BAB III NILAI-NILAI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 WONOTUNGGAL BATANG A. Tinjauan Umum Sekolah 1. Deskripsi Singkat SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang terletak di jalan raya Wates Wonotunggal Batang. SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang ini berdiri sejak 22 Agustus 2007. Pada mulanya sekolah ini belum memiliki gedung sendiri sehingga kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan menumpang di sekolah lain dan kegiatan belajar mengajar dilakukan sore hari bergantian dengan sekolah lain. Seiring berjalannya waktu SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang telah memliki gedung sendiri di atas lahan yang cukup luas yakni 3.200m2. Selain itu, suasana sekolahpun sangat nyaman karena berada di daerah pedesaan yang masih banyak pohon besar dan tinggi. Bahkan sekolah juga memiliki hutan sekolah dan menambah suasana sekolah semakin nyaman dan sejuk. Ditambah dengan keadaan jalanan yang cukup sepi, membuat keadaan sekolah menjadi lebih tenang. Diusianya yang baru delapan tahun ini, SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang berkembang cukup pesat. Yang pada awalnya belum memiliki gedung sendiri kini sudah memiliki gedung sendiri bahkan sarana
54
55
prasarana yang cukup memadai dan mendukung kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.1 2. Letak Geografis SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang terletak di jalan raya Wates desa Wates kecamatan Wonotunggal kabupaten Batang. Dengan luas tanah ±3.200m2 atas hak milik sekolah.2 Adapun batas wilayahnya adalah sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan warga sekitar SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang. b. Sebelah selatan berbatasan dengan hutan. c. Sebelah barat berbatasan dengan SDN 1 Wates Wonotunggal. d. Sebelah utara berbatasan dengan hutan. 3. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang a. Visi: “Terwujudnya sekolah dan lulusan yang bermutu dan berdaya saing dalam prestasi, berakhlak mulia dan mandiri” b. Misi: 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki. 2) Menumbuhkan semangat daya saing dalam prestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
1 2
Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang
56
3) Menumbuhkan pemahaman dan penghayatan serta pengamalan ajaran agama, menaati norma yang ada sebagai sumber kearifan, ketertiban dan kedisiplinan dalam bertindak di berbagai lingkungan kehidupan. 4) Membekali siswa dengan suatu keterampilan hidup (life skill) sebagai modal dalam hidupnya. 5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.3 c. Tujuan: 1) Terwujudnya peningkatan mutu sekolah ditandai dengan jumlah siswa yang lulus dengan standar kompetensi lulusan yang tinggi. 2) Terwujudnya peningkatan jumlah siswa yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi setiap tahunnya. 3) Terwujudnya pemberian bekal keterampilan kepada siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 4) Terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar serta bimbingan secara efektif dan efisien, sehingga diperoleh hasil (out come) yang sangat memuaskan. 5) Tersedianya tenaga pendidika dan kependidikan yang memenuhi standar yang ditetapkan, sebagai pendukung terwujudnya KBM dan bimbingan yang efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.4
3 4
Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang
57
4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang yang dipergunakan dalam pembelajaran untuk menunjang proses belajar mengajar, diantaranya: a. Kantor kepala sekolah (1 ruang) b. Kantor guru (1 ruang) c. Kelas (16 ruang) d. Koperasi sekolah (1 ruang) e. Laboratorium bahasa (1 ruang) f. Laboratorium komputer (1 ruang) g. Laboratorium biologi dan fisika (1 ruang) h. Perpustakaan (1 ruang) i. Ruang PMR (1 ruang) j. Ruang OSIS (1 ruang) k. Toilet guru (3 ruang) l. Toilet siswa (3 ruang) m. Mushola n. Lapangan upacara dan olah raga o. Tempat parkir p. Proyektor dan LCD q. Multimedia r. Meja dan kursi guru serta kepala sekolah s. Meja dan kursi siswa t. Papan tulis, kapur dan spidol
58
u. Papan kreasi siswa (majalah dinding).5 5. Struktur Organisasi Pelaksana Pendidikan SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2015/20166 a. Kepala Sekolah
: Drs. Slamet Riyadi, M. Pd., Kons
1) Pembagian Tugas Wakil Kepala Madrasah dan Pembina a) Waka. Kurikulum
: Dwis Aprillia Cessnawati, S. Pd
b) Waka. Kesiswaan
: Mochamad Ardiek, S. Pd
c) Waka. Sarpras
: Moh. Ambardhy, S. Pd
d) Waka. Humas
: Ahmad Ahsanal Kholikin, S. Kom
2) Guru BP/BK
: Anita, S. Pd
3) Bendahara Sekolah
: Magfuroh, S. Pd
4) Kepala a) Lab Biologi dan fisika
: Moh. Machfud Syaifudin, S. Pd. Si
b) Lab Bahasa
: Muhammad Arsyad, S. Pd
c) Lab Komputer
: Ahmad Ahsanal Kholikin, S. Kom
d) Perpustakaan
: Endang Purwanti, SS
e) Tata Usaha
:Atjep Junanto Edi Djatmiko
5) Pembina OSIS
: Mochamad Ardiek, S. Pd
6) Pembina PRAMUKA
: Septian Kukuh Satria, S. Pd
7) Pembina Keagamaan
: M. Taufiq Bakti Hutama, M. Ag
8) Pembina PMR
: Yuli Eko Prasetyawan, S. Pd
9) Pembina Kesenian
: Theresia Ratna Wiharyanti, S. Pd
6. Keadaan Guru SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang 5
Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang
6
59
Tabel 47 No.
Nama
Status
1
Drs. Habibi, M. Pd
Guru Umum
2
Dwis Aprillia Cessnawati, S. Pd
Guru Umum
3
Muhammad Ikhsan, SS, M.
Guru Umum
Hum 4
Magfuroh, S. Pd
Guru Umum
5
Tesi Nuraeni, S. Pd
Guru Umum
6
Ahmad Zaenuri, S. Pd
Guru Umum
7
Atjep Junanto Edi Djatmiko
Guru Umum
8
Mochamad Ardiek, S. Pd
Guru Umum
9
Ahmad Ahsanal Kholikin, S.
Guru Umum
Kom 10
Liliek Ardhiyanto, S. Pd
Guru Umum
11
Indah Kartikasari S. Pd
Guru Umum
12
Hayuning Tri Budhi, S. Pd
Guru Umum
13
Moh. Ambardhy, S. Pd
Guru Umum
14
Moh. Machfud Syaifudin, S. Pd.
Guru Umum
Si
7
15
Anita, S. Pd
Guru Umum
16
Muhammad Arsyad, S. Pd
Guru Umum
17
M. Arif Rahman Hakim, SS
Guru Umum
Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang
60
18
Beny Meilon, S. Pd
Guru Umum
19
Wisnu Ardlian Sugiyarto, M. Pd
Guru Umum
20
Endang Purnawati, SS
Guru Umum
21
Kurnia Wijayanti, SS
Guru Umum
22
Theresia Ratna Wijayanti, S. Pd
Guru Umum
23
Septian Kukuh Satria, S. Pd
Guru Umum
24
Yasona Kartika Putri, S. Pd
Guru Umum
25
Yuli Eko Prasetyawan, S. Pd
Guru Umum
26
M. Taufiq Bakti Hutama, M. Ag
Guru Agama
7. Keadaan Peserta Didik SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Secara keseluruhan SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang memiliki 385 siswa pada tahun pelajaran 2015/2016. Adapun jumlah siswa secara rinci dapat dilihat dari tabel di bawah ini.8 Tabel 5 Jumlah No.
Kelas/Program
Jumlah
Siswa
Rom
siswa
Bel
L
P
seluruhnya
X1
1
14
15
29
X2
1
12
16
28
X3
1
12
18
30
X4
1
13
17
30
1.
