BAB III TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara, pemeriksaan fisik pada klien. Selain itu juga data dari catatan keperawatan, catatan medis, hasil pemeriksaan diagnostik maupun observasi langsung dengan klien yang dilakukan pada tanggal 7 – 12 Mei 2007. Dengan pendekatan proses perawatan yang meliputi : pengkajian, diagnosa, perencanaan implementasi dan evaluasi. A.
PENGKAJIAN Pengkajian awal dilakukan pada hari Senin 7 Mei 2007, jam 09.00 WIB 1. Biodata klien dan penanggung jawab a. Biodata pasien Nama : Ny. S, 32 tahun, perempuan, Islam, ibu rumah tangga, Jawa / Indonesia, Gabus Pati, 21 April 2007, 5508943, mioma uteri. b. Biodata penanggung jawab Nama : Tn. N, 37 tahun, laki – laki, Islam, karyawan swasta, Pati, suami. 2. Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama Pasien saat dikaji, mengatakan adanya perdarahan yang banyak, disertai nyeri saat perdarahan pada abdomen bawah. Dan badannya terasa lemah sehingga belum mampu beraktivitas dan kebutuhan sehari – hari masih dibantu oleh keluarga baik makan, mandi, BAB, BAK, dan klien mengatakan tidak nafsu makan dan kepala pusing. b. Riwayat penyakit sekarang Sejak tanggal 2 April 2007 penderita haid banyak, ganti pembalut 4 – 5 kali perhari. Kemudian pasien periksa ke Rumah Sakit Pati dan ditransfusi darah 2 kalf.
Kemudian pasien dirujuk di RSDP Semarang pada tanggal 21 April 2007 dengan riwayat perdarahan. BAK dan BAB sulit, berat badan dirasakan turun.
c. Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya tetapi pasien mempunyai riwayat penyakit asma sebelumnya. Dan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit DM, jantung, dan hipertensi. d. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. 3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional 1. Kebutuhan nutrisi Sebelum dirawat, pasien makan 3 kali sehari dengan porsi banyak dan dengan jenis nasi, sayur, lauk, buah – buahan. Dan minum air putih serta kadang susu + 8 gelas per hari. Tetapi selama dirawat di rumah sakit pasien makan 3 kali per hari tetapi dengan porsi ¼ saja yang disediakan selama dirawat di RS yaitu nasi, sayur dan lauk. Dan minum air putih sehari hanya 2 – 4 gelas per hari. 2. Kebutuhan eliminasi Pasien mengatakan selama dirawat pasien BAB 1 kali per hari dengan konsisten lembek dengan karakteristik warna kuning, bau khas, tanpa kesulitan. Tetapi sebelum masuk rumah sakit pasien pernah mengalami sulit BAB, setelah makan papaya kembali lancar. Dan BAK pasien lancar sehari + 200 cc. Dengan karakteristik warna kuning jernih, bau khas. 3. Kebutuhan aktivitas Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas dengan baik. Hal ini terbukti pasien dapat menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga dengan baik, tetapi selama sakit pasien mengatakan badannya lemah dan lemas sehingga pasien mengalami pembantasan aktivitas. Hal ini terbukti pasien hanya bisa
terbaring di tempat tidur dan setiap melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan (mandi, BAB, BAK) dibantu keluarga. 4. Kebutuhan istirahat dan tidur Sebelum sakit pasien tidur + 8 – 10 jam perhari. Dan pasien selalu tidur siang. Tidak ada kesulitan dalam kebutuhan istirahat tidur. Dan selama sakit istirahat berkurang, pasien hanya tidur 6 – 7 jam perhari. Karena merasa badannya tidak enak dan lemah. 5. Pola kesehatan dan manajemen kesehatan Pasien mengatakan kesehatan sangat penting, hal ini terbukti pasien setiap sakit selalu berobat ke poliklinik atau puskesmas terdekat. Dan klien selalu menjaga kesehatan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang baik dan selalu menjaga kebersihan. 