perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: DEWI ARINA NUR AMILIA
K7108112
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Dewi Arina Nur Amilia
NIM
: K7108112
Jurusan/Program Studi
: Ilmu Pendidikan/PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Dewi Arina Nur Amilia
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: DEWI ARINA NUR AMILIA K7108112
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Pembimbing I
Juni 2012
Pembimbing II
Dra. Lies Lestari, M.Pd NIP. 19540327 198103 2 001
Endang Markamah, M.Hum NIP. 19540207 798203 2 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Jumat
Tanggal : 20 Juli 2012 Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd
Sekretaris
: Drs. Sukarno, M. Pd
Anggota I
: Dra. Lies Lestari, M.Pd
Anggota II
: Dra. Endang Sm, M.Hum
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Dewi Arina Nur Amilia. PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP KENAMPAKAN BULAN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni, 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan melalui media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes. Uji validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat menunjukkan bahwa media audiovisual dapat meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Peningkatan penguasaan konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai penguasaan konsep siswa pada setiap siklus yaitu nilai rata-rata penguasaan konsep siswa sebelum tindakan (prasiklus) hanya sebesar 61,875, pada siklus I nilai rata-rata penguasaan konsep siswa menjadi 68,31, dan pada siklus II meningkat menjadi 76,91. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥64) hanya sebanyak 12 siswa (37,5%), pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa (71,875%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 29 siswa (90,625%). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Kata Kunci: penguasaan konsep, kenampakan bulan, media audiovisual
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Dewi Arina Nur Amilia. THE IMPROVEMENT MASTERY OF MOON APPEARANCE CONCEPT THROUGH AUDIOVISUAL MEDIA ON THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 02 NGRINGO BANARAN JATEN KARANGANYAR AT ACADEMIC YEAR 2011/2012 . Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June 2012. The purpose of this research is to improve the mastery of moon appearance concept on the fourth grade students of SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012 . This research is classroom action research carried out two cycles. Each cycle consist of four stages they are planning, implementation, observation, and reflection. The subject of this research is the fourth grade students of SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012 about 32 students. The data analysis which is applied is an interactive analysis model (Miles & Huberman) which consist of three component, they are data reduction, presenting the data, and conclusion drawing or verification. Data is collected by using documentation, observation, interview, and test. This research uses a source trianggulation and tehnical trianggulation for validating data. The result of this research shows that using an audiovisual media is able to improve the mastery of moon appearance concept on the fourth grade students of SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012. Improvement the mastery of concept of students could be seen in the increased score of mastery of concept among the students for the each cycle. The average mark of the mastery of concept before the action (precyles) is about 61,875. In first cycle, the average mark increased to 68,31. In second cycle, the average mark increased to 79,91. Before action of the research, students who acquired KKM grade ≥ 64 were 12 students (37,5%). In the first cycle, the number of students increased to 23 students (71,875%) and in the second cycle, the number of the students increased again became 29 students (90,625%). The conclusion of this research is using an audiovisual media is able to improve the mastery of moon appeareance concept on the fourth grade students of SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar at academic year 2011/2012. Keyword: mastery of concept,moon appearance audiovisual media
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Barang siapa takut menghadapi persoalan ia sebenarnya takut menghadapi kemajuan. (Bung Karno) Yang terbaik adalah “Aku telah mencobanya” dan yang terburuk adalah “Aku akan mencobanya” (Arina)
Dalam diri kita terdapat power untuk melakukan apapun, segera perbuat dan jalankan impian kita. (Arina)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan kasih-Nya padaku. Setulus hati kupersembahkan karya ini untuk: Ayah dan Ibundaku tercinta “Zainal Arifien, S. Pd dan Siti Amanah, S. Pd” Terima kasih untuk kasih sayang yang kalian limpahkan, setiap doa yang kalian panjatkan, dan ketulusan yang kalian berikan
Kakak dan adik-adikku yang aku kasihi
Arief Yonatan yang selalu mendukung dan mendoakanku
Almamaterku tercinta PGSD FKIP UNS
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul ”Peningkatan Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.” Peneliti menyadari, terselesaikannya penyusunan laporan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sebelas Maret Surakarta. .
5.
Dra. Lies Lestari, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Dra. Endang Sm, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Kepala SD Negeri 02 Ngringo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri 02 Ngringo.
8.
Guru kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo yang telah membantu terlaksananya penelitian di SD Negeri 02 Ngringo.
9.
Guru IPA kelas 4 SD Negeri 02 Ngringo yang telah membantu terlaksananya penelitian di SD Negeri 02 Ngringo
10. Para siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar yang telah bersedia commit to user untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya, serta pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Peneliti
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ..............................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ......................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ..........................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................
ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................
5
C. Tujuan Penelitian .........................................................
5
D. Manfaat Penelitian .......................................................
5
LANDASAN TEORI .........................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ..........................................................
7
BAB II
1.
2.
Hakikat Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan dalam IPA....................…………………………...
7
Hakikat Media Audiovisual Video…...………….
14
B. Penelitian yang Relevan ................................................. . 27 C. Kerangka Berpikir ........................................................ . 28 D. Hipotesis ...................................................................... commit to user xii
30
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
digilib.uns.ac.id
METODE PENELITIAN ................................................
32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................
32
B. Subjek Penelitian...........................................................
31
C. Data dan Sumber Data .................................................
33
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................
33
E. Validitas Data ...............................................................
35
F. Teknik Analisis Data ....................................................
35
G. Indikator Kinerja ..........................................................
37
H. Prosedur Penelitian .......................................................
38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............
47
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) ..............................
47
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ...........................
51
C. Hasil Penelitian ..............................................................
71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................
73
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................
77
A. Simpulan .......................................................................
77
B. Implikasi ........................................................................
77
C. Saran ..............................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
80
LAMPIRAN
82
BAB IV
BAB V
.......................................................................................
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1. Fase-fase Bulan ...................................................................... 14 2.2.
Kerucut Edgar Dale ................................................................
18
2.3.
Kerangka Berfikir ...................................................................
30
3.1.
Komponen-komponen Analisis Data .....................................
37
3.2
Prosedur Tindakan Kelas .......................................................
38
4.1
Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Sebelum Tindakan........................................................
4.2.
Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Siklus I…………………………………. ......................
4.3.
60
Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Siklus II ..........................................................................
4.4.
50
70
Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus I ........................
commit to user xiv
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Prasiklus ...........................................................................
49
4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Siklus I…………………………… .........................
59
4.3. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Siklus II......................................... ...........................
69
4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ..............................
commit to user xv
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Tabel Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian………………. 82
2.
Silabus Pembelajaran .……….. ..............................................
83
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ...............
85
4.
Kisi-kisi Tugas Kelompok Siklus I .......................................
96
5.
Tugas Kelompok Siklus I Pertemuan I ...................................
97
6.
Tugas Kelompok Siklus I Pertemuan II .................................
99
7.
Penilaian Kelompok Siklus I Pertemuan I ..............................
101
8.
Penilaian Kelompok Siklus I Pertemuan I ..............................
102
9.
Kisi-kisi Evaluasi Siklus I ......................................................
103
10.
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I.........................................
104
11.
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ......................................
105
12.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .............
107
13.
Kisi-kisi Tugas Kelompok Siklus II .......................................
119
14.
Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I .................................
120
15.
Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan II ................................
122
16.
Penilaian Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I..................
124
17.
Penilaian Tugas Kelompok Siklus II Pertemuan I …………… 125
18.
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II …………… ........................
126
19.
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I……………… ...............
127
20.
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II……..… ........................
128
21.
Pedoman Wawancara Kepada Guru Sebelum Pembelajaran .........................................................................
22.
23.
130
Pedoman Wawancara Kepada Guru Setelah Pembelajaran ….. ...................................................................
132
Lembar Observasi Kinerja GurutoSiklus commit user I …… ......................
134
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25.
Rata-rata Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus I .............
140
26.
Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II … ........................
141
27.
Rata-rata Penilaian Observasi Kinerja Guru Siklus II ….. .....
147
28.
Deskripsi Lembar Observasi Kinerja Guru ………….. .........
150
29.
Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Pra Siklus …… 157
31.
Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siklus I ……… 158
32.
Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siklus II .......
159
33.
Foto-foto Pembelajaran………………………………… ......
160
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis” (Sukardjo, 2002:1). Hal ini menunjukkan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994) dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta. Dalam Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat IPA dalam kehidupan sehari-hari serta untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), serta bertujuan: (1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari; (2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi; (3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (5) Mengembangkan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan (6)Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Secara global dimensi yang hendak dicapai oleh serangkaian tujuan kurikuler pendidikan IPA dalam kurikulum pendidikan dasar adalah mendidik anak agar memahami konsep IPA, memiliki keterampilan ilmiah, bersikap ilmiah dan religius. Tujuan pendidikan IPA sebagaimana dipaparkan di atas sudah barang tentu tidak serta merta dapat dicapai oleh materi pelajaran IPA, melainkan dengan cara melibatkan siswa ke dalam kegiatan didalamnya. Dengan demikian tujuan pendidikan IPA SD dalam menuntut proses belajar mengajar IPA yang tidak terlalu menekanan pada penyampaian konsep-konsep dengan sistematika yang ketat berdasarkan buku teks dan lebih-lebih sekedar verbalistik semata. Proses belajar dan mengajar merupakan suatu langkah untuk membimbing siswa dalam menguasai suatu konsep dan sub konsepnya. Siswa dibimbing melalui metode mengajar dan media pembelajaran sehingga dapat menguasai konsep suatu pokok bahasan. Ketercapaian konsep merupakan konsep-konsep dalam Standar Isi KTSP yang secara minimal harus dikuasai oleh siswa. Berdasarkan observasi peneliti, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penguasaan konsep kenampakan bulan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar ini bisa dikatakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai test siswa pada materi kenampakan bulan yang mendapat nilai melampaui KKM hanya 12 orang siswa dari 32 orang siswa dengan nilai KKM yang ditetapkan adalah 64. Dapat dikatakan siswa yang lulus dengan nilai di atas KKM sejumlah 37,5%, sedang sisanya 62,5% atau 20 siswa belum melampaui KKM. Nilai ini diperoleh dari daftar nilai tes pada materi kenampakan bulan yang diberikan oleh guru IPA kelas IV. Berdasarkan
observasi
dan
wawancara
yang
dilakukan
selama
pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi rendahnya nilai penguasaan konsep user pelajaran IPA siswa kelas IV inicommit antara tolain : (1) Media yang digunakan guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
dalam mengajar konvensional yaitu berupa buku referensi yang kurang mengkonkritkan substansi dari materi pembelajaran, (2) Suasana yang diciptakan selama pembelajaran monoton, kurang variatif karena didominasi oleh ceramah guru, (3) Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, kurang adanya partisipasi dari siswa, (4) Guru menuntut jawaban siswa sama dengan buku, sehingga siswa lebih ditekankan untuk menghafal konsep-konsep tidak untuk menguasai konsepkonsep IPA yang ada. Dampak yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut di atas menjadikan mata pelajaran IPA dianggap sulit oleh siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Anggapan yang demikian itu menyebabkan tidak akan ada peningkatan penguasan konsep siswa yang ditunjukkan dengan tidak banyaknya siswa yang mendapatkan nilai yang melampaui KKM. Pelaksanaan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut. Untuk itu perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif (berpusat pada siswa) dan ingin tahu terhadap materi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan media pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan suatu konsep. Dalam penelitian ini meggunakan media pembelajaran yang jenisnya audiovisual yang diharapkan dapat membantu siswa dalam menguasai konsep dalam IPA yaitu mengenai kenampakan bulan. “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa to user sehingga proses belajar terjadi” commit (Sadiman, 2011:7). Adanya media menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
proses pembelajaran dapat berjalan lebih lancar karena menggunakan perantara / medium yang membantu penyampaian materi ajar kepada siswa yang disebut dengan media pembelajaran, dengan demikian Asra, Darmawan, & Riana berpendapat bahwa media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media
sebagai
wahana
penyalur
pesan
atau
informasi
belajar
untuk
mengkondisikan seseorang untuk belajar (2007:5-5). Dengan kata lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran
yang berjenis
audiovisual. Menurut Sanjaya “Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik karena mengandung kedua unsur jenis media yaitu audio dan visual” (2010:17). Media audiovisual yang digunakan berupa video interaktif kenampakan bulan yang dapat bergerak dan bersuara. Anitah mengatakan “Media video interaktif yaitu media yang meminta pebelajar memraktekkan keterampilan dan menerima balikan, media ini berbasis komputer menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun pembelajaran berbasis komputer” (2009:184). Media video interaktif dalam penelitian ini tentang kenampakan bulan. Media ini memvisualisasikan kenampakan bulan dari hari ke hari selama satu bulan penuh. Media ini menggambarkan gerakan bulan melakukan rotasi dan mengelilingi bumi, serta bersama bumi mengelilingi matahari sehingga bayangan kenampakan bulan yang terbentuk dari posisi bulan, bumi, dan matahari terlihat jelas. Didukung dengan suara musik yang membuat media ini semakin menarik sehingga siswa tertarik dan tidak merasa bosan hingga pembelajaran usai. Siswa juga dapat mengoperasikan media ini sendiri dengan bimbingan guru, sehingga rasa ingin tahu siswa semakin bertambah. Dengan menggunakan media video yang dapat bergerak dan bersuara ini penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar dapat tercapai commit to user maksimal karena materi yang terkandung dalam media ini dapat tersampaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
secara konseptual tidak hanya secara verbalistik saja. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk memilih dan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012?”
