1
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2 BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4 1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4 BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................. 5 2.1 ISBN ................................................................................................................... 5 2.2 ISSN .................................................................................................................... 9 2.3 Fungsi ISBN...................................................................................................... 11 2.4 Manfaat ISSN.................................................................................................... 12 2.5 Persyaratan Pengajuan ISBN dan ISSN ............................................................ 12 2.5.1 Persyaratan Pengajuan ISBN .................................................................... 12 2.5.2 Persyaratan Pengajuan ISSN ..................................................................... 13 2.6 Prosedur Mengurus ISBN dan ISSN ................................................................. 14 2.6.1 Prosedur Mengurus ISBN ......................................................................... 14 2.6.2 Prosedur Mengurus ISSN.......................................................................... 15 2.7 Hasil Terbitan yang diberikan dan tidak diberikan ISBN dan ISSN................. 17 2.7.1 Hasil Terbitan yang diberikan ISBN antara lain: ...................................... 17 2.7.2 Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN antara lain: ............................. 17 2.7.3 Hasil Terbitan yang diberikan ISSN antara lain: ...................................... 17 2.8 Konstruksi dan Pengecekan Penomoran dari ISSN .......................................... 18 2.9 Kewajiban Penerbit Setelah Mendapatkan Nomor ISBN dan ISSN ................. 18 2.9.1 Kewajiban Penerbit Setelah Mendapatkan Nomor ISBN ......................... 18 2.10 Contoh Surat Permohonan ISSN....................................................................... 19 BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 21 3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 21 SOAL DAN JAWABAN ................................................................................................. 24
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Era digital merupakan era dimana semua serba menggunakan kecanggihan
teknologi terutama teknologi komputer. Kemajuan teknologi ini sudah tidak bisa dibendung
kehadirannya
sejak
hadirnya
komputer.
Kemajuan
teknlogi
memberikan pengaruh dalam segala hal salah satunya dalam hal penerbitan. Penerbitan suatu proses untuk menghadirkan suatu buku baik itu ada bentuk fisiknya atau bentuk soft copy. Namun sebelum memasuki era digital, tulisan biasanya diterbitkan melalui media cetak. Seiring dengan kemajuan teknologi, menerbitkan tulisan tidak harus melalui media cetak, melainkan bisa diterbitkan secara digital melalui media elektronik seperti blog, website, atau dalam bentuk CD atau DVD. Media cetak maupun internet yang resmi (formal) biasanya lebih selektif dalam menerbitkan sebuah karya tulis. Media ini mempunyai editor yang berperan mengevaluasi mengenai layak tidaknya suatu tulisan untuk diterbitkan. Dalam hal mengevaluasi layak tidaknya tulisan untuk diterbitkan ini tentu ada parameter tersendiri, misalnya dari sisi content tulisan, originalitas, topiknya up to date atau tidak, sudah sesuai dengan visi dan misi penerbit atau tidak, tata bahasa bagaimana, panjang atau pendek tulisan, dan sebagainya. Selain itu, editorial juga berfungsi sebagai filter untuk memastikan tingkat akurasi tulisan sehingga bisa meminimalisir kesalahan yang mungkin saja terjadi. Tentu saja kelebihannya, ketika tulisan kita dinilai layak dan diterbitkan, penulisnya akan mendapatkan konpensasi berupa honor yang besarnya variatif, tergantung ketentuan media masing-masing. Hampir semua media seperti majalah, tabloid dan surat kabar yang dikelola secara profesional dan proses penerbitan tulisannya menggunakan editorial, umumnya diterbitkan secara berkala dan berkelanjutan. Ciri-ciri terbitan berkala adalah memiliki nomor registrasi yang dikenal sebagai ISSN (International Standard of Serial Number) yang berlaku secara global. Sementara itu khusus untuk terbitan tunggal seperti buku, menggunakan nomor registrasi ISBN 3
(International Standard Book Number). Nomor registrasi ini dipakai sebagai alat identifikasi atas aneka publikasi di seluruh dunia. ISBN dan ISSN memang keduanya merupakan sama-sama nomor registrasi untuk penerbitan karya tulis, namun keduanya memiliki perbedaan dan karakter sendiri. dilihat dari pengertiaannya ISBN (International Standard Book Number) yang merupakan pengidentifikasian suatu karya tunggal yaitu buku untuk membedakan antara buku yang satu dengan buku yang lainnya untuk kepentingan komersial (diperjual belikan). Tujuan utama dari adanya ISBN ini adalah untuk mempermudah pihak distributor, perpustakaan, konsumen, dan lainya yang terlibat dalam perbukuan untuk mengidentifikasi suatu buku secara spesifik sehingga tidak terjadinya perbedaan dari apa yang dicari dengan apa yang didapatkan. Sedangkan ISSN(International Standard of Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Tujuan adanya ISSN ini adalah untuk mempemudah dalam pemesanan. Melihat dari tujuan adanya ISBN dan ISSN pada suatu terbitan maka sangat perlu diketahui pengertian secara mendalam mengenai ISBN dan ISSN. Selain itu juga perlu dipahami mengenai proses untuk mendapatkan ISBN dan ISSN pada suatu terbitan. Maka dari itu penulis mengambil judul “Konsep serta Prosedur Pembuatan ISBN dan ISSN”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makan
ini adalah: a. Apa yang dimaksud dengan ISBN dan ISSN? b. Bagaimana Proses untuk mendapatkan ISBN dna ISSN?
1.3
Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari ditulisnya makalah
ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengertian ISBN dan ISSN. b. Untuk mengetahui proses untuk mendapatkan ISBN dan ISSN.
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1
ISBN International Standard Book Number atau ISBN (dalam Bahasa Indonesia
Angka Buku Standar Internasional) adalah pengindentifikasi unik untuk bukubuku yang digunakan secara komersial. Pengidentifikasian ini dapat membedakan buku tidak hanya dari judul, tetapi bisa diklarifikasikan juga hingga perbedaan jenis bahan pembuatan buku. Tujuan utamanya adalah mempermudah pihak distributor, perpustakaan, konsumen, dan lainnya yang terlibat dalam perbukuan untuk mengidentifikasikan suatu buku secara spesifik sehingga tidak timbul adanya perbedaan dari apa yang dicari dengan yang didapatkan. Hal seperti ini penting karena banyaknya buku dengan judul yang sama saat ini akibat banyaknya jumlah buku yang beredar, dan masih banyak factor lain yang menyebabkan pentingnya ISBN ini. ISBN diciptakan di Inggris pada tahun 1966 oleh W H Smith, seorang pedagang buku dan peralatan tulis Seiring dengan semakin berkembangnya berbagai aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka para ilmuwan telah memulai pengembangan aplikasi suatu disiplin ilmu, agar tercipta suatu kemudahan dalam menyelesaikan suatu masalah dan aplikasinya dapat membantu manusia dalam menjalankan kehidupannya
sehari-hari. Sebagai contoh dalam hal ini yaitu agar terjadi
kemudahan dalam pengidentifikasian suatu buku, di zaman yang serba teknologi seperti ini dibutuhkanlah berbagai kemudahan dalam segala aspek kehidupan, para ilmuwan tentunya mencari solusi yang terbaik untuk melakukan hal tersebut. Oleh karena itu diaplikasikanlah suatu fungsi yang dapat digunakan dalam penomoran untuk pengidentifikasian suatu buku yang kita kenal dengan ISBN. Mulanya disebut Standard Book Numbering atau SBN yang digunakan hingga tahun 1974. Sistem ini diadopsi sebagai standar internasional ISO2108 tahun 1970. ISBN diperuntukkan khusus bagi penerbitan buku non seri, yaitu buku selain dari majalah, warta, Koran, dan lain sebagainya. Nomor ISBN hanya bisa dipergunakan sebagaimana diatur oleh sebuah lembaga internasional yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Untuk memperolehnya bisa menghubungi perwakilan lembaga ISBN di tiap negara yang telah ditunjuk oleh lembaga 5
internasional ISBN. Perwakilan lembaga internasional ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional yang beralamat di Jalan Salemba, Jakarta. Perpustakaan Nasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog dalam Terbitan. KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. (http://isbn.pnri.go.id/informasi-seputar-isbn.php). Nomor ISBN dapat diperoleh dengan menghubungi Perpustakaan Nasional dengan cara datang langsung atau melalui Faksimili dengan persyaratan yang harus ada: a. Surat permohonan berisi judul buku beserta sinopsis buku yang akan diterbitkan. b. Biaya administrasi Rp 25.000 per judul buku. ISBN telah mengalami perubahan, awalnya ISBN terdiri atas 10 digit angka yang kini dikenal ISBN-10, namun sejak tahun 2007 ISBN telah berubah menjadi 13 digit yang dikenal dengan ISBN-13. Pada dasarnya ISBN memiliki empat bagian (dengan mengabaikan bagian pertama dari ISBN-13). Empat Bagian itu adalah: Bagian pertama menjelaskan bagian pengidentifikasian kelompok yang biasanya dibagi atas negara atau bahasa. Angka 0 atau 1 untuk negara berbahasa Inggris, 2 untuk Negara berbahsa perancis, 3 untuk negara berbahasa Jerman, 4 untuk negara berbahasa Jepang, 5 untuk negara berbahasa Rusia, lalu 7 untuk negara Cina, dan masih banyak lagi. Unutk Indonesia yaitu 602 dan 979 Bagian Kedua berfungsi dalam mengidentifikasi penerbit buku.Penerbit buku tersebut tentunya adalah penerbit – penerbit buku yang terdaftar di ISBN. Penerbit besar akan memiliki digit yang lebih kecil pada bagian ini. Bagian Ketiga mengidentifikasikan judul
buku. Jumlah digitnya
menyesuaikan dengan jumlah digit yang telah dipakai pada bagian penerbit. Bagian keempat adalah angka validasi. Angka ini berguna untuk memeriksa ketepatan pembuatan Makalah II2092 Probabilitas dan Statistik – Sem. I Tahun 2010/2011 suatu angka ISBN dengan pola – pola yang sesuai.
