Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Hubungan Antara Penyesuaian Diri Dengan Kemandirian Pada Mahasiswa Yang Merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang
Benny okta wijaya 11.181.026
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penyesuaian diri dengan kemandirian pada mahasiswa yang merantau Fakutas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 110 mahasiswa, dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 84 mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penyesuaian diri dan skala kemandirian. Teknik analisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana, dengan bantuan program spss versi 20.00. Berdasarkan hasisl analisis data penelitian, diketahui r = 0,520 dan p = 0,000 (p<0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan kemandirian pada mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang. Sumbangan variabel penyesuaian diri terhadap kemandirian sebesar 53,57%.
Kata kunci: Penyesuaian Diri dan Kemandirian
1
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
ABSTRAK This study aims to determine whether there relationship between the adjustment to the independence of the students who go abroad Faculty of Industrial Engineering Universitas Bina Darma Force Palembang 2014/2015. The higher the adjustment, the lower the self-reliance. Conversely the lower the adjustment, the higher independence. Results of the analysis of research data by computer using SPSS 20.0 for Windows, showed general correlation coefficient (R) of 0.520 with a coefficient of determination (R Square) of 0.271. Further found Pearson Product Moment Correlation of 0.520 with p = 0.000 (p <0.05). This suggests that the hypothesis is accepted. Based on the results of additional analyzes adjustment variable regression analysis, the aspect of confidence have the most impact on adjustment, ie 53.57%. That is, through the aspects of self-confidence, the actual level of adjustment has been able diperdiksi.
Keywords: Adjustment, Independence
Steinberg (Chandra, 2004) menyatakan pada proses pendewasaan dalam mencapai kesuksesan, mahasiswa perantau dihadapkan pada berbagai perubahan dan perbedaan diberbagai aspek kehidupan yang membutuhkan kepercayaan diri, mandiri serta banyak penyesuaian. Chandra (2004) menyatakan bahwa kemampuan remaja untuk mengembangkan kemandirian berkaitan dengan pengalaman mereka bersama keluarganya. Hubungan yang baik antara orang tua dan remaja akan mendukung remaja untuk mandiri, sehingga perkembangan kemandirian remaja tidak menghasilkan penolakan atas pengaruh orang tua, justru remaja akan mencari masukan dari orang tua untuk mengambil keputusan.
A. PENDAHULUAN Remaja atau generasi muda berperan sebagai penerus cita-cita bangsa. Remaja dituntut untuk mengembangkan diri secara optimal serta mampu melakukan penguasaan ilmu pengetahuan agar kelak di masa mendatang mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi bangsa dan Negara. Terbentuknya remaja yang berkualitas salah satunya dapat dicapai melalui banyaknya proses belajar yang dijalani, serta kualitas pembelajaran yang pernah diperoleh dan didukung dengan pola asuh orang tua.
2
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Ciri-ciri Kemandirian menurut Steinberg (Chandra, 2004), yang berkaitan dengan kemandirian mahasiswa Fakultas Teknik Industri yang merantau yaitu, tanggung jawab terhadap tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta pertanggung jawaban atas hasil kerjanya, independensi adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung kepada otoritas dan tidak membutuhkan arahan. Independensi juga mencakup ide adanya kemampuan mengurus diri sendiri dan menyelesaikan masalah diri sendiri, otonomi dan kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri. Kemampuan menentukan arah sendiri (self-determination) berarti mampu mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi kepada dirinya sendiri.
perubahan-perubahan dan tuntutantuntutan sehingga diperlukan adanya penyesuaian diri. Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi dilingkungannya. Berdasarkan konsep penyesuaian diri sebagai proses penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dengan mengetahui bagaimana kemampuan individu menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah. Hal ini juga terjadi pada diri mahasiswa perantau, mereka yang sebelumnya hidup dengan orang tuanya sekarang hidup sendiri, mengurus diri sendiri, dan jauh dari orang tuanya untuk merantau. Penyesuaian diri Calhoun dan Acocella (Wijaya, 2007) menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah interaksi individu yang terus menerus dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitar tempat inividu hidup. Penyesuaian diri memiliki kemampuan untuk penguasaan pada dirinya, untuk membuat rencana dan mengorganisasi respon-respon sedemikian rupa. Sehingga bisa mengatasi berbagai macam konflik, kesulitan, dan frustasi secara efisien. Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara adekuat memenuhi syarat.
