BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 21 April 2010 1. Biodata a. Identitas pasien Nama
: An. D
Umur
: 3 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: islam
Alamat
: Wonodri
Suku / bangsa
: jawa, indonesia
No. Register
: 111.82.55
Diagnosa medis
: Febris convulsive
b. Penanggung jawab Nama
: Tn. H
Umur
: 27 tahun
Alamat
: Wonodri
Jenis kelamin
: laki - laki
Agama
: islam
Pekerjaan
: swasta
Pendidikan
: SLTA
Hubungan dengan klien
: Ayah kandung
2. Riwayat kesehatan a. Keluhan utama Panas tinggi 38,7 0 C ( 21/4/2010) dan kejang (20/4/2010) b. Riwayat kesehatan sekarang ± 2 hari sebelum masuk RS, klien demam, panas tidak turun – turun, batuk dan ada dahaknya, klien pilek, keluarga klien (nenek) mengatakan “ cucu sebelum masuk rumah sakit kejang “. Kejang berlangsung selama ±15 menit. Kemudian keluarga memutuskan untuk membawa klien ke Rumah Sakit Roemani Semarang untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Kakek klien mengatakan “cucu saya sempat kejang sebentar saat setelah sampai disini (Ruang lukman)” kejang <5 menit. c. Riwayat kesehatan masa lampau 1. Pre natal
: selama hamil ibu klien rajin memeriksakan kehamilannya secara teratur di rumah sakit, terkadang ke bidan. Selama kehamilan tidak ada keluhan. Imunisasi TT 2 kali.
2. Intranatal
: anak lahir pada umur kehamilan 9 bulan, lahir secara spontan di rumh sakit, BBL : 3000 gr daan PBL : 48 cm
3. Post natal
: pemeriksaan bayi dan masa nifas dilakukan di dokter, imunisasi wajib lengkap
4. Penyakit yang pernah diderita anak : anak tidak mempunyai riwayat penyakit pernafasan (asma) 5. Hospitalisasi / tindakan operasi
: anak sebelumnya belum
pernah dirawat atau dilakukan tindakan operasi sebelumnya 6. Alergi
: klien tidak mempunyai riwayat alergi obat dan makanan
7. Kecelakaan
: sebelumnya klien tidak pernah jatuh dari tempat tidur
8. Imunisasi
: Imunisasi BCG 1 x pada umur 0 bulan Imunisasi DPT 1 x pada umur 2 bulan Imunisasi Polio 2 x pada umur 0 dan 2 bulan Imunisasi Hepatitis B 2 x pada umur 0 dan 1 bulan
9. Pengobatan
: klien tidak sedang minum obat rutin dari dokter lain
d. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga tidak pernah ada yang menderita penyakit seperti pasien saat ini dan keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular dan penyakit menahun.
Genogram
Keterangan = pasien = perempuan = tinggal 1 rumah
e. Riwayat perkembangan 1) Klien dapat tersenyum di usia 2 bulan 2) Klien dapat miring di usia 3 bulan 3) Klien dapat mengoceh di usia 3 bulan f. Riwayat pertumbuhan 1) BB : 6,3 kg 2) PB : 78 cm 3) LILA : 13 cm 3. Pengkajian pola kesehatan fungsional a. Pola pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Orang tua selalu memeriksakan kesehatan anaknya ke rumah sakit atau ke puskesmas. Bila anak sakit, biasanya orang tua membawa atau memeriksakan anank untuk mendapat obat ke puskesmas, terkadang ke dokter. b. Pola nutrisi Sebelum sakit : klien tidak mengalami perubahan nafsu makan. Klien minum ASI & susu formula ± 1200 ml/hari. BB : 6,3 kg.ibu klien mengatakan klien belum mendapat makanan tambah. Saat sakit : Ibu klien mengatakan klien minum : susu formula ± 800 – 1000 ml. klien terpasang infuse set dengan caiaran infuse yang masuk ± 200 ml (saat pengkajian) c. Pola eliminasi Sebelum sakit : BAB klien tidak cair 2 x/hari dengan konsistensi lunak, warna kuning dan bau khas, dan BAK ± 6 – 8 x/hari, saat sakit klien BAB cair 2x, warna kuning dan bau khas (21/4/2010) dan BAK 6 – 7 x/hari dalam sehari. d. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit : klien aktif, mengoceh, senyum, Saat sakit (pengkajian) : klien kurang aktif, lemas terkadang rewel. Terkadang klien terlihat digendong oleh neneknya/ibunya, kakek klien mengatakan “Putri sempat kejang sebentar di ruang ini (Baitul Athfal)”. Kejang <5 menit. e. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit : klien tidur ± 7 – 10 jam Saat sakit : klien rewel, mudah terbangun, klien tidur selama ± 5 – 6 jam, tidur siang ± 2 jam. Klien biasanya mudah terbangun, rewel jika udara ruangan panas. f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Klien terkadang terlihat rewel, apalagi kalau didatangi perawat untuk dilakukan pemeriksaan/tindakan : pengukuran suhu. Orang tua/keluarga saat dilakukan pengkajian, tidak mengetahui sakit yang diderita klien : sebab, pengertian dan penatalaksanaan. Ibu klien mengatakan “ anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang, saya tidak tahu kenapa bisa begitu, saat kejang langsung saya bawa ke RS “ g. Pola persepsi diri dan konsep diri Saat pengkajian klien menangis dan terlihat digendong neneknya. Pihak keluarga dapat menerima penyakit yang diderita anaknya, ekspresi wajah keluarga sedih dan terlihat khawatir. Klien adalah anak laki-laki yang berumur 3,6 bulan. h. Pola peran dan hubungan sosial Klien tergantung pada keluarga (orang tua, nenek) untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, seperti : makan, minum susu, mandi, BAB dan BAK. Klien adalah anak kedua dari orang tuanya, klien juga sebagai cucu dari kakek dan neneknya. Klien biasa digendong dan dioajak bermain oleh tetangganya. i. Pola seksual dan reproduksi Klien berjenis kelamin laki-laki, tidak mempunyai kelainan congenital, klien sangat disayang oleh keluarganya. j. Pola koping dan toleransi stress Stressor pada anak adalah udara ruangan yang panas (efek hospitalisasi) yang membuat klien menangis/rewel. Klien biasa digendong diberi susu atau diajak jalan – jalan ke luar ruangan ketika rewel.
k. Pola nilai dan kepercayaan Klien adalah seorang muslim yang belum dapat menunaikan ibadah sesuai syariat karena belum cukup umur (baligh). Keluarga klien berharap agar klien dapat cepat sembuh. Nenek klien dan ibu klien mengatakan “semoga Allah cepat memberikan kesembuhan pada An.D”. 4. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum
: klien terlihat kurang aktif, badan panas saat diraba
b. Tanda – tanda vital
0
: T : 38,7 C (21/4/2010) N : 110 x/menit RR : 24 x/menit
c. Antropometri
: BB : 6,3 kg, PB : 78 cm, LILA : 13 Cm
d. Kepala
: Mesocephal, tidak ada lesi, rambut hitam lurus, tebal, bersih
e. Mata
: tidak anemis, tidak ikterik, tidak cekung
f. Hidung
: bersih, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung
g. Mulut
: tidak ada stomatitis, tidak sianosis, mukosa dan bibir kering, warna pucat.
h. Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada distensi Vena Jugularis
i. Lidah
: bersih, tidak ada lesi
j. Thorak
: simetris, tidak ada retraksi
k. Paru
: simetris, tidak ada wheezing, tida ada ronchi
l. Jantung
: BJ I – II murni, tidak ada gallop, tidak ada pembesaran jantung.
m. Abdomen
: tidak ada distensi, datar super, BU (+)
n. Genetalia
: tidak ada kelainan congenital, tidak ada lesi
o. Ekstermitas
:
-
Atas
: tangan kiri terpasang infuse set, tidak ada edema, tidak ada lesi (selain tusukan infuse), CRT < 2 detik, tidak sianosis, tidak ada petekie.
-
Bawah : tidak ada edema, tidak sianosis, CRT < 2 detik, tidak cacat.
p. Kulit
: turgor kulit kurang, kulit kering, warna kulit kuning langsat saat di palpasi terasa hangat.
5. Pemeriksaan penunjang Tanggal 22 April 2010 a. Pemeriksaan laboratorium HEMATOLOGI DARAH RUTIN
HASIL
UNIT
10,8
g/dl
Leukosit
15,100
/mm3
Trombosit
292,000
Hematokrit
32,9
Hemoglobin
HITUNG JENIS
/mm3 %
Eosinofil
0,20
%
Basofil
0,1
%
N. Segmen
60,4
%
Limfosit
44,3
%
Monosit
12,0
%
2
Mm/jam
Eritrosit
4,54
/UL
MCV
87,3
FL
MCH
28,6
Pg
MCHC
32,8
%
Laju Endap Darah
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Salmonella typi O
Negatif
(N : Negatif )
Salmonella paratypi AO
Negatif
(N : Negatif )
Salmonella paratypi BO
Negatif
(N : Negatif )
Salmonella paratypi CO
Negatif
(N : Negatif )
Salmonella typi H
Negatif
(N : Negatif )
Salmonella paratypi AH
Negatif
(N : Negatif )
1/60
(N : Negatif )
Salmonella typi OH
b. Therapy -
24 ¼ N 20 tpm
-
Injeksi : Sagestam 2x30 mg
Cortidex 3x1/4 ampul -
Per os Vomerin 3x ¼ cth Promedex 3x ¼ cth Depalene 3x ¼ cth Pramuba cyrup 3x ¼ cth Luminal 3 x 3 gram
c. Diit Asi & susu formula
B. Pengelompokan Data No 1
Tanggal
Data Fokus (DS dan DO)
TT
21/4/2010 DS : -
keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang, saya tidak tahu kenapa bisa begitu. Saat kejang langsung saya bawa ke RS”.
