Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2016 disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
(SAKIP)
dan
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
12
Tahun
2015
tentang
Pedoman
Evaluasi
atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini merupakan pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Strategis (Renstra) BKPM Tahun 2015-2019. Capaian realisasi investasi PMDN dan PMA Tahun 2016 sebesar Rp612,8 triliun melampaui target realisasi investasi Tahun 2016 sebesar 103,0% (dari target Rp594,80 triliun). Hal ini merupakan pertanda yang baik dan cukup positif. Selain karena kinerja investasi tetap menunjukkan geliat pertumbuhan di tengah-tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan regional, juga menunjukkan investasi memberikan dampak berganda, antara lain peningkatan penyerapan lapangan kerja. Makna strategis dari capaian positif realisasi investasi ini juga memperlihatkan
kepercayaan
investor
terhadap
kondisi
fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang dapat terjaga dengan baik. Laporan
Kinerja
BKPM
Tahun
2016
berisi
analisis
realisasi capaian kinerja sasaran strategis BKPM selama Tahun 2016 dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Realisasi capaian kinerja BKPM diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang
merupakan
indikator
keberhasilan
pencapaian
tujuan dan sasaran strategis. BKPM telah melaksanakan i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................... DAFTAR ISI................................................................................ DAFTAR TABEL......................................................................... DAFTAR GAMBAR …………........................................................ IKHTISAR EKSEKUTIF............................................................... BAB I
PENDAHULUAN....................................................... A. Latar Belakang .................................................. B. Peran Strategis...............................………………... C. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja................ BAB II PERENCANAAN KINERJA……………………………….... A. Perencanaan Strategis Tahun 2015-2019............. B. Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019................................................ C. Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal................................................................... D. Program Badan Koordinasi Penanaman Modal….. E. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019……. F. Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016............................................... G. Pengukuran Kinerja............................................. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA...................................... A. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016.......... B. Analisis Balanced Scorecard atas Capaian Kinerja C. Laporan Realisasi Anggaran................................. BAB IV PENUTUP .............................................................. LAMPIRAN I. Lampiran I: DAFTAR PENGHARGAAN II. Lampiran II: PERJANJIAN KINERJA III. Lampiran III: PERNYATAAN TELAH DIREVIU
iii
Hal. i iii iv v vii 2 2 5 6 9 9 10 11 13 14 15 15 19 19 45 59 64
DAFTAR TABEL Hal Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1 2 3 4 5 6
Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17
iv
Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019............................... Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2016..…………………………. Bobot Perspektif................................................................... Kategorisasi Kinerja ........................................................... Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016....... Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya realisasi penanaman modal”....................................………… Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN per Provinsi Tahun 2016......................................................................... Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester I Tahun 2016......................................................................... Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester II Tahun 2016……………......……............................................. Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan..........................…. Daftar Unsur Pelayanan Yang Masih Perlu Ditingkatan......................................................................... Capaian Kinerja Indikator Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016.......................................…. Indikator EoDB……………………………………………………….. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja T.A. 2016............... Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Berdasarkan Program T.A. 2016............................................................... Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2016 dan T.A. 2015..... Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2015..……….
10 15 16 17 20 21 25 33 34 35 36 50 54 59 60 61 62
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13
Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal ……… Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019……………………….. Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2015 dengan Target Tahun 2016 dan Realisasi Investasi Tahun 2016........................ Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa dan Luar Jawa........... Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015 dan 2016………........................................................................... RealisasiI Investasi PMDN Berdasarkan Sektor Usaha………….... Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Lokasi Proyek………....... Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Sektor Usaha......………...... Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Asal Negara........………...... Realisasi Investasi Berdasarkan Wilayah…………………………….. Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015....................................................................……………….... Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja...........………………... Realisasi Belanja Periode Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016…………………………………………………………………………...
v
Hal 4 14 21 23 24 28 29 30 30 31 46 59 61
vi
Ikhtisar Eksekutif Laporan
Kinerja
pertanggungjawaban
BKPM
Tahun
akuntabilitas
2016
pelaksanaan
merupakan tugas
dan
fungsi Lembaga sebagai perwujudan good governance dan kebijakan yang transparan. Selain itu Laporan Kinerja ini merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian visi dan misi Presiden periode 2015-2019, sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis, yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2015. Analisis
dalam
Laporan
Kinerja
ini
mengukur
Peta
Strategis BKPM melalui sistem manajemen kinerja berbasis balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, process perspective dan people perspective dengan bobot tertentu. Secara umum tingkat capaian kinerja BKPM pada Tahun 2016 sudah sesuai dengan target yang ditetapkan, dari 8 sasaran strategis dengan 12 Indikator Kinerja Utama (IKU), dimana 10 IKU mencapai kategori “Sangat Baik” dan 2 IKU mencapai kategori “Baik”. Capaian kinerja BKPM Tahun 2016 dalam mendukung target menciptakan layanan satu atap untuk investasi dan efisiensi perizinan bisnis sebagai berikut: 1. Capaian target nilai realisasi penanaman modal yaitu sebesar Rp612,8 triliun atau 103% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp594,8 triliun, yang terdiri dari realisasi investasi PMDN sebesar Rp216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun. Makna strategis dari vii
capaian
positif
realisasi
investasi
ini
memperlihatkan
kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia, serta prospek pertumbuhan ekonomi ke depan yang dapat terjaga dengan baik. 2. Capaian kinerja nilai realisasi penanaman modal di luar Jawa mencapai 101,07% dari target Rp281,18 triliun yaitu Rp284,18 triliun. Hal ini diharapkan akan lebih dapat menciptakan pemerataan pembangunan ke berbagai daerah khususnya di luar jawa. Untuk mendukung peningkatan investasi di luar jawa, diperlukan kerjasama dari semua pemangku
kepentingan,
termasuk
instansi
pemerintah
pusat dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
di
seluruh
Indonesia untuk lebih memberikan kemudahan bagi para investor. 3. Selama Tahun 2016, tercatat penyerapan Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 1.392.398 orang, terdiri oleh PMDN sebanyak 440.459 orang dan oleh PMA sebanyak 951.939 orang. Hal ini menunjukkan investasi menunjukkan dampak berganda, antara lain penyerapan lapangan kerja. 4. Capaian kemudahan berusaha di Indonesia sesuai dengan Indeks Ease of Doing Business (EoDB) 2017 adalah peringkat 91 atau naik 15 tingkatan dari tahun sebelumnya peringkat 106. Indonesia merupakan negara “top reformer” dalam capaian Indeks EoDB. Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki tingkat kemudahan berusaha melalui 14 Paket Kebijakan Ekonomi. Sedangkan BKPM akan melanjutkan kebijakan deregulasi melalui penyederhanaan perizinan dan viii
kerjasama dengan perbankan nasional untuk menyediakan pinjaman
bisnis
dan
mendorong
pembangunan
infrastruktur. 5. Dalam rangka menarik banyak investor, BKPM menyediakan fasilitas PTSP Pusat di BKPM dengan melibatkan 23 Kementerian/Lembaga dalam satu atap dengan pelayanan yang cepat, sederhana dan transparan. Selama Tahun 2016, terdapat 27.590 perizinan telah dikeluarkan. Salah satu pelayanan
perizinan
investasi
adalah
aplikasi
dapat
dilakukan melalui sistem online Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE). 6. BKPM menyediakan fasilitas izin investasi 3 jam (I23J) untuk memberikan pelayanan yang cepat kepada investor. Syarat dari I23J ini adalah investor dengan minimum investasi Rp 100 miliar (setara USD 8 juta) atau mempunyai 1.000 tenaga kerja lokal, dapat memperoleh 8+1 produk perizinan
yang
terdiri
dari
Izin
Prinsip,
NPWP,
Akte
Perusahaan, TDP, IMTA, RPTKA, NIK, API-P dan Surat Ketersediaan Lahan. 7. BKPM juga menyediakan fasilitas izin investasi 3 jam (I23J) untuk sektor infrastruktur, tanpa minimum investasi dan tanpa
minimum
jumlah
tenaga
kerja
lokal.
Sektor
infrastruktur tersebut adalah sektor geotermal, produsen listrik, dan sektor transmisi listrik. 8. BKPM menyediakan fasilitas kontruksi langsung (KLIK), dimana investor dapat secara langsung memulai proyek konstruksinya
sebelum
memperoleh
izin
konstruksi. ix
Terdapat 14 Kawasan Industri KLIK yang tersebar di seluruh Indonesia (Sumatera Utara, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan). 9. Hasil survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap kualitas pelayanan sebesar 3,10 dari skala Likert 4 atau 98,41% dari target. Hasil survei ini memicu BKPM untuk lebih meningkatkan layanan perizinan dan nonperizinan dengan harapan mencapai kepuasan stakeholders yang tinggi. 10. Berbagai penghargaan yang diraih oleh BKPM selama Tahun 2016 antara lain Predikat Kepatuhan Tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik sesuai UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI, Sertifikat SNI ISO 9001:2008 Quality Management Systems-Requirements dari
Sucofindo
International
Certification
Services,
Penghargaan atas kontribusi dalam pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kementerian Keuangan RI, dan
penghargaan
Pusdiklat
BKPM
sebagai
Instansi
Pengakreditasi Diklat Teknis untuk Diklat Teknis Bidang Penanaman Modal dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Dalam rangka meningkatkan kinerja BKPM Tahun 2017, BKPM menetapkan strategi dan kebijakan untuk menarik investor dan meningkatkan realisasi investasi, sebagai berikut : a. Menjaga
stabilisasi
ekonomi
untuk
menciptakan
investasi yang kondusif; b. Penyederhanaan prosedur perizinan; c. Harmonisasi peraturan perizinan di Pusat dan Daerah; d. Target strategi promosi; x
iklim
e. Mempercepat pembangunan infrastruktur; f. Meningkatkan peran lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman bisnis, khususnya modal kerja kredit investasi; g. Investasi yang humanis; dan h. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Pada Tahun 2016, penerapan monitoring dan evaluasi secara berkala telah dijalankan dengan baik. Dengan penerapan monitoring
dan
evaluasi
ini
dapat
memonitor
dan
mengendalikan capaian kinerja dan keuangan semua unit kerja termasuk kinerja individu sehingga dapat memberi masukan untuk perbaikan yang berkelanjutan. Berbagai
upaya
perbaikan
terus
dilakukan
untuk
meningkatkan kinerja BKPM. Terhadap capaian IKU yang masih dibawah target terus dilakukan evaluasi dan action plan. Penggunaan balanced scorecard sebagai alat untuk mengelola kinerja, sangat membantu BKPM dalam menjalankan Sistem Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
mulai
dari
penyusunan rencana kinerja sampai pelaporan kinerja.
