BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pada era millenium Millenium Development Goals (MDG’s) adalah menuju kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan dengan meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender pada setiap sektor pembangunan. Akan tetapi masalah ketidakadilan gender ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak yang diukur dengan angka Indeks Pembangunan Gender (Gender-related Development Index atau GDI) dan angka Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Index atau GEM). Selain itu masih banyaknya peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang bias gender, diskriminatif terhadap perempuan
dan
anak,
serta
lemahnya
kelembagaan
dan
jaringan
pengarusutamaan gender serta kelembagaan yang peduli anak termasuk keterbatasan data terpilah menurut jenis kelamin. Angka GEM dan GDI Indonesia termasuk terendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Hal ini berarti ketidakadilan gender di berbagai bidang pembangunan masih merupakan masalah yang akan dihadapi di masa mendatang. Sementara
itu,
tantangan
yang
dihadapi
sejalan
dengan
era
desentralisasi, yaitu timbulnya masalah kelembagaan dan jaringan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota), terutama yang menangani masalah-masalah pemberdayaan
perempuan
dan
anak.
Program-program
pembangunan
pemberdayaan perempuan dan anak merupakan program lintas bidang dan lintas program, sehingga diperlukan koordinasi mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi. Sistem pemerintahan serta lembaga-lembaga dari tingkat pusat hingga daerah yang belum sepenuhnya responsif gender dapat meminggirkan perempuan secara sistematis melalui kebijakan dan program. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
1
Data statistik yang menjadi basis pengambilan keputusan dalam penyusunan kebijakan dan program tidak mampu mengungkap dinamika kehidupan perempuan dan laki-laki. Data tersebut dikumpulkan secara terpusat tanpa memperhatikan kontekstualitas dan tidak mampu mengungkap perbedaan kondisi perempuan-laki-laki sehingga kebijakan, program, dan lembaga yang dirancang menjadi netral gender dan menimbulkan kesenjangan dan ketidakadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan. Di samping itu, terbatasnya data pembangunan yang terpilah menurut jenis kelamin, mengakibatkan kesulitan dalam menemukenali masalah-masalah gender yang ada. Karena kesetaraan dan keadilan gender belum mencapai tahapan yang diharapkan semua pihak, oleh karena itu Pemerintah melalui berbagai kebijakan peraturan perundang - undangan yang secara garis besar terkait dengan urusan wajib Pemerintahan dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Dengan mengacu pada pedoman umum ini maka Pemerintah Daerah berkewajiban melaksanakan kebijakan yang dimaksud dengan menyediakan pembiayaan kegiatan melalui APBD, guna terwujudnya bahan - bahan perumusan kebijakan yang berupa penyelenggaraan data gender dan anak yang bersifat local sehingga kesetaraan dan keadilan gender di berbagai bidang pembangunan bisa terwujud. 1.2. Tujuan a.
Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah dalam penggunaan data gender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas kebijakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah
b.
Meningkatkan efektivitas penyelenggaraan PUG dan PUHA di daerah secara sistimatis, komprehensif dan berkesinambungan
c.
Meningkatkan ketersediaan data gender dan anak
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
2
1.3. Sasaran Penggalian data gender yang menyangkut semua issue dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan ketenagakerjaan, pertanian, politik, sosial budaya, hukum dan data anak meliputi tumbuh kembang, kelangsungan hidup, perlindungan
data
kelembagaan
yang
meliputi
kelembagaan
PUG,
kelembagaan PUHA di wilayah Kabupaten Malang 1.4. Input a.
Belum tersajinya data terpilah gender dan anak secara lengkap kalaupun ada masih bersifat parsial
b.
Ketersediaan
data
terpilah
gender
menjadi
suatu
kebutuhan
semua pihak pemangku kepentingan 1.5. Output a. Mengidentifikasi perbedaan kondisi perempuan dan laki - laki termasuk anak dalam dimensi tempat dan waktu b. Mengidentifikasikan masalah, membangun opsi dan memilih opsi yang paling efektif untuk kemaslahatan perempuan dan laki -laki yang responsive terhadap masalah kebutuhan pengalaman perempuan dan laki - laki c. Buku profil gender dan anak tahun 2011 1.6. Hasil Yang Diinginkan a. Buku profil gender dan anak tahun 2011 b. Data gender dan anak untuk memberikan acuhan bagi pemerintah
dalam
upaya
pelaksanaan
pengarusutamaan
gender
dan
pengarusutamaan hak anak c. Adanya kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga sektoral dan berkoordinasi dengan LPS dalam penyelenggaraan data gender dan anak d. Base data gender dan anak, dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
3
BAB II METODE
2.1. Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Penyusunan profil dan data terpilah gender Kabupaten Malang jangkauan wilayahnya adalah 33 kecamatan di Kabupaten Malang Dilaksanakan pada bulan September - Nopember 2011
2.2. Sumber Data Data terpilah yang disusun dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kaupaten Malang yang dikumpulkan dari masing-masing kecamatan
berupa
isian
tabel.
Untuk
mendukung
kelengkapan
data
dipergunakan data sekunder yang diambil dari buku Kabupaten Malang Dalam Angka 2011.
2.3. Analisa Data Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dan diinterpretasikan. Data dikelompokkan menjadi beberapa bidang yaitu : 1. Demografi 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Ekonomi dan Ketenagakerjaan 5. Hukum dan HAM 6. Sosial
Data-data tersebut dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga dapat diidentifikasi kesenjangan gender yang ada.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
4
2.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Profil Data Gender dan Anak Kabupaten Malang dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai November 2011 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel.2.1. Jadwal Kegiatan Penyusunan Profil Kabupaten Malang 2011
Data Gender dan Anak Bulan Ke -
No.
1.
2.
Kegiatan
I
II
III
Persiapan : a. Surat Ijin b. Instrumen lapang c. Training Enumerator Pengumpulan Data : a. Sekunder b. Primer
3.
Pengolahan dan Analisis Data
4.
Pembuatan Draft Laporan
5.
Pertemuan Dan Konsultasi
6.
Pembuatan Laporan Akhir Dan Penggandaan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
5
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN MALANG
3.1. Geografis Secara geografis Kabupaten Malang terletak diantara 112'17'10,90" sampai dengan 122'57'00,00" Bujur Timur dan 7'44‘55,11" sampai dengan 8'26 '35,45" Lintang Selatan. Sedangkan batas-batas Kabupaten Malang adalah :
Sebelah Barat
: Kab. Blitar dan Kab. Kediri
Sebelah Utara
: Kab. Jombang, Kab. Mojokerto dan Kab. Pasuruan
Sebelah Timur
: Kab. Probolinggo dan Kab. Lumajang
Sebelah Selatan
: Kab. Samudera Indonesia
Sedangkan di bagian tengah wilayah Kabupaten Malang dibatasi oleh Kota Malang dan Kota Batu Luas wilayah Kabupaten Malang adalah 323.827,32 Ha, dimana
kabupaten Malang merupakan kabupaten dengan wilayah terluas di Propinsi Jawa Timur. Sedangkan ketinggian rata-rata Kabupaten Malang adalah 524 m di atas permukaan laut karena sebagian besar wilayahnya berada di dataran tinggi dan dikeliilingi oleh pegunungan maka berhawa sejuk, dengan suhu udara rata-rata 25,4 Celcius, curah hujan antara 30,0 mm – 526,0 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni. Sedangkan kelembaban udara rata-rata berkisar 85% menurut hasil pantauan Stasiun Klimatologi Karangploso. Topografi Kabupaten Malang meliputi: dataran rendah, dataran tinggi, gunung-gunung baik yang masih aktif maupun tidak aktif serta sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Malang. Faktor sumberdaya alam tersebut mencakup aspek kondisi topografi yang besar pengaruhnya terhadap proses pembangunan. Terdapat sembilan gunung dan satu pegunungan yang menyebar merata di
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
6
sebelah utara, timur, selatan dan barat wilayah Kabupaten Malang. Beberapa gunung telah dikenal secara nasional diantaranya adalah Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter. Selain itu ada Gunung Kawi (2.651 meter), Gunung Arjuno (3.339 meter) dan Gunung Welirang (2.156 meter). Sedangkan sungai-sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Malang diantaranya : Sungai Brantas, Sungai Metro, Sungai Lekso dan Sungai Konto. Di samping topografi yang bergunung-gunung, wilayah Kabupaten Malang juga dekat dengan laut dan pantai terutama di wilayah Malang Selatan. Pantai-pantai yang terkenal di Kabupaten Malang dan menjadi obyek wisata antara lain adalah : Pantai Sendangbiru, Balaikambang, Ngliyep dan Kondang Merak. 3.2. Administrasi Pemerintahan Secara administratif, wilayah Kabupaten Malang terbagi menjadi 33 kecamatan, 12 kelurahan, 378 desa, 3.125 RW dan 14.352 RT. Dengan ibukota kabupaten terletak di kota Kepanjen. Adapun nama-nama kecamatan di Kabupaten Malang adalah : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Kecamatan Kasembon Kecamatan Ngantang Kecamatan Pujon Kecamatan Dau Kecamatan Karangploso Kecamatan Singosari Kecamatan Lawang Kecamatan Pakis Kecamatan Tumpang Kecamatan Jabung Kecamatan Poncokusumo Kecamatan Tajinan Kecamatan Bululawang Kecamatan Wajak Kecamatan Gondanglegi Kecamatan Pagelaran Kecamatan Dampit
No 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kecamatan Kecamatan Turen Kecamatan Ampelgading Kecamatan Tirtomulyo Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kecamatan Kepanjen Kecamatan Sumber Pucung Kecamatan Pakisaji Kecamatan Wagir Kecamatan Ngajum Kecamatan Kromengan Kecamatan wonosari Kecamatan Pagak Kecamatan Kalipare Kecamatan Bantur Kecamatan gedangan Kecamatan Donomulyo
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
7
3.3. Ekonomi Kabupaten Malang termasuk daerah di Propinsi Jawa Timur dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang mencapai 6,27%. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp. 31.573.866 juta dan pendapatan perkapita mencapai Rp. 12.981.500,-. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp. 1.668.263.268,18. Sedangkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2011 mencapai Rp. 1.821.834.298.452,3.4. Sejarah Singkat Kabupaten Malang Kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan
kerajaan-kerajaan.
Malang
merupakan
pusat
kerajaan
Singhasari, yang sebelumnya berpusat di Tumapel. Ketika kerajaan Singhasari di bawah kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang beristrikan Ken Dedes, kerajaan itu di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri setelah jatuh ke tangan Singhasari statusnya turun menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185 1222). Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram, kerajaan-kerajaan di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya Kerajaan Majapahit, sementara pemerintahanpun berpindah ke Demak yang pada saat itu bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Tanah Jawa yang dibawa oleh Wali Songo. Malang pada saat itu berada di bawah pemerintahan Adipati Ronggo Tohjiwo dan statusnya berubah menjadi kadipaten. Pada masa-masa keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris yang bernama Raden Panji Pulungjiwo. Ia ditangkap oleh prajurit Mataram di Desa Panggungrejo yang kini disebut Kepanjen (berasal dari kata Kepanji-an). BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
8
Hancurnya kota Malang saat itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah. Buktibukti yang hingga sekarang merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa candi-candi merupakan bukti konkrit bahwa di Malang dahulu merupakan pusat kerajaan yang diperhitungkan di Tanah Jawa. Candi-candi tersebut antara lain : Candi Kidal di Desa Kidal Kecamatan Tumpang yang dikenal sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Anusapati. Candi Singhasari di Kecamatan Singosari sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Kertanegara. Candi Jago / Jajaghu di Kecamatan Tumpang merupakan tempat penyimpanan abu jenazah Wisnuwardhana. Bukti-bukti yang lain, seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah yang dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984 di Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan berpakaian khas daerah Malang sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Malang. Pada zaman VOC, Malang merupakan tempat strategis atau sebagai basis perlawanan terhadap VOC, seperti halnya perlawanan Trunojoyo (1674 1680) terhadap Mataram yang dibantu VOC. Menurut kisah, Trunojoyo tertangkap di Ngantang. Pada awal abad XIX pemerintahan Hindia Belanda dipimpin oleh Gubernur Jenderal, sementara itu Malang seperti daerah-daerah Nusantara lainnya, dipimpin oleh seorang bupati. Bupati Malang Pertama adalah Raden Tumenggung Notodiningrat I yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan Resolusi Gubernur Jenderal 9 Mei 1820 Nomor 8 Staatblad 1819 Nomor 16. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
9
3. 5. Misi Kabupaten Malang Misi yang dilakukan untuk mendukung visi kabupaten malang tahun 2011-2015 adalah 1. Mewujudkan pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama,adat istiadat dan budaya 2. Mewujudkan
pemerintahan
good
governance
(tata
kelola
pememrintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan dan demokratis 3. Menegakkan supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) 4. Mewujudkan lingkungan yang aman, tertib dan damai 5. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastrutur daerah 6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing 7. Meningkatkan peertumbuhan ekonomi daerah dengan berbasis sektor pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan 8. Meningkatkan kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
10
BAB IV DEMOGRAFI
Menurut data statistik Kabupaten Malang dalam Angka tahun 2010, penduduk Kabupaten Malang berjumlah 2.734.375 jiwa, terdiri dari 1.367.187 (50 %) jiwa laki-laki dan perempuan 1.367.188 (50%) jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 terdapat kenaikan jumlah penduduk untuk penduduk perempuan
sebesar
0,36%
dari
data
sebelumnya
dimana
penduduk
perempuan sebelumnya sebesar 49,64% yang berarti untuk tahun 2010 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan seimbang atau sama. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Malang 0.86 pertahun dengan kepadatan penduduk 822/km2 Tabel 4.1. Komposisi Penduduk Kabupaten Malang Jenis Kelamin No.
Kelp. Umur (Tahun)
Laki-Laki (jiwa)
%
Perempuan (jiwa)
%
Jumlah (jiwa)
%
0–4
114.297
4,2
109.102
4,0
223.339
8,2
2
5–9
120.039
4,4
117.031
4,3
237.070
8,7
3
10 – 14
126.055
4,6
118.672
4,3
244.727
9,0
4
15 – 19
138.359
5,1
134.451
4,9
272.890
10,0
5
20 – 24
124.688
4,6
124.688
4,6
249.376
9,1
6
25 – 29
121.680
4,5
124.141
4,5
245.821
9,0
7
30 – 34
112.383
4,1
121.680
4,5
234.063
8,6
8
35 – 39
110.195
4,0
118.125
4,3
228.320
8,4
9
40 – 44
97.344
3,6
91.055
3,3
188.399
6,9
10
45 – 49
76.288
2,8
73.555
2,7
149.843
5,5
11
50 – 54
58.516
2,1
58.516
2,1
117.032
4,3
12
55 – 59
50.859
1,9
64.258
2,4
115.117
4,2
13
60 +
116.484
4,3
111.836
4,1
228.320
8,4
1.367.187
50
1.367.188
50
2.734.375
100,0
1
Total Sumber: MDA, 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
11
Gambar 4.1. Komposisi Penduduk laki-laki berdasarkan umur di Kabupaten Malang
Gambar 4.2. Komposisi Penduduk Perempuan berdasarkan umur di Kabupaten Malang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kabupaten Malang merupakan penduduk yang berusia produktif. Adapun komposisi umur penduduk Kabupaten Malang yang paling banyak berada pada kelompok umur 15 – 19 tahun baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan yang merupakan kelompok usia produktif, dimana pada kelompok usia tersebut umumnya merupakan usia sekolah. Sedangkan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
12
komposisi umur penduduk Kabupaten Malang yang paling sedikit berada pada kelompok umur 55-59 tahun baik untuk penduduk laki-laki maupun perempuan yang merupakan kelompok usia non produktif karena termasuk golongan manula. Dari komposisi umur penduduk kabupaten Malang yang umumnya merupakan usia produktif merupakan potensi sumberdaya manusia yang bisa dikembangkan dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Tabel 4.2. Penduduk per Kecamatan menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio, 2010 No
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Donomulyo 36,304 36,404 72,708 Kalipare 32,975 33,963 66,938 Pagak 25,229 25,631 50,860 Bantur 35,456 36,235 71,691 Gedangan 28,684 27,488 6,172 Sumbermanjing 48,005 49,211 97,216 Dampit 57,766 59,030 116,796 Tirtoyudo 31,510 31,577 63,087 Ampelgading 28,425 29,071 57,496 Poncokusumo 46,916 46,459 93,375 Wajak 41,373 42,643 84,016 Turen 55,416 57,009 112,425 Bululawang 30,870 31,361 62,231 Gondanglegi 38,174 40,875 9,049 Pagelaran 32,841 33,657 66,498 Kepanjen 49,784 50,392 100,176 Sumberpucung 26,731 27,839 54,570 Kromengan 19,292 19,759 9,051 Ngajum 25,141 25,335 50,476 Wonosari 21,722 22,007 43,729 Wagir 39,200 38,436 77,636 Pakisaji 37,814 37,607 75,421 Tajinan 24,929 25,863 50,792 Tumpang 36,543 38,376 74,919 Pakis 62,038 62,080 124,118 Jabung 36,267 35,882 72,149 Lawang 45,330 45,995 91,325 Singosari 77,030 77,996 155,026 Karangploso 27,069 27,949 55,018 Dau 29,406 28,795 58,201 Pujon 31,432 30,582 62,014 Ngantang 29,794 28,985 58,779 Kasembon 15,819 15,679 31,498 Jumlah 1,205,285 1,220,171 2,425,456 Sumber: BPS Kabupaten Malang (dari hasil registrasi penduduk )
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
Rasio jenis kelamin 99.73 97.09 98.43 97.85 104.35 97.55 97.86 99.79 97.78 100.98 97.02 97.21 98.43 93.39 97.58 98.79 96.02 97.64 99.23 98.70 101.99 100.55 96.39 95.22 99.93 101.07 98.55 98.76 96.85 102.12 102.78 102.79 100.89 98.78
13
Berdasarakan data statistik, jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Singosari yang mencapai 155.3026 jiwa yang terdiri dari 77.030 jiwa penduduk laki-laki dan 77.949 jiwa penduduk perempuan. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Singosari merupakan daerah kawasan industri yang berkembang dan relatif dekat dengan wilayah kota Malang. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit ada di Kecamatan Kasembon yaitu : 31.498 jiwa yang terdiri dari 15.819 jiwa penduduk laki-laki dan 15.498 jiwa penduduk perempuan. Hal ini disebabkan karena wilayah Kecamatan Kasembon merupakan salah satu daerah pinggiran yang langsung berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kediri dan topografinya merupakan daerah pegunungan. Tabel 4.3. Penduduk Awal, Lahir, Mati, Datang, Pergi dan Penduduk Akhir per Kecamatan Tahun 2010 No Kecamatan Awal Lahir Mati Datang Pergi Akhir 1 Donomulyo 73,047 519 488 293 426 74,773 2 Kalipare 67,045 465 430 201 290 68,431 3 Pagak 50,672 370 286 458 363 52,149 4 Bantur 71,294 538 337 557 422 73,148 5 Gedangan 55,079 750 195 184 143 56,351 6 Sumbermanjing 97,034 700 698 115 121 98,668 7 Dampit 117,348 533 542 393 715 119,531 8 Tirtoyudo 62,923 337 225 182 238 63,905 9 Ampelgading 57,537 377 414 165 203 58,696 10 Poncokusumo 93,117 833 663 269 313 95,195 11 Wajak 81,284 736 333 2,794 694 85,841 12 Turen 112,210 1,334 1,033 1,289 1,385 117,251 13 Bululawang 61,374 736 242 340 385 63,077 14 Gondanglegi 78,619 336 348 135 291 79,729 15 Pagelaran 66,125 946 579 510 548 68,708 16 Kepanjen 93,186 895 705 1,317 1,346 97,449 17 Sumberpucung 54,773 503 550 420 502 56,748 18 Kromengan 39,222 330 448 243 345 40,588 19 Ngajum 50,247 417 367 102 169 51,302 20 Wonosari 43,984 281 302 196 326 45,089 21 Wagir 76,592 711 468 727 505 79,003 22 Pakisaji 74,953 785 536 914 916 78,104 23 Tajinan 49,949 815 459 698 625 52,546 24 Tumpang 74,839 285 218 77 56 75,475 25 Pakis 123,034 872 603 1,271 909 126,689 26 Jabung 70,522 2,214 1,324 1,013 1,789 76,862 27 Lawang 91,358 669 433 806 1,077 94,343 28 Singosari 152,873 797 540 2,460 1,236 157,906 29 Karangploso 54,518 549 382 601 297 56,347 30 Dau 56,112 1,052 558 1,629 720 60,071 31 Pujon 61,618 416 187 132 54 62,407 32 Ngantang 58,015 1,241 597 231 174 60,258 33 Kasembon 31,069 424 257 356 224 32,330 Total 2,401,572 22,766 15,747 21,078 17,807 2,478,970
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
14
Dari data di atas pertambahan penduduk terbesar dilihat dari angka kelahiran yang tinggi terdapat pada kecamatan Jabung dengan angka kelahiran mencapai 2,214 jiwa, selain kelahiran yang tinggi, kecamatan Jabung juga mengalami tingkat kematian terbesar yaitu 1,324 jiwa Sedangkan kelahiran terendah pada kecamatan Wonosari dengan angka kelahiran 281 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa program keluarga berencana sudah diterapkan oleh masyarakat, adanya peningkatan faktor ekonomi dan sosial dan di ikuti tingkat pendidikan Karen pendiidkan akan mempengaruhi umur kawin pertama penggunaan kontrasepsi sehingga kelahiran dapat ditekan. Angka kematian terendah pada kecamatan Pujon sebesar 187 hal ini menunjukkan bahwa
besar kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan, pelayanan kesehatan yang lebih baik, peningkatan gizi keluarga, peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat) yang semuanya dapat meminimalkan angka kematian. (Daldjoeni, 1986) Berdasarkan sebaran kecamatan Jabung mempunyai jumlah migrasi paling tinggi jika dibandingkan kecamatan-kecamatan lain sebesar 1,789 jiwa penduduk Jabung bermigrasi keluar daerah hal ini. Sebagian besar mereka menjadi TKI keluar negeri sebagai buruh migran dan sebagian bekerja diluar daerah Malang, tingginya penduduk yang migrasi ke luar daerah dipengaruhi tingkat kelahiran yang tinggi pula. Sedangkan untuk penduduk yang datang atau pulang ke daerah terbanyak pada kecamatan Wajak sebesar 2,794 jiwa, masyarakat pulang kembali ke desa dengan alasan karena semakin sulitnya pekerjaan di kota-kota besar dan pulang ingin membangun desanya.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
15
BAB V PENDIDIKAN Pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar pada semua tingkatan dan satuan pendidikan baik formal, informal dan non formal. Terdapat tiga pilar untuk mengkaji pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang pendidikan yaitu akses dan pemerataan, mutu dan relevansi, tata kelola dan pencitraan pendidik. Tolok ukur yang digunakan antara lain angka partisipasi sekolah di berbagai jenjang, angka putus sekolah/ angka buta huruf, guru dan kepala sekolah. Pendidikan merupakan tolok ukur pembangunan sumberdaya manusia, disamping kesehatan dan pendapatan (faktor ekonomi). Terpenuhinya pendidikan yang layak bagi setiap penduduk erat kaitannya dengan kualitas sumberdaya manusia sebagai pelaku pembangunan. Kualitas penduduk harus ditingkatkan agar pembangunan dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dalam dimensi Gender, perlu disajikan data terpilah berdasar jenis kelamin sehingga diketahui sejauh mana akses, peluang, kontrol, dampak dan manfaat pendidikan bagi perempuan dan laki-laki serta bias-bias Gender yang ditimbulkan. Dalam UU No. 2/1989 telah dicanangkan bahwa mulai tahun 1994 diberlakukan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Selain itu, dianjurkan pula bahwa orangtua agar menyekolahkan anaknya baik perempuan maupun lakilaki sekurang-kurangnya sampai menyelesaikan sekolah lanjutan pertama. Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun hingga saat ini berarti sudah berjalan 12 tahun. Bagaimana hasil dari program tersebut? Bab ini selanjutnya akan menyajikan gambaran tentang keadaan pendidikan di Kabupaten Malang yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan (jika data terpilah tersedia), terutama (1) Jumlah penduduk Kabupaten Malang usia sekolah (≤ 19 tahun), (2) Jumlah Murid SD, SMP, SMA DAN SMK di Kabupaten Malang,(3) Rata-rata lama sekolah, (4) Pendidikan yang ditamatkan, (5) Kemampuan Membaca dan Menulis, (6) Angka partisipasi pendidikan, (7) Angka Putus Sekolah (APtS), (8) Penerima Beasiswa dan (9) Jumlah sumberdaya di bidang pendidikan (jumlah sekolahan, murid dan guru), (10) Pembelajaran berwawasan Gender Sejak Dini
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
16
5.1. Jumlah Penduduk Usia Sekolah (≤ 19 tahun) Untuk mendukung keberhasilan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, semua pihak yang terkait di Kabupaten Malang harus mengetahui jumlah penduduk usia sekolah ( ≤ 19 tahun), disajikan pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Jumlah Anak Usia Sekolah (≤ 19 Tahun) Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan No
Kecamatan
Laki-Laki Jumlah 9.127
% 51,73
Perempuan Jumlah % 8.517 48,27
Jumlah
1
Donomulyo
2
Kalipare
9.389
51,87
8.713
48,13
17.644 18.102
3
Pagak
7.195
50,65
7.010
49,35
14.205
4
Bantur
10.583
51,30
10.046
48,70
20.629
5
Gedangan
8.232
51,49
7.756
48,51
15.988
6
Sumbermanjing
14.980
52,18
13.729
47,82
28.709
7
Dampit
19.256
51,05
18.462
48,95
37.718
8
Tirtoyudo
9.986
51,56
9.380
48,44
19.366
9
Ampelgading
8.682
52,28
7.923
47,71
16.605
10
Poncokusumo
15.320
51,28
14.552
48,71
29.872
11
Wajak
13.250
51,56
12.446
48,44
25.696
12
Turen
18.425
51,17
17.582
48,83
36.007
13
Bululawang
12.361
50,29
12.216
49,71
24.577
14
Gondanglegi
14.902
49,88
14.972
50,12
29.874
15
Pagelaran
11.357
50,35
11.197
49,65
22.554
16
Kepanjen
17.559
50,69
17.079
49,31
34.638
17
Sumberpucung
8.793
52,27
8.028
47,73
16.821
18
Kromengan
5.824
51,29
5.531
48,71
11.355
19
Ngajum
7.788
50,69
7.576
49,31
15.364
20
Wonosari
6.420
51,01
6.165
48,99
12.585
21
Wagir
13.536
51,69
12.649
48,31
26.185
22
Pakisaji
14.202
51,27
13.499
48,73
27.701
23
Tajinan
8.486
51,19
8.092
48,81
16.578
24
Tumpang
11.660
50,67
11.353
49,33
23.013
25
Pakis
23.711
51,25
22.554
48,75
46.265
26
Jabung
12.221
51,17
11.660
48,83
23.881
27
Lawang
17.351
50,91
16.731
49,09
34.082
28
Singosari
28.620
50,98
27.517
49,02
56.137
29
Karangploso
12.698
51,07
12.168
48,93
24.866
30
Dau
10.805
51,17
10.310
48,83
21.115
31 32 33
Pujon Ngantang Kasembon Jumlah
11.920 9.129 5.304 409.072
51,45 51,68 52,63
11.246 8.537 4.773 389.969
48,55 48,32 47,37
23.166 17.666 10.077
Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka (KMDA), 2010 (Diolah)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
17
Data dalam Tabel 5.1, jika digambarkan tampak seperti grafik 5.1, jumlah usia sekolah anak laki-laki lebih banyak daripada perempuan.
Sumber : KMDA, 2010 Gambar 5.1. Jumlah Usia Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 5.1, jumlah usia sekolah anak laki-laki dan Perempuan (MDA 2010)
Usia sekolah adalah antara 6-19 tahun untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan untuk usia kurang dari 5 tahun adalah masa-masa prasekolah (PAUD dan TK). Usia antara 20-24 tahun merupakan masa-masa pendidikan di Perguruan Tinggi. Berdasarkan Tabel 5.1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Malang jumlah penduduk perempuan usia kurang dari 19 tahun lebih sedikit daripada laki-laki.
Berdasarkan data Malang Dalam
Angka (2010), jumlah penduduk golongan usia sekolah, jenjang pendidikan PAUD dan TK sebanyak 196.039 (24,5 %), Sisanya sebanyak 75,5 % dari total penduduk usia ≤ 19 tahun adalah usia SD/MI (69,51%), SMP/MTs (21,02%), SMA/MA (4,83%) dan SMK (4,64). Berikut data jumlah murid SD, SMP, SMA dan SMU di Kabupaten Malang
5.2. Jumlah Murid SD, SMP, SMA DAN SMK di Kabupaten Malang Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Malang (2011), jumlah siswa SD, SMP, SMP dan SMK berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut : BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
18
Tabel 5.2 Jumlah Siswa SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Malang Laki-Laki Perempuan Jenjang Jumlah Jumlah Sekolah Persentase Persentase (orang) (orang) SD/MI 138,427 36.35 126,277 33.16
Jumlah (orang) 264.704
SMP/MTs
40,132
10.54
39,911
10.48
80.043
SMA/MA
8,262
2.17
10,138
2.66
18.400
10,641 Jumlah 197,462 Sumber : KMDA, 2010
2.79
7,046
1.85
17.687
51.85
183,372
48.15
380.834
SMK
Masih banyak penduduk Kabupaten Malang yang hanya mengenyam pendidikan SD. Terlihat pada Tabel 5.2, bahwa ketika pendidikan tingkat sekolah dasar, jumlah murid SD/MI laki-laki dan perempuan terbanyak dibandingkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tantangan bagi instansi terkait pendidikan dan masyarakat secara umum di Kabupaten Malang, untuk menyediakan fasilitas dan sumberdaya (dana dan SDM) lebih banyak agar dapat menampung siswa pada jenjang pendidikan lebih tinggi. Perbandingan jumlah murid laki-laki dan perempuan di Kabupaten Malang dapat dilihat pada grafik 5.2
Gambar 5.2 Perbandingan Jumlah Murid Laki-laki dan Perempuan Di Kabupaten Malang Berdasarkan Jenjang Pendidikan (KMDA 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
19
5.3 Rata-Rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Malang usia 15 tahun keatas pada tahun 2007 adalah 6,66 tahun, tahun 2008 masih sama yaitu 6,66 tahun, mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2009 menjadi 6.69 tahun dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2010 yaitu 6,93 tahun. Walaupun ada peningkatan rata-rata lama sekolah dari tahun 2008-2010, namun program wajib pendidikan dasar 9 tahun belum dapat dikatakan berhasil. Program tersebut dikatakan berhasil jika rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Malang adalah 9 tahun. Berikut adalah grafik yang menunjukkan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Malang sejak tahun 2007-2010.
Sumber : PPGK dan KPPA (2010); KMDA (2010)
Gambar 5.3 Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Di Kabupaten Malang berdasarkan Tahun
5.4. Pendidikan Yang Ditamatkan Secara
umum
tingkat
pendidikan
yang
ditamatkan
penduduk
perempuan dan laki-laki di Kabupaten Malang disajikan dalam Tabel 4. Kondisi penduduk di Kabupaten Malang yang tidak sekolah atau buta huruf cukup tinggi yaitu 61.200 orang (laki-laki) dan 53.507 orang (perempuan). Penduduk yang BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
20
tidak tamat SD juga cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Malang tingkat pendidikan masih relative rendah. Jumlah lulusan jenjang pendidikan SD, terbanyak dibandingkan jumlah pendidikan yang lebih tinggi. Semakin tinggi jenjang pendidikan, jumlah penduduk yang dapat menamatkan sekolah semakin sedikit baik untuk laki-laki maupun perempuan. Apalagi jenjang pendidikan tertinggi yaitu PT, jumlah penduduk yang tamat semakin kecil. Hampir semua jenjang pendidikan jumlah perempuan lebih rendah dari laki-laki. Kondisi pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Kabupaten Malang, secara grafik dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 5.4. pendidikan yang ditamatkan oleh penduduk Kabupaten Malang
Terlihat jelas dari grafik 5.4 tersebut, bahwa pada semua level jenjang pendidikan jumlah penduduk laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Secara ringkas jumlah penduduk Kabupaten Malang berdasarkan pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada Tabel Berikut:
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
21
Tabel 5.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Malang Ditamatkan Berdasarkan Pendidikan Yang Ditamatkan JUMLAH JENJANG TOTAL PENDIDIKAN P PERSEN L PERSEN TDK/BLM PERNAH SEKOLAH
53,507
4.40
61,200
5.03
114,707
TDK/BLM TAMAT SD
66,350
5.45
94,005
7.72
160,355
SD
198,526
16.31
279,762
22.99
478,288
SMP
110,198
9.06
139,123
11.43
249,321
SMU
82,218
6.76
97,922
8.05
180,140
DIPLOMA
5,211
0.43
6,550
0.54
11,761
PT
10,253
0.84
12,115
1.00
22,368
JUMLAH 526,263 Sumber : (PPGK dan KPPA, 2010)
43.24
690,677
56.76
1,216,940
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, jumlah penduduk perempuan yang belum atau tidak pernah sekolah lebih besar dari pada penduduk laki-laki, sedangkan penduduk yang tidak dan atau belum tamat SD; laki-laki sedikit lebih banyak dari pada perempuan. Penduduk yang tamat SD laki-laki lebih besar perempuan, tamat SLTP perempuan lebih besar dari laki-laki, SMU perempuan lebih besar dari laki-laki, Diploma/Akademi laki-laki lebih besar dari perempuan, Universitas/Perguruan Tinggi perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Ketertinggalan perempuan atau laki-laki bervariasi antar jenjang pendidikan, kadang-kadang perempuan tertinggal, kadang kadang laki laki yang tertinggal. Gejala ini menunjukkan bahwa peluang yang terbuka bagi perempuan dan laki-laki dalam pendidikan sama, tetapi akses masing-masing berbeda. Dengan demikian perlu senantiasa memperhatikan keduanya secara berimbang (KPPA Kab. Malang dan PPGK, 2010).
