BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
45
4.1. Data dan Informasi Hasil Pembangunan Kabupaten Sleman termasuk daerah yang rawan bencana karena terdapat Gunung Merapi dan berada di patahan sesar opak. Sleman juga memiliki jumlah penduduk yang besar. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah kejadian bencana. Bencana seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, puting beliung, letusan gunungapi, dan kebakaran sering kali menjadi ancaman yang serius. Ancaman bencana ini dapat menyebabkan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Deskripsi kawasan rawan bencana di Kabupaten Sleman diuraikan seperti di bawah ini, dan menjadi bahan pengambil kebijakan penting, karena selama kondisi geografis, geologis, topologis, hidrometeorologis wilayah tidak berubah, maka potensi bencana tetap akan mengancam. a.
Erupsi Merapi Gunung Merapi (3000 meter dpl) merupakan salah satu gunung teraktif di dunia yang bertipe stratovolkano yaitu tubuh gunung api tinggi berbentuk kerucut yang terbentuk dari endapan awan panas dan lava berselangseling. Merapi memiliki periode erupsi yang singkat (terpendek hanya 2 tahun) sehingga menjadi ancaman bahaya bagi kehidupan disekitarnya. Merapi memiliki tipe erupsi spesifik yaitu munculnya piroclastic flow/awan panas (wedhus gembel). Awan panas inilah sebenarnya merupakan letusan Merapi yaitu keluarnya sejumlah material magmatik (batu, pasir dan abu) dan konsentrasi gas sangat tinggi bersuhu ratusan derajat celcius. Awan panas Merapi yang merupakan bahaya utama dapat meluncur dengan kecepatan sampai 100 km/jam sejauh belasan kilometer. Abu yang dikeluarkan akan menyebar menurut arah dan besar angin, berpotensi merusak tanaman pertanian, mencemarkan air serta mengganggu pernafasan. Awan panas mempunyai daya rusak luar biasa dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga dapat menghancurkan bangunan. Kawasan rawan bencana awan panas akibat erupsi 2010 menjadi lebih luas
daripada
erupsi-erupsi
sebelumnya.
Kondisi
tersebut
lebih
mengancam mengingat bukaan kawah berada di tenggara/Kecamatan Cangkringan, dengan eksisting lereng sungai yang penuh terisi material endapan vulkanik. Keadaan tersebut mengakibatkan material awan Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
46
panas yang relatif sedikit akan mempunyai jarak luncur yang lebih panjang daripada jangkauan normalnya.
Sumber: BNPB 2011
b.
Lahar Hujan Kawasan rawan lahar hujan berada di kanan kiri sungai yang berhulu di Merapi. Tumpukan lahar di lereng gunung yang bersifat lepas akan turun melalui alur sungai manakala terjadi curah hujan yang sangat tinggi di puncak. Terlebih Kabupaten Sleman dilalui 5 sungai (Kali Gendol, Kali Opak, Kali Kuning, Kali Boyong dan Kali Krasak) yang berhulu di Kaki Merapi. Aliran sungai tersebut melalui 7 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik dan Kalasan. Masyarakat banyak menambang bahan galian Golongan C di sepanjang sungai tersebut. Selain itu pada kanan kiri sungai terdapat pemukiman
penduduk,
pusat
kegiatan
ekonomi
masyarakat
dan
jembatan-jembatan.
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
47
Sumber : Kementrian PU 2011
c.
Bahaya Tanah Longsor Terjadinya bahaya longsor di wilayah Kabupaten Sleman disebabkan oleh jenis tanah, batuan dan kemiringannya. Sebagai contoh adalah wilayah Pereng di Kecamatan Prambanan di mana kemiringan tanahnya lebih dari 45º. Daerah berjenis tanah pasir dengan kemiringan 45º juga memilki resiko bahaya longsor yang tinggi. Tanah longsor sering terjadi pada waktu hujan terjadi dengan curah yang tinggi dan durasi waktu yang lama. Wilayah-wilayah yang memiliki resiko bahaya tanah longsor di Kabupaten Sleman diantaranya di Kecamatan Prambanan, Cangkringan dan sebagian wilayah Gamping.