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, telah disampaikan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Memperkaya khasanah teori keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar tentang penguasaan konsep kenampakan bulan melalui media audiovisual.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
menguasai
konsep
kenampakan bulan sehingga siswa mampu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran IPA. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2) Memperoleh suasana baru dalam pembelajaran IPA sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar IPA. b. Bagi Guru 1) Memperoleh sumbangan pemikiran bagi guru dengan penggunaan media audiovisual sebagai alternatif media pembelajaran yang inovatif. 2) Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai kondisi siswa. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran IPA di sekolah terkait dengan pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan melalui media audiovisual. 2) Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan pada proses pembelajaran IPA di sekolah terkait.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Dalam IPA a. Pengertian Penguasaan Konsep Syamsuddin
(2009:187)
mengatakan “Penguasaan adalah
melakukan suatu tindakan untuk dapat menggunakan sesuatu dengan tepat, dapat memberikan contoh-contoh, dan sebagainya”. Samlawi dan Maftuh (2001:10-11) mengatakan bahwa konsep secara sederhana adalah penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang mengenal, mengerti dan memahami sesuatu tersebut. Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penanamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Parker dalam Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (2001:12) menyatakan bahwa Konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu, suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya. Dalam definisi konsep yang kedua tergambar bahwa seseorang mesti terlibat dalam proses berfikir, yakni menyadari contoh-contoh konsep. Proses berfikir ini disebut konseptualisasi, yaitu suatu proses yang terus-menerus yang berlangsung ketika seseorang menghadapi contoh-contoh baru dari suatu konsep. Jadi suatu kesan mental dari suatu konsep yang dihadapi akan berbeda tergantung pada latar belakang atau pengalaman orang yang melakukan konseptualisasi. Konsep dinyatakan dalam sejumlah bentuk : konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Pengalaman indrawi dalam berhadapan dengan lingkungan sekitar kita menghasilka ide / gagasan yang merupakan isi dari kegiatan mengetahui. Konsep adalah representasi commit to user yang abstrak dan umum tentang
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sesuatu yang merupakan salah satu bentuk gagasan. (Leo Sutrisno, dkk, 2007 : 1-11). Jadi konsep adalah Penamaan untuk menyebut sesuatu baik yang bersifat konkrit atau abstrak, sempit atau luas, satu kata atau frase yang merupakan hasil pemikiran, gagasan, ide seseorang. Dapat
ditarik
kesimpulan
penguasaan
konsep
adalah
kesanggupan atau cara seseorang menguasai sesuatu yang merupakan ide, gagasan, hasil pemikirannya untuk dapat menggunakannya dengan tepat serta dapat menyelesaikan / memecahkan masalah / sesuatu yang berkaitan dengan konsep tersebut.
b. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam (Sukardjo, dkk, 2005: 1). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan usaha manusia dalam memahami pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth) (Leo Sutrisno, 2007:1.19). Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi (metode ilmiah) untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Trianto, 2010: 151) Duit (2007:3) mengatakan bahwa Philosophy of science and history of science provide thinking patterns to analyze the nature of science critically, and the particular contribution of science to understand the “world”, i.e. nature and technology. Yang berarti bahwa filosofi dan sejarah ilmu pengetahuan alam akan to user memberikan suatu commit pola pikir untuk menganalisis sifat ilmu secara
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kritis, dan sumbangan khusus ilmu pengetahuan alam adalah untuk memahami dunia yaitu alam dan teknologi. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya yang tersusun secara sistematis untuk menganalisis sifat ilmu secara kritis sehingga menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala alam yang dapat dipercaya.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA SD Di bawah ini dijelaskan beberapa prinsip-prinsip pembelajaran IPA SD oleh Leo Sutrisno, dkk (2007: 5.3-5.5), yaitu : 1) Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita dimulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi. Siswa perlu memperoleh pengalaman itu. Para siswa perlu dibuat agar aktif melakukan sesuatu agar memperoleh pengalaman. 2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman perlu diungkap setiap awal pembelajaran. 3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan. Pengetahuan pengalaman mereka yang pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan ini disebut miskonsepsi, maka perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran. 4) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas kita sebagai guru adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain. 5) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur. Perlu mengenalkan ketiga aspek di atas kepada siswa. Namin, perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat, kita tidak mampu mengikuti perkembangannya secara terus-menerus setiap saat. Oleh karena itu, akan lebih baik jika siswa dibekali dengan keterampilan menemukan pengetahuan, yaitu proses dan prosedur IPA. Proses menyangkut aktivitas, sedangkan prosedur menyangkut metode ilmiah yang digunakan dalam kegiatan penelitian. commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian di atas, materi IPA yang disajikan di SD dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA di SD secara umum yaitu, antara lain : 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memcahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Amalia Saparti, dkk, 2009:8.24) e. Manfaat Pembelajaran IPA di SD Di bawah ini disebutkan beberapa manfaat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menurut Trianto (2010:143)antara lain : 1) Memberikan kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Memberikan pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prinsip dan konsep, fakta yang ada di alam, hubungan saling to user ketergantungan, dan commit hubungan antara sains dan teknologi.
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Memberikan keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan, memecahkan masalah, dan melakukan observasi. 4) Memberikan sikap ilmiah, antara skeptis, kritis, sensitive, obyektif, jujur, terbuka, benar, dan dapat bekerjasama. 5) Memberikan kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam. 6) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi. f. Pengertian Kenampakan Bulan 1) Bulan
Gambar 1. Bulan (Sumber : wikipedia ensiklopedia bebas, 6/2/12, 11:34)
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan cahaya bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari. Jarak rata-rata bumi-bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar 30 kali diameter bumi. Bulan beredar mengelilingi bumi sekali setiap 27,3 hari dan variasi
periodik
dalam
sistem
Bumi-Bulan-Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
setiap 29,5 hari (periode sinodik) (http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan, 7/2/12, 11:42) Heri Sulistyanto (2008:149) mengatakan bahwa bulan merupakan benda langit yang tidak bercahaya. Pada saat malam hari bulan terlihat sangat indah bersama bintang-bintang yang ada di sekitarnya. Bulan terlihat bercahaya pada malam hari karena memantulkan cahaya yang berasal dari matahari. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bulan adalah benda langit yang tidak dapat bercahaya, namun dapat memantulkan cahaya yang berasal dari matahari yang merupakan satelit alami bumi. 2) Kenampakan Bulan Bulan setengah
kadang-kadang
lingkaran,
dan
tampak
membentuk
kadang-kadang
tidak
lingkaran, kelihatan.
Kenampakan bulan bergantung pada posisinya terhadap matahari dan bumi karena sinar bulan merupakan pantulan sinar matahari oleh bulan. (Poppy, 2008:156) Jika
diamati
setiap
malam,
bentuk
bulan
ternyata
mengalami perubahan setiap harinya. Bulan mengitari bumi dalam jangka waktu 29.5 hari (satu bulan). Selama bulan bergerak, terjadi perubahan sudut antara matahari, bumi, dan bulan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan kenampakan pada bulan setiap harinya. Perubahan bentuk bulan ini dikenal dengan fase bulan. (Heri Sulistyanto, 2008: 150)
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2. Fase Bulan Keterangan : A
: Bulan Baru
B
: Bulan Sabit
C
: Bulan Separuh
D
: Bulan Tiga Perempat
E
: Bulan Purnama
F
: Bulan Tiga Perempat
G
: Bulan Separuh
H
: Bulan Sabit
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kenampakan bulan adalah bentuk bulan yang mengalami perubahan dari hari ke hari selama satu bulan yang disebabkan posisi bulan, bumi, dan matahari.
2. Hakikat Media Audiovisual Video a.
Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di commit user atau suatu alat. Media juga dapat tengah (antara dua pihak atau to kutub)
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan. (Sri Anitah, 2009:123) Asssociation
for
Educational
Communications
and
Teachnology (AECT) dalam Sri Anitah (2009:123) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Sedangkan Briggs dalam Asra, Deni Darmawan, & Cepi Riana (2009:123) mengatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying instructional content book, films, videotapes, etc”. Media pembelajaran sebagai peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran, termasuk di dalamnya buku, videotape,film, dan lain-lain. Menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa & Farida Mukti, (2001:12), media ialah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media itu yang menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Dengan kata lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan belajar (Asra, Deni Darmawan, & Cepi Riana, 2007: 5-5) Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk to user belajar. Dengan katacommit lain, pada saat kegiatan belajar berlangsung
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahan belajar (learning matterial) yang diterima siswa diperoleh melalui media. Media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas proses belajar dan mengajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh komunikator (guru) sebagai perantara untuk menyampaikan informasi, pesan, ide, materi ajar kepada komunikan (siswa) yang disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan media yang terbaik untuk tujuan pembelajaran tertentu bukanlah hal yanh mudah. Tetapi bagaimanapun juga seorang guru dapat menentukan media yang paling tepat untuk pelaksanaan kegaiatan pembelajaran. Dalam pemilihan media, Gagne, dkk dalam Sri Anitah (2009 : 203-205) menyarankan perlu mempertimbangkan : 1) Prinsip Umum a) Variabel tugas Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran. b) Variabel pebelajar Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, guru perlu menyadari bahwa para pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda. c) Lingkungan belajar Pertimbangan ini bersifat administratif, seperti : besarnya biaya sekolah; ukuran ruang kelas; kemampuan mengembangkan materi baru; ketersediaan radio, televisi, atau perlengkapan lain; kemampuan guru mendesain pembelajaran; ketersediaan bahan-bahan modul untuk pembelajaran individual; sikap pemimpin sekolah maupun guru terhadap inovasi arsitektural sekolah. d) Lingkungan pengembangan Jelas seakan-akan sia-sia untuk merencanakan penyajian yang baik, bila pengembangan sumber-sumber tidak mendukung untuk tugas tersebut, misalnya : ketersediaan waktu, pengembangan personel, akan mempengaruhi keberhasilan commit penyajian. to user e) Ekonomi dan Budaya
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat diterima oleh pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan yang tersedia, serta sikap terhadap berbagai media mungkin berbeda antara penduduk kota dengan desa, antar subkelompok bangsa dan sosial ekonomi. 2) Faktor-Faktor Praktis Faktor ini termasuk faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media : a) Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan. b) Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media. c) Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar. d) Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar. e) Adakah stimulus pembelajaran menuntut warna, gerak, gambar, kata-kata lisan, atau tertulis. f) Apakah media yang dipakai memiliki urutan yang pasti. g) Media manakah yang paling mendukung kondisi belajar untuk mencapai tujuan. Amalia Sapriati (2009, 5.3-5.4) menyatakan dalam menyediakan media pembelajaran, guru dihadapkan pada 3 kondisi berikut (1) memilih dari bahan media yang sesuai benar dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan, (2) memilih dari bahan media yang kurang sesuai dengan tujuan sehingga perlu dimodifikasikan, (3) merancang media baru.
c. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Sri Anitah (2009 : 207-208) mengemukakan bahwa dalam memilih media untuk pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media adalah sebagai berikut : 1) Penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran. 2) Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dana. 3) Guru hendaknya memahami tingkat hierarki dari jenis alat dan kegunaannya. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum, selama, sesudah pemakaiannya. 5) Penggunaan multimedia akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran. d. Langkah-Langkah Penggunaan Media Pembelajaran Untuk
menggunakan
media,
seharusnya
dilakukan
perencanaan yang sistematik. Perlu diingat pula bahwa media pembelajaran digunakan bila media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan. Langkah-langkah penting dalam penggunaan media pembelajaran (Sri Anitah, 2009: 208-210) yaitu : 1) Persiapan sebelum menggunakan media Langkah awal penggunaan adalah membuat perencanaan dengan sebaik-baiknya, yang dilakukan dengan cara : a) Mempelajari petunjuk kegunaan media. Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat, sebelum menghidupkan alat. Setelah itu ikuti petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. b) Semua peralatan yang digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis,. Perhatikan pengaturan ruang dan pebelajar, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pebelajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 2) Pelaksaan penggunaan media Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang. Keadaan tenang tidak berarti pebelajar harus duduk diam dan pasif, yang terpenting pebelajar tetap terjaga. Dalam proses pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan. Usahakan agar pebelajar tidak terhalang posisi guru berdiri, guru jangan terlampau lama membelakangi pebelajar. Selama sajian media berlangsung dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta pebelajar melakukan sesuatu seperti menunjukkan gambar, mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu. 3) Evaluasi Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu perlu disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik. Kalau ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu mengulangi sajiancommit program to media user tersebut. 4) Tindak Lanjut
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta pebelajar untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara misalnya : diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi dan membuat rangkuman, meakukan suatu percobaan, observasi, dan lain-lain. e. Manfaat Media Pembelajaran UNESCO dalam Dina Indriana (2011:46) memuat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap anak didik dalam menjalani
proses
pendidikan
dan
pembelajarannya.
Beberapa
kompetensi tersebut antara lain pengetahuan yang memadai (to know), keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang ilmu / profesi (to be), dan kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan sebuah proses belajar yang efektif. Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan, sehingga terjadinya pengalaman dan hasil belajar menjadi lebih bermakna (meaningful learning). Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada diri individu, sesuai tujuan yang diharapkan. Keberhasilan ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satumya adalah penggunaan media pengajaran yang berfungsi sebagai perantara, wadah, atau penyambung pesan-pesan pembelajaran. Media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai
pengalaman
belajar.
Pengalaman
belajar
(learning
experience) tergantung pada interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan sesuai dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga
anak didik bisa
mempertinggi hasil belajar. Alasan ini sejalan dengan pendapat Edgard Dale dengan teori “Cone Experience (Kerucut Pengalaman)”, commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang menjadi dasar pokok penggunaan media dalam pembelajaran. Berikut adalah gambar kerucut pengalaman Edgar Dale :
Gambar 3. Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Menurut teori kerucut pengalaman, pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Akibatnya, siswa hanya akan mengalami suatu pengetahuan dalam bentuk kata, tanpa mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Karena itulah anak didik harus memiliki pengalaman yang lebih konkret agar tidak salah persepsi terhadap pengetahuan yang diajarkan. Salah satu cara agar siswa memiliki pengalaman yang konkret adalah dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dina Indriana, (2011 : 47-48) menjelaskan media pengajaran memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1) Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasa masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media. 2) Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pengajaran yang menjadi sampel dari objek tersebut. Misalnya : penggunaan foto, CD, video, atau televisi.. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang pembelajaran pada waktu kelas membahas tentang objek yang besar atau yang terlalu kecil. 4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat dalam media film, bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu detail kronologi ledakan. Demikian juga gerakan yang terlalu lambat dapat dipercepat dengan media pembelajaran. f. Klasifikasi Media Pembelajaran Beberapa jenis media pembelajaran antara lain : 1) Media audio Penyajian
pengajaran
atau
pengetahuan
melalui
pendidikan audio atau pengalaman mendengar jenis alat yang dikategorikan dalam media audio (Hujair AH. Sanaky, 2011:94), yaitu : a) Audio kaset, berupa pita magnetis (magnetic tape recording) yang dapat menghasilkan suara jika diputar dalam tape recorder. b) Radio, adalah sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan perangkat penerima gelombang elektromagnetik dan perangkat penyiaran. 2) Media visual Media visual ini disebut juga media pandang, karena seseorang
dapat
menghayati
media
tersebut
melalui
penglihatannya. Media ini dapat dibedakan menjadi dua (Sri Anitah, 2009:128), yaitu : a) Media visual yang tidak diproyeksikan Media visual yang tidak diproyeksikan merupakan media yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksikan perangkat lunak. Media ini tidak tembus cahaya (non transparan), maka tidak dapat dipantulkan pada commit layar (walaupun saat toiniuser ada alat yang dapat memantulkan
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gambar nontransparan). Media ini digunakan oleh guru karena lebih mudah pembuatan maupun penggunaannya. Faktorfaktor seperti, tidak adanya aliran listrik, daerah terpencil, tidak
tersedianya
peralatan,
kelompok
kelas
kecil,
menyebabkan guru memilih media yang dirasa praktis. Termasuk dalam jenis ini antara lain : gambar mati atau gambar diam (still pictures), ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, realia dan model, papan, dan lainlain. b) Media visual yang diproyeksikan Media ini merupakan suatu media visual namun dapat diproyeksikanpada layar melalui suatu pesawat proyektor. Oleh karena itu, media ini terdiri dari dua unsuryang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak digambarkan pada transparansi (tembus cahaya). Melalui pesawat proyektor, perangkat lunak yang berwujud gambar, bagan, tulisan dapat diproyeksikan pada layar. Pesawat proyektor yang dapat menampilkan gambar itu disebut perangkat keras. Yang termasuk dalam media visual ini antara lain : OHP (overhead projector), slide (film bingkai), filmstrip (film rangkai), opaque projector, dan lainlain. 3) Media audiovisual Dengan
karakteristik
yang
lebih
lengkap,
media
audiovisual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata. Kemampuannya akan meningkat lagi bila media audiovisual ini dilengkapi dengan karakteristik gerak (Basuki Wibawa & Farida Mukti, 2001:67). commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Melalui media ini, seseorang tidak hanya dapat melihat atau
mendengar
saja,
tetapi
dapat
melihat
sekaligus
mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan. Banyak sekali jenis media ini (Sri Anitah, 2009:168) antara lain : a) Slide suara, merupakan jenis media visual yang menampilkan sejumlah slide, dipadukan dalam suatu cerita atau suatu jenis pengetahuan yang diproyeksikan pada layar dengan iringan suara. b) Televisi, yang berarti suatu program yang memperlihatkan sesuatu yang berada jauh dari pemirsa dapat dihadirkan di rumah melalui pesawat televisi. c) Video, adalah media dengan suatu sistem penyajian yang berupa visual dan suara. Penelitian ini akan menggunakan media video interaktif yang cara penyajiaanya telah berbasis komputer.
g. Media Video Daryanto (2010: 88), media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Tim Dosen FKIP Yogyakarta (Hujair AH. Sanaky, 2011:108) mengemukakan bahwa video adalah gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dan ditayangkan melalui medium video dan video compact disc (VCD). Arief. S. Sadiman, dkk (2011:74), mengemukakan video adalah media audiovisual yang menampilkan gerak, pesan yang disajikan bersifat fakta (kejadian / peristiwa penting, berita) maupun fiktif (misalnya ceritera), bisa bersifat edukatif, informatif, maupun instruksional. Kemajuan teknologi video, memungkinkan format sajian commit to mulai user dari kaset, VCD (video compat video dapat bermacam-macam,
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disc), VCD (video compat disc) interaktif , dan DVD (digital versatile disc). Dina Indriana (2011:116) mengatakan VCD interaktif merupakan media yang sangat menarik dan paling praktis, penyajiannya menggunakan komputer yang dapat menerima respon balik dari anak didik sehingga mereka langsung belajar dan memahami materi pengajaran yang telah disediakan. Dengan cara demikian, media pembelajaran ini cukup efektif karena memiliki unsur suara (sound), animasi, video, teks, grafis. Menurut Sri Anitah (2009:184) video interaktif yaitu media yang meminta pebelajar memraktekkan keterampilan dan menerima balikan. Media ini berbasis komputer yang menciptakan lingkungan belajar multimedia dengan ciri-ciri baik video maupun berbasis komputer. Jie Chi Yang (2009:49) berpendapat bahwa “There are many types of multimedia learning materials, but video is the most representative and popular one. This is because video integrates many multimedia resources, such as text, images,sound, and speech.” Ada banyak jenis bahan ajar multimedia, namun video adalah yang paling representatif dan populer. Hal ini karena video mengintegrasikan banyak sumber daya multimedia seperti teks, gambar, suara, dan pidato. Program
video
dapat
dimanfaatkan
dalam
program
pembelajaran, karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa., selain itu program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan video dalam memvisualisasikan
materi
terutama
efektif
untuk
membantu
menyampaikan materi yang bersifat dinamis (Daryanto, 2010 :88) Video merupakan medium yang sangat efektif untuk commit to user membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal,
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
individual, ataupun kelompok. Sedangkan ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat di atur sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan cara mengatur jarak layar untuk tampilan dengan alat pemutar kaset (video player). Jadi video interaktif adalah media audio visual yang menggunakan
alat
elektronik
berupa
komputer
yang
dapat
memvisualisasikan suatu gambar (dapat berupa animasi) yang dapat bergerak dengan disertai unsur suara atau musik yang dikemas dalam video compact disc (VCD), pesan yang disampaikan dapat bersifat informatif, edukatif, atau instruksional yang mampu memberikan umpan balik kepada siswa.
h. Kelebihan dan Kelemahan Media Video Hujair AH. Sanaky (2011:108), mengatakan bahwa media video sebagai media pembelajaran juga tidak terlepas dari kelebihan dan kelemahannya, sebagai berikut : 1) Kelebihan Media Video antara lain : a) Menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar. b) Sifatnya yang audiovisual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau motivasi peserta didik untuk belajar.. c) Dapat mengurangi kejenuhan belajar. d) Menambah daya tahan ingatan tentang obyek belajar yang dipelajari. e) Portable dan mudah didistribusikan. 2) Kelemahan media video antara lain: a) Pengadaanya memerlukan biaya mahal. b) Tergantung pada energi listrik. commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Pembuatan materi yang dikemas dalam video compact disc (VCD) rumit, butuh keahlian tersendiri.
i. Penggunaan Media Audiovisual dalam Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Media merupakan alat bantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Jika digunakan secara benar, media pembelajaran dapat memperlancar interkasi guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dan sumber belajar. Pada penelitian ini, media yang digunakan untuk penguasaan konsep kenampakan bulan adalah media audiovisual video interaktif, yaitu berupa video yang dapat dilihat (berupa gambar, animasi, tulisan, dan lain-lain) dan didengar (berupa suara/sound dan musik) yang memerlukan perangkat video player/ komputer untuk memutar kaset berupa VCD; VCD(Video Compact Disc) yang berisi materi IPA kenampakan bulan, televisi / proyektor / LCD untuk menampilkan / memproyeksikan materi IPA kenampakan bulan kepada siswa. Pada segi visual menampilkan animasi kenampakan bulan, bumi, dan matahari, yang bergerak dari hari ke hari sehingga terlihat jelas posisi antara bulan, bumi dan matahari (fase bulan), sedangkan pada segi audio berupa suara yang menjelaskan tentang benda-benda langit tersebut dan suara musik yang mengiringi tampilan tersebut dari awal hingga akhir video itu diputar. Dengan media audiovisual ini diharapkan dapat memberikan sajian pembelajaran yang menarik dan konkrit bagi siswa sehingga penguasaan konsep kenampakan bulan dapat tercapai maksimal.
