JURNAL PENGARUH MODEL EXPLICIT INTRUCTION DIDUKUNG MEDIA VISUAL DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PEMBAGIAN BILANGAN DUA ANGKA KELAS II DI SD FAJAR MULIA KECAMATAN PLEMAHAN TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 THE EFFECT OF EXPLICIT INTRUCTION MODEL WHICH VISUALLITY MEDIA AND DEMONTRATION METOD CONCERNING THE ABILITY TO DO DISTRIBUTION NUMERAL TWO NUMBER SECOND CLASS IN FAJAR MULIA ELEMENTARY SCHOLL PLEMAHAN SUBDISTRICTS ACADEMIC YEAR 2016/2017
Oleh: NURIMA YUSNAWATI 13.1.01.10.0384
Dibimbing oleh : 1. Drs. AGUS BUDIANTO, M. Pd 2. MUHAMAD BASORI, S.Pd.I.,M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
simki.unpkediri.ac.id || ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
PENGARUH MODEL EXPLICIT INTRUCTION DIDUKUNG MEDIA VISUAL DAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PEMBAGIAN BILANGAN DUA ANGKA KELAS II DI SD FAJAR MULIA KECAMATAN PLEMAHAN TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 NURIMA YUSNAWATI 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
[email protected] Drs. Agus Budianto, M. Pd dan Muhamad Basori, S.Pd.I.,M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Nurima Yusnawati: Pengaruh Model Explicit Intruction Didukung Media Visual dan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Melakukan Pembagian Bilangan Dua Angka Kelas II Di SD Fajar Mulia Kecamatan Plemahan Tahun Pelajaran 2016 / 2017, Skripsi, PGSD, FKIP UN PGRI Kediri, 2016. Kata Kunci: Explicit Intruction, Visual, Demonstrasi, Kemampuan Melakukan Pembagian Bilangan Dua Angka Penelitian ini dilatarbelakangi penguasaan konsep matematika dalam operasi pembagian terlihat masih menggunakan cara yang bersifat monoton seperti minimnya media yang digunakan, model yang kurang variatif, metode yang terpaku hanya ceramah sehingga kurang memberi semangat belajar pada peserta didik, kurang terdorongnya dalam mengembangkan kemampuan berfikir yang nantinya pembelajaran terfokus pada proses menghafal. Terkait dengan hal itu, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahuai perbedaan yang signifikan penggunaan model Explicit Intruction tanpa media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan melakukan pembagian bilangan dua angka dengan penggunaan model Explicit Intruction didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan melakukan pembagian bilangan dua angka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian Pretest – Posttest Control Group Design yang dilakukan tidak secara random. Teknik analisis data menggunakan Uji-t. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas II SD Fajar Mulia yaitu kelas II A dan II B yang jumlah seluruhnya ada 40 siswa. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Fajar Mulia. Hasil pengujian dari hipotesis: (1)Tidak ada pengaruh dalam penerapan model Explicit Intruction tanpa didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan melakukan pembagian bilangan dua angka pada kelas II di SD Fajar Mulia kecamatan Plemahan tahun pelajaran 2016 / 2017 ”. Hal ini dikarenakan hasil nilai post-test masih dibawah nilai KKM yaitu dengan mean 74,00.(2)Ada pengaruh dalam penggunaan model Explicit Intruction dengan didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan melakukan pembagian bilangan dua angka pada kelas II di SD Fajar Mulia kecamatan Plemahan tahun pelajaran 2016 / 2017 ”. Hal ini dikarenakan hasil nilai post-test sudah diatas nilai KKM yaitu dengan mean 83,50.(3)Adanya perbedaan pengaruh antara penggunaan model Explicit Intruction tanpa didukung media visual dan metode demonstrasi dengan model Explicit Intruction didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan melakukan pembagian bilangan dua angka pada kelas II di SD Fajar Mulia kecamatan Plemahan tahun pelajaran 2016 / 2017 berdasarkan analisis Uji-T, diketahui T hitung = 3,792 dan T tabel = 0,320 (3,792 > 0,320).
