perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING dan minat belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Jumlah kelas yang digunakan adalah 2 kelas yaitu kelas X IPA 1 yang terdiri dari 30 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 4 yang terdiri dari 31 siswa sebagai kelas kontrol, secara keseluruhan terdapat 61 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian terdiri atas data keadaan awal fisika siswa yang diambil dari nilai ujian tengah semester, data minat belajar siswa dan kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus kelas X SMA Negeri Baturetno Tahun Ajaran 2015/2016. 1. Data Hasil Uji Coba Instrumen a. Validitas Uji Coba Soal Prestasi Belajar Siswa Tes kemampuan kognitif yang diuji cobakan sebanyak 30 soal dengan rumus korelasi momen produk pada taraf signifikan 5 % diperoleh 25 soal yang valid, sebab rhit> rtab yaitu rhit> 0.396. Sedangkan 5 soal yaitu nomor 8,9,18,19 dan 30 tidak valid, sebab rhit soal nomor-nomor tersebut kurang dari 0,396. Diperoleh 25 soal yang dapat digunakan dalam penelitian dan 5 soal yang tidak digunakan yaitu 8, 9, 18, 19, 30. (Perhitungan validitas uji coba soal kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 10) b. Reliabilitas Uji Coba Soal Prestasi Belajar Siswa Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan kognitif sebesar r11 = 0,914 sehingga reliabilitas tes commit62to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 termasuk tinggi. (Perhitungan reliabilitas uji coba soal kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 10). 2. Data Skor Kemampuan Kognitif Siswa Setelah data dari setiap variabel terkumpul yaitu data tentang minat belajar siswa dan data tes kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus, selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Berikut ini akan diberikan uraian tentang data-data yang diperoleh. Dari data kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rata-rata ( x ), Median (Me), Modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi yang meliputi jangkauan (R), dan deviasi standar (s) yang dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.(Perhitungan skor kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 16). Tabel 4.1.Deskripsi Data Skor Kemampuan Kognitif Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Ukuran Ukuran Dispersi Tendensi sentral Kelas Mo Me Skor min Skor maks R S X
Kontrol Eksperimen
71,29 70 77,33 75 dan 95
70 77,5
50 50
90 100
40 50
10,565 14,247
B. Uji Pendahuluan 1. Uji Normalitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas kesamaan keadaan awal dilakukan terhadap data nilai pretes materi gerak lurus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 a.
Kelas Eksperimen Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga Lobs= 0,14607, sedangkan untuk n = 30 pada taraf signifikasi 5% harga L0.05; 32 = 0,16176; karena Lobs L0.05;32 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, berarti sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 12)
b. Kelas Kontrol Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga Lobs= 0,14224, sedangkan untuk n = 31 pada taraf signifikasi 5% harga L0.05; 36= 0,15913; karena Lobs L0.05;36 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, berartisampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 13) 2. Uji Homogenitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dari hasil analisis data kemampuan awal yang dilakukan dengan uji Bartlettt untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga 2hitung= 0,2038, sedangkan untuk v 1 pada taraf signifikasi 5% 2 2 diperoleh harga 20.05; 1= 3,841; karena Hitung 0.05;1 , maka diperoleh keputusan
uji bahwa Ho diterima, menunjukkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 14). 3. Uji Keseimbangan Uji kesamaan keadaan awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan analisis uji-t dua ekor yang sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari analisis data diperoleh harga thitung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 = 0.032, sedangkan harga tTabel pada taraf signifikasi 5% untuk v = 59 adalah 1,671, karena - ttabel= -1,671 < thitung= 1,0136 < ttabel= 1,671, maka H O diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan awal fisika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 15). C. Pengujian Prasyarat Analisis Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian adalah tes kemampuan kognitif fisika pada materi Gerak Lurus. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Hasil perhitungan antara Lobs
