i
ISSN : 2443-3195
Latihan Lari Sprint 80 Meter dalam Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Gaya Walking In The Air; Pengaruh Metode Scaintifik Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Dengan Materi Bangun Datar Sisi Lengkung Siswa Kelas IX-B SMPN 1 Turi;
Murtiati Wiwik
Khudlori
Hadi Suryanto
Yayuk Chayatun Machsunah Maimunah
Peningkatan Kebiasaan Sholat Lima Waktu Melalui Pemberian Metode Belajar Multi Aspek Pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Sukorame;
Upaya Meningkatkan Prestasi dan Keaktifan Belajar Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Melalui Metode Kooperatif Model Learning Together Pada Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI Lamongan;
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Kebijakan Pendidikan Mahasiswa PIPS STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015; Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Metode Kontekstual Melalui Media Benda Konkret Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan;
Ahmad Sidi
Inovasi
Joko Siswoyo
Umiyati Abid Muhtarom
Pembelajaran Dalam Implemntasi Pengembangan Pendidikan Dan Pengetahuan Untuk Memberi Makna Serta Mengubah Prilaku Dan Daya Pikir Peserta Didik;
Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Belajar Bersama Terstruktur Pada Siswa Kelas X SMPN 1 Deket;
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Kontruktivisme Mata Pelajaran Geografi Kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan; Analisis Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Di Kabupaten Lamongan;
ISSN : 2443-3195
Volume 1 Nomor 2 Oktober 2015
Hal. 62 - 132
Diterbitkan oleh:
Sekolah Trainer Indonesia Izin Penyelenggaraan Lembaga dari Dinas Pendidikan Kab. Lamongan No. 421.9/2229/413.101/2012 Sekretariat:JURNAL Jalan Pahlawan No. 78 Lamongan, 0322-321441
[email protected] INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1,Email: Nomor 2, Oktober 2015
ii
ISSN : 2443-3195
Inovasi Pendidikan Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
Terbit dua kali setahun ini, bulan April dan Bulan Oktober, berisi kajian dan hasil penelitian dalam bidang ilmu pendidikan dan Ilmu Sosial. DEWAN REDAKSI Penanggung Jawab Direktur Sekolah Trainer Indonesia Pemimpin Redaksi Hadi Suryanto Penyunting Ahli Mochammad Syaichuddin (Universitas Negeri Surabaya) Solikan (Universitas Kanjuruhan Malang) A. Jauhar Fuad (IAIT Kediri) Hernawaty Damanik (UPBJJ UT Malang) Editor Pelaksana Yayuk Chayatun Mahsunah Desain/Layout M. Arias’udin Alamat Redaksi: Sekolah Trainer Indonesia: Jalan Pahlawan No. 78 Lamongan, Phone 0322-321441 Email:
[email protected]
Penyunting menerima tulisan yang belum pernah diterbitkan oleh media cetak lain. Naskah diketik dengan spasi 1,5 cm pada ukuran A4 dengan panjang tulisan antara 15-25 halaman (lihat pada halaman sampul belakang). Naskah yang masuk dievaluasi oleh dewan peyunting. Penyunting dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format, tanpa mengubah maksud dan isi.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
iii
ISSN : 2443-3195
Inovasi Pendidikan
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
DAFTAR ISI Murtiati Wiwik
Khudlori
Hadi Suryanto
Yayuk Chayatun Machsunah
Maimunah
Ahmad Sidi
Joko Siswoyo
Umiyati
Abid Muhtarom
Latihan Lari Sprint 80 Meter dalam Peningkatan Prestasi Lompat Jauh Gaya Walking In The Air;
62 - 66
Peningkatan Kebiasaan Sholat Lima Waktu Melalui Pemberian Metode Belajar Multi Aspek Pada Siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Sukorame;
78 - 89
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Kebijakan Pendidikan Mahasiswa PIPS STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015;
98 - 104
Pengaruh Metode Scaintifik Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Dengan Materi Bangun Datar Sisi Lengkung Siswa Kelas IX-B SMPN 1 Turi;
Upaya Meningkatkan Prestasi dan Keaktifan Belajar Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Melalui Metode Kooperatif Model Learning Together Pada Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI Lamongan;
67 - 77
90 - 97
Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Metode Kontekstual Melalui Media Benda Konkret Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan;
105 - 109
Inovasi
Pembelajaran Dalam Implemntasi Pengembangan Pendidikan Dan Pengetahuan Untuk Memberi Makna Serta Mengubah Prilaku Dan Daya Pikir Peserta Didik;
110 - 117
Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Belajar Bersama Terstruktur Pada Siswa Kelas X SMPN 1 Deket;
118 - 123
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Kontruktivisme Mata Pelajaran Geografi Kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan;
124 - 127
Analisis Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Di Kabupaten Lamongan;
128 - 132
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
62
ISSN : 2443-3195 LATIHAN LARI SPRINT 80 METER DALAM PENINGKATAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA WALKING IN THE AIR Murtiati SDN Sidogembul Sukodadi Lamongan Email:
[email protected]
Abstarak Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis, (1) kemampuan lari sprint 80 meter, (2) prestasi lompat jauh gaya walking in the air serta, (3) hubungan positif antara lari sprin 80 meter dengan prestasi lompat jauh gaya walking in the air. Penelitian tidakan ini menggunakan metode tes lari sprint 80 meter yang nantinya akan diproyeksikan dalam implementasi lompat jauh, penelitian ini menggunkan uji hipotesisi terhadap variabel penelitian dan dari data temuan akan diolah menggunakan metode statistk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan dalam mencari hubungan antara lari sprint 80 meter dengan prestasi lompat jauh gaya walking in the air dalam menggunakan rumus korelasi diperoleh angka rxy = 0,829. Dalam olah tabel produk momen jumlah sampel 30 dengan signifikansi 5% skornya 0,361 sehingga korelasi produk momen adalah 0,829 r table 0,361 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian hasil penelitian mempunyai hubungan yang sangat besar antara kedua variable tersebut. Kata Kunci: Lari sprint 80 meter, Prestasi, Lompat jauh
PENDAHULUAN Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa depan adalah mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia, kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui penyeleng-garaan pendidikan yang bermutu oleh pendidik profesional (SISDIKNAS, 20: 2003). Olahraga dewasa ini memerlukan penanganan yang lebih serius bagi bangsa Indonesia, karena tuntutan dan perkembangan olahraga di Indonesia yang masih jauh dari harapan jika dibandingkan dengan Negara-negara berkembang di manca Negara. Upaya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga merupakan rangkaian yang saling berkaitan dengan usaha pembinaan fisik, mental olahragawan, pembinaan sistem pembibitan. Melalui penelitan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir guna mencetak atlet-atlet yang berprestasi
dalam olah-raga, oleh karena itu, guru sebagai pendidik profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis (UU, 14: 2005). Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga menentukan maju mundurnya perkembangan prestasi sis-wa, sehingga memberikan tuntutan kepada para pendidik untuk memberikan trobosan yang baku selain keterampilan teknisnya. Meningkatkan pestasi dalam bidang olahraga banyak kemampuan dasar (fundamental skils) yang harus dikuasai, adapun yang dimaksud fundamental skils meliputi kualitas fisik, mental, dan kete-rampilan. Demikian pula pada implementasi lompat jauh gaya walking in the air pada saat melompat dan melayang di udara kaki digerakkan seperti berjalan, dalam praktik tersebut kualifikasi atlet yang dibutuhkan adalah kualitas fisik, mental, dan keterampilan, sehingga menggu-nakan kemampuan lari sprin 80 meter mampu
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
63
ISSN : 2443-3195 meningkatkan prestasi lompat jauh gaya walking in the air. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan tentang (1) kemampuan lari sprint 80 meter, (2) prestasi lompat jauh gaya walking in the air, serta (3) hubungan positif antara lari sprin 80 meter dengan prestasi lompat jauh gaya walking in the air. Dua hal berlangsung dalam proses yang sama dan saling berhubungan antara lari sprint 80 meter yang menunjang tercapainya prestasi lompat jauh gaya walking in the air sebagai manifestasi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Gambar 1 Hubungan antara lari sprin 80 meter dengan lompat jauh gaya walking in the air
X
Y
Keterangan: X = Lari sprin 80 meter Y = Lompat jauh gaya walking in the air
menjawab hipotesis pra tindakan kemudian menyimpulkannya berdasarkan hasil analisis statistik antara perlakuan I dan II.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan tindakan diawali dengan pembelajaran klasikal, ditemani guru (sebagai observer), pada kegiatan ini dapat dijelaskan hasil pengamatan dari perlakuan hingga diperolehnya hasil penelitian. Variabel dalam penelitian ini akan dibuktikan “X” sebagai variabel bebas (independent) adalah “lari sprint 80 meter,” sedangkan “Y” sebagai variabel terikat (dependent). Pengolahan temuan data disajikan dalam bentuk table kemudian peneliti memberikan interpretasi terkait temuan data. Berikut rumusan penyajian data : (1) Menyusun raw skor dari hasil tes sprint 80 meter lompat jauh gaya walking in the air (tabel 1); (2) Menukar raw skor dari kedua variabel tersebut menjadi tabel skor dengan melihat “tabel skor tabel 1” (tabel 2); (3) Tabel 3, distribusi frekuensi dari kedua variabel; (4) Distribusi frekunsi hasil pengukuran lari sprint 80 meter, dan (5) Distribusi frekunsi hasil pengukuran lompat jauh. Hasil tergambar sebagai berikut.
METODE Penelitan Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru sebagai refleksi diri sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2005). Pelaksanaan tindakan yang dilakukan antara lain, melaksanakan tes lompat jauh gaya walking in the air yang bertujuan memperoleh gambaran apa adanya (pra tindakan), kemudian dilakukan pembelajaran lari sprint 80 meter dan tes lompat jauh gaya walking in the air sebagai tindakan I, dan pada tindakan II dilakukan tes sprint 80 meter dan lompat jauh gaya walking in the air sebagai uji pembanding perlakuan I terhadap perlakuan II. Data yang diperoleh akan diolah menggunakan teknik statistik, pada temuan data perlakuan I peneliti akan merefleksikan hambatan yang dialami selama perlakuan dan memproyeksikan temuan data perlakuan I terhadap data asli (pra tindakan), sedangkan pada temuan data II peneliti dapat
Tabel 1 Daftar hasil tes lari sprint 80 meter (X) dan lompat jauh gaya walking in the air (Y) dari 30 sampel. NAMA SUBJEK
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 B4 B5 C1 C2 C3 C4 C5 D1
X
Y
12,6 14,5 14,8 14,4 14 13,8 11,8 14 13,5 14 13,8 14 13 13,6 13,8 13
415 355 340 310 340 300 425 310 325 335 400 340 370 319 360 300
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
64
ISSN : 2443-3195 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D2 D3 D4 D5 E1 E2 E3 E4 E5 F1 F2 F3 F4 F5
11,2 11,5 12 12,6 13,6 12,4 11,1 13,2 12 14,3 14 13,8 12,5 14,3
430 430 428 420 395 415 440 375 425 300 318 318 423 325
Keterangan: X = Hasil tes sprint 80 meter (dalam detik) Y = Hasil tes lompat jauh gaya walking in the air
Tabel 2 Daftar skor kedua variabel X dan Y NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
X
Y 554 303 816 336 362 336 315 362 413 271 362 397 495 413 397 495 397 397 436 362 362 734 659 585 477 659 570 798
694 498 790 337 386 407 339 339 622 451 451 640 546 389 504 337 386 337 407 436 451 751 743 694 553 732 769 751
29 30
554 683
713 732
Keterangan: Untuk mendapatkan nilai dari hasil tes lari sprint 80 meter dan prestasi lompat jauh gaya walking in the air dengan menukar raw skor dari kedua variabel tersebut menjadi tabel skor dengan melihat “tabel skor tabel 1”. Tabel 3 Distribusi frekuensi hasil tes lari sprint 80 meter (X) lompat jauh gaya walking in the air (Y) NO X Y 1 554 694 2 303 498 3 816 790 4 336 337 5 362 386 6 336 407 7 315 339 8 362 339 9 413 622 10 271 451 11 362 451 12 397 640 13 495 546 14 413 389 15 397 504 16 495 337 17 397 386 18 397 337 19 436 407 20 362 436 21 362 451 22 734 751 23 659 743 24 585 694 25 477 553 26 659 732 27 570 769 28 798 751 29 554 713 30 683 732 ∑ 14300 16185
X2 Y2 XY 306916 481636 384476 91809 248004 150894 665856 624100 644640 112896 113569 113232 131044 148996 139732 112896 165649 136752 99225 114921 106785 131044 114921 122718 170569 386884 256886 73441 203401 122221 131044 203401 163262 157609 409600 254080 245025 298116 270270 170569 151321 160657 157609 254016 200088 245025 113569 166815 157609 148996 153242 157609 113569 133789 190096 165649 177452 131044 190096 157832 131044 203401 163262 538756 564001 551234 434281 552049 489637 342225 481636 405990 227529 305809 263781 434281 535824 482388 324900 591361 438330 636804 564001 599298 306916 508369 395002 466489 535824 499956 7482160 9492689 8304701
Perhitungan korelasi dengan menggunakan rumus korelasi prodak momen:
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
65
ISSN : 2443-3195
Tabel 5 Distribusi frekunsi hasil pengukuran lompat jauh KI
Tabel 4 Distribusi frekunsi hasil pengukuran lari sprint 80 meter KI
BN 269,5
F
270 - 347
347,5
5
348 - 425
435,5
11
426 - 503 504 - 581 582 - 659 660 - 737 738 - 816
503,5 581,5 659,5 737,5 816,5
4 3 2 3 2 30
C 3 2 1 0 1 2 3 0
fc
fc2
-15
45
-22
44
-4 0 2 6 6 -27
4 0 2 12 12 125
330 - 395 396 - 460 461 - 527 528 - 593 594 - 659 660 - 725 726 - 792
BN F c fc fc2 329,5 395,5 8 -3 -24 72 460,5 6 -2 -12 24 527,5 2 -1 -2 2 593,5 2 0 0 0 659,5 2 1 2 12 725,5 3 2 6 63 792,5 7 3 21 30 0 -10 175
Keterangan: KI = Kelas interval BN = Benda nyata
= 560,5 + 66 = 560,5 – 66 (-0,333) = 569,5 – 21.992 = 538,51
Keterangan:
Gambar 3 Grafik histogram variabel Y
KI = Kelas interval BN = Benda nyata
= 542,5 + 78 = 542,5 – 70,2 = 472,3 Gambar 2 Grafik histogram variabel X 12 10 8 6 4 2 0
Keterangan: (1) Sumbu mendatar untuk menyatakan kelas interval; (2) Sumbu vertikal untuk menyatakan frekuensi absolute atau relative; (3) Sumbu horizontal adalah batasbatas kelas interval.
Keterangan: (1) Sumbu mendatar untuk menyatakan kelas interval; (2) Sumbu vertikal untuk menyatakan frekuensi absolute atau relative; (3) Sumbu horizontal adalah batasbatas kelas interval.
Perhitungan dalam mencari hubungan antara lari sprint 80 meter dengan prestasi lompat jauh gaya walking in the air, yang menggunakan rumus kolerasi dan diperolehnya angka rxy = 0,829 untuk menafsirkan hasil kolerasi positif dalam penelitian ini, maka tabel produk momen dari sampel 30 siswa diperoleh hasil
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
66
ISSN : 2443-3195 signifikansi 5% dengan nilai 0,361, dan skor hasil olahan korelasi diperoleh 0,829 r tabel 0,361 pada taraf signifikasi 5%.
Sunarjo Basuki.1997. Atletik (Latihan dan Penyelenggara Perlombaan). PT. Pertja Offset: Jakarta.
Dengan demikian hasil penelitan mempunyai hubungan positif antara kedua variabel tersebut, sehingga hipotesa dalam penelitian ini dapat diterima.
Sutrisno Hadi, 1998, Metodologi Research III. Yayasan Penerbit UGM: Yogyakarta.
KESIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilaksanakan antara variabel lari sprin 80 meter dengan lompat jauh gaya walking in the air telah ditemukan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,829, dengan didapatkan korelasi tersebut lari sprint 80 meter singnifikan dengan lompat jauh gaya walking in the air.
Undang-undang RI Nomor 14 tentang Guru dan Dosen. 2005. Citra Umbara, 2010: Bandung. Undang-Undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Citra Umbara, 2010: Bandung. Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta
Adanya korelasi positif dari dua variabel dalam uji hasil yang menggambarkan peningkatan lari akan mendukung peningkatan prestasi lompat jauh. SARAN Agar tercapainya prestasi belajar lompat jauh gaya walking in the air hendaknya pendidik menggunakan sprint 80 meter sebagai latihan yang teratur, dengan demikian kemampuan fisik siswa akan meningkat seiring munculnya keterampilan yang diperoleh dari kebiasaan (latihan) dan timbulah rasa percaya diri siswa. Latihan sprint yang teratur akan membantu kecepatan-kelincahan sehingga tubuh seraya ringan dan dengan kecepatan yang tinggi akan didapatkan hasil lopatan yang sangat jauh. Penelitian ini merupakan hubungan statistik untuk memperoleh hasil yang linier pengembangan lebih lanjut siswa putri sebagai sampel, agar kelak penelitian ini lebih berarti dan dapat dijadikan pedoman peningkatan kualitas pembinaan olahraga. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Deparmen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998. Pedoman Guru Olahraga. Rosda Jaya Putra: Jakarta.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
67
ISSN : 2443-3195
PENGARUH METODE SCAINTIFIK TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DENGAN MATERI BANGUN DATAR SISI LENGKUNG SISWA KELAS IX-BSMPN 1 TURI Wiwik SMPN 1 Turi Email :
[email protected] ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah : (1) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode saintifik pada siswa; (2) Mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa setelah diterapkan metode saintifik pada siswa. Sasaran dalam penelitian pembelajaran ini adalah siswa Kelas IX-B SMP Negeri 1 Turi tahun pelajaran 2015/2016, yang mempunyai 31 siswa, Rencana tindakan Penelitian Tindakan kelas untuk pelajaran Matematika Kelas IX-B SMP Negeri 1 Turi dilaksanakan dalam bentuk siklus. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode saintifik pada siswa; (2) Penggunaan metode saintifik meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswa . Kata Kunci : saintifik, keaktifan, hasil belajar
PENDAHULUAN Di luar lingkungan sekolah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, dan mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis, logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran Matematika. Dalam pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
tugas Matematika dengan mengadopsi langkah-langkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berfikir saints, terkembangkanya “sense of inquiry” dan kemampuan berfikir kreatif siswa (Alfred de Vitodalam kemdikbud: 2013) Dalam pengamatan setiap evaluasi hasil belajar tentang bangun datar sisi lengkung pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 dari 31 siswa yang mencapai daya serap pelajaran 75% ke atas hanya 8 siswa, untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut, peneliti melakukan penelitian pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah melakukan diskusi bersama guru-guru SMP Negeri 1 Turi yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam menerima dan menyerap pelajaran antara lain: (1) Proses pembelajaran yang dilakukan guruguru (termasuk peneliti) cenderung meng-
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
68
ISSN : 2443-3195 gunakan metode konvensional; (2) Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini oleh guru (termasuk peneliti) masih dengan ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif. Melihat permasalah di atas maka peneliti mencari cara pemecahan masalah yaitu dengan mengefektifkan proses pembelajaran yang lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga Siswa diharapkan menjadi lebih aktif dan lebih mudah menyerap pelajaran yang diajarkan. Sehingga dari latar belakang di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Metode Saintifik Pada Siswa Kelas IX-B SMP Negeri 1 Turi ” Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode saintifik pada siswa; (2) Bagaimanakah pengaruh metode saintifik terhadap peningkatan aktifitas belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya metode saintifik pada siswa; (2) Mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa setelah diterapkan metode saintifik pada siswa.
METODE Pengunaan metode Pembelajaran Saintifik sebagai metode yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran, selain itu metode Pembelajaran Saintifik juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Setelah penggunaan metode Pembelajaran Saintifik diharapkan daya serap siswa terhadap pelajaran dapat meningkat, juga dengan metode pembelajaran ini Keaktifan siswa untuk belajar dapat meningkat, semua itu dikarenakan Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan, dan membantu satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja kelompok.
