Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PENCARIAN IDENTITAS DIRI PADA SISWA-SISWI SMP PATRA MANDIRI 2 PALEMBANG
Endang Aprinastiti Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara kelompok teman sebaya dengan pencarian identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kelompok teman sebaya dengan pencarian identitas diri pada siswasiswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 110 orang siswa kelas VII dan VIII yang dijadikan sampel sebanyak 84 orang yang didapat melalui teknik proportionate stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kelompok teman sebaya dan skala pencarian identitas diri. Teknik analisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 20.0. Hasil analisis data penelitian dengan komputer menggunakan program SPSS 20.0 for Windows, menunjukkan koefisien korelasi secara umum (r) sebesar 0,513 dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,264, serta nilai p = 0,000 (p<0,05) pada uji analisis regresi sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kelompok teman sebaya dengan pencarian identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 26,4%. Kata kunci : Kelompok Teman Sebaya, Pencarian Identitas Diri This research aimed to know existence relationship between group peer group with search identity self in siswasiswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Hypothesis submitted inside this research is is a relationship between group peer group with search identity self in siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Fri population in this research totalled 110 VII class student person and VIII that enacted by sample totalled 84 person obtained through proportionate stratified random sampling technique. Measuring apparatus used inside this research is peer group group scale and identity search scale self. Morphological technique use simple technique regression analysis with SPSS assistance version 20.0. Data analysis result research with computer use SPSS program 20.0 for Windows, show correlation coefficients general (r)ly speaking as big as 0,513 with coefficient of determination (R square) as big as 0,264 , as well as p value = 0,000 (p<0,05) in test simple regression analysis. This thing indicate that hypothesis received. That result analysis indicate that is relationship that is highly significant between group peer group with search identity self in siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang. Donation independent variable to dependent variable as big as 26,4%.
A.
yang
PENDAHULUAN
badan dan fungsi fisik yang murni. Perubahan
Kehidupan anak terdapat dua proses
ukuran akibat bertambah banyaknya atau
terjadi
bertambah
secara
kontinue,
yaitu
besarnya
sel.
Misalnya:
pertumbuhan dan perkembangan (Kartono,
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya
1979). Kedua proses ini berlangsung secara
berat badan, otot-otot tubuh bertambah pesat
interdependent (saling tergantung) satu sama
(kekar) (Edwina, 2004).
lainnya, dan tidak dapat dipisahkan (tidak bisa
Ahmadi
(1991)
menjelaskan
berdiri sendiri), akan tetapi dapat dibedakan.
perkembangan menunjukkan suatu proses
Pertumbuhan
tertentu yaitu proses yang menuju kedepan dan
dimaksudkan
untuk
menunjukkan bertambah besarnya ukuran
tidak 1
dapat
diulang
kembali.
Dalam
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
perkembangan manusia terjadi perubahan-
dengan baik, maka ia akan menjadi seorang
perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap
individu yang memiliki rasa tanggung jawab,
dan tidak dapat diulangi. Perkembangan
tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa
menunjukkan
menjadi seorang yang tak memiliki masa
pada
perubahan-perubahan
dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
depan dengan baik.
Mengenai tumbuh dan kembang masa remaja,
Masa
remaja
merupakan
sebuah
khususnya anak usia Sekolah Menengah
periode dalam kehidupan manusia yang
Pertama (SMP) yaitu antara usia 12–15 tahun.
batasan usia maupun peranannya seringkali
Adapun
tahap
perkembangan
tidak terlalu jelas. Masa remaja ini sering
psikososial menurut Erickson (Desmita, 2012),
dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-
masa remaja yang mengalami suatu pencarian
saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan
identitas diri dimulai pada usia 12 - 20 tahun.
sebagai
Pada masa remaja ini, akan terlibat dalam
pertumbuhan
jaringan teman sebaya yang sangat kuat
dikatakan orang dewasa. Pada masa ini remaja
selama menggali identitas diri mereka dan
mudah terpengaruh oleh lingkungan dan
akan mengalami banyak konflik yang dihadapi
sebagai akibatnya akan muncul kekecewaan
oleh orangtua dan remaja itu sendiri. Serta
dan penderitaan, meningkatnya konflik dan
banyaknya orang tua yang memiliki anak
pertentangan, impian dan khayalan, pacaran
berusia remaja, yang merasakan bahwa usia
dan percintaan, keterasingan dari kehidupan
remaja adalah waktu yang sulit dan banyaknya
dewasa dan norma kebudayaan (Gunarsa,
orangtua yang tetap menganggap anak remaja
1986).
anak-anak, fisiknya
tetapi ia
dilihat belum
dari dapat
mereka, masih perlu dilindungi dengan ketat.
Adapun menurut Santrock (Dariyo,
Sebab di mata orang tua, para anak remaja
2004) masa remaja merupakan masa untuk
mereka
menghadapi
mencari identitas diri. Individu ingin mendapat
tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya,
pengakuan tentang apa yang dapat ia hasilkan
bagi para remaja, tuntutan internal membawa
bagi orang lain. Apabila individu berhasil
mereka
mencari
dalam masa ini maka akan diperoleh suatu
identitas diri yang mandiri dari pengaruh
kondisi yang disebut identity reputation
orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang
(memperoleh identitas).
masih
pada
belum
keinginan
siap
untuk
jelas, remaja adalah waktu yang kritis sebelum
Dalam memperoleh identitas diri,
menghadapi hidup sebagai orang dewasa.
