Raker Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian 3-6 April 2013
Model Pertanian Ramah Lingkungan pada Sawah dan Lahan Sawah Tadah Hujan
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Outline • Pendahuluan • Pengertian sederhana lahan sawah dan lahan sawah tadah hujan • Permasalahan, tantangan dan strategi pertanian di sawah dan lahan tadah hujan • Teknologi pertanian ramah lingkungan di sawah dan lahan sawah tadah hujan
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Pendahuluan Penyediaan pangan menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Alih fungsi lahan sawah, degradasi sumberdaya lahan akibat pencemaran dan eksploitasi yang kontinu menyebabkan penurunan produktivitas lahan Lahan sub-optimal tadah hujan, merupakan alternatif, namun terkendala oleh rendahnya tingkat kesuburan dan ketersediaan air Lahan sawah tadah hujan merupakan penyedia pangan ke 2 setelah sawah irigasi
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Definisi sawah Lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan / menyalurkan air
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Definisi sawah tadah hujan
Sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Pola Curah Hujan Lahan Sawah Tadah Hujan 800
Crah Hujan (mm)
700 600 500 400 300 200 100 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
Bulan Sumber : Jumlah rata-rata Curah Hujan Hujan Harian di Jakenan 2008,2009,2010)
Tipe Iklim lahan tadah hujan menurut klasifikasi iklim Oldeman, termasuk tipe D dan E dengan rata-rata bulan basah adalah 3 bulan www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Potensi lahan sawah tadah hujan di Indonesia + 2,1 juta ha (sumber Balitsereal 2002).
Produksi rata-rata padi di lahan sawah tadah hujan antara 3,0-3,5 t/ha (Fagi, 1995; Setiobudi and Suprihatno, 1996) Jawa : 777.029 ha
Sumatera : 550.940 ha
Kalimantan: 339.705 ha
Sulawesi : 279.295 ha
Bali dan NTT : 70.673 ha www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Permasalahan, Tantangan dan Strategi pertanian di lahan sawah tadah hujan Strategi
Permasalahan
Tantangan
Ketidakpastian intensitas dan distribusi hujan Kesuburan tanah rendah Gulma Serangan hama dan penyakit Kepemilikan lahan yang sempit Kualitas produk pertanian rendah
Pemenuhan kebutuhan pangan Peningkatan daya saing produk pertanian di pasar global
Prediksi iklim yg akurat Peningkatan kesuburan tanah Peningkatan IP Pemanfaatan air tanah atau limpasan air hujan melalui tek embung
Terwujudnya kedaulatan, keberlanjutan dan keamanan pangan
www.litbang.deptan.go.id
Terwujudnya kedaulatan, keamanan pangan dan keberlanjutan
Pemupukan berimbang
Penggunaan benih unggul
Perlu didukung oleh
Integrasi dengan ternak
Produktivitas meningkat dan berkelanjutan Penerapan prinsip PHT
www.litbang.deptan.go.id
Teknologi Ramah Lingkungan Pemberian bahan organik Pemanfaatan embung
Permasalahan di sawah tadah hujan 1. Ketidakpastian intensitas dan distribusi hujan Awal musim penghujan hujan, intensitas dan jumlah hari hujan sulit diprediksi mengakibatkan sawah kekeringan dan meningkatnya salinitas tanah
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
2. Hama, penyakit dan gulma Penyakit yang dominan menyerang : -Bercak daun coklat (Helminthosporium oryzae) -Bercak daun bergaris (cercospora oryzae)
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Alang-alang air
Gulma yang dominan : -Jajagoan leutik (Echinochloa colona L) -Jajagoan (E. Crus-galli L) -Dengkean (Leptochloa chinensis L (Ness)) -Grintingan (Paspalum distichum) -Alang-alang air (Ischaemum rugosum Salisb) -Teki (Fimbristylis milicea)
Grintingan
Rumput teki
Jajagoan leutik
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
3. Kekeringan pada musim tanam ke 2 (walik jerami)
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
4. Pemupukan o Sawah tadah hujan umumnya memiliki kesuburan rendah sehingga petani biasanya memberikan pupuk melebihi takaran
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
5. Herbisida Padi yang tidak tergenang menyebabkan pertumbuhan gulma yang masif sehingga membutuhkan herbisida untuk memberantasnya
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
6. Emisi Gas Rumah Kaca Pemberian pupuk N dalam kondisi aerobik dan tidak sesuai kebutuhan, berpotensi menghasilkan emisi N2O dan N tidak terserap sempurna oleh tanaman
Pemberian pupuk kandang www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Model Pertanian Ramah Lingkungan di Sawah dan Lahan Tadah Hujan 1. Peningkatan Produktivitas 2. Rendah Emisi Gas Rumah Kaca 3. Adaptif terhadap perubahan iklim 4. Penerapan Pengendalian hama Terpadu 5. Zero Waste 6. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 7. Terjaganya Biodiversitas 8. Integrasi Tanaman-Ternak 9. Rendah Cemaran Logam Berat www.litbang.deptan.go.id
Pertanian lahan sawah tadah hujan berkelanjutan
Pertanian lahan sawah berkelanjutan
Science. Innovation. Networks
1. Peningkatan Produktivitas
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Penggunaan varietas toleran kekeringan dan rendah emisi GRK Mekongga
Ciherang Cibogo Cigeulis Way Apoburu Widas www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Pemupukan berimbang 200 kg urea/ha 100 kg SP36/ha 100 kg KCl/ha 3-5 t/ha/tahun pupuk organik atau pupuk kandang
0 hst
35-40 hst
10- 15 hst Urea : 50 kg/ha SP36 : 100 kg/ha KCl : 100 kg/ha
Urea 75 kg/ha
www.litbang.deptan.go.id
65-70 hst Urea 75 kg/ha
Science. Innovation. Networks
Pemberian bahan organik Pengembalian jerami dapat mensuplai unsur K sehingga defisiensi K pada tanah dapat diatasi. Pupuk kandang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
2. Rendah Emisi Gas Rumah Kaca • Penerapan BWD untuk pemupukan mengurangi emisi N2O di lahan tadah hujan • Penerapan VUB yang rendah emisi mengurangi emisi CH4 di lahan sawah
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
3. Adaptif terhadap perubahan iklim Pemanfaatan air tanah dengan sistem pompa dan teknologi bio-pori yang diisi slugde dari limbah biogas.