Kerangka Konseptual
Gambar 1
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
69
ISSN : 2443-3195 Tempat penelitian pembelajaran adalah SMP Negeri 1 Turi . Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan september - oktober 2015 . Sasaran dalam penelitian pembelajaran ini adalah siswa Kelas IX-B SMP Negeri 1 Turi tahun pelajaran 2015/2016, yang mempunyai 31 siswa, Rencana tindakan Penelitian Tindakan kelas untuk pelajaran Matematika Kelas IX-B SMP Negeri 1 Turi dilaksanakan dalam bentuk siklus. Siklus penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dalam setiap siklus berisi kegiatan berikut ini. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
HASIL PENELITIAN Pra Siklus Rencana Penelitian Kegiatan belajar mengajar pada siklus I membahas pokok bahasan bangun datar sisi lengkung pada mata pelajaran Matematika dengan Indikator yang harus dicapai adalah: Peserta didik dapat mendiskusikan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui model bangun datar. Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan di SMP Negeri 1 Turi dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Saintifik Kegiatan pembelajaran dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2015. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Saintifik
Tabel 1 Data Penilaian keaktifan siswa prasiklus No
Nama
Tekun
Tidak mudah menyerah
1
2
Jml
Na
1
2
Jml
2
2
4
C
2
2
4
1
1
2
1
A. Cholidin
2
Asmono Ponco Saputro
1
1
2
D
3
Hafis Ade Firmansyah
1
2
3
C
2
2
4
4
Affandi Zuhuda
2
2
4
C
2
2
4
5
Alfi Arifin
2
2
4
C
2
2
4
6
Andi Nurdiansyah
1
1
2
D
1
2
3
7
Andini Firdayani
2
1
3
C
2
1
3
8
Ari Ferdiantoro
2
2
4
C
2
2
4
9
Azizatul Maghfiroh
1
2
3
C
1
2
3
10
Dadang
2
2
4
C
2
2
4
11
Fredi Setiawan
2
2
4
C
2
2
4
12
Gisela Amandatama A.
1
2
3
C
1
2
3
13
Indi Maulana
2
1
3
C
2
1
3
Na C D C C C C C C C C C C C
Rasa ingin tahu 1
2
Jml
2
2
4
1
1
2
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
1
3
2
1
3
2
2
4
1
2
3
2
2
4
2
2
4
1
2
3
2
1
3
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
Na C D C C C C C C C C C C C
70
ISSN : 2443-3195
14
Khoirinatur Rokhmah
2
2
4
C
2
2
4
15
Kofifa Serina Rahman
2
2
4
C
2
2
4
16
M. Daniri
1
1
2
D
2
2
4
17
M. Fatih Rohmatulloh A.
2
1
3
C
2
1
3
18
M. Sonny Setiawan
2
2
4
C
2
2
4
19
Mario Saputro
2
2
4
C
2
2
4
20
Mita Andriani
2
2
4
C
2
2
4
21
Mutiara Darma Yanti
2
2
4
C
2
2
4
22
Nanang Adi Hariyanto
2
2
4
C
2
2
4
23
Niken Dinda Ayu Pratiwi
2
2
4
C
2
2
4
24
Novila Candra Lesmana
2
2
4
C
2
2
4
25
Ramadhani Julian F.
2
2
4
C
2
2
4
26
Riono
2
2
4
C
2
2
4
27
Risma Juni Lestari
2
2
4
C
2
2
4
28
Safitri Wulandari
2
2
4
C
2
2
4
29
Siti Nur Niyah
2
2
4
C
2
2
4
30
Try Novitasari
2
2
4
C
2
2
4
31
Winona Aprilya Nitiar
2
2
4
C
2
2
4
Penilaian sikap dan keaktifan siswa didapat rincian sebagai berikut: Aspek tekun: 3 siswa memiliki kategori kurang tekun; 28 siswa memiliki kategori cukup tekun. Aspek Tidak mudah menyerah: 1 siswa memiliki katergori
C C C C C C C C C C C C C C C C C C
2
2
4
2
2
4
2
1
3
1
1
2
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
2
2
4
kurang; 30 siwa memiliki kategori cukup. Aspek rasa ingin tahu: 2 siswa memiliki kategori kurang, 29 siswa memiliki kategori cukup.
Tabel 2 Data Penilaian hasil belajar siswa prasiklus
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Soal
Nama Siswa A. Cholidin Asmono Ponco Saputro Hafis Ade Firmansyah Affandi Zuhuda Alfi Arifin Andi Nurdiansyah Andini Firdayani Ari Ferdiantoro Azizatul Maghfiroh Dadang Fredi Setiawan Gisela Amandatama A.
1 10 6 9 10 10 10 11 11 10 10 11 10
2 9 7 8 9 10 10 10 10 11 10 12 10
3 9 6 10 10 10 11 11 11 11 9 10 10
4 10 8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 11
5 10 9 10 11 10 11 11 11 11 11 11 10
Jml
Nilai Akhir
38 30 33 34 34 32 35 36 33 36 37 32
67 55 59.5 61 61 58 62.5 64 59.5 64 65.5 58
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
C C C D C C C C C C C C C C C C C C
71
ISSN : 2443-3195 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Indi Maulana Khoirinatur Rokhmah Kofifa Serina Rahman M. Daniri M. Fatih Rohmatulloh A. M. Sonny Setiawan Mario Saputro Mita Andriani Mutiara Darma Yanti Nanang Adi Hariyanto Niken Dinda Ayu Pratiwi Novila Candra Lesmana Ramadhani Julian F. Riono Risma Juni Lestari Safitri Wulandari Siti Nur Niyah Try Novitasari Winona Aprilya Nitiar
10 10 10 8 8 11 10 10 11 12 10 10 10 7 10 10 10 11 10
10 10 11 8 9 10 9 10 12 10 10 10 10 8 9 10 8 10 10
10 10 10 7 9 10 10 10 10 11 10 10 10 7 10 10 9 10 10
Dengan Nilai tertinggi = 72, Nilai terendah = 55, Rata-rata kelas = 63,61 Ketuntasan = belum ada tuntas, Persentase ketuntasan = 0 %
11 10 11 9 9 11 11 10 11 11 11 11 10 9 10 10 8 10 10
10 11 12 8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 8 11 10 9 11 10
33 36 38 32 33 37 38 36 39 40 38 37 36 37 34 37 36 41 40
59.5 64 67 58 59.5 65.5 67 64 68.5 70 67 65.5 64 65.5 61 65.5 64 71.5 70
Siklus I Rencana Penelitian Kegiatan belajar mengajar pada siklus I membahas pokok bahasan bangun datar sisi lengkung pada mata pelajaran Matematika dengan Indikator yang harus dicapai adalah : Peserta didik dapat mendiskusikan dua bangun yang sebangun atau kongruen melalui model bangun datar.
Refleksi Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar sebelum menggunakan metode Pembelajaran Saintifik. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan data hasil penilaian sikap keatifan iketahui bahwa siswa masih minim ketekunan, tidak mudah menyerah dan rasa keingin tahuannya selama proses belajar berlangsung; (2) Hasil belajar siswa pada pra siklus belum tercapai ketuntasan
Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan di SMP Negeri 1 Turi dengan menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Saintifik Kegiatan pembelajaran dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2015. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Saintifik
Tabel 3 Data Penilaian keaktifan siswa siklus I No
Tidak mudah menyerah 1 2 Jml
Tekun
Nama 1
2
1
A. Cholidin
4
4
2
Asmono Ponco Saputro
3
3
Jml 8
A
4
4
6
B
3
3
Rasa ingin tahu 1
2
Jml
8
A
4
4
8
A
6
B
3
3
6
B
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
72
ISSN : 2443-3195
3
Hafis Ade Firmansyah
3
4
7
A
3
4
7
A
3
4
7
A
4
Affandi Zuhuda
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
5
Alfi Arifin
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
6
Andi Nurdiansyah
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
7
Andini Firdayani
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
8
Ari Ferdiantoro
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
9
Azizatul Maghfiroh
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
10
Dadang
3
4
7
A
4
4
8
A
4
4
8
A
11
Fredi Setiawan
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
12
Gisela Amandatama A.
4
3
7
A
4
3
7
A
4
3
7
A
13
Indi Maulana
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
14
Khoirinatur Rokhmah
3
4
7
A
3
4
7
A
3
4
7
A
15
Kofifa Serina Rahman
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
16
M. Daniri
3
3
6
B
3
4
7
A
3
3
6
B
17
M. Fatih Rohmatulloh A.
3
4
7
A
3
4
7
A
4
3
7
A
18
M. Sonny Setiawan
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
19
Mario Saputro
3
4
7
A
3
4
7
A
3
4
7
A
20
Mita Andriani
3
4
7
A
3
4
7
A
3
4
7
A
21
Mutiara Darma Yanti
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
22
Nanang Adi Hariyanto
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
23
Niken Dinda Ayu Pratiwi
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
24
Novila Candra Lesmana
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
25
Ramadhani Julian F.
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
26
Riono
3
3
6
B
3
3
6
B
3
3
6
B
27
Risma Juni Lestari
4
3
7
A
4
3
7
A
4
3
7
A
28
Safitri Wulandari
4
4
8
A
3
4
7
A
4
4
8
A
29
Siti Nur Niyah
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
30
Try Novitasari
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
31
Winona Aprilya Nitiar
4
4
8
A
4
4
8
A
4
4
8
A
Penilaian sikap dan keaktifan siswa didapat rincian sebagai berikut: (1) Aspek tekun: 3 siswa memiliki kategori tekun 28 siswa memiliki kategori sangat tekun (2) Aspek Tidak mudah menyerah: 2 siswa memiliki katergori baik 29 siwa memiliki
kategori sangat baik. (3) Aspek rasa ingin tahu: 3 siswa memiliki kategori baik; 28 siswa memiliki kategori sangat baik. Siklus I ini diketahui hasil belajar siswa pada sikulus I maka diketahui hasilya sebagai berikut.
Tabel.4 Data Penilaian hasil belajar siswa siklus I No 1
Soal
Nama Siswa A. Cholidin
1 10
2 9
3 10
4 10
5 11
Jml
Nilai Akhir
50
85
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
73
ISSN : 2443-3195 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Asmono Ponco Saputro Hafis Ade Firmansyah Affandi Zuhuda Alfi Arifin Andi Nurdiansyah Andini Firdayani Ari Ferdiantoro Azizatul Maghfiroh Dadang Fredi Setiawan Gisela Amandatama A. Indi Maulana Khoirinatur Rokhmah Kofifa Serina Rahman M. Daniri M. Fatih Rohmatulloh A. M. Sonny Setiawan Mario Saputro Mita Andriani Mutiara Darma Yanti Nanang Adi Hariyanto Niken Dinda Ayu Pratiwi Novila Candra Lesmana Ramadhani Julian F. Riono Risma Juni Lestari Safitri Wulandari Siti Nur Niyah Try Novitasari Winona Aprilya Nitiar
6 9 10 10 10 11 11 10 10 11 10 10 10 10 8 8 11 10 10 11 12 10 10 10 7 10 10 10 12 11
7 8 9 10 10 10 10 11 10 12 10 10 10 11 8 9 10 9 10 12 10 10 10 10 8 9 10 10 11 10
Tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dengan perolehan nilai tertinggi = 94, nilai terendah = 64, rata-rata kelas = 85,48, ketuntasan = 28 siswa tuntas, persentase ketuntasan = 90 % Refleksi
6 10 10 10 11 11 11 11 9 10 10 10 10 10 7 9 10 10 10 10 11 10 10 10 7 10 10 11 10 11
8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 11 11 10 11 9 9 11 11 10 11 11 11 11 10 9 10 10 11 11 11
9 10 11 10 11 11 11 11 11 11 10 10 11 12 8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 8 11 10 11 12 11
36 46 50 50 53 54 54 53 50 55 51 51 51 54 40 44 52 50 51 55 55 51 51 51 39 50 50 53 56 54
64 79 85 85 89.5 91 91 89.5 85 92.5 86.5 86.5 86.5 91 70 76 88 85 86.5 92.5 92.5 86.5 86.5 86.5 68.5 85 85 89.5 94 91
Pembelajaran dengan metode saintifik mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, akan tetapi penyempurnaan pembelajaran masih tetap dilakukan setelah dilakukan evaluasi. Siklus II
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar sebelum menggunakan metode Pembelajaran Saintifik Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan data hasil penilaian sikap keatifan diketahui bahwa siswa sangat aktif dalam semua aspek yaitu ketekunan, tidak mudah menyerah dan rasa keingin tahuannya selama proses belajar berlangsung. (2) Hasil belajar siswa pada siklus I telah tercapai ketuntasan sebanyak 90%; (3)
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2015 di SMP Negeri 1 Turi dengan jumlah 31 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
74
ISSN : 2443-3195 Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar dilakukan di SMP Negeri 1 Turi
dengan menggunakan metode Pembelajaran Saintifik Kegiatan pembelajaran dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2015. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Saintifik.
Tabel 5 Data hasil keaktivitas siswa pada siklus II Tekun No
Nama
1
A. Cholidin
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Asmono Ponco Saputro Hafis Ade Firmansyah Affandi Zuhuda Alfi Arifin Andi Nurdiansyah Andini Firdayani Ari Ferdiantoro Azizatul Maghfiroh Dadang Fredi Setiawan Gisela Amandatama A. Indi Maulana Khoirinatur Rokhmah Kofifa Serina Rahman M. Daniri M. Fatih Rohmatulloh A. M. Sonny Setiawan Mario Saputro Mita Andriani Mutiara Darma Yanti Nanang Adi Hariyanto Niken Dinda Ayu Pratiwi Novila Candra Lesmana Ramadhani Julian F. Riono Risma Juni Lestari Safitri Wulandari Siti Nur Niyah Try Novitasari Winona Aprilya Nitiar
1
2
Jml
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8
Na A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Tidak mudah menyerah 2 Jml Na A 4 8 A 4 7 A 4 8 A 4 7 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 3 7 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8 A 4 8
Rasa ingin tahu 1
2
Jml
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
Na A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
75
ISSN : 2443-3195
Penilaian sikap dan keaktifan siswa didapat rincian sebagai berikut (1) Aspek tekun: tidak siswa memiliki kategori tekun; 31 siswa memiliki kategori sangat tekun; (2) Aspek
Tidak mudah menyerah: 31 siwa memiliki kategori sangat baik (3) Aspek rasa ingin tahu, 31 siswa memiliki kategori sangat baik.
Tabel 6 Data hasil evaluasi siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Soal
Nama Siswa A. Cholidin Asmono Ponco Saputro Hafis Ade Firmansyah Affandi Zuhuda Alfi Arifin Andi Nurdiansyah Andini Firdayani Ari Ferdiantoro Azizatul Maghfiroh Dadang Fredi Setiawan Gisela Amandatama A. Indi Maulana Khoirinatur Rokhmah Kofifa Serina Rahman M. Daniri M. Fatih Rohmatulloh A. M. Sonny Setiawan Mario Saputro Mita Andriani Mutiara Darma Yanti Nanang Adi Hariyanto Niken Dinda Ayu Pratiwi Novila Candra Lesmana Ramadhani Julian F. Riono Risma Juni Lestari Safitri Wulandari Siti Nur Niyah Try Novitasari Winona Aprilya Nitiar
1 10 6 9 10 10 10 11 11 10 10 11 10 10 10 10 8 8 11 10 10 11 12 10 10 10 7 10 10 10 12 11
2 9 7 8 9 10 10 10 10 11 10 12 10 10 10 11 8 9 10 9 10 12 10 10 10 10 8 9 10 10 11 10
Tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dengan perolehan nilai tertinggi = 100 nilai terendah = 85 nilai rata-rata kelas = 95,5 ketuntasan = 31; siswa tuntas Persentase ketuntasan = 100%
Refleksi Pada siklus II guru telah menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan
3 10 6 10 10 10 11 11 11 11 9 10 10 10 10 10 7 9 10 10 10 10 11 10 10 10 7 10 10 11 10 11
4 10 8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 11 11 10 11 9 9 11 11 10 11 11 11 11 10 9 10 10 11 11 11
5 11 9 10 11 10 11 11 11 11 11 11 10 10 11 12 8 9 10 10 11 11 11 10 10 11 8 11 10 11 12 11
Jml
Nilai Akhir
57 52 52 50 57 59 59 59 58 58 59 58 58 57 57 58 57 59 56 58 59 59 57 57 57 50 56 57 58 59 60
95.5 88 88 85 95.5 98.5 98.5 98.5 97 97 98.5 97 97 95.5 95.5 97 95.5 98.5 94 97 98.5 98.5 95.5 95.5 95.5 85 94 95.5 97 98.5 100
metode saintifik dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik dimana dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa sangat aktif selama proses belajar berlangsung; (2) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
76
ISSN : 2443-3195 sehingga menjadi lebih baik; (3) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan PEMBAHASAN Pembahasan aktivitas siswa Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pengalami peningkatan dalam tiap siklus. Skor pengelolaan pembelajaran yang mencakup 3 aspek pada siklus I : 18 dan pada siklus II: 24. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan mambuat siswa tertarik dengan pembelajaran. Dari data diperoleh bahwa keaktifan siswa didapat data sebagai berikut : (1) Aspek Tekun diperoleh data pada Prasiklus sebanyak 3 siswa kurang dalam aspek ini serta 28 orang cukup tekun dalam pembelajaran. Siklus I diperoleh jumlah siswa yang memiliki sikap tekun sebanyak 28 memperoleh nilai sangat baik sedangkan serta 3 siswa memperoleh nilai baik. Siklus II diperoleh semua siswa sangat tekun dalam pembelajaran; (2) Aspek Tidak mudah menyerah pada prasiklus didapat data 1 orang siswa memperoleh nilai kurang serta 30 orang memperoleh nilai cukup. Siklus I didapat data 2 orang siswa memiliki nilai sikap tidak mudah meyerah dengan baik dan 29 siswa sangat baik serta pada siklus II semua sebanya 30 sangat baik; (3) Aspek Rasa Ingin tahu pada prasiklus didapat data 2 siswa memperoleh kreteria kurang serta 29 siswa dengan kriteria cukup. Untuk siklus I didapat data 3 siswa memiliki kreteria baik serta 28 siswa memiliki kreteria sangat baik. Pada siklus II diperoleh data semua siswa memiliki kreteria rasa ingin tahu yang sangat baik. Pembahasan hasil dan analisis respon siswa Pada penilaian hasi belajar siswa sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas serta belum diadakan pembelajaran matematika dengan materi bangun datar sisi lengkun didapat data rata-rata nilai kelas adalah 63,61, dengan linai tertinggi 72 serta nilai terendah 55. dari data tersebut dapat diketahuan bahwa belum terdapat nilai siswa yang memenuhi nilai KKM sebesar 7,5.
Siklus I diperoleh data nilai rata-rata kelas sebesar 85,48 dengan nilai tertinggi 94 serta nilai terendah sebesar 64 sehingga ratarata kelas suda memenuhi KKM akan tetapi masih ada siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Data siklus satu prosentase ketuntasan siswa sebanya 90%. Data pada siklus II diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 nilai terendah 85 serta nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 95,5. sehingga tidak ada nilai siswa yang dibawah KKM itu artinya seluruh nilai siswa diatas nilai KKM Tampak dari data di atas, bahwa penggunaan metode Pembelajaran Saintifik dapat meningkatkan keaktifan secara signifikan. sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan metode Pembelajaran Saintifik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode saintifik pada siswa; (2) Penggunaan metode saintifik meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswa . SARAN Dari hasil penelitian yang diperoleh dan uraian agar proses belajar mengajar Matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: (1) Penggunaan metode saintifik dapat dijadikan pilihan dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa; (2) Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya; (3) Perlu meningkatkan kolompok kerja guru
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
77
ISSN : 2443-3195 (KKG) sehingga guru bisa bertukar pikiran dan menemukan metode dan media yang sesuai; (4) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 1 Turi pada tahun pelajaran 2015/2016.
