BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian I.
Identitas Pasien Inisial klien
: Tn W
Umur
: 38 Th
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Suku
: Jawa
Alamat
: Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
Tanggal pengkajian
: 07 Januari 2011
Tanggal masuk
: 05 Januari 2011
Agama
: Islam
Pekerjaan
:-
Status perkawinan
: Kawin
Pendidikan
: SD
No. RM
: 027200
Diagnosa Medis
: Skizophrenia Paranoid
Penanggung jawab Nama
: Tn S
Hubungan dengan klien : Kakak pasien Umur
: 40 th
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan
a. Alasan Masuk Bicara kacau, sering melamun
1
b. Predisposisi Kurang lebih 2 minggu pasien sulit tidur, sering melamun, menyendiri, sedih. Klien sedih karena pernikahannya gagal. Klien dulu pernah dirawat pada tahun 2004 dinyatakan sembuh dengan keluhan yang sama. Didalam keluarga klien, tidak ada yang sakit seperti klien. Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang saat ini sulit dihilangkan yaitu gagal dalam pernikahan dan ditinggalkan oleh calon suaminya itu. c. Faktor prespitasi Klien sering melamun, menyendiri dan sering bicara kacau sehingga klien dibawa di rumah sakit.
III. Pemeriksaan Fisik a. Tanda – tanda vital Tekanan Darah
: 120/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 37oC
RR
: 22 x/menit
b. Data antropometri Tinggi Badan
: 164 cm
Berat Badan
: 58 kg
c. Keluhan fisik Kepala
: Rambut kotor
2
Mata
: Konjungtivitis
Hidung
: Tidak terdapat penumpukan sekret
Telinga
: Simetris, kotor
Mulut
: Bibir kering, kotor
Leher
: Tidak terdapat pembesaran tiroid
Kulit
: Kulit kering, kurang bersih.
IV. Psikososial 1. Genogram
Klien tinggal bersama orang tuanya dan kakaknya. Keluarga klien tidak ada yang sakit seperti klien. Yang menanggung kebutuhan keluarga adalah ayah klien yang bekerja sebagai petani. Pengambilan keputusan klien meminta bantuan kepada ibu atau bapak.
3
2. Konsep diri a. Gambaran Diri Klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya, klien menyukai semua bagian tubuhnya. b. Identitas Diri Klien adalah anak kedua dari dua bersaudara, klien mengakui berjenis kelamin laki-laki. Klien tidak ada/ tidak mempunyai masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai seorang laki-laki. c. Ideal Diri Klien berharap dapat menikah dengan orang yang disayangi dan ingin cepat sembuh agar cepat pulang kerumah membantu bapaknya bertani. d. Peran Diri Klien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak terakhir yaitu anak kedua dari dua bersaudara. e. Harga Diri Klien mengatakan merasa malu karena pernikahannya gagal dan merasa minder dengan keadaannya sekarang. 3. Hubungan sosial Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya. Hubungan dengan masyarakat atau teman merenggang karena klien lebih suka menyendiri, kurang bergaul dan menyendiri, klien juga merasa malu.
4
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan Klien adalah seorang yang beragama islam dan percaya Tuhan pasti akan memberi kesembuhan. b. Kegiatan Ibadah Waktu dirumah klien jarang sholat begitu juga saat di Rumah Sakit ini. 5. Status Mental a. Penampilan Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, pakaian sesuai yang digunakan. b. Pembicaraan Bicara lambat, nada bicara tidak keras. Keras. Bicara seperlunya dan kata-kata jelas. Setiap kalimat satu dengan kalimat lain saling berhubungan. Kadang butuh mengulang pertanyaan dua kali untuk menjawab pertanyaan. c. Aktivitas Motorik Saat pengkajian klien gelisah, duduk berdiri. d. Alam Perasaan Saya sedih karena saya merasa kecewa, karena pernikahan saya telah gagal.
