DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................3 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................3 1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................................3 1.3 Metode Penelitian...................................................................................................3 1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................5 2.1 Sejarah Perkembangan SSL....................................................................................5 2.2 SSL Fungsionality..................................................................................................6 2.3 Mekanisme Kerja SSL..........................................................................................10 2.3.1 Alert .........................................................................................................10 2.3.2 Handshake................................................................................................10 2.3.3 Session......................................................................................................12 2.3.4 Mengakhiri Session...................................................................................13 2.4 Sertifikat SSL.......................................................................................................14 2.5 SSL dan TSL........................................................................................................16 2.6 Celah Keamanan SSL...........................................................................................17 2.6.1 Certificate Distribution .............................................................................17 2.6.2 Self-Certification ......................................................................................17 2.6.3 Absent Client Certificate ...........................................................................17 2.6.4 Automated Systems ...................................................................................18 2.6.5 Human Error ............................................................................................18 2.6.6 Lower-Layer Protocols .............................................................................18 2.7 Serangan pada SSL dan Pencegahannya ...............................................................18 2.7.1
Man In The Middle(MITM) Attack ...........................................................18
2.7.2 Sniffing SSL Traffic...................................................................................30 BAB III PENUTUP........................................................................................................36 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................37
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Salah satu objek dalam cakupan keamanan adalah keamanan protokol yang
dipergunakan dalam komunikasi dan transaksi. Protokol, dalam konteks ini merupakan suatu set aturan yang dipergunakan oleh komputer-komputer (yang terhubung dalam suatu jaringan) untuk saling berkomunikasi. Protokol yang paling banyak dipergunakan dalam Web merupakan set protokol TCP/IP. Sayangnya, protokol ini didesain tanpa memperhatikan faktor keamanan data. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme tambahan untuk memperkokoh keamanan protokol ini tanpa harus menggantinya dengan yang lain. Dengan protokol (beserta mekanismenya) yang aman serta implementasi yang benar, tingkat keamanan komunikasi dan transaksi Web dapat ditingkatkan. Salah satu metode penerapan keamanan protokol ini adalah dengan menerapkan Secure Socket Layer (SSL). 1.2.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami teknologi Secure
Socket Layer (SSL), meliputi sejarah perkembangan SSL, mekanisme kerja dan serangan pada SSL serta pencegahannya. 1.3.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalahstudy literature yang diambil dari buku, security report
atau artikel online di internet. Metode ini digunakan karena waktu penelitian yang cukup singkat. 1.4.
Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan diawali dengan penjelasan mengenai latar belakang masalah, kemudian disambung dengan tujuan penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan. 3
Bab 2 Pembahasan menjelaskan tentang sejarah perkembangan SSL, Fungsionality, Mekanisme kerja, perbandingan antara SSL dengan TSL dan serangan pada SSL serta pencegahannya.
Bab 3 Penutup berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang penulis lakukan.
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1.
Sejarah Perkembangan SSL Implementasi SSL paling pertama dikembangkan oleh Netscape Communications
Corporation pada awal tahun 1990-an untuk mengamankan HTTP, yang mengirmkan data dalam bentuk plainteks melalui internet. Peluncuran resmi pertamanya adalah versi 2.0, di mana saat itu diterima cukup luas, meskipun masih ada beberapa masalah desain pada protokol. Pada akhir tahun 1990-an, semakin terlihat dengan jelas bahwa SSL 2.0 tidaklah aman. Netscape memulai untuk membangun SSL 3.0. Dengan bantuan Netscape, Internet Engineering Task Force (IETF, badan yang mengatur untuk standar internet) memulai untuk menstandardisasi SSL, sebuah proyek yang kemudian dikenal dengan nama TLS (Transport Layer Security). SSL 3.0 tidak dikembangkan seteliti TLS, sehingga SSL 3.0 dapat dirilis lebih dahulu dan menggantikan SSL 2.0 sebagai standar industri. TLS yang akhirnya diselesaikan pada tahun 2000, menyediakan protokol terstandardisasi yang pertama untuk SSL. Walaupun SSL 3.0 masih digunakan secara luas, untuk pengembangan terbaru termasuk sudah tertinggal karena saat ini hampir semua browser modern mendukung TLS.
Gambar 2.1.Sejarah Perkembangan SSL 5
2.2.
SSL Fungsionality SSL adalah protokol keamanan yang didesain untuk dijalankan pada TCP/IP dan
dengan mudah dapat digantikan dengan API soket UNIX-style standar yang digunakan oleh hampir semua perangkat lunak jaringan. Keamanan dijamin dengan menggunakan kombinasi dari kiptografi kunci publik dan kriptografi kunci simetri bersamaan dengan sebuah infrastruktur sertifikat.Sebuah sertifikat adalah sebuah kumpulan data identifikasi dalam format yang telah distandardisasi . Data tersebut digunakan dalam proses verifikasi identitas dari sebuah entitas (contohnya sebuah web server) pada internet. Sertifikat ini secara digital ditandatangani oleh sebuah Certificate Authority (CA), yaitu sebuah entitas yang dapat dipercaya yang diberikan kekuasaan untuk melakukan verfikasi sebuah perusahaan atau individu yang ingin menyediakan aplikasi yang diamankan menggunakan SSL. Clientyang ingin berkomunikasi secara aman dengan entitas tersebut dapat melakukan verifikasi identitasnya dengan menanyakannya pada basis data CA. Sebuah sertifikat juga mengandung kunci publik dari pemiliknya. Kunci ini berpasangan dengan kunci privat yang hanya diketahui oleh pemiliknya. Pasangan kunci ini digunakan untuk vaifikasi identitas dari pemilik sertifikat, dan juga untuk membuat informasi rahasia dapat dipertukarkan antara pemilik sertifikat dan entitas lainnya. SSL adalah protokol keamanan yang digunakan pada hampir semua transaksi amanpada internet. SSL mengubah suatu protokol transport seperti TCP menjadi sebuah saluran komunikasi aman yang cocok untuk transaksi yang sensitif. Protokol SSL mendefinisikan metode yang digunakan untuk membangun sebuah saluran komunikasi yang aman dan tidak tergantung pada algoritma kriptografi mana yang digunakan. SSL mendukung berbagai macam algoritma kriptografi, dan berlaku sebagai sebuah framework di mana kriptografi dapat digunakan dengan cara yang tepat dan terdistribusi. Penggunaan SSL sangat luas. Aplikasi yang membutuhkan pengiriman data melalui sebuah jaringan yang tidak aman seperti internet atau intranet perusahaan adalah salah satu aplikasi yang berpotensi untuk memanfaatkan SSL. SSL menyediakan keamanan, dan yang lebih penting adalah ketenangan. Dengan menggunakan SSL, kita dapat memastikan bahwa data kita aman dari pihak-pihak yang tidak berhak mengakses. SSL didesain untuk dijalankan pada TCP/IP.
6
SSL menyediakan otentikasi (pada sisi client,dan opsional pada sisi server) terhadap pihak-pihakyang berkomunikasi. SSL dapatmengamankan koneksi antara dua titik, dantidak ada pihak yang dapat melakukan hal-halang bersifat destruktif atau mengaksesinformasi
yang
bersifat
sensitif.SSL
menyediakan
sebuah
saluran
komunikasiyang aman tanpa perlu adanya pertemuankedua pihak yang berkomunikasi untukmelakukan proses pertukaran kunci. Para desainer SSL memutuskan untuk membuat protokol terpisah untuk menangani masalah keamanan. Mereka menambahkan lapisan (layer) tambahan pada arsitektur protokol Internet. Gambar 2.2sebelah kiri menunjukkan susunan lapisan protokol dalam komunikasi Web. Gambar sebelah kanan menunjukkan penambahan lapisan SSL untuk memperkokoh keamanan. Dengan bertindak sebagai lapisan baru, SSL tidak banyak mengubah lapisan diatasnya dan dibawahnya. Interface aplikasi HTTP akan melihat SSL sebagai suatu lapisan yang hampir sama dengan lapisan TCP. Demikian juga halnya dengan lapisan TCP, ia akan melihat SSL sebagai suatu aplikasi lain yang menggunakan layanannya.
Gambar 2.2. SSL merupakan lapisan terpisah dalam susunan protokol Internet Selain hanya membutuhkan sedikit perubahan pada implementasi yang sudah ada, pendekatan ini memiliki keuntungan lain: SSL mampu mendukung aplikasi lain selain HTTP. Motivasi utama perancangan SSL adalah untuk meningkatkan keamanan Web, namun pada Gambar 2.3, SSL dapat juga dipergunakan untuk menambahkan keamanan pada aplikasi Internet lainnya seperti Net News Transfer Protocol (NNTP) dan FileTransfer Protocol (FTP).
7
Gambar 2.3. SSL juga dapat menangani keamanan aplikasi lain Fungsi SSL pada komunikasi aman samaseperti fungsi TCP pada komunikasi normal,yaitu menyediakan sebuah infrastrukturkomunikasi standar di mana sebuah aplikasidapat menggunakannya dengan mudah danhampir tidak dapat terlihat (invisible). SSL menyediakan sebuah komponen pentingpada sistem yang aman. Mekanisme otentikasidasar seperti password Telnet dan otentikasiHTTP dasar menjadi sangat kuat ketikadieksekusi dengan SSL dibandingkan denganTCP, di mana pada SSL password tidak lagidikirim dalam bentuk plainteks. SSLmengenkripsi koneksi, bukan data pada keduapihak yang berkomunikasi, dan tidakmengandung mekanisme untukotentikasi userataupun perlindungan password (hanyakoneksi yang diotentikasi, keamanannya akangagal jika mesin pada kedua pihak yangberkomunikasi compromised).
Gambar 2.4. Letak SSL dalam model ISO Reference 8
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) mengatur transportasi dan pembentukan rute data di Internet. Protokol lain, seperti HyperText Transport Protocol (HTTP), Lightweight Directory Access Protocol (LDAP), atau Internet Messaging Access Protocol (IMAP), berjalan ‘diatas’ TCP/IP. Seluruh protokol tersebut menggunakan TCP/IP untuk mendukung aplikasi tipikal seperti menampilkan halaman web atau menjalankan server e-mail. Protokol SSL berjalan diatas TCP/IP dan dibawah protokol-level-atas seperti HTTP atau IMAP. Ia menggunakan TCP/IP atas nama protokol-level-atas, dan dalam prosesnya memungkinkan sebuah SSL-enabled server untuk mengautentikasi dirinya sendiri kepada SSL-enabled client, serta memungkinkan client untuk mengautentikasi dirinya sendiri kepada server, dan memungkinkan kedua mesin untuk membangun sebuah koneksi terenkripsi. Hal diatas berimplikasi terhadap munculnya komponen fundamental dalam komunikasi di Internet dan di jaringan yang menggunakan TCP/IP. 1.
Autentikasi server SSL Memungkinkan seorang pengguna untuk memastikan identitas server. Software
SSLenabled client dapat menggunakan teknik standar public-key cryptography untuk memeriksa keabsahan sertifikat server dan public ID yang dikeluarkan oleh Certificate Authority (CA). CA ini harus ada dalam daftar CA yang dipercayai oleh client. Konfirmasi ini bisa menjadi sangat penting jika, misalnya, mengirimkan sebuah nomor kartu kredit melalui jaringan dan ingin memastikan identitas server penerima nomor tersebut. 2.
Autentikasi client SSL Memungkinkan sebuah server untuk memastikan identitas pengguna. Dengan
menggunakan teknik yang sama seperti yang digunakan pada autentikasi server, software SSL pada server dapat memeriksa keabsahan sertifikat client dan public ID. Peran CA dalam hal ini sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Konfirmasi ini bisa menjadi sangat penting bagi server jika, misalnya, server tersebut adalah sebuah bank yang akan mengirimkan informasi finansial rahasia kepada pelanggannya. Pemeriksaan indentitas penerima, dalam hal ini sangat penting.
9
3.
Enkripsi koneksi SSL Membutuhkan kondisi dimana semua informasi yang dikirimkan antara client dan
server dienkripsikan/didekripsikan oleh kedua belah pihak. Hal ini menyediakan tingkat kerahasiaan yang tinggi. Kerahasiaan merupakan hal penting bagi kedua pihak yang akan melakukan komunikasi pribadi. Sebagai tambahan, semua data yang dikirimkan melalui koneksi SSL dilindungi oleh mekanisme yang akan mendeteksi tampering, yaitu kemampuan untuk mendeteksi apakah data tersebut diubah selama dalam perjalanan. 2.3.
Mekanisme Kerja SSL Walaupun SSL sederhana pada teorinya (kunci dipertukarkan menggunakan
kriptografi kunci publik, dan komunikasi dilakukan dengan menggunakan kriptografi kunci simetri), namun cukup kompleks pada implementasi aktualnya. Berikut ini beberapa detail dalam membangun sebuah koneksi SSL dan berkomunikasi menggunakan koneksi tersebut: 2.3.1. Alert Error pada SSL disebut juga Alert. Salah satu komponen terpenting dalam SSL adalah system penanganan errornya. Alert biasa juga diartikan sebagai serangan karena error itu bisa mempengaruhi system kerja. Alert ini berupa pesan-pesan error yang dikirim melalui komunikasi SSL Apabila pada perusahaan ini tidak ada system keamanan maka akan dengan mudah serangan-serangan itu akan masuk ke data. Makanya di berikan teknologi SSL. Spesifikasi SSL menjelaskan secara detail tentang jenis 20 alert yang berbeda dan SSL juga bisa mendeteksi bagaimana menanganinya ketika alert tersebut diterima, serta kapan waktu yang tepat untuk membangkitkan dan mengirimkannya. 2.3.2. Handsake Komunikasi SSL diadakan pada sebuah SSL session. SSL ini dibangun menggunakan sebuah proses handshake yang mirip dengan TSP 3-way handshake. Keseluruhan proses handshake, termasuk pembangunan soket pada TCP/IP.
10
Gambar 2.5. Proses SSL Handsake Seperti yang dapat dilihat pada gambar, koneksi TCP/IP dibangun terlebih dahulu, kemudian proses handshake SSL dimulai. Session SSL dimulai ketika client dan server berkomunikasi menggunakan parameter dan cipher yang telah dinegosiasikan. Session SSL diakhiri ketika kedua pihak selesai. 2.3.2.1.
Client Hello dan operasi kunci publik
Semua session pada SSL dimulai dengan sebuah pesan Client Hello. Pesan ini dikirim oleh client kepada server yang ingin dituju untuk berkomunikasi. Pesan ini berisi versi SSL dari client, sebuah bilangan acak yang akan digunakan selanjutnya pada penurunan kunci, dan juga sebuah kumpulan ciphersuite offer. Offerini merupakan penanda yang menunjukkan cipher dan algoritma hashyang ingin digunakan oleh client. Pada saat membangun koneksi inisial, server memilih sebuah offer yang ingin digunakan, dan menyampaikan kembali offer tersebut kepada client bersama dengan certificate dan sebuah bilangan acak yang dimilikinya. Client kemudian melakukan verifikasi server menggunakan sertifikat dan mengekstraksi kunci public server. Dengan menggunakan kunci publik, client mengenkripsi rahasia premaster, sebuah nilai acak yang akan digunakan untuk membangkitkan kunci simetri, dan 11
mengirim pesan terenkripsi tersebut kepada server, yang kemudian mendekripsi pesan menggunakan kunci privatnya. 2.3.2.2.
Penurunan kunci simetri
Setelah server menerima rahasia premaster dari client, server dan client samasama membangkitkan kunci simetri yang sama menggunakan rahasia premaster dan juga
membangkitkan
bilangan
acak
yang
telah
dipertukarkan
sebelumnya
menggunakan TLS pseudorandom function (PRF), yang mengekspansi rahasia dan beberapa data menjadi sebuah blok dengab panjang tertentu. Dengan cara ini, yang hanya mengenkripsi rahasia premaster kecil menggunakan kriptografi kunci publik, membatasi kemungkinan mahalnya operasi pada performansi. 2.3.2.3.
Finish handshake
Segera setelah kunci dibangkitkan, client dan server bertukar pesan-pesan “change cipher spec” untuk mengindikasikan bahwa mereka telah memiliki kunci simetri dan komunikasi selanjutnya dapat dilaksanakan menggunakan algoritma simetri yang dipilik pada tahap inisial proses handshake. Pada tahap ini, server dan client menggunakan semua pesan-pesan handshake yang diterima dan dikirim, dan membangkitkan sebuah blok data yang digunakan untuk melakukan verifikasi bahwa handshake tidak terganggu. Data ini, yang dibangkitkan menggunakan TLS PRF, dikirimkan pada pesan handshake terakhir disebut Finish. Jika data pada pesan finish yang dibangkitkan tidak cocok dengan data finish yang dibangkitkan secara lokal, maka akan koneksi diterminasi oleh pihak manapun yang gagal melakukan tes verifikasi. 2.3.3. Session Ketika sebuah proses handshake selesai, client dan server mulai berkomunikasi dengan menggunakan saluran komunikasi aman yang baru. Setiap pesan di-hash, dienkripsi dan kemudian dikirim.
12
Setiap kali ada kegagalan, baik itu pada proses dekripsi, enkripsi, hash, verifikasi, atau komunikasi, SSL alert akan dikirimkan (menggunakan enkripsi kunci simetri) oleh entitas yang mengalami kegagalan. Kebanyakan alert bersifat fatal, dan menyebabkan komunikasi harus dihentikan sesegera mungkin. 2.3.4. Mengakhiri Session Ketika client atau server selesai berkomunikasi, sebuah alert khusus, close_notify, dikirimkan untuk memastikan semua komunikasi telah dihentikan dan koneksi dapat ditutup. Alert ini digunakan untuk mencegah pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan sebuah serangan pemotongan, yang akan menipu server atau client agar berpikir bahwa semua data yang ingin dipertukarkan telah berhasil terkirim, padahal sebenarnya masih ada data yang masih belum terkirim (hal ini dapat menjadi masalah pada situasi seperti transaksi perbankan, di mana semua informasi harus terkirim). Secara umum, cara kerja protokol SSL adalah sebagai berikut (Gambar 2.6): 1.
Klien membuka suatu halaman yang mendukungprotokol SSL, biasanya diawali dengan https://pada browsernya.
2.
Kemudian webserver mengirimkan kuncipubliknya beserta dengan sertifikat server.
3.
Browser melakukan pemeriksaan : apakahsertifikat tersebut dikeluarkan oleh CA (CertificateAuthority) yang terpercaya? Apakah sertifikattersebut masih valid dan memang berhubungandengan alamat situs yang sedang dikunjungi?
4.
Setelah diyakini kebenaran dari webservertersebut, kemudian browser menggunakan kuncipublic dari webserver untuk melakukan enkripsiterhadap suatu kunci simetri yang dibangkitkansecara random dari pihak klien. Kunci yangdienkripsi ini kemudian dikirimkan ke webserveruntuk digunakan sebagai kunci untuk mengenkripsialamat URL (Uniform Resource Locator) dan datahttp lain yang diperlukan.
5.
Webserver melakukan dekripsi terhadap enkrispidari klien tadi, menggunakan kunci privat server.Server kemudian menggunakan kunci simetri dariklien tersebut untuk mendekripsi URL dan datahttp yang akan diperlukan klien.
6.
Server mengirimkan kembali halaman dokumenHTML yang diminta klien dan data http yangterenkripsi dengan kunci simetri tadi. 13
7.
Browser melakukan dekripsi data http dandokumen HTML menggunakan kunci simteri tadidan menampilkan informasi yang diminta.
Gambar 2.6. Prinsip Kerja SSL
2.4.
Sertifikat SSL Sertifikat SSL memastikan data transaksi yang terjadi secara online di enkripsi/acak
sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak lain. 1.
Apa kegunaan sertifikat SSL? Kegunaan utamanya adalah untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data ketika
melakukan transaksi. SSL memberikan jaminan keamanan pada pemilik dan pengunjung situs atas data yang dikirim lewat web. SSL yang sering digunakan dapat dilihat pada situs perbankan untuk melakukan transaksi e-banking. 2.
Jenis SSL yang mana yang paling aman? Tingkat keamanan SSL terletak pada kekuatan enkripsi yang didukungnya (misalnya
256 bit). Semakin besar tingkat enkripsi semakin susah untuk dibobol. Secara teknis, semua SSL dengan tingkat enkripsi yang sama, mempunyai tingkat keamanan yang sama.
14
3.
Bagaimana mengetahui transaksi diamankan SSL? Sebuah icon berlambangkan gembok yang terkunci akan muncul di browser yang
telah diamankan dengan SSL. Dengan meng-klik icon tersebut akan diketahui otoritas sertifikasi dari sertifikat SSL tersebut.
Gambar 2.7. Icon berlambang gembok terkunci pada Internet Explorer 4.
Apa tanda situs yang tidak menggunakan sertifikat SSL? Umumnya situs yang tidak menggunakan sertifikasi SSL dapat diketahui ketika
membuka halaman web situs tersebut misalnya terdapat “Certificate Error: Navigation Blocked” pada browser Internet Explorer atau “This Connection is Untrusted” pada browser Mozilla Firefox. Bagipengunjung situs yang tidak memiliki sertifikat SSL, dianjurkan untuk tidak melakukan transaksi secara online atau melanjutkan membuka situs tersebut dengan mengklik link “Continue to this website (not recommended)”.
Gambar 2.8. Certificate Error pada Internet Explorer 15
Sebagai contoh, sejak pertengahan April 2010 situs Kementerian Pertanian yang telah menggunakan sertifikat SSL adalah situs webmail Kementerian Pertanian dengan alamat URL http://mail.deptan.go.id atau https://exchange2k7fe.deptan.go.id. Dengan adanya sertifikat SSL di situs Webmail Kementerian Pertanian, maka data yang terdapat pada email telah diproteksi sehingga aman untuk digunakan dalam bertransaksi secara online. 2.5.
SSL dan TSL SSL merupakan protokol keamanan yang terkenal danbanyak digunakan, namun SSL
bukan satu-satunyaprotokol yang ada untuk keamanan transaksi web. Salahsatu protokol yang juga penting dan menjadi pengganti dariSSL adalah TLS. TLS (Transport Layer Security) adalah protocol keamanan dari IETF (Internet Engineering Task Force)sebagai pengganti untuk protokol SSL v3.0 yangdikembangkan oleh Netscape. TSL didefinisikan di dalamsuatu Request for Comment, yaitu pada RFC2246. Banyakprotokol pada layer aplikasi yang menggunakan TLSuntuk menciptakan koneksi yang aman, antara lain HTTP, IMAP, POP3, dan SMTPProtokol TSL ini dibangun oleh dua layer: 1.
Protokol TLS record, digunakan untuk melindungikerahasian dengan menggunakan enkripi algoritmakunci simetri
2.
Protokol TLS handshake, yang melakukanautentikasi antara server dan klien dan melakukannegosiasi terhadap algorima enrkripsi dan kincikriptografi yang akan digunakan di dalam transaksisebelum protokol aplikasi mengirimkan ataumenerima data. Prinsip kerja protokol TSL adalah sebagai berikut:
1.
Pertama-tama,
protokol
TLS
handshake
melakukanpertukaran
kunci
dapat
menggukaan algoritma kunciasimetrik, seperti RSA atau Diffie-Hellman antara kliendan server. 2.
Kemudian protokol TLS record membukasaluran yang terenkripsi menggunakan algoritma kuncisimetrik seperti RC4, IDEA, DES, atau Triple-DESsehingga informasi dapat
dikirimkan
dengan
aman.Selain
itu,
protokol
TLS
record
juga
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa komunikasi antara kliendan server tidak
16
berubah di tengah jalan, oleh karena itudigunakan juga fungsi hash, seperti MD5 dan SHA. 2.6.
Celah Keamanan pada SSL Celah keamanan yang paling umum untuk SSL datang dari empat area: certificate
distribution, authentication, failure handling, dan dari lower-layer protocols. 2.6.1. Certificate Distribution SSL bergantung pada sertifikat yang di-shared. Jika sertifikat tidak dipertukarkan cara yang aman, dapat dicuri dan dimanipulasi oleh attacker. Sebagai contoh, banyak perusahaan menggunakan email untuk mengirim sertifikat client-side kepada pengguna. Seorang penyerang yang mengakses email tersebut dapat menggunakan sertifikat clientside. Biasanya server CA (Certificate Authority) menghasilkan sertifikat untuk digunakan pada server SSL, namun banyak server SSL menghasilkan sertifikat publik dan privatuntuk digunakan dengan klien, yang memungkinkan pengguna untuk meng-host private-key mereka. Akibatnya, inisial sertifikat client-side mungkin tidak terlindungi (atau hanya dilindungi oleh password). 2.6.2. Self-Certification Sertifikat X.509 menentukan server CA. Seorang penyerang menjalankan server SSL dapat menggenerate sertifikat yang mengarah ke server CA. Dalam situasi ini, sertifikat tersebut valid, namun server CA tidak dapat dipercaya. Untuk mengurangi risiko ini, banyak aplikasi (termasuk browser Web) mempertahankan daftar server CA terpercaya. Setiap server CA yang tidak ada dalam daftar memerlukan pertimbangan khusu/ditolak. 2.6.3. Absent Client Certificate Sertifikat client-side tidak selalu digunakan. Jika server menyimpan informasi sensitif yang dibutuhkan oleh klien, maka server harus dikonfirmasi. Jika klien SSL menyimpan informasi yang digunakan oleh server SSL, maka client juga harus disertifikasi. Sayangnya, lingkungan SSL tidak menerapkan client-side sertifikat. Sebaliknya, mengotentikasi lapisan OSI aplikasi klien. Keamanan SSL ini tidak meluas ke lapisan OSI
17
yang lebih tinggi. SSL (tanpa sertifikat client-side) melindungi pengiriman data pada application-layer tetapi tidak melindungi terhadap serangan lapisan server aplikasi. 2.6.4. Automated Systems SSL umumnya digunakan untuk komunikasi antar sistem secara otomatis. Termasuk web tools, backup dan restore system dan fasilitas login yang aman. Meskipun SSL tidak menyediakan komunikasi yang aman ketika bekerja, automated systems banyak yangtidak bisamengetahui saat SSL gagal. Misalnya, jika sertifikat SSL tidak valid, automated systems dapat tetap digunakan. Banyak sistem SSL otomatis tidak memeriksa sertifikat yang sudah kadaluarsa atau melakukan pencocokan sertifikat (potensial terjadi pencurian sertifikat). 2.6.5. Human Error Beberapa serangan, seperti MITM dilakukan dengan memanfaatkan kemalasan pengguna untuk langsung menggunakan https. Pengguna yang malas memilih untuk menggunakan http biasa dan berharap di-redirect ke url https otomatis atau menemukan link ke url https. Padahal pada saat pengguna menggunakan http biasa itulah pengguna berpotensi terkena serangan MITM. Bila pengguna langsung menggunakan https, maka pengguna akan aman dan terbebas dari serangan MITM. 2.6.6. Lower-Layer Protocols Celah keamanan dari lower-layers dapat berpengaruh pada efektifitas SSL. Gaya serangan ini biasanya menghasilkan peringatan kepada pengguna, seperti server CA unauthenticated atau sertifikat tidak valid. 2.7.
