Buku Data dan Informasi
KELEMBAGAAN
Permukiman Transmigrasi
ta h u n
2015
PUSAT DATA DAN INFORMASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA, PEBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
DAFTAR ISI SAMBUTAN KATA PENGANTAR
i ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Dasar Hukum
3
1.3
Tujuan
3
1.4
Ruang Lingkup
4
1.5
Sistematika Penulisan
4
1.6
Tim Penyusun
5
BAB II
BAB III
METODOLOGI
6
2.1
Pengumpulan Data
6
2.2
Pengolahan dan Analisis Data
7
KELEMBAGAAN
EKONOMI
DI
PERMUKIMAN
TRANSMIGRASI 3.1
Jenis Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Tahun 2014
3.2 3.3
8
Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
12
Kelembagaan Provinsi Sumatera Utara
20
3.3.1
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Utara
3.3.2 3.3.3
21
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sumatera Utara
21
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Utara
3.4
8
Kelembagaan Provinsi Jambi
22 24
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | iii
3.4.1
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Jambi
3.4.2
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Jambi
3.4.3
Kelembagaan Provinsi Sumatera Selatan 3.5.1
Kelembagaan Provinsi Bengkulu 3.6.1
Kelembagaan Provinsi Nusa Tenggara Timur 3.7.1
Kelembagaan Provinsi Kalimantan Barat 3.8.1
36 37 38 40 40
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Barat
3.8.3
36
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Barat
3.8.2
34
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
3.8
33
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
3.7.3
32
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur
3.7.2
32
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Bengkulu
3.7
30
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Bengkulu
3.6.3
29
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Bengkulu
3.6.2
29
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Selatan
3.6
28
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sumatera Selatan
3.5.3
26
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Selatan
3.5.2
25
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Jambi
3.5
24
41
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Barat
41
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | iv
3.9
Kelembagaan Provinsi Kalimantan Selatan 3.9.1
Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Selatan
3.9.2
44
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Selatan
3.9.3
44
45
Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Selatan
3.10 Kelembagaan Provinsi Kalimantan Timur
46 48
3.10.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Timur
48
3.10.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Timur
49
3.10.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Timur 3.11 Kelembagaan Provinsi Kalimantan Utara
50 52
3.11.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Utara
52
3.11.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Utara
53
3.11.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Utara 3.12 Kelembagaan Provinsi Gorontalo
53 55
3.12.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Gorontalo
55
3.12.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Gorontalo
56
3.12.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Gorontalo 3.13 Kelembagaan Provinsi Sulawesi Tenggara
57 59
3.13.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sulawesi Tenggara
59
3.13.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sulawesi Tenggara
60
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | v
3.13.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sulawesi Tenggara 3.14 Kelembagaan Provinsi Papua
61 63
3.14.1 Kelembagaan Ekonoi UPT di Provinsi Papua
63
3.14.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Papua
63
3.14.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di BAB IV
Provinsi Papua
64
KESIMPULAN DAN SARAN
66
4.1
Kesimpulan
66
4.2
Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
68
BAB
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | vi
DAFTAR TABEL Tabel
3.1
Jenis Kelembagaan Ekonomi di UPT Tahun 2014
Tabel
3.2
Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
13 21
Tabel
3.3
Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara
Tabel
3.4
Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sumatera Utara
Tabel
3.5
9
22
Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara
23
Tabel
3.6
Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Jambi
25
Tabel
3.7
Pemasaran Produksi di Provinsi Jambi
25
Tabel
3.8
Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Jambi
27
Tabel
3.9
Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan
Tabel
3.10 Pemasaran Produksi di Provinsi Sumatera Selatan
Tabel
3.11 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan
29 30
31
Tabel
3.12 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Bengkulu
33
Tabel
3.13 Pemasaran Produksi di Provinsi Bengkulu
34
Tabel
3.14 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Bengkulu
35
Tabel
3.15 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel
3.16 Pemasaran Produksi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel
39
3.18 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat
Tabel
38
3.17 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tabel
37
3.19 Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Barat
40 41
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | vii
Tabel
3.20 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat
Tabel
3.21 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel
3.22 Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel
3.23 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel
45 46
47
3.24 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur
Tabel
3.25 Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Timur
Tabel
3.26 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur
Tabel
43
49
49 51
3.27 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara
Tabel
3.28 Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Utara
Tabel
3.29 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara
52 53
54
Tabel
3.30 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Gorontalo
56
Tabel
3.31 Pemasaran Produksi di Provinsi Gorontalo
57
Tabel
3.32 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Gorontalo
Tabel
58
3.33 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel
3.34 Pemasaran Produksi di Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel
3.35 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara
60 61
62
Tabel
3.36 Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Papua
63
Tabel
3.37 Pemasaran Produksi di Provinsi Papua
64
Tabel
3.38 Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Papua
65
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | viii
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1
Metodologi Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan
7 9
Gambar
3.1
Grafik KUD di UPT tahun 2014
Gambar
3.2
Grafik Bank Keliling di UPT tahun 2014
10
Gambar
3.3
Grafik KUB di UPT tahun 2014
10
Gambar
3.4
Grafik Kelompok Simpan Pinjam di UPT tahun 2014
Gambar
3.5
Grafik Pemasaran Hasil Pertanian di UPT tahun 2014
Gambar
3.6
11
11
Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Warung/Kios/Waserda di UPT tahun 2014
Gambar
3.7
Grafik Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Warung/Kios/Waserda di UPT tahun 2014
Gambar
3.8
14
15
Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang Keliling di UPT tahun 2014
Gambar
3.9
Grafik Rekapitulasi Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang Keliling tahun 2014
Gambar
16
17
3.10 Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang di Pasar UPT tahun 2014
Gambar
3.11 Grafik Rekapitulasi Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang di UPT tahun 2014
Gambar
18
3.12 Diagram Persentase Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi tahun 2014
Gambar
17
19
3.13 Grafik Rekapitulasi Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi tahun 2014
20
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015 | ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Program transmigrasi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
rangka menunjang pembangunan nasional yaitu untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah yang masih terbelakang perkembangannya, juga melalui program transmigrasi ini diharapkan lahan-lahan kritis yang ada dapat ditingkatkan melalui suatu pembinaan dan pengelolaan sumber daya alam
yang
potensial
untuk
dikembangkan
dan
dipadukan
dengan
ketersediaan sumber daya manusia yang dibekali keterampilan untuk mengelolanya. Dalam UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian dijelaskanbahwa tujuan transmigrasi diantaranya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigrasi
dan
masyarakat
sekitar,
meningkatkan
pemerataan
pembangunan daerah dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi Pasal 51 Ayat 1 Poin D dijelaskan bahwa bidang kelembagaan pemerintahan desa terdiri atas penyiapan dan pembentukan prasarana dan sarana pemerintahan desa dan kelembagaan serta lembaga masyarakat desa. Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diingnkan. Selain itu lembaga juga dapat diartikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok sosial yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik dan ekonomi. Menurut Mubyarto (1989), yang dimaksud lembaga adalah organisasi atau kaedah-kaedah baik formal maupun informal yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015 | 1
rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nasution (2002), kelembagaan mempunyai pengertian sebagai wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan, prosedur, norma perilaku individual dan sangat penting artinya bagi pengembangan pertanian. Pada dasarnya kelembagaan mempunyai dua pengertian yaitu: kelembagaan sebagai suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi personal dan kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hierarki (Hayami dan Kikuchi, 1987). Menurut Jonhson (1996), institusi ekonomi adalah suatu set ide (ilmu pengetahuan) yang berhubungan dengan barang dan pelayanan yang dihasilkan, dibagikan dan digunakan dalam masyarakat. Lembaga ekonomi pada dasarnya menangi masalah produksi, distribusi dan konsumsi, baik berupa barang maupun jasa. Dengan demikian, lembaga ekonomi memegang tiga fungsi utama, yaitu: 1) Memproduksi barang dan jasa yang di butuhkan dalam kehidupan masyarakat; 2) Mengatur pendistribusian barang atau jasa kepada masyarakat yang membutuhkan; dan 3) Mengatur penggunaan
atau
pemakaian
barang
atau
jasa
dalam
kehidupan
masyarakat. Berdasarkan atas uraian di atas, maka lembaga ekonomi dapat diartikan sebagai lembaga sosial yang menangani masalah pemenuhan kebutuhan material dengan cara mengatur pengadaan barang atau jasa, menyalurkan barang atau jasa, dan mengatur pemakaian barang atau jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup masayarakat sehingga semua lapisan masyarakat mendapatkan barang atau jasa sebagaimana yang diperlukan. Kegiatan produksi berkaitan dengan sistem mata pencaharian masyarakat,
seperti
pertanian,
peternakan,
kerajinan,
perindustrian,
perikanan dan lain sebagainya.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|2
1.2
Dasar Hukum Dasar-dasar hukum yang digunakan dalam kegiatan penyusunan data
dan informasi ini adalah: a.
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5050);
b.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Pasal 3 poin f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan,
serta
pengelolaan
informasi
di
bidang
pembangunan desa dan kawasan perdesaan, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan daerah tertentu, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi; c.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian;
d.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2015 tenteng Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
1.3
Tujuan Tujuan
dilakukannya
Penyusunan
Buku
Data
dan
Informasi
Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 adalah untuk menyajikan data dan informasi tingkat kesejahteraan transmigran ditinjau dari peran kelembagaan ekonomi yang berada di daerah permukiman transmigrasi tahun 2014 pada 13 (tiga belas) Provinsi, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu,
Provinsi
Kalimantan
Barat,
Provinsi
Kalimantan
Selatan,
ProvinsiKalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Sulawesi Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|3
Utara, Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Provinsi Papua. 1.4
Ruang Lingkup Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 dibatasi pada lingkup: 1) Kelembagaan Ekonomi yang meliputi Bank, Bank Keliling, Koperasi Unit Desa (KUD), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Simpan Pinjam, Pemasaran Hasil Pertanian, dan lainnya. 2) Pelaku Kelembagaan Ekonomi, terdiri dari transmigran ataupun dari penduduk setempat yang memasarkan dagangannya melalui media
pemasaran seperti Warung/Kios/Waserda,
Pedagang
Keliling, serta Pedagang di Pasar. Data yang diambil adalah data pada tahun 2014 di setiap Provinsi dengan tanpa batasan tahun bina wilayah transmigrasi. 3) Pemasaran Produksi, memberikan informasi berupa tempat yang menjadi prioritas pemasaran hasil produksi yang dilakukan para transmigran. Pemberian proritas tersebut didata tiap tahunnya, mulai tahun pertama berdirinya UPT hingga tahun kelima. Tempat pemasaran produksin terdiri dari: 1) Pasar UPT/UPT Terdekat; 2) Koperasi (KUD); 3) Ijon/Tengkulak; 4) Pasar Kecamatan; 5) Pasar Kabupaten; 6) Pasar Provinsi; dan 7) Pedagang Keliling.
