1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-21/PB/2005 TENTANG ...
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-21/PB/2005 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/ LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2005 DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan sistem akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;
b.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005;
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2004 tentang APBN Tahun Anggaran 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4442); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503) ; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2005. Pasal 1
1) Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. 2) Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. 3) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pelaksanaan proyek pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah. 4) Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. 5) Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. 6) Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.
Pasal 2 1) Menteri/pimpinan lembaga sebagai entitas pelaporan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan. 2) Kementerian Negara/Lembaga yang wajib menyampaikan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah entitas pelaporan seperti tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
3) Penyusunan laporan keuangan entitas pelaporan dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 4) Laporan keuangan yang disampaikan oleh kementerian negara/lembaga merupakan laporan keuangan gabungan berasal dari entitas akuntansi yang berada di lingkungan kementerian negara/lembaga termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menerima dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan. 5) Penyusunan laporan keuangan entitas akuntansi dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 6) Entitas akuntansi wajib menyampaikan laporan keuangan selaku kuasa pengguna anggaran/barang secara periodik dan berjenjang kepada entitas pelaporan. 7) Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan merupakan entitas pelaporan, dimana tata cara penyusunan laporan keuangannya diatur dengan peraturan tersendiri Pasal 3
1) Menteri/pimpinan lembaga sebagai pengguna barang wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan BMN berupa Laporan BMN dan menyampaikannya kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan. 2) Kementerian negara/lembaga yang wajib menyampaikan laporan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah entitas pelaporan yang sekaligus bertindak sebagai pengguna barang seperti tertera pada lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 3) Penyusunan laporan BMN pada kementerian negara/lembaga dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur pada lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4
Dokumen sumber yang dipakai dalam penyusunan Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga Tahun Anggaran 2005 adalah dokumen sumber dengan tanggal dokumen sampai dengan tanggal 31 Desember 2005.
Pasal 5
1. Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005 terdiri dari :
(a). Laporan Realisasi Anggaran; (b). Neraca ; (c). Catatan atas Laporan Keuangan. 2. Penyajian Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. 3. Penyajian Catatan atas Laporan Keuangan didasarkan pada pedoman yang ditetapkan dalam lampiran VI Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini Pasal 6
1. Aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga melakukan reviu atas laporan keuangan. 2. Pelaksanaan reviu dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Pasal 7
Laporan Realisasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005 sebelum dikirim ke Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan harus direkonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Informasi dan Akuntansi
Pasal 8
Laporan BMN Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005 sebelum dikirim ke Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan harus dimutakhirkan dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q Direktorat Pengelolaaan BM/KN.
Pasal 9
Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sudah diterima oleh Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya tanggal 28 Februari 2006, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 10
Laporan BMN Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2005 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 yang telah dimutakhirkan sudah diterima oleh Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Perbendaharaan selambat-lambatnya tanggal 20 Februari 2006, sesuai dengan lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini. Pasal 11 Entitas Pelaporan yang memerlukan perlakuan khusus dalam penyusunan laporan keuangan akan diatur secara terpisah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 12
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2005, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Juli 2005
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NEGARA ttd MULIA P. NASUTION NIP 060046519