FILM LASKAR PELANGI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan) Disusun Oleh :
Nanang Suhendri 070922057
DEPARTEMENT ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
ABSTRAKS
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila di kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan.. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh hubungan antarafilm Laskar Pelangi dan motivasi belajar siswa terutam di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. Berkaitan dengan hal itu, maka peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan yaitu : Teori uses and gratifications. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metodologi penelitian korelasional. Metode korelasional yaitu metode yang meneliti sejauh mana variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rakhmat, 2004 : 2). Objek penelitian yaitu siswa-siswi SMP Dharma Pancasila Kota Medan dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang responden dengan mengambil lokasi di SMP tersebut. Adapun cara yang digunakan penulis dalam menentukan sampel adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% (Rahmat, 1991:82). Kemudian digunakan teknik penarikan sampel yaitu proporsional stratified sampling dan purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan (library research) berupa buku-buku yang dianggap relevan dan penelitian lapangan (field research) berupa kuesioner serta wawancara. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang, dan uji hipotesa menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman (korelasi tata jenjang) yang disebut dalam bahasa Inggris rank difference correlation atau rank order correlation, digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang. Dalam teknik ini setiap data dari variabel-variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking). Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Laskar Pelangi berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 kota medan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmannirrahim Syukur alhamdulillah ke hadirat allah SWT, karena dengan izin dan ridho-Nya maka penyusunan skripsi yang berjudul “Film Laskar Pelang dan Motivasi Belajar” yaitu studi koresinal pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan, ini dapat diselesaikan. Tak lupa shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak menerfima bantuan moral dan meterian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr.M.Arif Nasution, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara . 2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, Selaku Ketua Departemen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. DR. Suwardi Lubis Msi, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan, waktu serta kesabaran dalam membimbing penulis hingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. 4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama ini. 5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membesarkanku selama ini serta seluruh keluargaku yang telah mendukung. 6. Buat keponakan Om, Ichan & Rahlil moga cepat besar dan jadi anak yang sholeh.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
7. Untuk staf jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara : Kak Icut, Kak Ros, serta Maya, yang ikut memperlancar pengerjaan skripsi. 8. Buat teman-temanku stambuk 2007 Ilmu Komunikasi Ekstension : Rinal, Murdiana Sari, Rizki Putra & Barus, Juliana, Zulia, B’ De2k, Mery Deswita, Mbak Komeng dan temanteman yang tidak penulis ucapkan satu persatu. 9. Untuk teman-teman satu kos’an Erick: Madhan, Tian, Boby, Maidar dan Suri makasih untuk kalian semua. Tiada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, setiap manusia hidup dengan ketebatasannya masing-masing demikian pula skripsi ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Amin.
Medan, Juni 2009 Penulis,
Nanang Suhendri NIM. 070922057
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
DAFTAR ISI Abstraksi ................................................................................................. Kata Pengantar ...................................................................................... Daftar Isi .............................................................................................. Daftar Tabel ......................................................................................... Daftar Gambar......................................................................................... Lampiran ................................................................................................. BAB I
PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
Latar Belakang Masalah ....................................... Perumusan Masalah .............................................. Pembatasan Masalah ............................................. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................. I.4.1 Tujuan Penelitian .......................................... I.4.2 Manfaat Penelitian ........................................ 1.5. Kerangka Teori ..................................................... 1.5.1. Teori Uses and Gratifications ...................... 1.6. Kerangka Konsep ................................................. 1.7. Model Teoritis ...................................................... 1.8. Operasional Variabel ............................................ 1.9. Definisi Operasional ............................................. 1.10. Hipotesa ............................................................... BAB II
i ii iv vi viii ix
1 6 6 6 6 7 7 7 18 18 19 20 22
URAIAN TEORITIS 2.1. Komunikasi .......................................................... 2.2. Komunikasi Massa ................................................. 2.3. Media Massa .......................................................... 2.4. Film Sebagai Media Massa .................................... 2.5. Motivasi Belajar .................................................... 2.6. Teori uses and gratifications ……………………... 2.7. Sekilas Mengenai Film Laskar Pelangi ................. 2.7.1. Film Laskar Pelangi .................................... 2.7.2. 25 Fakta Tentang Film Laskar Pelangi ........ 2.8. Dibalik Layar Film Laskar Pelangi ....................... 2.8.1. The Script ................................................... 2.8.2. The Actors .................................................. 2.9. Pesan ....................................................................
17 21 22 23 24 26 33 31 35 38 39 41 43
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................... 3.1.1. Sejarah Yayasan Pendidikan Dharma Pancasila ..................................................... 3.1.2.Visi dan Misi Sekolah SMP Dharma Pancasila ..................................................... 3.2. Metodologi Penelitian........................................ . 3.2.1 Metode Penelitian ..................................... 3.2.2 Lokasi Penelitian ...................................... 3.3 Populasi dan Sampel .......................................... 3.3.1. Populasi Penelitian ................................... 3.3.2. Sampel ..................................................... 3.4 Teknik Penarikan Sampel .................................. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................. 3.6 Teknik Analisa Data ..........................................
51 54 54 54 54 54 55 57 57 58
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ......................... 4.1.1. Tahap Awal.............................................. 4.1.2. Pengumpulan Data ................................... 4.2. Teknik Pengolahan Data .................................... 4.3. Penyajian Tabel Tunggal ................................... 4.3.1. Karakteristik Responden .......................... 4.3.2. Pengaruh Film Laskar Pelangi .................. 4.3.3. Motivasi Belajar ………………………… 4.4. Penyajian Tabel Silang ...................................... 4.5. Uji Hipotesis ...................................................... 4.6. Pembahasan .......................................................
61 61 61 62 63 63 64 71 83 84 86
44 51
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan........................................................ 88 5.2. Saran ................................................................. 89
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.8
Tabel Operasional Variabel
19
Tabel 3.1.1 Tabel Pengurus Yayasan Dharma Pancasila
53
Tabel 3.3.1 Tabel Populasi
55
Tabel 3.3.2 Tabel Sampel
56
Tabel 4.1
Tabel Jenis Kelamin
63
Tabel 4.2
Tabel Usia Responden
63
Tabel 4.3
Tabel Tingkat Pendidikan/Kelas
64
Tabel 4.4
Tabel Penilaian Terhadap Isi Cerita Film Laskar Pelangi
64
Tabel 4.5
Tabel Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi Karena Tokoh-Tokohnya
65
Tabel 4.6
Tabel Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi Karena Jalan Ceritanya
65
Tabel 4.7 Tabel Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi Karena Penyajian Gambarnya 66 Tabel 4.8 Tabel Adegan Pertama Kali Masuk Sekolah
66
Tabel 4.9 Tabel Adegan Karnaval
67
Tabel 4.10 Tabel Adegan Cerdas Cermat
67
Tabel 4.11 Tabel Adegan Saat Lintang Putus Sekolah
67
Tabel 4.12 Tabel Perasaan Ketika Menonton Film Laskar Pelangi
68
Tabel 4.13 Tabel Penilaian Soundtrack: Nidji (Laskar Pelangi)
68
Tabel 4.14 Tabel Penilaian Soundtrack: Sherina (Ku Bahagia)
69
Tabel 4.15 Tabel Penilaian Soundtrack: Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia)
69
Tabel 4.16 Tabel Tokoh yang di Sukai Dalam Film Laskar Pelangi
70
Tabel 4.17 Tabel Penilaian Terhadap Film Laskar Pelangi
70
Tabel 4.18 Tabel Mengetahui Nama Tokoh Dalam Film Laskar Pelangi
71
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.19 Tabel Pemahaman Isi Cerita Film Laskar Pelangi
73
Tabel 4.20 Tabel Persahabatan Dalam Film Laskar Pelangi
74
Tabel 4.21 Tabel Kegigihan Lintang Bersepeda 80 Km ke Sekolah
74
Tabel 4.22 Tabel Semangat Belajar Para Laskar Pelangi
75
Tabel 4.23 Tabel Perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan Dalam Mengajar
75
Tabel 4.24 Tabel Alasan Menonton Film Laskar Pelangi
76
Tabel 4.25 Tabel Perjuangan Pak Harfan Dalam Mempertahankan SD Muhammadiyah
76
Tabel 4.26 Tabel Perjuangan Bu Muslimah Dalam Bidang Pendidikan
77
Tabel 4.27 Tabel Perjuangan Para Anggota Laskar Pelangi Dalam Meraih Cita-Cita
77
Tabel 4.28 Tabel Perjuangan Lintang Untuk Dapat Bersekolah
78
Tabel 4.29 Tabel Respon Setelah Menonton Film Laskar Pelangi
78
Tabel 4.30 Tabel Menemukan Sosok Bu Muslimah
79
Tabel 4.31 Tabel Sikap Bu Muslimah Dalam Mengajar
79
Tabel 4.32 Tabel Mendapatkan Pengetahuan Baru
80
Tabel 4.33 Tabel Film Laskar Pelangi Mengandung Pesan Moral Yang Baik
80
Tabel 4.34 Tabel Termotivasi Setelah Menonton Film Laskar Pelangi
81
Tabel 4.35 Tabel Pelajaran Yang Disukai di Sekolah
82
Tabel 4.36 Tabel Penilaian Terhadap Dunia Pendidikan Saat ini
82
Tabel 4.37 Tabel Pengaruh Isi Cerita Film Laskar Pelangi dengan Mendapatkan Pengetahuan Baru Tabel 4.38 Hasil Uji Korelasi Spearman
83 91
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Dambar 4 Gambar 5 Gambar 6
Model Teoritis ............................................................................. Model Uses and gratifications…………………………………… Teori Uses and Gratifications dalam Operasional……………….. Model Laswell ……………………………………………………. Gambar Dibalik Layar Film Laskar Pelangi ................................. Gambar The Actors......................................................................
12 34 36 37 38 41
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
LAMPIRAN
1. Biodata 2. Kuesioner 3. Tabel Fotran Cobol 4. Data Mentah 5. Surat Penelitian 6. Surat Keterangan Penelitian 7. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Film Indonesia yang kini mulai diminati banyak masyarakat dari anak abg, remaja sampai dewasa pun tak kalah bersaing dengan film asing, kalau dulu dunia perfilman Indonesia sangat mengkhawatirkan karena tidak adanya produk terbaru dari para anak bangsa atau sineas justru berlainan halnya pada 6 tahun terakhir ini, karena film Indonesia mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat. Berbagai film pada 6 tahun terakhir ini sangat beragam, dimulai dari percintaan, perasahabatan, horor sampai film yang menceritakan tentang dunia pendidikan kita. Dimulai pada tahun 2002 film Indonesia yang sempat menarik perhatian khususnya remaja “Ada Apa Dengan Cinta” selanjutnya diikuti bebagai judul film yang bertema cinta seperti Effel I’m In Love (2004), Heart (2006), Cinta Pertama (2007) tidak hanya bertema cinta yang menarik perhatian penonton tema dalam dunia pendidikan di Indonesia juga ikut meramaikan bioskop yaitu film Laskar Pelangi yang mulai tayang tanggal 25 September 2008. Film Laskar Pelangi adalah salah satu film yang memiliki banyak penggemar. Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah SD dan SMP di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah : Ikal, Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara, Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam, A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman, Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz, Kucai; Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Mukharam Kucai Khairani, Borek aka Samson, Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari, Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan. Mereka bersekolah dan belajar pada belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah. Laskar Pelangi merupakan kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam menjadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal. Pada hari pendaftaran murid baru, Kepala Sekolah dan ibu guru satu-satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumalah murid baru sembilan. Kepala Sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu menadaftarkan anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. “Mohon agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di Bangka, “mohon sang ibu. Semua gembira,. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi muridnya cuma sebelas. Kisah luar biasa tentang anakanak Pulau Belitong itu diangkat dalam novel dengan judul “Laskar Pelangi” oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kanjing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama. Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung, misalnya mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku ini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. “Setiap malam saya mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi semangat untuk ikut rehabilitas. Kini Niko berhasil berhenti sebagai pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi,” ungkap Windarti Kosasih sang ibu. Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang selama ini rusak. Begitu juga Febbi, salah satu pembaca, langsung terinspirasi untuk menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah miskin di beberapa tempat. “Saya kagum karena anak-anak yang diceritakan di buku itu penuh semanagat walau fasilitas di sekolah jauh dari memadai,” ujar Febbi yang juga datang ke Kick Andy untuk bersaksi. Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang sering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya. Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalsan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kejeniusan luar
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata kita bahkan merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini. Film Indonesia yang katanya paling ditunggu-tunggu tahun ini sudah kelar proses syutingnya bulan juli lalu. Kabarnya film “Laskar Pelangi” akan siap edar bulan September 2008 . Proses syuting dilakukan langsung di lokasi sebenarnya di pulau Belitong. Tokoh-tokoh utama anak-anak mengambil anak-anak asli Belitong. Ikal anak-anak akan diperankan aleh Zulfany 12 tahun. Didukung oleh aktor dan aktris kawakan seperti : Ikranegara (Pak Harfan, kepsek Muhammadiyah), Cut Mini (Bu Mus), Rieke DP (ibu ikal), Mathias Muchus (ayah ikal), Lukman Sardi (Ikal dewasa), dan Tora Sudiro (Pak Mahmud, tokoh baru). Berangkat dari urutan dan sejarahnya dari sisi cerita yang mengambil tentang dunia pendidikan yang memprihatinkan di masyarakat di pedalaman Belitong membuat film ini berbeda dengan film-film lainnya. Film ini mendapat sambutan hangat dari para penonton, hal ini dapat terlihat dari jumlah penontonnya yang sangat banyak di bioskop dan berbagai macam penontonnya bukannya hanya dari anak-anak, remaja orang dewasa sampai para pejabat tinggi Pemerintahan ikut menonton film Laskar Pelangi, seperti Bapak Presiden kita Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga wakilnya Bapak Jusuf Kalla (JK), serta pejabat pemerintahan lainnya ikut menonton Film Laskar Pelangi tersebut.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Dikarenakan segmen pasar film ini ditujukan untuk semua kalangan, maka penulis memilih siswa-siswa SMP Dharma Pancasila sebagai objek penelitian dikarenakan siswa-siswa SMP Dharma Pancasila sudah menonton film Laskar Pelangi di bioskop dan di Sekolah yang diputar oleh guru di dalam kelas pada saat belajar, selain itu siswa SMP adalah remaja yang heterogen yang dapat memberikan opini yang beragam mengenai film yang diteliti, sehingga peneliti bisa mendapatkan relaitas sesungguhnya dari penelitian ini. Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk meneliti Sejauhmanakah Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
1.2 PERUMUSAN MASALAH Adapun perumusan masalah dalam penelitian adalah : “Sejauhmanakah Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Dharma Pancasila di Jl. Dr. Mansyur No.71, Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan.
1.3 PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah : 1. Masalah yang diteliti adalah Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar. 2. Objek penelitian adalah para siswa SMP Dharma Pancasila dari kelas VIII dan kelas IX yang sudah menonton Film Laskar Pelangi. 3. Penelitian dilakukan di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2009.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tanggapan siswa SMP Dharma Pancasila terhadap Film Laskar Pelangi . 2. untuk mengetahui tanggapan siswa SMP Dharma Pancasila mengenai isi cerita Film Laskar Pelangi dengan realitas yang ada. 3. Untuk mengetahui motivasi siswa SMP Dharma Pancasila setelah menonton Film Laskar Pelangi.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4. Untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi setelah menonton Film Laskar Pelangi.
1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan. 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap motivasi siswa. 3. Secara pribadi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah peneliti khususnya dalam bidang pendidikan.