6. Pola konsep diri Pasien adalah seorang ibu yang mempunyai anak 1. pasien menjadi ibu rumah tangga serta menjadi seorang istri dari bapak yang bekerja sebagai wiraswasta. Dan pasien berwatak baik hati dan rendah diri. 7. Pola koping Pasien mengatakan ingin segera cepat sembuh. Karena dia sudah lama di rawat di rumah sakit. Dan pasien sudah kangen dengan anaknya dan ingin segera kembali merawat anaknya dan kembali menjadi ibu rumah tangga. 8. Pola seksual Pasien mengatakan dalam keluarganya hubungan dengan keluarganya baik, sehingga dia mempunyai satu anak. Dan pasien mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Riwayat menstruasi pasien teratur dan tidak ada keluhan dalam menstruasi. 9. Pola hubungan dengan sosial Hubungan pasien dengan orang lain, hal ini terlihat pasien banyak yang menjenguk baik tetangga maupun saudara. Dan hubungan dengan pasien lain antar kamar juga baik. 10. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien adalah seorang yang beragama Islam dan pasien rajin menjalankan ibadah sholat lima waktu sebelum sakit. Tetapi selama sakit ibadah pasien berkurang karena badan pasien lemah. 11. Pola kognitif Pasien selalu diberi motivasi suaminya dan dalam melaksanakan sesuatu dipertimbangkan dengan suaminya.
4. Pemeriksaan Fisik Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 pukul 10.00 WIB Keadaan umum : Pasien tampak lemah, tingkat kesadaran : Composmetris, tanda – tanda vital : TD : 120/80 mmHg, n = 84 x
mmt
, RR
: 24 x
mmt
,S
: 360 C, Kepala : Bentuk Mesochepal, kulit kepala bersih, Rambut : warna rambut hitam, rambut mudah rontok, dan tidak ada lesi, Mata : Bentuk simetris, reflek terhadap cahaya baik, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, Mulut : Bibir tampak kering, pecah – pecah, mukosa mulut kering, gigi utuh dan bersih, tidak ada stomatitis, Hidung : Bersih, bentuk simetris, septum diviasi tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung, Leher : Bersih, tidak ada pembesaran tiroid, Telinga : Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada penumpukan serumen, tidak ada gangguan pendengaran, Dada : Simetris, retraksi negatif, Jantung : Inspeksi :Ictus cordic tidak ada, Palpasi : Ictus cordic teraba pada lineas media clavikularis kiri, Perkusi : Konfigurasi jantung dalam batas normal, Auskultasi : Bising tidak ada, Paru – paru : Inspeksi : Inspirasi dan ekspirasi regular, Palpasi : Peningkatan premitus, Perkusi: Sonor seluruh lapang paru, Auskultasi : Tidak ada wheezing / ronchi, Abdomen : Inspeksi
: Permukaan abdomen datan, Auskultasi : Bising usus 19 kali
per/menit, Perkusi : Bunyi suara timpani, Palpasi : Ada benjolan atau masa, ada nyeri tekan, Genetalia : Tidak ada lesi, tidak lesi keadaan bersih, Ekstremitas atas : Tangan terpasang infus dengan cairan RL 20 tetes per/menit, akral hangat, Ekstremitas bawah : Dapat digerakkan tetapi dalam beraktivitas
dibantu keluarga untuk ke kamar mandi (BAB dan BAK), Kulit : Turgor kulit kering, kulit sawo matang, kelembaban kurang, kulit bersih. 5. Data Penunjang Tanggal 6 Mei 2007, pukul 09.00 WIB Hematologi : Hb = 9,40 gr/dl (N = 12 – 14), Hemotokrit = 31,9 gr/dl (N = 35.0 – 47.0), Eritrosit = 3.60 jt
mmk
(N = 3.90 – 5.60 L), MCH = 29.00 PG (N = 27.00
– 32.00), MCV = 88.50 pl (N = 76.00 – 96.00), MCHC = 32.70 g 29.00 – 36.00), Lekosit = 3.80 rb 252.0 rb
mmk
mmk
dl
(N =
(N = 4.00 – 11.00), Trombosit =
(N = 150.00 – 4.000. Natrium = 129 mmol/L (N = 136 –
154 L), Kalium = 4.6 mmol/L (N = 3,5 – 5,1 L), Klorida = 93 mmol/L (N = 98 – 107 L), Kalsium = 2,20 mmol/L (N = 2,12 – 2,52 L).