xi
`
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
1
`
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007
tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempunyai tugas yang sangat strategis
dalam
pemerintahan
Republik
Indonesia,
yaitu
melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman undangan.
modal Dalam
berdasarkan melaksanakan
ketentuan tugas
perundang-
tersebut,
BKPM
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1.
pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional;
2.
koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman modal;
3.
pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan kebijakan penanaman modal;
4.
penetapan norma, standar dan prosedur pelaksanaan kegiatan dan pelayanan penanaman modal;
5.
pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan memberdayakan badan usaha;
6.
pembuatan peta penanaman modal di Indonesia;
7.
koordinasi
pelaksanaan
promosi
serta
kerjasama
penanaman modal; 8.
pengembangan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman modal, antara lain meningkatkan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
2|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
kemitraan,
meningkatkan
daya
saing,
menciptakan
persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang
seluas-luasnya
dalam
lingkup
penyelenggaraan
penanaman modal; 9.
pembinaan pelaksanaan penanaman modal, dan pemberian bantuan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultansi permasalahan
yang
dihadapi
penanam
modal
dalam
menjalankan kegiatan penanaman modal; 10. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu; 11. koordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di luar wilayah Indonesia; 12. pemberian perizinan dan fasilitas penanaman modal; 13. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, keuangan, hukum, kearsipan, pengolahan data dan informasi, perlengkapan dan rumah tangga; dan 14. pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, struktur organisasi BKPM ditetapkan sesuai dengan gambar sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
3
`
Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Koordinasi Penanaman Modal STRUKTUR ORGANISASI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Kepala BKPM
Komite Penanaman Modal
Wakil Kepala BKPM
Sekretaris Utama
Deputi Bidang
Deputi Bidang
Perencanaan Penanaman
Pengembangan Iklim
Modal
Penanaman Modal
Inspektorat
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal
Deputi Bidang
Deputi Bidang
Kerjasama Penanaman
Pelayanan Penanaman
Modal
Modal
Direktorat Peren-canaan Industri
Direktorat Deregulasi
Direktorat Pengembangan
Direktorat Kerjasama
Direktorat
Agribisnis & SDA Lainnya
Penanaman Modal
Promosi
Bilateral dan Multilateral
Pelayanan Aplikasi
Pusat Pengolahan
Direktorat Perencanaan
Direktorat Pengembangan
Direktorat Promosi
Direktorat
Direktorat
Data dan Informasi
Industri Manufaktur
Potensi Daerah
Sektoral
Kerjasama Regional
Pelayanan Perizinan
Pusat Pendidikan
Direktorat Perencanaan Jasa
Direktorat Pemberdayaan
Direktorat Fasilitasi
Direktorat Kerjasama
Direktorat
dan Pelatihan
dan Kawasan
Usaha
Promosi Daerah
Dunia Usaha Internasional
Pelayanan Fasilitas
Pusat Bantuan
Direktorat Perencanaan
Direktorat Pameran
Hukum
Infrastruktur
dan Sarana Promosi
Sebagaimana
struktur
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
Biro Perencanaan
Direktorat Wilayah I
Program dan Anggaran Biro Peraturan
Direktorat Wilayah II
Perundang-un-dangan, Humas dan TU Pimpinan
Direktorat Wilayah III
Biro Umum
Direktorat Wilayah IV
organisasi
di
atas,
dalam
menjalankan tugasnya, BKPM didukung oleh 635 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti keuangan,
bisnis,
hukum,
ekonomi, manajemen,
teknik,
teknologi
informasi,
administrasi, bahasa dan lainnya. Pegawai Badan Koordinasi Penanaman Modal tersebut ditempatkan pada 7 unit Eselon I, 28 Eselon
II
dan
1
mempertimbangkan
Komite komposisi
Penanaman pegawai
dari
Modal. segi
BKPM jabatan,
golongan, pendidikan dan usia/generasi serta kompetensi. Komposisi
yang
berimbang
merupakan
dukungan
dalam
pencapaian sasaran kinerja BKPM pada Tahun 2016. Pada periode T.A. 2016 terjadi pergantian Kepala BKPM berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2016 tanggal 27 Juli 2016, yang semula dijabat oleh Bapak Franky Sibarani digantikan oleh Bapak Thomas Trikasih Lembong.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
4|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
B.
Peran Strategis Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Peraturan
Kepala
BKPM
Nomor
9
Tahun
2015
tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM, BKPM telah menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM sejak 26 Januari 2015. Sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia pada Rapat Terbatas Kabinet tanggal 23 Agustus 2016 mengenai Evaluasi Kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat bahwa PTSP Pusat diharapkan memberikan pelayanan yang cepat, terpadu dan terintegrasi.
Presiden juga menekankan
bahwa koordinasi antara PTSP Pusat dan PTSP daerah harus berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan adanya standarisasi pelayanan investasi yang tersinergi dan terkoordinasi antara PTSP Pusat dengan PTSP Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi dan Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa pembinaan dan pengawasan teknis urusan pemerintahan bidang
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
5
`
penanaman modal dan PTSP Daerah dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Namun demikian terdapat permasalahan utama yang masih
dihadapi
oleh
investor
(penanam
modal)
dalam
merealisasikan investasinya baik karena permasalahan terkait dengan perizinan dan nonperizinan maupun yang berkaitan dengan lahan dan infrastruktur (listrik, akses jalan) di pusat dan di daerah. C.
Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Sistematika penyajian Laporan Kinerja BKPM Tahun 2016
adalah sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada
aspek
strategis
organisasi
serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. 2. Bab II Perencanaan Kinerja. Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. 3. Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap
Organisasi
pernyataan
sesuai
dengan
kinerja hasil
Sasaran pengukuran
organisasi.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
6|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Strategis kinerja
B. Analisis Balanced Scorecard Pada sub bab ini, capaian kinerja organisasi dianalisis dengan
menggunakan
empat
perspektif
Balanced
Scorecard. C. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. 4. Bab IV Penutup. Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. 5. Lampiran 1) Perjanjian Kinerja Tahun 2016 2) Daftar Penghargaan 3) Pernyataan Telah Direviu
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
7
`
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
8|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BAB II PERENCANAAN KINERJA A.
Perencanaan Strategis Tahun 2015 - 2019 Rencana Strategis (Renstra) BKPM 2015-2019 merupakan
dokumen
perencanaan
dengan
periode
lima
tahun
serta
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional
(RPJPN)
2005-2025
dan
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Renstra BKPM 2015-2019 juga mengacu kepada dokumen perencanaan jangka panjang maupun jangka menengah yang telah
disusun
sebelumnya,
antara
lain
Rencana
Umum
Penanaman Modal (RUPM) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), serta telah didasarkan pada dokumen perencanaan kebijakan sektoral. Renstra
BKPM
2015-2019
telah
direvisi
dengan
diterbitkannya Peraturan Kepala BKPM Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2015-2019. Perubahan Renstra BKPM 2015-2019 dipandang perlu karena dalam Peraturan Kepala BKPM Nomor 4 Tahun 2015 terdapat beberapa indikator kinerja yang belum ditetapkan target per tahun. Revisi Renstra BKPM 2015-2019 secara rinci dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
9
`
Tabel 1. Target Kinerja BKPM Tahun 2015-2019 Target TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR
Mewujudkan iklim Meningkatnya
Nilai realisasi
penanaman modal realisasi
penanaman
modal Rasio realisasi dalam rangka modal penanaman mendorong modal di luar Jawa penanaman modal Rasio realisasi yang berkualitas PMDN Meningkatkan Indeks Kepuasan dan berkelanjutan kualitas Masyarakat pelayanan (IKM) atas penanaman pelayanan modal yang penanaman prima dan modal pada responsif melalui PTSP Pusat di PTSP Pusat BKPM
2015
2016
2017
2018
2019
Rp 519,5T
Rp 594,8T
45,60%
49,10%
52,80%
57,40%
62,00%
33,80%
35,00%
36,30%
37,60%
38,90%
3,10 dari skala 4
3,15 dari skala 4
3,20 dari skala 4
3,25 dari skala 4
3,30 dari skala 4
Rp 678,8T Rp 792,5T Rp 933,0T
yang berdaya saing penanaman
B.
Tujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 20152019 Berdasarkan tugas dan fungsi BKPM dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal, BKPM menetapkan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015-2019, yaitu: Mewujudkan iklim penanaman modal yang berdaya saing dalam
rangka
mendorong
penanaman
modal
yang
berkualitas dan berkelanjutan Tujuan ini diarahkan pada upaya untuk memberikan kecepatan, kemudahan, kepastian dan transparansi proses pelayanan perizinan dan nonperizinan, mengembangkan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
10|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
SPIPISE untuk mendukung penyelenggaraan PTSP di Pusat dan
Daerah,
meningkatkan
kepastian
hukum
dan
penyederhanaan prosedur perizinan dan nonperizinan, memberikan insentif fiskal dan non fiskal yang lebih menarik dan
transparan,
permasalahan
serta
dan
memfasilitasi
hambatan
penyelesaian
dalam
pelaksanaan
penanaman modal (debottlenecking). Di samping itu tujuan ini juga disusun dalam rangka mendorong penanaman modal pada sektor-sektor prioritas, meningkatkan penanaman modal dan penyebarannya di Luar
Pulau
Jawa,
meningkatkan
peran
UKM
dalam
perekonomian melalui kemitraan dengan usaha besar PMA dan PMDN, meningkatkan efektivitas strategi dan upaya promosi
penanaman
modal,
memfasilitasi
percepatan
penanaman modal dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta
(KPS),
meningkatkan
pemanfaatan
kerjasama
ekonomi internasional untuk kepentingan nasional, serta meningkatkan peran perencanaan sebagai nerve kegiatan di unit-unit BKPM agar lebih efektif dan terintegrasi.
C.
Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Untuk
mencapai
tujuan
tersebut
di
atas,
BKPM
menetapkan 2 (dua) sasaran strategis yaitu: 1.