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Penyusunan Data Informasi Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015antara lain: BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang, Dasar Hukum, Tujuan, Ruang Lingkup, Sistematika Penulisan dan Tim Penyusun. BAB II METODOLOGI, meliputi: pengumpulan, pengolahan dan analisis data. Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|4
BAB III ANALISIS KELEMBAGAAN, meliputi: Aspek Kajian Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan Kimtrans Tahun 2015, Rekapitulasi Kelembagaan Ekonomi pada 13 Provinsi di Indonesia berdasarkan Database Ketransmigrasian Tahun 2014, Hasil Rekapitulasi Pelaku Kelembagaan Ekonomi di 13 Provinsi di Indonesia. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN, meliputi: Kesimpulan dan Saran.
1.6
Tim Penyusun Tim penyusun dalam kegiatan Penyusunan Buku Kelembagaan
Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 sebagai berikut: 1.
Pengarah Ir. Anto Pribadi, MM.Si.
2.
Penanggungjawab Ir. Elly Sarikit, MM.
3.
Tim Penyusun Anton Tri Susilo, BE, SE. Esti Afriyani, S.Sos. Nur Hasan, S.Kom. Riska Elharis, S.Sos. Pratomo Putra Perdana, S.Sos.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|5
BAB II METODOLOGI Metodologi penulisan yang digunakan dalam Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 2.1
Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan Data dan
Informasi Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 adalah data perkembangan permukiman transmigrasi yang berasal dari laporan yang dikirim oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi tahun 2014. Data dikumpulkan dengan menggunakan format isian data perkembangan permukiman transmigrasi yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 09 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan Informasi Ketransmigrasian. Jenis
data
perkembangan
permukiman
transmigrasi
tersebut
diperoleh secara langsung di lapangan, dimana data perkembangan permukiman transmigrasi diperoleh dengan mengumpulkan data dari permukiman transmigrasi yang masih dalam binaan, dan dari transmigran responden yang menjadi sampel sedangkan data kesejahteran transmigran diperoleh sebanyak 30 KK per permukiman transmigrasi. Penentuan sampel transmigran dilakukan secara acak, sehingga setiap kepala keluarga transmigran memiliki kesempatan yang sama sebagai responden.
2.2
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan
data
dilakukan
secara
komputerisasi
dengan
mengunakan fasilitas software aplikasi database ketransmigrasian khusus propinsi. Data dan informasi hasil pengolahan dari aplikasi database ketransmigrasian khusus propinsi menghasilkan keluaran dalam bentuk tabel maupun grafik yang selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif. Analisis deskriptif yang dilakukan merupakan salah satu proses pengolahan Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015 | 6
data yang mengacu pada hasil pengolahan data kemudian mendeskripsikan data tersebut. Dari analisis deskriptif kemudian disusun untuk menghasilkan buku data dan informasi kelembagaan yang terdiri dari kelembagaan ekonomi, pemasaran produksi, danpelaku kelembagaan ekonomi dilengkapi dengan tabel, grafik, diagram dan persentase. Gambar 2.1. Metodologi Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan Permukiman Transmigrasi Tahun 2015 Pengumpulan Data Input Data Kedalam Aplikasi Ketransmigrasian Pengolahan Data dengan Aplikasi Ketransmigrasian Analisis Deskriptif Penyusunan Buku Data dan Informasi Kelembagaan
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|7
BAB III KELEMBAGAAN EKONOMI DI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI 3.1
Jenis Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Tahun 2014 Berdasarkan
Hasil
Rekapitulasi
Kelembagaan
Ekonomi
di
Permukiman Transmigrasi Tahun 2014, diperoleh hasil permukiman transmigrasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki Kelembagaan Ekonomi berupa Koperasi Unit Desa (KUD), begitu pula di Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Sementara itu, untuk permukiman transmigrasi di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat, selain Koperasi Unit Desa (KUD) juga terdapat Kelompok Usaha Bersama (KUB).Untuk permukiman transmigrasi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki Koperasi Unit Desa (KUD) dan Pemasaran Hasil Pertanian; di Provinsi Gorontalo memiliki Koperasi Unit Desa (KUD), Bank Keliling dan Kelompok Simpan Pinjam,dan di Provinsi Sulawesi Utara tidak ditemukan Kelembagaan Ekonomi apapun. Seperti yang disajikan pada Tabel 3.1, berikut ini: Tabel 3.1. Jenis Kelembagaan Ekonomi di UPT Tahun 2014 Nama Provinsi
Bank
Bank KUD KUB Keliling
Kelompok Pemasaran Simpan Hasil Pinjam Pertanian -
Lain Nya
Bengkulu
-
-
5
-
Jambi
-
-
3
-
-
-
-
Kalimantan Utara
-
-
2
-
-
-
-
Kalimantan Timur
-
-
1
-
-
-
-
Kalimantan Selatan
-
-
5
7
-
-
-
Kalimantan Barat
-
-
4
2
-
-
-
Nusa Tenggara Timur
-
-
4
-
-
-
-
Papua
-
-
2
-
-
-
-
Sulawesi Tenggara
-
-
2
-
-
1
-
Sulawesi Utara
-
-
-
-
-
-
-
Sumatera Utara
-
-
1
-
-
-
-
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|8
Sumatera Selatan
-
-
1
-
-
-
-
Gorontalo
-
1
3
-
1
-
-
-
1
33
9
1
1
-
Jumlah
Secara keseluruhan jumlah kelembagaan ekonomi di permukiman transmigrasi di 13 Provinsi berjumlah 45 unit, yang terdiri dari KUD dengan total sebesar 33 unit (74%), KUB 9 unit (20%), bank keliling 1 unit (2%), kelompok simpan pinjam 1 unit (2%), dan pemasaran hasil pertanian sebesar 1 unit (2%). Gambar 3.1. Grafik KUD di UPT tahun 2014 7 6 5
5
5 4
4
4
3
3
3 2
2
1
1
1
2
2
KUD
1 0
0
Dari 33 unit KUD di 13 (tiga belas) Provinsi, hanya Provinsi Sulawesi Utara yang tidak terdapat data KUD. Provinsi Bengkulu dan Kalimantan Selatan merupakan Provinsi yang memiliki jumlah KUD terbanyak dengan jumlah masing-masing 5 (Lima) unit, disusul Provinsi Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan 4 (empat) unit KUD. Sementara Provinsi Sulawesi Utara tidak tersedia data tentang KUD.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
|9
Gambar 3.2. Grafik Bank Keliling di UPT tahun 2014
Bank Keliling 7 6 5 4 3 2 1 0
Bank Keliling Papua
Sultra
Gorontalo
Sulut
Kaltara
Kaltim
Kalsel
Kalbar
NTT
Bengkulu
Sumsel
Jambi
Sumut
1
Untuk keberadaan dan aktifitas dari Bank Keliling di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Tahun 2014, Bank Keliling hanya terdapat pada satu Provinsi yaitu Gorontalo dengan jumlah 1 (satu) unit. Sedangkan di 12 (dua belas) Provinsi yang lain tidak ditemukan data mengenai keberadaan Bank Keliling. Gambar 3.3. Grafik KUB di UPT tahun 2014
KUB 7 6 5 4 3 2 1 0
7
2
KUB
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
| 10
Berdasarkan Gambar 3.3. diatas, di Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di 13 (tiga belas) Provinsi di Indonesia hanya ditemukan di 2 Provinsi dari 13 Provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Barat. Di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 7 (tujuh) unit KUB, sedangkan di Provinsi Kalimantan Barat terdapat 2 (dua) unit KUB. Gambar 3.4. Grafik Kelompok Simpan Pinjam di UPT tahun 2014
Kelompok Simpan Pinjam 7 6 5 4 3 2 1 0
1 Sumut Jambi Sumsel Bengkulu NTT Kalbar Kalsel Kaltim Kaltara Sulut Gorontalo Sultra Papua
Kelompok Simpan Pinjam
Berdasarkan Gambar 3.4 diatas, Kelompok Simpan Pinjam yang terdapat di UPT di 13 Provinsi hanya terdapat pada satu Provinsi yaitu Gorontalo dengan jumlah 1 unit. Sedangkan di 12 Provinsi yang lain tidak terdapat kelompok simpan pinjam. Gambar 3.5. Grafik Pemasaran Hasil Pertanian di UPT tahun 2014
Pemasaran Hasil Pertanian 7 6 5 4 3 2 1 0
Pemasaran Hasil Pertanian Papua
Sultra
Sulut
Gorontalo
Kaltara
Kaltim
Kalsel
Kalbar
NTT
Bengkulu
Jambi
Sumsel
Sumut
1
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
| 11
Grafik 3.5. menggambarkan pemasaran hasil pertanian hanya terdapat di satu Provinsi dari 13 (tiga belas) Provinsi yaitu Sulawesi Tenggara sebanyak 1 unit. 3.2
Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 3.2, dari Pelaku Kelembagaan Ekonomi di 13
Provinsi di Indonesia, 12 Provinsi yang memiliki Pelaku Kelembagaan Ekonomi yang terdiri dari 589 Transmigran dan 86 Penduduk Setempat. Dan hanya 1 Provinsi yang tidak memiliki Pelaku Kelembagaan Ekonomi yaitu terdapat di Provinsi Sulawesi Utara.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
| 12
Tabel 3.2. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Unit Permukiman Transmigrasi Tahun 2014 Warung/Kios/Waserda Nama Provinsi
Pedagang Keliling
Pedagang di Pasar UPT
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi
Rasio Peduduk Lokal dengan Penduduk Penduduk Setempat Transmigran
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Bengkulu
25
2
3
0
0
0
28
2
7,14
Jambi
10
0
4
0
0
0
14
0
0,00
Kalimantan Utara
33
0
21
0
0
0
54
0
0,00
Kalimantan Timur
33
3
21
2
0
1
54
6
11,11
Kalimantan Selatan
42
1
17
0
19
0
78
1
1,28
Kalimantan Barat
30
2
21
2
0
0
60
4
6,67
Nusa Tenggara Timur Papua
18 6
0 0
1 0
1 2
4 2
0 4
23 8
1 6
4,35 75,00
Sulawesi Tenggara
64
7
20
3
10
1
94
11
11,70
Sulawesi Utara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumatera Utara
2
1
1
1
0
1
3
3
100,00
Sumatera Selatan
27
0
3
0
0
20
30
20
66,67
Gorontalo
100
21
24
1
19
10
143
32
22,38
390
37
136
12
54
37
589
86
Jumlah
Buku Data dan Informasi Kelembagaan 2015
| 13
Gambar 3.6. Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Warung/Kios/Waserda di UPT tahun 2014 Penduduk Setempat, 37 (9%)
Warung /Kios/Waserda
Transmigran, 390 (91%)
Berdasarkan Gambar 3.6, jumlah pelaku kelembagaan ekonomi pada warung/kios/waserda untuk transmigran berjumlah 390 orang atau 91%.
