Morning Notes : 3-Sep-15
Equity Research IDX data Jakarta Comp. Index MSCI Indonesia Index
Last
Chg (pt.)
4,401.3 19.6
Trading data Market Cap Regional Indexes
Analisa Pasar % Chg
% YTD
-11.2
-0.3
-15.8
+0.3
+1.5
-28.6
Rp
US$
4,539 tn
321 bn
Last
Chg (pt.)
% Chg
% YTD
KLCI
1,590.2
-19.0
-1.2
-9.7
Stock Ex. Thailand
1,372.5
+10.1
+0.7
-8.4
Strait Time
2,878.1
-4.6
-0.2
-14.5
Hang Seng
20,934.9
-250.5
-1.2
-11.3
Nikkei
18,095.4
-70.3
-0.4
+3.7
3,160.2
-6.5
-0.2
-2.3
SENSEX Dow Jones FTSE 100
25,453.6 16,351.4 6,083.3
-242.9 +293.0 +24.8
-0.9 +1.8 +0.4
-7.4 -8.3 -7.4
DAX
10,048.1
+32.5
+0.3
+2.5
Commodities
Last
Chg (pt.)
% Chg
% YTD
Oil (US$/bl)
46.3
+0.8
+1.8
-13.2
Coal (US$/ton) weekly
61.8
-0.6
-1.0
-2.0
1,133
-0.8
-0.1
-4.4
CPO Malaysia (US$/ton)
455
-7.4
-1.6
-30.6
CPO Rotterdam (US$/ton)
855
+12.5
+1.5
+5.6
Rubber (US$/kg)
159
-2.2
-1.4
-8.7
14.7
+0.0
+0.1
-6.4
Shanghai
Gold (US$/oz)
Silver (US$/oz)
Last
2-Sep
4-Aug
USD/IDR
Currency
14,147
14,137
13,510
EUR/USD
1.1220
1.1227
1.0950
GBP/USD
1.5310
1.5299
1.5587
USD/JPY
120.52
120.33
124.03
USD/SGD
1.4169
1.4156
1.3782
Economic Indicators
Period
Actual
Prior
BI-RATE
8/18/15
7.50
7.50
CPI yoy
7/31/15
7.18
7.26
CPI mom
7/31/15
0.39
0.93
ADR/Foreign listed Telkom (NYSE)
Last US$39.5
Rp eqv. Local Px 13,984
2,775
Pada perdagangan kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup kembali turun 11,166 poin (-0,25%) ke level 4.401.29. Sedangkan untuk total transaksi di BEI mencapai Rp 4,67 triliun dimana Rp 844 miliar berasal dari perdagangan negosiasi. Tiga sektor mengalami kenaikan yaitu sektor Aneka Industri +3,91%, Manufaktur +0,31%, dan Perdagangan +0,03%. Sementara tujuh sektor lain mengalami koreksi antara lain sektor Keuangan -0,51%, Infrastruktur -0,56%, Pertanian -0,58%, Industri Dasar -0,70%, Properti -0,82%, Konsumsi -0,84%, dan Pertambangan -1,15%. Kemudian, yang menjadi top gainer LQ45 pada perdagangan kemarin adalah SRIL (+4,9%), CPIN (+3,5%), dan LSIP (+3,2%). Sedangkan top loser LQ45 adalah MNCN (-6,3%), LPPF (-5,6%), dan INCO (-5,2%). Asing mencatatkan net sell sebesar Rp 553 miliar yang berasal dari penjualan bersih pada Bank Central Asia Tbk, Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Sedangkan emiten yang banyak dibeli asing yaitu Astra International Tbk, Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, dan Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada perdagangan tadi malam di Bursa Wall Street, Indeks Dow Jones ditutup naik 293,03 poin (+1,82%) ke level 16.351,38, Indeks S&P 500 ditutup naik 35,01 poin (+1,83%) ke level 1.948,86, dan Indeks komposit Nasdaq ditutup naik 113,87 poin (+2,46%) ke level 4.749,98. Sentimen posiif yang terjadi di bursa AS dikarenakan para investor mengoleksi kembali saham-saham unggulan terutama saham teknologi, setelah laporan Federal Reserve mengambarkan pertumbuhan ekonomi AS stabil. Sementara kekhawatiran atas perekonomian Tiongkok bertahan dan pasar tidak membayar penurunan tiga persen pada Selasa para investor Wall Street tampak memutuskan bahwa aksi jual telah bergerak terlalu jauh. Indeks Topix naik +1,87% menjadi 1.493,41, Indeks Nikkei 225 naik +1,60% menjadi 18.385,80, dan indeks Shanghai turun -0,20% menjadi 3.160,17. Harga minyak naik dalam "rebound" moderat dari aksi jual tajam setelah laporan minyak AS yang bervariasi menunjukkan peningkatan persediaan dan penurunan produksi minyak mentah. Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 84 sen menjadi ditutup pada US$ 46,25 per barel di New York Mercantile Exchange. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober berakhir pada US$ 50,50 per barel, meningkat 94 sen dari penutupan Selasa. Pasar minyak berbalik tajam lebih rendah pada Selasa, menghentikan reli kuat selama tiga hari, setelah data manufaktur yang lemah dari Tiongkok dan Amerika Serikat lebih lanjut mempersuram prospek pertumbuhan permintaan di dua konsumen energi terbesar tersebut. Dari dalam negeri Rabu (2/9), kurs tengah BI mencatatkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 14.151. Sedangkan di pasar spot USD/IDR berada di level Rp 14.137. Kondisi fundamental ekonomi dalam negeri tak cukup kuat untuk memahan pelemahan rupiah. Data inflasi bulan Agustus yang mencatat level terendah dalam lima tahun di angka 0,39% serta inflasi setahun terakhir per Agustus sebesar 7,18% tak mampu mengangkat rupiah.
Berita Pasar : FGV minta harga BWPT turun Anak usaha INTA dapat pinjaman Rp 100 miliar DSSA belanjakan US$ 50 juta untuk PLTU Jika harga turun, Samsung Asset ingin beli SRIL Sumber: Investor Daily, Bisnis Indonesia, Kontan, Bloomberg, IQ plus
Morning Notes : 3-Sep-15 FGV minta harga BWPT turun
Proses divestasi 37% saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) oleh Grup Rajawali masih mengganjal. Calon pembeli, Felda Global Ventures Holdings Berhad (FGV) berniat merevisi harga pembelian BWPT.
Proyeksi dana hasil penjualan BWPT yang bakal diperoleh Grup Rajawali senilai US$ 680 juta atau Rp 9,52 triliun (kurs 1 US$=Rp 14.000) terancam meleset.
FGV berencana membeli 37% saham BWPT dengan harga US$ 680 juta. Dari porsi saham tersebut, sebanyak 30% saham BWPT akan dibayar dengan uang tunai senilai US$ 632 juta. Sementara 7% saham atau US$ 48 juta ditukar 2,5% saham FGV. Dengan skema ini, BWPT dihargai sekitar Rp 780 per saham.
Rajawali dan FGV telah melaksanakan penandatanganan perjanjian jual beli pada 12 Juni tahun ini. Transaksi jual beli tersebut diperkirakan rampung pertengahan Agustus 2015. Ternyata tenggat waktu penyelesaian transaksi diperpanjang menjadi 31 Oktober 2015. FGV akan meminta restu pemodal melalui Rapat RUPSLB yang akan digelar September 2015.
Anak usaha INTA dapat pinjaman Rp 100 miliar
PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN), anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA) mendapat amunisi tambahan untuk modal kerja. Perusahaan pembiayaan itu mendapat pinjaman baru dari Bank Muamalat sebesar Rp 100 miliar.
Tahun ini, IBFN membutuhkan dana pembiayaan yang lumayan besar, mencapai Rp 1,2 triliun. Sebagian besar kebutuhan pembiayaan itu akan dibiayai dari pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi. Nilainya, mencapai Rp 1 triliun. Lalu, sisanya sebesar Rp 200 miliar bakal dipenuhi dari ekuitas perseroan.
Pada awal tahun ini, IBFN juga mendapat pinjaman modal kerja senilai US$ 2 juta dari mitranya, PT Bank SBI Indonesia. Sebagai alternatif pembiayaan lain, IBFN juga membuka peluang untuk menebritkan surat utang jangka menengah atau Medium Term Notes (MTN).
