DIVERSIFIKASI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI BUDIDAYA TANAMAN CABAI (SOLANACEAE SP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA CIRANJENG KECAMATAN CINGAMBUL KABUPATEN MAJALENGKA
H. Nedi Sunaedi. Drs. M.Si.1) (
[email protected]) Eva Marliyanti 2) (
[email protected])
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Siliwangi ABSTRACT Eva Marliyanti. 2015. DIVERSIFICATION RAINFED AREAS PLANT CULTIVATION ON CHILI (SOLANACEAE SP) AS EFFORTS TO INCREASE REVENUE IN THE VILLAGE CIRANJENG CINGAMBUL DISTRICT OF MAJALENGKA. Geography Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education State University Siliwangi. The background of this research is about land use in rainfed agriculture through the cultivation of pepper plants in the Village Ciranjeng District of Cingambul Majalengka. The diversification of land can increase farmers' income and reduce crop failure. The purpose of this study was to determine the geographic factors that support the diversification of rainfed areas through the cultivation of pepper plants as an effort to increase public revenue in the Village Ciranjeng District of Cingambul Majalengka District, as well as to determine whether the diversification of rainfed areas through the cultivation of pepper plants can increase revenue community in the Village Ciranjeng District of Cingambul Majalengka. Those used in the method of this research is quantitative descriptive method, a method that describes a problem in the present (ongoing) with random sampling technique with a number of respondents were 21 farmers to diversify. For writers in the field of data collection using observation, interviews, documentation and literature studies while using the percentage of test statistics. The results of this study are as follows: 1.Factors geographical which support the diversification of rainfed through the cultivation of pepper plants include: the Village Land Area Ciranjeng is a village which has a land area of rainfed area of 47,5 hectares, ie soil fertility soil type in Village Ciranjeng a Red Yellow Podzolic soil and soil pH 5.2 Grumusol till 7.10, Climate Conditions in the village Ciranjeng very suitable for growing pepper plants with temperatures ranging from 20 ° C-26 ° C, Topography Ciranjeng village located at an altitude of 500-650 meters above sea level and is suitable for planting chillies, Capital used by farmers are self-owned capital, Skills Farmers in pepper plants cultivated in the can from his own knowledge without counseling, and marketing crops chili done through airports vegetables marketed to the parent, the area outside the district and even out of town. 2.Diversification rainfed areas through the cultivation of pepper plants can increase the income of the people in the village Ciranjeng District Subdistrict Cingambul chili Majalengka since the price is very high so many farmers earn high profits by making the cultivation of pepper plants in the dry season. Keywords: diversification, rainfed areas, chili, income, famers.
ABSTRAK Eva Marliyanti. 2015. DIVERSIFIKASI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI BUDIDAYA TANAMAN CABAI (SOLANACEAE SP) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA CIRANJENG KECAMATAN CINGAMBUL KABUPATEN MAJALENGKA. Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Siliwangi. Latar belakang masalah penelitian ini adalah tentang penganekaragaman jenis tanaman padi dengan tanaman cabai pada lahan tadah hujan di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka karena pada musim kemarau lahan tadah hujan dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan diversifikasi dengan budidaya tanaman cabai guna meningkatkan pendapatan petani ketika musim kemarau serta untuk mengurangi resiko kegagalan panen padi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor geografis yang mendukung diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka, serta untuk mengetahui apakah diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang menggambarkan suatu permasalahan pada masa sekarang (sedang berlangsung) dengan teknik sampel random sampling dengan jumlah responden sebanyak 21 orang petani yang melakukan diversifikasi. Untuk pengumpulan data dilapangan penulis menggunakan observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi pustaka sementara uji statistiknya menggunakan persentase. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Faktor-faktor geografis yang mendukung diversifikasi lahan tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai meliputi: Luas Lahan yaitu Desa Ciranjeng merupakan Desa yang memiliki area lahan tadah hujan seluas 47,5 Ha, Kesuburan Tanah yaitu Jenis tanah di Desa Ciranjeng merupakan tanah Podsolik Merah Kuning dan Grumusol dengan pH tanah 5,2 s.d 7.10, Kondisi Iklim di Desa Ciranjeng sangat cocok untuk ditanami tanaman cabai dengan suhu berkisar 20°C-26°C, Topografi di Desa Ciranjeng berada pada ketinggian 500-650 mdpl dan cocok untuk ditanami tanaman cabai, Modal yang digunakan petani merupakan modal milik sendiri, Keterampilan Petani dalam melakukan budidaya tanaman cabai di dapat dari pengetahuan sesama petani tanpa adanya penyuluhan, dan Pemasaran hasil panen tanaman cabai dilakukan melalui bandar sayuran yang dipasarkan ke pasar induk, daerah luar kecamatan bahkan keluar kota. 2.Diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka karena harga jual cabai yang sangat tinggi sehingga petani banyak memperoleh keuntungan yang tinggi dengan melakukan budidaya tanaman cabai pada musim kemarau. Kata kunci: diversifikasi, lahan tadah hujan, cabai, pendapatan, petani.