B. a.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian Heru Sambodo (2011) skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil commit to user Disc (VCD) Pada Siswa Kelas V Belajar IPA Dengan Media Video Compact
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
SD Negeri 02 Laban Kecamatan Laban Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”, menyimpulkan bahwa penggunaan media VCD dalam pembelajaran IPA dengan materi sistem pencernaan pada manusia dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar mereka dengan prosentase ketuntasan 58,33% menjadi 100%. Hal ini membuktikan media Video Compact Disc (audiovisual) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Variabel yang sama dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan media video sebagai variabel terikat, sedang variabel bebasnya tidak sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu hasil belajar siswa. b.
Penelitian Wahyu Ratnawati (2009) skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Bermain Drama Melalui Penggunaan Media Video Drama Siswa Kelas V SDN 2 Sawahan Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009”, menyimpulkan keterampilan bermain drama mengalami peningkatan. Pada aspek lafal prosentase siswa yang mencapai KKM 67,86% menjadi 89,29%. Pada aspek intonasi prosentase siswa yang mencapai KKM 50% menjadi 82,29%. Pada aspek ekspresi prosentase siswa yang mencapai KKM 75% menjadi 96,55%. Hal ini membuktikan media video (audiovisual) dapat meningkatkan keterampilan bermain drama siswa. Variabel yang sama dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah penggunaan media video sebagai variabel terikat, sedang variabel bebasnya tidak sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu keterampilan bermain drama siswa.
c.
Penelitian Perdana Dika Anjaya (2011) skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Audiovisual Bilangan Bulat Dapat Meningkatkan Keterampilan Menjumlah dan Mengurangkan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”, menujukkan peningkatan keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat dari 42,5% siswa yang mampu mencapai KKM, setelah dilakukan tindakan menjadi 75%. Hal ini membuktikan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat siswa. Variabel yang sama dengan variabel penelitian yang akan dilakukan adalah commit to uservariabel terikat, sedang variabel penggunaan media audiovisual sebagai
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bebasnya tidak sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu keterampilan menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat pada siswa. Dari beberapa penelitian di atas, peneliti menganggap media audiovisual (video) merupakan media yang baik untuk mentransfer informasi kepada siswa dengan melihat substansi yang akan diinformasik
C.
Kerangka Berpikir
Penguasaan konsep dalam Ilmu Pengetahuan Alam harus dikuasai oleh anak sedini mungkin dalam kehidupannya di sekolah. Semakin dini anak menguasai konsep-kosep dalam Ilmu Pengetahuan Alam, maka semakin mudah anak mengimplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan konsep ini sangat penting demi tercapainya tujuan pembelajaran, sehingga untuk menguasai konsep-konsep dalam Ilmu Pengetahuan Alam ini pembelajaran tidak hanya dilakukan secara verbalistik semata. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
bahwa
penguasaan konsep kenampakan bulan dalam
mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar tergolong rendah. Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar dapat diidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi rendahnya penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa, diantaranya adalah (1) Media yang digunakan guru dalam mengajar konvensional yaitu berupa buku referensi yang kurang mengkonkritkan substansi dari materi pembelajaran, (2) Suasana yang diciptakan selama pembelajaran monoton, kurang variatif karena didominasi oleh ceramah guru, (3) Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, kurang adanya partisipasi dari siswa, (4) Guru menuntut jawaban siswa sama dengan buku, sehingga siswa lebih ditekankan untuk menghafal konsep-konsep tidak untuk menguasai konsep-konsep IPA yang ada. Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan dengan menggunakan
media
pembelajaran commit audiovisual to user
berupa
video
interaktif
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kenampakan bulan yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa. Dengan media
pembelajaran
ini,
penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa diharapkan dapat meningkat karena media ini menyajikan pembelajaran dalam kemasan yang lebih efektif dan
efisien
untuk membantu siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
kenampakan bulan. Dikatakan efektif karena penggunaan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan sangat sesuai dengan pembelajaran kenampakan bulan, hal ini disebabkan karena siswa lebih bersemangat karena media ini dapat memvisualisasikan obyek yang berupa bulan secara animasi yang dilengkapi dengan unsur suara dan gerak sehingga pembelajaran lebih jelas dan mudah dikuasai. Dikatakan efisien, karena dengan media ini siswa dapat lebih cepat menguasai konsep kenampakan bulan sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran di sini dapat tepat waktu. Pada kondisi akhir diharapkan penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan dapat meningkat. Peningkatan ini akan ditandai dengan ketercapaian kinerja sebesar 75% dari jumlah siswa kelas IV yang ada mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan atau batas ketuntasan dalam pembelajaran konsep kenampakan bulan.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada gambar 1 sebagai berikut:
Kondisi awal
Guru belum
Penguasaan
menggunakan media
konsep
audiovisual video
kenampakan
interakt
bulan pada siswa rendah
Pembelajaran dengan Tindakan
Siklus I
menggunakan
1. Perencanaan 2. Tindakan
media
Siklus II
audiovisual
3. Observasi 4. Refleksi
Siklus N
Kondisi akhir
Dengan menggunakan media audiovisual penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa meningkat Gambar 4. Kerangka Berpikir
D.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis yaitu sebagai berikut : Media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngringo 02 Banaran, Jaten, Karanganyar, 57772. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh Wahyuni Srirejeki, S.Pd selaku kepala sekolah. SD Negeri 02 Ngringo memiliki 6 ruang kelas. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas IV. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian antara lain: (1) Tempat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), sehingga peneliti telah mengenal sekolah dan anggota sekolah dengan baik (2) Penguasaan konsep IPA siswa kelas IV di sekolah tersebut belum baik, sehingga dapat dilakukan penelitian; (3) Letaknya yang strategis dan mudah dijangkau oleh alat transportasi. (4) Tersedianya fasilitas listrik.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian ini mulai tahap persiapan hingga pelaporan membutuhkan waktu selama 6 bulan mulai dari bulan Januari sampai Juni 2012. Rincian kegiatan penelitian adalah sebagai berikut : pengumpulan data dan penyusunan proposal, seminar proposal, revisi proposal, pengajuan izin penelitian ,pelaksanaan (Siklus I, Siklus II), analisis data, penyusunan laporan, ujian skripsi, penggandaan dan pengiriman laporan penelitian.
B.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2010:142) merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan hanya objek yang sedang diam dan tanpa gerakan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Ngringo 02 Banaran, Jaten, Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa kelas IV adalah 32 siswa yangcommit terdiri todari user16 siswa laki-laki dan 16 siswa 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
perempuan. Semua siswa kelas IV adalah anak yang normal, bukan anak berkebutuhan khusus (ABK).
C.
Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber. Yang dimaksud dengan sumber data menurut Arikunto dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. (2010: 172) Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian antara lain : 1.
Informasi dari nara sumber yaitu siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar.
2.
Hasil tes siswa tentang penguasaan konsep kenampakan bulan setelah digunakannya media audiovisual video interaktif.
3.
Dokumen antara lain berupa kurikulum, rencana pelaksanaan pembelajaran, foto kegiatan pembelajaran, video kegiatan pembelajaran, nilai awal penguasaan konsep kenampakan bulan siswa dari guru.
D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi observasi, dokumen, wawancara dan tes yang masing-masing diuraikan berikut ini: 1.
Observasi Arikunto mengatakan observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan alat indera (2010:199). Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada 10 Januari 2012 secara langsung pada saat pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dilaksanakan. Observasi yang dilakukan peneliti meliputi observasi cara guru mengajar, media yang dilakukan guru pada saat mengajar yaitu media audiovisual video interaktif, serta partisipasi siswa dalam pembelajaran. Alat penilaian yang digunakan untuk mengobservasi commit(Alat to user guru dalam mengajar berupa APKG Penilaian Kemampuan Guru).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
2.
Wawancara Wawancara menurut Arikunto adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (2010:198). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru mengenai bagaimana kondisi siswa, media yang digunakan guru dalam pembelajaran, kendala yang dihadapi selama pembelajaran, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala selama pembelajaran.
3.
Dokumen Arikunto mengatakan dokumentasi artinya barang-barang yang tertulis (2010:201). Dokumen dari SD Negeri Ngringo 02 Jaten Karanganyar yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah nilai awal penguasaan konsep kenampakan bulan siswa, silabus kelas IV, foto-foto pembelajaran.
4.
Tes Arikunto mendefinisikan tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (2010:193). Pemberian tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh penguasaan konsep kenampakan bulan yang diperoleh siswa setelah tindakan / pembelajaran dilakukan. Tes ini dilakukan di akhir setiap siklus untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
E.
Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya, sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar kuat dalam menarik kesimpulan. Sugiyono mengatakan validitas merupakan derajat ketetapan antar data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (2011:267). Dalam penelitian ini akan dilakukan triangulasi. Sugiyono triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (2011:273). Triangulasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1.
Triangulasi sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dari satu sumber dengan sumber lainnya. Dari teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang tepat sesuai dengan kenyataan. Sumber yang akan digunakan untuk mengukur validitas data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar.
2.
Triangulasi Teknik Triangulasi data, yaitu peneliti mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu tes pada siswa kelas IV, wawancara dan observasi dalam kegiatan pembelajaran pada konsep kenampakan bulan pada guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar.
F.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif Miles dan Huberman. Tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam proses analisis data interaktif adalah (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi (Miles dan Huberman, 2009:16). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
1. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga simpulan-simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Pada penelitian ini data yang direduksi berupa data hasil wawancara, data hasil observasi siswa dan guru SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karangayar Tahun Ajaran 2011/2012 serta data hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/ 2012.
2. Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid. Pada penelitian ini, data yang disajikan berupa
data hasil tes
penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Penarikan Simpulan (Verifikasi) Data-data yang telah didapat dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan simpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga simpulan-simpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan simpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau simpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya. Lebih jelasnya, proses analisis interaktif dari Miles commit to user dan Huberman dapat digambarkan pada gambar 3.1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Pengumpulan data
Sajian data
Penarikan simpulan (verivikasi)
Reduksi Data
Gambar 3.1. Analisis Data Miles dan Huberman (2009:20)
Dari bagan tersebut di atas, langkah yang akan di tempuh dalam penelitian ini adalah : a) Melakukan analisis awal, bila data yang didapat di kelas sudah cukup data yang dikumpulkan. b) Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya. c) Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur. d) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator keberhasilan merupakan pedoman yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2008: 70). Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan media audiovisual berupa video interaktif kenamapakan bulan. Peningkatan penguasaan konsep kenampakan bulan ditandai dengan jumlah siswa yang melampaui KKM sebanyak 75%, yaitu 24 siswa dari 32 siswa dengan nilai KKM 64.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya nilai dan melakukan tindakan untuk meningkatnya penguasaan konsep kenampakan bulan dalam IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus. Dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian model Suharsimi Arikunto (Arikunto, 2008:16) dengan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (refleksi) yang tergambar pada skema berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS II Pengamatan
Gambar 3.2. Prosedur Tindakan Kelas (Arikunto,2008:16) Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan dalam tahap-tahap di bawah ini: 1.
Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan, (2) menyiapkan sarana pendukung
seperti
ruang
kelas,
materi,
sumber,
dan
media
pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes penguasaan konsep to user kenampakan bulan, dancommit (4) mempersiapkan lembar observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Guru
(peneliti)
melaksanakan
tindakan
yang
telah
direncanakan dalam skenario pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan 2 pertemuan dengan alokasi wakti 2x35 menit. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus I sebagai berikut : Pertemuan I Kegiatan awal : Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas, berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Apersepsi dilakukan siswa dan guru dengan bertanya jawab tentang macammacam bentuk bulan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menginformasikan materi yang dipelajari tentang konsep kenampakan bulan. Kegiatan Inti : a.
