antara
managemen
pengemudi truk tangki di terminal
tingkat atas untuk membicarakan
bahan bakar minyak (BBM) PT.
kelelahan
Pertamina Bitung.
pengemudi dan mengikutksertakan pengemudi
7
yang
dalam
dialami
oleh
pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan
diakses
jadwal
2017).
kerja
agar
mengurangi
pengemudi yang melakukan double
Australian
pada tanggal 19 Maret
Transport
Council
(n.d).
shift untuk menggantikan jadwal
2011.
kerja dari rekannya yang akhirnya
2011 - 2020.
menyebabkan jam kerja berlebih dan
Australian
memicu kelelahan yang tinggi.
Council.(transportinfrastructureco
4. Menambah
tenaga
mengurangi
kerja
untuk
pengemudi
National Road Strategy Canberra: Transport
uncil.gov.au,)
yang
diakses
tanggal 18 Maret 2017).
bekerja sudah melebihi aturan, dan
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015.
truk yang dibawa tidak hanya 1
Kebutuhan
(satu) awak saja melainkan 2 (dua)
Ketenagakerjaan
awak
Pembangunan
sesuai
dengan
pada
standar
Data Untuk Berkelanjutan.
operasional prosedur (SOP) yang
(https://www.google.co.id/Kebutu
telah dibuat oleh perusahaan.
han..
Bagi Pengemudi
diakses pada
tanggal
18 Maret 2017).
Mampu memperhatikan kebutuhan gizi
Budiono, A.M. Sugeng; R.M.S. Jusuf;
dan waktu istirahat agar kelelahan kerja
Adriana P. 2003. Bunga Rampai
yang dialami tidak meningkat.
Hiperkes & Keselamatan Kerja.
Bagi Instansi
BP UNDIP Semarang.
Memberikan
edukasi
dalam
bentuk
Carlos, D. 2016. Faktor - Faktor Yang
seminar atau penyuluhan dan pelatihan
Berhubungan Dengan Kelelahan
kepada
Pengemudi
pengemudi
truk
tentang
Truk
Tangki
bagaimana cara mengenali kelelahan,
Terminal BBM
faktor-faktor
(Persero) Kec. Latambaga Kab.
yang
menjadi
pemicu
PT
Di
Tahun
Pertamina
terjadinya kelelahan dan bagaimana cara
Kolaka
menanggulanginya.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
2016.
Halu
Jurnal
Oleo.
DAFTAR PUSTAKA.
(ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKES
Alie. 2017. Ngantuk Sopir Truk Tabrak
MA
3 Truk
dan
Motor,
Kecelakaan di Blitar.
Infotek
dan
1
Pengendara
/article..diakses
tanggal 23 Juni
pada
2017)
Darmawan, S. 2011. Hubungan Faktor
BikerZone.
Internal dan Eksternal Terhadap
(http://www.bikerzone11...)
Kelelahan Pengemudi
8
(Fatigue) Bus
Antar
Pada Kota
Trayek
Semarang
Jepara
di
Ranupendoyo
dan
Saud.
2005.
Terminal Terboyo Semarang.
Manajemen Personalia Edisi 4.
Universitas
Pustaka Binawan Persindo FE.
Diponegoro.
Semarang.(http://eprints.undip.ac.i d/28
918/,
diakses
tanggal 23 Juni Fadel,
M.
UGM Yogyakarta
pada
Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar
2017).
2014.
Penelitian
Faktor
Yang
Hukum.
UI
Press.
Jakarta
Berhubungan dengan Kelelahan
Tarwaka.
2014.
Dasar
BBM di TBBM PT. Pertamina
Ergonomi dan Aplikasi di Tempat
Parepare.
Kerja. Harapan Press. Surakarta.
Kesehatan
Masyarakat.
Universitas
Hasanuddin
Makassar.
(http://docplayer.info/Faktoryang-berhubunga.., diakses pada tanggal 11 Mei 2017). Kementrian
Tenaga
Transmigrasi
Kerja
dan
(KEMENAKER-
TRANS) RI. 2011. Himpunan Peraturan
Perundang-undangan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja. Kristanto, A. 2013. Kajian FaktorFaktor Risiko Yang Berhubungan dengan
Kelelahan
Pengemudi
Truk Trailer di PT. AMI TH 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Indonesia.
Depok.
(lib.ui.ac.id/file?file=digital.., diakses pada tanggal 23 Juni 2017). Maurits, L.S.K. 2011. Selintas tentang Kelelahan Kerja. Amara Books. Yogyakarta.
9
dasar
Industri
Kerja Pengemudi Pengangkutan
Jurnal
-
Ergonomi
Pengetahuan
10