1.5 KERANGKA TEORI Teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi dan menemukan alat-alat analisis data (Bungin, 2005:25). Teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian tersebut adalah, Model Uses and Gratifications. Model Uses and Gratifications ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikan massa dalam melayani khalayak. Uses and Gratification merupakan pengembangan dari model jarum Hipodermik. Model ini tertarik pada apa yang dilakukan pada media pada diri khalayak, tetapi tertarik pada apa yang dilakukan khalayak terhadap media, sebab khalayak dianggap aktif menggunakan meddia untuk memenuhi kebutuhannya. Studinya memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasaan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Dalam proses komunikasi
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasaan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. Herbert Blumer dab Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori uses and gratifications (kegunaan dan kepuasaan) ini diperkenalakan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communication: Current Perspectives on gratification Research. Teori uses and gratification milik Blumer dan Katz ini mengatkan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang palingh baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya teori ini mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Teori uses and gratification berusaha untuk menunjukkan perbedaan seorang/sekelompok orang dalam memanfaatkan media. Perbedaan itu muncul berdasarkan penilaiian daya guna, fungsi dan kepuasan apa yang diberikan media terhadap tanggapan khalayak. Pada akhirnya juga faktor pembedaan dalam penerimaan ini menentukan seberapa jauh suatu pesan media massa disosialisasikan pada masing-masing orang. Penelitian ini tentang pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa, dimana dapat disimpulkan baahwa film berguna bagi setiap orang dalam mengarahkan motivasinya yang khusus dan sesuai dengan karateristik psikologissnya. Atau kitapun dapat mempunyai satu alasan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena setiap orang pada dasarnya berbeda sehingga tentu mengatakan film mempunyai kegunaan dan memuaskan penontonnya sesuai motivasi khalayaknya, contohnya film Laskar Pelangi yang dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa. Berdasarkan hal diatas diperoleh suatu gambaran mengenai kepuasaan orang menonton film; 1. Hiburan, penonton menjadikan film itu sebagai media untuk menghibur karena didalamnya mengandung unsur hiburan. Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
2. Kebiasaan, penonton mengakui bahwa menonton karen atelah menjadi kebisaan yang rutin yang akibatnya dapat menggantisipasi masa depan yang lebih baik. 3. Mengisi waktu, film yang ditonton asyik sebagai pengisi waktu. 4. Kewajiban sosial, film yang ditonton dapat dijadikan sebagai sarana interaksi sosial antara sesorang dengan sesamanya. 5. Santai, film yang ditonton dapat membantu orang untuk dapat menghilangkan ketegangan. 6. Menghilangkan kejenuhan, dengan menonton film seseorang dapat menghilangkan kejenuhan. 7. Membantu memecahkan masalah, film sangat membantu memecahkan pelbagai masalah dalam kehidupan penontonnya. Tema film dapat memberikan petunjuk bagaimana seharusnya kita memahami dan membantu orang lain sehingga kita dapat merefleksi kenyataan hidup orang lain. Teori uses and fratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu mempunyai otonnomi, wewenang untuk memperlakukan media. Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengaubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana media akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media itu akan berdamapak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan. Dalam memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan medai oleh orang itu (uses) dan keputusan yang diperoleh (gratifications). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, perbedaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial. Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Model ini memang mengandung kritik, tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan. Penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan seseorang, salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan media. Pendekatan uses and gratifications mempersoalkan apa yang dilakukan para media, yakni menggunakan media untuk pemuasaan kebutuhannya. Umumnya khalayak lebih tertarik bukan kepada apa yang khalayak lakukan pada media, tetapi apa yang dilakukan media pada khalayak. Efek atau pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, orang memperoleh banyak informasi tentnag dunia dari media massa. Pada saat yang sama, khalayak sukar mengecek keberadaan yang disajikan media. Pendukung teori berikutnya motivasi belajar, teori yang digunakan adalah Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial), ditampilkan oleh Albert Badura ini mengkaji proses belajar melalui media massa sebagai tandingan terhadap proses pembelajaran sosial. Teori pembelajaran sosial menyatakan belajar terjadi dengan cara menunjukkan tabggapan (responde) dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan (reinforcement) dimana tanggapan akan diulangi (dipelajari) jika oraganisme mendapat ganjaran (reward). Tanggapan ini tidak akan diulangi jika organisme menadapat hukuman (punishment) atau bila tanggapan tidak memimpinnya ketujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur secara eksternal oleh stimulus yang dtimbulkan oleh kondisi-kondisi peneguhan. Titik permulaan dari
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
proses belajar adalah peristiwa yang bisa diamati baik langsung maupun tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa tersebut mungkin terjadi pada kegiatan orang sehari-hari, dapat pula disajikan secara langsung oleh televisi, buku, film dan media massa lainnya. Peristiwa itu bisa merupakan penunjukkan nyata suatau perilaku (seperti perilaku agresif pada novel) atau ilustrasi (abstract modelling atau model yang diabstraksikan). Perilaku nyata dipelajari dari observasi perilaku tersebut, sedangkan sikap, nilai, pertimbangan moral, dan persepsi terhadap kenyataan sosial dipelajari melalui abstrack modelling. Perhatian kepada suatu peristiwa ditentukan oleh karateristik peristiwa itu sendiri (atau rangsangan yang dimodelkan) kara Social learning theory terdiri dari: attentional prosess (proses atensi atau perhatian) , berikutnya adalah retention process (proses retensi), dilanjutkan oleh motor reproduction process (proses reproduksi motor), dan yang terakhir motivasional process (proses motivisional). Pada langkah pertama
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
1.6 KERANGKA KONSEP Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah untuk merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:35). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas Yaitu gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor atau unsur lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “ Pengaruh Film Laskar Pelangi”. 2. Variabel Terikat Adalah akibat atau unsur yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Motivasi Belajar”. 1.7 MODEL TEORITIS Variabel-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi satu model teoritis yang mengacu pada teori uses and gratifications :
Variabel Bebas (X) :
Variabel Terikat (Y) :
( Pengaruh Film Laskar Pelangi )
( Motivasi Belajar )
Karateristik Responden
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
1.8 OPERASIONAL VARIABEL Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori yang telah disajikan diatas, maka dibuat operasionalisasi variabel yang berfungsi untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu :
Veriabel Teoritis Veriabel Bebas ( X )
Variabel Operasional 1. Tema 2. Alur
Pengaruh Film Laskar Pelangi
3. Isi Pesan 4. Akting 5. Aktor/ Aktris 6. Bahasa yang digunakan 7. Tingkah laku 8. Gaya berpakaian 9. Soundtrack 10. Promosi
Variabel Terikat (Y) Motivasi Belajar
Karateristik Responden
1. Orientasi Kognitif - Informasi- education - Pembelajaran - Peneguhan 2. Kebutuhan akan hiburan 3. Kebutuhan akan kontak sosial 4. Aktualisasi diri 5. Kebutuhan akan model
1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Tingkat pendidkan/ kelas
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
1.9 DEFINISI OPERASIONAL Menurut Singarimbun (1995:46), definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini varibaelvariabel dapat definisikan sebagai berikut : a. Variabel Bebas ( Pengaruh Film Laskar Pelangi ), terdiri dari : 1. Tema adalah bahasa pokok dari film tersebut. 2. Alur cerita adalah rangkaian peristiwa dalam suatu kejadian yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita kearah klimaks dan sampai selesainya cerita (Salim, 1995:48). 3. Isi pesan adalah kandungan cerita yang terdapat dalam film tersebut, apakah kandungan cerita tersebut dapat dimengerti atau tidak. 4. Akting adalah peran drama, sandiwara, film atau gambaran perwatakan yang dinyatakan dalam suara, gerak dan mimik (Salim, 1995 :34). 5. Aktor/ Aktris adalah para pelaku atau pemeran, pemain film, sandiwara, baik pria maupun wanita (Salim, 1995 :34). 6. Bahasa yang digunakan adalah rangakain kalimat yang diucapkan oleh para pemain. 7. Tingkah laku adalah tingkah laku yang ditampilkan aktor/ aktris dalam beradegan, apakah tingkah laku para pemain sopan, kasar dan sebagainya. 8. Gaya berpakaian adalah gaya berpakaian yang digunakan dalam setiap adegan, apakah pakaian yang digunakan sopan, terbuka dan sebagainya. 9. Soundtrack adalah lagu atau musik pada film yang direkam secara terpisah.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
10. Promosi adalah suatu usaha yang dilakukan perusahan dengan menggunakan media massa dengan tujuan untuk mempengaruhi/ membujuk khalayak agar membeli produk/ jasa yang dijual. b. Variabel Terikat (Motivasi Belajar) : 1. Orientasi Kognitif adalah kebutuhan akan informasi dan pemahaman akan suatu kondisi/ keadaan -
Informasi-edukasi yaitu informasi yang didapat dari menonton Film Laskar Pelangi dapat menambah pengetahuan siswa.
-
Pembelajaran yaitu hikmah apa yang didapat siswa dari cerita Film Laskar Pelangi.
-
Peneguhan yaitu siswa mengkonsumsi Film Laskar Pelangi untuk mencari
tahu
mengapa seseorang melakukan sesuatu dan meneguhkan informasi yang ada. 2. Kebutuhan akan hiburan yaitu pola konsumsi media akan dilakukan kembali
apabila
dianggap memberikan ganjaran hiburan seperti yang dialami di waktu lalu. 3. Kebutuhan akan kontak sosial yaitu individu mengonsumsi medai massa untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain. Tidak jarang isi dari media massa menjadi bahan percakapan dalam membina interaksi sosial. 4. Aktualisasi diri adalah individu menggunakan media massa sebagai media imajinasi melalui identifikasi dengan tokoh untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan ataupun rasa sayang dari orang lain yang tidak didapatnya dalam kehidupan nyata. 5. Kebutuhan akan model yaitu individu menggunakan media massa sebagai sarana untuk mencari model, melalui tokoh-tokoh yang ada pada media massa.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
1.10 HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenerannya secara empirik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang kebenarannya akan di uji berdasarkan data yang dikumpulkan. (Soehartono, 2004:26-27). Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Jl. Dr. Mansyur No.71, Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. Ha : Terdapat hubungan antara Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Jl. Dr. Mansyur No.71, Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 KOMUNIKASI Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cheery dalam stuart, 1983). Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan
suatu
tindakan
komunikasi
ialah
menjawab
pertanyaan
“Siapa
yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalaui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”. Lain halnya dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi. Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa: “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan atarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha merubah sikap dan tingkah laku itu’. (Book, 1980).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: ‘Komunikasi adalah proses dimana suatu ide diahlikan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawarence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa : ‘Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Definisi-definisi yang dikemukan diatas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Oleh karena itu, jika kita berda dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbolsimbol yang digunakan dalam berkomunikasi. Fungsi Komunikasi Begitu pentingnya komunikasi dalam hidup manusia, maka Harold D. Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain (1) manusia dapat mengontrol lingkungannya, (2) beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada, serta (3) melakukan
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. Selain itu, ada beberapa pihak menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri. Komunikasi dibagi atas empat macam tipe, yakni komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication), komunikasi atarpribadi (interpersonal communication), komunikasi publik, dan komunikasi massa. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan. Komunikasi antarpribadi, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihakpihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahankemudahan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, juga kita dapat membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik di antara kita, apakah dengan tetangga, teman kantor atau dengan orang lain. Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur. Komunikasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan. Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan,
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta dan ide. Oleh karena itu, komunikasi massa dapat berfungsi sebagai berikut. 1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional. 2. Sosialisasi; yakni mennyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media masaa. 4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran progaram siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan atarnegara. 7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dtuangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 8. Integrasi; banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
2.2 KOMUNIKASI MASSA Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan media elektronik). Komunikasi massa berasal dari dari perkembangan kata media off mass communication (media komunikasi massa). Berubahnya tuntunan zaman yang kini lebih mengarah ke dunia teknologi Informasi komunikasi membuka sebuah gaya hidup atau cara kerja yang baru. Pola kehidupan masyarakat yang semangkin modern tidak lepas dari semakin canggihnya penerapan teknologi dalam komunikasi massa. Informasi bagi masyarakat maju merupakan salah satu kebutuhan pokok
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
dalam kehidupan sehari-hari. Informasi aktual, pendidikan, hiburan, bisnis dan kebudayaan dewasa ini dapat dengan mudah dierima masyarakat dengan memanfaatkan komunikasi massa. Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, selintas, khususnya media elektronik (Mulyana, 2002:75). Ciri-ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang dicakupnya, yakni sifat komunikator dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S ton (Nurudin, 2003;63) adalah : - To Inform (memberi informasi) - To Educate (mendidik) - To Persuade (mempersuasi) - To Entertaint ( untuk menghibur )
2.3 MEDIA MASSA Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Media massa ialah media yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khlayak yang sedang memperkuatkan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Perkembangan masyarakat yang dipacu oleh kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih
menunjukkan
pengaruh
yang
kuat
terhadap
kemekara
n media massa, tetapi di lain pihak secara timbal balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat terhadap masyarakat. Media massa merupakan sarana penunjang berlangsungnya proses komunikasi massa. Oleh karena itu kebutuhan adanya media massa sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
bermasyarakat dikarenkan proses terjadinya komunikasi massa membutuhkan bantuan saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber komunikasi (komunikator) untuk menyampaikan informasinya kepada khalayak (komunikan). Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, umumnya adalah surat kabar, radio, televisi dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi atau dalam istilah lain : penerangan, pendidikan dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan mengunakan media ialah, bahwa media massa menimbulkan keserempakan (sinultaneity) artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak, ratusan, ribu, jutaan bahkan ratusan juta pada saat yang sama secara bersama-sama. Diantara ahli komunikasi yang teorinya tentang fungsi media banyak dikutip, Hanold D. laswell dalam Mc. Quail (1989;3) barangkali menepati tempat utama. Menurut Laswell ada 3 (tiga) fungsi media massa, yakni : 1. Pengawasan lingkungan. 2. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan, dan 3. Transsisi warisan sosial dari suaru generasi ke generasi berikutnya.
2.4 FILM SEBAGAI MEDIA MASSA Film sebagai salah satu media dalam komunikasi massa, berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, menyajikan cerita, peristiwa, musik drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail, 1989:13). Film sebagai sarana hiburan dapat dinikmati sebagai pengisi waktu senggang secara hemat bagi seluruh keluarga. Disamping sebagai sarana hiburan, film sebagai Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
salah satu media dalam komunikasi massa mempengaruhi penontonnya sewaktu duduk didalam bioskop atau ketika berada di depan televisi saja, tetapi pengaruh film tersebut terus berlangsung sampai waktu yang lama. Tetapi film tidak selalu menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap penonton film. Selain perubahan tingkah laku, film juga dapat menimbulkan perubahan emosi, sikap atau nilai dalam diri penonton sebagai khalayak media film, serta adanya transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi. Dengan hadirnya film, dapat menambah pengetahuan anak dan memperoleh tambahan informasi yang mungkin jarang atau tidak biasa didapat dari pergaulan mereka sehari-hari, seperti film Laskar Pelangi dapat memotivasi belajar siswa. Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif dan edukatif, bahkan persuasif. Hal inipun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and chracter building (Effendy, 1981:212). Faktor-faktor yang dapat menunjang karaterisrik film adalah layar lebar/luas, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. Film justru mampu mencapai kekhasan tertentu yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku, film, aktor atau aktris film serta lagu. Dalam menghayati suatu film kerap kali penonton menyamakan seluruh pribadinya dengan salah seorang pemegang peranan film itu. Penonton asyik sekali mengikuti peristiwaperistiwa dalam film itu sehingga ia merasa bersangkutan dengan film itu. Film harus mengandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia yang dapat membuat publik terpesona, dapat membuat publik dongkol, terkesan, iba, gembira, tegang dan lain-lain.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
2.5 MOTIVASI BELAJAR Istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni Movere, yang berarti ” Menggerakkan”. (To Move). Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempuyai motif tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melengkapi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Ardiyanto dan Erdinaya, 2004:87). Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya: 1. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual. 2. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual 3. Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya 4. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain. 5. Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.(www.geocities.com). Stimulus motivasi belajar Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: 1. Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. 2. Motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya; 2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan dalam penyusunan tersebut; 3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya; 4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan; 5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa; 6. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu; 7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri (www.geocities.com).
2. 6 TEORI USES AND GRATIFICATONS Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past (Swanson, 1979 dalam Effendy, 1998), suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul istilah uses and gratifications, pengguna dan pemenuhan kebutuhan. Dalam asumsi ini tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility); bahwa komsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality); bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity); dan bahwa khalyak sebenarnya kepala batu (stubborn) (Blummer, 1979:265). Karena pengguna media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Konsep dasar model ini diringkas oleh para pendirinya (Katz, Blumler dan Gurevitch, 1974:20). Dengan model ini yang diteliti ialah (1) sumber sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari (4) pola terpaan media massa atau sumbersumber yang lain, yang menyebabkan (5) pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan sering kali akibat-akibatnya yang tidak dikehendaki. Model uses and gratifications, dilukiskan seperti gambar dibawah ini (Rakhmat, 2004:66) : Gambar 1.1 : “Model Uses and Gratifications”. Ateseden - variabel individual - variabel lingkungan
Motif - personal - diversi - personal identity
Pengguna Media - hubungan - macam isi - hubungan dengan isi
Efek - kepuasan - pengetahuan - kepuasan
Dengan menggunakan model ini, peneliti berusaha menemukan variabel-variabel yang diukur. Atesenden meliputi variabel individual yang terdiri dari data demografi seperti usia, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan atau kelas, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Motif dapat di operasionalkan dengan berbagai cara : unifungsional (hasrat untuk hiburan, kontak sosial dan aktualisasi diri), bifungsional (informasi – education, fantasistescapist, atau gratifikasi segera tertangguhkan), empat fungsional (diversi hubungan personal, identitias personal, dan surveillance ; atau surveillance, korelasi, hiburan, transmisi budaya, dan multifungsional (Katz, Blumler, Gurevitch, 1974; Greenberg, 1974). Daftar motif memang tak terbatas. Tetapi operasionalisasi Blumler (1980;2009) agak praktis untuk dijadikan petunjuk penelitian. Blumler menyebutkan tiga orientasi : orientasi kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas), diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identitas personal (yakni, Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
“menggunakan isi media untuk memperkuat/ menonjolkan suatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri”). Pengguna media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rosengern). Efek media dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan. Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men. Women, Messages and Media (1982 dalam Nurudin, 2003) pernah memberikan formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini. Janji imbalan =
Probabilitas Seleksi
Upaya yang diperlukan Imbalan disini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau imbalan yang tertunda. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan itu sangat bergantung tersedia tidaknya media dan kemudahan mendapatkannya. Bila kita membagi janji imbalan dengan upaya yang diperlukan, kita memperoleh probabilitas seleksi dari media massa tertetntu. Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan media oleh orang itu (uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Grafikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaran dari rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial. Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Gambar 1.2. Teori uses and gratifications dalam operasional :
Lingkungan Sosial : 1.Ciri-ciri demografis 2. Afiliansi kelompok 3. Ciri- ciri kepribadian
Kebutuhan Khlayak : 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif personal 4. Integratif sosial 5. Pelepasan ketegangan/me larikan diri dari kenyataan
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media : 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur
Penggunaan media massa : 1. Jenis- jenis media surat kabar, majalah, radio, tv dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan terpaan media
Pemuasan media (fungsi) : 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/ hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial
Teori use and gratification dimulai dari lingkungan sosial, dimana yang dilihat adalah kebutuhan khalayak, lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian, kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (effendy, 2003;294) : 1. Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan mengawasi lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. 2.Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalamanpengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
3.Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal ini bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4.Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. 5.Kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan. Untuk mempertegas penerapan model ini maka didukung oleh teori-teori yanti : Formula Laswell dan Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial). Formula laswell, model komunikasi Laswell merupakan ungkapan verbal berikut ini: -
Who
-
Says What
-
In Which Cahnnel
-
To Whom
-
With What Effect?