Eksplorasi : Guru dan siswa bertanya jawab tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi lalu guru dan siswa bertanya jawab tentang kenampakan bulan jika dilihat dari bumi (bulan sabit, setengah, tigaperempat, dan purnama). Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang posisi bulan terhadap bumi dan matahari (fase bulan) yang ditayangkan guru. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru tentang kenampakan bulan pada lembar kerja, yaitu menyempurnakan diagram fase bulan yang telah disiapkan guru. Siswa diminta menyebutkan posisi/fase bulan secara tertulis pada lembar kerja tersebut.
b.
Elaborasi : Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan diskusi siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
c.
Konfirmasi : Beberapa
siswa
yang
hasil
diskusinya
berbeda
diminta
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang. Kegiatan Akhir a. Refleksi : Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan mengulang secara ringkas materi kenampakan bulan. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran tentang kenampakan bulan. b. Penilaian Guru mengakhiri dan menutup pembelajaran. Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur sejauh mana penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa. Guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut dan memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang tinggi. c. Tindak lanjut Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (berupa pasang surut).
Pertemuan II Kegiatan awal : Guru mengucapkan salam dilanjutkan mengkondisikan kelas, berdoa bersama kemudian presensi kehadiran siswa. Apersepsi dilakukan siswa dan guru bertanya jawab tentang pelajaran lalu yaitu kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan fase bulan. Orientasi guru memberikan informasi tentang materi yang akan dibicarakan tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut di bumi). Guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh kenampakan bulan tehadap bumi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Kegiatan Inti : Eksplorasi : Guru dan siswa bertanya jawab pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut di bumi) dan yang dimaksud pasang surut. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut) yang ditayangkan guru. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru tentang video pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan melengkapi diagram yang telah disediakan. Siswa diminta menuliskan arti diagram tersebut secara tertulis. Elaborasi : Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan siswa. Konfirmasi : Beberapa
siswa
yang
hasil
diskusinya
berbeda
diminta
mendemonstrasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang. Kegiatan Akhir a. Refleksi : Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan mengulang secara ringkas materi pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut). Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi. b. Penilaian Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa. Guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut dan memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang tinggi. c. Tindak lanjut Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) lalu mengakhiri dan commit to user menutup pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh guru IPA kelas IV terhadap pelaksanaan
tindakan
oleh
peneliti
dalam
pembelajaran
pada
penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual
video
interaktif
kenampakan
bulan.
Peneliti
juga
melakukan wawancara dengan para siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap setelah pembelajaran usai.
d. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru IPA kelas IV membuat refleksi atas tindakan pada siklus I. Pada tahap refleksi peneliti melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dan hasil belajar berupa nilai siswa pada siklus I tentang penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif. Peneliti juga berdiskusi dengan kolaborator untuk membantu menemukan permasalahan pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dalam perencanaan siklus berikutnya. Penemuan masalah yang akan didiskusikan mengarah pada kelebihan dan kelemahan proses dan hasil pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I indikator kinerja belum tercapai maksimal karena baru tercapai 71,87% < 75%, atau 23 siswa dari 32 siswa yang telah tuntas, sedang sisanya 9 siswa belum tuntas dalam tes penguasaan konsep kenampakan bulan. Sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II.
2.
Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Peneliti merencanakan tindakan, meliputi: (1) menganalisis kekurangan yang terdapat pada siklus I untuk menentukan suatu perbaikan, (2) penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan
menggunakan media audiovisual video interaktif, (2) commit to user ruang kelas, materi, sumber, dan menyiapkan sarana pendukung seperti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
media pembelajaran, (3) menyiapkan instrumen tes keterampilan menulis paragraf deskriptif, dan (4) mempersiapkan lembar observasi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada siklus I. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II sebagai berikut: Pertemuan I Kegiatan Awal Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucapkan salam kepada siswa, presensi kehadiran siswa, mengkondisikan kelas, dilanjutkan dengan apersepsi berupa siswa dan guru bertanya jawab tentang macam-macam bentuk bulan (baru, sabit, setengah, tigaperempat, dan purnama). Orientasi dilakukan guru dengan memberikan informasi tentang materi yang akan dibicarakan tentang kenampakan bulan yang terjadi sesuai posisi bulan terhadap bumi dan matahari. Guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang kenampakan bulan. Kegiatan Inti Eksplorasi: Guru dan siswa bertanya jawab tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan kenampakan bulan jika dilihat dari bumi. Guru membagi kelas
menjadi
8
kelompok
yang
masing-masing
kelompok
beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang posisi bulan terhadap bumi dan matahari yang ditayangkan guru yang berbeda dengan siklus I yang secara konseptual lebih detail dan suara yang lebih menarik. Beberapa siswa diminta untuk mengoperasikan simulasi gerakan bulan pada posisinya terhadap bumi dan matahari sehingga terbentuk fase-fase bulan (bulan baru, sabit, setengah, tigaperempat, purnama) pada laptop. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru tentang kenampakan bulan, yaitu menyempurnakan diagram fase bulan dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
variasi letak bumi, bulan dan matahari yang telah disiapkan guru. Siswa diminta menyebutkan posisi/fase bulan secara tertulis. Elaborasi : Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan diskusi siswa. Konfirmasi : Beberapa
siswa
yang
hasil
diskusinya
berbeda
diminta
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang. Kegiatan Akhir a. Refleksi : Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan mengulang secara
ringkas
materi
kenampakan bulan dan
menyimpulkan pembelajaran tentang kenampakan bulan. b. Penilaian Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa lalu guru dan siswa membahas tugas mandiri tersebut dan memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang tinggi. c. Tindak lanjut Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) dan mengakhiri dan menutup pembelajaran.
Pertemuan II Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam kepada siswa, presensi kehadiran siswa, dilanjutkan mengkondisikan kelas. Apersepsi dilakukan siswa dan guru dengan bertanya jawab tentang materi yang telah lalu yaitu kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan fase bulan. Orientasi guru memberikan commit to user informasi tentang materi yang akan dibicarakan tentang pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut). Guru memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi: Guru dan siswa bertanya jawab pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang naik dan pasang surut) dan bertanya jawab tentang yang dimaksud pasang naik dan pasang surut. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Siswa mengamati video tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi yang ditayangkan guru. Beberapa siswa diminta menggambarkan bagian yang terjadi pasang di bumi terhadap posisi bulan dan matahari. Siswa berdiskusi sesuai instruksi guru dengan melengkapi gambar pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi yang telah disediakan. Siswa diminta menuliskan arti gambar tersebut dan fase bulan yang terjadi. Elaborasi : Guru membimbing, mengarahkan dan memantau kegiatan siswa. Konfirmasi : Beberapa
siswa
yang
hasil
diskusinya
berbeda
diminta
mendemonstrasikan hasil pekerjaan mereka. Guru meluruskan dan memberikan penegasan jika hasil diskusi masih kurang. Kegiatan Akhir Refleksi : Guru menanyakan apakah masih ada yang belum jelas, dan mengulang secara ringkas materi pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi lalu guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi. Penilaian : Siswa mengerjakan evaluasi berupa tugas mandiri untuk mengukur penguasaan konsep kenampakan bulan yang telah dikuasai siswa commit to user tugas mandiri tersebut. Terakhir kemusian guru dan siswa membahas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
guru memberikan penghargaan pada siswa yang mendapat nilai yang tinggi. Tindak lanjut : Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah lalu menutup pembelajaran.
c. Tahap Observasi Observasi dilakukan oleh guru IPA kelas IV terhadap pelaksanaan
tindakan
oleh
peneliti
dalam
pembelajaran
pada
penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif. Pada tahap pengamatan dilakukan pengamatan terhadap penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan dengan berpedoman pada lembar penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan.
d. Tahap Refleksi Hasil observasi yang telah diinterpretasikan, dianalisis, direfleksi, dan dievaluasi tentang penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa melalui media audiovisual video interaktif yang dilakukan oleh guru dan observer. Pada siklus II ini indikator kinerja dari penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan telah tercapai. Ketercapaian yang diperoleh 93,75% > 75% atau 30 siswa dari 32 siswa telah tuntas dalam tes penguasaan konsep kenampakan bulan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (A) Deskripsi kondisi awal (prasiklus), (B) Pelaksanaan tindakan (siklus), (C) Hasil penelitian, dan (D) Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 2 siklus dengan empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A.
Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan guru serta pengamatan proses pembelajaran IPA pada penguasaan konsep kenampakan bulan di kelas. 1. Hasil Wawancara dengan Guru Wawancara dengan guru dilakukan pada hari Selasa, 10 Januari 2012. Peneliti sebagai pewawancara sedangkan Bapak Zainul Abdillah Abbas (guru IPA kelas IV) sebagai narasumber. Wawancara terhadap guru IPA kelas IV dilakukan secara terstruktur yang sebelumnya pedoman wawancara sudah disusun oleh peneliti kemudian hasil wawancara ditulis secara ringkas pada kolom jawaban (lampiran). Setting wawancara bertempat di ruang kelas IV pada waktu istirahat pukul 08.45-09.00 WIB. Hal yang peneliti tanyakan kepada guru yaitu tentang pelaksanaan pembelajaran dan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yang diajarkan oleh guru tersebut sebelum dilakukan penelitian. Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan dari hasil wawancara kepada guru dan sebagai deskripsinya dapat dilihat pada lampiran.
Hasil
wawancara
tersebut
diindikasikan
bahwa
terjadi
permasalahan dalam pembelajaran IPA khususnya penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo, Jaten, commit to user Karanganyar. Menurut guru, pembelajaran dalam penguasaan konsep 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 kenampakan bulan pada siswa masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat siswa terhadap pelajaran IPA dan kurangnya penerapan mengenai media inovatif tentang pembelajaran IPA, sehingga berakibat pada rendahnya penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa
2. Pengamatan Proses Pembelajaran di Kelas Pengamatan awal (prasiklus) proses pembelajaran IPA di kelas IV dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Januari 2012 pukul 07.00-08.45 WIB. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas IV (Bapak Zainul Abdillah Abbas) bertindak sebagai guru atau pengajar. Peneliti mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP) yang digunakan guru dan proses pembelajaran IPA tentang penguasaan konsep kenampakan bulan yang sedang berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi penilaian proses siswa yang sudah dipersiapkan (lampiran 3). Peneliti mengamati dari posisi tempat duduk paling belakang. Sedangkan, untuk pengamatan terhadap RPP yang digunakan guru dan proses pembelajaran dilakukan secara menyeluruh tanpa lembar pengamatan khusus. Gambaran
awal
hasil
pengamatan
yaitu
kegiatan
proses
pembelajaran IPA pada penguasaan konsep kenampakan bulan di kelas IV masih banyak terdapat kekurangan, antara lain: (1) guru menggunakan RPP yang sudah ada (lama) tanpa adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni belum ada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang tesusun jelas. (2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran karena guru menggunakan media yang konvensional dalam pembelajaran. Media konvensional yang dipakai guru adalah buku referensi. Siswa cenderung pasif di dalam pembelajaran dan kurang tertarik dengan pembelajaran dari guru kelas. Materi yang disampaikan guru terlihat sangat menjenuhkan siswa, akibatnya selama pembelajaran sebagian siswa yang tidak memperhatikan. (3) Posisi guru saat mengajar lebih banyak di depan dan kurang memberikan perhatian kepada siswa yang duduk paling belakang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Berdasarkan observasi awal hasil penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa rendah. Pengambilan nilai prasiklus oleh guru dilakukan dengan tes. Siswa diminta untuk mengerjakan soal uraian singkat tentang konsep kenampakan bulan. Berdasarkan data penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan siswa SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar prasiklus pada lampiran 30 dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai penguasaan konsep kenampakan bulan yang dikelompokkan dalam tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Kondisi Awal (Prasiklus) No 1 2 3 4 5 6
Nilai Frekuensi Keterangan 45-52 14 Tidak tuntas 53-60 6 Tidak tuntas 61-68 0 69-76 5 Tuntas 77-84 4 Tuntas 85-92 3 Tuntas Jumlah 32 Nilai rata-rata = 1980 : 32 = 61,875 Tingkat Ketuntasan Klasikal = (12 : 32) x 100% = 37,5%
Distribusi penilaian pembelajaran tentang penguasaan konsep kenampakan bulan pada tabel 4.1 sebelum diadakan tindakan pada siswa kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar tersebut di atas menyatakan bahwa ada 20 siswa atau 72,5% yang belum tuntas KKM pada interval 45-52 sebanyak 43,75% dan interval nilai 53-60 terdapat 18,75%. Hanya ada 12 siswa atau 37,5% yang telah tuntas KKM, pada interval nilai 61-68 sejumlah 0%, 15,625% mendapat nilai dalam interval 69-76, 12,5% mendapat nilai dalam interval 77-84, dan 9,375% mendapat nilai dalam interval 85-92. Distribusi frekuensi nilai tabel 4.1 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada Gambar 4.1 yang menyatakan bahwa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 16 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 45-52
53-60
61-68
69-76
77-84
85-92
Interval Nilai
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar
pada
Kondisi Awal (Prasiklus)
Nilai penguasaan konsep kenampakan bulan prasiklus pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 45-52 sebanyak 14 siswa, interval nilai 53-60 terdapat 6 siswa, terdapat 5 siswa mendapat nilai dalam interval 69-76, sebanyak 4 siswa mendapat nilai dalam interval 77-84, dan 3 siswa mendapat nilai dalam interval 85-92. Nilai rata-rata kelas adalah 61,875 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 12 siswa (37,5%) dari jumlah siswa. Hasil ini menunjukkan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa pada kondisi awal masih rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan. Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan, sehingga dicapailah kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatkan Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Melalui Media Audiovisual Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Banaran Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan tindakan ini difokuskan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 pada peningkatan hasil pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan siswa dengan menggunakan media audiovisual yang berupa video interaktif.
