FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang cukup tinggi oleh karena kelangkaan tenaga kerja, Oleh kerena itu, diperlukan mekanisasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kualitas dan nilai tambah produk. Dalam kegiatan litbangyasa ini, akan dikembangkan mesin penanam kentang, mesin pemanen kentang dan grading kentang yang akan diintroduksikan pada level kelompok tani (Gapoktan)/ koperasi di sentra produksi kentang di Malino, Sulawesi Selatan.
Maksud dan Tujuan Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengembangan alsintan pendukung (mesin penanam, mesin pemanen dan grading) di daerah sentra produksi kentang untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, kualitas dan nilai tambah produk. Secara rinci tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1) Melakukan pengembangan alsin penanam, pemanen dan sortasi umbi kentang yang berkualitas untuk mendukung mitra industri pengelola kentang (kelompok tani/ gapoktan, koperasi). (2) Melakukan pengembangan dan uji adaptasi mesin penanam, pemanen dan sortasi umbi kentang di lokasi terpilih di sentra produksi kentang.
Bentuk Kegiatan Bentuk kegiatan ini adalah pengembangan hasil litbangyasa yang telah dilakukan di Balai Besar Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian). Protopipe alsin penanam kentang, pemenen kentang dan grading kentang selanjutnya di uji adaptasikan di sentra produksi kentang pada tingkat kelompok tani (gapoktan)/ koperasi. Uji adaptasi ini diawali dengan kegiatan sosialisi, pelatihan pengoperasian dan perawatan, manajemen pengelolaan serta kelembagaan dengan cara pendampingan yg dilakukan bersama-sama dengan BPTP Sulsel, Dinas Pertanian, Balitbangda Sulsel dan lembaga terkait lainnya.
B. PERKEMBANGAN ADMINISTRASI Perkembangan Anggaran Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Tahap I dan Tahap II sebesar 80% dari biaya total kegiatan. Secara rinci dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan sampai Juli 2012, seperti berikut: Kode
Kode Kegiatan
1
2
04 X.130
1.06.01
Tolok Ukur/Jenis Pengeluaran
3
521213
521211
524119
522141
Volume
Pagu dlm DIPA
4
Pengembangan Alsintan Pendukung Peningkatan Produksi dan Kualitas Hasil Kentang Honor output kegiatan - honor tenaga lapang Belanja Bahan - Bahan ATK dan keperluan komputer -Fotocopy, dokumentasi&pengadilan -Bahan rekayasa(penanam kentang& sortasi kentang) -Bahan uji, perlengkapan uji -Konsinyasi Belanja perjalanan lainnya -Identifikasi, pengumpulan data, sinergi, rapat, survey lapang, konsultasi, monitoring, koordinasi Belanja Sewa -Jasa pengiriman alat -Sewa kendaraan operasional lapang
5
Realisasi
Sisa Anggaran
SPM-GU s/d bulan lalu (Rp)
SPM-GU bulan ini (Rp)
SPM-GU s/d bulan ini (Rp)
6
7
8
9
84.800.000
-
46.400.000
46.400.000
38.400.000
84.800.000
-
46.400.000
46.400.000
38.400.000
1 kali 1 kali 2 unit
750.000 750.000 82.500.000
749.600 749.700 42.240.000
40.260.000
749.600 749.700 82.500.000
1 kali 1 kali
8.000.000 4.500.000
4.900.000
8.125.000
8.125.000 4.900.000
400 300 (125.000) (400.000)
96.500.000
48.639.300
48.385.000
97.024.300
(524.300)
58.750.300
16.968.000
16.968.000
33.936.000
24.814.300
58.750.300
16.968.000
8.900.000
25.868.000
32.882.300
6.949.700 3.000.000 9.949.700 250.000.000
65.607.300
6.945.000 2.000.000 8.945.000 112.630.000
6.945.000 2.000.000 8.945.000 178.237.300
4.700 1.000.000 1.004.700 71.762.700
16 OP
1 UT 6 HR
Jumlah 04
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Tahap III yaitu sekitar 20% dari total anggaran.
Kendala-Hambatan Pengelolaan Anggaran Kendala-hambatan
pengelolaan
anggaran
dapat
diminimalisir
dengan
menetapkan prioritas kegiatan pada setiap termin menyesuaikan dana yang tersedia dan selalu berkonsultasi dalam hal tertib penggunaan dana secara benar administrasinya sesuai jadwal pelaksanaannya.
