BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG
Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan dilakukan analisis supaya hasil penelitian yang didapat lebih bermakna. Dalam analisis ini akan dikaitkan antara penelitian yang ada pada bab tiga dengan teori yang disebutkan di bab dua. A. Analisis Peran Guru PAI dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang Berdasarkan analisis, secara umum peran guru pendidikan agama islam dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang meliput sebagai pendidik dan sebagai teladan. Berikut ini adalah penjelasan dari analisis peran guru PAI dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang yaitu sebagai berikut : 1. Sebagai Pendidik Sebagai seorang pendidik guru PAI tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tentang agama saja melainkan juga harus bisa mendidik peserta didiknya agar menjadi pribadi baik yang berkarakter baik dan berakhlak mulia. Dalam hal ini guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan perannya sebagai pendidk dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal ini sebagaimana ibu Nur hidayanti jelaskan bahwa apabila ingin mendidik peserta didik disiplin dalam berpakaian maka harus bisa memberikan contoh pada peserta didik dengan memulai dari dirinya sendiri dalam berpakaian selalu menggunakan rok bajunya tidak ketat dan selalu disetrika supaya kelihatan rapi dan sopan. Tujuannya adalah agar
79
80
peserta didik dapat termotivasi untuk meniru cara berpakaian yang dicontohkan oleh gurunya tersebut. Kedisiplinan dalam berpakain berupa berpakaian rapi dan sopan sesuia dengan aturan yang ditentukan oleh sekolah merupakan contoh yang diberikan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI
di SD Negeri 01
Kandeman Batang dalam mendidik peserata didiknya untuk bertanggung jawab dan mendidik peserta didik dalam kedisiplinan.1 Oleh karena itu sebagai pendidik guru harus menjadi tokoh dan panutan yang baik bagi para peserta didiknya. Hal ini sesuai dari pendapat E. Mulyasa guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya. Untuk itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.2 2. Sebagai pengajar Salah satu peran guru adalah sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran. Untuk itu sebagai pengajar guru harus membantu peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui dan memahami materi pembelajaran agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran yang telah diajarkan selain itu juga guru juga harus bisa mengajarkan pada peserta didik nilai-nilai yang positif agar peserta didik memiliki karakter yang baik. Dalam hal ini guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan perannya sebagai pengajar dengan baik. sebagaimana dikatakan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI di SD
1
Nur hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 2 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal 37
81
Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang bahwa sebagai pengajar tugas guru adalah menyampaikan materi pembelajaran pada peserta didik selain itu juga mengajarkan pada peserta didik nilai-nilai positif seperti kejujuran. Contohnya melatih kejujuran ketika mengerjakan ulangan tidak mencontek. 3 Dalam perannya sebagai pengajar , guru bertugas mengajarkan peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat E. Mulyasa bahwa guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui peserta didik dan memahami materi standar yang dipelajari.4 3. Sebagai pembimbing Sebagai guru salah satu tugasnya adalah membimbing peerta didiknya dalam segala hal baik dalam materi pembelajaran maupun dalam sikap dan perbuatan peserta didiknya. Untuk itu sebagi pembimbing guru harus bisa membimbing peserta didiknya ketika ada perserta didik yang bermasalah baik dalam menerima materi pembelajaran maupun sikapnya. Dalam hal ini guru PAI SD Negeri Teglsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan perannya sebagai pembimbing dengan baik. sebagaimana dikatakan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang bahwa sebagai pembimbing guru harus bisa menjadi pembimbing bagi peserta didiknya ketika dalam materi pelajaran maupun dalam sikapnya. Misalnya ketika ada yang sering melanggar peraturan sekolah sebagai guru harus bisa membimbing anak tersebut dengan cara dinasehati dengan baik
3
Nur hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal 38
82
agar anak tersebut dapat merubah sikapnya menjadi lebih baik dan taat aturan.5 Dalam perannya sebagai pembimbing guru bertugas membimbing para peserta didiknya dalam mencari ilmu pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas perjalanan moral maupun spiritual peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa bahwa guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut mental tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. 6 4. Sebagai penasehat Sebagai penasehat salah satu tugasnya adalah sebagai penasehatbagi para peserta didiknya. Untuk itu sebagai penasehat guru