Unsur sumber (who) mengundang pertanyyan mengenai pengendalain pesan. Unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) menarik untuk mengkaji mengenai analisis media. Unsur penerima (to whom) banyak digunakan untuk studi analisis kahlayak. Unsur pengaruh (with what effect) berhubungan erat dengan kajian mengenai pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, model Laswell ini banyak diterapkan dalam komunikasi massa. Gambar 1.3 Model Laswell (Wiryanto, 2005:17) Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With What Effect
Sumber : Wener J. Saverin and James W. Tankard Jr. Communicatoin Theoris, Origins, Methods and uses in the Mass Media. Newyork:Longman, 1192, hlm.38 Kritik yang muncul terhadap Model Laswell ini adalah terlalu menekankan pada pengaruh khalayak, yang terkadang mengabaikan faktor umpan balik (feed back). Umpan balik dari Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
khalayak sangat penting bagi komunikator untuk mengetahui apakah pesan memperoleh tanggapan positif, netral atau negatif. Social Learning Theory (Theory Belajar Sosial) ditampilkan oleh Albert Badura ini mengkaji proses belajar melalui media massa sebagai tandingan terhadap proses pembelajaran sosial. Teori pembelajaran sosial menyatakan belajar terjadi dengan cara menunjukkan tabggapan (responde) dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan (reinforcement) dimana tanggapan akan diulangi (dipelajari) jika oraganisme mendapat ganjaran (reward). Tanggapan ini tidak akan diulangi jika organisme menadapat hukuman (punishment) atau bila tanggapan tidak memimpinnya ketujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur secara eksternal oleh stimulus yang dtimbulkan oleh kondisi-kondisi peneguhan. Titik permulaan dari proses belajar adalah peristiwa yang bisa diamati baik langsung maupun tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa tersebut mungkin terjadi pada kegiatan orang seharihari, dapat pula disajikan secara langsung oleh televisi, buku, film dan media massa lainnya. Peristiwa itu bisa merupakan penunjukkan nyata suatau perilaku (seperti perilaku agresif pada novel) atau ilustrasi (abstract modelling atau model yang diabstraksikan). Perilaku nyata dipelajari dari observasi perilaku tersebut, sedangkan sikap, nilai, pertimbangan moral, dan persepsi terhadap kenyataan sosial dipelajari melalui abstrack modelling. Adapun tahapan yang dilalui dalam proses belajar itu terdiri dari : 1.Tahapan perhatian yaitu permulaan proses belajar yaitu munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa itu terjadi selama orang beraktifitas dalam kehidupannya sehari-hari, atau bisa juga secara langsung melaului media massa.Pengamatan terhadap suatu peristiwa terdapat secara kebetulan atau tidak disengaja.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tahap pertama dalam belajar sosial yaitu perhatian, dimana kita baru dapat mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya. 2. Tahap Pengingatan, perhatian saja tidak cukup. Khalayak harus mampu menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan menggunakan kembali apabila mereka akan bertindak sesuai teladan yang diperhatikan. Untuk itu peristiwa yang menarik perhatian dimasukkan kedalm benak dalam bentuk lambang secara verbal atau imaginal sehingga menjadi ingatan (memory). 3.Tahap Reproduksi Motoris, seseorang akan berfikir dahulu sebelum bertindak, maksudnya mengumpulkan kembali respon-respon yang telah dipelajari sehingga dapat memulai suatu tindakan atau perilaku. Dengan kata lain dalam tahap ini kita menghasilkan kembali perilaku atau tindakan yang telah kita amati. 4. Tahap Motivisonal, menunjukkan bahwa perilaku akan terwujud apabila terdapat nilai peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran disebabkan perilaku yang sama, serta ganjaran internal, misalnya rasa puas diri (Badura, 1977:209-201 dalam, Effendy 1993). Fenomena yang terjadi pada penonton (siswa-siswi) saat ini pada film Laskar Pelangi secara keseluruhan dapat ditinjau dari teori belajar sosial. Dimulai ketika melihat film tersebut, memperhatikan, kemudian menginterpeksikan diri dengan tokoh didalamnya. Hal tersebut berwujud kedalam suatu tindakan baik positif maupun negatif. Kepositifan atau kenegatifan tindakan tersebut tergantung kepada lingkungan dan orang-orang disekitarnya yang mempengaruhi pada proses reproduksi motoris danb proses motivasional. Dukungan yang baik niscaya memberikan hal yang positif dan begitu pula sebaliknya.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
2.7 SEKILAS MENGENAI FILM LASKAR PELANGI 2.7.1 Film Laskar Pelangi Jika ada film Indonesia yang paling ditunggu tahun ini, itu pasti Laskar Pelangi garapan sutradara Riri Riza. Dengan publikasi gencar seputar pembuatan film itu sejak awal tahun, orang dibuat penasaran, seperti apa film hasil adaptasi novel laris itu.Para penggemar novel karya Andrea Hirata itu penasaran bagaimana Riri Riza menerjemahkan kesan dan imajinasi yang mereka dapat dari buku tersebut ke dalam bahasa visual. Bagi yang belum membaca novel berjudul sama, film ini diharapkan mampu menampilkan spirit novel yang disebut- sebut sangat inspiratif itu. Maka, dibukalah film produksi Miles Films ini dengan adegan Ikal dewasa (diperankan Lukman Sardi) menumpang bus, kembali ke kampung halamannya di Desa Gantong, Pulau Belitung. Sambil menerawang ke luar jendela bus, suara lamunan Ikal membimbing penonton memahami latar belakang sejarah sosial pulau yang pernah kaya karena timah itu. Seusai adegan pembuka itu, lamunan Ikal pun kembali pada saat ia pertama kali masuk SD. Film pun menampilkan gambar kilas balik Belitung era 1974, saat PN Timah masih aktif beroperasi, para karyawan berseragam biru lalu lalang dengan sepeda, dan orangtua mengantar anak-anak mereka ke sekolah. Di bagian awal, film ini terlihat memusatkan perhatian pada sosok Ikal, yang pada novel sebenarnya personifikasi Andrea Hirata sendiri. Ikal kecil (diperankan aktor lokal Zulfanny) adalah anak pegawai rendahan PN Timah yang tak mampu sekolah di SD Timah, jadi mendaftar ke SD Muhammadiyah. Lalu bermunculan tokoh lain. Ada Lintang (Ferdian), anak nelayan miskin yang harus berjalan jauh dari kawasan pesisir ke sekolah terdekat di Gantong. Lalu ada Bu Muslimah (Cut Mini), perempuan muda yang teguh bercita-cita sebagai
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
guru. Kemudian ada Pak Harfan (Ikranagara), Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong, yang setia mempertahankan sekolah yang hampir ambruk. Hari itu adalah hari penentuan sekolah tersebut. Jika tak terkumpul 10 siswa baru, sekolah berdinding kayu reyot itu harus ditutup. Untunglah pada saat-saat terakhir muncul Harun (Jeffry Yanuar), anak tunagrahita yang menjadi siswa kesepuluh, penyelamat sekolah itu. Dari sisi teknis, film ini digarap dengan rapi. Sinematografer Yadi Sugandhi menampilkan gambargambar indah dan terkonsep dengan baik. Dari sisi gagasan, film ini menggarap berbagai permasalahan nyata di masyarakat dengan cara yang ringan dan cukup bisa dinikmati. Sampai di sini, narasi Ikal dewasa masih menyertai untuk menjelaskan betapa istimewanya 10 anak tersebut. Sempat muncul dugaan, film ini akan berkonsentrasi pada kisah-kisah keajaiban masa kecil anak-anak tersebut. Ternyata tidak. Tokoh-tokoh baru terus bermunculan ketika setting waktu meloncat ke 1979, saat anak- anak itu duduk di kelas lima. Dari 10 anak itu, muncul Borek (Febriansyah), yang terobsesi dengan badan besar ala Samson, dan Mahar (Verrys Yamarno), anak SD yang sudah kenal jazz, bertingkah seniman. Ada pula Pak Zulkarnaen (Slamet Rahardjo), orang kaya lulusan sekolah Muhammadiyah di Jawa yang bersimpati pada keteguhan hati Pak Harfan mempertahankan SD-nya. Lalu ada Pak Bakrie (Teuku Rifnu Wikana), yang bimbang menentukan pilihan apakah tetap mengajar di SD Muhammadiyah atau pindah ke tempat lain yang gajinya lebih baik. Terakhir, ada Pak Mahmud (Tora Sudiro), guru SD Timah yang naksir dan bersimpati kepada Bu Muslimah. Itu baru dari segi tokoh. Dari sisi cerita, selain ada kisah kegigihan Harfan dan Muslimah mempertahankan sekolah mereka dan mengajar anak-anak itu, juga ada cerita Ikal yang jatuh cinta kepada A Ling, anak pemilik toko kelontong. Lalu kisah Lintang yang tak bisa meneruskan sekolah karena ayahnya hilang di laut
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
dan harus mengurus adik-adiknya. Dan, terakhir, ada Flo (Marcella El Jolla Kondo), anak orang kaya yang ngotot pindah dari SD Timah ke SD Muhammadiyah. Laskar Pelangi, Jakarta - Indonesia Movie Award (IMA) 2009 kembali digelar. Kali ini yang menjadi jawaranya adalah film 'Laskar Pelangi'. Laskar pelangi dinobatkan sebagai film terbaik. Zulfani pemeran Ikal kecil dalam film 'Laskar Pelangi' dinobatkan sebagai Pendatang baru terfavorit. Sedangkan Pemeran Utama Pria dan Wanita terbaik adalah Cut Mini yang memerankan Bu Mus, serta Ikranegara yang memerankan Pak Harfan, sang kepala sekolah yang bijak. Tak hanya itu, Nidji sang pengisi soundtrack pun dinobatkan sebagai soundtrack film terbaik 2009 dengan lagu 'Laskar Pelangi'nya.Rasanya tak berlebihan jika film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata itu dianggap sebagai film terbaik. Film yang menggambarkan tentang anak-anak yang serba kekurangan namun berani bermimpi telah memberikan banyak inspirasi bagi rakyat Indonesia. Kisah Laskar Pelangi sendiri memang tidak biasa, berkisar pada kisah kehidupan dan persahabatan 10 orang anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah di Pulau Belitong. Di bawah bimbingan ibu guru, Bu Muslimah, dan kepala sekolah, Pak Harfan, anak-anak ini menjalani kehidupannya yang getir, namun tetap dengan penuh keceriaan. Andrea Hirata dengan sangat inspiratif berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca. Pada satu bagian kita bisa dibuat terharu sampai menitikkan air mata, sementara pada bagian lain kita dibuat tersenyum. Deskripsi karakter, tempat, dan peristiwa juga mampu membuat imajinasi melayang. Seakan kita benar-benar ikut bertualang bersama anak-anak Laskar Pelangi ini. Sementara dalam pembuatan filmnya, orang-orang yang terlibat menunjukkan keragaman. Mulai dari nama-nama yang sudah sangat berpengalaman seperti Mira Lesmana, Riri Riza, Salman Aristo, Cut Mini, Ikranagara, Slamet Rahardjo, Tora Sudiro, Lukman Sardi, dan lainnya; sampai
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
ke para aktor cilik yang merupakan anak-anak asli Belitong dan baru pertama kalinya main film serta langsung jadi tokoh sentral. Secara keseluruhan, Laskar Pelangi ini memang sangat cocok dengan kebutuhan bangsa kita yang sangat beragam dan sedang memerlukan persatuan nasionalis-religius seperti ini. Tak heran jika banyak orang yang merasa sangat emosional, baik ketika membaca bukunya ataupun menonton filmnya. 2.7.2 25 Fakta Tentang Laskar Pelangi Berikut adalah beberapa fakta tentang film Laskar Pelangi yang selama ini mungkin belum pernah anda ketahui: 1. Nama panggilan dari Andrea Hirata pada saat kecil adalah "andis" ,"Ikal" adalah nama panggilan andrea di novel. 2. Royalti Film Laskar Pelangi yang didapat dari Andrea adalah sekitar Rp 350 juta. 3. Andrea hirata dalam suatu kesempatan menyatakan, dirinya bukan sastrawan, benarbenar tidak berpengalaman, tidak berpendidikan sastra, tidak bergaul dengan orang-orang sastra, tidak bercita-cita menjadi sastrawan. Lebih parah lagi, tidak banyak membaca sastra. 4. Film Laskar Pelangi sepanjang 2 jam 5 menit yang memakan ongkos Rp 8 miliar. 5. Nama Laskar Pelangi adalah sebuah nama pemberian sang guru, Bu Muslimah 6. Sekarang Bu muslimah yang asli mengajar di Sekolah Dasar Negeri 6 Gantong, dan sedang menunggu pensiun. 7. Selama 10 hari pemutaran film itu sudah meraih penjualan 1,1 juta penonton. 8. 3.800 calon pemain dieliminasi menjadi 1.350 anak hingga akhirnya menjadi 12 pemain yang semuanya asli dari belitung, 11 Anak normal dan 1 anak penderita Down syndrome 9. Film Laskar Pelangi dibuat hanya dengan 36 hari Syuting. 10. Andrea ingin setiap 2 Mei Film Laskar Pelangi Diputar secara Gratis, dan dia pernah berkata "Filmnya lebih bagus dari novelnya.." 11. Penulis skenario FILM Laskar pelangi yaitu Salman Aristo juga penulis skenario Film Ayat-Ayat Cinta.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
12. Riri Riza sebelumnya akan menggunakan Yogi Nugraha pemeran kucai untuk dijadikan pemeran mahar, hingga datang Verrys Yamarno yang datang dengan gaya baju Mahar. Jalan sambil cium ketiak, lalu teriak: bau cuka! bau cuka! Lalu dia menyanyi. 13. Verrys Yamarno. Pemeran Mahar yang jago kesenian ini ingin menjadi ustad. Citacitanya adalah masuk ke Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur, atau Universitas Al Azhar di Mesir. "Saya ingin membuat orang jahat menjadi baik," ujar Verrys. 14. Ferdian, Pemeran Lintang mempunyai cita-cita melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia atau Universitas Gadjah Mada. 15. Zulpani Fasa, 12 tahun, pemeran Ikal alias Andrea Hirata di masa kecil mempunyai cita-cita Menjadi tentara. "Bisa membela negara", katanya. 16. Mahar asli jadi PNS, guru kesenian di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan, diam-diam sempat mengantarkan anaknya ikut casting tapi tidak lolos. Mira Lesmana nggak tau kalau Mahar ada di antara orang tua yang mengantarkan anaknya ikut casting, baru setelah Mahar pulang ada yang bilang ke Mira. 17. Aslinya Flo ini adek kelas Andrea . yang sekelas itu kakak laki-laki Flo (kakaknya juga pindah dr SD PN), tapi sang kakak ini tidak diceritakan oleh Andrea. Flo ini asli anak pejabat PN yang tidak mau sekolah di skolah PN 18. Syahdan salah satu anggota laskar pelangi yang sekarang menjadi konsultan IT adalah yg diam-diam membawa naskah LP ke penerbit tanpa diketahui Andrea. 19. Aman alis Akiong pernah menyebutkan bahwa menurutnya Laskar Pelangi: Chandra Prana, Syahdan Wahyudi, Alpino, Iwan, Ahmad Fajri, Andrea Hirata, dan satu nama perempuan, Hartati. Yang disebut Mahar dan Samson, kata Aman, bisa jadi Ahmad Fajri—sekarang guru di SMA Negeri 2 Tanjung Pandan—dan Alpino. Sedangkan Lintang? "Saya hanya tahu ini. Kalau Lintang, tanya Andis", ujarnya sambil tersenyum. 20. Harun Karena cacat mental sekarang dirumah saja, menemani ibunya. Harun sering datang ke lokasi syuting, lalu dia cerita: "tadi lihat syuting film, ada Andis ". 21. Sempat Syahdan dan Kucai asli ditanya wartawan siapa yg paling pintar dikelas, berdua serempak jawab: ANDIS!( kenapa bukan lintang???tanya kenapa? ) :? ,Bahkan bu Mus ketika ditanya siapa Lintang? dia menjawab "saya tidak ingat,siapa lintang?" (mungkinkah jika Bu mus tidak ingat, anak sejenius lintang? )
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