A. Latar Belakang Kabupaten Majalengka adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki lahan pertanian yang luas di setiap daerahnya. Seperti di salah satu kecamatannya yaitu Kecamatan Cingambul, khususnya di Desa Ciranjeng yang memiliki lahan pertanian berupa daerah perbukitan dan persawahan tadah hujan yang relatif luas ditanami padi dan tanaman cabai. Lahan tadah hujan merupakan lahan yang pemanfaatannya hanya mengandalkan curah hujan untuk dapat dilakukannya suatu proses penanaman tanaman. Lahan ini biasanya cocok ditanami oleh tanaman padi pada musim hujan sedangkan pada saat musim kemarau lahan tadah hujan tidak dapat ditanami padi karena keterbatasan sumberdaya air. Untuk dapat ditanami dengan jenis tanaman lain, petani di Desa Ciranjeng melakukan diversifikasi lahan tadah hujan dengan tanaman padi melalui budidaya tanaman cabai karena apabila ketika musim kemarau petani menanam tanaman padi mereka mengalami kerugian berupa kegagalan panen. Desa Ciranjeng memiliki sumber air berupa air tanah (sumur bor) serta dilengkapi dengan alat/mesin yang dapat membantu proses pengairan terhadap lahan tersebut. Desa Ciranjeng merupakan kawasan yang memiliki karakteristik yang khas dengan area pemukiman yang memiliki topografi lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Kebutuhan hidup para petani Desa Ciranjeng masih bergantung pada sumberdaya alam yang ada. Dengan memiliki area lahan pertanian seluas 47,5 hektar memberikan manfaat bagi pendapatan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani. Lahan tersebut digunakan untuk penanaman padi atau digunakan untuk lahan persawahan. Namun karena yang digunakan yaitu lahan sawah hujan maka hasil pertanian padi yang didapatkan hanya mengandalkan sawah tadah hujan, akibatnya apabila musim kemarau panjang datang maka produksi padi menurun karena mengalami gagal panen. Hal itu mempengaruhi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup para petani di daerah setempat. Oleh karena itu dalam pola pemanfaatan lahan petani melakukan diversifikasi atau penganekaragaman tanaman dari komoditas utama ke komoditas baru yaitu dari lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai. Waktu tanam tanaman cabai itu sendiri dilakukan ketika musim kemarau tiba dan
masa tanam budidaya cabai ini dari proses tanam ke panen yaitu sekitar 2 bulan atau 70 hari dan dapat dipanen dalam waktu 10 hari sekali. Hal itu dilakukan karena setiap tahun petani hanya menanam padi sebanyak satu kali dan dilanjutkan dengan menanam cabai atau melakukan budidaya tanaman cabai. Dari produktivitas cabai itu sendiri banyak manfaatnya bagi pertumbuhan dan perkembangan masyarakat (khususnya petani), sehingga ditinjau dari klimatologis sangat tepat untuk dikembangkan bisnis tanaman cabai pada lahan tadah hujan di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Pembudidayaan tanaman cabai merupakan salah satu matapencaharian penduduk Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul. Upaya yang dilakukan untuk memproduktifkan lahan tersebut adalah dengan diversifikasi lahan pertanian dengan tanaman cabai. Selain cocok tumbuh di daerah ini, masa tanam budidaya cabai dari proses tanam sampai panen yaitu sekitar 2 bulan atau 70 hari dan dapat dipanen dalam waktu 10 hari. Cabai memiliki harga jual sangat tinggi, sehingga petani tertarik untuk melakukan diversifikasi lahan sawah tadah hujan tersebut melalui budidaya tanaman cabai. Selain itu manfaat lebih dengan adanya diversifikasi adalah memanfaatkan lahan pada musim kemarau serta lahan tidak dibiarkan, disamping besarnya permintaan konsumen cabai di pasar Kecamatan Cikijing sangat tinggi. Dengan adanya diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai tersebut sebagai alternatif petani untuk meningkatkan pendapatan sehingga menjadikan Desa Ciranjeng sebagai salah satu desa penghasil tanaman cabai yang mampu memberikan pendapatan masyarakat meningkat serta memberikan keuntungan menanam tanaman cabai dibandingkan bertani padi pada musim kemarau. Berdasarkan dengan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Diversifikasi Lahan Sawah Tadah Hujan Melalui Budidaya Tanaman Cabai (Solanaceae Sp) Sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka ”.