harus bisa menjadi
penasehat untuk peserta didiknya baik yang bermasalah dalam pelajaran maupun dalam perilakunya. Dalam hal ini guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan perannya sebagi penasehat dengan baik. sebagaimana dikatakan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang bahwa sebagai penasehat guru harus bisa memberikan nasehat-nasehat dan solusi yang baik pada peserta didik yang bermasalah dalam pelajaran maupun sikapnya. Contohnya ketika ada peserta didik yang memiliki perilaku kurang baik di sekolah sebagai guru
5
Nur hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal 40-41
83
saya harus bisa merubah perilaku anak tersebut agar menjadi lebih baik dengan cara dinasehati dengan pelan dan baik.7 Dalam perannya sebagai penasehat guru bertugas sebagai penasehat untuk peserta didiknya dalam pelajaran maupun sikapnya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Mulyasa guru adalah seorang penasehat bagi peserta didiknya, bahkan bagi orang tua.8 5. Sebagai teladan Sebagai teladan tentu saja apa yang dilakukan guru akan mendapat perhatian khusus peserta didik serta orang tua dan orang-orang di sekitar lingkungan sekolah. Untuk itu seorang guru harus bisa menjaga sikap dan perilakunya dan harus bisa memberikan contoh yang baik bagi para peserta didiknya. Dalam hal ini guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan perannya sebagai teladan dengan baik. sebagaiman dikatakan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang bahwa untuk menanamkan karakter pada peserta didik seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik karena pada dasarnya peserta didik cenderung suka mencotoh sikap, perbuatan, kebiasaan dan perilaku yang dilakukan oleh gurunya disekolah . oleh karena itu akan lebih mengena jika gurulah yang memberikan contoh langsung kepada peserta didiknya. 9 Keteladanan seorang guru berupa kedisiplinan selalu tepat waktu dalam menjalankan ibadah sholat dhuhur berjama’ah disekolah merupakan contoh teladan yang baik bagi peserta didiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat E.
7
Nur hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal 43 9 Nur hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015
84
Mulyasa bahwa guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didiknya dan semua orang yang ada di lingkungannya. Untuk itu guru harus memberikan teladan yang baik agar ditiru peserta didiknya karena apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan oleh peserta didik dan orang tua maupun orang-orang disekitar lingkungan sekolah.10 B. Analisis Metode Pembentukan Karakter Peserta Didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang
Medote dalam pembentukan karakter peserta didik diSD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang. Dalam proses pembelajaran tentunya
didalamnya ada metode yang digunakan guru untuk mempermudah guru untuk menyampaikan materi yang akan di sampaikan kepada siswa siswanya. Ada banyak macam metode yang di gunakan antara lain: metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode hadiah dan hukuman. Berikut ini adalah penjelasan dari 3 metode tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Metode keteladanan Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh untuk mengembangan sikap dan perilaku peserta didik. Dalam hal ini pendidik diharapkan memiliki tingkah laku yang baik dan dapat memberikan contoh pada peserta didiknya. Pendidik senantiasa berbuat baik di dalam maupun luar kelas, karena pendidik itu ibaratnya adalah cermin yang selalu dicontoh oleh peserta didiknya, baik sikap, sifat dan perilakunya, karena itu pendidik
10
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 46
85
harus berhati-hati dalam bersikap. Hal ini akan mendorong pendidik untuk berfikir dua kali ketika mengambil sikap. Metode keteladanan adalah suatu metode dengan cara memberikan teladan yang baik. keteladanan dapat diajarkan secara langsung melalui kata-kata kepada para peserta didik. Peserta didik harus menggunakan bahasa yang baik dan sopan, berjabat tangan dengan pendidik sebelum dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung, dan peserta didik harus menghormati orang yang lebih tua. Keteladanan yang selalu pendidik ajarkan kepada peserta didik, berjalan dengan lancar dan sukses. Peserta didik menjadi anak yang sopan dan tahu tata krama, sebagaiman seharusnya bersikap terhadap orang yang lebih tua dan orang yang lebih muda. Kedeladan yang dilakukan oleh guru SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah dilaksanakan dengan baik. Sebagaimana dikatakan Ibu Nur Hidayanti selaku Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang bahwa untuk membentuk karakter peserta didik harus dilakukan dengan cara memberikan contoh secara real dan kongkret contohnya dengan bertutur kata sopan.11 Keteladanan berupa perkataan atau ucapan yang baik
dan sopan dapat