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 3 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
lebih mendalam, sehingga ketika
I. LATAR BELAKANG Pendidikan akan diperoleh
diimplementasikan dalam berbagai
dalam suatu proses pembelajaran.
model suatu masalah, siswa dapat
Pembelajaran
memecahkannya
tersebut
akan
terutama
membantu peserta didik dalam
kaitannya
mengembangkan
kemampuan
Selain itu, dengan pemahaman
berfikir, kemampuan bertingkah
yang lebih mendalam, nantinya
laku
dapat diimplementasikan dengan
serta
berketerampilan
kemampuan yang
dengan
matematika.
nantinya
mudah ketika terjun di masyarakat
akan dituangkan dalam kehidupan.
sebagai pendidik ataupun dalam
Kemampuan berfikir atau ranah
lingkup bidang lainnya.
kognitif adalah kemampuan yang berkaitan
dalam
penguasaan,
Penguasaan matematika
konsep
dalam
operasi
pemahaman terhadap materi yang
pembagian yang diterapkan dalam
diajarkan. Kemampuan bertingkah
pembelajaran,
laku atau ranah afektif adalah
menggunakan cara yang bersifat
kemampuan yang berkaitan dengan
monoton seperti minimnya media
sikap, perilaku yang dituangkan
yang
baik dilingkungan rumah, sekolah
kurang
ataupun lingkungan masyarakat.
terpaku hanya ceramah sehingga
Sedangkan
kurang memberi semangat belajar
kemampuan
berketerampilan psikomotor
atau
adalah
ranah
kemampuan
pada
terlihat
digunakan,
model
yang
variatif,
metode
yang
peserta
terdorongnya
yang ada dalam diri individu yang
mengembangkan
berkaitan
berfikir
dengan
pengembangan
kreatifitas,
imajinasi
yang
masih
didik,
kurang
anak
dalam
kemampuan
yang
nantinya
pembelajaran terfokus pada proses
nantinya dapat diterapkan ketika
menghafal,
terjun di lingkungan masyarakat.
menimbun informasi tanpa dituntut
Penerapan
mengingat
bahkan
pembelajaran
untuk memahami informasi yang
yang maksimal akan membantu
diingat dalam kehidupan sehari –
peserta
hari sehingga, pemahaman yang
didik
dalam
mengembangkan pemahaman yang Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
diperoleh
belum maksimal atau simki.unpkediri.ac.id || || 4
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
belum tercapai dengan baik. Dari –
masalah
masalah
memberikan
pemahaman awal
tersebut,
pada diri peserta didik tentang
nantinya
akan
menyebabkan
operasi pembagian. Media tersebut
lemahnya
proses
pembelajaran.
nantinya
akan
berupa
bahan
Melemahnya proses pembelajaran
kongkrit atau manipulatif yang
akan
dapat mempermudah peserta didik
berpengaruh
melemahnya Dengan
proses
kata
dalam pendidikan.
lain,
proses
dalam
penguasaan
tentang
pemahaman
operasi
pembagian.
pendidikan tidak mengarah pada
Menurut ( Gerlach dan Ely 1980:
pembentukan manusia yang cerdas,
244 ) “ secara umum media itu
memiliki
dalam
meliputi orang, bahan, peralatan tau
memecahkan masalah hidup serta
kegiatan yang menciptakan kondisi
tidak diarahkan untuk membentuk
yang
manusia yang kreatif dan inovatif.
memperoleh
kemampuan
Undang – Undang No. 20 Tahun
2003
siswa
pengetahuan,
keterampilan dan ”. Jadi, dalam
Sistem
pengertian ini media bukan hanya
Pendidikan Nasional menyatakan
alat perantara seperti TV, Radio,
bahwa pendidikan adalah usaha
Slide,
sadar
meliputi
orang
mewujudkan suasana belajar dan
sebagai
sumber
proses pembelajaran agar peserta
dikondisikan
untuk
menambah
didik secara aktif mengembangkan
pengetahuan
dan
wawasan,
potensi dirinya untuk memiliki
mengubah sikap siswa atau untuk
kekuatan
menambah keterampilan.
