71
BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG
A. Proses Pendidikan Agama Islam dengan Metode Keteladanan Metode keteladanan dalam Pendidikan Agama Islam sudah lama diterapkan di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang. Penerapan metode keteladanan dalam Pendidikan Agama Islam tidak hanya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saja, tetapi di semua bidang mata pelajaran. Terbukti dalam hal kenaikan kelas peserta didik yang tidak meneladani Agama Islam tidak akan naik kelas, walaupun ia memiliki prestasi mata pelajaran yang baik. Keteladanan Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang sangat ditekankan dalam semua mata pelajaran, dikarenakan SD Negeri Proyonanggan 06 Batang mempunyai visi “Mewujudkan Peserta Didik Berilmu, Beriman, dan Bertaqwa”. Dengan visi tersebut SD Negeri Proyonanggan 06 Batang bertujuan peserta didik untuk meneladani yang diterapkan dalam Pendidikan Agama Islam. Siswa tidak hanya pandai dalam bidang pelajaran ataupun pandai dalam bidang ilmu teknologi tetapi disini siswa diharapkan pandai dalam meneladanai yang ada di Pendidikan Agama Islam. Dari sini terlihat jelas betapa pentingnya menanamkan jiwa keteladanan Pendidikan Agama Islam sejak anak masih kecil. Ternyata dalam prakteknya di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang banyak melahirkan alumni yang berprestasi tinggi. Hal ini dibuktikan dengan prestasi SD
71
Negeri
72
Proyonanggan 06 Batang sebagai SD yang sangat menonjol di tingkat kecamatan Batang. Dimana di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang telah beberapa kali menjuarai lomba tingkat kecamatan dalam poseni lomba bidang Agama Islam yaitu, membaca surat-surat pendek, adzan, tilawah. Itu semua berkat meneladani baik dari para dewan guru yang ada, karena suatu keberhasilan siswa tidak terlepas dari usaha guru dalam mendidik siswanya. Peneliti beragumen bahwa SD Negeri Proyonanggan 06 Batang harus mempertahankan metode keteladanan dalam Pendidikan Agama Islam, tidak perlu menjadikan faktor penghambat sebagai beban, tetapi di jadikan sebagai tanggung jawab sekolah yang harus dilaksanakan. Hal ini akan memicu kepercayaan dari masyarakat akan pentingnya pendidikan di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang. Metode keteladanan diterapkan dalam proses belajar mengajar di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang. Dimulai dari dewan guru meneladani Pendidikan Agama Islam. Seorang guru harus bisa mencerminkan figur yang baik yang selalu dicontoh oleh peserta didik. Dalam segala hal guru harus memberikan keteladanan yang baik, baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Karena sikap guru selalu dicontoh oleh siswanya bagaimana guru itu berperilaku siswa selalu memperhatikannya. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Metode
keteladanan Pendidikan Agama Islam adalah suatu metode pendidikan yang digunakan untuk memberikan contoh yang baik kepada siswa didiknya baik itu dalam perbuatan. Dalam hal ini peran seorang guru sangatlah penting bagi
73
siswanya karena siswa selalu mencontoh perbuatan gurunya. Di dalam SD Negeri Proyonanggan 06 Batang ini guru sudah berhasil menerapkan metode keteladanan, bisa dibuktikan dengan cara siswa sebelum pelajaran berdoa, membaca surat pendek dan membaca asmaul husna. Siswa selalu berjabat tangan ketika akan masuk kelas, melaksanakan wudhu, melaksanakan sholat berjamaah dan semua siswa di lingkungan sekolahan saat berlangsungnya pelajaran maupun saat istirahat saat mereka berkomunikasi dengan bapak ibu gurunya selalu menggunakan bahasa yang sopan (bahasa indonesia/bahasa krama). Semua itu tidak lepas dari peran seorang guru, di dalam lingkungan SD Negeri Proyonanggan 06 Batang tersebut guru dengan guru saat datang ke sekolahan selalu membiasakan untuk salam dan berjabat tangan selain itu mereka selalu menggunakan bahasa yang sopan saat mereka berdialog, itu semua mereka lakukan untuk memberikan sebuah contoh atau keteladanan yang baik kepada siswa, karena siswa selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh seorang guru. Metode keteladanan Pendidikan Agama Islam tersebut sudah di praktekkan dengan baik di lingkungan SD Negeri Proyonanggan 06 Batang tersebut. Dengan cara guru selalu memberikan contoh yang baik kepada siswanya. Guru adalah sebagai suri teladan bagi siswanya maka dari itu guru di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang selalu membiasakan mencontohkan sikap dan perilaku yang baik, sekecil apapun pelanggaran yang dilakukan oleh seorang guru maka akan mendapatkan sanksinya, begitu juga dengan siswa jika siswa melakukan sebuah pelanggaran seperti tidak berjabat tangan,
74