Meningkatnya realisasi penanaman modal melalui kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan
penanaman
modal
dalam
rangka
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
11
`
meningkatkan daya saing penanaman modal melalui berbagai upaya sebagai berikut:
a. Memfasilitasi dan mengawal realisasi investasi proyek-proyek
strategis
(Mega
Project)
yang
nilainya sangat besar dan berdampak besar ke perekonomian Indonesia.
b. Melanjutkan dan memperkuat reformasi perizinan, termasuk PTSP, Izin 3 Jam, dan KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi).
c. Memperkuat hubungan dan memberikan bantuan kepada
PTSP
pelayanan termasuk
Daerah
dalam
perizinan dalam
hal
memberikan
kepada
investor
penggunaan
teknologi
informasi.
d. Mendorong selesainya Bilateral Investment Treaty (BIT) dan Free Trade Area (FTA) dengan partner strategis, seperti EU dan Australia.
e. Mendorong investasi di sektor-sektor strategis seperti pariwisata, industri kreatif, maritim, dan infrastruktur pendukung (seperti properti). 2.
Meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat dengan didukung oleh: a. Tersusunnya perencanaan penanaman modal dan rekomendasi kolaboratif
kebijakan dan
yang
implementatif
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
12|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
terintegrasi, dalam
rangka
peningkatan daya saing penanaman modal pada sektor prioritas. b. Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal antara
lain
melalui
perbaikan
kemudahan
memulai berusaha. c. Meningkatnya
daya
tarik
penanaman
modal
melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal. d. Meningkatnya
kerjasama
internasional
untuk
mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal. e. Meningkatnya
kinerja
lembaga
melalui
ketersediaan sarana, prasarana dan aparat yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi BKPM. D.
Program Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam rangka mencapai tujuan tersebut ditetapkan 3 (tiga)
program yaitu: 1.
program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya;
2.
program peningkatan sarana prasarana aparatur BKPM;
3.
program peningkatan daya saing penanaman modal. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
13
`
E.
Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019 Target realisasi investasi Tahun 2016 adalah sebesar
Rp594,8 triliun. Sedangkan target realisasi investasi periode 2015-2019 sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2. Target Realisasi Investasi Periode 2015-2019
1400 1200
(Rp. Trilliun)
1000 800
Meningkat 14,5%
Meningkat 14,1%
Meningkat 16,7%
Meningkat 17,7%
363
600
Meningkat 13,8%
400
175,8
200
386,4
432,5
494,7
569,9
343,7 2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
519,5
594,8
678,8
792,5
932,9
PMDN
175,8
208,4
246,3
297,8
363
PMA
343,7
386,4
432,5
494,7
569,9
0
Meningkatnya
208,4
investasi
297,8 246,3
PMA
dan
PMDN
ditargetkan
mencapai Rp932,9 triliun pada Tahun 2019 dengan peningkatan rata-rata investasi setiap tahun sebesar 15,36%.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
14|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
F. Perjanjian Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016 Pada tahun 2016, BKPM menjadikan kontrak kinerja sebagai dokumen Perjanjian Kinerja, dengan berdasarkan pada sasaran strategis yang telah ditetapkan. Pencapaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 2. Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2016 No
1
2.
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya realisasi penanaman modal
Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat
Target
1. Nilai realisasi penanaman modal
594,78 triliun
2. Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa
49.10%
3. Rasio realisasi PMDN
35.00%
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
G. Pengukuran Kinerja Sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris Utama Nomor 40 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Kinerja di Badan Koordinasi Penanaman
Modal,
ditetapkan
melalui
pengukuran metode
kinerja
sasaran
balanced
strategis
scorecard
yang
menerjemahkan tugas, fungsi, tujuan dan strategi ke dalam suatu Peta Strategi. Peta strategi menjabarkan strategi secara visual, melalui sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat dan dikelompokkan kedalam empat LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
15
`
perspektif yaitu financial perspective, customer perspective, process perspective dan people perspective. Masing-masing perspektif memiliki bobot yang ditentukan sebagai berikut: Tabel 3. Bobot Perspektif
PERSPEKTIF Financial Customers Process People
BOBOT 30% 30% 20% 20%
Konsolidasi dari seluruh nilai perspektif atau seluruh realisasi Indikator
Kinerja
Utama
(IKU)
dalam
satu
Peta
Strategi
ditunjukan melalui Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) yang mengacu pada Perjanjian Kinerja dengan formula: NKO = ∑ (% capaian kinerja x Bobot Perspektif) Dimana penghitungan indeks capaian kinerja tersebut adalah: a.
Apabila realisasi IKU melebihi target, dimana target yang ditetapkan merupakan target maksimal yang dapat dicapai, maka indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120.
b.
Apabila realisasi IKU sama dengan target atau tidak memenuhi target, maka indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan konversi.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
16|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Tingkat capaian kinerja masing-masing sasaran strategis dikelompokkan ke dalam lima kategori sebagai berikut:
Tabel 4. Kategorisasi Kinerja No.
Nilai
Kode
Kategori
1.
100 –ke atas
Hijau
Sangat Baik
2.
76–99
Hijau Muda
Baik
3.
61– 75
Kuning
Cukup
4.
51 – 60
Oranye
Kurang
5.
50 – ke bawah
Merah
Buruk
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
17
`
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
18|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
Capaian Kinerja Sasaran Strategis Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016 Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan melalui
perbandingan antara target kinerja yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasi yang dicapai. Pengukuran capaian kinerja BKPM Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU)
pada
masing-masing
perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja capaian (NKO)
tersebut, Nilai BKPM
diperoleh
Kinerja adalah
data
Organisasi
Hasil Capaian Nilai Kinerja Organisasi BKPM sebesar 109,19% dengan kategori Sangat Baik
sebesar
109,19%. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut: a. Financial perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 99,44%; b. Customers perspective dengan bobot 30%, capaian kinerja 112,80%; c. Process perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja 120,00%; d. People perspective dengan bobot 20%, capaian kinerja 107,67%. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
19
`
Tabel 5. Tingkat Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 No
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1.
Meningkatnya
1. Nilai realisasi
realisasi
penanaman
penanaman
modal
modal
2.Rasio realisasi
Target
Realisasi
%
Kategori
594,78 triliun
612,8 triliun
103%
Sangat Baik
49,10%
46,4%
94,5%
Baik
100,8%
Sangat Baik
98,41%
Baik
penanaman
(284,1 triliun)
modal di luar Jawa 3.Rasio realisasi
35,00%
PMDN 2.
35,28% (216,2 triliun)
Meningkatnya
Indeks Kepuasan
3,15 dari skala 4
3,10 dari
kualitas
Masyarakat (IKM)
skala 4
pelayanan
atas pelayanan
(setara 77,38)
penanaman
penanaman modal
modal yang
pada PTSP Pusat di
prima dan
BKPM
responsif melalui PTSP Pusat
Penjelasan capaian Indikator Kinerja Utama untuk untuk setiap sasaran strategis adalah sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya realisasi penanaman modal” Tingkat capaian Sasaran Strategis 1 yaitu “Meningkatnya realisasi penanaman modal” ditunjukkan dengan tiga IKU yaitu nilai realisasi penanaman modal, rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa, dan rasio realisasi PMDN. Berdasarkan tiga IKU di atas, BKPM telah berhasil mencapai Sasaran Strategis 1 Tahun 2016 sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
20|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Tabel 6. Tingkat Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya realisasi penanaman modal” No.
1
INDIKATOR KINERJA Nilai realisasi penanaman modal
Satuan
Triliun (Rp)
Rasio Realisasi 2
penanaman modal
%
Target
Realisasi
594,78
612,8
49,10%
46,4% (284,1 triliun)
di luar Jawa 3
Rasio Realisasi
%
PMDN
Penjelasan
dari
35,28%
35,00%
capaian
(216,2 triliun)
masing-masing
Kinerja
Kategori
103%
Sangat Baik
94,5%
Baik
100,8%
Sangat Baik
IKU
tersebut
dijabarkan dalam uraian berikut ini: a. Nilai Realisasi Penanaman Modal Gambar 3. Perbandingan Realisasi Investasi Tahun 2015 dan Target Tahun 2016 dengan Realisasi Investasi Tahun 2016 612,8
620 594,8
600
Rp Triliun
580 560
545,4
540 520 500 Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa capaian target nilai realisasi penanaman modal Tahun 2016 yaitu sebesar Rp612,8 triliun atau 103,0% dari target yang telah LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
21
`
ditetapkan yaitu sebesar Rp594,8 triliun, yang terdiri dari realisasi investasi PMDN sebesar 216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun. Nilai realisasi investasi Tahun 2016
ini
12,36%
Realisasi Penanaman Modal Tahun 2016 sebesar Rp612,8 triliun atau 103% dari target
meningkat dibanding
realisasi investasi pada Tahun 2015 yaitu sebesar Rp 545,5 triliun. b.