dan
tentang
memungkinkan
terencana
spiritual
pengendalian
keagamaan,
cetakan, atau
tetapi manusia
belajar
yang
kepribadian,
Operasi pembagian adalah
kecerdasan, akhlak mulia, serta
membagi suatu bilangan dalam
keterampilan
diperlukan
beberapa kelompok dengan jumlah
dirinya, masyarakat, bangsa dan
yang sama atau pembagian adalah
negara.
operasi Seiring
diri,
untuk
bahan
yang
dengan
aturan
aritmatika
dasar
yang
merupakan kebalikan dari operasi
tersebut, maka beberapa upaya
perkalian.
perlu dilakukan diantaranya dengan
dinotasikan dengan tanda ( : )
menggunakan media yang dapat
(division) atau ( / )
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
Operasi
perkalian
( slash ).
simki.unpkediri.ac.id || ||
5
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Penggunaan media yang digunakan
mengamati
secara
selektif,
adalah media visual yang berupa
mengingat dan menirukan apa yang
benda konkrit baik berupa gambar,
dimodelkan oleh gurunya.
benda nyata yang ada disekitar
Penggunaan media, metode
lingkungan peserta didik dengan
dan model ini juga didorong dari
tujuan
hasil observasi yang dilakukan oleh
agar
dapat
memberikan
pemahaman melalui pemanfaatan
peneliti
benda – benda yang ada disekitar.
menggunakan
Selain penggunaan media, penerapan
metode
juga
bahwa,
guru
masih metode
konvensional yang lebih mengarah kepada
metode
ceramah.
memberikan dampak yang baik
Pembelajaran
dalam
Teacher Center bukan Student
membentuk
pemahaman
hanya
tentang operasi pembagian. Metode
Center.
tersebut
metode
pembelajaran tersebut, pemahaman
yaitu
metode
yang diperoleh peserta didik kurang
pelajaran
dengan
maksimal dan kurang terstrukutur
adalah
demonstrasi, penyajian
memperagakan
dan
mempertunjukkan
kepada
Sehingga
terfokus
dari
hasil
dengan baik.
siswa
Berdasarkan uraian diatas,
tentang suatu proses, situasi atau
maka
benda tertentu, baik sebenarnya
“
atau
tiruan.
Intruction Didukung Media Visual
Sehingga, penggunaan metode ini,
dan Metode Demonstrasi terhadap
akan saling bersinambungan dan
Kemampuan
membentuk hubungan yang erat
Pembagian Bilangan Dua Angka
dengan penggunaan media visual.
Kelas II di SD Fajar Mulia
Penerapan media dan metode akan
Kecamatam
berjalan dengan selaras jika diikuti
Pelajaran 2016 / 2017 ”.
dengan
hanya
sekedar
penggunaan
pembelajaran.
Model
model yang
penerapan
Pengaruh
judul
tentang
Model
Explicit
Melakukan
Plemahan
Tahun
II. METODE PENELITIAN Variabel
penelitian
diterapkan adalah model Explicit
adalah segala sesuatu yang
Intruction atau model pembelajaran
berbentuk
langsung. Model ini memberikan
ditetapkan oleh peneliti untuk
kesempatan siswa belajar dengan
dipelajari sehingga diperoleh
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
apa
saja
yang
simki.unpkediri.ac.id || || 6
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
informasi tentang hal tersebut,
Indonesia
kemudian ditarik kesimpulan
sebagai
(Sugiyono, 2011: 38). Variabel
Variabel adalah variabel yang
penelitian adalah sesuatu yang
mempengaruhi
diamati karena nantinya akan
menjadi sebab perubahannya
menghasilkan
atau
suatu
data.
sering
disebut
variabel
bebas.
atau
timbulnya
yang
variabel
–
dependen ( terikat ). Variabel
pengertian di atas, maka dapat
bebas di simbolkan X dan dari
dirumuskan
variabel
judul penelitian yang menjadi
penelitian adalah suatu atribut
variabel bebas adalah Pengaruh
atau sifat atau nilai dari orang,
model
obyek
yang
sebagai variabel bebas(X1) dan
tertentu
Pengaruh media visual dan
Berdasarkan
pengertian
bahwa
atau
mempunyai
kegiatan variasi
Explicit
yang ditetapkan oleh peneliti
metode
untuk dipelajari dan kemudian
variabel bebas (X2)
ditarik kesimpulannya. Variabel
2. Variabel
penelitian
demonstrasi
Dependen:
sebagai
sering
disebut sebagai variabel output,
sangat penting dalam sebuah
kriteria,
penelitian, bertujuan
Intruction
konsekuen.