Erickson (Dariyo, 2004) menyebutkan istilah
Menurut Hall (Dariyo, 2004) masa
pencarian identitas diri sebagai sebuah upaya
remaja bagi seorang bapak pelopor psikologi
untuk meneguhkan suatu konsep diri yang
perkembangan remaja dianggap sebagai masa
bermakna, merangkum semua pengalaman
topan-badai dan stress (strom and stress),
berharga di masa lalu, realitas kekinian yang
karena mereka telah memiliki keinginan bebas
terjadi termasuk juga aktivitas yang dilakukan
untuk menentukan nasib sendiri. Kalau terarah
sekarang serta harapan di masa yang akan 2
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
datang menjadi sebuah kesatuan gambaran
Berdasarkan hasil dari penyebaran
tentang ‘diri’ yang utuh, berkesinambungan
angket yang dilakukan peneliti pada tanggal
dan unik. Serta dalam istilah Erickson
21 April 2015, peneliti menguraikan hasil
(Santrock,
bahwa
penyebaran angket untuk mengetahui secara
identitas diri merupakan sebuah kondisi
jelas tentang masalah pada siswa-siswi SMP
psikologis secara keselurahan yang membuat
Patra Mandiri 2 Palembang tentang pencarian
individu menerima dirinya, memiliki orientasi
identitas diri siswa-siswi tersebut dan hasil
dan tujuan dalam mengarahkan hidupnya serta
menunjukan
keyakinan internal dalam mempertimbangkan
temukan disekolahan tersebut yaitu sebagai
berbagai hal.
berikut: siswa-siswi memiliki harapan atau
2007)
mengungkapkan
Karakteristik umum perkembangan
bahwa
fenomena
peneliti
cita-cita akan di masa mendatang, siswa ingin
remaja dalam masa mencari identitas diri oleh
mendapatkan
Erickson (Ali dan Asrori, 2014) yaitu:
banyaknya untuk menambah pengetahuan,
kegelisahan,
mengkhayal,
siswa memiliki perasaan belum mampu untuk
keinginan
mandiri, siswa tidak sanggup untuk berdiri
mencoba segala sesuatu.Berdasarkan observasi
sendiri tanpa bantuan orang tua, siswa ingin
dan wawancara pada tanggal 6 April 2015
menjelajah atau bertualang, siswa-siswi juga
yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan
memiliki pertentangan dengan orang tuanya
fenomena yang terjadi pada siswa-siswi SMP
karena keinginannya ada yang tidak terpenuhi,
Patra Mandiri 2 Palembang adalah sebagai
serta siswa-siswi meluangkan waktu dengan
berikut dapat dilihat dari perilaku siswa yang
teman sebayanya untuk bermain, siswa-siswi
sedang kebingungan untuk memilih kegiatan
ini juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
ekstrakurikuler yang ada di sekolahannya,
serta siswa suka mencoba melakukan apa yang
sedangkan siswa ini ingin mengikuti kegiatan
sering dilakukan oleh orang dewasa seperti
ekstrakurikuler bola basket. Akan tetapi
halnya pada anak laki-laki mencoba merokok,
orangtuanya menyuruh, siswa tersebut untuk
sedangkan anak perempuan mencoba memakai
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka,
alat kosmetik (berdandan).
aktivitas
karena
pertentangan,
berkelompok,
dalam
kegiatan
dan
pengalaman
sebanyak-
ekstrakurikuler
Menurut Erickson (Desmita, 2012)
pramuka ini siswa akan diajarkan cara baris-
mengatakan bahwa seseorang yang sedang
berbaris yang rapi dan berdiri yang tegap atau
mencari identitas diri akan berusaha “menjadi
gagah. Sebab orang tua siswa tersebut, ingin
seseorang”, yang berarti berusaha mengalami
anaknya nanti menjadi seorang anggota Polri
diri sendiri sebagai “AKU” yang bersifat
atau TNI.
Hal tersebut sesuai dengan
sentral, mandiri, unik, yang mempunyai suatu
karakteristik yang ada diatas yaitu siswa
kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus
tersebut
juga
mengalami
pertentangan
dengan
orang tuanya.
berarti
menjadi
“seseorang”
yang
diterima dan diakui oleh orang banyak. Lebih jauh dijelaskannya bahwa pencarian identitas 3
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
diri adalah individu yang ingin menentukan
Remaja dalam bergaul dengan teman
“siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya
sebaya merasa diberi status dan memperoleh
pada masa mendatang.
simpati. Individu merasa menemukan dirinya
Sedangkan menurut Fuhrman (1990)
(pribadi) serta dapat mengembangkan rasa
dalam perkembangan identitas diri remaja,
sosialnya
kelompok teman sebaya merupakan kelompok
kepribadiannya. Dalam kehidupan remaja
acuan
untuk
kelompok teman sebaya ini meliputi teman
untuk
bermain, teman dalam perkumpulan sosial,
mengikuti standar kelompok. Sejak seorang
gang, ataupun klik. Kelompok teman sebaya
remaja menjadi bagian dari kelompok teman
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebaya
teman bermain yang terbentuk secara spontan
bagi
seorang
mengidentifikasikan
tersebut,
anak
dirinya
identitas
dan
dirinya
mulai
terbentuk.