Rasio
Penanaman
Modal di Luar Jawa Pada periode
Januari–Desember Tahun 2016, realisasi
investasi di Pulau Jawa sebesar Rp328,62 triliun (104,79%) dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp284,18 triliun (101,07%). Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada Tahun 2015 sebesar Rp248,7 triliun terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 14,27%. Grafik persebaran realisasi investasi Jawa dan Luar Jawa pada Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada Grafik 4 dibawah ini.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
22|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Gambar 4. Persebaran Nilai Realisasi Investasi Jawa Dan Luar Jawa
350 300
RP TRILIUN
328,7 T (53,6%)
296,7 T (54,4%) 248,7 T (45,6%)
250
284,1 T (46,4%)
200 150 100 50 2015
2016 Jawa
Luar Jawa
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa secara persentase persebaran investasi di Luar Jawa pada Tahun 2016 Rp284,1 triliun (46,4 %) naik apabila dibandingkan dengan tahun 2015 Rp248,7 triliun (45,6%). Tetapi apabila dilihat dari capaian realisasi investasi Luar Jawa Tahun 2016 terjadi peningkatan Rp35,4 triliun atau 12,4% dari Tahun 2015. Hal ini cukup menggembirakan karena memberikan gambaran bahwa upaya pemerintah dalam mendorong pemerataan investasi di Luar Jawa menunjukkan hasil yang positif. c. Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri Capaian realisasi penanaman modal dalam negeri pada Tahun 2016 juga meningkat apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Realisasi investasi PMDN pada Tahun 2016 mencapai Rp216,2 Triliun atau mencapai 35,3% dari total realisasi investasi secara nasional (PMDN dan PMA). LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
23
`
Nilai realisasi investasi PMDN tersebut meningkat 12,4% dari Tahun 2015 (Rp179,4 Triliun). Persentase peningkatan realisasi PMDN tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan peningkatan realisasi PMA pada Tahun 2016. Capaian realisasi PMA pada tahun 2016 adalah sebesar Rp396,6 Triliun yang apabila dibandingkan dengan tahun 2015 (Rp365,9 Triliun) maka terjadi peningkatan sebesar 20,5%. Perbandingan realisasi PMDN dan PMA pada Tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Grafik berikut: Gambar 5. Perbandingan Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2015 dan Tahun 2016
450
396,6 T (64,7%)
365,9 T (67,1%)
400
RP TRILIUN
350 300 216,2 T (35,3%)
250 200
179,4 T (32,9%)
150 100 50 2015
2016 PMDN
PMA
Adapun target realisasi investasi per provinsi dapat dilihat pada Tabel berikut:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
24|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Tabel 7. Target dan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Per Provinsi Tahun 2016 No
Provinsi
Target (Rp triliun)
Realisasi (Rp triliun)
0,98
1,22
124,49
(%)
Kategori
WILAYAH JAWA 1
DI Yogyakarta
Sangat Baik
2
DKI Jakarta
74,07
58,74
79,30
3
Jawa Barat
91
105,27
115,68
Sangat Baik
27,55
38,18
138,58
Sangat Baik
Baik
4
Jawa Tengah
5
Banten
50
52,3
104,60
Sangat Baik
6
Jawa Timur
70
72,91
104,16
Sangat Baik
313,60
328,62
104,79
Sangat Baik
TOTAL JAWA WILAYAH LUAR JAWA Sumatera 7
Aceh
6,47
4,3
66,46
Cukup
8
Bengkulu
2,04
1,71
83,82
Baik
9
Jambi
3,8
4,72
124,21
Sangat Baik Sangat Baik
10
Bangka Belitung
2,61
2,92
111,88
11
Kepulauan Riau
11,37
7,6
66,84
12
Lampung
3,5
7,21
206,00
Sangat Baik
13
Riau
18,5
18,51
100,05
Sangat Baik
14
Sumatera Barat
3,8
4,88
128,42
Sangat Baik
15
Sumatera Selatan
20,62
46,78
226,87
Sangat Baik
16
Sumatera Utara
16,5
18,76
113,70
Sangat Baik
89,21
117,39
131,59
Sangat Baik
TOTAL SUMATERA
Cukup
Kalimantan 17
Kalimantan Barat
16,49
17,65
18
Kalimantan Selatan
16,57
9,58
19
Kalimantan Tengah
15,12
13,77
91,07 Baik
20
Kalimantan Timur
30,16
22,49
74,57 Cukup
21
Kalimantan Utara
25,03
5,55
22,17 Buruk
103,37
69,04
TOTAL KALIMANTAN
107,03 Sangat Baik 57,82 Kurang
66,79
Cukup
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
25
`
No
Provinsi
Target (Rp triliun)
Realisasi (Rp triliun)
2,5
10,31
412,40 Sangat Baik 158,55 Sangat Baik
(%)
Kategori
SULAWESI 22
Sulawesi Utara
23
Sulawesi Tengah
14,5
22,99
24
Sulawesi Selatan
12
8,43
70,25 Cukup
25
Sulawesi Tenggara
8
6,94
86,75 Baik
26
Gorontalo
1,08
2,38
27
Sulawesi Barat
1,55
0,37
39,63
51,42
TOTAL SULAWESI
220,37 Sangat Baik 23,87 Buruk 129,75
Sangat Baik
Bali & Nusa Tenggara 28
Bali
7,6
6,65
29
NTB
6,2
7,35
118,55 Sangat Baik
30
NTT
1,47
1,62
110,20 Sangat Baik
15,27
15,62
0,92
1,42
6,2
6,02
7,12
7,44
104,49
4,85
7,05
145,36 Sangat Baik
TOTAL BALI & NUSA TENGGARA
87,50 Baik
102,29
Sangat Baik
Maluku 31
Maluku
32
Maluku Utara TOTAL MALUKU
154,35 Sangat Baik 97,10 Baik Sangat Baik
Papua 33
Papua Barat
34
Papua
21,73
16,22
74,64 Cukup
TOTAL PAPUA
26,58
23,27
87,55
TOTAL LUAR JAWA
281,18
284,18
101,07
Sangat Baik
TOTAL TARGET & REALISASI INVESTASI
594,80
612,80
103,03
Sangat Baik
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
26|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Baik
Capaian “Sangat Baik” yang dicapai oleh beberapa provinsi tersebut di atas disebabkan oleh terealisasinya beberapa proyek besar, antara lain:
Proyek panas bumi PT. Pertamina Geothermal Energy di Provinsi Lampung terealisasi sebesar Rp2,8 Triliun;
Proyek Pulp and Paper PT. Oki Pulp and Paper
Mills
(Sinarmas Group) di Provinsi Sumatera Selatan terealisasi sebesar Rp38 triliun;
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu pabrik gula PT. Sukses Mantap Sejahtera dan pertambangan PT. Amman Mineral Nusa Tenggara;
Proyek listrik terapung (kapal listrik) sebesar US$ 200 juta di Provinsi Sulawesi Utara;
Proyek pertambangan dan smelter nikel PT. Bintang Delapan Mineral di Provinsi Sulawesi Tengah;
Proyek pertambangan smelter nikel PT. Feni Haltim dan PT. Megah Surya Pertiwi serta smelter tembaga PT. Batutua Tembaga Raya di Provinsi Maluku;
Proyek pabrik Semen Manokwari PT. SDIC Papua Cement Indonesia dan PT. Freeport Indonesia di provinsi Papua Barat.
Capaian “Buruk” yang dicapai oleh 2 provinsi disebabkan oleh tingginya
perencanaan/target
beberapa
proyek
yang
realisasi
tertunda,
investasi,
dan
kendala
adanya dalam
pengumpulan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM). LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
27
`
Selanjutnya
realisasi
investasi
PMDN
dan
PMA
berdasarkan sektor usaha dapat dilihat dalam gambar berikut itu: 1. Kumulatif realisasi investasi periode Januari sampai dengan Desember 2016 sebesar Rp612,8 triliun, terdiri dari realisasi PMDN sebesar Rp216,2 triliun dan realisasi PMA sebesar Rp396,6 triliun. 2. Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah : Industri Makanan (Rp32,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp30,1 triliun); Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp26,8 triliun); Listrik, Gas dan Air (Rp22,8 triliun); dan Tanaman Pangan Perkebunan (Rp21,0 triliun). Gambar 6. Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Sektor Usaha
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
28|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
3. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah : Jawa Timur (Rp46,3 triliun); Jawa Barat (Rp30,4 triliun); Jawa Tengah (Rp24,1 triliun); Banten
(Rp12,4
triliun);
dan
DKI
Jakarta
(Rp12,2triliun). Gambar 7. Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Lokasi Proyek
4. Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah: Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 3,9 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 2,9 miliar); Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 2,8 miliar); Pertambangan (US$ 2,7 miliar); dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 2,4 miliar). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 16,7 miliar atau 57,6% dari total PMA. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
29
`
Gambar 8. Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Sektor Usaha
5. Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar)
Gambar 9. Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Asal Negara
adalah Singapura (US$ 9,2 miliar); Jepang (US$ 5,4 miliar); Belanda (US$ 5,1 miliar); Tiongkok (US$ 2,7 miliar) dan Hong Kong RRT (US$ 2,2 miliar).
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
30|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
6. Realisasi investasi berdasarkan Wilayah pada periode Januari sampai dengan Desember 2016 adalah: a. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp117,6 triliun (19,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp39,8 triliun dan PMA sebesar US$ 5,7 miliar. b. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp328,7 triliun (53,6%), terdiri dari PMDN sebesar Rp126,4 triliun dan PMA sebesar US$ 14,8 miliar. c. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp68,8 triliun (11,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp33,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,6 miliar. d. Wilayah Sulawesi
Gambar 10. Realisasi Investasi Berdasarkan Wilayah Bali & Nusa Tenggara; 15,7 T
Maluku & Papua; 30,7 T
dengan realisasi investasi sebesar Rp51,3 triliun (8,4%),
Sulawesi; 51,3 T
Sumatera; 117,6 T
Kalimantan; 68,8 T
terdiri dari PMDN sebesar
Jawa; 328,7 T
Rp13,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,8 miliar.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
31
`
e. Wilayah
Bali
dan
Nusa
Tenggara
dengan
realisasi investasi sebesar Rp15,7 triliun (2,6%), terdiri dari PMDN sebesar Rp2,6 triliun dan PMA sebesar US$ 0,9 miliar. f.
Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp30,7 triliun (5,0 %), terdiri dari PMDN sebesar Rp0,3 triliun dan PMA sebesar US$ 2,2 miliar.
2.
Sasaran Strategis 2 “Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat” Dalam
rangka
mengukur
tercapainya
sasaran
2
“meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat”, pada bulan Juni 2016 dan bulan Desember Tahun 2016 Badan Koordinasi Penanaman Modal telah melakukan survei Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)
terhadap
stakeholders
(pengguna
layanan). Tujuan pelaksanaan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Badan Koordinasi Penanaman Modal adalah: a. Mengidentifikasi kelemahan atau kekuatan dari masingmasing
unit
penyelenggara
pelayanan
publik
dan
menganalisis unsur layanan apa yang sudah dan faktor layanan apa yang perlu ditingkatkan;
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
32|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
b. Mengukur secara berkala tingkat kepuasan pengguna layanan pada penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh semua unit layanan publik di Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan langkah perbaikan pelayanan; d. menganalisis keterkaitan antara kinerja unsur-unsur layanan
dan
tingkat
kepuasan
pengguna
layanan
(stakeholders) Badan Koordinasi Penanaman Modal. e. Sebagai umpan balik dalam memperbaiki layanan sehingga masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik. Hasil survei tersebut menunjukkan informasi berikut: Tabel 8. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester I Tahun 2016 INDIKATOR KINERJA
Target
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
Realisasi*
Kinerja (%)
Kategori
98,41
Baik
3,10 dari skala 4 (setara 77,38)
*Berdasarkan pengukuran keseluruhan kuesioner (150 kuesioner) yang telah diisi oleh responden.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
33
`
Tabel 9 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas Pelayanan Penanaman Modal pada PTSP Pusat di BKPM Semester II Tahun 2016 INDIKATOR KINERJA
Target
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
Realisasi
Kinerja (%)
Kategori
98,41
Baik
3,10 dari
3,15 dari skala
skala 4
4
(setara 77,38)
Berdasarkan pengukuran keseluruhan kuesioner (453 kuesioner) yang telah diisi oleh responden.