5
e. Afek Afek klien sesuai, contoh: saat diberikan cerita tentang keadaan sedih, klien merasa ikut sedih dan sebaliknya. f. Interaksi selama wawancara Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun dengan suara yang lambat. Kontak mata dengan perawat kurang klien lebih suka menunduk dan kurang kooperatif. Tidak ada sikap bermusuhan saat wawancara. g. Persepsi Klien mengatakan halusinasi pendengaran. Klien mengatakan mendengar suara-suara yang selalu mengejek dan menakutinya. Suara itu datang saat klien menyendiri dan melamun. Suara-suara itu seperti orang sekampungnya, suara itu muncul kurang lebih 2 kali sehari, atau tidak pasti karena suara itu muncul saat melamun, lama suara tersebut kurang lebih tiga menit. Klien merasa ketakutan dan terkadang jika klien tidak bisa menahan, klien mengucapkan kata Bismillah, dan suara itupun menghilang. h. Proses fikir Kadang ada blocking setiap pertanyaan. Contoh: Ada waktu beberapa detik untuk menjawab pertanyaan. Walupun begitu, jawaban tidak berbeli-belit. i.
Isi Pikir Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.
6
j.
Tingkat Kesadaran Klien nampak bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap waktu, tempat dan orang terdekat, klien juga mengetahui orang yang mengajak bicara.
k. Memori Klien masih dapat mengingat keadaan masa lalu karena masih ada kejadian yang lebih dari satu tahun klien masih dapat mengingat. l.
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung Klien dapat berhitung degan baik, masih dapat konsentrasi dengan cukup baik terbukti bahwa klien bisa menyebutkan saudaranya dan bisa menghitung sudah berapa lama klien dirawat.
m. Kemampuan Penilaian Klien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan, misal: selesai klien makan, klien langsung mencuci piring sendiri. n. Daya Tilik Diri. Daya tilik klien baik, klien menyadari kalau dia sedang sakit, dan sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa daerah Semarang. V. Kebutuhan persiapan Pulang a. Makan Klien bisa makan sendiri. Saat makanan klien langsung makan tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi makanan selalu habis satu porsi.
7
b. BAB / BAK Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK klien tidak membutuhkan bantuan dari siapapun. Klien mampu melakukan semua itu sendiri. c. Mandi Klien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore. Dan tanpa bantuan siapapun. Klien mandiri. d. Berpakaian Klien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap klien mandi klien ganti baju, klien mampu menyisir rambutnya sendiri selama di RSJD. e. Istirahat dan Tidur Klien tidur sehari kurang lebih 8 jam, tidak ada persiapan khusus jika ingin tidur. Tidur malam biasanya jam 20.00-05.00 WIB. f. Penggunaan Obat Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah klien diberi obat 2 kali yaitu sebelum makan siang dan setelah makan malam. Obat selalu diminum, tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan klien yaitu klien merasa mengantuk. g. Pemeliharaan kesehatan Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga akan mengunjungi klien. Klien mengatakan jika sudah pulang nanti akan rutin kontrol dirumah sakit.
8
h. Kegiatan dirumah Klien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, klien akan mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu. i.
Kegiatan diluar rumah Klien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada dikampungnya, misalnya pengajian.
VI. Mekanisme Koping Bila klien mempunyai masalah, klien selalu memendam dan tidak mau terbuka, klien enggan bercerita. VII. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan Laboratorium Hasil pemeriksaan darah : Nama
Hasil
Nilai Normal
Glukosa sewaktu
95 mg / dl
< 140 mg/100 ml
Ureum
13 mg /100ml
10-50 mg/100 ml
Creatinin
0,7 mg /100ml
L: 0,6-1,1 D: 0,5-09
Cholesterol total
155 mg / 100 ml
150-220
Trigliserid
50 mg
s/d 150
Protein total
6,3 – 8,0
Albumin
3,6 mg / 100ml
3,8 – 5,1
SGOT
16 U / L
L : s/d 37 P : s/d 31
SGPT
16 U/L
L : s/d 42 P : s/d 32
Uric acid
61 mg/100ml
L : s/d 3,5-7 P : 2,5-5,7
9
b. Therapi medik 1) Halloperidol
: 2 x 5 mg
2) Tryhexyphenidyl
: 2 x 2 mg
3) Promactil
: 2 x 100 mg
4) Chloramphenicol
: 2 x 2 tetes
B. Analisa Data NO 1
Tgl dan jam 7 januari 2011 08.30
Data Fokus
Masalah
DS : Saya merasa kesal, sampai- sampai
Resiko menciderai diri
dulu tangan saya, saya sayat dengan
sendiri. Orang lain dan
pisau kecil (silet).