Serangan Pada SSL
2.7.1. Man in the Middle (MITM) Attack Https (http over SSL) sebenarnya adalah protokol yang sangat aman, protokol ini menjamin keamanan data dari browser hingga web server. MITM attack (man in the middle) tidak bisa dilakukan terhadap https karena https memiliki fitur authentication sehingga attacker tidak bisa menyamar sebagai web server. Walaupun MITM attack tidak bisa dilakukan terhadap https, namun attacker tetap bisa menyerang user yang 18
menggunakan http sebagai pintu masuk menuju https. Dengan menggunakan SSLStrip (http://www.thoughtcrime.org/software/sslstrip/index.html), sebuah tool yang dibuat oleh Moxie Marlinspike untuk melakukan serangan MITM terhadap pengguna situs yang dilindungi dengan https. 2.7.1.1.
Mekanisme Serangan
SSL is not vulnerable to MITM attack MITM attack adalah serangan dimana attacker berada di tengah bebas mendengarkan dan mengubah percakapan antara dua pihak. Jadi dengan serangan MITM ini attacker tidak hanya pasif mendengarkan, tetapi juga aktif mengubah komunikasi yang terjadi. Sebagai contoh, pada percakapan antara Rudi dan Bobby, Charlie menjadi pihak yang ditengah melakukan MITM attack. Charlie tidak hanya bisa mendengarkan percakapan itu, namun juga bisa mengubah percakapannya. Ketika Rudi berkata “Besok makan siang jam 7″, Charlie bisa mengubahnya menjadi “Besok makan siang dibatalkan” sehingga Bobby mengira makan siang dengan Rudi tidak jadi. Kenapa MITM attack bisa terjadi? MITM attack bisa terjadi karena sebelum berkomunikasi kedua pihak tidak melakukan authentication. Authentication berguna untuk memastikan identitas pihak yang berkomunikasi, apakah saya sedang berbicara dengan orang yang benar, atau orang ke-3 (the person in the middle)? Tanpa authenticationRudi akan mengira sedang berbicara dengan Bobby, sedangkan Bobby juga mengira sedang berbicara dengan Rudi, padahal bisa jadi sebenarnya Rudi sedang berbicara dengan Charlie dan Bobby juga sedang berbicara dengan Charlie, sehingga Charlie bertindak sebagai “the person in the middle”. Seharusnya sebelum Rudi dan Bobby berbicara, harus ada authentication, untuk memastikan “Who are you speaking with?”. Rudi harus memastikan “Are you really Bobby? Prove it!”, sedangkan Bobby juga harus memastikan “Are you really Rudi? Prove it!”. SSL adalah protokol yang memiliki tingkat keamanan sangat tinggi. SSL tidak hanya mengatur tentang enkripsi, namun juga mengatur tentang authentication sehingga SSL tidak rentan terhadap serangan man in the middle. SSL menggunakan sertifikat yang memanfaatkan kunci publik dan kunci private sebagai cara untuk 19
melakukan authentication. Dengan menggunakan sertifikat SSL ini, pengunjung web bisa yakin sedang berkomunikasi dengan web server yang benar, bukan attacker in the middle yang menyamar menjadi web server suatu situs. Attacker yang mencoba menjadi “the person in the middle”, akan dengan mudah ketahuan karena attacker tidak bisa membuktikan identitasnya dengan sertifikat SSL yang sah. Sertifikat SSL yang sah haruslah ditandatangani oleh CA (certificate authority) yang dipercaya dan tersimpan dalam daftar trusted CA browser. Jadi bila attacker mencoba membuat sertifikat SSL sendiri, browser akan memberi peringatan keras pada pengunjung bahwa sertifikat SSL tidak bisa dipercaya dan pengunjung disarankan untuk membatalkan kunjungan karena beresiko terkena serangan MITM. Serangan MITM attack baru bisa berhasil bila pengunjung tetap bandel dan nekat untuk menggunakan sertifikat palsu tersebut. Bila ini yang terjadi, maka kesalahan ada pada pengguna, bukan kelemahan SSL sebagai protokol. HTTPS vs HTTP, Terpercaya dan Tidak Http adalah protokol yang tidak bisa dipercaya karena rentan terhadap serangan MITM. Sedangan http over SSL (https) adalah protokol yang bisa dipercaya karena protokol ini tidak rentan terhadap serangan MITM. Informasi yang dilihat pengunjung pada browser di sebuah page http sebenarnya tidak bisa dipercaya karena tidak ada jaminan integritas dan keontentikan data. Informasi tersebut kemungkinan sudah diubah di tengah jalan atau berasal dari sumber yang tidak otentik (orang lain). dan pengunjung tidak bisa melakukan verifikasi. Sedangkan informasi yang dilihat pengunjung pada browser di sebuah halaman https bisa dipercaya karena DIJAMIN informasi yang diterima adalah sama dengan yang dikirim web server dan informasi tersebut juga DIJAMIN dikirim oleh web server yang benar. HTTP sebagai gerbang HTTPS Jarang sekali orang mengunjungi situs dengan mengetikkan https:// bahkan http:// pun orang sudah malas. Kebanyakan orang langsung mengetikkan alamat situs yang ditujunya tanpa harus diawali dengan http:// atau https://. Secara default browser akan
20
berasumsi bahwa pengunjung akan menggunakan protokol http, bukan https bila pengunjung tidak menyebutkan protokolnya. Kebanyakan situs yang harus memakai https, memang dirancang untuk menerima request melalui http (port 80) atau https (port 443). Situs pada port 80 biasanya hanya dijadikan jembatan untuk menuju situs yang sebenarnya pada port 443. Bila pengunjung masuk melalui port 80, maka server akan memberikan link untuk menuju URL https, atau dengan memberikan response Redirect.
Gambar 2.9. Proses Komunikasi HTTPS Jadi bisa disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung memasuki https dengan melalui http, dengan kata lain http sebagai gerbang menuju https. Metode peralihan dari situs http ke situs https ada beberapa cara, yaitu:
Memberikan link menuju URL https.
Memberikan response redirect ke URL https.
Menggunakan META tag auto refresh ke URL https.
Menggunakan javascript untuk load halaman https.
Menyerang HTTP, bukan HTTPS Sebelumnya sudah saya jelaskan bahwa https adalah protokol yang sangat secure sehingga tidak bisa diserang dengan serangan MITM. Namun mengingat kenyataan bahwa kebanyakan orang mengakses https melalui http, maka attacker memiliki peluang untuk menyerang ketika pengunjung masih berada dalam protokol http.
21
Gambar 2.10. Pembajakan Komunikasi HTTPS SSLStrip adalah tool untuk melakukan MITM attack pada protokol http (bukan HTTPS), dengan maksud untuk menyerang situs-situs yang dilindungi dengan https. SSLStrip sebagai “the person in the middle”, akan mencegah peralihan dari http ke https dengan secara aktif mengubah response dari server sehingga pengunjung akan tetap berada dalam protokol http. Mari kita lihat beberapa cara peralihan dari http ke https, saya tambahkan cara SSLStrip mencegah peralihan itu:
Memberikan link menuju URL https: SSLStrip akan mengubah link berawalan https menjadi http. Sehingga yang muncul di browser korban bukan link ke https melainkan link ke http.
Memberikan response redirect ke URL https: SSLStrip akan mengubah header Location dari URL berawalan https menjadi http.