Pengelolaan Aset Aset berupa alat mesin penanam kentang, mesin pemanen kentang dan mesin grading kentang akan di serah terimakan kepada kelompok tani (pinjam pakai)
dengan
berkoordinasi
bersama
Balitbangda.
Sedangkan
untuk
pendampingan teknologinya akan berkolaborasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan.
C. METODE-PROSES PENCAPAIAN TARGET KINERJA Rancangan Metode Hingga saat ini target kinerja yang telah dicapai dalam penggunaan dana Tahap II kegiatan adalah terselesaikannya prototipe berupa mesin penanam kentang, mesin pemanen kentang dan mesin grading kentang. Selanjutnya setelah konsultasi, koordinasi dan serah terima barang dengan Balitbangda mesin-mesin tersebut
dikirim
ke
lokasi sentra
produksi kentang,
yaitu
di Kecamatan
Tinggimencong Ibu Kota Malino.
Perkembangan Pelaksanaan Rapat Koordinasi Awal yang telah dilaksanakan oleh Menristek dan bekerjasama
dengan
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan
Daerah
(BALITBANGDA) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Gedung BPPT Jakarta pada tanggal 24 April 2012. Untuk tindak lanjut dari kegiatan ini, Tim BBPMektan akan berkoordinasi dengan BPTP, Balitbangda
Sulawesi Selatan dan Dinas
Pertanian Kab. Gowa dan kelompok tani di Kel Pattapang untuk melakukan sosialisasi penggunaan mesin mesin peningkatan produksi kentang (mesin tanam, panen dan sortasi kentang), serta membangun kelembagaan UPJA. Kegiatan ini akan dilaksanakan setelah pengiriman mesin-mesin sampai di lokasi (diperkirakan minggu terakhir Agustus 2012).
Kendala Pelaksanaan Kendala hambatan dalam pelaksanaan pencapaian target kinerja, karena adanya perbedaan antara jadwal pelaksanaan kegiatan dan ketersediaan dana serta kondisi transportasi/ ekspedisi pengapalan barang. Khususnya kegiatan yang berkaitan dengan tanaman dan hari libur nasional sangat rentan dengan pencapaian target kinerja bila pelaksanaannya tidak tepat waktu. Namun, hal ini dapat diantisipasi / dipecahkan dengan cara komunikasi melalui diskusi/ konsultasi baik secara internal tim, maupun pihak-pihak lain yang terkait.
Hasil Pelaksanaan Hasil pelaksanaan kegiatan ini adalah kelompeok tani (gapoktan)/ koperasi yang mandiri serta memiliki usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) yang dapat melayani petani di sentra produksi kentang, serta merupakan Show Window pengembangan alsintan penanam, pemanen dan grading kentang. D. SINERGI KOORDINASI KELEMBAGAAN – PROGRAM Perkembangan Koordinasi Pelaksanaan koordinasi dengan kelembagaan-program terkait adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut: - Penyampaian kepada pihak terkait di daerah (BALITBANGDA, BPTP Sulawesi Selatanl dan Dispetanhor dan Kepala daerah/desa) mengenai tujuan, sasaran dan rencana kegiatan pengembangan alsintan pendukung peningkatan produksi dan kualitas hasil kentang. - Survei lokasi untuk menetapkan calon pengguna dan calon lokasi untuk pengembangan mesin tanam, mesin pemanen dan sortasi kentang yang berkualitas. - Diskusi dan koordinasi dengan instansi pembina di daerah mengenai rancangan kelembagaan yang diusulkan agar pengembangan teknologi mekanisasi (mesin tanam, mesin pemanen dan grading kentang) dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Bentuk Koordinasi Kegiatan pendampingan dilakukan secara terpadu antar lembaga terkait sampai kelompok tani (gapoktan)/ petani benar-benar mandiri dan dapat menjalankan usaha bisnis yang dapat memberikan manfaat serta keuntungan kepada anggotanya. Pendampingan secara teknis dan kelembagaan ini secara berangsur-angsur diserahkan pengelolaannya kepada gapoktan/ koperasi setelah mampu secara mandiri.
Kendala Koordinasi Rentang kendali (jarak) yang cukup jauh antara peneliti dan lokasi penelitian. Namun dengan adanya sistim komunikasi yang baik (HP, Telpon, Internet) masalah ini dapat diatasi dengan baik. Dan yang lebih penting lagi adalah semua pihak dapat
mengesampingkan ego-sektoral demi kemajuan kesejahteraan petani/ masyarakat indonesia secara umum.