sejalan
dengan
perkembangan
dan merupakan kegiatan khas dari remaja dan
Pembentukan identitas diri pada masa
didalamnya tercermin juga struktur dan proses
remaja merupakan hal yang penting karena merupakan
pondasi
bagi
masyarakat luas.
perkembangan
Wahyurini
(2003)
menjelaskan
psikososial dan hubungan interpersonal. Pada
karakteristik kelompok teman sebaya adalah
hakekatnya manusia adalah sebagai makhluk
sebagai berikut: keinginan untuk diakui atau
individu juga sebagai makhluk sosial yang
diterima membuat remaja melakukan hal-hal
dituntut adanya saling berhubungan antara
yang tidak wajar, remaja bisa terpengaruh
sesama dalam kehidupannya. Individu dalam
trend atau gaya yang sedang berkembang, dan
kelompok teman sebaya merasakan adanya
tidak memiliki waktu untuk belajar atau
kesamaan satu dengan yang lainnya seperti
membantu orang tua, serta mencoba-coba hal
dibidang usia, kebutuhan dan tujuan yang
yang dilakukan kelompok teman sebayanya.
dapat memperkuat kelompok itu. Menurut
Berdasarkan
observasi
dan
(2003)
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
sebaya
pada tanggal 7 April 2015. Ditemukan bahwa
merupakan lingkungan sosial pertama dimana
fenomena yang terjadi pada siswa-siswi kelas
remaja belajar untuk hidup bersama orang lain
VII dan VIII di SMP Patra Mandiri 2
yang bukan anggota keluarganya. Pendapat
Palembang adalah sebagai berikut dapat dilihat
lain dikemukakan oleh Vembriarto (1993)
dari perilaku siswa-siswi yang setia dan rela
kelompok teman sebaya berarti individu-
berkorban demi diterima dan diakui oleh
individu
itu
kelompok teman sebayanya (misalnya: siswi
dalam
yang tidak biasa memakai accessoris (seperti
teman
gelang, anting-antingan, dan mainan rambut
sebaya dengan pengaruh yang cukup kuat
dan lain sebagainya) kini memakai accessoris
merupakan hal penting dalam masa-masa
karena takut dikatakan aneh atau beda dengan
remaja.
anggota kelompok teman sebayanya maka
menjelaskan
berbagai
kelompok
anggota
mempunyai
Mappiare
dari
teman
kelompok
sebaya
persamaan-persamaan
aspeknya.
Perkembangan
4
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
siswi ini memakai gelang yang sama dengan
wawancara peneliti dengan beberapa siswa-
anggota kelompoknya). Hal ini sesuai dengan
siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang dimana
karakteristik yang ada diatas yaitu keinginan
mereka masih dalam proses pengenalan satu
untuk diakui atau diterima membuat remaja
sama lain.
melakukan hal-hal yang tidak wajar.
Berdasarkan hasil dari angket awal
Siswa-siswi ini juga suka meniru
untuk mengetahui secara jelas tentang masalah
penampilan atau gaya serta bertingkah laku
kelompok teman sebaya pada siswa-siswi
seperti idolanya (misalnya: pada siswa atau
SMP Patra Mandiri 2 Palembang menunjukan
remaja putra yang meniru potongan gaya
hasil yang mengacu pada fenomena peneliti
rambut sang idola). Hal ini sesuai dengan
seperti siswa ingin ditunjuk sebagai ketua atau
karakteristik yang ada diatas yaitu remaja bisa
pemimpin
terpengaruh trend atau gaya yang sedang
pengertian dan saling percaya serta saling
berkembang. Dan siswa-siswi ini dikelas
membantu, siswa senang mempunyai teman
mengadakan perjanjian nanti setelah pulang
dekat atau sahabat untuk berbagi cerita, siswa
sekolah berkumpul dirumah salah satu siswa-
mengikuti ajakan teman untuk melakukan
siswi dan menghabiskan waktunya untuk
sesuatu
bermain bersama teman sebayanya, sehingga
kelompok siswa lebih suka berbicara daripada
siswa-siswi menjadi malas untuk belajar
diam, siswa dapat meluangkan waktu untuk
mengerjakan PR nya. Serta
siswa-siswi
bermain bersama teman-teman, siswa juga
melakukan hal yang tidak disukai oleh guru
setia dan rela berkorban demi diakui atau
yaitu menyontek pekerjaan teman atau sama
diterima dalam kelompok, siswa ingin di
sekali tidak mengumpul atau mengerjakan
perhatikan, serta siswa dapat berkata jujur
tugasnya atau PR-nya. Hal ini sesuai dengan
dengan teman dekatnya atau sahabatnya, dan
karakteristik yang ada diatas yaitu tidak
siswa lebih suka bermain dengan teman
memiliki waktu untuk belajar.
daripada belajar.
