BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini, penulis mencoba menganalisa dan membahas tentang perlakuan akuntansi pendapatan, beban serta pelaporannya yang diterapkan oleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Analisis dan pembahasan ini berpijak pada bab-bab sebelumnya yang telah dikemukakan dalam tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui serta mengevaluasi penerapan dan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, apakah sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum dan PSAK. Adapun analisis dan pembahasan ini, penulis membagi dalam 3 bagian pokok, yaitu : 1. Penerapan atas Akuntansi Pendapatan dan Beban Rumah Sakit 2. Pelaporan Pendapatan dan Beban Rumah Sakit 3. Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 45
A. Penerapan atas Akuntansi Pendapatan dan Beban Rumah Sakit Sebagaimana telah penulis jelaskan dalam bab I tentang pentingnya informasi akuntansi yang berkualitas, dimana dengan informasi tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna mengambil suatu keputusan ekonomi. Informasi yang berkualitas dapat dihasilkan apabila dalam pencatatan dilakukan secara benar dan sesuai dengan standar
33
akuntansi yang berlaku umum, sehingga semua pihak dapat menilai serta memahami informasi tersebut. Dalam bab II penulis juga telah dijelaskan mengenai pengertian pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Selain itu dalam bab 2 tersebut juga dijelaskan tentang pengertian beban menurut IAI, yaitu penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi bentuk arus keluar / berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan suatu sistem pencatatan yang benar dan konsisten guna mengungkapkan proses terjadinya pendapatan yang dapat dihasilkan oleh rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat mengukur dan mengakui pendapatan dan beban tersebut dalam tingkat yang wajar pada periode tersebut. 1. Pendapatan Pasien (Patient Service Revenue) Pendapatan pasien termasuk kamar dan ruang perawatan, pelayanan perawat, dan pelayanan profesi lainnya. Pendapatan pasien dicatat sebesar tarif penuh, karena tujuan rumah sakit untuk melaporkan
jumlah pendapatan bersih yang dapat diterima, maka penyesuaian dapat dibuat untuk hal-hal berikut : a) Courtesy allowances, diskon untuk dokter dan pegawai. b) Contractual adjustment, diskon yang dirancang dengan pihak ketiga (misalnya: pihak kesehatan dan Palang Merah) biasanya mempunyai perjanjian untuk memberikan tarif dibawah tarif yang ditetapkan. c) Courtesy
allowance
and
contractual
adjustment,
merupakan
pengurangan pendapatan kotor, sehingga sisanya adalah pendapatan bersih yang dilaporkan dalam laporan operasi aktivitas. Biaya piutang tak tertagih dicatat, dan akun penyisihan piutang digunakan intuk mengurangi piutang sehingga piutang bersih untuk estimasi cadangan piutang tak tertagih. d) Charity care services, diberikan kepada pasien secara gratis sesuai hospitall’s charity policy diluar pendapatan pasien sebab tidak dirancang dalam arus kas. e) Community
general
hospital
adalah
rumah
sakit
nonlaba
nonpemerintah. Pendapatan (kotor) sesuai tarif tahun 2007 sebesar Rp 2.600.000.000 f) Hospital contractual adjustment dengan pemegang asuransi dan pihak kesehatan sebesar Rp 15.000.000. Staf rumah sakit memperoleh courtesy discount sebesar Rp 500.000. Cadangan piutang tak tertagih 5%. Pencatatan transaksi tersebut sebagai berikut :
Piutang Pasien
Rp 2.600.000.000
Pendapatan Pasien
Rp 2.600.000.000
Mencatat pendapatan pasien sebesar tarif dasar
Courtesy diskon
Rp
Kontrak Penyesuaian
Rp 15.000.000
Piutang Pasien
500.000
Rp 15.500.000
Mencatat courtesy diskon dan kontrak penyesuaian
Beban Utang Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Rp 130.000.000 Rp 130.000.000
Mencatat penyisihan piutang tak tertagih 2. Kategori Pasien Besar kecilnya tarif terhadap pasien ditentukan berdasarkan tingkat penanganan terhadap pasien itu sendiri. Ada penanganan yang bersifat medis (tindakan), ada pula yang hanya berupa konsultasi kepada dokter. Pasien sendiri terbagi menjadi 2 kategori, yaitu pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. a. Rawat Inap Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan
menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. b. Rawat Jalan Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname).
