EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI Erny Untari Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi Email :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Manakah metode pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode kuis interaktif atau explicit instruction. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester VII Prodi Matematika STKIP PGRI Ngawi Tahun Akademik 2014-2015. Sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VII Prodi Matematika STKIP PGRI Ngawi Tahun Akademik 2014-2015. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar. Uji prasyarat meliputi uji normalitas menggunakan metode Liliefors dan uji homogenitas variansi menggunakan uji Bartlett. Dengan α = 0,05, diperoleh kesimpulan bahwa sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Uji keseimbangan menggunakan uji-t diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang seimbang. Pengujian hipotesis meggunakan uji-t, diperoleh simpulan bahwa prestasi belajar mahasiswa yang dikenai metode kuis interaktif lebih baik dibandingkan model explicit instruction. Kata-kata kunci: Eexplicit instruction, kuis interaktif, prestasi belajar LATAR BELAKANG Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada perkuliahan dapat diukur dari keberhasilan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan, materi, serta prestasi belajar mahasiswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Selain itu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar adalah ketepatan penggunaan model pembelajaran. Sangatlah penting bagi dosen untuk memahami metodologi pembelajaran
terutama
berkaitan
pemilihan
model-model
pembelajaran.
Penggunaan model untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Untuk mengatasi masalah yang ada seorang dosen bukan hanya memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, namun dosen harus mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Salah satunya dengan memperhatikan model pembelajaran yang digunakan. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga mahasiswa kurang termotivasi untuk belajar. Melalui model pembelajaran kuis interaktif dan Explicit Instruction, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Matematika Hamdani (2011:137) mengatakan bahwa “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan”. Selanjutnya Harahap (dalam Hamdani, 2011:138) memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka secara nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum. Sedangkan Winkel (dalam Hamdani, 2011:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Dalam penelitian ini, prestasi belajar diartikan sebagai hasil proses belajar yang berupa simbolisasi penguasaan mahasiswa dalam mata kuliah analisis vektor. Hamdani
(2011:138)
mengemukakan
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri siswa, meliputi: (a) Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. (b)Faktor jasmaniah atau faktor fisikologis Uzer dan Lilis (dalam Hamdani, 2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah, yaitu pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku. (c) Sikap Sikap yaitu suatu kecederungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh. (d)Minat Minat menurut ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. (e) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (f) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi: (a) Faktor keluarga Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi dari luar. (b)Faktor sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. (c) Lingkungan masyarakat. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebh banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa mencapai prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberikan dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. B. Pengertian Kuis Interaktif Permainan kuis interaktif merupakan bentuk permainan kuis yang cara bermainnya dilakukan secara berputar. Permainan ini merupakan penggabungan dari metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas yang dikemas dalam suatu permainan kuis. Permainan seperti ini memberikan kesempatan kepada pemain dan semua peserta bahkan penonton untuk melakukan upaya kreatif . Permainan ini terdiri dari beberapa komponen yaitu: a. Topik Topik permainan diambil dari pokok bahasan perkalian vektor yang dibagi sejumlah kelompok yang ada. Setiap kelompok membahas materi yang ditentukan dengan cara diundi terlebih dahulu. Setelah mendapatkan topiknya, maka kelompok tersebut menbuat makalah, kartu soal dan kunci jawaban secara bersama-sama denga kelompoknya. b. Peserta Peserta dari permainan ini adalah mahasiswa yang terbagi dalam kelompok, setipa kelompok terdiri dari 5-6 mahasiswa. Kegiatan dari kelompok ini terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan sebelum permainan dan kegiatan selama permainan. Kegiatan sebelum permainan adalah setiap kelompok membuat makalah yang berisi suatu ringkasan materi dari suatu topic yang ditentukan dengan cara undian, membuat kartu-kartu soal sebagai alat permainan dan
membuat kunci jawaban. Kegiatan yang dilakukan selama permaian adalah secara aktif bertanya atau menjawab pertanyaan dalam permainan kuis. c. Alat permainan Ada tiga peralatan yang digunakan dalam permainan ini yaitu: makalah, kartu soal, dan kunci jawaban. d. Waktu Pada awak kegiatan dosen menjelaskan materi, dilanjutkan pembagian kelompok yang tetap dipimpin oleh dosen. Hal ini dimaksudkan agar terjadi pemerataan kelompok dalam hal tingkat kemampuan mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan selama satu kali pertemuan (100 menit). Tugas yang harus dilakukan oleh kelompok adalah membuat makalah, kartu soal dan kunci jawaban. Tugas ini dilakukan oleh kelompok selama 2 kali pertemuan yang dipandu oleh dosen. Setelah alat permainan selesai dibuat, hasil pekerjaan dikumpulkan, dan selanjutnya
digunakan
untuk
permainan
pada
pertemuan-pertemuan
berikutnya. Sebelum permainan dilakukan undian untuk kelompok yang maju. Alokasi waktu dalam permainan: (i)
Persiapan dan informasi dari dosen 10 menit
(ii)
Pembacaan dan penjelasan makalah 10 menit
(iii)
Permainan kuis 40 menit
(iv)
Kesimpulan dan pembacaan skor hasil permainan 20 menit
(v)
Informasi dari dosen 20 menit
e. Pemandu permainan atau penilai diambil dari kelompok yang topiknya dimainkan. Pemandu permainan ini bertugas mengatur jalannya permainan kuis, sedangkan penilai bertugas menilai jawaban yang diwujudkan dalam bentuk skor, skor jawaban betul 1, jawaban salah 0. f. Teknik permainan Sebelum menerapkan suatu metode seorang dosen harus membuat rencana pembelajaran, serta menginformasikan rencana pembelajaran, memberikan penyegaran, menumbuhkan motivasi dan minat belajar. Selain itu dibentuk pula kelompok-kelompok belajar serta memberikan penjelasan tentang tugastugas yang harus dikerjakan.
