BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG
A. Analisis Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang 1. Analisis kurikulum yang digunakan Kurikulum yang digunakan di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang menggunakan surat Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang yakni kurikulum KTSP sebagai acuan namun ada beberapa
kurikulum
muatan
lokal
yang
diperbaharui
dan
dimusyawarahkan bersama komite sekolah sebelum diajarkan kepada peserta didik. Menurut analisis peneliti kurikulum yang diajarkan kepada peserta didik di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang sudah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, sehingga tidak perlu ada lagi penambahan kurikulum hal ini dikarenakan jumlah jam pelajaran yang diberikan kepada peserta didik sudah maksimal yakni 8 jam pelajaran setiap harinya atau setara dengan 8 x 35 menit = 6 jam. Hanya saja yang perlu ditambah adalah sarana pendukung pendidikannya saja seperti pengadaan laboratorium komputer dan IPA.
73
74
2. Analisis Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Analisis pengelolaan peserta didik Menurut
analisis
peneliti,
guru
PAI tidak
melakukan
pengelolaan kelas seperti: mengatur posisi tempat duduk dan memilihkan peserta didik teman semejanya, hal ini dikarenakan menurut guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu hal ini adalah kewenangan guru kelas masing-masing ditambahkan lagi guru PAI tidak mengajar kelas setiap harinya. Menurut peneliti sebaiknya guru PAI juga melakukan pengelolaan peserta didik, seperti mengatur posisi tempat duduk karena hal ini akan berdampak kepada minat belajar siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan mengatur tempat duduk setiap pembelajaran PAI dimulai diharapkan siswa lebih senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar PAI dan pada akhirnya akan meningkatkan pula perhatian mereka terhadap pembelajaran PAI. Hal inilah yang belum dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu. b. Analisis pengelolaan sumber belajar Menurut analisis peneliti, pengelolaan sumber belajar guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu hanya memanfaatkan dan menggunakan sumber belajar yang sudah ada seperti perpustakaan, masjid yang digunakan untuk praktik sholat dan lingkungan alam ini dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut peneliti seharusnya guru PAI juga memanfaatkan sumber belajar lainnya seperti menggunakan
75
Lembar
Kegiatan
Siswa,
membuat
catatan
atau
rangkuman,
menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif seperti metode sosiodrama, metode diskusi, metode tutor sebaya dan lain sebagainya, sehingga pembelajaran tidak monoton dan pada akhirnya membuat peserta didik jenuh dan bosan terhadap kegiatan pembelajaran PAI. Peneliti menilai bahwa guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu belum optimal dalam mengelola sumber belajar yang ada di SD Negeri 04 Majalangu. c. Analisis metode yang digunakan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Menurut analisis peneliti bahwa metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode resitasi, metode demonstrasi, metode drill/menghafal. Menurut peneliti semua metode ini adalah sudah biasa digunakan di sekolah dasar manapun, peneliti menilai tidak ada yang istimewa dalam penggunaan metode tersebut pada pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu. Seharusnya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menggunakan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga tidak asal mengambil metode saja. Apa yang dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu dalam penggunaan metode pembelajaran, menurut peneliti masih jauh dari sempurna, perlu latihan lagi dalam penguasaan metode pembelajaran PAI, karena pada
76
kenyataannya hanya metode ceramah dan tanya jawab saja yang paling banyak digunakan, sedangkan metode lain hanya jarang atau sekalisekali saja. d. Analisis evaluasi atau penilaian Menurut analisis peneliti bahwa dalam melakukan kegiatan penilaian mata pelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester (MID semester), ulangan akhir semester (UAS), dan ujian akhir. Dan juga dari pantauan pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI sendiri. Sedangkan untuk bentuk penilaiannya berupa pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, jawaban singkat atau isian singkat, tes uraian, dan menjodohkan. Sedangkan untuk aspek yang dinilai dalam pelaksanaan pembelajaran PAI yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Menurut analisis peneliti bentuk evaluasi atau penilaian pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu sudah umum dilakukan oleh guru PAI di sekolah dasar lainnya, tidak ada yang istimewa dalam evaluasi atau penilaian pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu. Seharusnya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu juga melakukan evaluasi atau penilaian dalam bentuk unjuk kerja (performance). Salah satu jenis penilaian berbasis kelas adalah penilaian unjuk kerja (performance). Teknik penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai
77
ketercapaian ketuntuasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas atau gerak. Dalam pelaksanannya, penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dalam situasi formal maupun informal, di luar maupun di dalam kelas, terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar maupun pada waktu tertentu. Penilaian dengan metode ini akan membuat siswa menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk menuntaskan kompetensi yang diharapkan. Itulah gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang tidak ada yang istimewa atau biasa-biasa saja sama dengan sekolah dasar lainnya. Peneliti mengharapkan agar guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang lebih banyak mengikuti pelatihan dan seminar pendidikan agar dapat menambah ketrampilan dan kreatifitas guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam kegiatan belajar mengajar.