22. Saat di Kick Andi andrea menyebutkan bahwa foto tersebut tidak detail yaitu Syahdan (jongkok, kanan), Sahara (satu-satunya cewek) pada waktu itu para penonton langsung histeris, "LINTANG, YG MANA???" Dan Andrea dgn cool bilang, "Rahasia…" 23. Riri Reza berhasil menjinakkan "keganjilan" pada beberapa bagian novel Andrea. Mahar yang mengagetkan Bu Mus dengan tiba-tiba menyanyikan Tennessee Waltz karya Anne Murray dan "si jenius” Lintang yang berdebat hebat tentang cincin Newton dalam lomba cerdas cermat "dibumikan" Riri menjadi adegan yang lebih wajar bagi seorang anak. Riri mengganti Tennessee Waltz dengan Bunga Seroja, yang justru memperkental roh Melayu ke dalam film. Dan untuk adegan lomba cerdas cermat itu, secara tak terduga Riri mengubahnya menjadi drama yang menggetarkan 24. Tokoh Pak Mahmud yang ditampilkan oleh Tora Sudiro, menghapus seluruh tato di tangannya dengan "dempul" make-up, sebenarnya di Novel Pak Mahmud adalah tokoh antagonis tapi di Film menjadi tokoh yang membela SD Muhammadiyah saat Cerdas Cermat 25. Buaya dari Film Laskar Pelangi meminjam buaya dari Museum Pemkab Belitung ( dibayar berapa ya buayanya? ) (www.geocities.com).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
2.8 DIBALIK LAYAR FILM LASKAR PELANGI
Laskar pelangi adalah awal sebuah langkah besar. Gagasan untuk memfilmkan Laskar Pelangi ditandai dengan sebuah pertemuan bersejarah untuk pertama kalinya dengan Riri Riza dan Mira Lesmana di sebuah rumah makan di Jakarta. Rupanya, pertemuan untuk memproduksi film Laskar Pelangi pun resmi ditandatangani. Film yang disutradari oleh Riri Riza ini diproduksi bersama antara Mizan Productions dan Miles Films. Mizan Productions, semula bernama Mizan Cinema, merupakan usaha baru di Kelompok Mizan yang bergerak di bidang event Organizing dan production house. Meskipun telah terjadi kesepakatan, jalan menuju layar lebar ternyata tidak mudah. Dua tahun sesudah itu film Laskar Pelangi akhirnya rampung dan pada akhirnya bisa dinikmati jutaan penonton di Indonesia. Laskar Pelangi adalah film yang bertutur jujur tentang situasi sosial, utamanya nasib pendidikan dasar di daerah terpencil yang Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
mengenaskan. Film ini hendak mengabarkan sebuah berita bahwa, setelah berpuluh-puluh tahun merdeka, negeri ini masih saja menderita. Langkah-langkah dalam pembuatan Film Laskar Pelangi adalah sebagai berikut: 2.8.1 THE SCRIPT Dari Cerita ke Skenario : Para pemain Laskar Pelangi duduk melingkar di bibir kolam renang yang kering di halaman Hotel Purnama, Gantong, Belitong Timur. Wajah mereka terlihat serius. Demikian pula Riri Riza, sutradara Laskar Pelangi, dan Mira Lesmana, produser. Semua yang hadir pada saat itu sibuk menyimak skenario di tangan masing-masing. Sore itu, 24 Mei 2008, satu hari menjelang syuting. Di pinggir kolam kering itu, mereka mengikuti proses pembacaan terakhir skenario Riset Keberadaan Ibu Muslimah di Gantong, Belitong Timur ini sangat menguntungkan dalam pembuatan skenario Laskar Pelangi. Ibu guru anak-anak Laskar Pelangi ini menjadi narasumber untuk menggali hal-hal yang sifatnya lebih untuk membangun drama cerita. Pembuatan Sinopsis Hasil yang coba dicapai adalah agar penonton film Laskar Pelangi tidak perlu membaca bukunya lebih dulu untuk mencerna film itu. Hal ini dilakukan karena Laskar Pelangi dibuat sebagai film Keluarga. Biasanya, menurut Riri, penulis akan membawa berbagai filosofi, ide, gagasan, maupun aspek yang sifatnya terkait dengan ide-ide besar di dalam sebuah skenario. Seorang sutradara akan membawa hal-hal teknis bagaimana kelak jika itu dilakukan. Sementara, produser menjadi moferator dan pemimpin diskusi, sekaligus menyumbangkan gagasan-gagasan mulai dari artistik hingga produksi. Produser menjadi bagian yang sangat integral karena harus memikirkan lebih banyak aspek dari yang dipikirkan penulis dan sutradara.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Three Acts Structure Selanjutnya, dibuatlah alur cerita, “Patokan skenario itu adalah pendekatan tiga babak atau three acts structure. Dengan metode yang merupakan standar penulisan drama itu, mereka menentukan babak awal berupa pengenalan karakter dan masalah, puncak konflik, dan terakhir solusi ketika karakter menemukan dirinya sebagai manusia yang baru. Momen karnaval dipilih karena titik ketika eksitensi SD Muhammadiyah muncul. Eksitensi itu semakin diperkuat dalam momen cerdas cermat. Peristiwa itu memperlihatkan bahawa secara akademis pun, SD Muhammadiyah tidak bisa dipandang sebelah mata.Selebihnya merupakan bumbu-bumbu dalam film, karena memang punya capturing moments yang bagus sekali.” Sejumlah “bumbu” itu juga dipilih umtuk memperlihatkan karakter. Misalnya, peristiwa Lintang dan buaya, Lintang dan perjalanannya yang begitu panjang ke sekolah, Ikal jatuh cinta pada A Ling, juga kisah Mahar. Pemilihan Karakter Dari momen-momen penting yang dipilih saat menetapkan alur, muncul tiga tokoh utama: Ikal, Mahar, dan Lintang. Ikal, tokoh utama yang menceritakan mengenai Laskar Pelangi. Mahar yang menjadi jenius di balik momen karnaval. Lintang menjadi tokoh utama dalam cerdas cermat. Tiga karakter itulah yang kemudian dikedepankan bersama dengan karakter Bu Mus dan Pak Harfan. Dari patokan situasi-situasi yang sudah ada di buku Laskar Pelangi, mereka kemudian mencoba membangun cerita agar dramanya bisa terdorong. Untuk itu, tokoh-tokoh baru dimunculkan. “Semua karakter punya motivasi, semua karakter punya goal.” Kalau membicarakan perbandingan antara SD PN dengan SD Muhammadiyah, akhirnya perlu diperkuat dengan karakter guru SD PN. Di SD Muhammadiyah sendiri kemudian muncul karakter Pak Bakri, guru selain Bu Muslimah. Selain itu juga ada Pak Mahmud digambarkan
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
sebagai guru SD PN dan Pak Zulkarnaen adalah pejabat timah yang bersimpati terhadap SD Muhammadiyah.
2.8.2 THE ACTORS
Dari ke kanan : Pemeran Harun, Sahara, Syahdan, Trapani, Ikal, Akiong, Lintang, Mahar, Borek, Samson.
kiri
Tak banyak yang mengetahui nama asli pemeran asli Laskar Pelangi sebab selama syuting mereka dipanggil sesuai nama anggota Laskar Pelangi dalam novel. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut : Ikal Pemeran Ikal itu bernama asli Zulfanny. Ia masih duduk di Kelas 1 SMPN 2 Tanjungpandan ketika mengikuti casting. Penyuka mancing itu adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Iskandar dan Suheni. Ayahnya bekerja sebagai penjual jam tangan di Pasar Tanjungpandan. Di sekolah ia sangat menyukai pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Selalu dapat nilai 10, katanya. Kalau sudah besar, ia bercita-cita menjadi dokter.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Mahar Perawakannya mungil, rambutnya lurus dengan sepasang mata hitam yang jernih. Pemeran Mahar itu bernama Verry Yamarno. Mahar terbilang bocah paling lincah dan berani di antara Laskar Pelangi. Keberadannya selalu terdeteksi karena ia suka melepaskan tawa yang khas. Kehadirannya meramaikan suasana. Mahar adalah bungsu dari dua bersaudara putra pasangan M. Yamin dan Normala. Ayahnya bekerja sebagai sopir tronton. Kelahiran 17 Maret 1996 itu ditemukan Moyo di Kelas 7 SMP Nasional Gantong. Peran Mahar didapatnya setelah melalui tiga casting. Setelah diberitahu lolos casting, ia berlatih menari dan bernyanyi di rumah Moyo di Tanjungpandan. Dalam kesehariannya, Mahar memang menyukai kesenian. Ia suka bermain gitar, gendang, serta bernyanyi dan menari. IPS (Ilmu Pengtahuan Sosial) adalah pelajaran yang paling ia sukai di sekolah. Tapi, Mahar ingin melanjutkan sekolahnya ke Pesantren Modern Gontor di Jawa Timur, sebab ia bercita-cita menjadi ustad. Lintang Tokoh Lintang diperankan oleh Ferdian, siswa SMP Negeri 1 Gantong. Lintang berusia 12 tahun ketika syuting, tapi ia lupa tanggal ulang tahunnya. Soalnya, ulang tahunnya tidak pernah dirayakan. “Enggak wajib,” kata penggemar soto babat itu. Di sekolah, Lintang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan Kesenian. Ia juga gemar bulu tangkis. Malah, ia pernah menjadi juara bulu tangkis tingkat kecamatan sewaktu di SD. Trapani Suharyadi Syah Ramadhan, pemeran Trapani, adalah siswa SMP Negeri 3 Tanjungpandan. Seperti Mahar, lelaki kelahiran 28 Februari 1995 itu juga mendapatkan peran itu setelah tiga kali casting. Trapani adalah putra pasangan Karyawadi dan Suharni Lasmita. Ia
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
senang karena ayahnya, yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek, juga mendapat peran sebagai Pak Widi, kurir dan pengantar surat di film itu. Adik Trapani, Gilang Syah Ahmada, 8 tahun, juga terpilih memerankan Trapani kecil. Kucai Tokoh Kucai diperankan oleh Yogi Nugraha, kelahiran Belitong, 6 juli 1994. Siswa SMP Yaperbel Tanjungpandan itu ditemukan Taupik ketika sedang memakirkan sepeda motor di stadion Tanjungpandan. Sepulang sekolah, setiap hari ia biasa bekerja sebagai tukang parkir di halaman stadion sejak pukul tiga sore sampai magrib. Kebetulan, letak stadion itu tak jauh dari rumahnya. Borek Febriansyah, pemeran Borek, termasuk anak pendiam. Kalu sedang sendiri ia suka menulis puisi. Borek adalah anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Hermansyah, 51 tahun, tercatat sebagai Kesbang Linmas Pemda Tanjungpandan. Kelak, siswa SMP Negeri 2 Tanjungpandan yang menyukai pelajaran komputer itu, ingin menjadi guru atau dokter bila sudah besar. A Kiong Jadwal syuting hampir saja diubah karena A Kiong tiba-tiba jatuh sakit dua hari menjelang syuting pertamanya. Ia mengaku pusing dan sakit perut sampai muntah-muntah di base camp Laskar Pelangi. Diantara sesama pemain Laskar Pelangi, Suhendri Alias A Hen, pemeran A Kiong adalah anggota termuda. Siswa SD Negeri 44 Tanjungpandan itu baru berusia 11 tahun ketika itu. Ia sedang melintas di jalan tatkala bertemu dengan Aditya, asisten Moyo di Tanjungpandan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Syahdan Muhammad Syujur Ramadan, siswa SMP PGRI Tanjungpandan, mendapat peran untuk meminkan tokoh syahdan. Penggemar nasi tim ayam itu tidak pernah terlihat bersedih ketika berada di antara Laskar Pelangi. Padahal, ibunya baru saja meninggal 11 Maret 2008, sekitar dua bulan sebelum syuting, karena sakit diabetes. Sahara Tokoh Sahara diperankan oleh Dewi Ratih Ayu Savitri, siswi SMP Negeri 2 Tanjungpandan. Perawakan gadis cilik kelahiran 7 Maret 1995 itu tinggi semampai. Rambutnya lurus hitam lebat sepanjang punggung. Sahara berkulit gelap dan bermata bulat. Suaranya lemah lembut. Sebagaimana perannya, ia juga sering terdengar menggurui kalau sedang digoda temantemannya. Karena itu, bungsu dari tiga bersaudara putri Wiji Rahayu, guru SD Negeri 27 Tanjungpandan, itu bercita-cita menjadi dokter. Sadikin, ayahnya Sahara, telah meninggal dunia pada 2005. Harun Anak lelaki yang memerankan Harun itu bernama Yepri Yanuar. Murid Kelas 4 Sekolah Luar Biasa Tanjungpandan itu berusia 14 tahun ketika casting. Ia mengetahui huruf abjad dan bisa didikte menulis. Sulastina adalah ibu angkat Harun. Menurut dia, Harun diserahkan kedua orangtua kandungnya sejak bayi. Ketika itu rumah sakit yang merawatnya tidak memberitahu latar belakang anak itu. Ternyata saraf otak Harun hanya berfungsi sebelah. Flo Kesan tomboi sebenarnya jauh dari sosok Marchella El Jolla Kondo yang memerankan tokoh Flo. Rambut hitam lurusnya masih melampaui bahu sebelum syuting. Flo adalah bungsu, dan satu-satunya anak perempuan, dari empat bersaudara putra pasangan Martin Jhon Kondo dan
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Vernanda Kiroyan. Bersama kelompok sekolahnya, ia sering menjuarai lomba paduan suara dan alat musik tradisional. Flo, yang bercita-cita menjadi penyanyi, juga aktif sebagai penyanyi dalam kegiatan Gereja Bethel Indonesia. A Ling Si cantik A Ling diperankan oleh Levina, siswi SMP Regina Pacis, Tanjungpandan. Gadis kelahiran 26 Juni 1995 itu terpilih setelah menyisihkan tujuh pesaingnya di tanjungpandan. Sosoknya tinggi ceking, berkulit cerah, dan bermata sipit. Putri bungsu dari tiga bersaudara itu punya hobi renang, musik, dan membaca. Tapi, ia belum terpikir apa cita-citanya kelak. Ujar anak Rinid dan Yun Hiong itu. Sebagaimana tokoh A Ling, ayah dan ibunya juga bekerja mengelola toko mereka, Toko Beta Raya, di Tanjungpandan. Ibu Muslimah Cut Mini terpilih menjadi Bu Muslimah setelah menyisihkan kandidat lain, yakni Happy Salma dan Lola Maria. Beberapa saat kemudian,. Film laskar Pelangi merupakan film pertama Mini dengan arahan sutradara Riri Riza. Mini mengawali kariernya sebagai model di usia 15 tahun. Di awal, karirnya, bungsu tujuh bersaudara kelahiran 30 Desember 1973 itu, pernah dikontrak rumah produksi di Malaysia untuk membintangi sejumlah sinetron yang dibintangi artis tujuh negara. Setelah menjadi presenter dan membintangi sejumlah sinetron televisi, Mini kemudian menjajal layar lebar dengan menjadi pemeran utama dalam film Arisan!(2003) arahan sutarada Nia Dinata. Pak Harfan Ikranegara sebagai Pak Harfan. Dengan menggunakan safari warna khaki yang mulai lusuh, Ikranegara menempati bangku plastik di depan setting SD Muhammadiyah. Ia membetulkan kacamata bingkai emasnya yang mulai pudar, lalu membuka arloji di lengan
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
kirinya. Ibu jari dan telunjuk kanannya lantas memutar jarum arlojinya. Ia lalu memandangi bangunan kaya renta yang bongkok ke kanan di hadapannya. “Sekolah ini ibarat studio impian bagi seorang seniman,” ujarnya, layaknya seorang aktor taeater diatas panggung. Untuk itu Ikra menuturkan, seorang aktor harus menyerahkan dirinya kepada tokoh yang dia ciptakan dalam dirinya. Selama di lokasi syuting, ia melupakan Ikra dan menjadi Pak Harfan sepenuhnya. Tokoh-Tokoh Baru Mahmud Dalam Film Laskar Pelangi, karakter Mahmud sengaja dibuat untuk memperlihatkan betapa kuatnya pendirian Muslimah. “Kita perlu peristiwa bagaimana titik kuat Bu Muslimah. Mahmud digambarkan sebagai guru SD PN Timah yang tertarik pada Muslimah, “Dalam arti kata kasihan melihat Mus, agar Muslimah meninggalkan SD Muhammadiyah dan mengajar di SD PN. Akhirnya, Miles memutuskan untuk mencari peran Mahmud. Tersebutlah Wingky Wiryawan, Indra Birowo, Darius Sinatriya, Tora Sudiro, dan Rifnu Wikana. Pilihan Mahmud akhirnya jatuh kedua nama : Tora dan Wika. Namun, Tora akhirnya memenangkan peran itu. Zulkarnaen Peran Zulkarnaen dimainkan oleh Slamet Rharjo. Sebelumnya ia juga sempat melewati casting untuk memainkan Pak Harfan. Bagi Slamet, bermain dalam film Laskar Pelangi tak ubahnya mengenang kembali masa-masa indah ketika ia masih bersekolah di SMA di Tanjungpandan. Dalam perfilman Slamet adalah jaminan mutu. Sejak 1974, ia telah meraih empat piala citra sebagai aktor terbaik FFI 1987 dan 1988. Pada tahun 1990 untuk sutradara berbakat dalam Festival Tiga Benua, Nantes Perancis.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Bakri Peran Bakri dimainkan oleh Rifnu Wikana yang sebelumnya mengikuti casting untuk peran Mahmud. Kata Wika, tak banyak sutradara yang mampu mengadaptasi novel menjadi sebuah film yang baik. Bagi dia, Laskar pelangi berhasil diadaptasi dengan baik, karena penulis skenario mampu mempersempit ruang cerita novel Laskar Pelangi yang cukup lebar, kata lelaki kelahiran 3 Agustus 1980 itu.