Serta
siswa-siswi
hal
yang
siswa-siswi
baru,
apabila
saling
dalam
lebih suka
Menurut Horrocks (Hurlock, 2010)
mengikuti ajakan teman-temannya, (misalnya:
mengatakan bahwa dalam dunia remaja,
siswa atau remaja putra mengikuti ajakan
kelompok teman sebaya merupakan dunia
temannya dalam hal berpetualang seperti
nyata anak muda, yang menyiapkan panggung
memancing dan berenang di kali. Lain halnya
dimana remaja dapat menguji diri sendiri
dengan siswi atau remaja putri mengikuti
dengan orang lain, kelompok teman sebaya ini
ajakan temannya dalam hal bereksperimen
terdiri dari anggota-anggota tertentu, dari
seperti
teman-temannya yang dapat menerimanya dan
belajar
memasak
ini
kelompok,
sayur
ataupun
membuat kue atau bolu). Hal ini sesuai dengan
disanalah remaja sering berkumpul.
karakteristik yang ada diatas yaitu mencoba-
Berdasarkan uraian fenomena dan
coba hal yang dilakukan kelompok teman
teori pendukung yang telah dijelaskan di atas,
sebayanya.Hal
maka peneliti ingin mengetahui apakah ada
ini
didukung
oleh
hasil 5
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
hubungan antara kelompok teman sebaya
1. Skala Pencarian Identitas Diri
dengan pencarian identitas diri pada siswa-
Skala pencarian identitas diri digunakan
siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang.
untuk
mengetahui
seberapa
besar
kemungkinan subjek untuk terlibat dalam
B. HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan diatas maka hipotesis
pencarian
identitas
diri.
Aspek-aspek
penelitian ini adalah “ada hubungan antara
pencarian identitas diri yang dikemukakan
kelompok teman sebaya dengan pencarian
oleh Gardner (1992) adalah : genetik, adaptif,
identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra
struktural, dinamis, subyektif atau berdasarkan
Mandiri 2 Palembang”.
pengalaman, timbal balik psikososial dan status eksistensial.
C. METODE PENELITIAN Variabel-variabel
yang
digunakan
Tabel 1
dalam penelitian ini terdiri dari variabel
Distribusi Butir Skala Pencarian Identitas
tergantung yaitu pencarian identitas diri dan
Diri Sebelum Uji Coba
variabel bebas yaitu kelompok teman sebaya.
Aitem
Populasi dalam penelitian ini adalah
Aspek
para siswa dan siswi di SMP Patra Mandiri 2 Palembang
yang
berjumlah
110
Genetik
orang. Adaptif
Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah remaja kelas VII dengan usia 12-13
Struktural
tahun dan kelas VIII berusia 14-15 tahun dan
Dinamis
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Subyektif
Berdasarkan cara perhitungan sampel menurut Timbal balik psikososial Status eksistensial Jumlah
Isaac dan Michael (Sugiyono, 2011) dengan taraf kesalahan 5%, maka sampel dalam penelitian ini akan berjumlah 84 orang dari
favourable
Unfavourable
Σ
1, 15, 43, 57 2, 16, 44, 58 3, 17, 45, 59 4, 18, 46, 60 5, 19, 47, 61 6, 20, 48, 62 7, 21, 49, 63 35
8, 22, 36, 50, 64 9, 23, 37, 51, 65 10, 24, 38, 52, 66 11, 25, 39, 53, 67 12, 26, 40, 54, 68 13, 27, 41, 55, 69 14, 28, 42, 56, 70 35
10
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35,
10 10 10 10 10 10 70
total 110 responden, sedangkan sisanya yang berjumlah 26 orang akan dijadikan sampel try
2. Skala kelompok teman sebaya
out.
Skala Pengumpulan data dalam penelitian ini
subjek. Aspek-aspek kelompok teman sebaya
skala yaitu : skala pencarian identitas diri dan teman
sebaya.
sebaya
kelompok teman sebaya yang diimiliki oleh
dalam penelitian ini diperoleh menggunakan 2
kelompok
teman
digunakan untuk mengungkap seberapa besar
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data
skala
kelompok
yang diungkapkan oleh Sarwono (2005) yang
Adapun
terdiri dari : besarnya kelompok, suara bulat,
penjelasan lebih jelas mengenai skala-skala
keterpaduan, status, tanggapan umum, dan
tersebut adalah sebagai berikut:
komitmen umum. Skala ini berjumlah 60 aitem yang terdiri dari 30 aitem favourable
6
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
dan 30 aitem unfavourable. Berikut ini adalah
dengan uji Kolmogorov Smirnof. Kaidah yang
distribusi aitem sebelum diuji coba :
digunakan untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data adalah jika p>0,05 maka sebaran
Tabel 2 Distribusi Butir Skala Kelompok Teman Sebaya Sebelum Uji Coba
dinyatakan normal, sebaliknya jika p<0,05 maka sebaran dinyatakan tidak normal.
Aitem
Uji normalitas dengan menggunakan Aspek Besarnya kelompok Suara bulat Keterpaduan Status Tanggapan umum Komitmen umum Jumlah
Favourable
Unfavourable
Σ
1, 13, 37, 49 2, 14, 38, 50 3, 15, 39, 51 4, 16, 40, 52 5, 17, 41, 53 6, 18, 42, 54 30
7, 19, 31, 43, 55 8, 20, 32, 44, 56 9, 21, 33, 45, 57 10, 22, 34, 46, 58 11, 23, 35, 47, 59 12, 24, 36, 48, 60 30
10
25, 26, 27, 28, 29, 30,
teknik one-sample Kolmogorof-Smirnov Test dari program SPSS 20.0 for Windows, maka
10
dapat
10
kelompok teman sebaya dikatakan normal
10
karena skor K-S-Z= 0,718 ; p= 0,681 dimana p>0,05.