B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor geografis yang mendukung diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. 2. Untuk mengetahui diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka.
C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode
penelitian deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan sesuatu yang menjadi sasaran peneltian secara mendetail atau mendalam. Dalam arti, penelitian tersebut dilakukan untuk mengungkapkan segala sesuatu atau berbagai aspek dari sasaran penelitian. Metode penelitian kuantitatif adalah mengolah dan menginterpretasikan data yang berbentuk angka dan dengan perhitungan yang bersifat matematik.
D. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:3) bahwa variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diterik kesimpulannya. Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel tunggal yaitu variabel bebas (independent variabel): 1. Faktor-faktor geografis yang mendukung diversifikasi lahan tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai meliputi: a) Luas Lahan b) Kesuburan Tanah c) Kondisi Iklim d) Topografi e) Modal f)
Keterampilan Petani
g) Pemasaran
2. Diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah pedoman yang digunakan dalam kegiatan penelitian, supaya penelitian yang dilakukan terarah. Dalam penelitian ini, instrumen
yang
digunakan
adalah
pedoman
observasi
digunakan
untuk
mengumpulkan data dengan melalui pengamatan langsung di lapangan, pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara langsung dengan responden petani cabai sebanyak 21 di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka.
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka sejumlah 103 KK. 2. Sampel Penulis menggunakan pengambilan sampel 20%. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah petani cabai sebanyak 21 KK (20% dari populasi).
H. Faktor Geografis yang mempengaruhi diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai (solanaceae sp) a. Faktor Fisik 1) Luas lahan Desa Ciranjeng yang memiliki luas lahan sekitar 101,90 Ha ini masih di dominasi oleh tanah perkebunan dan sawah tadah hujan. Ini sangat
mendukung sekali jika ada petani yang akan membuka lahan, karena berbeda dengan wilayah kota yang penggunaan lahannya sudah didominasi oleh pemukiman dan pertokoan. 2) Kesuburan tanah Keadaan tanah di Desa Ciranjeng juga tergolong tanah yang cukup subur. Ini karena tanah di Desa Ciranjeng terdiri dari podsolik merah kuning dan grumusol. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah yang banyak mengandung unsur hara yang baik untuk tanaman dan budidaya tanaman. 3) Kondisi Iklim Curah hujan di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka yaitu 39,35% dengan klasifikasi menurut Schmidt Fergusson tergolong kedalam iklim C (agak basah dengan nilai Q = 33,3% – 60%) yakni agak basah. Curah hujan yang tinggi ini dikarenakan Desa Ciranjeng berada di wilayah beriklim tropis yang di dominan hujan dalam satu tahunnya. 4) Topografi Ketinggian daerah Desa Cihaur yang berkisar diantara 500 s.d 650 meter diatas permukaan air laut merupakan daerah yang cocok untuk perkebunan. Karena ketinggian ini sesuai dengan suhu yang dibutuhkan tanaman, khususnya tanaman cabai. 5) Modal Modal dalam budidaya yang dilakukan petani di Desa Ciranjeng Kecamatan Manonjaya Cingambul Kabupaten Majalengka masih berasal dari tabungan para petani sendiri. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan budidaya petani itu sendiri karena keterbatasan modal yang mereka miliki. Peran serta pemerintah sangat dibutuhkan, dengan cara memberikan pinjaman lunak berjangka panjang bagi para petani cabai ini supaya mereka bisa mengembangkan budidayanya. Pinjaman modal lunak kepada petani sangat diharapkan, bantuan pemerintah yang berupa pinjaman modal terhadap petani masih sangat kurang dan bahkan cenderung sulit.