Steinberg (Chandra, 2004) tentang ciri-ciri dari kemandirian, mahasiswa belum mampu mengendalikan diri sendiri, masih labil dan sangat mudah terhasut oleh teman-temannya apabila di ajak teman kelasnya yang tidak benar, contohnya seperti bolos kuliah. Calhoun dan Acocella (Wijaya,2007) mengatakan bahwa penyesuaian diri atau adaptasi adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar tercipta hubungan yang lebih sesuai antara kondisi diri dengan kondisi lingkungannya. Transisi dalam kehidupan menghadapkan individu pada
Penyesuaian diri yang dialami mahasiswa baru tidaklah mudah. Mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri dengan
3
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
lingkungan baru dengan berbagai macam latar belakang berbeda, baik lingkun`gan sosial maupun lingkungan fisik. Disamping itu mahasiswa dihadapkan dengan lingkungan baru yaitu perguruan tinggi yang tentu saja berbeda karakteristik dengan SMA, dimana pada saat mahasiswa telah memasuki masa krusial.
dialami oleh seseorang yang merantau adalah kemampuannya untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi tuntutan di tempat perantauannya. Runyon dan Haber (Irene, 2013) mengatakan bahwa setiap orang pasti mengalami masalah dalam mencapai tujuan hidupnya dan penyesuaian diri sebagai keadaan atau sebagai proses kemandirian seseorang. Kemandirian menurut Steinberg (2002), kemandirian didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam bertingkah laku, merasakan sesuatu, dan mengambil keputusan berdasarkan kehendaknya sendiri. Mandiri merupakan salah satu ciri utama kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang telah dewasa dan matang.
Menurut Calhoun dan Acocella (Wijaya, 2007) penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dilingkungannya. Dan proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Calhoun dan Acocella (Wijaya, 2007) menambahkan salah satu ciriciri dari penyesuaian diri yaitu memiliki persepsi yang akurat pada realita, mampu beradaptasi dengan tekanan atau stress dan kecemasan, memiliki gambaran diri yang positif tentang dirinya, mampu mengekspresikan perasaan dengan tepat, mampu menjalin relasi interpersonal dengan baik, mengatur ritme hidup, mengelola diri dengan perubahan yang terjadi.
Monks (Widiana, 2001) mengatakan bahwa orang yang mandiri akan memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri, dan kreatif. Selain itu juga mampu bertindak kritis, tidak takut berbuat sesuatu, mempunyai kepuasan dalam melakukan aktifitasnya, percaya diri, dan mampu menerima realitas.Kebutuhan untuk memiliki kemandirian dipercaya sebagai hal yang penting dalam memperkuat motivasi individu.
Menurut (Wisanti, 2004) remaja akhir memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti dan menyesuaikan diri dengan kelompok serta lingkungannya, salah satu bentuk dari kemandirian seseorang, namun salah satu kendala yang
Menurut pernyataan Ryan dan Deci(Yusuf, 2000)tersebut dapat diketahui bahwa individu yang
4
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
mandiri mampu memotivasi dirinya untuk bertahan dengan kesulitan yang dihadapi dan dapat menerima kegagalan dengan pikiran yang rasional. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan melepaskan diri dari ketergantungan emosi pada orang lain terutama orangtua, mampu mengambil keputusan dan berkomitmen pada keputusan yang diambil, serta mampu bertingkah laku sesuai nilai yang diyakini dan berlaku pada lingkungan.
segala sikap dan tindakan yang sekarang atau yang akan datang dilakukan atas kehendak sendiri dan bukan karena orang lain atau tergantung pada orang lain. Aspek-aspek kemandirian Menurut (Steinberg, 2002) kemandirian merupakan bagian dari pencapaian otonomi diri pada remaja. Untuk mencapai kemandirian pada remaja melibatkan tiga aspek yaitu: a. Aspek emotional autonomi, yaitu aspek kemandirian yang berkaitan dengan perubahan hubungan individu, terutama dengan orang tua. Individu mampu melepaskan ketergantungannya dengan orang tua dan dapat memenuhi kebutuhan kasih sayangnya tanpa adanya andil dari orang tua.