B.
Pelaksanaan Tindakan
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. 1.
Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012 (pertemuan 1) dan Kamis, 22 Maret 2012 (pertemuan 2). Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Tindakan Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah meningkatnya
penguasaan
konsep
kenampakan
bulan
dalam
pembelajaran IPA yang ditandai dengan 75% siswa tuntas dari hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan. Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) disusun
berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester II tahun 2007 materi kenampakn bulan. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan commitlangkah-langkah to user metode pembelajaran, kegiatan (skenario)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran 3. 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung, tempat duduk atau kursi diatur dengan rapi sesuai dengan kebutuhan sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran dengan baik. b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi, dan fase-fase bulan. Sebagai hasilnya adalah siswa dapat menguasai konsep bulan sebagai satelit bumi dan fase-fase bulan melalui interaksi dalam diskusi kelompok maupun tes individu. Sedangkan materi pada pertemuan II mempelajari tentang pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi yang berupa pasang surut di bumi. Materi pembelajaran terdapat pada RPP siklus I lampiran 3. c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah media audiovisual berupa video interaktif kenampakan
bulan
yang
ditayangkan
di
layar.
Media
pembelajaran pada siklus I video bulan yang berperan sebagai satelit bumi dan video fase-fase bulan pada pertemuan I dan video pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi pada pertemuan II. 3) Mempersiapkan Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran yang Dilakukan oleh Guru Penggunaan
lembar
observasi akan mempermudah
menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan commitLembar to user observasi ini dibuat sebagai dalam pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 acuan untuk mengajar guru yang lebih mengutamakan pada persiapan,
jalannya
kegiatan,
dan pelaksanaan evaluasi
pembelajaran. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 23. 4) Menyiapkan Instrumen Penelitian Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaian tes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai pada lampiran 10 dan 11.
b.
Pelaksanaan Tindakan Tindakan
siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Maret 2012 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 22 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru atau pengajar proses kegiatan pembelajaran dalam penguasaan konsep kenampakn bulan dengan menggunakan media audiovisual berupa video interaktif, sedangkan guru kelas IV (Bapak Zainul Abdillah Abbas) melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.
Peneliti
bertindak
sebagai
partisipan
aktif
yang
mengendalikan dan mengamati jalannya pembelajaran dalam penguasaan konsep kenampakn bulan di dalam kelas. Deskripsi pelaksanaan
tindakan
siklus
I adalah sebagai
berikut: Pertemuan I (2 X 35menit) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan pra kegiatan yang berlangsung 5 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan committindakan to user preventif (pencegahan) terhadap mengkondisikan kelas sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa masuk semua sesuai jumlah siswa kelas IV yaitu ada 32 siswa. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan awal selama 5 menit yang dilakukan guru dengan memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari serta menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa dapat menjelaskan kedudukan bulan sebagai satelit bumi dengan benar dan siswa dapat mengidentifikasi posisi matahari, bumi, bulan (fase-fase bulan) dengan benar. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa, serta meningkatkan kesiapan siswa terkait materi pembelajaran. Apersepsi diberikan dengan bertanya jawab antara guru dan siswa tentang macammacam bentuk bulan yang pernah dilihat oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari dan kapan bulan itu muncul terlihat dari bumi. Langkah selanjutnya inti pembelajaran dengan durasi waktu 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi, kerja sama, dan timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa memperhatikan tayangan video kenampakan bulan pada layar lalu siswa diminta memberikan timbal balik dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru setelah penayangan video selesai. Hal ini untuk menunujukkan interaksi siswa setelah media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 video ditayangkan. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada bagian RPP Siklus I lampiran 3. Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam 8 kelompok secara acak dari 32 siswa. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok. Lembar kerja ini berupa gambar posisi matahari, bumi, dan bulan membentuk
fase-fase bulan yang belum sempurna.
Siswa diminta untuk mengidentifikasi fase-fase bulan tersebut dengan menggambar bentuk bulan seperti yang sudah dijelaskan oleh guru sebelumnya. Kegiatan kelompok ini sebagai interaksi siswa yang divisualkan melalui gambar dan tulisan mereka sebagai langkah awal penguasaan konsep kenampakan bulan. Guru membimbing dan mengarahkan siswa selama kerja kelompok. Setelah selesai ,satu wakil dari kelompok siswa menujukkan hasil pekerjaan kelompoknya. Siswa dari kelompok yang lain menanggapi. Kegiatan
inti
pada
konfirmasi
ialah
guru
memberikan
konfirmasi hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi posisi matahari, bumi, dan bulan (fase-fase bulan). Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir berlangsung 10 menit. Siswa bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempelajari pengaruh dari kenampakan bulan terhadap bumi pada pertemuan Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
Pertemuan II (2 X 35 menit) Pertemuan kedua materi yang disampaikan berkaitan dengan materi dari pertemuan I yaitu pengaruh dari kenampakan bulan terhadap commit to user bumi. Tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 ini yaitu siswa menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar. Pra kegiatan pembelajaran menghabiskan waktu 5 menit. Kegiatan awal yang guru (peneliti) lakukan sedikit berbeda dari pertemuan I karena dimulai jam ke-5 yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian melakukan presensi kehadiran siswa untuk lebih memahami dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 32 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar. Setelah itu, masuk pada kegiatan awal selama 5 menit yaitu guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang materi drama yang akan dipelajari siswa. Apersepsi diberikan dengan bertanya jawab tentang materi pada pertemuan pertama sebagai pengetahuan awal siswa. Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu sekitar 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Siswa memberikan umpan balik berupa jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk memperdalam kegiatan berpikir, siswa diberikan pertanyaan dengan memancing jawaban siswa. Siswa dibagi kedalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Guru commitkenampakan to user menayangkan video pengaruh bulan terhadap bumi pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 layar yang berupa pasang surut di bumi. Setelah usai guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan video tersebut sebagai timbal balik siswa setelah menonton tayangan video. Selanjutnya guru membagikan lembar kegiatan kelompok pada masing-masing kelompok. Siswa diminta membuat pengaruh kenampakan bulan (pasang surut) pada bumi sesuai dengan posisi bulan, bumi, dan matahari yang sudah terdapat pada lembar kerja sesuai intruksi guru sebelumnya. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan melakukan proses kerjasama, timbal balik, interaksi dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi siswa kerjasama antara siswa dan guru amat penting. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan cara membimbing dan mengarahkannya. Kegiatan selanjutnya adalah siswa diminta menunjukkan pekerjaan kelompok mereka ke depan kelas. Siswa yang lain menaggapi dan guru meluruskan apabila belum benar. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit. Siswa bersama guru menyimpulkan dan mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk memngerjakan pekerjaan rumah agar dapat lebih menguasai konsep kenampakan bulan dengan lebih baik lagi. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar, dan mampu melestarikan alam sekitarnya dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.
c.
Observasi Tahap observasi siklus I pada hari Selasa dan Kamis, 20 dan 22 Maret 2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru siswa
selama
dan
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan
oleh guru IPA kelas IV terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang to user dilakukan guru ketika commit mengikuti pembelajaran kenampakan bulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 dengan media audiovisual video interaktif. Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada dua aspek yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan (2) hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video interaktif oleh siswa. Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak
sebagai
partisipan
aktif
yang
mengendalikan
proses
pembelajaran. Sementara guru IPA kelas IV sebagai pengamat dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif. Berdasarkan kegiatan
observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kenampakan bulan pada siswa dengan menggunakan media audiovisual video interaktif sebagai berikut: 1) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Hasil
pengamatan
terhadap
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 23. Hasil Pengamatan difokuskan pada sembilan aspek kemampuan guru yaitu: (1) pra kegiatan guru di dalam mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran kategori baik dengan nilai 3,75 (2) membuka pelajaran dengan nilai 3,25 (3) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada penguasaan materi dengan nilai 3,25 dalam kategori baik, (4) pendekatan dan strategi belajar dalam kategori baik dengan nilai 3,5, (5) pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran dengan nilai 3,63 termasuk kategoi baik, (6) menciptakan pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa sangat baik dengan nilai 4, (7) penilaian proses dan hasil dengan nilai 3,75 kategori baik (8) penggunaan bahasa sangat baik dengan nilai 4, dan (9) menutup pembelajaran baik dengan nilai 3,25, sehingga disimpulkan nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,6 termasuk kategori baik pada lampiran commit to user 24. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung baik dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 melihat
nilai
rata-rata
kegiatan
pembelajaran
guru,
namun
kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer yaitu guru kurang memperhatikan dan menegur siswa yang ramai. Kesan kerja guru perlu ditingkatkan. 2) Hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video interaktif. Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data dalam penguasaan konsep kenampakan bulan pada lampiran 31. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4.2. data frekuensi nilai penguasaan konsep kenampakan bulan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar di bawah ini: Tabel4.2. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Siklus I No 1 2
Nilai 45-52 53-60
Frekuensi 1 6
3
61-68
9
4 5 6
Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas 2 Tidak Tuntas 7 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
69-76 10 77-84 6 85-92 0 Jumlah 32 Nilai rata-rata = 2186 : 32 = 68,31 Tingkat Ketuntasan Klasikal = (23 : 32) x 100% = 71,875%
Tabel 4.2 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 32 siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, terdapat sebesar 28,125% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 45-52 sebesar 3,125%, pada kelas 53-60 sebesar 18,75%, dan pada kelas 61-68 sebesar 6,25%. Sisanya sebesar 71,875% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 61-68 sebesar 21,875%, pada kelas 69-76 sebesar 31,25%, pada kelas 77-84 sebesar 18,75%. Dari tabel 4.2 tersebut juga dapat diketahui ketuntatasancommit hasil tobelajar user siswa pada siklus I mencapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 71,875% atau 23 siswa sudah tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas 28,125% atau 9 siswa. Berdasarkan data pada tabel 4.2 maka hasil pembelajaran pada penguasaan konsep kenamapakan bulan setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.2 yang menyatakan : 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 45-52
53-60
61-68
69-76
77-84
84-92
Interval Nilai
Gambar 4.2
Grafik Nilai Penguasaan Konsep Kenanampakan Bulan Siswa Kelas IV SDN 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Siklus I
Pada gambar 4.2 di atas ditunjukkan frekuensi dari masingmasing kelas. Pada kelas 45-52 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 53-60 terdapat sebanyak 6 siswa, pada kelas 61-68 terdapat 9 siswa, pada kelas 69-76 terdapat sebanyak 5 siswa, pada kelas 7784 terdapat sebanyak 6 siswa, dan pada kelas 85-92 terdapat 0 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 32 siswa, masih terdapat 9 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yang memperoleh nilai ≥ 64 (KKM) pada siklus I mencapai 71,875% < commit tokinerja user belum tercapai, sehingga akan 75%, yang berarti indikator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 dilanjutkan ke siklus II untuk mencapai indikator kinerja yang ditargetkan.
d.