Survei kualitas penanaman modal pada periode Semester II (Juli-Desember) Tahun 2016 menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman
Survei
Penyelenggaraan pengukuran
Kepuasan Pelayanan
keseluruhan
Masyarakat Publik.
kuesioner
Terhadap
Berdasarkan
(453
kuesioner)
yang telah diisi oleh responden terhadap kualitas ruang lingkup pelayanan, diperoleh hasil skor Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan angka Indeks sebesar 77,38 yang menunjukkan mutu pelayanan B dengan kategori BAIK, yaitu berada dalam nilai interval konversi Indeks Kepuasan Masyarakat 62,51 – 81,25. Berdasarkan penilaian
terhadap survei yang telah
dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
34|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Tabel 10. Nilai Rata-rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
No.
NRR
Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
(Skala 4)
1.
Persyaratan Pelayanan
3,095
2.
Prosedur Pelayanan
2,905
3.
Waktu Pelayanan
2,871
4.
Biaya/ Tarif Pelayanan
3,960
5.
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan (Hasil dari Pelayanan)
3,078
6.
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan (Keterbukaan Informasi)
3,089
7.
Kompetensi Pelaksana (Penguasaan Materi)
3,018
8.
Kompetensi Pelaksana (Keahlian)
3,024
9.
Kompetensi Pelaksana (Keterampilan)
3,077
10.
Kompetensi Pelaksana (Daya tanggap)
3,064
11.
Perilaku Pelaksana (Kesopanan)
3,329
12.
Perilaku Pelaksana (Keramahan)
3,220
13.
Maklumat Pelayanan
2,980
14.
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
2,884
NRR IKM Tertimbang
3,095
Setara ({3,095: 4} x 100)
77,38
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa unsur yang memiliki Nilai Rata-Rata (NRR) tertinggi adalah
Biaya Pelayanan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
35
`
dengan indeks sebesar 3,960. Hal ini berarti bahwa ratarata responden telah cukup puas dengan kejelasan informasi dan tidak adanya pungutan biaya pelayanan PTSP Pusat di BKPM. Sementara itu, unsur yang memiliki Nilai Rata-Rata (NRR) terendah adalah Waktu Pelayanan dengan indeks sebesar 2,871. Meskipun waktu pelayanan memiliki nilai NRR terendah, unsur tersebut masih termasuk dalam kategori Baik (interval 2,51-3,25). Dikarenakan unsur tersebut mendapatkan nilai paling rendah diantara unsur-unsur lain, maka perlu mendapatkan perhatian lebih
agar
tercapai pelayanan publik yang berkualitas prima di BKPM. Berikut adalah beberapa unsur pelayanan yang masih perlu ditingkatkan, karena memiliki indeks dibawah NRR IKM tertimbang (sebesar 3,095): Tabel 11. Unsur Pelayanan Yang Masih Perlu Ditingkatkan
No.
Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
Nilai Ratarata Tertimbang (NRR)
Kategori Unsur Kinerja Unit Pelayanan Baik
1.
Waktu Pelayanan
2,871
2.
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
2,884
3.
Prosedur Pelayanan
2,905
Baik
4.
Maklumat Pelayanan
2,980
Baik
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
36|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Baik
Ruang Lingkup (Unsur) Pelayanan
No.
Nilai Ratarata Tertimbang (NRR)
5.
Kompetensi Pelaksana (Penguasaan Materi)
3,018
6.
Kompetensi Pelaksana (Keahlian)
3,024
7.
Kompetensi Pelaksana (Daya Tanggap)
3,064
8.
Kompetensi Pelaksana (Keterampilan)
3,077
9.
Produk Spesifikasi Jenis Layanan (Hasil dari Pelayanan)
3,078
10.
Produk Spesifikasi Jenis Layanan (Keterbukaan Informasi)
3,089
Kategori Unsur Kinerja Unit Pelayanan Baik Baik Baik Baik Baik
Baik
Meskipun terdapat 10 unsur ruang lingkup pelayanan yang dibawah
nilai
rata-rata
tertimbang
sebesar
3,095,
kesepuluh unsur tersebut masih dalam kategori baik. Hal ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan penilaian masyarakat terhadap ruang lingkup pelayanan penanaman modal PTSP Pusat di BKPM pada umumnya sudah baik dan masyarakat sudah merasa puas dengan unsur-unsur pada ruang lingkup pelayanan tersebut. Hasil survei pelayanan publik yang dilaksanakan oleh PT. Sigma Resource Indonesia sebagai pihak yang ditunjuk LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
37
`
oleh Kemenpan RB pada tanggal 7 Oktober 2016 dengan perolehan skor Indeks Kualitas Pelayanan (IKP) total sebesar 2,92 (kategori Baik), namun di bawah rata-rata IKP 72 K/L sebesar 3,22. Berdasarkan analisis internal BKPM hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain: a. Responden pengguna layanan BKPM adalah perwakilan dari perusahaan yang mempunyai reputasi relatif sangat baik dan telah terbiasa mendapatkan layanan yang
terbaik,
akibatnya
mereka
menempatkan
ekspektasi yang tinggi atas layanan di BKPM. b. Undangan kepada responden mencantumkan bahwa acara
adalah
dalam
rangka
evaluasi
atas
penyelenggaraan pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM, tidak secara tegas menyebutkan agenda
pelaksanaan
mengakibatkan
survei.
terdapat
Hal
persepsi
tersebut kekecewaan
sebagaimana diungkapkan setelah acara survei. Hal tersebut
dapat
kepuasan
yang
mempengaruhi
penilaian
diberikan
responden
oleh
tingkat dalam
pengisian kuesioner. c. Metode pengisian secara langsung dimana responden harus menyisihkan waktu untuk datang ke BKPM dapat mempengaruhi hasil penilaian. Hal ini bila dibandingkan
dengan
hasil
survei
IKM
yang
dilaksanakan Inspektorat BKPM pada semester II Tahun 2016 menunjukkan hasil dengan kategori baik
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
38|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
dengan skor IKM 77,38 (3,095 dari skala 4) dimana sebagian besar responden (358 responden dari total 453 responden) tidak perlu datang ke BKPM karena menyampaikan kuesioner secara online. Di samping itu BKPM telah menerima laporan dari BPKP mengenai penjaminan kualitas atas penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada BKPM Tahun 2016 sebesar 2,647 dari 5 tingkat maturitas SPIP di mana instruksi Presiden RI minimal mencapai level 3 pada Tahun 2019. Selain itu, untuk peningkatan kualitas pelayanan, pada Tahun
2016,
melanjutkan
Badan penerapan
Koordinasi
Penanaman
penggunaan
aplikasi
Modal Sistem
Perizinan Investasi Secara Online (SPIPISE) yang
telah
diluncurkan sejak
Tahun
2009
dengan
penyempurnaan secara
terus-
menerus. Melalui
sistem
online,
Aplikasi Sistem Perizinan Investasi melalui SPIPISE www.bkpm.go.id. Unduh berita tentang investasi: Twitter: @BKPM Facebook: BKPM LinkedIn: Indonesia Investment Coordinating Board Youtube: THEBKPMVIDEO Aplikasi BKPM pada Googleplay dan Appstore
pengajuan permohonan izin LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
39
`
investasi cukup dengan mengakses situs BKPM di alamat www.bkpm.go.id. Badan
Koordinasi
Kementerian/Lembaga
Penanaman
lainnya
berhasil
Modal
dan
meluncurkan
layanan Izin Investasi 3 Jam sebagai bagian dari PTSP Pusat.
Badan
Koordinasi
Penanaman
Modal
terus
mengadakan penyempurnaan terhadap layanan perizinan investasi 3 jam yang awalnya investor hanya mendapatkan 3 produk perizinan + 1 Surat Ketersediaan Lahan. Sejak 1 Desember 2016, Badan Koordinasi Penanaman Modal menambah produk perizinan yang dapat diperoleh melalui layanan Izin Investasi 3 Jam menjadi 8 perizinan (Izin Prinsip, NPWP, Akte Perusahaan, TDP, IMTA, RPTKA, NIK dan API-P) + 1 Surat Ketersediaan Lahan. Sampai dengan Desember
2016,
jumlah
izin
yang
dilayani
melalui
pelayanan perizinan investasi 3 jam adalah sebanyak 183 izin dengan nilai komitmen investasi sebesar US$ 23 miliar. Surat Keputusan Kepala BKPM Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) mengatur 14 kawasan yang mendapatkan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dimana investor yang berkomitmen untuk berinvestasi di kawasan industri tersebut dapat langsung memulai konstruksinya setelah mendapatkan izin prinsip, sambil kemudian mengurus izin-izin lain yang diperlukan secara paralel. Dokumen-dokumen
tersebut
harus
lengkap
sebelum
perusahaan siap produksi komersial. Fasilitas ini dapat
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
40|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
mempercepat proses realisasi investasi bagi para investor sehingga persiapannya menjadi lebih efisien. Dalam rangka memenuhi Nawa Cita ke 6 Presiden Republik Indonesia dengan target menciptakan layanan satu atap untuk investasi dan efisiensi perizinan bisnis, pelaksanaan
penerbitan
perizinan usaha di tingkat nasional
akan
dilaksanakan PTSP
PTSP Pusat senantiasa berupaya meningkatkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau
melalui
Nasional
dan
diselenggarakan di BKPM. Dengan
adanya
PTSP
akan mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperpendek proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau. Layanan perizinan bersifat
lintas
sektor
dan
lintas
kewenangan
yang
berdasarkan atas peraturan perundang-undangan baik dalam tingkatan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden maupun Peraturan Menteri/Kepala Lembaga sehingga jenis perizinan menjadi banyak dan saling memprasyaratkan. Banyak perizinan dan prosedur yang harus dilalui oleh penanam modal menyebabkan jauhnya peringkat kemudahan berusaha di Indonesia. Deregulasi dan debirokratisasi perizinan usaha merupakan kebijakan yang diambil untuk memperbarui proses
penyelenggaraan
masyarakat
oleh
pelayanan
Pemerintah
untuk
usaha
kepada
disempurnakan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
41
`
melalui proses percepatan pelayanan dengan memotong mata rantai pengaturan pelayanan dan unit organisasi yang terlibat. Proses penyempurnaannya harus terpadu, lintas instansi, lintas sektor, dan dikoordinasikan oleh satu instansi
Pemerintah
yang
memiliki
kompetensi
dan
kewenangan untuk mengambil keputusan final kebijakan yang tumpang tindih, mengurangkan aturan prosedur, dan rasionalisasi
kelembagaan
pemerintah.