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
22
Tabel 5.4 Rekapitulasi SD/MI di Desa Tertinggal Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kecamatan Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Wetan Dampit Tirtoyudo Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Godanglegi Kepanjen Sumber Pucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Singosari Karangploso Pujon Ngantang Lawang Kasembon Ampelgading Pagelaran Dau JUMLAH
Jumlah SD MI 46 44 29 39 35 50 50 35 40 39 15 53 23 25 47 32 22 30 31 36 35 21 34 34 34 53 25 32 38 52 19 31 23 25 1162 15
Desa tertinggal SD MI 21 22 4 12 4 29 10 17 2 19 5 11 3 11 11 6 8 2 6 5 9 11 5 8 1 1 4 7 10 1 18 11 2 4 3 1 1 4 2 4 1 15 2 9 3 14 4 2 3 7 1 7 2 10 1 3
312
87
5.5 Kemampuan Membaca dan Menulis Kepandaian baca tulis dilihat pada Tabel 5.4 bahwa kelompok usia 1044 tahun, karena pada usia ini kemampuan baca tulis sangat penting sebagai dasar peningkatan kualitas hidup atau kualitas sumberdaya manusia.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
23
Tabel 5.5 Jumlah Penduduk 10-44 Tahun Menurut Kepandaian Membaca, Menulis Dan Jenis Kelamin
Kecamatan Donomulyo Kalipare Pagak Bantur *) Gedangan Sumbermanjing Dampit *) Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak *) Turen Bululawang *) Gondanglegi Pagelaran Kepanjen *) Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari *) Wagir Pakisaji Tajinan *) Tumpang Pakis Jabung Lawang *) Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon Jumlah Persentase %
Dapat baca tulis P L P+L 20136 19243 39379 255 125 380 963 854 1817
Tidak dapat baca tulis P L P+L
308
200
508
19932 1471
20017 847
39949 2318
121 331
114 113
235 444
156 20813
174 31219
330 52032 49568
43 78
97 52
140 130 3219
22627
20763
43390
824
1243
2067
5430 21536
6277 20759
11707 42295
26
17
43
13151 13277 11815
3151 12757 22937
16302 26034 34752
58 410
55 325
113 735
137 23380
163 31695
300 55075
61 3117
51 2329
112 5446
1750 201 180 120 165 45 31355 44.72
1317 220 90 410 251 24 38766 55.28
3067 421 270 530 416 69 73340 100
26048 356553 22801
19219 34288 20952
45267 390841 43753
21500 21112
19500 24221
41000 45333
16305 11869 285 628035 67.59
13339 10283 216 301141 32.41
29644 22152 501 978744 100
Sumber: PPKG dan KPPA, 2010 *) Tidak ada data
Dalam Tabel 5.5 di atas yang
menunjukkan jumlah penduduk
perempuan yang mampu membaca dan menulis huruf latin jauh lebih besar dari pada laki-laki, sebaliknya penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis huruf latin, perempuan lebih kecil dari pada laki-laki. Apabila dilihat dari BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
24
sebaran kecamatan Donomulyo, Ampel Gading, Turen, Pagelaran, Pakis, Singosari dan Karangploso jumlah perempuan yang mampu baca tulis cukup besar. Sedangkan laki-laki yang banyak berkemampuan baca tulis ada di Kecamatan Gedangan, Sumbermanjing, Turen, Pegelaran, Ngajum, Pakis, Jabung, Karangploso adalah daerah dengan kondisi penduduk laki-laki lebih besar
dari
pada
penduduk
perempuan
(PPGK
dan
KPPA,
2010).
Perbandingan kemampuan membaca dan menulis penduduk di Kabupaten Malang antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada grafik 5.5 berikut:
Gambar 5.5 Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Malang yang dapat dan tidak Dalam Hal Membaca dan Menulis Berdasarkan Jenis Kelamin (PPKG dan KPPA, 2010)
5.6 Angka Partisipasi Dalam Pendidikan Dalam http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/08/07/angka-partisipasidalam-pendidikan/ disebutkan, angka partisipasi dalam suatu kegiatan penting diketahui, dengan mengetahui angka partisipasi tersebut dapat dinilai apakah kegiatan tersebut disukai masyarakat atau tidak disukai. Semakin besar angka partisipasi suatu program pendidikan berarti, program, lembaga, daerah tersebut berkualitas, sebaliknya kurang dan peserta banyak berhenti dalam proses pelaksanaan program berarti program, lembaga dan daerah tersebut tidak berkualitas. Berikut disampaikan beberapa konsep tentang berkaitan dengan Partisipasi dalam pendidikan. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
25
Data PPGK dan KPPA Kabupaten Malang (2010), terkait dengan analisis kondisi pendidikan dengan indikator Angka Partisipasi Dalam Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Angka Partisipasi Dalam Pendidikan Menurut Satuan Pendidikan Selama Tiga Tahun Terakhir Angka Partisipasi/Satuan Pendidikan
No
Th. 2007
Th. 2008
Th. 2009
APK 1
SD SMP SMA
115,10 89,68 39,96
115,22 91,22 37,24
112,94 92,26 39,57
SD SMP SMA
98,88 82,03 27,85
98,98 83,47 28,58
99,65 85,92 30,41
99,01 70,27 36,27
99,10 70,28 34,61
99,13 72,43 34,61
APS 2 APM SD SMP SMA Sumber: PPGK dan KPPA, 2010 3
a. Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih bes dari 100 % karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan. Rumus : Jumlah murid di tingkat pendidikan tertentu * APK = ————————————————
x 100%
Jumlah penduduk usia tertentu BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
26
*) Keterangan : Tingkat Sekolah Dasar (SD) : Kelompok usia 7 – 12 tahun Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) : Kelompok usia 13 – 15 tahun Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) : Kelompok usia 16 – 18 tahun Berdasarkan data yang ditulis oleh tim PPKG dan KPPA Kabupaten Malang, 2010, angka Partisipasi Kasar (APK) di tingkat SD menunjukkan anak perempuan yang bersekolah SD lebih besar daripada anak laki-laki. Pada tahun 2007, setiap 100 orang anak laki-laki yang bersekolah SD terdapat 115 orang anak perempuan. Angka ini meningkat pada tahun 2008 dan menurun kembali pada tahun 2009. Pada satuan pendidikan SMP partisipasi kasar anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Tahun 2007, dalam setiap 100 anak laki-laki yang bersekolah terdapat 89 anak perempuan. Angka ini mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 92 anak perempuan. APK untuk satuan pendidikan SMA, perbedaan anak laki-laki dan perempuan semakin tajam. Dalam setiap 100 anak laki-laki bersekolah SMA, hanya terdapat 37 anak perempuan pada tahun 2007 dan 2008, meningkat menjadi 39 anak perempuan pada tahun 2009. Perbedaan ini menunjukkan bahwa anak perempuan tertinggal jauh dari anak laki-laki dalam mengakses pendidikan SMA. APK di Kabupaten Malang dapat dilihat pada gambar 5.6
Gambar 5.6. Angka Partisipasi Kasar Penduduk Kabupaten Malang berdasarkan Tahun (PPGK dan KPPA, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
27
b. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM = 100 % karena adanya murid usia sekolah dari luar daerah tertentu, diperbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah kota,atau daerah perbatasan. Rumus : Jml murid kelp usia sekolah di jenjang pendidikan tententu * APM = —————————————————— x 100% Jumlah penduduk kelompok usia tertentu * *) Keterangan : Tingkat Sekolah Dasar (SD) : Kelompok usia 7 – 12 tahun Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) : Kelompok usia 13 – 15 tahun Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) : Kelompok usia 16 – 18 tahun Angka Partisipasi Murni (APM) penduduk Kabupaten Malang dapat dilihat pada grafik 5.7
Sumber : PPGK dan KPPA, 2010
Gambar 5.7. APM penduduk Kabupaten Malang berdasarkan tahun dan jenjang sekolah
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
28
Angka partisipasi murni, peningkatan angka partisipasi anak perempuan setiap tahun sangat kecil, kondisi ini perlu mendapat perhatian. c. Angka Partisipasi Sekolah (APrS) Angka Partisipasi Sekolah (APrS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indokator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang pendidikan. Makin tinggi AprS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal AprS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah. Rumus : N1 APrS=—x100% N2 dimana: N1 = Jumlah murid berbagai jenjang pendidikan pada kelompok usia sekolah tertentu N2 = Jumlah penduduk pada kelompok usia sekolah tertentu yang sesuai APS penduduk Kabupaten Malang berdasarkan tahun dan jenjang sekolah dapat dilihat pada gambar 5.8
Gambar 5.8. APS penduduk Kabupaten Malang berdasarkan tahun dan jenjang sekolah (PPGK dan KPPA, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
29
Selanjutnya PPGK dan KPPA Kab. Malang menyatakan, apabila diukur dengan Angka Partisipasi Sekolah dan Angka Partisipasi Murni, angka-angka menunjukkan kecenderungan yang sama. Partisipasi sekolah anak perempuan di satuan pendidikan SD, SMP, SMA lebih rendah daripada anak laki-laki. Di SD perbedaan partisipasi kecil (hanya 1 anak perempuan per 100 orang anak). Pada tingkat SMP angka ketertinggalan anak perempuan lebih besar (antara 15 – 18 anak perempuan per 100 orang anak). Di tingkat SMA ketertinggalan anak perempuan jauh lebih besar (kesenjangan mencapai angka lebih dari 70 anak), anak perempuan jauh tertinggal dari anak laki-laki. 5.7. Angka Putus Sekolah (APtS) Angka Putus Sekolah (APts) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APtS ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa putus sekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi AptS berarti semakin banyak siswayang putus sekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Rumus : Jumlah murid putus sekolah di tingkat pendidikan tertentu APtS =—————————————————— x100% Jumlah siswa di tingkat pendidikan tertentu Dengan mengetahui tingkat angkat partisipasi kita dapat menilai apakah sekolah, daerah, direktorat/departemen pendidikan tersebut mempunyai kualitas. Angka partisipasi kasar tingkat SMP pada tahun 2009 diharapkan mencapai 96 %. Berdasarkan data PPGK dan KPPA (2010), mengenai penduduk putus sekolah, dijenjang sekolah dasar, SLTP, SMU, dan Perguruan Tinggi, angka putus sekolah laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Hanya di jenjang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
30
Diploma/Akademi, angka putus sekolah perempuan lebih besar daripada lakilaki, terlihat pada Tabel 5.7 Tabel 5.7: Jumlah siswa putus sekolah menurut jenjang dan jenis kelamin 2008/2009 No Jenjang Laki-laki % Perempuan % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SD Negeri SD Swasta MIN MIS SMP Negeri SMP Swasta MTs Negeri MTs Swasta SMA Negari SMA Swasta SMK Negeri SMK Swasta Madrasah Aliyah Negeri Madrasah Aliyah Swasta
294 68.85 133 31.15 3 37.50 5 62.50 1 100.00 0 0.00 63 49.61 64 50.39 14 40.00 21 60.00 45 52.94 40 47.06 6 100.00 0.00 43 55.13 35 44.87 6 46.15 7 53.85 94 48.70 99 51.30 42 79.25 11 20.75 167 64.23 93 35.77 0 0.00 2 100.00 48 53.33 42 46.67 826 552 Jumlah Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur, 2009 dalam PPGK (2010)
Jumlah 427 8 1 127 35 85 6 78 13 193 53 260 2 90 1378
Menurut sebaran kecamatan, kondisi putus sekolah bervariasi. Di kecamatan Sumbermanjing, Dampit, Turen dan Karangploso, angka putus Sekolah Dasar laki-laki lebih besar daripada perempuan. Di kecamatan Donomulyo, Pakisaji dan Pakis, angka putus sekolah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Di 26 kecamatan lainnya, angka putus sekolah memiliki jumlah yang hampir berimbang antara perempuan dan laki-laki. Di SLTP, angka putus sekolah di kecamatan Sumbermanjing, Pakisaji dan Karangploso, lakilaki lebih besar daripada perempuan. Angka putus sekolah di 3 kecamatan tersebut
cukup
tinggi.
Namun
sebaliknya
di
kecamatan
Bantur,
Sumberpucung, Ngajum, Pakis, angka putus sekolah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Di 26 kecamatan lainnya, angka putus sekolah SLTP lebih kecil dan hampir berimbang antara perempuan dan laki-laki. Di jenjang SMU, terdapat 8 kecamatan dengan angka putus sekolah, laki-laki lebih besar dan 2 kecamatan dengan angka putus sekolah perempuan lebih besar. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
Fenomena
31
besarnya angka putus sekolah,
laki-laki di kabupaten Malang
perlu
mendapatkan perhatian dan kajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebabnya (PPGK dan KPPA, 2010).
Gambar 5.9. Perbandingan Murid Putus Sekolah Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kabupaten Malang (PPGK dan KPPA 2010)
Jumlah anak putus sekolah tertinggi ada pada jenjang SMP, disusul jenjang SD, SMK dan SMU. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 5.8 Jumlah Siswa yang Lulus, Mengulang dan Putus Sekolah Di Kabupaten Malang Lulus Jenjang Pendidikan SD
Jumlah
Jumlah
Mengulang
Persen
Jumlah
Persen
Putus Sekolah
Persen
203,546
30,097
14.786
9,735
4.7827
415
0.203885
SMP
76,149
22,266
29.24
187
0.24557
636
0.835205
SMU
16,963
5,050
29.771
57
0.33603
167
0.984496
SMK
28,373
5,857
20.643
97
0.34187
335
1.1807
Jumlah 325,031 Sumber : KMDA, 2011
63,270
10,076
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
1,553
32
Secara grafik kondisi murid sekolah yang lulus, mengulang dan putus sekolah di Kabupaten Malang dapat dilihat pada gambar berikut ni :
Gambar 5.10. Perbandingan murid sekolah yang lulus, mengulang dan putus sekolah di Kabupaten Malang
Berdasarkan data PPGK dan KPPA Kab. Malang (2010), jumlah penerima beasiswa terbanyak adalah kecamatan Turen, berikutnya kecamatan Pakisaji, kemudian kecamatan Gedangan.
Di beberapa kecamatan, jumlah
perempuan lebih besar daripada laki-laki. Fenomena ini menunjukkan prestasi yang ditunjukkan oleh anak-anak perempuan dan perlunya perhatian pada peserta didik/anak laki-laki.
5.8 Penerima Beasiswa Berdasarkan data PPGK dan KPPA (2010), jumlah penerima beasiswa sangat bervariasi antar kecamatan, akan tetapi secara umum jumlah perempuan penerima beasiswa, persentasenya lebih besar daripada laki-laki. Kondisi tersebut dialami di semua jenjang pendidikan sejak tingkat SD hingga Universitas/ Perguruan Tinggi. Jumlah penerima beasiswa terbanyak adalah kecamatan Turen, berikutnya kecamatan Pakisaji, kemudian kecamatan Gedangan. Di beberapa kecamatan, jumlah perempuan lebih besar daripada BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
33
laki-laki. Fenomena ini menunjukkan prestasi yang ditunjukkan oleh anak-anak perempuan dan perlunya perhatian pada peserta didik/anak laki-laki. Perbandingan jumlah penerima beasiswa berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 5.11. Jumlah penerima beasiswa menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin (PPGK dan KPPA Kab. Malang (2010))
Terlihat dari gambar 5.11 jumlah penerima beasiswa pada semua jenjang pendidikan, laki-laki penerima besiswa lebih banyak dibandingkan perempuan kecuali pada jenjang pendidikan PT seimbang. Berdasarkan data PPGK dan KPPA (2010), jumlah penerima beasiswa sangat bervariasi antar kecamatan, akan
tetapi
secara
umum
jumlah
perempuan
penerima
beasiswa,
persentasenya lebih besar daripada laki-laki. Di semua jenjang pendidikan sejak tingkat SD hingga Universitas/ Perguruan Tinggi. Jumlah penerima beasiswa terbanyak adalah kecamatan Turen, berikutnya kecamatan Pakisaji, kemudian kecamatan Gedangan. Di beberapa kecamatan, jumlah perempuan lebih besar daripada laki-laki. Fenomena ini menunjukkan prestasi yang ditunjukkan oleh anak-anak perempuan dan perlunya perhatian pada peserta didik/anak laki-laki. Jumlah penerima beasiswa sangat bervariasi antar kecamatan, akan tetapi secara umum jumlah perempuan penerima beasiswa, BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
34
persentasenya lebih besar daripada laki-laki. Di semua jenjang pendidikan sejak tingkat SD hingga Universitas/ Perguruan Tinggi. 5.9 Jumlah Sumberdaya di Bidang Pendidikan (jumlah sekolahan, murid dan guru). a. Rasio Guru-Murid dan Sekolah-Murid Pernyataan dalam http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/02/berapasih-kebutuhan-guru-di indonesia) terkait dengan rasio guru-murid dan rasio sekolah-murid perlu dikemukakan dalam bab ini yaitu : Persoalan pendidikan di Indonesia hingga kini sangatlah komplek. Selain anggaran pendanaan, sarana dan prasarana, kualitas guru hingga kuantitas atau kebutuhan guru masih menjadi masalah serius dan pekerjaan rumah yang menghadang Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mulai tahun 2011 ini. Salah satu implikasi langsung teknologi abad moderen adalah terjadinya mendorong
percepatan cepatnya
perubahan dinamika
di
segala
dalam
bidang.
kehidupan
Teknologi masyarakat,
selain juga
mensyaratkan perubahan yang sangat cepat di berbagai bidang. Sektor pendidikan juga termasuk bidang yang ikut mengalami perubahan yang cepat itu. Sebagai bagian atau stakeholders dari proses pendidikan, kita harus mampu mengikuti tuntutan perubahan itu dengan terus bergerak agar tidak tertinggal dan tidak ditinggalkan oleh era yang berubah cepat itu. Ini harus sudah lebih dari cukup menyadarkan kita bahwa pendidikan itu sangat penting. Tantangan dunia pendidikan ke depan adalah mewujudkan proses demokratisasi belajar. Pembelajaran yang mengakui hak anak untuk melakukan tindakan belajar sesuai karakteristiknya. Hal penting yang perlu ada dalam lingkungan belajar yang demokratis adalah reallness. Sadar bahwa anak memiliki kekuatan disamping kelemahan, memiliki keberanian di samping rasa takut dan kecemasan, bisa marah di samping juga bisa gembira (Budiningsih, 2005 dalam http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/02/berapa-sih-kebutuhanBUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
35
guru-di indonesia). Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari oleh realness dari semua pihak yang telibat dalam proses pembelajaran akan dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar. Pada hakekatnya pendidikan juga terus-menerus mengalami perubahan. Banyak hal yang menjadi faktor terjadinya perubahan tersebut seperti bervariasi dan keunikan peserta didik, lingkungan yang berkembang tiada henti, serta implikasinya bagi tujuan, muatan, guru, dan pengelolaan pembelajaran pada pendidikan menengah umum (PMU). Gregory, G.H. dan Chapman, C dalam bukunya Differentiated Instructional Strategies: One Size Doesn‘t Fit All (2002) mengemukakan bahwa siswa adalah entitas yang unik. Masing-masing memiliki pengalaman, profil, minat dan kebutuhan yang tidak persis sama. Memberikan layanan pendidikan yang seragam bagi semua siswa berarti memaksakan sebuah ukuran ‗pakaian‘ yang sama bagi semuanya. Hasilnya, pasti akan mengecewakan. Itu sebabnya optimalisasi potensi belajar siswa hanya akan terjadi apabila
guru
dalam
suatu
kelas
menerapkan
penerapan
kurikulum
berdiferensiasi dalam pembelajaran. Diferensiasi itu dapat dilakukan seperti merujuk pada keragaman isi pelajaran, perangkat asesmen, tugas unjuk kerja, serta strategi instruksional, yang diselaraskan dengan pengalaman dan kebutuhan anak. Hal seperti ini harus dipahami secara cermat oleh para guru yang berinteraksi langsung dengan para muridnya. Untuk itu tentunya para guru memang sudah memiliki standar kompetensi yang mumpuni yang bukan hanya sebatas aspek formalnya saja tetapi sampai pada aplikasinya. Satu hal lagi yang tak kalah penting adalah penyebaran guru yang berstandar ini ke berbagai wilayah pendidikan. Seperti halnya di banyak bidang lainnya, sektor pendidikan juga dipengaruhi faktor internal yang meliputi jajaran dunia pendidikan itu sendiri. Faktor ini meliputi Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Daerah, dan yang ketiga adalah pihak sekolah. Sedangkan faktor kedua adalah faktor eksternal, yaitu masyarakat pada umumnya. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
36
Di faktor internal, sesungguhnya telah banyak hal yang dilakukan untuk mendorong maju gerak pendidikan di negeri ini. Kita bisa mengurutnya satu per satu yang kesemuanya merupakan program-program yang tentunya baik. Political will pemerintah untuk mengembangkan pendidikan juga telah ditunjukkan, setidaknya dengan anggaran 20 untuk sektor ini. Meskipun kemudian kita dihadapkan pada persoalan efektifitas program yang dijalankan. Kenyataanya kita masih menghadapi persoalan dalam mengelola tenaga pengajar. Para guru yang menjadi ujung tombak pembangunan sektor pendidikan masih banyak yang enggan memberikan pengabdiannya di daerah terpencil. Fenomena yang terjadi dalam penerima PNS untuk guru-guru di daerah terpencil sering hanya dijadikan syarat semata. Mereka yang mengambil tes PNS di daerah akan segera pindah ke perkotaan ketika celah untuk itu terbuka. Maka tidak mengherankan bahwa cerita-cerita tentang pendidik di daerah terpencil masih menjadi cerita tentang ―kepahlawanan‖. Ini bisa kita jadikan perbandingan; Seperti kita ketahui bahwa berdasarkan laporan UNESCO (2007) education development index (EDI) Indonesia) pada posisi ke62 dari 129 negara. Sebagai perbandingan negara Argentina menempati posisi EDI di level 35. Padahal dari segi rasio/perbandingan jumlah guru dan murid, Indonesia masih lebih banyak. Kalau rasio guru dan murid di Argentina 17:1, tetapi di Indonesia rasio antara guru dan murid 20:1. Persoalannya terjadi ketidakmerataan penyebaran jumlah guru-guru tersebut. Ketidak merataan penyebaran guru ini diakui oleh Menteri Pendidikan Nasional sebelumnya, Bambang Sudibyo. Jelas sekali, perbandingan peringkat EDI antara Indonesia dengan Argentina ni cukup dipengaruhi oleh meratanya jumlah pengajar ke seluruh penjuru Indonesia. Artinya, perbedaan peringkat EDI di antara kedua negara juga peringkat bebas buta aksara kedua negara (Argentina telah bebas buta aksara)
dipengaruhi pola pengaturan penyebaran guru.
Karena
penyebaran guru yang tidak merata yang dialami negara Indonesia menyebabkan tidak optimalnya proses pendidikan yang telah diselenggarakan.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
37
Faktor kedua yakni faktor eksternal atau masyarakat tidak kalah penting dalam menentukan kualitas pendidikan di Indonesia. Masyarakat di sini meliputi lingkungan dan keluarga. Dari lingkungan, jika lingkungan yang selalu memerhatikan aspek pendidikan tentunya akan tercipta suasana pendidikan yang nyaman serta akan memacu siswa untuk terus meningkatkan prestasi yang berimbas pada meningkatnya kualitas pendidikan di lingkungan tersebut khususnya. Dari keluarga, sebagian besar keluarga di Indonesia tak mementingkan aspek gizi yang terkandung dalam makanan yang mereka dan keluarga mereka makan setiap hari. Terkadang memang dianggap sepele, tetapi dari sinilah akan terbentuk pemuda yang sekaligus siswa yang sehat, cerdas serta penuh dengan ide-ide nya setiap hari. Masih adanya pola keluarga dalam mendidik anak-anaknya dengan tidak mengedepankan perhatian dan motivasi untuk kemajuan anak-anaknya. Pendidikan, oleh sebagian keluarga masih dianggap sebagai kebutuhan sekunder yang baru akan dipenuhi jika kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan sudah tercukupi. Lag-lagi kemiskinan menjadi persoalan dalam perkembangan pendidikan. Padahal semestinya mata rantai kemiskinan itu telah bisa dipangkas melalui jenjang pendidikan anak-anak dari keluarga miskin. Karena pendidikan menurut Salim (2004) diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup. Berdasarkan
Undang-Undang
Sisdiknas
nomor
20 tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses
pembelajaran
agar
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dalam tujuan pendidikan ini tidak menyinggung tentang pemerataan pendidikan itu bagi seluruh masyarakat Indonesia dan penyebaran para guru sampai ke pelosok. Tentu saja saya tidak sedang mengatakan bahwa pemerintah sama sekali abai BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
38
dalam pemerataan tenaga pengajar ini, karena banyak ketentuan teknis yang mengatur hal tersebut. Tetapi mengingat strategisnya pola penyebaran pendidikan dan pemerataan tenaga pengajar yang memiliki standar, tentu kita perlu lebih memfokuskan untuk melakukannya. Dari mulai aturan teknis juga paragdimatis sampai
implementasinya yang tidak longgar dan sungguh-
sungguh. Ada perbedaan kondisi rasio guru-murid di Indonesia yang diungkapkan oleh Sekretaris Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas Giri Suryatmana dalam lokakarya Pengembangan Pembelajaran Inovatif di Semarang, Sabtu mengatakan, rasio guru murid di Indonesia 1:14, sedangkan Korsel 1:30, Malaysia 1:25, dan Jepang 1:20. "Namun yang menjadi persoalan adalah distribusi yang tidak merata karena guru-guru menumpuk di sekolah perkotaan, sedangkan di perdesaan masih kekurangan guru," katanya. Akibat terlalu banyak guru di perkotaan, katanya, sebagian dari mereka kekurangan jam mengajar yang seharusnya minimal 24 jam per minggu. "Jika distribusinya merata, sekitar 2,7 juta guru bisa memberikan pelayanan peserta didik secara baik," katanya. Ia mengungkapkan, sekitar 76 persen sekolah di perkotaan mengalami kelebihan guru, sementara 83 persen sekolah di pelosok dan perdesaan kekurangan tenaga pengajar. "Depdiknas kini tengah merintis program penempatan guru di daerah pelosok dengan memberi tunjangan khusus," kata Giri. Namun berbeda dengan keterangan Prof DR Baedhowi MSi Dirjen PMPTK Kemdiknas kepada Komunitas saat melaksanakan wawancara khusus dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional (HGN) 2010. Menurutnya, jika dihitung rasio guru dengan siswa di seluruh Indonesia, kebutuhan agan guru sudah tidak menjadi masalah. ―Kecuali untuk guru SMK produktif (keahlian tertentu seperti teknik otomotif, dsb) memang masih krisis,‖ ungkap Baedhowi kepada Komunitas di ruang kerjanya, Rabu, 24 Nopember 2010 lalu. Ia mencontohkan, idealnya rasio guru SMK dengan siswa sesuai dengan undang-undang antara 1 guru untuk 20-30 siswa. Kenyataannya saat ini berbanding 1:23. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
39
Sementara untuk perbandingan guru dengan siswa pada jenjang SDSMA adalah 1:20, saat ini rasio siswa dengan guru hanya berkisar 1:18. ―Itu artinya kita tidak kekurangan guru. Karena persoalan utamanya saat ini adalah distribusi guru yang tidak merata. Ada beberapa sekolah kelebihan guru, sementara di tempat lain justru kekurangan guru,‖ kata Baedhowi lagi. Untuk itu ia berharap Pemerintah Daerah sebagai penanggung jawab distribusi guru di daerahnya diberi waktu selama 2 tahun untuk membenahi permasalahan tersebut. Hal ini sesuai dengan Permendiknas 39/2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas pada Satuan Pendidikan. Termasuk harus mengacu pada NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) penempatan guru di daerah harus dipatuhi bupati/walikota. Sehingga, tidak terjadi penumpukan guru di sekolah tertentu, sementara di tempat lain justru kekurangan guru. Sedangkan Rasio murid sekolah adalah 48 yang berarti dalam satu sekolah/KELAS terdapat 48 siswa sedangkan rasio murid guru adalah 1 : 20 dan SMK (1 : 9). Sedangkan rasio ideal murid-sekolah yaitu 1 : 48. Bagaimanakah rasio guru-murid dan sekolah-murid di Kabupaten Malang? Hasil perhitungan rasio sekolah-murid dan guru-murid berdasarkan jenjang sekolah tersebut disajikan pada Tabel 5.9; 5.10 dan 5.11 di bawah ini
Tabel 5.9 Rasio Sekolah, Guru Dan Murid SD SD
Sekolah
Negeri
1,115
Swasta
52
Jumlah 1,167 Sumber : KMDA, 2011
Guru 11,218
Murid
Rasio sekolah Dan murid
Rasio guru dan Murid
192,734
172.855
17.18
643
10,812
207.923
16.81
11,861
203,546
174.418
17.16
Tabel 5.10. Rasio Sekolah, Guru Dan Murid SMP SMP
Sekolah
Guru
Murid
Rasio sekolah Dan murid
Rasio guru dan Murid
Negeri
103
2,773
40,008
388.4271845
14.42769564
Swasta
208
3,247
36,141
173.7548077
11.13
6,020
76,149
244.85209
244.85209
Jumlah 311 Sumber : KMDA, 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
40
Tabel 5.11 Rasio Sekolah, Guru Dan Murid SMA Guru
Murid
Rasio sekolah Dan murid
Rasio guru dan Murid
14
741
8,724
623.1428571
11.77327935
50
1,051
8,239
164.78
7.84
1,792
16,963
265.046875
265.046875
SMA
Sekolah
Negeri Swasta
Jumlah 64 Sumber : KMDA, 2011
Secara grafik, perbandingan rasio sekolah-murid berdasarkan jenjang pendidikan tampak pada gambar 5.12
Gambar 5.13 Perbandingan Rasio Sekolah-Murid Fakta dan Rasio Ideal Berdasarkan Jenjang Pendidikan (KMDA, 2010)
Terlihat pada gambar bahwa rasio sekolah-murid masih terjadi kesenjangan. Rasio ideal adalah 48 dimana dalam satu sekolah per jenjang pendidikan adalah 48. Terlihat dalam grafik untuk semua jenjang pendidikan rasio sekolah-murid terlalu banyak, sehingga perlu perhatian dari Pemkab setempat atau instansi terkait atau investor untuk menambah jumlah ruang kelas untuk semua jenjang pendidikan sebanyak masing-masing sekolah menambah 3 ruang kelas (SDN), 4 (SD swasta), 7 (SMPN), 3 (SMP Swasta), 12 (SMAN) dan 3 (SMA Swasta) (data KMDA, 2011)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
41
Bagaimanakah kondisi rasio guru-murid di Kabupaten Malang? Jika data dalam tabel dituangkan dalam grafik nampak sebagai berikut :
Gambar 5.14 Perbandingan Rasio Guru-Murid Fakta dan Rasio Ideal Versi 1 (1:20) dan 2 untuk SMK (1 : 9) Berdasarkan Jenjang Pendidikan (: KMDA, 2010)
Terlihat dari gambar 5.14, rasio guru-murid di Kabupaten Malang dilihat dari standar ideal satu yaitu 1 : 20, kondisi rasio guru-murid di Kabupaten Malang tidak ada masalah karena fakta lebih kecil dari ideal. 5.10. Pembelajaran berwawasan Gender Sejak Dini Kesimpulan profil gender bidang pendidikan Kabupaten Kota Malang, bahwa masih terjadi permasalahan yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Malang. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang tamat SD masih tinggi bahkan tidak/belum pernah sekolah serta tidak/belum tamat SD juga cukup tinggi. Upaya meningkatkan keberhasilan masing-masing daerah dalam menjalankan program wajib belajar pendidikan 9 tahun mulai dilakukan oleh pihak Dinas Propinsi Jawa Timur. Salah satu program nya adalah mengadakan lomba pembelajaran berwawasan gender melalui lomba sistem pembelajaran mulai dari sekolah PAUD sampai dengan SMU. Daftar BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
42
pemenang peserta lomba pembelajaran berwawasan gender tahun 2011 dapat di lihat pada Tabel 5.12; 5.13; 5.14 sebagai berikut : Tabel 5.12 Daftar Pemenang Lomba Pembelajaran Berwawasan Gender Tahun 2011 Nama Lembaga
No
Kab/Kota
Nama
Judul Pembelajaran
Juara
1
Kab. Malang
Hetty Kurniawati,A.Ma.Pd (0341)-391484
TPA/KB AS Sakinah
Pembelajaran PAUD Berwawasan Gender
I
2
Kota Surabaya
Sri Narni, S.Pd 085850053168
TK. Negeri Pembina
‖Hadiah Untuk Nisa‖
II
III
Kota Surabaya
Nanik Irawati 08123253233
SMPN 3 Surabaya
‖Desain Pembelajaran Kooperatif Take and Give Berbasis Kesetaraan Gender Ke Dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‖
4
Kota Kediri
Nur Fadilah,S.Pd 081359091861
PKBM Hidayatul Mubtadin
Implementasi Strategi BDPS Berwawasan Gender Dalam Pendidikan Keaksaraan
IV
5
Kota Pasuruan
Zahra 08179305526
KB dan TK Raudhah
Proses Pembelajaran PAUD BWG dengan metode Selling (BCCT)
V
Hengki Danang Isnaeni, M.Pd 081330715027
SMAN 3 Bojonegoro Jl. Monginsidi no 9
Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Kombinasi Tutor Antar Kelompok Serta Memperhatikan Gender
VI
3
6
Kab. Bojonegoro
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
43
Tabel 5.13 Daftar Pemenang Lomba Poster Berwawasan Gender Tahun 2011 No
Kab/Kota
Nama
Nama Lembaga
Judul Pembelajaran
Juara
1
Kab Jember
Lendy AuliaLKP 0331-424013 081358202426
LKP Texas
Aku dan Kamu Sama
I
2
Kota Surabaya
Tri Ratna Juwita Lubis A.Ma 085648500673
TK Neg. Pembina Surabaya
Mencetak Anak Usia Dini Berkarakter Sebagai Berkarakter Sebagai Penerus Pembangunan Bangsa Indonesia
II
III
3
Kab. Bojonegoro
Tulus Puguh Wicaksono, S. Kom 085634984428
SMAN 3 Bojonegoro
Mendapatkan Pendidikan Yang Sama Mendapatkan Fasilitas Yang Sama Mendapatkan Perlakuan yang sama Dengan Mendapatkan Ilmu dan Fasilitas Yang Sama Maka Tidak Ada Lagi Perbedaan Antara Laki-laki dan Perempuan
4
Kota Pasuruan
Nikmatu Rosidah
PAUD Shandy Putra
Laki-laki dan Perempuan Memang Berbeda
IV
5
Kota Pasuruan
Dra.Sri Widyaningrum, M.Pd Maria Sumardiana Boelak
PAUD Az-Zahrah
Kisembi (Kita Semua Bisa)
V
Kab Gresik
Ulfah Apriyanti, S.Pd Veni Masruhah Fibiyanti Feni Alfianawati
031-72809090 031-61111705 085731028990
Sebagai WargaNegara Kami Punya Hak Yang Sama
VI
6
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
44
Tabel 5.14 Daftar Pemenang Lomba Lagu Berwawasan Gender Tahun 2011 No
Kab/Kota
Nama
Nama Lembaga
Judul Pembelajaran
Juara
Kursus Trizia Vocal Music Gresik Jl. Kalimantan 131 GKB
Seberkas Cahaya Korbankan Semangatmu Ayah dan Ibuku
I
SMPN 12 Jl. Ngegel Kebonsari
Masa Depan Negeriku Bersama Kita Bisa
II
Polisi Wanita Berbaris Ayah dan Ibuku
III
1
Kab Gresik
Ivone V Rumengan
2
Kota Surabaya
Etty Agoestina, S.Pd
3
Kota Kediri
Kasan Redjo, S.Pd 081335125460
4
Kab Bojonegoro
Slamet, S.Pd 081335646977
KB. Fattahl Huda Pumpungan Kalitidu
Ayah Dan Ibu
IV
5
Kab Kediri
Sukarti –Hilgun Ni Ogest 082142898512 085649268479
PAUD Tabitha Kecamatan Kayen Kidul
Penerbang Wanita
V
6
Kab Gresik
Enis Sri Mulyana, S.Pd 031-3472230
Tutor KF
Ayo Belajar
VI
TK Baptis Setia Bakti Jl. Letjen Suprapto no 12-14
Dari tebel di atas jumlah ada beberapa kecamatan yang memiliki SD atau MI yang masih tertinggal meskipun tidak semuanya. Jumlah SD tertinggal terbanyak pada Kecamatan Bantur sebesar 29, sedangkan jumlah SD tertinggal paling sedikit pada Kecamatan kepanjeng. Untuk MI tertinggal paling banyak pada kecamatan Bululawang dengan banyaknya SD tertinggal menunjukkan perlu adanya perhatian khusus oleh pemerintah kepada daerah yang tertinggal dalam pembangunan pendidikannya dan harus dilakukan percepatan sekolah tersebut agar tidak semakin tertinggal. Banyak faktor yang menyebabkan sekolah menjadi tertinggal salah satunya faktor sosial budaya berkaitan dengan kultur masyarakat yang berupa persepsi/pandangan, adat istiadat, dan kebiasaan. Untuk itu peran pemerintah sangatlah besar dalam melakukan
pendekatan-pendekatan
terhadap
masyarakat
untuk
menyampaikan pentingnya pendidikan bagi anak. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
45
BAB VI KESEHATAN Pembangunan di bidang kesehatan menjadi prioritas utama terutama berkaitan dengan peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan, meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta prevelensi gizi kurang pada balita. Dalam pemenuhan pelayanan kesehatan, di Kabupaten Malang telah terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yaitu berupa : 4 RS Pemerintah, 15 RS Swasta, 13 RS Bersalin, 39 Puskesmas, 99 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 55 Puskesmas Keliling. Selain itu juga terdapat tenaga kesehatan yang terdiri dari : 106 dokter, 985 perawat dan bidan, 36 ahli farmasi, 33 ahli gizi, 30 teknisi medis, 31 sanitarian dan 1 tenaga kesehatan masyarakat. 6.1. Imunisasi Masalah kesehatan anak menjadi prioritas utama terutama yang berkaitan dengan pemberian imunisasi untuk bayi dan balita. Imunisasi berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya yang bisa menyerang bayi dan balita seperti : difteri, campak, hepatitis, tetanus dan TBC. Imunisasi terbukti efektif dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah cacat dan mengurangi angka kematian pada anak. Adapun jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi di Kabupaten Malang disajikan dalam tabel 6.1 dan 6.2 berikut : Tabel 6.1. Laporan Hasil Imunisasi Bayi Kab. Malang Bulan Januari S/D Desember Tahun 2010
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sasaran Bayi HBO (0-7) Hari HBO (8-28) Hari HBO Total BCG POLIO 1 DPT/HB (1) POLIO 2 DPT/HB (2) POLIO 3 DPT/HB(3 P0LIO 4 CAMPAK
Jumlah 37.782 0 37.782 43.09 42.979 43.175 42.21 42.334 41.84 41.934 41.748 41.463
Persen (%) 92.63 0 92.63 105.64 105.36 105.84 103.48 103.76 102.57 102.80 102.35 101.65
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
46
Tabel. 6.2. Banyaknya Imunisasi Bayi di Puskesmas, Tahun 2010 Imunisasi Jumlah Kecamatan Bayi BCG % DPT 1 %
DPT3
%
Donomulyo
1.043
1.111
106,52
1.105
105,94
1.094
104,89
Kalipare
1.024
979
95,61
955
93,26
985
96,19
Pagak
764
750
98,17
789
103,27
765
100,13
Bantur
1.151
1.211
105,21
1.245
108,17
1.204
104,60
878
931
106,04
901
102,62
933
106,26
Sumbermanjing
1.516
1.664
109,76
1.764
116,36
1.716
113,19
Dampit
2.001
2.251
112,49
2.064
103,15
2.220
110,94
Tirtoyudo
Gedangan
1.009
1.107
109,71
1.129
111,89
1.101
109,12
Ampelgading
891
981
110,10
749
84,06
957
107,41
Poncokusumo
1.550
1.478
95,35
1.429
92,19
1.398
90,19
Wajak
1.344
1.369
101,86
1.336
99,40
1.337
99,48
Turen
1.889
2.372
125,57
1.945
102,96
2.118
112,12
Bululawang
1.156
1.213
104,93
1.179
101,99
1.136
98,27
Gondanglegi
1.374
1.412
102,77
1.326
96,51
1.369
99,64
Pagelaran
1.107
1.159
104,70
1.106
99,91
1.092
98,64
Kepanjen
1.733
2.028
117,02
1.857
107,16
1.860
107,33
Sumberpucung
868
945
108,87
815
93,89
894
103,00
Kromengan
640
657
102,66
666
104,06
680
106,25
Ngajum
812
812
100,00
809
99,63
801
98,65
Wonosari
689
734
106,53
672
97,53
756
109,72
Wagir
1.353
1.360
100,52
1.487
109,90
1.444
106,73
Pakisaji
1.391
1.382
99,35
1.432
102,95
1.363
97,99
Tajinan
877
847
96,58
838
95,55
817
93,16
Tumpang
1.257
1.187
94,43
1.235
98,25
1.124
89,42
Pakis
2.271
2.300
101,28
2.208
97,23
2.276
100,22
Jabung
1.209
1.158
95,78
1.160
95,95
1.147
94,87
Lawang
1.744
1.788
102,52
1.837
105,33
1.724
98,85
Singosari
2.785
2.817
101,15
2.662
95,58
2.689
96,55
Karangploso
1.268
1.213
95,66
1.218
96,06
1.167
92,03
Dau
1.143
982
85,91
991
86,70
1.007
88,10
Pujon
1.104
1.239
112,23
1.274
115,40
1.270
115,04
Ngantang
945
984
104,13
1.021
108,04
978
103,49
Kasembon
509
541
106,29
495
97,25
512
100,59
41.295
42.962
104,04
41.699
100,98
41.934
101,55
Jumlah / Total
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
47
Lanjutan Tabel 6.2.