Lobs
L0,05;n
Keputusan
Eksperimen
0,0748
0,1617
H0 diterima
Populasi Normal
Kontrol
0,0970
0,1591
H0 diterima
Populasi Normal
Minat Tinggi
0,0947
0,2270
H0 diterima
Populasi Normal
Minat Sedang
0,0981
0,1437
H0 diterima
Populasi Normal
Minat Rendah
0,1669
0,2850
H0 diterima
Populasi Normal
Kesimpulan
Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing harga dari Lobs L0.05;32 denganDK = {L | L > L0,05;n } sehingga Lobs DK berarti semua H0 diterima. Diperoleh kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 2. Uji Homogenitas Tabel 4.3 Uji Homogenitas Kelompok
k
Eksperimen Kontrol
2
χ2 hitung χ2 tabel 0,2508
3,841
Keputusan Kesimpulan H0 diterima
Variansi Homogen
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan Uji 2 02.05;1 , maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, Bartlett dengan Hitung
hal menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19. D. Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis dengan Anava Dua Jalan Hasil analisis pengaruh Pembelajaran GASING mengguanakan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Berdasarkan hasil analisis disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4.Tabel Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran GASING terhadap Kemampuan kognitif Fisika. Sumber Variansi Jk Dk Rk F P Keputusan Model (A)
392,260
1
392,261
4,59977595
< 0.05
Minat (B)
46,436
2
23,218
4,06401096
< 0.05
23,296 9174,718 9636,712
2 55 60
17,086 166,813 -
0,64220163 -
> 0.05 -
Interaksi (AB) Galat (G) Total
commit to user
Ho diterima Ho diterima Ho ditolak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Dari hasil analisis data dan tabel rangkuman analisis variansi di atas dapat terlihat bahwa H 01 dan H 02 ditolak tetapi H 03 diterima. Keputusan diperoleh dari hasil FHitung dikonsultasikan tabel FTabel sebagai berikut. FA = 4,59978 > F0.05; 1,59 = 4,013 FB = 4,06401 > F0.05; 2,59 = 3,152 FAB = 0,64220 < F0.05; 2,59 = 3,152 Untuk perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 20. Dari keterangan di atas maka dapat dibuat kesimpulan seperti berikut: a. H0A ditolak atau H1A diterima, berarti ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi dengan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. (FA = 4,59978 > F0.05; 1,59 = 4,013) b. H0B ditolak atau H1B, diterima, berarti Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika pada materi Gerak Lurus. (FB = 4,064> F0.05; 1,59 = 3,152) c. H0AB diterima atau H1AB ditolak, berarti tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pembelajaran GASING dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. (FAB = 0,642 < F0.05; 1,59 = 3,152). Tabel 4.5. Rangkuman Marginal Nilai Kognitif Siswa Minat Siswa Metode Tinggi Sedang 7 19 Demonstrasi n 86,43 75,26 ̅ 7 19 Eksperimen n 73,57 72,63 ̅ 14 38 Total 80 73,95 X Rata-rata Total commit to user
Rendah 4 71,25 5 63 9 66,67
Rataan Total 30 77,65 31 69,73 61 73,69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Tabel di atas menunjukkan nilai kognitif yang diperoleh siswa berdasarkan tingkat minat siswa dalam pembelajaran fisika materi gerak lurus. Pada penggunaan metode demonstrasi nilai kemampuan kognitif siswa yang mempunyai minat tinggi lebih baik daripada minat sedang dan rendah. Nilai kemapuan kognitif siswa yang mempunyai minat sedang lebih baik daripada minat yang rendah. Pada penggunaan metode diskusi terjadi juga hal yang sama nilai kemampuan kognitif siswa yang mempunyai minat tinggi lebih baik daripada minat sedang dan rendah. Nilai kemapuan kognitif siswa yang mempunyai minat sedang lebih baik daripada minat yang rendah. Dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi lebih baik dibandingkan diskusi dan juga minat yang lebih tinggi akan menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik pula.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data 1. Hipotesis Pertama
H 0 A : i 0 Tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING menggunakan
metode
demonstrasi
dan
diskusi
terhadap
kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus.