Tujuan
dari
kebijakan ini adalah untuk menciptakan iklim investasi yang
berdaya
saing
global
dan
mencapai
sasaran
pembangunan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat. Untuk mendorong ke arah perbaikan dalam perizinan di Indonesia diperlukan penyederhanaan berbagai perizinan baik di tingkat pusat maupun daerah yang dapat dilakukan dengan: 1. Metode: a) hapus, gabung, sederhana, dan limpahkan b) penyederhanaan administrasi proses perizinan 2. Pendekatan: Perizinan yang memerlukan waktu penyelesaian cukup lama: a) Perizinan lahan/pertanahan b) Perizinan Lingkungan c) Perizinan Daerah 3. Harmonisasi : a) Pemetaan perizinan tumpang tindih b) Rapat koordinasi Interkem c) Rekomendasi HGSL
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
42|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BKPM telah melakukan koordinasi dengan K/L terkait penyederhanaan perizinan pusat, antara lain : 1.
Penyederhanaan lahan. Permasalahan saat ini, persyaratan berlapis untuk izin lokasi diperlukan ANDAL Lalu Lintas (Lalin) dan konsultasi masyarakat dan jangka waktu berlakunya Izin Lokasi dinilai terlalu pendek
oleh
investor.
Sehingga
diusulkan
menghapus ANDAL Lalin sebagai persyaratan Izin Lokasi (Menteri Perhubungan perlu mengusulkan perubahan
PP
Nomor
32
Tahun
2011),
mempermudah persyaratan penerbitan izin lokasi (Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN perlu merevisi Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 2 tahun 1999 tentang Izin Lokasi). 2. Penyederhanaan perizinan pinjam pakai kawasan hutan. Permasalahan saat ini, persyaratan pinjam izin pakai kawasan hutan yang interlocking (Izin Usaha dan Izin Lingkungan dan syarat AMDAL) dan kurang transparannya persyaratan dan lamanya proses pinjam pakai kawasan hutan. Sehingga diusulkan menghapus persyaratan Izin Usaha dan Izin Lingkungan sebagai persyaratan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dan penetapan SOP
baru
Kehutanan
(Menteri
Lingkungan
mengubah
Peraturan
Hidup
dan
Nomor
P.16/Menhut- II/2014. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
43
`
3. Penyederhanaan Izin Mendirikan Bangunan. Permasalahan saat ini, persyaratan berlapis untuk IMB
diperlukan ANDAL atau UKL/UPL
dan tidak seluruh bidang usaha wajib menyusun ANDAL atau UKL/UPL dan duplikasi perizinan hampir
sejenis
yang
merupakan
bagian
mekanikal elektrikal dari IMB seperti izin lift, izin penangkal petir, izin instalasi listrik dan izin genset. Usuln perbaikan adalah menghapus persyaratan ANDAL atau UKL/UPL untuk IMB (Menteri Pekerjaan Umum mengubah Peraturan Menteri
Pekerjaan
24/PRT/M/2007),
Umum
duplikasi
Nomor pengaturan
pedoman teknis IMB sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 (Menteri Dalam Negeri untuk dapat membatalkan/mencabut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 dan pengintegrasian dan penyederhanaan jenis izin (Menteri Peraturan
Tenaga
Kerja
Menteri
untuk
Tenaga
instalasi petir, Lift dan listrik).
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
44|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
membatalkan
Kerja
mengenai
B. Analisis Balanced Scorecard atas Capaian Kinerja Dalam rangka melakukan penilaian kinerja organisasi yang dicapai selama Tahun 2016, Badan Koordinasi Penanaman Modal menggunakan metode Balanced Scorecard yang mempunyai keunggulan kemudahan dan lebih realistis dalam melakukan penilaian tingkat capaian kinerja. Penilaian tersebut dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1. Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal, Peta Strategi dilakukan melalui 4 (empat) perspektif penilaian dimulai dari financial, costumers, process, people atas IKU BKPM Tahun 2016 untuk mencapai target realisasi
investasi.
Peta
strategi
Badan
Koordinasi
Penanaman Modal digambarkan dalam ilustrasi berikut:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
45
`
Gambar 11. Peta Strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016
Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal
Meningkatnya Kualitas Pelayanan PM yang Prima dan Responsif melalui PTSP Pusat
Meningkatnya kerjasama internasional untuk mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal
Meningkatnya kinerja lembaga melalui ketersediaan sarana, prasarana dan aparatur yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi BKPM
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
46|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Meningkatnya iklim PM dalam rangka peningkatan daya saing PM
Terwujudnya perencanaan PM dan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif, dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing PM
Meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal
Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan
2. Evaluasi Dan Analisis Balanced Scorecard Dalam rangka mencapai target investasi Tahun 2016 senilai Rp594,8 triliun dilakukan melalui Sasaran Kinerja, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Kinerja Pendukung yang
secara
bersama-sama
berkontribusi
terhadap
tercapainya target investasi tersebut. Berdasarkan peta strategi Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016, capaian kinerja tersebut dianalisis menggunakan empat perspektif balanced scorecard yang masing-masing diukur dengan bobot tertentu yaitu: a. Financial Perspective dengan bobot 30%, mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan stakeholders (pemangku kepentingan)
yang
secara
langsung
atau
tidak
langsung baik swasta maupun pemerintah memiliki kepentingan atas output atau outcome dari suatu organisasi. Hal ini diwujudkan melalui capaian nilai realisasi investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah. Dalam Sasaran Strategis 1 yaitu “meningkatnya realisasi penanaman modal” diukur melalui 3 (tiga) IKU, yaitu nilai realisasi penanaman modal, rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa dan rasio realisasi PMDN.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
47
`
b. Customers
Perspective
dengan
bobot
30%,
mencakup 2 (dua) sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan customers dan/atau harapan organisasi terhadap customers. Customers (pengguna layanan) merupakan pihak yang terkait dengan pelayanan suatu organisasi. Perspektif ini diukur melalui 3 (tiga) indikator sebagai berikut: 1)
Sasaran
“Meningkatnya
kualitas
pelayanan
penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat” diukur dengan 1 (satu) IKU yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM. 2)
Sasaran “Meningkatnya iklim penanaman modal dalam
rangka
peningkatan
daya
saing
penanaman modal” diukur dengan dengan 2 (dua) IKU yaitu: a. Indeks kualitas iklim penanaman modal; b. Perbaikan kemudahan memulai usaha; c.
Process Perspective, dengan bobot 20%, mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan melalui rangkaian proses yang dikelola organisasi dalam memberikan layanan serta menciptakan nilai bagi stakeholder dan customer (value chain). Upaya lain untuk meningkatkan daya tarik penanaman modal melakukan pemasaran investasi secara aktif dan lebih terfokus.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
48|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Perspektif ini diukur melalui 3 (tiga) indikator sebagai berikut: 1) Sasaran “meningkatnya kerjasama internasional untuk
mendorong
investasi
dan
melindungi
kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya
saing
melalui
penanaman
1
(satu)
modal”
IKU,
yang
yaitu
diukur
presentase
kesepakatan/perjanjian/perundingan
kerjasama
penanaman modal yang telah diimplementasikan. 2) Sasaran “terwujudnya perencanaan penanaman modal dan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU yaitu Indeks
Kualitas
Pemetaan
dan
Perencanaan
Pengembangan Penanaman Modal; 3) Sasaran “Meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang
berpijak
pada
peningkatan
daya
saing
penanaman modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU, yaitu Jumlah rencana investasi; d. People Perspective dengan bobot 20%, mencakup sasaran strategis yang berupa kondisi ideal atas sumber
daya
internal
organisasi
yang
ingin
diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki oleh organisasi untuk menjalankan proses bisnis guna
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
49
`
menghasilkan output atau outcome organisasi yang sesuai dengan harapan customer dan stakeholder. Perspektif ini diukur melalui 3 (tiga) indikator sebagai berikut: 1)
Sasaran “meningkatnya kinerja lembaga melalui ketersediaan sarana, prasarana dan aparatur yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Badan Koordinasi Penanaman Modal” yang diukur melalui 1 (satu) IKU, yaitu Indeks Kualitas Sarana dan Prasarana.
2)
Sasaran
“Meningkatnya
akuntabilitas
kelembagaan” diukur melalui 2 (dua) IKU, yaitu: a. Opini Badan Pemeriksa Keuangan; b. Kategori SAKIP BKPM Tingkat keberhasilan capaian kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal didukung oleh keberhasilan capaian kinerja unit kerja tingkat Eselon I sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini: Tabel 12. Capaian Indikator Kinerja Utama Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2016 No
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET1)
REALISASI2)
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Badan Koordinasi Penanaman Modal Financial Perspective (30%)
Meningkatnya realisasi penanaman modal
KATEGORI
109,19
Sangat Baik
99,43
Sangat Baik
a. Nilai realisasi penanaman modal
594,78
612,8
103
Sangat Baik
b. Rasio realisasi penanaman modal di luar Jawa
49,10%
46,4% (284,1 triliun)
94,5
Baik
c. Rasio realisasi PMDN
35,00%
35,28% (216,2 triliun)
100,8
Sangat Baik
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
50|
%
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
No
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET1)
REALISASI2)
Customer Perspective (30%)
2
3
Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal
4
5
6
KATEGORI
112,80
Sangat Baik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas pelayanan penanaman modal pada PTSP Pusat di BKPM
3,15 dari skala 4
3,10 dari skala 4 (setara 77,38)
98,41
Baik
a. Indeks kualitas iklim penanaman modal;
3,1 dari skala 5
4,1 dari skala 5
120
Sangat Baik
8 prosedur
10 prosedur
120
Sangat Baik
120,00
Sangat Baik
b. Perbaikan kemudahan memulai berusaha;
Process Perspective (20%) Meningkatnya kerjasama internasional untuk mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal Terwujudnya perencanaan penanaman modal dan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif, dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal Meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada peningkatan daya saing penanaman modal
%
Persentase kesepakatan/ perjanjian/ perundingan kerjasama penanaman modal yang telah diimplementasikan
85% dari 139 kesepakatan/ perjanjian = 118
185% dari total target kesepakatan/ perjanjian/ perundingan = 219
120
Sangat Baik
Indeks kualitas pemetaan dan perencanaan pengembangan penanaman modal
3,0 dari skala 5
3,9 dari skala 5
120
Sangat Baik
Jumlah rencana investasi
Rp. 991,3 triliun
Rp. 1.636,1 triliun
120
Sangat Baik
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
51
`
No
SASARAN
7
Meningkatnya kinerja lembaga melalui ketersediaan sarana, prasarana dan aparatur yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Badan Koordinasi penanaman Modal
INDIKATOR KINERJA
TARGET1)
REALISASI2)
People Perspective (20%)
8
Meningkatnya akuntabilitas kelembagaan
a. Indeks kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana;
%
KATEGORI
107,61
Sangat Baik
3,0 dari skala 5
3,97 dari skala 5
120
Sangat Baik
a. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
WTP
WTP
100
Sangat Baik
b. Kategori Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Badan Koordinasi Penanaman Modal.