Tanggal 6 Mei 2007, pukul 09.00 WIB LED 1 jam = 45.0 mm (N = 30 – 140.0 H), LED II jam = 88.0 mm (N = 30 – 14.0 H), Kimia klinik = albumin = 3.2 gr 198 mg
dl
dl
(N = 3.4 – 5.0 L), Ureum =
(N = 15 – 39 H), Creatinin = 11.13 mg
dl
(N = 0.60 – 1.30 H).
Pada tanggal 8 Mei 2007 Terapi Hemodialisa Terapi injeksi : Cefotaxim = 3 x 1 gr
iv
Vit. BC = 2 x 1 amp Peroral
: Kalnex = 2 x 1 tab Catafiam = 2 x 1 tab
6. Pengelompokan Data DS
: a. Pasien mengatakan ada perdarahan yang banyak pervagina ganti pembalut 4 – 5 kali perhari. Darah dalam pembalut sampai penuh
: b. Pasien mengatakan nyeri pada vagina saat perdarahan atau mengeluarkan darah c. Pasien mengatakan tidak nafsu makan d. Pasien mengatakan kepala pusing DO : a. Pasien tampak lemas, tidak dapat aktivitas sehingga memerlukan bantuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari (makan, BAB, BAK) b. Skala nyeri 5 dari penilaian 1 – 10 c. Ekspresi wajah kesakitan d. Pasien tampak pucat dan kurus e. Pasien terpasang infus f. Tanda – tanda vital TD : 120/80 mmHg, n : 84 x mmt, RR : 24 x mmt
B.
PATHWAYS
Sel yang belum Matang
Pengaruh estrogen
Sub mukosa
Mioma uteri
Terjadinya Anoreksia
Gangguan kontraksi Otot uterus
Kebutuhan Tidak adekuat
Pecahnya Pembuluh darah Perdarahan pervagina yang banyak Penurunan kadar HB
Gangguan peredaran darah
Resiko tinggi kekurangan cairan
Intoleransi aktivitas
Nekrosa dan Perlengketan
Gangguan rasa Nyaman nyeri C.
ANALISA DATA Setelah mendapat data, mengumpulkan dan mengelompokan data tersebut kemudian penulis menganalisa dari data yang di dapat. Adapun analisa data yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. DS
: Pasien mengatakan adanya perdarahan yang banyak pada vagina ganti pembalut 4 – 5 kali perhari
DO : Pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering E
: Adanya perdarahan pervagina
P
: Resiko tinggi kekurangan cairan
2. DS
: Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan pervagina atau mengeluarkan darah
DO : Wajah pasien tampak kesakitan Skala nyeri 5 dari nilai 1 – 10 E
: Adanya kontraksi otot uterus
P
: Gangguan rasa nyaman nyeri
3. DS
: Pasien mengatakan badannya lemah, dan lemas sehingga tidak mampu melakukan aktivitas
DO : Pasien tampak lemah dan pucat Jika melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari – hari dibantu keluarga Kadar HB = 9,40 gr E
: Penurunan kadar HB
P
: Intoleransi aktivitas
4. DS
dl
: Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO : Pasien makan dengan porsi ¼
Pasien tampak kurus Berat badan turun menjadi 39 kg dan tinggi badan 159 cm Pengukuran antropometri = rumus : IMT =
BBkg 39kg 39 = = = 15,42 2 2 TB (159 ) m 25281
( )
Lingkar lengan : 20 cm Albumin : 3,2 gr
D.