Refleksi Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran konsep kenampakan bulan pada siklus I telah menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus). Keberhasilan proses pembelajaran siklus I dapat dilihat dari meningkatnya hasil pembelajaran konsep kenampakan bulan. Hal ini terbukti dari 32 siswa yang melakukan tes penguasaan konsep kenampakan bulan, 23 siswa atau sekitar 71,875% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 64 (KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai ratarata kelas sebesar 68,31. Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan kurang maksimal. Hal-hal yang menyebabkan nilai siswa kurang maksimal antara lain: 1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan media audiovisual video interaktif yang ditayangkan dengan LCD. 2) Media
audiovisual
video
interaktif
yang
digunakan
kurang
menumbuhkan pengetahuan untuk menguasai konsep kenampakan bulan, karena video yang disajikan menggunakan animasi yang sederhana. 3) Sebagian siswa masih takut untuk ikut berpartisipasi aktif (interaktif) dalam menggunakan media audiovisual video interaktif. 4) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 5) Pada umumnya pengetahuan awal yang dimiliki siswa rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I tersebut di atas diperbaiki pada siklus II pada pertemuan I dan II agar penguasaan konsep kenamapakan bulan dapat tercapai maksimal. 2.
Siklus II a.
Perencanaan Tindakan Dalam siklus II ini dilakukan tindakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya agar penguasaan konsep kenampakan bulan dapat tercapai maksimal. Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 75 % siswa tuntas dari hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan. Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut: 1)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) disusun
berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas IV semester II tahun 2007 materi kenampakan bulan. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dirancang dengan 2 kali pertemuan. Alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit, sehingga dalam satu siklus terdapat alokasi waktu 4x35 menit. Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mencakup penentuan: identitas RPP, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, pembelajaran, model dan metode
pembelajaran,
langkah-langkah
kegiatan
(skenario)
pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, dan teknik penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran 12. 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas IV yang biasa digunakan setiap hari. Ketika pembelajaran berlangsung, tempat duduk atau kursi diatur dengan rapi sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran dengan baik. b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan fase-fase kenampakan bulan. Sedangkan materi pada pertemuan II mempelajari tentang pengaruh dari kenampakan bulan terhadap bumi. Materi pembelajaran terdapat pada RPP siklus II lampiran 12. c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah media audiovisual kenampakan bulan di layar. Media pembelajaran pada siklus II berupa video interaktif yang menampilkan animasi kenampakan bulan yang lebih menarik dan jelas dibanding video pada siklus I untuk memudahkan siswa dalam menguasai konsep kenampakan bulan. 3) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru. Penggunaan
lembar
observasi akan mempermudah
menentukan hal-hal apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar observasi yang dibuat untuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan, dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Lembar observasi guru ini diisi oleh guru IPA kelas IV. Lembar observasi ini dapat dilihat pada lampiran 25. 4) Menyiapkan Instrumen Penilaian Peneliti dan guru menyusun berupa penilaian
tes.
Instrumen
instrumen penelitian yang tes
dinilai
penguasaan konsep kenampakn bulan sesuai
dari
hasil tes
kompetensi
dasar
yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes penguasaan kenampakan bulan dan rubrik penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan terdapat pada lampiran 19 dan 20. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 b.
Pelaksanaan Tindakan Tindakan
siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Maret 2012 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 29 Maret 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Deskripsi
pelaksanaan
tindakan
siklus
II adalah sebagai
berikut: Pertemuan I (2x35 menit) Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas IV terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi kenampakan bulan yang telah lalu. Pra kegiatan menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) agar kelas kondusif. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui jumlah kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan I lengkap yaitu 32 siswa. Kegiatan awal menghabiskan waktu sekitar 5 menit, guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan membuka wawasan siswa. Apersepsi dilakukan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa tentang bentuk-bentuk bulan dalam kehidupan sehari-hari jika dilihat dari bumi. Setelah itu guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa mampu menjelaskan kedudukan bulan sebagai satelit bumi dengan benar dan siswa mampu mengidentifikasi posisi bulan, bumi, dan matehari (fase bulan) dengan baik. Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan commitKegiatan to user yang dilakukan guru dalam inti durasi waktu sekitar 40 menit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 pembelajaran terdiri dari tiga tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika, awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi, dalam kegiatan elaborasi kelas dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya siswa diminta menonton video kenampakan bulan yang ditayangkan pada layar dan guru membimbing, mengarahkan, memantau kegiatan siswa tersebut. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada bagian RPP siklus II pada lampiran 12. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media video yang di tayangkan ulang. Usai menjelaskan, guru membagi lembar kerja kelompok siswa untuk didiskusikan. Lembar kerja berupa gambar posisi bulan, bumi, dan matahari (fase-fase bulan) yang letaknya variatif. Selanjutnya, guru mempersilahkan siswa untuk mendiskusikan . Dengan bimbingan, arahan, dan pantauan dari guru, siswa mulai mengidentifikasi fase-fase bulan yang terjadi pada setiap gambar. Wakil siswa dalam kelompok secara
bergantian
kelompoknya,
dan
diminta
untuk
kelompok
melaporkan
yang
menyempurnakan jika belum benar.
lain
hasil
pekerjaan
menanggapi
dan
Kegiatan konfirmasi, siswa
diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam konsep kenampakan bulan, lalu guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama sebagai bentuk refleksi. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit. Siswa diminta mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur penguasaan konsep kenampakan bulan yang dikuasai setelah usai pembelajaran. Guru memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang mendapatkan nilai commit to userpesan-pesan moral kepada siswa tertinggi. Guru juga menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru mengakhiri dan menutup proses pembelajaran dengan salam.
Pertemuan 2 (2x35 menit) Pertemuan kedua difokuskan pada materi kenampakan bulan tentang pengaruhnya terhadap bumi. Tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan II ini yaitu siswa mampu menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar. Pra kegiatan pembelajaran menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran
dengan
mengucapkan
salam,
dilanjutkan
dengan
mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) agar kelas kondusif. Kemudian diadakan presensi kehadiran siswa. Jumlah siswa yang hadir lengkap ada 32 siswa. Kegiatan awal mengabiskan waktu 5 menit, guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang materi pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi yang akan dipelajari siswa. Apersepsi pertemuan II diberikan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa mengenai topik pertemuan I sebagai tolok ukur guru untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tentang kedudukan bulan sebagai satelit bumi dan fase-fase bulan. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi dengan benar. Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasia waktu sekitar 40 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdiri dari tiga bentuk tindakan yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara sistematika awal inti pembelajaran dilakukan to user menggali pemahaman awal yang tindakan eksplorasi agar commit siswa mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 ada pada dirinya. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang pasang surut air laut di bumi disebabkan oleh apa. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi, dalam kegiatan elaborasi kelas dibagi menjadi 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Selanjutnya siswa diminta menonton video pengaruh kenampakan bulan terhadap bumi (pasang surut air laut) yang ditayangkan pada layar dan guru membimbing, mengarahkan, memantau kegiatan siswa tersebut. Secara ringkas, isi materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada bagian RPP siklus II pada lampiran 12. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media video yang di tayangkan ulang. Usai menjelaskan, guru membagi lembar kerja kelompok siswa untuk didiskusikan. Lembar kerja berupa gambar posisi bulan, bumi, dan matahari (fase-fase bulan) yang letaknya variatif. Selanjutnya, guru mempersilahkan siswa untuk mendiskusikan . Dengan bimbingan, arahan, dan pantauan dari guru, siswa mulai mengidentifikasi fase-fase bulan yang terjadi pada setiap gambar. Wakil siswa dalam kelompok secara
bergantian
kelompoknya,
dan
diminta
untuk
kelompok
melaporkan
yang
menyempurnakan jika belum benar.
lain
hasil
pekerjaan
menanggapi
dan
Kegiatan konfirmasi, siswa
diberikan kesempatan untuk menyatakan kesulitan yang dihadapi. Guru memberikan konfirmasi hasil belajar siswa dalam konsep kenampakan bulan, lalu guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama sebagai bentuk refleksi. Siswa dimotivasi agar lebih semangat dan berpartisipasi aktif. Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 20 menit. Siswa diminta mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur penguasaan konsep kenampakan bulan yang dikuasai setelah usai pembelajaran. Guru memberikan reward (penghargaan) kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam to user kehidupan. Terakhir, gurucommit menutup proses pembelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
c.
Observasi Tahap observasi siklus II pada hari Selasa dan Kamis, 27 dan 29 Maret 2012 dilakukan pengamatan siswa
selama
terhadap kegiatan guru
dan
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan
oleh guru IPA kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar yaitu Bapak Zainul Abdillah Abbas. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada dua aspek yaitu (1) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa, (2) hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video interaktif oleh siswa. Berdasarkan kegiatan
observasi tersebut, secara garis besar
diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang konsep kenampakan bulan siswa dengan menggunakan media audiovisual kenampakan bulan sebagai berikut: 1) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Hasil
pengamatan
terhadap
kegiatan
pelaksanaan
pembelajaran oleh guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 27 dan 28. Hasil Pengamatan difokuskan pada sembilan aspek kemampuan guru yaitu: (1) pra pembelajaran termasuk kategori baik dengan nilai 3,5, (2) membuka pembelajaran dengan nilaib 3 termasuk kategori baik, (3) melaksanakan kegiatan pembelajaran pada penguasaan materi dengan nilai 3,5 dalam kategori baik, (4) menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran dengan nilai 3,83 dalam kategori baik, (5) pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran termasuk kategori baik dengan nilai 3,75, (6) menciptakan
pembelajaran
yang
memicu
dan
memelihara
keterlibatan siswa dengan nilai 4 kategori sangat baik, dan (7) penilaian proses dan hasil dalam kategori sangat baik dengan nilai 4, (8) penggunaan bahasa termasuk kategori sangat baik dengan nilai 4, commit to user dan (9) menutup pembelajaran dengan nilai 4 termasuk kategori
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 sangat baik, sehingga nilai rata-rata kegiatan pembelajaran guru adalah 3,73 termasuk dalam kategori sangat baik dapat dilihat pada lampiran 27. Berdasarkan rata-rata nilai tersebut menunjukkan kualitas pembelajaran dari guru meningkat dibandingkan dengan siklus I. 2) Hasil penilaian tes penguasaan konsep kenampakan bulan siswa dengan media audiovisual kenampakan bulan Daftar nilai penguasaan konsep kenampakan bulan siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 32. Data
nilai penguasaan
konsep kenampakan bulan tersebut di atas dikelompokkan ke dalam tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Nilai penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Siklus II No 1 2
Nilai 45-52 53-60
Frekuensi 1 1
3
61-68
7
4 5 6
Keterangan Tidak tuntas Tidak tuntas 1 Tidak Tuntas 6 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
69-76 5 77-84 8 85-92 10 Jumlah 32 Nilai rata-rata = 2461 : 32 = 76,91 Tingkat Ketuntasan Klasikal = (29 : 32) x 100% = 90,625%
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan sudah tuntas KKM. Dari 32 siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, hanya terdapat sebesar 9,375% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas 45-52 sebesar 3,125%, kelas 53-60 sebesar 3,125% dan kelas 61-68 sebesar 3,125%. Sisanya sebesar 90,625% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 61-68 sebesar 18,75%, pada kelas 69-76 sebesar 15,625%, pada kelas 77-84 terdapat 25%, dan pada kelas 85-92 sebesarcommit 31,25%. Dari tabel 4.6 tersebut juga dapat to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus II mencapai 90,625% atau 29 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa yang belum tuntas 9,375% atau 3 siswa. Berdasarkan data pada tabel 4.3 maka hasil pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.3 dibawah ini yang menyatakan : 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 45-52
53-60
61-68
69-76
77-84
85-92
Interval Nilai
Gambar 4.3. Grafik Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SD N 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada siklus II
Pada gambar 4.3 di atas menunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas. Pada kelas 45-52 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 53-60 terdapat sebanyak 1 siswa, pada kelas 61-68 terdapat sebanyak 7 siswa, pada kelas 69-76 terdapat sebanyak 5 siswa, pada interval kelas 77-84 terdapat sebanyak 8 siswa, dan pada interval kelas 85-92 terdapat sebanyak 10 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 32 siswa, terdapat sebanyak 29 siswa yang tuntas KKM dan hanya terdapat 3 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan commit to user demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil penguasaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 konsep kenampakan bulan siswa yang memperoleh nilai ≥ 64 (KKM) mencapai 90,625% > 75% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
d.