Menggunakan META tag auto refresh ke URL https: SSLStrip akan mengubah url https menjadi http.
Menggunakan javascript untuk load halaman https: SSLStrip akan mengubah url https menjadi http. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar yang menunjukkan salah satu cara
kerja SSLStrip mencegah korban beralih dari http ke https.
Gambar 2.11. Opening Bank Front Page 22
Pada gambar di atas korban mengakses web server bank dengan URL http://bank/. Request tidak secara langsung dikirim ke web server, namun melalui SSLStrip dulu. SSLStrip meneruskan request tersebut ke web server. Kemudian web server menjawab dengan memberikan html berisi link ke URL https://bank/login/ kepada SSLStrip. Sebelum response html diterima oleh browser, SSLStrip mengubah response tersebut dengan mengubah URL https menjadi http biasa sehingga HTML yang diterima di browser korban berisi link ke URL http://bank/login/ bukan https://bank/login/.
Gambar 2.12. Opening login page Korban mengklik link pada halaman yang muncul browsernya, tentu saja link ini bukan ke https://bank/login/ melainkan ke http://bank/login/. Dengan cara ini browser tetap dalam protokol http bukan dalam protokol https seperti seharusnya, dengan kata lain SSLStrip berhasil mencegah browser beralih ke protokol https. Request ke http://bank/login/ tersebut dikirimkan ke SSLStrip. Kemudian SSLStrip tidak meneruskan request tersebut ke http://bank/login/, melainkan membuat request baru ke https://bank/login/. Kemudian web server mengirimkan response dari response tersebut ke SSLStrip. Seperti biasanya SSLStrip akan mengubah response dari server tersebut untuk mencegah peralihan ke https. Response yang telah diubah ini kemudian dikirimkan ke browser korban sehingga korban tetap melihat halaman yang sama persis seperti ketika dia membuka https://bank/login/. Dengan tampilan yang sama persis ini, korban mengira sedang membuka https://bank/login/, padahal sebenarnya dia sedang
23
membuka http://bank/login/. Perhatikan bahwa koneksi antara browser dengan SSLStrip adalah dalam http biasa, sedangkan dari SSLStrip ke web server dalam https.
Gambar 2.13. Submit Username and Password Setelah muncul halaman login dan korban mengira sedang membuka https://bank/login, kemudian korban memasukkan username dan password dan mengklik tombol Login. Browser akan membuat POST request ke http://bank/login/ yang diterima oleh SSLStrip. Karena protokolnya adalah http, maka SSLStrip dengan mudah bisa membaca username dan password yang dimasukkan korban. SSLStrip kemudian akan mengirimkan username dan password korban degan POST request ke https://bank/login/. Seperti biasa jawaban dari webserver akan dimodifikasi dulu seperlunya oleh SSLStrip sebelum dikirimkan ke browser korban. Perhatikan bahwa korban sejak awal hingga login mengakses situs dengan http, sedangkan SSLStrip di tengah-tengah membuat koneksi https ke web server yang sebenarnya. Jadi walaupun browser mengakses dengan http, namun response yang diterima browser berasal dari koneksi https yang dibuat oleh SSLStrip. 2.7.1.2.
Studi Kasus: Mandiri Internet Banking
Mari kita coba trik di atas dengan contoh kasus pada situs internet banking Mandiri. Karena ini hanya contoh, saya tidak menggunakan teknik ARP Spoofing untuk melakukan MITM attack yang sesungguhnya. Saya sengaja mengubah setting browser saya agar menggunakan proxy, yaitu SSLStrip. Dalam website SSLStrip, disebutkan seharusnya cara untuk melakukan MITM attack dengan SSLStrip adalah:
24
Setting komputer agar bisa melakukan forwarding paket
Setting iptables untuk mengarahkan traffic HTTP ke SSLStrip
Jalankan SSLStrip
Gunakan ARPSpoof untuk meyakinkan jaringan bahwa traffic harus dikirimkan melalui komputer yang menjalankan SSLStrip. Dalam contoh ini saya tidak melakukan ARPSpoofing, namun saya
menggunakan SSLStrip sebagai proxy yang saya setting dalam browser saya. Sehingga setiap traffic http yang dilakukan browser saya akan dikirimkan melalui SSLStrip sebagai man in the middle. Saya menjalankan SSLStrip di linux dengan IP address 192.168.0.10. Cara menjalankannya mudah sekali, cukup jalankan perintah: python sslstrip.py -l portnumber . Kemudian pada browser saya setting untuk menggunakan proxy 192.168.0.10 dan port sesuai dengan port sslstrip. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2.14.Setting up SSLStrip as proxy in IE Setelah semuanya siap, mari kita coba melakukan serangan MITM. Pada skenario ini, korban akan login ke Mandiri IB tidak dengan mengetikkan https://ib.bankmandiri.co.id, karena korban hanya hafal bankmandiri.co.id saja maka korban langsung mengetikkan bankmandiri.co.id (tanpa diawali www atau http://). Secara default browser akan menganggap korban menghendaki koneksi dengan protokol http, bukan https. Request http tersebut dikirimkan melalui SSLStrip sebagai man in the middle, dan berikut adalah response yang diterima di browser korban. 25
Sebagai pembanding saya juga berikan gambar screenshot halaman depan bank mandiri yang asli (tidak dimodifikasi SSLStrip).
Gambar 2.15.Bank Mandiri front page modified by sslstrip
Gambar 2.16. Real Mandiri front page (not modified) Login ke Mandiri IB dilakukan dengan mengklik tombol Login di halaman depan bank mandiri. Login tersebut sebenarnya adalah link ke URL https, namun SSLStrip mengubahnya menjadi http agar korban tidak beralih ke modus https. Berikutnya korban akan mengklik tombol Login, sehingga browser akan mengakses URL http://ib.bankmandiri.co.id (bukan https://). Berikut adalah gambar screenshot halaman login Mandiri IB yang telah dimodifikasi sslstrip dan yang masih asli. Kedua gambar di bawah ini sangat mirip, perbedaannya hanya pada penggunaan awalan 26
http:// dan https://. Saya yakin kebanyakan orang tidak akan menyadari bahwa dia sedang menggunakan http biasa, bukan https.
Gambar 2.17.Mandiri IB login page modified by sslstrip
Gambar 2.18. Real login page, https version and not modified Berikutnya setelah bertemu dengan halaman login, korban akan dengan senang hati memasukkan username dan password. Request tersebut dikirimkan dalam request POST http (bukan https) ke sslstrip. Karena POST dikirim melalui http, maka sslstrip bisa dengan mudah menyimpan username dan password korban.Berikut ini adalah log dari sslstrip yang menangkap username dan password Mandiri IB.
27
Setelah itu sslstrip akan mengirimkan username dan password korban dalam POST request ke URL https (ini adalah url submit yang asli). Response yang diberikan oleh webserver Mandiri IB akan dimodifikasi seperlunya dan dikembalikan ke browser korban. Bila login berhasil, maka korban akan melihat tampilan seperti gambar dibawah ini, sebagai pembanding saya juga sertakan gambar bila menggunakan protokol https.