(Purwadi, 2009 : 16-18)
C. Metode Pembelajaran Aktif Explicit Instruction Menurut Trianto (2009:47-52), model pembelajaran Explicit Instruction atau pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu model pembelajaran langsung ditujukan pula untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memeperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2009:47-52), langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut: a) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu. b) Menyampaikan tujuan Siswa perlu mengetahui secara jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. c) Menyiapkan siswa Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. d) Presentasi dan demokrasi Fase kedua pengajaran langsung adalah melakukan presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci untuk berhasil adalah mempresentasikan informasi sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang lebih. e) Mencapai kejelasan
Hasil-hasil penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kemampuan guru untuk memberikan informasi yang jelas dan spesifik kepada siswa, mempunyai dampak yang positif terhadap proses belajar. f) Mencapai pemahaman dan penguasaan Untuk menjamin bahwa siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memerlukan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika guru menghendaki agar siswasiswanya dapat melakukan sesuatu yang benar, guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan benar. g) Berlatih Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memerhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan, h) Memberi latihan terbimbing Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru. i) Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik Tahap ini kadang-kadang disebut juga dengan tahap resitasi, yaitu guru memberikan pertanyaan lisan atau tertulis kepada siswa dan guru memberikan respons terhadap jawaban siswa. Kegiatan ini merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung, karena tanpa mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa. j) Memberikan kesempatan latihan mandiri Pada tahap ini, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang baru saja diperoleh secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribad yang dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran. Model pembelajaran ini lebih menekankan pada proses bertahap. Letak keaktifran siswa pada Explicit Instruction terletak pada langkah pembelajaran no.3 dan 4.
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di STKIP PGRI Ngawi dan subyek penelitiannya adalah masiswa semester VII Program Studi Pendidikan Matematika kelas A da B Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi yang peneliti gunakan sebagai sumber pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester VII kelas A da B Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Sampel Sampel penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VII kelas A da B Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara acak/random yang semua individu dalam populasi baik secara sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
HASIL PENELITIAN Tabel 1.1 Rangkuman Hasil Uji t Sumber
Rata-rata
SD
A1
79,5
11,1688
A2
73,1667
12,421
thitung
ttabel
Kesimpulan
2,0759
1,96
H 0 ditolak
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa untuk kelas yang dikenai metode kuis interaktif diperoleh rata-rata 79,5 dan standar deviasinya 11,1688, kelas yang dikenaimetode Explicit Instruction diperoleh rata-rata 73,1667 dan standar
deviasinya 12,421. Berdasarkan pada uji t diperoleh thitung 2,0759 dan ttabel 1,96 . Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,0759 > 1,96 maka H 0 ditolak. Hal ini
berarti bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara metode pembelajaran kuis interaktif dan Explicit Instruction. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan efektivitas metodel pembelajaran kuis interaktif dan explicit intruction pada prestasi belajar mahasiswa STKIP PGRI Ngawi Prodi Pendidikan Matematika semester VII Tahun Akademik 2014-2015 pada mata kuliah Analisis Vektor 2. Prestasi belajar mahasiswa yang dikenai metode kuis interktif lebih baik daripada prestasi belajar mahasiswa yang dikenai metode explicit intruction B. Saran a. Hendaknya guru melibatkan peran aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga dosen berperan sebagai motivator, fasilitator, dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. b. Dosen harus kreatif dalam memilih metode atau model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, sehingga sesuai dengan materi yang akan disampaikan
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. . 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Baharuddin dan Nur W, Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz-Media. Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press) Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Purwadi. 2009. Pengaruh Metode Kuis Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Sikap Percaya Diri. Tesis Program Pasca Sarjana UNS Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana