Peningkatkan Kompetensi Pemahaman Sistem Karburator Melalui Model Pembelajaran Problem Base Intruction Dengan Menggunakan Mobil Joko Triono (11320072 St) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang kreatif sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan hal demikian itu sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga nantinya dapat diterima dan diakui masyarakat serta dunia industri tentunya. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek didik. Sementara untuk tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Ditujukan untuk peserta didik ( siswa ) untuk meningkatkan pemahaman kompetensi system karburator menggunakan model pembelajaran Probem Base Intruction dengan mobil dan untuk mengetahui daya dan upaya kreatifitas yang dilakukan guru SMK Kristen 2 Magelang dalam meningkatkan pemahaman kompetensi system karburator. Metode penelitiannya adalah metode perbaikan kegiatan pembelajaran atau sering disebut dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Dalam prosedur pelakasanaannya terdiri dari 2 siklus dan dalam setiap siklus terdapa tempat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Base Intruction, dengan menggunakan mobil ternyata lebih dapat meningkatkan kompetensi pemahaman system kaburator karena dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti selalu berusaha untuk memperbaiki diri akan kekurangan di dalam pelaksanaan pembelajaran dan telah terbukti dengan adanya kenaikan dari selisih nilai rata- rata post test dan pre test pada siklus II terhadap selisih nilai rata- rata post test terhadap nilai rata-rata pre test pada siklus ke I yaitu sebesar 4,5 ( meningkat lebih dari 25 %) dan Sementara 90% siswa telah mencapai nilai ketuntasan. Berdasarkan hasil kesimpulan maka disarankan untuk guru adalah sebelum melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru membuat perencanaan pembelajaran dengan sebaik- baiknya; guru hendaknya menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa; dalam menyampaikan materi pembelajaran harus jelas dan menggunakan metode yang sesuai; guru harus melaksanakan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi dan melakukan refleksi sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Kata Kunci : sistem karburator, problem base instruction, peningkatan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting karena pendidikan mempunyai tugas untuk menyiapkan SDM bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan kearah yang lebih kompleks. Pembangunan pendidikan seharusnya diutamakan karena suatu kemajuan bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan. Oleh karena itu komponen-komponen yang ada dalam proses pendidikan seperti siswa, guru, proses belajar-mengajar, manajemen, layanan pendidikan serta sarana penunjang lainnya harus terkoordinasi dan bekerjasama dengan baik. Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
104
tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru.Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas xi otomotif SMKKristen 2 Magelang dalam halkompetensi pemahaman
sistem karburator model pembelajaranvariatif
yang
digunakan masih sangat rendah, dan guru cenderung menggunakan model konvesionalcontoh metode ceramah, gambarpada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Ini dapat diketahui dengan melihat hasil nilai test harian dari kompetensi pemahaman sistem karburator yang tidak memuaskan atau dalam pengertian nilai dibawah KKM (belum tuntas).Tabel 1 Daftar Rata-Rata Kelas Nilai Harian Untuk Kompetensi Dasar Memahami Sistem karburator Dan Komponen Komponennya Kelas XI Otomotif Standar
Test I
Test II
4,0
4,5
Test III
Kompetensi Sistem karburator
4,3
dan komponennya
Hal lain yang penulis amati adalah setiap mengerjakan soal tentang pemahaman gambar sistem kerja karburator, siswa banyak yang tidak memahami. Hanya sedikit siswa yang dapat mengerjakan, bisa dikatakan hanya 10% saja yang paham, hal itu juga karena pas kebetulan gambar sistem karburator yang ada pada soal sama persis dengan buku pelajaran. Coba jika gambar tadi diambil dari buku pelajaran lain, siswa sudah bingung/ tidak paham. Dengan kata lain siswa banyak yang menghapal gambar bukan memahami gambar sistem kerja karburator. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial dan tuntutantuntutan baru yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga pendidikan selalu menghadapi masalah karena adanya kesenjangan antara yang diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan. Guru disini dituntut untuk mampu melakukan hal hal yang baru, guna mencapai tujuan belajar dengan hasil yang memuaskan. Menurut Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya “Proses Belajar Mengajar” menerangkan bahwa guru yang bermutu mampu melakukan adanya fleksibilitas, keterbukaan dan kreatifitas dan memberi tanggapan terhadap tantangan baru, beradaptasi dengan tuntutan perubahan, mengikuti nilai nilai dan prinsip prinsip dirinya. Hal ini diperjelas oleh kutipan langsung dari Jean Piaget Penguasaan terhadap model-model pembelajaran yang kreatif sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan hal demikian itu sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.Kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan di sekolah bertujuan untuk Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
105
menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga nantinya dapat diterima dan diakui masyarakat serta dunia industri tentunya.Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki guru sebagai fasilitasor dan siswa sebagai subyek didik. Untuk keluar dari permasalahan diatas tadi alternatif yang akan digunakan peneliti adalah mencoba menerapan model pembelajaran PBI(Problem Base Intruction)yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah pada kompetensi memelihara komponen bahan bakar bensin khususnya pada pemahaman kompetensi sistem karburator.PBIadalah implementasi dari teori belajar konstruktivisme yaitu memecahkan masalah keseharian (authentic) sehingga anak sudah dibiasakan dengan situasi nyata sehari hari, dalam hal ini situasi nyata dalam dunia industry(bengkel mobil).Dengan demikian secara terinci ciri PBI adalah mengorientasikan siswa kepada masalah authentik. Pada tahap pembelajaran ini guru menyusun skenario yang dapat menarik perhatian siswa, sekaligus memunculkan pertanyaan yang benarbenar nalar di lingkungan siswa serta dapat diselidiki oleh siswa kepada masalah yang autentik.. Demikian peneliti berharap untuk tahun ini pemahaman terhadap kompetensi sistem kerja karburator dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Problem Base Intruction.Dengan adanya temuan temuan positip dari peneliti melalui skripsi yang peneliti susun kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan, sehingga penerapan model pembelajaran PBI menjadi pembelajaran yang bermakna dan menghasikan prestasi belajar peserta didik yang memuaskan dan membanggakan.
TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Sistem Karburator Karburator adalah komponen motor bakar yang berfungsi untuk mencampur bahan bakar dengan udara. Percampuran bahan bakar ini harus dengan perbandingan yang tepat, yaitu 15 : 1. Maksud dari perbandingan ini : 15 bagian udara yang bercampur dengan 1 bagian bensin. Adapun sistem karburator terdiri dari beberapa bagian antara lain: Gambar 1. Karburator arus turun dobel barel
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
106
Model Pembelajaran PBI (Problem Base Intruction ) bagan 1 Gambar 2. Sistem Managemen Mutu
1. Teori Kontruktivitas Dalam
pandangan
kontruktivisme,
pengetahuan
tumbuh
dan
berkembang
melalui
pengalaman.pemahaman perkembangannya semakin dalam dan kuat apabila selalu diuji oleh berbagai macam pengalaman baru. 2. Bruner dan teori penemuan. Teori pendukung penting yang dikemukakan oleh Bruner terhadap PBI adalah pembelajaran penemuan.Pembelajaran penemuan adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur/ide kunci dari suatu disiplin ilmu.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Pada penulisan proposal ini penulis bermaksud untuk meningkatkan kompetensi pemahaman sistem karburator pada SMK Kristen 2 Magelang, oleh karena itu penulis menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dari peserta didik. Subyek Penelitian Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas XI Otomotif dengan jumlah 21 siswa (7 kelompok, tiap kelompok 3 siswa).SMK Kristen 2 Magelang Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana siswa kelas XI-Otomotif masih rendah dalam pemahaman terhadap kompetensi pemahaman sistem karburator.
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
107
Tempat Penelitian Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMK Kristen 2 MagelangPenulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan Mei s.d Juni2013. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Metode Dokumentasi 2. Metode Teks 3. Metode Lembar Observasi Diskusi dan Penilaian Unjuk Kerja 4. Metode Lembar Observasi guru dan catatan lapangan 5. Metode Tugas Forto polio
HASIL PENELITIAN Berdasarkan data analisis hasil belajar yang dicapai pada siklus I diketahui bahwa Evaluasi hasil belajar pada siklus I pada rata-rataPost Test mengalami peningkatan terhadap rata-rata pre test yaitu 0,9. Dari 21 siswa nilai rata – rata Post Test mencapai 6,54 dan yang tuntas belajarnya baru 6 atau 28 % dari jumlah peserta didik, yang belum tuntas jumlahnya 15 atau 71 % dari jumlah peserta didik, sedangkan untuk tugas porto polio baru 61% saja yang tuntas. Dan berdasarkan data analisis yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus I yang diamati/ diobservasi oleh teman sejawat, terhadap peneliti /guru sudah menunjukkan adanya hasil kategori sudah baik yaitu 72,5,tetapi untuk hasil terhadap kemampuan diskusi dan kemampuan Penilaian unjuk kerja pada siswa masih rendah yaitu 33%.
oleh karena itu ada beberapa aspek yang yang perlu diperbaiki,
diantaranya adalah motivasi ,perhatian,kekompakan kelompok dan lain lain seperti dijabarkan dalam refleksi siklus I.Berdasarkan hasil temuan dan pengamatan dari pembelajaran siklus I diatas, maka peneliti perlu memperbaiki pembelajaran pada siklus ke II. Berdasarkan data analisis hasil belajar yang dicapai pada siklus II diketahui bahwa Evaluasi hasil belajar pada siklus II pada nilai rata-rata Post Test mengalami peningkatan terhadaprata-rata pre test yaitu 3,1. Dari 21 siswa nilai rata – rata Post Test mencapai 7,91dan yang tuntas belajarnya sudah mencapai 19 atau 90 % dari jumlah peserta didik, yang belum tuntas jumlahnya 2 atau 10 % dari jumlah peserta didik, sedangkan untuk tugas porto polio sudah mengalami peningkatan yaitu85% yang tuntas. Dan berdasarkan data analisis yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus II yang diamati/ diobservasi oleh teman sejawat, terhadap peneliti /guru sudah menunjukkan adanya peningkatan Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
108
dibandingkan siklus I yaitukategori baik yaitu 78,3, dan untuk hasil terhadap kemampuan diskusi dan kemampuan Penilaian unjuk kerja pada siswa mengalami peningkatan yaitu 70%. Peningkatan hasil dari siklus I ke siklus ke II tidak lain karena guru / peneliti telah melakukan langkah –langkah perbaikan antara lain: guru lebih memperhatian kerja kelompok agar semua anggota aktif; tidak berfokus pada kelompok yang maju saja, menyiapkan ruang yang lapang dalam penyajian masalah dan sebagainya seperti pada refleksi siklus II. Pembelajaran Siklus II yang dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Mei 2013 masih menggunakan model pembelajaran PBI dengan materi “pemahaman system kaburator dan komponen-komponennya”. Proses pembelajarannya secara bertahap, yang diawali juga dengan pre test setelah diskusi dan diakhiri dengan post test . Hasil test tadi dianalisis untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran sudah berhasil apa belum. Dari analisis data, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada Siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Siklus II mengalami kemajuan, jika dibandingkan dengan pembelajaran Siklus I. Pada pembelajaran Siklus II hasil yang diperoleh yang dikatakan berhasil sebab hasil belajar yang dicapai sudah mencapai ketuntasan yang baik walaupun ada satu dua nilai siswa yang tidak tuntas. Dalam proses pembelajaran Siklus II yang diamati atau diobservasi oleh teman sejawat adalah aspek – aspek pembelajaran yang mengalami peningkatan terutama kekompakan kelompok dan kerja sama. Hal ini dikarenakan guru lebih memotivasi siswa.Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang dicapai dalam dua Siklus dapat dilihat pada table analisis hasil belajar dalam dua siklus dibawah ini : Tabel 2. Analisis Hasil Belajar Dalam Dua Siklus Ketuntasan