dl
E
: Tidak adekuatnya imtek dan output
P
: Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN Setelah penulis menganalisa data yang di dalamnya terdapat data subjektif, data obyektif, dan munculnya masalah serta penyebab dari masalah itu sendiri, maka kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut : 1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 – 5 kali perhari, pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi otot uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan pasien tampak lemah, jika melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari dibantu keluarga, kadar HB = 9,40 gr
dl
4. Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan dengan porsi ¼, pasien tampak kurus, berat badan turun
E.
PERENCANAAN PERAWATAN Setelah merumuskan dignosa keperawatan, kemudian penulis memprioritaskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang muncul dengan menjabarkan tujuan yang diharapkan dan kriteria hasil yang ingin dicapai dan beberapa intervensi. Adapun rencana tindakan tersebut adalah : 1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdarahan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 – 5 kali perhari, pasien tampak pucat, kekurangan cairan dan turgor kulit kering. Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perdarahan dapat berkurang.
Kriteria Hasil : Perdarahan dapat berkurang, ganti pembalut 1 – 2 kali perhari, turgor kulit tidak kering dan tidak pucat. Intervensi
: a. Ukur, catat dan laporkan perdarahan pervagina Rasional : Untuk mengetahui tingkat perdarahan b. Kolaborasi pemberian cairan parenteral Rasional : Untuk mencegah kekurangan cairan, turgor kulit menjadi lembab c. Pantau hasil laboratorium : HB, HT, natrium Rasional
:
Untuk
mengetahui
peningkatan
hasil
laboratorium d. Observasi tanda – tanda shock Rasional : Meminimalkan terjadinya shock e. Monitor TTV Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien 2. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri berhubungan adanya kontraksi otot uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5. Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.
Kriteria Hasil : Nyeri dapat berkurang, wajah klien tampak rileks, skala nyeri berkurang menjadi 2 Intervensi
: a. Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi dan skala) Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketidak nyamanan atau nyeri b. Monitor ketidaknyamanan dan sumbernya serta berikan posisi yang nyaman Rasional : Untuk memberikan rasa nyaman pada pasien c. Bantu melakukan teknik relaksasi dengan nafas dalam, perilaku distrasi Rasional : Mengurangi rasa nyeri d. Ciptakan lingkungan yang nyaman Rasional : Memberikan kenyamanan pada pasien e. Kolaborasi pemberian obat analgetik Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB yang ditandai dengan pasien badannya lemah dan memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan aktivitas, kadar HB = 9,40 gr Tujuan
dl
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dan badan tidak lemah
Kriteria Hasil : Klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan keluarga. Badan klien tidak lemah Kadar HB naik Intervensi
: a. Bantu klien dalam melakukan aktivitas Rasional : Untuk mengurangi atau meminimalkan resiko cidera b. Pantau hasil laboratorium serta tingkatkan hasil lab / HB Rasional
:
laboratorium
Untuk
mengetahui
peningkatan
hasil
c. Berikan posisi yang nyaman pada pasien yaitu kepala lebih tinggi Rasional : Untuk menghindari supaya tidak pusing d. Ajarkan pasien untuk ambulasi dini Rasional : Melatih aktivitas yang ringan e. Motivasi klien untuk mau melakukan aktivitas yang ringan Rasional : Membantu klien dalam melakukan aktivitas 4. Kebutuhan Nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output yang ditandai dengan pasien tidak nafsu makan, makan ¼ porsi, pasien tampak kurus, berat badan turun Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria Hasil : Nafsu makan meningkat, berat badan meningkat, makan dengan porsi banyak Intervensi
: a. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering Rasional : Untuk memotivasi pasien agar mau makan b. Timbang berat badan pasien Rasional : Untuk mengetahui perkembangan nutrisi pasien c. Motivasi pasien untuk mau makan sesuai program Rasional : Meningkatkan nafsu makan pasien d. Beri diet sesuai program Rasional : Meningkatkan tingkat nutrisi pasien e. Kolaborasi pemberian nafsu makan Rasional : Untuk meningkatkan nafsu makan pasien
F.