Sedangkan
jumlah
pelaku
kelembagaan
ekonomi
pada
warung/kios/waserda untuk penduduk setempat berjumlah 37 orang atau 9%. Jumlah keseluruhan pelaku kelembagaan ekonomi pada warung/kios/waserda antara transmigran dan penduduk setempat adalah 427 orang.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 14
Gambar 3.7. Grafik Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Warung/Kios/Waserda di UPT tahun 2014
Warung/Kios/Waserda Transmigran
Penduduk Setempat 100 64
33 33 25 10 3 2 0 0
42 1
30 2
18 0
27 60
7
00
21
21
0
Dalam Grafik 3.7. diatas, jumlah pelaku tertinggi kelembagaan ekonomi pada warung/kios/waserda oleh transmigran terdapat pada Provinsi Gorontalo berjumlah 100 orang, sedangkan yang terendah di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 2 orang. Untuk pelaku kelembagaan ekonomi oleh penduduk setempat, jumlah tertinggi masih terdapat di Provinsi Gorontalo dengan jumlah 21 (dua puluh satu) orang, sedangkan untuk Provinsi Jambi, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara tidak ditemukan data.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 15
Gambar 3.8. Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang Keliling di UPT tahun 2014 Penduduk Setempat 8%
Pedagang Keliling
Transmigran 92%
Dalam Grafik 3.8. diatas, dari keseluruhan pelaku kelembagaan ekonomi di permukiman transmigrasi pada pedagang keliling antara transmigran dan penduduk setempat yang mencapai 148 orang, didapatkan data jumlah pelaku kelembagaan ekonomi pada pedagang keliling untuk transmigran berjumlah 136 orang atau 92%. Sedangkan pedagang keliling untuk penduduk setempat sejumlah 12 orang atau 8%.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 16
Gambar 3.9. Grafik Rekapitulasi Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang Keliling tahun 2014
Pedagang Keliling Transmigran
21
21
Penduduk Setempat 24
21
20
17
3
4 0
0
0
2
0
2
11
0
2
3
00
11
3
0
1
Dalam Grafik 3.9. diatas, jumlah tertinggi pedagang keliling oleh transmigran terdapat di Provinsi Gorontalo yaitu 24 orang, dan untuk Provinsi Papua tidak ditemukan datanya. Untuk jumlah tertinggi pedagang keliling oleh penduduk setempat terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara sejumlah 3 orang. Sedangkan untuk Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan tidak ditemukan data terkait pelaku kelembagaan ekonomi.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 17
Gambar 3.10. Diagram Persentase Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang di Pasar UPT tahun 2014
Pedagang di Pasar UPT Penduduk Setempat 41% Transmigran 59%
Berdasarkan Gambar 3.10. diatas, jumlah keseluruhan pedagang di pasar UPT antara transmigran dan penduduk setempat adalah 91 orang yang terdiri dari 54 orang atau 59% transmigran dan 37 atau 41% penduduk setempat. Gambar 3.11. Grafik Rekapitulasi Pelaku Kelembagaan Ekonomi pada Pedagang di UPT tahun 2014
Pedagang di Pasar UPT Transmigran 19
Penduduk Setempat
20 19
10 00
00
00
01
0
00
4
0
24
1
10 00
01
0
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 18
Pada Grafik 3.11. diatas, jumlah tertinggi pedagang di pasar UPT oleh transmigran terdapat pada Provinsi Kalimantan Selatan dan Gorontalo yaitu 19 orang. Sedangkan jumlah pedagang di pasar UPT yang terdapat di Provinsi Bengkulu, Jambi, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan tidak ditemukan datanya. Data jumlah tertinggi pedagang di pasar UPT oleh penduduk setempat terdapat di Gorontalo yaitu 10 orang. Sedangkan jumlah pedagang di pasar UPT oleh penduduk setempat yang terdapatdi Provinsi Bengkulu, Jambi, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur tidak ditemukan datanya. Gambar 3.12. Diagram Persentase Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi tahun 2014
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi Penduduk Setempat 13%
Transmigran 87%
Berdasarkan Gambar 3.12. diatas, jumlah keseluruhan pelaku lembaga ekonomi adalah 675 orang, terdiri dari transmigran sejumlah 589 atau 87% orang dan penduduk setempat berjumlah 86 atau 13% orang.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 19
Gambar 3.13. Grafik Rekapitulasi Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi tahun 2014
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi Transmigran 28 14 2 0
54 54 6 0
78
143
Penduduk Setempat 94
60 23 4 1 1
86
11 0 0
33
3020
32
Dalam Grafik 3.13. diatas, jumlah tertinggi pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdapat pada Provinsi Gorontalo sejumlah 143 orang, sedangkan jumlah terendah terdapat di Provinsi Sumatera Utara sejumlah 3 orang. Untuk jumlah tertinggi pelaku kelembagaan ekonomi oleh penduduk setempat terdapat di Provinsi Gorontalo sejumlah 32 orang, sedangkan untuk Provinsi Jambi, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara tidak ditemukan data.
3.3
Kelembagaan Provinsi Sumatera Utara Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Sumatera Utara dimulai
setelah
Kemerdekaan
yaitu
pada
tahun
1960/1961
dengan
ditempatkannya 400 kepala keluarga (KK) di lokasi Secanggang Kabupaten Langkat (Depnakertrans, 2004). Pembangunan permukiman transmigrasi (kimtrans) selanjutnya dilaksanakan dalam skala besar yang didukung dengan tersedianya pencadangan areal yang relatif luas
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 20
di bagian-bagian wilayah yang saat itu masih mengalami berbagai kendala
diantaranya
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
serta
aksesibilitas. Diantara berbagai kawasan permukiman transmigrasi yang dibuka saat itu antara lain Teluk Panji, Sinunukan, Ujung Batu, Sosa, dan Manduamas. Jumlah permukiman transmigrasi yang telah dibangun di Provinsi Sumatera Utara sampai dengan tahun 2011 adalah 73 permukiman transmigrasi dengan penempatan transmigran mencapai 20.006 KK, dan pada tahun 2012 sebanyak 2 kimtrans masih dalam masa pembinaan (Kemenakertrans, 2012). Permukiman transmigrasi dibina tersebut adalah Simpang Bolon di Kabupaten Tapanuli Utara. 3.3.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Utara Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans provinsi Sumatera Utara tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD).sejumlah 1 unit koperasi di 1 lokasi UPT yaitu Simpang Bolon. Tabel 3.3. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
1202004
Nama UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
Bank
Simpang Bolon
TPLK
T+7
-
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
Jumlah
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.3.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sumatera Utara Lokasi UPT Simpang Bolon sebagai satu-satunya yang ada KUD
memiliki
lokasi
prioritas
pemasaran
produksi
di
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 21
Ijon/Tengkulak dan Pasar Kecamatan.
