Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang telah dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan untuk pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang dalam Penentuan Area Prioritas
(Priority Setting) pembangunan sanitasi dilaksanakan dengan menggunakan hasil study Environmental Health Risk Assessment (EHRA), data sekunder yang tersedia dan persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara langsung menangani pembangunan sektor sanitasi. Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini diharapkan sebagai dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang dijadikan acuan pemutakhiran data Buku Putih Sanitasi untuk penyusunan SSK nantinya. Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan perbaikan dari berbagai pihak, terutama yang berpengalaman dalam bidang sanitasi sangat kami harapkan, untuk kesempurnaan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi. Atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang ini, kami ucapkan terima kasih dengan harapan
semoga
dalam
penyusunan
Buku
Putih
Sanitasi
ini bermanfaat
bagi
pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang. Menggala,
Desember 2014
BUPATI TULANG BAWANG,
Ir. HANAN A. ROZAK, M.Si.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
i
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Buku Putih Sanitasi (BPS) merupakan dokumen yang menjelaskan tentang kondisi sanitasi atau profil sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang yang menjadi salah satu dokumen penting sebagai dasar penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Oleh sebab itu, dalam penyusunannya Buku Putih Sanitasi (BPS) harus mengacu kepada data yang aktual dan mutakhir. Buku Putih Sanitasi Kabupaten merupakan upaya pemerintah untuk memperoleh gambaran awal tentang karakteristik dan kondisi sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi tersebut adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu pemerintah mendorong kabupaten untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang memiliki prinsip : (1) berdasarkan data aktual, (2) berskala kabupaten, (3) disusun sendiri oleh kabupaten : dari, oleh, dan untuk kabupaten, (4) menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down, (5) Komprehensif. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan sanitasi, tidak dapat dilakukan secara parsial, baik dilihat dari wilayah kerja maupun subsektor yang akan dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang, pelaksanaan wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) maupun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah seluruh desa / kelurahan di Kabupaten Tulang Bawang, yang terdiri dari 15 Kecamatan dan 151 Desa. Dengan dilakukannya kajian di semua desa/kelurahan diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai kondisi risiko sanitasi di masing-masing wilayah, sehingga data yang diperoleh nantinya akan dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dalam pembangunan di bidang sanitasi atau kebijakan lainnya. Adapun jangka waktu Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah 5 (lima) tahun dan setelah itu akan dilakukan review terhadap pemutakhiran data sanitasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
ii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi adalah sebagai berikut : (1) Internalisasi dan penyamaan persepsi; (2) Penyiapan profil wilayah; (3) Penilaian profil sanitasi
(sanitation assessment); (4) Penetapan prioritas pengembangan sanitasi; (5) Finalisasi Buku Putih. A. Profil Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang Dari hasil pemetaan yang dilakukan, telah diperolah gambaran tentang profil sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : a. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang kebiasaan masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 17,57 % masyarakat, selebihnya yaitu sekitar 87,87 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. b. Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 57,11 % masyarakat. Hanya 42,89 % masyarakat Kabupaten Tulang Bawang yang sudah tidak melakukan praktek BABS. c. Pengelolaan Air Minum Berdasarkan
hasil
studi
EHRA
dapat
diketahui
bahwa
di
Kabupaten
Tulang Bawang masih ada sekitar 24,25 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 75,75 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum. d. Pengelolaan Sampah Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa hanya 9,81 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengelolaan sampah setempat, sebagian besar masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah. Sedangkan layanan pengelolaan sampah rumah tangga secara keseluruhan baru 1,9% yang telah memadai dan 98,1% masih belum memadai. e. Perilaku Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 62,67 % belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
iii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang B. Permasalahan Mendesak Sub Sektor Air Limbah Domestik 1. Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 53,86 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal). 2. Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat). 3. Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik. 4. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan. 5. Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang. Sub Sektor Persampahan 1. Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%). 2. Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal). 3. Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce and Recycle). 4. Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat. Sub Sektor Drainase Perkotaan 1. 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
iv
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2. Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase. 3. Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah). 4. Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta unya dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase. C. Area Beresiko Sanitasi Area beresiko sanitasi merupakan hasil penilaian dan analisis tingkat resiko sanitasi suatu wilayah berdasarkan pada data sekunder dan data primer yang dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu resiko sangat tinggi, resiko tinggi, resiko sedang dan resiko rendah. Daerah yang memiliki tingkat resiko tinggi dan resiko sangat tinggi merupakan daerah yang menjadi prioritas penanganan untuk jangka pendek dan jangka menengah. Dari hasil penentuan area berisiko sanitasi di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, yang termasuk area berisiko tinggi air limbah domestik sebanyak 15 (Lima belas) kelurahan/desa. Sedangkan kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko sedang dan rendah rendah.
Untuk sub sektor persampahan, yang masuk
kategori beresiko sangat tinggi sebanyak 9 (sembilan) kelurahan/desa dan area beresiko tinggi sebanyak 1 (satu) kelurahan/desa. Area beresiko sanitasi drainase sangat tinggi sebanyak 5 (lima) kelurahan/desa, dan tinggi sebanyak 14 (empat belas) kelurahan/desa dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Tulang Bawang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
v
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR PETA ............................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................. I-1
1.1.
Latar Belakang ..................................................................................... I-1
1.2.
Landasan Gerak ................................................................................. I-4 1.2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi ............................................ I-4 1.2.2. Visi dan Misi Kabupaten Tulang Bawang ...................................... I-5 1.2.3. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tulang Bawang ......................................................... I-6
1.3.
Maksud dan Tujuan .............................................................................. I-7
1.4.
Metodologi .......................................................................................... I-7 1.4.1. Pendekatan ............................................................................... I-7 1.4.2. Pengumpulan Data .................................................................... I-8 1.4.3. Sumber Data ............................................................................. I-8
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
vi
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.5.
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain .................................................................................................... I-9 1.5.1. Manfaat dari Buku Putih ............................................................. I-9 1.5.2. Peraturan Perundangan ............................................................. I-10 1.5.3. Kesepakatan tentang posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi di antara dokumen perencanaan lain...................... I-11
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH........................................................ II-1 2.1. Geografis Administratif dan Kondisi Fisik.................................................II-1 2.1.1. Kondisi Geografis .......................................................................II-1 2.1.2. Kondisi Fisik ..............................................................................II-2 2.1.3. Administratif ..............................................................................II-4 2.2. Demografi ...........................................................................................II-7 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah .................................................... II-10 2.3.1. Perkembangan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir ......................... II-10 2.3.2. Realisasi Belanja Sanitasi Daerah 5 Tahun Terakhir ..................... II-11 2.3.3. Pendanaan Sanitasi oleh APBD 5 Tahun Terakhir ......................... II-13 2.3.4. Realisasi Belanja Sanitasi per Kapita ................................... II-14 2.3.5. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Komponen .............................................................................. II-14 2.3.6. Peta Perekonomian Kabupaten 5 Tahun Terakhir ........................ II-15 2.4. Tata Ruang Wilayah ............................................................................ II-15 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah ............................................... II-18 2.4.2. Rencana Pola Ruang Wilayah ..................................................... II-20 2.5. Sosial dan Budaya ............................................................................... II-27 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah ......................................................... II-29 2.6.1. Organisasi Pemerintah Daerah ................................................... II-29 2.6.2. Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi .................... II-31 2.7. Komunikasi dan Media ........................................................................ II-32
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
vii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH ........................................................ III-1 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi ........................................................................ III-1 3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi ......................... III-3 3.2.1. Tatanan Rumah Tangga ............................................................ III-4 3.2.2. Tatanan Sekolah ....................................................................... III-8 3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik ........................................................ III-12 3.3.1. Kelembagaan .......................................................................... III-12 3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan ................................................. III-16 3.3.3. Peran Serta Masyarakat............................................................ III-29 3.3.4. Komunikasi dan Media.............................................................. III-33 3.3.5. Peran Swasta .......................................................................... III-34 3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan ..................................................... III-34 3.3.7. Permasalahan Mendesak .......................................................... III-37 3.4. Pegelolaan Persampahan .................................................................... III-37 3.4.1. Kelembagaan .......................................................................... III-38 3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan ................................................. III-42 3.4.3. Peran Serta Masyarakat............................................................ III-59 3.4.4. Komunikasi dan Media.............................................................. III-60 3.4.5. Peran Swasta .......................................................................... III-61 3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan ..................................................... III-62 3.4.7. Permasalahan Mendesak .......................................................... III-63 3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan .......................................................... III-63 3.5.1. Kelembagaan .......................................................................... III-64 3.5.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan ................................................. III-68 3.5.3. Peran Serta Masyarakat............................................................ III-76 3.5.4. Komunikasi dan Media.............................................................. III-78 3.5.5. Peran Swasta .......................................................................... III-78 3.5.6. Pendanaan dan Pembiayaan ..................................................... III-79 3.5.7. Permasalahan Mendesak .......................................................... III-81
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
viii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi ............................................... III-81 3.6.1. Pengelolaan Air Bersih.............................................................. III-82 3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga ......................... III-86 3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis ........................................................ III-88 BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN.......................................................... IV-1 4.1. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi .......................... IV-1 4.2. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ...................................... IV-4 4.3. Peningkatan Pengelolaan Persampahan ................................................. IV-6 4.4. Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan ........................................ IV-9 4.5. Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi BAB V
........................................... IV-13
AREA BERISIKO SANITASI............................................................ V-1
LAMPIRAN
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
ix
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Halaman Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. II-2
Tabel 2.2
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan ...................................................................................... II-4
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 tahun terakhir....................... II-8
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun ................. II-9
Tabel 2.5
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014 ........................................................................ II-10
Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014................................................. II-12
Tabel 2.7
Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014................................................. II-13
Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009- 2013.......................................................................... II-14
Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita ............................. II-14
Tabel 2.10
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014 ........................................................................ II-15
Tabel 2.11
Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. II-27
Tabel 2.12
Jumlah penduduk miskin per kecamatan .......................................... II-28
Tabel 2.13
Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. II-29
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
x
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.14
Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi ................................................ II-32
Tabel 2.15
Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi ............................ II-33
Tabel 3.1
Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI.......................................................................... III-10
Tabel 3.2
Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah ...................................................... III-11
Tabel 3.3
PHBS Terkait Sanitasi pada Sekolah Dasar/MI................................... III-11
Tabel 3.4
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik.............................................. III-13
Tabel 3.5
Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. III-15
Tabel 3.6
Cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. III-21
Tabel 3.7
Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik .......................... III-29
Tabel 3.8
Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat .................................................................................... III-30
Tabel 3.9
Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat.................................................................................... III-32
Tabel 3.10
Penyedia Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang ............................................................. III-34
Tabel 3.11
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik ........................................................................ III-36
Tabel 3.12
Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah ........................................ III-36
Tabel 3.13
Permasalahan Mendesak................................................................. III-37
Tabel 3.14
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan ........................................................ III-39
Tabel 3.15
Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. III-41
Tabel 3.16
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang ............................................................. III-47
Tabel 3.17
Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang............................................ III-58
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
xi
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.18
Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat .................................................................................... III-59
Tabel 3.19
Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat ........................... III-60
Tabel 3.20
Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan Persampahan ................................................................................. III-61
Tabel 3.21
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan .................... III-62
Tabel 3.22
Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah ............................................ III-62
Tabel 3.23
Permasalahan Mendesak................................................................. III-63
Tabel 3.24
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan ............................................... III-66
Tabel 3.25
Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. III-67
Tabel 3.26
Luas Genangan .............................................................................. III-71
Tabel 3.27
Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Tulang Bawang .............................................................................. III-76
Tabel 3.28
Daftar Program/kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat .................................................................................... III-77
Tabel 3.29
Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat .................................................................................... III-78
Tabel 3.30
Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di Kabupaten ........................................................................... III-79
Tabel 3.31
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan ....................... III-80
Tabel 3.32
Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan ........................... III-80
Tabel 3.33
Permasalahan Mendesak................................................................. III-81
Tabel 3.34
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan di Kabupaten Tulang Bawang .......................................................... III-86
Tabel 3.35
Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang ............................................................. III-87
Tabel 3.36
Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan ................. III-88
Tabel 4.1
Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi tahun 2015 .................................................................................... IV-3
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
xii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.2
Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan ......................... IV-3
Tabel 4.3
Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015 ...................................................... IV-5
Tabel 4.4
Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan ............................................................................. IV-5
Tabel 4.5
Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan tahun 2015 ............................................................... IV-7
Tabel 4.6
Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan................. IV-8
Tabel 4.7
Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan tahun 2015 .................................................................... IV-10
Tabel 4.8
Kegiatan pengelolaan drainase perkotaan yang sedang berjalan ............................................................................. IV-11
Tabel 4.9
Rencana program dan kegiatan saat ini............................................ IV-14
Tabel 4.10
Kegiatan yang sedang berjalan........................................................ IV-15
Tabel 5.1
Area berisiko sanitasi komponen Air Limbah Domestik ....................... V-6
Tabel 5.2
Area berisiko sanitasi komponen Persampahan ................................. V-7
Tabel 5.3
Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
................................... V-8
xiii
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Halaman Gambar 2.1
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang .......................................................................... II-30
Gambar 2.2
SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung/ Tidak Langsung dalam Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang ...................................................... II-4
Gambar 3.1
Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting ......................................... III-5
Gambar 3.2
Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS ...................... III-6
Gambar 3.3
Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penangan air) ...................................... III-7
Gambar 3.4
Grafik Pengolahan Sampah Setempat .......................................... III-7
Gambar 3.5
Grafik Pencemaran karena SPAL .................................................. III-8
Gambar 3.6
Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja .......................................... III-16
Gambar 3.7
Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman ............................................................................... III-17
Gambar 3.8
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan Air Limbah Domestik................................................................................... III-20
Gambar 3.9
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang ...................................................... III-33
Gambar 3.10
Grafik Pengelolaan Persampahan ................................................ III-43
Gambar 3.11
Grafik Pengangkutan Sampah ..................................................... III-44
Gambar 3.12
Diagram Sistem Sanitasi Pegelolaan Persampahan ........................ III-46
Gambar 3.13
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang ...................................................... III-60
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
xiv
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 3.14
Grafik Presentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin ................................................................................ III-68
Gambar 3.15
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan.................................................................................. III-70
Gambar 3.16
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang ...................................................... III-78
Gambar 3.17
Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak ............................................................................ III-85
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
xv
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Halaman Peta 2.1
Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang .......................................................................... II-5
Peta 2.2
Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang ............................... II-4
Peta 2.3
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tulang Bawang ..................... II-25
Peta 2.4
Rencana Pola Ruang Kabupaten Tulang Bawang........................... II-26
Peta 3.1
Wilayah Kajian Sanitasi............................................................... III-2
Peta 3.2
Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik .................................................................. III-18
Peta 3.3
Peta Cakupan Layanan Persampahan .......................................... III-45
Peta 3.4
Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Tulang Bawang ......................................................... III-69
Peta 3.5
Layanan Cakupan Air Bersih (atau peta jaringan PDAM) ................ III-84
Peta 5.1
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik .................................................................. V-3
Peta 5.2
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan ..................... V-4
Peta 5.3
Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase............................ V-5
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
xvi
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
1.1.
Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan yaitu : 1.
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan;
2.
mencapai pendidikan dasar untuk semua;
3.
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
4.
menurunkan angka kematian anak;
5.
meningkatkan kesehatan ibu;
6.
memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya;
7.
kelestarian lingkungan hidup;
8.
serta membangun kemitraan global dalam pembangunan. Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang sering kali
kurang mendapatkan perhatian dan menjadi prioritas pembangunan di beberapa daerah. Hal ini bertolak belakang dengan pentingnya sektor sanitasi yang juga merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan tingkat kualitas hidup dan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup serta tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan lebih jauh lagi terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan keseluruhan pada umumnya dan di daerah permukiman miskin pada khususnya. Lebih jauh lagi kondisi tersebut dapat menurunkan citra kabupaten/kota.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 1
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang merupakan salah satu formulasi strategis pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat khususnya masalah sanitasi. Peningkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak dasar masyarakat karena masyarakat yang merupakan obyek pemerintah yang harus diurus dan dilayani. Realita sosial masyarakat yang kian tak kunjung selesai khususnya masalah sanitasi dalam 3 (tiga) komponen pembangunan sanitasi dan satu prilaku anatara lain : Masalah limbah domestik, Masalah persampahan dan Masalah drainase lingkung serta PHBS, hal ini membutuhkan perhatian bagi pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan ketiga komponen ini membutuhkan upaya yang maksimal dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan semua
sosial
masyarakat, seperti dikemukakan diatas bahwa penigkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak stakeholder untuk mencapai tujuan. hal ini menjadi tantangan baik pemerintah pusat dan daerah untuk mencapai terget dalam Millenium
Development Goals (MDGs), yang membebaskan separuh jumlah penduduk dari BABs (Bebas Buang Air Besar Sembarangan) Pada tuhun 2015. Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu pemerintah mendorong agar setiap kabupaten/kota untuk menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota yang memiliki karakteristik : 1) Berdasarkan data actual; 2) Berskala kabupaten; 3) Disusun sendiri oleh kabupaten : dari, oleh, dan untuk kabupaten; 4) Menggunakan pendekatan top down meets bottom up; 5) Komprehensif dan berskala kabupaten. Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang adalah pelaksana dan tim administrasi program PPSP Kabupaten Tulang Bawang dengan personil dari berbagai dinas dan kantor dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang didukung oleh stakeholder pembangunan terkait sanitasi seperti unsur lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat. Pokja Sanitasi inilah yang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 2
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang menjadi garda depan operasional PPSP. Dalam pelaksanaan tugasnya, Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang melakukan pertemuan untuk mengkaji, menganalisa, dan mengumpulkan data primer dan sekunder untuk memetakan sanitasi skala Kabupaten Tulang Bawang. Hasil-hasil tersebut disajikan dalam dokumen profil sanitasi kota yang disebut Buku Putih Sanitasi (BPS). Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi sanitasi yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Tujuan disusunnya Buku Putih ini adalah untuk menyediakan dasar dan acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih terintegrasi. Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan kota/daerah dalam kegiatan pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi skala kota mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun peningkatan sanitasi yang lebih lanjut akan dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) tahun 2014-2018. Pada masa yang akan datang laporan dalam buku ini akan diperbaharui sebelum SSK yang baru akan disusun, artinya BPS ini akan mengikuti kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan sanitasi kabupaten/kota. Rangkaian awal dalam penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi adalah Penulisan Buku Putih Sanitasi. Buku Putih tersebut berisikan informasi yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi di Kabupaten/Kota sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi dimasa mendatang. Tahapan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi antara lain : 1.
Internalisasi dan penyamaan persepsi;
2.
Penyiapan profil wilayah;
3.
Penilaian profil sanitasi (sanitation assessment);
4.
Penetapan prioritas pengembangan sanitasi;
5.
Finalisasi buku putih.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 3
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.2.
Landasan Gerak
1.2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sanitasi Sanitasi diartikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan dan terbagi kedalam 3 (tiga) sub sektor antara lain air limbah, persampahan, dan drainase tersier. Menurut Program Percepatan Sanitasi Permukiman (PPSP), 2010 sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Berdasarkan pada Buku Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi (TTPS, 2010), sanitasi adalah upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat baik pada tingkat rumah tangga maupun pada lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi ke dalam 3 (tiga) sub sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Berikut disajikan uraian terkait dengan sub sektor sanitasi. 1. Pengelolaan air limbah Sistem pengelolaan air limbah dikelompokkan antara lain : a.
Sistem setempat air limbah (blak and grey water) langsung diolah setempat. Sistem setempat bisa kering atau basah. Sistem kering tidak memakai air untuk membersihkan kotoran. Sedangkan sistem basah menggunakan air untuk membersihkan kotoran dan sistem basah ini yang umum digunakan di Indonesia. Pada sistem setempat yang memadai dibutuhkan ceruk atau tangki untuk menampung endapan tinja dan tergantung pada permeabilitas tanah untuk menapis air limbah ke dalam tanah. Tangki septik memerlukan pembuangan endapan tinja secara berkala (2-4 tahun). Endapan tinja yang terkumpul harus diangkut dan diolah di instalasi pengolahan yang dirancang untuk ini (instalasi pengolahan lumpur tinja atau IPLT).
b.
Sistem terpusat, sistem ini biasanya dikelola oleh Pemerintah Daerah atau badan milik swasta resmi yang mengalirkan black dan grey water secara bersamaan. Sistem ini umumnya menyertakan WC gelontor yang tersambung ke saluran limbah.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang c.
Sistem sanitasi hibrida, sistem ini masih menahan solid di dalam bak penampungannya, tetapi mengalirkan limbah cairnya ke sistem pengumpulan/koleksinya. Sistem hibrida bisa dikoneksikan ke kloset sistem simbur ataupun sentor yang dialirkan lebih dulu ke interseptor sebelum dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah. Sebagaimana tangki septik biasa, lumpur dalam bak penampung tetap harus dikuras ke IPLT.
2. Pengelolaan persampahan Pengelolaan sampah dibagi ke dalam dua aktivitas utama yaitu pengumpulan dan pemrosesan akhir. Berdasarkan UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, untuk pemrosesan akhir digunakan sistem
controlled dan sanitary landfill. Sedangkan untuk sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi. Pengumpulan sampah dibedakan menjadi pengumpulan langsung atau perorangan (dari pintu ke pintu) dan tidak langsung atau komunal (ditimbun pada TPS atau kontainer). 3. Pengelolaan drainase Drainase perkotaan dibedakan menjadi, sebagai berikut : a.
Drainase makro yang terdiri dari drainase primer dan sekunder yang umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai. Drainase ini berupa sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b.
Drainase tersier/mikro yang umumnya direncanakan, dibangun dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan bahkan sering pula melibatkan masyarakat. Fungsi ganda pada drainase tersier yaitu (1) sebagi tempat pembuangan dan pengaliran grey water dan juga black
water sepanjang tahun dan (2) sebagai penyalur air hujan/limpasan saat musim hujan tiba.
1.2.2. Visi dan Misi Kabupaten Tulang Bawang Mengacu pada Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 -2017 diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, integrasi perencanaan, sinkronisasi program dan penentuan prioritas dalam pembangunan pelaksanaan daerah. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Tulang Bawang meliputi :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 5
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.
Rencana
Program
Investasi
Infrastruktur
Sektor
Pengembangan
Permukiman; 2.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;
3.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman yang meliputi 2 sub sektor yaitu : Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Air Limbah; Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Persampahan; Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub Sektor Drainase;
4.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sektor Sistem Penyediaan Air Minum.
1.2.3. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2012-2032 disusun untuk kurun waktu 20 tahun mendatang, pengembangan ruang Kabupaten Tulang Bawang mengacu pada hierarki fungsional sesuai dengan RTRWN dan selaras dengan RTRW Provinsi antara lain : Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Dalam penyusunannya, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang harus mengacu pada RTRWN dan RTRWP, pedoman dan petunjuk pelaksanaan bidang penataan ruang, dan RPJP daerah. Selain itu penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten juga harus memperhatikan : 1.
Perkembangan permasalahan provinsi dan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten;
2.
Upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten;
3.
Keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten;
4.
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
5.
RPJP daerah;
6.
RTRW Kabupaten yang berbatasan;
7.
Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten. Tujuan
dari
RTRW
Kabupaten
Tulang
Bawang
dengan
mempertimbangkan visi misi daerah, potensi yang dimiliki dan permasalahan yang saat ini sedang dihadapi adalah :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang “untuk mewujudkan tata ruang wilayah kabupaten yang aman, sejahtera, mandiri dan berketahanan pangan berbasis agribisnis dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan”.
1.3.
Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang ini, yaitu untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini dengan melakukan pemetaan zona/kawasan pengembangan sanitasi berkawasan kota dan memahami secara detail Kerangka pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara terpadu, sistematis dan berkelanjutan sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang. Tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang ini adalah : 1.
Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini;
2.
Sebagai
dasar
untuk
melakukan
analisis
situasi
dalam
perencanaan
pembangunan dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi risiko kesehatan lingkungan/area risiko sanitasi; 3.
Sebagai bahan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bersinergi
dan
menjalankan
perannya
untuk
berpartisipasi
dalam
pembangunan sanitasi ke depan; 4.
Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama.
5.
1.4.
Bahan masukan dalam penyusunan Startegi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).
Metodologi
1.4.1. Pendekatan Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, Pendekatan yang digunakan dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 7
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.
Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masingmasing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, baik langsung maupun tidak langsung, yaitu data primer dan sekunder, proposal, laporan, foto, rencana strategis dan peta;
2.
Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait untuk klarifikasi data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat;
3.
Hasil studi terkait dengan sanitasi dari berbagai organisasi pemerintah.
1.4.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan proses seleksi dan kompilasi data primer dan sekunder. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi dan verifikasi data. Teknik kajian dokumen dipergunakan oleh tim untuk mengkaji data yang tersedia. Data-data tersebut digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan minimal pembangunan sanitasi.
1.4.3. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang meliputi data sekunder dan data primer. Berikut disajikan uraian terkait dengan sumber data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang. 1.
Data sekunder, meliputi :
Arsip dan dokumen terkait dengan pelaksanaan pembangunan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang berasal dari Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tulang Bawang dan dinas/instansi terkait lainnya meliputi (data statistik, Kabupaten Tulang Bawang Dalam Angka proposal, laporan, foto-foto lapangan);
Dokumen perencanaan meliputi Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tulang Bawang, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang dan dokumen perencanaan lainnya.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 8
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.
Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari lapangan yang meliputi data dari survey Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan (PMJK) dan Aspek Promosi Higiene, Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA), Studi Komunikasi dan Pemetaan
Media
dan
Penilaian
Resiko
Kesehatan
Lingkungan
(Environmental Health Risk Assessment/EHRA), Studi Kelembagaan dan Studi Keuangan.
1.5.
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
1.5.1. Manfaat dari Buku Putih Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi sanitasi yang merupakan informasi awal bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Dengan adanya Buku Putih Sanitasi ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : 1.
Diketahuinya kondisi menyeluruh sanitasi kabupaten saat ini yang menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi, hal ini dapat dicapai karena Buku Putih disusun dari kompilasi berbagai data terkait sanitasi Kabupaten Tulang Bawang;
2.
Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang yang lebih jelas dan tepat sasaran;
3.
Buku Putih dapat dijadikan acuan Strategi Sanitasi Kota karena Buku Putih Sanitasi juga menjadi dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK);
4.
Buku Putih dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya dibidang sanitasi;
5.
Karena Buku Putih memuat strategi pengembangan sanitasi serta prioritas penanganan sanitasi, maka Buku Putih juga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi;
6.
Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini, maka dokumen ini dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang sanitasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 9
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.5.2. Peraturan Perundangan Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang antara lain : 1.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya;
2.
Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
3.
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah;
4.
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5.
Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
6.
Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
7.
Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
8.
Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
9.
Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 11. Undang-Undang RI Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 12. Undang-Undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 13. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL); 14. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 15. Keputusan
Presiden
RI
Nomor
7
tahun
2004
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 – 2009; 16. Peraturan Menteri PU Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman; 17. Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Penyediaan Air Minum; 18. Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Sistem Pengelolaan Persampahan;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 10
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 19. Keputusan Menteri PU Nomor 69/PRT/1995 Tentang Pedoman Teknis Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum; 20. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 22. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor : 03 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; 23. Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor : 01 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Propinsi Lampung Tahun 2009 – 2029; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor : 04 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013 – 2018; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 05 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulang Bawang.
1.5.3. Kesepakatan tentang posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi di antara dokumen perencanaan lain. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur,
situasi
dan
kebutuhan
sanitasi
Kabupaten
Tulang
Bawang.
POKJA Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014 telah menyepakati posisi, fungsi, maupun peran Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang sebagai berikut : 1) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang berperan sebagai database kondisi sanitasi Kabupaten Tulang Bawang saat ini. 2) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang diposisikan sebagai acuan untuk perencanaan strategis sanitasi tingkat kabupaten (SSK). 3) Buku Putih Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang difungsikan sebagai masukkan dalam menyusun dokumen perencanaan lain seperti RPJPD, RPJMD,
Renstra,
dan
RTRW
yang
terkait
sanitasi
di
Kabupaten
Tulang Bawang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB I | 11
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
2.1.
Geografis Administratif dan Kondisi Fisik
2.1.1. Kondisi Geografis Setelah dikeluarkannya Undang – Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji dan Undang – Undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat, maka terjadi pemekaran 2 (dua) daerah otonomi baru, dan Kabupaten Tulang Bawang sebagai Kabupaten Induk. Administrasi pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pada
tahun
2010
terdiri
dari
15
(lima
belas)
kecamatan
dan
151
2
kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.466,32 Km . Secara geografis Kabupaten Tulang Bawang terletak antara 40° 08' - 04° 41' Lintang Selatan dan 105° 09’ - 105° 55' Bujur Timur. Kabupaten Tulang Bawang mempunyai Kecamatan terluas dan terkecil, Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dentes Teladas (± 19,78 %), sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Meraksa Aji (± 2,73 %). Akan tetapi dari segi kepadatan penduduk eksisting, penduduk lebih terkonsentrasi di pusat-pusat kegiatan, seperti di Kecamatan Banjar Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Rawajitu Selatan serta Kecamatan Menggala. Sedangkan kecamatan lainnya masih rendah, yang menandakan perlunya suatu intervensi perencanaan untuk mencapai efisiensi penggunaan sumber daya dan efisiensi alokasi distribusi sumber daya. Kabupaten
Tulang
Bawang
memiliki
potensi
yang
tinggi
untuk
perkembangan sektor pertanian sebab sebagian besar sungai-sungai yang mengalir dari barat ke timur berpotensi untuk pengembangan irigasi, sungaisungai yang dimaksud antara lain Way Tulang Bawang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 1
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang Nama DAS
Luas (Ha)
Way Tulang Bawang
934.400
Way Kiri
125.100
Way Rarem
69.700
Way Abung
17.800
Way Sabuk
17.100
Way Kanan
167.600
Way Besai
27.200
Way Umpu
5.300
Way Pisang
20.500
Way Giham
50.400
Way Neki
21.200
Way Tahmi
22.700
Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013
2.1.2. Kondisi Fisik Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah yang mengalami siklus musiman dengan dominasi kondisi basah di mana bulan Desember merupakan bulan terbasah di Kabupaten Tulang Bawang. Daerah basah terdapat di bagian Barat atau hulu sungai, sedangkan daerah yang kering terdapat di bagian Timur mendekati pantai. Kondisi topografi Kabupaten Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik secara permanen. Ketersediaan air yang paling rendah di Kabupaten Tulang Bawang terjadi pada bulan Juli dan Agustus sehingga pada bulan-bulan tersebut pada umumnya terjadi kekeringan khususnya di wilayah pantai. Hal ini ditandai dengan ketersediaan hujan yang relatif rendah (75 mm/bulan) dan lama hari tidak hujan mencapai 16 hari (rerata). Kondisi ini mempengaruhi kualitas air setempat terutama pada kualitas air sungai yang ditandai dengan adanya intrusi air laut yang semakin ke hulu. Hal ini akan berpengaruh terhadap situasi dan kondisi peri kehidupan masyarakat dan tata kehidupan flora dan fauna. Suhu udara disuatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jarak dari pantai. Tahun 2011,
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 2
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang suhu udara rata-rata siang hari berkisar antara 27,0
C sampai 29,9
C
sedangkan suhu udara pada malam hari berkisar antara 21,0 C sampai 23,7 C. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 320 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus 0 mm. Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata 31 Kabupaten
Tulang
Bawang
merupakan
daerah
amat
basah,
C.
dengan
perbandingan devisit air 0 – 1.5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal, atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan. Secara topografi Kabupaten Tulang Bawang dapat dibagi dalam 4 (empat) unit topografi, yaitu :
1.
Daerah dataran hingga dataran bergelombang Merupakan daerah dataran sampai dengan dataran bergelombang, berada pada kemiringan antara 15% – 30% yang dimanfaatkan untuk area pertanian, perkebunan dan cadangan pengembangan transmigrasi.
2.
Daerah Rawa Daerah Rawa terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian 0 – 1 m yang merupakan muara dari Way Tulang Bawang dan Way Mesuji. Rawa-rawa tersebut terdapat di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rawajitu Timur, Rawajitu Selatan dan Kecamatan Dente Teladas. Daerah-daerah tersebut merupakan areal yang cukup produktif untuk pengembangan budidaya tambak dan perikanan laut.
3.
Daerah River Basin Terdapat 2 River Basin yang utama yaitu River Basin Tulang Bawang dan River Basin sungai-sungai kecil lainnya. Daerah ini berupa cekungan yang memungkinkan untuk diisi air pada musim penghujan membentuk rawarawa atau lebung-lebung. Pada areal River Basin Way Tulang Bawang dengan anak-anak sungainya membentuk pola aliran ”dendritic”. Daerah ini memiliki luas 10.150 Km² dengan panjang 753 Km yang digunakan untuk pengembangan tambak udang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 3
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4.
Daerah Alluvial Daerah ini tertetak di pinggir pantai timur yang merupakan bagian hilir (down steem) dari sungai besar yaitu Way Tulang Bawang dan Way Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan areal persawahan pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah dimanfaatkan areal seluas ± 36.000 Ha dan ± 20,000 Ha (Rawa Pitu I dan II).
2.1.3. Administratif Batas wilayah administratif Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: berbatasan dengan Kabupaten Mesuji
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur Sebelah Timur
: berbatasan dengan kawasan pantai (Laut Jawa)
Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat
Secara administratif Kabupaten Tulang Bawang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan dan 151 kampung/kelurahan dengan luas wilayah sebesar 3.466,32 km2. Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan Luas Wilayah Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan/Desa
Administrasi (Ha)
Terbangun
(%) thd total
(Ha)
(%) thd total
Banjar Agung
11
23.088,00
6,66
1.823,43
15,28
Banjar Margo
12
13.295,00
3,84
903,00
9,14
Banjar Baru
10
13.295,00
3,84
557,75
7,29
Gedung Aji
10
11.447,00
3,30
173,00
4,43
Penawar Aji
9
10.445,00
3,01
13,00
0,33
Meraksa Aji
8
9.471,00
2,73
62,00
1,59
Menggala
9
34.400,00
9,92
1.346,00
10,15
Penawar Tama
14
21.053,00
6,07
201,00
5,15
Rawajitu Selatan
9
12.394,00
3,58
125,00
3,20
Gedung Meneng
11
65.707,00
18,96
651,00
9,68
Rawajitu Timur
8
17.665,00
5,10
353,30
6,05
Rawa Pitu
9
16.918,00
4,88
336,00
8,61
Gedung Aji Baru
9
9.536,00
2,75
190,72
4,77
Dente Teladas
12
68.565,00
19,78
250,00
6,41
Menggala Timur
10
19.353,00
5,58
387,06
7,92
346.632,00
100
7.372,26
100
Jumlah
151
Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 5
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.2.
Demografi Berdasarkan hasil Estimasi Penduduk Tahun 2013, jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang sebesar 417.767 jiwa/orang. Dengan luas wilayah 3.466,32 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 417.767 jiwa berarti tingkat kepadatan penduduk mencapai 121 jiwa/km2, jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Tulang Bawang terlihat dalam Tabel di bawah ini. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Dente Teladas dengan jumlah penduduk sebanyak 60.216 jiwa (14,41% dari jumlah penduduk keseluruhan), sedangkan tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banjar Margo dengan tingkat kepadatan 299 jiwa/km2. Demikian sebaliknya jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan Menggala Timur dengan jumlah penduduk 13.466 jiwa (3,22 % dari jumlah penduduk keseluruhan), sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Gedung Meneng dengan tingkat kepadatan 59 jiwa/ km2. Ilustrasi kondisi demografi Kabupaten Tulang Bawang dalam 3 tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.3. Jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun tertentu di waktu yang akan datang dapat diperkirakan/diproyeksikan dengan menggunakan persamaan :
Pn = Po (1+r)t Dimana : Pn
= jumlah penduduk tahun akhir
P0
= jumlah penduduk tahun awal
r
= pertumbuhan penduduk
n
= tahun perhitungan
Dengan menggunakan persamaan di atas, proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Tulang Bawang untuk 5 tahun ke depan disajikan dalam Tabel 2.4.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 7
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.3 Jumlah penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan 2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
Banjar Agung
30.875
35.349
35.732
37.974
38.822
7.019
8.957
9.013
9.161
9.043
Banjar Margo
28.884
36.614
37.012
38.475
39.814
9.487
9.787
9.505
9.685
Banjar Baru
12.518
13.012
13.087
13.753
14.048
3.737
3.886
3.935
4.059
Gedung Aji
11.406
12.023
13.162
13.933
14.119
4.507
4.613
3.585
Penawar Aji
18.236
16.988
17.173
18.014
18.262
5.353
5.470
Meraksa Aji
13.389
12.894
13.061
14.335
14.523
3.507
Menggala
31.085
41.109
41.554
47.020
47.780
Penawar Tama
27.142
25.791
26.071
27.394
Rawajitu Selatan
27.976
30.756
31.099
31.980
Gedung Meneng
26.560
37.024
37.429
Rawajitu Timur
30.673
28.854
Rawa Pitu
15.075
Gedung Aji Baru
2009
2010
2011
2012
2013
2009
2010
2011
2012
2013
(27,6)
14,5
1,1
6,3
2,2
134
153
155
164
168
9.545
1,7
26,8
1,1
4,0
3,5
217
275
278
289
299
6.432
(18,9)
3,9
0,6
5,1
2,1
94
98
98
103
105
3.646
4.986
1,7
5,4
9,5
5,9
1,3
100
105
115
122
123
5.485
5.526
10.874
1,7
(6,8)
1,1
4,9
1,4
175
163
164
172
174
3.622
3.645
3.670
3.986
1,7
(3,7)
1,3
9,8
1,3
141
136
138
151
153
12.625
9.601
9.879
9.933
8.543
(40,1)
32,2
1,1
13,2
1,6
90
120
121
137
138
28.000
9.088
9.219
9.232
9.232
11.456
1,7
(5,0)
1,1
5,1
2,2
129
123
124
130
132
31.820
7.630
7.977
7.588
7.588
7.234
1,7
9,9
1,1
2,8
(0,5)
226
248
251
258
256
38.368
38.988
12.275
12.407
12.245
12.271
11.997
1,7
39,4
1,1
2,5
1,6
40
56
57
58
59
28.166
16.375
16.332
10.017
9.891
8.496
8.496
12.765
1,7
(5,9)
(2,4)
(41,9)
(0,3)
174
163
159
93
92
15.883
16.067
19.386
19.734
6.399
6.523
6.574
6.601
4.537
1,7
5,4
1,2
20,7
1,8
89
94
95
114
116
19.655
20.730
20.956
21.328
21.843
5.978
6.066
6.076
6.165
12.576
1,7
5,5
1,1
1,8
2,4
206
217
220
224
229
Dente Teladas
47.218
59.066
59.706
59.376
60.216
9.987
10.099
10.114
10.114
10.112
1,7
25,1
1,1
(0,6)
1,4
69
86
87
87
87
Menggala Timur
21.735
11.813
11.951
13.014
13.466
4.471
3.789
3.848
3.897
3.476
5,3
(45,6)
1,2
8,9
3,5
112
61
62
67
69
362.427
397.906
402.226
410.725
417.767
112.080
111.907
109.220
110.044
127.562
2,0
9,8
1,1
2,1
1,7
105
115
116
118
121
Jumlah
Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 8
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.4 Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tingkat Pertumbuhan (%)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan 2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
2014
2015
2016
2017
2018
Banjar Agung
37.872
48.979
38.342
44.516
45.510
8.610
10.987
11.056
11.237
11.092
(2,4)
29,3
(21,7)
16,1
2,2
164
212
166
193
197
Banjar Margo
35.430
50.732
39.716
45.103
46.673
11.637
12.005
11.659
11.880
11.708
(11,0)
43,2
(21,7)
13,6
3,5
153
220
172
195
202
Banjar Baru
15.355
18.029
14.043
16.122
16.468
4.584
4.767
4.827
4.979
7.890
9,3
17,4
(22,1)
14,8
2,1
67
78
61
70
71
Gedung Aji
13.991
16.659
14.123
16.333
16.551
5.528
5.658
4.397
4.472
6.116
(0,9)
19,1
(15,2)
15,6
1,3
61
72
61
71
72
Penawar Aji
22.369
23.538
18.427
21.117
21.408
6.566
6.710
6.728
6.778
13.338
22,5
5,2
(21,7)
14,6
1,4
97
102
80
91
93
Meraksa Aji
16.423
17.866
14.015
16.805
17.025
4.302
4.443
4.471
4.502
4.889
13,1
8,8
(21,6)
19,9
1,3
71
77
61
73
74
Menggala
38.130
56.960
44.589
55.120
56.011
15.486
11.777
12.118
12.184
10.479
(20,2)
49,4
(21,7)
23,6
1,6
165
247
193
239
243
Penawar Tama
33.293
35.736
27.975
32.113
32.824
11.148
11.308
11.324
11.324
14.052
18,9
7,3
(21,7)
14,8
2,2
144
155
121
139
142
Rawajitu Selatan
34.316
42.615
33.371
37.489
37.302
9.359
9.785
9.308
9.308
8.873
7,8
24,2
(21,7)
12,3
(0,5)
149
185
145
162
162
Gedung Meneng
32.579
51.300
40.163
44.978
45.705
15.057
15.219
15.020
15.052
14.716
(16,4)
57,5
(21,7)
12,0
1,6
141
222
174
195
198
Rawajitu Timur
37.624
39.980
30.223
19.196
19.146
12.287
12.133
10.421
10.421
15.658
130,4
6,3
(24,4)
(36,5)
(0,3)
163
173
131
83
83
Rawa Pitu
18.491
22.007
17.241
22.726
23.134
7.849
8.001
8.064
8.097
5.565
(6,3)
19,0
(21,7)
31,8
1,8
80
95
75
98
100
Gedung Aji Baru
24.109
28.723
22.487
25.002
25.606
7.333
7.441
7.453
7.562
15.426
10,4
19,1
(21,7)
11,2
2,4
104
124
97
108
111
Dente Teladas
57.919
81.841
64.067
69.605
70.590
12.250
12.388
12.406
12.406
12.404
(3,8)
41,3
(21,7)
8,6
1,4
251
354
277
301
306
Menggala Timur
26.661
16.368
12.824
15.256
15.786
5.484
4.648
4.720
4.780
4.264
98,0
(38,6)
(21,7)
19,0
3,5
115
71
56
66
68
Jumlah
444.564
551.336
431.607
481.483
489.738
137.481
137.268
133.972
134.983
156.471
6,4
24,0
(21,7)
11,6
1,7
128
159
125
139
141
Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang, Data Diolah
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 9
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.3.
Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1. Perkembangan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Fluktuasi tersebut terjadi pada pendapatan, belanja maupun surplus/defisit daerah. Ringkasan realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut : Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014 No
Realisasi Anggaran
A
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1
Tahun 2010
2011
2012
2013
Rata-rata Pertumbuhan
2014
511.409.803.126,50
667.001.646.543,54
690.385.444.512,00
728.745.918.530,00
818.138.427.942,00
0,12
62.810.777.766,50
29.223.095.639,54
30.702.571.288,00
41.011.600.000,00
45.432.698.003,00
(0,06)
Pajak Daerah
3.110.200.000,00
3.360.200.000,00
4.550.200.000,00
5.554.200.000,00
9.091.000.000,00
0,38
a.1.2
Retribusi Daerah
1.883.025.000,00
17.972.437.164,00
13.427.371.288,00
28.382.400.000,00
29.266.698.003,00
2,91
a.1.3
Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
636.840.000,00
4.304.633.475,54
8.175.000.000,00
3.500.000.000,00
3.500.000.000,00
0,90
a.1.4
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
57.180.712.766,50
3.585.825.000,00
4.550.000.000,00
3.575.000.000,00
3.575.000.000,00
(0,19)
a.2
Dana Perimbangan (Transfer)
335.123.977.188,00
521.934.820.955,00
532.277.983.724,00
608.647.286.148,00
696.237.977.939,00
0,22
a.2.1
Dana Bagi Hasil
42.476.738.188,00
44.206.580.955,00
53.545.516.724,00
73.120.656.148,00
73.120.656.148,00
0,14
a.2.2
Dana Alokasi Umum
254.712.839.000,00
400.393.840.000,00
412.608.587.000,00
482.230.950.000,00
540.609.710.675,00
0,22
a.2.3
Dana Alokasi Khusus
37.934.400.000,00
77.334.400.000,00
66.123.880.000,00
53.295.680.000,00
82.507.611.116,00
0,24
a.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
113.475.048.172,00
115.843.729.949,00
127.404.889.500,00
79.087.032.382,00
76.467.752.000,00
(0,07)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 10
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang B
Belanja (b1 + b.2)
531.142.579.895,00
691.493.441.675,00
713.780.704.857,00
754.466.921.031,00
822.026.069.756,00
0,11
b.1
Belanja Tidak Langsung
294.809.678.251,00
318.370.405.371,00
339.917.538.378,00
374.395.680.181,00
376.357.142.732,00
0,06
b.1.1
Belanja Pegawai
235.988.510.513,00
262.588.359.371,00
286.976.245.448,00
306.305.324.117,00
320.896.786.668,00
0,07
b.1.2
Subsidi
-
-
1.000.000.000,00
375.000.000,00
1.000.000.000,00
-
b.1.3
Hibah
34.045.167.738,00
29.538.546.000,00
29.876.322.866,00
8.992.390.000,00
10.807.390.000,00
(0,14)
b.1.4
Bantuan Sosial, Parpol
8.705.000.000,00
12.027.500.000,00
1.352.266.064,00
5.852.266.064,00
2.852.266.064,00
(0,13)
b.1.5
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
14.571.000.000,00
13.716.000.000,00
20.212.704.000,00
50.870.700.000,00
38.800.700.000,00
0,33
b.1.6
Belanja Tidak Terduga
1.500.000.000,00
500.000.000,00
500.000.000,00
2.000.000.000,00
2.000.000.000,00
0,07
b.2
Belanja Langsung
236.332.901.644,00
373.123.036.304,00
373.863.166.479,00
380.071.240.850,00
445.668.927.024,00
0,18
b.2.1
Belanja Pegawai
17.700.194.500,00
31.704.150.334,00
35.402.132.890,00
48.241.567.452,00
73.478.836.406,00
0,63
b.2.2
Belanja Barang dan Jasa
97.765.116.064,00
127.137.520.870,00
155.345.678.432,00
172.900.327.828,00
178.563.349.418,00
0,17
b.2.3
Belanja Modal
120.867.591.080,00
214.281.365.100,00
183.115.355.157,00
158.929.345.570,00
193.626.741.200,00
0,12
C
Pembiayaan
19.732.776.768,50
24.491.795.131,46
23.395.260.345,00
25.721.002.501,00
3.887.641.814,00
(0,16)
(19.732.776.768,50)
(24.491.795.131,46)
(23.395.260.345,00)
(25.721.002.501,00)
(3.887.641.814,00)
(0,16)
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 – 2014, diolah
2.3.2. Realisasi Belanja Sanitasi Daerah 5 Tahun Terakhir Realisasi
belanja
sanitasi
Kabupaten
Tulang
Bawang
terus
mengalami
peningkatan
dari
tahun
2010
sebesar
Rp. 1.830.852.388,- menjadi sebesar Rp. 3.366.655.681,- ditahun 2014. Dinas Pekerjaan Umum menempati peringkat tertinggi untuk belanja sanitasi sebesar Rp. 1.265.166.643,- pada tahun 2010 dan terus meningkat pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.238.889.315,- dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,17 %, untuk peringkat terendah realisasi belanja sanitasi adalah Dinas Kesehatan yaitu sebesar Rp. 211.343.570,- pada tahun 2010 dan meningkat menjadi Rp. 243.444.354,- pada tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,03 %. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 11
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 – 2014 Tahun No
Rata2 pertumbuhan
SKPD 2010
1 Bappeda
2011
2012
2013
2014
0,00
0,00
0,00
0,00
230.000.000,00
-
1.a
Investasi
0,00
0,00
0,00
0,00
230.000.000,00
-
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
1.265.166.643,00
1.598.618.010,00
1.879.965.653,00
2.098.803.652,00
2.328.889.315,00
0,17
1.265.166.643,00
1.598.618.010,00
1.879.965.653,00
2.098.803.652,00
2.328.889.315,00
0,17
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
354.342.175,00
487.566.434,00
564.233.107,00
645.323.220,00
564.322.012,00
0,12
340.354.575,00
471.578.834,00
538.356.543,00
624.446.224,00
538.446.029,00
0,12
2 Pekerjaan Umum (PU) 2.a
Investasi
2.b
operasional/pemeliharaan (OM) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3 Daerah
3.a
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinas Kesehatan
4.a
Investasi
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
13.987.600,00
15.987.600,00
25.876.564,00
20.876.996,00
25.875.983,00
0,17
211.343.570,00
228.543.554,00
287.604.433,00
329.586.000,00
243.444.354,00
0,03
211.343.570,00
228.543.554,00
287.604.433,00
329.586.000,00
243.444.354,00
0,03
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
5.a
5 SKPD Lainnya Investasi
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
5.b
operasional/pemeliharaan (OM)
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
1.830.852.388,00
2.314.727.998,00
2.731.803.193,00
3.073.712.872,00
3.366.655.681,00
0,17
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na)
1.816.864.788,00
2.298.740.398,00
2.705.926.629,00
3.052.835.876,00
3.340.779.698,00
0,17
7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
13.987.600,00
15.987.600,00
25.876.564,00
20.876.996,00
25.875.983,00
0,17
236.332.901.644,00
373.123.036.304,00
373.863.166.479,00
380.071.240.850,00
445.668.927.024,00
0,18
5 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 6
8 Belanja Langsung 9
Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (5/8)
0,8
0,6
0,7
0,8
0,8
0,0
10
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (6/5)
99,2
99,3
99,1
99,3
99,2
0,0
11
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (7/5)
0,8
0,7
0,9
0,7
0,8
0,0
Sumber : Realisasi APBD tahun 2010 – 2014, diolah Keterangan
: investasi termasuk didalamnya pembangunan sarana prasaranan, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 12
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.3.3. Pendanaan Sanitasi oleh APBD 5 Tahun Terakhir Realisasi Belanja Sanitasi oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp. 1.830.852.388,- menjadi sebesar Rp. 4.180.394.246,- pada tahun 2014, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,46 %. Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 - 2014 No
URAIAN
1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
1.1
BELANJA SANITASI (Rp) 2010
2011
2012
2013
Rata-rata Pertumbuhan
2014
1.830.852.388,00
2.314.727.998,00
2.731.803.193,00
3.705.981.868,00
4.090.394.246,00
0,41
Air Limbah Domestik
564.400.768,00
644.387.006,00
776.533.245,00
1.128.254.598,00
1.378.150.191,00
0,29
1.2
Sampah rumah tangga
354.342.175,00
487.566.434,00
564.233.107,00
645.323.220,00
564.322.012,00
0,12
1.3
Drainase perkotaan
700.765.875,00
954.231.004,00
1.103.432.408,00
1.602.818.050,00
1.904.477.689,00
0,34
1.4
PHBS
211.343.570,00
228.543.554,00
287.604.433,00
329.586.000,00
243.444.354,00
0,03
2
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
1.687.537.963,00
1.882.057.801,00
2.183.553.400,00
3.021.853.635,00
3.199.922.606,00
0,23
2.1
DAK Sanitasi
850.237.762,00
956.755.667,00
1.073.228.750,00
1.318.677.087,00
1.387.654.088,00
0,13
2.2
DAK Lingkungan Hidup
837.300.201,00
925.302.134,00
1.110.324.650,00
1.228.545.328,00
1.268.750.000,00
0,10
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
0,00
0,00
0,00
474.631.220,00
543.518.518,00
-
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
143.314.425,00
432.670.197,00
548.249.793,00
684.128.233,00
890.471.640,00
1,04
236.332.901.644,00
373.123.036.304,00
373.863.166.479,00
380.071.240.850,00
445.668.927.024,00
0,18
0,06
0,12
0,15
0,18
0,20
0,46
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung
Sumber : APBD tahun 2010 - 2014, diolah
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 13
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.3.4. Realisasi Belanja Sanitasi per Kapita Realisasi belanja sanitasi per kapita Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.830.852.388,- dan terus meningkat hingga Rp. 4.180.394.246,- di tahun 2014 atau meningkat rata-rata sebesar Rp. 2.952.751.938,60,-. Belanja sanitasi per kapita Kabupaten Tulang Bawang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2009- 2013 Tahun No
Deskripsi
Rata-rata 2010
1
Total Belanja Sanitasi Kab. Tulang Bawang
2
Jumlah Penduduk
2011
2012
2013
2014
1.830.852.388,00
2.314.727.998,00
2.731.803.193,00
3.705.981.868,00
4.180.394.246,00
2.952.751.938,60
397.906,00
402.226,00
410.725,00
417.767,00
444.563,56
414.637,51
4.601,22
5.754,79
6.651,17
8.870,93
9.403,37
7.121,29
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber Data: APBD dan BPS, diolah
2.3.5. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi per Komponen Realisasi dan Potensi retribusi sanitasi per komponen dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No
SKPD
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan (%)
2014
1
Retribusi Air Limbah
-
-
-
-
-
-
1.a
Realisasi retribusi
-
-
-
-
-
-
1.b
Potensi retribusi
-
-
-
-
-
-
13.808.000,00
20.000.000,00
27.492.000,00
30.000.000,00
25.940.000,00
2
Retribusi Sampah
2.a
Realisasi retribusi
8.808.000,00
10.000.000,00
7.492.000,00
10.000.000,00
3.940.000,00
(0,55)
2.b
Potensi retribusi
5.000.000,00
10.000.000,00
20.000.000,00
20.000.000,00
22.000.000,00
3,40
3
Retribusi Drainase
-
-
-
-
-
-
3.a
Realisasi retribusi
-
-
-
-
-
-
3.b
Potensi retribusi
-
-
-
-
-
-
4
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
8.808.000,00
10.000.000,00
7.492.000,00
10.000.000,00
3.940.000,00
-0,55
5
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
5.000.000,00
10.000.000,00
20.000.000,00
20.000.000,00
22.000.000,00
3,00
6
Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
1,76
1,00
0,37
0,50
0,18
Sumber Data : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 14
0,88
-0,72
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.3.6. Peta Perekonomian Kabupaten 5 Tahun Terakhir Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tulang Bawang merupakan gambaran potensi wilayah Kabupaten Tulang Bawang sekaligus kemampuan pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu proses produksi. Berdasarkan harga konstan PDRB Kabupaten Tulang Bawang mengalami peningkatan, pada tahun 2014 PDRB Kabupaten Tulang Bawang sebesar Rp. 2.675.432.000.000,- atau meningkat sebesar 5.32 % dibanding tahun 2013 yang sebesar Rp. 2.548.776.000.000,-. Data perekonomian daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut: Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2010 - 2014 No
Tahun
Deskripsi
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita Kab. Tulang Bawang (Rp.)