6
Bagian pertama dari ISBN-1, yaitu angka 978 atau 979 merupakan bagian dari penomoran EAN atau UPC (Universal Product Code) yang digunakan dalam mengidentifikasikan suatu produk adalah buku. UPC digunakan dalam memberikan nomor pada CD, kaset, dan barang-barang lainnya. Dengan kata lain ISBN-13 merupakan langkah mengubah ISBN sehingga lebih mendekati penomoran EAN atau UPC. ISBN ditulis dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Singkatan ISBN ditulis dengan huruf besar mendahului penulisan angka pengenal kelompok, pengenal penerbit, pengenal judul dan angka pemeriksa. Penulisan antara setiap bagian pengenal dibatasi oleh tanda penghubung, seperti contoh berikut: ISBN 978-602-8519-93-9 (http://isbn.pnri.go.id/informasi-seputar-isbn.php). Untuk terbitan cetak, ISBN dicantumkan pada: a. Bagian bawah pada sampul belakang (back cover) b. Verso (dibalik halaman judul) (halaman copyright) c. Punggung buku (spine) untuk buku tebal , bila keadaan memungkinkan. Bagi peprustakaan UNAND, nomor ISBN lebih difungsikan pada pembuatan deskripsi bibliografis atau kartu katalog. Hal ini selain dikarenakan oleh kebijakan dari masing-masing perpustakan yang lebih mengedepankan pencantuman judul, pengarang, penerbit, harga dan jumlah pesanan dalam daftar usulan, juga dikarenakan perpustakaan tidak menemukan nomor ISBN dalam katalog penerbit. Pada perpustakaan UNP, ISBN selain digunakan dalam pembuatan deskripsi bibliografis terbitan, juga digunakan dalam kegiatan pengecekkan pesanan dari penerbit dan memasukkannya kedalam data base koleksi perpustakaan. Sedangkan dalam proses pengadaan koleksi monograf di toko buku, fungsi ISBN hanya sebatas angka kendali atau angka pemeriksa dalam entry daftar buku yang diterima. Dalam kegiatan pemesanan, toko buku Gramedia tidak menggunakan ISBN dalam daftar usul buku. Pemesanan hanya dilakukan dengan menggunakan kode produksi, sesuai dengan yang tercantum dalam katalog penerbit. Hal ini dikarenakan pada catalog penerbit, ISBN terbitan tidak dicantumkan. ISBN di toko buku Gramedia hanya berfungsi sebagai media penelusuran dan penemuan kembali koleksi (Collection retrieval). Hal ini selain 7
mempermudah karyawan juga memberikan kemudahan bagi pembeli, sehingga sistematika kerja di toko buku lebih efisien. Untuk koleksi keluaran tahun 2007 yang mencantumkan dua ISBN sekaligus, yaitu ISBN 10 angka dan ISBN 13angka, tidak mengubah sistematika kerja di toko buku Gramedia Padang, karena Gramedia mengambil kebijakan untuk menggunakan ISBN kelompok tiga belas angka. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan fungsi dan peranan ISBN yang sesungguhnya. Nomor ISBN belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pustakawan. ISBN hanya digunakan sebagai pelengkap isian data pemesanan atau pengolahan koleksi di perpustakaan. Hal ini memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengiriman pesanan oleh penerbit, karena tidak menutup kemungkinan buku dengan judul yang sama dikarang oleh dua orang yang berbeda. Disamping itu Prosedur untuk mengkomfirmasi buku yang salah kirim cukup rumit. Perpustakaan harus membuat laporan untuk melakukan pemesanan kembali dan menjelaskan adanya kesalahan dalam pesanan. Kesalahan dalam pemesanan koleksi akan berdampak sangat buruk bagi proses pengembangan koleksi di perpustakaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, perpustakaan diharapkan dapat menggunaka ISBN dalam daftar usul pengadaan untuk meminimalisir kesalahan tersebut. Tidak berjalannya fungsi ISBN sebagaimana mestinya disebabkan oleh perbedaan penafsiran masing-masing individu yang memiliki wewenang di perpustakaan khususnya dalam kegiatan pengadaan. Kebijakan perpustakaan untuk tidak mencantumkan ISBN dalam daftar usul pengadaan menjadi salah satu penghambat yang bersifat intern. Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan sumber daya manusia, dalam hal ini pustakawan pun menjadi penyebab tidak difungsikannya ISBN dalam kegiatan pengadaan. Faktor ekstern yang menghambat penggunaan ISBN dalam proses pengadaan antara lain, kebijakan sebagian besar penerbit
yang tidak
mencantumkan ISBN dalam katalog terbitan yang diedarkan ke perpustakaan. Katalog penerbit mengganti ISBN dengan kode produksi dalam pengertian bahwa tidak semua penerbit mencantukan ISBN dalam terbitannya.
8
Dalam Undang-Undang no.4 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekan (KCKR) menyebutkan bahwa, setiap penerbit atau pengusaha rekaman harus menyerahkan hasil produksinya pada perpustakaan Nasional RI dan perpustakaan Nasional di tiap provinsi selambat-lambatnya tiga bulan setelah karya tersebut selesai diproduksi. Ketentuan ini tercakup pada bab I pasal1 ayat 5, bab II pasal 2, dan bab II pasal 3 ayat 1. Undang-undang ini diperkuat dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 1991, tentang pelaksanaan UU nomor 4 tahu 1990 tenang serah simpan karya cetak dan karya rekam tersebut. Untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam penerapan ISBN, dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu: 1. Kebijakan dari perpustakaan atau toko buku untuk selalu menggunakan ISBN dalam daftar usul pengadaan 2. Daftar usul buku tidak lagi berorientasi pada judul, pengarang, dan penerbit tetapi cukup mencantumkan nomor ISBN, barcode dan jumlah pemesanan 3. Perpustakaan atau toko buku hanya akan melakukan pemesanan untuk buku-buku yang mencantumkan ISBN dalam katalog penerbit 4. Penerbit tidak lagi menggunakan kode produksi dalam katalog penerbit, namun diganti dengan ISBN dan barcode-nya. Hal ini bertujuan agar pustakawan pengadaan melampirkan informasi buku dalam daftar usul sesuai yang tertera dalam katalog penerbit. 5. Toko buku Gramedia, diharapkan hanya akan menggunakan satu barcode dalam pengadaan dan pengolahan koleksi, yaitu barcode ISBN. 6. Meningkatkan pengawasan bibliografi di Indonesia dengan memperketat pelaksanaan Undang-undang no. 4 tahun 1990. Tujuannya agar penerbit mendaftarkan KCKR pada Perpustakaan Nasional
2.2
ISSN ISSN adalah singkatan dari International Standard Serial Number atau
Standar Internasional Nomor Majalah (misalnya: ISSN 0126-1460). ISSN (International Standard of Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Termasuk dalam terbitan berkala adalah 9
majalah, surat kabar, newsletter (warta), buku tahunan, laporan tahunan, maupun prosiding. Nomor ISSN terdiri atas 8 angka yang tersusun secara unik dan menjadi ciri khas setiap penerbitannya. Nomor unik yang dipakai sebagai identifikasi ISSN sesungguhnya hanya 7 digit pertama, sedangkan angka terakhir adalah karakter cek ISSN.
