EXECUTIVE SUMMARY PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA (IPKPP) TAHUN ANGGARAN 2012 JUDUL
PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH DI JAWA DENGAN SISTEM INFORMASI LIPUTAN AWAN BERBASIS MOBILE PHONE
PENELITI UTAMA
KRISMIANTO, S.Si
ANGGOTA
EDY MARYADI, ST IR. HALIMURRAHMAN, MT IR. MUZIRWAN, M.KOM DRS. SAFRUDIN
LOKUS KEGIATAN
PULAU JAWA KORIDOR MP3EI : JAWA-PENDORONG INDUSTRI DAN JASA NASIONAL
BIDANG FOKUS
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
JENIS INSENTIF
PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA: PROTOTYPE TEKNOLOGI
PRODUK TARGET
PROTOTYPE TEKNOLOGI INFORMASI BERBASIS PERANGKAT MOBILE (5.02.03)
INSTANSI PENGUSUL
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN) i
PENGEMBANGAN KAPASITAS DAERAH DI JAWA DENGAN SISTEM INFORMASI LIPUTAN AWAN BERBASIS MOBILE PHONE Krismianto, Edy Maryadi, Halimurrahman, Muzirwan, Safrudin Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim-LAPAN, Jl.Dr.Junjunan 133, Bandung, 40173 Telp. (022)6037445, 6012602; Fax. (022)6037443 Email :
[email protected]
Executive Summary
Salah satu fokus bidang prioritas pembangunan IPTEK 2009-2014 adalah teknologi komunikasi dan informasi. Terkait dengan hal tersebut serta berdasarkan sasaran kegiatan Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, LAPAN tahun 2012 tentang pengembangan perangkat untuk mendukung layanan publik khususnya layanan informasi online parameter atmosfer maka dilakukan kegiatan pembangunan prototype sistem aplikasi berbasis mobile phone untuk memantau liputan awan berpotensi hujan. Indonesia merupakan wilayah yang rentan terhadap kejadian bencana alam terkait dengan hujan ekstrem seperti banjir dan tanah longsor. Kejadian bencana tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kegiatan masyarakat, dunia usaha dan pemerintahan serta dapat menimbulkan kerugian terhadap harta benda dan infrastruktur, bahkan korban cedera dan hilangnya jiwa manusia. Di Indonesia, curah hujan merupakan unsur unsure iklim yang sangat besar keragamannya baik menurut waktu maupun tempat sehingga pengukuran curah hujan dalam areal yang luas di wilayah Indonesia merupakan kebutuhan yang sangat nyata. Pengukuran curah hujan di daratan menggunakan penakar hujan hanya mencakup area yang kecil dari keseluruhan belahan dunia yaitu kurang dari 10 %. Kemajuan dalam bidang teknologi satelit, sensor, serta teknologi informasi telah memungkinkan pengembangan sistem informasi cuaca berbasis beberapa teknologi tersebut. Pemanfaatan dari satelit penginderaan jauh memberikan beberapa keuntungan, antara lain dapat memonitor wilayah yang luas secara bersamaan, seragam, near real time dan terus-menerus, termasuk 1
wilayah-wilayah yang terpencil yang sangat sulit untuk diakses. Informasi curah hujan yang near real time sangat diperlukan dalam peringatan dini berbagai bencana yang dipicu oleh curah hujan. Informasi terjadinya hujan terkait erat ditandai dengan kondisi awan yang tebal sehingga pemantauan awan dapat dijadikan alternatif untuk memprediksi kemungkinan terjadinya hujan. Salah satu jenis satelit yang bisa digunakan untuk memantau kondisi awan secara near realtime adalah satelit MTSAT (Multi-functional Transport Satellite). Satelit tersebut merupakan salah satu jenis satelit cuaca yang dikelola oleh JMA (Japan Meteorological Agency), Jepang. MTSAT sangat berguna untuk pengamatan keadaan awan di atas permukaan bumi. Data liputan awan di permukaan bumi secara near real time akan di dikirim ke Ground Satellite Receiver MTSAT. Salah satu Ground Satellite Receiver MTSAT yang ada di Indonesia dikelola oleh Bidang Teknologi Atmosfer, Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan antariksa Nasional (LAPAN). Dengan telah dimilikinya Ground Satellite Receiver MTSAT tersebut maka pemantauan liputan awan sudah bisa dilakukan secara near realtime. Meskipun demikian pemantauan liputan awan untuk wilayah tertentu secara jelas hanya bisa dilakukan melalui komputer server ataupun melalui komputer lain yang sudah memiliki akses. Sebetulnya pemantauan