2.9 PESAN Yang menarik dari film ini, tidak meninggalkan tema sentral sebagaimana Andrea menarasikannya dalam novel, yaitu pendidikan. Film Laskar Pelangi, sekalipun hanya memenggal beberapa cerita dari novel, tetapi tetap saja memberikan inspirasi bagi penonton betapa pentingnya pendidikan. Di zaman sekarang ini, sulit lagi rasanya mencari sekolah seperti SD tempat mereka bersekolah. Yang tak mengharap uang SPP tapi lebih berorientasi pada pengembangan akhlak dan kecerdasan anak didiknya. “Disini, kecerdasan tidak diukur dengan nilai-nilai angka semata, tapi dengan hati,” kata Pak Arfan. Buku dan Film Laskar Pelangi menghentak khalayak, menggugah para guru, menginspirasi jutaan pembaca, menghardik dunia pendidikan di negeri ini. Di balik kesederhanaan cerita, Laskar Pelangi sangat menginspirasi banyak orang baik yang menonton film maupun yang membaca novelnya karena mengandung pesan moral yang sangat berharga. Spirit utama yang dapat dipetik dari Laskar Pelangi adalah keterbatasan ekonomi dan fasilitas tidak menjadi penghalang memperoleh ilmu.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Pesan Moral yang tersirat dalam film “Laskar Pelangi” : 1. Pendidikan adalah sangat penting dan merupakan hak setiap anak bangsa. Itulah alasan mengapa sang Ibu Guru Muslimah tetap kekeh mengajar di Sekolah Muhammadiyah, agar dapat menjangkau golongan miskin. 2. Jangan Pernah Menyerah. Judul surat Ikal kepada Lintang. Juga sang Ibu Guru yang berusaha keluar mencari murid kesepuluh, agar sekolah tidak ditutup. 3. Memberilah sebanyak-banyaknya kepada orang lain, bukan menerima sebanyak-banyaknya dari orang lain. Pesan sang bapak kepala sekolah secara berulang-ulang kepada anak didiknya. 4. Memiliki keteguhan dan keyakinan akan prinsip hidup. Kecerdasan hati adalah yang utama, ujar Pak Hafan, sang kepala sekolah yang teguh mempertahankan pendirian sekolahnya. 5. Tetap berjuang walau tidak ada sandaran lagi. Ibu guru Muslimah yang merasa terpukul akibat wafatnya sang Bapak Kepala sekolah akhirnya kembali mengajar walaupun sendiri dan meneruskan perjuangannya. 6. Ikuti kata hati. Flo, akhirnya memilih sekolah dan teman-teman berdasarkan kata hati. Flo, cewek yang tomboi dan anak orang kaya pindah sekolah karena merasa asyik dan bahagia dengan teman-teman di sekolah Muhammadiyah. 7. Jangan menggantungkan nasib pada dukun. Karena nilai sekolah yang terus menurun dan tidak percaya diri, Mahar dan teman-temanya pergi meminta bantuan dukun. Dan sang dukun pun memberikan mantra sakti. 8. Mantra sakti dari dukun. “Jika nak pandai, ya belajar. Jika nak sukses, ya usaha”. 9. Berani tampil beda dan unik, tapi juga tidak asal-asalan. Karnaval dari sekolah Muhammadiyah benar-benar unik, walau sempat ditertawakan dengan gaya yang terlihat aneh, akhirnya mereka keluar sebagai pemenang
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
10. Tidak malu atau merasa rendah. Walau miskin dan bersekolah di tempat yang tidak memadai, mereka bisa menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. 11. Belajar Mandiri. Anak-anak telah belajar mandiri sejak kecil, terlihat dari karakter si Lintang. 12. Berani mengekspresikan perasaan. Cinta pertama terasa sangat indah, dan si Ikal tidak malumalu menunjukan rasa sukanya kepada Aling sampai akhirnya bisa ketemu bersama walau sebentar. 13. Mau berteman ( Friendly ). Terlihat pembauran etnis tionghua yang baik di film itu. Akiong membaur dengan baik dan tidak setiap orang tionghua itu orang kaya. 14. Inisiatif. Walau tidak ada guru yang masuk mengajar, anak-anak mengambil inisiatif sendiri untuk belajar bersama. 15. Dermawan. Ditunjukkan oleh Teman Bapak Kepala Sekolah yang memberikan support secara materi dan moril kepada Sekolah Muhammadiyah, terutama setelah wafatnya Bapak Hafan, sang Kepala Sekolah. 16. Kerja Keras. Walau gaji yang tidak memadai, sang Ibu Guru tetap bisa mengajar dan mencoba mencari penghasilan tambahan dengan menjahit baju. 17. Cara mengajar yang unik. Sang Ibu guru mengajar mereka baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Juga Sang Guru dan Kepala sekolah sangat dekat dengan anak-anak. Pintar juga memotivasi anak-anak agar bersemangat dalam belajar. Julukan “Laskar Pelangi” pun diberikan sang Ibu Guru, karena kesukaan anak-anak melihat pelangi. 18. Mengejar cita-cita dan harapan setinggi langit. Akhirnya anak kampung, si Ikal mendapatkan beasiswa dan meneruskan studinya ke Paris, tempat yang ia idamkan sejak kecil. 19. Ceria dan bersemangat. itulah modal kehidupan, seperti dalam film, anak-anak bersemangat dan ceria dalam kesehariannya.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
20. Cinta. Banyaknya masalah dan cobaan yang menerpa, tidak membuat Sekolah ditutup, karena kegigihan dan cinta untuk mempertahankannya (www.goecities.com).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1.1 Sejarah Yayasan Pendidikan Dharma Pancasila Yayasan Dharma Pancasila Dharma Wanita Persatuan yang bergerak dalam bidang pendidikan berdiri pada tahun 1987. Pada tanggal 24 Maret 2000 No.42, Yayasan yang dulunya dikenal dengan nama Dharma Wanita (DW) kini diganti dengan nama Dharma Pancasila (DP) dengan Nomor Data Sekolah (NDS): 2007120256 dan pada tanggal 6 Maret 2006 ketua Badan Akreditasi Sekolah kota medan menetapkan bahwa SMP Dharma Pancasila yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No.71 A Medan Selayang memperoleh akreditasi dengan peringkat Akreditasi A (Amat Baik) dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)/NIS : 204076006363. Sejak berdiri tahun 1987, sekolah ini telah banyak mengalami perkembangan. Selain SMP Dharma Pancasila juga mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK), dan SMA Dharma Pancasila. Dasar berdirinya Yayasan Dharma Pancasila Dharma Wanita Persatuan yaitu berdasarkan Azas Pancasila dan UUD 1945. Tujuan utama pendidikan Yayasan Dharma Pancasila adalah turut serta membantu Pemerintah dalam pembangunan pendidikan. Visi dan Misi Sekolah SMP Dharma Pancasila yaitu : Visi SMP Dharma Pnacasila Medan : ”BERBUDI PEKERTI LUHUR, CERDAS, DISIPLIN KREATIF DAN TERAMPIL BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA”. Indikator : 1.Berbudi pekerti luhur dalam lingkungan sekolah dan masyarakat
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
2. Cerdas dalam belajar 3. Cerdas dalam bebicara 4. Cerdas dalam bertingkah laku 5. Disiplin dalam kegiatan belajar di sekolah 6. Kreatif dalam bidang akademik 7. Kreatif dalam kegiatan ekstrakurikuler 8. Kreatif dalam kegiatan keagamaan 9. Terampil dalam belajar dan bekerja 10. Terampil dalam berbahasa 11. Terampil dalam menciptakan suasana iman dan taqwa. Misi SMP Dharma Pancasila Medan : Berdasarkan VISI yang dikembangkan melalui indikator-indikator tersebut diatas, dapat dikembangkan MISI SMP Dharma Pancasila Medan adalah sebagai berikut : 1.Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan budi pekerti luhur secara efektif, sehingga tiap siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. 2. Menumbuhkan semangat kecerdasan dan keunggulan sehingga siswa memaksimalkan kecerdasan dalam bidang akademik, berbahasa, dan bertingkah laku. 3. Menumbuhkan sikap disiplin yang tinggi pada siswa sehingga disiplin merupakan budaya yang indah dan merupakan bahagian dari hidupnya untuk dapat dibawa kemana saja, dimana saja dan kapan saja. 4. Mewujudkan sikap kreatifitas pada siswa dalam bidang akademik, ekstrakulikuler, dan kegiatan keagamaan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
5. Mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam belajar, bekerja, dan berbahasa sehingga terampil menggunakannya baik didalam maupun di luar lingkungan sekolah. 6. Menciptakan suasana iman dan taqwa di lingkungan sekolah sehingga siswa dapat menerapkan suasana tersebut di dalam kehidupannya sehari-hari baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Sekolah ini juga seperti sekolah-sekolah lainnya yang memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana ini terdiri dari: No.
Jenis Ruangan
Jumlah
1.
Ruang Teori Kelas
13
2.
Ruang Laboratorium IPA
1
3.
Ruang Tata Usaha/Guru
2
4.
Ruang Perpustakaan
1
5.
Ruang Serba Guna
-
6.
Lain-lain
7
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
SUSUNAN PENGURUS YAYASAN DHARMA PANCASILA DHARMA WANITA PERSATUAN PROP. SUMUT NO.
NAMA
JABATAN
KETERANGAN
1.
NY. T. Rizal Nurdin
Ketua Umum
Penasehat Dharma Wanita Persatuan Prop. Sumut
2.
NY. Sukarna
Wakil Ketua Umum/ Ketua Harian
UDWP. UNIMED
3.
NY. Solly Lubis
Wakil Ketua Harian/Penghub. dan
UDWP. USU
Bidang Sumatif SMA 4.
NY. BMD. Siahaan
Sekretaris Umum/Bid. Usaha
UDWP. KEJATI SUMUT
5.
NY. R. Pohan
Wakil Ketua Harian/Penghub. dan
UDWP KEHUTANAN/
Bidang Sumatif SMP
PERKEBUNAN
6.
NY. Abudardak
Wakil Sekretaris/Bid. Kesiswaan
UDWP. USU
7.
NY.NormanSalmany
Bendahara Umum
UDWP. UNIMED
8.
NY.T. M. Hutahuruk
Wakil Bendahara
UDWP DEPDIKNAS
9.
NY. Sulaiman Lubis
Penghubung TK
UDWP. UNIMED
3.2 METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode penelitian Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah metode korelasional yaitu bertujuan untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. 2.Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP Dharma Pancasila Jl. Dr. Mansyur No.71, Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. 3.3 POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analis, yaitu objek yang akan diteliti ( Soehartono, 2004:57). Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa SMP Dharma Pancasila yang sudah pernah menonton Film Laskar Pelangi. Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Jumlah siswa untuk SMP Dharma Pancasila Medan adalah 471 siswa. Jumlah siswa kelas VII adalah 164 siswa, jumlah siswa kelas VIII adalah 147 siwa, jumlah siswa kelas IX adalah 160 siwa, jadi total keseluruhan siswa adalah 471 orang siswa. Tabel 1. Populasi dalam penelitian : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kelas VII-A VII-B VII-C VII-D VIII-A VIII-B VIII-C VIII-D IX-A IX-B IX-C IX-D
Jumlah Siswa 40 42 42 40 36 37 38 36 40 40 40 40
Jumlah
471
3.3.2 Sampel Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1991:144). Untuk menentukan besar jumlahnya sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% (Rahmat, 1991:82). Jadi penarikan sampel diambil dari kelas VIII dan Kelas IX SMP Dharma Pancasila yang berjumlah 307 orang siswa, yakni sebagai berikut :
Keterangan : Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
n = Sampel N = Populasi d = Persisi (10%) Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 orang. Sedangkan untuk responden yang berhak dijadikan sampel digunakan tehnik proporsional random sampling dengan rumus : Sampel = n1 x n N Keterangan : N = Populasi n1 = Jumlah Siswa n = Jumlah sampel Tabel 2. Sampel dalam penelitian : No.
Kelas
Populasi
Penarikan Sampel
Sampel
1.
VIII-A
36
8
2.
VIII-B
37
9
3.
VIII-C
38
9
4.
VIII-D
36
9
5.
IX-A
40
10
6.
IX-B
40
10
7.
IX-C
40
10
8.
IX-D
40
10
Jumlah
307
75
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
3.4 TEHNIK PENARIKAN SAMPEL Teknik penarikan sampel menggunakan : 1. Proporsional Stratified Sampling Cara ini digunakan karena jumlah populasi yang akan dijadikan sampel terbagi atas beberapa kelas. Penggunaan proposal stratified sampling ini memberi peluang kepada populasi masing-masing kelas untuk terpilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini, dari setiap strata diambil sampel sebanding dengan dasar setiap strata (Rakhmat, 1991:79). 2. Purposive Sampling Dimana peneliti memberi batasan kriteria tertentu untuk memilih responden yang dianggap sesuai dengan tujuannya (Nawawi, 1991:157). Adapun kriteria yang dianggap sesuai adalah : Siswa-siswa SMP Dharma Pancasila dari kelas VIII dan kelas IX. Siswa-siswa SMP Dharma Pancasila yang telah menonton Film Laskar Pelangi.
3.5 TEHNIK PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research) Dengan cara mempelajari dan mengumpulakan data melalui literatur dan sumber bacaan/internet yang mendukung penelitian. 2.Penelitian Lapangan Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian dan pengumpulan data dari responden melalui :
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang nantinya diwajab secara tertulis juga oleh responden ( Nawawi, 1991:117). Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah tertutup dimana responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan realitas yang dialaminya. Wawancara, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpulan data sebagai pencari informasi (interview) yang dijawab lisan oleh responden (Nawawi, 1991:11). Wawancara dilakukan bersamaan dengan responden mengisi kuesioner.
3.6 TEHNIK ANALISA DATA Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis kedalam beberapa bentuk penyajian yaitu : 1. Analisis Tabel Tunggal Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:226). 2. Analisa Tabel Silang Merupakan salah satu tekhnik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui apakah variabel yabg satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bersifat positif atau negatif (Singarimubun, 1989; 271).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
3. Uji Hipotesis Yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis yang digunakan adalah Korelasi Rank-Order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dimana data dari veriabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking). Rumus untuk mencari koefisien korelasinya adalah : Rho = 1 -
6 − ∑d 2
(Kriyantono, 2006 : 174)
N ( N 2 − 1)
Keterangan : Rs (rho) = koefisien korelasi rank-order Angka 1 = bilangan konstan 6
= bilangan konstan
d
= perbedaan antara pasangan jenjang
∑
= sigma atau jumlah
N
= jumlah individu dalam sampel
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho < 0, maka hipotesis ditolak. Jika rho > 0, maka hipotesis diterima. Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n>10, digunakan rumus t test pada tingkat signifikansi 0,01 sebagai berikut :
t hitung =
N −2
1 − (rs )
2
(Kriyantono, 2006 : 175)
Keterangan : t
= nilai t hitung
Rs/rho = nilai koefisien korelasi n
= jumlah sampel
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Jika t hitung > t tabel , maka hubungannya signifikan Jika t hitung < t tabel , maka hubungannya tidak signifikan Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford sebagai berikut (Rahmat, 1998 : 28). Kurang dari 0,20 = hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,39
= hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70
= hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90
= hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90
= hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB IV HASIL DAN PEMAHASAN
4.1.
PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan
tersebut sebagai berikut : 4.1.1. Tahap Awal Penelitian diawali dengan meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Kepala Sekolah SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan untuk memperoleh data lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah itu peneliti menemui kepala sekolah untuk mendapatkan ijin mengadakan penelitian dengan menunjukkan surat rekomendasi FISIP USU No.457789. Dalam penelitian ini kepala sekolah menyambut baik dan menyatakan kesediannya untuk membantu dalam hal penyajian data, waktu dan lainnya yang diperlukan selama tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan prosedur yang ada disekitar tersebut. 4.1.2. Pengumpulan Data Pada bagian ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan, mengenai “Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar”, di mana keseluruhan populasinya mengambil populasi di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan sebanyak 471 orang siswa/i. Mulai tanggal 19 Juni 2009, peneliti langsung menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan untuk dibagikan kepada siswa/i SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Kota Medan. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan di setiap ruangan dan tidak memerlukan waktu yang banyak sehingga bisa selesai hanya dalam satu hari.
4.2.
TEKNIK PENGOLAHAN DATA Setelah peneliti pengumpulkan data dari 75 orang responden, kemudian dilakukan
pengolahan data dengan tahapan-tahapan yaitu : 1. Penomoran kuesioner : Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal (01-75). 2. Editing : Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan. 3. Coding : Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka (skor). 4. Inventarisasi : Data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Fotran Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan. 5. Tabulasi Data : Pada tahap ini, data Fotran Cobol di masukkan kedalam tabel. Tabel tersebut terdiri dari tabulasi tunggal dan tabulasi silang. Sebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisa. 6. Uji Hipotesa : Pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistik yang telah ditentukan, yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman. Untuk mengukur tinggi rendahnya digunakan skala Guilford.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4.3 PENYAJIAN TABEL TUNGGAL 4.3.1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Jenis Kelamin No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
F 38 37 75
% 51 49 100
Sumber :P.2/FC.3 Berdasarkan perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane, maka di dapat jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 75 orang. Dari 75 orang terdapat responden laki-laki 38 orang (51%) dan perempuan 37 orang (49%). Dapat diambil kesimpulan bahwa siswa laki-laki lebih banyak dari pada siswa perempuan. Tabel 4.2 Usia Responden No. 1. 2. 3.
Usia Responden 11-12 Tahun 14-16 Tahun 17 Tahun Total
F 24 49 2 75
% 32 65,3 2,7 100
Sumber :P.3/FC.4-5 Berdasarkan tabel 4.2 bahwa jumlah penonton yang terbanyak adalah usia 14-16 tahun sebanyak 49 orang (65,3%) dan selebihnya ada usia 11-13 tahun sebanyak 24 orang (32%) dan usia 17 tahun sebanyak 2 orang (2,7%). Dapat diambil kesimpulan bahwa reponden yang terbanyak rata-rata kelas dua yang berusia 14 sampai dengan 16 tahun. Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan/ Kelas No. 1. 2. 3.
Kelas VII VIII IX Total
F 0 68 7 75
% 0 90,7 9,3 100
Sumber :P.4/FC.6 Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa bahwa dari 75 orang responden sebagian besar dari kelas VIII sebanyak 68 orang (90,7%) dan selebihnya kelas IX sebanyak 7 orang(9,3%). Ini disebabkan karena para siswa kelas VIII sudah menonton film Laskar pelangi di bioskop dan ada juga pemutaran film tersebut di dalam kelas oleh para guru pada saat belajar. 4.3.2 Pengaruh Film Laskar Pelangi Tabel 4.4 Penilaian Terahadap Isi Cerita Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Bagus Bagus Kurang Bagus Tidak Bagus Total
F 38 37 0 0 75
% 50,7 49,3 0 0 100
Sumber :P.5/FC.7 Berdasarkan tabel 4.4
responden sebanyak 38 orang (50,7%) menyatakan setelah
menonton film Laskar Pelangi mereka menilai film ini sangat bagus dan sebanyak 37 orang (49,3%) menilai film ini bagus. Mulai dari alur cerita yang menarik, pemain-pemain yang menjiwai karakter tokoh yang diperankan, dan tidak ada satu responden yang menyatakan isi cerita film Laskar Pelangi kurang bagus atau tidak bagus. Tabel 4.5 Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi Karena Tokoh-tokohnya No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 34 40 1 0 75
% 45,4 53,3 1,3 0 100
Sumber: P.6/FC.8 Berdasarkan tabel 4.5 responden yang menyatakan sangat menarik menonton film Laskar Pelangi karena tokoh-tokohnya 34 orang (45,4%), menurut responden terbanyak memilih tokoh
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
dalam film Laskar Pelangi menarik sebanyak 40 orang (53,3%), dan yang menyatakan kurang menarik 1 orang (1,3%). Tabel 4.6 Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi karena Jalan Ceritanya No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 35 39 1 0 75
% 46,7 52 1,3 0 100
Sumber: P.6/FC.9 Berdasarkan tabel 4.6 reponden yang menyatakan sangat menarik menonton Film Laskar Pelangi karena jalan ceritanya sebanyak 35 orang (46,7%), responden yang terbanyak memilih jalan cerita dalam film Laskar Pelangi menarik sebanyak 39 orang (52%), dan menurut reponden yang kurang menarik menonton film Laskar Pelangi karena jalan ceritanya sebanyak 1 orang (1,3). Tabel 4.7 Tertarik Menonton Film Laskar Pelangi karena Penyajian Gambarnya No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 33 39 3 0 75
% 44 52 4 0 100
Sumber: P.6/FC.10 Berdasarkan tabel 4.7 sebanyak 33 orang (44%) responden yang menyatakan sangat menarik menonton film Laskar Pelangi, responden yang paling banyak 39 orang (52%) menyatakan sangat menarik dan responden yang menyatakan kurang menarik penyajian gambarnya sebanyak 3 orang (4%).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.8 Adegan Pertama Kali Masuk Sekolah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 19 52 4 0 75
% 25,3 69,3 5,4 0 100
Sumber: P.7/FC.11 Berdasarkan tabel 4.8
menunjukkan tentang adegan pertama kali masuk sekolah.
Sebanyak 19 orang (25,3 %), responden menyatakan sangat menarik. Sedangkan yang paling banyak
52 orang (69,3%) responden menyatakan menarik dan yang menyatakan kurang
menarik sebanyak 4 orang (5,4%). Tabel 4.9 Adegan Karnaval No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 39 33 3 0 75
% 52 44 4 0 100
Sumber: P.7/FC.12 Berdasarkan tabel 4.9 dilihat bahwa responden terbanyak terdapat 39 orang (52%) yang menyatakan adegan karnaval sangat menarik, responden yang menyatakan menarik sebanyak 33 orang (44%) dan yang menurut responden kurang menarik adegan karnaval sebanyak 3 orang (4%). Tabel 4.10 Adegan Cerdas Cermat No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 53 22 0 0 75
% 70,7 29,3 0 0 100
Sumber: P.7/FC.13 Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Berdasarkan tabel 4.10 bahwa responden terbanyak 53 orang (70,7%) yang menyatakan adegan cerdas cermat sangat menarik, responden yang menyatakan menarik 22 orang ( 29,3%). Jadi menurut mereka adegan cerdas cermat sangat menarik. Tabel 4.11 Adegan Saat Lintang Putus Sekolah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total
F 31 27 16 1 75
% 41,3 36 21,4 1,3 100
Sumber: P.11/FC.13 Berdasarkan tabel 4.11 responden yang paling banyak 31 orang (41,3%) yang menyatakan adegan Lintang putus sekolah sangat menarik, responden yang menyatakan menarik sebanyak 27 orang (36%) , responden yang menyatakan kurang menarik 16 orang (21,4%) dan menurut responden tidak menarik saat Lintang putus sekolah sebanyak 1 orang (1,3%). Tabel 4.12 Perasaan Ketika Menonton Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Terharu Terharu Biasa Saja Tidak Terharu Total
F 21 38 16 0 75
% 28 50,6 21,4 0 100
Sumber: P.12/FC.14 Berdasarkan tabel diatas 21 orang (28%) responden menyatakan sangat terharu ketika menonton film Laskar Pelangi, responden yang paling banyak 38 orang (50,7%) menyatakan terharu, dan 16 orang (21,3%) responden menyatakan bahwa mereka biasa saja saat menonton film Laskar Pelangi. Dapat ditarik kesimpulan kebanyakan para penonton merasa terharu saat menonton film Laskar Pelangi.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.13 Penilaian Soundtrack : Nidji (Laskar Pelangi) No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Bagus Bagus Biasa Saja Tidak Bagus Total Sumber: P.9/FC.16
F 56 16 2 1 75
% 74,7 21,3 2,7 1,3 100
Berdasarkan tabel 4.13 sebagian besar responden sebanyak 56 orang (74,7%) menyatakan bahwa soundtrack Nidji (Laskar Pelangi) sangat bagus, responden yang menyatakan bagus sebanyak 16 orang (21,3%), responden yang menyatakan biasa saja sebanyak 2 orang (2,7%) dan responden yang menyatakan bahwa soundtrack Nidji (Laskar Pelangi) kurang bagus sebanyak 1 orang (1,3%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa soundtrack Nidji (Laskar Pelangi) sangat bagus. Hal ini dikarenakan karena soundtrack Laskar Pelangi yang dinyanyikan oleh Nidji sangat sesuai dengan alur cerita dan mampu masuk dengan baik ke dalam setiap adegan-adegan dalam film tersebut. Tabel 4.14 Penilaian Soundtrack : Sherina (Ku Bahagia) No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Bagus Bagus Biasa Saja Tidak Bagus Total Sumber : P.9/FC.17
F 14 47 13 1 75
% 18,7 62,7 17,3 1,3 100
Tabel 4.14 menunjukkan penilaian terhadap soundtrack : Sherina (Ku Bahagia). Dari tabel diatas responden yang menyatakan soundtrack Sherina (Ku Bahagia) sangat bagus sebanyak 14 orang (18,7%), responden yang menyatakan bagus sebanyak 47 orang (62,7%), responden yang menyatakan biasa saja sebanyak 13 orang (17,3%) dan reponden yang Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
menyatakan tidak bagus sebanyak 1 orang (1,3%). Jadi menurut mereka lagu “Ku Bahagia” yang dinyayikan oleh Sherina bagus. Tabel 4.15 Penilaian Soundtrack: Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia) No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Bagus Bagus Biasa Saja Tidak Bagus Total Sumber : P.9/FC.18
F 14 47 13 1 75
% 18,7 62,7 17,3 1,3 100
Berdasarkan tabel 4.15 sebanyak 14 orang (18,7%) menyatakan soundtrack Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia) sangat bagus, 47 orang (62,7%) responden yang terbanyak menyatakan bagus, responden yang menyatakan biasa saja sebanyak 13 orang (17,3%) dan 1 orang (1,3%) responden yang menyatakan tidak bagus dengan soundtrack Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia). Tabel 4.16 Tokoh Yang Paling Disukai Dalam Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Ikal Lintang Mahar Dan lain-lain Total Sumber : P.10/FC.19
F 11 49 14 1 75
% 14,7 65,3 18,7 1,3 100
Berdasarkan tabel 4.16 responden yang suka dengan tokoh Ikal sebanyak 11 orang (14,7%), responden yang paling banyak 49 orang (65,3%) suka dengan tokoh Lintang, responden yang suka dengan tokoh Mahar sebanyak 14 orang (18,7%) dan lain lain sebanyak 1 orang (1,3%). Dengan demikian tokoh Lintang yang paling disukai dalam film Laskar Pelangi.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.17 Penilaian Terhadap Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas Total Sumber : P.11/FC.20
F 23 50 2 0 75
% 30,7 66,7 2,6 0 100
Dilihat dari tabel 4.17 bahwa responden menyatakan sangat puas dengan film Laskar Pelangi sebanyak 23 orang (30,7%), sedangkan responden yang paling banyak menyatakan puas sebanyak 50 orang (66,7%) dan responden yang menyatakan kurang puas sebanyak 2 orang (2,6%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden puas dengan film Laskar Pelangi garapan sutradara Riri Riza. Tabel 4.18 Mengetahui Nama Tokoh Dalam Film Laskar Pelangi No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Nama Tokoh
Ikal Lintang Mahar Sahara A Kiong Syahdan Kucai Trapani Borek/Samson Harun Flo Bu Muslimah Pak Harfan
Sangat Tahu F %
Tahu F
33 46 28 11 13 4 10 5 5 14 13 41 38
29 28 28 25 28 15 14 14 18 23 20 27 28
44 61,3 37,3 14,7 17,3 5,3 13,3 6,7 6,7 18,6 17,3 54,7 50,7
Tidak Tahu
Total
%
Kurang Tahu F %
F
%
75
38,7 37,4 37,4 33,3 37,3 20 18,7 18,7 24 30,7 26,7 36 37,3
13 1 16 31 23 42 41 36 40 26 34 5 7
0 0 3 8 11 14 10 20 12 12 8 2 2
0 0 4 10,7 14,7 18,7 13,3 26,6 16 16 10,7 2,6 2,7
75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
17,3 1,3 21,3 41,3 30,7 56 54,7 48 53,3 34,7 45,3 6,7 9,3
Sumber: P.12/FC. 21-33 Berdasarkan tabel 4.18 responden yang mengatakan sangat tahu dengan tokoh Ikal, sebanyak 33 orang (44%), responden mengatakan tahu 29 orang (38,7%) dan 13 orang menyatakan tidak tahu. Sedangkan responden yang tertinggi mengatakan sangat tahu dengan Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
tokoh Lintang sebanyak 46 orang (61,3%), responden mengatakan tahu 28 orang dan responden mengatakan tidak tahu sebanyak 1 orang (1,3%). Berdasarkan tabel diatas tokoh Lintang yang paling mereka kenal dalam film Laskar Pelangi. Tokoh ke-3 Mahar, responden yang mengatakan sama antara sangat tahu dan tahu sebanyak 28 orang (37,3%) dan 16 orang (21,4%) responden mengatakan kurang tahu dengan tokoh Mahar. Tokoh ke-4 Sahara, responden mengatakan sangat tahu sebanyak 11 orang (14,7%), responden mengatakan tahu 25 orang (33,3%), responden mengatakan kurang tahu sebanyak 31 orang (41,3%) dan responden mengatakan tidak tahu sebanyak 8 orang (10,7%). Tokoh ke-5 Akiong, responden yang mengatakan sangat tahu sebanyak 13 orang (17,3%), responden mengatakan tahu sebanyak 28 orang (37,3%), responden mengatakan kurang tahu sebanyak 23 orang (30,7%), dan 11 orang (14,7%) responden mengatakan tidak tahu dengan tokoh Akiong. Tokoh ke-6 Syahdan, responden mengatakan sangat tahu sebanyak 4 orang (5,3%), responden mengatakan tahu sebanyak 15 orang (20%), responden mengatakan kurang tahu sebanyak 42 orang (56%) dan respoden yang mengatakan tidak tahu sebanyak 14 orang (18,7%). Tokoh ke-7 Kucai, respoden mengatakan tahu dengan tokoh Kucai sebanyak 10 orang (13,3%), responden mengatakan tahu sebanyak 14 orang (18,7%), responden mengatakan kurang tahu sebanyak 41 orang (54,7%) dan 10 orang (13,3%) responden mengatakan tidak tahu dengan tokoh Kucai. Tokoh ke-8 Trapani, responden mengatakan sangat tahu sebanyak 5 orang (6,7%), responden mengatakan tahu sebanyak 14 orang (18,7%), responden megatakan kurang tahu sebanyak 36 orang (48%) dan 20 orang (26,6%) responden mengatakan tidak tahu dengan tokoh Trapani. Tokoh ke -9 Borek/Samson, responden mengatakan sangat tahu dengan tokoh Borek/Samson sebanyak 5 orang (6,7%), responden mengatakan tahu sebanyak 18 orang (24%), responden mengatakan kurang tahu sebanyak 40 orang (53,3%) dan responden mengatakan tidak tahu sebanyak 12 orang (16%).