IMPLEMENTASI
1. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdaragan pervagina yang ditandai dengan adanya perdarahan yang banyak, ganti pembalut 4 – 5 kali perhari, pasien tampak pucat karena kekurangan cairan dan turgor kulit kering a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 Jam 09.00
: Mengukur, mencatat, dan melaporkan banyaknya perdarahan
Respon subyektif : Pasien mengatakan perdarahan pervagina banyak yang dikeluarkan Respon obyektif
: Pasien ganti pembalut 4 – 5 kali perhari
Jam 10.00
: Monitor tanda – tanda vital
Respon subyektif : Respon obyektif
: Pasien tampak tenang TD = 120/80 mmHg, n = 84 x
mmt
, RR = 24 x
mmt
, suhu = 36
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 Jam 09.00
: Observasi tanda syock
Respon subyektif : Pasien mengatakan banyak mengeluarkan darah pervagina Respon obyektif
: Pasien tampak lemas badannya dan tampak pucat
Jam 10.00
: Pantau hasil laboratorium : HB, HT, dan natrium
Respon subyektif : Respon obyektif
: Hasil HB = 9,40 gr
dl
, HT = 31,9 gr
dl
Natrium =
129 mmol/L. Jam 11.00
: Kolaborasi pemberian jalan parenteral
Respon subyektif : Respon obyektif
: Pasien terpasang RL 20 tetes/menit
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
berhubungan dengan adanya kontraksi otot
uterus yang ditandai dengan adanya rasa nyeri saat mengeluarkan darah, wajah pasien tampak kesakitan, skala nyeri 5 a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007
Jam 09.00
: Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi dan skala)
Respon subyektif : Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan Respon obyektif
: Skala nyeri 5 dari penilaian 1 – 10, nyeri pada vagina
Jam 10.00
: Pantau
ketidaknyamanan
dan
sumbernya
serta
berikan posisi yang nyaman Respon subyektif : Pasien mengatakan nyeri saat perdarahan Respon obyektif
: Pasien mau berposis yang nyaman sesuai anjuran
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 09.00
: Ajarkan untuk teknik relaksasi dengan nafas dalam atau perilaku distraksi
Respon subyektif : Pasien mengatakan mau melakukan teknik relaksasi nafas dalam Respon obyektif
: Pasien melakukan relaksasi nafas dalam tiap nyeri saat perdarahan
Jam 10.00
: Ciptakan lingkungan yang nyaman
Respon subyektif : Pasien
mengatakan
mau
beristirahat
dengan
lingkungan yang tenang Respon obyektif
: Pasien beristirahat atau tidur dengan tenang
Jam 11.00
: Kolaborasi pemberian analgetik
Respon subyektif : Pasien mengatakan mau minum obat analgetik Respon obyektif
: Pasien minum obat analgetik
3. Intoleransi Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB ditandai dengan pasien mengatakan badannya terasa lemas dan pasien tampak lemah, jika melakukan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari dibantu keluarga, kadar HB = 9,40 gr
dl
, kepala pusing.