menjadikan peserta didik berkarakter satun. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Suraji dimana keteladanan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti cara berbicara, cara berpakaian, cara bersikap dan sebagainya.12 2. Metode pembiasaan
11
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang , Wwancara tgl. 9 Oktober 2015 12 Imam Suraji, Prinsip-pripsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits, ( Pekalongan: Sain Pekalongan Press, 2011), hal. 196-200
86
Pembiasaan adalah salah satu metode yang digunakan dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang. Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pendidikan dan pembinaan peserta didik. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan seorang pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi peserta didiknya. Untuk itu guru harus memberikan pembiasaan-pembisaan yang baik agar peserta didik terbiasa melakukan hal-hal yang baik misalnya dengan mengadakan sholat dhuhur berjama’ah di sekolah. Dalam hal ini guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan metode pembiasaan dengan baik. sebagaimana dijelaskan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI di Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang karakter peserta
SD
bahwa upaya untuk membentuk
didik salah satunya dengan mengadakan sholat dhuhur
berjama’ah di sekolah. Kegiatan ini di lakukan oleh guru dan diikui oleh seluruh peserta didik. Berawal dari pembiasaan itu peserta didik akan terbiasa dan terdorong untuk melaksanakan sholat berjama’ah ketika mendengar kumandang adzan tanpa harus disuruh oleh gurunya.13 Kebiasaan merupakan suatu tingkah laku atau kegiatan tertentu yang sifatnya otomatis serta berlaku begitu saja tanpa dipikir lagi karena telah terbiasa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Suraji bahwa kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan. Pembiasaan merupakan salah satu meode yang sangat efektf dalam proses pendidik peserta didik.14 3. Metode Hadiah atau hukuman
13
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 14 Imam Suraji, Prinsip-pripsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits, ( Pekalongan: Sain Pekalongan Press, 2011), hal.200-201
87
Hadiahmerupakan salah satu alat pendidikan untuk mendidikpeserta didik supaya anak menjadi merasa senang karena perbuatan dan pekerjaannya mendapat penghargaan sedangkan hukuman dapat diartikan sebagai suatu bentuk sanksi yang diberikan pada anak apabila anak melakukan kesalahankesalahan atau pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah melaksanakan metode hadiah dan hukuman dengan baik. sebagaimana dijelaskan oleh ibu Nur hidayanti bahwa memberikan hadiah dan hukuman pada peserta didik merupakan salah satu cara yang dipilih untuk membentuk karakter Peserta didik di SD NegeriTegalsari 01 Kandeman Batang. Memberikan hadiah pada peserta didik berupa pujian ataupun sanjungan pada peserta didik yang rajin dan rutin tidak pernah telat melaksanakan sholat dhuhur berjam’ah. Untuk peserta didik yang melanggar atau tidak melaksanakan sholat berjama’ah akan diberikan hukuman berupa membaca asmaul husna atau menghafalkan surat-surat pendek seperti surat Ad-Dhuha, Adiyat , Az-Zalzalah dan lain-lain. 15 Hadiah dan hukuman merupakan
media yang dilakukan dalam proses
pendidkan peserta didik. Hadiah yang diberikan tidak harus berupa materi bisa dengan pujian langsung pada peserta didiknya. Sedangkan untuk hukumannya berupa membaca asmaul husna dan menghafal surat-surat pendek. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Suraji dimana hadiah yang diberikan pada peserta didik tidak harus berupa materi, tetapi dapat juga berupa ungkapan rasa senang, pujian dan penghargaan. Sedangkan hukuman
15
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015
88
yang diberikan kepada anak tidak boleh berupa tindakan yang dapat membahayakan perkembangan fisik maupun psikisnya.16 C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang Untuk membentuk peserta didik agar berkarakter baik dan berakhlak mulia sesuai yang diharapkan guru dan orang tua pastinya tidak mudah didapat pasti ada faktor – faktor yang mempengaruhinya seperti faktor pendukung maupun penghambat. Dalam pembentukan karakter peserta didik terdapat beberapa faktor diantaranya faktor pendukung dan penghambatnya. 1. Faktor Pendukung Ada dua faktor yang mendukung dalam pembentukan karakter peserta didik di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang diantaranya adalah guru atau pendidik dan sarana serta prasarana yang ada di sekolah. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua faktor pendukung sebagai berikut: a. Guru/pendidik Guru atau pendidik merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Semua sikap, tingkah laku dan perbuatannya sering dijadikan panutan oleh para peserta didiknya di sekolah. Dalam hal ini guru PAI di SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang telah menjadi faktor pendukung yang baik
dalam
proses
membentuk
karakter
peserta
didiknya.