10
teman
60
Mandiri
2
dan pencarian identitas diri memiliki sebaran
sebaya
normal.
dengan
Uji
Palembang.
dilakukan
sebelum
kesimpulan
yang
pencarian
Hasil uji linieritas antara kelompok teman
tidak
sebaya dengan pencarian identitas diri dalam penelitian ini adalah nilai p=0,000 dan
ditarik (Hadi, 2001). normalitas
yaitu
hubungan antara kedua variabel tidak linier.
menyimpang dari kebenaran yang seharusnya
Uji
tergantung
kedua variabel adalah linier, jika p>0,05 maka
dilakukannya
ditarik
variabel
adalah jika p<0,05 berarti hubungan antara
pengetesan nilai korelasi, maksudnya adalah agar
yang
Curve Estimation. Kaidah yang digunakan
linearitas. Uji normalitas dan uji linieritas syarat
uji
identitas diri. Uji linieritas uji Regression
data
dianalisis, yakni meliputi uji normalitas dan uji
merupakan
merupakan
variabel bebas yaitu kelompok teman sebaya dan
sebelum
Linieritas
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
Peneliti
tiga, yaitu tinggi, sedang, rendah. asumsi
pencarian
menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya
mengkategorikan subjek penelitian menjadi
Uji
variabel
variabel
0,318 dimana p>0,05. Hasil uji normalitas ini
pencarian identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra
Selanjutnya
data
karena skor yang ada pada K-S-Z= 0,958 ; p=
Pada penelitian ini tentang hubungan kelompok
bahwa
identitas diri dikatakan berdistribusi normal 10
D. HASIL PENELITIAN
antara
disimpulkan
dilakukan
F=61,601. Dimana nilai p < 0,05 yang berarti
untuk
ada hubungan linier antara kelompok teman
mengetahui kenormalan data sebaran di dalam
sebaya
data penelitian, dimana yang menjadi syarat
dengan
pencarian
identitas
diri.
Selanjutnya analisis data dengan statistik
untuk dilaksanakan bahwa data tersebut
parametrik dilakukan.
normal apabila nilai data lebih dari taraf
Hasil uji hipotesis pada penelitian ini
signifikan yang telah ditentukan yaitu p>0,05
teknik regresi sederhana dilakukan dengan 7
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
variabel
kelompok
dan
seperti bapak/ibunya, merasa bangga saat
pencarian identitas diri, diperoleh hasil nilai
menjadi petugas upacara bendera, senang
korelasi antara variabel kelompok teman
terpilih menjadi anggota osis disekolahan,
sebaya dengan pencarian identitas diri yaitu r
mempunyai rencana untuk hari esok yang
= 0,513 dengan nilai R² (R Square) = 0,264
lebih baik lagi, mempunyai pemikiran yang
dan p = 0,000 dimana p < 0,01. Ini berarti
konsisten dalam bertindak, subjek dapat
bahwa ada hubungan yang sangat signifikan
disiplin pada waktu sehingga subjek dapat
antara
dengan
optimis demi menggapai cita-cita,, ingin
pencarian identitas diri pada siswa SMP Patra
menjadi orang yang dermawan, gembira ketika
Mandiri 2 Palembang. Besarnya sumbangan
mendapatkan penghargaan dari kegiatan yang
efektif yang diberikan oleh variabel kelompok
ditekuninya tersebut.
kelompok
teman
teman
sebaya
sebaya
teman sebaya terhadap pencarian identitas diri
Menurut
Fuhrman
(1990)
dalam
adalah sebesar 0,264 atau 26,4%. Jadi masih
perkembangan identitas diri remaja, kelompok
terdapat 73,6% pengaruh dari faktor-faktor
teman sebaya merupakan kelompok acuan
lain yang berhubungan dengan pencarian
bagi seorang anak untuk mengidentifikasikan
identitas diri namun tidak diteliti oleh peneliti.
dirinya
dan
untuk
mengikuti
standar
kelompok. Sejak seorang remaja menjadi
E. PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan teknik
bagian dari kelompok teman sebaya tersebut,
regresi sederhana yang bertujuan menguji
identitas dirinya mulai terbentuk. Sedangkan
hipotesis tentang adanya hubungan antara
menurut
kelompok teman sebaya dengan pencarian
menyebutkan bahwa tugas terpenting bagi
identitas
analisis
remaja adalah mencapai identitas diri yang
yang
lebih mantap melalui pencarian dan eksplorasi
mendukung hipotesis tersebut. Menunjukkan
terhadap diri dan lingkungan sosialnya seperti
bahwa hipotesis tersebut terbukti melalui nilai
kelompok teman sebayanya.
diri.
pengolahan
Setelah
data
melalui
diperoleh
hasil
Erickson
(Hurlock,
2010)
koefisien korelasi diperoleh r = 0, 513 dengan
Hubungan antara kedua variabel ini
nilai p = 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan
menunjukkan bahwa bentuk kelompok teman
adanya korelasi yang sangat signifikan antara
sebaya dapat digunakan untuk memprediksi
kelompok teman sebaya dengan pencarian
pencarian identitas diri pada siswa-siswi SMP
identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra
Patra Mandiri 2 Palembang. Dengan kata lain
Mandiri 2 Palembang, hal ini juga didukung
hubungan kelompok teman sebaya merupakan
oleh respon yang di keluarkan subjek seperti
salah
subjek
senang
pencarian identitas diri dengan ditunjukkan
saling
dari hasil analisis pada tabel model summary
menghargai satu sama lain, subjek suka
dimana sumbangan efektif kelompok teman
meluangkan waktu bersama teman-temannya,
sebaya dan pencarian identitas diri dapat
subjek yang ingin menjadi orang yang tegas
dilihat dari R Square yaitu sebesar 0,264
yang
mempunyai
mudah teman
bergaul,
yang
dapat
8
satu
faktor
yang
mempengaruhi
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
kelompok
teman
memberikan
pada dirinya sebagai seorang pribadi yang
sumbangan efektif sebesar 26,4% terhadap
unik, memiliki keyakinan yang relatif stabil,
pencarian identitas diri, hal ini terlihat dari
serta memiliki peran penting dalam konteks
subjek
kehidupan bermasyarakat.