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Pemanfaatan ruang kosong dan pekarangan untuk KRPL
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Pemanfaatan teknologi water harvesting (embung) untuk memanen limpasan air hujan
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Penggunaan Kalender Tanam Terpadu • Pemanfaatan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
4. Penerapan Prinsip2 Pengelolaan Hama Terpadu Peningkatan daya tahan tanaman dengan pemberian unsur hara yang tepat, lengkap dan berimbang Penggunaan biopestisida Monitoring rutin untuk mencegah serangan hama dan penyakit
www.litbang.deptan.go.id
5. Zero waste Memanfaatkan jerami dan limbah pertanian lainnya untuk bio-energi biogas Memanfaatkan rumput dan seresah sebagai bahan kompos
Pakan ternak
Kompos
www.litbang.deptan.go.id Science. Innovation. Networks
6. Memanfaatan Sumber Daya Lokal Pemanfaatan gulma untuk kompos dan bio-fertilizer
Pemanfaatan bahan lokal (urin ternak, mimba, babandotan, kemangi, kenikir, dll) untuk bio-pestisida
www.litbang.deptan.go.id Science. Innovation. Networks
7. Biodiversitas terjaga Memanfaatkan ruang kosong untuk menanam berbagai tanaman yang sesuai kondisi lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelapa kopyor Pisang Pepaya Belimbing Jambu Sawo Matoa
www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Model ITT Ramah Lingkungan di Lahan Tadah Hujan Embung Produksi
Pola tanam Padi gora
Padi Gora
Padi walik jerami Walik jerami
Kohe
Biogas
Palawija Palawija Ternak
BWD Jejer Legowo Katam PHT BWD Jejer Legowo Var. genjah PHT Var. toleran kering (jagung, kacang hijau, sorgum, gude) PHT
Limbah lignin tinggi Limbah pertanian
Pirolisis
Limbah lignin rendah, selulosa tinggi Bio-compost
compos Biochar
8. Model ITT Ramah Lingkungan di Lahan Sawah Produksi
Pola tanam Padi
Kohe Padi
Biogas
Palawija Ternak
VUB danVRE Jejer Legowo Katam, BWD PHT, FIO BWD, FIO Jejer Legowo VUB danVRE Katam, PHT
Jagung, kacang2an, umbi2an, sayuran
Limbah pertanian
Limbah dg lignin tinggi
Limbah dg lignin rendah dan selulosa tinggi
Kompos + biochar = Biokompos
Pirolisis
9. Rendah cemaran logam berat Penggunaan filter arang aktif Penggunaan arang aktif dan biochar
Tantangan Penelitian • Teknologi pengendalian gulma yg ramah lingkungan mengurangi pemakaian herbisida • Teknologi PHT dengan penggunaan biopestisida dan musuh alami mengurangi pemakaian pestisida • Prediksi iklim yang akurat terutama datangnya hujan untuk penentuan waktu tanam • Varietas super genjah dan toleran kekeringan meningkatkan Indeks Pertanaman • Delineasi sumberdaya air tanah debit dan kualitas air • Peningkatan kualitas kompos dari limbah pertanian www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Penutup Optimalisasi lahan tadah hujan sebagai penopang pangan perlu dimanfaatkan secara bijak dengan memperhatikan faktor –faktor keterbatasan lingkungan Pengelolaan lahan pertanian perlu memperhatikan aspek keseimbangan interaksi antara tanaman, organisme lain, dan lingkungan biofisik guna mempertahankan keberlanjutan pertanian, peningkatan produktivitas dan keamanan pangan www.litbang.deptan.go.id
Science. Innovation. Networks
Science. Innovation. Networks
Agrinov Agrinov Lahir 22 Maret 2013 saat kunjungan Ka Badan ke Balingtan
www.litbang.deptan.go.id
www.litbang.deptan.go.id