3. Macam-macam Beban Pada bab II telah dijelaskan mengenai konsep tentang biaya-biaya yang umumnya terdapat pada suatu rumah sakit, yaitu biaya operasional (biaya pelayanan, biaya umum dan administrasi) dan biaya non operasional (biaya bunga, biaya bank, rugi, penjualan aktiva, dll). Namun, berbeda dengan Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang memiliki klasifikasi biaya sendiri yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu biaya material, biaya staf serta biaya operasi dan administrasi overhead.
a) Biaya Material (Material Cost) Biaya material pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau ini terdiri dari biaya-biaya
untuk
kegiatan
farmasi,
laboratorium,
radiologi, dapur, dan perlengkapan medis lainnya.
fisioterapi,
b) Biaya Staf (Staff Cost) Biaya staf yang dimaksud disini bukanlah biaya/gaji dokter melainkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji para staf/karyawan termasuk gaji perawat. Sedangkan gaji untuk para dokter termasuk ke dalam profesional fee. c) Biaya Operasi dan Administrasi Overhead Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya operasi dan administrasi overhead adalah biaya perbaikan dan perawatan alat-alat medis, biaya iklan, biaya kelistrikan, seminar, dan lain-lain. 4. Sistem Pencatatan Proses pencatatan pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau masih menggunakan dua cara, yaitu sistem komputerisasi dan manual. Sistem komputerisasi berawal dari bagian kasir ke bagian keuangan yang memberikan data atas pembayaran para pasien secara otomatis. Sedangkan untuk sistem manual hanya dilakukan jika terjadi human error dan pada saat kasir telah menutup pembukuan transaksi tersebut kemudian bagian keuangan harus membuat jurnal tersebut secara manual. Salah satu contohnya adalah kelebihan atas biaya dokter.
B. Pelaporan Pendapatan dan Beban Rumah Sakit Bagian selanjutnya dari skripsi ini berkenaan dengan laporan keuangan, berdasarkan atas proses pencatatan yang telah dilakukan rumah sakit terhadap kegiatan operasional rumah sakit, maka rumah sakit wajib
untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan PSAK, laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk menilai kondisi rumah sakit apakah sehat atau tidak. Rumah Sakit Medika Permata Hijau dalam menyajikan laporan keuangan yang dipublikasikan kepada umum terbagi menjadi 2 jenis laporan, meliputi : 1. Neraca (Balance Sheet) 2. Laporan Operasi Kegiatan
1) Neraca Neraca organisasi nirlaba khususnya rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan sektor komersial. Namun, ada beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain : a. Kas Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada dana terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi. Dengan demikian, dibuat penyajian tentang penyisihan piutang tak tertagih. Rumah sakit biasanya juga memberikan
pelayanan sosial, yaitu pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi pasien yang dapat menunjukan bahwa ia tidak mampu membayar menurut kriteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan ruma sakit. c. Investasi Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan operasi/rugi laba rumah sakit. d. Aktiva Tetap Aktiva
tetap
dilaporkan
bersamaan
dengan
akumulasi
depresiasinya dalam dana umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan aktivanya dalam suatu kelompok dana tertentu.
e. Aktiva yang Disisihkan Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan
untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat, namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited assets). f. Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda dengan
kebanyakan
entitas
pemerintahan
yang melakukan
pencatatan utang jangka panjangnya dalam kelompok dana tertentu. g. Saldo Dana Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskana, saldo dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga jenis, yaitu : (1) Terikat (unrestricted), yang dapat digunakan dengan bebas sesuai kebijaksanaan dari rumah sakit. (2) Terikat sementara waktu (temporarily restricted), yang baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi. (3) Terikat permanen (permanently restricted), yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja. 2) Laporan Operasi Kegiatan Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya
yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini mencakup baik laba/rugi operasi selama periode berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama periode berjalan. Contoh laba lain yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang telah direalisasi maupun belum direalisasi). Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antardana yang ada. Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian. a. Pendapatan Jasa Pasien Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjustment) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien. b. Penyesuaian Kontraktual Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar
penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa-jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin kontrak dengan membayar pihak ketiga dimana rumah sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk jasajasa tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat Penyesuaian Kontraktual dari tarif jasa normalnya. Prosedur penggunaan asuransi yang diterapkan di RSMPH adalah sebagai berikut: 1) Pasien mendapat kelas/ruang perawatan sesuai dengan premi asuransi yang dimilikinya. 2) Ketika pasien mendaftar dengan menunjukan kartu asuransinya, pihak rumah sakit mengkonfirmasi ke pihak asuransi untuk membuktikan kebenaran akan kepemilikan asuransi dari pasien tersebut. 3) Seluruh biaya pengobatan akan ditanggung asuransi jika jumlahnya tidak melebihi batas (limit) yg diberikan pihak asuransi, tetapi jika melebihi dari batas yang ditentukan maka selisih lebihnya tersebut ditanggung oleh pasien sendiri. Berikut adalah alur/siklus asuransi yang diterapkan pada RSMPH : pasien
daftar
pengisian form asuransi
farmasi poliklinik
bill online
(pesan obat)
farmasi kasir (ambil obat)
Jurnal untuk asuransi rumah sakit : •
Saat Pendaftaran Dr.
A/R asuransi Income atas pengobatan
Cr.
•
Saat Pelunasan Dr.
Bank A/R asuransi
Cr.
c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya Pendapatan
dari
kegiatan
lainnya
mencerminkan
pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya. d. Transfer Antardana
Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Teriakt ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor / donor sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva tersebut harus ditaransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, tranfer antardana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai Pelepasan Saldo Dana dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat. e. Beban Dana Umum Beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial. f. Sumbangan Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor / donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya
sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum. g. Transaksi-transaksi Lainnya (1)
Kelebihan Biaya Contoh kasus : Pada bulan Agustus RSMPH mengestimasikan biaya telepon untuk bulan September sebesar Rp. 20.000.000.
Tapi
ternyata total tagihan biaya telepon untuk bulan September hanya sebesar Rp. 19.000.000. Maka
jurnalnya
adalah
sebagai berikut : Bulan Agustus Dr.
Biaya Telepon
Rp. 20.000.000
Accrued (estimasi)
Cr.
Rp. 20.000.000
Bulan September Dr.
(2)
Accrued
Rp. 20.000.000
Cr.
Bank
Rp. 19.000.000
Cr.
Biaya Telepon
Rp. 1.000.000
Kekurangan Biaya Contoh kasus : Pada bulan Juli RSMPH mengestimasikan biaya listrik bulan Agustus sebesar Rp. 70.000.000. Tetapi, ketika tagihan listrik diterima ternyata biayanya lebih dari yang diestimasikan,
yaitu sebesar Rp. 83.250.000. Maka jurnalnya sebagai berikut: Bulan Juli Biaya Listrik
Dr.
Rp. 70.000.000
Accrued (estimasi)
Cr.
Rp. 70.000.000
Bulan Agustus
(3)
Dr.
Accrued
Rp. 70.000.000
Dr.
Biaya Listrik
Rp. 13.250.000
Cr.
Bank
Rp. 83.250.000
Kelebihan Pembayaran Pengobatan Contoh kasus : Pada saat mendaftar, pasien membayar biaya awal sebesar Rp. 3.000.000 sebagai deposit untuk tindakan/pelayanan kelas 3. Tapi setelah selesei menerima pelayanan tersebut ternyata menghabiskan biaya perawatan sebesar Rp.2.500.000, dan sisanya dikembalikan kepada pasien tersebut. Maka jurnalnya sebagai berikut :
Pada saat pendaftaran Dr. Cr.
Rp. 3.000.000
Deposit Patient
Rp. 3.000.000
Pada saat pengembalian Dr. Cr.
Cash on Hand
Deposit Patient Cash on Hand
Rp. 500.000 Rp. 500.000
Rincian Biaya Perawatan Dr.
Deposit Patient
Rp. 2.500.000
Cr.
Jasa Dokter
Rp.
460.000
Cr.
Tarif kamar
Rp. 1.700.000
Cr.
Penunjang Medis
Rp.
230.000
Cr.
Biaya lain-lain
Rp.