Imunisasi Kecamatan Folio 4 Donomulyo
%
Campak
%
1.126
107,96
1.015
97,32
Kalipare
984
96,09
959
93,65
Pagak
774
101,31
786
102,88
Bantur
1.236
107,38
1.200
104,26
911
103,76
923
105,13
Sumbermanjing
1.709
112,73
1.739
114,71
Dampit
2.238
111,84
2.171
108,50
Tirtoyudo
1.088
107,83
1.003
99,41
914
102,58
966
108,42
Poncokusumo
1.380
89,03
1.371
88,45
Wajak
1.345
100,07
1.357
100,97
Turen
2.130
112,76
2.092
110,75
Bululawang
1.096
94,81
1.129
97,66
Gondanglegi
1.479
107,64
1.356
98,69
Pagelaran
1.066
96,30
1.068
96,48
Kepanjen
1.797
103,69
1.762
101,67
Sumberpucung
931
107,26
931
107,26
Kromengan
702
109,69
663
103,59
Ngajum
826
101,72
795
97,91
Gedangan
Ampelgading
Wonosari
754
109,43
709
102,90
Wagir
1.424
105,25
1.459
107,83
Pakisaji
1.262
90,73
1.356
97,48
Tajinan
805
91,79
772
88,03
Tumpang
1.124
89,42
1.124
89,42
Pakis
2.324
102,33
2.266
99,78
Jabung
1.148
94,95
1.148
94,95
Lawang
1.744
100,00
1.744
100,00
Singosari
2.493
89,52
2.712
97,38
Karangploso
1.153
90,93
1.130
89,12
Dau
1.060
92,74
1.042
91,16
Pujon
1.229
111,32
1.244
112,68
Ngantang
966
102,22
966
102,22
Kasembon
541
106,29
515
101,18
41.759
101,12
41.473
100,43
Jumlah / Total
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
48
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa untuk jumlah sasaran bayi sebanyak 41.759 bayi dimana sebagian besar bayi atau lebih dari 90% telah mendapatkan imunisasi. Hal ini karena imunisasi merupakan program wajib pemerintah yang harus diberikan kepada semua bayi dan balita. Untuk imunisasi HBO untuk mencegah penyakit hepatitis diberikan mulai usia bayi 0 7 hari sebanyak 37.782 bayi atau 92,63 %. Sedangkan untuk imunisasi BCG untuk mencegah penyakit campak sudah mencapai 100 %. Begitu juga untuk imunisasi Polio 1, 2 dan 3 juga imunisasi DPT 1 dan 2 serta imunisasi campak yang sudah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan imunisasi kepada anak usia bayi dan balita sangat tinggi. Dengan capaian imunisasi hingga 100% menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah kecacatan dan mengurangi angka kematian pada anak di kabupaten Malang.
6.2. Keluarga Berencana (KB) Untuk
menekan
laju
pertumbuhan
penduduk
yang
berlebihan,
pemerintah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Apalagi jumlah penduduk Kabupaten Malang yang mencapai 2.734.375 jiwa merupakan tertinggi di Propinsi Jawa Timur. Selain itu juga dilakukan sosialisasi alat kontrasepsi KB untuk mengatur kelahiran seperti : kondom, IUD, MOW, MOP, Pil, Implant, suntik dan KB tradisonal. Alat KB yang paling banyak digunakan adalah suntikan yaitu sebanyak: 45.484 orang. Alat kontrasepsi wanita lebih banyak digunakan dari pada alat kontrasepsi pria yaitu : 549 buah sedang alat kontrasepsi pria yang digunakan hanya 12 buah. Disajikan dalam tabel 6.3 dan 6.4
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
49
Tabel. 6.3. Pencapaian Aksetor Baru Menurut Alat Kontrasepsi, 2010 Kecamatan
Pasangan Usia Subur
Alat Kontrasepsi IUD
Pil
Kondom
Susuk
Suntikan
obat
Pria
Wanita
Donomulyo
2.233
228
267
13
102
1.723
-
5
-
Kalipare
2.222
157
297
18
81
1.082
-
18
-
13
2
Pagak
1.553
140
276
-
66
959
-
Bantur
1.902
109
433
2
135
1.368
-
4
Gedangan
1.717
105
430
138
171
828
-
4
-
Sumbermanjing
2.608
93
248
21
77
1.364
-
29
-
Dampit
2.891
135
366
65
177
2.220
-
13
-
Tirtoyudo
1.374
78
172
11
63
1.329
-
10
-
1.218
-
2
-
Ampelgading
2.158
175
684
41
80
Poncokusumo
1.982
101
80
4
86
1.764
-
10
2
Wajak
1.868
142
400
54
78
1.154
-
12
-
Turen
3.919
285
418
15
209
3.233
-
27
-
Bululawang
2.669
196
657
162
39
1.676
-
2
-
Gondanglegi
2.865
221
737
82
139
1.678
-
16
-
Pagelaran
2.511
100
651
1
48
1.627
-
9
-
1.352
-
60
-
16
-
Kepanjen
2.479
241
684
5
58
Sumberpucung
1.146
262
518
-
89
982
-
Kromengan
1.152
105
105
13
46
467
-
4
-
Ngajum
1.164
95
180
32
80
972
-
12
1
Wonosari
1.572
107
221
18
87
780
-
3
-
Wagir
1.724
170
454
86
78
1.023
-
14
4
Pakisaji
1.804
83
148
4
92
1.459
-
62
-
1.080
-
7
-
Tajinan
1.623
151
397
13
62
Tumpang
1.797
148
56
42
67
1.526
-
9
-
Pakis
3.460
221
499
95
93
2.584
-
21
2
Jabung
1.262
145
175
24
43
1.037
-
10
-
34
-
Lawang
2.576
310
59
4
141
1.555
-
Singosari
4.730
251
686
21
104
2.148
-
53
-
Karangploso
1.675
190
138
41
159
1.300
-
28
1
Dau
2.468
57
313
66
36
1.908
-
1
-
1.980
120
134
30
112
1.653
-
9
-
Ngantang
590
81
75
-
30
481
-
-
-
Kasembon
635
226
46
318
-
32
-
-
549
12
Pujon
53 11.01 Jumlah 68.309 5.228 1.121 1 Sumber : Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang (20100
2.974
45.848
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
50
Tabel 6.4. Tingkat Kemandirian Peserta KB Aktif Dirinci Menurut Kecamatan, 2010 Kecamatan
Target
Pencapaian
Peserta KB Aktif
Persentase
Donomulyo 3.414 3.170 11.320 Kalipare 1.756 1.661 10.645 Pagak 1.143 1.201 6.635 Bantur 2.213 2.131 10.743 Gedangan 2.125 2.006 9.087 Sumbermanjing 2.289 2.312 13.292 Dampit 5.210 5.120 19.571 Tirtoyudo 2.001 1.884 9.707 Ampelgading 2.657 2.439 8.478 Poncokusumo 4.107 3.891 13.606 Wajak 2.201 2.185 11.896 Turen 3.792 3.529 15.409 Bululawang 2.641 2.668 9.546 Gondanglegi 1.787 1.723 10.831 Pagelaran 1.980 1.911 9.442 Kepanjen 2.486 2.398 13.984 Sumberpucung 1.062 940 6.680 Kromengan 767 728 4.919 Ngajum 1.352 1.252 7.069 Wonosari 1.174 1.207 6.605 Wagir 1.723 1.724 14.058 Pakisaji 2.005 2.000 11.187 Tajinan 1.320 1.220 7.286 Tumpang 4.645 4.558 11.635 Pakis 5.023 5.010 19.398 Jabung 2.631 2.495 10.878 Lawang 2.815 2.787 14.809 Singosari 3.241 3.114 21.168 Karangploso 1.349 1.336 9.640 Dau 1.706 1.684 9.421 Pujon 1.519 1.588 11.533 Ngantang 1.273 1.164 8.586 Kasembon 1.054 1.113 4.769 Jumlah 76.461 74.149 363.833 Sumber : Badan Keluarga Berencana Kabupaten Malang (2010)
92,85 94,59 105,07 96,29 94,40 101,00 98,27 94,15 91,80 94,74 99,27 93,06 101,02 96,42 96,52 96,46 88,51 94,92 92,60 102,81 100,06 99,75 92,42 98,13 99,74 94,83 99,01 96,08 99,04 98,71 104,54 91,44 105,60 96,98
6.3. Donor Darah Kebutuhan permintaan darah yang semakin meningkat, mendorong Palang Merah Indonesia (PMI) untuk melakukan program donor darah. Berdasarkan tabel diketahu bahwa pedonor darah pria di Kabupaten Malang lebih banyak daripada wanita. Pedonor darah pria sebanyak 5.796 orang BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
51
sedangkan pedonor darah wanita sebanyak 2.563 orang. Hal ini bisa disebabkan kerena wanita lebih rentan mengalami anemia dan kekurangan zat besi dibandingkan pria. Pedonor darah terbanyak ada di Kecamatan Turen yaitu : 675 pedonor darah pria dan 255 pedonor darah wanita. Tabel. 6.5. Banyaknya Donor Darah Dirinci Menurut Bulan Dan Jenis Kelamin, 2010 Sukarela
Pengganti
Kecamatan Laki-laki
Perempuan
44 37 233 180 1 96 188 84 124 375 21 675 127 181 207 581 103 14 6 0 0 84 69 217 127 62 685 632 129 83 120 0 311
17 8 81 76 26 32 127 26 77 115 35 255 15 56 134 251 54 14 4 0 0 128 26 136 9 8 329 142 21 69 114 0 178
-
-
Jumlah / Total 5.796 2.563 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
-
-
Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Lawang Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon
Laki-laki
Perempuan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
52
BAB VII EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Perekonomian Kabupaten Malang bersifat ekonomi rakyat. Berbicara tentang Ekonomi Rakyat, Kantor Menteri Koperasi dan UKM (2006) menginformasikan bahwa dari sekitar 42.000 unit usaha yang ada di Indonesia, lebih dari 99% terdiri atas unit usaha yang tergolong : usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah yang bergerak di sektor-sektor kegiatan agribisnis, perdagangan (sektor informal), industri kecil dan industri rumah tangga yang dapat menyerap lebih dari 95% tenaga kerja, serta memberikan kontribusi terhadap PDB lebih dari 55%. Ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang melibatkan masyarakat banyak (Prawirokusumo, 2001), yaitu ekonomi masyarakat lapisan bawah, yang bersifat tradisional, skala usaha kecil, dan sekedar survive untuk mempertahankan hidup (Kartasasmita, 1996). Ekonomi rakyat adalah ekonominya ―wong cilik‖ seperti petani kecil, pedagang kecil, industri kerajinan, dan lain-lain yang mewarisi pekerjaan tradisional. Dalam pengertian sehari-hari ekonomi rakyat sering diidentifikasikan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah atau UMKM (Mardikanto, 2010). 7. 1. Pertanian Sektor Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian rakyat di Kabupaten Malang, yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan atau yang sering kita sebut dengan agrokompleks. Tingginya peranan Sektor Pertanian Sektor Pertanian ini dapat dilihat dari outputnya pada PDRB Kabupaten Malang. Tabel 7.1 berikut memperlihatkan perkembangan PDRB Kabupaten Malang dari Tahun 2008 s/d Tahun 2010.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
53
Tabel 7. 1. Perkembangan PDRB Kabupaten Malang dan Sektor-Sektor yang Mendukung No
Sektor
1. 2. 3. 4. 5.
Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Jumlah Total
6. 7. 8. 9.
Tahun 2008 (Rp.) 7.170.204,15 556.281,27 5.105.359,87 214.414,25 460.595,87
Tahun 2009 (Rp) 7.792.514,74 627.345,59 5.797.293,85 235.167,92 529.867,51
Tahun 2010 (Rp) 8.621.802,42 689.987,39 6.631105,86 262.437,73 649250,66
Jumlah Total 23.584.521,31 1.873.614,25 17.533.759,58 712.019,90 1.639.714,04
6.708.778,25
7.448.395,22
8.503.416,10
22.660.589,57
856.833,07
966.327,02
1.104.438,11
2.927.598,20
1.010.474,87
1.125.964,28
1.293.422,42
3.429.861,57
2.943.921,55 25.026.863,15
3.231.513,69 27.754.389,82
3.634.723,79 31.390.584,48
9.810.159,03 84.171.837,45
Nilai nominal PDRB Kabupaten Malang dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010 selalu mengalami kenaikan, dengan angka rata-rata kurang lebih Rp 3 milyard. Pada Tahun 2008 PDRB Kabupaten Malang sebesar Rp. 24.036.863,25, Tahun 2009 mencapai Rp. 27.754.379,82 dan pada Tahun 2010 meningkat menjadi Rp. 30.238.146,78. Dari tahun ke tahun Sektor Pertanian selalu leading, walaupun kontribusinya terhadap nilai PDRB dari Tahun 2008 ke Tahun 2009 dan 2010 menurun. Pada Tahun 2008 kontribusi Sektor Pertanian hampir 30% dari nilai PDRB Kabupaten Malang, pada Tahun 2009 dan 2010 mengalami penurunan, masing-masing menjadi kurang lebih 28%. Turunnya kontribusi Sektor Pertanian pada PDRB merupakan konsekuensi logis dari upaya pemerintah yang menitik beratkan pembangunan
pada
sektor-sektor
lain
seperti
industri
perdagangan, perhotelan, pengangkutan dan komunikasi.
pengolahan, Sektor-sektor
tersebut cenderung menunjukkan pertumbuhan yang relatif pesat dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Pentingnya Sektor Pertanian dalam perekonomian rakyat di Kabupaten Malang juga dapat dilihat dari tingginya jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini. Seperti tampak pada tabel 7.2. Sektor Pertanian menyerap jumlah tenaga kerja cukup tinggi jika dibandingkan dengan sektor lain, yaitu 35,79%
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
54
dari seluruh angkatan kerja yang ada di Kabupaten Malang.
Jika dipilah
berdasarkan gender maka jumlah kaum perempuan yang terlibat dalam sektor ini sebesar 39 %, sedangkan laki-lakinya sebesar 61% dari seluruh tenaga kerja pertanian. Angka ini sedikit berbeda jika dibandingkan dengan hasil penelitian tentang peranan atau keterlibatan kaum perempuan di pertanian, dimana
sumbangan
tenaga
perempuan
tani
dalam
mengelola
lahan
produksinya lebih dari 50% dari tenaga yang dicurahkan oleh laki-laki, bahkan di lahan kering curahan tenaga perempuan sama dengan curahan tenaga lakilakinya (Supriadi dkk., 1990, Yuliati dkk., 1995, dan Yuliati, 2008). Dari 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, Kecamatan Singosari menyerap tenaga kerja paling tinggi, sementara Kecamatan Kasembon adalah terendah. Hal ini wajar karena selain jumlah penduduk di Kecamatan Singosari paling tinggi (MDA, 2010) juga kecamatan ini mempunyai wilayah dengan topografi relatif datar yang memungkinkan penduduknya melakukan kegiatan agrokompleks. Sementara Kecamatan Kasembon selain jumlah penduduknya paling sedikit juga mempunyai wilayah dengan topografi bergelombang (gunung), dimana sebagian besar lahannya berupa hutan produksi atau hutan lindung yang dikuasai oleh pemerintah (Dinas Kehutanan atau Perhutani), dan sebagian kecil saja yang dikelola masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah tenaga kerja yang terserap di Sektor Pertanian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 7. 2 berikut.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
55
Tabel 7. 2. Jumlah Penduduk Yang Bekerja di Bidang Pertanian, Tahun 2010 No Kecamatan Laki-laki Perempuan 1 Donomulyo 10.128 6.140
Jumlah 16.268
2
Kalipare
9.094
5.709
14.803
3
Pagak
6.760
4.292
11.052
4
Bantur
9.618
6.069
15.687
5
Gedangan
7.589
4.544
12.133
6
Sumbermanjing
13.063
8.242
21.305
7
Dampit
15.728
9.963
25.691
8
Tirtoyudo
8.496
5.290
13.786
9
Ampelgading
7.647
4.890
12.537
10
Poncokusumo
12.456
7.790
20.246
11
Wajak
10.757
6.930
17.687
12
Turen
14.978
9.562
24.540
13
Bululawang
8.304
5.194
13.498
14
Gondanglegi
10.203
6.817
17.020
15
Pagelaran
8.738
5.598
14.336
16
Kepanjen
12.287
8.053
20.340
17
Sumberpucung
7.244
4.694
11.938
18
Kromengan
5.323
3.324
8.647
19
Ngajum
6.722
4.256
10.978
20
Wonosari
6.039
3.724
9.763
21
Wagir
10.287
6.382
16.669
22
Pakisaji
10.018
6.287
16.305
23
Tajinan
6.579
4.271
10.850
24
Tumpang
9.842
6.447
16.289
25
Pakis
16.299
10.358
26.657
26
Jabung
9.284
5.886
15.170
27
Lawang
12.080
7.733
19.813
28
Singosari
20.454
12.771
33.225
29
Karangploso
7.209
4.664
11.873
30
Dau
7.823
4.663
12.486
31
Pujon
8.191
5.106
13.297
32
Ngantang
7.903
4.813
12.716
33
Kasembon
4.194
2.573
6.767
321.337
203.035
524.372
Jumlah / Total Sumber: BPS Kabupaten Malang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
56
7. 2. Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi dan UMKM merupakan salah satu lembaga yang mendukung pembangunan perekonomian rakyat di Kabupaten Malang, hal ini dapat dilihat dari Visi dan Misinya. Visi Dinas Koperasi dan UMKM adalah : ―Terwujudnya Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menjadi lembaga yang tumbuh dan berkembang secara sehat, tangguh, dan Mandiri dengan tingkat daya saing yang tinggi sehingga dapat berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian Kabupaten Malang yang bertumpu pada mekanisme yang berkeadilan dan menjadi fasilitator yang memiliki kompetensi tinggi‖ Sementara itu Misi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang adalah: 1. Menerapkan Undang-Undang dan Peraturan Daerah di bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2. Membina dan mengawasi Koperasi dan Usaha Mikro, kecil dan Menengah 3. Meningkatkan Kwalitas Kelembagaan Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan menengah 4. Memantapkan keterkaitan Jalinan Usaha/ kemitraan Koperasi usaha Mikro, Kecil dan Menengah 5. Mendorong Kelompok-kelompok Usaha sejenis yang tumbuh dan berkembang di masyrakat untuk bergabung dalam wadah koperasi 6. Meningkarkan jiwa Kewirausahaan yang Sehat, tangguh dan Mandiri serta memiliki daya saing yang tinggi di lingkungan Gerakan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
57
Arah Kebijakan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang antara lain : 1. Mengembangkan Usaha Kecil, Menengah untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktifitas dan daya saing, sedangka pengembangan Skala Mikro diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam
peningkatan
pendapatan
pada
kelompok
masyarakat
berpenghasilan rendah. 2. Memperluas
basis
dan
kesempatan
berusaha
serta
menumbuhkembangkan Wira usaha baru berkeunggulan prima untuk mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. 3. Mengembangkan Koperasi dan UMKM untuk lebih berperan sebagai penyedia barang dan jasa si pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk import. 4. Membangun
tatanan
kelembagaan
dan
Organisasi
Koperasi,
meningkatkan kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan dan meningkatkan kemadirian gerakan Koperasi.
Di Kabupaten Malang pada Tahun 2011 terdapat 1.051 koperasi, jika dibandingkan dengan jumlah koperasi pada Tahun 2010, maka ada peningkatan jumlah koperasi sebanyak 332 koperasi.
Dari sejumlah 1.051
koperasi tersebut terdapat 390 Koperasi Wanita ―Program Pakde Karwo‖, yaitu program koperasi Gubernur Jawa Timur, dan 2 koperasi non program. Jika dibandingkan dengan Tahun 2010 yaitu sebanyak 195 koperasi, maka Koperasi Wanita yang dibentuk oleh Gubernur Jawa Timur pada saat ini mengalami peningkatan. Diantara sekian banyak koperasi wanita yang ada di Kabupaten Malang ada 2 (dua) koperasi yang paling menonjol dan mendapat penghargaan dari Pemerintah, yaitu Koperasi Lestari Mandiri di Kecamatan Lawang dan Koperasi Citra
Kartini
di
Kecamatan
Sumberpucung.
Koperasi
Lestari
Mandiri
mempunyai anggota sebanyak 4.200 orang dengan 3 orang pengurus, dan 2 BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
58
orang pengawas. Kinerja dari koperasi ini sangat baik, hal ini ditunjukkan dengan berkembangnya jumlah modal yang ada. Pada awal pembentukannya koperasi ini hanya mempunyai modal sebesar Rp. 17.000.000,-, dan pada saat ini atau Tahun 2011 modal tersebut telah berkembang mencapai 9,2 Milyar Rupiah. Oleh karena itu wajar apabila Koperasi Lestari Mandiri ini mendapat penghargaan dari pemerintah dengan kriteria sebagai : - Tokoh Penggerak Koperasi Jawa Timur Tahun 2004 - Koperasi Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2010 - Koperasi Nasional Tahun 2010 - KSP berkinerja Terbaik Jawa Timur 2010 Selain Koperasi Lestari Mandiri di Kecamatan Lawang, Koperasi Citra Kartini di Kecamatan Sumberpucung juga merupakan koperasi teladan di Kabupaten Malang. Dengan jumlah anggota 1.262 orang, jumlah pengurus 5 (lima) orang, dan jumlah pengawas 3 (tiga) orang, koperasi ini telah mendapatkan penghargaan dari Dinas Koperasi Propinsi Jawa Timur dengan kriteria sebagai : -
Koperasi Berprestasi Tahun 2008, Tingkat Kabupaten Malang
-
Peringkat I Koperasi Berprestasi Tingkat Provinsi Tahun 2008, dan
-
Koperasi Jasa Tahun 2008 Tingkat Nasional. Memasuki Tahun 2010, Kabupaten Malang telah melanjutkan dan
melaksanakan Program Ex. Gerdu Taskin yaitu Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat ( PPKM) dengan program awal sebanyak 10 desa, dan penguatan Unit Pengelola Keuangan dan Usaha (UPKU) sebanyak 2 desa. Sementara itu jumlah PPKM dan UPKU di Kabupaten Malang sejak Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2011 telah menjangkau sebanyak 125 UPKU di 109 desa dengan rincian seperti yang tertera di dalam tabel 7. 3 berikut.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
59
Tabel 7. 3. Rincian Pelaksanaan Gerdu Taskin Th. 2004 s/d 2011 Kabupaten Malang NO TAHUN AWAL MODEL PENGUATAN PELESTARIAN
JUMLAH
1
2004
5
-
-
-
5
2
2005
28
-
-
-
28
3
2006
15
-
-
-
15
4
2007
16
1
-
-
17
5
2008
21
1
-
-
22
6
2009
10
-
6
10
26
7
2010
10
-
2
-
12
8
2011
2
-
-
12
107
2
8
22
14 139
JUMLAH Sumber :MDA, 2010
Dalam tabel 7.3 tersebut dapat dilihat bahwa, dari Tahun 2004 sampai Tahun 2011 tidak menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan atau penurunan jumlah PPKM. Pada awal Tahun 2004 ada 5 PPKM yang dibentuk, kemudian pada Tahun 2005 meningkat menjadi 28 dan pada tahun-tahun selanjutnya menurun, dan baru pada Tahun 2007 naik sampai Tahun 2009, kemudian turun lagi. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah PPKM yang muncul dari tahun ke tahun betul-betul tumbuh dari bawah dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari sejumlah PPKM tersebut 30% anggotanya adalah perempuan. Yang menarik, ada dua PPKM yang dijadikan model/percontohan sebagai PPKM terbaik di Kabupaten Malang pada Tahun 2007 dan Tahun 2008, sayangnya dimana lokasi PPKM tersebut tidak disebutkan (tidak ada data). Dana yang digunakan dalam menjalankan aktifitas PPKM tersebut berasal dari dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Mengenai besarnya anggaran yang berasal dari BLM pada pelaksanaan PPKM Ex. Gerdu Taskin dapat dilihat pada tabel 7.4. berikut.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
60
Tabel 7. 4. Realisasi Anggaran Program PPKM Ex. Gerdu Taskin Tahun 2004-2011 SUMBER DANA
TAHUN (Rp) 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1,413 M
1,123,5 M
190 Jt
3,136 M
1,732,5 M
Kabupaten
150 JT 1,189,225
900 JT
1,3 M
2,585 M 2,2 M
606 Jt
606 Jt
606 Jt
Sharing
33,7%
37,9%
51,9%
64,7%
85,1%
42,9%
54%
-
595,2 4,325,225
2,632,5
4.8310
4,785
2,019
1,729,5
796 Jt
15
17
22
26
12
2
Propinsi
445,2 JT
Jumlah Jumlah Desa
5
28
2,010
(KMDA, 2010)
Dari tabel 7.4 di atas dapat dilihat bahwa dana yang disediakan dalam pembinaan kelompok PPKM dari tahun ke tahun besarnya tidak sama, hal ini tergantung dari jumlah desa atau kelompok yang mengusulkan. Semakin banyak jumlah desa dan kelompok, semakin banyak dana yang disediakan. Pada Tahun 2005, Tahun 2007, dan Tahun 2008 pemerintah paling banyak mengeluarkan dana untuk PPKM ex Gerdu Taskin.