lingkungan
DO : Terdapat luka sayatan 2
DS : Saya sering mendengar suara- suara
Gangguan
yang selalu mengejek saya, suara itu
sensori
datang saat saya menyendiri dan
dengar
melamun
persepsi :
halusinasi
Suara itu seperti orang
sekampung, suara itu muncul kurang lebih 2 sampai 3 kali sehari DO : Klien nampak bicara- bicara sendiri, dan senyum- senyum. 3
DS : saya males ngobrol mbak DO : Kontak
mata
kurang,
Isolasi sosial: Menarik sering
diri
menunduk, tidak fokus. 4
DS : Saya malu, karena pernikahan saya telah gagal DO : Klien
senang
Gangguan konsep Diri : Harga Diri Rendah
menyendiri,
klien
nampak malu.
10
C.
Pohon Masalah Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain, dan Lingkungan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
Core Problem
Isolasi Sosial: Menarik Diri Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
D. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi dengar. 2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi dengar berhubungan dengan menarik diri. 3. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
11
E. Perencanaan No
No.
Diagnosa
DX
Keperawatan
1
Perencanaan Tujuan
Intervensi Kriteria Evaluasi
Resiko menciderai diri, orang
Pasien
lain
halusinasi yang dialaminya.
dapat menunjukkan tanda- menggunakan komunikasi terapeutik.
berhubungan dengan halusinasi
1:
tanda
dengar
Klien dapat membina hubungan
perawat.
saling percaya
bersahabat menunjukkan rasa
dan
lingkungan
dapat
mengontrol Setelah 1x interaksi pasien Bina hubungan saling percaya dengan pada a. Sapa klien dengan ramah baik
percaya Ekspresi
wajah
senang, ada kontak mata dan berjabat tanan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien
mau
berdampingan
duduk dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
12
2:
Klien
halusinasi
dapat
mengenali
Setelah
2x
interaksi a. Adakan kontak sering & singkat
pasien dapat menyebutkan
secara bertahap.
frekuensi
b. Observasi tingkat laku klien terkait
timbulnya halusinasi. Klien
dengan halusinasinya bicara, dan
dapat
mengungkapkan
tertawa tanpa stimulus memandang
terhadap
ke kiri / ke kanan / ke atas / ke
waktu,
isi,
perasaan halusinasinya
bawah seolah ada teman bicara c. Membantu
klien
mengenal
halusinasinya - Jika
menemukan
sedang
halusinasi,
klien
yang
tanyakan.
Apakah ada suara-suara yang didengar - Jika
klien
menjawab
ada
lanjutkan apa yang dia katakan - Katakan bahwa perawat percaya bahwa klien mendengar suara itu namun perawat sendiri tidak mendengarnya
(dengan
nada
bersahabat tanpa menuduh dan menghakimi)
13
- Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien - Katakan bahwa perawat akan membantu klien d. Diskusikan dengan klien: - Situasi yang menimbulkan dan tidak menimbulkan halusinasi - Waktu dan frekuensi halusinasi e. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (takut, marah, senang, sedih) 3: Klien
Setelah dapat
halusinasinya
mengontrol
3x
interaksi a. Identifikasi bersama klien cara
pasien dapat menyebutkan
tindakan yang dilakukan jika terjadi
tindakan
halusinasi
yang
dilakukan
biasanya untuk
mengendalikan
(tidur,
marah,
menyibukkan diri dan lain-lain) b. Jelaskan
manfaat
cara
yang
halusinasinya.