E. CAPAIAN PEMANFAATAN HASIL LITBANGYASA Strategi Pemanfaatan Sampai dengan saat ini yang telah dilakukan adalah penyampaian tujuan, sasaran dan rencana kegiatan penelitian kepada BALITBANGDA, BPTP Sulawesi Selatan dan Kepala Kelompok Tani kentang Veteran di kelurahan Pattapang, Malino Kab Gowa sebagai pusat / sentra produksi kentang dan pelatihan UPJA untuk pengembangan dan penerapan mesin tanam dan grading kentang yang efisien. Kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan adalah diskusi dan koordinasi dengan instansi pembina didaerah mengenai rancangan kelembagaan yang diusulkan agar pengembangan teknologi dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan; serta sosialisasi rencana kegiatan di lokasi terpilih sebagai lokasi pengembangan dan penerapan mesin tanam, pemanen dan sortasi kentang. Sosialisai penggunaan mesin tanam, pemanen dan grading kentang kepada suatu
kelompok
tani
kentang
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
efisiensi,
meningkatkan kualitas dan daya saing produk komoditas kentang sehingga dapat bersaing dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani kentang.
Bentuk Pemanfaatan Hasil Kegiatan Pemanfaatan hasil litbangyasa adalah adalah dalam bentuk pinjam pakai / hibah mesin tanam, pemanen dan grading kentang. Kelompok tani yang ditunjuk sebagai lokasi percontohan untuk melakukan adaptasi dan pelatihan bagi petani anggota kelompok dan kelompok lain yang berminat. Dalam pelaksanaannya, masih dilakukan pendampingan teknis dan kelembagaan pengelolaan UPJA kepada kelompok tani sampai benar-benar mandiri. Pemanfaatan hasil litbangyasa ini, masih dalam bersifat adaptasi dan pengkajian sehingga monitoring, evaluasi serta supervise oleh instansi terkait.
Kendala dan Hambatan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kendala dan hambatan pemanfaatan pasil litbangyasa hingga saat ini belum dijumpai karena alat dan mesin dalam tahap pengirimannya ke lokasi dan pengurusan administrasi serah terima barang. Oleh karena musim kering, kegiatan penanam mungkin akan mengalami penundaan pelaksanaannya. F. POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rencana Pengembangan Ke Depan Pengembangan pemanfaatan hasil litbangyasa kedepan adalah meliputi: (1) bekerjasama dengan mitra pebrikan alsintan dalam upaya komersialisasi dan pengembangan secara luas, (2) melakukan pembinaan dan pelatihan kepada bengkel-bengkel lokal agar dapat melayani jasa perbaikan alsin yg diintroduksikan tersebut, (3) bekerjasama dengan pemangku kepentingan serta lembaga riset daerah
untuk
monitoring,
evaluasi
supervisi
dalam
rangka
upaya
untuk
mendapatkan umpan balik dalam perbaikan prototipe dan pengembangan secara lebih luas.
Strategi Pengembangan Ke Depan Setelah PKPP Selesai Dilaksanakan Dengan model pengembangan yang telah dilaksanakan ini selanjutnya dievaluasi untuk memberikan rekomendasi dan saran perbaikannya. Dengan hasil ini, dapat dapat dilakukan pengembangan dengan cara replikasi dan scaling up model didaerah sentra produksi kentang lainnya.
G. KEBERLANJUTAN KEGIATAN Keberlanjutan Pemanfaatan Kegiatan Setelah PKPP Selesai Dengan kebijakan pemerintah yang kondusif sehingga pelaku usaha/ swasta dapat berperan lebih aktif mengadopsi model-model pengembangan yang telah diperkenalkan kepada petani/ masyarakat tersebut. Sedangkan peran lembaga riset adalah selalu memperkenalkan inovasi baru untuk melengkapi/ menyempurnakan hasil-hasil inovasi sebelumnya. Sedangkan, pelaku usaha/ swasta diharapkan juga berperan aktif dalam partisipasinya untuk pendanaan kegiatan litbangyasa.
Dukungan Keberlanjutan Dukungan yang diperlukan dalam proses keberlanjutan kegiatan: (1) kebijakan pemerintah dalam hal pengembangan kawasan pengembangan sentra produksi kentang, (2) infrastruktur (jalan raya, bengkel lokal, lembaga keuangan) dan (3) sinergi pemangku kepentingan secara teroganisir dan terpadu (4) pendampingan dan penyuluhan (5) kebijakan politik harga komoditas yg memberikan kepastian usaha serta menguntungkan bagi petani.