Gambar 2.19. Login success page in http mode, modified by sslstrip
Gambar 2.20. Real login success page, https mode, not modified Seperti pada halaman login, halaman setelah login berhasil juga sama persis walaupun menggunakan protokol http. Korban tidak akan menyadari bahwa dia sedang menggunakan http, bukannya https karena tampilannya memang tidak ada bedanya. 2.7.1.3. Tips Pencegahan Seperti telah dibahas sebelumnya, serangan SSL dengan cara ini hampir tidak terdeteksi dari sisi server, karena server ‘menyangka’ hal ini hanyalah komunikasi normal dengan klien. Untungnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dari sisi klien untuk mendeteksi dan mencegah serangan, antara lain: 28
1.
Pastikan melakukan koneksi yang aman dengan HTTPS Serangan MITM dengan SSLstrip ini dilakukan dengan memanfaatkan
kemalasan pengguna untuk langsung menggunakan https. Pengguna yang malas memilih untuk menggunakan http biasa dan berharap di-redirect ke url https otomatis atau menemukan link ke url https. Padahal pada saat pengguna menggunakan http biasa itulah pengguna berpotensi terkena serangan MITM. Bila pengguna langsung menggunakan https, maka pengguna akan aman dan terbebas dari serangan MITM. Jadi mulai sekarang biasakanlah mengetikkan https:// di URL anda bila ingin mengakses situs yang sensitif. 2.
Sebaiknya jangan melakukan traksaksi online di tempat umum Kemungkinan seseorang mencegat lalu lintas pada jaringan di rumah Anda jauh
lebih sedikit dibandingkan pada jaringan di kantor atau ditempat umum. Anda tidak akan menyadari disekitar anda ternyata ada seseorang yang sedang meng-capture paket jaringan, just be carefull. 3.
Amankan perangkat jaringan internal Anda Jika perangkat jaringan anda aman maka ada sedikit peluang bagi para attacker
untuk memasuki system Anda. 2.7.2. Sniffing SSL Traffic using oSpy SSL menjamin confidentiality data dari endpoint ke endpoint, itu artinya di tengah jalan tidak ada pihak ke-3 yang bisa menyadap data yang dikirimkan. Nah, kalau di tengah jalan tidak bisa disniff, bagaimana dengan sniffing di salah satu endpoint, baik di komputer klien atau server? Itulah yang akan saya tunjukkan dalam artikel ini. 2.7.2.1. Mekanisme Serangan SSL: The Secure Tunnel for All SSL adalah protokol yang menjamin confidentiality dan authentication komunikasi dari satu titik awal ke titik akhir. Data apapun yang dilewatkan melalui SSL dijamin aman dari pengintip di tengah jalan karena semua data dikirim dalam 29
keadaan terenkripsi. Karena itu SSL sering dijadikan terowongan (tunnel) untuk membuat protokol lain yang tidak secure menjadi secure. Contoh pemakaian SSL sebagai tunnel adalah pada https. Http sejatinya adalah protokol clear text, artinya semua request dan response http yang lewat tidak terenkripsi dan bisa disadap siapapun yang berminat. Namun untuk web tertentu yang sensitif seperti bank memerlukan jaminan confidentiality, oleh karena itu protokol Http ini dibungkus dan dilewatkan tunnel SSL, sehingga menjadi apa yang dikenal sebagai https yaitu http tunneled over SSL. Masih banyak protokol lain yang bisa dilewatkan tunnel SSL, antara lain IMAP, SMTP, POP, LDAP. Sniffing at Endpoint SSL memang menjamin keamanan sepanjang perjalanan dari titik asal menuju titik tujuan. Data yang terkirim dari dan ke komputer klien/server dijamin keamanannya karena terenkripsi. Kalau ada attacker yang mencoba mengintip data di tengah perjalanan, data yang dia dapatkan adalah data yang terenkripsi, bukan plaintext, sehingga tidak ada gunanya mengintip data yang dilindungi SSL. Jaminan keamanan SSL hanya berlaku dari titik A ke titik B (end-to-end). Pertama saya harus jelaskan dulu apa yang dimaksud dengan titik. Titik disini adalah aplikasi atau program komputer yang berjalan di atas operating system, contohnya adalah browser, instant messenger, outlook. Aplikasi ada yang berfungsi sebagai client dan ada pula yang sebagai server. Agar data yang dikirimkan aman, aplikasi tersebut harus melakukan enkripsi data terlebih dahulu sebelum mengirimkan data ke tujuan. Begitu pula dari titik penerima, data yang diterima harus dikenakan proses dekripsi agar bisa dimengerti dan bisa diproses. Proses tersebut digambar seperti pada gambar berikut ini:
30
Gambar 2.21. Simplified SSL Data Flow Pada gambar di atas, dicontohkan yang menjadi titik adalah browser sebagai client dan web server sebagai server. Pada saat paket data diserahkan dari aplikasi ke network adapter (ethernet, wifi adapter dsb), paket tersebut sudah dalam keadaan terenkripsi. Jadi dalam aplikasi yang memakai SSL data yang dikirim dan diterima dalam keadaan terenkripsi, namun justru dalam aplikasinya sendiri data masih dalam keadaan tidak terenkripsi. Data hanya aman ketika berada di luar rumah, justru di dalam rumah data tidak terlindungi enkripsi. Karena data hanya aman ketika berada di luar rumah (proses/aplikasi), maka ada peluang bagi aplikasi/proses lain yang memiliki hak akses yang cukup untuk melakukan sniffing ketika data masih berada di dalam rumah. Salah satu skenario attack yang mungkin adalah: dalam sistem operasi multi user seperti linux dan windows, ada satu user yang dipakai beberapa orang. Dalam kondisi ini ketika ada orang yang sedang browsing, maka orang lain dengan user yang sama bisa mengintip isi rumah browser korban. Hal ini dimungkinkan karena kedua orang tersebut login dengan user yang sama. Jadi walaupun korban sedang login mengggunakan https (SSL) di browser tersebut, attacker tetap bisa melakukan sniffing dengan cara masuk langsung ke dalam rumah proses browser korban. 2.7.2.2. Studi Kasus: Sniffing Google Talk SSL Traffic Agar lebih jelasnya mari kita langsung praktek mencoba sniffing SSL google talk di komputer yang sama. Sebelumnya anda harus sudah berhasil mendownload oSpy (http://code.google.com/p/ospy/). Kemudian silahkan ekstrak dan jalankan file oSpy.exe. Untuk dapat melakukan sniffing proses saya harus menginjeksi agen ke 31
dalam proses tersebut. Agen ini mirip dengan mata-mata yang disusupkan ke daerah lawan agar saya bisa mendapatkan informasi segala sesuatu tentang lawan. Agen yang disusupkan ke proses googletalk.exe ini akan memberikan saya informasi fungsi apa saja yang dijalankan oleh sebuah proses. Untuk menginjeksi agen, di dalam oSpy, klik menu Capture kemudian pilih menu Inject Agent. Silakan pilih proses yang akan diintip, dalam contoh ini saya memilih googletalk.exe. Setelah memilih proses, kemudian klik tombol Inject. Proses injeksi agen diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.22. Injecting Agent Setelah agen berhasil disusupkan ke sebuah proses, kini tiba saatnya untuk mengantifkan modus mata-mata, caranya adalah dengan klik menu Capture, kemudian pilih Start. Setelah itu saya coba login ke googletalk, kemudian saya klik Stop Capture untuk melihat hasil capture. Mari kita lihat informasi apa saja yang dikirimkan oleh agen yang saya susupkan ke daerah musuh.