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
2010
2011
2012
2013
2014
2.129.602.000.000
2.261.365.000.000
2.385.679.000.000
2.548.776.000.000
2.675.432.000.000
14.123.453
14.268.852
16.163.114
18.225.992
19.543.721
5,13
6,19
5,50
6,93
5,32
Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2013, BPS (untuk tahun 2014 data proyeksi)
2.4.
Tata Ruang Wilayah Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten/kota bertujuan mewujudkan ruang wilayah kabupaten/kota yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat
dijadikan
acuan
dalam
penyusunan
program
pembangunan untuk
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari RTRW perlu dituangkan dalam bentuk arah kebijakan, dengan memperhatikan rumusan tujuan penataan ruang, kapasitas sumber daya wilayah dan kebijakan penataan ruang nasional dan provinsi, dengan demikian alternatif kebijakan yang harus ditempuh terkait dengan tujuan yang ingin dicapai adalah : a.
pengembangan produk unggulan pertanian untuk menunjang pengembangan agribisnis;
b.
peningkatan peran dan fungsi perkotaan secara berhirarki;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 15
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang c.
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah yang terpadu dan merata;
d.
pemeliharaan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kegiatan di dalamnya; dan
e.
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara. Mengacu pada klausul kebijakan yang telah dirumuskan di atas serta
dikaitkan dengan program pembangunan yang tertuang dalam RPIJM Kabupaten Tulang Bawang, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut : 1.
Strategi pengembangan produk unggulan pertanian untuk menunjang pengembangan agribisnis : a.
mengembangkan komoditas kelapa sawit, karet, tebu dan ubi kayu di wilayah tengah dan barat kabupaten;
b.
mengembangkan perikanan budidaya di wilayah timur kabupaten;
c.
mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional;
2.
d.
memperluas lahan pertanian tanaman pangan;
e.
mengembangan jaringan irigasi;
f.
mengembangkan pusat-pusat kegiatan agropolitan; dan
g.
mengembangkan kawasan industri berbasis perikanan.
Strategi peningkatan peran dan fungsi perkotaan secara berhirarki : a.
meningkatkan peran Perkotaan sesuai hirarki masing-masing;
b.
mengembangan sarana wilayah di kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing perkotaan; dan
c.
mendorong interaksi antar wilayah dengan mengembangkan spesifikasi masing-masing perkotaan.
3.
Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah yang terpadu dan merata : a.
meningkatkan akses antar wilayah dan kawasan perkotaan;
b.
mengembangkan prasarana transportasi sesuai hirarki masing-masing;
c.
mengembangkan sistem transportasi antar moda;
d.
mengembangkan dan membangun pembangkit listrik serta memperluas sistem jaringan sampai ke pelosok;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 16
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang e.
mengembangkan dan membangun
prasarana telekomunikasi
serta
memperluas jangkauan pelayanan; f.
mengembangkan dan membangun sistem prasarana lainnya secara terpadu; dan
g.
menyediakan prasarana penunjang penanggulangan bencana disertai sistem peringatan dini.
4.
Strategi pemeliharaan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
fungsi
lingkungan hidup dan kegiatan di dalamnya : a.
menetapkan luas dan fungsi kawasan lindung;
b.
mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun;
c.
mengendalikan dampak pembuangan limbah;
d.
menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;
e.
melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang ada dan akan berkembang; dan
f. 5.
merehabilitasi lahan kritis.
Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara : a.
mendukung penetapan kawasan pertahanaan dan keamanan di wilayah kabupaten;
b.
mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanaan dan keamanan untuk menjaga fungsi pertahanan keamanan;
c.
mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar pertahanaan dan keamanan dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d.
turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan keamanan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 17
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Wilayah Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tulang Bawang telah dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 – 2032. Pola persebaran kegiatan, kondisi kecenderungan pergerakan penduduk dan karakteristik fisik lahan dapat direncanakan satu pola pengembangan perwilayahan kawasan secara hirarkis sebagai berikut : 1.
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) PKW terdapat di Perkotaan Menggala di Kecamatan Menggala, berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan kesehatan.
2.
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) PKL terdapat di Perkotaan Unit II Banjar Agung di Kecamatan Banjar Agung yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan pusat perdagangan dan jasa.
3.
Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) PKLp terdapat di Perkotaan Teladas di Kecamatan Dente Teladas diarahkan perkembangannya sebagai kawasan industri dan kawasan minapolitan.
4.
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) PPK terdapat di : a.
Perkotaan Batang Hari di Kecamatan Rawa Pitu yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan kawasan agropolitan;
b.
Perkotaan Medasari di Kecamatan Rawajitu Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pertanian, perdagangan dan jasa;
c.
Perkotaan Bumi Dipasena Mulya di Kecamatan Rawajitu Timur yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, kawasan tambak strategis, kawasan minapolitan, industri dan pergudangan;
d.
Perkotaan Gedung Aji di Kecamatan Gedung Aji yang berfungsi sebagai
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan
dan
jasa,
pendidikan, kesehatan, perkebunan dan pariwisata; e.
Perkotaan Karya Bhakti di Kecamatan Meraksa Aji yang berfungsi sebagai
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan
dan
jasa,
pendidikan, dan kesehatan; f.
Perkotaan Bogatama di Kecamatan Penawar Tama yang berfungsi
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 18
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; g.
Perkotaan Sidomukti di Kecamatan Gedung Aji Baru yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan;
h.
Perkotaan Gedung Meneng di Kecamatan Gedung Meneng yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, dan kesehatan;
i.
Perkotaan Gedung Rejo Sakti di Kecamatan Penawar Aji yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan;
j.
Perkotaan Agung Dalem di Kecamatan Banjar Margo yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan;
k.
Perkotaan Kahuripan Jaya di Kecamatan Banjar Baru yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan; dan
l.
Perkotaan Lebuh Dalem di Kecamatan Menggala Timur yang berfungsi sebagai pemerintahan kecamatan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan pariwisata.
5.
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) PPL terdapat di : a.
Perdesaan Pasiran Jaya di Kecamatan Dente Teladas yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perikanan dan perdagangan dan jasa;
b.
Perdesaan Panca Karsa Purna Jaya di Kecamatan Banjar Baru yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian dan perkebunan; dan
c.
Perdesaan Sungai Luar di Kecamatan Manggala Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pertanian, perkebunan dan pariwisata.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 19
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.4.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Rencana pola ruang adalah rencana gambaran letak, ukuran, fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung. Isi rencana pola ruang adalah deliniasi (batas-batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung, dengan demikian secara prinsip rencana pola ruang Kabupaten Tulang Bawang dapat dipilah menjadi dua kawasan utama yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. 1. Kawasan Lindung Kawasan lindung di Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas ± 57.047 Ha meliputi : a.
kawasan perlindungan setempat;
b.
kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya; dan
c.
kawasan rawan bencana alam. Kawasan perlindungan setempat berfungsi untuk pemanfaatan tanah
yang dapat menjaga kelestarian jumlah, kualitas dan penyebaran tata air dan kelancaran pengaturan air serta pemanfaatannya, adapun kawasan perlindungan setempat di wilayah kabupaten terdiri atas : a.
kawasan sempadan pantai;
b.
kawasan sempadan sungai;
c.
kawasan sekitar mata air; dan
d.
ruang terbuka hijau (RTH). Kawasan Sempadan pantai yang meliputi wilayah dataran sepanjang
tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondosi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat sebagian lokasi. Kawasan sempadan pantai di wilayah kabupaten dengan luas kurang lebih 3.338 hektar terdapat di sepanjang pantai wilayah kabupaten meliputi : a.
Kecamatan Rawajitu Timur; dan
b.
Kecamatan Dente Teladas. Kawasan sempadan sungai diperuntukkan untuk melindungi sungai
dari aktivitas manusia yang dapat dimungkinkan untuk mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 20
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang mengamankan aliran sungai. Penetapan garis sepadan sungai untuk kawasan non permukiman sekurang-kurangnya 100 meter dari kiri kanan sungai besar, dan 50 meter di kiri kanan anak sungai. Untuk kawasan permukiman disiapkan sekurang – kurangnya 10 – 15 meter cukup untuk dibangun jalan inspeksi. Kawasan sempadan sungai berjarak maksimal 100 meter dari badan sungai dengan luas kurang lebih 5.553 Ha meliputi : a.
Kecamatan Menggala;
b.
Kecamatan Menggala Timur;
c.
Kecamatan Gedung Meneng;
d.
Kecamatan Gedung Aji;
e.
Kecamatan Meraksa Aji;
f.
Kecamatan Penawar Aji;
g.
Kecamatan Rawa Pitu;
h.
Kecamatan Rawajitu Timur; dan
i.
Kecamatan Dente Teladas. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya. Kawasan sekitar mata air terdapat di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten ditetapkan dengan radius 100 meter dari mata air. Kawasan RTH berada di seluruh kawasan perkotaan meliputi : a.
RTH publik berupa taman kota, taman pemakaman umum, hutan kota dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai dengan luas kurang lebih 17.306 Ha atau ± 21 % dari seluruh perkotaan; dan
b.
RTH
privat
berupa
kebun
atau
halaman
rumah/gedung
milik
masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan dengan luas kurang lebih 9.065 Ha atau ± 11 % dari luas seluruh perkotaan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 21
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan kawasan cagar budaya di Kabupaten Tulang Bawang terdiri atas : a.
kawasan suaka alam; dan
b.
kawasan cagar budaya. Kawasan suaka alam ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
memiliki keanekaragaman biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang khas baik di darat maupun di perairan dan mempunyai fungsi utama sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman jenis biota, ekosistem, serta gejala dan keunikan alam yang terdapat di dalamnya. Kawasan suaka alam di Kabupaten Tulang Bawang meliputi : kawasan perlindungan satwa Rawa Pacing yang berada di Kecamatan Menggala Timur dan Kecamatan Gedung Aji yang pelaksanaannya diatur melalui ketentuan dan perundangundangan yang berlaku. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan dengan kriteria
sebagai
hasil
budaya
manusia
yang
bernilai
tinggi
yang
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan cagar budaya di Kabupaten Tulang Bawang, meliputi : a.
kawasan areal pemukiman asli (kampung adat lampung) di Kecamatan Menggala Timur;
b.
kawasan makam leluhur di Kecamatan Menggala; dan
c.
kawasan sejarah Tangga Raja di Kecamatan Menggala dan Kecamatan Gedung Aji.
Kawasan rawan bencana alam meliputi : a.
kawasan rawan banjir;
b.
kawasan rawan puting beliung;
c.
kawasan rawan longsor; dan
d.
kawasan rawan abrasi. Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Kawasan rawan banjir meliputi : a.
Kecamatan Menggala;
b.
Kecamatan Menggala Timur;
c.
Kecamatan Gedung Aji;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 22
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang d.
Kecamatan Gedung Aji Baru;
e.
Kecamatan Gedung Meneng;
f.
Kecamatan Rawajitu Timur;
g.
Kecamatan Rawajitu Selatan;
h.
Kecamatan Dente Teladas; dan
i.
Kecamatan Rawa Pitu.
Kawasan rawan puting beliung meliputi : a.
Kecamatan Banjar Margo;
b.
Kecamatan Banjar Agung;
c.
Kecamatan Dente Teladas; dan
d.
Kecamatan Menggala. Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan
berbentuk lereng yang rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran. Kawasan
rawan
longsor
di
Kabupaten
Tulang
Bawang
terdapat
dibeberapa kecamatan diantaranya : a.
Kecamatan Menggala;
b.
Kecamatan Menggala Timur;
c.
Kecamatan Gedung Aji;
d.
Kecamatan Gedung Aji Baru;
e.
Kecamatan Gedung Meneng;
f.
Kecamatan Rawajitu Timur;
g.
Kecamatan Rawajitu Selatan;
h.
Kecamatan Dente Teladas; dan
i.
Kecamatan Rawa Pitu.
Kawasan rawan abrasi meliputi : a.
Kecamatan Dente Teladas, dan
b.
Kecamatan Rawajitu Timur.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 23
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya di Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas ± 289.585 Ha meliputi : a.
kawasan peruntukan hutan rakyat;
b.
kawasan peruntukan pertanian;
c.
kawasan peruntukan perikanan;
d.
kawasan peruntukan pertambangan;
e.
kawasan peruntukan industri;
f.
kawasan peruntukan pariwisata;
g.
kawasan peruntukan permukiman;
h.
kawasan peruntukan pesisir dan pulau-pulau kecil; dan
i.
kawasan peruntukan lainnya.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 24
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 25
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 26
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.5.
Sosial dan Budaya Kondisi Sosial Budaya daerah dapat dilihat dari beberapa aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan menyangkut masa depan sebuah Negara, maka dari itu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan. Tingkat kemajuan pendidikan dapat dilihat dari data fasilitas pendidikan atau jumlah sekolah yang ada di sebuah wilayah tersebut. Jumlah sekolah yang berdiri di Kabupaten Tulang Bawang sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 205 Sekolah Dasar (SD), 88 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 28 Sekolah Menengah Atas (SMA), 24 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 25 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 33 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 12 Madrasah Aliyah (MA) yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang seperti yang tersaji pada Tabel 2.11 berikut : Tabel 2.11
Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Tulang Bawang Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan
Umum
Agama
SD
SLTP
SMA
SMK
MI
MTs
MA
Banjar Agung
17
5
4
7
2
3
1
Banjar Margo
14
9
2
1
1
2
1
Banjar Baru
8
4
-
-
-
1
1
Gedung Aji
8
2
1
1
-
-
-
Penawar Aji
12
5
2
-
1
3
1
Meraksa Aji
8
3
2
-
2
3
2
Menggala
23
9
5
4
3
3
-
Penawar Tama
17
7
2
2
4
3
2
Rawajitu Selatan
12
4
2
2
3
3
1
Gedung Meneng
17
10
1
-
1
2
-
Rawajitu Timur
10
4
1
1
3
-
-
Rawa Pitu
9
6
-
2
1
2
1
Gedung Aji Baru
15
5
2
1
-
2
-
Dente Teladas
26
11
4
2
4
6
2
Menggala Timur
9
4
-
1
-
-
-
205
88
28
24
25
33
12
Jumlah
Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 27
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Selain pendidikan dan kesehatan, faktor kesejahteraan masyarakat sangatlah berpengaruh bagi kondisi sosial budaya suatu daerah.Terutama tingkat kemiskinan yang merupakan salah satu faktor utama suksesnya kinerja pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhikebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Tabel 2.12 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Banjar Agung
1.033
Banjar Margo
1.152
Banjar Baru
575
Gedung Aji
942
Penawar Aji
919
Meraksa Aji
770
Menggala
1.605
Penawar Tama
1.417
Rawajitu Selatan
1.697
Gedung Meneng
1.639
Rawajitu Timur
406
Rawa Pitu
1.508
Gedung Aji Baru
1.936
Dente Teladas
3.795
Menggala Timur
1.259 Jumah
20.653
Sumber: Tulang Bawang Dalam Angka 2013
Pertumbuhan penduduk akan selalu diikuti dengan pertumbuhan hunian tempat tinggal yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Jumlah rumah di Kabupaten Tulang Bawang sampai tahun 2013 disajikan dalam Tabel 2.13.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 28
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 2.13 Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang Nama Kecamatan
Jumlah Rumah (Unit)
Banjar Agung
9.018
Banjar Margo
9.485
Banjar Baru
6.412
Gedung Aji
4.886
Penawar Aji
10.874
Meraksa Aji
3.926
Menggala
8.443
Penawar Tama
11.436
Rawajitu Selatan
7.214
Gedung Meneng
11.987
Rawajitu Timur
12.665
Rawa Pitu
4.517
Gedung Aji Baru
12.516
Dente Teladas
10.102
Menggala Timur
3.456 Jumah
126.937
Sumber : Tulang Bawang Dalam Angka 2013
2.6.
Kelembagaan Pemerintah Daerah
2.6.1. Organisasi Pemerintah Daerah Pembentukan kelembagaan pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dalam kebijakan tersebut tergambar bahwa perangkat daerah terbagi atas lima unsur, yaitu : 1.
Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam Sekretariat;
2.
Unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat;
3.
Unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan;
4.
Unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik;
5.
Unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 29
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang
BUPATI
DPRD
WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI BUPATI
DINAS DAERAH :
LEMBAGA TEKNIS DAERAH : 1. INSPEKTORAT 2. BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 4. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMKAM/KEL 5. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB 6. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAERAH 7. BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 8. BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 9. BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH 10. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH 11. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI 12. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
1. DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN 2. DINAS PEKERJAAN UMUM 3. DINAS PENDIDIKAN 4. DINAS KESEHATAN 5. DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 6. DINAS PERHUBUNGAN 7. DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI 8. DINAS PASAR 9. DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 10. DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 11. DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 12. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI 13. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN 14. DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 15. DINAS PENDAPATAN 16. DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
SEKRETARIAT DPRD
LEMBAGA LAIN : 1. BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN 2. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 3. BP4K 4. SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI 5. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KECAMATAN
KELURAHAN
Gambar ukuran A3 terlampir
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 30
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.6.2. Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Sanitasi Dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang, beberapa satuan kerja perangkat daerah terlibat di dalamnya dan melaksanakan pembangunan sanitasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Secara ringkas, hubungan kerja SKPD yang terlibat dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang digambarkan dalam bagan berikut : Gambar 2.2 SKPD Yang Memiliki Keterkaitan Tupoksi Langsung/Tidak Langsung dalam Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 31
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.7.
Komunikasi dan Media Peran aktif media dalam pengelolaan sanitasi sangat dibutuhkan untuk menjembatani pesan – pesan kunci dari pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dan
pihak
peduli
sanitasi
kepada
masyarakat.
Oleh
karena
itu,
untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang
perlu
terus
ditingkatkan
kegiatan
komunikasi
tersebut
dengan
memaksimalkan peran seluruh media yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan komunikasi terkait sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang selama lima tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.14 sebagai berikut : Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang
Media komunikasi dan kerjasama terkait sanitasi dengan pihak non pemerintah yang ada di Kabupaten Tulang Bawang masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian oleh pemerintah Kabupaten Tulang Bawang terhadap sektor sanitasi.
Selain itu, belum adanya penanganan sektor sanitasi
secara komprehensif menjadi salah satu penyebab kurangnya kerjasama terkait sanitasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 32
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Rincian media komunitasi dan kerjasama terkait sanitasi disajikan dalam tabel 2.15 sebagai berikut : Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
Sumber : Dinas Kesehatan dan BLHD Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II | 33
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Penilaian Profil Sanitasi merupakan gambaran lengkap dan menyeluruh baik teknis maupun nonteknis dan mencakup berbagai aspek tentang sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang baik yang bersumber dari data primer maupun sekunder. Secara umum kondisi pengelolaan sanitasi Kabupaten Tulang Bawang masih belum memadai hal ini dikarenakan beberapa faktor, utamanya masih terbatasnya infrastruktur pengelolaan sanitasi seperti masih belum maksimalnya pengelolaan persampahan disebabkan oleh Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) belum layak, dari sisi cakupan pelayanan persampahan juga masih terbatas pada kawasan perkotaan hal ini dikarenakan armada pengangkutan sampah masih minim. Sektor pengelolaan air limbah domestik juga demikian, sampai saat ini sarana Instalasi Pengelolaan Air limbah (IPAL) maupun Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) belum ada di Kabupaten Tulang Bawang Kecuali di RSUD Menggala yang sudah memiliki IPAL. Untuk sub sektor pengelolaan drainase perkotaan sampai saat ini, belum berjalan sesuai dengan rancangan masterplan drainase Kabupaten Tulang Bawang, sehingga intervensi program sub sektor drainase tidak terencana dengan baik. Pengelolaan sanitasi meliputi promosis hiegiene dan sanitasi, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan pengelolaan drainase. Selain itu ada juga komponen lain yang terkait dengan sanitasi adalah pengelolaan air bersih/minum, pengelolaan limbah industri rumah tangga dan pengelolaan limbah medis.
3.1.
Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Tulang Bawang, yang terdiri dari 15 (lima belas) kecamatan, 147 (seratus empat puluh tujuh) desa dan 4 (empat) kelurahan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 1
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi
Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (tingkat sekolah/setara : SD/MI)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 2
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.2.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya Kejadian Luar Biasa yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh Diare dimana penyebab utamanya adalah rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat seperti kesadaran akan buang air besar yang belum benar (tidak di jamban), cuci tangan pakai sabun masih sangat terbatas, minum air yang tidak sehat, dan lain-lain. Promosi Higiene dan Sanitasi merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Secara khusus kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi bertujuan untuk menurunkan angka penyakit berbasis air dan lingkungan melalui peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat untuk merencanakan dan melaksanakan program pengembangan cakupan sanitasi melalui pengembangan jamban keluarga dan pembangunan sarana sanitasi di masyarakat, dan sekolah melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Namun dalam rangka pengendalian penyakit berbasis lingkungan secara menyeluruh, ada 5 lingkup sasaran perilaku yang harus dijadikan sasaran yaitu promosi STOP BABS, promosi CTPS, kampanye pengelolaan air minum dan makanan yang aman, kampanye pengelolaan sampah dengan benar, kampanye pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman. Upaya penerapan Prohisan dilakukan melalui tiga strategi berikut : 1.
Advokasi Kesehatan, yaitu pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan agar dapat memberikan dukungan, kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan.
2.
Bina Suasana, yaitu upaya untuk menciptakan suasana kondusif untuk menunjang
pembangunan
kesehatan
sehingga
masyarakat
terdorong
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 3
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.
Gerakan Masyarakat, yaitu upaya memandirikan masyarakat agar secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri. Pelaksanaan promosi higiene dan sanitasi bukan hanya proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi kesehatan adalah program-program yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Ada dua hal mendasar yang menjadi obyek sasaran promosi higiene dan sanitasi yaitu rumah tangga dan sekolah. Hal ini disadari mengingat permasalahan sanitasi menyangkut perilaku masyarakat sehingga harus ada penyadaran khusus bagi rumah tangga dan perlunya pemahaman di usia dini bagi siswa sekolah akan pentingnya sanitasi yang benar.
3.2.1. Tatanan Rumah Tangga Rumah tangga sebagai sebuah tatanan dasar dalam permasalahan sanitasi merupakan tantangan yang banyak dihadapi dalam menerapkan prilaku sanitasi yang benar di lingkungan keluarga. Seperti masih banyaknya iklan rokok yang ada di media cetak maupun elektronik, makanan dan minuman cepat saji yang kurang sesuai dengan prinsip gizi seimbang, belum adanya monitoring evaluasi terpadu tentang kegiatan ini. Selain itu, kawasan padat penduduk di kota-kota besar dan juga banyaknya penduduk musiman yang menimbulkan permasalahan pada kehidupan sosial dan ekonomi juga merupakan tantangan tersendiri dalam penerapan prilaku sanitasi yang benar. Melalui berbagai program dan kegiatan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Hasil kajian studi EHRA yang mengacu pada 5 (lima) pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) diketahui bahwa Kabupaten Tulang Bawang sebagai salah satu kabupaten yang rawan terhadap sanitasi.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Manfaat mencuci tangan dengan sabun apabila dilakukan sesuai dengan benar akan membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri (diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung serta tangan bersih dan bebas dari kuman. Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang kebiasaan masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu penting baru dilakukan oleh 17,57 % masyarakat, selebihnya yaitu sekitar 87,87 % masyarakat belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting. 5 waktu penting cuci tangan pakai sabun antara lain : setelah ke jamban, setelah membersihkan anak buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan setelah memegang hewan.
Gambar 3.1 Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting
Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABs) Perilaku BAB dinyatakan baik apabila dalam rumah tangga tidak buang air besar sembarangan, dengan demikian sudah menjadi syarat mutlak kepemilikan jamban menjadi syarat utama dalam menilai baik buruknya perilaku BAB dimasyarakat. Jamban umum juga bisa menjadi solusi dalam
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 5
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang merubah perilaku BAB sembarangan tapi tidak semudah aksesnya bila dibandingkan dengan jamban pribadi. Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang perilaku Buang Air Besar Sembarangan masih dilakukan oleh 57,11 % masyarakat. Hanya 42,89 % masyarakat Kabupaten Tulang Bawang yang sudah tidak melakukan praktek BABS.
Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS
Pengelolaan Air Minum Pengelolaan air minum, yang dikaji dalam studi EHRA terdiri dari dua hal utama, yaitu : Sumber Air dan Pengolahan, penyimpanan dan penanganan air yang baik dan aman. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat resiko kesehatan bagi anggota di suatu rumah tangga. Jenis sumber diketahui bahwa sumber-sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri, Ada jenis-jenis sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air botol kemasan, air ledeng/PDAM, sumur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber yang memiiiki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang manusia, di antaranya adalah sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau.
Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penangan air) Berdasarkan hasil studi EHRA dapat diketahui bahwa di Kabupaten Tulang Bawang masih ada sekitar 24,25 % masyarakat yang pengelolaan air minumnya memiliki potensi tercemar pada saat penanganan air maupun pada wadah penyimpanan air minum. Sementara 75,75 % masyarakat sudah aman dalam pengelolaan air minum.
Pengelolaan sampah Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa hanya 9,81 % saja masyarakat yang sudah melakukan pengelolaan sampah, sebagian besar masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah.
Gambar 3.4 Grafik Pengolahan Sampah Setempat
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 7
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Perilaku Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Seperti kebanyakan terjadi di kota-kota di lndonesia, saluran
grey water dapat pula berfungsi menjadi saluran bagi pengaliran air hujan.
Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL Berdasarkan hasil studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 62,67 % belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar. 3.2.2.
Tatanan Sekolah Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Diharapkan setelah siswa mendapat pembelajaran perubahan perilaku di sekolah secara partisipatif, dapat mempengaruhi orang tua, keluarga lain serta tetangga dari siswa sekolah tersebut. Promosi Hiegene dan Sanitasi di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai Promosi Hiegene dan Sanitasi di sekolah yaitu :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 8
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 1.