6) Keterampilan Petani Keterampilan merupakan modal dasar dalam setiap perkembangan baik itu usaha maupun budidaya. Keterampilan seorang petani dalam membudidayakan tanamannya akan menambah penghasilan lebih bagi petani tersebut. Keterampilan petani di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka tergolong dalam kategori minim, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan mereka yang masih rendah (yakni kebanyakan tingkat SD). Keterampilan para petani cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka belum mendapatkan penyuluhan atau penambahan wawasan dari pemerintah setempat atau dinas terkait di wilayah tersebut. Padahal penyuluhan ini berguna untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh petani. 7) Pemasaran Pemasaran yang dilakukan petani cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka masih sangat kurang, karena semua petani menjual hasil panennya kepada bandar sayuran yang berada di wilayah Ciranjeng. Para petani kurang berani untuk menjual langsung ke pasar tradisional ataupun pasar modern di wilayah mereka. Hal ini dikarenakan kurangnya relasi dan spekulasi dari para petani. I. Diversifikasi Lahan Lahan Sawah Tadah Hujan Melalui Budidaya Tanaman Cabai (Solanaceae sp) dapat Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Bertani merupakan mata pencaharian pokok petani di daerah penelitian tanpa memiliki mata pencaharian sampingan, salah satunya adalah petani padi yang melakukan diversifikasi lahan pertaniannya melalui budidaya tanaman cabai untuk meningkatkan pendapatannya. Pengertian pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lain yang dapat dicapai daripada penggunaan faktor-faktor produksi. Berdasarkan pengertian pendapatan diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan nilai dan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Apabila musim kemarau datang pendapatan para petani di Desa Ciranjeng
Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka menurun, untuk menambah sumber pendapatan petani melakukan diversifikasi lahan pertaniannya melalui budidaya tanaman cabai, karena harga jual tanaman cabai yang relatif tinggi dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat khusunya petani di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka.
J. Keterkaitan Hasil Penelitian dengan Pembelajaran di Sekolah Mengenai Mata Pelajaran Geografi. Dalam Kompetensi Dasar Geografi Kurikulum 2013 tingkat SMA/MA yang disusun oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia memang menuntut para siswa untuk dapat mengaplikasikan serta menerapkan teori-teori yang didapat dalam persekolahan. Sehingga terjadi keterkaitan antara disiplin ilmu yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata yang mereka jalani. Judul penelitian yang penulis ambil adalah Diversifikasi Lahan Sawah Tadah Hujan melalui Budidaya Tanaman Cabai Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian yang penulis buat atau lakukan yaitu berhubungan dengan lokasi industry dan pertanian. Di dalam dunia pendidikan khususnya di dalam persekolahan hal tersebut sudah dipelajari di kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA). 1) Usaha Peningkatan Produksi Pangan Beberapa cara dalam meningkatkan hasil pertanian antara lain: a)
Intensifikasi Pertanian. Usaha peningkatan hasil produksi pertanian dengan cara meningkatkan pola pertanian yang ada tanpa melakukan perluasan lahan, misalnya panca usaha tani.