8
Dokumentasi SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang
61
X5
1
12
17
29
Jumlah kelas X
5
63
83
146
XI IPA 1
1
12
18
30
XI IPA 2
1
12
17
29
2
24
35
59
XI IPS 1
1
11
18
29
XI IPS 2
1
12
18
30
2
23
36
59
Jumlah kelas XI
4
47
71
118
XII IPA
1
14
26
40
1
14
26
40
XII IPS 1
1
18
21
39
XII IPS 2
1
20
22
42
2
38
43
81
3
52
69
121
12
162
223
385
Jumlah kelas XI IPA 2
Jumlah kelas XI IPS
Jumlah kelas XII IPA 3
Jumlah kelas XII IPS Jumlah kelas XII Jumlah semua kelas X+XI+XII
62
B. Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Terkait nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam, kepala sekolah, waka kurikulum dan waka kesiswaan terkait nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam pendidikan agama Islam. Berikut ini adalah hasil wawancara terkait nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang. Informan pertama Ibu Dwiss Aprillia Cesnawati, beliau mengatakan: “Di sini nilai-nilai pendidikan antikorupsi harus dimasukkan ke dalam semua mata pelajaran. Termasuk mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dan dalam setiap kegaiatan belajar mengajar guru paling tidak harus memasukkan minimal satu nilai dari kesembilan nilai pendidikan antikorupsi”.9 Informan kedua Bapak M. Taufiq Bakti Hutama, beliau mengatakan: “Nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang meliputi kesembilan nilai-nilai pendidikan antikorupsi yaitu nilai kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan keadilan. Nilai-nilai pendidikan antikorupsi ini terkandung dalam materi-materi mata pelajaran pendidikan agama Islam baik di kelas X, XI dan XII. Selain dalam materi pelajaran pendidikan agama Islam, nilai-nilainya juga terkandung dalam setiap kegiatan belajar mengajar melalui penyampaian dan pembiasaan sikap yang selalu saya ajarkan dan latih kepada para siswa”.10 Informan ketiga bapak Slamet Riyadi, beliau mengatakan:
9
Dwiss Aprillia Cessnawati, Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016 10 M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
63
“kami menghimbau kepada semua guru untuk memasukkan nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam setiap kegiatan belajar mengajar.”11
Informan keempat bapak Mochamad Ardiek, beliau mengatakan: “sesuai dengan penyelenggaraan pendidikan antikorupsi di sini, kami bersama para guru tidak hanya memasukkan nilai-nilai pendidikan antikorupsi ke dalam mata pelajaran saja. kami juga menekankan pada pembiasaan sikap. Apalagi mata pelajaran pendidikan agama Islam yang banyak menekankan akhlak, kami minta kepada sang guru untuk selalu memasukkan nilai-nilai pendidikan antikorupsi juga harus melakukan pembiasaan sikap kepada para siswa”.12 Adapun terkait nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam materi mata pelajaran pendidikan agama Islam, penulis melakukan observasi dan dokumentasi terhadap RPP kelas X, XI, dan XII dan berikut hasilnya:13 1. Nilai Kejujuran Nilai kejujuran ini terdapat dalam materi tentang manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi pada kelas X dan pada kelas XI terdapat dalam materi kompetisi dalam kebaikan dan hukum Islam tentang muamalah. 2. Nilai Kepedulian Nilai kepedulian ini terdapat dalam materi zakat, haji dan wakaf pada kelas X. Materi ayat Al Qur’an tentang menyantuni kaum dhuafa dan perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup pada kelas XI. Adapun pada kelas XII terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang anjuran bertoleransi. 3. Nilai Kemandirian
11
2016.