yang
sebaya
mempunyai
pikiran
yang
konsisten dalam bertindak dapat mempunyai
Kategorisasi pencarian identitas diri
rencana untuk hari esok yang lebih baik lagi,
menunjukkan dari 84 siswa SMP Patra
subjek yang disiplin pada waktu dapat optimis
Mandiri 2 palembang yang dijadikan subjek
demi menggapai cita-cita, mengikuti perkataan
penelitian, terdapat 54 siswa atau 64,28% yang
pendapat teman , suka berkumpul bersama
memiliki perilaku pencarian identitas diri yang
teman-temannya, senang mempunyai teman
tinggi, dan 30 siswa atau 35,72% yang
yang
mempunyai
memiliki perilaku pencarian identitas diri yang
komitmen yang kuat, lebih suka mengikuti
sedang, serta 0 siswa atau 0% yang memiliki
ajakan teman. Sementara sisanya 73,6%
perilaku pencarian identitas diri yang rendah.
variabel lain yang juga berpengaruh terhadap
Dengan demikian tingkat pencarian identitas
pencarian identitas diri namun tidak diteliti
diri siswa SMP Patra Mandiri 2 Palembang
oleh peneliti. Faktor-faktor lain itu diantaranya
adalah tinggi.
senasib
dengannya,
adalah faktor internal yang terdiri dari rasa
Kategori pencarian identitas diri yang
percaya diri, sikap berdiri sendiri, keadaan
tinggi ditunjukkan dimana siswa berusaha
keluarga, kemampuan remaja itu sendiri dan
mengalami diri sendiri sebagai “AKU” yang
eksperimentasi (coba-coba atau berpetualang)
bersifat
(Panuju & Umami, 1999).
mempunyai suatu kesadaran akan kesatuan
sentral,
mandiri,
unik,
yang
Panuju & Umami (1999) menerangkan
batinnya, sekaligus juga berarti menjadi
pencarian identitas diri adalah identitas yang
“seseorang” yang diterima dan diakui oleh
dapat diartikan sebagai tata hidup tertentu
orang banyak. Siswa pun ingin menentukan
yang
“siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya
sudah
dibentuk
pada
masa-masa
sebelumnya dan menentukan peran sosial yang
pada masa mendatang.
manakah harus dijalankan. Josselson (Desmita, 2012)
juga
mengatakan
proses
sedang ditunjukkan dengan adanya usaha
pencarian identitas diri adalah proses dimana
siswa untuk menentukan siapa dirinya di masa
seorang
mendatang
remaja
bahwa
Kategori pencarian identitas diri yang
mengembangkan
suatu
seperti
siswa
belajar
untuk
identitas personal yang unik, yang berbeda dan
menempatkan diri dan memberikan arti pada
terpisah dari orang lain disebut dengan
dirinya dengan tepat di dalam konteks
individuasi. Sehingga berdasarkan dengan
kehidupannya. Selain itu, siswa juga berupaya
pengertian pencarian identitas diri tersebut,
untuk meneguhkan suatu konsep diri yang
pencarian identitas diri adalah kesadaran pada
bermakna, merangkum semua pengalaman
siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang
berharga di masa lalu, dan realitas kekinian
untuk menempatkan diri dan memberi arti
yang terjadi termasuk juga aktivitas yang 9
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
dilakukan sekarang
serta harapan di masa
terhadap kemampuan mereka sendiri dan
yang akan datang menjadi sebuah kesatuan
keputusan-keputusan yang telah
gambaran
ambil. Keputusan-keputusan selama masa
tentang
“diri”
yang
utuh,
berkesinambungan dan unik.
remaja
Kategori pencarian identitas diri yang
mulai
bagaimana
mereka
membentuk
inti
tentang
individu
menunjukkan
sedang terlihat dimana siswa saat memiliki
keberadaannya sebagai manusia-konsep yang
masalah dalam keluarga dan ketika tidak
disebut para ahli sebagai identitas diri.
berhubungan baik dengan teman pun menjadi
Hal ini sesuai dengan aspek-aspek
pengaruh dalam pencarian identitas diri siswa.
yang diungkapkan oleh Gardner (1992) yaitu
Selain itu siswa menerima apapun nilai yang
struktural dan timbal balik psikososial, dimana
sudah diberikan atas apapun usaha yang telah
siswa telah mempersiapkan kehidupan di masa
siswa lakukan.
depannya dan melibatkan hubungan dengan
Penelitian
lain
yang
membahas
orang
lain,
komunitas
dan
masyarakat.
pencarian identitas diri juga dilakukan oleh
Sehingga sesuai dengan pencarian identitas
Mulyono
proses
diri yang diungkapkan oleh Gardner (1992)
pencarian identitas diri pada remaja mualaf.