Tabel 3.4. Pemasaran Produksi di Provinsi Sumatera Utara Kode UPT
Nama UPT
1202004
SIMPANG BOLON
TotalUPT:
1
PolaUsah a
TPLK
Tahun Bina
T+ 7
Prioritas Pertama
Kedua
3
Ketiga
4
Keempat
Kelima
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.3.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Sumatera Utara Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 2 orang pedagang warung/kios/waserda dan 1 orang pedagang keliling. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 1 orang pedagang keliling dan 1 orang pedagang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 3 dibanding 3 (100).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 22
Tabel 3.5. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara Warung/Kios/ Waserda Kode UPT
Nama UPT
7105006
Simpang Bolon
Total UPT :
1
Pola Usaha
Tahun Bina
TPLK
T+7
Pedagang Keliling
Pedagang di Pasar UPT
Pendu duk Transmi Setem gran pat
Pendu duk Setem pat
Jumlah Pelaku Kelembagaan Ekonomi
Rasio Pendu duk Lokal dengan Pendu duk Trans migran
Trans migran
Pendu duk Setem pat
Trans Migran
2
1
1
1
1
3
3
100
2
1
1
1
1
3
3
100,00
Trans Penduduk migran Setempat
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 23
3.4
Kelembagaan Provinsi Jambi Penyelenggaraan transmigrasi di Provinsi yang dikenal dengan istilah “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” tersebut, sudah berlangsung selama 46 tahun, dimulai sejak Pra Pelita yaitu tahun 1967/1968 dengan penempatan transmigrasi pertama sejumlah 49 KK di UPT Rantau Rasau I dan 200 KK di UPT Rantau Rasau II, Kabupaten Tanjung Jabung. Dalam kurun waktu tersebut, melalui program transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa berbantuan telah dibangun 197 unit permukiman transmigrasi/desa transmigrasi dengan jumlah transmigran 81.014 KK/345.034 Jiwa yang tersebar di 8 Kabupaten, yaitu Kabupaten Batang Hari, Bungo, Merangin, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, dan Tebo. Program transmigrasi yang dilaksanakan di Provinsi Jambi disertai dengan pengembangan kehidupan berkoperasi melalui Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 192 unit (2005) sehingga mampu mendorong perkembangan pusat pertumbuhan ekonomi baru di UPT/Kimtrans di wilayah Jambi. 3.4.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Jambi Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan kelembagaan ekonomi lainnya.Sejumlah 3 unit koperasi terdapat di 3 lokasi UPT, yaitu Sungai Bernas, Gedong Karya, Rantau Pandan X. Sedangkan lokasi UPT Lamban Sigatal tidak memiliki koperasi (KUD). Selain itu, lokasi UPT Gedong Karya juga memiliki kelembagaan lain sebanyak 5 unit.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 24
Tabel 3.6. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Jambi Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Nama UPT
Pola Usaha
1501001 Sungai BUN Bernas 1503001 Lamban Ternak Sigatal 1505001 Gedong TPLB Karya 1508008 Rantau TPLK Pandan X Jumlah
Tahun Bina
Bank
T+6
-
-
1
-
-
-
-
T+4
-
-
-
-
-
-
-
T+6
-
-
1
-
-
-
5
T+6
-
-
1
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
5
Bank Koperasi KUB Keliling (KUD)
Kel Pemasaran Simpan H pertanian pinjam
Lainnya
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.4.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Jambi Lokasi pemasaran produksi para transmigran di Provinsi Jambi memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masingmasing UPT. Lokasi UPT Sungai Bernas memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yaitu pasar UPT/UPT terdekat.Lokasi UPT Lamban Sigatal tidak terdapat data lokasi pemasaran produksi. Lokasi UPT Gedong Karya lokasi pemasaran produksi di pasar provinsi. Lokasi UPT Rantau Pandan X memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi di pasar kecamatan. Tabel 3.7. Pemasaran Produksi di Provinsi Jambi Kode UPT
Nama UPT
1501001 SUNGAI BERNAS 1503001 LAMBAN IGATAL
Pola Usaha BUN
Tahun Bina Pertama T+6 1
TERNAK T + 4
1505001 GEDONG KARYA
TPLB
1508008 RANTAU PANDAN X
TPLK
T+6
Prioritas Kedua
Ketiga
Keempat Kelima
6 4
T+6 Total UPT :
4
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 25
3.4.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Jambi Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Jambi tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 10 orang pedagang warung/kios/waserda dan 4 orang pedagang keliling. Sedangkan oleh penduduk setempat tidak terdapat datanya. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 14 dibanding 0 (0,00).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 26
Tabel 3.8. Pelaku Ekonomi di Provinsi Jambi Kode UPT
Nama UPT
1501001 SUNGAI BERNAS 1503001 LAMBAN SIGATAL
Warung/Kios/ Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku Rasio Ped. Pedagang Keliling Waserda UPT Lbg.Ekonomi Tahun Pend Lokal Pola Bina Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk dgn Usaha migran Setempat migran Setempat migran Setempat migran Setempat Transmigran BUN T+6 2 0 0 0 0 0 2 0 0 TERNAK T + 4
1505001 GEDONG KARYA
TPLB
T+6
1508008 RANTAU PANDAN X
TPLK
T+6
Total UPT :
4
5
0
2
0
0
0
7
0
0
3
0
2
0
0
0
5
0
0
10
0
4
0
0
0
14
0
0,00
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 27
3.5
Kelembagaan Provinsi Sumatera Selatan Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Sumatera Selatan dimulai
pada masa Kolonial Belanda (1937-1940) dengan pembangunan awal di 2 lokasi, yaitu: a) Belintang di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dengan penempatan awal sebanyak 3.995 KK (15.141 Jiwa) dengan asal transmigran dari Jawa Timur dan DIY dan b) Tugu Mulyo di Kabupaten Musi Rawas dengan penempatan awal sebanyak 2.163 KK (7.663 Jiwa) dengan asal transmigran dari Jawa Timur dan DIY. Pada awal pemindahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Belanda, lahannya masih berbentuk hutan, transmigran memotong kayu untuk bangunan rumah yang akan dijadikan tempat tinggal, serta hubungan keluar lokasi saat itu sangat sulit karena tidak ada sarana dan prasarana penunjang. Pembangunan transmigrasi selanjutnya dilaksanakan dalam skala besar yang saat itu didukung oleh ketersediaan pencadangan areal yang relatif luas dengan berbagai kendala wilayah seperti ketersediaan sarana dan prasarana serta aksesibilitas. Beberapa lokasi transmigrasi yang menyusul dibuka antara lain Kelingi, Benakat, Bunga Mas, Batumarta, Peninjauan, Air Suhihan, Pematang Panggang, Sekayu, Karang Agung Tengah, Telang, Air Saleh, Pulau Rimau, dan Air Senda. Pada permukiman transmigrasi yang telah dibangun dilengkapi dengan sarana fasilitas umum serta prasarana lainnya seperti jalan desa, jalan poros, dan jalan penghubung untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi kepada transmigran. Didukung pula penyediaan lahan usaha untuk mengembangkan berbagai usaha yang sesuai dengan pola usahanya.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 28
3.5.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sumatera Selatan Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) sejumlah 1 unit koperasi di 1 lokasi UPT, yaitu Tabala Jaya SP 2. Sedangkan 3 UPT lainnya yaitu Cecar Bunga Mas SP 10, Air Balui SP2 dan Rambutan SP3 tidak ada KUD. Tabel 3.9. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Nama UPT
Pola Tahun Usaha Bina Bank
1605059 Cecar Bunga Mas TPLK T+3
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
-
-
-
-
-
-
-
TPLK T+3
-
1607233 Tabala Jaya SP 2 TPLB T+3
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
SP 10 1606008 Air Balui SP 2 1610004 Rambutan SP 3 Jumlah
BUN
T+4
-
-
1
-
-
-
-
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.5.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sumatera Selatan Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Sumatera Selatan memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Lokasi UPT Cecar Bunga Mas SP 10, Air Balui SP 2 dan Tabala Jaya SP 2tidak memiliki data lokasi prioritas pemasaran produksi. Sedangkan UPT Rambutan SP 3 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi di pasar UPT/UPT terdekat kemudian prioritas kedua pasar provinsi dan pedagang keliling.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 29
Tabel 3.10. Pemasaran Produksi di Provinsi Sumatera Selatan Kode Nama UPT UPT 1605059 Cecar Bunga Mas Sp10
Prioritas Tahun PolaUs Bina Pertama Kedua Ketiga Keempat aha TPLK T+ 3
1606008
AirBaluiSp.2
TPLK T+ 3
1607233
Tabala Jaya Sp2
TPLB T+ 3
1610004
RambutanSp.3
BUN
TotalUPT:
T+ 4
1
6
Kelima
7
4
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.5.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Sumatera Selatan Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 27 orang pedagang warung/kios/waserda dan 3 orang pedagang keliling.Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 20 orang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 20 dibanding 30 (66,67).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 30
Tabel 3.11. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan Warung/Kios/ Waserda Kode UPT
Nama UPT
CECAR BUNGA MAS SP 10 1606008 AIR BALUI SP.2 1605059
Pola Tahun Usaha Bina
Pedagang Keliling
Trans Penduduk Trans migran Setempat migran
Pedagang di Pasar UPT
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi
Penduduk Setempat
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Rasio Penduduk Lokal Penduduk dengan Setempat Transmigr an
TPLK
T+3
10
0
2
0
0
0
12
0
0
TPLK
T+3
4
0
0
0
0
0
4
0
0
1607233 TABALA JAYA SP2
TPLB
T+3
9