Sebagimana dijelaskan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI bahwa pendidik harus bisa menjadi suritauladan bagi peserta 16
Imam Suraji, Prinsip-pripsip Pendidikan Anak dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits, ( Pekalongan: Sain Pekalongan Press, 2011), hal.204
89
didiknya dengan menunjukan memberikan contoh yang baik seperti selalu melaksanakan sholat berjama’ah , bertutur kata santun dan berpakaian rapi dan sopan.17 Pendidik adalah tokoh yang dijadikan contoh bagi para peserta didiknya. Guru benar-benar menjadi sosok yang digugu dan ditiru oleh peseta didiknya di sekolah sehingga mendorong peserta didik untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudiyono dimana keteladanan guru dapat terwujud dalam memberikan contoh perilaku yang dapat menginspirasi. Sehingga peserta didik termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 18 b. Sarana dan prasarana
Dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung di sekolah
merupakan
faktor
pendukung
dalam
proses
pembentukan karakter peserta didik dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung yang disediakan sekolah seperti adanya musholah dan speaker yang ada di masing-masing kelas. Sekolah dapat mendukung dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai yang disediakan sekolah dapat membantu dalam
17
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 18 Hudiyono, Membentuk Karakter Siswa, ( Jakarta: Erlangga Group, 2012), hal.13
90
program yang dibuat guru PAI untuk membentuk karakter peserta didiknya. 19 2. Faktor Penghambat Dalam pembentukan karakter peserta didik pastinya ada faktor penghambat yang dapat mempengaruhi proses pembentukan karakter peserta didiknya. Faktor penghambat pembentukan karakter di SD Negeri Tegalsari 01 Kandema Batang antara lain adalah sikap orang tua dan lingkungan. a. Sikap orang Sikap orang tua terhadap anaknya dapat mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik. Orang tua yang kurang memperhatikan anaknya dapat berpengaruh terhadap sikap anak yang kurang terkontrol atau cenderung nakal. Anak yang nakal dan sering melanggar aturan sekolah merupakan dampak dari sikap orang tua yang cuek kurang memperhatikan anaknya karena sibuk bekerja. 20 Untuk itu orang tua harus bisa memberikan perhatian terhadap anaknya karena peranan orang tua dalam membentuk karakter anak sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Maimunah Hasan bahwa sikap anak terhadap sekolah dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidik seperti pendidkan agama, budi pekerti dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik.21
19
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 20 Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 21 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hal. 19
91
b. Lingkungan
Salah satu faktor yang turut memberikan pengaruh dalam terbentuknya karakter
peserta didik adalah lingkungan.
Lingkungan pergaulan seperti teman bermain adalah faktor yang sangat penting dalam pendidikan akhlak. Sebaik apapun pembawaan, kepribadian, keluarga, pendidikan yang ditempuh, tanpa didukung oleh lingkungan yang kondusif, maka akhlak yang baik tidak akan terbentuk.Dalam hal ini lingkungan di sekolah
berpengaruh
dalam
menghambat
pembentukan
karakter peserta didik. Sebagaimana dijelaskan oleh ibu Nur hidayanti selaku guru PAI bahwa faktor penghambat salah satu contohnya adalah pengaruh dari teman. 22 Fakto-faktor lingkungan seperti teman bermain, lingkungan disekitar rumah merupakan faktor penghambat dalam proses pembentukan karakter peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Gede Raka dimana pembentukan atau pengembangan karakter yang baik memerlukan kualitas lingkungan yang baik pula.23
22
Nur Hidayanti, Guru PAI SD Negeri Tegalsari 01 Kandeman Batang, Wawancara tgl. 9 Oktober 2015 23 Gede Raka, dkk, Pendidikan Karakter di Sekolah Dari Gagasan ke Tindakan, ( Jakarta : PT. Elex Komputindo, 20110, hal. 44