Dalam
karena
variabel
bahasa Indonesia sering disebut
sebagai
landasan
sebagai
variabel
Variabel
terikat
mempersiapkan
alat
dan
terikat. merupakan
metode pengumpulan data, dan
variabel yang dipengaruhi atau
sebagai alat menguji hipotesis.
yang menjadi akibat, karena
Itulah
sebuah
adanya variabel bebas. Variabel
variabel harus dapat diamati
terikat disimbolkan (Y) dan dari
dan dapat
judul penelitian yang menjadi
sebabnya,
diukur. Variabel
penelitian dibagi menjadi dua
variabel
macamnya yaitu,
Kemampuan
1. Variabel Indenpenden: variabel ini
sering
variabel
disebut
stimulus,
antecedent.
sebagai
terikat
adalah melakukan
pembagian bilangan dua angka sebagai variabel terikat (Y).
prediktor,
Dalam
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
bahasa simki.unpkediri.ac.id || 7 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
III.
HASIL
DAN
2.
Kelas Eksperimen Tabel 4.14
PEMBAHASAN Dari
data
yang
Data Hasil Uji T Statistik
diperoleh untuk nilai hasil
Pre-Test dan Post-Test
analisis pada kelas kontrol
Eksperimen
akan disajikan sebagai berikut
Group Statistics
1. Kelas Kontrol
kelom
Std.
pok
Tabel 4.11
N
Data Hasil Uji T Statistik Pre-Test dan Nilai
Post-Test Kontrol
Std.
Deviatio
Error
n
Mean
Mean
20 69,75
9,797
2,191
20
6,304
1,410
pre test tdtdg vvdv dimension1
Nilai Group Statistics kelom pok Nila
Std.
Std. Error
Mean
Deviation
Mean
20
58,75
11,907
2,662
20
74,00
9,262
2,071
N
83,50
posttest
Dari data di atas, mean dari pre – test
i pret
/ sebelum perlakuan adalah 69,75 dan
est
mean
post-test
/
setelah
83,50
dengan
dimension1
Nila
perlakuan
adalah
i
jumlah
pos
siswa
/
N
adalah
20.
Sedangakan standar deviasi pre-test
test
9,797 dan post-test 6,304 . Untuk Dari data di atas, mean dari pre – test / sebelum perlakuan adalah 58,75 dan mean post-test / setelah perlakuan adalah 74,00 dengan jumlah siswa / N adalah 20. Sedangakan standar deviasi pre-test 11,907 dan post-test 9,262 . Untuk mean standar eror pre-test 2,662
Selanjutnya untuk hasil analisis kelompok
post-test 1,410. Selanjutnya akan dikemukakan pembahasan atas hasilhasil analisis dan pengujian hipotesis yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Pengaruh penggunaan model Explicit
Intruction
tanpa
didukung media visual dan
dan post-test 2,071.
pada
mean standar eror pre-test 2,191 dan
kontrol
akan
dijelaskan pada poin 2 sebagai berikut:
metode demonstrasi terhadap kemampuan pembagian
melakukan bilangan
dua
angka pada kelas II di SD Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 8 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Fajar
Mulia
Plemahan
kecamatan
Data yang diperoleh dari hasil
pelajaran
belajar siswa pada kemampuan
tahun
2016 / 2017.
melakukan pembagian bilangan
Data yang diperoleh dari hasil
dua angka diketahui hasil pre-
belajar siswa pada kemampuan
test atau sebelum perlakuan
melakukan pembagian bilangan
menggunakan model Explicit
dua angka diketahui hasil pre-
Intruction
test atau sebelum perlakuan
visual dan metode demonstrasi
menggunakan model Explicit
yaitu dengan nilai mean 69,75.