DSSA belanjakan US$ 50 juta untuk PLTU
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) siap mengoperasikan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumatera Selatan (Sumsel) 5. Hingga saat ini, anak usaha Sinar Mas Grup tersebut, sudah merealisasikan belanja modal sebesar US$ 50 juta atau Rp 706,35 miliar untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Satu unit PLTU berkapasitas 150 megawatt (MW) itu siap beroperasi di akhir tahun 2015. Perseroan tengah membangun dua unit pembangkit Mulut Tambang, yakni PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2x150 MW dan PLTU Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW. Total pembangkit listrik yang akan dibangun sebesar 400 MW. Total nilai investasi PLTU Sumsel-5 mencapai US$ 420 juta. Sumber dana pembangkit listrik tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank Corporation senilai US$ 318 juta.
Semester ini, pendapatan DSSA dari bisnis pembangkit listrik mencapai US$ 23,63 juta, naik dibandingkan tahun lalu, yakni sebesar US$ 22,53 juta. Bisnis pembangkit listrik baru berkontribusi 10% terhadap total pendapatan DSSA.
Jika harga turun, Samsung Asset ingin beli SRIL
Samsung Asset Management berencana membeli saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) jika terjadi penurunan nilai akibat anjloknya harga saham. Menurut Samsung prospek Sritex terlihat cemerlang didukung peningkatan efisiensi biaya.
Produk Sritex bersaing dengan produsen dari China. Perseroan juga diuntungkan karena pendapatannya menggunakan dolar AS.
Perseroan mengatakan waktu yang tepat untuk membeli saham Sritex adalah saat harganya turun ke bawah Rp 300 per lembar. Saat ini Samsung Aset memiliki 351.300 saham SRIL. 2
Morning Notes : 3-Sep-15
Stocks Valuation Plantation Stocks
Finance P/E
EV/EBITDA
EPS Growth
2013
2014
2013
2014
Average
12.0
7.9
16.7
10.0
-70.7
39.7
AALI
16.1
10.1
10.3
7.3
-25.3
LSIP
13.0
7.5
7.3
4.4
6.8
6.2
32.6
18.4
GZCO
#N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A
UNSP
#N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A
BWPT
2013
2014
Stocks
EV/EBITDA
P/E
P/BV
EPS Growth
2013
2014
2013
2014
2013
Average
11.0
10.7
2.2
1.9
13.6
-4.1
39.0
BBNI
10.3
8.6
1.8
1.6
27.7
18.9
-31.1
18.6
BBRI
12.3
10.5
3.1
2.6
14.3
11.2
-31.6
-55.9
BBCA
21.7
18.2
4.8
3.9
20.6
15.6
-194.9
157.3
BMRI
11.9
10.5
2.4
2.0
17.4
9.2
BDMN
8.3
11.1
1.1
1.0
0.7
-35.5
BBTN
7.4
9.4
0.9
0.9
-0.7
-29.1
BJBR
5.2
6.8
1.0
1.0
15.1
-18.7
2013
2014
2013
2014
2013
8.5
5.6
5.4
7.2
-28.5
#N/A N/A #N/A N/A
Telecommunication P/E
Stocks
2014
EPS Growth Mining
2013
2014
2013
2014
2013
2014
Average
30.2
17.9
5.1
5.1
-199.9
-41.3
TLKM
18.7
17.9
7.0
6.7
10.1
1.6
ISAT
58.2 #N/A N/A
3.3
3.4
-766.5
28.6
Average
#N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A #N/A N/A
19.3
-8.5
BUMI
-
-
7.7
15.2
8.6
48.9
-62.7
-186.8
ADRO PTBA ITMG
5.4 8.1 2.7
4.8 6.6 3.4
3.4 6.1 1.0
3.3 4.7 1.2
-40.0 -34.7 -47.4
-23.0 6.7 -10.0
8.3 #N/A N/A
BTEL EXCL
13.7 #N/A N/A
5.0
5.2
Cement Stocks
P/E
EV/EBITDA
EPS Growth
11.6
8.5
18.2
-61.9
-302.3
3.6
2.1
-42.6
335.9
-4.5
-7.0
TINS
16.2
7.9
7.3
5.5
18.6
24.8
8.9
5.2
5.2
5.7
6.1
-29.5
-29.8
6.8
6.5
10.8
3.6
2013
2014
2013
2014
2013
Average
25.4
27.2
16.6
15.4
-4.3
UNVR
53.8
53.3
39.1
37.5
10.6
7.3
GGRM
19.1
15.8
12.8
10.0
7.9
24.0
Average
10.6
10.5
7.1
7.2
INTP
13.5
13.0