Refleksi Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa hasil pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan siswa pada siklus II ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari siklus I. Bertolak dari perbaikan pada siklus II dibuktikan bahwa penggunaan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan dapat meningkatkan
kualitas
hasil
pembelajaran
penguasaan
konsep
kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar. Hal ini terbukti dari 32 siswa yang melakukan tespenguasaan konsep kenampakan bulan, 29 siswa atau sebesar 90,625% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 64 (KKM). Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran konsep kenampakan bulan pada siklus II sudah dapat diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Hanya 2 siswa yang belum tuntas yang perli melakukan remidiasi. Namun, secara garis besar siswa merasa termotivasi dalam belajar, senang hati, dan antusias dalam melakukan kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan temannya secara kompak yang didukung dengan media yang inovatif. Selain itu, peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja yaitu 75% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan dan dinyatakan berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 C.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil penguasaan siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video interaktif. Peningkatan kualitas hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai penguasaan konsep kenampakan bulan yang semakin besar (meningkat) pada interval nilai di atas KKM (64) seperti tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No.
Interval Nilai
1. 45-52 2. 53-60 3. 61-68 4. 69-76 5. 77-84 6. 84-92 Jumlah Siswa Siswa Tidak Tuntas Siswa Sudah Tuntas Nilai Rata-Rata Kelas Ketuntasan Klasikal
Prasiklus 14 6 0 5 4 3 32 20 12 61,875 37,5%
Frekuensi Siklus I 1 6 9 10 6 0 32 9 23 68,31 71,875%
Siklus II 1 1 7 5 8 10 32 3 29 76,91 90,625%
Tabel 4.4 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai penguasaan konsep kenampakan bulan siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 37,5% menjadi 71,875% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,625%. Pada akhir siklus masih terdapat 3 siswa yang belum tuntas KKM dalam penguasaan konsep kenampakan bulan. Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 61,875, pada siklus I nilai rata-rata commit to user kelas meningkat menjadi 68,31. Selanjutnya nilai rata-rata mengalami
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 76,91. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa media audiovisual video interaktif tepat untuk membantu meningkatkan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan. Dari tabel 4.4 perbandingan nilai penguasaan konsep kenampakan bulan di atas dapat dibuat grafik pada gambar 4.4. yang menyatakan sebagai berikut:
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
16 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 45-52
53-60
61-68
69-76
77-84
85-92
Interval Nilai
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Penguasaan Konsep Kenampakan Bulan Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
Dari gambar 4.4 tersebut
terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval nilai sedang, dan siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai tinggi.
D.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif pada siklus I dan siklus II. Secara garis besar, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti pada bab I. Pembahasan hasil penelitian ini dijabarkan secara garis besar hasil pembelajaran konsep kenampakan bulan dari prasiklus dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan media audiovisual video interaktif.
Pembahasan hasil penelitian ini sebagai berikut : a. Prasiklus Pada prasiklus terlihat bahwa pembelajaran konsep kenampakan bulan siswa masih menggunakan cara konvensional oleh guru IPA kelas IV yaitu siswa diminta mengerjakan tes secara individu setelah guru menjelaskan materi melalui ceramah dan tanya jawab. Meskipun pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif tetapi suasana pembelajaran terkesan membosankan karena siswa masih bingung dalam penguasaan konsep kenampakan bulan sehingga siswa merasa
kesulitan
tanpa
adanya
media
pembelajaran
yang
dapat
memvisualisasikan materi terkait. Hal ini membuat siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran IPA pada konsep kenampakan bulan. Akibatnya, hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai penguasaan konsep kenampakan bulan yang diperoleh siswa masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM sebanyak 20 siswa atau 62,5 %, sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 12 siswa atau 37,5%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 45 dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90. Nilai dari masing-masing siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 45-52 sebanyak 14 siswa atau 43,75%, pada kelas 52-60 sebanyak 6 siswa atau 18,75%, pada kelas 69-76 sebanyak 5 siswa atau 15,63%, pada kelas 77-84 sebanyak 4 siswa atau 12,5% dan pada kelas 85-92 sebanyak 3 siswa atau 9,37%. Selama commit user adalah 61,875. Nilai rata-rata prasiklus nilai rata-rata klasikal yangtodicapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa pun juga masih
rendah. Oleh karena
itu dilakukan
tindakan untuk meningkatkan
penguasaan konsep kenampakan bulan.
b. Siklus I Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti adanya peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siswa. Dalam proses pembelajaran berbicara siklus I ini peneliti menggunakan media audiovisual video interaktif, siswa dibagi menjadi delapan kelompok agar siswa dalam kelompok dapat berinteraksi membicarakan konsep kenampakan
bulan.
Proses
pembelajaran
terkesan
lebih
hidup
dan
menyenangkan meskipun hasilnya belum maksimal karena siswa tidak pernah menikmati pembelajaran dari guru IPAnya dengan menggunakan media audiovisual video interaktif. Siswa lebih berminat dan terlihat aktif dalam pembelajaran terutama setelah diminta bekerja kelompok setelah tayangan video kenampakan bulan usai ditayangkan. Pada siklus I kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan sebanyak 23 siswa memperoleh nilai yang tuntas KKM atau 71,875% sudah tuntas dan masih terdapat 9 siswa atau 28,125% yang belum tuntas KKM. Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator kinerja siklus I belum tercapai. Karena ditergetkan sebanyak 75% siswa yang tuntas. Akan tetapi, pada siklus I nilai siswa sudah meningkat dibandingkan dengan prasiklus. Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal yang terkait faktor-faktor penilaian penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yaitu: pertama, pengetahuan awal siswa yang terbatas atau masih sedikit tentang materi sebelum kenampakan bulan maupun tentang kenampakan bulan itu sendiri. Kedua, siswa belum terbiasa mengikuti pelajaran dengan materi yang disampaikan melalui tayangan video, sehingga sebagian siswa masih takut untuk mengemukakan pendapat, namun sudah banyak siswa yang terlibat commit to user aktif dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Peningkatan kualitas hasil pada siklus I belum memuaskan dan masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan penguasaan konsep kenampakan bulan siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.
c. Siklus II Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas hasil yang signifikan dari tindakan sebelumnya. Dilihat dari proses pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan dengan media audiovisual video inetraktif, siswa semakin berminat, aktif dan antusias. Kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan siklus II terjadi peningkatan. Indikator ketercapaian kualitas hasil adalah 75%. Pada siklus ini diketahui bahwa dari 32 siswa kelas IV terdapat 29 siswa atau 90,625% tuntas KKM dan 3 siswa atau 9,375% belum tuntas KKM. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I sebesar 68,31 meningkat menjadi 76,91 pada siklus II. Peningkatan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif pada siklus II sudah memuaskan dan mencapai indikator ketercapaian. Oleh karena itu, pelaksanaan tindakan dapat dihentikan dan terbukti dinyatakan berhasil. Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I dan II, keberhasilan pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif dapat dilihat dari indikatorindikator berupa nilai tes penguasaan konsep kenampakn bulan dengan menggunakan media audiovisual video interaktif yang telah dilaksanakan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II dibandingkan dengan kondisi awal. Ketuntasan klasikal akhir siklus mencapai 90,625% dengan nilai rata-rata 76,91.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media audiovisual video inetraktif dalam pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar, dapat disimpulkan bahwa penggunakan media audiovisual video interaktif dapat meningkatkan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Jaten Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata penguasaan konsep kenampakan bulan siswa yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 68,31 dan siklus II sebesar 76,91. Dilihat dari hasil tes penguasaan konsep kenampakan bulan pada siklus I diketahui 23 siswa (71,875%) dari 32 siswa telah mencapai nilai KKM (64) dan meningkat pada siklus II sebanyak 29 siswa (90,625%) dari 32 siswa telah berhasil mencapai nilai KKM.
B. Implikasi Penggunaan media audiovisual video interaktif kenampakan bulan terbukti dapat meningkatkan hasil penguasaan konsep kenampakan bulan. Hal ini dikarenakan media ini dapat mengaktifkan siswa dengan berinteraksi langsung baik dengan media maupun dengan teman-temannya dalam kondisi yang menyenangkan.
Dalam
media
audiovisual
video
interaktif
ini,
dapat
memvisualisasikan objek yang masih abstrak dan kurang konseptual. Kegiatan dan keberhasilan belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh kemampuan siswa sendiri dalam menguasai materi dan mengungkapkan ide serta gagasannya akan tetapi juga melalui media audiovisual video interaktif ini. Peran guru di sini hanya sebagai mediator, motivator, dan fasilitator belajar siswa. Media audiovisual video interaktif ini lebih efektif dan efisien. Efektif to user karena dapat menyampaikancommit materi secara konseptual dan dapat 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 memvisualisasikan objek-objek yang bersifat abstrak dibanding dengan media lain yang pada umumnya masih sering digunakan guru dalam pembelajaran penguasaan konsep. Dikatakan efisien karena penggunaan media audiovisual video interaktif ini lebih menghemat waktu, karena dengan siswa dapat menguasai konsep lebih cepat sehingga pembelajaran dapat selesai tepat waktu. Penelitian
ini
membuktikan
bahwa
dengan
penggunaan
media
audiovisual video interaktif dapat membuat siswa lebih aktif, berminat dalam mengikuti pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan dan pembelajaran lebih hidup serta menyenangkan. Selain itu, media ini dapat meningkatkan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan pada tiap siklusnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa media audiovisual video interaktif dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi guru dalam kegiatan pembelajaran pengusaan konsep kenampakan bulan. Di samping itu, media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai media alternatif yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran pada konsep kenampakan bulan dalam Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat SD.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Siswa seharusnya memahami bahwa penguasaan konsep kenampakan bulan merupakan hal penting yang harus dikuasai, untuk itu siswa perlu mengikuti pembelajaran pada konsep kenampakan bulan dengan
penuh
kesungguhan agar siswa memiliki penguasaan konsep kenampakan bulan yang baik untuk dijadikan bekal untuk menguasai konsep-konsep dalam pembelajaran selanjutnya. b. Dengan adanya penggunaan media audiovisual video interaktif sebaiknya siswa dapat memanfaatkan dengan baik untuk menguasai konsep commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 kenampakan bulan sehingga mampu memberikan balikan terhadap pesan yang disampaikan dalam media audiovisual interaktif tersebut. 2. Bagi Guru Guru kelas hendaknya menggunakan media audiovisual interaktif dalam
kegiatan
belajar - mengajar
khususnya
pada
pembelajaran
penguasaan konsep kenampakan bulan dan penguasaan konsep pelajaran yang lainnya, karena pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan media konvensional seperti gambar dua dimensi yang pada umumnya masih sering digunakan dalam pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan. 3. Bagi Sekolah Peneliti
menyarankan
penggunaan
media audiovisual video
interaktif sebagai media alternatif dalam pembelajaran penguasaan konsep kenampakan bulan di sekolah dasar. Penggunaan media audiovisual interaktif dapat meningkatkan kualitas hasil penguasaan konsep kenampakan bulan bagi anak-anak usia sekolah dasar.
commit to user