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
48
Kawasan yang patut diwaspadai di daerah rawan longsor adalah banyaknya rumah yang berada di bawah bukit. Pemukiman tersebut sangat terancam kejadian tanah longsor. Berdasarkan data dari Kepala Dukuh setempat, rumah yang berada di bawah bukit, seperti tersebut di bawah ini: 1. Desa Sumberharjo terdapat 320 rumah di bawah bukit 2. Desa Sambirejo terdapat 183 rumah di bawah bukit 3. Desa Wukirharjo terdapat 68 rumah di bawah bukit 4. Desa Gayamharjo terdapat 212 rumah di bawah bukit 5. Desa Bokoharjo terdapat 169 rumah di bawah bukit
d.
Bahaya angin kencang dan kekeringan Kawasan bahaya angin kencang diteapkan berdasarkan data historis kejadian angin kencang. Dari data selama sepuluh tahun, daerah paling sering terkena angin kencang terdapat 10 kecamatan yang rawan bencana angin kencang di Kabupaten Sleman yakni Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Berbah, Mlati, Turi, Tempel, Seyegan, Moyudan dan Godean.
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
49
Resiko kekeringan di wilayah Kabupaten Sleman juga dihadapi oleh masyarakat yang bermukim di wilayah dengan ketersediaan air sangat rendah dan muka air tanah yang sangat dalam. Wilayah yang memiliki resiko bahaya kekeringan adalah Desa Gayamharjo, Prambanan dan sebagian wilayah Kecamatan Gamping.
e.
Gempa Bumi Kawasan rawan gempa bumi pada umumnya berada didekat pertemuan lempeng bumi. Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya, dan Kabupaten Sleman khususnya yang berada di bagian selatan pulau Jawa, relatif lebih dekat dengan pusat-pusat gempa yang akan terus terjadi di pertemuan lempeng bumi. Penentuan kawasan rawan gempa bumi didasarkan pada 2 hal yaitu: 1. Jarak terhadap epicenter gempa, 2. amplifikasi tanah/peak ground acceleration. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengidentifikasi amplifikasi tanah, dilakukan pembuatan peta mikrozonasi. Dari peta tersebut, kawasan
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
50
beresiko tinggi terhadap gempa adalah daerah yang memiliki amplifikasi tanah tinggi yaitu wilayah Kecamatan Berbah, Kalasan dan Prambanan. Hal ini terjadi karena kawasan tersebut berada yang berada di jalur patahan aktif Cesar Opak. Jenis batuan yang ada di wilayah tersebut terdiri dari lapisan batuan sedimen hasil erupsi Merapi dan tanah amplifikasi tinggi menyebabkan bertambahnya efek getaran gempa.
Kawasan dengan amplifikasi tinggi dan sangat tinggi terdapat di Desa Purwomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani Kecamatan Kalasan, Desa Kalitirto, Tegaltirto dan Sendangtirto Kecamatan Berbah dan Desa
Bokoharjo,
Desa
Sumberharjo
dan Wukirharjo
di
Kecamatan
Prambanan. Pemetaan
mikrozonasi
yang
menunjukkan
kecamatan
dan
desa
beramplifikasi tinggi, didetailkan lagi untuk mengidentifikasi wilayah dusun. Setelah dilakukan pemetaan lebih detail lagi, telah teridentifikasi 19 dusun kategori merah (amplifikasi sangat tinggi), 78 dusun kategori
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
51
kuning (amplifikasi tinggi), dan 109 dusun kategori biru/hijau (amplifikasi rendah) di wilayah kecamatan Berbah, Prambanan, dan Kalasan.