0
1
0
0
0
10
0
0
1610004 RAMBUTAN SP.3
BUN
T+4
4
0
0
0
0
0
4
20
500
27
0
3
0
0
20
30
20
66,67
Total UPT :
4
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 31
3.6
Kelembagaan Provinsi Bengkulu Penyelenggaraan transmigrasi di Provinsi Bengkulu dimulai sejak
Pra Pelita sebelum terbentuknya Provinsi ini tahun 1962/1963, sedang Provinsi ini terbentuk tanggal 18 November 1968 setelah melepaskan diri dari Sumatera Selatan dengan menempatkan transmigrasi pertama sejumlah 289 KK di Karang Suci dan Rama Agung, Kecamatan Arga Makmur, dan 145 KK di Sumber Rejo Kecamatan Kerkap, yang berarti sampai saat ini telah berlangsung lebih kurang 52 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, melalui program transmigrasi umum dan transmigrasi swakarsa
berbantuan
telah
dibangun
169
unit
permukiman
transmigrasi/desa yang tersebar di 6 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Muko Muko, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur, dan Rejang Lebong. Berbagai program usaha yang diprogramkan dalam transmigrasi telah menunjang peningkatan aktivitas kegiatan sosial ekonomi transmigran juga disediakan lahan usaha seperti tanaman pangan, pirtrans, pirsus, sehingga ikut mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah unit permukiman transmigrasi dan secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan ekonomi daerah. 3.6.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Bengkulu Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di Provinsi Bengkulu tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) berjumlah 5 unit di 5 lokasi UPT, antara lain Tanjung Aur II, Muara Santan SP 2, Lubuk Talang, Desa Pelabai, Bandar Agung. Sedangkan di 2 lokasi UPT, yaitu Tanjung Agung dan Sungai Petai tidak terdapat KUD dan jenis kelembagaan ekonomi lainnya.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 32
Tabel 3.12. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Bengkulu Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Nama UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
Bank
Bank Keliling
Koperasi (KUD)
KUB
1701001 Tanjung Aur II
TPLK
T+5
-
-
1
-
-
-
-
1703058 Muara Santan SP2 TPLK
T+8
-
-
1
-
-
-
-
1704001 Tanjung Agung
TPLK
T+4
-
-
-
-
-
-
-
1705026 Sungai Petai
TPLK T+15
-
-
-
-
-
-
-
1706001 Lubuk Talang
TPLK
T+7
-
-
1
-
-
-
-
1707011 Desa Pelabai
TPLK
T+7
-
-
1
-
-
-
-
1707012 Bandar Agung
TPLK
T+5
-
-
1
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
-
Jumlah
Kel Pemasaran Lainny Simpan H pertanian a pinjam
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.6.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Bengkulu Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Bengkulu tahun 2014 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yang berbedabeda di masing-masing UPT. Untuk UPT Tanjung Aur II, lokasi prioritas pertama adalah koperasi (KUD) disusul ijon/tengkulak, pasar kecamatan dan pasar kabupaten. Di UPT Muara Santan SP 2, lokasi prioritas pertama terletak pada pasar kecamatan.Lokasi prioritas utama UPT Tanjung Agung adalah pasar kecamatan, ijon/tengkulak dan pasar kabupaten.Di UPT Sungai Petai tidak terdapat data lokasi prioritas pemasaran produksi.UPT Lubuk Talang memiliki prioritas lokasi pertama
yaitu
pasar
kecamatan,
kemudian
ijon/tengkulak,
Koperasi Unit Desa (KUD) dan pasar kabupaten.Lokasi prioritas pertama UPT Desa Pelabai adalah pasar kecamatan, sementara lokasi prioritas pertama UPT Bandar Agung adalah pasar kecamatan, ijon/tengkulak, pasar UPT/UPT terdekat danKoperasi Unit Desa (KUD).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 33
Tabel 3.13. Pemasaran Produksi di Provinsi Bengkulu
1701001 TanjungAurII
Prioritas PolaU Tahun saha Bina Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima 2 3 4 5 TPLK T+ 5
1703058 MuaraSantanSp2
TPLK
T+ 8
4
1704001 Tanjung Agung
TPLK
T+ 4
4
3
5
1705026 SungaiPetai Lubuk
TPLK T+ 15
1706001 Talang Desa
TPLK
T+ 7
4
3
2
1707011 Pelabai Bandar
TPLK
T+ 7
4
1707012 Agung
TPLK
T+ 5
4
3
1
Kode UPT
TotalUPT:
Nama UPT
5 2
7
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan 5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.6.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Bengkulu Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Bengkulu tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 25 orang pedagang warung/kios/waserda dan 3 orang pedagang keliling.Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 2 orang pedagang warung/kios/waserda. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 28 dibanding 2 (7,14).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 34
Tabel 3.14. Pelaku Ekonomi di Provinsi Bengkulu
1701001 Tanjung Aur Ii
TPLK
Warung/Kios/Waser Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku Rasio Ped. Pedagang Keliling da UPT Lbg.Ekonomi Pend Lokal dgn Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk migran Setempat migran Setempat migran Setempat migran Setempat Transmigran T+5 10 2 0 0 0 0 10 2 20
1703058 Muara Santan Sp 2
TPLK
T+8
2
0
0
0
0
0
2
0
0
1704001 Tanjung Agung
TPLK
T+4
3
0
0
0
0
0
3
0
0
1705026 Sungai Petai
TPLK T + 15
1706001 Lubuk Talang
TPLK
T+7
7
0
2
0
0
0
9
0
0
1707011 Desa Pelabai
TPLK
T+7
3
0
1
0
0
0
4
0
0
1707012 Bandar Agung
TPLK
T+5 25
2
3
0
0
0
28
2
7,14
Nama UPT
Kode UPT
Total UPT :
7
Pola Usaha
Tahun Bina
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 35
3.7
Kelembagaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur
dimulai sejak tahun 1990, yaitu dengan dibangunnya Kimtrans Mautenda SP. 1 dengan jumlah penempatan sebanyak 300 KK. Sedangkan jumlah permukiman transmigrasi yang telah dibangun di Provinsi Nusa Tenggara Timur sampai dengan tahun 2011 adalah 41 permukiman
transmigrasi
dengan
transmigran
mencapai
7.432
(Pemprov, NTT, 2012) Jumlah KK tersebut tidak termasuk penempatan KK Penataan dan TSM. Struktur ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009 didominasi
sektor
Pertanian
(38%),
Pengolahan
(1,50%),
dan
Perdagangan (16,55%). Pada sektor pertanian, kontribusi sub sektor pertanian Ubi Kayu menjadi yang terbesar, diikuti oleh Jagung. Komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sektor pertanian dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah sub sektor tanaman perkebunan dengan komoditi kakao, kopi, kelapa, cengkeh, jambu mete, dan pinang. Sub sektor perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan tangkap, budidaya kolam, budidaya laut, budidaya sawah, dan budidaya tambak. Serta didukung dari sektor pariwisata alam dan budaya. 3.7.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD).Sejumlah 4 unit KUD di 4 lokasi UPT yaitu Halikutu, Remasingfui, Lewomada dan Kolikapa.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 36
Tabel 3.15. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Nama UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
Bank
Bank Koperasi KUB Keliling (KUD)
Kel Simpan pinjam
Pemasaran H pertanian
Lainnya
5304001 Halikutu
TPLK
T+3
-
-
1
-
-
-
-
5305001 Remasingfui
TPLK
T+3
-
-
1
-
-
-
-
5307001 Lewomada
TPLK
T+4
-
-
1
-
-
-
-
5308001 Kolikapa
TPLK
T+4
5316001 Walandimu
TPLK
T+3
Jumlah
1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
4
-
-
-
-
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.7.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Untuk UPT Halituku prioritas pertama adalah pasar kabupaten disusul pedagang keliling. Di UPT Remasingfui prioritas pertama pada
pasar
kabupaten kemudian pasar kecamatan. Lokasi prioritas utama UPT Kolikapa terletak pada pasar kecamatan, pasar kabupaten, pasar provinsi dan ijon/tengkulak, dan lokasi prioritas utama UPT Walandimu terletak pada pasar kecamatan dan pedagang keliling.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 37
Tabel 3.16. Pemasaran Produksi di Provinsi Nusa Tenggara Timur Kode Nama UPT UPT 5304001 Halituku
Prioritas PolaUs Tahun Bina Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima aha TPLK T+ 3 5 7
5305001 Remasingfui
TPLK
T+ 3
5307001 Lewomada
TPLK
T+ 4
5308001 Kolikapa
TPLK
T+ 4
4
5
5316001 Walandimu
TPLK
T+ 3
4
7
TotalUPT:
5
4
6
3
5
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.7.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Nusa Tenggara Timur Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 18 orang pedagang warung/kios/waserda, 1 orang pedagang keliling, 4 orang pedagang di pasar UPT. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 1 orang pedagang keliling. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 23 dibanding 1 (4,35).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 38
Tabel 3.17. Pelaku Ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur Warung/Kios/Waserda Pedagang Keliling Kode UPT
Nama UPT
Pola Tahun Usaha Bina
Pedagang di Pasar UPT
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans Penduduk Trans migran Setempat migran
7
0
1
1
0
0
Penduduk Setempat
Rasio Penduduk Lokal dengan Penduduk Transmigran
8
1
12
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi
Penduduk Trans Setempat migran
5304001 Halituku
TPLK
T+3
5305001 Remasingfui
TPLK
T+3
5307001 Lewomada
TPLK
T+4
3
0
0
0
4
0
7
0
0
5308001 Kolikapa
TPLK
T+4
5
0
0
0
0
0
5
0
0
5316001 Walandimu
TPLK
T+3
3
0
0
0
0
0
3
0
0
18
0
1
1
4
0
23
1
4,35
Total UPT :
5
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 39
3.8
Kelembagaan Provinsi Kalimantan Barat Penempatan awal transmigrasi di Kalimantan Barat dimulai sejak