Gambar 2.23. Captured Information 32
Dalam gambar di atas terlihat informasi yang dikirim oleh agen rahasia saya. Google Talk menggunakan https untuk melakukan authentication. Walaupun menggunakan https, namun agen rahasia saya mampu membaca paket http yang dikirimkan ke google dan yang diterima dari google. POST /accounts/ClientAuth HTTP/1.1 Connection: Keep-Alive Content-Length: 171 Content-Type: application/x-www-form-urlencoded Host: www.google.com:443 User-Agent: Google Talk Email=rizki.wicaksono%40gmail.com&Passwd=%74%65%73%74%69%6E%67%70 %61%73%73%77%6F%72%64&PersistentCookie=false&source=googletalk&ac countType=HOSTED_OR_GOOGLE&skipvpage=true
Request POST tersebut mengirimkan username dan password saya dalam bentuk url encoded ke https://www.google.com. Namun karena username dan password salah, maka response yang didapatkan adalah 403 Forbidden. Kalau password benar, response status code adalah 200 OK. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa sebelum googletalk mengirimkan data, dia memanggil fungsi EncryptMessage() yang gunanya mengenkrip pesan yang akan dikirim ke web server google. Begitu pula sebaliknya, data yang diterima dari web server google diterima oleh fungsi recv() setelah itu diikuti dengan fungsi DecryptMessage() yang gunanya mendekrip pesan yang diterima dari web server google. 2.7.2.3. Kesimpulan SSL adalah protokol yang sangat bagus karena bisa menjamin keamanan data dari titik ke titik. Namun keamanan data di titik itu sendiri tidak bisa dijamin SSL karena itu adalah domain dari keamanan sistem operasi. Dengan menggunakan oSpy saya bisa mengintip komunikasi SSL yang dilakukan sebuah aplikasi/proses. Komunikasi SSL tidak bisa diintip dengan menggunakan network sniffer seperti wireshark (ethereal) walaupun sniffer dijalankan di komputer yang sama dengan aplikasi. Kenapa network sniffer tidak berguna walau di komputer yang sama? Hal ini karena sniffer bekerja di layer physical dengan mengubah network adapter ke modus promiscious. Dalam gambar sebelumnya saya jelaskan bahwa data yang dikirimkan melalui network layer (physical layer) adalah hasil dari fungsi EncryptData(), yang 33
artinya data tersebut sudah dalam bentuk terenkripsi, walaupun masih dalam satu komputer yang sama. Dalam aplikasi yang menggunakan SSL, data hanya aman ketika berada di luar rumah (di luar process address space), sehingga data yang dikirim ke luar melalui network adapter sudah dalam keadaan terenkripsi. Untuk dapat melakukan sniffing SSL saya harus melakukan itu di dalam rumah (di dalam proses itu sendiri). Dalam gambar sebelumnya saya menjelaskan bahwa sebelum memanggil fungsi send(), proses memanggil fungsi EncryptData(). Fungsi inilah yang saya target karena fungsi ini mengubah plaintext menjadi ciphertext, plaintext inilah yang dilaporkan kepada saya oleh agen mata-mata saya (ospy). Attack dengan oSpy ini akan efektif bila attacker telah mendapatkan akses penuh di sebuah komputer. Untuk menyadap password internet banking pengguna, bila keylogger tidak berguna karena user menggunakan virtual keyboard, bila FFSniff juga tidak berguna karena user tidak memakai Firefox, maka oSpy akan sangat berguna.
34
BAB III PENUTUP
Salah satu cara untuk meningkatkan keamanan web server adalah dengan menggunakan enkripsi pada komunikasi terhadap tingkat socket. Dengan menggunakan enkripsi, orang tidak bisa menyadap data-data (transaksi) yang dikirimkan dari client ke web server. Dengan kata lain SSL (Secure Socket Layer)hanya mengamankan jalur komunikasi (secure connection) transaksi yang terbungkus dan terenkripsi antara client dan server. Protokol SSL menyediakan sebuah framework untuk pertukaran kunci (key exchanges), authentikasi dan enkripsi. Hal ini cukup fleksibel dan extendible, memperbolehkan algoritma baru untuk ditambahkan tanpa mengganti session dan implementasi application layer. SSL secara umum digunakan untuk men-tunnel protokol yang insecure melalui sebuah koneksi jaringan yang secure. Sayangnya, masalah sertifikasi SSL dapat membatasi keefektifan SSL. Celah keamanan yang paling umum untuk SSL datang dari empat area: certificate distribution, authentication, failure handling, dan dari lower-layer protocols. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh user dalam mencegah aksi para Attacker, khususnya Man in the middle attack (MITM) pada SSL antara lain dengan memastikan penggunaan koneksi yang aman via HTTP over SSL (HTTPS), tidak melakukan transaksi online ditempat umum serta melakukan pengamanan pada perangkat jaringan internal.
35
DAFTAR PUSTAKA
__________. 2010. Sertifikat SSL. http://www.deptan.go.id/ Fernando, Hary. 2010. Studi dan Implementasi Sistem Keamanan Berbasis Web dengan Protokol SSL di Server Students Informatika ITB. Departemen Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektronika, Institut Teknologi Bandung. Via http://budi.insan.co.id/ Madjid, Nurkholis. 2010. Perbandingan SSL (Secure Socket Layer) Dan IPSec (Internet Protocol Security) Pada VPN (Virtual Private Network). Departemen Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektronika, Institut Teknologi Bandung. Via http://budi.insan.co.id/ Rawetz, Neal. 2007. Introduction to Network Security. Charles River Media: Boston. Sanders, Chris. 2010. Understanding ManInTheMiddle Attacks: SSL Hijacking. http://www.windowsecurity.com/ Simalango,
Indra
Antonius.
2004.
Perancangan
Cryptoboard
dengan
Mengimplementasikan OpenSSL-0.9.7 pada Single Board Computer. Departemen Teknik Elektro, Program Studi Teknik Elektronika, Institut Teknologi Bandung. Via http://budi.insan.co.id/ Sholeh, Muchammad. 2008. Keamanan Apache Web Server Dan Secure Socket Layer (SSL). http://www.depkominfo.go.id/ Thomas, Stephen. 2000. SSL and TLS Essentials, Securing the Web. John Wiley & Sons: New York. Wicaksono, Rizki. 2009. MITM Attack on Mandiri Internet Banking using SSLStrip. http://www.ilmuhacking.com/ Wicaksono, Rizki. 2009. Sniffing SSL Traffic using oSpy. http://www.ilmuhacking.com/
36