dilakukan klien, jika bermanfaat
- Klien dapat menyebutkan
beri pujian
cara baru
c. Diskusikan
cara
baru
untuk
memutus / mengontrol halusinasi
14
- Katakan
saya
mendengar
tidak
kamu
(pada
mau saat
halusinasi) - Memuji orang lain (perawat, teman atau anggota keluarga) untuk
bercakap-ckap
mengatakan
halusinasi
atau yang
terdengar - Membuat jadwal kegiatan seharihari agar halusinasi tidak sampai muncul d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasi secara bertahap e. Beri kesempatan cara yang telah dilatih, evaluasi halusinasinya dan beri pujian jika berhasil f. Anjurkan klien mengikuti terapi aktifitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
15
4: Klien
dapat
keluarga
dukungan
dalam
halusinasinya
dari
mengontrol
Setelah
4x
pasien
dapat
hubungan
saling
interaksi a. Anjurkan membina percaya
menyebutkan
untuk
membantu klien jika mengalami halusinasi b. Diskusikan dengan keluarga (pada
dengan perawat - Keluarga
keluarga
dapat pengertian
tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi
saat keluarga berkunjung / pada saat kunjungan di rumah) - Gejala halusinasi yang dialami klien - Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi - Cara merawat anggota keluarga yang terkena halusinasi, dirumah, beri kegiatan jangan biarkan sendiri, makan bersama c. Beri
informasi waktu follow up
atau kapan berlumen dapat bantuan halusinasi
tidak
terkontrol
dan
resiko menciderai diri
16
5:
- Setelah
Klien dapat memanfaatkan obat
pasien
dengan baik
keluarga
5x
interaksi a. Diskusikan
Klien
klien
dan
keluarga tentang dosis, frekuensi
dan
dan manfaat
dapat
menyebutkan
dengan
manfaat,
dosis dan efek samping obat. - dapat mendemonstrasikan
b. Anjurkan klien meminta sendiri
penggunaan obat benar
obat pada perawat dan merasakan
- dapat informasi tentang efek samping obat
manfaatnya
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang disediakan
2
Isolasi sosial : menarik diri
Pasien
dapat
berinteraksi
Setelah
1x
dengan orang lain:
pasien
1. Pasien dapat membina
menunjukkan
hubungan saling percaya.
tanda
interaksiBina hubungan saling percaya dengan dapat : tandaa. a. Beri salam setiap berinteraksi
percaya
perawat. tersenyum,
pada b. b. Perkenalkan nama, nama panggilan
wajah cerah, perawat
dan
tujuan
perawat
mau berkenalan.
berkenalan, ada kontak c. Tanyakan nama dan panggilan mata,
bersedia nama kesukaan
pasien.
17
menceritakan perasaannya,
d. Tunjukkansikapjujurdan bersedia
menepati janji setiap kali
mengungkapkan
berinteraksi.
perasaan.
e. Tanyakan perasaan pasie dan masalah yang dihadapi pasien. f.
Buat kontak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi
perasaan
pasien.
2.
Pasien
menyebutkan menarik diri
mampu Setelah
2x
penyebab pasien
interaksi dapat
menyebutkan
minimal
satu penyebab menarik diri
Tanyakan pada pasien tentang: a.
Orang serumah
yang
tinggal
atau
sekamar
dengan pasien. b. Orang yang paling dekat
a. Diri Sendiri
dengan pasien dirumah atau di
b. Orang lain
ruang perawatan.
18
c. Lingkungan
c. Apa yang membuat pasien dekat dengan orang tersebut. d. Orang
yang
tidak
dekat
dengan pasien dirumah atau diruang perawatan e. Apa yang membuat orang tidak dekat dengan orang tersebut f.
Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
g. Diskusikan tentang
dengan
penyebab
pasien menarik
diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain h. Beri
pujian terhadap klien
mengungkapkan perasaannya
19
3.
Pasien
menyebutkan
mampu Setelah
3x
interaksi
keuntungan pasien
dapat
a.