B (71)
BB3) (73)
102,82
Sangat Baik
1) Target berdasarkan revisi renstra Eselon I 2) Realisasi berdasarkan LAKIP Eselon I 3) Berdasarkan informasi lisan exit meeting evaluasi Laporan Kinerja Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas, dari sisi Financial Perspective, sasaran strategis Meningkatnya Realisasi Penanaman Modal yang diukur dengan bobot 30% memperlihatkan capaian kinerja 99,43% (Sangat Baik). Indeks capaian tersebut
menunjukkan
keberhasilan
BKPM
dalam
mencapai target realisasi investasi Tahun 2016 serta penyebaran investasi ke luar Jawa. Keberhasilan tersebut mempunyai
dampak
terhadap
peningkatan
kondisi
perekonomian di Indonesia ditandai dengan terbukanya kesempatan berusaha, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan per kapita yang pada akhirnya dapat
mendorong
meningkatnya
masyarakat.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
52|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
kesejahteraan
Dari sisi Customer Perspective yang diukur dengan bobot 30%, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan capaian 112,80% (Sangat Baik). Indeks capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kinerja Badan Koordinasi
Penanaman
Modal
dalam
meningkatkan
kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif,
mewujudkan
percepatan
pelaksanaan
penanaman modal, serta meningkatkan iklim penanaman modal. Terjaganya ekonomi
stabilitas
yang
keamanan,
cukup
masuknya
ekonomi
makro,
tinggi,
stabilitas
Indonesia
pertumbuhan
dalam
politik
dan
peringkat
investment grade, dan berbagai upaya memberi citra positif kepada opinion makers telah mendorong peningkatan daya saing investasi Indonesia. Beberapa hasil survei lembaga pemeringkat internasional telah menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi, antara lain predikat investment grade dari Rating & Investment Information Inc. dengan outlook BBB-, Moody’s Investor Service dengan outlook Baa3 (stable), Japan Credit Rating Agency Ltd. dengan outlook BBB (stable), Fitch Rating dengan outlook BBB (stable), dan Standard and Poor’s dengan outlook BB+ (positive). Pemberian peringkat dari lembaga pemeringkat tersebut menunjukkan kepercayaan yang lebih besar terhadap ekonomi Indonesia berdampak pada peningkatan Foreign Direct Investment dan perbaikan iklim penanaman modal.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
53
`
Pemerintah Indonesia sangat serius terhadap hasil survei kemudahan berusaha yang dilakukan oleh World Bank setiap tahun. Penilaian tersebut mencakup 10 fokus area perbaikan. BKPM bersama dengan K/L terkait, dan dimonitor
oleh
Kementerian
Koordinator
Bidang
Perekonomian, menyusun rencana aksi yang mencakup berbagai perbaikan di 10 indikator tersebut dengan hasil diterbitkannya peraturan perundang-undangan sebagai dasar
hukum
(legal
basis)
bagi
setiap
fokus
area
kemudahan berusaha, antara lain: Tabel 13. Indikator EoDB No.
1
2
Fokus Area
Starting a business
Dealing
with
construction
Rencana Aksi Penghapusan persyaratan modal minimal untuk pendirian PT menjadi diserahkan kepada para pihak, Sebelumnya dipersyaratkan modal minimal Rp. 50 juta untuk pendirian PT Tidak lagi dipersyaratkan UKL/UPL untuk bangunan tidak sederhana 2 lantai. Sebelumnya dipersyaratkan dan
permit
tidak ada SOP yang jelas 3
Registering property
4
Getting electricity
Pengecekan sertifikat tanah dalam 1 hari, sebelumnya 3 hari Permohonan secara online dalam 1 hari, sebelumnya 9 hari Aplikasi online untuk ekspor dan impor melalui National Single Window (NSW),
5
Trading across borders
sebelumnya
dokumen
diserahkan
secara manual, 4 dokumen ekspor dan 8 dokumen impor 6
Protecting minority investors
Shareholder mendapatkan hak pertama kali untuk membeli saham perusahaan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
54|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
No.
Fokus Area
Rencana Aksi Biaya kurator sekarang berdasarkan %
7
Resolving insolvency
dari
nilai
hutang
atau
tarif
jam
terpakai, sebelumnya berdasarkan % dari nilai aset Penerbitan 2 izin Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) oleh OJK,
8
sebelumnya tidak terdapat LPIP dan
Getting credit
saat ini telah terdapat PT Pefindo Biro Kredit dan PT Kredit Biro Indonesia Jaya
9
Pendaftaran dan pembayaran secara
Paying taxes
online untuk PPh Badan Prosedur yang jelas dan ringkas untuk pengadilan
10
prosedur,
Enforcing contract
gugatan 25
hari
sederhana: bila
tidak
8 ada
banding dan 11 prosedur, 38 hari bila ada banding. Sebelumnya tidak ada prosedur yang jelas
Pada
tanggal
26
Oktober
2016,
World
Bank
telah
mengumumkan hasil survei EoDB 2017 dan merilis Indonesia sebagai negara teratas dalam Top Reformer bagi perbaikan Kemudahan Berusaha dengan mereformasi 7 indikator yaitu memulai usaha, penyambungan listrik, pendaftaran properti, akses perkreditan, pembayaran pajak, perdagangan lintas negara dan penegakan kontrak. Peringkat
Indonesia
mengalami
perbaikan
sangat
signifikan naik 15 peringkat menjadi peringkat 91 dari peringkat sebelumnya di posisi 106.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
55
`
Dari sisi Process Perspective di atas yang diukur dengan bobot 20%, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan capaian 120,00% (Sangat Baik). Indeks
capaian
tersebut
menunjukkan
kinerja
Badan
Koordinasi
Penanaman
keberhasilan Modal
dalam
meningkatkan kerja sama internasional untuk mendorong investasi
dan
melindungi
kepentingan
nasional,
mewujudkan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi,
kolaboratif
dan
implementatif
serta
meningkatkan daya tarik penanaman modal melalui promosi yang terpadu dan efektif, keberhasilan tersebut antara
lain
ditandai
dengan
kesepakatan/perjanjian/perundingan
jumlah
yang
telah
diimplementasikan sebanyak 219 atau 185% dari target yang telah ditetapkan. Dari sisi People Perspective yang diukur dengan bobot 20%, capaian kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan capaian 107,61% (Sangat Baik). Indeks capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam mempertahankan kualitas dan akuntabilitas kelembagaan, keberhasilan tersebut antara lain ditandai dengan: 1 peningkatan
sarana
prasarana
dalam
rangka
mendukung pelaksanaan PTSP Pusat; 2 pencapaian
Level
2
atau
“berkembang”
tingkat
maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP)
di
BKPM
dengan
nilai
2,647
berdasarkan hasil penilaian maturitas SPIP oleh Badan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
56|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sesuai Laporan Nomor LAP-91/D101/2/2016 tanggal 15 Desember 2016; 3 peningkatan
pengelolaan
dan
pertanggungjawaban
kinerja anggaran sehingga BKPM mempertahankan opini WTP dari BPK RI selama 8 (delapan) tahun berturut-turut; 4 pencapaian hasil kapabilitas APIP BKPM berada pada level 2 (Infrastructure) sesuai hasil validasi yang dilakukan oleh BPKP sebagaimana tercantum dalam Laporan Nomor LAP-72/D101/2/2016 tanggal 28 November 2016; Kebijakan
untuk
menarik
investor
dan
meningkatkan
realisasi investasi yang mendapat perhatian antara lain: 1. Menjaga stabilisasi ekonomi untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif; 2. Penyederhanaan prosedur perizinan; 3. Harmonisasi peraturan perizinan di Pusat dan Daerah; 4. Target strategi promosi; 5. Mempercepat pembangunan infrastruktur; 6. Meningkatkan
peran
lembaga
keuangan
untuk
memberikan pinjaman bisnis, khususnya modal kerja kredit investasi; 7. Investasi yang humanis; dan 8. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Untuk itu BKPM perlu mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depan antara lain:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
57
`
a. Daftar negatif investasi lebih terbuka untuk PMA di 35 sektor, termasuk logistik, ekonomi digital, energi, farmasi, dan pariwisata. b. 14
paket
kebijakan
ekonomi
telah
dikeluarkan
sejak
September 2015. Dan akan terus bergulir. c. Target peringkat EoDB mencapai peringkat 30 besar. Beberapa langkah ke depan yang akan dilakukan oleh BKPM antara lain adalah: 1. Memfasilitasi realisasi proyek investasi strategis dan ekspansi perusahaan yang ada. 2. Melanjutkan dan memperkuat reformasi yang sudah berjalan, termasuk menyederhanakan prosedur, serta memperkuat pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Pusat dan layanan perizinan 3 jam. 3. Menyelesaikan perundingan Bilateral Investment Treaty (BIT) dan mendukung FTA dengan mitra strategis Indonesia. Fokus menarik lebih banyak investasi di sektor pariwisata, industri gaya hidup (seperti fesyen, kuliner dan industri kreatif), industri maritim, dan infrastruktur pendukung (termasuk properti).
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
58|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
C. Laporan Realisasi Anggaran Realisasi Belanja Badan Koordinasi Penanaman Modal pada TA 2016 adalah sebesar Rp437.560.634.835,00 atau 89,58 persen dari alokasi anggaran belanja sebesar Rp488.465.562.000,00. Tabel 14. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2016 2016 Uraian
Anggaran
Realisasi
% Real Angg.