awan sudah dapat dilakukan melalui komputer ataupun mobile phone yang sudah terhubung dengan internet namun informasi yang tersaji masih umum dan untuk wilayah yang masih umum juga karena yang diakses merupakan alamat website, bukan halaman khusus pemantauan liputan awan sehingga untuk mengetahui liputan awan di lokasi tertentu masih terdapat kendala. Dengan demikian, informasi data liputan awan belum bisa dimanfaatkan secara optimal kapanpun dan dimanapun kita berada padahal kadang kala data tersebut sangatlah penting untuk diketahui dengan jelas dan segera. Kendala tersebutlah yang menjadi dasar dari penelitian ini untuk membuat sebuah aplikasi berbasis mobile phone yang dapat mengakses data liptan awan disekitar pengguna secara jelas dan near realtime. Aplikasi ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum karena pengguna dapat mengakses data liputan awan
2
disekitar pengguna secara near realtime sehingga dapat lebih mengantisipasi datangnya kejadian cuaca buruk. Maksud kegiatan litbangyasa ini adalah untuk menyediakan informasi liputan awan secara near realtime yang dapat diakses oleh masyarakat umum. Sedangkan tujuan dari
kegiatan litbangyasa ini adalah Membuat sebuah
prototype aplikasi berbasis mobile phone yang dapat mengakses data liputan awan secara near realtime sehingga masyarakat umum dapat langsung memanfaatkan aplikasi tersebut untuk memantau kondisi liputan awan di sekitarnya secara near realtime. Lokasi khusus dari kegiatan litbangyasa ini adalah Pulau Jawa dengan fokus kegiatannya adalah membuat prototype sistem penyebaran informasi liputan awan berpotensi hujan melalui media mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum sehingga hasil litbangyasa yang telah dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk mengantisipasi datangnya cuaca buruk. Bentuk dari kegiatan ini adalah mencari formulasi untuk mengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolah data satelit MTSAT kemudian setelah itu dilakukan pembuatan sistem penyebaran informasi liputan awan berpotensi hujan melalui media mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum. Sosialisasi ke masyarakat umum dilakukan dengan cara diseminasi maupun pameran. Kegiatan ini juga menghasilkan beberapa makalah yang siap terbit. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam dua tahapan besar, yang pertama adalah tahapan pembuatan sistem dan yang kedua adalah tahapan sosialisasi. Untuk tahapan pembuatan sistem kita bagi lagi dalam 2 kegiatan yaitu pembuatan formulasi untuk mengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolahan data dan pembuatan aplikasi sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone. Untuk kegiatan formulasi dan pembuatan sistem otomatis pengolahan data dilakukan dalam waktu 2 bulan (Februari dan Maret). Sedangkan untuk kegiatan pembuatan aplikasinya dilakukan dalam waktu 3 bulan (April, Mei, dan Juni). Untuk tahapan yang kedua yaitu sosialisasi 3
dilakukan dari bulan Juni hingga September. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam 2 tahap, yang pertama adalah tahap pengenalan dengan pemerintah daerah terkait dan yang ke dua adalah sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan cara diseminasi maupun pameran. Sosialisasi berupa diseminasi telah dilakukan di Kabupaten Sukabumi pada tanggal 19 Juni 2012 dengan bekerjasama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Sukabumi sedangkan yang berupa pameran telah dilakukan di Kabupaten Sumenep pada tanggal 2 sampai dengan 4 Juli 2012 dengan bekerjasama dengan BLH (Badan Lingkungan Hidup) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Selain itu, hasil kegiatan ini juga ikut dalam kegiatan pameran Hateknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional) ke-17 di Sabuga pada tanggal 8 Agustus 2012. Selain dua tahapan besar yang telah dilakukan, kegiatan ini juga menghasilkan beberapa makalah yang siap terbit. Satu makalah yang berjudul ”Identifikasi Jenis Awan Pada Malam Hari Berbasis Data Satelit MTSAT Kanal IR1 Dan IR3“ telah dikirimkan untuk diterbitkan di Prosiding Seminar Nasional Fisika 2012 LIPI dan satu lagi yang berjudul ”Identifikasi Pengaruh Posisi Matahari Terhadap Data Albedo Awan Hasil Pengamatan Satelit MTSAT” telah dikirimkan untuk diterbitkan dalam bagian dari buku bunga rampai yang akan diterbitkan oleh LAPAN. Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala-kendala meskipun kendala tersebut sudah dapat diatasi. Salah satu kendala terbesar adalah pada saat sosialisasi. Sosialisasi membutuhkan dana yang besar sehingga sulit untuk dilaksanakan. Untuk mengatasi kendala tersebut digunakan strategi kerjasama dengan program PKPP lainnya yang topiknya masih terkait dengan kegiatan yang dilakukan sehingga pendanaan sosialisasi jadi lebih ringan. Rencana total anggaran untuk program kegiatan litbangyasa ini adalah Rp. 250.000.000,- dengan perencanaan alokasi anggaran sebagai berikut, Untuk gaji/upah sebesar Rp. 150.000.000,- (60%), belanja bahan Rp. 34.600.000,(13,84%), belanja perjalanan Rp. 43.980.000,- (17,59%), dan belanja lain-lain Rp. 21.420.000,- (8,57%). Mekanisme pengelolaan anggaran diberikan pertermin sebanyak tiga kali, yaitu termin pertama sebesar 30%, termin ke dua sebesar 50%, dan termin ke tiga sebesar 20%. Kendala utama dalam pengelolaan 4
anggaran adalah masalah sistem pencairan dana. Harus dilakukan kegiatannya dulu baru dana bisa cair. Untuk mengatasi hal tersebut kami menggunakan strategi dengan menggunakan gaji/upah terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan sosialisasi, perjalanan dinas, dan pembelian bahan. Dalam kegiatan litbangyasa ini dihasilkan dua macam aset, yaitu aset berupa fisik dan aset berupa perangkat lunak. Aset yang berupa fisik akan diserahkan ke LAPAN untuk kegiatan pengembangan selanjutnya. Sedangkan aset yang berupa perangkat lunak akan diupload kedalam website dan bisa didownload oleh masyarakat umum untuk agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Target kinerja kegiatan ini adalah dihasilkannya sebuah sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone serta mensosialisasikannya ke masyarakat umum sehingga hasil litbangyasanya tersebut dapat langsung dirasakan manfaatnya. Untuk pencapaian target kinerja maka digunakan strategi dengan membagi pelaksanaan kegiatan ini menjadi dua tahapan besar, yang pertama adalah tahapan pembuatan sistem dan yang kedua adalah tahapan sosialisasi. Untuk tahapan pembuatan sistem kita bagi lagi dalam dua kegiatan yaitu pembuatan pengolah data MTSAT menjadi data liputan awan yang berpotensi menghasilkan hujan serta menerapkannya ke dalam sistem otomatis pengolahan data dan pembuatan aplikasi sistem informasi liputan awan berbasis mobile phone. Untuk kegiatan pengolahan data dan pembuatan sistem otomatisnya dilakukan dalam waktu dua bulan (Februari dan Maret). Sedangkan untuk kegiatan pembuatan aplikasinya dilakukan dalam waktu tiga bulan (April, Mei, dan Juni). Untuk tahapan yang kedua yaitu sosialisasi dilakukan dari bulan Juni hingga September. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam dua tahap, yang pertama adalah tahap pengenalan dengan pemerintah daerah terkait dan yang ke dua adalah sosialisasi. Data utama yang digunakan dalam kegiatan ini adalah data MTSAT kanal IR1. Data tersebut dapat dikonversi menjadi data suhu puncak awan. Suhu puncak awan ditampilkan dalam bentuk indeks dimana indeks yang dicari tersebut mmenggunakan batas 255 sehingga indeks dapat dicari menggunakan rumus 255 dikurangi suhu puncak awan. Kawasan yang akan dipantau kondisi liputan awannya adalah kawasan diatas Pulau Jawa. 5