Varelas, M and Ford M. 2009. The scientific method and scientific inquiry: Tensions in teaching and learning. USA: Wiley InterScience
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan Saintifik, Jakarta 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika (melalui Pendekatan Saintifik), Jakarta 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar, Jakarta 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran, Jakarta 2014. Longman. Lorsbach, A. & Tobin K. Constructivism as a Referent for Science Teaching. NARST Research Matters The Science Teacher,1992. Matlin, Margaret W. (2009). Cognitive Psychology Seventh Edition International Student Version. Printed In Asia: John Wiley & Sons, Inc. Rudolph, J.L. 2005. Epistemology for the masses: The origins of the scientific method in American schools. History of Education Quarterly, 45, 341-376.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
78
ISSN : 2443-3195
PENINGKATAN KEBIASAAN SHOLAT LIMA WAKTU MELALUI PEMBERIAN METODE BELAJAR MULTI ASPEK PADA SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 1 SUKORAME Khudlori SMP Negeri 1 Sukorame Email :
[email protected] ABSTRAK Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMP Negeri 1 Sukorame Kabupaten Lamongan, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 15% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anakanak OSIS. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam memacu siswa guna pembiasaan sholat lima waktu. Sholat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh, dalam sholat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar,bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya. Permasalahan kurangnya kesadaran siswa untuk membiasakan sholat lima waktu. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengkaji kebiasaan sholat lima waktu yang sudah jauh dari yang dicontohkan Rasulullah, beberapa kali survey kecil, setiap kelas yang kami survey tidak lebih 15 % yang sudah melaksanakan sholat lima waktu secara rutin lima kali sehari semalam, survey secara kwantitas belum lagi sebagai kwalitas tentu lebih banyak lagi. Metode yang saya gunakan adalah pemberian motivasi melalui memperdalam kajian sholat, melalui kajian nikmat umumnya, melalui kajian diri pribadi siswa, melalui video penciptaan Alam semesta. Sehingga semua potensi rohani dan jasmaninya bisa berfungsi dengan lebih baik. Sehingga terdorong untuk mensyukuri nikmatNya salah satunya adalah melakukan shalat lima waktu. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 3 siklus dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Disetiap akhir siklus diberikan quis dan diperoleh hasil sebagai berikut: untuk ratarata ketercapaian siklus1= 77%; siklus2 = 84%; siklus 3 = 89%. Untuk ratarata ketuntasan secara klasikal siklus 1 = 70,60%; siklus 2 = 82,40% ; dan siklus 3 = 91,20%. Metode Multi Aspek ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi dengan hasil sebagai berikut: siklus 1 = 89% ; siklus 2 = 89% ; siklus 3 = 90%. Kata kunci : Kebiasaan Sholat, Metode multi aspek PENDAHULUAN Mulai Indonesia merdeka, telah dicanangkan oleh para peminpin bangsa kita, untuk merumuskan tujuan negara muda yang dibangun itu, yaitu membentuk masyarakat yang adil dan makmur. Setelah melalui beberapa dasawarsa lahirlah pembarauan demi pembaharuan yang menitikberatkan pembangunan. Pembangunan itu
memerlukan tenaga penggerak sebagai motor yang menggerakkan semua aspek dari pembangunan tersebut. Tenaga pengerak tersebut ialah manusia yang mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan berjalan lancar. Tenaga ahli itu dihasilkan oleh pendidikan, karena itu pendidikan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan negara, yaitu
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
79
ISSN : 2443-3195 masyarakat adil dan makmur.Pemikiran tentang pentingnya pendidikan sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka, Pada awal kemerdekaan lahirlah undang no 4 tahun 1950 jo Undang-undang nomor 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada tahun 1989 lahir Undang-undang nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasonal, terakhir, Permen no 22 tentang standar isi, Permen no 23 tentang standar kompetensi lulusan. Sholat adalah merupakan pangkal tolak pembinaan kepribadian seseorang muslim, yang dijadikan oleh Rasulullah sebagai tiang Agama Islam, satu-satunya ibadah yang diwajibkan secara berulang setiap hari, seumur hidup. Apabila pembinaan sholat itu terabaikan akan meruntuhkan sendi-sendi Islam itu sendiri sekali gus meluluhlantahkan pembinaan umatnya. Oleh sebab itu peningkatan pembiasaan sholat itu merupakan hal yang urgen untuk diterapkan kepada siswa. Bagaimana memotivasi siswa untuk mem-biasakan sholat lima waktu?, Bagaimana mengelola waktu yang singkat untuk tatap muka tapi efektif dan efesien dalam membina mereka. Penulis berasumsi bahwa pembiasaan sholat lima waktu masih minim dilaksanakan oleh remaja, termasuk siswa-siswi SMP Negeri 1 Sukorame, setelah kami tanyakan dikelas, hampir setiap kelas hanya rata-rata 5% yang terbiasa sholat lima waktu, itupun umumnya anak-anak Pengurus OSIS. Kami berasumsi bahwa kebiasaan sholat lima waktu dapat ditingkatkan. Asumsi tersebut jelas memerlukan metode yang jitu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang akurat dalam
memacu siswa guna peningkatan pembiasaan sholat lima waktu.
METODE Penelitian ini dilaksananakan di SMPN 1 Sukorame Lamongan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dari bulan Agustus sampai Oktober 2011, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII E yang berjumlah 34 siswa. Sebelum dilakukan penelitian maka diadakan survey awal.Survey awal yang dimaksud ialah menanyakan secara lisan tentang kebiasaan sholat siswa kelas VII, kelas VIII dan kelas IX. Saya mendapat data hanya + 15 % dari kelas itu yang sholat sudah rutin lima kali sehari dan semalam. Oleh sebab itu saya terdorong untuk mengetahui apakah yang menyebabkan hal itu terjadi bagaimana jalan keluarnya. Sumber data yang meliputi: Kegiatan siswa, guru, dokumen dan proses belajar mengajar Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : (1) Data Kualitatif yang meliputi: (a) Rencana pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus (RPP terlampir) (b) Hasil observasi guru pada masing-masing siklus, dengan menggunakan pedoman observasi
HASIL Siklus 1 Hasil diskusi siswa Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling pada masing-masing kelompok untuk memberikan penilaian diskusi, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Diskusi siswa Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8
Total Skor 22 23 22 18 23 24 23 23
Nilai 88 92 88 72 92 96 92 92
Ket
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
80
ISSN : 2443-3195 Hasil observasi guru Tabel 2 Hasil observasi guru siklus 1 NO
Aspek yang diamati
1
Pendahuluan: a. Memotivasi/ Membangkitkan minat siswa b. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti: a. Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok b. Membantu siswa dalam menemukan jawaban pada saat diskusi kelompok c. Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok d. Mendorong siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan jawaban temannya dalam kelompok e. Menghargai berbagai pendapat. f. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan siswa 3. Penutup a. Menegaskan kembali kesimpulan materi b. Memberi tugas pada siswa 4. Pengelolaan waktu 5. Penampilan guru 6. Suasana kelas a. Antusias siswa b. Antusias guru Keterangan: 1. Tidak ada/ kurang baik 2. Cukup 3. Baik 4. Sangat baik
PENILAIAN 2 3
4
1.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Tabel.3 Diskripsi hasil observasi guru siklus 1 Diskripsi empirik performance guru 1. Pendahuluan Perlu usaha lagi dalam membangkitkan minat siswa. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu 2. Kegiatan Siswa Ada satu kelompok yang kesulitan karena semua anggotanya termasuk kelompok bawah 3. Penutup Tidak ada tugas untuk siswa karena waktu diskusi molor
Refleksi dan analisis
Menggunakan kata-kata yang lebih dapat membangkitkan minat siswa Menyampaikan pengetahuan prasyarat yang dapat menunjang lancarnya diskusi
Mengubah kelompok
Lebih disiplin dalam membagi waktu untuk diskusi
komposisi
anggota
dari
Hasil catatan lapangan Tabel 4 Diskripsi hasil catatan lapangan siklus 1 1.
Diskripsi pelaksanaan model Kelompok dibagi oleh
guru
1.
Siswa
Analisis dan refleksi belum terbiasa bekerja
secara
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
81
ISSN : 2443-3195 berdasarkan posisi tempat duduk yang terdekat 2. Pada saat diskusi berlangsung , masih banyak anggota dari kelompok yang belum bisa atau lupa cara memberi nama sudut dengan menggunakan tiga huruf 3. Siswa masih saling tunjuk sesama anggota untuk maju ke depan menyampaikan hasil diskusi.
2.
3.
berkelompok sehingga butuh waktu agak lama untuk mengatur tempak duduk masingmasing kelompok. Seharusnya diawal diskusi, guru menyampaikan atau mengulang kembali materi prasyarat yang harus dikuasai siswa.
Guru lebih memotivasi lagi agar siswa lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi.
untuk memberikan penilaian diskusi, dengan hasil sebagai berikut:
Siklus 2 Hasil diskusi siswa Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling pada masing-masing kelompok
Tabel 5 Hasil Diskusi siswa Siklus 2 No
Kelompok
Total Skor
Nilai
1
1
18
90
2
2
18
90
3
3
18
90
4
4
16
80
5
5
18
90
6
6
19
95
7
7
18
90
8
8
17
85
Ket
Hasil observasi guru Tabel 6 Hasil observasi guru siklus 2 PENILAIAN NO
Aspek yang diamati 1
1.
2
4
Pendahuluan: a. Memotivasi/ Membangkitkan minat siswa b. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
2.
3
√ √ √
Kegiatan inti: a. Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok
√
b. Membantu siswa dalam menemukan jawaban pada saat diskusi kelompok
√
c. Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok
√
d. Mendorong siswa untuk mendiskusikan jawaban
√
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
82
ISSN : 2443-3195 dengan jawaban temannya dalam kelompok
3.
e. Menghargai berbagai pendapat.
√
f. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan
√
g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan siswa
√
Penutup a. Menegaskan kembali kesimpulan materi
√
b. Memberi tugas pada siswa
√
4.
Pengelolaan waktu
√
5.
Penampilan guru
√
6.
Suasana kelas a. Antusias siswa
√
b. Antusias guru
√
Tabel 7 Diskripsi hasil observasi guru siklus 2 Diskripsi empirik performance guru 1. Pendahuluan Perlu diingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu tentang sudut terutama menentukan titik sudut dan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur derajat 2. Kegiatan Inti Tidak semua anggota terlibat dalam menyelesaikan LKS 3. Penutup Waktu masih molor karena ada beberapa kelompok yang seharus mengulang karena salah dalam mengukur besar sudut
Hasil catatan lapangaSelama proses diskudi, guru mengamati kegiatan yang
Refleksi dan analisis Siswa diminta mempelajari kembali materi sudut di kelas 7 (disampaikan pada pertemuan sebelumnya)
Sambil berkeliling guru mengingatkan untuk membagi tugas secara merata Pada pertemuan sebelumnya perlu disampaikan materi yang akan dipelajari di pertemuan berikutnya.
dilakukan siswa, sehingga diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Tabel 8 Diskripsi hasil catatan lapangan siklus 2 Diskripsi pelaksanaan model 1. Pembagian kelompok tetap seperti diskusi di siklus 1 yaitu berdasarkan posisi tempat duduk yang terdekat. 2. Pada saat diskusi beberapa kelompok salah mengukur sudutnya dikarenakan salah dalam menentukan titik sudutnya.
Siklus 3 Hasil diskusi siswa Pada saat siswa berdiskusi, guru berkeliling pada masing-masing kelompok
1.
2.
Analisis dan refleksi Siswa sudahmulai terbiasa bekerja secara berkelompok,sehingga tidak ada masalah pada pengaturan tempat duduk Guru membimbing secara khusus kelompok yang mengalami kesulitan
untuk memberikan penilaian diskusi, dengan hasil sebagai berikut:
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
83
ISSN : 2443-3195 Tabel 9 Hasil Diskusi siswa Siklus 3
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8
Total Skor 19 17 18 16 19 20 18 17
Nilai 95 85 90 80 95 100 90 85
Ket
Hasil observasi guru Tabel 10 Hasil observasi guru siklus 3 NO 1.
2.
3.
4. 5. 6.
Aspek yang diamati
1
Pendahuluan: a. Memotivasi/ Membangkitkan minat siswa b. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu c. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti: a. Membagi siswa kedalam kelompok-kelompok b. Membantu siswa dalam menemukan jawaban pada saat diskusi kelompok c. Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapatnya pada saat diskusi kelompok d. Mendorong siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan jawaban temannya dalam kelompok e. Menghargai berbagai pendapat. f. Mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan siswa Penutup a. Menegaskan kembali kesimpulan materi b. Memberi tugas pada siswa Pengelolaan waktu Penampilan guru Suasana kelas a. Antusias siswa b. Antusias guru
PENILAIAN 2 3
4 √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Tabel 11 Diskripsi hasil observasi guru siklus 3 Diskripsi empirik performance guru 1. Pendahuluan Sudah cukup baik dalam menghubungkan dengan pelajaran yang lalu. 2. Kegiatan Siswa o Diskusi sudah berjalan dengan cukup baik. o Perlu ditingkatkan kembali dalam memberi kesempatan siswa untuk bertanya 3. Penutup Waktu masih melebihi jatah yang semestinya.
Refleksi dan analisis Sudah cukup baik
Memancing siswa dengan kalimatkalimat yang bisa membuat siswa untuk berani bertanya. Perlu lebih disiplin dalam memafaatkan waktu yang ada.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
84
ISSN : 2443-3195 Hasil catatan lapangan Selama proses diskusi, guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa,
sehingga diperoleh catatan lapangan sebagai berikut:
Tabel 12 Diskripsi hasil catatan lapangan siklus 3 1. 2.
Diskripsi pelaksanaan model Kerja kelompok sudah berjalan dengan cukup baik. Ada beberapa kelompok yang kesulitan dalam menyederhakan perbandingan.
1.
2.
Analisis dan refleksi Siswa sudah terbiasa bekerja dengan kelompoknya karenaanggotakelompoknya tetap. Guru berkeliling membantu dan mengingatkan cara menyederhanakan pecahan
PEMBAHASAN Siklus 1 Tabel 13 Hasil analisis Quiz siklus 1 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jum lah
Skor yang dicapai No Soal Skor Maksimal Nama Adif Dwi S Alfiah Yovana Aminah Dwi R Ayu Triska A Bagus Prastyo Dewi Sri Mulyani Ena Kurniasari Enis Dwi Pradita Fenny Ferryka M Fitri Nuraini Gita Riskia Azzana Haryati Ilma Nikhmatul M Indah Dwi P Intan Bairani Ivan Efendi Kiki Amelia F Lia Mustika Jati P M Rudianto M. Aminudin Y Mu'izzatul M Nisfatin Fadilah Novita Setyawati Putra Eko S Relfi Anisa M Reymon Krisdila F Ridwan Heri P Setio Adi Rahmat Sha'id Khanafi Umi Kalsum Widodo Cahyono
%
Ketuntasan
1 2
2 3
3 6
4 6
5 13
Keterca paian
Ya
Tidak
30
1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2
3 5 4 5 3 6 5 3 6 6 6 5 6 5 3 3 5 5 3 5 6 5 6 5 3 3 5 5 5 6 3
4 5 5 5 3 6 4 4 6 6 6 5 6 5 3 3 5 5 3 5 6 5 6 5 3 3 5 5 5 6 3
5 10 9 10 6 13 9 6 13 13 13 10 13 10 8 8 10 10 8 10 10 10 10 10 8 8 10 10 10 13 8
15 24 21 24 15 30 21 16 30 30 30 24 30 24 17 17 24 24 17 24 27 25 27 24 17 17 24 24 24 30 17
50 80 70 80 50 100 70 53 100 100 100 80 100 80 57 57 80 80 57 80 90 83 90 80 57 57 80 80 80 100 57
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v -
v v v v v v v v v
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
85
ISSN : 2443-3195 32 33 34
Zulianan Faizah Dika Chelvian Wartono Skor Yang Dicapai Skor Maksimal Prosentase
2 1 1 55 68 81%
3 2 2 78 102 76%
6 3 5 158 204 77%
6 3 4 159 204 78%
13 9 9 332 442 75%
30 18 21 782 1020 77%
100 60 70 2607 3400 77%
v v 24 34 70.6%
Siklus 2 Tabel 14 Hasil analisis Quiz siklus 2 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Skor yang dicapai No Soal Skor Maksimal Nama Adif Dwi S Alfiah Yovana Aminah Dwi R Ayu Triska A Bagus Prastyo Dewi Sri Mulyani Ena Kurniasari Enis Dwi Pradita Fenny Ferryka M Fitri Nuraini Gita Riskia A. Haryati Ilma Nikhmatul M Indah Dwi P Intan Bairani Ivan Efendi Kiki Amelia F Lia Mustika Jati P M Rudianto M. Aminudin Y Mu'izzatul M Nisfatin Fadilah Novita Setyawati Putra Eko S Relfi Anisa M Reymon Krisdila F Ridwan Heri P Setio Adi Rahmat Sha'id Khanafi Umi Kalsum Widodo Cahyono Zulianan Faizah Dika Chelvian Wartono Skor Yang Dicapai Skor Maksimal Prosentase
Jum lah
1 14
2 10
3 14
38
% Keter capa ian
9 12 10 12 9 14 12 9 14 14 14 13 14 12 9 9 13 12 9 13 14 12 14 12 9 9 13 12 13 14 9 14 9 13 400 476 84%
8 8 8 8 6 10 8 8 10 10 10 8 10 8 8 6 8 8 6 6 6 8 10 8 8 8 8 8 8 10 6 10 8 9 277 340 81%
10 12 10 12 10 14 12 10 14 14 14 13 14 12 10 10 13 12 9 13 14 12 14 12 10 9 13 12 13 14 9 14 9 13 406 476 85%
27 32 28 32 25 38 32 27 38 38 38 34 38 32 27 25 34 32 24 32 34 32 38 32 27 26 34 32 34 38 24 38 26 35 1083 1292 84%
71 84 74 84 66 100 84 71 100 100 100 89 100 84 71 66 89 84 63 84 89 84 100 84 71 68 89 84 89 100 63 100 68 92 2850 3400 84%
Ketun tasan Ya
Tidak
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 28 34 82.4%
v v v v v v 6 34 17.6%
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
v 10 34 29.4%
86
ISSN : 2443-3195 Siklus 3 Tabel 15 Hasil analisis Quiz siklus 3 Skor yang dicapai No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jum lah
No Soal
1
2
3
Skor Maksimal Nama Adif Dwi S Alfiah Yovana Aminah Dwi R Ayu Triska A Bagus Prastyo Dewi Sri Mulyani Ena Kurniasari Enis Dwi Pradita Fenny Ferryka M Fitri Nuraini Gita Riskia Azzana Haryati Ilma Nikhmatul M Indah Dwi P Intan Bairani Ivan Efendi Kiki Amelia F Lia Mustika Jati P M Rudianto M. Aminudin Y Mu'izzatul M Nisfatin Fadilah Novita Setyawati Putra Eko Satriya Relfi Anisa M Reymon Krisdila F Ridwan Heri P Setio Adi Rahmat Sha'id Khanafi Umi Kalsum Widodo Cahyono Zulianan Faizah Dika Chelvian Wartono Skor Yang Dicapai
5
5
20
30
3 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 3 5 149
3 5 5 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 3 3 146
15 20 18 20 15 20 16 18 20 20 20 20 20 20 15 15 20 20 15 20 20 20 20 18 15 14 18 20 20 20 14 20 14 14 614
Skor Maksimal
170
170
88%
86%
Prosentase
%
Ketuntasan
Keterca paian
Ya
Tidak
21 30 27 30 21 30 24 24 30 30 30 30 30 30 21 21 30 30 21 30 30 30 30 28 21 20 28 30 30 30 20 30 20 22 909
70 100 90 100 70 100 80 80 100 100 100 100 100 100 70 70 100 100 70 100 100 100 100 93 70 67 93 100 100 100 67 100 67 73 3030
v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v 31
v v v 3
680
1020
90%
89%
3400 89%
34 91.2%
34 8.8%
Hasil Quisioner/ angket siswa Quisioner dilakukan di akhir siklus, diikuti oleh 29 siswa dengan hasil sebagai berikut: Tabel 16 Hasil angket siswa
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
87
ISSN : 2443-3195 Skor yang diperoleh Pernyataan no 1 2 3 4 5 6 7
3 Jml siswa 30 29 31 28 32 31 30
2 Skor total 90 87 93 84 96 93 90
Jml siswa 4 5 3 6 2 3 4
1 Skor total 8 10 6 12 4 6 8
Jml siswa 0 0 0 0 0 0 0
Skor total 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah Skor total 98 97 99 96 100 99 98
Tabel 17 Prosentase hasil kuisoner siswa No
Pernyataan
1 2
Apakah Anda suka pelajaran PAI? Apakah anda suka bila guru menuliskan tujuan pembelajaran? Apakah Anda menyukai bekerja dengan kelompok? Apakah anda berperan dalam diskusi kelompok? Apakah Anda menyukai jika guru membimbing kerja kelompok? Apakah Anda memahami materi yang diajarkan dengan metode multi aspek? Apakah Anda senang dengan metode multi aspek?
3 4 5 6 7
Dari hasil perhitungan prosentase pada masing-masing perntaan kuisioner di atas nampak bahwa siswa pada dasarnya menanggapi dengan baik pembelajaran dengan cara berkelompok, hanya untuk
Prosentase tanggapan siswa 89.09 86.61 91.67 84.21 94.34 91.67 89.09
Kreteria Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat Sangat Kuat Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat
metode kelompok investivigasi karena siswa baru melakukan pertama kalinya sehingga ada beberapa siswa yang kesulitan dalam menangkap materi.