78
B. Analisis Problematika Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang 1. Analisis pengelolaan kelas yang kurang efektif Menurut analisis peneliti, guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam mengajar tidak menerapkan pembelajaran yang bervariatif sehingga siswa cenderung merasa bosan disini siswa juga dibiarkan lama menunggu guru karena telat berangkat dan hal ini bukan terjadi sekali dua kali tetapi dalam setiap pelajaran sehingga siswa menjadi ramai dikelas. Menurut analisis peneliti hal ini dikarenakan guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang kurang mendapatkan pelatihan dan seminar pendidikan. Untuk kedepannya nanti diharapkan guru PAI dapat mengikuti berbagai macam pelatihan dan seminar pendidikan baik yang diadakan oleh dinas pendidikan maupun perguruan tinggi negeri maupun swasta sehingga kemampuan guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dapat meningkat. 2. Analisis masalah psikologis siswa yang merasa malu untuk menjawab Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui sudah sejauh mana penguasaan materi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi dalam penggunaan metode tanya jawab ini guru mengalami kendala karena peserta didik yang ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan oleh
79
guru peserta didik merasa malu untuk menjawabnya. Dan setelah guru menyerahkan kepada peserta didik untuk bertanya kepada guru peserta didik juga hanya diam saja. Problem seperti ini menjadi pertanyaan oleh guru PAI apakah peserta didik diam karena sudah paham atau belum mengenai materi yang diajarkan. Keseluruhan problematika metode tanya jawab adalah berasal dari diri siswa yakni problem psikologis ada siswa yang merasa malu untuk menjawab, ada siswa yang ragu-ragu dengan jawabannya dan ada pula siswa yang takut untuk menjawab pertanyaan dari guru dikarenakan siswa takut jika jawabannya salah dan ditertawakan oleh siswa yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut menurut analisis peneliti sebaiknya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang melakukan improvisasi yakni dengan cara memanggil nama siswa yang ingin bertanya atau menjawab dan memuji siswa yang berani bertanya atau menjawab tersebut, dengan demikian siswa akan merasa lebih diperhatikan dan dihargai, sehingga rasa malu, ragu-ragu dan takut pada siswa akan hilang lambat laun. Selain itu guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang juga dapat melakukan pendekatan personal atau pribadi dengan cara menanyakan apa yang terjadi pada peserta didiknya, dengan demikian maka permasalahan pribadi pada peserta didik dapat dipecahkan bersama dengan guru, sehingga akan terjalin keterikatan erat antara guru dan siswa.
80
3. Analisis masalah alokasi waktu yang minim Dalam pembelajaran PAI alokasi waktunya maksimal hanya 3 jam pelajaran (35 menit) tiap minggunya, jadi dengan alokasi 3 jam pelajaran ini sangat kurang maksimal, karena jumlah materi yang harus disampaikan juga begitu banyak dan sangat luas kajiannya, kebijakan yang diterapkan inilah menjadi salah satu poblem bagi para guru PAI khususnya. Menurut analisis peneliti, diketahui bahwa guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menghadapi probelmatika tentang waktu pembelajaran yang sangat minim dalam menerangkan materi pembelajaran PAI bagi siswanya. Hal tersebut memungkinkan para guru PAI tidak mencapai target kurikulum yang telah ditentukan pada setiap program pembelajaran. Masalah psikologis yang dihadapi oleh seorang guru akan menbawa arah kecenderungan dalam penyampaian materi yang bersifat monoton dan asal-asalan dalam mengajar. Akibat dari itulah anak didik pun tidak dapat memperolah pengalaman belajar yang sesuai dengan yang diharapan. Untuk mengatasi problematika alokasi waktu pembelajaran PAI yang minim, guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dapat mengatasinya dengan cara membuat rangkuman atau resume materi yang akan diajarkan sehingga mempersingkat waktu penyampaian materi. Rangkuman atau resume materi tersebut dapat dibagikan pada saat kegiatan pembelajaran sebelumnya sehingga pada saat kegiatan pembelajaran PAI minggu depannya siswa sudah siap dan pahami dengan materi yang akan
81
diajarkan, sehingga guru tidak lagi menghadapi permasalahan dengan alokasi waktu pembelajaran yang minim. Itulah beberapa problematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang yang peneliti temukan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prolematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang terletak pada diri siswa, sebagian siswa merasa malu, ragu-ragu bahkan takut untuk melakukan tanya jawab pada saat pembelajaran PAI, hal ini dapat diantisipasi dengan cara memanggil nama siswa yang akan bertanya dan menjawab dan memberikan pujian serta nilai tambahan bagi siswa yang berani bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru. Dengan demikian siswa lebih termotivasi untuk aktif melakukan metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI.