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tokoh ke-10 Harun, responden mengatakan sangat tahu dengan tokoh Harun sebanyak 14 orang (18,6%), responden yang tahu sebanyak 23 orang (30,7%), responden yang kurang tahu sebanyak 26 orang (34,7%) dan 12 orang (16%) responden yang tidak tahu tokoh Harun. Tokoh ke-11 Flo, responden mengatakan sangat tahu dengan tokoh Flo sebanyak 13 orang (17,3%), responden yang tahu sebanyak 20 orang (26,7%), 34 orang (45,3%) responden mengatakan kurang tahu, dan 8 orang (10,7%) responden tidak tahu dengan tokoh Flo. Tokoh ke-12 Bu Muslimah, yaitu merupakan guru dari para anggota Laskar Pelangi, sebanyak 41 orang (54,7%) responden mengatakan sangat tahu, responden yang mengatakan tahu sebanyak 27 orang (36%), 5 orang (6,7%) responden mengatakan kurang tahu dan 2 orang (2,6%) responden yang mengatakan tidak tahu dengan tokoh Bu Muslimah. Tokoh terakhir Pak Harfan yang merupakan kepsek dari SD Muhammadiyah tersebut, responden yang mengatakan sangat tahu dengan tokoh Pak Harfan sebanyak 38 orang (50,7%), responden yang mengatakan tahu sebanyak 28 orang (37,3%), responden yang mengatakan kurang tahu sebanyak 7 orang (9,3%) dan 2 orang (2,7%) responden yang tidak tahu dengan tokoh Pak Harfan. Dari penjelasan diatas responden lebih mengenal tokoh-tokoh seperti : Lintang, Bu Muslimah, Ikal, Pak Harfan dan Mahar. 4.3.3 Motivasi Belajar Tabel 4.19 Pemahaman Tentang Isi Cerita Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Paham Paham Kurang Paham Tidak Paham Total Sumber : P.13/FC.34
F 20 48 7 0 75
% 26,7 64 9,3 0 100
Pemahaman isi cerita dalam sebuah film tentunya tidak akan lepas dari pribadi penonton itu sendiri. Dalam penelitian ini hampir semua responden merasa paham akan isi cerita film Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Laskar Pelangi tersebut. Dari tabel diatas responden yang menyatakan sangat paham dengan isi cerita Laskar Pleangi sebanyak 20 orang (26,7%), responden yang paling banyak menyatakan paham sebanyak 48 orang (64%) dan 7 orang (9,3%) yang menyatakan kurang paham dengan isi cerita dari film Laskar Pelangi tersebut. Tabel 4.20 Persahabatan Dalam Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.14/FC.35
F 49 25 0 0 75
% 65,3 33,4 0 0 100
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan paling banyak persahabatan dalam film Laskar Pelangi sangat menarik sebanyak 49 orang (65,3%) dan responden yang menyatakan menarik sebanyak 25 orang (33,4%) dan yang menyatakan tidak menraik sebanyak 1 orang (1,3%). Dapat ditarik kesimpulan persahabatan dalam Laskar Pleangi sangat menarik menurut responden. Tabel 4.21 Kegigihan Lintang Bersepeda 80 Km ke Sekolah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.14/FC.36
F 51 24 0 0 75
% 68 32 0 0 100
Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak terdapat 51 orang (68%) yang menyatakan kegigihan Lintang bersepeda 80 Km ke sekolah sangat menarik
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
dan selebihnya responden yang menyatakan menarik dengan kegigihan Lintang bersepeda 80 Km ke sekolah sebanyak 24 orang (32%). Tabel 4.22 Semangat Belajar Para Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.14/FC.37 Menurut responden
F 51 24 0 0 75
% 68 32 0 0 100
dari tabel 4.22 sebanyak 51 orang (68%) responden yang
menyatakan semangat belajar para Laskar Pelangi sangat menarik dan responden yang menyatakan menraik 24 orang (32%). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa responden paling banyak menyatakan sangat menraik dengan semangat belajar para Laskar Pelangi. Tabel 4.23 Perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan Dalam Mengajar No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.14/FC.38
F 37 36 2 0 75
% 49,3 48 2,7 0 100
Berdasarkan tabel 4.23 responden yang paling banyak menyatakan sangat menarik dengan perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan dalam mengajar sebanyak 37 orang (49,3%), responden yang menyatakan menarik sebanyak 36 orang (48%) dan 2 orang (2,7%) responden yang menyatakan kurang menarik dengan perjuangan Bu Muslimah dan pak Harfan dalam mengajar.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.24 Alasan Menonton Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Hobby Melepas Kejenuhan Mengisi Waktu Luang Sekedar Hiburan Total Sumber : P.15/FC.39
F 8 27 19 21 75
% 10,7 36 25,3 28 100
Berdasarkan tabel 4.24 menunjukkan responden yang menonton film Laskar Pelangi karena hoby sebanyak 8 orang (10,7%), responden yang menonton untuk melepaskan kejenuhan sebanyak 27 orang (36%), responden yang menonton untuk mengisi waktu luang sebanyak 19 orang (25,3%) dan responden yang menonton hanya untuk sekedar hiburan sebanyak 21 orang (28%). Dari hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa responden menonton film Laskar Pelangi paling banyak untuk melepas kejenuhan dari ruitinitas belajar. Tabel 4.25 Perjuangan Pak Harfan dalam Mempertahankan SD Muhammadiyah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.16/FC.40
F 36 39 0 0 75
% 48 52 0 0 100
Berdasarkan tabel 4.25 responden yang menyatakan sangat menarik dengan perjuangan Pak Harfan dalam mempertahankan SD Muhamadiyah sebanyak 36 orang (48%) dan responden yang menyatakan menarik sebanyak 39 orang (52%). Jadi menurut responden perjuanagn Pak Harfan dalam mempertahankan SD Muhammadiyah sangat menarik.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.26 Perjuangan Bu Muslimah Dalam Bidang Pendidikan No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.16/FC.41
F 31 43 1 0 75
% 41,3 57,.4 1,3 0 100
Film ini menceritakan bagaimana seorang guru dalam bidang pendidikan. Guru tersebut bernama Bu Muslimah. Dari tabel 4.26 dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan perjuangan Bu Muslimah sangat menarik sebanyak 31 orang (41,3%), responden yang paling banyak menyatakan menarik sebanyak 43 orang (57,4%) dan 1 orang (1,3%) responden yang menyatakan kurang menarik dengan perjuangan Bu Muslimah dalam bidang pendidikan. Tabel 4.27 Perjuangan Para Anggota Laskar Pelangi Dalam Meraih Cita-Cita No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.16/FC.42
F 53 19 2 1 75
% 70,7 25,3 2,7 1,3 100
Film Laskar Pelangi sendiri menceritakan bagaimana para anggota Laskar Pelangi dalam meraih cita-citanya yang dimulai dari SD Muhamadiyah. Berdasarkan tabel diatas responden yang paling banyak menyatakan perjuangan para anggota Laskar Pelangi dalam meraih citacitanya sangat menarik sebanyak 53 orang (70,7%), responden yang menyatakan menarik sebanyak 19 orang (25,3%), responden yang meyatakan kurang menarik sebanyak 2 orang (2,7%) dan responden yang menyatakan kurang menrik sebanyak 1 orang (1,3%). Jadi menurut
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
para responden perjuangan para anggota Laskar Pelangi dalam meraih cita-citanya sangat menarik. Tabel 4.28 Perjuangan Lintang Untuk Dapat Bersekolah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Total Sumber : P.16/FC.43
F 58 16 1 0 75
% 77,3 21,4 1,3 0 100
Film ini menceritakan bagaimana anak pesisir miskin berjuang untuk dapat sekolah. Anak pesisir itu bernama Lintang. Dari tabel 4.28 responden paling banyak terdapat 58 orang (77,3%) yang menyatakan perjuangan Lintang untuk dapat bersekolah sangat menarik, responden yang menyatakan menarik sebanyak 16 rang (21,4%) dan responden yang menyatakan kurang menarik sebanyak 1 orang (1,3%). Jadi menurut para responden apa yang dilakukan oleh Lintang untuk dapat bersekolah sangat menarik dan dapat dijadikan contoh serta panutan bagi responden. Tabel 4.29 Respon Setelah Menonton Film Laskar Pelangi Dalam Belajar No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Giat Giat Biasa Saja Tidak Sama Sekali Total Sumber : P.17/FC.44
F 9 35 31 0 75
% 12 46,7 41,3 0 100
Setiap film pasti akan memberikan respon bagi para penontonya, baik itu negatif atau positif. Film juga dapat menimbulkan perubahasab emosi, sikap atau nilai dalam diri penonton tersebut. Dari tabel diatas menunjukkan sebanyak 9 orang (12%) menyatakan sangat giat belajar Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
setelah menonton film Laskar Pelangi, responden yang paling banyak menyatakan giat belajar sebanyak 35 orang (46,7%) dan responden yang menyatakan tidak terpengaruh atau biasa saja dalam belajar setelah menonton film Laskar Pelangi sebanyak 31 orang (41,3%). Dapat ditarik kesimpulan film Laskar Pelangi dapat membuat responden giat belajar. Tabel 4.30 Menemukan Sosok Bu Muslimah No. 1. 2.
Uraian Ada Tidak Total Sumber : P.18/FC.45
F 34 41 75
% 45,3 54,7 100
Film Laskar Pelangi bercerita tentang idealisme seorang guru perempuan yang menolak tawaran-tawaran mengajar di tempat lain demi keinginan untuk mengajar anak-anak miskin yang berada di SD Muhammadiyah tersebut. Dari tabel 4.30 menurut responden sebanyak 34 orang (45,3%) menyatakan menemukan sosok Bu Muslimah dan 41 orang (54,7%) yang menyatakan tidak menemukan sosok Bu Muslimah di sekolah tersebut. Tabel 4.31 Sikap Bu Muslimah Dalam Mengajar No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Baik Baik Biasa Saja Tidak Baik Total Sumber : P.19/FC.46
F 48 25 2 0 75
% 64 33,3 2,7 0 100
Berdasarkan tabel 4.31, menurut responden yang paling banyak menyatakan sikap Bu Muslimah dalam mengajar sangat baik sebanyak 48 orang (64%), responden yang menyatakan baik sebanyak 25 orang (33,3%) dan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 2 orang
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
(2,7%). Dapat ditarik kesimpulan sikap Bu Muslimah dalam mengajar sangat baik menurut responden. Tabel 4.32 Mendapatkan Pengetahuan Baru Setealah Menonton Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Mendapatkan Mendapatkan Tidak Mendapatkan Kurang Mendapatkan Total Sumber : P.20/FC.47
F 13 52 10 0 75
% 17,3 69,4 13,3 0 100
Film Laskar Pelangi dapat memberikan pengetahuan baru bagi para penontonnya. Ini dapat dilihat dari tabel diatas, bahwa responden yang menyatakan sangat mendapatkan pengetahuan baru dari film tersebut sebanyak 13 orabg (17,3%), responden yang menyatakan mendapatkan sebanyak 52 orang (69,4%) dan respondne yang menyatakankurang mendapatkan pengetahuan dari film tersebut sebanyak 10 orang (13,3%). Dari hasil tersebut, telah terbukti film Laskar Pelangi ternyata tidak hanya memberikan tontonan yang menghibur tetapi juga mampu menawarkan suatu pengetahuan baru bagi mereka. Tabel 4.33 Film Laskar Pelangi Mengandung Pesan Moral Yang Baik No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Mengandung Mengandung Kurang Mengandung Tidak Mengadung Total Sumber : P.21/FC.48
F 41 27 7 0 75
% 54,7 36 9,3 0 100
Sebuah film yang dibuat pastinya memiliki pesan-pesan yang ingin disampikan kepada para penontonya. Sama halnya dengan film Laskar Pleangi kandungan isi pesan yang ingin disampaikan dalam film tersebut adalah arti sebuah pendidikan. Tabel diatas menunjukkan Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
responden yang paling banyak terdapat 41 orang (54,7%) yang menyatakan film Laskar Pelangi mengandung pesan moral yang baik, responden yang menyatakan mengandung sebanyak 27 orang (36%) dan responden yang menyatakan kurang mengadung sebanyak 7 orang (9,3%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa film Laskar Pelangi sangat mengadung pesan moral yang baik bagi para penontonnya. Tabel 4.34 Termotivasi Setelah Menonton Film Laskar Pelangi No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Termotivasi Termotivasi Kurang Termotivasi Tidak Termotivasi Total Sumber : P.22/FC.49
F 17 50 8 0 75
% 22,7 66,7 10,6 0 100
Film Laskar Pelangi dapat memotivasi belajar para siswa, karena film ini sendiri menceritakan bagaimana perjuangan para anggota Laskar Pelangi untuk tetap bersekolah dengan keterbatasan yang ada. Dari tabel 4.34 sebanyak 17 orang (22,7%) menyatakan sangat termotivasi setelah menonton film Laskar Pelangi, responden yang paling banyak menyatakan termotivasi sebanyak 50 orang (66,7%) dan responden yang yang kurang termotivasi sebanyak 8 orang (10,6%). Dari hasil penelitian para responden termotivasi untuk lebih giat belajar setelah menonton film Laskar Pelangi. Tabel 4.35 Pelajaran Yang Disukai Di Sekolah No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Inggris Dan lain-lain Total Sumber : P.23/FC.50
F 20 21 20 14 75
% 26,7 28 26,7 18,6 100
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Berdasarkan tabel 4.35 responden yang menyatakan sama menyukai Pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sebanyak 20 orang (26,7%), responden yang paling banyak menyukai pelajaran Matematika sebanyak 21 orang (28%). Dan lain-lain sebanyak 14 orang (18,6%). Pelajaran lainnya yang disukai responden antara lain: Penjaskes, Kesenian, PPKN dan lain sebagainya. Tabel 4.36 Penilaian Terhadap Dunia Penddikan Saat Ini No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik Total Sumber : P.24/FC.51
F 4 41 29 1 75
% 5,3 54,7 38,7 1,3 100
Berdasarkan tentang isi cerita yang mengangkat dunia pendidikan maka peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana penilaian responden terhadap dunia pendidikan kita saat ini. Dari tabel diatas sebanyak 4 orang (5,3%) yang menyatakan dunia pendidikan saat ini sangat baik, responden yang menyatakan baik sebanyak 41 orang (54,7%), responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 29 orang (38,7%) dan responden yang menyatakan tidak baik sebanyak 1 orang (1,3%). Dari hasil penelitian bahwa menurut responden dunia pendidikan kita saat ini baik dari adanya sekolah gratis.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4.3.4 PENYAJIAN TABEL SILANG Tabel 4.37 Pengaruh Isi Cerita Film Laskar Pelangi Dengan Mendapatkan Pengetahuan Baru Pengruh Isi Cerita Film Laskar Pleangi Sangat Bagus Bagus Kurang Bagus Tidak Bagus Total
Sangat Mendapatkan 10 3 0 0 13
Mendapatkan Pengetahuan Baru Mendapatkan Kurang Mendapatkan 26 2 26 8 0 0 0 0 52 10
Total Tidak Mendapatkan 0 0 0 0 0
38 37 0 0 75
Sumber: P.5&20/FC.7&47 Berdasarkan tabel 3.47 diatas menunjukkan 10 orang (13,3%) mengaku kurang mendapatkan pengetahuan dari film tersebut dan tidak ada satu responden yang mengatakan tidak mendapatkan pengetahuan dari film tersebut. Responden sebanyak 65 0rang (86,7%) mengatakan sangat mendapatkan dan mendapatkan pengetahuan baru yaitu 13 orang sangat mendapatkan pengetahuan dan 52 orang mendapatkan pengetahuan baru dari film Laskar Pelangi tersebut. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh isi cerita film Laskar Pelangi dapat memberikan pengetahuan baru bagi setiap penontonnya. Tabel 4.38 Penilaian Film Laskar Pelangi dan Hubungan Dengan Dunia Pendidikan Saat Ini Penilaian Film Laskar Pelangi Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas Total
Pendapat Dunia Pendidikan Saat Ini Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik 1 9 12 0 3 32 15 1 0 0 2 0 0 0 0 0 4 41 29 1
Total 22 51 0 0 75
Sumber: P.11&34/FC.20&51 Film ini bercerita tentang dunia pendidikan. Berdasarkan tentang isi cerita yang mengangkat tentang dunia pendidikan maka peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana penilaiaan terhadap film Laskar Pelangi dengan dunia pendidikan kita saat ini. Dari table diatas dapat di lihat bahwa 30 orang (40%) mengatakan dunia pendidikan saat ini kurang baik dan tidak Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
baik. Dengan perincian adalah 29 orang yang mengatakan kurang baik dan responden sebanyak 1 orang yang mengatakan tidak baik dengan dunia pendidikan kita saat ini. Sedangkan responden yang mengatakan sangat baik dan baik sebanyak 45 orang (60%), 4 orang yang mengatakan sangat baik dan 41 orang yang mengatakan baik dengan dunia pendidikan saat ini.Dari table diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden mengatakan penilaian film Laskar Pelangi dan hubungan dengan dunia pendidikan kita saat ini baik.
4.3.5 UJI HIPOTESIS Yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis yang digunakan adalah Korelasi Rank-Order (Spearman’s Rho Rank-Order Correlations) dimana data dari veriabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking). Rumus untuk mencari koefisien korelasinya adalah : Rho = 1 -
6 − ∑d 2
N ( N 2 − 1) Pengelohan data statistik dalam penelitian ini menggunakan piranti lunak SPSS
(Statistical Product and System Solutions) versi 15.0 maka, uji t hitung tidak digunakan lagi, hal ini dikarenakan SPSS secara otomatis telah menguji hipotesis tersebut.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Tabel 4.39 Hasil Uji Korelasi Spearman Menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 15.0 Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Correlations
Pengaruh Film Laskar Motivasi Pelangi Belajar Spearman's rho
Pengaruh Film Laskar Pelangi Motivasi Belajar
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
1,000
,754
. 75
,100 75
,754
1,000
,000 75
. 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari hasil uji hipotesis diperoleh rs = 0.754, dan itu berarti rs > 0 .Dengan demikian ,Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini Ha adalah terdapat hubungan film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa di Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. Berdasarkan tinggi rendahnya korelasi menurut Guliford, yaitu sebagai berikut: Kurang dari 0,20 = hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 – 0,39
= hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70
= hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90
= hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90
= hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan.