Prosentase Ketercapaian 90 85 Series 3 80
Series 2 Series 1
75 70 Siklus 1 Sklus 2 Siklus 3
Gambar 1 Diagram batang rata-rata ketercapaian siklus 1 – 3
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
88
ISSN : 2443-3195 Prosentase Ketuntasan 100 80 Series 3
60
Series 2
40
Series 1
20 0 Siklus 1 Sklus 2 Siklus 3
Gambar.2 Diagram batang prosentase ketuntasan siklus 1 - 3 Hasil Diskusi 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Series 1 Series 2 Series 3
Gambar 4.3 Diagram batang nilai hasil diskusi kelompok siklus 1 - 3
SIMPULAN Penelitian ini dilakukan untuk mendiskripsikan apakah metode Multi aspek dapat meningkatkan pemahaman Sholat Fardlu ‘Ain siswa kelas VII E SMPN 1 Sukorame Lamongan tahun pelajaran 2011/2012. pemahaman geometri pada siswa disini ditunjukkan dengan tingkat ketercapai siswa dari hasil quis secara klasikal dari siklus 1 sampai siklus 3. Disamping itu pemahaman geometri pada siswa juga dapat dilihat dari ketuntasan secara klasikal dari hasil quis dari siklus 1
sampai siklus 3. Dengan hasi sebagai berikut: Rata-rata tingkat ketercapaian siklus 1= 77%; siklus2 = 84%; siklus 3 = 89% Rata-rata ketuntasan secara klasikal siklus 1 = 70,60% ; siklus 2 = 82,40% ; dan siklus 3 = 91,20%. Dari hasil di atas nampak bahwa terjadi peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 3 baik untuk tingkat ketercapaian maupun ketuntasan secara klasikal. Model pembelajaran yang dipakai pada penelitian ini adalah pembelajaran
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
89
ISSN : 2443-3195 dengan metode Multi aspek, sehingga proses diskusi juga diamati sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: siklus 1 = 89%; siklus 2 = 89%; siklus 3 = 90%. Sehingga secara rata-rata hasil diskusi siswa dari siklus 1 sampai siklus 3 sudah sangat baik. Dari realita di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kelompok investigasi dapat meningkatkan pemahaman Sholat Fardlu ‘Ain pada siswa kelas VII E SMPN 1 Sukorame lamongan tahun pelajaran 2011/2012. Disamping itu juga meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi yang ditunjukkan dengan perilaku bekerja sama, berinisiatif, perhatian dan bekerja sistematis serta meningkatkan kepercayaan diri, toleran dan tanggung jawab. Selain itu metode Multi aspek juga meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran dan membuat guru menjadi lebih kreatif serta membuat guru menjadi lebih dekat dengan siswa. SARAN Penelitian ini dilakukan meliputi Kompetensi Dasar yang terdiri dari 3 indikator, walaupun belum bisa mewakili
pemahaman Sholat Fardlu ‘Ain secara keseluruhan, tapi paling tidak metode Multi aspek ini sudah memberikan hasil yang positif pada kompetensi dasar tersebut dan tentunya di kelas VII E SMPN 1 Sukorame Lamongan tahun pelajaran 2011/2012 secara khusus. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Untuk menunjang lebih lancarnya pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode Multi aspek diperlukan persiapan yang cukup matang terutama dalam pembagian waktu sehingga tidak sampai molor dan guru harus aktif memantau kerja siswa saat bekerja secara berkelompok untuk meminimalkan siswa yang pasif. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI, 2013 Al-Qur’an dan terjemahannya Suryosubroto B. 2012 Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan Ahmad Tafsir , 2011. Metodik Pendidikan Agama Winarno Surakhmat, 2012. Pengantar Interaksi mengantar belajar Ngalim Purwanto, 2014. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran Psikologi
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
90
ISSN : 2443-3195
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI METODE KOOPERATIF MODEL LEARNING TOGETHER PADA MAHASISWA JURUSAN PIPS STKIP PGRI LAMONGAN Hadi Suryanto STKIP PGRI Lamongan Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa setelah diterapkannya metode kooperatif Model learning together pada mahasiswa STKIP PGRI Lamongan. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar mahasiswa setelah diterapkan metode kooperatif Model learning together. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif. Tempat penelitian tindakan adalah STKIP PGRI Lamongan. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2015. Sasaran adalah mahasiswa Jurusan PIPS yang mempunyai mahasiswa 19 mahasiswa. Berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan Hasil belajar mahasiswa dikarenakan penggunaan metode learning together, semua itu terbukti dengan terjadinya peningkatan hasil belajar yang signifikan dari mahasiswa. (2) Penggunaan metode learning together mempunyai pengeruh positif terhadap keaktifan mahasiswa, yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai keaktifan mahasiswa yang signifikan. Kata kunci: Learning Together, Prestasi, Keaktifan Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang berkesinambungan dan tidak mungkin diulang balik kembali karena apa yang terjadi beberapa tahun mendatang tidak dapat kita lepaskan dari apa yang sedang terjadi pada saat ini. Sebaliknya apa yang kita lakukan pada saat sekarang hendaknya mengacu ke masa yang akan datang dengan segala karakteristik dan tuntutan kebutuhannya. Kita berada pada era globalisasi. Pengaruh globalisasi ini semakin terasa setelah didukung dengan kemajuan informasi seperti internet, kom-puter, satelit dan sebagainya. Peningkatan kompetensi mahasiswa calon guru perlu selalu ditingkatkan dalam menghadapi persaingan global, karena guru adalah agen ilmu pengetahuan. Inovasi pendidikan dan peningkatan Sumber Daya Manusia yang dihasilkan dari
upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor pendidik. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran pendidik dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan mahasiswa pendidik dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Inovasi pendidikan dan peningkatan Sumber Daya Manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor pendidik. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran pendidik dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan mahasiswa pendidik dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar mahasiswa. Dari sini mahasiswa akan melakukan komunikasi
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
91
ISSN : 2443-3195 aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan mahasiswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “mahasiswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari pendidik karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2). Dalam pengamatan setiap evaluasi hasil belajar tentang kesebangunan pada semester III tahun pelajaran 2015/2016 dari 19 mahasiswa yang mencapai daya serap pelajaran 75% ke atas hanya 8 mahasiswa, untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap materi pelajaran tersebut, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Setelah melakukan diskusi bersama pendidikpendidik STKIP PGRI Lamongan yang menjadi penyebab kesulitan mahasiswa dalam menerima dan menyerap pelajaran antara lain: (1) Proses pembelajaran yang dilakukan pendidik-pendidik (termasuk peneliti) cenderung menggunakan metode ceramah. (2) Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini oleh pendidik (termasuk peneliti) masih dengan ceramah dan tidak melibatkan mahasiswa secara aktif. (3) Melihat dari masalah di atas maka dicarilah cara pemecahan masalah yaitu dengan mengefektifkan penggunaan media guna meningkatkan interaksi mahasiswa. Mahasiswa diharapkan menjadi lebih aktif dan lebih mudah menyerap pelajaran yang diajarkan. Dari latar belakang di atas maka peneliti dalam penelitian ini mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Mata kuliah perencanaan pembelajaran Melalui Metode Kooperatif Model Learning Together Pada Mahasiswa STKIP PGRI Lamongan”. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar mahasiswa dengan diterapkannya metode kooperatif Model Learning Together pada mahasiswa STKIP PGRI Lamongan; (2) Bagaimanakah pengaruh metode kooperatif Model learning together terhadap motivasi belajar mahasiswa STKIP PGRI Lamongan.
Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar mahasiswa setelah diterapkannya metode kooperatif Model learning together pada mahasiswa STKIP PGRI Lamongan; (2) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar mahasiswa setelah diterapkan metode kooperatif Model learning together pada mahasiswa STKIP PGRI Lamongan. METODE Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk pendidik sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (pendidik). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana pendidik secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) pendidik bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi sosial ekperimental. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai pendidik di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga mahasiswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan Tempat penelitian pembelajaran adalah STKIP PGRI Lamongan. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan September s.d Oktober 2015. Sasaran dalam penelitian pembelajaran ini adalah Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
92
ISSN : 2443-3195 Lamongan tahun pelajaran 2015/2016, yang mempunyai mahasiswa 19 mahasiswa
lajaran. Dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan peneliti adalah melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan materi Merancang desain pembelajaran Mata kuliah perencanaan pembelajaran bagi Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI Lamongan pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 September 2015 dan pada siklus II pada tanggal 04 oktober 2015.
HASIL Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembe-
Tabel 1 Daftar Mahasiswa Jurusan PIPS STKIP PGRI Lamongan Dengan Nilai Awal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jawaban
Nama Mahasiswa Wahyu Rohma Y. Meilani Dwi A. Nur Fadilah Silviana Suvla Ani Trisna Wati Dewi Hartatik Ririn Ismawati Linda Novianti Zuhrotul Habibah Avi Tamaya Fitri Imro’atus S. Desinta Prasetia N Vita Lidyawati Leviana Novita Sari Sri Utami Bayu Teguh P Imam Abindin Setiyowati M.P Nurul Mustafa
Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Siklus I Kegiatan belajar mengajar pada siklus I membahas pokok merancang desain pembelajaran pada mata pelajaran Mata kuliah perencanaan pembelajaran dengan Indikator yang harus dicapai adalah: Peserta didik dapat mendiskusikan merancang desain pembelajaran. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
60 60 50 80 60 50 60 60 50 60 30 80 60 50 60 60 30 50 60
Pelaksanaan proses belajar mengajar dilakukan di STKIP PGRI Lamongan dengan menggunakan model pembelajaran learning together. Kegiatan pembelajaran dilakukan pada tanggal 07 September 2015. Adapun data hasil observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan metode learning together.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
93
ISSN : 2443-3195 Tabel 2 Data hasil pengamatan aktivitas mahasiswa siklus I No
Aspek yang dinilai
1
Mahasiswa terdorong menggunakan kemampuan berfikir kreatif Mahasiswa belajar dalam keadaan antusias dan gembira. Terjadi interaksi mahasiswa dengan mahasiswa Terjadi intetraksi mahasiswa dengan dosen . Mahasiswa mempunyai kesempatan mengemukakan pendapat dan presentasi Mahasiswa berbicara berbagi pengalaman (bekerjasama)
2 3 4 5 6
Penilaian teman sejawat
Kriteria
3
Cukup baik
4
Baik
2 3
Kurang baik Cukup baik
3
Cukup baik
3
Cukup baik
Jumlah
17
Hasil Evaluasi Siklus I
dilakukan evaluasi pembelajara diketahui hasilya sebagai berikut:
Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilas mahasiswa maka
Tabel 3 Data hasil evaluasi siklus I Jawaban No
Nama mahasiswa
Nilai 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Wahyu Rohma Y.
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
90
2
Meilani Dwi A.
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
70
3
Nur Fadilah
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
4
Silviana Suvla
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
60
5
Ani Trisna Wati
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
70
6
Dewi Hartatik
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
80
7
Ririn Ismawati
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
90
8
Linda Novianti
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
50
9
Zuhrotul Habibah
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
10
Avi Tamaya
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
60
11
Fitri Imro’atus S.
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
60
12
Desinta Prasetia N
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
80
13
Vita Lidyawati
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
90
14
Leviana Novita S.
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
70
15
Sri Utami
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
16
Bayu Teguh P
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
60
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
dan
94
ISSN : 2443-3195 17
Imam Abindin
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
60
18
Setiyowati M.P
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
80
19
Nurul Mustafa
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
90
Jumlah
1290
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar mahasiswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.
Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2015 di STKIP PGRI Lamongan dengan jumlah 19 mahasiswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pendidik. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
Tabel 4 Data hasil pengamatan aktivitas mahasiswa siklus II No
Aspek yang dinilai
1
Mahasiswa terdorong menggunakan kemampuan berfikir kreatif Mahasiswa belajar dalam keadaan antusias dan gembira. Terjadi interaksi mahasiswa dengan mahasiswa Terjadi intetraksi mahasiswa dengan pendidik . Mahasiswa mempunyai kesempatan mengemukakan pendapat dan presentasi Mahasiswa berbicara berbagi pengalaman (bekerjasama) Jumlah
2 3 4 5 6
Penilaian teman sejawat
Kriteria
4
baik
4
Baik
4
Kurang baik
4
Kurang baik
4
Cukup baik
4
Baik
24
Hasil Evaluasi siklus II Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilas mahasiswa maka dilakukan evaluasi pembelajara dan diketahui hasilya sebagai berikut : Tabel 5 Data hasil evaluasi siklus II No
Nama mahasiswa
2 1
3 1
4 1
Jawaban 5 6 7 1 1 0
8 1
9 1
10 1
Nilai
1
Wahyu Rohma Y.
1 1
2
Meilani Dwi A.
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
3
Nur Fadilah
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
80
4
Silviana Suvla
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
5
Ani Trisna Wati
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
6
Dewi Hartatik
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
7
Ririn Ismawati
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
90
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
95
ISSN : 2443-3195 8
Linda Novianti
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
9
Zuhrotul Habibah
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
100
10
Avi Tamaya
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
11
Fitri Imro’atus S.
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
12
Desinta Prasetia N
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
90
13
Vita Lidyawati
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
14
Leviana Novita Sari
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
15
Sri Utami
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
100
16
Bayu Teguh P
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
17
Imam Abindin
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
80
18
Setiyowati M.P
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
90
19
Nurul Mustafa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
100
Jumlah
1630
pembelajaran yang mencakup 6 aspek pada siklus I : 18 dan pada siklus II : 24. Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang menarik dan mambuat mahasiswa tertarik dengan pembelajaran.
PEMBAHASAN Pembahasan aktivitas mahasiswa Aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran pengalami peningkatan dalam tiap siklus. Skor pengelolaan
Siklus I
Siklus II
Grafik 1 Data peningkatan aktivitas mahasiswa Pembahasan hasil belajar mahasiswa Tabel 5 Hasil Belajar Nilai
30 50 60 80
Siklus I Frekuensi
Persen
2 3 4 6
10.5 15.8 21.1 31.6
Nilai
80 90 100 Total
Siklus II Frekuensi
Persen
8 3 8 19
42.1 15.8 42.1 100.0
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
96
ISSN : 2443-3195 90 Total
4 19 Nilai min. Nilai Max Nilai rata-rata
21.1 100.0 : 30 : 90 : 67.89
Dari tabel diatas pada perbaikan siklus I masih terdapat nilai yang rendah 60 kebawah sebanyak 9 orang dan yang mendapatkan nilai 80 keatas sebanyak 10 orang. Sedangkan pada siklus II seluruh mahasiswa mendapatkan nilai 80 keatas sehingga terdapat peningkatan hasil belajar. hal itu dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata pada siklus I 67,89 menjadi nilai rata-rata 90. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Terjadi peningkatan Hasil belajar mahasiswa dikarenakan penggunaan metode learning together, semua itu terbukti dengan terjadinya peningkatan hasil belajar yang signifikan dari mahasiswa. (2) Penggunaan metode learning together mempunyai pengeruh positif terhadap keaktifan mahasiswa, yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai keaktifan mahasiswa yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1996. Pendidik Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Nilai min. Nilai Max Nilai rata-rata
: 80 : 100 : 90.00
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka. Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Mata kuliah perencanaan pembelajaran. Malang: IKIP Malang. Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press. Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur,
Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAI, Universitas Terbuka. Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Mata kuliah perencanaan pembelajaran. Malang: Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
97
ISSN : 2443-3195 Wetherington. H.C. and W.H. WaLearning Together. Burton. 1986. Teknik-teknik
Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
98
ISSN : 2443-3195
PENGARUH METODE BRAINSTORMING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN MAHASISWA PIPS STKIP PGRI LAMONGAN TAHUN 2015 Yayuk Chayatun Machsunah STKIP PGRI Lamongan Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian kali ini memiliki tujuan diantaranya adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar mata kuliah Kebijakan Pendidikan dengan menggunakan metode Braistorming pada mahasiswa. (2) Untuk mengetahui bagaimana minat belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kebijakan Pendidikan dengan penerapan metode Brainstorming. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa PKn dan Ekonomi Semester V STKIP PGRI Lamongan semester Gasal tahun 2015 dengan jumlah mahasiswa 32 orang dimulai dari awal bulan September sampai dengan Oktober 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada mata kuliah kebijakan pendidikan dengan metode pembelajaran Brainstroming diperoleh hasil prestasi belajar mahasiswa yang meningkat dari setiap siklusnya. dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata mahasiswa pada sebelum siklus : 53,47; siklus 1 : 61,94; dan siklus 2 : 84,72; Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi hasil belajar. Sedangkan untuk minat belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata minat pada sebelum siklus: 25,83; siklus 1: 37,78; dan siklus 2 : 44,80; Data itu menunjukan peningkatan minat belajar mata kuliah kebijakan pendidikan mahasiswa semester V Prodi PPKn dan Ekonomi mahasiswa STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015/2016 Kata Kunci : Brainstroming, minat dan hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan nasional pada dasarnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Masyarakat ilmiah merupakan kategori masyarakat yang warganegaranya memiliki sifat ingin mengetahui segala fenomena yang ada, dengan melakukan kegiatan pengkajian secara ilmiah berbagai bidang ilmu, agar memperoleh kebenaran yang teruji sesuai dengan metode ilmu pengetahuan.
Dalam metode dan proses belajar mengajar yang digunakan dalam masyatakat ilmiah berbeda dengan proses yang dipakai oleh SLTP dan SLTA yang lebih bersifat arahan (courses). Dosen dan mahasiswa sebagai sivitas akademika dalam pengembangan ilmu pengetahuan lebih bersifat (discourses). Ciri-ciri masyarakat ilmiah Febrian (2000:11) mengatakan bahwa: “kritis, objektif, analitis, kreatif dan konstruktif, bebas dari prasangka, kesejawatan/ kemitraan khususnya di antara sivitas akademika, dialogis, memiliki dan menjunjung tinggi norma dan susila akademik serta tradisi ilmiah, dinamis berorientasi ke masa depan dan sebagainya”. Demikian juga dengan pemelajaran. Satu materi perkuliahan jika diajarkan oleh dosen/pengajar yang berbeda akan dirasakan oleh mahasiswa dengan rasa yang berbeda pula. Terlebih lagi bagi dosen di perguruan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
99
ISSN : 2443-3195 tinggi. Kenapa Perguruan Tinggi? Karena asumsinya bahwa mahasiswa adalah orang dewasa yang sudah mampu berpikir kritis, dan dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik bagi mereka. Di samping itu mahasiswa juga dapat menggunakan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Berdasarkan alasan di atas, seorang dosen dapat menyampaikan materi perkuliahan dengan strategi yang bervariasi, dan tentunya melibatkan mahasiswa secara aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreativitas. Model pembelajaran Brainstorming dipopulerkan oleh Alex Faickney Osborn dalam bukunya Applied Imagination pada tahun 1953. Osborn mengemukakan bahwa kelompok dapat menggandakan hasil kreatifnya dengan Brainstorming. Brainstorming bekerja dengan cara fokus pada masalah, lalu selanjutnya dengan bebas bermunculan sebanyak mungkin solusi dan mengembangkannya sejauh mungkin. Salah satu alasan mengapa model pembelajaran ini efektif adalah para pemberi ide tidak hanya memberikan ide-ide baru, tetapi juga penggabungan dengan ide-ide orang lain dengan mengembangkan dan memperbaiki ide-ide tersebut. Istilah lain dari Brainstorming adalah curah pendapat. Model pembelajaran Brainstorming (curah pendapat) adalah suatu model dalam pembelajaran untuk menghasilkan banyak gagasan dari seluruh siswa dalam kelompok diskusi yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang sembarangan, kurang masuk akal, liar dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikemukakan metode pembelajaran Brainstorming / curah pendapat yang akan diterapkan pada mata kuliah Kebijakan Pendidikan yang penulis ampu di program studi PPKn dan Ekonomi mahasiswa STKIP PGRI Lamongan Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah : (1) Bagaimana peningkatan hasil belajar mata kuliah Kebijakan
Pendidikan dengan menggunakan metode Braistorming pada mahasiswa STKIP PGRI Lamongan. (2) Bagaimana minat belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kebijakan Pendidikan dengan penerapan metode Brainstorming sedangkan tujuan penelitian kali ini sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar mata kuliah Kebijakan Pendidikan dengan menggunakan metode Braistorming pada mahasiswa. (2) Untuk mengetahui bagaimana minat belajar mahasiswa dalam mata kuliah Kebijakan Pendidikan dengan penerapan metode Brainstorming
METODE Penelitian ini dilaksanakan di kampus STKIP PGRI Lamongan semester Gasal tahun 2015. Tepatnya penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa PKn dan Ekonomi Semester V dan dimulai dari awal bulan September sampai dengan Oktober 2015. Jumlah mahasiswa 32 anak. Materi penelitian ini adalah mata kuliah Kebijakan Pendidikan. Saat penelitian didampingi oleh seorang kolabolator dalam hal ini teman sejawat Hadi Suryanto, ST, M.Pd Untuk memperjelas penelitian, terlebih dahulu dikemukakan pengertian tentang dan sampel: (1) Populasi adalah seluruh penduduk ysng dimaksud untuk diselidiki” Sutrisno Hadi (1987 : 220). Populasi yang diselidiki dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V Prodi PPKn dan Ekonomi mahasiswa STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015/2016 yang berjumlah 32 mahasiswa; (2) Sampel dalam penelitian ini adalah merupakan bagian dari wakil populasi yang diteliti, pengambilan sampel ini didasarkan oleh pendapat Suharsini Arikunto. Jadi yang dijadikan Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa.