12
Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari
Mochamad Ardiek, Waka Kesisiwaan, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 13 Pengamatan dan Observasi RPP kelas X, XI dan XII Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
64
Nilai kemandirian ini pada kelas X terdapat dalam materi manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi, keikhlasan dalam beribadah, keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode Mekkah, dan pada ayat Al Qur’an tentang Demokrasi. 4. Nilai Kedisiplinan Nilai kedisiplinan ini terdapat pada materi kelas XI tentang kompetisi dalam kebaikan. 5. Nilai Tanggung Jawab Nilai tanggung jawab pada kelas X terdapat dalam materi manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi, ayat Al Qur’an tentang demokrasi. Pada kelas XI terdapat dalam materi kompetisi dalam kebaikan, taubat dan raja’, hukum Islam tentang muamalah, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan hukum Islam tentang pengurusan jenazah. Dan pada kelas XII terdapat dalam materi ayat al Qur’an tentang etos kerja. 6. Nilai Kerja Keras Nilai kerja keras pada kelas X terdapat dalam materi manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan keteladanan Rosulullah dalam membina umat periode Mekkah. Pada kelas XI terdapat dalam materi kompetisi dalam kebaikan. Dan pada kelas XII terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang etos kerja dan iman kepada qadha dan qadar. 7. Nilai Kesederhanaan Nilai kesederhanaan pada kelas X terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang keikhlasan dalam beribadah, membiasakan perilaku perilaku
65
terpuji tentang adab berpakaian dan berhias. Pada kelas XI terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa. 8. Nilai Keberanian Nilai keberanian ini terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang demokrasi pada kelas X dan materi khutbah, tabligh dan dakwah pada kelas XI. 9. Nilai Keadilan Nilai keadilan ini pada kelas X terdapat dalam materi ayat Al Qur’an tentang demokrasi. Pada kelas XI dalam materi muamalah dan pada kelas XII terdapat dalam materi perilaku terpuji adil dan hukum Islam tentang waris. C. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang 1. Pendidikan Antikorupsi di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Terkait pendidikan antikorupsi di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang, guru memberikan tanggapannya dalam wawancara sebagai berikut. Informan pertama bapak Slamet Riyadi menjelaskan asal mula pendidikan antikorupsi di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang, beliau mengatakan: “Waktu itu kita mendapat surat undangan dari Kemendikbud untuk menghadiri bimtek dan MOU pendidikan antikorupsi”14
Lebih lanjut bapak Slamet Riyadi menjelaskan tentang usaha sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan antikorupsi, beliau mengataka bahwa: 14
2016.
Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari
66
“Yang pertama kita melakukan sosialisasi kepada para siswa, kita sampaikan dalam upacara terkait pentingnya pendidikan antikorupsi. Yang kedua mengadakan workshop integritas dengan tema menyemai generasi baru antikorupsi kegiatan ini diikuti sekitar 30 siswa yang mewakili OSIS, Pramuka, PMR dan ekstrakurikuler lainnya. Yang ketiga kita juga mengadakan seminar sosialisasi pendidikan antikorupsi dan ikrar pelajar antikorupsi kurang lebih diikuti 100 peserta baik pihak dari SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang sendiri dan juga pihak luar sekolah Kita juga membuat mural antikorupsi waktu itu, hanya saja sekarang sudah dicat polos. Ada juga poster-poster antikorupsi. Kita juga memiliki kantin kejujuran, ya walaupun kadang nampak kurang efektif karena pemasukan dan pengeluarannya tidak sesuai. Lebih jelasnya tanyakan sama waka kurikulum sama kesiswaan saja”.15
Informan kedua bapak Mochamad Ardiek, beliau mengatakan: “Kita mengadakan berbagai kegiatan mulai dari sosialisai, seminar, lomba membuat mural dan poster tentang antikorupsi”.16 Penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan antikorupsi di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang, guru memberikan tanggapannya dalam wawancara. Informan bapak Slamet Riyadi, beliau mengatakan: “Semua warga sekolah tentunya, namun waka kurikulum dan waka kesiswaan yang saya beri tanggung jawab, juga semua guru mata pelajaran.”17 Terkait dengan kantin kejujuran di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang guru memberikan tanggapannya dalam wawancara sebagai berikut. Informan bapak Slamet Riyadi: “Kantin kejujuran berjalan kurang efektif, karena antara antara pemasukan dan pengeluaran kadang kurang sesuai.”18
15
2016.