110.000
(4) Kekurangan Biaya Pengobatan Contoh kasus : Pada saat mendaftar, pasien membayar biaya awal sebesar Rp. 7.000.000 sebagai deposit untuk tindakan/pelayanan kelas 1. Tapi setelah selesei menerima pelayanan tersebut ternyata menghabiskan biaya perawatan sebesar Rp.10.500.000, dan sisanya dibayar ketika pasien telah diizinkan pulang. Maka jurnalnya sebagai berikut :
Pada saat pendaftaran Dr. Cr.
Rp. 7.000.000
Deposit Patient
Rp. 7.000.000
Pada saat pelunasan Dr. Cr.
Cash on Hand
Cash on Hand
Rp. 3.500.000
Deposit Patient
Rp. 3.500.000
Rincian biaya perawatan Dr.
Deposit Patient
Rp. 10.500.000
Cr.
Jasa Dokter
Rp. 2.000.000
Cr.
Tarif kamar
Rp. 6.500.000
Cr.
Penunjang Medis
Rp. 1.600.000
Cr.
Biaya Lain-lain
Rp.
400.000
3) Studi Kasus (Data Tahun 2007/2008) Berikut adalah beberapa transaksi yang terjadi di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta selama periode 2008. Rumah sakit ini
mengklasifikasi dananya menjadi: Dana Tidak Terikat, Dana Terikat Sementara, Dana Terikat Waktu, Dana Terikat Permanen. Saldo neraca tanggal 31 Desember 2007 yang juga menjadi saldo awal untuk periode 2008 adalah sebagai berikut.
Tabel 4-1 Rumah Sakit Medika Permata Hijau
Neraca Per 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah)
Aktiva
Kewajiban dan Aktiva Bersih
Aktiva Lancar :
Kewajiban Lancar :
Kas
14.000
Piutang (-) Estimasi Piutang Tak Tertagih
400.000 (300.000)
Utang Bank
70.000
Utang Jangka Panjang
60.000
Utang Usaha
90.000 25.000
Piutang Sumbangan
12.000
Utang Gaji
Persediaan
60.000
Utang Pihak Ketiga
Beban Dibayar Dimuka
20.000
Pendapatan diterima dimuka
Total ktiva Lancar
476.000
Aktiva yang disisihkan untuk pengembangan fasilitas : Kas
210.000
Piutang
120.000
Investasi
808.000
Total Aktiva yang Disisihkan Investasi Aktiva Tetap (-) Akumulasi Penyusutan
1.138.000 716.000 3.200.000 (1.000.000)
Aktiva Tetap (bersih)
2.200.000
Total Aktiva
4.530.000
Sumber : Data diolah (2010)
a) Transaksi dan Jurnal
Total Kewajiban Lancar
125.000 5.000 375.000
Utang Jangka Panjang
1.100.000
Total Kewajiban
1.475.000
Aktiva Bersih : Tidak Terikat
1.685.000
Terikat Sementara
570.000
Terikat Waktu
800.000
Total Aktiva Bersih
3.055.000
Total Kewajiban dan Aktiva Bersih
4.530.000
Rumah Sakit Medika Permata Hijau telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp 2.600.000 jika diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat penyesuaian kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp 240.000. ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Piutang
Rp. 2.600.000
Pendapatan Jasa Pasien Penyesuaian Kontraktual
Rp. 2.600.000 Rp. 240.000
Piutang
Rp. 240.000
Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga memperoleh pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai Rp 30.000. ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas
Rp. 30.000 Pendapatan Program Lainnya
Rp. 30.000
Selama 2008, Rumah Sakit Medika Permata Hijau mengakui beban operasinya senilai Rp 2.590.000. dari jumlah itu, senilai Rp 2.125.000 dibayar tunai dan sisanya merupakan penggunaan aktiva dibayar dimuka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain itu Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga menerima sumbangan jasa senilai Rp.10.000. ayat jurnalnya adalah sebagai berikut:
Belanja-Jasa Keperawatan
Rp. 800.000
Belanja-Jasa Profesional Lainnya
Rp. 620.000
Belanja-Jasa Umum
Rp. 700.000
Belanja-Jasa Fiskal
Rp. 100.000
Belanja-Jasa Administrasi
Rp. 80.000
Belanja-Biaya Malpraktek
Rp. 30.000
Belanja-Piutang Tak Tertagih
Rp. 60.000
Belanja-Depresiasi
Rp. 200.000
Kas
Rp. 2.125.000
Estimasi Piutang Tak Tertagih
Rp.