4.1. 1. Data Hasil Kegiatan BPBD Kabupaten Sleman
Tabel : 4.1 Data Kesamaptaan, Masyarakat Terlatih, Kesiapsiagaan dan Gedung Berproteksi Kebakaran No
Uraian Data
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
Satuan
1 Kesamaptaan 2 Jumlah masyarakat terlatih pencegahan bahaya kebakaran 3 Kesiapsiagaan
10
6
6
6
12
Keg
680
760
840
880
1.280
Org
68
81
64
90
140
Kali
4 Jumlah Gedung yang memiliki Sistem proteksi kebakaran
35
58
83
108
158
Gedung
Kesamptaan Aparat Pemadam Kebakaran Sleman salah satu upaya mewujudkan aparat yang sigap dan handal dalam pelayanan penanggulangan bahaya kebakaran.
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
52
Tabel : 4.2 Data Aparat Pemadam Kebakaran Bersertifikat No
Tahun
Uraian Data
2011 2012
2013
2014
Satuan
2015
1 Aparat Pemadam 6 8 10 12 20 Kebakaran yang ikut Diklat 2 Aparat Pemadam Kebakaran yang 13,33 18,33 24,24 37,30 53,13 memenuhi standar kualifikasi Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri No. 69/2012
Aparat
Persen
Tabel : 4.3 Cakupan Pelayanan Kebakaran dan Tingkat Waktu Tanggap No
Uraian Data
Tahun 2011
2012
2013 2014
2015
Satuan
1 Cakupan Pelayanan 18,04 18,04 18,04 18,04 18,04 Kebakaran 2 Tingkat Waktu 100 87,09 Tanggap Daerah 91.33 91,33 100 Layanan WMK Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri No. 69/2012
%
%
Tabel : 4.4 Data Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran di atas 3000 – 5000 Liter pada WMK No
Uraian Data
Tahun 2011
2012
2013
2014
1 Jumlah Mobil Pemadam 33,33 50 50 50 Kebakaran diatas 3000–5000 liter pada WMK Ket : Pengukuran menggunakan Permendagri No. 69/2012
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
2015
50
Satuan
%
53
Tabel : 4.5 Data Jumlah Daerah Rawan Bencana No
Tahun
Uraian Data
1 Jumlah Daerah Rawan Bencana (Desa)
2011
2012
2013
2014
2015
86
86
86
86
86
Satuan
Desa
Tabel : 4.6 Jumlah Desa Tangguh Bencana dan Sekolah Siaga Bencana No
Tahun
Uraian Data
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
1 Desa Tangguh Bencana
-
-
1
5
13
Desa
2 Sekolah Siaga Bencana
-
1
3
5
28
Sekolah
Tabel : 4.7 Data Desa Tangguh Bencana Berdasarkan Kriteria
No
Kriteria
Desa
Kecamatan
Pembentukan
1 Destana Pratama
Kepuharjo Wukirsari
Cangkringan Cangkringan
2014 2014
2 Destana Madya
Pakembinangun Purwobinangun Donoharjo Argomulyo Kaltirto Gayamharjo Sindumartani Candibinangun Girikerto Hargobinangun Glgaharjo
Pakem Pakem Ngaglik Cangkringan Berbah Prambanan Ngemplak Pakem Turi Pakem Cangkringan
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2013 2014 2014 2015 2015
3 Desatana Utama
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
54
Tabel : 4.8 Sekolah Siaga Bencana (SSB)
No I
II
Nama /Jenjang Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 2 3 4
III 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan
Pembentukan
Jenis Bencana
SD Negeri Kepuharjo SD Negeri Umbulharjo 2 SD Kiyaran 1 SD Umbulharjo SD Negeri Banyuurip 1 SD Negeri Turi 3 SD Muh. Cepitsari SD Negeri Kejambon 2 SD Negeri Kloposawit SD Negeri Cancangan SD Negeri Kiyaran 2 SD Muh. Balerante SD Negeri Klegug 2 SD Negeri Glagaharjo SD Negeri Bronggang SD Negeri Gungan SD Negeri Umbolwidodo SMP Negeri 2 Cangkringan SMP Negeri 1 Cangkringan SMP Negeri 1 Turi SMP Taman Dewasa
