SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan
: Sistem Regulasi Hormonal
A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi hormon
C. Tujuan: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menjelaskan definisi hormon, letak diproduksinya hormon dan namanya. Kelenjar endokrin dan produksi hormon (peranan cahaya dan waktu, hormon kelamin jantan dan betina, PPA dan PPP) D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone
Semua aktivitas tubuh seperti pertumbuhan, produksi telur, sifat mengeram, molting dan lain-lain digerakkan oleh proses fisiologi. Proses fisiologi tersebut dipengaruhi dan dikontrol oleh hormon. Hormon adalah substansi kimia yang spesifik yang dihasilkan kelenjar tubuh (glandula endokrin) yang langsung dicurahkan masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologinya (Sturkie, 1987). Selain pada kelenjar tubuh, hormon juga dapat diproduksi oleh otak dan saluran pencemaan. Pada saat ini dikenal juga hormon sintesis misalnya Diethylstilbestrol (DES), Hexoestrol dan Dienoestrol yang fungsinya dapat menggantikan hormon asli. Namun sekarang penggunaan hormon sistetis telah dilarang sebab berakibat negatif pada manusia yang memanfaatkan produk peternakannya berupa telur dan daging. Beberapa glandula endokrin pada unggas yang mampu menghasilkan hormon dipresentasikan pada gambar 8 1. Testis (pada unggas jantan) 2. Ovarium (pada unggas betina) 3. Glandula Thiroid
Universitas Gadjah Mada
4. Glandula Parathiroid 5. Glandula Adrenalis 6. Glandula Pituitaria 7. Glandula Pineal 8. Glandula Thimus 9. Glandula Ultimo Branchial Body 10. Pulau Langerhans dan Pankreas
Gambar 8. Diagram letak kelenjar endokrin (Sumber: Say, 1987) 1.
Kelenjar Endokrin dan Produksi Hormon
Ayam merupakan hewan yang peka terhadap cahaya, sehingga cahaya dianggap sebagai faktor primordial terhadap sekresi hormon khususnya hormon reproduksi. Cahaya berhubungan dengan horlog biologi yang diatur oleh glandula pineal untuk mensekresikan melatonin.yang mampu mengatur aktivitas harian ayam (gambar 9).
Gambar 9. Peranan cahaya dan hubungannya dengan glandula pineal (Sumber: Bahr dan Johnson, 1991)
Universitas Gadjah Mada
Glandula pineal atau glandula epipise menghasilkan hormon melatonin (disebut juga enzim epipise atau N-asetil transferase) yang pada ayam disekresikan pada malam hari (kondisi gelap) sehingga tidak mempunyai aktivitas di malam hari. Hormon melatonin ini merupakan mata ketiga bagi ayam karena mampu berperan sebagai horlog biologi circadian clock), mengatur ritme harian dan fungsi fisiologi dari bagian-bagian tubuh. Cahaya merupakan mata utama bagi ayam yang diikuti dengan transmisi cahaya ke mata dan ke glandula pineal, Namun meskipun tidak ada cahaya, reseptor cahaya di kulit khususnya di daerah kepala mampu memanupulasi cahaya tersebut untuk dikirim ke hipotalamus yang akhirnya akan memerintahkan kepada semua organ target
melakukan
aktivitasnya. Secara sepintas, berikut ini adalah nama kelenjar endokrin dan hormon yang diproduksi serta fungsi fisiologis dari hormon padaayam.
Gambar 10 . Diagram efek hormon terhadap fisiologi ayam jantan (Sumber: Card, 1961)
Gambar 11. Diagram efek hormon terhadap fisiologi ayam betina (Sumber: Card, 1961)
Universitas Gadjah Mada
Cahaya yang diterima oleh reseptor mata di transmisikan ke hipotalamus kemudian ke hipofisis (pituitaria) melalui Faktor Relesing Hormon. Hipofisis anterior kemudian mensekresikan hormon gonadotropin yang terdiri dari Folicle Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) yang berpengaruh terhadap ovarium (ayam betina) atau testes (ayam jantan). FSH pada ayam betina berperan terhadap pemasakan ovum dan LH berperanan terhadap robeknya epitelium superfisial pada bagian stigma untuk terjadinya ovulasi Pada ayam jantan kedua hormon ini mempengaruhi perkembangan testis dan tubuli seminiferi untuk terjadinya spermatogenesis. Selain hormon gonadotropin Pituitaria anterior menghasilkan hormon somatotropin yang bersama-sama dengan tiroksin mempengaruhi pertumbuhan. Somatotrofin dari pituitaria anterior memacu kelenjar adrenal untuk mengatur elektrolit tubuh. Tirotrofin dari pituitaria anterior memacu kelenjar tiroid yang akan memsekresikan tiroksin untuk pertumbuhan dan pigmentasi bulu serta molting. Testes pada ayam jantan menghasilkan androgen untuk proses terjadinya spermatogenesis, perkembangan tipe bulu, perkelahian dan perkembangan comb. Sementara itu ovarium ayam betina menghasilkan androgen yang berperanan terhadap perkembangan jengger, sifat berkelahi dan sekresi putih telur di bagian magnum. Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium berperanan terhadap