60.000
Persediaan
Rp. 90.000
Belanja Dibayar Dimuka
Rp.
Akumulasi Depresiasi
Rp. 200.000
Utang Usaha
Rp. 50.000
Utang Gaji
Rp. 30.000
Utang Biaya Malpraktek
Rp. 30.000
Belanja-Jasa Profesional Lainnya Pendapatan Donasi Jasa
5.000
Rp. 10.000 Rp. 10.000
Setiap bulannya, Rumah Sakit Medika Permata Hijau memberikan sumbangan rutin ke mesjid sebesar Rp 1.500. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Sumbangan – untuk mesjid Kas
Rp. 1.500 Rp. 1.500
Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau selama 2008 adalah pendaptan senilai Rp 10.000 dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit sendiri (board-designated
fund) bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai tambahan, Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga memperoleh keuntungan senilai Rp 5.000 dari penjualan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas-Disisihkan untuk Pengembangan Gedung Pendapatan Investasi
Rp. 10.000 Rp. 10.000
Kas
Rp. 55.000
Akumulasi Depresiasi
Rp. 50.000
Aktiva tetap
Rp. 100.000
Keuntungan Penjualan Aktiva
Rp.
5.000
Selama tahun 2008, Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Medika Permata Hijau mencatat pendapatan senilai Rp 66.000 dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut, dan mencatat sumbangan dari sponsor / donor senilai Rp 115.000. ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas
Rp. 66.000 Pendapatan Investasi-Terikat
Kas
Rp. 66.000 Rp. 115.000
Sumbangan-Terikat
Rp. 115.000
Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi selama tahun 2008, maka dana senilai Rp 180.000 ditransfer dari Dana
untuk Tujuan Khusus ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut : Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Kas
Rp. 180.000 Rp. 180.000
Selama tahun 2008 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau mengakui piutang senilai Rp 12.000 yang langsung ditransfer ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas
Rp. 12.000 Piutang
Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Kas
Rp. 12.000
Rp. 12.000 Rp. 12.000
Selanjutnya, selama tahun 2008 terdapat peralatan senilai Rp 25.000 yang sudah dapat digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp 200.000 yang ditranfer dari dana penggantian dan pengembangan fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan penggunaannya sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap Kas Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Aktiva Tetap
Rp. 200.000 Rp. 200.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000
Berikut ini adalah transaksi-transaksi lain yang terikat dengan dana penggantian dan pengembangan fasilitas selama tahun 2008. Transaksi ini
berupa penagihan piutang sebesar Rp 105.000 dan pembelian investasi sebesar Rp 122.000 dengan menggunakan dana ini. Kas
Rp. 105.000 Piutang atas Janji
Rp. 105.000
Investasi
Rp. 122.000
Kas
Rp. 122.000
Selama 2008 Rumah Sakit Medika Permata Hijau memperoleh sumbangan dalam bentuk uang tunai senilai Rp 415.000. Dari jumlah ini, senilai Rp 400.000 langsung diinvestasikan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas
Rp. 415.000 Sumbangan-Terikat
Investasi
Rp. 415.000 Rp. 400.000
Kas
Rp. 400.000
b) Berikut ini penulis sampaikan bentuk laporan keuangan yang secara umum terdapat pada suatu rumah sakit.