Cangkringan Cangkringan Cangkringan Cangkringan Turi Turi Cangkringan Ngemplak Turi Cangkringan Cangkringan Cangkringan Tempel Cangkringan Cangkringan Cangkringan Ngemplak Cangkringan Cangkringan Turi Cangkringan
2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2013 2015 2015 2015
Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi
SMK Nasional Berbah SMK Muh. Cangkringan SMK Muh Pakem SMK Muh 1 Sleman SMK N 1 Cangkringan SMA N 1 Cangkringan SMA N 1 Pakem
Berbah Cangkringan Pakem Sleman Cangkringan Cangkringan Pakem
2012 2013 2015 2015 2015 2015 2015
Gempa Bumi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi Erupsi
Tabel : 4.9 Data Jumlah Gladi Lapang PB No
Uraian Data
1 Jumlah Gladi Lapang Penanggulangan Bencana
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
6
7
8
13
17
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
Satuan
Kali
55
Tabel : 4.10 Data Kejadian Bencana No
Uraian Data
Tahun
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
1 Erupsi
-
-
1
1
-
2 Gempa Bumi
-
-
-
2
-
Kejadian
3 Banjir
-
1
-
3
6
Kejadian
4 Lahar Hujan
7
9
3
3
-
Kejadian
5 Tanah Longsor
2
5
5
9
12
Kejadian
6 Angin Ribut
9
17
23
22
50
Kejadian
7 Petir
1
-
-
2
5
Kejadian
8 Kekeringan
3
4
-
1
1
Kejadian
9 Kebakaran
68
81
64
90
140
Kejadian
-
-
-
-
6
10 Kebakaran lahan
Kejadian
Tabel : 4.11 Data Jumlah Korban Jiwa Akibat Bencana No
Uraian Data
Tahun
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
1 Erupsi
-
-
-
1
-
Jiwa
2 Gempa Bumi
-
-
-
-
-
Jiwa
3 Banjir
-
-
-
3
-
Jiwa
4 Tanah Longsor
-
-
1
-
-
Jiwa
5 Angin Ribut
-
1
-
1
3
Jiwa
6 Petir
1
-
-
-
-
Jiwa
7 Kekeringan
-
-
-
-
-
Jiwa
8 Kebakaran
-
-
-
-
1
Jiwa
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
56
Tabel : 4.12 Data Jumlah Kerugian Materiil Akibat Bencana No Uraian Data
Tahun
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
1 Erupsi
-
-
-
13.363,00
-
Rp Juta
2 Gempa bumi
-
-
-
25,00
-
Rp Juta
3 Banjir
-
153,06
-
-
-
Rp Juta
4 Lahar dingin
-
-
-
75,00
-
Rp Juta
5 Tanah Longsor
51,00
-
-
3,80
4.734,47
Rp Juta
6 Angin Ribut
437,00
3.235,19
869,40
346,20
5,30
Rp Juta
7 Petir
-
-
-
-
-
Rp Juta
8 Kekeringan
-
-
-
-
-
Rp Juta
9 Kebakaran
-
33.598,85
6.790,50
5.163,10
17.659,00
Rp Juta
Tabel : 4.13 Data Jumlah Dana Penanggulangan/Penyaluran No
Uraian Data
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
-
1.026,42
92,40
111,15
311,15
1 Jumlah Dana Penanggulangan/ Penyaluran
Satuan Rp Juta
Tabel : 4.14 Data Masyarakat Terlatih dan Rasio Perempuan Terlatih
No
Uraian Data
Tahun 2011
1 Rasio Perempuan Terlatih 13,83 Pada Daerah Rawan Bencana 2 Masyarakat terlatih pada 2.290 daerah rawan bencana 3 Jumlah masyarakat yang 2.770 paham terhadap bencana
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
Satuan
2012
2013
2014
2015
16
27,71
27,67
33,41
Persen
2.540
3.263
4.893
5.968
Orang
3.263
3.950
4.370
5.310
Orang
57
Tabel : 4.15 Data EWS yang Berfungsi Baik No
Uraian Data
1 EWS yang berfungsi baik
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
8
12
13
13
16
Satuan Unit
Tabel : 4.16 Data Regulasi Penanggulangan Bencana No
Uraian Data
1 Regulasi Penanggulangan Bencana
Tahun 2011
2012
2013
2014
2015
2
4
5
5
6
Satuan Dok
4.1. 2. Data Sesuai Lampiran 1 Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Tabel : 4.17 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten No
Uraian Data