16
Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari
Mochamad Ardiek, Waka Kesisiwaan, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 17 Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 18 Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
67
2. Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang Terkait integrasi nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. Penulis melakukan wawancara dengan dua informan yaitu waka kurikulum dan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Informan pertama ibu Dwiss Aprillia Cesnawati, beliau mengatakan: “Di sini pendidikan di integrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Hanya saja seharusnya melalui proses pengembangan kurikulum, terus juga memasukkan ke dalam silabus dan RPP saja. namun, kita masih bingung memasukkannya dibagian mana. Jadi, kita membebaskan kepada semua guru untuk mengembangkan sendiri-sendiri dan kita meminta kepada mereka untuk mencantumkan dan menekankan paling tidak salah satu dari kesembilan nilai antikorupsi”.19
Informan kedua bapak M. Taufiq Bhakti Hutama,
beliau
mengatakan: “Proses integrasinya yang pertama dengan mengembangkan sedikit RPP yang sudah ada sesuai permintaan waka kurikulum. Selain di RPP, saya lebih suka mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan antikorupsi melalui pembiasaan sikap. Misalnya nilai kejujuran, ya kejujuran kita latih dan biasakan pada siswa dengan kejujuran dalam mengerjakan tugas atau ulangan. Kejujuran pada kemampuan sendiri, jika kurang paham pada materi yang diajarkan saya selalu memancing anak-anak untuk terus bertanya. Jujur ketika melihat kecurangan, misal melihat temannya menyontek. Hanya saja untuk itu saya minta pada mereka untuk melaporkannya langsung kepada saya tidak boleh di depan umum, karena takutnya ketika di depan umum siswa yang menyontek itu bisa saja menjadi dendam kepada siswa pelapor karena sudah mempermalukannya. Nah ketika langsung dilaporkan ke saya, ya saya hanya akan menasehati dia berdua saja. saya dekati, agar dia tidak merasa takut justru membuatnya malah sadar kalau dia sudah berbuat salah”.20
19
Dwiss Aprillia Cessnawati, Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016 20 M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
68
Selanjutnya bapak M. Taufiq Bhakti Hutama mengatakan: “Ya strateginya dilakukan dengan mengembangkan RPP yang ditambah nilainilai pendidikan antikorupsi dan juga dengan pembiasaaan sikap. Lebih banyak ke pembiasaaan sikap”.21 Dalam
wawancara
guru
memberikan
tanggapan
terkait
pengembangan kurikulum mata pelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan antikorupsi. Ibu Dwiss Aprillia Cesnawati mengatakan: “Tidak ada kurikulum khusus sih, yang terpenting semua guru wajib mengajarkan kesembilan nilai pendidikan antikorupsi.”22 Bapak M. Taufiq Bakti Hutama mengatakan: “Di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang untuk kurikulumnya seperti kurikulum pada sekolah lain, hanya saja guru diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulumnya. Guru diberi kebebasan untuk mengembangkan RPP, metode, media dan sumber belajar yang digunakan. Karena guru lebih tahu apa yang cocok untuk diterapkan kepada para siswanya. Memang secara khusus tidak ada kurikulum yang dibuat terkait pendidikan antikorupsi. Karena di sini penyelenggaraan pendidikan antikorupsi diserahkan kepada gurunya masing-masing”.23 “untuk integrasi nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan oleh guru. Dengan mengembangkan sendiri silabus, RPP dan materi. Karena di sini belum ada pelatihan khusus untuk membuat silabus ataupun RPP yang terintegrasi dengan pendidikan antikorupsi. Maka guru berinisiatif mengembangkannya secara mandiri. Selain mengembangkan RPP, guru juga melakukan pengembangan dalam penggunaan metode, media dan sumber belajar”.24 Dalam mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Wonotunggal Batang tentunya ada pembelajaran yang digunakan. 21