Tabel 4-2 Neraca RSMPH
Tahun 2007 Rumah Sakit Medika Permata Hijau Neraca Per 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Aktiva Lancar: Kas Piutang (-) Estimasi Piutang Tak Tertagih Piutang Sumbangan Persediaan Beban Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar
285.000 460.000 (40.000) 50.000 15.000 770.000
14.000 400.000 (30.000) 12.000 60.000 20.000 476.000
75.000 15.000 1.330.000 10.000 1.430.000
210.000 120.000 808.000 1.138.000
681.000
716.000
3.375.000 (1.150.000) 2.225.000 5.106.000
3.200.000 (1.000.000) 2.200.000 4.530.000
65.000 50.000 50.000 30.000 30.000 160.000 5.000 390.000
70.000 60.000 90.000 25.000 125.000 5.000 375.000
Utang Jangka Panjang Total Kewajiban
1.050.000 1.440.000
1.100.000 1.475.000
Aktiva Bersih: Tidak Terikat Terikat Sementara Terikat Permanen Total Aktiva Bersih
2.025.000 426.000 1.215.000 3.666.000
1.685.000 570.000 800.000 3.055.000
5.106.000
4.350.000
Aktiva yang Disisihkan: Kas yang disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Piuatang yang Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Investasi yang Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Penyisihan Internal untuk Pengembangan Fasilitas Total aktiva yang disisihkan Investasi Aktiva Tetap (-) Akumulasi Depresiasi Aktiva Tetap (bersih) Total Aktiva Kewajiban dan Aktiva Bersih Kewajiban Lancar: Utang Bank Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Usaha Utang Gaji Utang Malpraktik Utang Pihak Ketiga Pendapatan Diterima di Muka Total Kewajiban Lancar
Total Kewajiban dan Aktiva Bersih Sumber : Data diolah (2010)
Tabel 4-3
Laporan Operasi RSMPH Tahun 2008 Rumah Sakit Medika Permata Hijau Laporan Operasi Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2008 (dalam ribuan rupiah) Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunaannya Pedapatan Jasa Pasien
2.600.000
(-) Penyesuaian Kontraktual
(240.000)
Pendapatan Jasa (bersih)
2.360.000
Pendapatan Program Lain
30.000
Sumbangan-Tidak Terikat
93.000
Keuntungan Penjualan Aktiva Pendapatan Donasi Jasa Aktiva Bersih yang Dilepaskan dari Kategori Terikat untuk Digunakan dalam Operasi Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunaannya
5.000 10.000 192.000
2.690.000
Belanja: Belanja-Jasa Keperawatan
800.000
Belanja-Jasa Profesional Lainnya
630.000
Belanja-Jasa Umum
700.000
Belanja-Jasa Fiskal
100.000
Belanja-Jasa Administrasi
80.000
Belanja-Biaya Malpraktik
30.000
Belanja-Piutang Tak Tertagih
60.000
Belanja-Depresiasi Total Belanja Pendapatan Operasi
200.000 2.600.000 90.000
Pendapatan Lain Pendapatan Investasi Surplus Pendapatan atas Belanja Keuntungan Investasi yang belum Direalisasi Penerimaan Transfer-Pelepasan Saldo Dana Pembangunan Kenaikan dalam Aktiva Bersih Sumber : Data diolah (2010)
10.000 100.000 15.000 225.000 340.000
C. Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 45 Menuruk PSAK No. 45 dinyatakan bahwa pada laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat kontemporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal ini sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan yidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi. Laporan keuangan menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Selain itu, laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditor, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa
dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan. Berikut ini disajikan contoh laporan keuangan untuk organisasi nirlaba. 1. Laporan Posisi Keuangan Tabel 4-4 Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK No.45 Organisasi Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2007 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) 2007 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar dimuka Piutang Lain-lain Investasi lancar Aset terikat untuk investasi dalam tanah, bangunan, dan peralatan Tanah, bangunan dan peralatan Investasi jangka panjang Jumlah Aset Kewajiban dan Aset Bersih: Utang dagang Pendapatan diterima dimuka yang dapat Dikembalikan Utang Lain-lain Utang wesel Kewajiban tahunan Utang jangka panjang Jumlah Kewajiban Aset Bersih: Tidak terikat Terikat temporer Terikat permanen Jumlah Aset Bersih Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih Sumber : Data diolah (2010)
2008
188 5.325 1.525 7.562 3.500
1.150 4.175 2.500 6.750 2.500
13.025 154.250 545.175 730.550
11.400 158.975 508.750 696.200
6.425
2625
2.187 4.213 13.750 26.575
1.625 3.250 2.850 4.250 16.250 30.850
288.070 60.855 355.050 703.975
259.175 63.675 342.500 665.350
730.550
696.200
2. Laporan Aktivitas Ada tiga bentuk laporan aktivitas organisasi nirlaba yang disajikan dalam PSAK No.45 ini,yaitu bentuk A, bentuk B, dan bentuk C. Setiap bentuk memiliki keunggulan masing-masing. a) Bentuk A Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan aktivitas komparatif.