HASIL Penelitian ini menggunakan penilaian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa pertemuan, dan setiap selesai pertemuan selalu diadakan post
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
100
ISSN : 2443-3195 test kemudian .Pembagian siklus berdasarkan peningkatan keaktifan mahasiswa serta kendala-kendala yang terjadi pada setiap siklus. Siklus ini dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dengan materi segitiga dan segiempat. Pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan metode Brainstroming.
Siklus I
Agar pelaksanaan siklus berhasil dengan baik maka siklus penelitian harus dilaksanakan melalui empat prosedur yaitu: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Pengamatan (Obsevasi), dan terakhir Refleksi (Reflecting)
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dari mengamati peningkatan hasil belajar yang diterapkan dengan metode Brainstroming terhadap mata pelajaran kebijakan pendidikan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Kegiatan pada siklus pertama ini, tiap pertemuan terdiri dari (2 x 45) menit dengan Mata kuliah kebijakan pendidikan yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2015 Observasi (pengamatan)
Tabel 1 Data Hasil belajar Pada Pra Siklus dan Siklus 1 Nilai No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Nama Sri Wahyu Ningsih Lana Fatma Safitri Mita Ayu PRD Wardianto Ernawati Nurwahyu N Nur Zuliana Naimatul Azizah Masrihah Levia Novita Sari Delvia Paramudita Widyawati N Dwi Ambarsari Siti Laela Zumrotin Lailatus Sofiyah Lilin Amalina Affrelia Diah W Nur Zuliani Siti Nur’ainiyah Emilia Nurdiansari Taufan Aulia W Shofi Rohmawati Imro’atul Muniroh Windiani Budiarti Khusnul Khotimah Mingsri Rois Anwar Nevi Ayu Candra Winda Afif Suryani Antonia Ganul Moch. Ali Shodikin Enik Rahayu N Ika Vita Yulianti Rizky Rahma Damayanti Tardi Bunga Yulita
Pra siklus
Siklus I
60 50 60 55 50 55 60 55 50 45 60 50 60 55 50 45 50 50 60 60 50 55 50 45 50 55 60 60 50 55 50 45 50 55 60
65 60 70 60 55 60 70 65 60 55 65 60 70 60 55 55 60 60 65 70 60 65 60 55 60 60 70 65 60 60 65 55 60 60 70
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
101
ISSN : 2443-3195 36
Melynda Septi D.L Jumlah Rata-rata
55 1925 53,47
65 2230 61,94
Tabel 2 Minat Belajar Mahasiswa Pada Pra Siklus dan Siklus 1 Nilai No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Sri Wahyu Ningsih Lana Fatma Safitri Mita Ayu PRD Wardianto Ernawati Nurwahyu N Nur Zuliana Naimatul Azizah Masrihah Levia Novita Sari Delvia Paramudita Widyawati N Dwi Ambarsari Siti Laela Zumrotin Lailatus Sofiyah Lilin Amalina Affrelia Diah W Nur Zuliani Siti Nur’ainiyah Emilia Nurdiansari Taufan Aulia W Shofi Rohmawati Imro’atul Muniroh Windiani Budiarti Khusnul Khotimah Mingsri Rois Anwar Nevi Ayu Candra Winda Afif Suryani Antonia Ganul Moch. Ali Shodikin Enik Rahayu N Ika Vita Yulianti Rizky Rahma D. Tardi Bunga Yulita Melynda Septi D.L Jumlah Rata-rata
Refleksi Melakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan Siklus 2 Pelaksanaan siklus II pada tanggal 4 Oktober 2015 berdasarkan hasil refleksi
Pra siklus
Siklus I
28 26 26 24 22 20 21 21 25 27 24 21 21 22 24 23 22 25 28 24 22 26 29 29 29 30 30 30 30 30 30 30 30 29 26 28 930 25,83
37 33 35 33 32 30 33 34 36 39 37 32 33 34 35 35 35 38 42 38 33 37 43 42 42 45 45 44 44 43 42 43 41 39 37 39 1360 37,78
pada siklus I, pada siklus II diadakan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I. Target pencapaian pada siklus II adalah data tentang aktivitas belajar dan hasil belajar mahasiswa lebih baik dari data yang diperoleh pada siklus I. Dari siklus II ini diperoleh data sebagai berikut:
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
102
ISSN : 2443-3195
Tabel 3 Data Hasil Belajar pada Siklus I Dan Siklus II Nilai No
Nama
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Sri Wahyu Ningsih Lana Fatma Safitri Mita Ayu PRD Wardianto Ernawati Nurwahyu N Nur Zuliana Naimatul Azizah Masrihah Levia Novita Sari Delvia Paramudita Widyawati N Dwi Ambarsari Siti Laela Zumrotin Lailatus Sofiyah Lilin Amalina Affrelia Diah W Nur Zuliani Siti Nur’ainiyah Emilia Nurdiansari Taufan Aulia W Shofi Rohmawati Imro’atul Muniroh Windiani Budiarti Khusnul Khotimah Mingsri Rois Anwar Nevi Ayu Candra Winda Afif Suryani Antonia Ganul Moch. Ali Shodikin Enik Rahayu N Ika Vita Yulianti Rizky Rahma Damayanti Tardi Bunga Yulita Melynda Septi D.L Jumlah Rata-rata
Siklus I
Siklus II
65 60 70 60 55 60 70 65 60 55 65 60 70 60 55 55 60 60 65 70 60 65 60 55 60 60 70 65 60 60 65 55 60 60 70 65 2230 61,94
80 80 95 85 80 85 90 90 90 75 80 80 95 85 80 70 85 90 80 95 80 90 80 75 90 85 90 85 80 85 90 80 85 85 90 90 3050 84,72
Tabel 4 Minat Mahasiswa pada Siklus I Dan Siklus II Nilai No 01 02 03 04 05 06
Nama Sri Wahyu Ningsih Lana Fatma Safitri Mita Ayu PRD Wardianto Ernawati Nurwahyu N Nur Zuliana
Siklus I
Siklus II
37 33 35 33 32 30
43 41 45 40 40 39
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
103
ISSN : 2443-3195 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Naimatul Azizah Masrihah Levia Novita Sari Delvia Paramudita Widyawati N Dwi Ambarsari Siti Laela Zumrotin Lailatus Sofiyah Lilin Amalina Affrelia Diah W Nur Zuliani Siti Nur’ainiyah Emilia Nurdiansari Taufan Aulia W Shofi Rohmawati Imro’atul Muniroh Windiani Budiarti Khusnul Khotimah Mingsri Rois Anwar Nevi Ayu Candra Winda Afif Suryani Antonia Ganul Moch. Ali Shodikin Enik Rahayu N Ika Vita Yulianti Rizky Rahma D. Tardi Bunga Yulita Melynda Septi D.L Jumlah Rata-rata
Refleksi Melakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan PEMBAHASAN Dari hasil nilai rata-rata pada mata pelajaran matematika dengan tema Segitiga dan segiempat dengan metode pembelajaran Brainstroming menunjukkan prestasi hasil belajar mahasiswa yang meningkat dari setiap siklusnya. dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata mahasiswa pada sebelum siklus : 53,47; siklus I : 61,94; dan siklus II : 84,72; Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi hasil belajar. Sedangkan untuk minat belajar mahasiswa juga mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal ini dapat diketahui bahwa hasil nilai rata-rata minat pada sebelum siklus : 25,83; siklus I : 37,78; dan siklus II :
33 34 36 39 37 32 33 34 35 35 35 38 42 38 33 37 43 42 42 45 45 44 44 43 42 43 41 39 37 39 1360 37,78
43 45 46 47 37 41 41 43 44 45 44 46 49 46 43 44 48 48 47 49 48 48 47 48 47 48 48 45 44 46 1613 44,80
44,80; Data itu menunjukan peningkatan minat belajar mata kuliah kebijakan pendidikan mahasiswa semester V Prodi PPKn dan Ekonomi mahasiswa STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015/2016 dan penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
SIMPULAN Dari hasil penelitian tentang meningkatkan Ketuntasan hasil belajar mata kuliah kebijakan pendidikan dengan melalui model brainstroming pada mahasiswa Mahasiswa semester V Prodi PPKn dan Ekonomi mahasiswa STKIP PGRI Lamongan Tahun 2015/2016 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstroming dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa; (2) Penggunaan model pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Brainstroming dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa; (3)
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
104
ISSN : 2443-3195 Penggunaan metode pembelajaran Brainstroming dalam pengajaran kebijakan pendidikan dapat menjadi alternative pilihan metode pembelajaran sehingga dalam pengajaran lebih menari dan variatif. SARAN Berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi sebagai pendidik dan merasa adanya sesuatu keberhasilan dalam mengajar kami ingin menyampaikan saran sesama rekan dosen untuk memodifikasi tehnik pengajaran justru sangat diharapkan ini suatu inovasi praktis, kreatifitas yang sama pentingnya dengan menciptakan karya (penelitian ini). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Belajar: Panduan Dosen. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jendral Pendidikan Dasan
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Mardalis. 2009 Metode Penelitian, Jakarta : Bumi Aksara Mulyasa. 2006. Memahami dan Menangani Mahasiswa dengan Problema dalam Nana Sudjana, 2009 Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, Suherman, Erman. 2011. Sistem Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. Syah, Muhibin,2010 Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, Syaifullah Bahri, Syaiful, 2009 Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Widowati, Armeta Septian.2010. Pembelajaran IPA Melalui Strategi Brainstroming Dengan Peta Konsep Dalam Upaya Peningkatan Kreativitas Belajar Mahasiswa. Skripsi FKIP UMS Surakarta
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
105
ISSN : 2443-3195
PENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN METODE KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA BENDA KONKRET MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD BENDA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANGIL KABUPATEN PASURUAN Maimunah SMP Negeri 4 Sidayu Email:
[email protected] ABSTRAK Guru membutuhkan sebuah pendekatan untuk mengajar siswanya. Salah satu pendekatan yang dapat dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual menekankan pada mcnghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran kontekstual diharapkan mampu mengubah persepsi bahwa IPA adalah pelajaran yang menegangkan, karena berisi banyak rumus, hafalan, dan bahasa ilmiah. Keberhasilan pelajaran IPA tidak hanya ditentukan oleh kemampuan siswa, tapi lebih pada kemampuan guru di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat menggunakan media alat bantu yang sesuai dengan tema. Penggunaan media bertujuan agar siswa lebih mudah untuk mengerti dan memahami materi yang disampaikan guru. Salah satu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan tema Perubahan Wujud adalah penggunaan benda-benda kongkret. Penggunaan benda-benda kongkret ini dilakukan dalam rangka agar siswa lebih memahami materi karena siswa dapat langsung praktek dan melakukan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan demikian pembelajaran lebih bermakna bagi siswa karena siswa mengalami sendiri proses yang terjadi sehingga sini diharapkan siswa mengalami proses "mengingat" jangka panjang. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Kontekstual, Media Benda Kongkrit
PENDAHULUAN Pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menggarap bahan dan menentukan prosedur kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru membutuhkan sebuah pendekatan untuk mengajar siswanya. Salah satu pendekatan yang dapat dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran kontekstual.
Pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang membantu guru menghubungkan proses pembelajaran dengan situasi dunia nyata serta memotivasi siswa untuk menghuhungkan pengetahuan dan terapannya dengan kegiatan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdikbud; 2U02). Pembelajaran kontekstual menekankan pada mcnghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan seharihari.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
106
ISSN : 2443-3195 Penyelenggaraan pembelajaran pada pembelajaran dan pengajaran kontekstual dapat dikembangkan untuk semua mata pelajaran, terlehih mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains. IPA merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa Sekolah Dasar untuk itu dibutuhkan pembelajaran yang menghubungkan konsep IPA dengan kehidupan sehari-hari agar pembelajaran lebih bermakna dan bermanfaat bagi siswa. Metode pembelajaran kontekstual diharapkan mampu mengubah persepsi bahwa IPA adalah pelajaran yang menegangkan, karena berisi banyak rumus, hafalan, dan bahasa ilmiah. Keberhasilan pelajaran IPA tidak hanya ditentukan oleh kemampuan siswa, tapi lebih pada kemampuan guru di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum. Pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat menggunakan media alat bantu yang sesuai dengan tema. Penggunaan media bertujuan agar siswa lebih mudah untuk mengerti dan memahami materi yang disampaikan guru. Salah satu media yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA dengan Pokok Bahasan Perubahan Wujud adalah penggunaan benda-benda kongkret. Penggunaan benda-benda kongkret ini dilakukan dalam rangka agar siswa lebih memahami materi karena siswa dapat langsung praktek dan melakukan pengamatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Dengan demikian pembelajaran lebih bermakna bagi siswa karena siswa mengalami sendiri proses yang terjadi sehingga sini diharapkan siswa mengalami proses "mengingat" jangka panjang. Berdasarkan paparan di atas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul "Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Metode Pembelajaran Kontekstual Menggunakan Media Benda Konkret Untuk Pembelajaran IPA Pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda” siswa kelas VII A SMP Negeri 2
Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2013/2014 Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah pelaksanaan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media benda kongkret untuk pelajaran IPA pada pokok bahuruan Perubahan Wujud Benda dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun Pelajaran 2013/2014; (2) Untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media benda kongkrit untuk pelajaran IPA pada pokok bahasan Perubahan Wujud Benda pada siswa. Sejalan dengan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media benda kongkrit untuk pelajaran IPA pada pokok bahasan Perubahan Wujud Benda pada siswa; (2) Bagaimana motivasi dan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan media benda kongkrit untuk pelajaran IPA pada pokok bahasan Perubahan Wujud Benda pada siswa. METODE Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, dimana data yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian kata-kata. Penelitian ini berangkat dari masalah yang terdapat di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang menunjang untuk kemudian dilakukan tindakan di lapangan. hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan guru untuk menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan motivasi dan latar belakang siswa sehingga belajar menjadi lebih bermakna. Jenis penelitian ini merupakan prespektif fenomenologi, yaitu peneliti berusaha untuk memahami makna peristiwa dari interaksi yang terjadi selama penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, karena dari analisis dan refleksi di setiap akhir kegiatan dilakukan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
107
ISSN : 2443-3195 tindakan yang berdasarkan pada hasil analisis dan refleksi yang dibuat sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini dilakukan dalam rangka pengembangan cara mengajar anak agar belajar lebih bermakna
HASIL Siktus 1 Siklus 1 dilaksanakan pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 September tahun 2013. Pelaksanaannya melewati tahap-tahap berikut ini: Perencanaan Siklus ini terdiri dari 2 kali pertemuan yang dilaksanakan pada minggu pertama dan kedua bulan September 2013. Masingmasing pertemuan berlangsung salama 80 menit. Pada tahap perencanaan ini tahaptahap yang dilakukan adalah: membuat rencana pembelajaran sesuai dengan KD/Pokok Bahasan, membuat media pembelajaran, dan menyusun latihan untuk mengukur pemahaman anak.
siklus ini adalah perubahan padat menjadi cair dan perubahan zat cair menjadi padat. Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, guru IPA Kelas VII A SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan yang bertindak sebagai pengamat, mengamati jalannya pembelajaran. Pengamat mengamati dan mencatat semua kegiatan-kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti dalam menyampaikan materi tampak jelas dan terlihat berusaha memberi contoh dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar anak. Tujuan dari pemberian contoh yang dikaitkan dengan kehidupan nyata adalah untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Namun contoh-contoh yang disajikan guru kurang variatif. Siswa juga terlihat antusias dalam memperhatikan pelajaran ketika guru berusaha mempraktekkan perubahan zat dari zat padat menjadi zat cair keantusiasan siswa ini akan meningkatkan motivasi mereka terhadap pelajaran IPA yang selama ini dirasa sulit.
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama ini diawali guru dengan mengecek pemahaman siswa tentang materi sebelumnya. Kemudian penyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa dalam belajar. Selanjutnya peneliti yang bertindak sebagai guru menyampaikan materi tentang perubahan wujud melalui metode ceramah. Karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kontekstual dengan menggunakan benda kongkrit, dalam membuat contoh tentang perubahan wujud benda guru berusaha menampilkan contoh-contoh yang berada di sekitar kita. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah memahami konsep yang disajikan guru.
Dari hasil analisis dan retleksi pada kagiatan pertama di dapat hasil sebagai berikut: Pada awal pembelajaran ketertarikan siswa biasa-biasa saja karena guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Selanjutnya ketika guru mulai menyajikan contoh-contoh yang dikaitkan dengan dunia nyata, antusias siswa mulai terlihat. Namun contoh-contoh yang disajikan guru dirasa kurang variatif. Saat guru mulai mempraktekkan perubahan zat dari zat padat berubah menjadi zat cair, siswa tampak antusias.
Kegiatan selanjutnya adalah guru mempraktekkan di depan kelas tentang perubahan es menjadi air. Siswa mengamati dengan penuh antusias, kemudian siswa secara individu menjawab pertanyaan yang telah disediakan guru pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Tema yang disajikan pada
Siklus 2 Hasil refleksi pada siklus pertama dijadikan acuan dalam melaksanakan perencanaan pada siklus ini. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 bulan Oktober 2013. Tahap-tahap pelaksanakan dalam siklus ini adalah: Perencanaan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
108
ISSN : 2443-3195 Pada siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan dan masing-masing pertemuan berlangsung selama 80 menit. Berdasarkan hasil retleksi siklus pertama muncul permasalahan yaitu contoh yang dikemukakan guru kurang variatif dan siswa kurang antusias ketika guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Dari masalah tersebut disusun langka-langkah sebagai berikut: (a) Merencanakan proses pembelajaran; (b)Berusaha menyajikan contoh-contoh yang berkaitan dengan dunia nyata secara lebih variatif; (c) Meminimalkan metode ceramah dan mengaktifkan siswa sebagai subyek pebelajar. Pelaksanaan Pada siklus ini guru mengulang kembali pelajaran sebelumnya untuk mengecek pemahaman siswa dan dilanjutkan dengan memotivasi siswa. Kemudian guru menyiapkan media pembelajaran dan membagi siswa dalam kelompok kecil. Tema pada siklus 2 ini adalah tentang perubahan zat cair ke gas, gas ke zat cair, padat ke gas. Selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok melakukan praktek yang dibimhing oleh guru tentang tema di atas. Setelah itu siswa menjawab pertanyaan yang ada di LKS dan mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Selama melakukan kegiatan tersebut di atas siswa tampak sangat antusias karena mereka bisa mengalami dan menemukan sendiri konsep yang disajikan. Sehingga diharapkan pembelajaran akan bermakna dalam jangka panjang.
pembelajaran IPA. Dan secara keseluruhan pembelajaran telah berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN Pada awal siklus pertama terlihat bahwa siswa kurang antusias terhadap metode ceramah yang digunakan guru dalam penyampaian materi. Ketika guru mulai menyajikan contoh-contoh yang berkaitan dengan dunia nyata mereka mulai antusias. Namun contoh-contoh yang disajikan guru kurang variatif sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal. Pada siklus ke dua guru mulai menyajikan contoh-contoh secara lebih variatif. Guru juga tidak lagi menggunakan metode ceramah melainkan memandu siswa untuk melakukan praktek tentang perubahan wujud yang terjadi, mengamati dan menyimpulkan. Kemudian siswa diberi tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi. SIMPULAN
Pada siklus ke dua ini pengamat mencatat kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran. Pengamat juga mengamati respon siswa terhadap pembelajaran, di Kelas VII A SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan.,
Dari hasil penelitian dan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : (1) Guru ber-hasil mengelola pembelajaran pendekatan kontekstual dengan menggunakan benda kongkrit, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan dan mengalisis data berdasarkan pengetahuannya dan pengalamannya mereka sendiri untuk menemukan konsep; (2) Siswa tampak antusias ketika siswa diberi kesempatan untuk melakukan praktikum dengan panduan guru dalam pokok bahasan perubahan wujud benda; (3) Dengan metode pembelajaran kontekstual yang menggunakan media benda konkrit dapat meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA pada pokok bahasan perubahan wujud pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Bangil Kabupaten Pasuruan.