Seseorang yang mandiri adalah orang yang percaya diri akan kemampuan dan memiliki prinsip dalam hidupnya sehingga ia akan cukup mampu melakukan aktivitas apapun dalam hidupnya tanpa harus bergantung pada orang lain. Disamping itu juga mampu bertanggung jawab, berarti memiliki tugas untuk menyelesaikan sesuatu dan diminta pertanggung jawaban atas hasil kerjanya. Dan indenpendensi atau suatu kondisi dimana seseorang remaja tidak tergantung pada otoritas dan tidak membutuhkan arahan. Indenpendensi juga mencakup adanya kemampuan mengurus diri sendiri dan menyelesaikan masalah diri sendiri. Selain itu, ciri-ciri kemandirian yaitu mampu menentukan keputusan sendiri, arah sendiri, dan mampu mengendalikan atau mempengaruhi apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri. Kreatif, inisiatif, menghasilkan ide-ide baru, dan
b. Aspek behavioral autonomi, yaitu kemampuan untuk membuat suatu keputusan sendiri dan menjalankan keputusan tersebut. Individu tersebut mampu menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkah laku pribadinya masing-masing. c. Aspek value autonomy, yaitu memiliki seperangkat prinsip-prinsip tentang mana yang benar dan mana yang salah, mengenai mana yang penting dan mana yang tidak penting. Individu dapat melakukan hal-hal sesuai dengan pendiriannya dan sesuai dengan penilaiannya tentang perilaku tersebut.
5
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian menurut Budiman (2007) antara lain :
laku tertentu pengalaman.
dan
belajar
dari
Pola Asuh Orang Tua. Pola pengasuhan keluarga seperti sikap orang tua, kebiasaan keluarga, dan pandangan keluarga akan mempengaruhi pembentukan kemandirian anak. Keluarga yang membiasakan anak-anaknya diberi kesempatan untuk mandiri sejak dini, akan menumbuhkan kemandirian pada anak anaknya dengan cara tidak bersikap terlalu protektif. Pola asuh adalah pendekatan yang dilakukan oleh orangtua untuk mengontrol anaknya. Keluarga mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan perkembangan kemandirian individu.
Jumlah anak dalam keluarga. Adanya perlakuan yang demokratis anak didorong untuk memegang peran yang dipilihnya sendiri dan anak didorong untuk berprestasi. Keluarga yang mempengaruhi kemungkinan paling besar untuk memperlakukan anak secara demokratis adalah keluarga kecil, namun tidak menutup kemungkinan jumlah anak yang banyak dalam keluarga juga menuntut tingkat kemandirian anak tinggi, karena perhatian orang tua lebih fokus pada anaknya yang masih kecil. Tingkat Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi, berbagai kultur pada orangtua yang berasal dari tingkat pendidikan yang rendah dan sosial ekonomi yang rendah pula mengajarkan nilai kemandirian yang lebih tinggi kepada anak-anaknya akibat keterbatasan yang meraka miliki, sedangkan pada orang tua yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi mereka lebih menekankan gengsi dan sikap konformitas pada anak-anak mereka.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah ini adalah, “Apakah ada hubungan antara penyesuaian diri dengan kemandirian pada mahasiswa yang merantau fakultas teknik industri universitas bina darma angkatan 2014/2015 palembang. B. HIPOTESIS PENELITIAN Dari uraian penjelasan diatas, maka penulis ingin mengajukan hipotesis yaitu ada hubungan antara penyesuaian diri dengan kemandirian pada mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang.
Faktor-faktor kemandirian menurut Sarwono (2007) yaitu : Remaja dapat mengambil keputusan tetapi orangtua tetap memberikan batasan logis untuk membiarkan anak melakukan tingkah
6
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
intelektual dan kognitif, perkembangan sosial.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
aspek
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Kemandirian yaitu sikap positif dan mandiri pada Mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang terhadap kemampuan, kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Tingkat kemandirian mahasiswa diukur menggunakan skala kemandirian yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan aspek kemandirian dari Hoof (Yusuf, 2001) yauti: aspek memiliki kemampuan mengambil keputusan, aspek memiliki kekuatan terhadap pengaruh orang lain, aspek kemandirian prinsip-prinsip individual, aspek remaja memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai abstrak, aspek rmaja memiliki keyakinan mantap yang terbentuk pada dirinya sendiri. Penyesuaian diri adalah proses perubahan tingkah laku Mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma Angkatan 2014/2015 Palembang untuk mencari kesesuaian diri antara dirinya dengan lingkungan sosialnya.
Menurut Sugiyono (2005) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel merupakan teknik random sampling (Sugiyono, 2005). Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah teknik Sampling Insidental. Menurut Sugiyono (2005) sampling Insidental adalah pengambilan sampel berdasarkan adanya karakteristik populasi terdiri dari kategori-kategori, kelompok atau golongan yang setara yang diduga secara kuat berpengaruh pada hasil penelitian. Prosedur yang ditempuh dilakukan dengan jalan mengambil individu yang terdapat dalam masing-masing kategori populasi sesuai dengan proporsi atau pertimbangan untuk dijadikan sampel penelitian.