Tabel 4-5 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk A Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat: Sumbangan Jasa layanan Penghasilan dari investasi jangka panjang Penghasilan dari investasi lain-lain Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang belum terealisasikan Lain-lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Jumlah Aset Bersih Tidak Terikat Pemenuhan Program Pembatasan: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktual untuk kewajiban tahunan Aset bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aset Bersih Tingkat Temporer Perubahan Dalam Aset Bersih Tingkat Permanen Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kenaikan Aset Bersih Tingkat Permanen Kenaikan Aset Bersih Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun
Sumber : Data diolah (2010)
21.600 13.500 14.000 2.125 20.570 375 72.170
29.975 3.750 3.125 36.850 109.020
32.750 21.350 14.400 6.050 5.375 79.925 200 80.125 28.895
20.275 6.450 7.380 -75 -36.850 -2.820
700 300 11.550 12.550 38.625 665.350 703.975
b) Bentuk B Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset bersih, satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan penyumbang aset tertentu terhadap reklasifikasi aset bersih. Bentuk B memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari investasi. Tabel 4-6 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk B Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Tidak Terikat Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Sumbangan Jasa layanan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Lain-lain Aset Bersih yang Berakhir Pembatasannya: Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran Jumlah Beban dan Kerugian Perubahan Aset Bersih Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun
32.750 21.350 14.400 6.050 5.375 79.925 200 80.125 28.895 259.175 288.070
Sumber : Data diolah (2010)
Terikat Temporer
Terikat Permanen
Jumlah
21.600 13.500 14.000 2.125
20.275
700
6.450
300
20.570 375
7.380
11.550
39.500 375
29.975 3.750 3.125 109.020
-29.975 -3.750 -3.125 -2.745
12.550
118.825
12.550 342.500 355.050
32.750 21.350 14.400 6.050 5.375 79.925 200 80.200 38.625 665.350 703.975
75 -2.820 63.675 60.855
42.575 13.500 20.750 2.125
c) Bentuk C Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah ringkasan dari laporan pendapatan, beban dan perubahan terhadap aset bersih tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aset bersih. Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan pada perhatian perubahan aset bersih yang tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk organisasi nirlaba yang memandang aktivitas operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi. Tabel 4-7 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk C Organisasi Nirlaba Laporan Pendapatan, Beban dan Perubahan Aset Bersih Tidak Terikat Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat: Sumbangan Jasa layanan Penghasilan dari investasi jangka panjang Penghasilan dari investasi lain-lain Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang belum terealisasikan Lain-lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Tidak Terikat Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Jumlah Aset Bersih Tidak Terikat
Sumber : Data diolah (2010)
21.600 13.500 14.000 2.125 20.570 375 72.170 29.975 3.750 3.125 36.850 109.020 32.750 21.350 14.400 6.050 5.375 79.925 200 80.125 28.895
Tabel 4-8 Laporan Perubahan Aset Bersih Menurut PSAK No.45 Organisasi Nirlaba Laporan Perubahan Aset Bersih Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Aset Bersih Tidak Terikat Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat Aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan Jumlah beban dan kerugian tidak terikat Kenaikan aset bersih tidak terikat
72.170 36.850 -80.125 28.895
Aset Bersih Tingkat Temporer Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang
20.275 6.450
Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan Aset bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aset Bersih Tingkat Temporer
7.380 -75 -36.850 -2.820
Aset Bersih Tingkat Permanen Sumbangan
700
Penghasilan investasi jangka panjang
300
Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang
11.550
Kenaikan Aset Bersih Tingkat Permanen
12.550
Kenaikan Aset Bersih
38.625
Aset Bersih pada Awal Tahun
665.350
Aset Bersih pada Akhir Tahun Sumber : Data diolah (2010)
703.975
Dari penjelasan diatas, jelas terlihat perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan oleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau dengan yang dijelaskan oleh PSAK No.45 tentang Organisasi Nirlaba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sistem akuntansi pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau tidak menerapkan sistem akuntansi seperti yang telah terdapat dalam PSAK No.45 tentang Organisasi Nirlaba. Selain itu, apa yang telah dibuat IAI dalam PSAK No.45 dengan yang terjadi dilapangan khususnya pada setiap rumah sakit tidak semuanya sesuai, seperti yang terjadi pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau ini.