M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 22 Dwiss Aprillia Cessnawati, Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016 23 Dwiss Aprillia Cessnawati, Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016 24 M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
69
Informan bapak M. Taufiq Bhakti Hutama, beliau mengatakan: “Untuk metode ya saya pake metode pembelajaran biasa seperti ceramah, tanya jawab, praktek, diskusi, dan keteladanan kadang saya juga menggunakan metode kartu sortir ya. Kalau untuk model pembelajaraan terkait nilai-nilai pendidikan antikorupsi saya menggunakan pembiasaan sikap ketika KBM berlangsung. Namanya membangun karakter pada anak kan tidak cukup jika hanya teori saja, menurut saya dengan pembiasaan akan lebih mengena pada anak. Misalnya dalam kelas saya, ketika ada siswa yang terlambat mereka saya beri hukuman dengan memakai kalung “saya malu datang terlambat” sampai jam sekolah. Awalnya banyak siswa yang harus memakai. Tapi lama-lama mungkin mereka malu karena menjadi pusat perhatian, akhirnya ya dengan sendiri mereka selalu disiplin, prosesnya sangat lama si itu tapi setidaknya lebih baiklah. Pembelajaran PAI sendiri tidak saya lakukan di dalam kelas saja, karena saya sadar betul ketika kita selalu belajar di dalam kelas pasti merasa bosan, maka kadang anak-anak saya ajak belajar di mushola. Di mushola tidak hanya belajar, mereka saya ajak untuk rutin melakukan sholat dhuha setiap jam istirahat sekolah, dan jam pelajaran saya. Kadang juga pelajaran di lakukan di kebun sekolah, sayangkan kalau kita memiliki kebun yang nyaman dan sejuk jika tidak digunakan sebagai tempat belajar kita. Anak-anak kan juga butuh tempat terbuka untuk belajar agar mereka tidak bosan dan jenuh. Tentunya pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan. Kadang kita juga belajar keluar sekolah seperti ketika ada materi tentang jual beli, mereka saya ajak ke pasar untuk melihat langsung proses jual beli”.25 Terkait dengan evaluasi pendidikan antikorupsi, para
guru
memberikan tanggapannya dalam wawancara sebagai berikut. Informan pertama ibu Dwiss Aprillia Cesnawati, beliau mengatakan: “Tidak ada metode khusus untuk mengevaluasinya sih, Cuma biasanya para guru menggunakan penilaian observasi. Karena mengevaluasi sikap atau karakter kurang pas ya kalo dengan megerjakan soal”.26 Informan kedua bapak M. Taufiq Bakti Hutama, beliau mengatakan bahwa: “Untuk evaluasi saya menggunakan metode observasi ya saya mengamati setiap anak dengan indikator yang saya buat sendiri”.27 25
M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 26 Dwiss Aprillia Cessnawati, Waka Kurikulum, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016
70
Terkait kesulitan yang dihadapi guru dalam mengintegrasikan nilainilai pendidikan antikorupsi dalam pendidikan agama Islam, bapak Taufiq Bakti Hutama mengatakan: “Kesulitannya ya itu dalam penyusunan kurikulum dan silabus serta RPP. Tapi berhubung wakurnya sudah memberi arahan untuk menambah satu halaman dalam setiap RPP jadi ya sedikit lebih memudahkan kita”.28 3. Pengembangan Kegiatan Kesiswaan Terkait
pengembangan
kegiatan
kesiswaan,
berikut
hasil
wawancaranya. Informan bapak Mochamad Ardiek, beliau mengatakan: “Untuk pengembangan kegiatan kesiswaan kita lakukan pada organisasi dan ekstrakurikuler sekolah, seperti OSIS, Pramuka, PMR, ROHIS, Mading Sekolah, PKS juga”.29 Terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut, bapak Mochamad Ardiek mengatakan: “Untuk semua kegiatan kita sering mengajak mereka untuk melakukan kegiatan sosial seperti OSIS dan ROHIS yang diberi tanggung jawab dalam kegiatan zakat fitrah dan qurban. Mereka bersama, turun ke masyarakat. PMR juga sering diajak mengadakan kegiatan sosial seperti kerja bakti di lingkungan sekitar sekolah, donor darah ya walaupun antusiasme untuk donor darah masih sangat kurang karena