8.8
SMCB
8.4
9.1
SMGR
10.0
9.5
2013
Heavy Equipment EV/EBITDA
EPS Growth
2013
2014
2013
2014
8.0
7.3
3.6
4.0
-13.7
UNTR
14.6
11.4
5.9
5.1
HEXA
1.5
3.2
1.3
2.9
2013
Consumer Stocks
P/E
EV/EBITDA
EPS Growth 2014 1.5
2014
KLBF
40.1
36.7
26.9
24.6
11.1
7.3
-25.7
RALS
9.1
10.8
3.3
4.0
-7.8
-9.1
-16.3
11.1
MAPI
16.5
35.8
8.2
8.9
-24.5
-75.8
-11.1
-62.5
INDF
14.0
11.0
9.4
7.4
-23.2
55.1
2013
2014
2013
2014
2013
Property Stocks
2014
5.2
2014
Average
EPS Growth
10.4
2013
Stocks
EV/EBITDA
INCO
2014
ANTM
P/E
2014
2013
P/E
Stocks
Others P/E
EV/EBITDA
EPS Growth 2014
P/E
EV/EBITDA
EPS Growth
2014
2013
2014
8.7
7.6
8.9
8.2
46.7
22.5
Average
11.2
11.2
9.0
8.5
-26.5
BSDE
12.3
9.2
11.8
11.8
109.3
37.6
ASII
13.1
12.1
12.8
11.5
0.0
-1.3
ASRI
4.8
5.3
6.5
6.5
-26.5
25.2
GJTL
1.7
4.0
4.0
4.9
-89.2
120.0
CTRA
13.4
10.4
10.5
8.4
64.1
35.9
PGAS
6.0
6.4
5.4
5.2
0.0
-25.0
CTRP
4.3
5.4
6.8
6.0
40.0
-8.6
JSMR
24.0
22.2
13.7
12.4
-16.7
4.8
Average
2013
Stocks
2013
2014 24.6
Sumber : Bloomberg
3
Morning Notes : 3-Sep-15
Right Issue No 1 2
Saham ADHI BRNA
Harga Excersise Rasio per Saham (Rp) (Lama : Baru) 2,400 100000:100920 585
35:13
Pasar Reguler Cum Ex 3-Sep-2015 4-Sep-2015 8-Sep-2015
Pasar Tunai Cum Ex 8-Sep-2015 9-Sep-2015
Rec
Periode
8-Sep-2015
10-Sep-2015 - 16-Sep-2015
9-Sep-2015 11-Sep-2015 14-Sep-2015 11-Sep-2015
15-Sep-2015 - 21-Sep-2015
4
Morning Notes : 3-Sep-15
PT NISP Sekuritas OCBC NISP Tower Lt. 21 (Head Office) Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta 12940 Indonesia Phone. (021) 2935 2788 (hunting) Fax. (021) 5794 4095 Email:
[email protected] Website: www.nispsekuritas.com
RESEARCH RESEARCH TEAM
Research Analysts
[email protected]
Branches
Pluit Jakarta
Ruko Sentra Bisnis Blok C 28 No.15 Jl.Pluit Sakti Raya, Jakarta Utara 14450
Phone:
Fax:
(021) 6667 5050 (hunting)
(021) 6667 5051
Rating Definitions BUY : HOLD : SELL :
We expect this stock to give total return of above 15% over the next 12 months. We expect this stock to give total return of between -15% and 15% over the next 12 months. We expect this stock to give total return of -15% or lower over the next 12 months.
DISCLAIMER: This report was produced by PT NISP Sekuritas, a member of the Indonesia Stock Exchange (IDX). The Information contained in this report has been obtained from public sources believed to be reliable and the options, analysis, forecasts, projections and expectations contained in this report are based on such information and are expressions of belief only. No representation or warranty, express or implied, is made that such information or opinion is accurate, complete or verified and it should not be replied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT NISP Sekuritas who has to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither PT NISP Sekuritas nor any officer or employee of PT NISP Sekuritas accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT NISP Sekuritas may be involved in transactions contrary to any opinions herein to make markets, or have positions in the securities recommended herein. PT NISP Sekuritas may seek or will seek investment banking or other business relationships with the companies within this report. This report is a copyright of PT NISP Sekuritas. For further information please contact our number 62-21-29352788 or fax 62-21-57944095.
5