b) Ekstentifikasi Pertanian. Usaha peningkatan hasil produksi pertaian dengan cara memperluas tanah, misalnya membuka hutan, mengeringkan rawa-rawa dan sebagainya. c)
Diversifikasi Pertanian. Usaha peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman jenis tanaman dalam satu areal.
d) Mekanisme Pertanian. Usaha peningkatan hasil produksi dengan menggunakan mesin pertanian yang modern. 2) Kendala yang Menghambat Usaha Pertanian Kendala yang sering dihadapi oleh para petani dalam mengelola lahan pertanian, antara lain: a)
Iklim yang kurang baik, misalnya kemarau panjang.
b)
Serangan hama.
c)
Bencana alam, misalnya banjir, gunung meletus dan tanah longsor.
K. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka maka dapat ditarik kesimpulan yakni: Faktor-faktor geografis yang mendukung diversifikasi lahan tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai meliputi: Luas Lahan yaitu Desa Ciranjeng merupakan Desa yang memiliki area lahan tadah hujan seluas 47,5 Ha, Kesuburan Tanah yaitu Jenis tanah di Desa Ciranjeng merupakan tanah Podsolik Merah Kuning dan Grumusol dengan pH tanah 5,2 s.d 7.10, Kondisi Iklim di Desa Ciranjeng sangat cocok untuk ditanami tanaman cabai dengan suhu berkisar 20°C-26°C, Topografi di Desa Ciranjeng berada pada ketinggian 500650 mdpl dan cocok untuk ditanami tanaman cabai, Modal yang digunakan petani merupakan modal milik sendiri, Keterampilan Petani dalam melakukan budidaya tanaman cabai di dapat dari pengetahuan sendiri tanpa adanya penyuluhan, dan Pemasaran hasil panen tanaman cabai dilakukan melalui bandar sayuran yang dipasarkan ke pasar induk, daerah luar kecamatan bahkan keluar kota, serta diversifikasi lahan sawah tadah hujan melalui budidaya tanaman cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka dapat meningkatkan pendapatan petani karena harga jual cabai yang relatif tinggi.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak dalam budidaya tanaman cabai di Desa Ciranjeng Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka adalah: a. Petani di harapkan mampu menciptakan dan mengembangkan kreativitas dan produktivitas dengan inovasi baru dalam rangka meningkatkan pendapatan dari produktivitasnya. b. Untuk meningkatkan dalam pemahaman para petani tentang diversifikasi lahan, perlu adanya pembinaan oleh para petugas penyuluh, agar para petani tersebut sedikit demi sedikit dapat menerima inovasi baru. c. Para petani hendaknya harus meningkatkan teknologi seperti pemilihan benih, pemupukan, pemberantasan hama, dan pengolahan lahan pada musim kemarau. DAFTAR PUSTAKA Hamid, A., dan M. Haryanto. (2011). Bertanam Cabai Hibrida untuk Industri. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Hanafie, Rita. (2010). Pengantar Ekonomi Pertanian. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Nasution. (2012). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta. Nurmala, Tati, et.al. (2003). Pengantar Ilmu Pertanian. Graham Ilmu. Yogyakarta. Profil Desa. (2014). Monografi Desa Ciranjeng. Cingambul: Pemerintah Kabupaten Majalengka. Soekartiwi. (1993). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. RajaGrapindo Persada. Jakarta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidkan. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung. Sumaatmadja, Nursid. (1981). Studi Geografi. Alumni. Bandung.
Suriana, Neti. (2012). Cabai Sehat dan Berkhasiat. C.V ANDI OFFSET (ANDI). Yogyakarta. Suryana, A., A. Pakpahan, dan A. Djauhari. (1990). Diversifikasi Pertanian. Pustaka Sinar Harapan dengan PERHEPI. Jakarta. Yunia, Enung Santi. (2013). Diversifikasi Horizontal Pada Lahan Pertanian Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui Budidaya Tanaman Sawi (Brassica Juncea) Di Desa Kurniabakti Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya (Skripsi). Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.