siswa ingin merasakan apa yang dinamakan
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa
dengan makna hidup, dan ingin diakui
peran konversi agama dapat mendorong
keberadaannya di dalam masyarakat dengan
pencapaian identitas diri tetapi juga berpotensi
peran
menimbulkan kebingungan identitas. Hal ini
keterampilan
dipengaruhi oleh faktor penerimaan diri,
demikian dapat disimpulkan bahwa pencarian
inisiatif
identitas diri pada siswa SMP Patra Mandiri 2
(2007)
dan
komunikasi,
yang
berjudul
motivasi,
strategi
keterampilan
koping,
kehendak
sosial
Palembang
yang yang
adalah hasil
dimilikinya.
tinggi
serta Dengan
seperti
analisis
data
yang
bertanggung jawab, tingkat ancaman dan
diperoleh
tekanan eksternal, serta dukungan sosial.
menunjukkan dari 84 siswa terdapat 54 siswa
Keberanian menentukan sikap dengan
dari
dijalankan
yang
atau 64,28% memiliki pencarian identitas diri
tegas dan mengambil keputusan secara mantap
yang tinggi.
atas berbagai pilihan-pilihan dalam kehidupan,
Horrocks (Hurlock, 2010) menyatakan
sering kali sulit dilakukan oleh para remaja.
bahwa kelompok teman sebaya merupakan
Menurut Hurlock (2010) menyebutkan bahwa
dunia nyata anak muda, yang menyiapkan
remaja
yang
panggung dimana remaja dapat menguji diri
Remaja
sendiri dengan orang lain. Kelompok teman
sering
ambivalen
menunjukkan
terhadap
sikap
perubahan.
menginginkan kebebasan dan kemandirian
sebaya
dalam pengambilan keputusan, namun sering
tertentu, dari teman-temannya yang dapat
takut bertanggung jawab atas tindakannya.
menerimanya dan disanalah remaja sering
Menurut Acher (Santrock, 2004) hal ini
menimbulkan
sikap
takut,
ini
terdiri
dari
anggota-anggota
berkumpul. Kelompok teman sebaya dapat
ragu-ragu
melakukan sosialisasi dalam suasana dimana 10
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
nilai-nilai yang berlaku adalah nilai-nilai yang
siswa
berasal dari teman seusianya. Thantawy (2002)
mengucapkan selamat ulang tahun di media
dalam
sosial yang mereka miliki.
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
merasa
aneh
jika
teman
tidak
mengartikan teman sebaya sebagai kawan,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sahabat atau orang yang sama-sama bekerja
Ristianti (2008) yang berjudul hubungan
atau berbuat.
antara dukungan sosial teman sebaya dengan
Kelompok
teman
adalah
identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1
kelompok pertemanan pada siswa-siswi SMP
Jakarta. Dari hasil uji hipotesis yang diketahui
Patra Mandiri 2 Palembang yang berumur
koefisien korelasi (r) yang diperoleh sebesar
sama,
0,565 dengan signifikan 0,000 (p < 0,01) maka
mempunyai
sebaya
hubungan
erat
dan
menerapkan prinsip-prinsip hidup bersama
dari
hasil
serta saling memberikan pengaruh kepada
terdapat hubungan antara dukungan sosial
anggota kelompok. Kategorisasi kelompok
teman sebaya dengan identitas diri pada
teman sebaya menunjukkan dari 84 siswa
remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta.
terdapat 40 siswa atau 47,62% yang memiliki
tersebut
menunjukkan
bahwa
Hal ini sesuai dengan aspek menurut
kelompok teman sebaya yang tinggi dan 44
Sarwono
(2005) yaitu aspek besarnya
siswa atau 52,38% siswa yang memiliki
kelompok
yang
kelompok teman sebaya yang sedang, serta 0
kelompok, semakin besar pula pengaruh yang
siswa atau 0% siswa yang memiliki kelompok
akan ditimbulkannya. Dengan demikian dapat
teman
ini
disimpulkan siswa SMP Patra Mandiri 2
menunjukkan bahwa siswa SMP Patra Mandiri
Palembang memiliki kelompok teman sebaya
2 Palembang memiliki kelompok teman
yang sedang seperti yang di peroleh dari hasil
sebaya yang sedang.
analisis data yang menunjukkan dari 84 siswa
sebaya
yang
rendah.
Hal
Kategori kelompok teman sebaya
memiliki
saat
sedang.
banyak
teman
semakin
besar
terdapat 44 siswa atau 52,38% siswa yang
yang tinggi ditunjukkan dengan siswa senang mempunyai
berarti
dalam
kelompok belajar dan beraktivitas bersama
kelompok
Secara
teman
sebaya
yang
jika
dilihat
kategorisasi
dalam
keseluruhan
serta saling pengertian, saling membantu,
berdasarkan
saling percaya dan saling menghargai serta
penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa
saling menerima satu sama lain. Kategori
kelompok teman sebaya pada siswa SMP Patra
kelompok
sedang
Mandiri 2 Palembang adalah sedang dengan
ditunjukkan dengan siswa membagi waktu
tingkat pencarian identitas diri yang tinggi.
atau meluangkan waktunya untuk bermain
Hal ini sedikit berbeda dengan fenomena awal
bersama teman-temannya. Selain itu bagi
yang
siswa
sedangnya kelompok teman sebaya pada siswa
teman
kelompok
sebaya
teman
yang
sebaya
adalah
sekumpulan remaja sebaya yang memiliki
SMP
hubungan erat dan saling tergantung. Selain itu 11
tabel
ditemukan
Patra
oleh
Mandiri
peneliti
2
dimana
Palembang
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
menyebabkan tingginya pencarian identitas
identitas diri pada siswa-siswi SMP Patra
diri siswa.