Kodebar untuk ISSN ditentukan dengan cara :
Tiga angka pertama: 977 yang khusus diperuntukkan sebagai identifikasi nomor ISSN.
Tujuh angka pertama dari nomor ISSN.
Dua angka tambahan yang bebas ditentukan oleh pemilik ISSN untuk membedakan terbitan berkalanya. Biasanya angkanya dimulai dari kombinasi 00 s/d 99.
1 karakter (0-9, X) sebagai karakter-cek EAN-13 yang dihitung secara otomatis berbasis modulo 11.
Pada awal persetujuan di ISSN online, diberikan dua angka tambahan diberikan angka standar 00 yang merepresentasikan edisi awal.
10
Adanya penomoran ISSN ini sangat memberi kemudahan dalam pelaksanaan administrasi, seperti misalnya pemesanan sebuah majalah cukup dengan menyebutkan nomor ISSN-nya saja. Selain itu nomor ISSN ini berfungsi untuk membedakan antara majalah atau surat kabar satu dengan lainnya yang kadang-kadang memiliki nama yang sama atau mirip. Sehingga setiap majalah atau surat kabar wajib memiliki ISSN. Jika majalah atau surat kabar tersebut berganti nama, maka penerbitnya wajib mengurus ISSN yang baru. Hal ini berlaku untuk semua penerbitan majalah dan surat kabar, termasuk penerbitan berseri. Sistem penomoran ISSN dikelola secara terpusat oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di Paris, Perancis, dan diadopsi sebagai implementasi dari ISO-3297 di tahun 1975. Tentu saja tidak seluruh pemohon ISSN harus berurusan dengan ISDS di Paris, melainkan cukup dengan Pusat Nasional ISSN di negaranya masing-masing. Pusat Nasional ISSN untuk Indonesia saat ini dikelola oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Lembaga ini merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia. Tugas dan wewenangnya adalah melakukan pemantauan atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia. Sedangkan penerbitan ISSN untuk regional Asia dipusatkan di Thai National Library, Bangkok, Thailand.
2.3
Fungsi ISBN ISBN yang diberikan oleh Perpustakaan Nasional RI ini memiliki
beberapa fungsi, diantaranya: 1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit 2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku 3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman ISBN disebarkan oleh Badan Nasional ISBN Indonesia di Jakarta, maupun Badan Internasional yang berkedudukan di London. 11
(http://isbn.pnri.go.id/informasi-seputar-isbn.php)
2.4
Manfaat ISSN Nomor ISSN yang diberikan oleh Pusat nasional dikoordinasikan dalam
jaringan. Semua ISSN dapat diakses melalui ISSN Register ISSN tidak “hanya nomor administratif lain”. ISSN yang harus sebagai dasar bagian dari serial sebagai judul. Adapun manfaat dari nomor ISSN adalah: a. Sebagai kode identifikasi angka standar, ISSN yang sangat cocok untuk penggunaan komputer dalam pemenuhan kebutuhan untuk file update dan linkage, pengambilan dan penyebaran data. b. Sebagai kode dibaca manusia, ISSN yang juga menghasilkan pengutipan akurat serials oleh para ilmuwan, peneliti, ilmuwan informasi dan pustakawan. c. Di pepustakaan, ISSN yang digunakan untuk mengidentifikasi judul, pemesanan dan check-in, mengklaim serial, antar-pinjaman, serial katalog pelaporan, dll ISSN adalah sebuah alat fundamental untuk pengiriman dokumen efisien. ISSN menyediakan ekonomis yang berguna dan metode komunikasi antara penerbit dan pemasok, membuat sistem distribusi perdagangan lebih cepat dan lebih efisien, khususnya melalui penggunaan bar-coding, dan EDI (electronic data interchange). (https://permadiheru.wordpress.com/2010/03/09/doi-tugas-isbnissn/)
2.5 2.5.1
Persyaratan Pengajuan ISBN dan ISSN Persyaratan Pengajuan ISBN Perpustakaan Nasional RI menghimbau penerbit, lembaga, badan ataupun
yayasan di Indonesia yang akan menerbitkan buku untuk berperan aktif dalam penggunaan ISBN/KDT (Katalog Dalam Terbitan). Untuk memperoleh nomor ISBN cukup melengkapi persyaratanpersyaratan sebagai berikut: Anggota Baru:
12
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris). 2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan. 3. Mengirimkan fotokopi : a. Halaman judul b. Balik halaman judul c. Daftar isi d. Kata pengantar e. Bukti transfer biaya administrasi (pengiriman dengan fax) untuk setiap buku yang akan diterbitkan. Anggota Lama: Untuk anggota lama, persyaratan pengajuan ISBN lebih simple yaitu: 1. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan. 2. Mengirimkan fotokopi : a. Halaman judul b. Balik halaman judul c. Daftar isi d. Kata pengantar Hanya 2 butir diatas saja yang perlu dikirimkan kepada Tim ISBN/KDT Perpustakaan Nasional RI. Setelah buku diterbitkan, dimohon kesediaan penerbit untuk mengirimkan 2 (dua) eksemplar dari hasil terbitan tersebut.