Belanja Pegawai
135.577.898.000
122.084.172.060
90.05
Belanja Barang
336.201.352.000
299.932.878.475
80.21
Belanja Modal
16.686.312.000
15.543.584.300
93.15
488.465.562.000,00
437.560.634.835,00
89,58
Jumlah
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Gambar 12. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja 400.000.000.000 350.000.000.000
336.201.352.000 299.932.878.475
300.000.000.000 250.000.000.000 200.000.000.000 135.577.898.000 150.000.000.000
122.084.172.060
100.000.000.000 50.000.000.000
16.686.312.000
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
15.543.584.300 Anggaran Realisasi
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
59
`
Tabel 15. Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Berdasarkan Program TA 2016 NO
PROGRAM
1
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKPM
2
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR BKPM
3
PROGRAM PENINGKATAN DAYA SAING PENANAMAN MODAL TOTAL
PAGU ANGGARAN T.A 2016
REALISASI Rupiah
%
SISA ANGGARAN Rupiah %
214.832.598.000
192.500.749.110
89,60%
22.331.848.890
10,40%
3.076.189.000
2.709.862.750
88,09%
366.326.250
11,91%
270.556.775.000
242.350.022.975
89,57%
28.206.752.025
10,43%
488.465.562.000
437.560.634.835
89,58%
50.904.927.165
10,42%
Sisa anggaran BKPM T.A 2016 sebesar Rp50.904.927.165,- antara lain terdiri dari kelebihan pembayaran gaji dan tunjangan kinerja, selisih nilai lelang dan self-blocking sebesar Rp17.500.249.000,-. Realisasi Belanja TA 2016 mengalami penurunan sebesar 23,56% dibandingkan dengan TA 2015. Hal ini disebabkan karena pada Tahun Anggaran 2016, terdapat anggaran yang tidak dapat direalisasikan sehubungan dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 bahwa anggaran BKPM T.A. 2016 dilakukan self-blocking sebesar Rp17.500.249.000,- (tujuh belas miliar lima ratus juta dua ratus empat puluh sembilan ribu rupiah).
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
60|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Tabel 16. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan TA 2015
URAIAN
REALISASI TA 2016
REALISASI TA 2015
NAIK (TURUN) %
Belanja Pegawai
122.084.172.060
109.694.163.034,00
11,30
Belanja Barang
299.932.878.475
421.632.294.646,00
(28,86)
Belanja Modal
15.543.584.300
41.072.954.590,00
(62,16)
437.560.634.835,00
572.399.412.270,00
(23,56)
Jumlah
Perbandingan realisasi belanja dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016 dapat dilihat dalam grafik berikut: Gambar 13. Realisasi Belanja Periode Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016
Chart Title 800 700
705,75 668,71
635,92 574,27
Milyar
600 500
568,46; 85,01%
593,79; 84,14%
523,39; 91,14%
400
572,40; 90,01%
488,47 437,56; 89,58%
300 200 100 2012
2013
2014
2015
2016
Tahun Anggaran Anggaran
Realisasi
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
61
`
Tabel 17. Realisasi Belanja per Sasaran Strategis Tahun 2016
NO.
ANGGARAN (Rp )
SASARAN STRATEGIS
PAGU
1.
Meningkatnya realisasi penanaman modal
2.
Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang prima dan responsif melalui PTSP Pusat a. Meningkatnya iklim penanaman modal dalam rangka meningkatkan daya saing penanaman modal b. Meningkatnya kerjasama internasional untuk mendorong investasi dan melindungi kepentingan nasional dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal c. Terwujudnya perencanaan penanaman modal dan penyusunan rekomendasi kebijakan yang terintegrasi, kolaboratif, dan implementatif dalam rangka peningkatan daya saing penanaman modal d. meningkatnya daya tarik penanaman modal Indonesia melalui promosi yang terpadu dan efektif bagi penanam modal dalam dan luar negeri yang berpijak pada daya saing penanaman modal e. Meningkatnya kinerja lembaga melalui ketersediaan sarana, prasarana dan aparatur yang mumpuni dalam rangka menunjang tugas dan fungsi BKPM f. Meningkatnya kapasitas kelembagaan BKPM dalam mendukung tugas dan fungsi BKPM Jumlah
49.121.284.000
40.831.623.412
83,12
7.352.851.000
6.299.181.653
85,67
10.184.929.000
8.677.424.318
85,20
6.781.220.000
5.878.648.690
86,69
8.961.904.000
7.729.622.582
86,25
188.154.587.000
172.933.522.320
91,91
216.793.787.000
194.106.849.872
89,53
1.115.000.000
1.103.761.988
98,99
488.465.562.000
437.560.634.835
89,58
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
62|
%
REALISASI
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
63
`
BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja BKPM Tahun 2016 ini disusun dengan mengacu pada revisi Renstra BKPM 2015-2019. Penilaian kinerja organisasi dilakukan dengan metode Balanced Scorecard melalui pengukuran 12 indikator kinerja utama.
Secara
umum,
Nilai
Kinerja
Organisasi
BKPM
menunjukkan hasil yang sangat baik dengan NKO sebesar 109,19. Hasil capaian kinerja sasaran strategis pada Tahun 2016 sudah sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan. Dampak dari upaya BKPM dalam peningkatan iklim investasi telah dibuktikan dengan naiknya peringkat Ease of Doing Business (EoDB) atau kemudahan berusaha di Indonesia dari peringkat 106 menjadi peringkat 91 (naik 15 peringkat) menurut survei terbaru World Bank. Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak baik di pemerintahan maupun masyarakat luas serta peran aktif dan dedikasi aparatur BKPM. Berbagai penghargaan yang diraih oleh BKPM selama Tahun 2016 antara lain Predikat Kepatuhan Tinggi terhadap Standar Pelayanan Publik sesuai UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI, Sertifikat SNI ISO 9001:2008
Quality Management Systems-Requirements
dari
Sucofindo International Certification Services, penghargaan atas kontribusi dalam pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kementerian Keuangan RI, dan penghargaan
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
64|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Pusdiklat BKPM sebagai Instansi Pengakreditasi Diklat Teknis untuk Diklat Teknis Bidang Penanaman Modal dari Lembaga Administrasi Negara. Indonesia mendapatkan predikat investment grade dari Rating And Investment Information Inc. dengan outlook BBB-, Moody’s Investor Service dengan outlook Baa3 (stable), Japan Credit Rating Agency Ltd. dengan outlook BBB (stable), Fitch Rating dengan outlook BBB (stable), dan Standard and Poor’s dengan outlook BB+ (positive). Pemberian peringkat dari lembaga pemeringkat tersebut menunjukkan kepercayaan yang lebih besar terhadap ekonomi Indonesia berdampak pada peningkatan Foreign Direct Investment dan perbaikan iklim penanaman modal. BKPM menyadari bahwa investor masih sering mengalami permasalahan dalam merealisasikan investasinya di Indonesia, baik karena permasalahan yang terkait perizinan dan non perizinan (di pusat dan di daerah) maupun yang berkaitan dengan lahan dan infrastruktur (listrik dan akses jalan). Presiden RI mengarahkan reformasi ekonomi berdasarkan dua prinsip yaitu keterbukaan dan persaingan. Untuk itu BKPM perlu mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depan antara lain: a. Daftar negatif investasi lebih terbuka untuk PMA di 35 sektor, termasuk logistik, ekonomi digital, energi, farmasi, dan pariwisata. b. 14
paket
kebijakan
ekonomi
telah
dikeluarkan
sejak
September 2015. Dan akan terus bergulir. c. Target peringkat EoDB mencapai peringkat 30 besar. Beberapa langkah ke depan yang akan dilakukan oleh BKPM antara lain adalah: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
65
`
1. Memfasilitasi realisasi proyek investasi strategis dan ekspansi perusahaan yang ada. 2. Melanjutkan dan memperkuat reformasi yang sudah berjalan, termasuk menyederhanakan prosedur, serta memperkuat pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Pusat dan layanan perizinan 3 jam. 3. Menyelesaikan perundingan Bilateral Investment Treaty (BIT) dan mendukung FTA dengan mitra strategis Indonesia. 4. Fokus menarik lebih banyak investasi di sektor pariwisata, industri gaya hidup (seperti fesyen, kuliner dan industri kreatif), industri maritim, dan infrastruktur pendukung (termasuk properti). Demikian, laporan kinerja ini disampaikan dengan harapan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas dan fungsi BKPM, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal laporan kinerja tersebut harus dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi dengan jalan selalu menyesuaikan indikator-indikator kinerja
yang
stakeholders,
telah
ada
sehingga
dengan BKPM
perkembangan
dapat
semakin
tuntutan dirasakan
keberadaannya oleh masyarakat dengan pelayanan yang prima.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
66|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
LAMPIRAN I
Daftar Penghargaan Predikat Kepatuhan Tinggi dari Ombudsman
BKPM menerima PREDIKAT KEPATUHAN TINGGI peringkat ke-6 terhadap Standar Pelayanan Publik sesuai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik pada tanggal 21 November 2016 dari Ombudsman Republik Indonesia.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
67
`
Penghargaan atas Capaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
BKPM menerima Penghargaan dari Menteri Keuangan atas Capaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk Laporan Keuangan selama 5 (lima) Tahun berturut-turut Tahun Anggaran 2011-2015.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
68|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Penghargaan atas Pengelolaan PNBP
Penghargaan kepada BKPM atas kontribusi Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tanggal 6 Desember 2016 dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
69
`
Penerapan Sistem Manajemen Mutu yang memenuhi ISO 9001:2008
Unit
Deputi
Bidang
Pelayanan
Penanaman
Modal
BKPM
menerima sertifikat atas penerapan Sistem Manajemen Mutu yang memenuhi ISO 9001:2008 yang berlaku mulai 6 Desember 2016 sampai dengan 14 September 2018.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
70|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
Sertifikat Pengakreditasi Diklat Teknis untuk Diklat Teknis Bidang Penanaman Modal
Pusat Pendidikan dan Pelatihan BKPM menerima Sertifikat sebagai Instansi Pengakreditasi Diklat Teknis untuk Diklat Teknis Bidang Penanaman Modal di Bawah Lingkungan BKPM dan Lembaga Diklat Pemerintah Lainnya yang diterima pada bulan Januari 2016 dari Lembaga Administrasi Negara.
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
71
`
LAMPIRAN II Perjanjian Kinerja BKPM Tahun 2016
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
72|
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
73