1
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten *Semester 1 Tahun 2015
Tahun 2011
2012
2013
2,66% 3,52% 4,77%
Ket 2014 4,70%
2015* 4,70% Data No 20.11
Tabel : 4.18 Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Kabupaten* No
Uraian Data
Tahun 2011
2012
2013
Ket 2014
2015
1
Tingkat Waktu Tanggap 100% 100% 100% 100% 100% Data No (Response Time Rate) 20.12 Daerah Layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) * Perhitungan menggunakan rumus dalam Lampiran 1 Permendagri Nomor 54 tahun 2010.
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
58
4.1. 3. Data Capaian Standar Pelayanan Masyarakat (SPM)
1. Capaian SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri (sesuai dengan Permendagri Nomor 62 tahun 2012) No
Jenis Pelayanan Dasar
TAHUN Indikator
2011
2012
2013
2014
2015
1
2
3
4
5
6
7
8
I
Penanggulangan Bencana Kebakaran
Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran di Kabupaten/Kota Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate)
18.04
18,04
18.04
18.04
18,04
91,33
93.33
100.00
100.00
87,09
Persentase aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi Jumlah mobil pemadam kebakaran diatas 3000-5000 liter pada WMK ( Wilayah Manajemen Kebakaran)
13,33
18.18
24.24
37.50
53,13
50
50
50
50
50
Catatan: Perhitungan SPM ini menggunakan Permendagri No. 69/2012
2. Capaian SPM Bidang Sosial (sesuai dengan Permensos Nomor 80/HUK/2010)
Tahun
Jumlah korban bencana yang seharusnya dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 tahun (Orang)
Jumlah korban bencana skala kabupaten/kota yang dievakuasi dengan menggunakan sarana prasarana tanggap darurat lengkap dalam 1 tahun (Orang)
2011
-
-
2012
1,510
1,510
2013
-
-
2014
-
-
2015
-
-
Keterangan: 2011, 2013, 2014 dan 2015 tidak ada status keadaan darurat
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
59
4.1. 4. Capaian Kinerja Instansi (Sesuai Lakip 2015)
NO 1 2
SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pelayanan masyarakat Meningkatnya kualitas SDM
INDIKATOR KINERJA 1 2 3
3
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana
4 5
4
Terlaksananya penanganan kejadian darurat sesuai SOP
6 7
5 6
7 8 9 10 11 12 13
Terpenuhinya cakupan pelayanan kebakaran sesuai SPM Terpenuhinya Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan WMK Tersedianya sistem pengelolaan data dan informasi kebencanaan Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap bencana Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam menghadapi bencana Membentuk Desa Tangguh Bencana Sekolah Siaga Bencana
8
Meningkatnya partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana Tersedianya sistem peringatan dini
15
9
10 11 12 13 14
16 17
14 15
16
Tersedianya peta resiko bencana Tersedianya regulasi penanggulangan bencana
18
Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi di sektor-
20
19
Persentase Tingkat kepuasan masyarakat Persentase jumlah SDM yang mengikuti Diklat Kebencanaan Persentase Aparatur Pemadam Kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi Persentase kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana baik Jumlah Mobil Damkar diatas 3000-5000 liter pada WMK
CAPAIAN 2015
TARGET 2015
TINGKAT CAPAIAN
77,4%
80%
97%
67%
30%
53,13%
36,36%
55,81%
55%
50%
66,67%
75%
100%
90%
111,11%