2.5.2
Persyaratan Pengajuan ISSN Sebelum mengajukan ISSN, penerbit sebaiknya mengetahui persyaratan
yang diperlukan, diantaranya adalah: 1. Pengajuan ISSN ditujukan khusus untuk terbitan regular (terbitan dalam format cetak) maupun elektronik (terbitan elektronik). Kategori terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, buletin, buku tahunan, laporan tahunan, jurnal maupun prosiding aneka pertemuan ilmiah. 13
2. Terbitan memenuhi syarat kelengkapan minimum, seperti: a. Surat permohonan tertulis secara resmi dari penanggung jawab terbitan berkala suatu lembaga/organisasi berbadan hukum (berkop surat dan stempel lembaga/ organisasi dan bukan surat dari pimpinan redaksi). Surat permohonan ditujukan kepada Kepala PDII-LIPI. b. Halaman sampul depan terbitan berkala lengkap dengan judul (termasuk anak judul) terbitan, penulisan volume, nomor, dan tahun terbit, serta nama organisasi/lembaga penerbit. c. Halaman daftar isi. d. Halaman daftar Dewan Redaksi. 3. Biaya administrasi pengurusan nomor ISSN. 4. Seluruh dokumen disiapkan dalam bentuk data elektronik dengan format PDF dan dikompres dengan format ZIP. Sedangkan untuk media elektronik bisa digantikan dengan tampilan situs yang memuat informasi terkait. 5. Setiap nomor ISSN hanya diperuntukkan bagi 1 (satu) judul terbitan pada satu media. Nomor ISSN yang sama terus berlaku selama judul dan atau anak judul terbitan serta medianya tidak berubah. 6. Terbitan yang diterbitkan pada beberapa media berbeda (misal : cetak dan elektronik) wajib mengajukan ISSN untuk setiap media.
2.6
Prosedur Mengurus ISBN dan ISSN
2.6.1
Prosedur Mengurus ISBN Untuk mendapatkannya ISBN, kita dapat mengajukan surat permohonan
ke TIM ISBN/KDT Perpustakaan Nasional Indonesia dengan terlebih dahulu melengkapi lampiran-lampiran yang harus diserahkan. Untuk pengajuan ISBN dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat surat permohonan kepada Penerbit ISBN Perpustakaan Nasional. dengan menyebutkan judul dan nama penerbit buku tersebut. Surat tersebut ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang di PDAT sebagai penanggung jawab/ penerbit utama yang menerbitan buku tersebut. 14
2. Surat permohonan itu dilengkapi dengan beberapa lampiran mengenai buku yang akan dibuatkan ISBN-nya, sebagai berikut: a. Halaman muka/ sampul (cover). b. Halaman 1/2 judul c. Halaman Judul d. Halaman colofoon yang memuat otoritas/ copyright/ hak cipta tentang buku tersebut. e. Daftar Isi. f. Halaman Kata Pengantar g. Halaman Isi (kalau ada) h. Keterangan lain kalau ada seperti: halaman indeks, dua bahasa, foto, layout dalam, dan lain sebagainya. 3. Bila ada kerjasama antara 2 Penerbit (Tempo dan pihak lain), maka harus dipastikan siapa penerbit utama dan pihak lain yang diajak bekerjasama. Penerbit utama kemudian mengajukan surat permohonan kepada Penerbit ISBN. Posisi logo kedua penerbit itu lazimnya dicantumkan di sampul/ halaman muka (cover) dan halaman judul. Informasi tentang nama penerbit utama akan menjadi dasar bagi Penerbit ISBN dalam kaitannya dengan administrasi pembuatan ISBN/ Barcode dan KDT. 4. Biaya untuk setiap nomor ISBN yang dimohonkan s/d akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp. 25.000,00 ( Dua Puluh Lima Ribu Rupiah). 5. Seringkali karena ketidaktahuan akan prosedur dan pembuatan ISBN/ Barcode dan KDT, pemohon nomor ISBN tidak melengkapi informasi mengenai bukunya sendiri sehingga menghambat proses pembuatan ISBN.