Refleksi
SARAN
Dari pengamatan yang dilakukan, proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan perencanaan. Antusias siswa terhadap pembelajaran juga tinggi sehingga dapat memotivasi siswa terhadap
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada guru hendaknya menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran terutama pembelajaran IPA, memberi kesempatan kepada siswa untuk mene-
Pengamatan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
109
ISSN : 2443-3195 mukan sendiri konsep yang sedang dibahas, dan menjadikan siswa sebagai subyek yang aktif sementara guru sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA Budi Santoso, D. 1992. Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Arsyad, Azhar. 1996. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Gratindo Persada. Balai
penelitian dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan, 1978, bimbingan dan penyuluhan, Depdiknbud, Jakarta.
Bahri,
S. 1991, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Pustaka, Surabaya. Depdikbud, 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar, Dikdasmen, Jakarta.
Djamarah, S.B, 1991, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional, Surabaya. Depdikbud, 1994, Pedoman-Pedoman Bimbingan Guru Dalam Prestasi Belajar Mengajar, Direktorat Guru dan Tenaga Teknis, Depdikbud, Jakarta. Depdiknas, 2002. Garis-Garis Besar Program Pengajaran dan Sistem Penilaian Pada sistem Semester, Dirjen Dikdasmen, Jakarta.
Ibrahim, H. 2001. Media Pembelajaran. Malang: University Press. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia, 1991, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Pustaka, Surabaya. MGMP IPA 2014 Kabupaten Pasuruan MC. Niff, Jean, 1992, Action Research Principles and Practice, New York Routledge Chapman & Hall Inc. Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Nurhidayat, LC.1996, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Pustaka, Surabaya. Poerwadarminta, W.J.S, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta. Sudjana, Nana. 2001. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sumantri, Mulyani. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Malang. Pustaka, Surabaya. Setijono, S. 1992, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Pustaka, Surabaya. Wayan Nurhasana dan PPN Semarkusna, 1983, Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasioanal, Surabaya.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
110
ISSN : 2443-3195 INOVASI PEMBELAJARAN DALAM IMPLEMNTASI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN UNTUK MEMBERI MAKNA SERTA MENGUBAH PRILAKU DAN DAYA PIKIR PESERTA DIDIK Ahmad Sidi
STKIP PGRI Lamongan ABSTRAK Inovasi pembelajaran berarti pembaharuan atau penemuan baru dalam dunia pembelajaran, untuk kemajuan pendidikan, yang disampaikan dalam dunia pendidikan untuk memberi makna agar lebih memiliki arti penting, mengadakan perubahan prilaku yang sejujur-jujurnya, dan setulus-tulusnya yang mempunyai daya nalar, yang memiliki inspirasi dan daya pikir tinggi, yang dapat menjunjung harkat dan martabat manusia peserta didik, pembelajaran harusnya memberi makna yang lebih dalam dan lebik baik, guru hanya sebagai mediator dan motivator, guru bukan merupakan pusat pembelajaran,yang jadi pusat pembelajaran adalah siswa. Guru dan siswa peserta didik perlu membuat alat-alat pembelajaran serta alat-alat peraga yang berguna bagi peningkatan pembelajaran, kreativitas diperlukan, bukan karena keterbatasan dana dari pemerintah. Disamping hal tersebut di atas siswa mendiskusikan materi agar mempunyai wawasan yang luas bisa memberi masukan, punya leberanian mengemukakan pendapat ide yang dapat dituangkan, memiliki kepercayaan diri, pantang menyerah, akhirnya anak memiliki daya Piikir dan daya nalar yang kuat, cara berfikir logis dan kritis, serta ulet dalam pandangan, berpendapat, guru diharapkan dapat mengubah prilaku dan daya pikir peserta didik, dalam memaknai sesutu. Guru bisa beradaptasi dengan lingkungan, dan memasuki globalisasi yang sarat tantangan dan persaingan. Guru mampu memerankan sebagai fasilitatator pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang harus difahami peserta didik, yaitu kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, kesehatan, disamping itu guru harus memperhatikan perbedaan peserta didik. Sehingga guru dengan berbagai metode mengajar. Kata Kunci: Inovasi pembelajaran, daya pikir peserta didik PENDAHULUAN Mengenai pentingnya belajar secara terus menerus dalam organisasi (Organizational learning), untuk kemajuan Pendididkan, agar organisasi tersebut terus berkembang dan berubah lebih maju, karena organisasi tersebut berhadapan dengan halhal baru, masyarakat terus menerus belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu dan tehnologi, berarti menggunakan sistem thingking, mementingkan pengusaan personal terhadap hidup seseorang, membawa apa yang disebut sebagai mental modal, membagi misi bersama , memfasilitasi belajar dalam tim (team learning). Lima hal tersebut disebut disiplin oleh (Peter M. Senge dalam H.A.R. Tilaar 2004:33) jadi
prinsip belajar secara terus-menerus sampai masuk keliang lahat, belajar adalah tidak pernah selesai dimana saja berada, kapan saja untuk bekal hidup, agar tidak ketinggalan dengan orang lain, dengan organisasi lain, dengan negara lain, untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan serta mengejar kemajuan ilmu dan teknologi agar tidak tertinggal dengan kemajuan, sehingga dimata dunia kita mempunyai derajat dan martabat yang sama. Dan menurut Rogers shomaker (1971) 20 Januari 2016 dikatakan pula bahwa innovasi adalah dapat dimaknai sebagai suatu ide, produk, informasi teknologi, kelem-bagaan, prilaku, nilai-nilai, atau praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, dan digunakan/
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
111
ISSN : 2443-3195 diterapkan oleh sebagaian besar warga masyarakat yang dapat mendorong terjadinya perubahan yang lebih baik. Untuk mengubah kehidupan serta martabat dan prilaku manusia tidak lain dan tak bukan hanyalah tingkat pendidikan, tingkat pendidikan manusia yang dapat menambah daya pikir dan daya nalar manusia, kerena itu pendidikan dapat menambah pengalaman serta pengetahuan, akhirnya dapat berinovasi, menemukan cara yang terbaik. Makareka yasa pendidikan melalui berbagai penelitian, penemuan untuk mencarai sesuatu, apa saja yang menjadi angan-angan manusia, akan dicoba terus untuk ditingkatkan, mencari bentuk pengalaman yang dapat menambah wawasan serta pengetahuan sehingga dapat mengangkat derajat serta martabat orang, akan menambah kepercayaaan orang lain. seperti Masyarakat Sparta era Yunani Kuno mempunyai keinginginan mutu diri berupa “kepribadian satria” sedangkan masyarakat Athena menginginkan warga negaranya memiliki mutu diri berupa “ kecerdasan” ini telah ditulis oleh (Arip Rohman dalam bukunya tentang kebijakan pendidikan tahun 2012: halaman pertama), ini artinya apa, bahwa mutu diri benar-benar dicari setiap orang agar memiliki keunggulan dalam hidupnya. Dalam agama dikatakan bahwa, keunggulan pribadi yang berupa kepribadian dan kecerdasan ditentukan oleh epat hal, yaitu: Siddik, Amanah, Fathonah, tablig. Apabila keempat hal ersebut bisa terlaksana, dan bisa dijalankan maka akan jadi manusia yang benar-benar brillian dan baik, karena Siddik artinya dapat dipercaya, sampai kapanpun kepercayaan itu merupakan suatu prinsip yang harus dipegang teguh. Amanah artinya orang yang dipercaya tidak pernah meleset sedikitpun, Fathonah artinya; bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan yang baik dan benar-benar dipergunakan untuk kebaikan, Tablig artinya dapat menyempaikan sesuatu yang baik pada orang lain baik diminta ataupun tidak diminta oleh orang lain, menyampaikan sesuatu yang terbaik pada siapa saja, pada saat kapan saja, baik diminta maupun tidak diminta, kapan saja, dimana saja berada, konsep hidup ini
yang perlu dilestarikan.
dipertahankan
dan
perlu
PEMBAHASAN Dikatakan oleh (Sutijono, 2011: 29,30) bahwa, Pembelajaran Inovatif adalah pembelajaran dimana seorang guru hanya memberikan atau berperan sebagai fasilitator atau mediator, jadi guru bukan merupakan pusat penyampai pembelajaran (Teacher Center) akan tetapi siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.Pembelajaran yang banyakmelibatkan peserta didik dalam mengaksess berbagai ilmu pengetahuan yang di kaji dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat meningkatkan pengalamannya dan pemahamannya serta dapat memposisikan dan menganalisis dan mensintensis serta melakukan penilaian terhadap peristiwa belajar dan menerapkannya. Sehingga guru hanya bersifat fasilitator saja. Lebih-lebih pembelajaran yang kreatif, maksudnya posisi guru hanya dapat merangsang kreatifitas anak didik untuk mendorong kecakapan berfikir maupun melakukan suatu tindakan. Dan pembelajaran efektif yaitu suatu pembelajaran yang dapat memberikan pengelaman baru bagi peserta didik, dan mampu mengantarka tujuan secara optimal, yang dapat melibatkan pada peserta didik dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan, yaitu pembelajaran dimana guru harus mampu merancang pembelajaran, memilih materi yang tepat, mengembangkan serta melibatkan peserta didik secara maksimal dalam pembelajaran. Jadi keempat kucipok (kunci pokok) tersebut yaitu pengalaman, komonikasi, interaksi, dan refleksi harus benar-benar kompak serta terintegrasi. suatu bukti nyata bahwa, dengan adanya pergantian beberapa Menteri, telah banyak mengubah Kurikulum Baru dalam Dunian Pendidikan/Penemuan Baru dalam Pembelajaran Kurikulum Pendidikan itu setiap lima tahun sekali diperbaharui, dengan berbagai pertimbangan materi, dengan berbagai pertimbangan alur pikir, dengan berbagai pertimbangan waktu, dengan berbagai pertimbangan logika, masa kini masa sekarang masa yang akan datang,
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
112
ISSN : 2443-3195 dalam rangka untuk mengejar keterbelakangan, dengan negara-negara lain di dunia yang telah maju, yang menemukan alat teknologi yang canggih, mendongkrak kemajuan, daya pikir pemuda dan pemudi yang merupakan harapan bangsa, yang kita tunggu kehadiran mereka, cipta mereka, rasa mereka, karya-karya mereka, innovasi mereka. Sebab pendidikan ini dapat tumbuh dan berkembang pesat, ditunjukkan oleh karya-karya para pemuda dan pemudi, yang memberi warna serta corak tersendiri bagi bangsa dan negara. Inilah yang perlu di tumbuh kembangkan oleh guru, dicari sumber pembelarannya di even-even tertentu, Untuk mengubah prilaku pikir yang positif mereka itu diperlukan individu: cerdas, cerdik dan kreatif, responsip tarhadap tuntutan masyarakat, daya guna, akhlak mulia, supan santun (oleh H.A.R. Tilaar, 2004:195 -201). Oleh karena itu Innovasi Pembelajaran harus selalu berubah untuk menambah wawasan untuk menambah kemajuan bangsa, sebab bangsa ini akan kelabu manakala pemuda dan pemudinya tidak mempunyai karya-karya nyata. Bangsa ini dikatakan berkembang dan tampak kemajuan, apabila dapat mendongkrak revolosi mental dimana hati mereka punya semangat yang tinggi untuk memotivasi diri, untuk etos kerja yang dapat berubah dan berkembang yang bisa dijadikan acuan bangsa-bangsa lain di dunia. Revolosi mental adalah perubahan mental secara cepat, ke arah kemajuan ke arah perbaikan mental dengan tepat, prilakunya dapat memberikan teladan yang baik, sehingga membuat teman-teman mereka itu dapat mengikuti prilaku mereka, mainset mereka tergerak untuk melakukan perbuatan terpuji, membawa dampak positif perkembangan anak serta kemajuan anak yang terkini dan kekinian. Sebab yang tidak dapat berubah hanyalah perubahan (Kata Sidi Gazalba), oleh karena itulah untuk mengubah mainset, haruslah diikuti dengan ilmu pengetauan yang cukup memadahi, sehingga dapat menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk untuk perkembangan anak-anak kita dimasa mendatang. Menumbuhkan kepribadian anak yang baik tidaklah mudah, haruslah dicari solusi
yang dapat mengarahkan anak, pikiran anak, kamauan anak, kemampuan anak untuk kemajuan. Untuk ditanamkan pikiranpikiran yang positif, yang memungkinkan anak mampu dan mau mengembangkan dan berinnovasi untuk menambah wawasan, kreasi, innovasi yang lebih sempurna, untuk kesempurnaan hidup, seseorang harus mencari solusi, menambah wawasan, penerangan baik yang besifat global maupun maupun yang bersifat sosial. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pembelajaran, karena guru bisa mempengaruhi dan mempola anak dalam proses pembelajaran. Tapi guru yang kreatif, dan innovatif itulah guru yang dicari sebab guru tersebut dapat membentuk kompetensi pribadi peserta didik, tapi pembelajaran harus banyak melibatkan peserta didik, agar mereka mampu berekplorasi untuk menggali berbagai potensi peserta didik. Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, jadi harus menjadi fisitator, inovator dan bertugas memberikan kemudahan belajar (Faslitate of learning). Agar mereka belajar dalam suasana yang menyenangkan. Dikatakan oleh E. Mulyasa (2007: 255) bahwa, Pembelajaran pada hakekatnya proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya, yang diharapkan adalah ada perubahan priliku peserta didik yang asalnya kurang baik maka dengan pembelajaran itu maka dapat mengubah prilaku pesarta didik menjadi baik. Dalam perjalanan pembejaran banyak factor-faktor yang apat mempengaruhi, baik dalam internal peserta didik maupun dari faktor ekternal, keberhasilan proses pemebajaran dapat dipengaruhi oleh guru dalam mengkondisikan lingkungan yang baik, yang dapat mempengaruhi suasana pembelajaran yang memungkinkan. Sumber belajar harus disiapkan yang lebih baik, yang lebih sempurna, yang lebih indah agar anak didik dalam mengikuti pembelajaran dapat santai enak dan dirasakan peserta anak didik dengan efektif, oleh karena itu perlu difasilasi dengan keamanan dengan kenyamanan agar dapat mengikuti pembelajaran dengan senang hati. Sebab dengan senang hati tersebut ilmu pengetahuan akan merasuklah kedalam jiwa anak
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
113
ISSN : 2443-3195 didik dengan mudah. Sember belajar harus dilengkapi dengan Laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan yang cukup memadai, tenaga pengelola yang profesional. Selain itu juga harus diperhatikan kwaLitas guru dalam mengarahkan peserta didik, kretifitasnya, berinisiatif, serta inovatifnya. Disamping itu guru harus mempunya kemampuan untuk menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat menyenangkan peserta didik yang lebih efektif. Membina disiplin kepada anak didik yang bertujuan untuk menemukan jati diri, serta berusaha menciptakan situasi pembelajaran yang kondusip disekitar lingkungan pembelajaran dengan tertib dan menyenangkan. Guru harusnya bisa memberi contoh disiplin, mengubah prilaku peserta didik yang lebih baik yang lebih demokratis sebagaimana tujuan pendidikan nasional. Sedangkan guru hanya tutwuri handayani saja sebagaimana yang telah dikatakan oleh Seolaeman (1985:77) dalam (E.mulyasa 2007;159) bahwa, guru adalah mempunyai fungsi mengemban ketertiban, yang patut digugu dan ditiru dan tidak menaruh sikap yang otoriter. Oleh karena itu pesrta didik harus dibina dengan sebaik-baiknya, sedangkan Yang dapat digunakan membina disekolah antala lain: yaitu kosep diri (Self Consept) konsep ini mempunyai nilai yang sangat penting dalam konsep prilaku, mempunyai komunikasi ketrampilan (Commucation Skills) artinya menerima perasaan dan timbullah suatu dorongan anak didik dalam hal kepatuhan, konsekwen logis dan alami (Natural and logical Consequences) artinya prilaku-prilaku yang salah terjadi karena anak didik telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya, klarifikasi nilai (Values Clarification) artinya strategi dilakuakan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk tata nilianya sendiri,Analisis transaksional (transactional analysis) artinya disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, apabila berhadapan dengan anak didik yang menghadapi masalah, Terapi relalitas (reality therapy) artinya sekolah mengurangi kegagalan dan meningkatkan ketertiban, Disiplin yang
terintegrasi (assertiv dicipline) artinya metode pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangka dan mempertahankan peraturan.