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun;
2.
Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah;
3.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat;
4.
Olahraga yang teratur dan terukur;
5.
Memberantas jentik nyamuk;
6.
Tidak merokok di sekolah;
7.
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan;
8.
Membuang sampah pada tempatnya. Sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan formal, selain memberikan
pelajaran sesuai kurikulum hendaknya juga menjadi tempat mempelajari cara berperilaku yang benar dalam sanitasi. Siswa sekolah merupakan komunitas besar dalam masyarakat, dalam wadah organisasi sekolah yang telah mapan, tersebar luas di pedesaan maupun perkotaan, serta telah ada program usaha kesehatan sekolah. Siswa sekolah merupakan umur yang mudah menerima inovasi baru dan mempunyai keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang mereka terima kepada orang lain. Kajian sanitasi sekolah tingkat sekolah dasar / Madrasah Ibtidaiyah dengan meninjau kondisi sarana sanitasi diantaranya kondisi toilet, tempat cuci tangan, air bersih, pengelolaan sampah, saluran drainase dan pengetahuan tentang kesehatan di sekolah. Dari segi kelayakan sesuai dengan syarat kesehatan menunjukkan perlu adanya peningkatan kondisi sarana yang ada. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah terus digalakkan, salah satunya dengan kegiatan penyuluhan disekolah terutama penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan dengan menggunakan sabun. Dimana, masih tingginya siswa siswi sekolah dasar yang belum menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun, Sepeti pada tabel 3.1 dibawah ini.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 9
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI
No
Status Sekolah Dasar
Jumlah Sekolah Dasar/MI
Jumlah Siswa
Sumber Air Bersih*)
Jumlah Guru
Toilet Guru**)
Toilet Siswa***)
Fas Cuci Tangan
Fas Pengolahan Sampah
Saluran Drainase
L
P
L
P
PDAM
SPT/PL
SGL
T
L/P
L dan P
T
L/P
L dan P
T
Y
T
Y
T
Y
T
1
Sekolah Dasar Negeri
49
6.243
6.930
276
515
6
12
27
4
44
5
-
38
11
-
2
47
-
-
-
-
2
Sekolah Dasar Swasta
6
418
545
35
54
-
2
4
-
2
4
-
4
2
-
1
5
-
-
-
-
3
Madrasah Ibtidiyah (MI) Negeri
1
126
129
9
22
-
-
2
-
1
-
-
1
-
-
-
1
-
-
-
-
4
Madrasah Ibtidiyah (MI) Swasta
4
150
142
24
45
1
-
3
-
3
1
-
1
3
-
-
4
-
-
-
-
TOTAL
60
6.937
7.746
344
636
7
14
36
4
50
10
0
44
16
0
3
57
-
-
-
-
Sumber : survei santasi sekolah 2014 Keterangan: L = laki-laki;
P = perempuan;
S = selalu tersedia air;
K = kadang-kadang;
Y = ya;
T = tidak;
SPT = sumur pompa tangan;
SGL = sumur gali
T = tidak ada persediaan air
Tabel diatas memberikan gambaran tentang kondisi fasiltas sanitasi yang ada di setiap sekolah SD/MI, serta perilaku hidup bersih dan sehat (higyene) sekolah. Dapat dilihat dari sebanyak 60 SD/MI se-Kabupaten Tulang Bawang yang disurvei oleh tim studi hanya ada 10 sekolah yang telah menyediakan toilet guru terpisah untuk laki-laki dan perempuan dan 16 sekolah yang telah menyediakan toilet siswa terpisah untuk laki-laki dan perempuan, yang telah menyediakan fas cuci tangan sebanyak 3 sekolah dan yang tidak sebanyak 57 sekolah, untuk fas pengelolaan sanpah dan saluran drainase belum ada yang menyediakannya.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 10
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru dan juga pengamatan di sekolah yang menjadi objek survey di wilayah kajian sanitasi, kondisi sarana sanitasi sekolah baik dari kondisi toilet guru, toilet siswa, pengelolaan sampah, drainase, ketersediaan dana dan pendidikan higiene dan sanitasi masih kurang baik, selengkapnya dijabarkan pada tabel berikut : Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Kondisi
% Sangat Baik
% Baik
% Kurang Baik
Toilet Guru
10,0
13,3
76,7
Toilet siswa
0,0
0,0
100,0
Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun
6,7
76,7
16,7
100,0
0,0
0,0
Pengelolaan sampah
0,0
0,0
100,0
Drainase
0,0
0,0
100,0
Ketersediaan dana
0,0
0,0
100,0
Pendidikan Higiene dan Sanitasi
3,3
73,3
23,3
Sarana Air Bersih
Sumber : survei santasi sekolah 2014
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah kebiasaan/perilaku positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin, orang tua siswa dan lain-lain
yang
dengan
kesadarannya
untuk
mencegah
penyakit,
meningkatkan
kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah. Dari 60 SD/MI yang telah di survei di wilayah kajian sanitasi Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar SD/MI tingkat kesadarannya masih kurang baik, selengkapnya dijelaskan pada tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi pada Sekolah Dasar/MI Perilaku Higiene dan Sanitasi
% Baik
% Kurang Baik
Cuci tangan pakai sabun
24,3
75,7
Penggunaan toilet/jamban
46,0
54,0
Perilaku buang sampah
65,3
34,7
Sumber : survei santasi sekolah 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 11
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.3.
Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Air limbah memiliki karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu, kekeruhan), karakteristik kimia (organik, anorganik dan gas) dan karakteristik biologis (mikroorganisme). Karakteristik air limbah tersebut memiliki dampak masing-masing terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, dengan demikian diperlukan upaya-upaya pengelolaan air limbah dalam menghadapi dampak tersebut. Sarana sanitasi air limbah di wilayah Kabupaten Tulang Bawang secara kuantitas dan kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Masih banyak sarana air limbah yang kurang memenuhi, ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di kawasan pedesaan seperti masih menggunakan closet cemplung (cubluk) dikarenakan belum tersedianya Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten Tulang Bawang. Dalam pengelolaan limbah cair domestik di Kabupaten Tulang Bawang sebagian besar masyarakat masih menggunakan sistem onsite (setempat) serta masih sedikit yang menggunakan sistem komunal untuk pengelolaan black water. Sedangkan untuk grey water sebagian besar rumah tangga masih melakukan pembuangan ke lahan terbuka, drainase, saluran irigasi, bahkan ke sungai.
3.3.1. Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Secara umum peraturan dan kebijakan mengenai pengelolaan air limbah domestik belum diatur dalam peraturan daerah. Peraturan yang telah ada adalah Peraturan Bupati Kabupaten Tulang Bawang tentang tugas pokok dan fungsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Tulang Bawang yang terkait sanitasi adalah Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Dinas Kesehatan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 12
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik NO
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah
Swasta
Masyarakat
A. PERENCANAAN 1
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota
2
Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
3
Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target
B. PENGADAAN SARANA 1
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik
Dinas PU
2
Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)
Dinas PU
3
Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja)
4
Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Dinas PU
5
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
Dinas PU
BPLHD
C. PENGELOLAAN 1
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
2
Mengelola IPLT dan atau IPAL
3
Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja
4
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik
BPLHD
5
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
BPMP
D. PENGATURAN DAN PEMBINAAN 1
Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll)
2
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik
3
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik
E. MONITORING DAN EVALUASI 1
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kota
2
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik
3
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik
4
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
BPLHD
Sumber : Tupoksi SKPD Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 13
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Landasan hukum pengelolaan limbah cair di Kabupaten Tulang Bawang masih mengacu
pada
Peraturan
Pemerintah
dan
peraturan-peraturan
yang
dikeluarkan oleh Kementerian lingkungan Hidup, belum ada peraturan daerah yang secara khusus mengatur tentang pengelolaan limbah cair. Kondisi dukungan kebijakan bagi optimalnya pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang saat ini belum memadai. Hal ini dapat dilihat dari : 1.
Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kabupaten Tulang Bawang yang diarahkan untuk mewajibkan seluruh pihak untuk melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan pemukiman rumah tangga / individu.
2.
Belum adanya kebijakan Pemerintah di Kabupaten Tulang Bawang untuk mendukung kepastian sarana dan prasarana pengolahan air limbah domestik saat ini.
Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan permukiman saat ini belum ada, dan penegakkan aturan masih lemah, hal itu bisa dillihat dari : 1.
Belum efektifnya upaya pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepatuhan berbagai pihak di Kabupaten Tulang Bawang terhadap Perda IMB yang saat ini merupakan satu-satunya instrumen kebijakan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik setempat (on-site).
2.
Belum adanya Perda atau perangkat aturan lainnya yang secara tegas mewajibkan pengelolaan air limbah domestik pada seluruh pihak di Kabupaten Tulang Bawang.
Kondisi penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang termuat dalam tabel 3.5. dibawah ini.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 14
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.5 Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Tulang Bawang Ketersediaan Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestic
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha
Belum ada Perda Air Limbah
Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septic
Belum ada Perda Air Limbah
Belum ada Perda Air Limbah
Belum ada Perda Air Limbah
Retribusi penyedotan air limbah domestik Tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran
Sumber : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 15
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel peta peraturan diatas memberikan gambaran bahwa sampai dengan saat ini pemerintah Kabupaten Wakatobi belum memiliki regulasi/peraturan daerah dalam hal pengelolaan air limbah domestik.
3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem pengelolaan air limbah domestik di kabupaten Tulang Bawang belum berjalan sebagaimana diharapkan baik yang diprakarsai oleh pemerintah, dunia usaha ataupun masyarakat. Usaha penyedotan tinja juga belum ada baik dari Pemerintah Daerah maupun dari pihak swasta. Faktor utama adalah minimnya peralatan dan infrastruktur serta masih rendahnya kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah. Demikian juga prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti IPLT dan IPAL yang belum tersedia. Sehingga hampir semua rumah tangga, dunia usaha maupun jasa-jasa, sebagian besar di wilayah Kabupaten Tullang Bawang sistem pengelolaan air limbah-nya dilakukan melalui on site system, tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan air limbah masih jauh dari harapan. Gambar 3.6 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa walaupun masyarakat sudah mempunyai jamban tetapi sebagian besar menyalurkan tinjanya tidak ke tangki septik, hanya 47,14 % saja yang menyalurkan tinjanya ke tangki septik, selebihnya : ke cubluk/lobang tanah sebesar 36,06 %, ke lainnya sebesar 8,56 %, ke sungai/danau/pantai sebesar 4,22 %, ke pipa/sewer sebesar 2,47 %, dan ke kolam/sawah sebesar 1 %.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 16
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Berdasarkan hasil EHRA dapat diketahui bahwa tidak semua tangki septik yang dimiliki masyarakat aman masih ada 20,68 % merupakan tangki septik suspek tidak aman. Hal ini dikarenakan tangki septik sudah dibangun lebih dari 5 tahun atau lebih tetapi belum pernah dikuras. Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang telah berusaha memberikan perhatian terhadap sektor sanitasi khusunya air limbah. Dari data Dinas PU Cipta Karya diperoleh adanya pembangunan MCK ++ tersebar di Kabupaten Tulang Bawang yang dibangun dengan berbasis masyarakat. Pada tahun 2011 pembangunan MCK ++ berada di 4 (empat) desa yaitu Desa Wonorejo dan Desa Suka Makmur Kecamatan Penawar Aji, Desa Wiratama Kecamatan Penawartama serta Desa Ringin Sari Kecamatan Banjar Margo. Tahun 2012 berada di Desa Bedarou Indah dan Desa Kibang Pacing Kecamatan Menggala Timur, Desa Paduan Rajawali Kecamatan Meraksa Aji serta Desa Gedung Harapan Kecamatan Penawar Aji. Tahun 2013 berada di 3 (tiga) desa di Kecamatan Menggala Timur, yaitu Desa Sungai Luar, Desa Cempaka Dalam dan desa Kahuripan Dalam. Tahun 2014 berada di Desa Sumber Sari Kecamatan Penawar Aji, Desa Tri Jaya Kecamatan Penawar Tama, Desa Penawar Jaya dan Desa Suka Maju Kecamatan Banjar Margo. Pada umumnya sistem pembuangan limbah non tinja dialirkan melalui lubang resapan yang disalurkan melalui saluran terbuka yang dialirkan ke sistem drainase atau ke sungai. Sedangkan sistem pengelolaan limbah non tinja untuk konstruksi rumah panggung umumnya dialirkan langsung dikolong rumah dapur yang langsung di permukaan tanah dan tidak ada ada lubang peresapannya.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 17
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 18
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Limbah Domestik berupa black water dan grey water yang ada di Kabupaten Tulang Bawang hingga saat ini belum dikelola secara khusus. Untuk limbah black water, pengelolaannya dilakukan dengan beberapa cara antara lain : Limbah dari MCK++ yang di tampung dalam IPAL Komunal yang kemudian dialirkan ke saluran terdekat (drainase) Limbah dari WC jongkok/duduk ditampung dalam tangki septic kemudian dialirkan langsung saluran drainase/sungai/Tanah. Limbah dari WC cubluk yang ditambung dalam lubang dan dialirkan langsung ketanah. Limbah yang langsung ke tanah/sungai (BABS dikebun/sungai). Sedangkan untuk grey water yang umumnya berupa sisa air mandi dan sisa air cuci (tangan, pakaian dan kendaraan) serta air sisa makanan dialirkan ke saluran drainase yang berakhir kesungai atau terkadang dialirkan langsung ke tanah/lahan kosong. Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang dapat digambarkan dalam diagram pengelolaan air limbah domestik sebagai berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 19
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Domestik
Produk Input
(A)
(B)
(C)
(E)
(F)
User Interface
Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal
Pengangkutan /Pengaliran
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Tangki Septik Individual/Komunal
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 20
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Meskipun belum memiliki sarana pengolahan lumpur tinja, namun masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang telah memiliki layanan air limbah yang cukup baik. Hal ini terihat dari jumlah desa yang beresiko tinggi sanitasi sektor air limbah cukup sedikit serta sarana pengelolaan air limbah yang secara umum telah memadai seperti yang terlihat dalam tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Sarana Tidak Layak
Sarana Layak Onsite System
BABS No.
Nama Kecamatan
Individual Jamban Cubluk, Tangki MCK umum / Keluarga dengan septik tidak aman jamban bersama tangki septik ** (KK) (KK) aman (KK)
(KK)
1
Kecamatan Banjar Agung
Ofsite System Berbasis Komunal
Kawasan /Terpusat
Tangki Septik Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
MCK ++ (KK)
IPAL Komunal (KK)
1.453
965
3.704
31
-
-
-
-
201
133
512
-
-
-
-
-
1
Tunggal Warga
2
Warga Makmur Jaya
98
65
249
-
-
-
-
-
3
Warga Indah Jaya
44
29
111
7
-
-
-
-
4
Dwi Warga Tunggal Jaya
357
238
911
-
-
-
-
-
5
Tri Tunggal Jaya
196
130
500
-
-
-
-
-
6
Banjar Agung
138
92
353
-
-
-
-
-
7
Banjar Dewa
102
68
261
-
-
-
-
-
8
Moris Jaya
139
92
354
24
-
-
-
-
9
Tri Mukti Jaya
45
30
115
-
-
-
-
-
10
Tri Dharma Wirajaya
76
50
193
-
-
-
-
-
11
Tri Mulya Jaya
57
38
145
-
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 21
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2
3
Kecamatan Banjar Margo
1.466
975
3.735
14
62
-
-
-
1
Agung Dalam
101
67
257
-
-
-
-
-
2
Agung Jaya
135
90
344
-
-
-
-
-
3
Bujuk Agung
288
192
735
-
-
-
-
-
4
Catur Karya Buana Jaya
81
54
207
14
-
-
-
-
5
Mekar Jaya
59
39
151
-
-
-
-
-
6
Penawar Jaya
143
95
365
-
22
-
-
-
7
Penawar Rejo
129
86
328
-
-
-
-
-
8
Purwa Jaya
120
80
305
-
-
-
-
-
9
Ringin Sari
156
104
398
-
24
-
-
-
10
Sukamaju
99
66
252
-
16
-
-
-
11
Sumber Makmur
64
42
162
-
-
-
-
-
12
Tri Tunggal Jaya
91
60
231
-
-
-
-
-
512
342
1.305
31
-
-
-
-
Kecamatan Banjar Baru 1
Panca Karsa Purna Jaya
78
52
199
13
-
-
-
-
2
Panca Mulia
53
35
134
9
-
-
-
-
3
Kahuripan Jaya
67
45
171
-
-
-
-
-
4
Jaya Makmur
82
55
210
-
-
-
-
-
5
Bawang Sakti Jaya
49
32
124
8
-
-
-
-
6
Bawang Tirto Mulyo
58
39
148
-
-
-
-
-
7
Mekar Indah Jaya
35
24
90
-
-
-
-
-
8
Balai Murni Jaya
31
21
79
-
-
-
-
-
9
Mekar Jaya
23
15
58
-
-
-
-
-
Karya Murni Jaya
36
24
92
-
-
-
-
-
10
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 22
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4
Kecamatan Gedung Aji
370
1.420
27
-
-
-
-
1
Penawar Baru
64
43
163
-
-
-
-
-
2
Aji Murni Jaya
49
33
126
-
-
-
-
-
3
Aji Permai
40
26
101
-
-
-
-
-
4
Gedung Aji
45
30
116
8
-
-
-
-
5
Penawar
37
24
93
-
-
-
-
-
6
Aji Jaya KNPI
113
75
287
19
-
-
-
-
7
Kecubung Jaya
69
46
176
-
-
-
-
-
8
Kecubung Mulya
63
42
162
-
-
-
-
-
9
Bandar Aji Jaya
35
23
89
-
-
-
-
-
Aji Mesir
42
28
107
-
-
-
-
-
794
527
2.022
211
67
-
-
-
10
5
557
Kecamatan Penawar Aji 1
Gedung Rejo Sakti
88
58
224
-
-
-
-
-
2
Gedung Harapan
62
41
158
-
11
-
-
-
3
Karya Makmur
86
57
219
-
-
-
-
-
4
Wono Rejo
88
59
225
-
21
-
-
-
5
Gedung Asri
114
76
291
19
-
-
-
-
6
Panca Tunggal Jaya
115
76
292
20
-
-
-
-
7
Sumber Sari
92
61
234
172
19
-
-
-
8
Pasar Batang
71
47
180
-
-
-
-
-
9
Suka Makmur
78
52
199
-
16
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 23
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 6
7
Kecamatan Meraksa Aji
549
365
1.402
10
13
-
-
-
1
Paduan Rajawali
95
63
242
-
13
-
-
-
2
Karya Bhakti
92
61
235
-
-
-
-
-
3
Kecubung Raya
52
35
133
-
-
-
-
-
4
Mulyo Aji
57
38
145
10
-
-
-
-
5
Marga Jaya
23
15
59
-
-
-
-
-
6
Bina Bumi
74
49
189
-
-
-
-
-
7
Sukarame
74
49
190
-
-
-
-
-
8
Bangun Rejo
82
55
209
-
-
-
-
-
1.408
937
3.592
581
-
-
323
-
Kecamatan Menggala 1
Menggala Selatan
258
171
658
352
-
-
-
-
2
Menggala Tengah
180
120
458
31
-
-
-
-
3
Menggala Kota
184
123
470
-
-
-
-
-
4
Ujung Gunung
188
125
479
128
-
-
-
-
5
Kagungan Rahayu
144
96
368
-
-
-
-
-
6
Bujung Tenuk
100
67
256
17
-
-
-
-
7
Tiuh Tohou
59
39
150
10
-
-
323
-
8
Astra Ksetra
107
71
274
18
-
-
-
-
9
Ujung Gunung Ilir
188
125
479
25
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 24
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 8
9
Kecamatan Penawar Tama
1.250
833
3.188
43
34
-
-
-
1
Sidomulyo
144
96
366
-
-
-
-
-
2
Dwi Mulyo
51
34
131
18
-
-
-
-
3
Tri Jaya
90
60
230
-
17
-
-
-
4
Tri Karya
40
27
102
7
-
-
-
-
5
Sidoharjo
171
114
437
-
-
-
-
-
6
Sidodadi
52
34
132
-
-
-
-
-
7
Tri Tunggal Jaya
150
100
382
-
-
-
-
-
8
Tri Rejo Mulyo
145
97
371
-
-
-
-
-
9
Rejo Sari
45
30
114
8
-
-
-
-
151
101
386
-
-
-
-
-
10
Bogatama
11
Pulo Gadung
31
21
79
-
-
-
-
-
12
Wiratama
74
49
188
-
17
-
-
-
13
Wira Agung Sari
44
29
111
-
-
-
-
-
14
Sido Makmur
62
41
159
11
-
-
-
-
1.210
805
3.087
-
-
-
-
-
388
258
989
-
-
-
-
-
Kecamatan Rawajitu Selatan 1
Gedung Karya Jitu
2
Karya Jitu Mukti
89
59
227
-
-
-
-
-
3
Yudha Karya Jitu
93
62
237
-
-
-
-
-
4
Karya Cipta Abadi
7
5
19
-
-
-
-
-
5
Medasari
151
100
384
-
-
-
-
-
6
Bumi Ratu
76
50
194
-
-
-
-
-
7
Hargo Rejo
106
71
271
-
-
-
-
-
8
Hargo Mulyo
98
65
250
-
-
-
-
-
9
Wono Agung
202
135
516
-
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 25
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 10
11
Kecamatan Gedung Meneng
1.435
953
3.659
25
-
-
-
-
1
Bakung Ilir
27
18
68
-
-
-
-
-
2
Bakung Rahayu
64
42
163
-
-
-
-
-
3
Bakung Udik
52
34
132
-
-
-
-
-
4
Gedung Bandar Rahayu
150
100
383
-
-
-
-
-
5
Gedung Bandar Rejo
96
64
246
16
-
-
-
-
6
Gedung Meneng
809
538
2.063
-
-
-
-
-
7
Gedung Meneng Baru
22
15
56
-
-
-
-
-
8
Gunung Tapa
77
51
197
-
-
-
-
-
9
Gunung Tapa Ilir
52
34
132
9
-
-
-
-
10
Gunung Tapa Tengah
48
32
123
-
-
-
-
-
11
Gunung Tapa Udik
38
25
96
-
-
-
-
-
673
447
1.714
98
-
-
-
-
Kecamatan Rawajitu Timur 1
Bumi Dipasena Sentosa
56
37
142
76
-
-
-
-
2
Bumi Dipasena Utama
75
50
191
-
-
-
-
-
3
Bumi Dipasena Agung
61
40
154
-
-
-
-
-
4
Bumi Dipasena Jaya
91
60
231
-
-
-
-
-
5
Bumi Dipasena Mulya
98
65
249
-
-
-
-
-
6
Bumi Dipasena Makmur
84
56
215
-
-
-
-
-
7
Bumi Dipasena Sejahtera
130
87
332
22
-
-
-
-
8
Bumi Dipasena Abadi
78
52
200
-
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 26
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 12
13
Kecamatan Rawa Pitu
694
461
1.769
16
-
-
-
-
1
Sumber Agung
88
58
224
-
-
-
-
-
2
Batang Hari
74
49
189
-
-
-
-
-
3
Panggung Mulyo
50
33
127
-
-
-
-
-
4
Andalas Cermin
125
83
319
-
-
-
-
-
5
Duta Yoso Mulyo
74
49
188
-
-
-
-
-
6
Gedung Jaya
86
57
220
-
-
-
-
-
7
Rawa Ragil
111
74
283
-
-
-
-
-
8
Bumi Sari
40
27
102
-
-
-
-
-
9
Mulyo Dadi
46
31
117
16
-
-
-
-
893
594
2.278
100
-
-
-
-
199
132
508
-
-
-
-
-
Kecamatan Gedung Aji Baru 1
Makarti Tama
2
Setia Tama
62
41
159
-
-
-
-
-
3
Mesir Dwi Jaya
37
24
93
-
-
-
-
-
4
Sido Mukti
151
101
386
-
-
-
-
-
5
Suka Bhakti
186
124
475
-
-
-
-
-
6
Batu Ampar
106
70
270
90
-
-
-
-
7
Mekar Asri
23
16
59
-
-
-
-
-
8
Sido Mekar
69
46
176
-
-
-
-
-
9
Sumber Jaya
60
40
152
10
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 27
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 14
15
Kecamatan Dente Teladas
2.538
1.687
6.476
678
-
-
-
-
101
67
258
-
-
-
-
-
83
55
213
-
-
-
-
-
1
Teladas
2
Dente Makmur
3
Way Dente
132
88
337
-
-
-
-
-
4
Kekatung
139
92
354
591
-
-
-
-
5
Mahabang
103
69
264
-
-
-
-
-
6
Kuala Teladas
48
32
122
-
-
-
-
-
7
Sungai Nibung
508
337
1.294
87
-
-
-
-
8
Pendowo Asri
404
269
1.031
-
-
-
-
-
9
Pasiran Jaya
337
224
859
-
-
-
-
-
10
Bratasena Mandiri
205
136
523
-
-
-
-
-
11
Bratasena Adiwarna
436
290
1.113
-
-
-
-
-
12
Sungai Burung
42
28
108
-
-
-
-
-
440
293
1.122
47
65
-
-
-
Kecamatan Menggala Timur 1
Lebuh Dalem
75
50
191
-
-
-
-
-
2
Kahuripan Dalem
35
23
90
12
14
-
-
-
3
Tri Makmur Jaya
31
21
80
-
-
-
-
-
4
Cempaka Dalem
29
19
74
-
16
-
-
-
5
Cempaka Jaya
57
38
145
-
-
-
-
-
6
Lingai
22
15
56
-
-
-
-
-
7
KP. Menggala
100
66
255
-
-
-
-
-
8
Bedarou Indah
27
18
68
-
12
-
-
-
9
Kibang Pacing
51
34
130
35
14
-
-
-
Sungai Luar
13
9
33
-
9
-
-
-
10
Sumber : data EHRA diolah POKJA sanitasi 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 28
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kondisi prasarana dan sarana air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang ada yang berfungsi dengan baik dan ada juga yang tidak berfungsi seperti yang terlihat dalam tabel 3.7 sebagai berikut : Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik Kondisi No
Jenis
(i)
(ii)
Satuan
Jumlah /Kapasitas
Keterangan Berfungsi
Tidak Berfungsi
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
Sistem Onsite 1
Berbasis komunal
IPAL Komunal
Unit
1
-
1
-
MCK ++
Unit
15
12
3
-
Tangki septi komunal
Unit
1
1
-
Unit
-
-
-
-
m3/hari
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Truk Tinja
3
IPLT : kapasitas Sistem Offsite
4
IPAL Kawasan / Terpusat
Kapasitas
Sistem
m3/hari
IPLT
: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
IPAL
: Instalasi Pengolahan Air Limbah
3.3.3. Peran Serta Masyarakat Peran serta dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Hiegiene dan Sanitasi dalam penanganan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang secara umum dapat dikelompokkan, sebagai berikut : Kelompok pertama, kelompok masyarakat yang belum memiliki kesadaran atau kepedulian dalam pengelolaan air limbah. Kelompok ini masih menjadi mayoritas di Kabupaten Tulang Bawang, terdiri atas kelompok masyarakat miskin, pendidikan rendah, bahkan hingga pada kelompok masyarakat menengah. Kelompok kedua, kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan dan kesadaran terhadap pengelolaan limbah, namun belum memiliki kepedulian penuh terhadap pengelolaan air limbah. Kelompok ini umumnya berada pada tatanan masyarakat kelas menengah, berpendidikan, namun belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengelolaan air limbah pada umumnya. Kelompok ketiga, adalah kelompok masyarakat yang memiliki
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 29
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang pengetahuan dan kesadaran serta kepedulian tinggi terhadap pengelolaan air limbah. Mayoritas kelompok ini ada pada tatanan masyarakat kelas menengah ke atas, dan termasuk kelompok minoritas baik di perkotaan maupun perdesaan. Secara keseluruhan peran serta atau tingkat kepedulian masyarakat, jender dan kemiskinan dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang masih rendah, hal ini dapat dilihat dari tingkat kepemilikan jamban/MCK, tingkat pemeliharaan jamban/MCK maupun dukungan dari program-program sanitasi belum menyentuh secara signifikan dalam merubah perilaku masyarakat secara keseluruhan. Tabel 3.8. Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat
No.