2.6.2
Prosedur Mengurus ISSN Terhitung sejak 1 April 2008, seluruh proses pengajuan sampai penerbitan
ISSN sudah diterapkan secara online yaitu melalui situs http://issn.pdii.lipi.go.id. Para penerbit tidak perlu lagi harus repot mendatangi kantor LIPI, melainkan cukup berada di depan komputer masing-masing di rumah atau kantor. Melalui sistem online ini pengelolaan ISSN terlihat lebih mudah, murah, cepat, transparan dan profesional. 15
Selain menyediakan sarana terpadu untuk pengurusan administrasi ISSN, PDII LIPI juga menyediakan perangkat lunak (software) online untuk membuat kodebar (barcode generator) khusus ISSN. Hal ini tentu sangat menguntungkan penerbit, karena mereka tidak perlu harus mempunyai software pembuat kodebar yang harganya cukup mahal. Kegunaan kodebar ISSN sebenarnya sama saja dengan kodebar pada produk lainnya, yaitu sebagai alat bantu dalam mengidentifikasikan barang dan harga. Prosedur pengajuan ISSN adalah sebagai berikut : a. Melengkapi formulir permohonan online di halaman Formulir permohonan ISSN pada situs: http://issn.pdii.lipi.go.id. b. Setelah melakukan permohonan, segera catat nomor ID serta katasandi yang diberikan melalui email yang tercatat di formulir pendaftaran. Informasi in diperlukan untuk kembali masuk guna mengunggah seluruh dokumen sampai konfirmasi penerbitan kodebar digital. c. Mengunggah seluruh data elektronik yang dipersyaratkan untuk pengajuan ISSN melalui sarana yang tersedia. Pemohon tidak perlu mengirimkan dokumen-dokumen fisik, tetapi diwajibkan mengunggah seluruh dokumen tersebut di tempat yang tersedia di halaman formulir (setelah masuk). d. Melunasi pembayaran biaya administrasi sebesar Rp. 200.000,- langsung ke rekening: a/n Bendahara Penerimaan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-LIPI No. 070-0000089198 Bank Mandiri Cabang Graha Citra Caraka Kantor Telkom Pusat, Jl. Gatot Subroto, Jakarta e. Nomor dan kodebar ISSN bisa diketahui dan diunduh langsung dari halaman status pemohon setelah seluruh proses selesai dan disetujui. Perubahan kodebar akibat variasi terbitan (nomor terbitan, perubahan harga, dan sebagainya) bisa dilakukan sendiri oleh pemohon dengan mengganti 2 angka terakhir sesuai dengan aturan ISSN.
16
2.7
Hasil Terbitan yang diberikan dan tidak diberikan ISBN dan ISSN
2.7.1 Hasil Terbitan yang diberikan ISBN antara lain:
Buku tercetak/ terbitan tunggal (monograph)
Terbitan dalam bentuk mikro (microform)
Terbitan dengan menggunakan huruf braille
Pita rekaman teks yang dikategorikan sebagai bacaan
Media lain, Film, video, dan transparansi yang bersifat edukatifBuku peta
Audiobooks pada kaset, CD, atau DVD
Terbitan elektronik (misalnya machine-readable tapes, disket, CD-ROM dan publikasi di Internet)
Salinan digital dari cetakan monograf
Terbitan microform
Software edukatif
Mixed-media publications yang mengandung teks (http://isbn.pnri.go.id/informasi-seputar-isbn.php)
2.7.2 Terbitan yang tidak dapat diberikan ISBN antara lain: 1. Terbitan yang terbit secara tetap (majalah, bulletin, dsb.) 2. Iklan 2 Printed music 3 Dokumen pribadi (seperti biodata atau profil personal elektronik) 4 Kartu ucapan 5 Rekaman musik 6 Software selain untuk edukasi termasuk game 7 Buletin elektronik 8 Surat elektronik 9 Permainan (http://isbn.pnri.go.id/informasi-seputar-isbn.php)
2.7.3 Hasil Terbitan yang diberikan ISSN antara lain:
Majalah
Buletin 17
2.8
Jurnal
Laporan berkala
Konstruksi dan Pengecekan Penomoran dari ISSN ISSN terdiri dari 8 digit yang berupa angka Arab dari 0 sampai 9, dan
untuk kasus tertentu kadang-kadang diakhiri dengan X. ISSN dibagi dalam 2 kelompok masing-masing 4 digit dan dipisahkan dengan tanda -. Angka yang paling akhir (paling kanan) dapat dipakai untuk mengecek apakah penomoran dalarn ISSN benar. Contoh: ISSN 1234-5679 Angka 9 adalah angka untuk check. Cara pengecekan adalah sebagai berikut : 1. Angka dasar (1 2 3 4 5 6 7) 2. Faktor dari 8 ke 2 untuk setiap angka (8 7 6 5 4 3 2) 3. Perkalian angka dan faktor (8 14 18 20 20 18 14) 4. Penjumlahan hasil perkalian (8 +14 +18 +20 +20 +18 +14=112) 5. Pembagian hasil penjumlahan dengan 11 (112:11 = 10 sisa 2) 6. Pengurangan11dengan sisa 11 - 2 = 9 7. Hasil pengurangan diletakkan di ujung kanan ISSN 1234-5679 Jika sisa pengurangan (point 6) adalah 10, maka digit terakbir (paling kanan) dari ISSN diganti dengan X. Jika sisa pengurangan tidak ada, maka digit terakhir adalah 0.
2.9
Kewajiban Penerbit Setelah Mendapatkan Nomor ISBN dan ISSN
2.9.1 Kewajiban Penerbit Setelah Mendapatkan Nomor ISBN Setelah mendapatkan ISBN penerbit memiliki kewajiban yang harus dilakukan, yaitu: 1. Memasukkan ISBN pada buku yang akan diterbitkan. 2. Setelah buku yang berISBN sudah tercetak maka pihak penerbit segera mengirimkan 2 eksemplar buku kepada Tim ISBN/KDT Perpustakaan Nasional, sebagai tanda bukti bahwa buku berISBN ini sudah terbit. 18
2.9.2 Kewajiban Penerbit Setelah Mendapatkan Nomor ISSN Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut: 1. Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN. 2. Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau populer di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka. 3. Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 (dua) eksemplar setiap kali terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI. 4. Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena harus mendapatkan ISSN baru.