membaca surat pendek, membaca asmaul husna, wudhu, sholat berjamaah maka akan mendapat teguran dari guru, tetapi jika siswa masih saja melakukan pelanggaran maka akan di tegur langsung oleh kepala sekolah dan orang tua di panggil, aturan itu untuk membentuk siswa yang baik. Contoh-contoh atau keteladanan yang baik itu sangatlah penting diterapkan di lingkungan sekolah. Keteladanan itu adalah mencontoh sikap seseorang yang baik. Seperti dijelaskan bahwa keteladanan dalam bahasa arab di ungkapkan dengan kata “uswah” dan “qudwah”. Pengertian yang diberikan oleh Al-Ashfahany sebagaimana dikutip oleh Armai Arief, bahwa menurut beliau “al-uswah” dan “al-iswah” sebagaimana kata “al-qudwah” dan “alqidwah” berarti suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain. Apakah dalam kebaikan, kejelekan, kejahatan, atau kemurtadan. Senada dengan Al-Ashfahany, Ibn Zakaria mendefinisikan, bahwa “uswah” berarti “qudwah” yang artinya ikutan, mengikuti yang diikuti. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidik Islam, yaitu keteladanan yang baik.1
B. Faktor penghambat dan penunjang Dalam mengatasi hambatan yang ada, segenap pelaksana pendidikan di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang selalu memberikan pengarahan kepada seluruh masyarakat bahwa sekolah di SD memiliki keunggulan lain. Dari sini 1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputar Pers, 2002), Cet.1, hlm.117
75
dapat diambil analisa bahwa masyarakat Kelurahan Proyonanggan dalam memasukkaan
anaknya
ke
sekolah
selalu
mempertimbangkan
efek
keduniawian dan akhirat. Terlihat jelas bahwa masyarakat lebih memilih sekolah di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang yang menjanjikan lulus dengan prestasi tinggi dan bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, yang pada ujungnya berharap anaknya akan mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Serta anak memiliki bekal agama yang telah diajarkan disekolah tersebut. Jika dikaitkan dengan kerangka teoritis yang peneliti sampaikan, maka dapat dianalisa bahwa metode keteladanan Pendidikan Agama Islam memberikan dampak yang positif. Melalui metode keteladanan seorang guru tidak perlu bersusah payah menjelaskan bagaimana seharusnya bersikap. Seorang guru dapat mempraktekkan secara langsung kepada peserta didik. Dengan seperti itu maka peserta didik akan sangat mudah untuk meneladani perilaku guru yang ada di Pendidikan Agama Islam. Satu-satunya alternatif yang dapat diambil oleh guru ialah melalui sikap dan perilaku keteladanan. Nampak jelas bahwa peribahasa jawa yang mengatakan guru adalah sosok orang yang digugu dan ditiru. Dengan kata lain bahwa guru atau pendidik harus mempunyai prinsip yang dapat diterima oleh peserta didik. Selain itu, segala perbuatan, sikap, dan perilaku guru harus memberikan teladan yang sesuai dengan Pendidikan Agama Islam yang dapat diikuti atau dicontoh oleh peserta didik. Seperti yang sudah berlangsung di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang, observasi yang peneliti lakukan menunjukkan
76
adanya hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan gurunya. Tidak ada seorang peserta didik pun yang memiliki rasa takut kepada gurunya, yang ada justru peserta didik bertawadhu, rendah diri, dan menghormati gurugurunya. Pendidik atau guru di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang tidak pernah menunjukkan perilaku yang membuat peserta didik mempunyai rasa takut, karena semenjak kelas I peserta didik sudah dibiasakan menyandarkan rasa takutnya hanya kepada Allah Swt. Melihat kondisi peserta didik yang sudah terbiasa dengan kegiatan yang padat, maka tidak seorang peserta pun yang tidak mengikuti kegiatankegiatan yang dibuat oleh sekolah. Dalam menyusun rencana kegiatan liburan sekolah, pihak sekolah selalu berkoordinasi dan bermusyawarah dengan orang tua atau wali peserta didik, melalui rapat komite, dan rapat wali murid. Dengan cara ini orang tua atau wali peserta didik dapat memberi semangat kepada putra-putrinya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Jika ada permasalahan tentang pribadi peserta didik, sekolah selalu berkomunikasi dengan orang tua atau wali peserta didik. Apapun kegiatan yang direncanakan oleh sekolah dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Peneliti menanggapi bahwa langkah tersebut merupakan langkah yang positif. Melalui langkah tersebut maka tindakan moral dapat dihindari. Melihat betapa besar pengaruh budaya, maka perlu adanya penanaman keteladanan Agama Islam sejak dini. Terutama bagi peserta didik di SD Negeri Proyonanggan 06 Batang.
77
Dengan demikian peserta didik tidak akan terjerumus dalam pergaulan budaya baru yang berdampak negatif bagi perkembangan peserta didik itu sendiri. Nampak jelas bahwa ruang gerak peserta didik dibatasi oleh kegiatankegiatan yang positif. Kajian ini menunjukkan bahwa semakin banyak waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka semakin terbuka lebar kesempatan peserta didik untuk berbuat hal-hal yang kurang baik. Sebaliknya semakin sedikit waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka kesempatan berbuat hal-hal yang tercela akan semakin berkurang, bahkan tidak ada kesempatan untuk itu. Berdasarkan pembahasan diatas perilaku-perilaku pendidik yang patut diteladani oleh peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Sopan terhadap guru 2. Bersalaman sebelum melakukan pembelajaran 3. Membaca surat pendek sebelum pelajaran 4. Membaca asmaul husna 5. Wudhu 6. Sholat berjamaah 7. Menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku 8. Menjalin kerukunan antar sesama Perilaku-perilaku diatas, SD Negeri Proyonanggan 06 Batang telah melaksanakannya dengan baik, sehingga siswa-siswi sekolah meneladani yang baik.