Maka berdasarkan hasil perhitungan hasil penghitungan uji hipotesis diperoleh rs = 0.754. Hal ini menunjukkan hubungan antara kedua variabel tinggi. Artinya terdapat pengaruh yang tinggi antara film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. Tanda korelasi pada koefisien korelasi meghasilkan Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
angka yang menunjukkan arah yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan demikian, penelitian ini bersifat linear +, dimana film Laskar Pelangi dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa. Berdasarkan analisa diatas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar adalah: 0.754. Sesuai kaidah Spearman RS Koefisien bahwa jika rs > 0, maka hipotesa diterima dan hubungannya signifikan
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4.4 PEMBAHASAN Film berjudul Laskar Pelangi di putar di bioskop tanggal 25 Oktober 2008. Film ini di produksi Miles Film dengan garapan sutradara Riri Riza. Film dimulai dari penerimaan siswa baru di sekolah SD Muhammadiyah. Di sini, dua guru Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara) benar-benar tegang, karena harus memiliki 10 siswa agar sekolah tersebut tak bubar. Apabila tak memenuhi kuota tersebut maka sekolah itu harus bubar. Atas saran dari Bu Muslimah-lah, ke-10 siswa tersebut dijuluki Laskar Pelangi. Sepuluh orang yang kemudian menjadi pusat cerita dalam film ini. Dalam perjalanan belajar di sekolah ini, para anggota Laskar Pelangi banyak mengalami petualangan yang mengasikkan sekaligus mendidik. Banyak tantangan yang harus mereka hadapi, namun dihadapi dengan bersemangat. Setiap siswa memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dari mereka, setiap penonton dapat belajar betapa indahnya persahabatan. Tolong menolong sangat penting untuk menghadapi tantangan hidup. Bicara pendidikan tidak ada habis-habisnya. Tapi kita mendapat perspektif mendalam dari film Laskar Pelangi. Film luar biasa ini mampu memikat penonton dengan alur kisahnya yang bagus.
Tapi yang terpenting, film ini mengubah perspektif orang mengenai makna
pendidikan. Kembali pada film Laskar Pelangi.Kita tidak bisa menghindari betapa borosnya pendidikan mewah di SD favorit Belitong, sedangkan betapa istimewanya pendidikan di SD Muhammadiyah yang mau roboh itu. Betapa mahal kosmetik pendidikan. Dari penelitian ini diperoleh fakta secara umum bahwa film ini memperoleh penilaian yang positif dari para penonton. Film ini benar-benar mampu menggugah perasaan hati banyak orang terhadap dunia pendidikan di Indonesia saat ini dan akhirnya penonton terutama siswa-siswa SMP Dharma Pancasila untuk lebih mengahargai arti pendidikan untuk masa depan yang lebih cerah.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Motivasi dan alasan menonton film Laskar Pelangi sangat beragam, diantaranya tertarik dengan judulnya yang diambil dari Novel Best Seller dengan judul yang sama Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata dan ada juga yang tertarik dengan alur ceritanya yang mengisahkan tentang 2 orang guru (Bu Muslimah dan Pak Harfan) serta 10 orang anak miskin di pulau Belitong yang bersekolah di bangunan reyot yang sudah mau roboh dan bagaimana semangat ke-10 anak tersebut dalam meraih cita-citanya, sehingga dapat menginspirasi siswa-siswa SMP Dharma Pancasila untuk lebih giat belajar. Semua siswa-siswa SMP Dharma Pancasila yang dijadikan responden memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi film Laskar Pelangi tersebut. Dari kuesioner yang dibagikan, seluruh responden telah menonton film Laskar Pelangi tersebut. Seperti hanya isi cerita Laskar Pelangi yang mengisahkan tentang dunia pendidikan yang sangat memperihatinkan di pedalam pulau Belitong. Oleh karena itu semua siswa-siswa SMP Dharma Pancasila merasa tertarik menonton film
Laskar Pleangi tersebut, karena film ini berani
memaparkan dengan jelas keadaan sekolah-sekolah yang jauh dari keterbatasan di Indonesia. Tanggapan siswa-siswa SMP Dharma Pancasila tentang film Laskar Pelangi tersebut cukup bagus, ini terbukti bahwa hampir semua responden menyukai film tersebut. Menurut mereka film tersebut mampu memberikan pengetahuan baru kepada mereka yaitu dalam hal pendidikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.32. Film yang bertema pendidikan tersebut membuat mereka lebih menghargai lagi apa itu arti persahabata, kegigihan dalam meraih cita-cita dan perjuanagn guru dalam mengajar, itu dapat dilihat dari table 4.20 sampai tabel 4.23.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Pada dasarnya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh film Laskar Pelangi terhadap motivasi belajar siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. Dari hasil penelitian ini maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Sebagian besar anak-anak siswa SMP Dharma Pancasila menyukai filam Laskar Pelangi. 2. Film ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi siswa-siswa SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan untuk lebih giat belajar. 3. Film ini mengatakan bahwa pendidikan bukan hanya milik orang kaya saja, atau golongan menengah keatas saja. Akan tetapi pendidikan itu untuk semua orang (education forr all). 4. Film ini juga megatakan kecerdasan bisa datang dari mana saja. Bisa dari anak-anak kota, anak-anak desa, anak-anak orang kaya dan juga anak-anak orang miskin, anak-anak petani, nelayan dan sebagainya. Hanya bagaimana lingkungan membentuknya serta bagaimana guru membangkitkan potensinya, itu yang belum tampak. 5. Film ini juga menceritakan bagaimana nasib sekolah-sekolah islam yang berorientasi pada pendidikan akhlak. Dari film ini dapat kita petik bahwa pendidikan tanggung jawab kita bersama. Kita adalah orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Dan terakhir mari merubah paradigma cara kita memandang pendidikan, mari memasyarakatkan pendidikan, mari memasyarakatkan education for all.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
5.2 SARAN Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan ini, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Penulis mengharapkan agar film yang bertema tentang pendidikan lebih diperbanyak, untuk dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi setiap penontonnya, terutama siswasiswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan. 2. Penulis mengaharapkan agar para responden lebih memperhatikan tontonan yang fungsinya memberikan informasi pendidikan dan merekomendasikan film yang lebih bermutu untuk ditonton agar para khlayak meniru perilaku yang positip dan bermanfaat bagi mereka. 3. Penulis mengharapkan dari hasil penelitian ini agar para responden lebih dapat menghargai arti pendidikan. Untuk itu diharapkan responden untuk lebih giat belajar dan dapat memotivasi diri sendiri untuk meraih cita-citanya serta mengahargai jasa dari seorang guru. 4. Penulis mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan lagi dunia pendidikan kita saat ini. Terutama sekolah-sekolah yang ada di desa-desa terkecil, untuk memperhatikan ke layakannya seperti: bangunan sekolah, fasilitas belajar, ruang belajar, guru yang memadai dan lain sebagainya. Dan itu semua juga tidak lepas dari bantuan para orang tua dan masyarakat sekitar untuk ikut mensukseskan program pemerintah tersebut.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Komala Lukiati. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. Bungin, Burhan.2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana, Jakarta. Djamarah, Syaiful, Bakri. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta. Effendy, Onong, Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT Citra Aditya Bakti, Bandung. ---------------------------------. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Pt Refika Aditama, Bandung. Hafied Cangara, M.Sc. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Rajawali Persada. Jakarta Kriyanto, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana, Jakarta. Nasution, Noehi. 1993. Materi Pkok Psikologi Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta. Nurudin, M. Si. 2004. Komunikasi Massa. CESPUR, Malang. ----------------- . 2008. Pengantar Komunikasi Massa. 2007. PT. Rajafindo Persada, Jakarta Nawawi,hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada Univercuty Press, Yogyakarta McQuail Denis, 1996. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Rita Triana Budiarti. 2008. Dibalik Layar Laskar Pelangi. PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta. Rakhmat, Jalaludin.2004. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja. Rosdakarya, Bandung.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Salim, Peter dan Salim Yenny. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modem English Press. Jakarta. Suwardi Lubis. 1998. Metodologi Penelitian Komunikasi. USU Press. Medan. Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran , Analisis di Bidang pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Winardi, SE. 2001. Motivasi dan Permotivasian Dalam Manajemen. Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sumber lain : http://www.gramedia.com http://www.kickandy.com website tentang Laskar Pelangi Laskar Pelangi.blogs.friendster.co www.goecities.com
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
BIODATA
Nama
: Nanang Suhendri
Nim
: 070922057
Tempat/Tanggal Lahir
: Tebing Tinggi/ 31 Mei 1982
Alamat
: Jl. Dr. Mansyur No. 134 A Medan
Agama
: Islam
Pendidikan
: 1. SD Negeri 1 Tebing Tinggi 2. SLT Negeri 1 Paya Mabar 3. SMK-TI Raksana Medan 4. D-III Pariwisata USU 5. Ilmu Komunikasi Fisip USU
Anak Ke
: 3 dari 3 Bersaudara
Nama Orang Tua
: 1. Ayah : Siswandi 2. Ibu : Rodiah
Saudara Kandung
: 1. Yusnani S.H 2. Sri Wahyuni
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Kusioiner Penelitian : Responden :
No. 2.
1.
Kepada Siswa-siswi SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Nanang Suhendri
Nim
: 070922057
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Sedang melakukan penelitian guna menyelesaikan tugas skripsi. Adapun judul skripsi saya adalah : Film Laskar Pelangi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan) Untuk itu saya mengharapkan kesedian adik-adik untuk mengisi daftar pertanyaan terlampir secara objektif. Kerahasian identitas diri jawaban adik-adik di jamin sepenuhnya oleh peneliti. Atas kerjasama yang adik-adik berikan saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Nanang Suhendri
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
Petunjuk pengisian kuesioner : 1. Bacalah semua pertanyaan dengan teliti. 2. Isilah jawaban dengan jujur, benar dan jelas. 3. Beri tanda silang (X) pada setiap jawaban pilihan. 4. Untuk jenis jawaban tertentu, isilah titik-titik (……………) yang telah disediakan. 5. Sebaiknya kolom atau kotak disebelah samping kanan tidak diisi. 1.Karateristik Responden 1. Nama : ……………………….. 2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Usia : ………………………... Tahun 4. Tingkat Pendidikan/Kelas : 1. Kelas VII 2. Kelas VIII 3. Kelas IX
1.
2. 3.
4.
2. Pengaruh Film Laskar Pelangi 5. Bagaimana pendapat anda terhadap isi cerita film Laskar Pelangi? 1. Tidak Basgus 2. K urang Bagus 3. Bagus 4. Sangat Bagus
5. 6.
7.
6. Apa yang membuat anda tertarik untuk menonton film Laskar Pelangi? No.
1. 2. 3.
Uraian
Tidak Menarik
Kurang Menarik
Menarik
Sangat Menarik
Tokoh-tokohnya Jalan ceritanya Penyajian gambarnya
8. 9. 10.
7.Bagaimana menurut anda adegan di bawah ini : No.
1. 2. 3. 4.
Uraian
Tidak Menarik
Kurang Menarik
Menarik
Adegan pertama kali masuk sekolah Adegan karnaval Adegan cerdas cermat Adegan saat Lintang putus sekolah
8.Bagaimana sikap anda ketika menonton film Laskar Pelangi ? 1. Tidak Terharu 2. Biasa Saja 3. Terharu
Sangat Menarik
11. 12. 13. 14.
15.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4. Sangat Terharu 9. Bagaimana penilaian anda terhadap Soundtrack film Laskar Pelangi? No.
1. 2. 3.
Soundtrack
Tidak Bagus
Biasa Saja
Bagus
Sangat Bagus
Nidji (Laskar Pelangi) Sherina (Ku Bahagia) Gita Gutawa (Tak Perlu Keliling Dunia)
10. Siapakah tokoh yang anda paling sukai dalam film Laskar Pelangi? 1. Ikal 2. Lintang 3. Mahar 4. Dan lain-lain (sebutkan)…………….. 11. Apakah anda merasa puas dengan film Laskar Pelangi? 1. Tidak Puas 2. Kurang Puas 3. Puas 4. Sangat Puas 12. Apakah anda tahu dengan nama-nama tokoh dibawah ini? No. Nama Tokoh Tidak Kurang Sangat Tahu Tahu Tahu Tahu 1. Ikal 2. Lintang 3. Mahar 4. Sahara 5. A Kiong 6. Syahdan 7. Kucai 8. Trapani 9. Borek/Samson 10. Harun 11. Flo 12. Bu Muslimah 13. Pak Harfan
16. 17. 18
19.
20.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
III. Motivasi Belajar 13. Apakah anda paham isi cerita film Laskar Pelangi ? 1. Tidak Paham 2. Kurang Paham 3. Paham 4. Sangat Paham
34.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
14. Pelajaran apa sajakah yang anda dapat setelah menonton film Lakar Pelangi ? No.
1. 2. 3. 4.
Uraian
Tidak Menarik
Kurang Menarik
Menari k
Sangat Menarik
Persahabatan Kegigihan Lintang yang bersepeda 80 km ke sekolah Semangat belajar para Laskar Pelangi Perjuangan Bu Muslimah dan Pak Harfan dalam mengajar
35. 36. 37. 38.
15. Apakah alasan anda menonton film Laskar Pelangi ? 1. Hobby 2. Melepas Kejenuhan 3. Mengisi Waktu Luang 4. Sekedar Hiburan
39.
16. Bagaimana menurut anda pernyataan di bawah ini ? No.
1.
2. 3.
4.
Uraian
Tidak Menarik
Kurang Menarik
Menarik
Sangat Menarik
Perjuangan Pak Harfan dalam mempertahankan SD Muhammadiyah Perjuangan Bu Muslimah dalam bidang pendidikan Perjuangan para anggota Laskar Pelangi dalam meraih cita-cita Perjuangan Lintang untuk dapat bersekolah.
17. Setelah menonton film Laskar Pelangi apakah anda lebih giat belajar ? 1. Tidak Sama Sekali 2. Biasa Saja 3. Giat 4. Sangat Giat 18. Apakah anda menemukan sosok Bu Muslimah di sekolah ini ? 1. Ada 2. Tidak 19. Bagaimana menurut anda sikap Bu Muslimah dalam mengajar ? 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Baik
40.
41.
42. 43.
44
45.
46.
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
4. Sangat Baik 20. Setelah menonton film Laskar Pelangi apakah anda mendapatkan pengetahuan baru dari film tersebut? 1. Tidak Mendapatkan 47. 2. Kurang Mendapatkan 3. Mendapatkan 4. Sangat Mendapatkan 21. Apakah dalam film Laskar Pelangi mengandung pesan moral yang baik? 1. Tidak Mengandung 2. Kurang Mengandung 3. Mengandung 4. Sangat Mengandung 22. Apakah anda termotivasi setelah menonton film Laskar Pelangi ? 1. Tidak Termotivasi 2. Kurang Termotivasi 3. Termotivasi 4. Sangat Termotivasi 23. Pelajaran apa yang anda sukai di sekolah ? 1. Bahasa Indonesia 2. Matematika 3. Bahasa Inggris 4. Dan lain-lain (sebutkan)………………….. 24. Bagaimana menurut anda dunia pendidikan kita saat ini ? 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Baik 4. Sangat Baik
48.
49.
50.
51.
25. Bagaimana menurut anda isi cerita film Laskar Pelangi dengan realitas yang ada ? 1……………………………………………………………………………………….. 2……………………………………………………………………………………….. 26. Motivasi apa saja yang anda dapat setelah menonton film Laskar Pelangi ? 1………………………………………………………………………………………... 2…………………………………………………………………………………………
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
TABEL DATA MENTAH FILM LASKAR PELANGI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila PB. Selayang 1 Kota Medan) No.Responden
X
Y
1
92
58
2
84
57
3
79
60
4
85
59
5
89
60
6
87
58
7
85
58
8
72
53
9
82
56
10
100
62
11
62
55
12
88
65
13
88
58
14
61
57
15
77
62
16
76
60
17
83
51
18
74
52
19
75
53
20
73
58
21
80
51
22
79
53
23
72
63
24
78
57
25
80
61
26
80
63
27
73
59
28
78
62
29
92
57
30
87
63
31
87
60
32
81
57
33
89
65
34
81 77
64
35
59
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.
36
80
56
37
81
53
38
84
58
39
84
60
40
86
60
41
81
56
42
91
64
43
82
62
44
85
56
45
99
58
46
79
53
47
87
60
48
87
67
49
81
61
50
96
65
51
76
62
52
83
61
53
82
66
54
75
58
55
82
56
56
71
63
57
67
61
58
88
63
59
102
71
60
81
62
61
77
62
62
80
62
63
80
63
64
77
61
65
82
60
66
75
50
67
84
53
68
78
54
69
86
56
70
96
53
71
86
55
72
94
58
73
84
56
74
82
61
75
82
55
Nanang Suhendri : Film Laskar Pelangi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMP Dharma Pancasila Kelurahan PB. Selayang 1 Kota Medan), 2010.