Siklus
Siklus I SIklus II
Jmlh
Rata-rata
siswa Pre Test
21 21
Rata-
Jumlah
rata Pos Siswa Test T
BT
Kenaikan rata-rata Pre Test & Pos Test
Presentasi
tugas
Ketun
portopolio/
tasan
%
5,59
6,54
6
15
0,95
28%
61%
6,60
7,91
19
2
1,31
90%
85%
Setelah dua Siklus yang meliputi Siklus I dan perbaikan pembelajaran Siklus II terdapat kenaikkan 0,36. tingkat kenaikan dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
109
Grafik 1. Analisis Kenaikan Rata – rata Pre Test & Post TestSiklus I terhadap siklus II 15 10 Series 1
5 0 siklus I
Siklus II
Untuk hasil analisis peningkatan aktifitas guru pada siklus I ke siklus II ditunjukan oleh grafik dibawah ini. Grafik 2
800 780 760 740 720 700 680
Series 1
siklus I
Siklus II
Keterangan Grafik :untuk nilai dibagi 10 Untuk analisis ketuntasan nilai siswa pada siklus I dan siklus ke II dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 3. 100 80 60 40
Series 1
20 0 siklus I
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
Siklus II
110
Grafik 4. Analisis Kenaikan Tugas Portopolio 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Series 1
Siklus I ( Siklus II ( %) %)
Table dan Diagram diatas menunjukan peningkatan nilai yang peroleh oleh siswa, demikian juga tingkat ketuntasan , pemahaman, serta unjuk kerja.Ini menujukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Terbukti dengan adanya peningkatan nilai pada Siklus Walaupun demikian, peneliti perlu meningkatkan mutu memperbaiki beberapa aspek yang perlu dan segera dibenahi, sesuai dengan refleksi dan evaluasi sebagai berikut: 1. Pada saat diskusi guru sebaiknya melakukan motivasi terhadap siswa untuk berani mengutarakan pendapat dan aktif bertanya 2. Pada saat diskusi mencari bahan ajar dari berbagai sumber banyak membantu kelompok dalam mendiskripsikan setiap system karburator dengan benar. 3. Penggunaan gambar animasi tentang system kerja karburator sangat membantu siswa dalam memahami gambar system karburator dengan benar. 4. Siswa sebaiknya sering melakukan pembelajaran diskusi sehingga tidak merasa canggung 5. Penyaji sebaiknya dipilih anak yang pandai berbicara sehingga respon siswa terhadap diskusi tambah baik 6. Guru sebaiknya memperhatikan kerja kelompok sehingga setiap anggota kelompok aktif semua baik diskusi atau penyajian hasil karya. 7. Sebaiknya pada saat penyajian hasil karya kerja tiap kelompok , kolaborator membantu mengawasi kelompok lain yang belum maju dan mengingatkan untuk mempersiapkan diri. 8. Guru sebaiknya mempersiapkan tempat yang luang pada saat menyajikan masalah agar dapat dilihat oleh semua peserta didik sehingga semua siswa tambah jelas pada saat guru menyajikan masalah 9. Guru sebaiknya mendorong dan memotivasi Siswa yang malas- malasan untuk ikut aktif dalam diskusi atau penyajian masalah . Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
111
10. Guru seharusnya memotivasi tiap kelompok untuk melakukan kerja sama dan berbagi tugas dengan baik. 11. Guru sebaiknya menyarankan agar tiap kelompok dapat menunjukkan kemandiriannya dalam proses pemecahan tiap masalah. 12. Guru sebaiknya membantu tiap kelompok untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk proses pemecahan masalah. 13. Guru sebaiknya membantu dalam mengumpulkan informasi yang sesuai dengan proses pemecahan masalah. 14. Guru sebaiknya membantu merencanakan siswa dalam merencanakan proses pemecahan masalah. 15. Guru sebaiknya lebih memotivasi agar siswa lebih kreatif dalam penyelidikan dan pemecahan masalah. 16. Guru sebaiknya membantu dalam menyiapkan dan menyajikan hasil karya siswa 17. Guru sebaiknya harus membimbing penyelidikan tiap kelompok. 