1
Nama Program / Kegiatan
Pelaksana/PJ
Pembangunan MCK ++ KSM Wonorejo (SLBM)
Lokasi
Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji Kamp. Suka Makmur KSM Suka Makmur Kec. Penawar Aji Kamp. Wiratama Kec. KSM Wiratama Penawar Tama Kamp. Ringin Sari Kec. KSM Ringin Sari Banjar Margo Kamp. Bedarou Indah KSM Bedarou Indah Kec. Menggala Timur Kamp. Kibang Pacing KSM Kibang Pacing Kec. Menggala Timur Kamp. Panduan KSM Panduan Rajawali Kec. Meraksa Rajawali Aji Kamp. Gedung Harapan KSM Gedung Harapan Kec. Penawar Aji Kamp. Sungai Luar Kec. KSM Sungai Luar Menggala Timur Kamp. Cempaka Dalam KSM Cempaka Dalam Kec. Menggala Timur Kamp. Kahuripan Kec. KSM Kahuripan Menggala Timur Kamp. Sumber Sari Kec. KSM Sumber Sari Penawar Aji Kamp. Tri Jaya Kec. KSM Tri Jaya Penawar Tama Kamp. Penawar Jaya KSM Penawar Jaya Kec. Banjar Margo Kamp. Suka Maju Kec. KSM Suka Maju Banjar Margo Total
Tahun Program/ Kegiatan
Penerima Manfaat***)
Jumlah Sarana
Kondisi Saran Saat ini ****) Berfungsi
Tidak Berfungsi
6
4
2
130
6
5
1
85
115
6
5
1
2011
75
125
6
3
3
2012
150
200
6
6
0
2012
150
200
6
6
0
2012
100
140
6
6
0
2012
100
140
6
6
0
2013
150
200
6
6
0
2013
150
200
6
6
0
2013
150
200
6
6
0
2014
180
220
5
5
0
2014
180
220
5
5
0
2014
180
220
5
5
0
2014
180
220
5
5
0
1980
2650
86
79
7
L
P
2011
80
120
2011
70
2011
Sumber : data diolah Dinas PU
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 30
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Pengelolaan air limbah masih membutuhkan perhatian serius dan perlu melibatkan berbagai pihak, tidak saja pemerintah tetapi yang paling utama adalah masyarakat itu sendiri karena selain sebagai obyek, saat ini masyarakat diharapkan
lebih
banyak
memainkan
peran
dalam
berbagai
aspek
pembangunan termasuk sektor sanitasi di Kabupaten Tulang Bawang, dimana masih terdapat angka buta huruf, tingkat pendidikan relatif masih minim, kondisi perekonomian yang masih membutuhkan perhatian jauh lebih besar terutama masyarakat berpenghasilan rendah, serta aksesibilitas yang relatif masih sulit, tentu saja mempengaruhi pola pikir dan perilaku hidup yang masih sangat bergantung pada kebijakan. Dalam konteks rumah tangga, kaum perempuan cukup terlibat namun dalam pengambilan keputusan masih didominasi oleh laki-laki, padahal dalam pengelolaan sanitasi posisi perempuan sebenarnya sangat strategis dan memiliki pengaruh sangat besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka upayaupaya pemberdayaan masyarakat, pengarus-utamaan jender serta pelibatan masyarakat berpenghasilan rendah dalam pengelolaan air limbah maupun sektor sanitasi secara umum, seharusnya dapat menjadi salah satu prioritas dan target capaian pembangunan. (Lihat Tabel 3.9. Pengelolaan Sarana Air Limbah
Domestik Oleh Masyarakat)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 31
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat Pengelola No.
1
Jenis Sarana
Tahun Sarana Dibangun
MCK++
Biaya operasi dan pemeliharaan
Lokasi Lembaga
Kondisi
Pengosongan tangki septik/IPAL
Waktu
Layanan
2011
Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji
KSM Wonorejo
20 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Suka Makmur Kec. Penawar aji
KSM Suka Makmur
10 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Wiratama Kec. Penawar Tama
KSM Wiratama
10 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Ringin Sari Kec. Banjar Margo
KSM Ringin Sari
50 % Rusak
Rp. 8.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2012
Kamp. Bedarou Indah Kec. Menggala Timur
KSM Bedarou Indah
Baik
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2012
Kamp. Kibang Pacing Kec. Menggala Timur
KSM Kibang Pacing
Baik
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2012
Kamp. Panduan Rajawali Kec. Meraksa Aji
KSM Panduan Rajawali
Baik
Rp. 15.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2012
Kamp. Gedung Harapan Kec. Penawar Aji
KSM Gedung Harapan
Baik
Rp. 12.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2013
Kamp. Sungai Luar Kec. Menggala Timur
2013
Kamp. Cempaka Dalam Kec. Menggala Timur
2013
Kamp. Kahuripan Kec. Menggala Timur
2014
KSM Sungai Luar
Baik
Rp. 12.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
KSM Cempaka Dalam
Baik
Rp. 12.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
KSM Kahuripan
Baik
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
Kamp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji
KSM Sumber Sari
Baik
Belum ada
5 Tahun Sekali
-
2014
Kamp. Tri Jaya Kec. Penawar Tama
KSM Tri Jaya
Baik
Belum ada
5 Tahun Sekali
-
2014
Kamp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo
KSM Penawar Jaya
Baik
Belum ada
5 Tahun Sekali
-
2014
Kamp. Suka Maju Kec. Banjar Margo
KSM Suka Maju
Baik
Belum ada
5 Tahun Sekali
-
2
IPAL Komunal
2011
Perumahan PNS Kamp. Tiuh Tohou Kec. Menggala
Pengelola Perumahan
Baik
Rp. 20.000,- / bulan
5 Tahun Sekali
-
3
Septik Tank Komunal
2011
Kampung Wonorejo Kec. Penawar Aji
KSM Wonorejo
20 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Suka Makmur Kec. Penawar aji
KSM Suka Makmur
10 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Wiratama Kec. Penwar Tama
KSM Wiratama
10 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
2011
Kamp. Ringin Sari Kec. Banjar Margo
KSM Ringin Sari
20 % Rusak
Rp. 10.000,- /kk/ bulan
5 Tahun Sekali
-
Sumber : data diolah Dinas PU
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 32
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.3.4. Komunikasi dan Media Media komunikasi memegang peranan penting untuk menunjang pengelolaan air limbah domestik secara lebih baik dan lebih terintegrasi. Hal ini karena pengelolaan air limbah domestik tidak hanya dilakukan oleh satu
stakeholder saja, tetapi keseluruhan rumah tangga yang ada di Kabupaten Tulang Bawang juga harus berperan aktif untuk melakukan pengelolaan air limbah domestik dengan baik dan benar. Berdasarkan
hasil
identifikasi,
Kabupaten
Tulang
Bawang
dalam
menjalankan kampanye pengelolaan air limbah serta sejauh mana Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang melakukan penyampaian informasi kepada masyarakat, dan mengetahui peran media massa dalam mendukung pengelolaan air limbah sampai saat ini sudah dilaksanakan, namun hasilnya belum memuaskan. Untuk publikasi kegiatan sosialisasi mengenai pengelolaan limbah yang baik, belum berjalan dengan baik, karena masih kurangnya koordinasi dengan instansi teknis dan belum ada anggaran secara khusus disiapkan untuk kampanye dimaksud. Menurut studi komunikasi dan media Kabupaten Tulang Bawang, kegiatan penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti responden, sebanyak 44 % responden mengaku tidak pernah mengkuti, 31 % mengaku pernah mengikuti penyuluhan atau sosialisasi tentang sampah dan kebersihan lingkungan, 10 % masalah air bersih, 2 % masalah saluran air kotor (drainase), dan 1 % masalah air limbah. Gambar 3.9 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang di Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 33
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kerjasama secara khusus untuk mengampanyekan pengelolaan air limbah domestik
dengan
media
massa
masih
belum
dilaksanakan
sehingga
pendanaan juga belum ada. Berita yang muncul di media massa terkait pengelolaan air limbah juga masih sangat minim dan cenderung negatif. Hal ini karena memang belum dilaksanakan sebuah kerjasama pengkampanyean isu air limbah domestik di masyarakat dengan media massa. Ke depan, kerjasama dengan media massa mutlak harus dilaksanakan karena media massa juga salah satu stakeholder Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman harus dilibatkan secara aktif untuk mensukseskan program sanitasi ini.
3.3.5. Peran Swasta Sejauh ini belum ada keterlibatan pihak swasta yang mendukung masyarakat dan pemerintah kabupaten Tulang Bawang dalam pengelolaan air limbah, kondisi ini hampir sama dengan layanan sanitasi lainnya, seperti pengelolaan sampah dan drainase seperti pada Tabel 3.10. Kondisi ini sedikit banyak dipengaruhi oleh masih lemahnya kelembagaan sanitasi yang ada di kabupaten Tulang Bawang, yang berimbas kepada lemahnya dukungan program dan penganggaran peningkatan pengelolaan air limbah, disamping rendahnya tingkat kepedulian masyarakat dan dunia usaha itu sendiri. Tabel 3.10 Penyedia Layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Tulang Bawang
No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
Potensi Kerjasama
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan sub-sektor air limbah domestik terdiri dari pendanaan untuk investasi, yaitu yang terkait dengan pembangunan baru infrastruktur
air
limbah
domestik,
dan
pendanaan
operasional
dan
pemeliharaan, yaitu yang terkait dengan upaya dan operasional pemeliharaan infrastruktur air limbah domestik terbangun. Sisi pendanaan yang memberikan
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 34
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang pengaruh besar dalam membentuk gambaran pendanaan sanitasi serta penetapan strategi sanitasi adalah sisi pendapatan (penerimaan) dari layanan sanitasi yang telah dijalankan. Retribusi secara langsung memperlihatkan potensi pendapatan dari layanan sanitasi yang dijalankan kepada masyarakat. Lemahnya dukungan pendanaan dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat dari dukungan pendanaan dan pembiayaan khususnya dari pemerintah di sub sektor air limbah seperti pada Tabel 3.11. Data dalam 4 tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor air limbah di Kabupaten Tulang Bawang terkonsentrasi pada pembangunan MCK dan MCK++. Pada tahun 2011 di Kabupaten tulang Bawang telah dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunial di Perumahan PNS Tiuh Tohou, namun hingga saat ini IPAL tersebut belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 35
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi air limbah domestik Belanja (Rp) No
Komponen 2010
1
Air Limbah (1a+1b)
1.a Pendanaan Investasi air limbah 1.b
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD
1.c
Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
Pertumbuhan (%)
Rata-rata 2011
2012
2013
2014
564.400.768,00
644.387.006,00
776.533.245,00
1.128.254.598,00
1.378.150.191,00
898.345.161,60
1,44
564.400.768,00
644.387.006,00
776.533.245,00
1.128.254.598,00
1.378.150.191,00
898.345.161,60
1,44
-
-
-
-
-
-
-
56.440.076,00
64.438.700,00
77.653.324,00
112.825.459,00
137.815.019,00
89.834.515,60
1,44
Sumber : DPA Dinas PU Kabupaten Tulang Bawang
Sampai dengan saat ini belum ada Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang mengatur tentang retribusi air limbah, sehingga realisasi untuk retribusi air limbah masih nihil (Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah). Padahal dengan banyaknya industri-industri baik besar maupun kecil yang tumbuh di wilayah Kabupaten Tulang Bawang seharusnya untuk potensi sektor air limbah di wilayah Kabupaten Tulang Bawang sangat besar. Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) No
SKPD 2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan (%)
1
Retribusi Air Limbah
-
-
-
-
-
-
1.a
Realisasi retribusi
-
-
-
-
-
-
1.b
Potensi retribusi
-
-
-
-
-
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 36
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.3.7. Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak dalam pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang adalah Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan air limbah rumah tangga umumnya
langsung
dibuang
ke
saluran
lingkungan
tanpa
dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Tabel 3.13 Permasalahan mendesak
No.
Permasalahan Mendesak
1.
Sarana dan prasarana air limbah belum memadai, 60,11 % penduduk di Kabupaten Tulang Bawang belum memiliki jamban bertangki septik aman (belum tersedianya IPLT, masih kurangnya jumlah tangki septik komunal/ MCK komunal).
2.
Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah domestik (baru sekedar perda IMB yang digunakan untuk mengendalikan penyediaan sarana pengolahan air limbah domestik on-site / setempat).
3.
Belum adanya lembaga yang mengelola air limbah domestik.
4.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban bertangki septik aman, dan belum adanya kegiatan penyuluhan atau sosialisasi terkait air limbah secara berkelanjutan.
5.
Kurangnya keterlibatan pihak swasta dalam mengurangi permasalahan air limbah di Kabupaten Tulang Bawang.
Sumber : Kajian Pokja Sanitasi Tahun 2014
3.4.
Pengelolaan Persampahan Instansi Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Tulang Bawang adalah Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah. Seiring dengan tingkat perkembangan Kabupaten, maka jumlah volume timbunan sampah juga akan semakin bertambah besar sehingga diperlukan adanya peningkatan jumlah maupun kualitas pelayanan sarana dan prasarana persampahan. Tingkat pelayanan pengelolaan persampahan untuk wilayah Kabupaten Tulang Bawang saat ini mencapai 40 % untuk kebutuhan domestik dan 60 % untuk kebutuhan non domestik, dari segi kuantitas jumlah sarana pengumpulan perlu disediakan di setiap komponen kegiatan perkotaan di wilayah Kabupaten Tulang Bawang, seperti tong sampah, gerobak sampah, transfer depo, container.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 37
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Demikian pula dengan armada pengangkutan perlu ditambahkan dan ditingkatkan pelayanannya, dan yang terpenting adalah dengan mengembangkan unit-unit
pengelolaan
sampah
lingkungan
permukiman,
sehingga
dapat
mendukung terciptanya lingkungan pemukiman yang berkualitas mengingat tingkat kepadatan bangunan pada tahun rencana di kawasan pusat kota relatif tinggi, maka untuk beberapa unit lingkungan, khususnya lingkungan permukiman yang relatif padat perlu dikembangkan sistem pembuangan dengan menggunakan tangki – tangki komunal.
3.4.1. Kelembagaan Lembaga atau instansi pengelola persampahan merupakan motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan sampah dari sumber sampai TPA. Kondisi kebersihan suatu kota atau wilayah merupakan output dari rangkaian pekerjaan manjemen pengelolaan persampahan yang keberhasilannya juga ditentukan oleh faktor-faktor lain. Kapasitas dan kewenangan instansi pengelola persampahan menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang yang harus dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan cenderung cukup rumit sejalan dengan makin besarnya kategori kota. Kegiatan pengelolaan dan pengendalian sampah di Kabupaten Tulang Bawang baik sampah rumah tangga (sampah organik dan anorganik) maupun sampah sejenis rumah tangga (sampah organik dan anorganik dari kawasan komersial, fasilitas umum dan industri) sesuai dengan tupoksinya dilakukan oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah, sedangkan untuk kawasan pasar tupoksinya dilakukan oleh Dinas Pasar.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 38
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah skala kabupaten
√
Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target
√
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah
√
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke (TPS)
√
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA
Menyediakan sarana komposting
Dinas PU √ Dinas PU √
PENGELOLAAN
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS
BPLHD
Mengelola sampah di TPS
BPLHD
√
Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
BPLHD
√
Mengelola TPA
√
√
Melakukan pemilahan sampah*
Melakukan penarikan retribusi sampah
Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
√
√
√
BPLHD/Dinas Pasar √
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
√
BAB III | 39
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah
√
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah
√
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kabupaten
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
√
Sumber : Tupoksi SKPD Kabupaten Tulang Bawang
Pada tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan, Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan, pihak Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang berperan dari tahapan perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan hingga monitoring dan evaluasi. Selain pemerintah, keterlibatan kelompok peduli masyarakat juga sudah ada terutama pada pengelolaan sampah. Peraturan bidang persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang yaitu peraturan tentang retribusi sampah seperti yang disajikan dalam tabel 3.15 sebagai berikut :
.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 40
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.15 Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Tulang Bawang Ketersediaan Substansi
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan persampahan di Kab/Kota
pengelolaan
√
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah
√
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah
√
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
√
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas sosial / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS
√
Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
√
Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
√
Retribusi sampah atau kebersihan
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum Peraturan Bupati Tulang Bawang No. 21 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pungutan Retribusi Persampahan
Dalam tahap sosialisasi
Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 41
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem dan cakupan layanan memberikan gambaran kondisi eksisting pengelolaan
persampahan
di
Kabupaten
Tulang
Bawang,
pengelolaan
persampahan di Kabupaten Tulang Bawang secara desain menggunakan sistem
Controlled
Landfill,
namun
secara
operasional
menggunakan
sistem
Open Dumping dimana untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah ditimbun dengan lapisan tanah setiap tujuh hari. Dalam operasionalnya, untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukan TPA menggunakan sistem Open Dumping, maka dilakukan juga perataan dan pemadatan sampah. Cakupan pelayanan persampahan masih di area perkotaan yang meliputi 2 (dua) kecamatan dan hanya di beberapa
desa/kelurahan,
lokasi
Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
di
Kabupaten Tulang Bawang berada di Desa Panca Mulia Kecamatan Banjar Baru. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tulang Bawang yaitu pengelolaan dari sumber sampah sampai dengan TPS, pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA dan pengelolaan sampah di TPA. Dari penjelasan tersebut diatas dapat dirincikan sebagai berikut :
Masyarakat membuang sendiri sampahnya di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang telah disediakan di wilayah masing-masing;
Sampah yang telah terkumpul dari TPS sampah akan di jemput oleh petugas yang menggunakan mobil dump truk/arm roll setiap saat;
Sampah dari sumber (permukiman) yang tidak bisa dilalui kendaraan roda 6 (enam) di jemput langsung oleh petugas yang menggunakan motor tiga roda (Bentor);
Sampah
dari
fasilitas
umum,
fasilitas
sosial
dan
fasilitas
lainnya
dikumpulkan di TPS kemudian di jemput oleh petugas. Pola pelayanan persampahan yang dilakukan di Kabupaten Tulang Bawang :
Pola layanan untuk sampah rumah tangga Sampah dikumpulkan oleh penghasil sampah pada wadah sampah (tong sampah, kantong kresek, keranjang bekas, dan lain lain) yang ditempatkan dipinggir jalan, kemudian petugas memindahkan sampah kealat angkut (dump truk dan bentor) dan kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Pola layanan untuk sampah jalan
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 42
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Sampah jalan disapu oleh pengelola (petugas)kemudian tumpukan sampah tersebut dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Pola layanan untuk pasar Sampah pasar disapu dan dikumpulkan oleh pengelola (petugas) kemudian dikumpulkan ke kontainer sampah yang telah disiapkan dilokasi pasar dan selanjutnya diangkut dengan menggunakan mobil arm roll.
Pola layanan untuk saluran drainase Petugas pemeliharaan drainase membersihkan saluran (sedimen, sampah pelastik, dan lain lain) kemudian dikumpul dipinggir saluran dan dipindahkan ke dalam mobil roda 4 (empat) (khusus untuk sampah saluran drainase) diangkut ke TPA sampah.
Pengangkutan Alat angkut yang digunakan dalam pelayanan persampahan yaitu, dump truk kapasitas 6 m3 yang mampu mengangkut sebanyak 8 ton sebanyak 2 (dua) unit, arm roll dengan jumlah 2 (dua) unit kapasitas angkutan 8 m3. Kendaraan roda 3 (tiga) adalah kendaraan yang biasa disebut becak motor (bentor) dengan jumlah armada sebanyak 6 (enam) unit dengan kapasitas muatan 1,5 m3. Jumlah sampah yang terangkut dibuang ke TPA dihitung berdasarkan jumlah angkutan yang masuk ke TPA dan kapasitas angkutan. Kegiatan pendataan dilakukan dengan cara mencatat jumlah armada dan kapasitas angkutan masuk ke TPA setiap hari. Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Persampahan
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 43
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Grafik memperlihatkan pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil studi EHRA hanya 4 % saja yang dinilai cukup baik, antara lain : 1.
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 1,8 %;
2.
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah sebesar 2,2 %.
Sebagian besar belum mengelola sampahnya dengan baik, antara lain : 1.
Dibakar sebesar 76,5 %;
2.
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah 11%;
3.
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau sebesar 5,2 %;
4.
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk sebesar 2,7 %. Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah
Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa pengolahan sampah di Kabupaten Tulang Bawang tidak berjalan dengan baik, yaitu
baru sekitar
1,85 % yang memadai dan selebihnya sebesar 98,15 % tidak memadai.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 44
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 45
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pegelolaan Persampahan Diagram Sistem Sanitasi Persampahan Domestik (A)
Produk Input
User Interface
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
(B)
(C)
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara (TPS)
(D)
(E)
(F)
Pengangkutan
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Daur Ulang/Pembuangan Akhir
BAB III | 46
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.16 Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Volume Terlayani No
1
Nama Kecamatan/Desa
Kecamatan Banjar Agung
Jumlah Penduduk
Timbulan Sampah
orang
(m3)
3R
Institusi Pengelola (m3)
%
(m3)
%
Tidak Terlayani
TPA (m3)
%
(m3)