tahun 1995 di Desa Kuala Dua (dulu Desa Sei Durian) Kecamatan Rasau Jaya (dulu Kecamatan Sungai Raya) Kabupaten Kubu Raya (dulu kabupaten Pontianak) sebanyak 255 KK atau 1.114 Jiwa. Jumlah penempatan transmigrasi sejak pra pelita s/d tahun 2013 sebanyak 127.554 KK atau sebanyak 536.540 Jiwa. Sedangkan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 sebanyak 5277 KK atau 20.380 Jiwa. Pada tahun 2013, jumlah penempatan transmigrasi sebanyak 613 KK atau 2.417 Jiwa. 3.8.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Kalimantan Barat Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan KUB.Sejumlah 4 unit Koperasi Unit Desa (KUD) di 4 lokasi UPT yaitu Serat Ayon SP 2, Sungai Besar SP 1, Sungai Pelang dan Seimata Maya SP 4.Sedangkan sejumlah 2 unit KUB yang terletak di 1 lokasi yaitu di Sungai Pelang. Tabel 3.18. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat Jenis Kelembagaan Ekonomi Pola Usaha
Tahun Bina
Bank
6101042 Serat Ayon SP 2
TPLK
T+8
-
6104001 Sungai Besar SP 1
TPLK
T+5
-
6104002 Sungai Pelang
TPLK
T+3
-
6111004 Seimata mata SP 4
TPLK
T+15
-
6112027 Sungai Radak I SP 2 TPLK
T+15
Kode UPT
Jumlah
Nama UPT
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Keliling (KUD) H pertanian pinjam
Lainnya
-
-
1 1 1 1 -
2 -
-
-
-
-
-
4
2
-
-
-
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 40
3.8.2 Lokasi
Prioritas
Pemasaran
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Barat Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Untuk lokasi UPT Serat Ayon SP 2 lokasi prioritas pertama adalah pasar kecamatan kemudian koperasi (KUD), dan selanjutnya pedagang keliling. Di UPT Sungai Besar SP 1 lokasi prioritas pertama adalah ijon/tengkulak, pasar kabupaten, dan pedagang keliling.Lokasi UPT Sungai Pelang prioritas pertama adalah koperasi (KUD), ijon/tengkulak, pasar kecamatan.Untuk UPT Seimata Mata SP 4, prioritas pertama pada pedagang keliling, ijon/tengkulak, pasar kecamatan, pasar kabupatendan KUD. Tabel 3.19. Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Barat Prioritas
Pola Usaha
Tahun Bina
6101042 Serat Ayon Sp 2
TPLK
T+8
6104001 Sungai Besar Sp 1
TPLK
T+5
3
5
7
6104002 Sungai Pelangi
TPLK
T+3
2
3
7
6111004 Sei Mata Mata Spy 4
TPLK
T + 15
7
3
4
6112027 Sungai Radak I Sp 2 Total UPT : 5
TPLK
T + 15
Kode UPT
Nama UPT
1=Pasar UPT/UPT Terdekat Kabupaten6=Pasar Provinsi
Pertama Kedua 4 2
2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 7 = PedagangKeliling
Ketiga Keempat Kelima 7
5
2
4=Pasar Kecamatan 5=Pasar
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.8.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Barat Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 41
pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 39 orang pedagang warung/kios/waserda dan 21 orang pedagang keliling.Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 2 orang pedagang warung/kios/waserda dan 2 orang pedagang keliling. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 60 dibanding 4 (6,67).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 42
Tabel 3.20. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat Pedagang di Pasar UPT
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans Migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
Penduduk Setempat
Rasio Penduduk Lokal dengan Transmigran
T+8
6
0
2
0
0
0
8
0
0
TPLK
T+5
15
2
14
2
0
0
29
4
TPLK
T+3
8
0
2
0
0
0
10
0
0
111004 Seimata Mata Sp 4
TPLK
T+15
10
0
3
0
0
0
13
0
0
112027 Sungai Radak I Sp 2
TPLK
T+15 39
2
21
2
0
0
0
4
0.07
Warung/Kios/Waserda Kode UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
101042 Serat Ayon Sp 2
TPLK
104001 Sungai Besar Sp 1 104002 Sungai Pelang
Total UPT:
Nama UPT
5
Pedagang Keliling
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 43
3.9
Kelembagaan Provinsi Kalimantan Selatan Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Kalimantan Selatan
dimulai sejak Pra PELITA tahun 1953 dengan menempatkan 724 KK (2.595 Jiwa) transmigran ke lokasi Takisung I dan II di Kabupaten Tanah Laut. Sampai dengan tahun 1999 melalui Transmigrasi Umum telah dibangun 99 UPT/desa transmigrasi yang sudah diserahkan dengan jumlah penduduk saat ditempatkan sebanyak 25.863 KK (106.363 Jiwa) dan ketika diserahkan ke Pemda sebanyak 58.104 KK atau 229.411 Jiwa yang tersebar di 8 Kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Baru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Balongan. 3.9.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Selatan Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD), KUB dan kelembagaan ekonomi lainnya. Sejumlah 5 unit KUD di 5 lokasi UPT yaitu Siayuh, Cinta Puri, Sawahan, Jejangkit Timur dan Lajar Papuyuhan. Sedangkan KUB terdapat di 1 lokasi yaitu Jejangkit Timur yang memiliki 7 unit KUB, serta 1 unit lembaga ekonomi lain yang terdapat di UPT Siayuh.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 44
Tabel 3.21. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
6302043 Siayuh
TPLB
T+5
-
-
1
-
-
-
1
6303001 Cinta Puri
TPLB
T+8
-
-
1
-
-
-
-
6304009 Sawahan
TPLB
T+8
-
-
1
-
-
-
-
6304010 Jejangkit Timur
TPLB
T+6
-
-
1
7
-
-
-
6311002 Lajar Papuyuhan
TPLB
T+8
-
-
1
-
-
-
5
7
-
-
1
Nama UPT
Jumlah
Bank
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.9.2 Lokasi
Prioritas
Pemasaran
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Selatan Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Lokasi UPT Siayuh memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yaitu ijon/tengkulak, koperasi (KUD), pedagang keliling, pasar UPT/UPT terdekat dan pasar kecamatan. Lokasi UPT Cinta Puri memiliki lokasi pemasaran produksi pasar UPT/UPT terdekat dan pasar kecamatan.Lokasi prioritas pemasaran produksi di UPT Sawahan adalah pasar kabupaten, pasar kecamatan, pedagang keliling, dan pasar provinsi. Lokasi UPT Jejangkit Timur memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi di pasar kecamatan dan pasar kabupaten.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 45
Tabel 3.22. Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Selatan Kode UPT 6302043
Siayuh
PolaUs Tahun Bina aha TPLB T+ 5
6303001
Cinta Puri
TPLB
6304009
Sawahan
6304010
Jejangkit Timur
6311002
Lajar Papuyuhan
Nama UPT
TotalUPT:
Prioritas Pertama 3
Kedua 2
T+ 8
1
4
TPLB
T+ 8
5
TPLB
T+ 6
TPLB
T+ 8
Ketiga 7
Keempat 1
Kelima 4
4
7
6
4
5
5
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.9.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Selatan Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan pedagang
tahun
2014
keliling,
dan
terdapat
pada
pedagang
di
warung/kios/waserda, pasar
UPT.
Pelaku
kelembagaan ekonomi oleh transmigran berjumlah 42 orang warung/kios/waserda,17 orang pedagang keliling dan 19 orang di pasar UPT. Sedangkan penduduk setempat hanya 1 orang pedagang warung/kios/waserda. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 78 dibanding 1 (1,28).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 46
Tabel 3.23. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan
Kode UPT
Nama UPT
Pola Tahun Usaha Bina
Warung/Kios/ Waserda Trans Penduduk migran Setempat
Pedagang Keliling
Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku UPT Lembaga Ekonomi
Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk migran Setempat migran Setempat migran Setempat
Rasio Penduduk Lokal dengan Penduduk Transmigran
6302043
Siayuh
TPLB
T+5
12
0
6
0
5
0
23
0
0
6303001
Cinta Puri
TPLB
T+8
8
0
3
0
1
0
12
0
0
6304009
Sawahan
TPLB
T+8
15
1
6
0
13
0
34
1
6304010
Jejangkit Timur
TPLB
T+6
2
0
2
0
0
0
4
0
0
6311002
Lajar Papuyuhan
TPLB
T+8
5
0
0
0
0
0
5
0
0
42
1
17
0
19
0
78
1
1,28
Total UPT:
5
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 47
3.10 Kelembagaan Provinsi Kalimantan Timur Program Transmigrasi di Provinsi Kalimantan Timur dimulai tahun 1954 yang ditandai dengan peristiwa pengiriman 760 KK atau 3.049 Jiwa dari Pulau Jawa menuju unit permukiman lokasi Palaran Kecamatan Palaran Kabupaten Samarinda dan sejumlah 748 KK atau 3.053 Jiwa ke lokasi Petung Kabupaten Balikpapan. Pada tahun 1957 dilanjutkan pengiriman transmigran sebanyak 283 KK atau 866 Jiwa transmigran ke lokasi Samboja dan 738 KK atau 2.916 Jiwa ke lokasi Pulau Atas Kabupaten Kutai. Di bidang usaha ekonomi, pembangunan transmigrasi di Provinsi Kalimantan Timur mendukung upaya swasembada pangan melalui penambahan areal pertanian pangan dari 15.731 KK transmigran seluas 140.690 Ha berupa Lahan Pekarangan, Lahan Usaha I dan II, pada umumnya ditanami komoditas padi, jagung, kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran. Rata-rata produksi padi 1 – 2 ton/Ha. 3.10.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Timur Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD). Sejumlah 1 unit koperasi di 1 lokasi UPT yaitu Tepian Langsat SP 3.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 48
Tabel 3.24. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Pola Usaha
Tahun Bina Bank
BUN
T+12
-
-
1
-
-
-
-
BUN
T+8
-
-
-
-
-
-
-
PIR T+15 TRANS
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
Nama UPT
Tepian Langsat SP 3 Tepian Langsat 6408006 SP 7 6408002
6408007 Meratak Jumlah
Kel Pemasaran Bank Koperasi KUB Simpan H Lainnya Keliling (KUD) pinjam pertanian
3.10.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Timur Lokasi prioritas pemasaran produksi di Provinsi Kalimantan Timur memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masingmasing UPT.Prioritas utama UPT Tepian Langsat SP 3 di Koperasi
Unit
Desa (KUD)
dan
pasar
Provinsi.