Output dari kegiatan litbangyasa ini berupa prototype sistem aplikasi berbasis mobile phone untuk memantau liputan awan di wilayah Pulau Jawa. Untuk kedepannya, hasil kegiatan litbangyasa ini sangat berpotensi di kembangkan untuk wilayah di luar Pulau Jawa karena data yang digunakan adalah data satelit. Selain itu, agar aplikasi ini dapat lebih dikenal dan dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat umum maka perlu dilakukan kegiatan sosialisasisosialisasi lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan sinergi koordinasi, dilakukan kerjasama dengan instansi yang terkait topik kegiatan. Kerjasama dilakukan dengan cara mensosialisasikan kegiatan litbangyasa yang telah dilakukan. Sosialisasi dilakukan dengan dua cara yaitu dengan diseminasi dan pameran. Indikator keberhasilan sinergi dalam kegiatan litbangyasa ini adalah telah dilakukannya kegiatan sosialisasi dengan bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Sukabumi dan BPBD Kabupaten Bogor. Kerjasama telah dilakukan dan hasil dari kegiatan litbangyasa telah tersosialisasikan melalui kegiatan diseminasi yang telah dilakukan. Selain itu, hasil litbangyasa ini juga telah tersosialisasikan di Kabupaten Sumenep melalui kegiatan pameran dengan bekerjasama dengan BLH Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Strategi pemanfaatan hasil yang dilakukan adalah dengan bekerjasama dengan instansi yang terkait dengan hasil litbangyasa yang telah dilakukan. Kerjasama yang dilakukan berupa koordinasi untuk sosialisasi kegiatan litbangyasa yang telah dilakukan. Indikator keberhasilan dari pemanfaatan hasil litbangyasa yang telah dilakukan adalah dimanfaatkannya aplikasi pemantau liputan awan yang telah dibuat oleh masyarakat umum. Saat ini aplikasi telah dibuat dan telah disosialisasikan dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah terkait. Prototype dari sistem pemantau liputan awan berbasis mobile phone yang telah dibuat dapat mengakses data liputan awan secara near realtime. Data yang diakses tersebut sudah ter-overlay-kan dengan googlemap sehingga pengguna dapat dengan mudah mengenali wilayah-wilayah yang tertutup liputan awan. Aplikasi dalam prototype yang telah dibuat telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap seperti ”zoom in”, ”zoom 6
out”, ”refresh”, cari lokasi, dan keterangan gambar. Selain itu, fasilitas GPS (Global Positioning System) dan pencarian BTS (Base Transceiver Station) terdekat juga sudah dimanfaatkan dalam aplikasi sehingga lokasi awal yang muncul adalah lokasi di sekitar pengguna. Prinsip kerja dari aplikasi dalam prototype sistem informasi liputan awan yang telah dibuat adalah ketika aplikasi dijalankan maka akan langsung muncul data spasial liputan awan yang telah teroverlay dengan googlemap. Lokasi titik tengah awal merupakan lokasi dimana pengguna sedang berada saat itu (jika mobile phone dilengkapi dengan GPS yang aktif) atau lokasi BTS terdekat (jika mobile phone tidak dilengkapi dengan GPS yang aktif). Aplikasi yang dibuat juga sangat interaktif sehingga pengguna dapat melakukan ”zoom in” atau ”zoom out” ataupun mencari kondisi liputan awan dilokasi lain dengan cara menggeser-geserkan peta atau dengan memanfaatkan fasilitas pencariannya. Saat ini hanya mobile phone yang memiliki operasi sistem berbasis android saja yang dapat diinstall dengan aplikasi yang telah dibuat. Selain harus beroperasi sistem android, mobile phone juga harus terhubung dengan internet. Aplikasi dapat di download di alamat ”http://60.253.114.151/silaw/”. Untuk yang menggunakan mobile phone selain beroperasi android masih dapat mengakses data liputan awan namun tidak dapat memanfaatkan fasilitas GPS atau BTS terdekat sehingga titik awal bukan di lokasi pengguna namun lokasi yang telah ditentukaan, dalam hal ini telah di seting Bandung sebagai titik tengah awalnya. Untuk mengaksesnya cukup menggunakan browser internet yang ada di mobile phone dan mengakses internet ke alamat ”http://60.253.114.151/silaw/silaw.php”. Saran dari kegiatan ini adalah perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut ke daerah-daerah lainnya sehingga hasil litbangyasa yang berupa aplikasi prototype pemantau liputan awan berbasis mobile phone ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat lebih luas lagi. Selain itu, formulasi untuk mendapatkan data liputan awan berpotensi hujan juga perlu dikembangkan lagi, sehingga lebih akurat hasilnya. Aplikasi prototype pemantau liputan awan berbasis mobile phone ini dapat dikembangkan untuk wilayah diluar Pulau jawa.
7