%
37.974
91,1
-
-
-
-
9,7
8,9
90,3
82,3
1 Tunggal Warga
5.755
13,8
-
-
-
-
20,0
2,8
80
11,0
2 Warga Makmur Jaya
2.525
6,1
-
-
-
-
-
-
100
6,1
815
2,0
-
-
-
-
-
-
100
2,0
10.194
24,5
-
-
-
-
25,0
6,1
75
18,3
5 Tri Tunggal Jaya
5.061
12,1
-
-
-
-
-
-
100
12,1
6 Banjar Agung
3.469
8,3
-
-
-
-
-
-
100
8,3
7 Banjar Dewa
2.506
6,0
-
-
-
-
-
-
100
6,0
8 Moris Jaya
3.407
8,2
-
-
-
-
-
-
100
8,2
9 Tri Mukti Jaya
1.061
2,5
-
-
-
-
-
-
100
2,5
10 Tri Darma W.J
1.822
4,4
-
-
-
-
-
-
100
4,4
11 Tri Mulya Jaya
1.359
3,3
-
-
-
-
-
-
100
3,3
3 Warga Indah Jaya 4 DWT Jaya
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 47
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2
3
Kecamatan Banjar Margo
38.475
92,3
-
-
-
-
0,1
0,1
99,9
92,2
1 Agung Dalam
2.739
6,6
-
-
-
-
-
-
100
6,6
2 Agung jaya
3.687
8,8
-
-
-
-
-
-
100
8,8
3 Bujuk Agung
7.099
17,0
-
-
-
-
-
-
100
17,0
4 Catur Karya BJ.
2.047
4,9
-
-
-
-
-
-
100
4,9
5 Mekar Jaya
1.446
3,5
-
-
-
-
-
-
100
3,5
6 Penawar Jaya
3.832
9,2
-
-
-
-
-
-
100
9,2
7 Penawar Rejo
3.384
8,1
-
-
-
-
-
-
100
8,1
8 Purwa Jaya
3.171
7,6
-
-
-
-
-
-
100
7,6
9 Ringin sari
4.080
9,8
-
-
-
-
-
-
100
9,8
10 Suka Maju
2.895
6,9
-
-
-
-
-
-
100
6,9
11 Sumber Makmur
1.675
4,0
-
-
-
-
2,5
0,1
97,5
3,9
12 Tri Tunggal Jaya
2.420
5,8
-
-
-
-
-
-
100
5,8
Kecamatan Banjar Baru
13.753
33,0
-
-
-
-
-
-
100
33,0
1 PKP Jaya
1.865
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
2 Panca mulya
1.263
3,0
-
-
-
-
-
-
100
3,0
3 Kahuripan Jaya
1.753
4,2
-
-
-
-
-
-
100
4,2
4 Jaya Makmur
2.345
5,6
-
-
-
-
-
-
100
5,6
5 Bawang sakti Jaya
1.271
3,1
-
-
-
-
-
-
100
3,1
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 48
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
4
6 Bawang Tirto mulyo
1.613
3,9
-
-
-
-
-
-
100
3,9
7 Mekar indah Jaya
1.048
2,5
-
-
-
-
-
-
100
2,5
8 Balai Murni Jaya
924
2,2
-
-
-
-
-
-
100
2,2
9 Mekar Jaya
595
1,4
-
-
-
-
-
-
100
1,4
10 Karya murni Jaya
1.076
2,6
-
-
-
-
-
-
100
2,6
Kecamatan Gedung Aji
13.933
33,4
-
-
-
-
-
-
100
33,4
1 Penawar Baru
1.859
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
2 Aji Murni Jaya
1.276
3,1
-
-
-
-
-
-
100
3,1
886
2,1
-
-
-
-
-
-
100
2,1
1.190
2,9
-
-
-
-
-
-
100
2,9
578
1,4
-
-
-
-
-
-
100
1,4
6 Aji Jaya KNPI
2.941
7,1
-
-
-
-
-
-
100
7,1
7 Kecubung Jaya
1.696
4,1
-
-
-
-
-
-
100
4,1
8 Kecubung Mulya
1.711
4,1
-
-
-
-
-
-
100
4,1
789
1,9
-
-
-
-
-
-
100
1,9
1.007
2,4
-
-
-
-
-
-
100
2,4
18.014
43,2
-
-
-
-
-
-
100
43,2
2.122
5,1
-
-
-
-
-
-
100
5,1
3 Aji Permai 4 Gedung Aji 5 Penawar
9 Bandar Aji 10 Aji Mesir
5
Kecamatan Penawar Aji 1 Gedung Rejo Sakti
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 49
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
6
2 Gedung Harapan
1.405
3,4
-
-
-
-
-
-
100
3,4
3 Karya Makmur
1.881
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
4 Wonorejo
2.261
5,4
-
-
-
-
-
-
100
5,4
5 Gedung Asri
2.352
5,6
-
-
-
-
-
-
100
5,6
6 Panca Tunggal Jaya
2.724
6,5
-
-
-
-
-
-
100
6,5
7 Sumber Sari
2.049
4,9
-
-
-
-
-
-
100
4,9
8 Pasar batang
1.630
3,9
-
-
-
-
-
-
100
3,9
9 Suka Makmur
1.590
3,8
-
-
-
-
-
-
100
3,8
Kecamatan Meraksa Aji
14.335
34,4
-
-
-
-
1,0
0,4
99,0
34,0
1 Paduan Rajawali
2.442
5,9
-
-
-
-
-
-
100
5,9
2 Karya Bakti
2.574
6,2
-
-
-
-
-
-
100
6,2
3 Kecubung Raya
1.589
3,8
-
-
-
-
-
-
100
3,8
4 Mulyo Aji
1.483
3,6
-
-
-
-
10,0
0,4
90
3,2
600
1,4
-
-
-
-
-
-
100
1,4
6 Bina Bumi
1.863
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
7 Sukarame
1.875
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
8 Bangun Rejo
1.909
4,6
-
-
-
-
-
-
100
4,6
5 Marga Jaya
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 50
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 7
8
Kecamatan Menggala
47.020
112,8
-
-
-
-
23,2
26,2
76,8
86,6
1 Menggala selatan
9.677
23,2
-
-
-
-
30,0
7,0
70
16,3
2 Menggala Tengah
6.011
14,4
-
-
-
-
25,0
3,6
75
10,8
3 Menggala kota
6.672
16,0
-
-
-
-
7,5
1,2
92,5
14,8
4 Ujung Gunung
8.840
21,2
-
-
-
-
65,0
13,8
35
7,4
5 Kagungan Rahayu
3.842
9,2
-
-
-
-
-
-
100
9,2
6 Bujung Tenuk
3.084
7,4
-
-
-
-
5,0
0,4
95
7,0
7 Tiuh Tohou
2.203
5,3
-
-
-
-
5,0
0,3
95
5,0
8 Astra Ksetra
2.200
5,3
-
-
-
-
-
-
100
5,3
9 Ujung Gunung Ilir
4.491
10,8
-
-
-
-
-
-
100
10,8
27.394
65,7
-
-
-
-
-
-
100
65,7
1 Sido Mulyo
2.723
6,5
-
-
-
-
-
-
100
6,5
2 Dwi Mulyo
1.079
2,6
-
-
-
-
-
-
100
2,6
3 Tri Jaya
1.535
3,7
-
-
-
-
-
-
100
3,7
4 Tri Karya
1.400
3,4
-
-
-
-
-
-
100
3,4
5 Sidoharjo
4.166
10,0
-
-
-
-
-
-
100
10,0
6 Sidodadi
1.315
3,2
-
-
-
-
-
-
100
3,2
7 Tri Tunggal Jaya
2.476
5,9
-
-
-
-
-
-
100
5,9
8 Tri Rejo Mulyo
3.305
7,9
-
-
-
-
-
-
100
7,9
Kecamatan Penawar Tama
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 51
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
9 Rejosari
1.069
2,6
-
-
-
-
-
-
100
2,6
10 Bogatama
3.227
7,7
-
-
-
-
-
-
100
7,7
960
2,3
-
-
-
-
-
-
100
2,3
1.881
4,5
-
-
-
-
-
-
100
4,5
874
2,1
-
-
-
-
-
-
100
2,1
1.384
3,3
-
-
-
-
-
-
100
3,3
Kecamatan Rawajitu Selatan
31.980
76,8
-
-
-
-
1,7
1,3
98,3
75,5
1 Gedung Karya Jitu
10.798
25,9
-
-
-
-
5,0
1,3
95
24,6
2 Karya Jitu Mukti
2.245
5,4
-
-
-
-
-
-
100
5,4
3 Yudha Karya jitu
2.321
5,6
-
-
-
-
-
-
100
5,6
169
0,4
-
-
-
-
-
-
100
0,4
5 Medasari
4.389
10,5
-
-
-
-
-
-
100
10,5
6 Bumi Ratu
2.023
4,9
-
-
-
-
-
-
100
4,9
7 Hargo Rejo
2.780
6,7
-
-
-
-
-
-
100
6,7
8 Hargo Mulyo
2.593
6,2
-
-
-
-
-
-
100
6,2
9 Wono Agung
4.662
11,2
-
-
-
-
-
-
100
11,2
11 Pulogadung 12 Wiratama 13 Wira Agung Sari 14 Sido Makmur
9
4 Karya Cipta Abadi
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 52
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 10
Kecamatan Gedung Meneng
38.368
92,1
-
-
-
-
-
-
100
92,1
965
2,3
-
-
-
-
-
-
100
2,3
2 Bakung Rahayu
1.763
4,2
-
-
-
-
-
-
100
4,2
3 Bakung Udik
1.560
3,7
-
-
-
-
-
-
100
3,7
4 Gedung Bandar Rahayu
4.390
10,5
-
-
-
-
-
-
100
10,5
5 Gedung Bandar rejo
2.432
5,8
-
-
-
-
-
-
100
5,8
19.891
47,7
-
-
-
-
-
-
100
47,7
506
1,2
-
-
-
-
-
-
100
1,2
8 Gunung Tapa
2.597
6,2
-
-
-
-
-
-
100
6,2
9 Gunung Tapa Ilir
1.452
3,5
-
-
-
-
-
-
100
3,5
10 Gunung Tapa Tengah
1.581
3,8
-
-
-
-
-
-
100
3,8
11 Gunung Tapa Udik
1.231
3,0
-
-
-
-
-
-
100
3,0
16.375
39,3
-
-
-
-
-
-
100
39,3
1 Bumi Dipasena Sentosa
1.103
2,6
-
-
-
-
-
-
100
2,6
2 Bumi Dipasena Utama
1.683
4,0
-
-
-
-
-
-
100
4,0
3 Bumi Dipasena Agung
1.181
2,8
-
-
-
-
-
-
100
2,8
4 Bumi Dipasena Jaya
2.312
5,5
-
-
-
-
-
-
100
5,5
5 Bumi Dipasena Mulya
2.368
5,7
-
-
-
-
-
-
100
5,7
6 Bumi Dipasena Makmur
2.567
6,2
-
-
-
-
-
-
100
6,2
1 Bakung Ilir
6 Gedung Meneng 7 Gedung Meneng Baru
11
Kecamatan Rawajitu Timur
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 53
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
12
13
7 Bumi Dipasena Sejahtera
2.889
6,9
-
-
-
-
-
-
100
6,9
8 Bumi Dipasena Abadi
2.272
5,5
-
-
-
-
-
-
100
5,5
Kecamatan Rawa Pitu
19.386
46,5
-
-
-
-
-
-
100
46,5
1 Sumber Agung
2.767
6,6
-
-
-
-
-
-
100
6,6
2 Batanghari
2.118
5,1
-
-
-
-
-
-
100
5,1
3 Panggung Mulyo
1.371
3,3
-
-
-
-
-
-
100
3,3
4 Andalas Cermin
3.186
7,6
-
-
-
-
-
-
100
7,6
5 Duta Yoso Mulyo
2.247
5,4
-
-
-
-
-
-
100
5,4
6 Gedung Jaya
2.444
5,9
-
-
-
-
-
-
100
5,9
7 Rawa Ragil
2.803
6,7
-
-
-
-
-
-
100
6,7
8 Bumi Sari
1.198
2,9
-
-
-
-
-
-
100
2,9
9 Mulyo Dadi
1.252
3,0
-
-
-
-
-
-
100
3,0
21.328
51,2
-
-
-
-
2,5
0,3
99,4
50,9
1 Makarti Tama
4.828
11,6
-
-
-
-
-
-
100
11,6
2 Setia Tama
1.526
3,7
-
-
-
-
-
-
100
3,7
659
1,6
-
-
-
-
-
-
100
1,6
4 Sidomukti
3.567
8,6
-
-
-
-
-
-
100
8,6
5 Sukabhakti
4.717
11,3
-
-
-
-
2,5
0,3
97,5
11,0
6 Batu Ampar
2.408
5,8
-
-
-
-
-
-
100
5,8
Kecamatan Gedung Aji Baru
3 Mesir Dwi Jaya
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 54
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
14
7 Mekar sari
506
1,2
-
-
-
-
-
-
100
1,2
8 Sidomekar
1.597
3,8
-
-
-
-
-
-
100
3,8
9 Sumberjaya
1.520
3,6
-
-
-
-
-
-
100
3,6
59.376
142,5
-
-
-
-
1,0
1,5
99,0
141,0
1 Teladas
2.415
5,8
-
-
-
-
-
-
100
5,8
2 Dente Makmur
2.072
5,0
-
-
-
-
-
-
100
5,0
3 Way dente
3.373
8,1
-
-
-
-
-
-
100
8,1
4 Kekatung
3.828
9,2
-
-
-
-
-
-
100
9,2
5 Mahabang
2.843
6,8
-
-
-
-
-
-
100
6,8
6 Kuala Teladas
1.518
3,6
-
-
-
-
-
-
100
3,6
7 Sungai Nibung
11.976
28,7
-
-
-
-
-
-
100
28,7
8 Pendowo Asri
8.174
19,6
-
-
-
-
7,5
1,5
92,5
18,1
9 Pasiran Jaya
7.799
18,7
-
-
-
-
-
-
100
18,7
10 Bratasena Mandiri
4.149
10,0
-
-
-
-
-
-
100
10,0
10.107
24,3
-
-
-
-
-
-
100
24,3
1.122
2,7
-
-
-
-
-
-
100
2,7
Kecamatan Dente Teladas
11 Bratasena Adiwarna 12 Sungai Burung
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 55
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
15
Kecamatan Menggala Timur
13.014
31,2
-
-
-
-
-
-
100
31,2
1 Lebuh Dalem
2.335
5,6
-
-
-
-
-
-
100
5,6
2 Kahuripan Dalem
1.106
2,7
-
-
-
-
-
-
100
2,7
3 Trimakmur Jaya
992
2,4
-
-
-
-
-
-
100
2,4
4 Cempaka Dalem
863
2,1
-
-
-
-
-
-
100
2,1
1.591
3,8
-
-
-
-
-
-
100
3,8
704
1,7
-
-
-
-
-
-
100
1,7
7 KP. Menggala
3.071
7,4
-
-
-
-
-
-
100
7,4
8 Bedarou Indah
692
1,7
-
-
-
-
-
-
100
1,7
9 Kibang Pacing
1.463
3,5
-
-
-
-
-
-
100
3,5
197
0,5
-
-
-
-
-
-
100
0,5
5 Cempaka Jaya 6 Lingai
10 Sungai Luar
Sumber : data EHRA diolah POKJA sanitasi 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 56
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kriteria
dan
dasar
pelayanan
persampahan
berdasarkan
target
Pembangunan Nasional adalah 70% sampah domestik dan 100% sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui sistem pelayanan umum. Dalam
memaksimalkan
pelayanan
pengelolaan
persampahan
perkotaan
dibutuhkan arahan yang tepat, bukan hanya pada kebutuhan akan pendanaan tetapi juga adalah bagaimana pengelolaan kegiatan pelayanan yang terdiri atas beberapa kegiatan utama, antara lain adalah pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemerosesan akhir sampah. Disamping itu, tak bisa dipungkiri bahwa peranan masyarakat sangat besar dalam pelayanan pengelolaan persampahan dimana perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat bebas dari sampah karena sebaik apapun sarana maupun sistem pengelolaan persampahan apabila masyarakat tidak memiliki kesadaran akan tetap menjadi masalah yang tak bisa diselesaikan. Penanganan sampah dengan cara membakar secara terbuka (open
burning) masih menjadi pilihan pertama dan utama yang dilakukan masyarakat di Kabupaten Tulang Bawang. Padahal dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 20 Tahun 2008 tentang Juknis SPM Bidang Lingkungan Hidup, dijelaskan bahwa selain kegiatan transportasi dan industri, kegiatan pembakaran terbuka dan kawasan permukiman juga memiliki pengaruh terhadap kualitas udara. Pelayanan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang saat ini didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana yang kondisinya jumlahnya masih minim, sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya memiliki beban yang lebih berat, dan memberikan pengaruh pada keadaan dan kondisinya. Jumlah sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Tulang Bawang saat ini terdiri atas 25 unit gerobak, 6 unit becak motor, 2 unit dump truck, dan 2 unit arm roll truck. yang kesemuannya beroperasi untuk kawasan perkotaan dengan ritasi yang berbeda-beda. (Lihat Tabel 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana
persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 57
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel. 3.17 Kondisi Prasarana dan Sarana persampahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Jumlah/
No
Jenis Prasarana/Sarana
Satuan
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
Gerobak
Unit
25
Becak/Becak Motor
Unit
Bak Biasa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kondisi Berfungsi
Tdk Berfungsi
(v)
(vi)
1
23
2
6
2
3
3
Unit
11
-
11
Container
Unit
9
-
9
Transfer Depo
Unit
-
Dump Truck
Unit
2
1
1
Arm Roll Truck
Unit
2
1
2
Compaction Truck
Unit
-
TPS 3R
Unit
1
-
-
SPA (stasiun peralihan antara)
Unit
-
Sanitary landfill
Ha
-
Controlled landfill
Ha
10
Open Dumping
Ha
-
Bulldozerl
Unit
-
Whell/truck loader
Unit
-
Unit
1
1
1
1
Kapasitas
Keterangan
(vii)
Pengumpulan Setempat
Penampungan Sementara
Pengangkutan
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat 1
-
TPA/TPA Regional
1
Alat Berat
Excavator backhoe 7.
Ritase/ hari
/
IPL Sistem
Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 58
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.4.3. Peran Serta Masyarakat Kesadaran masyarakat adalah segala tindakan masyarakat, langsung atau tidak langsung, yang membantu mengurangi tugas pengelolaan persampahan. Secara umum kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang masih sangat rendah. Berdasarkan hasil survey EHRA, keterlibatan perempuan dalam melakukan pemilahan sampah masih sangat rendah yaitu 20,4 %. Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sampah sangat besar khususnya ibu rumah tangga, karena mereka adalah pelaku utama dalam pengelolaan sampah di rumah tangga. Informasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam Tabel 3.18 dan Tabel 3.19. Tabel 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat
No
1
Nama Program/Kegiatan
TPST 3R : TPST Sampah Organik
Pelaksana/ PJ
BPLHD
Lokasi
Tahun Program/ Kegiatan
Kantor BPLHD
Penerima manfaat ***)
Jumlah Sarana
**)
2012
L
P
-
-
1
Kondisi sarana saat ini **) Berfungsi
Tidak Berfungsi √
Sumber : BPLHD Kab. Tulang Bawang
Sejalan dengan uraian diatas, bahwa belum berfungsinya TPST 3R yang telah dibangun sejak tahun 2012 serta masih kurangnya partisipasi dan inisiatif masyarakat dalam pengelolaan persampahan tidak hanya disebabkan oleh belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana persampahan, tetapi juga kondisi ekonomi, pengetahuan dan wawasan yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesadaran masyarakat menjadi indikasi masih rendahnya pengelolaan sanitasi termasuk sub sektor persampahan. Demikian pula dengan masyarakat miskin yang masih mengalami kesulitan terhadap akses, terutama informasi maupun transportasi. Padahal jika konsep pemilahan sampah diterapkan maka masyarakat khususnya masyarakat miskin akan merasakan dampak positif dari penerapan konsep 3R. Sampai dengan saat ini belum ada pengelolaan sarana persampahan yang dilakukan oleh masyarakat (Tabel 3.19).
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 59
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.19 Pengelolaan sarana persampahan oleh masyarakat No
Jenis Kegiatan
Lokasi
-
-
Lembaga
Kondisi
Kerjasama dengan pihak lain
-
-
-
Pengelola
Keterangan
-
Sumber : BPLHD Kab. Tulang Bawang
3.4.4. Komunikasi dan Media Hasil identifikasi tentang pengalaman Kabupaten Tulang Bawang dalam menjalankan kampanye pengelolaan sampah serta sejauh mana Pemerintah Kabupaten
Tulang
Bawang
masyarakat
dan
mengetahui
melakukan peran
penyampaian
media
massa
informasi dalam
kepada
mendukung
pengelolaan sampah. Sampai saat ini belum pernah dilakukan kegiatan komunikasi maupun kerjasama dengan media komunikasi secara maksimal. Untuk itu masih perlu ditingkatkan dengan senantiasa mengikuti perkembangan informasi melalui media massa, maupun media elektornik serta informasi teknis tentunya harus proaktif memberikan sosialisasi agar nantinya masyarakat dapat memahami arti penting hidup sehat, membuang sampah pada tempatnya yang ada dengan terpisah sampah kering dan sampah basah. Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 60
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.4.5. Peran Swasta Dalam pengelolaan kegiatan pelayanan persampahan, selayaknya selain menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang khususnya Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) juga bisa dikelola melalui kegiatan kemitraan dengan dunia usaha. Sampah yang dihasilkan setiap harinya, yang terdiri atas sampah organik dan anorganik, sebelum di bawa ke tempat pemrosesan akhir, seharusnya bisa dipilah terlebih dahulu untuk kemudian di olah kembali sebagai bagian dari proses daur ulang, dan kegiatan ini bisa melibatkan dunia usaha, karena memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Saat ini, di Kabupaten Tulang Bawang program kemitraan antara Pemerintah Kabupaten dengan dunia usaha belum ada. Walaupun demikian pihak swasta telah ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program pemerintah terkait kebersihan dan persampahan. Dunia usaha memiliki program Corporate
Social Responsibilty (CSR) sebagai bentuk komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. PT. Gula Putih Mataram pada tahun 2014 telah menyumbangkan 3 (tiga) unit Becak Motor, demikian pula PT. SIL telah menyumbangkan 100 tong sampah Demikian pula para petugas mengumpulkan sampah telah melakukan pemilahan jenis sampah plastik seperti botol air mineral, botol kaca, kardus bekas dan besi-besi rongsokan yang kemudian dijual ke pengumpul yang siap menampung barang-barang bekas tersebut. Tabel 3.20 Peran Swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
1
PT. SIL
2012
Menyiapkan tong sampah
100 unit
2
PT. Gula Putih Mataram
2014
Menyiapkan kendaraan bermotor roda tiga
3 unit
Potensi Kerjasama
Sumber : BPLHD Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 61
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendapatan yang dihasilkan dari retribusi persampahan masih belum sepunuhnya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah cakupan pelayanan, karena pengelolaannya memang belum dilakukan secara optimal dan regulasi yang mengatur tentang hal tersebut juga belum tersosialisasi dengan baik. Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan Belanja (Rp) No
Komponen
2
Persampahan (2a+2b)
2.a
Pendanaan Investasi Persampahan
2.b 2.c
Pertumbuhan (%)
Rata-rata 2010
2011
2012
2013
2014
354.342.175,00
487.566.434,00
564.233.107,00
645.323.220,00
564.322.012,00
523.157.389,60
0,12
340.354.575,00
471.578.834,00
538.356.543,00
624.446.224,00
538.446.029,00
502.636.441,00
0,12
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD
13.987.600,00
15.987.600,00
25.876.564,00
20.876.996,00
25.875.983,00
20.520.948,60
0,17
Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
34.035.458,00
47.157.883,00
53.835.654,00
62.444.622,00
53.844.603,00
50.263.644,00
0,12
Sumber : DPA Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kab. Tulang Bawang
Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) No
SKPD
Rata-rata 2010
2011
2012
2013
2014
Pertumbuhan (%)
3
Retribusi Sampah
3.a
Realisasi retribusi
8.808.000,00
10.000.000,00
7.492.000,00
10.000.000,00
3.940.000,00
8.048.000,00
(0,55)
3.b
Potensi retribusi
5.000.000,00
10.000.000,00
20.000.000,00
20.000.000,00
22.000.000,00
15.400.000,00
3,40
Sumber : Dinas Pendapatan Kab. Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 62
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.4.7. Permasalahan Mendesak Permasalahan mendesak dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Tulang bawang adalah kapasitas lahan TPA yang ada saat ini sudah dimanfaatkan sebesar 70% dan diperkirakan akan mencapai kondisi jenuh dalam 3 tahun ke depan, serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah yaitu dengan menerapkan prinsip 3R. Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak No
Permasalahan
1.
Pengelolaan sampah belum memadai, 98,15% penduduk di Kabupaten Tulang Bawang sampahnya belum terangkut dan terolah (TPA baru melayani sampah di 2 (dua) kecamatan, kapasitas TPA saat ini sudah mencapai 70%).
2.
Minimnya dana pemeliharaan dan operasional pengelolaan sampah (anggaran pemda di bawah kebutuhan dan penarikan retribusi belum maksimal).
3.
Masih kurangnya kesadaran masarakat dalam mengelola sampah dengan konsep 3R
4.
Belum maksimalnya pihak swasta dalam membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah untuk masyarakat.
(Reuse, Reduce and Recycle)
Sumber : Kajian Pokja sanitasi 2014
3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan Kriteria perencanaan jaringan drainase di Wilayah Perencanaan disusun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mendukung arah pengembangan jaringan, meliputi kriteria pendukung perencanaan jaringan, arahan sistem pengaliran / pemutusan, arahan dimensi / tipe saluran, dan pola pengembangan jaringan air bersih yang memungkinkan dikembangkan. Pola jaringan drainase untuk Wilayah Perencanaan serta diatur dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : 1.
Klasifikasi jaringan dan arahan perletakan sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari instrumen jalan.
2.
Arah kemiringan tanah
3.
Besaran dan sebaran wilayah penerima limpasan pada masing-masing lingkungan. Rencana pengembangan saluran drainase dipertimbangkan pula terhadap
efisiensi pembangunan dan perawatannya. Bagi Kabupaten Tulang Bawang rencana
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 63
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang drainase yang akan digunakan adalah saluran-saluran yang terpisah antara pembuangan air hujan dan pembuangan limbah (air kotor). Semua drainase yang ada bermuara pada sungai yang berfungsi sebagai pembuangan terakhir, air dari pekarangan, dialirkan ke sepanjang saluran pembuangan di tepi jalan-jalan sekunder dan dialirkan ke jaringan saluran primer dan berakhir di sungai. Pembuangan air kotor dan limbah tidak dilakukan secara terpusat, tetapi diresapkan pada masing-masing pekarangan rumah yang menghasilkan limbah tersebut. Untuk wilayah kota arahan penanganan drainase adalah : 1.
Perbaikan saluran drainase yang rusak karena hal tersebut dapat menimbulkan banjir/ tumpahan air juga berpotensi merusak jalan.
2.
Perbaikan saluran drainase pada lingkungan permukiman karena saluran yang ada udah tidak memadai untuk menampung air pada musim penghujan.
3.
Penanganan saluran drainase terutama untuk saluran yang terputus.
4.
Pemeliharaan rutin untuk saluran yang masih berfungsi baik.
5.
Peningkatan saluran yang sudah ada antara lain dengan pembuatan pasangan batu pada saluran tersebut sehingga lebih kuat dan kapasitasnya lebih besar.
6.
Pembuatan saluran baru yang diharapkan akan dapat mengatasi luapan air dari saluran serta jangan sampai terjadi genangan – genangan walaupun hanya pada waktu hujan saja.
7.
Pembangunan drainase secara sistematis dan menyeluruh yang dimulai dari saluran primer – sekunder – tersier.
8.
Penerapan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) pada kawasan yang padat penduduk.
9.
Pemeliharaan kolam retensi dan pembuatan kolam retensi yang baru di kawasan yang akan dikembangkan untuk permukiman.
3.5.1. Kelembagaan Penanganan pengelolaan saluran drainase lingkungan di Kabupaten Tulang
Bawang
merupakan
tanggung
jawab
Dinas
Pekerjaan
Umum.