Variabel penyesuaian diri diukur dengan menggunakan skala penyesuaian diri yang dibuat sendiri oleh penulis dengan mengacu pada aspek-aspek penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Danuri dan Tidjan (Dhania, 2009) yaitu: aspek emosional, aspek perkembangan
Skala dibuat berdasarkan pada ciri-ciri tertentu dan disajikan dalam blue print. Blue print skala perilaku Menurut Hadi (2002) populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu atau lebih sifat yang sama. Populasi adalah wilayah
7
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Arikunto (2006) menyatakan penggolongan subjek dibagi menjadi dua kategori yaitu: kategori baik dan kategori buruk. Sampel yaitu bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2014). Azwar (2005) mengatakan populasi adalah kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian.
menganggap semua aitem berharga sama sehingga skor diberikan hanya berdasarkan pilihan jawaban.
Adapun karakteristik populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Unversitas Bina Darma (UBD) Angkatan 2014/2015 Palembang yaitu :Mahasiswa yang masih aktif dan duduk di semester 2 yang nanti akan memasuki semester 3.Memiliki rata-rata usia 17-18 tahun. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan yang merantau.
Skala penyesuaian diri dan skala kemandirian dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013) menjelaskan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (ST), Sangat Tidak Setuju (STS). Skor dalam setiap aitem berkisar dari 4 sampai 1, diberikan untuk aitem yang bersifat favourabel, sedangkan untuk aitem yang unfavourabel bergerak dari 1 sampai 4 (Sugiyono, 2013).Adapun alternative penilaian terhadap aitem favourable dan unfavourable dapat dilihat dari pada tabel berikut ini :
Metode skala ini dipilih berdasarkan pada asumsi bahwa. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Interpretasi subjek terhadap pernyataan-pernyataan yang disajikan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
D. METODE PENELITIAN Metode pengumpulan data dalam kegiatan ini mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Untuk mengetahuinya haruslah dicapai dengan menggunakan cara-cara yang efisien dan akurat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala likert. Azwar (2013) mengemukan bahwa skala merupakan pengumpulan data dengan 8
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
ketiga sekolah tinggi yang berada dalam naungan Yayasan Bina Darma yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan komputer (STMIK) Bina Darma, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Darma dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Bina Darma digabung menjadi Universitas berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan nasional republik Indonesia Nomor: 112/D/0/2002 tanggal 7 juni 2002 tentang penggabungan tiga sekolah tinggi menjadi universitas dan penambahan izin penyelenggaraan program studi baru yang diselenggarakan oleh Yayasan Bina Darma di Palembang. Berhubungan dengan itu, maka Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bina Darma menjadi Fakultas Ilmu Komputer. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Darma berubah menjadi Fakultas Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Bina Darma berubah menjadi Fakultas Bahasa dan Sastra dan ditambah lagi yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu pendidikan(FKIP) dan Fakultas Olah Raga. Universitas Bina Darma beralamatkan di jalan Ahmad Yani no 3 Plaju Palembang. Fasilitas pendidikan yang tersedia untuk menunjang kegiatan belajar yaitu perpustakaan elektronik, laboratorium teknik industri,
E. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi
Kancah
dan
Persiapan 1. Orientasi Kancah Orientasi kancah penelitian yang dilakukan peneliti meliputi sejarah dan visi misi. a. Sejarah Awalnya Universitas Bina Darma Palembang merupakan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bina darma dan Sekolah Tinggi ilmu Ekonomi (STIE) BIna Darma, didirikan tanggal 28 Desember 1993 Dengan akte notaris Alia Ghanie, S. H. Nomor : 95, atas prakarsa Prof. Ir. H. Bochari Rachman, M,Sc dan kawan-kawan. Kemudian tanggal 10 maret 2001 terjadi perubahan akte notaries pendirian Yayasan Bina Darma yaitu akte notaries thamrin nomor: 6. Maksud dan tujuan didirikannya Yayasan ini antara lain untuk turut serta secara aktif membantu pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional dan turut serta membantu pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada perkembangan selanjutnya, atas segala usaha dan prestasi semua unsure yang ada dari
9
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
laboratorium psikologi dan masih banyak lagi fasilitas lainnya antara lain: lapangan basket, English Language Centre (ELC), BDCTC, KHS online, panjat dinding, warbet, e-learning, kiosk(computer yang dapat digunakan untuk melihat informasi, disetiap lantai kampus UBD), dan kafetaria.