Pengembangan pelaku budaya, adalah manusia sebagi pelaku budaya, tak dapat dibayangkan manusia tanpa budaya dan budaya tanpa manusia. Karena hanya manusia yang dapat menciptakan budaya dan hidup serta dihidupi kebudayaan itu. Pernyataan (Ace Suryadi, 1994:194). Di dalam proses membudaya ini sebenarnya terletak pendidikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan jenis pelaku budaya: Manusia sadar budaya, Manusia yang membudaya, Manusia sebagai budayawan dalam arti yang lebih luas. Manusia sadar bahwa manusia inten mempunyai akal budinya, yaitu cipta, karsa, rasa yang hanya dimiliki oleh manusia. Bahwa tingkah laku manusia dan kemungkinan terjadinya strukturisasi dunia pengalaman itu sendiri. Inilah dasar perubahan dan perkembangan kebudayaan. Sisdiknas merupakan penga-turan struktur duniapengalamn peserta didik. Maka dari itu perlu diusahakan agar struktur itu mampu merangsang dan serta mengarahkan tingkah lakutingkah laku peserta didik, disamping itu mampu memberi umpan struktur pengamanan itu sendiri. Baik kurikulum nasional maupun kurikulum lokal riil, yang akan dapat merangsang dan menimbulkan kesadaran budaya peserta didik.kurikulum merupakan perekayasaan dan untuk pengembangan kebudayaan. Manusia yang membudaya, manusia yang sadar budaya merupakan awal yang sadar dari tindakan budaya yang terarah dan kreatif. Tapi diperlukan kebebasan, sebab tanpa kebebasan tidak mungkin orang mempunyai kreativitas mapun bisa berpartisipasi secra nyata. Namun kreativitas itu dapat memberikan andil peluang perubahan, artinya memberikan peluang pengalaman yang bersifat terbuka dan dinamis. Dengan metodologi dapat membuat mereka yasa orang kelakuan manusia, mendidik manusia mencernakan informasi-informasi itu sendiri. Kebudayaan bukan merupakan suatu proses yang mati, akan tetapi kebudayaan adalah merupakan sistem yang mampu menciptakan kondisi atau mengapresiasikan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
114
ISSN : 2443-3195 budaya nasional, dan menumbuhkembangkan budaya nasional serta kreativitas.jadi budayawan dalam arti yang luas adalah seorang yang menyadari menjadi terbuka dan dinamis akan nilai-nilai budaya yang lebih bermutu, mereka menjadi anutan dan panutan masyarakat, karena kelebihannya mampu mengapresiasikan dan telah mempunyai kreativitas seperti kehidupan politik, ekonomi, sosialnya, pengetahuan seni dan lainsebagainya. Dalam sisdiknas telah dikatakan bahwa para pendidik adalah budayawan. Budayawan adalah ikut mengukir sejarah ikut mempengaruhi tumbuh kembangnya budaya nasional yang sehat, suksesnya pembangunan kita berarti suksesnya badayawan kita. Pada kesimpulannya bahwa pendidikan dan kebudayaan terdapat interakti, pada proses pendidikan pada intinya adalah proses pembudaya demikian juga proses pembudaya adalah pembangunan kebersamaan manusia, pendidikan memberi nilai yang tinggi pada taraf kebebasan manusia, kreativitas keunggulan dalam proses belajar mengajar. (Dakatakan oleh AC. Suryadi 1994:198) Pendidikan berpusat pada anak dan masyarakat (Child and society Centered Education), suatu gerakan pendidikan itu tertuju pada anak dan pada masyarakat, dalam pendidikan dituntut aktivitas dan kreativitas anak, dan bukan sekedar menghafal yang kurang menekankan pada pada progressif individu. Progressiv menentang kehidupan masyarakat otoriter. Sistem kehidupan yang dapat menunjang tujuan tersebut adalah sistem pendidikan yang demokratis, kekuasaan tidak bersumber dari negara, melainkan bersumber dari rakyat sendiri. Pendidikan demokratis berpusat pada individu tetapi juga yang arahkan kepada kemaslahatan hidup bersama, inilan prinsip pendidikan yang terpusat pada anak dan pada masyarakat (Child and society Centered Education). Berbeda dengan pendidikan yang tidak mengahargai anak dan anak dianggap sebagai orang dewasa dalam bentuk kecil ditinggalkan oleh gerakan pendidikan progresif. Namun berbeda dengan pendapat romantisme Russeau yang menempatkan anak sebagai pusat segala-galanya, seperti
yang dituturkan dalam Buku Emile dimana manusia dikembangkan secara alamiah. Seperti Pandangan Progresivesme bahwa manusia bukan makluk Solitaire. Manusia akan menjadi manusia didalam kebersamaan dengan sesama manusia. Bahwa pendidikan haruslah menghormati anak sebagai kebutuhan anak sebagai minat pribadi dan sekaligus pendidikan anak diarahkan sebagai kehidupan sosial atau kehidupan bersama. Manusia tidak bisa lepas dari kehidupan bersama masyarakat, dan kebudayaannya. Masyarakat dan kebudayaan itu adalah itulah hasil manusia itu sendiri (Progressif). proses pendidikan disekolah adalah suatu proses demokrasi yang mempersiapkan pribadi mandiri. (Ole H.A.R. Tilaar: 2006;127) Masyarakat ingin maju berkembang yang lebih bak, keinginan tersebut diupayakan oleh berbagai cara, salah satu diantaranya ialah melalui pendidikan. Pendidikan merupkan salah satu pilihan untuk memperoleh kemajuan (Mode of getting forward). Untuk memperoleh merebut kapasitas dan kapabilitas diri yang diharapkan. Misalnya masyarakat Sparta era Yunani Kuno melalui Pendidikan berupa “Kepribadian Satria”, sedangkan masyarakat Athena menginginkan warga negaranya ingin memiliki mutu diri berupoa ’Kecerdasan’ oleh MJ. Langevel diistilahkan dengan Kedewasaan (oleh Arif Rohman:2012:1). Keduanya menginginkan kemajuan secara spiritual dan konseptual yang maksimal, memang itu kebutuhan hidup masyarakat yang bersusial ingin maju secara terus-menerus berkelanjutan, itu masyarakat manapun ingin berkembang, ingin menunjukkan kemampuan (kappabelitas). Demensi yang melekat pada diri manusia tersebut mencakup individualitas, sosialitas, rasionalitas, religiusitas, dan moralitas. Oleh Andi Makula juga ditambahkan bahwa pelaksanaan pendidikan selalu ditentukan oleh corak ideologi suatu negara. Dalam konteks ini, ideologi dimaksudkan sekumpulan ajaran (the body of doctrine), mitos, simbul-simbul, dan lain yang berbentuk nilai-nilai bagaimana sebuah cita-cita sosial (sosil ideal) hendak diwujudkan. Adapun lembaga-lembaga pendidikan yang ada adalah salah satu alat untuk
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
115
ISSN : 2443-3195 mewujudkan cita-cita sosial tersebud.Dan dalam Undang-Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan UndangUndang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikdn Nasional BAB IV GURU Bagian kesatu Kualifikasi, Kompetensi,dan Sertifikasi pasal 8, 9, dan 10, sebagaimana terurai sebagai berikut: Bahwa dalam Pasal 8 Guru wajib memiliki kwalifikasi akademik, kompetensi, Sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rahani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 9, Kualisi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana dan program diploma empat. Pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, pasal 10 ayat (2) Kompetensi lebih lanjut mengenai kompetensi guru, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah. Seperti dikatakan oleh Ulrich Beck dalam H.A.R.Tilaar 2004:15 bahwa, masa depan adalah masa yang penuh dingan likaliku kehidupan,mengapa dikatakan lika-liku karena banyaknya tantangan membuat hidup ini penuh dengan resiko. Karena banyaknya hambatan yang menghalangi manusia dalam berkiprah terdapatlah Pameo yang mengatakan bahwa orang jawa adalah orang yang lemah lembut pribadinya (perangainya) bahkan seantero Dunia, merupakan ciri orang yang tradisional. Tapi orang tradisional adalah orangnya yang hidupnya mengalami ketenangan, stabil, dan terkontrol, tapi tertutup. Tetapi masyarakat tradisional mengalami berantakan disebabkan perpindahan perubahan kemasyarakat industri, pada saat revolosi industri di abad ke 18 diEropah. Muncullah perubahan besar seperti apa katakan Ulrich Back sebagai gelombang besar yang pertama. Menyerap tenaga kerja baru disamping pertanian. Perubahan tersebut dalam ruang lingkup negara dan bangsa (Nation Statte).seperti apa yang telah dikatakan Ulrich Beck terbut meliputi; Globalisasi, individualisme, revolosi gender, pengangguran,resiku global kerena krisis dan krisisi monerter seperti
tahun 1997, golombang kedua ini disebut masyarakat yang penuh resiko (risk cociety). Oleh sebab itu perubahan itu ada dampak yang dapat mempengaruhi manusia dalam membawa kearah kemajuan, itu pasti terdapat kebaikan dan keburukan.Ini merupakan innovasi pembelajaran manusia, belajar dari berbagai peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Dalam pembelajaran guru harus berusaha melakukan suatu kegiatan seperti: mengurangi metode ceramah, memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik,mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuan sesuai dengan mata pelajaran, memodifikasi dan memper kaya dalam bahan pembelajaran, melayani secara spesialis kepada peserta didik yang terdapat kelainan, melakukan prosedur yang berlainan dan penilaian maupun dalam laporan, mengingat bahwa peserta didik tidak mempunyai kesamaan dalam kecepatan berfikir, seperti anak didik mempunyai kemampuan masing-masing, mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Guru yang berhasil mengajar perbedaan tersebut biasanya mau mengadakan: observasi peserta didik dalam berbagai situasi baik dikelas maupun diluar kelas, menyediakan waktu mengadakan pertemuan dengan peserta didik sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Seperti dalam bab IV pasal 8 dan pasal 10, Undang-Undang Republik Indonesia telah dinyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan kompetensi guru sebagaimanan dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian , kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, itulah guru-guru yang profesinal yang perlu dikembangkan, agar masa depan ini dapat diharapkan dan ada kesinanmbungannya. PENUTUP Bahwa inovasi pembelajaran ialah suatu ide pembelajaran, pengamatan pembelajaran atau sesuatu yang baru dalam pembelajaran, atau sesuatu yang unik yang
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
116
ISSN : 2443-3195 dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menambah pengetahuan dan kemajuan dibidang pendidikan itu adalah membentuk manusia, menjadikan manusia memiliki martabat yang tinggi dan unggul, karena manusia dijadikan oleh Allah adalah sebaik-baik makhluk dan sebaik-baik bentuk, apabila tidak memiliki budi pekerti yang baik dan luhur dan martabat yang tinggi bahkan lebih jelek, maka manusia akan diletakkan pada martabat yang serendah-rendanya, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh pahala yang tiada terputus, ini telah dijelaskan dalam (surat Attin/Buah Tin ayat 4,5,6), jadi innovasi pembelajaran harus diberengi dengan kebenaran, sebab sesuatu yang benar itu menambah keyakinan seseorang untuk memotivasi diri ingin belajar dengan benar secara terus menerus masalah kepribadian, serta amanah yang dipercayakan kepada kita untuk berupaya secara terus menerus dalam memegang amanah untuk mendapat kepercayaan orang lain dengan utuh yang tidak diselewengkan, yang tidak mengingkari janji, dengan kecerdasan (fatonah) dengan berbagai penyampai informasi (tablig) pada orang lain itu diperlukan kejujuran hati serta tingkah dan laku. Tidak menutup kemungkinan anak didik pasti terdapat yang baik dan yang tidak baik, misalnya anak yang baik berikan penghargaan (reward) misalnya berika pujian, demikian juga ada yang tidak baik/ nakal, maka anak yang tadak baik tadi, berikan hukuman yang setimpal (punishment) misalnya membaca, atupun menulis, yang bersifat mendidik. Pendidikan adalah salah satu cara yang dipilih untuk memajukan kebudayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu guru wajib memperbaiki kinerjanya dan memnbuahkan hasil yang optimal, prinsip guru harus dapat mengembangkan kreasi, innovasi untuk memperbaiki prilaku anak didik kedepan. Agar supaya anak didik berakhkak mulia, yang mencakup: etika, budipekerti, dan bermoral tinggi, sebagai perwujudan pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama.
orang lain yang harus dipegang teguh dengan penuh kesungguhan, yang benarbenar harus dijaga jangan sampai orang yang sudah percaya pada kita tadi hilang kepercayaannya, akhirnya tidak mau percaya pada kita, caranya kita tunjukkan bahwa kita itu benar dan dapat dipercaya, tidak kita selewengkan kalau kita diberikan kepercayaan yang harus kita pegang teguh amanah itu dengan penuh tanggung jawab. Harus harmoni (keselarasan dan keserasian) terus menerus untuk menghindari konflik. Untuk pengembangan profesi Guru harus banyak kreasi, berimprovisasi, berinisiatif, dan berinovatif, agar wawasannya mumpuni. Guru harus mempersiapkan dan mengusahakan sumber belajar yang perlu dikembangkan disekolah antara lain Laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan dan tenaga pengelola yang profesional. Sumber belajar tersebut harus diupayakan seoptimal mungkin, misalnya kwalitas buku diperhatikan, lingkungannya diperindah suasananya dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Caranya menggunakan lingkungan belajar yang dapat mengaktifkan, innovatif , kreatif yang dapat menyenagkan anak didik , anak yang memiliki keunggulan deberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus (Bagian ketiga pendidikan pasal 52, Undang-Undang perlindungan anak, 2007:20) sehingga anak didik dapat mengembangkan kemauannya yang lebih maju dan lebih baik, dari pembekalan khusus tersebut, selain itu juga dapat belajat mandiri, dan selalu dipupuk secara terus menerus di sekolah.
Memegang teguh nilai-nilai kebenaran dan kesungguhan itu adalah bukan hal yang ringan, melainkan adalah kepercayaan
H.A.R. Tilaar,. 2006,. Standarisasi Pendidikan Nasional. Jakarta PT Rineka Cipta
DAFTAR RUJUKAN E.Mulyasa, 2007,.Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya Offset Bandung H.A.R. Tilaar, 2004,.Multikulturalisme, Tantangan tangan masa global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta, PT. Gramidia Widiasarana Indonesia
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
117
ISSN : 2443-3195 H. Sutijono, Sugito, Rufi,I,Ibud leksono,Agung Pramujiono,. 2011,. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Rayon 142 Universitas Adibuana Surabaya. Rohman Arif, 2012,. Kebijakan Pendidikan. Analisis Dinamika Formulasi Dan Implementasi. Yogyakarta. Sawaja Pressido Suryadi ACE, H.A.R. Tilaar,. 1994., Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar.PT.Rusdakarya Bandung ---------------Undang-undang Republik indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Serta Undand-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, Bandung . Citra Umbara, Januari 2006
--------------Undang-Undang Perlindungan anak, Edidisi Lengkap. Bandung oleh FOKUS MEDIA Jl. Melati Mekar Nomor 2 , Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2003, Anggota IKAPI. Hak Cipta Perlindungan Undang-Undang Citakan Pertama, Januari 2007 -------------Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisitrem Pendidikan Nasional ,. Yogyakarta. Cemerlang Publisher, Jl .Kaliurang km 9,3, Cetakan 1, 2007 Rogers dan shomaker (1971), 20 Januari 2016, Innovasi pembelajaran Pendidikan sukses terbaru Pendidikan Simple blogspor.com,2015/01
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
118
ISSN : 2443-3195
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL BELAJAR BERSAMA TERSTRUKTUR PADA SISWA KELAS X SMPN 1 DEKET Joko Siswoyo SMPN 1 Deket
Email :
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: (a) Mengungkap pengaruh pembelajaran kooperatif model bersama terstruktur tarhadap hasil belajar bahasa Indonesia. (b) Mengetahui seberapa jauh pemahaman pemahaman dan dan penguasaan mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak 3 siklus setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan revisi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX-A SMPN 1 Deket pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Data yang diperoleh berupa hasil ulangan harian, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I (60,71%), siklus II (75%) dan siklus III (89,19%). Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode kooperatif model belajar bersama terstruktur dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Prestasi Belajar, Belajar Bersama Terstruktur PENDAHULUAN Agar dapat mengajar efektif, pendidik harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Menggunakan waktu pelajaran secara efektif berarti memberi kesempatan belajar semakin banyak dan optimal serta pendidik menunjukkan keseriusannya saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat atau motivasi siswa untuk belajar. Makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya pendidik mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa
akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komu-nikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari pendidik karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001). Kekawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam menggunakan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secar sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi atau melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran yang bersifat gotong royong distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya karena ada system akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa membonceng jerih paya temannya dan
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
119
ISSN : 2443-3195 usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan point-point perbaikan. Dari latar belakang masalah diatas, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkat Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Belajar Bersama Terstruktur Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Deket Tahun Pelajaran 2010/2011”. Tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: (1) Untuk mengungkap pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur terhadap hasil belajar Siswa Kelas IX SMPN 1 Deket Tahun Pelajaran 2010/2011; (2) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran bahasa Indonesia setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur terhadap hasil belajar Siswa Kelas IX
METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena pene-
litian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) pendidik bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) simultan terintegratif, dan (d) administrasi sosial ekperimental. Tempat penelitian tindakan kelas adalah SMPN 1 Deket. Sasaran dalam penelitian pembelajaran ini adalah Siswa kelas IX-A SMPN 1 Deket tahun pelajaran 2010/2011 dengan tema “membaca dan memahami beragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca’.
HASIL Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 maret 2011 di kelas IX-A dengan jumlah 28 siswa. Dari penelitian tindakan ini didapat data sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Ulangan Harian Siklus I No.
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
60 50 80 70 60 80 50 70 80 50 60 60 80 70 920
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 7 7
No.
Nilai
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
60 70 70 80 70 50 70 70 60 80 70 60 70 80 960
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 4
Keterangan:
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
120
ISSN : 2443-3195 Jumlah Skor Maksimal Jumlah Skor Tercapai Rata-rat Skor Tercapai Jumlah Siswa Yang Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas Prosentase Ketuntasan
: 2800 : 1880 : 67,14 : 17 : 11 : 60,71%
Rafleksi Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (1) Guru masih kurang maksimal dalam memberikan motivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) Pengelolaan waktu masih kurang maksimal dan (3) Siswa kurang antusias selama proses pembelajaran. Revisi
Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan; (2) Guru perlu mendistribusikan waktu dengan baik serta menambahkan informasi yang dianggap perlu serta memberikan catata; (2) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga agar lebih aktif. Siklus II
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terhapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, perbaikan itu diantaranya: (1)
Pelaksanaan siklus ini dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2011 serta diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2 Nilai Ulangan Harian Siklus II
No.
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
80 70 90 50 70 70 70 60 70 80 80 70 70 70 1000
Keterangan : Jumlah Skor Maksimal Jumlah Skor Tercapai Rata-rata Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah siswa Tidak Tuntas
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 3
No.
Nilai
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
70 60 80 70 70 70 60 90 80 60 80 60 90 70 1010
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 4
: 2800 : 2010 : 71,79 : 21 :7
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
121
ISSN : 2443-3195
Refleksi Pada Siklus II ini diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (1) Guru memotivasi siswa sudah baik; (2) Pembimbingan yang dilakukan guru dalam merumuskan kesimpulan dan menemukan konsep subah lebih baik; (3) Pengelolaan waktu dilakukan secara lebih meningkatl. Revisi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini terdapat kekurangan yang dapat dilakukan perbaikan, perbaikan tersebut diantaranya: (1) Pemberian motivasi hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses pembelajaran; (2) Meningkatkan hubungan komunikasi antara
antara guru dan siswa sehingga tidak terjadi kesenjangan; (3) Guru harus lebih bersabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan serta menemukan konsep; (4) Pendistribusian waktu harus dilakukan secara tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan; (5) Guru hendaknya memberikan banyak contoh soal dan memberikan soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar
Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 maret 2011 serta diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3 Nilai Ulangan Harian Siklus III
No.
Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
60 80 80 70 70 90 80 60 80 90 70 80 90 70 1070
Keterangan : Jumlah Skor Maksimal Jumlah Skor Tercapai Rata-rata Jumlah Siswa yang Tuntas Jumlah siswa Tidak Tuntas Refleksi
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 2
No.
Nilai
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
80 90 80 70 80 60 80 90 80 70 80 70 70 90 1090
Keterangan T TT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 1
: 2800 : 2160 : 77,14 : 25 :3 Pada Siklus III ini diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (1) Selama proses pembelajaran guru melak-
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
122
ISSN : 2443-3195 sanakan dengan baik; (2) Selama proses pembelajaran siswa sangat aktif mengikuti proses pembelajaran; (3) Kekurangan pada siklus sebelumnya sudah dilakukan perbaikan; (4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Revisi Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur dengan baik, hal itu dapat diliha dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar.
hatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkahlangkah pembelajaran kooperatif model pembelajaran bersama terstruktur dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang akan dimengerti siswa, member umpan balik/evaluasi/Tanya jawab dimana prosentase aktivitas diatas cukup besar.
PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
SIMPULAN
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap yang telah disampaikan oleh guru selama ini. dimana nilai ketuntasan belajar pada siklus I 60,71%, siklus II 75 % dan siklus III 89,29% sehingga ketuntasan secara klasikal tercapai
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pembelajaran kooperatif model pembe-lajaran bersama terstrukturmemiliki dampak posititif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus; (2) pembelajaran kooperatif model pembelajaran bersama terstruktur mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia,hal ini dapat ditunjukkan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran kooperatif model pembelajaran bersama terstruktur sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar; (3) Pembelajaran kooperatif model pembelajaran bersama terstruktur memiliki dampak positif terhadap kerjasama antar siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang mampu.
