BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari tes kemampuan awal (X1) dan tes kemampuan akhir (X2). Data X1 merupakan data dari kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini, sedangkan data X2 adalah data dari kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, penggunaan model daur belajar bertujuan untuk mendapatkan data hasil pembelajaran serta untuk mengetahui sejauhmana tingkat keterpengaruhan model belajar ini terhadap hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik pengujian yang relevan, yaitu uji chi kuadrat dan analisis varians dua ratarata. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numerik tentang pengaruh model daur belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo. Dari pengolahan ini, akan didapat tingkat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. 4.1.1
Deskripsi Data Kelas Kontrol (Variabel X1) Data variabel X1 dalam penelitian ini pada dasarnya diperoleh melalui
proses belajar mengajar di kelas XI IPA 2. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode ceramah dan tanya jawab. Dari data yang diolah, didapat deskriptif data berikut ini. Deskriptive Statistics N Range Min. Max. Sum Mean Std. Deviation Variance X1
34
Valid N (listwise)
34
22
5
27
37
533 15.68
4.947
24.468
Deskripsi tentang frekuensi hasil belajar siswa pada kelas kontrol (X1) menunjukkan bahwa; lebih banyak siswa yang memperoleh skor antara 13 – 16, yakni 12 orang siswa. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat pada histogram 1 berikut ini.
Histogram 1: Hasil Belajar Siswa di Kelas Kontrol 4.1.2
Deskripsi Data Kelas Eksperimen (Variabel X2) Data variabel X2 merupakan hasil belajar siswa pada kelas XI IPA 3,
dimana dalam penelitian ini menjadi kelas eksperimen. Metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen ini adalah model daur belajar. Dari data yang terkumpul, didapatkan deskriptif statistik ini. Descriptive Statistics N Range Min. Max. Sum Mean Std. Deviation Variance X2
34
Valid N (listwise)
34
23
5
28
753 22.15
4.587
21.038
Deskripsi tentang frekuensi hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (X2) menunjukkan bahwa; lebih banyak siswa yang memperoleh nilai 25-28, yakni 12
38
orang siswa. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi pengamatan dapat dilihat pada histogram 2 berikut.
Histogram 2: Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan data dari kedua histogram di atas, terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model daur belajar dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran langsung yakni pada kelas eksperimen lebih banyak siswa menjawab soal dengan benar dibandingkan siswa pada kelas kontrol. 4.2 Pengujian Persyaratan Analisis 4.2.1
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data Instrument yang digunakan dalam pengambilan data adalah test, dengan
jumlah 30 nomor. Dari instrument, seluruh data yang didapat baik pada kelas control maupun pada kelas eksperimen, dinyatakan valid. Disini terlihat dari hasil uji pada lampiran 11, bahwa seluruh data telah berada di atas 0,25. Proses pengolahan ini dilakukan melalui program Mc. Excel 2007, dengan rumus: =correl (data_item; sumX).
39
Berdasarkan hasil pada lampiran 15 , maka dapat dinyatakan bahwa data hasil belajar reliabel, karena nilainya 0,93 atau lebih besar dari 0,7. Capaian berada pada kuliatas reliabilitas sempurna.
4.2.2
Pengujian Homogenitas Data Pengujian homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah
gabungan data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol benar-benar homogen atau tidak. Oleh karena itu, pengujian normalitas data yang digunakan pada pengolahan ini adalah uji chi kuadrat pada taraf nyata α 0,05 dengan hipotesis bahwa skor pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Akan tetapi, sebelum pengujian chi kuadrat dilakukan, maka persyaratan analisis pada tahap ini adalah melakukan langkah-langkah statistik yang sistematis. Langkah pertama yang digunakan adalah pencarian varins gabungan. Langkah kedua adalah pencarian barlet. Langkah ketiga adalah pencarian varians populasi. Berdasarkan hasil analisis, pada varians gabungan; untuk simpangan baku (S) sebesar 4,76. Kemudian, untuk harga barlet (B) didapatkan sebesar 89.8. Dan varians populasinya (χ) sebesar 0,92. Dari hasil perhitungan ini, jika α 0,05 dari daftar distribusi Chi-Kuadrat dengan dk = 1 didapat X2(0,95) (1) = 3,84. Untuk itu, kesimpulan sementara yang didapat oleh peneliti adalah: X2hitung lebih kecil dari X2daftar atau 0,92 < 3,84. Dengan demikian, hipotesis Ho diterima, dalam arti kedua kelas yang dijadikan sampel penelitian benar-benar homogen. 4.3 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesa yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh model daur belajar terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 2
40
Gorontalo, maka dilakukan analisis varians dua rata-rata dan uji-t. Secara statistik, untuk pengujian hipotesis pada penelitian eksperimen ini menggunakan uji t dengan kriteria pengujian -t(1-½α)< t(1-½α) pada taraf nyata α 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2). Berdasarkan hasil analisisnya, maka harga thitung didapatkan sebesar -5,52 dan tdaftar sebesar 2,00. Sehingga diperoleh thitung -5,52 < tdaftar 2,00. Dari sini dapat diketahui bahwa harga thitung berada di luar daerah penerimaan Ho. Hasil analisis ini, dapat dipastikan bahwa penggunaan model daur belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo. 4.4 Pembahasan Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, yakni dalam proses pengambilan data; peneliti memberikan respons atau pengaruh agar objek (sampel) memperoleh reaksi (perubahan) terhadap fokus yang diteliti. Artinya, agar hasil belajar siswa pada materi laju reaksi meningkat, maka peneliti bersama guru mitra menerapkan model daur belajar pada materi tersebut. Sebagai bahan pengontrol, peneliti melakukan pembelajaran di kelas lain dengan materi yang sama namun model pembelajarannya berbeda. Melalui kegiatan ini, peneliti dapat menganalisis data secara statistik untuk mendapatkan nilai numerik tentang hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut. Dalam penelitian ini, hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki perbedaan yang cukup siginifikan. Dimana, pada hasil tes akhir dapat dimengerti bahwa hasil belajar siswa lebih tinggi jika proses pembelajarannya menerapkan model daur belajar, bila dibandingkan penerapan 41
model pembelajaran langsung. Secara deskriptif statistik, perbedaan hasil belajar yang paling mencolok terlihat dari nilai rata-rata siswa, dimana pada kelas kontrol (X1) sebesar 15,68 dan pada kelas eksperimen (X2) sebesar 22,15. Selanjutnya, dalam perhitungan statistiknya, diperoleh bahwa X2hitung lebih kecil dari X2daftar atau 0,92 < 3,84. Dengan demikian, hipotesis Ho diterima; yang berarti kedua alat uji yang dijadikan sampel benar-benar homogen. Selanjutnya, dalam pengujian hipotesis, kriteria pengujian yang digunakan adalah -t(1-½α)< t(1-½α) pada taraf nyata α 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2). Sehingga diperoleh t
hitung
-5,52 < tdaftar 2,00, harga thitung berada di luar daerah penerimaan
Ho. Sehingga disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis ini, maka dapat digambarkan daerah penerimaan hipotesis, adalah sebagai berikut.
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa model daur belajar berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar laju reaksi. Ini berdasarkan analisis statistik; diperoleh harga thitung sebesar -5,52 sedangkan tdaftar berada di daerah penerimaan Ho. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi: “terdapat perbedaan dalam penggunaan model daur belajar pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran langsung pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo” diterima.
42