kemandirian mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma angkatan 2014/2015 Palembang. Analisis uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil tersebut dapat dilihat darinilai koefisien korelasi r =0,520 dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 atau dengan kata lain p < 0,01 yang memiliki makna bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan kemandirian yaitu : 1. Aspek percaya diri dengan aspek keyakinan yaitu, kemampuan berkomunikasi kurang baik, tidak bisa jauh dari orang tua, penyesuaian diri di lingkungan baru kurang baik, egois memang ada di diri saya, susah untuk mandiri, merantau mengubah diri menjadi nakal, tidak aktif dalam kelas, kurang bergaul dengan teman, jauh dari orang tua merasa tidak semangat, prinsip-prinsip dalam kehidupan saya belum baik, tidak memiliki rasa percaya diri, ikut-ikut teman bolos kuliah, sehingga belum bisa mengontrol diri sendiri secara baik dan belum bisa mengambil suatu keputusan sendiri. 2. Aspek kemampuan berkomunikasi dengan aspek pengaruh yaitu, belum bisa mandiri, jauh dari orang tua menjadi pemalas, tidak bisa mengurus diri sendiri, malu bertanya dengan teman, masih bergantung dengan teman-
F. HASIL PENELITIAN Subjek penelitian yang dikategorikan memiliki kemandirian tinggi jika skor Subjek penelitian yang dikategorikan mempunyai kemandirian yang tinggi jika skor X ≥ (M) atau X ≥ 143,29dan dikategorikan rendah jika Jika X < (M) atau X <143,29. Pengelompokkan ini berdasarkan kategorisasi distribusi normal untuk skala kemandirian Subjek penelitian yang dikategorikan mempunyai penyesuaian diri yang baik jika skorX ≥ 156, dan dikategorikan buruk jika X <156. Pengelompokkan ini berdasarkan kategorisasi distribusi normal untuk skala penyesuaian diri G. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan stastistik yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara penyesuaian diri dengan
10
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
teman, tidak bisa mengendalikan diri sendiri, butuh arahan dari orang lain, sehingga masih sulit untuk mandiri karena masih malu bertanya dan masih bergantung dengan orang lain. 3. Aspek bekerja sama dengan aspek mengambil keputusan yaitu, bekerja sama sangat sulit bagi saya, tidak percaya diri, suka menyendiri, bersosialisasi kurang baik, merantau bukan pilihan saya, kurang berani bicara di depan umum, tidak bisa mengurus diri sendiri, tidak mengerjakan tugas kuliah, jauh dari orang tua merasa sepi, tidak mandiri, tidak mudah ikut-ikutan teman, biasa manja dengan orang tua, masih butuh arahan dari orang tua, tidak yakin bisa mengerjakan tugas kuliah dengan sendiri. Hubungan ini pun di dukung dengan teori Musdalifah (2007) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian salah satunya adalah penyesuaian diri.
penyesuaian diri dengan kemandirian dapat dilihat dari koefisien determinan (R square) yaitu sebesar 0.271 penyesuaian diri memberikan sumbangan efektif sebesar 27,1% terhadap kemandirian, sementara sisanya 72,9% variabel lain yang juga berpengaruh terhadap kemandirian namun tidak diteliti oleh peneliti yaitu pengambilan keputusan, usia pendidikan, konsep diri. Sumbangan penyesuaian diri dengan kemandirian memberikan sumbangan paling sedikit namun tetap memberikan sumbangannya pada kemandirian dapat dilihat dari aspek percaya diri yaitu kemampuan berkomunikasi kurang baik, tidak bisa jauh dari orang tua, penyesuaian diri dilingkungan baru lambat, egois memang ada didiri saya, sangat susah untuk mandiri, merantau mengubah diri menjadi nakal, tidak aktif dalam kelas, tidak mudah untuk bergaul dengan teman baru.