Kemampuan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model belajar bersama terstruktur mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pembelajaran yang telah diterima saat ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas Guru Pembelajaran
Dan
Siswa
Dalam
Berdasarkan analisa data diperoleh informasi bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model belajar bersama tersstruktur yang paling dominan adalah mendengarkan/ memper-
DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad. 1996. Pendidik Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
123
ISSN : 2443-3195 Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Program Sarjana Universitas Negeri Malang.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka. Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan FakuLearning Togetheras Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta. Hudoyo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar Mata kuliah perencanaan pembelajaran. Malang: IKIP Malang. Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press. Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur,
Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAI, Universitas Terbuka. Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Mata kuliah perencanaan pembelajaran. Malang:
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
124
ISSN : 2443-3195
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTRUKTIVISME MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS VIII SMP NEGERI 2 LAMONGAN Umiyati SMPN 2 Lamongan Email:
[email protected] ABSTRAK Ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa sekarang berkembang dengan sangat pesatnya. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Guru sebagai pelaksana terdepan, harus mengatasi perkembangan ini, karena tidak mustahil pengetahuan guru akan kalah dengan sisnyanya. tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pendekatan konstruktivisti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas VIII; (2) Untuk mengetahui dan mendiskripsikan kendala pelaksanaan pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran geografi. Pendekatan penelitian ini adalah berupa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan instrument penelitian tindakan diantaranya: observasi, wawancara dan dokumentasi. pelaksanaan penelitian pada bulan November 2014 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan. pada mata pelajaran geografi. Hasil penelitian strategi pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. sebagai bukti bahwa pengajaran yang dilakukan mengalami peningkatan yang signifikan dari hasil belajar yang diperoleh. Bahwa antara siklus 1 dan siklus 2 motivasu belajar siswa dengan strategi pembelajaran konstruktivisme menunjukkan peningkatan. Pada siklus 1 nilai tertinggi 24%, tetapi pada pelaksanaan siklus 2 peningkatan dratis dengan nilai tertinggi sejumlah 68% peningkatan motivasi belajar siswa ini menunjukkan dipengaruhi oleh strategi. Kata Kunci: Motivasi, Pendekatan Konstuktivisme dan Geografi PENDAHULUAN Guru sebagai pelaksana terdepan, harus mengantisipasi perkembangan teknologi yang sangat pesat oleh karena itu guru harus mampu minimal memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan memadukan teknologi dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran, salah satunya adalah dengan penggunaan metode konstruktivisme. Plaget & Vygotsky yang dikutip oleh Handayanto (2001), menyatakan bahwa prinsip konstruktivisme menyatakan bahwa aktivitas harus selalu mendahului analisis. Dengan kata lain belajar bermakna dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Pendapat tersebut dipertegas oleh Handayanto yang dikutip oleh Fahrurrazy (2000), yang menyatakan bahwa
dalam pandangan konstruktivisme sebuah realitas, ada dalam pikiran mereka yang mengetahuinya, sehingga mereka dapat membentuk dan menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai implimentasi pendekatan konstruktivisme lebih menekankan bagaimana pengetahuan awal dan keyakinan dimiliki untuk menafsirkan obyek-obyek dan peristiwa. Berdasarkan fenomena tersebut peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dengan judul: ”upaya peningkatan motivasi belajar dengan pendekatan konstruktivisme mata pelajaran geografi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan”. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
125
ISSN : 2443-3195 dengan pendekatan konstruktivisti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas VIII; (2) Apakah kendala pelaksanaan pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran geografi? Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pendekatan konstruk-tivistik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas VIII; (2) Untuk mengetahui dan mendiskripsikan kendala pelaksanaan pendekatan konstruktivisme pada mata pelajaran geografi. METODE Rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Menurut Waseso (1994) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang memungkinkan diikuti dengan perencanaan ulang. Pelaksanaan dilaksanakan pada bulan November 2014
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan yang berjumlah 44 siswa. Langkah penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) Menentukan lokasi dimana memilih SMPN 2 Lamongan sebagai tempat penelitian karena peneliti merupakan guru di sekolah tersebut; (2) Pengumpulan data awal untuk pemfokusan masalah penelitian dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan langsung; (3) Melakukan serangkaian kegiatan belajar mata pelajaran geografi pada siklus 1; (4) Siklus 2 melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme; (5) Mengumpulkan data; (6) melakukan identifikasi; (7) Mendiskripsikan dan mema-parkan hasil penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. HASIL Hasil penelitian ini, peneliti menjabarkan kegiatan per siklus, yaitu siklus 1, dan siklus, 2 sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1 Test Hasil Belajar No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama siswa Ananda B. Agus Kurniawan Ana Setyowati Andi Saputra Arif Agus W Arif Saputra Aldo Andrio Dian Novianti Danang Sudarmoko Dwi Arifianto Eko Saputra Eila Tania Faiziyah Egis Srimahuda Febri Ardiansyah Hariroh Imam Syafi’i Ifa Efa Farida K. Juli N Jamain Khoirul Anam Khoirul Umam Kartini Kristianawati
Hasil Belajar Siklus 1 Siklus 2 6 9 6 9 8 7 7 8 7 8 6 10 7 8 7 8 7 9 7 9 8 8 9 8 5 7 6 9 5 6 8 7 7 6 8 9 6 9 9 9 6 7 9 7 7 7
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
126
ISSN : 2443-3195 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Laukhil M. Likka Anjarwati M. Yanto Mei Agustin Munir M. Saiful M. Rokhim Maya Novita M. Idris M. Wandriono Miftahul Jannah M. Usman Nafik M. Ninik Sofiyaningsih Nur Hayati Nur Fadil Purnawanto Puput Setyorini Puji Hartono Rahayu Ningsih Ranchman Wijaya
7 6 8 6 9 7 6 8 6 7 9 7 6 6 7 8 9 7 6 7 7
10 8 6 7 6 9 9 9 7 6 9 9 9 7 7 7 10 7 7 7 8
PEMBAHASAN Siklus 1 Pada siklus 1 didapat data seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Sebaran Nilai hasil belajar siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekwensi 0 2 13 16 7 6 0 44
Dari sebaran nilai hasil belajar, dari tabel 2 diatas dapat diketahui perolehan nilai 5 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 4,5% dengan kategori kurang. Untuk siswa dengan kategori cukup sebanyak 13 siswa dengan prosesntase 29,5%, siswa dengan kategori sedang sebanyak 16 siswa dengan prosentase
Prosentase (%) 0 4.5 29.5 36.4 15.9 13.6 0 100. 7,5
Kategori Kurang Sekali Kurang Cukup Sedang Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi -
36,4%, siswa dengan kategori cukup tinggi sebanyak 7 siswa dengan prosentase 13,6% serta siswa dengan kategori sangat tinggi sebanyak 6 siswa dengan prosentase 13,6%. dari semua nilai yang diperoleh, diketahui rata-rata nilai hasil belajar sebesar 7,5.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
127
ISSN : 2443-3195 Siklus 2 Tabel 3 Sebaran Nilai hasil belajar siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7
Nilai 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekwensi 0 0 5 14 8 14 3 44
Dari data tabel 3 sebaran nilai hasil belajar diperoleh hasil siswa dengan kategori Cukup sebanyak 5 siswa dengan prosentase 11,4%, siswa dengan kategori sedang sebanyak 14 siswa dengan prosentase 31,8%, siswa dengan kategori cukup tinggi sebanyak 8 siswa dengan prosentase 18,2%, siswa dengan kategori tinggi sebanyak 14 siswa dengan prosentase 31,8%, dan siswa dengan kategori sangat tinggi sebanyak 3 siswa dengan prosentase 6,8%. Perolehan nilai hasil belajar pada siklus 2 ini rata-rata 7,91. Siklus 1 diperoleh nilai hasil belajar rata-rata 7,5 sedangkan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata sebesar 7,91 sehingga terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 0,41. sehingga pembelajaran dengan metode konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar hal itu dapat dilihat dengan meningkatnya hasil belajar.
Prosentase (%) 0 0 11.4 31.8 18.2 31.8 6.8 100 7,91
Kategori Kurang Sekali Kurang Cukup Sedang Cukup Tinggi Tinggi Sangat Tinggi -
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Kusaeri, S. 2001. Pendekatan Konstruktivis dan Kendalanya dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. Vol.3 No. 9, 10 Tahun 2001 oni.
2000. Panduan Kurikulum Metode Alternatif Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen. Dikdasmen.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Zuriah, N. 2003. Penelitian Tidakan dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Edisi Pertama. Malang: Bayu Media Publishin
SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitaian ini, dapa peneliti rumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya: (1) Strategi pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lamongan. Hal itu terlihat dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus 1 nilai rata-rata 7,5 pada siklus 2 naik menjadi 7,91. (2) Strategi pembelajaran konstruktivisme di mungkinkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran geografi
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
128
ISSN : 2443-3195 ANALISIS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PAD (PENDAPATAN ASLI DAERAH) DI KABUPATEN LAMONGAN Abid Muhtarom
Universitas Islam Lamongan Email:
[email protected] ABSTRAK Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar, khususnya penduduk dengan usia produktif, akan meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia. Penelitan ini menggunakan penelitian eksplanatori, yaitu hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana Analisis Kesehatan dan Pendidikan Terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Lamongan (Husaini, 2008:5). Dari anlisis diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan secara data empiris membawah dampak terhadap perkembangan suatu masyarakat bahkan kemajuan suatu daerah khususnya Kabupaten Lamongan. Namun ini akan menjadi berbanding terbalik jika dihubungkan dengan PAD (pendapatan Asli Daerah) menurut hasil analisis diatas diketahui bahwa semakin baiknya pendidikan akan menyebabkan PAD (Pendapatan Asli daerah) kita kecil bahkan kearah negatif. Hal ini disebabkan karena PAD keuanganya akan kembali ke daerah sebagai APBD yang selebihnya anggaran APBD sebagian diguanakan untuk kesehatan sehingga dengan ini. PAD kita akan kecil bahkan cenderung negatif. Namun bukan berarti PAD negatif akan mengakibatkan masyarakat tidak sejahtera, tapi indikator dari kesehatan disini adalah Angka Kematian bayi yang mengindikasikan bahwa tiap tahun selalu mengalami penurunan. Dari analisis ke dua dapat dilihat tentang pendidikan bahwa semakin tingginya pendidikan maka PAD akan negatif. Penjelasan ini hampir sama dengan penjelasan diatas bahkan namun berlaku sebaliknya, karena indikator pendidikan disini adalah melek huruf yang semakin tahun semakin bertambah dimana jika PAD negatif pun Pendidikan akan berlaku sebaliknya akan menigkat bahkan cenderung positif. Kata kunci: Kesehatan, Pendidikan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) LATAR BELAKANG Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.(sumber: statistik indonesia) Pendidikan merupakan suatu faktor yang mempengaruhi output suatu daerah. Jumlah penduduk yang besar, khususnya penduduk dengan usia produktif, akan meningkatkan jumlah angkatan kerja yang tersedia. Jumlah tenaga kerja yang besar disertai dengan pendidikan yang memadai akan memacu PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang tinggi. Tantangan utama pendidikan di Kabupaten Lamongan adalah bagaimana
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
129
ISSN : 2443-3195 meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Sekitar 55 persen dari tenaga kerja di Jawa Timur hanya mengecap pendidikan Sekolah Dasar. Hal ini juga ditunjukkan oleh angka partisipasi murni (APM) sekolah yang semakin menurun pada tingkat SMP dan SMA.
hubungan korelasinya, lebih dari itu akan didiskripsikan dan dianalisis dengan menggunakan SPSS 20.
Hasil Survei BPS (Badan Pusat Statistik) kabupaten Lamongan yang dilaksanakan pada 2010 diketahui bahwa pendidikan di kabupaten Lamongan sebesar 796 300 orang dan tahun 2011 naik sebesar 817 460 orang. Sedangkan tahun 2012 turun sebesar 813 568 orang dari pada tahun 2011, untuk tahun 2013 sebesar 818 216 orang naik dari pada tahun 2012.
Tahun AKB 2010 34,58 2011 34,02 2012 33,72 2013 32,42 2014 31,64 2015 30,98
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesehatan Tabel 1. Angka kematian Bayi Kabupaten Lamongan tahun 2010-2015
Sumber: BPS di Kabupaten Lamongan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber penerimaan daerah yang mendukung kemampuan keuangan daerah. Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang no.28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Angka kematian bayi dari data 2010 menunjukan 34,58 persen sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 34,02 dan pada tahun 2012-2015 Angka kematian bayi turun secara statis sebesar 33,72 sampai dengan 30,98. Hal ini disebabkan semua program kesehatan yang dilakukan pemerintah pusat maupun daerah berjalan dengan baik.
Maka dari itu peneliti membuat penelitian dengan judul “Analisis Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Pad (Pendapatan Asli Daerah) Di Kabupaten Lamongan Periode 2010-2015”.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Usia Diatas 15 Tahun Yang Bisa Membaca Menulis Indikator Pendidikan Tahun 2010-2015
METODE PENELITIAN Penelitan ini menggunakan penelitian eksplanatori, yaitu hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana Analisis Kesehatan dan Pendidikan Terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Lamongan (Husaini, 2008:5). Ditinjau dari sifat hubungan antara variabelnya, penelitian ini dirancang sebagai penelitian kausal dimana variabel yang satu dengan yang lain tidak sekedar dijelaskan
Pendidikan
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Melek huruf (ribuan) 796300 817460 813568 818216 649109 752312
Sumber:BPS di Kabupaten Lamongan
Pendidikan disini dilihat melalui masyarakat bisa membaca dan menulis pada tahun 2010 sebesar 796300 ribu, pada tahun 2011 sebesar 817460 ribu. Dan pada tahun 2012-2015 sebesar 813568 ribu smapai dengan 752312 ribu.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
130
ISSN : 2443-3195 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabel 3. Total PAD Kabupaten Lamongan tahun 2010 - 2015 No 1. 2. 3. 4. 5. 6
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Total PAD 95.244.807.228,09 99.545.629.500,31 129.284.733.136,02 161.087.916.084,90 272.193.207.652,81 301.786.452.321,56
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah, Dispenda Kabupaten Lamongan 2015 dan Perusahan Daerah. (diolah)
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2010 totalnya sebesar Rp 95.244.807.228,09 dan naik pada tahun 2011 sebesar Rp 99.545.629.500,31. Pada tahu 2012 total PAD Kabupaten Lamongan Sebesar Rp 129.284.733.136,02 dan tahun 2013 PAD
naik sebesar Rp 161.087.916.084,90 dan tahun 2014 PAD Kabupaten Lamongan Naik sebesar Rp 272.193.207.652,81. Pada tahun 2015 naik lagi sebesar Rp 301.786.452.321,56.
Analisis Statistik: Regresi linier berganda Tabel 4 Regresi Linier berganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standa
t
Sig.
rdized Coeffici ents B
1
a.
Std. Error
(Constant)
2089513135988,051
221817455567,569
kesehatan
-50089962308,978
8533553317,650
pendidikan
-342628,169
184337,514
Beta 9,420
,003
-,804
-5,870
,010
-,254
-1,859
,160
Dependent Variable: PAD
Y = 2089513135988,051 - 50089962308, 978 X1 - 342628,169X2, yang diartikan sebagai berikut : a = 2089513135988,051 b1 = - 50089962308,978 b2 = -342628,169 Pada persamaan diatas, menunjukkan koefisien regresi linier masing-masing sebagai berikut: a. b1 = - 50089962308,978
Artinya jika kesehatan (X1) dinaikkan satu satuan, maka PAD akan turun atau berkurang sebesar - 50089962308,978 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi dianggap konstan (a,X2=0). b. b2 = -342628,169 Artinya jika pendidikan (X2) dinaikkan satu satuan, maka PAD akan turun atau berkurang sebesar -342628,169 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi dianggap konstan (a,X1=0). c. a = 2089513135988,051
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
131
ISSN : 2443-3195 Artinya nilai konstanta yang menyatakan apabila kesehatan dan pendidikan dianggap konstan (X1,X2=0)
maka PAD akan 2089513135988,051
Naik
sebesar
=
Korelasi Tabel 5. Regresi Linier berganda Correlations kesehatan Pearson Correlation kesehatan
PAD
1
Sig. (2-tailed)
,624
PAD -,962
**
,185
,002
6
6
6
Pearson Correlation
,624
1
-,756
Sig. (2-tailed)
,185
N
pendidikan
pendidikan
,082
N
6
6
6
Pearson Correlation
**
-,756
1
,002
,082
6
6
Sig. (2-tailed) N
-,962
6
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari nilai koefisien korelasi sederhana (r) di dapat korelasi antara kesehatan (X1) dengan PAD (Y) sebesar 0,962, Penggunaan pendidikan (X2) dengan
PAD (Y) sebesar -0,756. Mengacu pada pendapat Sugiyono (2012 :231) tentang interpretasi nilai r menyatakan tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Interpretasi Nilai r Interval Koefisien 0,81-1,00 0,60-0,799 0,40-0,599 0,20-0,399 0,00-0,199
Interprestasi tingkat hubungan Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat rendah
Sumber : Sugiyono (2012)
Dari hasil di atas dapat di lihat bahwa Penggunaan kesehatan (X1) dengan PAD (Y) mempunyai hubungan yang sangat kuat negatif, sedangkan Penggunaan pendidikan (X2) dengan PAD (Y) mempunyai hubungan yang kuat negatif. Dari anlisis diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan secara data empiris membawah dampak terhadap perkembangan suatu masyarakat bahkan kemajuan suatu daerah khususnya kabupaten lamongan.
Namun ini akan menjadi berbanding terbalik jika dihubungkan dengan PAD (pendapatan Asli Daerah) menurut hasil analisis diatas diketahui bahwa semakin baiknya pendidikan akan menyebabkan PAD (Pendapatan Asli daerah) kita kecil bahkan kearah negatif. Hal ini disebabkan karena PAD keuanganya akan kembali ke daerah sebagai APBD yang selebihnya anggaran APBD sebagian diguanakan untuk kesehatan sehingga dengan ini. PAD kita akan kecil bahkan cenderung negatif.
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
132
ISSN : 2443-3195 Namun bukan berarti PAD negatif akan mengakibatkan masyarakat tidak sejahtera, tapi indikator dari kesehatan disini adalah Angka Kematian bayi yang mengindikasikan bahwa tiap tahun selalu mengalami penurunan. Dari analisis ke dua dapat dilihat tentang pendidikan bahwa semakin tingginya pendidikan maka PAD akan negatif. Penjelasan ini hampir sama dengan penjelasan diatas bahkan namun berlaku sebaliknya,karena indikator pendidikan disini adalah melek huruf yang semakin tahun semakin bertambah dimana jika PAD negatif pun Pendidikan akan berlaku sebaliknya akan menigkat bahkan cenderung positif.
KESIMPULAN Pada persamaan diatas, menunjukkan koefisien regresi linier masing-masing sebagai berikut: b1 = -50089962308, 978, Artinya jika kesehatan (X1) dinaikkan satu satuan, maka PAD akan turun atau berkurang sebesar -50089962308,978 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi dianggap konstan (a,X2=0). b2 = -342628,169, Artinya jika pendidikan (X2) dinaikkan satu satuan, maka PAD akan turun atau berkurang sebesar 342628,169 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi dianggap konstan (a,X1=0). a = 2089513135988,051, Artinya nilai konstanta yang menyatakan apabila kesehatan dan pendidikan dianggap konstan (X1,X2=0) maka PAD akan Naik sebesar = 2089513135988,051 Dari hasil di atas dapat di lihat bahwa Penggunaan kesehatan (X1) dengan PAD (Y) mempunyai hubungan yang sangat kuat negatif, sedangkan Penggunaan pendidikan (X2) dengan PAD (Y) mempunyai hubungan yang kuat negatif.
DAFTAR PUSTAKA Kuntjoro Jakti, Dorojatun,2003. Mau kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Lipsey, Richard G dkk, 1991. Pengatar Makro Ekonomi. Edisi kedelapan, Jakarta: Erlangga. Noerdhus dan samuelson, 2000. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi. Rosyidi, Suherman.2000. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta:Erlangga. Sarwoko, 2005. Dasar-Dasar ekonometrika. Yogyakarta: Andi. Sukirno, Sadono.1981. Pengantar Teori Makroeskonomi. Jakarta: Bima Grafika Sukirno, Sadono.2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Bima Grafika. Suparmoko.1996. Pengantar Ekonometrika Makro. Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Santoso, A. 2000. Buku Latihan SPSS Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Sukirno,Sadono.1985. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI dengan Bima Grafika. Tarmidi,T Lepi.1992. Pembangunan. Jakarta: Ekonomi UI.
Ekonomi Fakultas
Husaini. 2008. Buku Latihan SPSS Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Computindo. Statistik Indonesia http://www.datastatistikindonesia.com/content/view/420/420/ www.BPS.com www.Wikipedia.com
JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015
133
ISSN : 2443-3195
Inovasi Pendidikan
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial
PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL 1. Artikel merupakan gagasan, tulisan konsepsional atau hasil penelitian pendidikan belum pernah dipublikasikan pada media cetak lain. 2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris baku dengan spasi 1,5 cm pada kertas ukuran A4 dan dikirim dalam bentuk cetak (prin out) sebanyak 1 eksemplar beserta CD, atau disketnya, atau dikirim melalui email ke alamat:
[email protected] Panjang tulisan 15-25 halaman. Artikel diserahkan paling lambat dua bulan sebelum jurnal diterbitkan. 3. Nama penulis artikel (tanpa gelar akademik, jabatan, atau kepangkatan) dicantumkan disertai alamat korespondensi, alamat e-mail, dan atau nomor telepon kantor, rumah atau telepon seluler. 4. Artikel konsepsional meliputi judul, nama dan identitas penulis, abstrak (± 250 kata), kata kunci, pendahuluan, isi atau pembahasan, Kesimpulan, dan daftar pustaka. 5. Artikel hasil penelitian memuat judul, nama identitas peneliti, abstrak (± 250 kata), kata kunci, pendahuluan, metode penelitian, hasil, pembasan, simpulan, saran dan daftar pustaka. 6. Artikel yang memenuhi syarat diseleksi dan diedit penyunting untuk penyeragaman format dan gaya penulisan tanpa mengubah isinya. 7. Penulisan daftar pustaa sebagaimana contoh : a. Jurnal Ilmiah: Nosrati, Masoud. Karimi, Ronak. Malekian, Kamran. Hariri, Mehdi. 2013. Investigation of Language Teaching Methodologies in Second Language Learning. International Journal of Economy, Management and Social Sciences. Volume 2 (5): Halaman 207-211. b. Buku: De Porter, Bobbi, dan Hernacki, Mike. 2002. Quantum Learning. Diterjemahkan oleh Alwiyah Adurrahman. Bandung: Kaifa PT Mizan Pustaka. c. Skripsi/Tesis/Disertasi: Nurlela, L. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran, Gaya Belajar dan Kemampuan Membaca terhadap Hasil Belajar siswa SD di Kota Surabaya. Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang. d. Online: Sapa'at. Asep. 2012. Akademisi Miskin Karya Tulis, Tanya Mengapa?, [online] (http://www.kesekolah.com/artikel-danberita/berita/akademisi-miskin-karya-tulis-tanya-mengapa.html, diakses tanggal 26 Desember 2012) JURNAL INOVASI PENDIDIKAN, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2015