Tanyakan
pada
pasien
tentang:
bersosialisasi dan kerugian menyebutkan keuntungan
1. Manfaat hubungan soslal
menarik diri
2. Kerugian menarik diri
bersosialisasi, misalnya:
a. Banyak teman
b. Diskusikan
b. Tidak
tentang manfaat bersosialisasi
bersama
pasien
dan kerugian menarik diri
kesepian
c. Bisa diskusi
c. Beri
d. Saling
kemampuan
pujian
terhadap pasien
mengungkapkan perasaannya
menolong Dan kerugian menarik diri misalnya: a. Sendiri b. Kesepian tidak
bisa
diskusi
20
4. Pasien dapat bersosialisasi Setelah secara bertahap
4x
interaksi
pasien
dapat
bersosialisasi
secara
bertahap dengan:
a. Observasi perilaku pasien saat bersosialisasi b. Beri motivasi dan bantu pasien untuk berkenalan dengan:
a. Perawat
a. Perawat lain
b. Perawat lain
b. Pasien lain
c. Pasien lain
c. kelompok
d. Kelompok
c. Libatkan pa&ien dalam terapi aktiviitas kelompok sosialisasi d. Diskusikan jadwal harian yang dapat
diliakukan
untuk
meningkatkan kemampuan pasien bersosialisasi e. Beri nioti vasi pasien untuk melakukan kegiatan sisuai dengan jadwal yang telah di buat. f. Beri pujian terhadap kemampuan pasien memperluas pergaulannya melahiai
aktivitas
yang
dilaksanakan
21
5.
Pasien
menjelaskan
mampu Setelah 5x interaksi pasien perasaannya dapat
setelah bersosialisasi.
a.
Diskusikan
menjelaskan tentang
perasaannya
perasaanya
setelah bersosialisasi
bersosialisasi
dengan
atau
pasien setelah
berkenalan
atau dengan:
berkenalan dengan:
a. Orang lain
a. Orang lain b. Kelompok
b. Kelompok b. Beri pijian terhadap kemampuan pasien mengungkapkan perasaannya
5.
Pasien
memanfaatkan dengan baik
dapat 1. Setelah 6x interaksi obat pasien dapat menyebutkan : a.
Manfaat
minum
obat b. c.
Kerugian
1.
Diskusikan
dengan
pasien
tentang manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat tanpa konsultasi dokter dan mengetahuii
tidak
warna, nama, dosis, cara, efek terapi
minum obat.
dan efek samping penggunaan
Nama, wama, dosis,
obat.
efek terapi dan efek samping obat 2. Pantau pasien saat penggunaan 2. Setelah 6x interaksi
obat
22
pasien mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar,
dam
menyebutkan
dapat akibat
berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
42 23
F. Implementasi Tgl /
No.
jam
DX
7/1/11 08.30
1
Implementasi Keperawatan SP1p : Bina Hubungan Saling
Respon pasien S
Percaya 1 2
Menyapa klien dengan
berasal
ramah
menceritakan masalah yang terjadi
Memperkenalkan
diri
dari
Penawangan,
klien
Klien mendengar suara-suara yang
menyebutkan
selalu
mengejek
dan
menakut-
nama lengkap, panggilan,
nakutinya. Suara itu orang sekampung,
alamat
suara muncul saat klien melamun,
dan
berjabat
tangan
4
: Klien menjawab “Selamat siang” nama saya Tn. W biasa dipanggil W, saya
dengan
3
TTD
lamanya kurang lebih 3 menit
Menanyakan
nama
O
: Klien mau menjabat tangan perawat,
lengkap, panggilan serta
mau
alamat klien
perawat, tersenyum
Menjelaskan pertemuan
tujuan yaitu
A
ingin
menyelesaikan masalah
duduk
berdampingan
dengan
: SP 1p dan SP 2p tercapai,klien mau mengenal halusinasi
P
: SP 3p Perawat
: Ajarkan cara mengontrol
SP2p
halusinasi
Menanyakan pada klien tentang
Klien
: Mengingat-ingat apa ada
waktu, isi dan frekuensi terjadinya
masalah
yang
halusinasi
disampaikan
belum kepada
perawat 8/1/11
SP3p
09.00
1
S
: Klien
menjawab
“Selamat
pagi”
Menyapa klien dengan
kabarnya baik, klien mengatakan bila
ramah dan menanyakan
bisikan itu datang klien mencoba
kabar
menahan
2
Memvalidasi sp2p
Terkadang bisikan tersebut semakin
3
Menanyakan pada klien
kuat.
dan
baca
bismillah,
tentang cara yang biasa dilakukan
klien
saat
halusinasi datang 4
Ajarkan cara mengontrol halusinasi a.