Sumber dana yang
tersedia untuk kegiatan ini berasal dari Propinsi dan Kabupaten Malang. Kontribusi Pemerintah Kabupaten Malang atas pendanaan Gerdu Taskin dari tahun ke tahun tidak ada kecenderungan yang tetap meningkat atau menurun, dan jika dirata-rata angkanya lebih dari 50% dari total dana yang disediakan. Pada Tahun 2010 ada usulan 2 UPK/Kelompok Calon alokasi Program Gema Sejahtera Dinas Koperasi dan UMKM di Kabupaten Malang, yaitu Kelompok Sekar Melati di Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan dan Kelompok Sejahtera di Desa Dampit Kecamatan Dampit. Berikut struktur organisasi dari calon kelompok-kelompok UPK tersebut.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
61
Ketua Eva Nurmala (P)
Sekretaris Tini (P)
Bendahara Budi (L)
Anggota 25 orang (2 orang perempuan, 23 orang laki-laki)
Bagan 7. 1. Struktur Organisasi Kelompok Sejahtera, Desa Dampit, Kecamatan Dampit
Ketua Siswoyo (L)
Sekretaris Suba‘i (L)
Bendahara Kuseman (L)
Anggota 20 orang (5 orang perempuan, 15 orang laki-laki) Bagan 7.2. Struktur Organisasi Sekar Melati, Desa Purwosekar, Kecamatan Tajinan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
62
Dari struktur organisasi kedua kelompok yang diusulkan untuk dibiayai oleh Program Gema Sejahtera TA 2010 tersebut dapat dilihat bahwa kelompokkelompok UPK tersebut keanggotaan maupun pengurusnya didominasi oleh kaum laki-laki. Di Kelompok Sejahtera hanya terdapat 4 (empat) orang perempuan dan 24 orang laki-laki, sementara di Kelompok Sekar Melati hanya terdapat 5 (lima) orang perempuan dan 18 orang
laki-laki baik sebagai
pengurus maupun anggota. Kedua kelompok tersebut menarik untuk dicermati. Pada kelompok Sejahtera walaupun keterlibatan perempuan sangat sedikit tetapi ketuanya adalah seorang perempuan, yaitu Ibu Eva Nurmala sementara di kelompok Sekar Melati, dimana nama kelompoknya sangat feminin malah didominasi oleh kaum laki-laki. Sayang sekali tidak ada data yang menjelaskan kasus tersebut. UMKM merupakan kegiatan Ekonomi Rakyat yang terbukti tangguh menghadapi goncangan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia sejak awal 1998 yang lalu (Mardikanto, 2010). Jika dicermati, UMKM (khususnya usaha mikro dan kecil) sebagian besar merupakan kegiatan agrobisnis (onfarm dan off-farm) dan kegiatan-kegiatan non-farm yang dilakukan oleh keluarga petani/nelayan kecil. Mengenai jumlah UMKM di Kabupaten Malang pada Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 7. 5. berikut. Tabel 7. 5. Jumlah UMKM Berdasarkan Skala Usaha di Kabupaten Malang, Tahun 2011 Jumlah Tenaga kerja Omzet No UMKM (unit) (orang) (Rp 000) 1 Usaha mikro 384 857 9.927.194 2 Usaha kecil 75 572 20.235.605 3 Usaha menengah 2 195 16.419.000 Jumlah (KMDA,2010)
Keterangan : a. Kriteria usaha mikro adalah Memiliki hasil penjualan per hari paling banyak Rp 83,333 b. Kriteria usaha kecil adalah Memiliki hasil penjualan per hari paling banyak Rp 1,736,111 c. Kriteria usaha menengah adalah Memiliki hasil penjualan per hari paling banyak Rp 6.944.444
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
63
Berdasarkan tabel 7.5 di atas dapat dilihat bahwa UMKM yang terbanyak di Kabupaten Malang adalah UMKM skala mikro, dengan jumlah tenaga kerja 857 orang. Jenis usaha yang ditekuni mulai usaha kuliner, home industri, kerajinan sampai peracangan. Sayang sekali tidak ada data mengenai berapa banyak laki-laki maupun perempuan yang terlibat di di masing-masing UMKM berdasarkan skala usaha ini. Dari omset yang didapat kan per-hari kelompok usaha kecil mempunya omset yang yang relative tinggi jika dibandingkan pada kelompok usaha mikro dan menengah yaitu sebesar Rp 20.235.605/hari. Untuk kepemilikan UMKM dapat digambarkan pada grafik di bawah ini 120 100 80 60
40
Laki-Laki
20
Perempuan
0
Gambar 7. 3. Jumlah Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Jenis UMKM
Gambar di atas memperlihatkan bahwa pelaku UMKM tidak pandang gender, tidak hanya kaum laki-laki, tetapi juga kaum perempuan semua terlibat dalam kegiatan UMKM. Sektor yang paling banyak diminati bagi pelaku UKM adalah perdagangan, kemudian diikuti industri kerajinan dan usaha kuliner. Perdagangan yang dilakukan meliputi : toko kelontong, pracangan, pedagang palen; industri kerajinan yang ada di Kabupaten Malang antara lain : membuat BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
64
tempe, membuat jamu, mebel, usaha jamur, membuat gula merah, batik, garmen, bordir, sepatu, tas, Jenis UKM yang juga banyak peminatnya di Kabupaten Malang adalah kuliner dan penginapan. Usaha yang paling sedikit diminati di Kabupaten Malang adalah spare-part, persewaan dan angkutan, selain karena butuh modal yang besar juga keahlian khusus, sehingga tidak semua orang bisa memasuki sektor ini. Pada umumnya semua jenis UKM yang ada di Kabupaten Malang didominasi oleh kaum laki-laki, termasuk UKM kuliner yang merupakan ―wilayah‖ perempuan. Tabel 7. 6. Jumlah UMKM Berdasarkan Sektor dan Omzet OMZET NO
ASET
JENIS UKM L
1
Rumah Makan/warung/ Catering/ Caffe/ Penginapan
2
Home industri
3
Pertokoan/kelontong/ Pracangan/pedagang/ Palen
4
P
L
P
1.328.691
456.337
2.030.136
428.449
835.000
395.000
513.000
179.000
4.152.393
1.972397
3.297.862
1.933.445
Separe-part
100.000
-
250.000
-
5
Persewaan
148.190
17.500
351.125
20.000
6
Jasa
819.183
339.435
1.668.895
423410
7
Pertambangan
386.025
13.320
341.390
16.000
8
Angkutan
1.838.350
789.450
1.371.430
985.400
9
Komunikasi
555.785
312.350
619.357
363.150
10
Pertanian
1.469.076
588.065
2.267.292
363.120
11
Industri Kerajinan
21.358.080
6.606.903
11.533.724
8.145.422
12
Lain-lain
1.312.585
416.345
1.614.904
495.980
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang, Tahun 2011
Berdasarkan tabel 7.6 di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang cukup menyolok antara omzet dan aset yang dimiliki atau dikuasai laki-laki dan perempuan. Rata-rata pada semua kegiatan UMKM lakilaki mempunyai aset dan omzet jauh lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Rata-rata laki-laki mempunyai omzet sebesar 76% dan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
65
perempuan 24 % dari total omzet yang ada. Sementara itu kalau diperhitungkan asetnya maka aset yang dipunyai laki-laki juga lebih besar dari pada perempuan 76,5% laki-laki, sedangkan perempuan hanya 24,5% dari seluruh aset yang ada. Selain UKM teknologi komunikasi sudah ada dan dikembangkan oleh masyarakat untuk pemenuhan disektor ekonomi hal ini terlhat pada tabel di bawah ini : Tabel 7.7 Rekapitulasi Jumlah Warnet dan PS Di Kabupaten Malang Tahun 2011
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Kecamatan Tumpang Sumber Pucung Jabung Dau Wager Pagelaran Tirtoyudo Pujon Pagak Ampelgading Sumbermanjing Wetan Pakis Ngajum Kalipare Gondanglegi Kromengan Kasembon Wajak Ngantang Lawang Pakisaji Donomulyo Wonosari Singosari Poncokusumo Bantur Karangploso Gedangan Dampit Kepanjen Bululawang Tajinan Turen JUMLAH
Warnet 19 18 8 18 6 9 5 19 10 5 7 20 1 12 18 4 3 13 8 41 15 8 13 59 7 4 17 5 6 44 10 11 40 483
PS 51 41 26 9 22 43 39 43 29 3 0 17 0 22 38 18 0 22 28 42 15 18 15 40 40 10 22 2 0 43 11 9 83 801
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
Jumlah 70 59 34 27 28 52 44 62 39 8 7 37 1 34 56 22 3 35 36 83 30 26 28 99 47 14 39 7 6 87 21 20 123 1284
66
Dari tabel di atas diapat diketahui jumlah warnet yang ada di Kaupaten Malang sejumlah 483 unit, dari banyaknya warnet maka masyarakat sudah dapat mengakses informasi dari luar baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan adanya internet. Selain itu dengan banyaknya internet komunikasi akan lebih mudah dan tidak terbatas. Biasanya denga keberadaan internet akan di imbangi dengan keberadaan PS dimana terbukti dengan jumlahnya sebesar 810 unit. PS disini permainan game yang terkoneksi dengan sambungan internet sehingga jika sudah ada internet PS pun akan mudah dicari. Keberadaa warnet dan PS mendatangkan keuntungan secara ekonomi
bagi
pemiliknya
dan
pengguna
meskipun
terkadang
ada
kelemahannya untuk hal itu tergantung dari kontrol pengguna dalam hal ini adalah masayarakat. 7. 3. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni bersifat ―people centered, participatory, empowering, and sustainable‖ (Chambers, 1995).
Friedmann (1992)
menambahkan bahwa, pemberdayaan masyarakat merupakan alternative development, yang menghendaki ―inclusive democracy, appropriate economic growth, gender equality and intergenerational equity‖. Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dari penjelasan singkat tentang pemberdayaan tersebut jelas bahwa ―obyek‖ dari kegiatan pemberdayaan adalah seluruh masyarakat yang membutuhkan (kaum marginal) baik laki-laki maupun perempuan. Demikian pula yang terjadi di Kabupaten Malang yang tercermin dalam visi, misi dan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
67
tujuan
pemberdayaan
masyarakatnya
melalui
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat.
Visi PNPM adalah : ―Tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin pedesaan. Kesejahteraaan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilitasi sumber daya yang ada dilingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan‖ Misi PNPM adalah : 1.
Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya
2.
Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif
3.
Pengefektifan fungsi dan peran pemerintah lokal
4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat
5.
Mengembangkan jaringan kemitraan dalam pembangunan
Di Kabupaten Malang PNPM ada 2 (dua) macam PNPM, yaitu : -
PNPM Mandiri Perdesaan dan
-
PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (Kesehatan dan Pendidikan)
Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah : ―Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan‖. Adapun Tujuan Khusus dari PNPM Mandiri Perdesaan adalah : 1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
68
2. Melembagaan
pengelolaan
pembangunan
partisipatif
dengan
mendayagunakan sumberdaya lokal 3. Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif 4. Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakat 5. Melembagakan pengelolaan dana bergulir 6. Mendorong terbentuk dan berkembangnya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) 7. Mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan desa
Sementara itu Prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan meliputi : 1.
Bertumpu pada pembangunan manusia
2.
Otonomi, masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negative dari luar
3.
Desentralisasi, memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintahan dan pemerintahan daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat
4.
Berorientasi pada masyarakat miskin, segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin
5.
Partisipasi, masyarakat berperan aktif dalam proses atau alur tahapan program
dan
perencanaan,
pengawasannya, pelaksanaan,
dan
mulai
dari
pelestarian
tahap
sosialisasi,
kegiatan
dengan
memberikan sumbangan tenaga pikiran, atau dalam bentuk materiil 6.
Kesetaraan dan keadilan gender, masyarakat baik laki0laki mupun perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya disetiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan,
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
69
kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik. 7.
Demokrasi,, masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyawarah dan mufakat
8.
Transparansi dan akuntabel, masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administrative
9.
Prioritas, masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan
kemendesakan
dan
kemanfaatan
untuk
pengentasan kemiskinan 10. Keberlanjutan, dalam setiap pengembilan keputusan atau tindakan pembangunan,
mulai
pengendalian
dan
dari
tahap
pemeliharaan
perencanan, kegiatan
pelaksanaan, harus
telah
mempertimbangkan kelestarian.
Dari berbagai pengalaman dan hasil penelitian menunjukkan bahwa, usaha mikro memiliki potensi besar bagi penanggulangan kemiskinan, baik ditinjau dari ragam kegiatan, potensi pasar, jumlah modal dan tingkat pengetahuan dan ketrampilan.
Hasil penelitian Yuliati dan Hidayati (2009)
menyimpulkan bahwa program PNPM di Kabupaten Tuban telah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan para perempuan serta pendapatan rumahtangganya. Salah satu aspek penting dalam pemberdayaan masyarakat melalui usaha mikro sering terkendala oleh keterbatasan modal, baik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun untuk mengembangkan usahanya. Pendanaan PNPM baik PNPM Mandiri Perdesaan maupun PNPM Generasi di Kabupaten Malang berasal dari APBN dan APBD. Alokasi dana PNPM secara keseluruhan, dapat dilihat pada tabel 7.8 berikut
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
70
Tabel 7. 8. Alokasi BLM PNPM Mandiri Perdesaan dan Generasi di Kabupaten Malang NO 1
TAHUN ANGGARAN 1998/1999
ALOKASI DANA BLM (Rp) APBN
APBD
TOTAL
3,750,000,000
0
3,750,000,000
2
1999/2000
7,750,000,000
0
7,750,000,000
3
2001/2002
10,750,000,000
0
10,750,000,000
4
2003
10,750,000,000
0
10,750,000,000
5
2004
7,000,000,000
2,250,000,000
9,250,000,000
6
2005
10,200,000,000
3,800,000,000
14,000,000,000
7
2006
6,200,000,000
3,800,000,000
10,000,000,000
8
2007
7,050,000,000
5,200,000,000
12,250,000,000
9
2008
19,850,000,000
6,400,000,000
26,250,000,000
10
2009
64,400,000,000
12,600,000,000
77,000,000,000
11
2010
53,450,000,000
9,500,000,000
62,950,000,000
2011* 32,235,000,000 5,640,000,000 TOTAL 233,385,000,000 49,190,000,000 Sumber : Kantor Bappeda Kabupaten Malang, Tahun 2011
37,875,000,000 282,575,000,000
12
Berdasarkan tabel 7.7 tersebut di atas dapat disimpulkn, bahwa sumber dana program PNPM ini sebagian besar berasal dari APBN, hal ini wajar karena PNPM adalah program Nasional. Total anggaran yang dialokasikan sejak
PNPM
ini
digulirkan
terus
bertambah
sampai
mencapai
Rp.
77.000.000.000,- pada Tahun 2009, kemudian trendnya menurun hingga Tahun 2011 yaitu Rp. 37.875.000.000,-. Kenaikan atau penurunan jumlah anggaran tersebut tergantung pada jumlah kelompok PNPM yang ada. Mengenai alokasi dana operasional untuk perencaan, pelatihan, microfinance dan RPJMDes dapat dilihat pada tabel 7. 8 berikut
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
71
Tabel 7. 9. Alokasi Dana Operasional Kegiatan (DOK) Perencanaan, Pelatihan Masyarakat, Microfinance & Penyususnan RPJMDes NO
TAHUN ANGGARAN
ALOKASI DANA BLM DOK Perencanaan
DOK Pelatihan
DOK Microfinance
DOK RPJM-Des
Keterangan
1
1998/1999
-
-
-
-
Dana dikelola oleh perusahaan FK
2
1999/2000
-
-
-
-
Dana dikelola oleh perusahaan FK
3
2001/2002
-
-
-
-
Dana dikelola oleh perusahaan FK
4
2003
638,000,000
-
-
-
5
2004
500,000,000
-
-
-
6
2005
520,000,000
-
-
-
7
2006
540,000,000
-
-
-
8
2007
655,000,000
157,015,000
80,000,000
-
9
2008
716,500,000
320,460,000
-
-
10
2009
1,409,800,000
565,370,000
-
-
11
2010
1,269,330,000
606,890,000
-
-
12
2011*
1,822,300,000
2,024,905,000
-
606,890,000
8,070,930,000
3,674,640,000
80,000,000
606,890,000
JUMLAH
Sumber : Kantor Bappeda Kabupaten Malang, Tahun 2011
Tabel 7.8 di atas memperlihatkan, bahwa dana operasional kegiatan sampai dengan Tahun 2011 paling banyak terserap untuk kegiatan perencanaan, yaitu sebesar 64,9%. Ada kecenderungan peningkatan anggaran terutama sejak Tahun 2006. Sementara itu anggaran yang rendah adalah untuk kegiatan microfinance, yaitu 6,4% dari seluruh anggaran yang ada. Dari Tahun 1998 sampai Tahun 2002 dana dikelola oleh perusahaan FK, setelah itu dana dikelola oleh kelompok sendiri. Pelaku PNPM Mandiri Perdesaaqn di Kabupaten Malang terdiri dari : pelaku di tingkat kecamatan dan pelaku di tingkat desa. Pelaku di tingkat kecamatan terdiri dari : PL, BKAD, BP-UPK, UPK dan TV, sementara itu pelaku di tingkat desa meliputi : KPMD, TPU, TPK, PK, TPMD, Tim Monitoring, dan TP3.
Tabel 7. 10 berikut memperlihatkan data pelaku PNPM Mandiri
Perdesaan di Kabupaten Malang.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
72
Tabel 7. 10. Data Pelaku PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten Malang Pelaku
Lingkup Wilayah
PL
Kec
BKAD BP-UPK
Tugas Pokok
Jumlah Pelaku 2009
2010
Pendampingan masyarakat
26
26
Kec
Pelestarian Hasil PNPM-MP
78
78
Kec
Pengawasan terhadap UPK
78
78
UPK
Kec
Pengelolaan kegiatan PNPM-MP
78
78
TV
Kec
130
130
KPMD
Desa
52
68
TPU
Desa
Verifikasi Usulan Kegiatan Pendampingan masyarakat (Reguler & GSC) Pembuatan usulan Kegiatan
876
876
TPK
Desa
Pengelolaan kegiatan
876
876
PK
Desa
459
459
TPMD
Desa
Pengelola Kegiatan (GSC) Pengelola Kegiatan merumuskan kegiatan (GSC)
1,683
1,683
876
876
876
876
Tim Desa Memantau Pelaksanaan Kegiatan Monitoring TP3 Desa Pemeliharaan Hasil kegiatan Sumber : Kantor Bappeda Kabupaten Malang, Tahun 2011
Ada perbedaan pelaku PNPM di Kabupaten Malang di tingkat kecamatan dan tingkat desa. Di tingkat desa, sesuai dengan tupoksinya pelaku PNPM adalah : KPMD, TPU, TPK, PK, TPMD, Tim Monev, dan TP3, sedangkan pelaku PNPM di tingkat kecamatan adalah : PL, BKAD, BP-UPK, UPK, dan TV. Tampak ada perbedaan yang cukup signifikan antara tugas pokok pelaku PNPM di tingkat kecamatan dengan pelaku PNPM di tingkat desa. Pelaku PNPM desa mempunyai tugas pokok sangat bervariasi, mulai membuat usulan kegiatan, merumuskan kegiatan, mengelola kegiatan, memantau dan mengevaluasi kegiatan, sampai dengan memelihara hasil kegiatan. Sementara itu para pelaku PNPM di tingkat kecamatan mempunyai tugas pokok mulai sebagai verifikasi usulan kegiatan, Pengelolaan kegiatan PNPM-MP, Pengawasan terhadap UPK, sampai Pendampingan masyarakat. Sangat disayangkan tidak ada data mengenai pelaku PNPM berdasarkan jenis kelamin.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
73
Keluaran Program Menurut Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan bahwa keberhasilan keluaran program diukur dari hal-hal sebagai berikut : 1. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumahtangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan mulai perencanaan sampai dengan pelestarian 2. Terlembaganya system pembangunan partisipatif di desa dan antar desa 3. Terjadinya
peningkatan
kapasitas
pemerintahan
desa
dalam
memfasilitasi pembangunan partisipatif 4. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri Pedesaaan bagi masyarakat 5. Pelembagaannya
pengelolaan
dana
bergulir
dalam
peningkatan
pelayanan social dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap RTM 6. Terbentuk
dan
berkembangnya
BKAD
dalam
pengelolaan
pembangunan 7. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerjasama para pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesan Berikut adalah keluaran program yang berbentuk Kegiatan Sarana dan Prasarana PNPM Mandiri Perdesaan.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
74
Tabel 7. 11. Rekapitulasi Hasil Kegiatan Sarana dan Prasarana PNPM Mandiri Perdesaan Dana Kegiatan
HOK & Tenaga
Jumlah Pemanfaat
No
Lokasi/ Kabupa ten
Nama Sarana
Dimensi meter/ unit
BLM
swadaya
HOK & Tenaga
Tenaga
L
P
ARTM
1
Malang
Pasar Desa
168
1,474,600,443
496.934.331
20,052
228
11,472
15,204
5316
2
Malang
jalan trabat beton
60,400
10,285,509,040
1.416844.827
640,953
4264
92,942
92,4292
65442
3
Malang
Air bersih
335,694
8,442,682,350
2.009.226.001
1,796,831
1831
63571
86.283
43430
4
Malang
Drainase
51,027
6,821,686,749
1.157.441.536
243,272
2000
38076
42,922
24066
5
Malang
jalan Jembatan Beton Jembatan Baja Jembetan Pelengkung Gedung PAUD
112,383
15,632,652,366
2.664.333.400
4305827
4997
92862
82,261
77888
62
3,317,114,816
677821466
60813
360
36581
36.950
25456
31
2,368,429,784
826234865
19917
2021
20416
48914
9873
2
16,6740,150
58012500
296
-
1572
1691
587
13
1,244,220,700
170.139.750
17291
-
1407
1.706
1869
6 7 8
Malang Malang Malang
9
Malang
10
Malang
Gedung TK
99
6,699,610,857
1.128.733.000
2.537357306
3091.007
11043
12.380
9672
11
Malang
jalan telford
536,633
31,088,924,613
5.908.246.396
619.8344080
2003.020.433
3.031.180
238.755
184987
12
Malang
Jalan Aspal
260,290
18,661,754,456
5,362.739.539
438053149
5.378
158.708
168.152
109524
13
Malang
Jalan Telaah
1,910
262,860,000
13.524.000
2.0430
31
908
799
387
15
1,009,068,106
181,162.000
351636
174
16691
16.166
15661
2
92,352,300
48675000
617
10
306
309
243
saluran irigasi
8,098
1,066,876,835
156208437
9056
246
4080
3999
2636
Gedung Polindes Air Bersih (pompa listrik)
14
Malang
15
Malang
16
Malang
17
Malang
MCK
18
235,497,288
27802850
3802
54
314
410
384
18
Malang
gedung kendedes
1
182,796,200
15000000
0
0
0
0
0
19
Malang
SMP
2
84,435,600
23630000
672
78
43
65
70
20
Malang
Gedung Pendidikan Non formal
1
123,208,500
6.000.000
0
0
0
0
0
21
Malang
1,105
274,480,500
104.476.000
2601
87
3237
3287
1850
22
Malang
TK
45
53,252,500
5.200.000
411
11
368
343
309
23
Malang
Posyandu
5
24
Malang
25
Malang
26
Malang
27 28
85,738,500
3.000.000
0
48
207
198
330
Tandon Air minum goronggorong Gedung Posyandu
7
108,243,496
17.971.500
690
12
725
615
512
56
115,545,693
21.676.000
5440
98
1418
1439
1683
7
17,905,263
1.500.000
0
0
0
0
0
Malang
Dam
7
90,443,023
33837492
2674
631
2629
3405
2954
Malang
Gedung MTS
1
76,108,754
54500000
0
0
0
0
0
1
394,214,730
300000
546
28
988
476
875
1
45,775,655
13608250
665
57
0
0
0
1
5,266,700
644000
0
0
0
0
0
1
28,654,890
2292989
624
12
456
185
125
2
230,643,750
36.212.450
2586
65
6267
5929
487
1
35,362,205
300000
513
12
456
185
29
Malang
30
Malang
31
Malang
32
Malang
33 34
Malang Malang
Jembatan Banjir Limpas jembatan Gantung Jembatan pipa air Pasar hewan instalansi pengolahan & TPST gedung MI
132
Sumber : Kantor Bappeda Kabupaten Malang, Tahun 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
75
Dari tabel 7.10 di atas dapat dilihat bahwa hasil kegiatan sarana dan prasarana didominasi oleh sektor pendidikan baik formal maupun non-formal, yaitu : pembangunan gedung PAUD, TK, SMP/MTS 115 unit, dan satu unit untuk pembangunan gedung pendidikan non-formal. Selain itu program PNPM juga banyak menghasilkan sarana dan prasarana transportasi yaitu jalan dan jembatan yang ada di Kabupaten Malang masih banyak yang memprihatinkan. Dengan diperbaiki dan dibangunnya jembatan dan jalan raya diharapkan sektor ekonomi akan semakin maju dan lancar. Bidang kesehatan dan Pertanian tidak luput dari program PNPM. Di Bidang Kesehatan ada 5 (lima) Posyandu, 15 Polindes maupun 2 sarana air bersih yang dibangun. Saluran irigasi sebagai sarana penyedia dan distribusi air untuk tanaman padi dan tanaman pangan lainnya mempunyai peranan yang tinggi dalam peningkatan produktifitas pangan di Kabupaten Malang. Oleh karena itu PNPM Mandiri Perdesaan tidak mengabaikan
masalah
ini,
terbukti
ada
8.098
meter
saluran
yang
dibangun/diperbaiki dengan dana yang berasal dari program PNPM. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa PNPM di Kabupaten Malang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas. Mengenai hasil kegiatan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas mulai Tahun 2006 s/d Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 7. 11 berikut.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
76
Tabel 7. 12. Hasil Kegiatan Sarana dan Prasarana PNPM Generasi Sehat dan Cerdas mulai Tahun 2006 s/d Tahun 2010 No
Lokasi /
Nama
Kabupaten
Sarana
Dimensi
dana kegiatan
HOK & Tenaga
meter/ BLM
unit
swadaya
HOK & Tenaga
jumlah Pemanfaat
Tenaga
L
P
(Orang)
(Orang)
ARTM
Jalan 1
Malang
telford
18,695
1,437,817,295
221,898,678
21,358
597
10,122
8,490
8,239
23
1,173,064,140
278,365,950
7,484
182
2,919
6,030
6,166
8,432
169,778,150
24,510,000
1,190
31
603
507
581
35
481,576,850
139,006,150
3,745
159
2,159
2,665
3,440
2
157,514,000
20,000,000
1,807
13
209
192
98
167,593
2,862,393,107
318,165,700
19,541
689
14,222
13,876
16,500
55
1,507,670,234
156,831,950
15,128
452
4,363
5,828
4,837
6
270,049,450
21,312,300
2,712
67
698
887
1,908
76
381,355,300
157,466,850
5,079
242
1,992
2,538
3,385
Gedung 2
Malang
polindes air bersih
3
Malang
(pipanisasi) Jembatan
4
Malang
beton Jembatan gelagar
5
Malang
besi Jalan trabat
6
Malang
beton Gedung
7
Malang
posyandu Gedung
8
Malang
poskedes
9
Malang
MCK jalan
10
Malang
Paving
1,571
132,773,900
49,079,750
1,646
95
429
977
1,202
11
Malang
jalan aspal
3,536
356,801,500
86,067,200
2,261
62
1,184
1,847
1,268
12
Malang
drainase
817
63,153,300
9,173,900
672
26
1,265
1,294
729
13
Malang
tandon air
3
39,178,300
7,687,500
388
15
297
513
506
14
Malang
plesterisasi
1
1,500,000
500,000
30
5
115
210
45
15
Malang
TPT
117
120,636,900
24,984,500
1,104
28
334
497
705
8
16,463,900
7,511,500
145
8
621
591
632
3
76,250,000
1,650,000
744
20
121
114
71
8
25,531,900
2,580,000
264
5
21
39
60
2
13,196,000
2,000,000
92
8
0
662
556
9,286,704,226
1,528,791,928
85,390
2704
41,674
47,757
50,928
gorong 16
Malang
17
Malang
Plat sanggar belajar pembuat
18
Malang
biogas8 sumur &
19
Malang total
pompa
Berdasarkan tabel 7.11 di atas tampaknya bahwa hasil kegiatan sarana dan prasarana sejak Tahun 2006 sampai Tahun 2010 ini didominasi oleh BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
77
kegiatan peningkatan generasi sehat, sementara untuk generasi cerdas masih diabaikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar anggaran yang terserap digunakan untuk pembangunan gedung posyandu, puskesdes, polindes, sarana air bersih, dan sarana jalan. Sementara itu, untuk sarana generasi cerdas tampak pada pembangunan sanggar belajar. Jika ditinjau dari siapa yang memanfaatkan sarana dan prasarana yang dibangun oleh proyek PNPM ini tampaknya para perempuan lebih banyak memanfaatkannya dibandingkan dengan laki-laki, walaupun bedanya tidak signiifikan. Mengenai rekapitulasi kegiatan sarana dan prasarana pasca krisis Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 7.13 di bawah ini. Tabel 7. 13. No
1 2 3
Lokasi
Malang Malang Malang total
Rekapitulasi Kegiatan sarana Prasarana Pasca Krisis Tahun 2010 Kabupaten Malang
Nama sarana Jalan telford Rabat beton Drainase jalan
Dana Kegiatan
HOK & Tenaga
Jumlah Pemanfaat
Dimensi BLM
Swadaya
HOK
Tenaga
L
P
ARTM
2,546
238,906,100
26,127,500
1,670
130
634
780
643
5,712
793,529,100
118,656,000
4,341
525
3,236
3,251
1,598
364
84,294,000
6,473,500
747
19
136
130
125
1,116,729,200
151,257,000
6,758
4006
4161
8,622
674
2366
Kegiatan sarana dan prasarana pasca krisis Tahun 2010 digunakan untuk peningkatan sarana jalan dan drainase. Dana yang terserap hampir 90% tepatnya 88% berasal dari pusat atau BLM, sementara yang swadaya hanya 12%. Sama dengan kegiatan sebelumnya, yang paling banyak memanfaatkan proyek ini adalah perempuan. Mengenai perkembangan asset UPK di Kabupaten Malang sampai akhir Bulan April 2011 terdapat peningkatan rata-rata sampai 70%. Peningkatan tertinggi terjadi di Kecamatan Kepanjen, angkanya melebihi 200% yang dimanfaatkan oleh 689 kelompok atau 8.577 orang.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
78
Tabel 7. 14. Perkembangan Aset UPK Per 30 April Tahun 2011 Perkembangan Aset UPK No
1 2 3
Kecamatan
Pakis Jabung Poncokusumo
Dana Awal (UEP&SPP) 312,779,500 1,425,785,500 1,380,415,250
Asset Saat Ini 626,871,485 2,541,623,557 2,364,053,313
4
Wajak
1,140,016,000
1,861,946,488
5
Wagir
1,229,430,380
2,775,258,109
6 7
Singosari Kepanjen
8
Pagak
9
Kalipare
10 11
Donomulyo Gedangan
588,766,000 602,770,000
1,285,470,564 2,087,631,301
981,525,000
1,690,888,087
1,070,725,000
1,370,249,533
1,089,000,000 784,484,800
2,335,609,436 1,933,052,121
12
Bantur
622,250,000
1,004,652,589
13
Dampit
1,219,128,050
2,434,490,044
14 15
Tirtoyudho Sb. Manjing
16
Pujon
17
Ngantang
18 19
Kasembon Ampelgading
647,489,500 680,350,000
1,368,331,150 1,755,705,765
1,321,375,000
2,279,244,881
831,350,000
1,623,482,188
902,050,000 898,650,000
1,777,681,866 1,124,691,369
20
Godanglegi
927,599,250
1,067,560,221
21
Kromengan
712,500,000
938,086,172
22 23
Wonosari Tumpang
750,250,000 1,080,420,000
973,881,646 1,337,289,218
24
Karangploso
820,900,000
987,718,380
25
Dau
631,500,000
774,038,479
26 27
Bululawang Tajinan
740,001,950 652,200,000
824,661,786 821,484,608
28
Pagelaran
829,500,000
1,018,852,891
29
Ngajum
712,200,000
806,153,916
25,585,411,180
43,790,661,163
Total Kabupaten
Persentase Perkem
Jumlah Kelompok
100,42
301
78,26
374
71,26
281
63,33
381
125,74
412
118,33
313
246,34
689
72,27
305
27,97
458
114,47
138
146,41
160
61,45
180
99,69
166
111,33
122
158,06
217
72,49
295
95,28
210
97,07
286
25,15
111
15,09
101
31,66
54
29,81
40
23,77
119
20,32
71
22,57
63
11,44
94
25,83
93
22,83
88
13,19
82
71,15
6204
Jumlah Pemanfaat
2,645 10,805 3,485 6,728 4,571 3,130 8,577 5,465 4,682 1,392 4,730 2,198 1,788 2,276 7,211 5,001 3,216 4,408 1,220 744 519 532 1,327 840 643 733 843 870 706 91,285
(KMDA, 2011)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
79
BAB VIII. KETENAGAKERJAAN
8.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peranan penting. Tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan direncanakan dan dilaksanakan. Makin lengkap dan tepat data mengenai ketenagakerjaan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan disusun. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor kekuatan manusia merupakan unsur yang penting dalam pembangunan. Jumlah penduduk berdasarkan hasil Susenas 2010
di Kabupaten
Malang sebanyak 2.447.051 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 1.232.841 (50,38 persen) jiwa dan perempuan 1.214.210 (49,62 persen) jiwa. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan umur seperti pada tabel berikut dapat terlihat bahwa Persentase terbesar penduduk Kabupaten Malang berada pada kelompok umur produktif sekitar 65,90 persen. Tabel 8.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 di Kabupaten Malang Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0–4 109.476 103.208 5–9 99.244 94.587 10 – 14 95.792 94.344 15 – 19 105.778 73.338 20 – 24 76.683 82.323 25 – 29 106.517 107.943 30 – 34 93.326 76.981 35 – 39 93.696 103.936 40 – 44 91.847 80.866 45 – 49 80.505 85.480 50 – 54 79.395 62.776 55 – 59 62.382 64.353 60 – 64 35.629 48.811 65+ 102.571 135.264 Jumlah 1.232.841 1.214.210 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
212.684 193.831 190.136 179.116 159.006 214.460 170.307 197.623 172.713 165.985 142.171 126.735 84.440 237.835 2.447.051
80
Berdasarkan data pada tabel di atas jika dilihat berdasarakan persentase kelompok umur muda, kelompok produktis dan kelompok umur tua, maka hal ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia Kabupaten Malang sangat potensial dalam pendukung pembangunan perekonomian daerah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 8.1 Persentase Komposisi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Malang Tahun 2010
Di Indonesia yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomis (BPS 1983). Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap teteapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari pekerjaan karena sekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan dalam angkatan kerja. Bekerja diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang atau jasa dengan maksud untuk memperolah penghasilan berupa uang dan atau barang, dalam kurun waktu tertentu atau BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
81
selama paling sedikit satu jam dalam seminggu. Sedangkan definisi pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari
pekerjaan atau sedang mempersiapkan usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima namun belum mulai bekerja. Jumlah angkatan kerja dipengaruhi oleh jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan jumlah penduduk usia kerja atau struktur umur penduduk. Tabel berikut ini merupakan tabel mengenai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Kesempatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kab. Malang (2008-2010) yang belum terpilah berdasarkan jenis kelamin. Tabel 8.2.