Prioritas
pemasaran produksi UPT Tepian Langsat SP 7 di ijon/tengkulak, pasar UPT/UPT terdekat, pedagang keliling, pasar kecamatan dan pasar kabupaten. Tabel 3.25. Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Timur Kode Nama UPT UPT 6408002 Tepian Langsat Sp 3 6408006 Tepian Langsat Sp 7 6408007 Meratak Total UPT :
BUN
Prioritas Tahun Bina Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima T + 12 2 6
BUN
T+8
PIRTRANS
T + 15
Pola Usaha
3
1
7
4
5
3
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 49
3.10.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Timur Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 33 orang pedagang warung/kios/waserda dan 21 orang pedagang keliling. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 3 orang pedagang warung/kios/waserda, 2 orang pedagang keliling dan 1 orang pedagang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 54 dibanding 6 (11,11).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 50
Tabel 3.26. Pelaku Ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur
Kode UPT
Nama UPT
6408002
Tepian Langsat Sp 3
6408006
Tepian Langsat Sp 7
6408007
Meratak Total UPT :
Warung/Kios/ Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku Rasio Ped. Pedagang Keliling Waserda UPT Lbg.Ekonomi Tahun Pend Lokal Pola Usaha Bina Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk dgn migran Setempat migran Setempat migran Setempat migran Setempat Transmigran BUN T + 12 18 0 7 0 0 1 25 1 4 BUN
3
T+8
9
0
0
0
0
0
9
0
0
PIRTRANS T + 15
6
3
14
2
0
0
20
5
25
33
3
21
2
0
1
54
6
11,11
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 51
3.11 Kelembagaan Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda pecahan dari Kalimantan Timur. Pembentukan provinsi baru tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012, tanggal 16 November 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara. Kalimantan Utara membawahi 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota, yaitu Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. Seperti halnya Kalimantan Timur, Kalimantan Utara juga merupakan bagian dari wilayah terluar Republik Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yaitu di Sebatik
dan
Nunukan
yang
juga
ditetapkan
sebagai
area
pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM)/Kawasan Perkotaan Baru (KPB). 3.11.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Kalimantan Utara Kelembagaan
Ekonomi
yang
terdapat
di
Provinsi
Kalimantan Utara tahun 2014 adalah koperasi/KUD berjumlah 2 unit KUD yang terdapat pada 2 lokasi yaitu Tanjung Buka SP 5 dan Tanjung Buka SP 8. Tabel 3.27. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Nama UPT
Pola Tahun Usaha Bina Bank
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
6504010 Tanjung Buka SP 5
TPLK
T+2
-
-
1
-
-
-
-
6504013 Tanjung Buka SP 8
TPLB
T+5
-
-
1
-
-
-
-
T+3
-
-
-
-
-
-
-
T+8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
6505007 Seimanggaris SP 5 6508011
Desa Sambungan Jumlah
PIR TRANS TPLK
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 52
3.11.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Kalimantan Utara Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Kalimantan Utara memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masing-masing UPT.Prioritas pertama UPT Seimanggaris SP 5 terletak di ijon/tengkulak. Sedangkan UPT Desa Sambungan prioritas utamanya di pasar UPT/UPT terdekat. Tabel 3.28. Pemasaran Produksi di Provinsi Kalimantan Utara Kode UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
TPLK
T+2
6504013 Tanjung Buka Sp8
TPLB
T+5
6505007 Seimanggaris Sp5
PIRTRANS
T+3
3
6506011 Desa Sambungan Total UPT : 4
TPLK
T+8
1
Nama UPT
6504010 Tanjung Buka Sp5
Prioritas Pertama Kedua
Ketiga Keempat Kelima
1
7
4
5
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.11.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Kalimantan Utara Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 33 orang pedagang warung/kios/waserda dan 21 orang pedagang keliling. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 54 dibanding 0 (0,00).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 53
Tabel 3.29. Pelaku Ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara Kode UPT
Nama UPT
Pola Usaha
6504010 Tanjung Buka Sp 5
TPLK
6504013 Tanjung Buka Sp 8
TPLB
6505007 Seimanggaris Sp 5 6506011 Desa Sambungan Total UPT :
4
Warung/Kios/ Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku Rasio Ped. Pedagang Keliling Waserda UPT Lbg.Ekonomi Tahun Pend Lokal Bina Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk dgn migran Setempat migran Setempat migran Setempat migran Setempat Transmigran T+2 7 0 6 0 0 0 13 0 0 T+5
7
0
6
0
0
0
13
0
0
PIRTRANS T + 3
7
0
2
0
0
0
9
0
0
12
0
7
0
0
0
19
0
0
33
0
21
0
0
0
54
0
0,00
TPLK
T+8
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 54
3.12 Kelembagaan Provinsi Gorontalo Pembangunan transmigrasi di Provinsi Gorontalo, yang ketika itu masih merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara, sudah berlangsung sejak tahun 1953. Penempatan transmigran itu menyebar di seluruh Kabupaten di Provinsi Gorontalo.Secara umum hampir seluruh kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo menyimpan potensi pengembangan tanaman pangan, khususnya di lokasi Permukiman Transmigrasi (Kimtrans). Sampai
dengan
tahun
2010
di
Provinsi
Gorontalo
telah
ditempatkan di 5 (lima) kabupaten sebanyak 10.814 KK pada lahan seluas 112.320 Ha. Dalam rangka pembangunan ekonomi wilayah, peran sektor pertanian sangat strategis dan memiliki kaitan kuat di hulu maupun hilir dibandingkan dengan sektor lainnya. Namun demikian peran strategis tersebut belum berkembang dengan baik untuk mendorong partisipasi masyarakat dan swasta. 3.12.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Gorontalo Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Gorontalo tahun 2014 adalah bank keliling, Koperasi Unit Desa (KUD) dan kelompok simpan pinjam. Jumlah kelembagaan ekonomi bank keliling sebanyak 1 unit yaitu di UPT Puncak. Koperasi Unit Desa (KUD) berjumlah 3 unit yaitu di UPT Puncak, Pangea SP 2 dan Pangea SP 4. Koperasi dan kelompok simpan pinjam masing-masing berjumlah 1 unit, yaitu di UPT Puncak.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 55
Tabel 3.30. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Gorontalo Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Pola Tahun Usaha Bina Bank
Nama UPT
Bank Koperasi Keliling (KUD)
KUB
Kel. Pemasaran Simpan Lainnya H pertanian pinjam
7501001 Puncak
TPLK
T+6
ht
1
1
-
1
-
-
7501002 Ayumolingo
TPLK
T+2
-
-
-
-
-
-
-
7502001 Pangea SP 2
TPLK
T+9
-
-
1
-
-
-
-
7502002 Pangea SP 4
TPLK
T+5
-
-
1
-
-
-
-
7502003 Pangea SP 6
TPLK
T+4
-
-
-
-
-
-
-
7503001 Marisa V/B
TPLK
T+4
-
-
-
-
-
-
-
-
1
3
-
1
-
-
Jumlah
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.12.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Gorontalo Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Gorontalo tahun 2014 memiliki lokasi prioritas yang berbeda-beda di masingmasing UPT. Prioritas pemasaran produksi pertama UPT Puncak yaitu pada ijon/tengkulak, disusul pasar UPT/UPT terdekat, pedagang keliling, pasar kecamatan dan pasar kabupaten. Prioritas pertama UPT Ayumolingo yaitu pada ijon/tengkulak, pedagang keliling, pasar kecamatan, pasar kabupaten dan pasar Provinsi. UPT Pangea SP 2 memiliki prioritas pemasaran produksi pertama pada ijon/tengkulak disusul pasar UPT/UPT terdekat, pedagang
keliling,
pasar
kecamatan
dan
KUD.
Prioritas
pemasaran produksi pertama UPT Pangea SP 4 di ijon/tengkulak, pasar UPT/UPT terdekat, pedagang keliling, pasar kecamatan dan pasar kabupaten.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 56
Tabel 3.31. Pemasaran Produksi di Provinsi Gorontalo Kode UPT
Nama UPT
PolaUs aha
Tahun Bina
Prioritas Pertama Kedua
Ketiga Keempat
Kelima
7501001
PUNCAK
TPLK
T+ 6
3
1
7
4
5
7501002
AYUMOLINGO
TPLK
T+ 2
3
7
4
5
6
PANGEASP2
TPLK
T+ 9
3
1
7
4
2
3
1
7
4
5
7502001
PANGEASP4
TPLK
T+ 5
7502003
PANGEASP6
TPLK
T+ 4
7503001
MARISA V/B
TPLK
T+ 4
7502002
TotalUPT:
6
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi
3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar 7 = PedagangKeliling
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi 2014
3.12.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Gorontalo Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Gorontalo tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 100 orang pedagang warung/kios/waserda, 24 orang pedagang keliling dan 19 orang di pasar UPT. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 21 pedagang warung/kios/waserda orang pedagang keliling, 1 orang pedagang keliling dan 10 orang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 143 dibanding 32 (22,38).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 57
Tabel 3.32. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Gorontalo Kode UPT
Nama UPT
Pola Usaha
Tahun Bina
7501001 Puncak
TPLK
T+6
7501002 Ayumolingo
TPLK
T+2
7502001 Pangea SP 2
TPLK
T+9
7502002 Pangea SP 4
TPLK
T+5
7502003 Pangea SP 6
TPLK
7503001 Marisa V/B
TPLK
Total UPT :
6
Warung/Kios/ Waserda
Pedagang Keliling
Trans Penduduk Trans Penduduk migran Setempat migran Setempat 32
Pedagang di Pasar UPT
Jumlah Pelaku Lbg.Ekonomi
Trans migran
Penduduk Setempat
Trans migran
0
2
41
Rasio Ped. Pend Lokal dgn Penduduk Transmigran Setempat
8
9
1
11
7
1
2
0
0
0
9
1
29
10
1
0
19
8
49
18
13
0
10
0
0
0
23
0
T+4
15
2
2
0
0
0
17
2
T+4
4
0
0
0
0
0
4
0
0
100
21
24
1
19
10
143
32
22,38
0
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 58
3.13 Kelembagaan Provinsi Sulawesi Tenggara Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai pada tahun 1968 berlokasi di Amoito, Konawe Selatan dengan penempatan transmigran sebanyak 300 KK (1,433 Jiwa), pembangunan permukiman transmigrasi (Kimtrans) selanjutnya dilaksanakan dalam skala besar yang didukung tersedianya pencadangan areal yang relatif luas di bagian-bagian wilayah yang saat itu masih mengalami berbagai kendala
diantaranya
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
serta