223% 146%
101,47%
Persentase penanganan kejadian darurat yang sesuai dengan SOP Persentase korban bencana skala kab. yang dievakuasi dengan menggunakan sarana dan prasarana tanggap darurat lengkap Cakupan pelayanan bencana kebakaran
-
80%
-
18,04%
36,08%
50%
Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK
87,09%
99%
91,67%
80%
80%
100%
5.310 org
4.070 org
130,47%
3.823 org
156,11%
13 desa
2 desa
650%
28 sekolah
2 sekolah
1.400%
33,41%
30,06%
111,11%
16 unit
15 unit
106,67%
158 gedung
200 gedung
79%
4 dok
4 dok
100%
6 reg
8 reg
75%
95%
80%
118,75%
Persentase data dan informasi kebencanaan yang aktual Jumlah masyarakat yang paham terhadap bencana Jumlah masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana Jumlah Desa Tangguh Bencana Jumlah Sekolah Siaga Bencana Presentase perempuan terlatih pada daerah rawan bencana Jumlah sistem peringatan dini yang berfungsi baik Jumlah gedung yang memiliki sistem proteksi kebakaran berfungsi baik Jumlah Peta Resiko Bencana Jumlah Regulasi Penanggulangan Bencana Persentase Tingkat rehabilitasi dan rekonstruksi
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
5.968 org
60
sektor penghidupan dan kehidupan masyarakat 17
18
Meningkatnya koordinasi antar instansi pemerintah dalam penggulangan bencana Meningkatnya komunikasi dengan masyarakat dan komunitas peduli bencana
21
22
di sektor infrastruktur, perumahan, sosial dan lintas sektor Persentase tingkat efisiensi dan efektifitas koordinasi Persentase respon positif dan cepat saat penanggulangan bencana
100%
80%
125%
100%
90%
111,11%
4.1. 5. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
CAPAIAN 2015
TARGET 2015
55,81%
55%
100%
90%
111,11%
Tingkat Waktu Tanggap Daerah Layanan WMK
87,09%
99%
91,67%
Jumlah masyarakat terlatih pada daerah rawan bencana
5.968 org
3.823 org
156,11%
33,41%
30,06%
111,11%
16 unit
15 unit
106,67%
6 reg
8 reg
75%
95%
80%
118,75%
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana Terlaksananya penanganan kejadian darurat sesuai SOP
Persentase kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana baik Persentase penanganan kejadian darurat yang sesuai dengan SOP
Terpenuhinya Tingkat Waktu Tanggap daerah layanan WMK Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam menghadapi bencana Meningkatnya partisipasi perempuan dalam penanggulangan bencana Tersedianya sistem peringatan dini Tersedianya regulasi penanggulangan bencana Terlaksananya rehabilitasi dan rekonstruksi di sektorsektor penghidupan dan kehidupan masyarakat
Persentase Tingkat rehabilitasi dan rekonstruksi di sektor infrastruktur, perumahan, sosial dan lintas sektor
2 3 4 5 6 7
8
4.2.
Presentase perempuan terlatih pada daerah rawan bencana Jumlah sistem peringatan dini yang berfungsi baik Jumlah Regulasi Penanggulangan Bencana
TINGKAT CAPAIAN 101,47%
Data Prestasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman mendapatkan
penghargaan dari lembaga pemerintah antara lain:
No 1
Jenis Penghargaan Juara
II
Kategori
Akuntanbilitas
Pemberi Penghargaan
Tahun
BNPB
2012
Tingkat Nasional 2
Juara I Kategori Kesiapsiagaan
BNPB
2013
3
Juara IV Lomba Pemasangan Tenda
BNPB
2014
Pengungsi Tingkat Nasional
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
61
Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun 2015
62