2.10 Contoh Surat Permohonan ISSN Kepada Yth Kepala PDII-LIPI cq. Kepala Bidang Dokumentasi PDII-LIPI di Jakarta Dengan Hormat, Kami yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama penerbit/pengelola:
Bekerjasama dengan:
Alamat penerbit/pengelola:
Bermaksud mengajukan ISSN untuk:
Nama terbitan berkala:
Bulan dan tahun pertama kali terbit:
Frekuensi terbitan:
Bahasa untuk artikel yang diterbitkan:
Media terbitan (cetak/elektronik):
19
Bersama ini kami sertakan/upload persyaratan dokumen pendukung yang diminta, yaitu:
Edisi terakhir terbitan berkala yang telah diterbitkan (2 eks)
Cover (sampul) depan terbitan berkala yang dimaksud (bila belum pernah diterbitkan)(2 lembar)
Susunan dewan redaksi (2 lembar)
Daftar isi terbitan (2 lembar)
Bukti transfer pembayaran (jika pendaftaran dilakukan secara online). Demikian permohonan kami. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih. (Tempat...,tanggal/bulan/tahun) Kepala Lembaga/Dekan/Direktur... Tanda tangan dan cap/stempel Nomor induk pegawai
20
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Era sekarang merupakan era modern diamana teknologi berkembang
dengan sangat pesatnya. Perkembangan ini mempengaruhi segala aspek kehidupan, tidak terkecuali memberikan pengaruh dalam hal penerbitan. Penerbitan suatu proses untuk menghadirkan suatu koleksi baik itu ada bentuk fisiknya atau bentuk soft copy. Penghadiran koleksi ini berkaitan dengan ISBN dan ISSN. ISBN merupakan International Standard Book Number) yang merupakan pengidentifikasian suatu karya tunggal yaitu buku untuk membedakan antara buku yang satu dengan buku yang lainnya untuk kepentingan komersial (diperjual belikan). Sedangkan ISSN(International Standard of Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. ISBN dan ISSN ini sama-sama memiliki tujuan utama untuk mempermudah dalam suatu siklus jual beli suatu bahan pustaka. Untuk memperoleh ISBN di Indonesia ditangani langsung oleh Perpustakaan Nasional RI yang beralam di Jalan Salemba, Jakarta. Sedangkan untuk ISSN dikelola oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI), untuk penerbitan ISSN regional Asia dipusatkan di Thai National Library, Bangkok, Thailand. Dalam upaya penerbit untk mendapatkan ISBN ini diperlukan beberapa prosedur, yaitu: (1) membuat surat permohonan kepada Penerbit ISBN Perpustakaan Nasional.
dengan menyebutkan judul dan nama penerbit buku.
dalam surat tersebut dilengkapi dengan beberapa lampiran yaitu, halaman sampul, halaman ½ judul, halaman judul, halamn colofoon, daftar isi, halaman kata pengantar, halaman isi, dan keterangan lain. (2) bila ada kerjasama antara 2 penerbit maka harus dipastikan siapa penerbit utama dan pihak lain yang diajak bekerjasama. Kemudian penerbit utama mengajukan surat permohonan kepada Penerbit ISBN. (3) membayar biaya untuk setiap nomor ISBN sebesar Rp25.000,00. 21
Sedangkan prosedur untuk mendapatkan ISSN adalah: (1) melengkapi formulir permohonan online di halaman Formulir permohonan ISSN pada situs: http://issn.pdii.lipi.go.id. (2) mencatat nomor ID serta kata-sandi yang diberikan melalui email yang tercatat di formulir pendaftaran. (3) mengunggah seluruh data elektronik yang dipersyaratkan untuk pengajuan ISSN melalui sarana yang tersedia. (4) melakukan pembayaran biaya administrasi sebesar Rp. 200.000,langsung ke rekening khusus PDII-LIPI.
22
DAFTAR PUSTAKA Hasan,
Rahmat. ISBN dan ISSN. Melalui http://berbagi-mediapengetahuan.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada Tanggal 31 Maret 2015 pada pukul 10:46 WIB
Kompasiana. 2014. Cara Mengurus ISSN untuk Majalah dan Surat Kabar. Melalui http://media.kompasiana.com/new-media/2014/05/02/caramengurus-issn-untuk-majalah-dan-surat-kabar-653111.html. Diakses pada Tanggal 31 Maret 2015 pada Pukul 10:00 WIB Kusmayadi, Eka. 2010. Prosedur Pembuatan ISBN dan ISSN. Melalui https://fpdp.wordpress.com/prosedur-pembuatan-isbn-dan-issn/. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015 pada pukul 10:24 WIB PDII. 2015. ISSN Online. Melalui http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?info&3#5. Diakses pada tanggal 1 April 2015 pada pukul 23:40 WIB PNRI. 2015. Informasi Seputar ISBN. Melalui http://isbn.pnri.go.id/informasiseputar-isbn.php. Diakses pada tanggal 1 April 2015 pada pukul 22:24 WIB Primadesi, Yona. 2011. Peranan Internasional Standard Book Number ISBN dalam Proses Pengadaan Bahan Monograf pada Perpustakaan dan Toko buku di Kota Padang. Melalui https://yonaprimadesi.wordpress.com/2011/12/07/perananinternational-standard-book-number-isbn-dalam-proses-pengadaanbahan-monograf-pada-perpustakaan-dan-toko-buku-di-kota-padang/. Diakses pada tanggal 1 April 2015 pada pukul 22:54 WIB.
23
SOAL DAN JAWABAN 1.
Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit merupakn salah satu fungsi dari.......................................... a. ISSN
b. ISBN
c. KDT
d. EAN
e. UPC
Jawaban: A. ISBN 2.
Dalam prosedur mengurus ISBN membutuhkan biaya administrasi per judul buku sebesar............................................................................ a. Rp. 15.000,00
c. Rp. 35.000,00
b. Rp. 25.000,00
d. Rp. 45.000,00
e. Rp. 50.000,00
Jawaban: B. Rp. 25.000,00 3.