Tingkat Partispasi Angkatan Kerja, Tingkat Kesempatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kab. Malang Tahun 2008 - 2010 Uraian
Penduduk Penduduk Usia 10 th Keatas Bukan Angkatan Kerja Angkatan Kerja Bekerja Seminggu Yang Lalu Rata-rata Jam Kerja (Jam) Seminggu Yang Lalu Pengangguran*) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Kesempatan Kerja Pkk (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (Pok) (%) Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka (2011)
2008 2.413.779 1.861.949 542.484 1.319.465 1.210.739 41,26 82.071 70,86 93,78 6,22
2009 2.425.311 1.922.467 569.627 1.352.840 1.222.764 42,63 68.048 70,37 94,97 5,03
2010 2.447.051 2.046.859 581.590 1.465.269 1.208.223 42,86 57.046 71,59 95,49 4,51
Catatan : *) Mulai tahun 2003 terjadi perubahan konsep tentang pengangguran yaitu pengangguran meliputi yang sedang mencari kerja atau sedang mempersiapkan usaha, termasuk yang pesimis untuk mendapatkan kerja atau belum mulai kerja.
Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan pada jumlah penduduk usia kerja 10 tahun keatas, maupun pada jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja selama 3 tahun terakhir (2008 – 2010). Peningkatan yang terjadi dari data tersebut diatas bukan saja pada jumlah per unit (orang) melainkan juga pada tingkat Persentase pertumbuhannya seperti pada penduduk usia 10 th keatas dari tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
82
kenaikan pertumbuhan 3,25% kemudian dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami lonjakan pertumbuhan penduduk di usia 10 th keatas hingga 6,47%. Kondisi ini juga diikuti oleh meningkatnya Persentase pertumbuhan Angkatan Kerja dari tahun 2008 ke tahun 2009 yang terjadi sebesar 2,53% kemudian dari tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami lonjakan sebesar 8,31%. Hanya aja keadaan ini sedikit berbeda pada data Bukan Angkatan Kerja yang meskipun mengalami peningkatan pada jumlah satuan unit, namun tingkat Persentase pertumbuhannya menurun dari 5% (untuk tahun 2008 ke tahun 2009) dan hanya 2,1% ( pada tahun 2009 ke tahun 2010). Trend ini dapat dilihat pada Grafik berikut :
Gambar 8.2 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Usia 10 th keatas, Angkatan Kerja (AK) dan Bukan Angkatan Kerja tahun 2008-2010 di Kabupaten Malang
Dari grafik di atas dapat terlihat jelas bahwa kenaikan pertumbuhan penduduk usia 10 tahun keatas juga berdampak pada peningkatan pertumbuhan Angkatan Kerja. Seperti yang telah diketahui bahwa penduduk Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetap tetapi sementara tidak bekerja, dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
83
tetapi mencari pekerjaan secara aktif. Dengan demikian bila Kabupaten Malang mempunyai jumlah penduduk berada kategori Angkatan Kerja dan terutama masuk dalam kelompok bekerja bukan pengangguran, maka akan sangat membantu meningkatkan perekonomian daerah. Secara keseluruhan perkembangan jumlah penduduk usia 10 tahun keatas termasuk didalamnya jumlah penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja disajikan dalam grafik berikut :
Gambar 8.3
Perkembangan Jumlah Penduduk usia 10 tahun keatas, Penduduk Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja tahun 2008-2010 di Kabupaten Malang
Sementara itu dari jumlah penduduk kategori Angkatan Kerja yang bekerja dalam tiga tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Hal ini terlihat pada data tabel sebelumnya dimana jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2008 sebesar 91,76% terhadap Angkatan Kerja kemudian menurun menjadi 90,38% tahun 2009 bahkan terus menurun sebesar 82,46% pada tahun 2010.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
84
1.208.223
1.222.764
1.465.269
1.210.739
82,46%
1.352.840
90,38%
1.319.465
91,76%
2008
2009
2010
Prosentase Bekerja Angkatan Kerja
Gambar 8.4 Persentase Perkembangan Penduduk yang Bekerja seminggu yang lalu terhadap Angkatan Kerja tahun 2008-2010 di Kabupaten Malang
Kondisi ini bisa diakibatkan dari adanya putus hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi sebagai dampak krisis global. Meskipun demikian jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan (jam kerja seminggu yang lalu) oleh penduduk yang bekerja juga mengalami peningkatan yaitu 41,26 jam/minggu pada tahun 2008, dan 42,63 jam/minggu pada tahun 2009 serta 42,86 jam/minggu pada tahun 2010. Dilain pihak seperti jumlah Pengangguran yang terjadi di Kabupaten Malang menunjukan data yang cukup baik dimana tingkat pertumbuhan penduduk yang menganggur mengalami penurunan. Keadaan ini terlihat dari Persentase jumlah penduduk yang menganggur terhadap jumlah Angkatan Kerja pada tahun 2008 sebesar 6,22% menjadi 5,03% pada tahun 2009 kemudian turun lagi menjadi 3,89% hingga pada tahun 2010. Ini dapat menjadi indikator tersedianya kesempatan kerja yang cukup besar bagi penduduk Angkatan Kerja untuk dapat bekerja. Laju pertumbuhan penduduk yang bekerja dan pengangguran terhadap Angkatan Kerja dapat dilihat pada gambar berikut :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
85
Gambar 8 5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Bekerja dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Angkatan Kerja di Kabupaten Malang tahun 2008-2010
8.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah angka yang menunjukkan persentase Angkatan Kerja terhadap penduduk usia kerja. Dalam data ini, yang termasuk pada kategori penduduk usia kerja adalah penduduk berusia 10 tahun hingga 64 tahun, sedangkan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia lebih dari 10 tahun yang sudah melakukan usaha untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan ataupun penduduk yang masih menganggur. Pada Tabel 7.2 terlihat bahwa TPAK Kabupaten Malang cenderung meningkat dari tahun 2008 hingga 2010. Hal ini dapat terjadi karena jumlah Angkatan Kerja dalam kurun waktu 3 tahun terakhir juga mengalami peningkatan yaitu 70,86 persen pada tahun 2008, dan 70,37 persen pada tahun 2009 sedangkan pada tahun 2010 sebesar 71,59 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
86
71,60% 71,40% 71,20% 71,00% TPAK
70,80% 70,60% 70,40% 70,20% 2008
2009
2010
Gambar 8.6 Angka Tingkat Pertisipasi Kerja di Kabupaten Malang tahun 2008-2010
Angka TPAK dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui penduduk yang aktif bekerja ataupun mencari pekerjaan. Bila angka TPAK kecil maka dapat diduga bahwa penduduk usia kerja banyak yang tergolong Bukan Angkatan Kerja baik yang sedang sekolah maupun mengurus rumah tangga dan lainnya. Dengan demikian angka TPAK dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk yang masih bersekolah dan penduduk yang mengurus rumah tangga. Kedua factor tersebut dapat dipengaruhi pula oleh keadaan ekonomi dan social budaya. Oleh karena itu, di negara-negara yang sudah maju TPAK cenderung tinggi pada golongan umur dan tingkat pendidikan tertentu. Biasanya untuk mengamati perkembangan suatu negara atau daerah, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menurut golongan umur dan pendidikan yang sering diperhatikan. Pola TPAK perempuan ini dapat menjadi petunjuk yang berguna dalam mengamati arah dan perkembangan aktifitas ekonomi disuatu Negara atau daerah. Berlainan dengan laki-laki, umumnya perempuan mempunyai peranan ganda sebagai ibu yang melaksanakan tugas rumah tangga, mengasuh dan membesarkan anak dan bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Sayangnya data yang terpilah gender dalam kategori Angkatan Kerja, Bukan Angkatan dan Pengangguran belum tersedia, sehingga
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
87
agak susah untuk menghitung TPAK perempuan menurut golongan umur maupun pendidikan. 8.3 Angkatan Kerja Berdasarkan lapang Usaha Jumlah Angkatan Kerja yang bekerja biasanya dipandang sebagai jumlah kesempatan kerja yang tersedua di suatu wilayah. Analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitik beratkan pada alokasi Angkatan Kerja yang bekerja menurut sector, trend perpindahan (terutama dari sector pertanian ke sektor lani) dan penyebab perpindahan tersebut serta implikasinya. Kegiatan ekonomi di Kabupaten Malang meliputi beberapa sector atau lapangan usaha, baik penduduk perempuan dan laki-laki berpartisipasi dalam semua sektor. Kondisi riil jumlah penduduk usia kerja diatas 10 tahun yang bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan dan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut :
Tabel 8.3. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan dan Terpilah Gender di Kabupaten Malang tahun 2010 Laki-laki Perempuan Jumlah ( L + P ) % Sektor % terhadap ∑ ∑ terhadap ∑ % Perempuan Laki-laki 321.337 61,28 203.035 38,72 524.372 36,40 Pertanian 4.140 83,64 810 16,36 4.950 0,34 Pertambangan & Galian Industri Pengolahan 101.253 48,30 108.380 51,70 209.633 14,55 Listrik, Gas & Air 1.487 100 1.487 0,10 Konstruksi 86.481 98,22 1.569 1,78 88.050 6,11 Perdagangan 147.340 47,85 160.590 52,15 307.930 21,37 Angkutan & Komunikasi 52.477 86,33 8.309 13,67 60.786 4,22 Jasa 88.912 93,22 6.464 6,78 95.376 6,62 Lainnya 76.722 51,78 71.456 48,22 148.178 10,28 880.149 560.613 1.440.762 100 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka 2011 (diolah)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
88
Berdasarkan data pada tabel diatas maka dari keseluruhan lapangan pekerjaan yang tersedia, sektor pertanian masih merupakan unggulan utama dalam menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan sektor yang lain yaitu sebesar 36,40 persen. Sedangkan sektor kedua sebagai penyerap tenaga kerja yaitu pada perdagangan sebesar 21,37 persen, sektor ketiga selanjutnya ada pada industry pengolahan yaitu sebesar 14,55 persen. Sementara itu, jika dilihat dari daya serap tenaga kerja berdasarkan gender/ jenis kelamin maka sektor perdagangan dan industry pengolahan didominasi oleh pekerja perempuan daripada laki-laki. Untuk lebih jelaskan mengenai daya serap tenaga kerja di sembilan sektor / lapangan pekerjaan terhadap jenis kelamin dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 8.7. Persentase Daya Serap Tenaga Kerja berdasarkan Jenis Kelamin Terhadap Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
89
8.4. Penempatan Tenaga Kerja Penempatan tenaga kerja menurut sektor tidak terlepas dari tingkat pendidikan pencari kerja. Rincian mengenai data pencari kerja yang terdaftar pada kantor Tenaga Kerja menurut pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8.4.
Pencari Kerja yang Terdaftar pada kantor Tenaga Kerja menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2010 di Kab. Malang
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan SD 254 404 SMTP 1.473 797 SMTA 22.756 11.212 Sarjana Muda 846 1.615 Sarjana 5501 6.543 Jumlah 30.830 20.571 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2011 PENDIDIKAN
Jumlah 658 2.270 33.968 2.461 12.044 51.401
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa data yang tersedia dalam Kabupaten Malang dalam Angka tahun 2011 terdapat 66 persen pencari kerja yang terdaftar baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat pendidikan SMTA dan 24 persen memiliki tingkat pendidikan sarjana. Namun kondisi ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan data terbaru bulan Agustus 2011 pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Malang. Dari data terbaru yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja tersebut dapat dilihat bahwa data pencari kerja baik yang mendaftar maupun yang mendapat penempatan pada bulan Agustus 2011 didominasi oleh perempuan dengan jenjang pendidikan SLTP dan pada kelompok umur 20 – 29 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
90
Tabel 8.5. Data Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur pada Dinas Tenaga Kerja Kab. Malang, Agustus 2011 Data Pencari Kerja Tingkat Pendidikan Tdk Tamat SD
Sisa Bulan Lalu P ∑
L
%
L
Pendaftaran P ∑
%
Penempatan L P ∑ %
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SD
187
173
360
1
0
0
0
0
0
0
0
0
SLTP
562
131
693
1
7
73
80
59
6
76
82
85
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
SLTA :
9.740
5.024
14.764
29
7
14
21
16
5
8
13
13
11.360
3.328
14.688
29
9
2
11
8
2
0
2
2
D1/2/3
1.792
2.796
4.588
9
2
3
5
4
0
0
0
0
S1
8.942
6.082
15.024
30
9
9
18
13
0
0
0
0
32.583
17.534
50.117
100
34
101
135
100
13
84
97
100
10 - 14 tahun
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15 - 19 tahun
3.487
2.574
6.061
12
0
0
0
0
0
0
0
0
20 - 29 tahun
23.354
10.818
34.172
68
33
98
131
97
7
76
83
86
30 - 44 tahun
3.451
3.136
6.587
13
1
3
4
3
6
8
14
14
45 - 54 tahun
2.311
1.007
3.318
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah 32.603 17.535 50.138 100 34 101 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Malang ( Agustus 2011)
135
100
13
84
97
100
Umum Kejuruan
Jumlah Kelompok Umur
55 tahun keatas
Terkait dengan daya serap lapangan kerja pada saat ini juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka jenis pekerjaan serta upah yang diterima tentunya berbeda dengan seseorang yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Tidaklah mengherankan jika tenaga kerja yang tersedia di dominasi oleh perempuan dengan jenjang pendidikan paling tinggi SLTP dan berada pada umur muda ( 20 – 29 tahun ) maka lapangan pekerjaan yang tersedia berkisar hanya pada : tenaga pembantu rumah rangga, tenaga kasar pada industry bahkan pelayan toko. Data mengenai daya serap tenaga kerja pada perusahaan yang terdaftar, secara rinci disajikan pada tabel berikut ini : BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
91
Tabel 8.6. Banyaknya Tenaga Kerja di Perusahaan yang menurut Sektor tahun 2010 di Kab. Malang WNI SEKTOR L P L Pertanian, Peternakan, 4.738 452 Perikanan, Kelautan dan Perburuan Pertambangan & Penggalian 18 2 Industri Pengolahan
Terdaftar pada Kantor Tenaga Kerja WNA P 3
-
ANAK L P 16 3
JUMLAH 5.212
-
-
-
20
23.959
18.174
23
21
54
42.231
Listrik, Gas dan Air Bersih
571
992
-
-
-
1.563
Bangunan
994
1.754
-
16
-
2.764
1.154
2.623
2
7
4
3.790
Angkutan, Penggudangan & Kom
731
899
-
-
-
1.630
Keuangan, Asuransi & Jasa Perushn
1.320
3.974
-
-
-
5.294
3 63
4 65
2.580 65.084
Perdagangan, Hotel & Restauran
Jasa Sosial & Perorangan 1.002 1.569 Jumlah 34.487 30.439 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2011
2 30
-
Pada tabel di atas, terlihat bahwa jumlah tenaga kerja WNI pada 6 dari 9 sektor didominasi oleh perempuan kecuali pada
3 sektor lainnya ;
Pertanian, Pertambangan dan Industri Pengolahan masih didominasi oleh kaum laki-laki. Meskipun demikian walau hanya mengisi 47 persen dari jumlah keseluruhan tenaga kerja yang terdaftar hal ini dapat memberikan indikasi bahwa peran perempuan dalam membangun perekonomian perlu diakui. Demikian juga halnya dengan penempatan tenaga kerja yang dilakukan dikategorikan ke dalam 3 program, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
92
Tabel 8.7. Banyaknya Penempatan Tenaga Kerja yang Terdaftar pada kantor Tenaga Kerja menurut Program Kerja tahun 2008-2010 Program 2008 2009 2010 Antar Kerja Lokal (AKL) 392 341 556 Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) 181 163 200 Antar Kerja Antar Negara (AKAN) 5584 2008 4533 Jumlah 6.157 2.512 5.289 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2011
Dari data yang terekam pada dinas Tenaga Kerja dapat dilihat bahwa kecenderungan peningkatan terjadi pada setiap program baik itu pada Antar Kerja Lokal/ AKL, Antar Kerja Antar Daerah/ AKAD maupun pada Antar Kerja Antar Negara dari tahun 2009 ke tahun 2010. Khusus untuk penempatan tenaga kerja melalui program Antar Kerja Antar Negara pada tahun 2010 terjadi lonjakan 126 persen dari tahun 2009. Hal menunjukkan banyaknya minat pencari kerja yang menjadi TKI di Negara lain. Berdasarkan data penempatan tenaga kerja menurut jenis antar kerja pada Dinas Tenaga Kerja pada bulan Agustus 2011 jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis instansi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8.8. Data Penempatan Tenaga Kerja Menurut Jenis Antar Kerja dan Jenis Instansi pada Dinas Tenaga Kerja Kab. Malang, Bulan Agustus 2011 AKL AKAN Keterangan L P ∑ L P ∑ Tingkat Pendidikan : SLTP Sederajat 7 6 13 0 0 0 SLTA Sederajat 0 0 0 6 76 82 Jumlah 7 6 13 6 76 82 Jenis Instansi : Perusahaan Swasta 7 6 13 6 76 82 Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Agustus 2011
Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa 93 orang yang terdata pada bulan Agustus 2011, penempatannya hanya pada Antar Kerja Lokal dan Antar Kerja Negara yang kesemuanya bekerja pada perusahaan swasta. Tenaga kerja yang bekerja melalui program AKL berpendidikan SLTP sederajat sedangkan pada program AKAN tingkat pendidikan terakhir pada BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
93
level SLTA serta di dominasi oleh kaum perempuan. Hal ini juga membuktikan bahwa minat bekerja dikalangan perempuan untuk luar negeri hingga bulan Agustus 2011 di Kabupaten Malang cukup tinggi. Data mengenai Tenaga Kerja Indonesia Kab. Malang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8.9. TKI Kabupaten Malang menurut Negara Penempatan Tahun 2010 Jumlah Negara Tujuan Jiwa % Hongkong 1.217 29 Singapura 341 8,1 Malaysia 273 6,5 Taiwan 766 18,3 Saudi Arabia 1.597 38,1 Jumlah 4.194 100 Sumber : Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa tujuan Negara yang mendominasi TKI asal Kabupaten Malang pada tahun 2010 adalah Saudi Arabia sebanyak 1.597 orang atau sebesar 38,1 persen, kemudian disusul Hongkong dan Taiwan masing-masing sebesar 29 persen dan 18,3 persen. Jika dibandingkan dengan data terbaru dari Dinas Tenaga Kerja mengenai penempatan TKI ke Luar Negeri Kab. Malang pada bulan Agustus 2011 diketahui bahwa Negara tujuan yang paling banyak jumlah TKI adalah Hongkong kemudian Timur Tengah. Dari jumlah keseluruhan TKI yang ditempatkan di luar negeri mayoritas adalah perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8.10. TKI Kabupaten Malang menurut Negara Penempatan pada Bulan Agustus 2011 Negara Tujuan L P ∑ Hongkong 0 95 Singapura 0 9 Taiwan 2 36 Brunei 0 1 Timur Tengah 5 84 Jumlah 7 225 Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kab. Malang ( Agustus 2011)
95 9 38 1 89 232
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
94
Adapun kasus TKI asal kabupaten Malang yang berhasil didata hingga pada tahun 2010 (Kab. Malang Dalam Angka) yaitu terdapat 3 orang meninggal dunia (masing-masing 1 orang di Negara Malaysia, Hongkong dan Saudi Arabia) serta 1 orang lainnya di negara Malaysia dengan keterangan sakit, sehingga total keseluruhan kasus TKI yang terdata berjumlah 4 orang. 8.5. Upah Minimum Kabupaten Malang dan Gejolak Kerja Upah minimum di Kabupaten Malang secara nominal menunjukkan adanya peningkatan selama 3 tahun terakhir hanya saja tidak diikuti pula dengan besarnya persentase per tahunnya. Dengan kata lain besarnya persentase kenaikan upah justru menurun dari tahun 2008 ke tahun 2009 persentase peningkatan upah terjadi sebesar 40persen sedangkan pada tahun 2009 ke tahun 2010 persentase peningkatan upah minimal hanya pada kisaran 5 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8.11. Upah Minimum Kabupaten, Jumlah Perusahaan yang Menangguhkan dan Jumlah Perusahaan yang Tercatat tahun 2008 - 2010 Uraian 2008 2009 2010 Upah Minimum Kabupaten (UMK) Rupiah 681.000 954.500 1.000.005 Perusahaan Yg Menangguhkan UMK (unit) 8 13 10 Jumlah Perusahaan Tercatat (unit) 747 804 807 Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kab. Malang tahun 2011
Sedangkan gejolak kerja yang terdata pada Dinas Tenaga Kerja mulai tahun 2008 hingga tahun 2010 meskipun tidak terpilah berdasarkan jenis kelamin namun menunjukan terjadi penurunan setiap tahunnya. Sebagai contoh pemutusan hubungan kerja (PHK) baik per kasus maupun jumlah pekerja yang di PHK dalam tiga tahun terakhir menurun cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam 3 tahun terakhir kinerja tenaga kerja per orangan maupun pada skala perusahaan cukup baik, dibuktikan pula pada data di tabel berikut :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
95
Tabel 8.12. Gejolak Tenaga Kerja di Kabupaten Malang Tahun 2008-2010 Uraian
2008
2009
2010
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Kasus
21
17
13
516
-
50
-
-
-
Dalam Perusahaan / Inside
235
171
69
Luar Perusahaan / Outside
136
177
163
Jumlah
371
348
232
Meninggal
3
2
4
Cacat
-
30
15
Sakit
371
316
213
Jumlah
374
348
232
Penghargaan K3 Tingkat Nasional
6
7
7
Perusahaan
4
8
7
Melanggar UU Ketenagakerjaan
-
-
-
Perusahaan yang diperiksa
67
280
158
Yang di Nota Pembinaan
66
150
158
1
2
5
Pekerja Kecelakaan
Korban Kecelakaan
Yang di BAP
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Malang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
96
BAB IX HUKUM DAN HAM Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak. Hukum sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana. Hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan, lingkungan, peraturan atau tindakan militer. Dalam bab ini akan dibahas terkait dengan aspek hukum dan gender, yaitu (1) banyaknya perkara yang masuk pengadilan Agama, (2) banyaknya cerai talak dan cerai gugat, (3) perkara perceraian menurut factor penyebabnya, (4) banyaknya perkara yang diputus di pengadilan Agama, (5) banyaknya tindak kejahatan, (6) banyaknya tindak kejahatan menurut jenis kejahatan, (7) banyaknya surat ijin mengemudi yang diterbitkan, (8) banyaknya surat ijin mengemudi yang diterbitkan menurut kepemilikan, (9) jenis SIM dan jenis kelamin, (10) banyaknya pelanggaran lalu lintas menurut jenis pelanggaran, (11) banyaknya pelaku pelanggaran lalu lintas menurut jenis pekerjaan, (12) banyaknya pelaku pelanggaran lalu lintas menurut status pendidikan, (13) tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), (14) tindak pelecehan, (15) perkosaan, (16) perdagangan manusia (trafficking), (17) keberadaan sumberdaya meliputi Sumberdaya Manusia (SDM) dan sumberdaya Buatan (SDB) terkait dengan aspek Hukum di Kabupaten Malang. 9.1. Banyaknya Perkara Yang Masuk Pengadilan Agama Perkara yang masuk ke pengadilan agama berhubungan dengan aspek gender. Perkara tersebut antara lain ijin poligami, cerai talak, cerai gugat, itsbath nikah dan lainya. Dilihat dari aspek jenis perkara, bulan apa jenis BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
97
perkara nya tertinggi. Dilihat dari sisi waktu (bulan), bagaimana kondisi jumlah dari setiap perkara per bulannya. Berikut grafik yang menunjukkan jumlah setiap perkara dalam satu tahun, dapat terdeteksi untuk perkara tertentu, bulan apa jumlah nya tertinggi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 9.1. Jumlah Setiap Perkara Dalam Satu Tahun (KMDA, 2010)
Sedangkan setiap bulannya tertinggi adalah perkara lainnya. Kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik 2 berikut
Gambar 9.2. Jumlah Perkara yang Masuk Pengadilan Agama Per bulan (KMDA, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
98
Terlihat dari grafik 8.2, setiap bulannya terbanyak adalah perkara selain poligami, cerai talak, cerai gugat dan itsbath nikah. Kasus poligami paling rendah di Kabupaten Malang, disusul peringkat kedua yaitu cerai gugat, cerai talak dan itsbath nikah. 9.2. Banyaknya Cerai Talak dan gugat tahun 2009 dan 2010 Jumlah cerai talak dan cerai gugat tahun 2010 lebih banyak dibandingkan tahun 2009. Masing-masing tahun, jumlah cerai talak dan gugat semakin meningkat, seperti tampak pada grafik 3 berikut ini :
Gambar 9.3. Banyaknya Cerai Talak dan Cerai Gugat Tahun 2009 dan 2010 (KMDA, 2010)
Terlihat pada grafik 8.3, jumlah cerai talak dan gugat tahun 2009 dan 2010 masing-masing mengalami peningkatan. Hal ini jika dilihat dari factor penyebab terjadi perceraian tertinggi adalah karena tidak ada tanggung jawab. Tampaknya factor ekonomi ada hubungannya dengan tidak tanggung jawabnya seorang suami atau istri terhadap pasangannya. Factor penyebab kasus perceraian dapat dilihat pada sub bab berikut ini:
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
99
9.3. Perkara Perceraian Menurut Faktor Penyebabnya Faktor penyebab kasus perceraian antara lain karena poligami tidak sehat, krisis akhlaq, cemburu, kawin paksa, ekonomi, dan tidak tanggung jawab. Pada kasus perceraian yang ada di Kabupaten Malang, penyebab mana yang terbanyak dapat dilihat pada grafik 8.4 berikut :
Gambar 9.4. Jumlah Perceraian Berdasarkan Penyebabnya (KMDA, 2010)
Terlihat dari gambar 8.4, bahwa penyebab terbanyak kasus perceraian di Kabupaten Malang adalah karena tidak tanggung jawab. Umumnya yang dikatakan tidak bertanggung jawab itu adalah dari pihak laki-laki yaitu tidak memberikan nafkah lahir, batin atau keduanya. Namun tidak menutup kemungkinan yang tidak bertanggung jawab adalah dari pihak perempuan, misalnya dengan meninggalkan suami untuk tinggal bersama orang tuanya. Penyebab perceraian karena tidak tanggung jawab bisa dikaitkan dengan penyebab ekonomi. Tinggi rendahnya pendapatan keluarga ditentukan oleh jumlah yang bekerja dan jenis pekerjaan. Karena laki-laki dan perempuan semua berhak terjun ke dunia public, maka jika perempuan juga bekerja kemungkinan terjadi perceraian akibat tidak bertanggung jawab mengenai nafkah lahir dapat diminimalkan.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
100
9.4. Banyaknya Perkara Yang Diputus Di Pengadilan Agama Tidak semua perkara yang masuk di pengadilan Agama itu diputuskan di pengadilan Agama. Berapa banyak yang diputuskan di pengadilan Agama dan perkara mana yang terbanyak akan digambarkan pada grafik berikut :
Gambar 9.5. Banyaknya Perkara Yang Diputus di Pengadilan(KMDA, 2010)
Banyaknya masing-masing perkara yang diputuskan di pengadilan agama, untuk perkara ijin poligami karena jumlahnya sangat rendah, setiap bulannya tidak nampak bulan apa terbanyak jumlahnya. Kasus cerai talaq, tertinggi jumlah yang diputuskan ada pada bulan Maret dan Desember. Cerai gugat, terbanyak juga bulan Maret. Itsbath nikah terbanyak ada pada bulan April. Perkara lainnya, terbanyak bulan Januari. Sedangkan banyaknya total perkara dengan perkara yang diputuskan di pengadilan agama terjadi kesenjangan yang cukup tinggi pada masing-masing bulannya. Berdasarkan data dari Departemen Agama, jumlah perkara yang masuk ke pengadilan Agama lebih rendah daripada yang diputuskan. Secara logika harusnya jumlah perkara lebih tinggi. Untuk lebih jelasnya seperti apa tingkat kesenjangannya dapat dilihat pada grafik 8.6 berikut ini :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
101
Gambar 9.6. Banyaknya Perkara dan yang Diputuskan di Pengadilan Agama (KMDA, 2010)
Terlihat dari grafik 8.6 di atas, total perkara yang diputuskan di pengadilan agama lebih besar daripada total perkara yang masuk di pengadilan Agama 9.5. Banyaknya Tindak Kejahatan Jumlah tindak kejahatan di Kabupaten Malang tahun 2009 lebih banyak dari pada tahun 2010. Artinya terjadi penurunan tindak kejahatan. Dilihat dari sisi yang dilaporkan dan yang diselesaikan, tampak jumlah kasus kejahatan yang dilaporkan lebih banyak dari yang dapat diselesaikan. Artinya pihak aparat hukum harus lebih keras lagi bekerja untuk menuntaskan kasus-kasus tepat pada waktunya. Grafik kejahatan tahun 2009 dan 2010 serta berapa yang dilaporkan dan diselesaikan dapat dilihat pada Grafik
Gambar 9.7 jumlah kejahatan yang dilaporan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
102
Terlihat dari gambar 8.7, bahwa baik jumlah kejahatan yang dilaporan dan yang diselesaikan mengalami penurunan. Dilihat dari sisi yang dilaporkan menurun berarti ada peningkatan keamanan. Namun dilihat dari aspek yang diselesaikan menurun berarti kinerja aparat hukum juga menurun. 9.6. Banyaknya Tindak Kejahatan Menurut Jenis Kejahatan Jenis kejahatan yang ada di Kabupaten Malang ada 39 seperti tampak pada Tabel 1. Tabel 9.1. Jumlah Kejahatan Di Kabupaten Malang Menurut Jenis Kejahatannya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
JENIS KEJAHATAN Pengeroyokan Persetubuhan Penghinaan Pembakaran Kebakaran Surat Palsu Perdagangan Bayi dan Wanita Perampasan Pemerkosaan VCD Perjudian Penculikan Pembunuhan Penganiayaan Berat Penganiayaan Ringan Pencurian Dengan Kekerasan Pencurian Dengan Pemberatan Pencurian Ringan Pencurian Kayu Jati Pencurian Kend. Bermotor Penc. Kwt. Tilpun dan Listrik Pencurian Hewan Ternak Pemerasan Penggelapan Penipuan Penadahan Merusak Bunuh Diri Penemuan Mayat Membawa Lari Anak Perbuatan Tak Menyenangkan Perbuatan Cabul Handak / Petasan Sengketa Tanah Perjinahan Kejahatan Senjata Api Kejahatan Senjata Tajam Kejahatan Dlm Rumahtangga Lain-lain
DILAPORKAN 2009 2010 29 34 12 50 4 5 1 3 15 8 12 14 4 2 47 47 24 12 4 4 234 153 1 9 3 79 89 51 54 48 39 472 422 91 85 80 39 253 204 44 38 32 21 17 7 70 65 132 158 6 7 32 39 1 20 2 14 18 10 6 26 22 4 4 27 28 14 9 2 34 35 55 64 87 131
DISELESAIKAN 2009 2010 18 26 8 35 3 3 1 3 14 8 1 1 2 3 15 22 26 10 4 3 246 154 13 4 77 69 37 36 30 31 202 214 65 62 73 40 23 54 3 2 12 11 9 2 29 29 61 49 11 30 11 16 1 20 2 11 12 6 1 15 21 4 2 2 3 16 3 2 32 34 18 35 53 88
(Sukesi dkk, 2009)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
103
Jumlah kasus kejahatan yang dilaporkan tahun 2009 dan 2010 setiap jenisnya bervariasi, ada yang mengalami peningkatan ada yang mengalami penurunan. Seperti misalnya kasus persetubuhan mengalami peningkatan dengan tajam setiap tahunnya. Sedangkan perkosaan, perjuan dan pencurian kawat listrik dan telepon mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 9.8. Jumlah Kejahatan Berdasarkan Jenis nya Yang Dilaporkan Tahun 2009 dan 2010 (Polres Malang, 2010)
Jumlah tertinggi kasus di kabupaten Malang adalah pencurian dengan pemberatan. Solusi dari penurunan kasus kejahatan yang berkaitan dengan ekonomi, kesejahteraan, kemiskinan, rendahnya upah tenaga kerja, dll dapat melalui pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang tidak mampu. Grafik dibawah ini menggambarkan kasus kejahatan dari semua jenis yang dapat diselesaikan pada tahun 2009 dan 2010. Kondisi kasus yang dapat diselesaikan setiap jenis kejahatan bervariasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
104
Gambar 9.9. Jumlah Kejahatan Per Jenis Yang Diselesaikan di Kabupaten Malang Tahun 2009 dan 2010 (Polres Malang, 2010)
Setiap jenis kejahatan, dengan jumlah kasus kejahatan yang dapat diselesaikan menurun berarti kinerja aparat dalam menyelesaikan kasus menurun. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi di tubuh lembaga yang menangani kasus hukum.