Dengan
O : - Klien kooperatif saat berinteraksi - Klien memperhatikan saat perawat
cara
mendemonstrasikan
cara
pertama
26
b.
menghardik
mengontrol
Berbicara
menghardik
dengan perawat
“Pergi….., pergi aku tidak mau
atau orang lain
mendengar, pergi……….”
pada
Dan cara kedua saat mendengar
saat
halusinasi
dan
halusinasi
suara-suara bisa lapor / cerita dengan
datang
perawat - Klien
mampu
mendemonstrasikan
cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan cerita pada perawat A
: SP 3 p tentang mengontrol halusinasi cara pertama dan kedua tercapai
P
: Lanjutkan SP 3p Perawat
: Lanjutkan SP 3p lagi tentang
mengontrol
halusinasi cara ke 4a dan ke 4b yaitu mengontrol halusinasi
dengan
melakukan
aktifitas
sehari-hari / membuat jadwal kegiatan seharihari Klien
: Mendemontrasikan cara mengontrol
halusinasi
dengan menghardik bila suara-suara
itu
muncul
lagi 9/1/11
Melanjutkan
09.15
Sp4p
S : - Klien menjawab salam “Selamat pagi” kabar pagi ini baik.
1
Menyapa klien dengan ramah
- Cara kemarin pernah saya lakukan
2
Menanyakan kabar
yaitu
3
Memvalidasi SP 1,2, 3 yang
pergi….. pergi jangan ganggu saya….
menghardik,
saya
suruh
membahas kemarin 4
Pemberian obat
5
Cara minum obat - Iya, saya mau dibuatkan jadwal aktifitas sehari-hari dari Bangun tidur
27
sampai tidur lagi O
: Klien kooperatif, tersenyum dan mau dibuatkan jadwal aktifitas agar klien tidak melamun. Klien memperhatikan
A : SP 4p klien mampu mengontrol halusinasi dengan
cara
3
yaitu
melakukan
aktifitas / membuat jadwal sehari-hari P
: Lanjutkan SP 4p Perawat
:Lanjutkan
SP
4
p
menjelaskan manfaat, macam, efek obat samping Klien
:
Memilih
cara
efektif untuk mengontrol halusinasi 10/1/11 09.30
2
SP 1p :
S : Pasien mengatakan lebih suka diam,
1. mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
jarang berinteraksi dengan orang lain. Tn.
W
mengatakan
mengetahui
2. mengidentifikasi
keuntungan berinteraksi dengan orang
keuntungan
lain dan kerugian tidak berinteraksi
berinteraksi
dengan orang lain
dengan orang lain. Tn. W mengatakan
3. mengidentifikasi kerugian
sekarang
sudah
mengerti
cara
tidak berinteraksi dengan
berkenalan dengan orang lain dan
orang lain
sudah
4. melatih
pasien
berkenalan
untuk
dengan
memasukkan
keteman
sekamar
satu O : Pasien Tn. W dapat memahami
orang 5. Menganjurkan
mempraktekkan
panyebab isolasi sosial pasien A : Tn. W sudah dapat menyebutkan kedalam
jadwal kegiatan harian.
penyebab ia menarik diri. Pasien Tn. W dapat memahami
keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain. Tn. W sudah bisa mempraktikkan cara berinteraksi atau berkenalan dengan orang lain. P : lanjutkan Sp2p
28
Perawat: Melanjutkan SP2p
cara berkenalan
dua orang atau lebih (pasien-perawatperawat lain) Klien: Menyarankan pada klien untuk mencatat keuntungan dari berkenalan dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
29