kebanyakan mereka takut jarum. Misal ada kegiatan perayaan hari besar Islam ROHIS dan OSIS diminta bersama untuk menjadi panitianya. Untuk PKS mereka bertugas menjaga keamanan sekolah, contohnya di pagi hari mereka membantu mengatur lalu lintas, ya padahal jalan depan sekolah kita boleh dibilang cukup sepi maklum di tengah hutan. Untuk yang hobi nulis, curhat ataupun kampanye biasanya mereka aktif di Mading Sekolah, mereka sering kita minta untuk membuat tulisanr-tulisan tentang antikorupsi. Meskipun kegiatan-kegiatan tadi terlihat sederhana, sebenarnya lebih efektif dalam penyelenggaraan pendidikan antikorupsi karena tidak Cuma sekedar teori namun mereka langsung mempraktekannya. Dari kegiatan tersebut juga 27
M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 28 M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 29 Mochamad Ardiek, Waka Kesisiwaan, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
71
terkandung kesembilan nilai pendidikan antikorupsi. Nah, ketika mereka sudah terbangun dan terbentuk sikap antikkorupsi tentunya keadaan sekolah menjadi lebih tenang, damai dan tenteram”.30 Kegiatan-kegiatan keagamaan juga menyelenggarakan pendidikan antikorupsi. Berikut hasil wawancaranya. Informan bapak M. Taufiq Bhakti Hutama, beliau mengatakan: “ROHIS ya, karena kebetulan saya yang mengampu ROHIS. Saya bersama anak-anak bertugas mengaktifkan mushola sekolah. Ada juga kegiatan sosial yang kita lakukan, untuk menumbuhkan rasa kepedulian mereka. Saya biarkan mereka untuk mandiri membuat kegiatan di mushola yang menarik. Dengan begitu setidaknya mereka akan memiliki rasa tanggung jawab dan berani. ROHIS ini aktif berkumpul setiap hari ya setelah jam sekolah selesai ya kadang hanya sekedar berbagi cerita saja tapi ini membuat mereka menjadi lebih solid”.31 4. Pembiasaan Perilaku Informan bapak Mochamad Ardiek, beliau mengatakan: “Kita juga melakukan pembiasaan sikap antikorupsi ya, seperti kita meminta kepada siswa untuk mengadakan kas sosial kelas jadi ketika ada teman yang sakit atau terkena musibah kas itu bisa digunakan untuk membantu. Pengadaan kas sosial kelas ini sebenarnya betujuan agar sesama siswa memiliki rasa saling peduli. Ketika mereka saling peduli tentu tidak akan terjadi bullying seperti yang sering diberitakan itu. Kita juga memiliki pos pengadaan barang. Pos ini menampung barang-barang yang ditemukan ataupun laporan kehilangan. Dalam pos ini tidak bisa dengan mudah mengaku-ngaku barang yang telah ditemukan. Karena kita biasanya ketika kita menemukan barang, kita tidak pernah mengumumkannya secara jelas dan detail. Seperti kasus yang baru beberapa minggu lalu ketika ada yang menemukan HP, yang kita umumkan hanya telah ditemukan HP bagi yang merasa kehilangan silahkan datang ke pos. Kadang ada juga anak mencoba untuk menipu kita. Sebenarnya dalam semua aktivitas ataupun kegiatan sekolah kita masukkan nilai-nilai pendidikan antikorupsi hanya saja kurang disadari”.32
30
Mochamad Ardiek, Waka Kesisiwaan, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 31 M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016. 32
Mochamad Ardiek, Waka Kesisiwaan, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.
72
Selain dengan pembiasaan perilaku, para siswa juga terus di motivasi untuk menjadi generasi yang antikorupsi. Berikut hasil wawancara dengan para guru. Informan pertama bapak Slamet Riyadi, beliau mengatakan: “Kita mulai dari penyampaian komitmen antikorupsi setiap upacara, dalam berbagai kegiatan kita selalu menyemangati pasa siswa untuk menjadi generasi yang antikorupsi”.33 Informan kedua bapak M. Taufiq Bakti Hutama, beliau mengatakan: “Saya motivasi mereka dengan cerita tentang korupsi ya”34
33
2016.
34
Slamet Riyadi, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari
M. Taufiq Bakti Hutama, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam , Wawancara Pribadi, Wonotunggal Batang, 5 Februari 2016.