Mandiri 2 Palembang. Meskipun siswa dalam
Setelah diteliti ternyata dari 54 atau
proses pencarian identitas diri namun mereka
64,28% siswa memiliki pencarian identitas diri
tetap berteman dengan baik dan dapat saling
yang tinggi, sementara ada 44 atau 52,38%
menghargai dan menerima satu sama lainnya
siswa yang memiliki kelompok teman sebaya
dalam aktivitas bersama. Semakin rendah
yang sedang. Hal ini menunjukkan sekalipun
kelompok teman sebaya maka semakin tinggi
siswa memiliki tingkat pencarian identitas diri
pencarian identitas diri pada siswa, sebaliknya
yang tinggi, bukan berarti siswa mempunyai
semakin tinggi kelompok teman sebaya maka
sedikit keterkaitan dengan kelompok teman
semakin rendah pencarian identitas diri pada
sebayanya.
siswa.
Sementara itu dari 44 atau 52,38% siswa yang berada pada tingkat kelompok
F. KESIMPULAN DAN SARAN
teman sebaya sedang, ternyata terdapat 54 atau 64,28%
siswa
pencarian
analisis data dan pembahasan, maka peneliti
identitas diri yang tinggi. Kemudian dari 44
menarik kesimpulan bahwa ada hubungan
atau 52,38% siswa yang memiliki tingkat
yang sangat signifikan antara kelompok teman
kelompok teman sebaya yang tinggi ternyata
sebaya dengan pencarian identitas diri pada
tidak ada yang memiliki tingkat pencarian
siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang.
identitas diri yang rendah. Hal ini berarti
Sumbangan variabel kelompok teman sebaya
meskipun siswa
Mandiri 2
terhadap variabel pencarian identitas diri pada
pencarian
siswa-siswi SMP Patra Mandiri 2 Palembang
Palembang
yang
memiliki
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
SMP Patra
tergolong
memiliki
identitas diri yang tinggi ternyata siswa tetap dapat
berinteraksi
dengan
baik
sebesar 26,4%.
kepada
DAFTAR PUSTAKA
kelompok teman sebayanya dalam belajar dan aktivitas bersama teman sebayanya.
Ahmadi, A. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Ali, M., Asrori, M. (2014). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT. Bumi Aksara Al-Mighwar, M. M.Ag. (2006). Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar _______. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Berdasarkan uraian dan hasil analisis data, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis yang
diajukan
oleh
peneliti
yaitu
ada
hubungan antara kelompok teman sebaya dengan pencarian identitas diri pada siswa SMP Patra Mandiri 2 Palembang dalam penelitian ini diterima. Adapun bunyi dari hipotesis penelitian ini berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara kelompok teman sebaya dengan pencarian 12
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Dariyo,
A (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia Desmita. (2012). Psikologi perkembangan. Bandung : Rosda Fuhrman, B. S. (1990). Adolescence, adolescents 2nd edition. Illinois : Scott, Foresman & Company Gardner, J. E. (1992). Memahami Gejolak Masa Remaja. Jakarta : Mitra Utama Gunarsa, D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. BK Gunung Mulia Hadi, Sutrisno (2010) Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Publisher Haditono, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Haryono, E. Y. (2012). Hubungan antara kelompok teman sebaya dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di kelurahan “X” Palembang. (Skripsi, tidak diterbitkan). Palembang : Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Hurlock, E. (2010). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga Kartono, K. (1979). Psikologi Anak. Bandung : Alumni Mappiare, A. (2003). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional Mardikoesno, S. (2000). Menepis Krisis Identitas. Penyemaian Jati Diri. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Monks, dkk. (2002). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Mulyono, N. K. (2007). Proses Pencarian Identitas Diri Pada Remaja Mualaf. (Skripsi, tidak diterbitkan). Semarang : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Univeristas Diponegoro Semarang Santosa, S. (2009). Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara Santrock, J. W (2003). Adolescence : Perkembangan remaja. Edisi keenam. Jakarta : Erlangga Sartika, R. I. (2012). Hubungan antara kelompok teman sebaya dengan gaya hidup hedonis pada mahasiswa fakultas hukum sore angkatan tahun 2009 dan 2010 Universitas Sriwijaya Palembang. (Skripsi, tidak diterbitkan). Palembang : Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Sarwono, S. W. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Grafindo Persada Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Panuju & Umami. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya Reksoatmodjo, N. T. (2009). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama Rice, P. F. (1996). The adolescent : development, relationship and culture. 8th edition. Massachusetts : Simon & Schuster Ristianti, A. (2008). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja di SMA Pusaka 1 Jakarta. (Skripsi, tidak diterbitkan). Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Wahyurini (2003). Pengaruh teman sebaya. Diakses dalam laman
13
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
http//:www/pengaruh-temansebaya-terhadap.html Yusmayani (2011). Hubungan Antara Identitas Diri Dengan Kualitas Pertemanan Pada Siswa Kelas X dan XI SMA Negeri 12 Palembang. (Skripsi, tidak diterbitkan).
Palembang : Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Yusuf, S (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
14