Gambar 9.10. Jumlah Kejahatan Per Jenis nya yang Dilaporkan dan Diselesaikan di Kab. Malang Tahun 2009(Polres Malang, 2010)
Tahun
2010,
banyak
kasus
kejahatan
yang
dilaporkan
tidak
dapat/belum diselesaikan. Sebagai contoh kasus kejahatan pencurian dengan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
105
pemberatan dan pencurian kayu jati, terjadi kesejangan yang tajam antara jumlah kejahatan yang dilaporkan dengan yang dapat diselesaikan. Pada umumnya, kondisi setiap kasus juga mengalami penurunan antara yang dilaporkan dan yang dapat diselesaikan. Ini artinya kinerja aparat hukum di Kabupaten Malang menurun dibandingkan tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 11 berikut ini :
Gambar 9.11. Jumlah Kejahatan Per JenisnyayangDilaporkandanDiselesaikandiKab.Malang Tahun 2010 (Polres Malang, 2010)
9.7. Banyaknya Surat Ijin Mengemudi Yang Diterbitkan Salah satu syarat untuk seseorang boleh mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya yaitu dengan memilik surat ijin mengemudi (SIM). Jika seseorang tidak memiliki SIM pada saat mengendarai kendaraan di jalan Raya dapat dikatakan suatu pelanggaran. Pengadaan terbanyak SIM di Kabupaten Malang tahun 2010 pada bulan Januari. Sedangkan perpanjangan SIM terbanyak pada bulan Juli dan Desember. Pengadaan SIM paling sedikit bulan Desember dan perpanjangan paling sedikit bulan Februari.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
106
Gambar 9.12. Banyak nya SIM Baru, Perpanjangan dan Rusak Di Kab. Malang (Polres Malang, 2010)
Kesadaran untuk memiliki SIM dalam mengendarai kendaraan bermotor merupakan hal yang patut di tingkatkan karena masih banyak juga masyarakat yang melanggar lalu lintas karena tidak mempunyai dokumen yaitu SIM. Pihak kepolisian berupaya memotivasi masyarakat agar kesadarannya meningkat dengan gerakan ―500 kesalahan per hari‖. Upaya ini boleh juga karena setiap hari diadakan rasia. Dengan demikian menuntut masyarakat disiplin memiliki surat, perpanjangan dan mengurus kembali jika rusak. Berapa jauh tingkat kesenjangan laki-laki dan perempuan yang memiliki SIM A, dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 9.13. Kesenjangan Kepemilikan SIM A berdasarkan Jenis Kelamin (Polres Malang, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
107
Kepemilikan SIM A digunakan untuk syarat pengemudi mobil roda empat. Jumlah masyarakat Kabupaten Malang yang memiliki atau mengurus kepemilikan SIM A untuk laki-laki jauh lebih tinggi atau banyak daripada perempuan. Hal ini disebabkan masih banyaknya perempuan yang tidak dapat mengendarai mobil roda empat. Pelabelan atau stereotype bahwa perempuan tidak pantas menyetir mobil roda empat merupakan salah satu penyebab mengapa banyak perempuan yang tidak dapat menyetir mobil. SIM A ini untuk dokumen menyetir mobil pribadi. Kepemilikan SIM A umum anatara laki-laki dan perempuan juga terjadi kesenjangan. SIM A umum ini untuk syarat bagi pengemudi mobil kendaraan umum seperti mikrolet, taksi, mobil box, dan lainlain. Terjadinya kesenjangan ini karena memang budaya di Indonesia, pengemudi mobil umum hamper 100 persen adalah laki-laki. Tingkat kesenjangan tersebut digambarkan pada grafik dibawah ini :
Gambar 9.14. Kesenjangan Jumlah Perempuan dan Laki-laki dalam Kepemilikan SIM A umum (Polres Malang, 2010)
Tingkat kesenjangan juga terjadi pada kepemilikan SIM B1 dan B1 umum, untuk laki-laki jauh lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena SIM B1 untuk pengemudi kendaraan berat seperti truk bis. Di Indonesia, pengemudi kendaraan berat seperti Truk dan Bis mayoritas bahkan hamper 100 % laki-laki seperti tampak pada gambar berikut tingkat kesenjangan kepemilikan SIM B1
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
108
Gambar 9.15. Kesenjangan Jumlah Perempuan dan Laki-laki dalam kepemilikan SIM B1 (Polres Malang, 2010)
Gambar 9.16. Kesenjangan Jumlah Perempuan dan Laki-laki dalam kepemilikan SIM B1 Umum (Polres Malang, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
109
Kondisi kesenjangan juga dialami untuk kepemilikan SIM B2 yaitu bagi pengemudi kendaraan lebih berat lagi yaitu truk gandeng, trawler dan lain-lain. Kondisi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 9.17. Kesenjangan Jumlah Perempuan dan Laki-laki dalam kepemilikan SIM B2 (Polres Malang, 2010)
Lain kondisi dengan kepemilikan SIM C yaitu surat ijin mengemudi untuk kendaraan roda dua yaitu sepeda motor. Tampak jumlah perempuan masih banyak yang memiliki, walaupun juga sama dengan jenis SIM yang lain masih terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik 18
Gambar 9.18. Kesenjangan Jumlah Perempuan dan Laki-laki dalam kepemilikan SIM C (Polres Malang, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
110
Jumlah perempuan masyarakat Kabupaten Malang, sekitar sepertiga dari laki-laki yang dapat mengendarai motor. Factor stereotype dan pelabelan bahwa perempuan tidak perlu bisa naik kendaraan karena kemana mana diantar oleh suami atau sopir. Namun bagi yang tidak punya sopir dan suami sibuk umumnya perempuan menggunakan kendaraan umum. 9.8. Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas Menurut Jenis Pelanggaran Banyaknya Pelanggaran menurut jenis pelanggaran tertinggi adalah karena melanggar rambu lalu lintas dan kedua adalah tidak memiliki dokumen (SIM) atau SIM nya mati. Seperti terlihat pada grafik dibawah ini :
Gambar 9.19. Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas menurut Jenis Pelanggaran (Polres Malang, 2010)
Pengalaman hidup di Indonesia, kesadaran masyarakat akan sikap yang seharus nya dirasakan kurang. Hal ini didukung oleh pelanggaran lalu lintas tertinggi adalah terkait dengan dokumen yaitu SIM atau STNK juga masalah taat dengan rambu-rambu lalu lintas. Masyarakat Indonesia masih banyak yang mentaati peraturan lalu lintas karena takut sama polisi bukan karena kesadaran. Pelanggaran lalu lintas dikaitkan dengan jenis pekerjaan, siapakah yang paling sering melanggar tampak pada grafik berikut ini : BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
111
Gambar 9.20. Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas menurut Jenis Pekerjaan (Polres Malang, 2010)
Terlihat dari gambar 20 bahwa pelanggaran lalu lintas tertinggi dilakukan oleh pelajar dan peringkat selanjutnya adalah pedagang dan swasta. Inilah Indonesia, pedagang dan wirausaha adalah termasuk seorang wirausaha yang harusnya perilaku wirausaha itu adalah menjadi teladan dan pemimpin terdepan tetapi dalam hal pelanggaran bahkan terdepan pula. Jika pelajar yang paling banyak melanggar, secara psikologis mereka masih labil dan belum dewasa dalam bertindak. Karena pelajar terdepan dalam melanggar lalu lintas, maka berikut ini digambarkan terkait dengan pelanggaran lalu lintas berdasarkan jenis pendidikan. Siapakah yang terdepan dalam pelanggaran?
Gambar 9.21. Banyaknya Pelanggaran Lalu Lintas menurut Jenis Pekerjaan (Polres Malang, 2010)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
112
Pelanggaran lalu lintas terbanyak dilakukan oleh anak-anak yang putus sekolah (drop out). Dilihat dari predikat yang disandang nya, pantas lah jika mereka terdepan dalam melanggar lalu lintas. Hal ini bukan berarti mereka tidak perlu diperhatikan, bahkan perhatian para aparat dan masyarakat semua harusnya lebih kepada mereka. Peringkat kedua yang melanggar lalu lintas adalah anak SMA. Hal yang logis karena menurut ahli psikologi, usia SMA adalah usia paling rawan dimana anak ada pada periode suka melawan untuk mencari jati dirinya. Saying data yang tersedia tidak terpilah gender, sehingga tidak diketahui berdasarkan jenis kelamin siapa yang melanggar lebih banyak. 9.9. Tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
Karena data Kabupaten Malang Dalam Angka tahun 2010 tidak memuat data KDRT, maka dalam menyusun profil gender tahun 2011 ini masih digunakan data profil gender tahun 2010 yang disusun oleh PPGK-UB bekerjasama dengan Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Malang. Tindak kekerasan merupakan tindakan yang melanggar hukum. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) termasuk tindak kekerasan yang bertentangan dengan undang-undang no. 23 tahun 2004. Kekerasan bisa terjadi pada siapapun, baik perempuan maupun laki-laki, anakanak maupun orang dewasa. Adapun bentuk-bentuk kekerasan bisa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran ekonomi (PPGK, 2010). Jumlah Kasus, Korban dan Pelaku Tindak Kekerasan (Termasuk Kekerasan dalam Rumah tangga/KDRT) di Kab. Malang tahun 2006, 2007 dan 2008 tampak pada grafik berikut ini :
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
113
Gambar 9.22. Jumlah Kasus, Korban dan Pelaku Tindak Kekerasan (Termasuk Kekerasan dalam Rumah tangga/KDRT) di Kab. Malang tahun 2006, 2007 dan 2008 (PPGK dan KPPA Kab Malang, 2010)
Terlihat pada grafik 21, bahwa dari sisi korban kekerasan terbanyak perempuan, sedangkan dari sisi pelaku terbanyak laki-laki. Ini berlaku tahun 2006, 2007 dan 2008. Berdasarkan grafik 21 juga dapat disimpulkan bahwa kasus tindak kekerasan di wilayah Kabupaten Malang cenderung menurun setiap tahunnya. Jumlah korban kekerasan cukup besar di tahun 2006, menurun di tahun 2007, namun naik lagi di tahun 2008. Sekitar 40% dari korban tindak kekerasan adalah kaum perempuan, sedangkan 60% laki-laki. Jumlah pelaku tindak kekerasan mayoritas adalah kaum laki-laki, yaitu lebih dari 90%. Pelaku perempuan jumlahnya menurun setiap tahunnya. Grafik 21 menunjukkan perbandingan korban dan pelaku tindak kekerasan berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan data terperinci per kecamatan menurut PPGK dan KPPA Kabupaten Malang tahun 2010 adalah sebagai berikut : Data kasus kekerasan termasuk KDRT di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2006. Terdapat sebanyak 56 kasus yang tercatat di 14 kecamatan yang berbeda, dengan jumlah kasus kekerasan terbanyak terjadi di Kecamatan Ngajum yaitu 13 kasus (23,21%). Jumlah korban kekerasan mencapai 61 orang, yaitu 26 orang perempuan (42,62%) dan 35 orang laki-laki (57,38%). Perempuan korban tindak kekerasan terbanyak berada di Kecamatan Pakis BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
114
yaitu 7 orang, sedangkan korban laki-laki terbanyak berada di Kecamatan Ngajum yaitu 13 orang. Jumlah pelaku kekerasan adalah 62 orang, 6 orang diantaranya adalah perempuan, yaitu 1 orang dari Kecamatan Pagak, 2 orang dari Kecamatan Pakis, dan 3 orang lainnya masing-masing dari Kecamatan Jabung, Dau dan Pujon. Pelaku tindak kekerasan yang terbanyak adalah lakilaki yaitu sejumlah 52 orang, dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Ngajum yaitu sebanyak 13 orang. Data kasus kekerasan termasuk KDRT di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2007, terdapat sebanyak 54 kasus yang tercatat di 8 kecamatan yang berbeda, dengan jumlah kasus kekerasan terbanyak terjadi di Kecamatan Singosari yaitu 22 kasus (40,74%). Jumlah korban tindak kekerasan 33 orang, yaitu 12 orang perempuan (36,36%) dan 21 orang laki-laki (63,64%). Korban tindak kekerasan terbanyak berada di Kecamatan Pakisaji yaitu 4 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Jumlah pelaku kekerasan adalah 33 orang, 4 orang diantaranya adalah perempuan, yaitu 2 orang dari Kecamatan Pakisaji, dan 2 orang lainnya masing-masing dari Kecamatan Dau dan Pujon. Pelaku tindak kekerasan yang terbanyak adalah laki-laki yaitu sejumlah 29 orang, dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Pakisaji sebanyak 9 orang dan Kecamatan Lawang 8 orang. Data kasus kekerasan termasuk KDRT di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2008, terdapat sebanyak 46 kasus yang tercatat di 12 kecamatan yang berbeda, dengan jumlah kasus kekerasan terbanyak terjadi di Kecamatan Lawang yaitu 12 kasus (26,09%). Jumlah korban tindak kekerasan 38 orang, yaitu 15 orang perempuan (39,47%) dan 23 orang laki-laki (60,53%).
Perempuan
korban
tindak
kekerasan
terbanyak
berada
di
Kecamatan Lawang dan Dau masing-masing sebanyak 4 orang, sedangkan korban laki-laki terbanyak berada di Kecamatan Lawang yaitu 8 orang. Jumlah pelaku kekerasan adalah 60 orang, 1 orang perempuan dari Kecamatan Turen.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
115
59 orang pelaku tindak kekerasan lainnya adalah laki-laki dengan jumlah terbesar berada di Kecamatan Bululawang yaitu sebanyak 18 orang. Berikut akan ditampilkan bagaimana kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dari tahun 2008 ke tahun 2009, apakah ada peningkatan?
Gambar 9.23. Jumlah Tindak Kekerasan terhadap Perempuan di Kabupaten Malang tahun 20082009 (PPGK dan KPPA, 2010)
Berdasarkan gambar 22 tentang kasus tindak kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Malang tahun 2009 mengalami kenaikan yang sangat signifikan, dari 46 kasus di tahun 2008 menjadi 118 kasus di tahun 2009, atau naik sebanyak 61%. Namun demikian data tindak kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Malang yang diperoleh dari KPPA tidak merinci jumlah kasus per kecamatan dan penjelasan kasus kekerasan secara lebih spesifik, apakah termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, perkosaan, maupun traficking. Data yang diperoleh adalah akumulasi kasus tindak kekerasan selama satu tahun di Kabupaten Malang. Pada tahun 2009 data jumlah kekerasan terhadap perempuan jumlahnya meningkat tajam dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. Data yang diolah oleh KPPA merupakan jumlah total kekerasan terhadap perempuan di Kabupaten Malang, bukan per Kecamatan. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
116
9.10. Tindak Pelecehan Tindak pelecehan merupakan tindakan yang melanggar hukum dan patut dikenai sanksi hukum. Di Kabupaten Malang terdapat kasus pelecehan yang perbandingannya ditampilkan melalui gambar 24. Data yang ditampilkan hanya data kecamatan yang terdapat kasus pelecehan di dalamnya, sedangkan kecamatan yang tidak memiliki kasus pelecehan tidak ikut dituliskan.
Gambar 9.24. Jumlah Kasus, Korban dan Pelaku Tindak Pelecehan di Kabupaten Malang (PPGK dan KPPA, 2010)
Terlihat pada gambar 24 bahwa lagi-lagi korban pelecehan terbanyak perempuan, dan pelaku pelecehan terbanyak laki-laki. Demi kenyamanan masyarakat Kabupaten Malang dan Indonesia pada umumnya, kasus tindak pelecehan ini baik laki-laki maupun perempuan baik sebagai korban maupun pelaku perlu mendapatkan pembinaan agar kasus pelecehan dapat dihilangkan minimal dikurangi. Berdasarkan data PPGK dan KPPA tahun 2010, bahwa pada tahun 2008 terdapat 14 kasus tindak pelecehan yang terdapat di 5 kecamatan dengan kasus tertinggi berada di Kecamatan Pakis yaitu 7 kasus (50%). Korban pelecehan adalah 12 orang perempuan dan, 2 orang laki-laki, BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
117
sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Tahun 2007 terdapat 7 kasus tindak pelecehan yang terdapat di 3 kecamatan dengan kasus tertinggi berada di Kecamatan Singosari yaitu 5 kasus (71,4%). Seluruh korban pelecehan adalah perempuan, sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Tahun 2008 terdapat 5 kasus tindak pelecehan yang terdapat di 3 kecamatan dengan kasus tertinggi berada di Kecamatan Singosari yaitu 3 kasus (60%%). Korban pelecehan yang dilaporkan adalah 1 orang perempuan dan 1 orang laki-laki, sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Berdasarkan kompilasi data kasus pelecehan selama 3 tahun terakhir, dapat disimpulkan bahwa kasus tindak pelecehan cenderung menurun setiap tahunnya di Kabupaten Malang. Korban pelecehan mayoritas adalah perempuan mencapai 88,23%, sedangkan laki-laki 11,77%. Pelaku pelecehan seluruhnya adalah laki-laki. Jumlah pelaku dan korban tindak pelecehan selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 24.
9.11. Korban Perkosaan Perkosaan merupakan tindak pidana yang seringkali menimpa kaum perempuan. Siapa yang banyak menjadi korban perkosaan dan sapa pelaku terbanyak tampak pada gambar berikut ini
Gambar 9.25. Jumlah Kasus, Korban dan Pelaku Tindak Perkosaan di Kabupaten Malang tahun 2006-2008 (PPGK dan KPPA, 2010)
Data PPGK dan KPPA Kabupaten Malang (2010), menyebutkan bahwa tahun 2006 terdapat 9 kasus perkosaan yang terdapat di 5 kecamatan dengan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
118
kasus tertinggi berada di Kecamatan Pagak yaitu 3 kasus. Seluruh korban perkosaan adalah perempuan, sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Tahun 2007 terdapat 4 kasus perkosaan yang terdapat di 2 kecamatan yaitu Tirtoyudo dan Lawang masing-masing 2 kasus. Seluruh korban perkosaan adalah perempuan, sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Tahun 2008 terdapat 16 kasus perkosaan yang terdapat di 7 kecamatan, dengan kasus tertinggi berada di Kecamatan Turen yaitu 6 kasus (37,5%). Seluruh korban perkosaan adalah perempuan, sedangkan seluruh pelakunya adalah laki-laki. Berdasarkan data kasus perkosaan di Kabupaten Malang selama 3 tahun terakhir, dapat dilihat bahwa kasus perkosaan pada tahun 2006 mencapai 9 kasus, lalu turun menjadi 4 kasus pada tahun berikutnya. Jumlah kasus perkosaan kembali naik pada tahun 2008 menjadi 16 kasus. Pelaku perkosaan seluruhnya adalah laki-laki sedangkan korban seluruhnya perempuan. Jumlah pelaku dan korban tindak perkosaan selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 25.
9.12. Perdagangan terhadap Perempuan dan Anak (Trafficking) Berdasarkan data PPGK dan KPPA Kabupaten Malang 2010, disebutkan bahwa perdagangan manusia atau dikenal dengan istilah human trafficking adalah tindakan pidana yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Seringkali korban diperdagangkan untuk dipekerjakan secara tidak layak dan tidak mendapatkan yang menjadi haknya. Kasus perdagangan khususnya yang menimpa perempuan dan anak di Kabupaten Malang dilaporkan beberapa kasus. Jumlah kasus selama 3 tahun terakhir pada kecamatan tertentu diperlihatkan pada grafik 25. Pada tahun 2006 terdapat 6 kasus trafficking di 3 Kecamatan, yaitu Dampit, Pakisaji dan Pakis dengan kasus terbanyak di Kecamatan Pakis sebanyak 3 kasus. Korbannya adalah 5 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Pelakunya terdiri dari 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Pada tahun 2007 terdapat 4 kasus trafficking di 2 Kecamatan, yaitu Ampelgading dan Pakisaji dengan kasus terbanyak di Kecamatan Pakisaji BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
119
sebanyak 3 kasus. Korbannya adalah 4 orang perempuan. Pelakunya terdiri dari 1 orang perempuan dan 4 orang laki-laki. Pada tahun 2008 terdapat 1 kasus trafficking di Pakisaji. Korbannya adalah 1 orang laki-laki. Pelakunya adalah seorang perempuan.
Gambar 9.26. Jumlah Korban dan Pelaku Trafficking di Kabupaten Malang berdasarkan Jenis Kelamin dan Tahun (PPGK dan KPPA, 2010)
Grafik 26 menggambarkan jumlah korban dan pelaku trafficking selama 3 tahun terakhir. Jumlah kasus trafficking di Kabupaten Malang selama 3 tahun terakhir dimana kasus trafficking semakin menurun setiap tahunnya. Korban terbanyak adalah perempuan yaitu 9 orang, sedangkan laki-laki 3 orang dalam 3 tahun. Pelakunya adalah 5 orang perempuan dan 6 orang laki-laki.
9.13. Sumberdaya Manusia (SDM) Bidang Hukum Di Kabupaten Malang. Sumberdaya yang dimaksud dalam bab ini adalah aparat penegak Hukum yang terdiri dari hakim, jaksa dan polisi yang ada di Kabupaten Malang. Aparat penegak hukum merupakan pelaksana di lembaga hukum yang bertugas untuk menegakkan hukum di negara Indonesia. Kesempatan bagi kaum perempuan sebagai warga negara untuk berpartisipasi di lembagalembaga
tersebut
semestinya
setara
dengan
laki-laki.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
Namun
pada
120
kenyataannya di Kabupaten Malang partisipasi kaum perempuan di bidang hukum masih timpang dibanding kaum laki-laki. 9.13.1. Jumlah Hakim, Jaksa dan Pengacara Partisipasi perempuan dalam lembaga-lembaga hukum yaitu hakim dan jaksa di Kabupaten Malang pada tahun 2006 – 2008 tampak pada gambar 25.
Gambar 9.27. Jumlah Hakim dan Jaksa di Kabupaten Malang Berdasarkan Jenis Kelamin (PPGK dan KPPA Kabupaten Malang, 2010)
Terlihat dari gambar 27 bahwa pada tahun 2006-2008 jumlah hakim dan jaksa perempuan lebih rendah di bandingkan laki-laki. Secara terperinci, data PPGK dan KPPA kabupaten Malang menjelaskan, bahwa data aparat penegak hukum per kecamatan di Kabupaten Malang pada tahun 2006, pada lembaga pengadilan jumlah aparat pengadilan yaitu hakim sebanyak 12 orang dengan komposisi 4 orang perempuan (33,33%) dan 8 orang laki-laki (66,67%). Rasio jumlah hakim perempuan terhadap laki-laki pada tahun 2006 adalah 1 : 2. Aparat hakim seluruhnya berada di kecamatan Kepanjen, yaitu ibukota kecamatan Kabupaten Malang. Demikian pula dengan aparat kejaksaan yaitu jaksa, seluruhnya berjumlah 13 orang berada di kecamatan kepanjen. Komposisi jaksa berdasarkan gender pada tahun 2006 cukup berimbang yaitu 6 orang perempuan (46.15%) dan 7 orang laki-laki (53.85%). Adapun jumlah BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
121
pengacara di Kabupaten Malang pada tahun 2006 adalah sebanyak 23 orang dengan komposisi 7 orang perempuan (30,43%) dan 16 orang laki-laki (69,57%). Data aparat penegak hukum di Kabupaten Malang pada tahun 2007, pada Lembaga pengadilan, jumlah hakim sebanyak 13 orang dengan komposisi 5 orang perempuan (38,46%) dan 8 orang laki-laki (61,54%). Seluruh hakim berasal dari kecamatan Kepanjen. Pada lembaga kejaksaan, jumlah jaksa sebanyak 15 orang. 13 orang jaksa berasal dari Kecamatan Kepanjen (7 orang perempuan dan 8 orang laki-laki) dan 2 orang jaksa dari Kecamatan Pakisaji (1 orang perempuan dan 1 orang laki-laki). Komposisi jaksa berdasarkan gender pada tahun 2007 cukup berimbang yaitu 7 orang perempuan (46.67%) dan 8 orang laki-laki (53.33%). Berikutnya yaitu jumlah pengacara di Kabupaten Malang pada tahun 2007 adalah sebanyak 20 orang dengan komposisi 6 orang perempuan (30%) dan 14 orang laki-laki (70%). Data jumlah aparat penegak hukum di Kabupaten Malang tahun 2008, terdapat sebanyak 19 orang hakim di lingkungan lembaga kehakiman, yaitu 11 orang perempuan (57,89%) dan 8 orang laki-laki (42,11%). 6 orang hakim perempuan berasal dari Kecamatan Turen dan 5 orang lainnya berasal dari Kecamatan Kepanjen. Sedangkan hakim laki-laki seluruhnya berasal dari Kecamatan Kepanjen. Pada lembaga kejaksaan jumlah jaksa pada tahun 2008 adalah 22 orang, yaitu 5 orang perempuan (22,73%) dan 17 orang laki-laki (77,27%). Jumlah pengacara di Kabupaten Malang pada tahun 2008 adalah sebanyak 31 orang dengan komposisi 11 orang perempuan (35.48%) dan 20 orang laki-laki (64.52%).
9.13.2. Jumlah Polisi Di Kabupaten Malang Ayuningtyas (2011) dalam Media Indonesia.com menyatakan secara Nasional bahwa jumlah polisi wanita hingga kini dinilai masih kurang. Ini terlihat dari jumlah taruni yang masuk di Akademi Kepolisian dari tahun ke tahun. Pada 2011, taruni yang diterima di Akpol jauh di bawah target. "Ada kuota 400 orang, BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
122
350 taruna dan 50 taruni. Saat ini Polri membutuhkan taruni lebih banyak, sekarang ini baru 0,3 persen. Padahal Polri membutuhkan sebanyak 30 persen," ujar Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen Nanan Soekarna, di Akpol, Semarang, Senin (15/8). Menurut dia, perundangan mengharuskan Polri menyediakan kuota 30 persen untuk taruni. Polri, lanjutnya, secara bertahap akan memenuhinya. "Kita berharap kembali ke sistem, sistem akan mengakomodir pelan-pelan itu, tahun depan kita buka lagi catar dan catir. Kita siap ajukan ke pimpinan, kepada pemerintah, kita tambah kuota," kata dia.
Nanan mengaku belum mengetahui kuota yang akan
disediakan bagi taruni pada penerimaan Akpol tahun depan. "Saya belum tahu, mungkin 60, mungkin 100. Namun, kembali kalau tidak memenuhi syarat ya tidak bisa," jelasnya. Dengan demikian semua lembaga jika melakukan perekrutan SDM lihatlah potensi atau kemampuannya, jangan melihat jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Apa yang disampaikan Ayuningtyas (2011) tersebut juga masih sama ketika tahun 2007. Artinya selama 4 tahun kondisi tersebut tidak ada perubahan. Obrolan seorang sahabat dengan perwira polisi perempuan di tahun 2007 sebagai berikut : jumlah keseluruhan polisi di Indonesia di tahun 2007 sebesar 360.381 orang, dan jumlah polwan hanya 11.706 orang atau sekitar 3,25 dari total jumlah polisi di negara ini. Itu berarti seorang polwan di Indonesia melayani 11.000 perempuan yang jumlahnya sekitar 50 persen dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Padahal mereka inilah yang akan menjadi ujung tombak untuk menerima pengaduan para korban KRDT (kekerasan dalam rumah tangga), kejahatan seksual, dan juga kejahatan terhadap anak. Sebagai wanita, mereka jauh lebih mampu berempati terhadap para korban, ketimbang polisi laki-laki. Mereka juga yang yang akan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka pelanggar hukum perempuan, sehingga tekanan psikologis yang dihadapi pelaku berkurang jika dibandingkan jika diperiksa polisi laki-laki. Begitu juga menangani demonstran perempuan, tentu
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
123
sangat tidak manusiawi demonstran perempuan dihadang oleh polisi pasukan anti huru-hara yang laki-laki. Dengan kondisi seperti itu, banyak sentra pelayanan kepolisian (SPK) di Indonesia tidak memiliki polwan, sehingga para perempuan korban KDRT, kejahatan seksual, dsb, dilayani oleh polisi laki-laki, yang sering kurang mampu berempati dengan si korban. Akibatnya, sering korban juga mengalami tekanan psikologis saat mengadu ke polisi. Alih-alih mendapatkan perlindungan, bisabisa mendapatkan tekanan psikologis. Saat ini di Indonesia, terdapat sekitar 30 SPN (Sekolah Polisi Negara) yang menerima polisi untuk tingkat bintara (dengan pangkat brigadir) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi yang diterima di SPN hanyalah calon polisi laki-laki. Sementara itu, sekolah polisi wanita untuk tingkat bintara hanya ada satu di Indonesia, yaitu Sepolwan di Ciputat - Jakarta Selatan. Bayangkan betapa ketimpangan ini akan selalu abadi kalau tidak dilakukan pembenahan yang sifatnya terobosan. Sekolahnya saja sudah 1 : 30 ! Untuk tingkat perwira, Akademi Kepolisian sudah menerima taruna wanita, sekitar 50 orang setiap angkatan. Satu angkatan terdiri dari hampir 300 calon perwira polisi, baik laki-laki maupun wanita. Penerimaan taruna wanita ini baru dilaksanakan 4 tahun terakhir ini. Untuk tingkat perwira, diperkirakan ke depan jumlah polwan mulai meningkat walaupun masih sangat kurang. Tetapi pada tingkat bintara, sangat sangat jauh dirasa kurang. Padahal bintara adalah polisi yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Well, ini memang pe-er besar untuk kepolisian, yaitu memperbanyak jumlah polwan dengan cepat, sehingga bisa memperkecil rasio polwan terhadap penduduk perempuan di negara ini Suara Karya (2007), menyatakan diskriminasi masih terjadi di jajaran kepolisian, terutama dialami polisi wanita (polwan). Jumlah polwan ini hanya 3,25 persen dari total anggota Polri sebanyak 380.000 personel. Selain itu, rasio perbandingan antara polwan dengan masyarakat masih 1 banding 11 ribu. Padahal rasio perbandingan antara polisi laki-laki (polki) dengan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
124
masyarakat saat ini 1 banding 1.500. Jumlah polwan seperti itu, menurut anggota Komisi III DPR-RI Nursyahbani Kacasungkana, berarti seorang polwan melayani 11 ribu orang perempuan, yang merupakan 55 persen penduduk Indonesia."Idealnya, jumlah polwan adalah 52.887 orang," kata dia, pada pemaparan hasil kajian LBH APIK dan Lembaga Manajemen FEUI, terkait dengan Polri, di Jakarta. Padahal, meningkatnya jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan tugas-tugas kepolisian lainnya membutuhkan peran yang harus ditangani polwan. "Ini suatu yang agak terlampau menyedihkan. Penugasan polwan bukannya di operasional, tetapi masih di administrasi. Ini semua karena dipengaruhi persepsi budaya di Polri. Ia menambahkan, pada rekruitmen anggota polisi tahun 2005/2006, dari 26 ribu penerimaan anggota polisi baru, polwan hanya mendapatkan kuota seribu anggota. Karena itu, lanjut mantan Direktur Lembaga APIK ini, disahkannya kelembagaan ruang pelayanan khusus (RPK) sangat menggembirakan. DPR bisa memberikan dukungan agar RPK ini berjalan dengan baik. "Kami berharap, diskriminasi terhadap polwan bisa diakhiri dan kami mendukung adanya kelembagaan RPK dengan penambahan jumlah polwan yang lebih banyak," katanya. Direktur LBH APIK, Estu, menambahkan, pihaknya mendukung penambahan jumlah polwan hingga mencapai jumlah ideal yang dibutuhkan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Ia menambahkan, kurangnya jumlah polwan juga terlihat dari pengajar polwan di tujuh Sekolah Polisi Negara (SPN) yang dijadikan sampel penelitian LBH APIK. Ketujuh SPN itu adalah SPN Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua. "Jumlah pengajar polwan di tiap SPN yang kami teliti tidak lebih dari lima orang," katanya. Karena itu, lanjutnya, pihaknya menyarankan agar Mabes Polri tidak hanya
melakukan
pendidikan
polwan
di
Sespolwan,
namun
juga
memberdayakan SPN yang ada di daerah-daerah. "Karena kemampuan sekolah khusus polwan itu hanya 500 siswa per tahun, jadi perlu dilakukan BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
125
pendidikan untuk polwan hingga ke SPN," katanya menambahkan. Selain itu, daya tampung ketujuh SPN itu antara 4006-1500 orang dan tidak terisi secara penuh. "Jika SPN lebih diberdayakan, kebutuhan polwan akan bisa terpenuhi," katanya. Rasio polisi dengan masyarakat yang ideal adalah 1 : 700 Bagaimana komposisi jumlah polisi di Kabupaten Malang berdasarkan jenis kelamin? Kondisi tersebut dapat dilihat pada gambar 26.