18. Untuk evaluasi berupa test sebaiknya butir soal dibuat lebih banyak agar validitas test dapat tercapai dan jika validitas tinggi akan menyebabkan reliabilitas juga tinggi. 19. Untuk evaluasi juga perlu adanya penambahan butir soal pada test berikutnya dalam hal ini post test agar reliabilitas dapat tercapai. 20. Untuk evaluasi Perlunya pemberian soal-soal latihan khususnya pada siswa yang belum mencapai ketuntasan.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang penulis lakukan selama dua Siklus dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan model Problem Base Intruction dengan menggunakan mobil ternyata lebih dapat meningkatkan kompetensi pemahaman system kaburator terbukti adanya peningkatan hasil belajar dan pencapaian unjuk kerja dari siklus I ke siklus ke II, sebagai berikut: . Rata rata pre test dari 5,59 menjadi 6,60, Rata- rata post test dari 6,54 menjadi 7,91. Kenaikan rata-rata pre test dan post test dari 0,9 menjadi 1,31. kwalifikasiaktifitas guru dari 72,5 menjadi 78,3, kemampuan diskusi dan unjuk kerja dari 28 % menjadi 90 % sedang angka kemampuan minimal 70 %. Serta ketuntasan tugas portopolio dari 61% menjadi 85 % sedang angka ketuntasan minimal 70%. 2. Upaya meningkatkan kompetensi pemahaman sistem karburator melalui model pembelajaran PBI dengan menggunakan mobil dapat dikatan berhasil dengan cara sebagai berikut : Pertama dengan pembelajaran diskusi menggunakan animasi gambar system karburator yang sangat membantu siswa dalam pemahaman gambar dan kedua dalam proses pemecahan masalah, peran serta kolaborator dan Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
112
perhatian, motivasi, bimbingan serta bantuan guru sangat dibutuhkan guna mencapai hasil yang baik. Ada beberapa kekurangan yang dapat menghambat keberhasilan suatu proses pembelajaran antara lain tidak adanya: (a) Motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran, (b) Perhatian yang khusus terhadap siswa yang malas, (c) Penciptaan suasana kelas yang menyenangkan, (d) Pembagian tugas dan kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
A. Suhaneah Suparno ,2001, Membangun Kompetensi Belajar, Direktorat Jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Atmexosetyo. Blogspot- com/ ..../ Model- Pembelajaran- Problem- Base. Html (26-5-2013) Azwar.S, 2003, Prestasi Belajar (Y) Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar Jogjakarta. Rusman, 2011, Model- Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, Katalog dalam terbitan ed 1 -3, JPerpustakaan Nasional, Jakarta Rajawali Pers, 2001. E, Mulyasa, 2009, Menjadi Guru Profesionalisme, Menciptakan Pembelajaran kreatif dan Menyenangkan, PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Joel Tadjo, 2009, Sistem Manajemen Mutu, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenaga Kependidikan Bidang Teknik dan Teknik Industri Bandung. Martinus Yamin, 2009, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Caung Persada Agung Press Cipayung, Ciputat Jakarta. H.Baharuddin, dkk, 2009, Teori Belajar dan Pembelajaran, AR- Ruzz Media, Jl Anggrek 126 Sambilegi Maguwoharjo Depok Sleman Jogjakarta 55282. Dirman- Djahura, Blogspot. Com/ 2002/ 09/, Kumpulan Teori/ Konsep kependidikan (Belajar dan Pembelajaran) Http, Pemahaman- sebagai- pernyataan- hasil, Html (14-5-2013). Teknik Analisis Data, PTK Mlati.Doc-Staff UNY, ( Staff. UNY.Ac.id/…/Teknik% 20 Analisis% 20 data% 20 PTK.) Sosialisasi KTSP, 2011, Pembelajaran Berbasis Contekstual I Departemen Pendidikan Nasional. S. Nasution, 2011, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, PT.Bumi Aksara Jakarta. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka Sidoarjo 2009. Oemar Hamalik, 2005, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara Jakarta. Suharsimi Arikunto, 2007, Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, edisi revisi, PT.Bumi Aksara Jakarta. Wahyu Triono, 2009. Modul Pemeliharaan/ Servis Sistem Bahan Bakar Bensi, Erlangga Ciracas Jakarta
Gardan. Vol. 3. No. 2, November 2013
113