Pemeliharaan pada prinsipnya diserahkan kepada masyarakat setempat, namun realitas dilapangan porsi terbesar tetap saja menjadi tanggung jawab penuh dari pemerintah daerah. Kelembagaan ditingkat masyarakat hanya bersifat temporer, termasuk ditingkat desa/kelurahan ataupun kecamatan. Dengan fungsi kelembagaan yang masih lemah maka perencanaan program maupun
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 64
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang target yang ingin dicapai belum berjalan efektif, perangkat peraturan terkait pengelolaan drianase belum tersedia, hal ini terkait dengan dukungan dana (APBD Kab/Provinsi ataupuan APBN) yang masih sangat minim. Demikian juga dukungan dari dunia usaha belum berkembang sebagaimana diharapkan. Daftar pemangku kepentingan sektor drainase di Kabupaten Tulang Bawang adalah sebagai berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 65
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI
Pemerintah Kabupaten
Swasta
Masyarakat
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kabupaten
√
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
√
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target
√
PENGADAAN SARANA
Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan
Dinas PU
√
PENGELOLAAN
Membersihkan saluran drainase lingkungan
√
√
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
√
√
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
√
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun
Dinas PU
Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer
Dinas PU
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan
√
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan
√
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan
√
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan
√
Sumber : Kajian kelembagaan dan kebijakan Tahun 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 66
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang hingga saat ini belum memiliki peraturan terkait pengelolaan drainase yang secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3.25 sebagai berikut : Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Tulang Bawang Ketersediaan Peraturan
Ada (Sebutkan)
Pelaksanaan
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
DRAINASE LINGKUNGAN Target capaian pelayanan lingkungan di kabupaten
pengelolaan
drainase
√
Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam menyediakan drainase lingkungan
√
Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah kabupaten dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan
√
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder
√
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase lingkungan sebagai saluran pematusan air hujan
√
Sumber : Kajian kelembagaan dan kebijakan Tahun 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 67
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.5.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan masyarakat. Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, saluran sekunder, dan saluran tersier. Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder, dimana aliran dari saluran primer ini langsung dialirkan ke badan air. Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. Sedangkan saluran tersier adalah saluran yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumahrumah, umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan. Gambar 3.14 Grafik Presentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin
Berdasarkan hasil EHRA diketahui bahwa 30,73% penduduk mengalami banjir secara rutin.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 68
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 3.4 Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 69
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Gambar 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan Diagram Sistem Sanitasi Drainase
Produk Input
(A)
(B)
(C)
(E)
(F)
User Interface
Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal
Pengangkutan /Pengaliran
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 70
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang memiliki banyak wilayah yang rawan banjir, karena sebagian wilayahnya merupakan daerah rawa-rawa dan merupakan wilayah hilir dari sungai pidada dan sungai tulang bawang. Wilayah yang memiliki resiko banjir dapat dilihat dalam tabel 3.26 berikut : Tabel 3.26 Luas Genangan Wilayah Genangan No
Nama Kecamatan/Desa
Luas
Ketinggian
Lama
Frekwensi
(Ha)
(m)
(Jam/Hari)
(Kali/Tahun)
Penyebab
1
Kecamatan Banjar Agung 1 Tunggal Warga
-
2 Warga Makmur Jaya
7
0,3
Air hujan
11
1,0
Sungai meluap
3 Warga Indah Jaya
2
4 DWT Jaya
-
5 Tri Tunggal Jaya
-
6 Banjar Agung
-
7 Banjar Dewa
4
0,6
Air hujan
8 Moris Jaya
7
0,6
Air hujan
9 Tri Mukti Jaya
-
10 Tri Darma W.J
-
11 Tri Mulya Jaya
46
1,5
Sungai meluap
Kecamatan Banjar Margo 1 Agung Dalam
-
2 Agung jaya
-
3 Bujuk Agung
7
0,6
Air hujan
13
0,8
Sungai meluap
4 Catur Karya BJ. 5 Mekar Jaya
-
6 Penawar Jaya
-
7 Penawar Rejo
-
8 Purwa Jaya
-
9 Ringin sari
-
10 Suka Maju
11
0,7
Sungai meluap
11 Sumber Makmur
51
1,0
Sungai meluap
12 Tri Tunggal Jaya
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 71
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3
Kecamatan Banjar Baru 1 PKP Jaya
10
0,4
Air hujan
2 Panca mulya
28
0,7
Air hujan
3 Kahuripan Jaya
21
0,6
Air hujan
4 Jaya Makmur
-
5 Bawang sakti Jaya
8
0,3
Air hujan
11
0,5
Air hujan
0,3
Air hujan
6 Bawang Tirto mulyo
4
5
7 Mekar indah Jaya
-
8 Balai Murni Jaya
-
9 Mekar Jaya
-
10 Karya murni Jaya
-
Kecamatan Gedung Aji 1 Penawar Baru
2
2 Aji Murni Jaya
-
3 Aji Permai
5
4 Gedung Aji
32
1,0
5,0
Sungai meluap
5 Penawar
62
1,0
20,0
Sungai meluap
6 Aji Jaya KNPI
22
1,0
4,0
Sungai meluap
7 Kecubung Jaya
-
8 Kecubung Mulya
-
9 Bandar Aji
-
10 Aji Mesir
-
Kecamatan Penawar Aji 1 Gedung Rejo Sakti
-
2 Gedung Harapan
3
0,5
58
2,0
Sungai meluap
2,0
Sungai meluap
2,0
Sungai meluap
3 Karya Makmur 4 Wonorejo 5 Gedung Asri
76
6 Panca Tunggal Jaya 7 Sumber Sari
51
8 Pasar batang
-
9 Suka Makmur
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 72
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
6
Kecamatan Meraksa Aji 1 Paduan Rajawali
-
2 Karya Bakti
2
0,3
Air hujan
3 Kecubung Raya
7
0,4
Air hujan
4 Mulyo Aji
5
0,3
Air hujan
5 Marga Jaya
13
0,7
Sungai meluap
6 Bina Bumi
14
0,7
Sungai meluap
7 Sukarame
58
1,0
Sungai meluap
1 Menggala selatan
257
1,0
2 Menggala Tengah
25
1,0
3 Menggala kota
300
2,0
24,0
1,0
Sungai meluap
4 Ujung Gunung
309
1,0
24,0
1,0
Sungai meluap
12
0,6
Sungai meluap
6 Bujung Tenuk
5
0,5
Sungai meluap
7 Tiuh Tohou
9
0,6
Sungai meluap
8 Astra Ksetra
5
0,5
Sungai meluap
9 Ujung Gunung Ilir
8
0,5
Sungai meluap
8 Bangun Rejo
7
Kecamatan Menggala
5 Kagungan Rahayu
8
24,0
1,0
Sungai meluap Sungai meluap
Kecamatan Penawar Tama 1 Sido Mulyo
-
2 Dwi Mulyo
-
3 Tri Jaya
-
4 Tri Karya
-
5 Sidoharjo
-
6 Sidodadi
-
7 Tri Tunggal Jaya
-
8 Tri Rejo Mulyo
-
9 Rejosari
-
10 Bogatama
-
11 Pulogadung
-
12 Wiratama
-
13 Wira Agung Sari
-
14 Sido Makmur
-
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 73
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
9
10
Kecamatan Rawajitu Selatan 1 Gedung Karya Jitu
15
0,4
Pasang surut
2 Karya Jitu Mukti
15
0,4
Pasang surut
3 Yudha Karya jitu
9
0,4
Pasang surut
4 Karya Cipta Abadi
19
0,4
Pasang surut
5 Medasari
57
0,4
Pasang surut
6 Bumi Ratu
8
0,4
Pasang surut
7 Hargo Rejo
63
0,4
Pasang surut
8 Hargo Mulyo
6
0,4
Pasang surut
9 Wono Agung
15
0,4
Pasang surut
Kecamatan Gedung Meneng 1 Bakung Ilir 2 Bakung Rahayu
11
24
0,7
3 Bakung Udik
-
4 Gedung Bandar Rahayu
-
5 Gedung Bandar rejo
1
6 Gedung Meneng
-
7 Gedung Meneng Baru
-
8 Gunung Tapa
-
9 Gunung Tapa Ilir
3
0,3
10 Gunung Tapa Tengah
2
0,3
11 Gunung Tapa Udik
-
0,3
Kecamatan Rawajitu Timur 1 Bumi Dipasena Sentosa
3
0,4
Pasang surut
2 Bumi Dipasena Utama
3
0,4
Pasang surut
3 Bumi Dipasena Agung
3
0,4
Pasang surut
4 Bumi Dipasena Jaya
4
0,4
Pasang surut
5 Bumi Dipasena Mulya
3
0,4
Pasang surut
6 Bumi Dipasena Makmur
4
0,4
Pasang surut
7 Bumi Dipasena Sejahtera
4
0,4
Pasang surut
8 Bumi Dipasena Abadi
4
0,4
Pasang surut
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 74
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
12
13
14
Kecamatan Rawa Pitu 1 Sumber Agung
36
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
2 Batanghari
30
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
3 Panggung Mulyo
153
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
4 Andalas Cermin
176
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
5 Duta Yoso Mulyo
50
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
6 Gedung Jaya
45
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
7 Rawa Ragil
57
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
8 Bumi Sari
76
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
9 Mulyo Dadi
28
2,0
24,0
2,0
Sungai meluap
Kecamatan Gedung Aji Baru 1 Makarti Tama
-
2 Setia Tama
-
3 Mesir Dwi Jaya
-
4 Sidomukti
-
5 Sukabhakti
3
6 Batu Ampar
-
7 Mekar sari
-
8 Sidomekar
4
9 Sumberjaya
-
0,4
Sungai meluap
0,4
Sungai meluap
Kecamatan Dente Teladas 1 Teladas
230
1,0
9
0,4
Sungai meluap
3 Way dente
34
0,7
Sungai meluap
4 Kekatung
33
0,7
Sungai meluap
5 Mahabang
7
0,4
Sungai meluap
6 Kuala Teladas
-
7 Sungai Nibung
-
2 Dente Makmur
24,0
Sungai meluap
8 Pendowo Asri
64
0,7
9 Pasiran Jaya
201
1,0
24,0
Pasang surut
10 Bratasena Mandiri
107
1,0
24,0
Pasang surut
11 Bratasena Adiwarna 12 Sungai Burung
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
15
Pasang surut 0,8
Pasang surut
BAB III | 75
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
15
Kecamatan Menggala Timur 1 Lebuh Dalem
-
2 Kahuripan Dalem
1
3 Trimakmur Jaya
-
4 Cempaka Dalem
-
5 Cempaka Jaya
-
6 Lingai
-
7 KP. Menggala
-
8 Bedarou Indah
-
9 Kibang Pacing
-
10 Sungai Luar
-
0,3
Sumber : Data EHRA diolah Pokja sanitasi 2014
Sarana dan prasana drainase yang ada di kabupaten Tulang Bawang sebagian besar masih berfungsi seperti yang terlihat dalam tabel 3.27 berikut : Tabel 3.27 Kondisi sarana dan prasarana drainase di Kabupaten Tulang Bawang Kondisi Berfungsi
Tidak Berfungsi
Frek. Pemeliharaan (kali/tahun)
(vi)
(vii)
No
Jenis Prasarana/Sarana
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
- Sungai Tulang Bawang
m
120.000
Berfungsi
-
- Sungai pidada
m
100.000
Berfungsi
-
- Saluran Sekunder Rawa Pitu
m
40.000
Berfungsi
-
- Saluran Sekunder Rawa Jitu
m
150.000
Berfungsi
1
2
3
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa
Unit
-
- Pintu Air
Unit
-
Sumber : Dinas PU Kabupaten Tulang Bawang
3.5.3. Peran Serta Masyarakat Masyarakat / pihak swasta dalam peranan penanganan drainase masih terbatas, terutama pada lingkungan perumahan pribadi. Sehingga diharapkan semua pihak terutama pemangku kebijakan melakukan kesepakatan /
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 76
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang kesediaan untuk aktif dalam pembangunan organisasi pengelola / pemeliharaan saluran drainase permukiman seperti: Lembaga Pemberdayaan Masyarakat / PKK Program/proyek yang berbasis masyarakat pada dasarnya sudah ada, terutama pada tatanan pengelolaan drainase persil dan sebagian saluran sekunder (khususnya di lingkungan permukiman desa). Belum tersedia data rinci tentang program/proyek pembangunan drainase baik perkotaan maupun perdesaan. Belum ada sistem kelembagaan atau pemisahan yang jelas tentang peran jender dan masyarakat miskin dalam pengelolaan drainase lingkungan. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana lingkungan seperti saluran untuk sistem drainase menjadi hal penting, karena dalam beberapa pembangunan yang dilakukan Pemerintah Daerah pada akhirnya menjadi tidak berfungsi karena kurangnya pemeliharaan. Peranserta masyarakat dalam pembangunan prasarana lingkungan hanya terlihat pada proses pengajuan usulan kegiatan. Pada saat pembangunan, pembiayaan berasal dari anggaran Pemerintah Daerah dan proses pengerjaan konstruksinya juga dilakukan oleh pihak ketiga (kontraktor). Namum ketika fasilitas tersebut rusak, masyarakat enggan memperbaiki. Dengan demikian, untuk keberlangsungan pemeliharaan lingkungan, kesadaran masyarakat atas pentingnya lingkungan yang baik dan sehat serta menguatkan
inisiatif
masyarakat
dalam
menjaga,
memelihara
dan
meningkatkan fungsi lingkungan harus ditingkatkan. Sampai dengan saat ini di Kabupaten Tulang Bawang belum ada program/kegiatan drainase perkotaan berbasis masyarakat (Tabel 3.28) berikut : Tabel 3.28 Daftar Program/kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat Nama Program / Kegiatan
Pelaksana/PJ
1
-
-
-
2
-
-
-
No.
Lokasi
Tahun Program/ Kegiatan
Penerima Manfaat***)
Jumlah Sarana
Kondisi Saran Saat ini ****)
L
P
Berfungsi Tidak Berfungsi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 77
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Sama halnya dengan program/kegiatan drainase perkotaan berbasis masyarakat,
pengelolaan
sarana
drainase
perkotaan
oleh
masyarakat
di Kabupaten Tulang Bawang sampai dengan saat ini juga belum ada (Tabel 3.29), sebagai berikut : Tabel 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat Pengelola No.
Jenis Sarana
Lokasi Lembaga
Kondisi
Iuran
Keterangan
1
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
-
-
-
3.5.4. Komunikasi dan Media Penggunaan media komunikasi untuk menunjang pengelolaan drainase lingkungan masih belum banyak. Hal ini terlihat dari masih minimnya kegiatan komunikasi terkait komponen drainase lingkungan serta belum adanya kerjasama secara khusus dengan media massa untuk mengkampanyekan kegiatan pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Tulang Bawang. Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Tulang Bawang
3.5.5. Peran Swasta Untuk meningkatkan pelayanan fasilitas sanitasi terkhusus pada saluran drainase sebagai prasarana dasar untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat diperlukan kemitraan dengan pihak luar/swasta/dunia usaha.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 78
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Adapun mengenai partisipasi dunia usaha di Kabupaten Tulang Bawang untuk saat ini belum ada, oleh karena itu perlu diperkuat kelembagaan antara pemerintah dan dunia usaha. Partisipasi dunia usaha dalam penyediaan layanan pengelolaan drainase yang ada di Kabupaten Tulang Bawang masih belum ada (Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di kabupaten) Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase perkotaan yang ada di Kabupaten
No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
Potensi Kerjasama
1
-
-
-
-
-
3.5.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan sub-sektor drainase lingkungan terdiri dari pendanaan untuk investasi, serta pendanaan operasional dan pemeliharaan. Sisi pendanaan yang memberikan pengaruh besar dalam membentuk gambaran pendanaan sanitasi serta penetapan strategi sanitasi adalah sisi pendapatan (penerimaan) dari layanan sanitasi yang telah dijalankan. Retribusi secara langsung memperlihatkan potensi pendapaan dari layanan sanitasi yang dijalankan kepada masyarakat. Rekapitulasi realisasi pendanaan, Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan dapat dilihat dalam tabel 3.31 dan tabel 3.32 sebagai berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 79
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan Belanja (Rp) No
Komponen
Rata-rata 2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan (%)
2014
3
Drainase (3a+3b)
700.765.875,00
954.231.004,00
1.103.432.408,00
1.602.818.050,00
1.904.477.689,00
1.253.145.005,20
0,34
3.a
Pendanaan Investasi Drainase Perkotaan
700.765.875,00
954.231.004,00
1.103.432.408,00
1.602.818.050,00
1.904.477.689,00
1.253.145.005,20
0,34
3.b
Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD
-
-
-
-
-
-
3.c
Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun
70.076.587,00
95.423.100,00
110.343.241,00
160.281.805,00
190.447.769,00
125.314.500,40
0,34
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum
Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) No
Pertumbuhan (%)
SKPD 2010
2011
2012
2013
2014
3
Retribusi Drainase
3.a
Realisasi retribusi
-
-
-
-
-
-
3.b
Potensi retribusi
-
-
-
-
-
-
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 80
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.5.7. Permasalahan Mendesak Lingkungan permukiman yang memiliki drainase yang baik tidak menjamin bagi terwujudnya lingkungan bersih dan sehat tapi juga diperlukan perilaku yang baik di masyarakat. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung bagi terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan. Dari segi perencanaan, Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini belum memiliki perencanaan drainase yang komprehensif dan terintegrasi sehingga menjadi kendala dalam menentukan kebijakan pembangunan sektor sanitasi apalagi Kabupaten Tulang Bawang juga belum memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang sanitasi khususnya mengenai pengelolaan drainase. Tabel 3.33 Permasalahan Mendesak No 1.
Permasalahan Mendesak 30,73% pemukiman di Kabupaten Tulang Bawang mengalami banjir secara rutin tiap tahun (sistem drainase belum terkoneksi secara baik, saluran tersier dan sekunder belum terkoneksi/terintegrasi dengan baik. Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah hilir dari sungai Way Tulang Bawang, dimana pada saat musim hujan debit air meningkat sehingga tidak tertampung dan menggenangi sebagian daerah di sekitar sungai.
2.
Belum adanya peraturan, kebijakan dan perencanaan terpadu dalam pengelolaan drainase.
3.
Masih rendahnya kesadaraan masyarakat dalam menjaga kebersihaan drainase yang terbangun (banyaknya sampah yang berserakan di drainase, bahkan digunakan sebagai tempat sampah)
4.
Kurangnya peran serta masyarakat dalam membentuk lembaga yang peduli terhadap drainase serta dukungan dari pihak swasta dalam mendukung pemerintah daerah terkait drainase.
Sumber : Kajian Pokja sanitasi 2014
3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Sistem pengelolaan komponen terkait sanitasi secara umum sudah cukup memadai, baik itu sistem pengelolaan air bersih, limbah industri rumah tangga, maupun limbah medis. Hal ini juga didukung oleh adanya pembinaan dan pengawasan oleh SKPD terkait diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup di Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 81
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.6.1. Pengelolaan Air Bersih Air bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah di masak. Sedangkan air minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002). Sumber air bersih dapat dibedakan atas : 1) Air Hujan; 2) Air Sungai dan Danau; 3) Mata Air; 4) Air Sumur Dangkal; dan 5) Air Sumur Dalam. Pencemaran air, udara, dan tanah masih belum tertangani secara optimal karena aktivitas pembangunan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan (AMDAL). Pencemaran air di Kabupaten Tulang Bawang pada umumnya, adalah adanya indikasi tingginya bakteri coly ,kandungan kapur, dan Fe. Pada lokasi-lokasi khusus, terindikasi adanya logam berat pada kandungan air minum pada daerah penambangan dan penggunaan pestisida yang kurang terkontrol pada daerah pertanian sangat menganggu keseimbangan kualitas air tanah disekitarnya. Pada musim kemarau panjang mengalami masalah kekeringan. Selain kekurangan air untuk mengairi lahan pertanian, masyarakat pun menghadapi kekurangan suplai kebutuhan air untuk konsumsi dan kebutuhan sanitasi (MCK). Asumsi yang digunakan dalam menghitung jumlah pengguna air bersih adalah meliputi : Jumlah pelanggan PDAM; Jumlah pengguna air dari mata air terlindung (BPAM); Jumlah pengguna air bersih dari sumur terlindung;) dan Jumlah pengguna air bersih dari Penampungan Air Hujan (PAH). Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi penduduk di Kabupaten Tulang Bawang, penggunaan jaringan air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri dan pertanian. Dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih direncanakan pemanfaatan potensi cadangan air Kabupaten Tulang Bawang dari sumber air permukaan (sungai, danau, waduk, rawa) dan air tanah (air tanah dangkal dan dalam). Secara kuantitatif sumber air cukup melimpah, namun secara kualitatif pada beberapa bagian wilayah yang berdekatan dengan rawa-rawa, pantai dan sungai memiliki kondisi yang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 82
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang tidak terlalu baik untuk dikonsumsi. Jika dibandingkan dengan cadangan air yang ada, air yang sudah tergunakan untuk kegiatan domestik, industri dan pertanian
masih
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
air
yang
belum
termanfaatkan. Semua pusat permukiman sangat mutlak membutuhkan pelayanan air bersih perpipaan yang telah diproses agar layak dikonsumsi dan higienis. Beberapa wilayah di sebelah timur Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah rawan air bersih, dengan kata lain daerah-daerah yang merupakan daerah di mana masyarakat kesulitan untuk memperoleh air bersih dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari, maka perlu diberikan perhatian khusus dalam pengembangan jaringan air bersih untuk ke depannya. Untuk pelayanan air bersih bagi rumah tangga dilaksanakan oleh PDAM baik pusat maupun cabang-cabang yang berada tersebar di kecamatan-kecamatan di seluruh Kabupaten Tulang Bawang. Peta cakupan layanan air bersih Kabupaten Tulang Bawang disajikan dalam peta 3.5 di bawah ini.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 83
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 3.5 Layanan Cakupan Air Bersih (atau peta jaringan PDAM)
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 84
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Berdasarkan kajian studi EHRA masyarakat yang tidak menggunakan layanan PDAM dimana hanya menggunakan sumber-sumber air dari alam, mempunyai resiko sumber air tersebut tercemar sebanyak 43,76% dan hanya 56,23% masyarakat menggunakan sumber air terlindungi. Untuk akses terhadap air bersih yang digunakan sebagai air minum dan memasak, menggunakan sumber air yang tidak terlindungi masih cukup besar yaitu sumur gali tidak terlindungi sebesar 13% dan mata air tidak terlindungi 2%. Selebihnya menggunakan sumber air bersih yang terlindungi untuk air minum dan memasak, sebagian besar berasal dari sumur gali terlindungi 50%. Gambar 3.17 Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak
Sumber : Kajian Studi EHRA Tahun 2014
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang, kapasitas terpasang 110 lt/detik dan kapasitas produksi 60 lt/detik, tingkat kehilangan air sebesar 69%. Pelayanan air minum PDAM Way Tulang Bawang Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2014 melayani
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 85
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang pelanggan di 3 (tiga) kecamatan dan 1 (satu) desa, dengan jumlah pelanggan sebesar 2.305 pelanggan rumah tangga atau 2,14% yang terlayani dari jumlah 107.874 rumah tangga yang ada di Kabupaten Tulang Bawang. Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan di Kabupaten Tulang Bawang
No
Uraian
Satuan
Sistem Perpipaan
1
Pengelola
2
Tingkat Pelayanan
%
16
3
Kapasitas Produksi
Lt/detik
60
4
Kapasitas Terpasang
Lt/detik
110
5
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
Unit
2.305
6
Jumlah Kran Air
Unit
2.305
7
Kehilangan Air (UFW)
%
69
8
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
m3
3.074
9
Jumlah pelanggan Kecamatan Rawajitu Selatan
Pelanggan
1.039
Kecamatan Banjar Agung
Pelanggan
587
Kecamatan Menggala
Pelanggan
445
Kampung Tiuh Tohou
pelanggan
234
Keterangan
PDAM
Sumber : PDAM Way Tulang Bawang 2014
3.6.2.
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Pengelolaan air limbah indusri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini belum ada (Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang), hal ini dikarenakan belum adanya data rinci pengelola industri rumah tangga dan aturan yang mendasari untuk kegiatan tersebut, sehingga buangan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang belum terkoordinir dan sangat menganggu warga masyarakat di sekitarnya, terutama untuk gangguan kesehatan. Oleh karena itu dalam membuat pengolahan air limbah industri rumah tangga harus diperhatikan sebagai berikut : 1.
Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air di permukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 86
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 2.
Tidak mengotori permukaan tanah;
3.
Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah;
4.
Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain;
5.
Tidak menimbulkan bau yang mengganggu;
6.
Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah;
7.
Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Pengelolaan
yang
paling
sederhana
ialah
pengelolaan
dengan
menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, dimana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi didaerah tropis yang dapat dimanfaatkan. Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan lain-lain perlu mengelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya. Tabel 3.35 Pengelolaan limbah industri rumah tangga di Kabupaten Tulang Bawang No
Jenis Industri Rumah Tangga
Lokasi
Jumlah Industri RT
Jenis Pengolahan
Kapasitas (m3/hari)
1
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
Sumber : BLHD dan Dinas Kesehatan Tahun 2014 Catatan : Tidak ada data Pengelolaan Limbah Industri rumah tangga
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 87
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 3.6.3.
Pengelolaan Limbah Medis Pengelolaan
Limbah medis
di
Kabupaten
Tulang
Bawang
masih
membutuhkan perhatian serius. Sampai dengan saat ini hanya 2 (dua) fasilitas kesehatan yang memiliki pengolahan limbah medis, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Menggala dan Puskesmas Tulang Bawang I. Selebihnya, fasilitas layanan kesehatan lainnya ditangani seperti biasa pada skala rumah tangga untuk limbah cair langsung dialirkan ke saluran yang ada sedangkan untuk limbah padat dibuang ke TPS atau dibakar. Tabel 3.36 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan
No
1.
Nama Fasilitas Kesehatan
RSUD Menggala
Lokasi
Kecamatan Menggala
Jenis Pengolahan Limbah Medis
Kapasitas
Incinerator
50 kg/hari
Incinerator (jarum suntik)
2.
Puskesmas Tulang Bawang I
Kecamatan Banjar Agung
20 kg/hari
IPAL
16 m3/hari
Incinerator
50 kg/hari
IPAL
belum beroperasi
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB III | 88
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
4.1.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan, kelompok, atau masyarakat yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya. PHBS dibedakan menjadi PHBS di rumah tangga, PHBS di tempat tempat umum, PHBS di sekolah, PHBS di tempat kerja dan PHBS di institusi kesehatan. Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) merupakan suatu promosi dimana semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan - kegiatan kesehatan di masyarakat. Rencana dan kegiatan untuk peningkatan Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan), peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang akan dan telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah : 1.
Penyediaan
tenaga
mendayagunakan
kesehatan
tenaga
di
Puskesmas
kesehatan
yang
dan
Jaringannya
kompeten
sesuai
serta
dengan
kebutuhan; 2.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kabupaten Tulang Bawang di puskesmas dan jaringannya;
3.
Pelayanan pemeliharaan kesehatan dan Pelayanan kesehatan pada ibu dan anak;
4.
Pelayanan Kespro, Lansia dan anak sekolah;
5.
Perbaikan gizi masyarakat;
6.
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar untuk masyarakat;
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 1
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 7.
Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan;
8.
Pengembangan kota sehat;
9.
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat;
10. Penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat; 11. Kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
kader
posyandu
setelah
kegiatan
penimbangan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 2
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait sanitasi tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tahun Anggaran 2015
No
1.
Nama progam/kegiatan
Volume
bulan
3
bulan
3
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Sumber dokumen perencanaan
978.529.000,00
APBD
Dinas Kesehatan
DPA
706.026.000,00
APBD
Dinas Kesehatan
DPA
Indikasi biaya (Rp)
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2.
Satuan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat Pembinaan, pengembangan dan penyehatan lingkungan
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015
Tabel 4.2 Kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang berjalan Kegiatan PHBS terkait Sanitasi Tahun Anggaran 2014
No
1.
Nama Program/Kegiatan
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
662.409.001,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
3
399.575.001,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
3
193.708.300,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
Volume
bulan
3
- Penyehatan Lingkungan
bulan
- Penyelenggaraan Studi EHRA
bulan
Biaya (Rp)
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2.
Sumber Dana
Satuan
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 3
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4.2.
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah perkotaan berasal pada dua kegiatan pokok, yaitu limbah yang bersumber dari kegiatan industri dan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga (limbah domestik). Penyelesaian permasalahan pengelolaan limbah rumah tangga di Kota hanya dapat diatasi dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pembuangan air limbah rumah tangga yang benar. Disinilah letak peran Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, dimana pemerintah berkewajiban untuk menjadi fasilitator baik dalam proses sosialisasi demi meningkatkan kesadaran masyarakat maupun bertindak aktif dalam pembangunan MCK umum dan IPAL/tangkiseptik komunal untuk wilayah yang sangat memerlukan. Proses sosialisasi harus terus dilakukan terutama kepada masyarakat yang masih belum memiliki pengetahuan atau kesadaran yang cukup mengenai permasalahan air limbah rumah tangga. Pengolahan limbah biologis memanfaatkan metabolisme mikroorganisme (bakteri, fungi, protozoa, algae) untuk menguraikan kandungan organik dalam limbah.
Untuk
suatu
jenis
limbah
tertentu
terdapat
jenis
dan
macam
mikroorganisme hidup spesifik, hal ini berhubungan dengan makanan yang terdapat dan tersedia di dalam air limbah maupun kondisi lingkungannya, dalam hal ini limbah sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tersebut. Bentuk pengelolaan biologis sendiri dibagi dalam dua klasifikasi penting, yaitu aerob dan
anaerob. Pencemaran air
cukup rawan terjadi,
terutama di kawasan padat
permukiman. Selain itu kegiatan perdagangan dan jasa sepert pertokoan, hotel, restoran serta industri, penyamakan kulit, dan kimia juga menghasilkan limbah yang rawan mencemari lingkungan. Untuk itulah peningkatan pengelolaan limbah, terutama limbah domestik perlu terus dilakukan. Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015 berupa program SLBM (Sanitasi Langsung Berbasis Masyarakat) dalam bentuk pembangunan MCK ++. Selengkapnya disajikan pada tabel 4.3 berikut :
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.3 Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015
No
Nama progam/kegiatan
1.