perkembangan
oviduk,
mengatur
keseimbangan
kalsium
saat
terbentuknya kerabang telur, perkembangan tulang pubis dan pertumbuhan bulu. Progesteron yang dihasilkan oleh epitelium superfisial (pada mamalia dinamakan corpus luteum) menghambat sekresi gonadotropin. Khusus pada ayam betina, pituitaria anterior menghasilkan prolaktin untuk mengatur aktivitas mengeram. Hormon oksitosin dari pituitaria posterior berperanan terhadap oviposit ion (proses peneluran)(gambar 11). Secara sepintas berikut ini nama kelenjar endokrin dan hormon yang diproduksi serta fungsi fisiologis dari hormon tersebut: 1.Testis Perkembangan testes dipengaruhi oleh hormon gonadotrofin yaitu FSH dan LH yang disekresikan dari pituitaria anterior. Testis atau testes pada ayam jantan menghasilkan hormon Androgen yang berfungsi untuk: a. perkembangan karakter seksual sekunder jantan yaitu jengger dan pewarnaan bulu
Universitas Gadjah Mada
b. Produksi
sperma
pada
saat
terjadinya
spermatogenesis di
tubuli seminiferi, sel intersitial dari Leydig. c. Mempengaruhi tingkah laku reproduksi/perkawinan. d. Mendorong terjadinya perkelahian. 2. Ovarium. Ovarium ini dikontrol oleh hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin terdiri dari Luteinizing Hormon (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH) yang dihasilkan oleh pituitaria (hipofisis) anterior (gambar 39). Ovarium menghasilkan hormon: a. Estrogen Hormon estrogen berfungsi untuk: 1. Perkembangan karakter seksual sekunder betina 2. Pigmentasi bulu spesifik untuk ayam betina 3. Perkembangan oviduk untuk persiapan bertelur 4. Perkembangan tulang pubis dan kloaka untuk mempermudah peneluran 5. Meningkatkan metabolisme kalsium untuk pembentukan kerabang telur 6. Meningkatkan
metabolisme
lemak
untuk
pembentukan
yolk
(vitelogeni) 7. Tingkah laku perkawinan dan mengeram. b. Progesteron Hormon progesteron ayam betina dinasilkan dari epitelium superfisial (corpus lutewn) ovum yang berfungsi untuk: 1. Bersama
androgen
mengatur
perkembangan
oviduk
untuk
sekresi albumen dari magnum. 2. Aktif menstimulasi hipotalamus untuk mengaktifkan Factor Releasing Hormon agar memacu sekresi LH dari pituitaria anterior. c. Androgen Hormon androgen berfungsi untuk: 1. Pertumbuhan comb 2. Bersama sama dengan progesteron untuk formasi albumen di magnum 3. Merangsang terj adinya perkelahian
Universitas Gadjah Mada
3. Pituitaria Pars Anterior (PAA) atau disebut juga dengan Hypofyse Pars Anterior (HPA) Glandula Pituitaria bagian depan ini menghasilkan hormon: a.
FoIicle
Stimulating
Hormon
(FSH)
yang
berfungsi
untuk
pemasakan folikel (yolk) pada ayam betina dan spermatogenesis pada ayam jantan b.
Luteinizing
Hormon
(LH)
berperanan
untuk merobek
membrane vitelina folikel (yolk) pada bagian stigma agar terjadi ovulasi. Pada ayam jantan berperanan untuk perkembangan testis. c.
Prolaktin (Luteotropic Hormon/Hormon Luteotropik) (LTH) yang berperanan pada proses mengeram dan pembentukan susu tembolok pada merpati. Hormon ini mempunyai efek umpan balik negatif terhadap gonadotropin.
d.
Tirotropin yang memacu glandula tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin yang berperanan untuk pewamaan bulu dan metabolisme serta pertumbuhan.
e.
Gludula
Paratiroid
yang menghasilkan hormon paratiroid
untuk meningkatkan metabolisme mineral terutama kalsium dan fosfor dalam darah. f.
Adrenotropin (khusus dihasilkan ayam jantan)menstimulasi kelenjar adrenal untuk mensekresikan hormon adrenalis yang berfungsi mengontrol metabolime mineral terutama kalium dan natrium,
g.
Hormon Somatotrofin atau hormon pertumbuhan yang bekerja sama dengan tiroksin memacu pertumbuhan ayam mulai dari embrio sampai dewasa.
4. Pituitaria Pars Posterior (PPP) Bagian ini dmamakan pula dengan Hipofisis atau pituitaria posterior yang menghasilkan hormon: a.
Oksitosin (Oxytocin) atau Pitosin. Hormon ini berperanan pada proses peneluran (ovipositiori) yaitu memberikan efek kontraksi oviduk untuk mengalirkan telur agar keluar dari oviduk.
b.
Vasopresin (Pitresin) yang berfungsi mengatur kontraksi saluran pembuluh darah.
Universitas Gadjah Mada
E. Pemahaman 1.
Sebutkan kelenjar endokrin pada unggas yang mampu menghasilkan hormon?
2.
Bagaimana hubungan antara kelenjar pineal dengan cahaya terhadap aktivitas unggas?
3.
Buatlah skema produksi hormon pada ayam jantan maupun betina!
4.
Hormon seksual apa saja yang diproduksi oleh testis maupun ovarium dan jelaskan masing-masing fungsinya!
5.
Sebutkan hormon dan peranannya pada pituitaria anterior dan posterior?
6.
Bagaimana mekanisme kerja hormon pada pembentukan telur?
Universitas Gadjah Mada