C. Analisis Solusi Dalam Memecahkan Problematika Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. 1. Analisis solusi pengelolaan kelas yang kurang efektif Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi problematika tersebut yaitu :
82
a. Meningkatkan pengelolaan tempat belajar dan peserta didik Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu memang belum melakukan pengelolaan tempat belajar dan peserta didik. Settingan tempat duduk juga perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya ada dua pengaturan tempat duduk, yaitu pengaturan tempat duduk secara kelompok, dan secara individual. Pada tempat duduk untuk belajar secara individual diharapkan peserta didik sedapat-dapatnya tidak memperoleh peluang untuk bekerja sama dengan temannya, sedangkan pada tempat duduk untuk belajar berkelompok, peserta didik dapat dengan leluasa bekerjasama dengan sesama peserta didik lain. Dalam pengaturan tempat duduk hendaknya dipertimbankan pula kondisi fisik masing-masing peserta didik. Peserta didik yang memiliki postur tubuh lebih kecil hendaknya ditempatkan di tempat duduk paling depan, dan peserta didik yang mengalami gangguan pengelihatan maupun pendengaran hendaknya ditempatkan dibagian depan. b. Menerapkan strategi pembelajaran PAI secara tepat Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu akan menerapkan active learning atau sistem belajar aktif di mana peserta didik selain sebagai objek pembelajaran juga sebagai subjek pembelajaran yakni peserta didik senantiasa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran tidak hanya menerima penjelasan dari guru semata tetapi juga
diharapkan
ikut
termotivasi
dalam
menambah
ilmu
83
pengetahuannya di luar yang diberikan oleh guru, misalnya: dengan menggiatkan untuk aktif membaca buku, memberikan tugas latihan mengerjakan soal, memberikan tugas latihan kerja kelompok dan lain sebagainya. 2. Solusi masalah psikologis siswa yang merasa malu untuk menjawab Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu mensiasati problematika yang dihadapi dalam metode tanya jawab dengan cara memberikan iming-iming atau rangsangan kepada peserta didik yang dapat mnejawab pertanyaan dengan memberikan pujian dan nilai tambah, sehingga peserta diidk lebih termotivasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang guru PAI ajukan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh guru PAI telah berhasil mengubah beberapa sikap siswa yang pemalu menjadi lebih berani dan menjadi lebih akrab contohnya dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai alternatif untuk mendekati peserta didik agar peserta didik tidak merasa malu atau takut untuk menyampaikan pendapatnya atau menjawab dari pertanyaan yang diberikan oleh guru PAI. Sebaikanya, guru PAI perlu menggunakan pendekatan individu untuk mengetahui isi hati peserta didik. Dan guru PAI juga harus menjalin hubungan yang lebih akrab lagi dengan peserta didik supaya tidak ada jarak yang jauh antara peserta didik dengan guru PAI, hal ini untuk membuktikan bahwa guru PAI meruapakan guru yang disegani dan dihormati karena keteladanan dan kewibawaannya.
84
3. Solusi masalah alokasi waktu yang minim Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu dapat mensiasati problematika alokasi waktu dalam pembelajaran PAI dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan tugas kepada peserta didik (pekerjaan rumah) baik secara individu maupun kelompok, untuk pemberian tugas sebaiknya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tertulis (soal-soal) ataupun dalam bentuk problem solving yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Dari hasil pekerjaan peserta didik akan dibahas untuk pertemuan selanjutnya demikin juga tugas-tugas untuk seterusnya diadakan secara rutin dan terprogram, dengan menerapkan sistem ini peserta didik secara tidak langsung dituntut untuk belajar, sebab jika tidak belajar besar kemungkinan peserta didik akan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. b. Membuat rangkuman atau ikhtisar materi pelajaran dan juga peserta didik dituntut untuk memiliki lembar kerja siswa (LKS) yang berkaitan dengan mata pelajaran PAI, karena dengan pembuatan rangkuman dan penerapan program LKS yang terarah secara efektif dan efisien. Itulah beberapa solusi dalam memecahkan problematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa problematika metode tanya jawab dalam
85
pembelajaran PAI muncul dari dalam diri siswa dan hal tersebut dapat diatasi dengan peran aktif dari guru PAI.