Intruction
didukung
Berdasarkan nilai mean tersebut
metode
bahwa siswa kurang memahami
demonstrasi yaitu dengan nilai
materi pembelajaran pembagian
mean 58,75. Berdasarkan nilai
bilangan dua angka. Sedangkan
mean tersebut bahwa siswa
hasil post-test
kurang
model
media
tanpa
visual
dan
memahami
pembelajaran
materi
pembagian
metode
hasil post-test
83,50.
model Explicit Intruction tanpa didukung media visual dan metode
demonstrasi
mean
74,00. 2. Pengaruh penggunaan model Explicit
Intruction
dengan
didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan pembagian
melakukan bilangan
dua
angka pada kelas II di SD Fajar
Mulia
Plemahan
tahun
kecamatan pelajaran
2016 / 2017.
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
media
menggunakan
Explicit
Intruction
didukung media visual dan
bilangan dua angka. Sedangkan menggunakan
didukung
demonstrasi
mean
3. Adakah perbedaan pengaruh antara
penggunaan
model
Explicit
Intruction
tanpa
didukung media visual dan metode demonstrasi dengan model
Explicit
Intruction
didukung media visual dan metode demonstrasi terhadap kemampuan pembagian
melakukan bilangan
dua
angka pada kelas II di SD Fajar
Mulia
Plemahan
tahun
kecamatan pelajaran
2016 / 2017? .
simki.unpkediri.ac.id || 9 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Adanya perbedaan pengaruh
kemampuan
dalam
pembagian bilangan dua angka
menerapkan
model
Intruction
tanpa
Explicit
kelas
II
melakukan
SD
Fajar
Mulia
Plemahan
tahun
didukung media visual dan
Kecamatan
metode demonstrasi terhadap
pelajaran 2016/2017. Sehingga
kemampuan
dari
melakukan
hasil
tersebut
dapat
pembagian bilangan dua angka
disimpulkan Hipotesis Nol (Ho)
kelas
II
Kecamatan pelajaran
Mulia
“tidak ada pengaruh dalam
Plemahan
tahun
penerapan
model
dengan
Intruction
didukung
Explicit
visual dan metode demonstrasi
2016/2017
penggunaan Intruction media
Fajar
SD
model dengan
visual
didukung
dan
terhadap
Explicit media
kemampuan
metode
melakukan pembagian bilangan
demonstrasi
terhadap
dua angka kelas II SD Fajar
kemampuan
melakukan
Mulia
Kecamatan
pembagian bilangan dua angka
tahun
pelajaran
pada kelas II di SD Fajar Mulia
ditolak. Sedangkan Hipotesis
kecamatan
Alternatif (Ha) “ ada pengaruh
Plemahan
tahun
pelajaran 2016 / 2017. Hal
ini
dalam
terbukti
dengan
Plemahan 2016/2017”
penerapan
model
Intruction
didukung
Explicit
peningkatan nilai mean pre-test
media
ke post-test dari penggunaan
demonstrasi
terhadap
model Explicit Intruction tanpa
kemampuan
melakukan
didukung media visual dan
pembagian bilangan dua angka
metode demonstrasi terhadap
kelas
kemampuan
Kecamatan
melakukan
pembagian bilangan dua angka kelas
II
SD
Kecamatan pelajaran Explicit media
Fajar
Mulia
Plemahan
tahun
2016/2017 Intruction visual
visual
II
SD
dan
metode
Fajar
Mulia
Plemahan
tahun
pelajaran 2016/2017.
dengan didukung
dan
demonstrasi Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
metode terhadap simki.unpkediri.ac.id || 10 ||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
IV. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Maman dan Sambas Ali Muhidin. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta: AV. Publiser. Masrun. 1979. Reliabilitas dan Cara – Cara Menentukannya. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Sanjaya Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Universitas Nusantara PGRI ( UNP ). Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Nurima Yusnawati| 13.1.01.10.0384 FKIP-PGSD
simki.unpkediri.ac.id || 11 ||