Pembangunan Prasarana Sanitasi MCK +
Satuan
Volume
paket
6
Indikasi biaya (Rp)
1.906.608.000,00
Sumber pendanaan/ pembiayaan
SKPD penanggung jawab
Sumber dokumen perencanaan
DAK + Sharing
Dinas PU
DPA SKPD
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015
Pada tahun 2014 kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sudah berjalan berupa pembangunan prasarana sanitasi MCK +, selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Kegiatan pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2014
No
1
Nama Program/Kegiatan
Biaya (Rp)
Sumber Dana
Lokasi kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Satuan
Volume
Kmp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji
paket
1
280.489.000,00
DAK + Sharing
Kmp. Sumber Sari Kec. Penawar Aji
Dinas PU
Kmp. Tri Jaya Kec. Penawartama
paket
1
280.280.000,00
DAK + Sharing
Kmp. Tri Jaya Kec. Penawartama
Dinas PU
Kmp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo
paket
1
280.280.000,00
DAK + Sharing
Kmp. Penawar Jaya Kec. Banjar Margo
Dinas PU
Kmp. Suka Maju Kec. Banjar Margo
paket
1
280.280.000,00
DAK + Sharing
Kmp. Suka Maju Kec. Banjar Margo
Dinas PU
Pembangunan Prasarana Sanitasi MCK +
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 5
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4.3.
Peningkatan Pengelolaan Persampahan Meningkatnya
konsumsi
penduduk
kawasan
perkotaan
menyebabkan
produksi sampah yang terus bertambah. Kebersihan lingkungan dari sampah merupakan salah satu penunjang utama untuk mewujudkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan Kabupaten Tulang Bawang. Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan kegiatan, yakni : pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir. Tahapan kegiatan tersebut merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan dapat disebut sebagai sub sistem. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maka sistem 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) harus sudah diterapkan sejak dari sumber sampah. Pengelolaan sampah mandiri merupakan program yang cukup banyak mendapat alokasi anggaran tahun 2014. Berbagai kegiatan termasuk di dalamnya, mulai dari pelatihan pengolaan sampah mandiri, workshop, sosialisasi, studi persampahan, pendampingan pengelolaan sampah. Beragam kegiatan tersebut cukup efektif dalam mengajak masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dengan cara memilah sebelum dibuang ke TPS dan TPA. Pemilahan sampah di tingkat rumah tangga tersebut dapat menekan volume sampah yang masuk ke TPA. Produksi sampah yang terus menerus mengakibatkan terjadinya tumpukan sampah di beberapa TPS di Kabupaten Tulang Bawang. Tumpukan sampah tersebut merupakan sumber polusi dan penyakit yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah diwujudkan dalam program pengelolaan sampah mandiri. Melalui program tersebut masyarakat diberikan pengetahuan tentang pemilahan sampah dan proses 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) yang dapat dilakukan mulai dari lingkungan rumah tangga.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.5 Rencana program dan kegiatan pengelolaan persampahan tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015
No
Nama Progam/Kegiatan
1.
Pembangunan Infrastruktur TPS Rawajitu Selatan Pembangunan Jembatan menuju TPS di Rawajitu Selatan
Satuan
Volume
paket
2
Indikasi Biaya (Rp)
100.000.000,00
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
APBD
Dinas PU
DPA
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 7
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.6 Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2014
No
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Institusi Pelaksana
385.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
6
240.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
unit
20
72.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
unit
2
100.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
Operasional UPTD BPLHD (TPA BAKEM)
bulan
12
122.000.000,00
APBD
TPA Bakem
BPLHD
3.
Penyuluhan dan Pembinaan Kebersihan dan Keindahan Kota
bulan
12
28.499.000,00
APBD
Kota Menggala
BPLHD
4.
Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang paket
1
50.000.000,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
1.
2.
Nama Progam/Kegiatan
Satuan
Volume
Pengadaan kendaraan bermotor roda 3 pengangkut sampah
unit
11
Pengadaan Kontainer Sampah
unit
Pengadaan Gerobak Sampah Pengadaan sarana dan prasarana bak Sampah
Biaya (Rp)
Sarana dan Prasarana Fisik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan Pengelolaan Pemanfaatan Sampah
Perencanaan Pembuatan TPA Kab. Tulang Bawang
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 8
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4.4.
Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan
merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan efisiensi dari prasarana ini akan menjaga kesehatan dari sistem sosial kota, menjamin kelangsungan perekonomian dan aktivitas bisnis dan menentukan kualitas hidup masyarakat kota. Drainase perkotaan sebagai salah satu prasarana kota memiliki keterkaitan dengan prasarana kota lainnya. Drainase adalah prasarana yang berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air yaitu sumber air permukaan tanah yang berupa sungai, danau, laut dan di bawah permukaan tanah berupa air tanah di dalam tanah atau bangunan. Sistem drainase Kabupaten Tulang Bawang dimaksudkan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin jaringan yang ada baik berupa saluran drainase lingkungan, drainase jalan, saluran pembuangan irigasi (avour), maupun saluran alam yang telah ada. Dalam mewujudkan sistem drainase yang baik dan efektif maka diperlukan program-program maupun kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan saluran drainase. Secara garis besar, program yang terkait dengan pengelolaan drainase Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2012 ini ada 2 (dua), yaitu : 1.
Pembangunan dan pemeliharaan sarana saluran primer;
2.
Pembangunan dan pemeliharaan sarana saluran sekunder;
3.
Pemeliharaan rutin saluran drainase di kecamatan-kecamatan; serta
4.
Pengadaan dan pengelolaan pompa air pengendali banjir.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 9
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.7 Rencana program dan kegiatan pengelolaan drainase perkotaan tahun 2015 Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015
No
1.
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
1.510.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
LS
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah IV
LS
1
551.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah V
LS
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah VI
LS
1
568.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Nama Progam/Kegiatan
Satuan
Volume
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah I
LS
1
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah II
LS
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah III
Indikasi Biaya (Rp)
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2015
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 10
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.8 Kegiatan pengelolaan drainase perkotaan yang sedang berjalan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2014
No
1.
2.
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
253.915.220,00
APBD
Kec. Rawapitu
Dinas PU
1
102.595.400,00
APBD
Kec. Penawar Tama
Dinas PU
paket
1
80.000.000,00
APBD
Kec. Dente Teladas
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 4
paket
1
96.599.900,00
APBD
Kec. Dente Teladas
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 5
paket
1
109.869.070,00
APBD
Kec. Rawapitu
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 6 s/d 7
paket
2
186.992.200,00
APBD
Kec. Gedung Aji Baru
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 8
paket
1
274.106.100,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 29
paket
1
100.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Margo
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 31
paket
1
93.872.500,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan dan Peningkatan Jalan Paket 32
paket
1
70.000.000,00
APBD
Kec. Dente Teladas
Dinas PU
Nama Progam/Kegiatan
Satuan
Volume
- Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 1
paket
1
- Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 2
paket
- Drainase/ Pembangunan Jalan Paket 3
Biaya (Rp)
Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Jalan dan Jembatan serta Bangunan Penunjang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 11
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
3.
Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang - Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Rawajitu Timur
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
125.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
180.000.000,00
APBD
Kec. Gedung Aji Baru
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Dente Teladas
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
180.000.000,00
APBD
Kec. Penawar Aji
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
188.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 12
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang 4.5.
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Untuk kegiatan peningkatan komponen terkait sanitasi, ada beberapa komponen kegiatan yang dilakukan, baik itu untuk Prohisan, Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase Lingkungan. Komponen kegiatan terbagi dalam kegiatan yang sedang berjalan serta kegiatan pada tahun mendatang. Komponen lain terkait dengan sanitasi salah satunya adalah komponen air bersih. Jumah penduduk yang semakin meningkat membutuhakan sarana dan prasaranan lingkungan yang memadai. Demikian halnya dengan kebutuhan air bersih. Dimasa mendatang kebutuhan air bersih akan semakin meningkat yang ditandai meningkatnya jumlah penduduk. Sedangkan untuk kegiatan penyediaan air bersih yang sedang berjalan dilaksanakan pada beberapa kecamatan di Kabupaten Tulang Bawang yang menjadi prioritas pada tahun ini. Kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan penyediaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dibagi menjadi 4 (empat) paket program kegiatan.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 13
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.9 Rencana program dan kegiatan saat ini Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015
No
1.
2.
Sumber Pendanaan/ Pembiayaan
SKPD Penanggung jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
110.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
1
1.100.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
paket
1
140.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Ls
1
1.400.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah I
LS
1
1.510.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah II
LS
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah III
LS
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah IV
LS
1
551.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah V
LS
1
750.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Peningkatan dan Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase Wilayah VI
LS
1
568.000.000,00
APBD
Dinas PU
DPA
Nama Progam/Kegiatan
Satuan
Volume
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (shearing DAK)
Ls
1
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (DAK)
Ls
Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (shearing DAK) Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (DAK)
Indikasi Biaya (Rp)
Program Lingkungan Sehat Perumahan
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Sumber : DPA SKPD Tahun Anggaran 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 14
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Tabel 4.10 Kegiatan yang sedang berjalan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2014
No
1
2
Sumber Dana
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
101.939.000,00
APBD
Tersebar di Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
1
1.019.390.000,00
DAK
Tersebar di Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
Ls
1
1.332.050.000,00
DAK
Tersebar di Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (Shearing DAK)
Ls
1
133.205.000,00
APBD
Tersebar di Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
Biaya Operasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)
bulan
10
58.800.000,00
APBD
Tersebar di Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
Perencanaan Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan
paket
1
30.000.000,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Rawajitu Timur
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
125.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
180.000.000,00
APBD
Kec. Gedung Aji Baru
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Dente Teladas
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
Nama Program/Kegiatan
Satuan
Volume
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (shearing DAK)
Ls
1
Pembangunan Prasarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat / SLBM (DAK)
Ls
Penyediaan Air Bersih dan Sarana Dasar Bagi Masyarakat Miskin (DAK)
Indikasi Biaya (Rp)
Program Lingkungan Sehat Perumahan
Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 15
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
180.000.000,00
APBD
Kec. Penawar Aji
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Agung
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
200.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
- Drainase/ Pembangunan Peningkatan Jalan Lingkungan
paket
1
188.000.000,00
APBD
Kec. Menggala
Dinas PU
Pengadaan kendaraan bermotor roda 3 pengangkut sampah
unit
11
385.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
Pengadaan Kontainer Sampah
unit
6
240.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
Pengadaan Gerobak Sampah
unit
20
72.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
Pengadaan sarana dan prasarana bak Sampah
unit
2
100.000.000,00
DAK
Kab. Tulang Bawang
BPLHD
Operasional UPTD BPLHD (TPA BAKEM)
bulan
12
122.000.000,00
APBD
TPA Bakem
BPLHD
4
Penyuluhan dan Pembinaan Kebersihan dan Keindahan Kota
bulan
12
28.499.000,00
APBD
Kota Menggala
BPLHD
5
Program Pembangunan Gedung dan Tata Ruang paket
1
50.000.000,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas PU
3
3
Sarana dan Prasarana Fisik Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan Pengelolaan Pemanfaatan Sampah
Perencanaan Pembuatan TPA Kab. Tulang Bawang
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 16
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
6
7
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air minum dan Air Limbah Pembangunan SPAM MBR IKK 1 Banjar Margo
paket
1
244.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Margo
Dinas PU
Pembangunan SPAM MBR IKK 2 Banjar Margo
paket
1
706.000.000,00
APBD
Kec. Banjar Margo
Dinas PU
662.409.001,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan
399.575.001,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
Penyelenggaraan Studi EHRA
193.708.300,00
APBD
Kab. Tulang Bawang
Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Upaya Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB IV | 17
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
Buku Putih Sanitasi sangat penting bagi kabupaten dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi yang meliputi pengelolaan air limbah, persampahan, dan drainase serta komponen sanitasi lainnya seperti akses air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat. Resiko sanitasi dapat diartikan terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam penentuan area beresiko sanitasi ditetapkan berdasarkan : 1.
Data Sekunder Penentuan area beresiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan tersedia di sumber data lainnya. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan prasarana dan sarana air limbah, persampahan, dan drainase serta data umum wilayah yang meliputi populasi, luas wilayah, kepadatan penduduk, dan angka kemiskinan.
2.
Penilaian SKPD Penentuan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
3.
Studi EHRA Penentuan area beresiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian dan pemetaan tingkat resiko berdasarkan kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 1
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang drainase, perilaku cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penanganan air minum, dan buang air besar sembarangan. Berdasarkan penggabungan data Sekunder, Penilaian SKPD dan data studi EHRA untuk wilayah kajian sanitasi di 15 (lima belas) Kecamatan dengan 151 (seratus lima Puluh satu) kelurahan/desa, diperoleh gambaran area beresiko sanitasi Kabupaten Tulang Bawang untuk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan pengelolaan drainase. Peta ilustrasi area beresiko sanitasi untuk tiga komponen tersebut disajikan dalam Peta 5.1. Peta Ilustrasi Area Beresiko Sanitasi
komponen Air Limbah Domestik, Peta 5.2. Peta Ilustrasi Area Beresiko Sanitasi komponen Persampahan, dan Peta 5.3. Peta Ilustrasi Area Beresiko komponen Drainase.
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 2
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 5.1 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 3
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 5.2 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Persampahan
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 4
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Peta 5.3 Peta Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 5
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Pada peta ilustrasi area beresiko sanitasi air limbah domestik terlihat kelurahan/desa yang merupakan area beresiko sangat tinggi yaitu Desa Gedung Meneng dan Bujuk Agung. Desa
yang
beresiko
tinggi
ada
15
(Lima
belas)
kelurahan/desa.
Sedangkan
kelurahan/desa lainnya mayoritas merupakan area beresiko rendah dan sangat rendah. Hal ini dikarenakan, prasarana air limbah domestik belum memadai yang memicu perilaku buang air besar sembarangan (BABS).
Untuk kelurahan/Desa dengan resiko sanitasi
komponen air limbah domestik sangat tinggi dan resiko tinggi disajikan dalam Tabel 5.1.
(Area Beresiko Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik) sebagai berikut : Tabel 5.1 Area berisiko sanitasi komponen air limbah domestik No 1
Area Beresiko *) Resiko 4
Wilayah Prioritas Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng Kec. Banjar Margo: 1. Bujuk Agung
2
Resiko 3
Kec. Gedung Aji : 1. Bandar Aji Kec. Menggala : 1. Menggala Kota 2. Ujung Gunung Kec. Rawajitu Selatan : 1. Medasari 2. Gedung Karya Jitu 3. Wono Agung Kec. Gedung Meneng : 1. Bakung Ilir Kec. Rawa Pitu : 1. Andalas Cermin 2. Bumi Sari 3. Panggung Mulyo 4. Duta Yosomulyo Kec. Dente Teladas : 1. Pasiran Jaya 2. Sungai Burung 3. Pendowo Asri Kec. Menggala Timur 1. KP. Mnggala
Sumber : Hasil analisis
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 6
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang Area beresiko sanitasi untuk sub sektor persampahan dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa di Kabupaten Tulang Bawang, yang masuk kategori beresiko sangat tinggi sebanyak
9
(sembilan)
kelurahan/desa
dan
area
beresiko
tinggi
sebanyak
1 (satu) kelurahan/desa. Permasalahan utama yang ditemukan yakni belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga dan masih ada masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dan drainase serta dibakar. Riancian kelurahan/desa dengan resiko sangat tinggi dan resiko tinggi untuk sanitasi sub sektor persampahan Tabel 5.2. (Area Beresiko Sanitasi Komonen Persampahan)
disajikan dalam sebagai berikut :
Tabel 5.2 Area berisiko sanitasi komponen persampahan No 1
Area Beresiko *) Resiko 4
Wilayah Prioritas Kec. Gedung Aji : 1. Penawar Baru 2. Aji Murni Jaya 3. Aji Permai 4. Aji Jaya KNPI 5. Kecubung Jaya 6. Kecubung Mulya Kec. Penawar Aji : 1. Gedung Harapan Kec. Gedung Aji Baru 1. Mekar Asri Kec. Menggala Timur 1. Cempaka Dalam
2
Resiko 3
Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng
Sumber : Hasil analisis
Pada sub sektor drainase permasalahan utama terletak pada dokumen-dokumen perencanaan yang menjadi pijakan dalam pengelolaan belum cukup tersedia dan partisipasi masyarakat serta pihak swasta belum terlibat secara optimal yang berakibat pada kesadaran terhadap pentingnya pengelolaan drainase masih sangat rendah. Disamping itu, sebagian wilayah Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah rawa dan daerah pasang surut sehingga membutuhkan anggaran yang cukup besar
serta
penanganan yang komprehensif untuk dapat mengatasi genangan dan banjir yang sering terjadi. Area beresiko sanitasi drainase sangat tinggi sebanyak 5 (lima) kelurahan/desa,
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 7
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang dan tinggi sebanyak 14 (empat belas) kelurahan/desa dari 151 (seratus lima puluh satu) kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Tulang Bawang seperti yang disajikan dalam
Tabel 5.3. (Area Beresiko Sanitasi Komponen Drainase) sebagai berikut : Tabel 5.3 Area Berisiko Sanitasi Komponen Drainase No 1
Area Beresiko *) Resiko 4
Wilayah Prioritas Kec. Rawajitu Selatan : 1. Medasari Kec. Gedung Meneng : 1. Gedung Meneng Kec. Rawa Pitu : 1. Panggung Mulyo 2. Duta Yoso Mulyo 3. Bumi Sari
2
Resiko 3
Kec. Menggala : 1. Menggala Selatan 2. Menggala Kota 3. Ujung Gunung Kec. Rawajitu Selatan : 1. Wono Agung Kec. Gedung Meneng : 1. Bakung Ilir Kec. Rawa Pitu : 1. Andalas Cermin 2. Gedung Jaya 3. Rawa Ragil Kec. Gedung Aji 1. Bandar Aji Kec. Dente Teladas : 1. Teladas 2. Pendowo Asri 3. Pasiran Jaya 4. Sungai Burung Kec. Menggala Timur 1. KP. Menggala
Sumber : Hasil analisis
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB V | 8
Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Tulang Bawang
LAMPIRAN
Pokja Sanitasi Kabupaten Tulang Bawang
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG
BUPATI
DPRD
WAKIL BUPATI
. DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN . DINAS PEKERJAAN UMUM . DINAS PENDIDIKAN . DINAS KESEHATAN . DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN . DINAS PERHUBUNGAN . DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI . DINAS PASAR . DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA . DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI . DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA . DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI . DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN . DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN . DINAS PENDAPATAN . DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
1. INSPEKTORAT 2. BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH 3. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 4. BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMKAM/KEL 5. BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KB 6. BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DAERAH 7. BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 8. BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH 9. BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH 10. BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH 11. KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI 12. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
1. BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN 2. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH 3. BP4K 4. SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI 5. SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI BUPATI
DINAS DAERAH :
LEMBAGA TEKNIS DAERAH :
KECAMATAN
KELURAHAN
SEKRETARIAT DPRD
LEMBAGA LAIN :
Tabel Hasil Penentuan Area Berisiko Sanitasi
Drainase
Persampahan
Air Limbah
SKOR IMPACT
Fungsi Urban (urban atau rural)
Angka Kemiskinan
Kepadatan Penduduk
Populasi
Drainase
Air Limbah
Kelurahan/Desa
Persampahan
Kecamatan
Skor Risiko Sanitasi (Penyesuaian)
Drainase
Skor Risiko Sanitasi
Persampahan
IMPACT
Air Limbah
EXPOSURE
Kecamatan Banjar Agung Tunggal Warga
1,0
2,0
2,0
2,0
2
1,0
1
2,00
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
2,0
Warga Makmur Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Warga Indah Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
DWT Jaya
2,0
1,0
1,0
3,0
2
1,0
1
3,00
2,0
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
Tri Tunggal Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Banjar Agung
2,0
1,0
1,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Banjar Dewa
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Moris Jaya
2,0
1,0
2,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Mukti Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Darma W.J
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Mulya Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Agung Dalam
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Agung jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
3
1,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Bujuk Agung
2,0
1,0
1,0
2,0
4
1,0
1
4,00
3,0
2,0
2,0
3,0
2,0
2,0
Catur Karya BJ.
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Mekar Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Penawar Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Penawar Rejo
1,0
4,0
1,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Kecamatan Banjar Margo
Purwa Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Ringin sari
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Suka Maju
1,0
1,0
1,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sumber Makmur
1,0
4,0
2,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Tri Tunggal Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
PKP Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Panca mulya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Kahuripan Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Jaya Makmur
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bawang sakti Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Bawang Tirto mulyo
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Mekar indah Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Balai Murni Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Mekar Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Karya murni Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Penawar Baru
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Aji Murni Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Aji Permai
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Gedung Aji
2,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Penawar
1,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
Aji Jaya KNPI
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Kecubung Jaya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Kecubung Mulya
1,0
4,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Bandar Aji
3,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Aji Mesir
2,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Kecamatan Banjar Baru
Kecamatan Gedung Aji
Kecamatan Penawar Aji Gedung Rejo Sakti
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gedung Harapan
1,0
4,0
1,0
1,0
2
2,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Karya Makmur
1,0
1,0
2,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Wonorejo
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gedung Asri
2,0
1,0
3,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Panca Tunggal Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sumber Sari
4,0
2,0
4,0
1,0
1
2,0
1
1,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Pasar batang
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Suka Makmur
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Paduan Rajawali
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Karya Bakti
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Kecubung Raya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Mulyo Aji
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Marga Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bina Bumi
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sukarame
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Bangun Rejo
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Menggala selatan
3,0
1,0
3,0
2,0
1
1,0
2
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Menggala Tengah
3,0
1,0
1,0
2,0
1
1,0
2
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Menggala kota
4,0
2,0
3,0
2,0
1
1,0
2
2,00
3,0
2,0
3,0
3,0
2,0
3,0
Ujung Gunung
4,0
1,0
3,0
2,0
1
1,0
2
2,00
3,0
1,0
3,0
3,0
1,0
3,0
Kagungan Rahayu
2,0
1,0
1,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bujung Tenuk
3,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tiuh Tohou
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Astra Ksetra
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Ujung Gunung Ilir
3,0
1,0
1,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Kecamatan Meraksa Aji
Kecamatan Menggala
Kecamatan Penawar Tama Sido Mulyo
1,0
4,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Dwi Mulyo
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Karya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sidoharjo
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sidodadi
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Tunggal Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Tri Rejo Mulyo
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Rejosari
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bogatama
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Pulogadung
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Wiratama
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Wira Agung Sari
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sido Makmur
1,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gedung Karya Jitu
2,0
1,0
1,0
3,0
3
2,0
1
4,00
3,0
2,0
2,0
3,0
2,0
2,0
Karya Jitu Mukti
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Yudha Karya jitu
2,0
1,0
1,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Karya Cipta Abadi
3,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Medasari
4,0
1,0
4,0
1,0
2
2,0
1
2,00
3,0
1,0
4,0
3,0
1,0
4,0
Bumi Ratu
3,0
1,0
3,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Hargo Rejo
3,0
1,0
4,0
1,0
1
2,0
1
1,00
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
Hargo Mulyo
4,0
1,0
3,0
1,0
1
2,0
1
1,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Wono Agung
3,0
1,0
3,0
1,0
2
2,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Bakung Ilir
4,0
2,0
3,0
1,0
2
2,0
1
2,00
3,0
2,0
3,0
3,0
2,0
3,0
Bakung Rahayu
2,0
1,0
3,0
1,0
2
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Kecamatan Rawajitu Selatan
Kecamatan Gedung Meneng
Bakung Udik
4,0
2,0
3,0
1,0
1
1,0
1
1,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Gedung Bandar Rahayu
4,0
2,0
3,0
1,0
2
1,0
1
1,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Gedung Bandar rejo
2,0
1,0
1,0
1,0
4
1,0
1
3,00
2,0
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
Gedung Meneng
4,0
2,0
3,0
4,0
1
1,0
1
3,00
4,0
3,0
4,0
4,0
3,0
4,0
Gedung Meneng Baru
4,0
2,0
3,0
1,0
1
1,0
1
1,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Gunung Tapa
3,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gunung Tapa Ilir
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gunung Tapa Tengah
3,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Gunung Tapa Udik
3,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Sentosa
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Utama
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Agung
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Jaya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Mulya
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Makmur
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Sejahtera
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bumi Dipasena Abadi
2,0
1,0
1,0
1,0
1
1,0
1
1,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sumber Agung
3,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Batanghari
2,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Panggung Mulyo
3,0
1,0
4,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
4,0
2,0
1,0
4,0
Andalas Cermin
4,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
3,0
1,0
3,0
3,0
1,0
3,0
Duta Yoso Mulyo
3,0
1,0
4,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
4,0
2,0
1,0
4,0
Gedung Jaya
2,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Rawa Ragil
2,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Bumi Sari
4,0
1,0
4,0
1,0
1
4,0
1
2,00
3,0
1,0
4,0
3,0
1,0
4,0
Mulyo Dadi
3,0
1,0
2,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
2,0
2,0
1,0
2,0
Kecamatan Rawajitu Timur
Kecamatan Rawa Pitu
Kecamatan Gedung Aji Baru Makarti Tama
1,0
1,0
1,0
1,0
2
4,0
1
3,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Setia Tama
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Mesir Dwi Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sidomukti
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sukabhakti
1,0
1,0
1,0
1,0
2
4,0
1
3,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Batu Ampar
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Mekar sari
1,0
4,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Sidomekar
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Sumberjaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Teladas
3,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Dente Makmur
1,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Way dente
1,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Kekatung
3,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Mahabang
1,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Kuala Teladas
3,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Sungai Nibung
1,0
1,0
1,0
3,0
1
3,0
1
3,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Pendowo Asri
3,0
2,0
3,0
2,0
1
3,0
1
2,00
2,0
2,0
3,0
2,0
2,0
3,0
Pasiran Jaya
4,0
2,0
3,0
2,0
1
3,0
1
2,00
3,0
2,0
3,0
3,0
2,0
3,0
Bratasena Mandiri
1,0
1,0
1,0
1,0
1
3,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Bratasena Adiwarna
1,0
1,0
1,0
3,0
1
3,0
1
3,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Sungai Burung
4,0
1,0
3,0
1,0
1
3,0
1
2,00
3,0
1,0
3,0
3,0
1,0
3,0
Lebuh Dalem
2,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Kahuripan Dalem
2,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Trimakmur Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Cempaka Dalem
1,0
4,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Cempaka Jaya
1,0
1,0
1,0
1,0
2
4,0
1
3,00
1,0
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
Kecamatan Dente Teladas
Kecamatan Menggala Timur
Lingai
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
KP. Menggala
3,0
1,0
3,0
1,0
1
4,0
1
2,00
2,0
1,0
3,0
2,0
1,0
3,0
Bedarou Indah
2,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
2,0
1,0
1,0
2,0
1,0
1,0
Kibang Pacing
1,0
4,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
4,0
1,0
1,0
4,0
1,0
Sungai Luar
1,0
1,0
1,0
1,0
1
4,0
1
2,00
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0