Hubungan antara kedua variabel ini menunjukan bahwa bentuk penyesuaian diri dapat digunakan untuk memprediksi kemandirian pada mahasiswa yang merantau Fakultas Teknik Industri Universitas Bina Darma angkatan 2014/2015 Palembang. Dengan kata lain hubungan penyesuaian diri secara proposional akan diikuti oleh tingginya kemandirian atau penyesuaian diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian dengan ditunjukan dari hasil analisis pada tabel model summary dimana sumbangan efektif 11
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
H. KESIMPULAN SARAN
motivasi belajar. Kemudian agar dapat menambah wawasan pembaca peneliti melakukan perbedaan antara siswa wanita dan laki-laki, atau bisa juga dilakukan pada penelitian dengan subjek siswa SMA atau mahasiswa.
DAN
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri akademik dengan motivasi belajar siswa MTs Aisyiyah Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,M. (2005). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: Rineka Cipta.
SARAN 1.
Bagi siswa
Amar, (2009). Hubungan Antara kecerdasan Emosional Dengan Penyesuaian diri Siswa Baru Di MAN Tempur Sari Ngawi. Jurnal Psikologi Perkembangan bandung,
Disarankan kepada siswa untuk lebih meningkatkan lagi pemahaman terhadap diri sendiri dalam upaya meningkatkan motivasi belajar sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. 2. Bagi pihak sekolah
Anggraini, E.N. (2010). Hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian diri pada mahasiswa yang merantau di kota malang. Jurnal Universitas Brawijaya Malang.
Dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengevaluasi tata cara belajar-mengajar siswa di sekolah agar dapat meningkatkan konsep diri akademik siswa dengan cara memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswa sehingga siswa dapat memahami dirinya sendiri dalam peningkatan motivasi belajarnya. 3.
Azwar. (2013). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Budiman. (2007). Psikologi perkembangan anak remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda. Chandra (2004). Psikologi sosial, Jakarta :Rineka cipta.
Bagi peneliti selanjutnya
Decy dan Ryan.(2002). Psikologi umum, Bandung :Tarsito.
Bagi peneliti yang ingin meneruskan penelitian ini, sebaiknya mencari variabel yang lain yang bisa memberikan pengaruh kepada
Dhania. (2009). Perkembangan Remaja dalam Kemandirian
12
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
(Hambatan Psikologis dependensi terhadap orang tua). Jurnal Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Vol 4.
siswa SMKN Probolinggo.
Kota
Musdalifah. (2007). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik), Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mustafa. (2001). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Keluarga. Bandung:
Firman. (2009). Hubungan antara penyesuaian diri dengan kemandirian :Bineka cipta.
Patriana, P. (2007). Hubungan Antara Kemandirian Dengan Motivasi Bekerja Sebagai Pengajar Les Privat Pada Mahasiswa Di Semarang. Skripsi. Semarang:Universitas Diponegoro.
Gandamana.(2009). Hubunganantara rasa percaya diri dengan penyesuaian social pada remaja dipanti asuhan anak yatim Mabarrot Sunan Giri Malang. Hadi.(2002). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Penerbit andi.
Sarwono. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Hoof. (2001). Psikologi Perkembangan. Bandung. Penerbit Psikologi Atitama.
Santrock, J.W. (2003). Perkembangan Remaja. Edisi ke enam. Penerjemah : Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakrta : Erlangga.
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Irene. (2013). Perbedaan Tingkat Kemandirian dan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantauan Suku Batak Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Psikologi.Vol. 01. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Sofiana. (2010). Pengaruh rasa percaya diri dan penyesuaian diri terhadap kemampuan berinteraksi social mahasiswa Universitas Negeri semarang. Steinberg. (2002). Psikologi umum. Bandung : Tarsito
Kartono. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian. Bandung: Penerbit : CV. Alfa Beta.
Marganingtias. (2009). Hubungan penyesuaian diri dengan kekerasan teman sebaya pada
13
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Syamsiah, S. (2002). Dampingi Mahasiswa Bermasalah, Bandung : CV. Pustaka setia. Widiana. (2001). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Widiastono. (2001). Hubungan Antara Pola Asuh Demokrasi DenganKemandirian Pada Remaja. Jurnal penelitian. Solo: Universitas Setia BudiSurakarta. Wijaya, N. (2007). Hubungan Antara Keyakinan Diri Akademik Dengan Penyesuaian Diri Siswa Tahun Pertama Sekolah Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Wisanti. (2004). Kemandirian Pengambilan Keputusan Pada Remaja Awal Ditinjau dari Persepsi Penerimaan Teman Sebaya. Jurnal psikologi perkembangan Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Yusuf. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda. Zakat, D. (2009). Hubungan antara Penyesuaian diri dengan kepercayaan diri pada mahasiswa. Jurnal psikologi perkembangan Universitas Muhammadityah surakarta.
14