Gambar 9.28. Jumlah Polisi di Kabupaten Malang Berdasarkan Jenis Kelamin (PPGK dan KPPA Kabupaten Malang, 2010)
Terlihat pada gambar 26, bahwa jumlah polisi wanita (POLWAN) jauh lebih rendah dibandingkan polisi laki-laki. Berdasarkan data PPGK dan KPPA Kabupaten Malang (2010), data jumlah aparat kepolisian di Kabupaten Malang tahun 2006 adalah sebanyak 819 orang, dengan komposisi sebanyak 127 orang polisi perempuan atau polwan (15,51%) dan 692 orang polisi laki-laki (84.49%). Komposisi jumlah polisi berdasarkan jenis kelamin di tiap kecamatan, walaupun data yang tersedia kurang lengkap karena tidak seluruh kecamatan mengisi data jumlah aparat polisi. Jumlah polisi perempuan terbesar terdapat di Kecamatan Karangploso dan Kepanjen masing-masing sebanyak 40 orang, nilai Persentasenya 31,5% dari seluruh polwan di Kabupaten Malang. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
126
Sedangkan jumlah polisi laki-laki terbesar terdapat di Kecamatan Donomulyo yaitu sebanyak 99 orang, nilai Persentasenya 14,31% dari seluruh polisi lakilaki di Kabupaten Malang. Jumlah aparat kepolisian di Kabupaten Malang pada tahun 2007 sebanyak 590 orang. Banyaknya kecamatan yang tidak mengisikan data jumlah
aparat
kepolisian
di
lingkungannya
mengakibatkan
banyaknya
kekosongan data. Dari data tersebut diperoleh komposisi jumlah polwan dan polisi laki-laki. Jumlah polwan adalah 69 orang (11,7%) dan polisi laki-laki adalah 521 orang (88,3%). Dari 69 orang data polwan yang tersedia berasal dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kepanjen sebanyak 42 orang, nilai persentasenya 60.87% dari seluruh polwan, Kecamatan Pakisaji sebanyak 24 orang, nilai persentasenya 34,78%, dan Kecamatan Donomulyo sebanyak 3 orang, nilai Persentasenya 4,35%. Sedangkan jumlah polisi laki-laki terbanyak berada di Kecamatan Kepanjen yaitu 102 orang (19,58%) dan Kecamatan Donomulyo yaitu 99 orang (19%). Data jumlah aparat kepolisian di Kabupaten Malang tahun 2008 adalah sebanyak 794 orang dengan komposisi 100 orang polwan dan 694 orang polisi laki-laki. Jumlah polisi perempuan dan laki-laki terbesar di Kabupaten Malang pada tahun 2008 berada di Kecamatan Kepanjen, yaitu 46 orang polwan (46% dari seluruh polwan) dan 120 orang polisi laki-laki (17,29% dari seluruh polisi laki-laki). Grafik 26
menunjukkan perbandingan jumlah polisi berdasarkan
jenis kelamin selama tiga tahun terakhir.
9.13.3 Sumberdaya Buatan Terkait dengan Bidang Hukum Di Kabupaten Malang Sumberdaya buatan (SDB) yang dimaksudkan di bab ini adalah jumlah lembaga penegak hukum dan produk-produk nya yaitu yang berupa kebijakankebijakan yang telah dihasilkan seperti undang-undang, keputusan presiden, peraturan menteri, peraturan bersama, NSPK dan keputusan menteri. Bagaimana kondisi jumlah lembaga atau institusi penegak hukum di Kabupaten BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
127
Malang selama tahun 2006-2008? Berhubungan dengan aspek gender yang dimaksud institusi penegak hukum adalah lembaga/institusi yang menangani secara terpadu korban kekerasan/perkosaan, pelecehan dan traficking terhadap perempuan dan anak Kondisi tersebut digambarkan pada grafik 27.
Gambar 9.29. Jumlah Lembaga Penegak Hukum yang menangani secara terpadu korban kekerasan/perkosaan, pelecehan dan traficking terhadap perempuan dan anak Pemerintah dan Non Pemerintah di Kabupaten Malang tahun 2006-2008 (PPGK dan KPPA Kabupaten Malang, 2010)
Terlihat pada grafik 27, jumlah lembaga penegak hukum pemerintah menurun dari tahun 2006 ke tahun 2007 dan meningkat lagi di tahun 2008. Lembaga non pemerintah tahun 2006 ada satu, namun akhirnya tidak ada lagi tahun 2007 dan 2008. Bersumber dari data PPGK dan KPPA (2010), tahun 2006 terdapat 10 lembaga di Kabupaten Malang, yaitu 9 lembaga pemerintah dan 1 lembaga non pemerintah. 10 lembaga tersebut tersebar di 6 kecamatan, yaitu Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing, Kromengan, Wonosari, dan Pakisaji. Di Pakisaji terdapat 3 lembaga pemerintah dan 1 lembaga nonpemerintah. Tahun 2007 terdapat 3 lembaga pemerintah di Kabupaten Malang yang
terletak masing-masing di Kecamatan Donomulyo,
Bantur, dan
Kromengan. Tahun 2008 terdapat 5 lembaga pemerintah di Kabupaten Malang BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
128
yang terletak masing-masing di Kecamatan Donomulyo, Bantur, Kepanjen, Wonosari dan Kromengan. Grafik 27 memperlihatkan jumlah lembaga yang menangani kasus kekerasan di Kabupaten Malang dalam 3 tahun terakhir. Terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah yang tajam dari tahun 2006 ke tahun 2007, walaupun kembali naik pada tahun 2008. Salah satu jenis lembaga Penegak Hukum yang menangani secara terpadu korban kekerasan/perkosaan, pelecehan dan traficking terhadap perempuan dan anak adalah Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) adalah lembaga yang terdiri dari beberapa lembaga lain yang secara terpadu berfungsi memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan. Data jumlah korban yang mendapatkan pelayanan di PPT rumah sakit daerah di Kepanjen dan unit Ruang Pelayanan Khusus (RPK) Polres Malang menurut jenis kasus dapat dilihat grafik 28
Gambar 9.30. Jumlah korban yang mendapatkan pelayanan di PPT (Pusat Pelayanan Terpadu) Rumah Sakit daerah di Kepanjen dan Unit RPK Polres Malang menurut jenis kasus (PPGK dan KPPA, 2001)
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
129
Terlihat pada Grafik 28, kasus kekerasan yang tertinggi jumlahnya yang ditangani oleh lembaga pelayanan terpadu. Bersumber dari data PPGK dan KPPA (2010), bahwa jumlah tertinggi yang mendapatkan pelayanan di PPT adalah korban yang mengalami kasus kekerasan (58 kasus), selanjutnya berturut-turut adalah pelecehan seksual (17 kasus), perkosaan (12 kasus), dan trafficking (10 kasus). Terdapat 97 orang korban dari berbagai jenis kasus yang mendapatkan pelayanan di PPT. Jumlah korban tersebut adalah 17 korban kasus pelecehan seksual, 12 korban kasus perkosaan, 58 korban kasus kekerasan, dan 10 korban kasus trafficking. Korban pelecehan seksual dan perkosaan terbanyak berasal dari Kecamatan Pakis yaitu 7 orang korban pelecehan seksual (41,18%) dan 5 orang korban perkosaan (41,67%). Sedangkan korban kekerasan dan trafficking terbanyak berasal dari Kecamatan Pakis berturut-turut 27 orang 46,55%) dan 6 orang (60%). Sumberdaya yang dimiliki di bidang Hukum di Kabupaten Malang ini, tidak hanya SDM dan lembaga terpadu, namun juga produk-produk hukum nya. Secara Nasional banyak produk hukum yang dapat digunakan sebagai pedoman menangani kasus maupun menantisipasi munculnya kasus-kasus di bidang Hukum. Berdasarkan data PPGK dan KPPA Kabupaten Malang (2010), menunjukkan data jumlah peraturan perundang-undangan yang bias gender, sedang atau akan direvisi, dan berperspektif gender di kecamatan yang ada di Kabupaten Malang pada tahun 2006 – 2008. Pada tahun 2006 di Kecamatan Pakisaji terdapat 3 peraturan yang bias gender, sedangkan di Kecamatan Kalipare terdapat 1 peraturan. Pada tahun 2007 dan 2008 di Kecamatan Kalipare 1 peraturan yang bias gender.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
130
Tabel 9.2. Jumlah Kasus, Korban dan Pelaku Trafficking di Kabupaten Malang Tahun 2008 Jumlah peraturan perundang-undangan No Kecamatan Sedang/akan Berperspektif Bias gender direvisi gender Tahun 2006 1 Kalipare 1 1 1 2 Pakisaji 3 1 4 Tahun 2007 3 Kalipare 1 1 Tahun 2008 4 Kalipare 1 1 Sumber: Isian kecamatan (data diolah), 2009 dalam (PPKG dan KPPA2010) *) Tidak ada data
1 1
Selama 3 tahun terakhir terdapat 4 peraturan yang sedang atau akan direvisi yaitu di Kecamatan Kalipare dan Pakisaji. Peraturan perundangundangan yang berperspektif gender berjumlah 7 buah selama 3 tahun terahir di dua kecamatan yang sama (lihat grafik 31).
Gambar 9.31. Jumlah Peraturan Perundang-undangan Bias Gender Berdasarkan Tahun
Peraturan dan kebijakan tingkat nasional perlu kita tampilkan disini agar siapapun yang membaca buku ini dan belum mengetahui bahwa sudah banyak produk hokum tingkat nasional yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menangani dan mengelola masalah Hukum terkait denga Gender. Semua
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
131
kebijakan dapat diunduh di web site Kementerian Pemberdayaan Perempuan www.menegpp.go.id antara lain sebagai berikut : BUKU PANDUAN 1.
Buku Panduan Penilaian Pada Pelaksanaan Revitalisasi GSI
2.
Buku Pegangan Pemberantasan Perdagangan Orang
3.
Juklak Anggaran Responsif Gender
4.
Konsep dan Pengertian PUHA
5.
Modul Pelatihan Fasilitator Perencanaan dan Penganggaran Daerah yang Responsif Gender (PPRG) yang dilengkapi dengan softcopy semua (1) Presentasi, (2) Alat Bantu, (3) Bahan Bacaan, (4) Landasan Hukum,
mohon
menghubungi:
Ibu
Myrna
Butarbutar
(
[email protected]), di GIZ Strengthening Women‘s Rights (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH) 6.
Pedoman Pelaksana Kebijakan Kota Layak Anak
7.
Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Hak Sipil dan Kebebasan Anak
8.
Pedoman Pelaksanaan Rencana Aksi Partisipasi Anak
9.
Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2006
10. Pemberdayaan Perempuan Dalam Pencegahan Penularan HIV dan AIDS 11. Buku SIGA ini semoga bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan data gender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
132
UNDANG-UNDANG 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi KEPUTUSAN PRESIDEN 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan
Terburuk Untuk Anak 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2003 Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2002 Tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2002 Tentang Rencana
Aksi
Nasional
Penghapusan
Perdagangan
(Trafiking)
Perempuan Dan Anak
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
133
KUMPULAN
PERATURAN
MENTERI
NEGARA
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PEMBERDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2011
1. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Strategi Nasional Sosial Budaya untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender 2. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pedoman Penanganan Anak Korban Kekerassan 3. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2011 tentang Kebijakan Partisipasi Anak Dalam Pembangunan 4. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kebijakan Partisipasi Anak Dalam Pembangunan 5. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pemenuhan Hak Pendidikan Anak 6. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2011 tentang Panduan Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak di Lingkungan Keluarga, Masyarakat, dan Lembaga Pendidikan 7. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2011 tentang Kebijakan Peningkatan Ketahanan Keluarga Anak yang Membutuhkan Perlindungan Khusus
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
134
KUMPULAN
PERATURAN
PEREMPUAN
DAN
MENTERI
PERLINDUNGAN
NEGARA ANAK
PEMBERDAYAAN
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 2010 1. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 2. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Anak 3. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2010 tentang Penerapan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui 4. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlndungan Anak 5. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2010 tentang Panduan Pembentukan dan Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu 6. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 07 Tahun 2009 tentang Sekretariat Gugus Tugas Pusat Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang 7. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2010 tentang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
135
Pedoman Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian 8. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2010 ttg Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Dalam Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS yang Responsif Gender 9. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Keluarga Berencana yang Responsif Gender 10. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan
Pengarusutamaan
Gender
di
Madrasah
Kementerian Agama Republik Indonesia 11. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran pada Pendidikan Islam yang Responsif Gender 12. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republlik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan 13. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak Tingkat Provinsi 14. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Penanganan Anak yang Berhadapan dengan Hukum 15. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
136
Panduan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 16. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Panduan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 17. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2010 tentang Panduan Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender Bidang Perindustrian 18. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 tentang Model Pedoman Perencanaan Penganggaran yang Responsif Gender Bagi Satuan Kerja Perangakat Daerah Bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 19. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Bina Keluarga Tenaga Kerja Indonesia 20. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelayanan Terpadu Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang 21. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Pembentukan Pusat Informasi dan Konsultasi Bagi Perempuan Penyandang Cacat 22. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Model Perlindungan Perempuan Lanjut Usia yang Responsif Gender
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
137
23. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2010 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 24. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2010 tentang Panduan
Umum
Pelaksanaan
Pengarusutamaan
Gender
dalam
Pendidikan Politik pada Pemilihan Umum 25. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 26. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan
Penelitian
Pengarusutamaan
Gender,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak KUMPULAN
PERATURAN
MENTERI
NEGARA
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007
1. Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
Republik
Indonesia Nomor 01/PERMEN PP/VI/2007 tentang Forum Koordinasi Penyelenggaraan Kerjasama Pencegahan dan Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga KUMPULAN PERATURAN BERSAMA 1. Kesepahaman
Bersama
Antara
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
138
Tentang
Peningkatan
Efektifitas
Pengarusutamaan
Gender
Dan
Perlindungan Anak Dalam Pembangunan Daerah Tertinggal 2. Kesepahaman
Bersama
antara
Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik tentang Penyediaan Data dan Informasi Gender dan Anak 3. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia tentang Peningkatan Efektivitas Pengarusutamaan Gender di Bidang Kelautan dan Perikanan 4. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia dengan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Siaran dan Pemberitaan Pemberdayaan Perempuan melalui Radio Republik Indonesia. 5. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
tentang
Peningkatan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Dalam Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. KEPUTUSAN PRESIDEN 1. Keputusan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2010 tentang Logo Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 2. Keputusan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelindungan Terhadap Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
139
3. Keputusan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Anggaran di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Anggaran 2011 4. Keputusan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Forum
Koordinasi
Percepatan
Kepemilikan
Akta
Kelahiran. NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) 1. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota 2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dalam hal Penyelenggaraan Data Gender dan Anak 3. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dalam hal Pemberdayaan Lembaga Masyarakat 4. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dalam hal Perlindungan Anak 5. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
dan
140
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dalam hal Perlindungan Perempuan 6. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam bentuk pedoman pelaksanaan
pembangunan
pemberdayaan
perempuan
dan
perlindungan anak bagi pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota dalam hal Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
141
BAB X SOSIAL
Bidang sosial meliputi permasalahan kesejahteraan sosial, sumbersumber pelayanan sosial, pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pengembangan kemandirian sosial, dan perbaikan kualitas hidup. Pada bab ini akan dijabarkan bidang sosial di Kabupaten Malang tahun 2011.
10.1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Permasalahan
kesejahteraan
sosial
merupakan
permasalahan
kesenjangan kesejahteraan yang terjadi masyarakat. Dinas Sosial Kabupaten Malang merupakan instansi yang terlibat langsung untuk menanggulangi permasalahan ini, sesuai visinya yaitu dalam menyiapkan PMKS agar menjadi manusia yang dapat melaksanakan fungsi sosialnya, terampil, dan mandiri. Demikian pula halnya dengan permasalahan sosial yang ditemui di Kabupaten Malang yang jenisnya sangat beragam. Permasalahan sosial menurut jenisnya dikategorikan ke dalam 22 jenis permasalahan (sumber: Dinas Sosial Kabupaten Malang), yaitu: Tabel 10. 1. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial No. Jenis Permasalahan No. Jenis Permasalahan 1 Anak Balita Terlantar 12 Bekas Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK) 2 Anak Terlantar 13 Korban Penyalahgunaan NAPZA 3 Anak Nakal 14 Keluarga Fakir Miskin 4 Anak Jalanan 15 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 5 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 16 Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 6 Korban Tindak Kekerasan 17 Komunitas Adat Terpencil 7 Penyandang Cacat 18 Korban Bencana Alam 8 Lanjut Usia Terlantar 19 Korban Bencana Sosial atau Pengungsi 9 Tuna Susila 20 Pekerja Migran Bermasalah Sosial 10 Pengemis 21 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 11 Gelandangan 22 Keluarga Rentan
Data penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang yang bersumber dari Dinas Sosial dapat dilihat pada tabel 9.1. Dalam tabel tersebut disajikan jumlah kasus masalah kesejahteraan sosial untuk setiap kategori di Kabupaten Malang tahun 2010. BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
142
Tabel 10.2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Jenisnya, 2010 JENIS KELAMIN NO JENIS PMKS L P 1. Anak Balita Terlantar 570 606 2. Anak Terlantar 18611 18434 3. Anak Korban Tindak Kekerasan/Diperlakukan Salah 50 35 4. Anak Nakal 860 164 5. Anak Jalanan 244 92 6. Anak Cacat 1267 1022 - Tubuh 537 400 - Netra 119 139 - Rungu Wicara 244 175 - Mental 367 308 7. Wanita Rawan Sosial Ekonomi 0 4639 Wanita Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan/ Yang 8. 0 122 Diperlakukan Salah 9. Lanjut Usia Terlantar 1737 3071 Lanjut Usia Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan / 10. 6 22 Yang Diperlakukan Salah 11. Penyandang Cacat 3305 2596 - Tubuh 1254 872 - Netra 464 489 - Rungu Wicara 512 449 - Mental 1075 786 12. Penyandang Cacat Bekas Penderita Penyakit Kronis 607 444 13. Tuna Susila 0 365 14. Pengemis 52 53 15. Gelandangan 176 125 16. Gelandangan Psikotik 40 11 17. Bekas Narapidana 1759 140 18. Korban Penyalahgunaan NAPZA 115 4 19. Keluarga Fakir Miskin 59494 31106 20. Keluarga Berumah Tak Layak Huni 7814 4386 21. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 236 148 22. Komunitas Adat Terpencil 303 13 23. Masyarakat Yang Tinggal di Daerah Rawan Bencana 1259 863 24. Korban Bencana Alam 788 492 25. Korban Bencana Sosial / Pengungsi 35 27 26. Pekerja Migran Terlantar 47 20 27. Pengidap HIV / AIDS 321 240 28. Keluarga Rentan 5281 2088 Jumlah Keseluruhan
104977
71328
JUMLAH 1176 37045 85 1024 336 2289 937 258 419 675 4639 122 4808 28 5901 2126 953 961 1861 1051 365 105 301 51 1899 119 90600 12200 384 316 2122 1280 62 67 561 7369 176305
Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Malang (2010)
Berdasarkan tabel 9.1 dapat digambarkan grafik pada gambar 9.1 tentang Persentase jumlah PMKS berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 59,54% dan perempuan 40,46%. Sedangkan gambar 9.2 menunjukkan tiga BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
143
permasalahan PMKS tertinggi di Kabupaten Malang pada tahun 2010, yaitu keluarga fakir miskin (90.600 kasus atau 51,39% dari seluruh jumlah PMKS), anak terlantar (37.045 kasus atau 21,01% dari seluruh jumlah PMKS), dan keluarga dengan rumah tak layak huni (12.200 kasus atau 6,92% dari seluruh jumlah PMKS). Fenomena kasus sosial tertinggi sangat berkaitan erat dengan kemiskinan. Dampak dari kemiskinan sangatlah banyak, diantaranya termasuk penelantaran anak karena ketidakmampuan ekonomi dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Gambar 10.1. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.2. Tiga jenis PMKS tertinggi di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
144
10.2. Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Per Kecamatan PMKS berdasarkan jenisnya dapat dilihat secara rinci jumlah kasusnya di tiap-tiap kecamatan tabel (lampiran). Berdasarkan tabel 10.3 dapat digambarkan beberapa grafik mengenai PMKS di Kabupaten Malang sebagai berikut:
Gambar 10.3. Persentase Anak balita terlantar di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.3 menunjukkan Persentase anak balita terlantar di Kabupaten Malang, dimana Persentase balita perempuan lebih tinggi (51,66%), sedangkan balita laki-laki (48,34%).
Anak balita terlantar tertinggi dapat
ditemui di Kecamatan Sumbermanjing (132 anak), Ngantang (112 anak), dan Wagir (93 anak).
Gambar 10.4. Persentase Anak terlantar di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
145
Gambar 10.4 menunjukkan Persentase anak terlantar di Kabupaten Malang, dimana Persentase laki-laki 50,24% dan perempuan 49,67%. Anak terlantar terlantar terbanyak dapat ditemui di Kecamatan Sumberpucung (3.134 anak), Tumpang (2.185 anak), dan Gedangan (2.137 anak).
Gambar 10.5. Persentase Anak nakal di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.5 menunjukkan Persentase anak nakal di Kabupaten Malang, dimana Persentase laki-laki lebih besar yaitu 77,77% dan perempuan 22,23%. Kasus anak nakal terbanyak dapat ditemui di Kecamatan Lawang (140 orang), Wagir (1331 orang), dan Tajinan (114 orang).
Gambar 10.6. Persentase Anak Jalanan di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
146
Gambar 10.6 menunjukkan Persentase anak jalanan di Kabupaten Malang, dimana Persentase laki-laki lebih besar yaitu 65,48% dan perempuan 34,52%. Kasus anak jalanan terbanyak dapat ditemui di Kecamatan Poncokusumo (72 anak), Jabung (57 anak), dan Singosari (40 anak).
Gambar 10.7 Persentase Korban tindak kekerasan di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.7 menunjukkan Persentase korban tindak kekerasan di Kabupaten Malang, dimana Persentase laki-laki lebih besar yaitu 58,04% dan perempuan 41,96%. Kasus korban tindak kekerasan terbanyak dapat ditemui di Kecamatan Tajinan (145 orang), Wajak (46 orang), dan Pujon (27 orang).
Gambar 10.8. Persentase Lanjut usia terlantar di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
147
Gambar 10.8 menunjukkan Persentase lanjut usia terlantar di Kabupaten Malang dimana Persentase perempuan lebih besar yaitu 51,66% dan laki-laki 48,34%. Kasus lanjut usia terlantar terbanyak dapat ditemui di Kecamatan Bantur (277 orang), Poncokusumo (273 orang), dan Lawang (262 orang).
Gambar 10.9. Persentase Pengemis di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.9 menunjukkan persentase pengemis di Kabupaten Malang dimana Persentase perempuan 50,87% dan laki-laki 49,13. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Kepanjen (29 orang), Wonosari (23 orang), dan Poncokusumo (21 orang).
Gambar 10.10. Persentase Gelandangan di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
148
Gambar 10.10 menunjukkan Persentase gelandangan di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 89,39% dan perempuan 10,61%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Wajak (92 orang), Sumberpucung (82 orang), dan Pagak (73 orang).
Gambar 10.11. Persentase Bekas binaan Lembaga Permasyarakatan di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.11 menunjukkan Persentase bekas binaan Lembaga Permasyarakatan (LP) di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 91,49% dan perempuan 8,51%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Poncokusumo (189 orang), Jabung (126 orang), dan Gondanglegi (125 orang).
Gambar 10.12. Persentase Korban penyalahgunaan Napza Di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
149
Gambar 10.12 menunjukkan Persentase korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika dan Zat Adiktif) di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 92,04% dan perempuan 7,96%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Pakisaji (55 orang), Karangploso (48 orang), dan Gondanglegi (41 orang).
Gambar 10.13. Persentase fakir miskin di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 9.13 menunjukkan Persentase fakir miskin di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 65,79% dan perempuan 34,21%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Karangploso (4.628 orang), Bululawang (4.476 orang), dan Turen (4.409 orang).
Gambar 10.14. Persentase Keluarga berumah tak layak huni di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
150
Gambar 10.14 menunjukkan Persentase keluarga berumah tak layak huni di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 64,99% dan perempuan 35,01%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Sumberpucung (859 orang), Kepanjen (821 orang), dan Lawang (754 orang).
Gambar 10.15. Persentase Keluarga bermasalah sosial psikologis di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.15 menunjukkan Persentase keluarga bermasalah sosial psikologis di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 56,43% dan perempuan 43,57%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Lawang (887 orang), Pujon (207 orang), dan Wagir (174 orang).
Gambar 10.16. Persentase Komunitas adat terpencil di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
151
Gambar 10.16 menunjukkan Persentase komunitas adat terpencil di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 95,89% dan perempuan 4,11%. Komunitas adat terpencil dapat ditemui di Kecamatan Poncokusumo (312 orang), Turen (2 orang), dan Ampelgading (2 orang).
Gambar 10.17. Persentase Korban bencana alam di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.17 menunjukkan Persentase korban bencana alam di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 61,56% dan perempuan 38,44%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Pagelaran (759 orang), Pakis (152 orang), dan Jabung (135 orang).
Gambar 10.18. Persentase Korban bencana sosial atau pengungsi di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
152
Gambar 10.18 menunjukkan Persentase korban bencana sosial atau pengungsi di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 47,37% dan perempuan 52,63%. Kasusnya dapat ditemui di Kecamatan Ampelgading (19 orang) dan Kepanjen (3 orang).
Gambar 10.19 Persentase Pekerja migran bermasalah sosial di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.19 menunjukkan Persentase pekerja migran bermasalah sosial di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 51,92% dan perempuan 48,08%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Donomulyo (22 orang), Dau (9 orang), dan Kromengan (8 orang).
Gambar 10.20 Persentase Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
153
Gambar 10.20 menunjukkan Persentase Orang dengan HIV AIDS (ODHA) di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 58,97% dan perempuan 41,03%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Gondanglegi (11 orang), Donomulyo (7 orang), dan Singosari (7 orang).
Gambar 10.21. Persentase Keluarga rentan di Kabupaten Malang tahun 2010
Gambar 10.21 menunjukkan Persentase keluarga rentan di Kabupaten Malang dimana Persentase laki-laki 71,82% dan perempuan 28,18%. Kasus terbesar dapat ditemui di Kecamatan Bantur (491 orang), Wagir (458 orang), dan Lawang (387 orang). 10.3. Penyandang Cacat Jumlah penyandang cacat di Kabupaten Malang pada tahun 2010 berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Malang mencapai 6.025 orang, 3.389 orang diantaranya berjenis kelamin laki-laki (56,25%), dan 2.636 sisanya berjenis kelamin perempuan (43,75%). Penyandang cacat tersebut dikategorikan menjadi 5 jenis yaitu: cacat tubuh, tuna netra, tuna rungu dan wicara, cacat mental, dan cacat lainnya. Data penyandang cacat menurut jenis kecacatan di Kabupaten Malang pada tahun 2010 serta terpilah menurut jenis kelamin dapat dilihat pada( lampiran 3). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk grafik penyandang cacat pada gambar 10.22.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
154
Gambar 10.22. Grafik jumlah penyandang cacat di Kabupaten Malang, 2010
Jumlah penyandang cacat terbesar adalah jenis cacat tubuh yaitu mencapai 2.436 orang dengan penjelasan sebanyak 1.410 orang laki-laki (57,88%) dan 1.026 orang perempuan (42,12%). Berikutnya adalah cacat mental sebanyak 1.696 orang, yaitu 973 orang laki-laki (57,37%) dan 723 orang perempuan (42,63%). Penderita tuna netra sebanyak 960 orang yaitu 490 orang laki-laki (51,04%) dan 470 orang perempuan (49, 96%). Jumlah ini hampir berimbang dengan penderita tuna rungu dan wicara yaitu sebanyak 933 orang, dimana 516 orang laki-laki (55,30%) dan 417 orang perempuan (44,70%). 10.4. Panti Sosial Panti sosial di Kabupaten Malang terdiri dari panti asuhan, panti werdha, panti rehabilitasi sosial, dan yayasan sosial non panti. Hampir seluruh kecamatan memiliki panti asuhan, kecuali di beberapa kecamatan yaitu: Donomulyo, Kalipare, Pagak, Dampit, Tirtoyudo, Ampelgading, Turen, Sumberpucung, Wonosari dan Ngantang. Terdapat 33 panti asuhan di Kabupaten Malang dengan jumlah panti asuhan terbanyak berada di Kecamatan Lawang yaitu 4 buah. Kondisi yang memprihatinkan yaitu di Kecamatan Pakisaji dimana jumlah penghuni panti asuhan (176 orang) melebihi kapasitas daya tampung (60 orang). Kabupaten Malang hanya memiliki tiga panti werdha, satu terdapat di Kecamatan Turen dan dua lainnya di Kecamatan Lawang. Selain itu juga BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
155
terdapat empat panti rehabilitasi sosial yaitu satu panti di Kecamatan Poncokusumo, dan tiga panti di Kecamatan Lawang. Yayasan sosial non panti sebanyak tiga buah, masing-masing tersebar di Kecamatan Turen, Kepanjen, dan Pakis. Data mengenai banyaknya panti sosial di Kabupaten Malang pada tahun 2010 yang bersumber dari Dinas Sosial dapat dilihat pada tabel 9.4. Tabel 10.3. Banyaknya Panti Sosial, Kapasitas Tampung, dan Jumlah Penghuni di Kabupaten Malang Tahun 2010 Panti Asuhan Kecamatan
Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Lawang Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon
Jumlah
1 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 4 1 1 2 2 1
Kapasita s
Panti Werdha
Penghuni
Jumlah
Kapasitas
Penghuni
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
55 51 50 60 110 100 99 125 30 28 30 176 60 58 122 78 279 80 49 110 138 52
1 2 -
83 150 -
32 106 -
233
138
-
80 60 135 110 100 100 208 60 28 30 60 75 60 126 100 301 100 75 120 199 50 2 Jumlah / Total 33 177 Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
1 940
3
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
156
Lanjutan tabel 10.3. Panti Rehablitasi Sosial Kecamatan Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Lawang Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon Jumlah / Total
Yayasan Sosial Non Panti
Jumlah 1 3 -
Kapasitas 60 335 -
Penghuni 50 294 -
Jumlah 1 1 1 -
Kapasitas -
Disantuni 52 35 42 -
4
395
344
3
-
129
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
157
10.5. Kasus Perceraian Jumlah kasus perceraian di Kabupaten Malang selama kurunp dua tahun terakhir (2009 – 2010) sumber dari Kantor Pengadilan
Agama
Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel 9.5. Tabel 10.4. Banyaknya Kasus Perceraian di Kabupaten Malang 2009
Kecamatan Cerai Talak Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Lawang Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon Jumlah
2010
Cerai gugat
45 45 31 52 54 67 81 31 36 42 44 51 31 60 28 50 31 16 41 21 41 39 29 34 45 35 47 65 38 18 41 31 10 1,330
106 104 72 121 127 156 189 70 84 98 101 119 72 140 66 117 71 36 96 50 95 91 67 79 104 81 110 152 88 43 94 71 24 3,094
Cerai Talak 85 93 63 96 90 118 142 68 62 74 79 122 71 79 79 101 73 40 55 39 74 83 45 76 110 58 89 143 68 60 76 54 25 2,590
Cerai gugat 128 140 94 143 135 178 213 102 94 112 118 182 106 119 119 152 110 59 82 58 111 125 68 113 166 86 134 215 101 91 113 82 37 3,886
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
158
Kasus perceraian, baik cerai talak maupun cerai gugat mengalami peningkatan dalam 2 tahun terakhir. Cerai talak meningkat tajam hampir dua kali lipat di tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan cerai gugat mengalami kenaikan 25,6%. Grafik perceraian dapat dilihat pada gambar 9.23.