H1A : i 0 Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING :
menggunakan
metode
demonstrasi
dan
diskusi
terhadap
kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus. Berdasarkan uji analisis variasi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama diperoleh hasil FA
= 4,59978 > F0.05; 1,59 = 4,013, sehingga H0A ditolak. Hal ini
berarti ada perbedaan pengaruh model pembelajaran GASING melalui metode eksperimen dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus. Penggunaan metode pembelajaran yang menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik dapat diketahui dari hasil perhitungan ratarata marginal kognitifnya. Siswa yang dibelajarkan menggunakan metode demonstrasi memiliki rata-rata marginal 77,33 sedangkan siswa yang dibelajarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 menggunakan metode diskusi rata-ratanya 71,29. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa yang dibelajarkan melalui metode demonstrasi menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik daripada metode eksperimen. Hasil penelitian ini berbeda dengan dua penelitian yang penulis jadikan referensi. Hasil dari salah satu penelitian tersebut adalah penggunaan metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan penggunaan metode diskusi. Hasil dari penelitian yang lain menghasilkan bahwa penggunaan metode diskusi lebih efektif dibanding metode diskusi. Dari hasil kedua penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing seperti yang telah dipaparkan penulis di dalam bab 2 sebelumnya. Di dalam penelitian penulis ini dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan dengan metode diskusi. 2. Hipotesis Kedua
H 0B : j 0 :
Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus.
H1B : j 0 :
Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, minat kategori sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus di SMA kelas X. Terlihat bahwa kemampuan kognitif fisika siswa yang mempunyai minat belajar siswa kategori tinggi mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan minat belajar kategori rendah. Rerata kemampuan kognitif fisika siswa yang memiliki minat belajar tinggi adalah 75,38 sedangkan siswa yang memiliki minat belajar sedang 74,25, dan siswa yang memiliki minat rendah adalah 72,5. Sehingga siswa yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 mempunyai minat belajar kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan minat kategori rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Siswa dengan minat belajar tinggi, berarti siswa banyak melakukan aktivitas belajar dalam mendukung kemampuan kognitifnya seperti: sering bertanya, sering menjawab pertanyaan, sering berpendapat, banyak berlatih, banyak membaca dan lain sebagainya. Dengan banyak melakukan minat belajar, maka siswa akan lebih mudah dalam mengkonstruksi pengetahuan ke dalam pikirannya. Dengan demikian dalam bekarja sama dengan sesama anggota kelompok belajarnya, siswa akan lebih banyak memberikan kontribusi yang mendukung keberhasilan dalam menemukan konsep fisika yang diharapkan. Minat adalah suatu gejala psikis berupa perhatian, rasa senang, ketertarikan, keingintahuan dan kecenderungan untuk memperhatikan suatu objek untuk mengetahui karena pentingnya nilai dari suatu objek tanpa adanya paksaan.Minat seseorang dapat dilihat dari suatu tanggapannya maupun partisipasi dari kegiatan yang dilakukannya. Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran sendiri adalah kecenderungan seseorang dalam memperhatikan dan menyukai sebuah kegiatan pembelajaran, sehingga timbul rasa ingin tahu di dalam diri seseorang terhadap materi yang akan disampaikan kepadanya. Minat belajar merupakan sebuah alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar seperti yang diharapkan 3. Hipotesis Ketiga
H 0 AB : ij 0 :
Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan Media pembelajaran Flipbook dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Gerak Lurus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
H1AB : ij 0 :
Ada interaksi antara pengaruh Media pembelajaran Flipbook dan minat belajarsiswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Gerak Lurus.
Harga FAB = 0,6422 lebih kecil dari F0.05; 1,59= 3,152, sehingga hipotesis nol
diterima. Sehingga terlihat bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh
penggunaan metode pembelajaran GASING mengguanakan metode demonstrasi dan diskusi dengan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus di SMA kelas X. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan kognitif fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi lebih baik daripada pembelajaran GASING menggunakan metode diskusi, baik untuk siswa yang mempunyai minat belajar kategori tinggi, minat belajar kategori sedang, maupun siswa yang mempunyai minat belajar kategori rendah. Kemampuan kognitif fisika pada siswa yang mempunyai minat belajar kategori tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan rendah, dan minat belajar kategori sedang lebih baik daripada minat kategori rendah, baik yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi.
commit to user