Dalam prosedur mengurus ISSN membutuhkan biaya administrasi sebesar........................................................................................... a. Rp. 200.000,00
c. Rp. 250.000,00
b. Rp. 200.500,00
d. Rp. 270.000,00
e. Rp. 300.000,00
Jawaban: A. Rp. 200.000,00 4.
Pusat Nasional ISSN untuk Indonesia saat ini dikelola oleh..................... a. ISDS
c. Perpustakaan Nasional RI
b. PDII-LIPI
d. Perpustakaan Bung Karno
e. ANRI
Jawaban: B. PDII-LIPI 5.
Hasil Terbitan yang diberikan ISBN antara lain, kecuali............................ a. Monograph
c. Microform
b. Terbitan braille
d. Buletin elektronik
e. Buku Peta
Jawaban: D. Buletin elektronik 6.
Hasil Terbitan yang tidak dapat diberikan ISSN yaitu............................. a. Majalah
b. Buku
c. Buletin
d. Jurnal
e. Laporan berkala
Jawaban: B. Buku 7.
Pada terbitan cetak ISBN dicantumkan pada......................................... a. Daftar isi
c. Halaman judul
b. Halaman kulit muka
d. Halaman kata pengantar
Jawaban: E. Punggung buku
24
e. Punggung buku
8.
Tujuan utama dari adanya ISBN ini adalah............................................. a. Memberikan identitas terhadap satu judul buku b. Untuk mempermudah pihak distributor c. Sarana promosi bagi penerbit d. Sebagai kode identifikasi angka standar e. Sebagai kode dibaca manusia Jabawaban: B. Untuk mempermudah pihak distributor
9.
ISBN telah mengalami perubahan, awalnya ISBN terdiri atas 10 digit angka yang kini dikenal ISBN-10, telah berubah menjadi 13 digit yang dikenal dengan ISBN-13 sejak tahun.......................................................... a. 2006
b. 2007
c. 2010
d. 2012
e. 2014
Jawaban: B. 2007 10.
Salah satu kegunaan ISSN di Perpustakaan adalah...................................... a. Mengidentifikasi Judul
d. Megetahui nama pengarang
b. Mengetahui tahun terbit
e. Mengetahui kota terbit
c. Mengetahui ketebalan buku. Jawaban: A. Mengidentifikasi judul
25
1.
Sebutkan kepanjangan dan Jelaskan Pengertian ISBN dan ISSN? ISBN (International Standard Book Number) yaitu pengindentifikasi unik
untuk buku-buku yang digunakan secara komersial. ISSN (International Standard of Serial Number) merupakan nomor pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala.
2.
Sebutkan beberapa Syarat yang anda ketahui untuk memperoleh ISBN dan ISSN! Untuk memperoleh nomor ISBN cukup melengkapi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut: B. Anggota Baru: 1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris). 2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan. 3. Mengirimkan fotokopi : f. Halaman judul g. Balik halaman judul h. Daftar isi i. Kata pengantar j. Bukti transfer biaya administrasi (pengiriman dengan fax) untuk setiap buku yang akan diterbitkan. Untuk memperoleh nomor ISSN cukup melengkapi persyaratanpersyaratan sebagai berikut: 1. Pengajuan ISSN ditujukan khusus untuk terbitan regular (terbitan dalam format cetak) maupun elektronik (terbitan elektronik). Kategori terbitan berkala adalah majalah, surat kabar, buletin, buku tahunan, laporan tahunan, jurnal maupun prosiding aneka pertemuan ilmiah. 2. Terbitan memenuhi syarat kelengkapan minimum, seperti: a. Surat permohonan tertulis secara resmi dari penanggung jawab terbitan berkala suatu lembaga/organisasi berbadan hukum (berkop 26
surat dan stempel lembaga/ organisasi dan bukan surat dari pimpinan redaksi). Surat permohonan ditujukan kepada Kepala PDII-LIPI. b. Halaman sampul depan terbitan berkala lengkap dengan judul (termasuk anak judul) terbitan, penulisan volume, nomor, dan tahun terbit, serta nama organisasi/lembaga penerbit. c. Halaman daftar isi. d. Halaman daftar Dewan Redaksi. 3. Biaya administrasi pengurusan nomor ISSN. 4. Seluruh dokumen disiapkan dalam bentuk data elektronik dengan format PDF dan dikompres dengan format ZIP. Sedangkan untuk media elektronik bisa digantikan dengan tampilan situs yang memuat informasi terkait. 5. Setiap nomor ISSN hanya diperuntukkan bagi 1 (satu) judul terbitan pada satu media. Nomor ISSN yang sama terus berlaku selama judul dan atau anak judul terbitan serta medianya tidak berubah. 6. Terbitan yang diterbitkan pada beberapa media berbeda (misal : cetak dan elektronik) wajib mengajukan ISSN untuk setiap media.
3.
Sebutkan Kewajiban Penerbit setelah mendapatkan Nomor ISSN dan ISBN! Setelah mendapatkan ISBN penerbit memiliki kewajiban yang harus
dilakukan, yaitu: 1. Memasukkan ISBN pada buku yang akan diterbitkan. 2. Setelah buku yang berISBN sudah tercetak maka pihak penerbit segera mengirimkan 2 eksemplar buku kepada Tim ISBN/KDT Perpustakaan Nasional, sebagai tanda bukti bahwa buku berISBN ini sudah terbit.
Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut: 1. Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN. 27
2. Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau populer di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka. 3. Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 (dua) eksemplar setiap kali terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI. 4. Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena harus mendapatkan ISSN baru.
28