Gambar 9.23. Grafik Kasus Perceraian di Kabupaten Malang
Gambar 10.23 Kasus Perceraian
10.6. Penyebab Perceraian Jumlah kasus perceraian berdasarkan penyebab perceraian di Kabupaten Malang berdasarkan sumber dari Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Malang pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 10.6. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor penyebab perceraian, yaitu: krisis akhlaq/moral (sebanyak 2 kasus), cemburu (10 kasus), kawin paksa (1 kasus), tidak bertanggung jawab (1,721 kasus), penganiayaan (1 kasus), hukuman (3 kasus), cacat biologis (1 kasus), gangguan pihak ketiga (34 kasus), dan rumah tangga tidak harmonis (3,679 kasus). Penyebab terbesar adalah ketidakharmonisan dalam rumah tangga, dan salah satu pihak tidak bertanggung jawab.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
159
Tabel 10.5. Banyaknya Perceraian menurut Faktor Penyebabnya di Kabupaten Malang tahun 2010 Bulan
Poligami Tidak Sehat
Krisis Akhlaq
Kawin Paksa
Cemburu
Januari Pebruari Maret April Mei Juni 2 Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah 2 Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
10 10
Tdk Tanggung Jawab
Ekonomi 1 1
-
119 100 103 152 198 132 160 123 142 192 151 149 1,721
Lanjutan tabel 10.5. Bulan
Kawin Bawah Umur
Penganiayaan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
Cacat Biologis
Dihukum 1 1
1 2 3
1 1
Lanjutan tabel 10.5. Bulan
Berselisih Politis
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah / Total Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
Gangguan Pihak Ketiga
Tdk Harmonis 3 11 13 7 34
290 279 330 322 278 340 313 268 248 272 335 404 3,679
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
Jumlah 411 382 444 474 476 488 473 404 390 471 486 553 5,452
160
10.7. Pondok Pesantren Jumlah pondok pesantren di Kabupaten Malang pada tahun 2005 – 2010 dapat dilihat pada tabel 9.7. Sumber data diperoleh dari Kantor kementrian agama kabupaten Malang. Tabel 10.6. Jumlah Pondok Pesantren di Kabupaten Malang tahun 2005 - 2010 Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 Donomulyo 12 11 12 12 10 Kalipare 12 12 15 9 7 Pagak 12 11 11 11 10 Bantur 14 18 22 21 22 Gedangan 9 9 11 10 8 Sumbermanjing 18 20 20 11 10 Dampit 14 11 18 11 10 Tirtoyudo 4 4 5 3 1 Ampelgading 6 7 8 7 6 Poncokusumo 32 30 34 27 28 Wajak 30 30 29 26 24 Turen 26 26 28 25 23 Bululawang 32 33 35 30 31 Gondanglegi 76 79 37 81 82 Pagelaran 38 31 92 15 14 Kepanjen 20 20 22 18 18 Sumberpucung 13 12 12 10 8 Kromengan 3 3 3 3 1 Ngajum 13 14 15 9 9 Wonosari 5 5 6 4 3 Wagir 7 7 7 5 4 Pakisaji 23 24 22 21 19 Tajinan 15 15 17 18 18 Tumpang 11 12 14 11 10 Pakis 25 26 26 14 13 Jabung 12 12 12 9 7 Lawang 19 21 22 15 15 Singosari 21 23 25 16 14 Karangploso 23 25 25 22 20 Dau 18 18 18 17 15 Pujon 26 27 28 17 15 Ngantang 5 5 6 5 5 Kasembon 6 7 6 6 5 Jumlah / Total 600 608 663 519 485 Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
2010 12 9 12 26 10 12 12 3 8 32 26 25 34 87 16 21 10 3 10 5 7 21 20 14 16 10 16 16 22 17 17 7 5 561
Pondok pesantren terbanyak di tahun 2010 terdapat di Kecamatan Gondanglegi (87 pondok pesantren), Bululawang (34 pondok pesantren), dan Poncokusumo (32 pondok pesantren). Jumlah pondok pesantren relatif stabil namun cenderung turun pada tahun 2009, dan kembali naik jumlahnya di tahun
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
161
2010. Gambar 9.24 menunjukkan grafik jumlah pondok pesantren di Kabupaten Malang tiap tahunnya selama periode 2005 – 2010.
Gambar 10.24. Jumlah Pondok Pesantren di Kabupaten Malang
10.8. Karang Taruna Jumlah Karang Taruna di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Malang tahun 2010 bersumber dari Dinas Sosial dapat dilihat pada tabel 10.8. Namun data pengurus belum terpilah secara gender. Kelompok Karang Taruna terbanyak ditemui di Kecamatan Kepanjen (18 kelompok), Poncokusumo, Turen, dan Singosari (masing-masing 17 kelompok). Gambar 10.25 menunjukkan 4 kecamatan dengan jumlah kelompok karang taruna terbesar dan klasifikasinya. Rata-rata kelompok tersebut diklasifikasikan dalam tahap tumbuh.
Gambar 10.25. Kelompok Karang Taruna terbesar dan klasifikasinya
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
162
Tabel 10.7. Banyaknya Karang Taruna Menurut Klasifikasi di Kabupaten Malang tahun 2010
Kecamatan
Karang Taruna
Klasifikasi Karang Taruna
Jumlah Pengurus Tumbuh
Berkembang
Maju
Contoh
Donomulyo
10
160
5
5
-
-
Kalipare
9
135
7
2
-
-
Pagak
8
120
6
2
-
-
Bantur
10
150
7
3
-
-
Gedangan
7
120
5
2
-
-
Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo
14 12 13
225 216 195
12 10 11
1 2 2
1 -
-
Ampelgading
-
-
-
-
-
-
Poncokusumo
17
289
13
1
2
1
Wajak
13
260
9
3
1
-
Turen
17
272
11
2
5
-
Bululawang
14
252
9
3
2
-
Gondanglegi
14
294
8
6
-
-
Pagelaran
10
160
5
3
1
1
Kepanjen
18
288
6
10
2
-
Sumberpucung
7
105
1
5
-
1
Kromengan
7
112
5
2
-
-
Ngajum
9
135
6
2
-
-
Wonosari
8
152
5
1
2
-
Wagir
12
180
9
2
1
-
Pakisaji
12
240
7
1
4
-
Tajinan
12
204
6
3
3
-
Tumpang
15
225
10
4
1
-
Pakis
15
255
6
5
3
1
Jabung
15
240
12
1
2
-
Lawang
12
204
3
7
2
-
Singosari
17
255
12
3
2
-
Karangploso
9
135
6
2
1
-
Dau
10
150
6
2
2
-
Pujon
10
150
6
3
1
-
Ngantang
13
221
10
1
2
-
Kasembon
6
96
1
4
1
-
375
6,195
235
95
41
4
Jumlah
Sumber: Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
163
BAB XI POLITIK
11.1. Anggota Legislatif (DPRD) Kabupaten Malang Tahun 2009 Anggota legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kabupaten Malang berdasarkan asal partai dan terpilah menurut gender berdasarkan hasil pemilu tahun 2009 (sumber: DPRD Kabupaten Malang) dapat dilihat pada tabel 10.1. Tabel 11.1. Anggota legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Partai
Perolehan Suara
Perolehan Kursi
Gender Anggota Legislatif 2009 Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
PDI Perjuangan
240,222
13
10
3
13
Partai Demokrat
185,223
8
6
2
8
Partai Golkar
144,117
8
8
-
8
PKB
139,107
8
7
1
8
PKS
56,058
4
4
-
4
Partai Hanura
53,816
4
2
2
4
Gerindra
45,468
3
2
1
3
PPP
43,840
1
1
-
1
PKNU
24,173
1
1
-
1
Jumlah / Total
818,543
50
41
9
50
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
Gambar
11.1
menunjukkan
komposisi
jumlah
anggota
DPRD
Kabupaten Malang tahun 2009 berdasarkan jenis kelamin. Keterwakilan perempuan adalah 18%, sedangkan laki-laki 82%.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
164
Gambar 11.1. Komposisi anggota DPRD Kabupaten Malang berdasarkan jenis kelamin tahun 2009
Gambar 11.1 menunjukkan jumlah anggota DPRD Kabupaten Malang berdasarkan asal partai dan jenis kelamin. Dapat dilihat bahwa partai PDI Perjuangan memiliki tiga orang wakil perempuan, yang merupakan jumlah terbanyak, namun jumlah tersebut adalah 23% dari seluruh wakil DPRD dari PDI Perjuangan. Partai Hanura merupakan partai dengan wakil DPRD perempuan dan laki-laki yang komposisinya sama, yaitu masing-masing dua orang. Terdapat partai yang hanya memiliki satu kursi di DPRD yaitu PKNU dan PPP, wakil DPRD dari partai tersebut adalah laki-laki. Sedangkan partai Golkar tidak memiliki wakil perempuan di DPRD, seluruhnya laki-laki sebanyak 8 orang.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
165
Gambar 11.2. Jumlah anggota DPRD berdasarkan partai menurut jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 2009
11.2. Anggota legislatif (DPRD) Kabupaten Malang menurut tingkat pendidikan Anggota legislatif (DPRD) tahun 2009 menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 10.2.
Tabel 11.2. Anggota legislatif (DPRD) tahun 2009 menurut tingkat pendidikan Partai/ SMTP SMU Akadmik Univ. Univ. Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) (6) PDI Perjuangan 4 7 2 Partai Demokrat 4 3 1 Partai Golkar 3 3 2 PKB 1 4 3 PKS 2 1 1 Partai Hanura 1 3 Gerindra 1 2 PPP 1 PKNU 1 Jumlah
-
16
1
23
10
Univ. (7) -
Jumlah (8) 13 8 8 8 4 4 3 1 1
-
50
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
166
Berdasarkan data pada tabel 11.2 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan mayoritas anggota legislatif di Kabupaten Malang adalah tingkat universitas/S1,
dan
tingkat
pendidikan
terkecil
jumlahnya
adalah
Akademi/Diploma. Gambar 11.3 menunjukkan Persentase tingkat pendidikan anggota dewan. Urutan tingkat pendidikan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu S1 (46%), SMU (32%), S2 (20%), dan Akademi/Diploma (2%). Sedangkan gambar 10.4 menunjukkan tingkat pendidikan berdasarkan asal partai. Berdasarkan asal partainya anggota DPRD Kabupaten Malang memiliki pendidikan tertinggi S2, mayoritas pendidikannya adalah S1.
Gambar 11.3. Persentase tingkat pendidikan anggota legislatif (DPRD) Kabupaten Malang 2009
Gambar 11.4. Tingkat Pendidikan anggota DPRD berdasarkan asal partai
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
167
11.3. PNS Menurut Jenis Kelamin Jumlah PNS dari berbagai instansi pemerintahan di Kabupaten Malang menurut jenis kelamin tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 10.3. Tabel 11.3. Jumlah PNS menurut jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Institusi Badan Keluarga Berencana Badan Kepegawaian Daerah Badan Kesbang dan Politik Bahan Ketahanan Pangan Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pendidikan dan Pelatihan Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Badan Perpustakaan,Arsip & Dokumentasi Dinas Bina Marga Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Energi dan SDM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kesehatan Dinas Koperasi, Mikro, Kecil & Menengah Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keu.& Asset Dinas Pendidikan Dinas Pengairan Dinas Perhubungan, Kom. & Informatika Dinas Perindustrian, Perdagangan & Pasar Dinas Pertanian & Perkebunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Inspektorat Kantor Pemberdayaan Perempuan Kantor Penanaman Modal Kantor Perumahan Kecamatan Kelurahan Perwakilan Sekretariat KPU RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Satuan Polisi Pamong Praja & Linmas Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD UPT Perijinan Desa Jumlah / Total
Laki-laki 86 42 19 164 16 25 15 9 37 11 256 266 29 15 37 37 31 318 27 31 111 5,961 187 124 194 84 45 20 39 26 3 7 5 407 68 4 177 59 186 39 21 234
Perempuan 104 19 11 49 13 8 13 16 23 12 51 47 13 14 11 17 15 841 22 8 50 6,370 12 18 42 31 21 20 9 17 13 5 6 160 26 229 8 124 19 14 16
Jumlah 190 61 30 213 29 33 28 25 60 23 307 313 42 29 48 54 46 1,159 49 39 161 12,331 199 142 236 115 66 40 48 43 16 12 11 567 94 4 406 67 310 58 35 250
9,472
8,517
17,989
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
168
Berdasarkan tabel 11.3 jumlah PNS terbanyak adalah laki-laki yaitu 52,65%, sedangkan perempuan 47,35% (lihat gambar 10.5). Jumlah PNS tertinggi berada di instansi Dinas Pendidikan yaitu mencapai 12.331 orang atau mencapai 68,55% dari total seluruh PNS di Kabupaten Malang. PNS Dinas Pendidikan memiliki komposisi perempuan lebih besar yaitu 51,66%, sedangkan laki-laki 48,34%. Jumlah PNS terendah berada di instansi Perwakilan
Sekretariat
KPU
dimana
terdapat
4
orang
PNS
yang
keseluruhannya laki-laki.
Gambar 11.5. Perentasi PNS bedasarkan jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 2010
11.4. PNS menurut golongan Tabel 11.4. menunjukkan jumlah PNS menurut golongan di berbagai instansi di Kabupaten Malang tahun 2010.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
169
Tabel 11.4. Jumlah PNS menurut golongan di Kabupaten Malang tahun 2010 Institusi (1) Badan Keluarga Berencana Badan Kepegawaian Daerah Badan Kesbang dan Politik Bahan Ketahanan Pangan Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pendidikan dan Pelatihan Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Badan Perpustakaan,Arsip & Dokumentasi Dinas Bina Marga Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Energi dan SDM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kesehatan Dinas Koperasi, Mikro, Kecil & Menengah Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keu.& Asset Dinas Pendidikan Dinas Pengairan Dinas Perhubungan, Kom. & Informatika Dinas Perindustrian, Perdagangan & Pasar Dinas Pertanian & Perkebunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Inspektorat Kantor Pemberdayaan Perempuan Kantor Penanaman Modal Kantor Perumahan Kecamatan Kelurahan Perwakilan Sekretariat KPU RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Satuan Polisi Pamong Praja & Linmas Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD UPT Perijinan Desa Jumlah / Total Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
I (2) 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 112 113 1 0 1 1 2 3 2 1 10 29 72 28 62 5 1 0 0 0 0 0 0 10 0 0 12 0 14 8 1 28 520
Golongan II III (3) (4) 17 165 23 33 2 20 12 176 1 20 6 19 1 19 3 15 14 39 3 15 98 88 109 84 2 32 5 19 5 36 15 31 9 28 481 638 1 38 6 24 49 96 1,690 3,872 78 45 58 50 106 63 16 85 11 46 8 23 5 37 1 36 1 14 0 10 2 7 128 398 14 80 0 4 202 170 38 26 92 185 13 32 7 21 222 0 3,554 6,839
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
IV (5) 8 5 8 25 8 8 6 7 5 5 9 7 7 5 6 7 7 37 8 8 6 6,740 4 6 5 9 8 9 6 6 1 2 2 31 0 0 22 3 19 5 6 0 7,076
Jumlah (6) 190 61 30 213 29 33 28 25 60 23 307 313 42 29 48 54 46 1,159 49 39 161 12,331 199 142 236 115 66 40 48 43 16 12 11 567 94 4 406 67 310 58 35 250 17,989
170
Data yang tersedia tidak terpilah menurut gender. Gambar 11.6 menunjukkan Persentase PNS menurut golongan. Grafik pada gambar tersebut menunjukkan bahwa Persentase terbesar PNS berturut-turut yaitu di golongan IV (39,34%), golongan III (38,02%), golongan II (19,76%), dan golongan I (2,89%).
Gambar 11.6. Persentase PNS berdasarkan golongan di Kabupaten Malang tahun 2010.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
171
11.5. PNS menurut tingkat pendidikan Tabel 11.5 menunjukkan jumlah PNS menurut tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Malang tahun 2010. Tabel. 11.5 menunjukkan jumlah PNS menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Malang tahun 2010. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Institusi Badan Keluarga Berencana Badan Kepegawaian Daerah Badan Kesbang dan Politik Bahan Ketahanan Pangan Badan Lingkungan Hidup Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Pendidikan dan Pelatihan Badan Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangunan Badan Perpustakaan,Arsip & Dokumentasi Dinas Bina Marga Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Dinas Energi dan SDM Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kehutanan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kesehatan Dinas Koperasi, Mikro, Kecil & Menengah Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keu.& Asset Dinas Pendidikan Dinas Pengairan Dinas Perhubungan, Kom. & Informatika Dinas Perindustrian, Perdagangan & Pasar Dinas Pertanian & Perkebunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Inspektorat Kantor Pemberdayaan Perempuan Kantor Penanaman Modal Kantor Perumahan Kecamatan Kelurahan Perwakilan Sekretariat KPU RSUD "Kanjuruhan" Kepanjen Satuan Polisi Pamong Praja & Linmas Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD UPT Perijinan Desa Jumlah / Total
SD
SMT/P
SMU
Akademi
PT/ S-1
PT/ S-2/3
Jumlah
0 0 3 0 0 2 0 76 83 1 0 1 1 0 9 0 0
0 0 0 2 0 2 0 62 52 1 1 1 4 2 29 2 1
38 1 10 9 3 15 4 110 114 7 4 9 21 13 306 15 10
21 2 3 0 1 0 3 6 5 1 4 2 2 5 607 2 0
145 20 13 11 14 31 11 47 50 24 13 33 20 23 92 26 18
9 6 4 6 7 10 5 6 9 8 7 2 6 3 116 4 10
213 29 33 28 25 60 23 307 313 42 29 48 54 46 1,159 49 39
4
14
60
5
68
10
161
125 40 14 38 1 4 0 1 0 1 0 0 15 0 0 4 2 19 3 0 5 452
231 48 18 43 4 1 0 1 0 0 0 0 28 6 0 17 0 13 6 1 23 625
1,701 80 61 110 46 23 16 11 3 3 1 2 275 44 0 118 50 105 16 10 222 3,722
2,894 3 4 3 7 2 3 2 1 0 0 1 9 3 0 179 1 22 3 1 0 3,837
7,237 24 39 40 50 22 14 28 29 11 8 6 202 40 4 40 13 122 25 16 0 8,776
143 4 6 2 7 14 7 5 10 1 3 2 38 1 0 48 1 29 5 7 0 577
12,331 199 142 236 115 66 40 48 43 16 12 11 567 94 4 406 67 310 58 35 250 17,989
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
172
Berdasarkan tingkat pendidikan PNS di Kabupaten Malang tahun 2010 berpendidikan
tertingg
berturut-turut
adalah:
tingkat
S1
(48,79%),
Akademi/Diploma (21,33%), SMU (20,69%), SMP (3,47%), S2/S3 (3,21%), dan SD (2,51%). Gambar 10.7 menunjukkan Persentase tingkat pendidikan PNS di Kabupaten Malang. Dinas Pendidikan dengan jumlah PNS terbesar memiliki sumber daya berpendidikan S1 terbesar pula, yaitu 7.237 orang atau mencapai 82,46% dari seluruh PNS berpendidikan S1 di Kabupaten Malang. Namun untuk jenjang pendidikan S2/S3, Dinas Pendidikan hanya memiliki 1,16% PNS berpendidikan S2/S3 dari seluruh PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Komposisi terbesar dapat ditemui pada Badan Penelitian dan Pengembangan yang mencapai 28%, Dinas Pemuda dan Olah Raga mencapai 25,64%, dan Kantor Penanaman Modal yaitu 25% untuk tingkat pendidikan S2/S3. Data yang tersedia belum terpilah secara gender.
Gambar 11.7. Persenstase PNS berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Malang tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
173
11.6. Kepala desa/Lurah menurut jenis kelamin Tabel 11.6 menunjukkan jumlah kepala desa/lurah menurut jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 2010. Tabel 11.6 menunjukkan jumlah kepala desa/lurah menurut jenis kelamin Kecamatan Donomulyo Kalipare Pagak Bantur Gedangan Sumbermanjing Dampit Tirtoyudo Ampelgading Poncokusumo Wajak Turen Bululawang Gondanglegi Pagelaran Kepanjen Sumberpucung Kromengan Ngajum Wonosari Wagir Pakisaji Tajinan Tumpang Pakis Jabung Lawang Singosari Karangploso Dau Pujon Ngantang Kasembon Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
10 9 8 10 8 15 11 13 13 17 13 15 14 14 10 14 7 7 9 8 12 12 12 15 15 15 10 14 9 10 10 13 6
1 2 4 2 3 -
10 9 8 10 8 15 12 13 13 17 13 17 14 14 10 18 7 7 9 8 12 12 12 15 15 15 12 17 9 10 10 13 6
378
12
390
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
174
Berdasarkan data pada tabel 10.6, dari 390 orang kepala desa/lurah di Kabupaten Malang, 378 orang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 12 orang sisanya perempuan. Gambar 10.8 menunjukkan Persentase kepala desa/lurah berdasarkan jenis kelamin. Dapat dilihat bahwa komposisi laki-laki dominan yaitu 96,92%, dan perempuan 3,08%. Kepala desa/lurah perempuan dapat ditemui di Kecamatan Sumberpucung (4 orang), Singosari (3 orang), Lawang (2 orang), Turen (2 orang), dan Dampit (1 orang).
Gambar 11.8. Persentase Kepala desa/Lurah menurut jenis kelamin di Kabupaten Malang tahun 2010
11.7. Kepala Desa/Lurah menurut tingkat pendidikan Tabel 10.7 menunjukkan data Kepala desa/Lurah menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Malang tahun 2010.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
175
Tabel. 11.7 Data Kepala desa/Lurah menurut tingkat pendidikan Kecamatan
Tdk. Tamat SD
SD
SMTP
SMU
Aka
Univ.
Jumlah
010. Donomulyo 020. Kalipare 030. Pagak 040. Bantur 050. Gedangan 060. Sumbermanjing 070. Dampit 080. Tirtoyudo 090. Ampelgading 100. Poncokusumo 110. Wajak 120. Turen 130. Bululawang 140. Gondanglegi 150. Pagelaran 160. Kepanjen 170. Sumberpucung 180. Kromengan 190. Ngajum 200. Wonosari 210. Wagir 220. Pakisaji 230. Tajinan 240. Tumpang 250. Pakis 260. Jabung 270. Lawang 280. Singosari 290. Karangploso 300. Dau 310. Pujon 320. Ngantang 330. Kasembon
-
-
3 3 2 2 6 4 7 7 5 2 1 2 2 2 2 1 2 3 4 1 3 3 5 6 3 4 2 4 2 1
7 3 7 5 4 9 5 4 5 10 8 10 8 7 7 8 5 4 6 2 4 8 4 8 10 7 6 6 4 5 5 10 4
1 1 1 1 1 1 1
3 1 3 1 3 2 1 2 2 6 4 5 1 9 2 1 2 3 3 5 4 2 3 6 3 1 5 1 -
10 9 8 10 8 15 12 13 13 17 13 17 14 14 10 18 7 7 9 8 12 12 12 15 15 15 12 17 9 10 10 13 6
Jumlah / Total
-
-
94
205
7
84
390
Sumber : Kabupaten Malang dalam Angka 2011
Berdasarkan tabel 11.7, dari 390 orang kepala desa/lurah di Kabupaten Malang tingkat pendidikan berturut-turut dari tinggi ke rendah adalah SMU sebanyak 205 orang (48%), SMP sebanyak 94 orang (36%), tingkat Universitas sebanyak 84 orang (11%), dan akademi/diploma sebanyak 7 orang (3%).
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
176
Gambar 10.9 menunjukkan Persentase kepala desa/lurah menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Malang tahun 2010.
Gambar 11.9. Persentase Kepala Desa/Lurah menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Malang Tahun 2010
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
177
BAB XII KESIMPULAN
I. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk di Kabupaten Malang mengalami kenaikan 0,36% untuk penduduk perempuan. Sebagain besara penduduk berada pada usia produktif untuk bekerja. Selain itu banyak penduduk Kabupaten Malang melakukan migrasi keluar daerah baikl itu bekerja di luar kota atau sebagai TKW Pada umumnya mayarakat kota Malang sudah mneydari pentingnya kesehatan terbukti dengan semakin rendahnya angka kematian, dimana angka kematian yang rendah berarti masyarakat sudah mengalami peningkatan ekonomi dan peningkatan pendidikan
II. KESEHATAN Pembangunan di bidang kesehatan menjadi prioritas utama teruma berkaitan
dengan
peningkatan
akses
terhadap
pelayanan
kesehatan,
meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta prevelensi gizi kurang pada balita. Imunisasi terbukti efektif dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah cacat dan mengurangi angka kematian pada anak. Imunisasi terbukti efektif dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah cacat dan mengurangi angka kematian pada anak. . Imunisasi terbukti efektif dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah cacat dan mengurangi angka kematian pada anak. Dengan capaian imunisasi hingga 100% menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam melindungi anak dari penyakit, mencegah kecacatan dan mengurangi angka kematian pada anak di kabupaten Malang.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
178
Untuk
menekan
laju
pertumbuhan
penduduk
yang
berlebihan,
pemerintah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Peserta KB aktif di Kabupaten Malang sebanyak : 363.833 orang atau mencapai 96,98 %. Dengan peserta KB terbanyak ada di Kecamatan Kasembon yaitu 4.769 orang atau 105,60% dan yang paling sedikit ada di Kecamatan Sumberpucung yaitu 6.680 orang atau 88,51 %. Kebutuhan permintaan darah yang semakin meningkat, mendorong Palang Merah Indonesia (PMI) untuk melakukan program donor darah. Berdasarkan tabel diketahu bahwa pedonor darah pria di Kabupaten Malang lebih banyak daripada wanita. Pedonor darah pria sebanyak 5.796 orang sedangkan pedonor darah wanita sebanyak 2.563 orang. II. PENDIDIKAN
1. Program pendidikan dasar wajib belajar 9 tahun di Kabupaten Malang belum tercapai karena rata-rata lama sekolah tahun 2011 ini adalah 6,93 tahun 2. Rasio guru dan murid di Kabupaten Malang sudah ideal, yang belum ideal adalah penyebarannya belum didistribusikan secara merata. 3. Rasio sekolah dan murid belum ideal. Rasio ideal 45, sedangkan di Kabupaten Malang angka rasio sekolah-murid SD, SMP dan SMA mencapai ratusan ( 164-623) 4. Kabupaten Malang masih membutuhkan banyak sekolahan atau ruang kelas (lihat hal 23) VI. KETENAGA-KERJAAN
Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peranan penting. Tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan direncanakan dan dilaksanakan. Makin lengkap dan tepat data mengenai ketenagakerjaan yang tersedia makin mudah dan tepat rencana pembangunan disusun. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor kekuatan manusia BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
179
merupakan unsur yang penting dalam pembangunan. Hanya sayangnya, data yang ditemui meskipun sudah berbasis gender, namun belum semua data yang tersedia khusus pada bagian ketenagakerja terpisah menurut gender. Dengan demikian untuk ke depannya diharapkan semua instansi yang terlibat dalam pengumpulan data dapat memperhatikan aspek gender guna memudahkan dalam perhitungan ataupun analisis yang terkait gender misalnya kebutuhan dalam perhitungan Indeks Pembangunan Gender ( GDI ).
V. EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1. Perekonomian di Kabupaten Malang bersifat ekonomi rakyat, dimana sebagian besar merupakan kegiatan agrobisnis baik on-farm maupun off-farm dan non-farm. Sektor
pertanian
mempunyai
peranan
perekonomian di Kabupaten Malang.
yang
penting
dalam
Hal ini dapat dilihat angka
nominal PDRB Kabupaten Malang lebih dari 28% berasal dari Sektor Pertanian. Besarnya kontribusi Sektor Pertanian terhadap nilai PDRB Kabupaten Malang tidak lepas dari sumbangan tenaga kerja perempuan di pedesaan. Walaupun menurut BPS keterlibatan perempuan hanya 39%, tetapi kalau dihitung lebih cermat lagi angka tersebut akan lebih besar seperti hasil-hasil penelitian tentang peranan perempuan di Sektor Pertanian. 2. Koperasi yang ada di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun jumlahnya selalu meningkat, demikian pula koperasi wanita.
Kenaikan jumlah
koperasi wanita dipicu oleh adanya program Gubernur Jawa Timur atau yang dikenal dengan Koperasi Wanita Pakde Karwo. Jenis UMKM yang paling diminati oleh pelaku UMKM adalah perdagangan (toko, pracangan, toko palen, dan lain-lain). Di sektor ini pula jumlah perempuan yang terlibat juga cukup banyak yaitu 41%, sedangka laki-lakinya sebanyak 59%.
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
180
3. Program pemberdayaan masyarakat, yang di Kabupaten Malang dikenal dengan PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas cukup berhasil. Indikatornya antara lain adalah sarana dan prasarana fisik yang telah dibangun dan diperbaiki mulai Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010.
Sarana dan prasarana fisik tersebut
paling banyak adalah sarana dan prasarana yang mendukung perekonomian (pengaspalan jalan, perbaikan jembatan, plesterisasi dan lain-lain) serta kesehatan (polindes, posyandu, air bersih, dan lain-lain). Yang menikmati hasil pembangunan sarana dan prasarana fisik tersebut adalah seimbang antara laki-laki dan perempuan, bahkan untuk fasilitas kesehatan kaum perempuan lebih dominan. VII. SOSIAL
1. Sektor
sosial
di
Kabupaten
Malang
meliputi
permasalahan
kesejahteraan sosial, sumber-sumber pelayanan sosial, pemberdayaan penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial,
pengembangan
kemandirian sosial, dan perbaikan kualitas hidup. Data yang diperoleh dari sumber Dinas Sosial Kabupaten Malang dan Kabupaten Malang Dalam Angka 2011 telah terpilah berdasarkan gender. 2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Malang sangat beragam jenisnya, dan telah dikategorikan ke dalam 22 jenis permasalahan. PMKS tertinggi di Kabupaten Malang tahun 2010 adalah keluarga fakir miskin (51,39% dari seluruh jumlah PMKS), anak terlantar (21,01% dari seluruh jumlah PMKS), dan keluarga dengan rumah tak layak huni (6,92% dari seluruh jumlah PMKS). Fenomena kasus
sosial
yang
tinggi
sangat
berkaitan
erat
dengan
akar
penyebabnya yaitu kemiskinan dan ketidaksejahteraan. 3. Fasilitas pelayanan sosial berupa panti asuhan terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Malang. Namun masih ada panti asuhan yang
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
181
jumlah penghuninya melebihi kapasitas daya tampung yaitu di Kecamatan Pakisaji. VIII. POLITIK
1. Anggota legislatif (DPRD) Kabupaten Malang hasil pemilihan tahun 2009 terpilah menurut gender terdiri dari 82% anggota laki-laki, dan 18% anggota perempuan. Keterwakilan perempuan masih kurang dari kuota perwakilan perempuan di badan legislatif yaitu 30%. Masih ada pula partai yang tidak memiliki wakil perempuan di DPRD Kabupaten Malang. 2. Berdasarkan tingkat pendidikannya anggota DPRD Kabupaten Malang memiliki tingkat pendidikan tertinggi yaitu jenjang S2, sedangkan mayoritas pendidikan anggota DPRD Kabupaten Malang adalah S1. 3. Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Malang tahun 2010 memiliki komposisi 52,65% perempuan, dan 47,35% laki-laki. Jumlah PNS tertinggi berada di instansi Dinas Pendidikan yaitu mencapai 68,55% dari total seluruh PNS di Kabupaten Malang. PNS Dinas Pendidikan memiliki komposisi perempuan lebih besar yaitu 51,66%, sedangkan laki-laki 48,34%. 4. Berdasarkan tingkat pendidikannya, berturut-turut PNS di Kabupaten Malang memiliki tingkat pendidikan: S1 (48,79%), Akademi/Diploma (21,33%), SMU (20,69%), SMP (3,47%), S2/S3 (3,21%), dan SD (2,51%).
BUKU DATA PROFIL GENDER DAN ANAK KABUPATEN MALANG 2011
182