aksesibilitas. Pembangunan kimtrans tersebut diantaranya di kawasan Lahumbuti, Moramo, Wawotbi, Tinanggea, Toari Oko Oko, Lambale, Kambara dan Lasalimu. Sejak program transmigrasi dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 1968 hingga tahun 2011 tercatat jumlah yang sudah diserahkan mencapai 181 Kimtrans. Sementara yang masih dalam pembinaan pada tahun 2012 berjumlah 14 Kimtrans. Dengan demikian, secara keseluruhan jumlah Kimtrans serah dan bina adalah 195 kimtrans. 3.13.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Sulawesi Tenggara Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan pemasaran hasil pertanian. Sejumlah 2 unit KUD yaitu di UPT Awua Jaya dan Arongo dan 1 unit pemasaran hasil pertanian di UPT Awua Jaya.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 59
Tabel 3.33. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara Jenis Kelembagaan Ekonomi Kode UPT
Pola Tahun Usaha Bina Bank
Nama UPT
Kel Bank Koperasi Pemasaran KUB Simpan Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
7402001 Awua Jaya
TPLK
T+5
-
-
-
-
-
1
-
7403001 Langkoroni
TPLK
T+4
-
-
1
-
-
-
-
7404001 Amorome
TPLK
T+5
-
-
-
-
-
-
-
7405001 Amohola SP 1
TPLK
T+5
-
-
-
-
-
-
-
7405002 Arongo
TPLK
T+5
-
-
1
-
-
-
-
TPLK
T+4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
1
-
7406001 Lengora Pantai Jumlah
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.13.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Sulawesi Tenggara Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Prioritas pemasaran produksi pertama UPT Awua Jaya adalah pasar kecamatan, disusul pedagang keliling dan pasar kabupaten. UPT Amohola SP 1 prioritas pemasaran produksi di pasar kecamatan, pedagang keliling dan pasar provinsi. Prioritas pemasaran produksi pertama UPT Arongo adalah pasar kecamatan, pedagang keliling, dan pasar provinsi, dan prioritas pertama UPT Lengora Pantai adalah pasar kecamatan, dan pedagang keliling.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 60
Tabel 3.34. Pemasaran Produksi di Provinsi Sulawesi Tenggara Kode UPT
Nama UPT
PolaUsa Tahun ha Bina Pertama Kedua TPLK T+ 5 4 7
7402001
Awua Jaya
7403001
Langkoroni
TPLK
T+ 4
7404001
Amorome
TPLK
T+ 5
7405001
AmoholaSp1
TPLK
T+ 5
4
7
7405002
Arongo
TPLK
T+ 5
4
7
Lengora Pantai 6
TPLK
T+ 4
4
7
7406001 TotalUPT:
Prioritas Ketiga Keempat Kelima 5
6
2
5
6
2
5
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.13.3 Pelaku
Kelembagaan
Ekonomi
UPT
di
Provinsi
Provinsi
Sulawesi
Sulawesi Tenggara Pelaku
kelembagaan
ekonomi
di
Tenggara tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 64 orang pedagang warung/kios/waserda, 20 orang pedagang keliling dan 10 orang pedagang di pasar UPT. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 7 orang pedagang warung/kios/waserda, 3 orang pedagang keliling dan 1 orang pedagang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 94 dibanding 11 (11,70).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 61
Tabel 3.35. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara Kode UPT
Nama UPT
Pola Tahun Usaha Bina
Warung/Kios/ Waserda Trans migran
Pedagang Keliling
Pedagang di Pasar UPT
Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Setempat migran Setempat migran Setempat
Jumlah Pelaku Lembaga Ekonomi Trans migran
Penduduk Setempat
Rasio Penduduk Lokal dengan Penduduk Transmigran
7402001 Awua Jaya
TPLK
T+5
11
7
6
3
6
0
23
10
43
7403001 Langkoroni
TPLK
T+4
10
0
0
0
0
0
10
0
0
7404001 Amorome
TPLK
T+5
8
0
2
0
0
0
10
0
0
7405001 Amohola Sp 1
TPLK
T+5
7
0
2
0
4
1
13
1
8
7405002 Arongo
TPLK
T+5
28
0
10
0
0
0
38
0
0
7406001 Lengora Pantai
TPLK
T+4 64
7
20
3
10
1
94
11
11,70
Total UPT :6
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 62
3.14 Kelembagaan Provinsi Papua Pembangunan Transmigrasi di Provinsi Papua dimulai sejak tahun 1964, yaitu di Permukiman Transmigrasi Kumbe di Kabupaten Merauke dengan jumlah penempatan 27 KK. Pembangunan transmigrasi selanjutnya dilaksanakan dalam skala besar yang didukung dengan tersedianya pencadangan areal yang relatif luas di bagian wilayah yang saat itu masih mengalami berbagai kendala seperti ketersediaan sarana dan prasarana serta aksesibilitas. Jumlah Permukiman Transmigrasi yang telah dibangun di Provinsi Papua sampai tahun 2011 adalah 102 unit dengan penempatan transmigran sebesar 35.842 KK.
3.14.1 Kelembagaan Ekonomi UPT di Provinsi Papua Kelembagaan Ekonomi yang terdapat di UPT/Kimtrans Provinsi Papua tahun 2014 adalah Koperasi Unit Desa (KUD) sejumlah 2 unit di 2 lokasi UPT yaitu UPT Senggi SP 1, dan Tanah Miring SP 1. Tabel 3.36. Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Papua Kode UPT
Nama UPT
Jenis Kelembagaan Ekonomi Pola Tahun Kel Usaha Bina Bank Bank Koperasi KUB Simpan Pemasaran Lainnya Keliling (KUD) H pertanian pinjam
9111001 Senggi SP 1
TPLK
T+6
-
-
1
-
-
-
-
9112001 Tanah Miring SP 1
TPLK
T+6
-
-
1
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
Jumlah
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.14.2 Lokasi Prioritas Pemasaran UPT di Provinsi Papua Lokasi pemasaran produksi di Provinsi Papua tahun 2014 memiliki lokasi prioritas pemasaran produksi yang berbeda-beda di masing-masing UPT. Untuk UPT Tanah Miring SP 1 memiliki prioritas pemasaran produksi pertama di pasar UPT/UPT terdekat.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 63
Tabel 3.37. Pemasaran Produksi di Provinsi Papua Kode UPT
Nama UPT
9111001
SENGGI SP1
9112001
TANAHMIRING SP1
TotalUPT:
2
Prioritas Tahun PolaUsa Bina ha Pertama Kedua Ketiga Keempat TPLK T+ 6 TPLK
T+ 6
Kelima
1
1=Pasar UPT/UPT Terdekat 2=Koperasi (KUD) 3 = Ijon/Tengkulak 4=Pasar Kecamatan5=Pasar Kabupaten6=Pasar Provinsi 7 = PedagangKeliling Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
3.14.3 Pelaku Kelembagaan Ekonomi UPT di Papua Pelaku kelembagaan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 terdiri dari transmigran dan penduduk setempat yang tersebar pada warung/kios/waserda, pedagang keliling, dan pedagang di pasar UPT. Pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran terdiri dari 6 orang pedagang warung/kios/waserda dan 2 orang pedagang di pasar UPT. Sedangkan oleh penduduk setempat terdiri dari 2 orang pedagang keliling dan 4 orang pedagang di pasar UPT. Rasio pelaku kelembagaan ekonomi oleh transmigran dan penduduk setempat adalah 8 dibanding 6 (75).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 64
Tabel 3.38. Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Provinsi Papua Kode UPT
Warung/Kios/ Waserda
Nama UPT
Rasio Penduduk Pola Tahun Lokal dengan Usaha Bina Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Trans Penduduk Penduduk migran Setempat migran Setempat migran Setempat migran Setempat Transmigran
9111001 SENGGI SP 1
TPLK
T+6
9112001 TANAH MIRING SP 1
TPLK
T+6
Total UPT :2
Pedagang Keliling
Pedagang di Pasar Jumlah Pelaku UPT Lembaga Ekonomi
6
0
0
2
2
4
8
6
75
6
0
0
2
2
4
8
6
75,00
Sumber : Buku Data Perkembangan Permukiman Transmigrasi Tahun 2014
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 65
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan Dari
analisis
data
Permukiman
Transmigrasi
berbasis
Kelembagaan diatas, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Dari data analisis Kelembagaan Ekonomi di Permukiman Transmigrasi berdasarkan Database Ketransmigrasian Tahun 2014, dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahun 2014, Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan Kelembagaan Ekonomi terbanyak di daerah transmigrasi sejumlah 33 (tiga puluh tiga) unit. Disusul Kelompok Usaha Bersama (KUB) sebanyak 9 (sembilan) unit lalu Kelembagaan Ekonomi berupa Kelompok Simpan Pinjam, Bank Keliling, dan Pemasaran Hasil Produksi yang memiliki jumlah masing-masing sebanyak 1 (satu) unit. Sedangkan untuk jenis kelembagaan ekonomi berbentuk bank tidak ditemukan datanya.
2.
Hasil analisis Pelaku Kelembagaan Ekonomi di Permukiman Transmigrasi Tahun 2014, dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahun 2014, dari jumlah keseluruhan 675 (enam ratus tujuh puluh lima), Pelaku Lembaga Ekonomi yang terdiri dari 589 (lima ratus delapan puluh sembilan) Transmigran dan 86 (delapan puluh enam) penduduk setempat, didapatkan data pelaku
Lembaga
warung/kios/waserda
Ekonomi
terbanyak
sebanyak
427
terdapat
Pelaku
pada
Lembaga
Ekonomi yang terdiri dari 390 transmigran dan 37 penduduk setempat. Untuk Pedagang Keliling sebanyak 148 pelaku yang terdiri dari 136 transmigran dan 12 penduduk setempat,
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 66
kemudian pedagang di pasar UPT sebanyak 90 Pelaku yang terdiri dari 54 transmigran dan 37 penduduk setempat. 3.
Pemasaran
Produksi
di
berdasarkan
database
ketransmigrasian
diperoleh
hasil
pada
Permukiman
tiap-tiap
UPT
Transmigrasi Tahun
memiliki
2014 prioritas
Pemasaran Produksi yang berbeda-beda.
4.2
Saran Untuk menyempurnakan Penyusunan Buku Data dan Informasi
Kelembagaan beberapa saran yang bisa menjadi bahan masukan adalah sebagai berikut: 1.
Masih terdapat beberapa unit permukiman transmigrasi yang tidak memiliki kelembagaan ekonomi, untuk mendukung pembangunan perekonomian di setiap unit permukiman transmigrasi
(UPT)
dapat
dilakukan
dengan
langkah
peningkatan jumlah kelembagaan ekonomi. 2.
Meningkatkan jumlah aktifitas kegiatan kelembagaan ekonomi untuk membantu transmigran dan penduduk setempat dalam kegiatan ekonomi.
3.
Di masing-masing unit permukiman transmigrasi (UPT), perlu ditingkatkan jumlah lokasi pemasaran produksi untuk menjual hasil produksi dari transmigran dan penduduk setempat.
4.
Masyarakat setempat didorong untuk lebih banyak terlibat dalam pelaku kelembagaan ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di unit permukiman transmigrasi (UPT).
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 67
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Direktorat Partisipasi Masyarakat, Kemenakertrans, 2013. Transmigrasi Embrio Kalimantan Utara, Jakarta. Balitbangfo Kemenakertrans, 2011. Potensi Kawasan Transmigrasi dalam Rangka Mendukung Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Gorontalo, Pusat Data dan Informasi Ketransmigrasian”, Jakarta. Depnakertrans, 2005. Membangun Daerah Bersama Transmigrasi, Jakarta. Kemenakertrans, 2014. Membangun Daerah bersama Transmigrasi, Jakarta. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi, 2005. Penyelenggaraan Program Transmigrasi di Propinsi Kalimantan Timur, Jakarta.
Buku Data dan Informasi Kelembagaan Tahun 2015
| 68