a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 08.00
: Pantau klien dalam melakukan aktivitas dan bantu klien dalam melakukan aktivitas (mandi, BAB, BAK)
Respon subyektif : Pasien mengatakan bila melakukan aktivitas dibantu keluarga
Respon obyektif
: Pasien
dibantu
keluarga
dan
perawat
beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan
dalam (mandi,
BAB, BAK) Jam 09.00
: Berikan posisi yang nyaman, kepala lebih tinggi (semi fowler)
Respon subyektif : Respon obyektif
: Pasien tidur di tempat tidur dengan kepala lebih tinggi
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 Mei 2007 Jam 09.00
: Ajarkan pasien ambulasi dini
Respon subyektif : Pasien mengatakan mau melakukan aktivitas Respon obyektif
: Pasien melakukan aktivitas
Jam 10.00
: Pantau hasil laboratorium = HB, HT, natrium
Respon subyektif : Respon obyektif
: HB = 9,40 gr
dl
, HT = 31,9 9,40 gr
dl
, natrium =
129 mmol/L Jam 11.00
: Motivasi klien untuk melakukan aktivitas yang ringan secara mandiri
Respon subyektif : Klien mengatakan mau melakukan aktivitas yang ringan secara mandiri Respon obyektif
: Klien melakukan aktivitas yang ringan
4. Kebutuhan nutrisi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan dengan porsi ¼, pasien tampak kurus, berat badan turun a. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 Jam 08.00
: Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
Respon subyektif : Pasien mengatakan mau makan dengan sering dan dengan porsi yang sedang Respon obyektif
: Pasien mau makan dengan porsi yang sedang
Jam 08.00
: Berikan diet sesuai program
Respon subyektif : Pasien mengatakan mau makan sesuai diet dari rumah sakit
Respon obyektif
: Pasien makan sesuai program
b. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 Jam 09.00
: Motivasi klien untuk mau makan sesuai program
Respon subyektif : Klien mengatakan mau makan sesuai program dari rumah sakit Respon obyektif
: Klien makan dengan porsi sedang
Jam 10.00
: Timbang berat badan pasien
Respon subyektif : Klien mengatakan mau ditimbang berat badannya Respon obyektif
: Berat badan pasien = 40 kg
Jam 11.00
: Kolaborasi pemberian obat nafsu makan
Respon subyektif : Klien mengatakan mau minum obat nafsu makan Respon obyektif
G.
: Klien minum obat nafsu makan
EVALUASI Setelah dilakukan tindakan keperawatan selanjutnya penulis melakukan evaluasi dengan hasil respon perkembangan. Tanggal 12 Mei 2007 1. Kekurangan volume cairan berhubungan adanya perdarahan S
: Pasien mengatakan perdarahannya sudah berkurang, ganti pembalut 1 – 2 kali perhari
O : Wajah pasien tidak pucat, turgor kulit lembab, ganti pembalut 1 – 2 kali perhari A : Masalah teratasi sebagian P
: Lanjutkan intervensi a. Observasi tanda – tanda vital b. Monitor hasil laboratorium : HB, HT, natrium
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi uterus S
: Pasien mengatakan nyeri berkurang saat perdarahan
O : Wajah pasien agak rileks, skala nyeri berkurang menjadi 2 A : Masalah teratasi sebagian P
: Lanjutkan intervensi
a. Motivasi klien untuk melakukan teknik relaksasi b. Kolaborasi pemberian analgetik c. Berikan posisi yang nyaman 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kadar HB S
: Pasien mengatakan sudah dapat beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari (mandi, BAB, BAK) secara mandiri, tanpa bantuan keluarga dan perawat
O : Badan klien sudah tidak tampak lemah, kadar HB naik menjadi 10,40
gr dl A : Masalah teratasi sebagian P
: Lanjutkan intervensi a. Monitor hasil laboratorium : HB, HT, natrium
4. Kebutuhan nutrizi kurang dari tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya imtek dan output S
: Pasien mengatakan makan dengan porsi sedang
O : Pasien nafsu makannya meningkat, pasien mau makan dengan porsi sedang, berat badan pasien naik menjadi 40 kg A : Masalah teratasi sebagian P
: Lanjutkan intervensi a. Motivasi klien untuk makan sesuai program b. Timbang berat badan