-
Kakek klien mengatakan, “cucu saya sempat kejang lagi sebentar saat setelah sampai di ruang ini Lukman) = kejang 5 menit.
- Orang
tua
/
keluarga
saat
dilakukan
pengkajian
mengatakan tidak mengetahui sakit yang diderita klien : pengertian, sebab dan penatalaksanaan -
Ibu klien mengatakan Klien minum susu formula ± 800 – 1000 ml dan klien belum mendapat makanan tambahan
apapun. 2
21/4/2010 DO : -
Klien panas tinggi 38,70 C dan kejang
-
Klien terpasang infuse set dengan cairan infuse 2 A ¼ N 20 tpm, cairan yang masuk ± 200 ml (saat pengkajian)
-
BAB klien cair 2 x dalam sehari (21/4/2010)
-
Klien kurang aktif, lemas terkadang rewel
-
Klien mudah terbangun, rewel jika udara ruangan panas
-
Klien terkadang terlihat rewel apalagi kalau didatangi perawat
untuk
dilakukan
pemeriksaan/tindakan
:
pengukuran suhu. TTV : Suhu : 38,7 0 C, nadi 110 x/menit -
RR : 24 x/menit
-
BB : 6,3 kg, PB : 78 cm, LILA : 13 cm
-
Mukosa bibir kering
-
Kulit kering
-
Saat dipalpasi kulit terasa hangat.
-
Klien mengalami kejang selama ± 15 menit sebelum masuk RS
-
Ekspresi keluarga sedih dan terlihat khawatir
-
Therapy : 2A ¼ N 20 tpm, injeksi : Sagestam 2 x 30 gr Cortidex 3 x ¼ A ; Per os : Cefad 90 mg, Dumin 40 mg Cellist 1/6 tab, promuba syrup 3 x ¼ cth, Luminal : 3 x 3 gram.
C. Analisa Data Data (DS dan DO) DS :
Masalah (P) Hipertermi
- keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya
Etiologi (E) Proses Peradangan
sakit panas. DO: - Suhu :38,7 0C ( 21/4/2010) - Nadi :110 x/menit - Pernapasan :24 x/menit - Anak kurang aktif, lemah dan terkadang rewel
DS :
Resiko
- Ibu klien mengatakan Klien minum : susu kekurangan formula ± 800 – 1000 ml, klien belum mendapat volume cairan
Intake inadekuat output cair
makanan tambahan apapun DO : - Klien terpasang infuse set dengan caiaran 2 A ¼ N 20 tpm. Saat pengkajian cairan infuse yang baru masuk ± 200 ml - Klien kurang aktif, lemas dan terlihat rewel - TTV : Suhu : 38,7 0C (21/4/2010) Nadi : 110 x/menit RR : 24 x/menit - Mukosa bibir kering, kulit kering DS :
Resiko cidera
Kejang
- Keluarga (ibu klien) mengatakan, “anak saya sakit panas tetapi sampai bisa kejang. DO - Klien mengalami kejang selama ± 30 menit sebelum masuk Rumah Sakit. - Klien rewel DS :
Resiko
- Kakek klien mengatakan, “ cucu saya sempat terjadinya kejang lagi sebentar saat setelah sampai di ruang kejang ini (R.Lukman)”. Kujang < 5 menit.
Suhu
tubuh
tinggi (Hipertermi)
berulang
DO : - Klien panas tinggi 38,70 C dan kejang - TTV 21/4/2010 : S : 38,70C N : 110 x/menit RR : 24 x/menit - Therapy : susu formula 3 x ¼ cth
DS: - Orang tua / keluarga saat dilakukan pengkajian Kurang pengetahuan mengatakan diderita
tidak
klien
:
mengetahui
sakit
yang
pengertian,
sebab
dan
penatalaksanaan DO: ekspresi keluarga sedih dan terlihat khawatir
Kurang informasi
D. Diagnosa Keperawatan 1.
Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Intake inadekuat output cair 3. Resiko cidera berhubungan kejang 4. Resiko terjadinya kejang berulang berhubungan dengan Suhu tubuh tinggi (Hipertermi) 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
E. Intervensi Keperawatan No
Waktu
Tujuan dan Kriteria
Dx 1
Rencana keperawatan
Rasional
Hasil Rabu
Tujuan :
21/4/10
Setelah
1. Beri kompres hangat. dilakukan
tindakan
- Dapat
membantu
mengurangi demam 2. Beri
dan
anjurkan - Semakin
banyak
keperawatan selama
klien untuk banyak
minum akan dapat
3
minum
membantu
x
24
jam
diharapkan hipertermi
menurunkan tidak
demam
terjadi 3. anjurkan
Kriteria Hasil : Suhu
tubuh
tanda-tanda
dan vital
dalam batas normal (
36 0C-370 C
Klien
bebas
klien
istirahat dengan tirah baring
- Istirahat yang cukup akan
sedikit
membantu penyembuhan
), dari 4. anjurkan klien untuk - Pakaian yang tipis
demam,
kooperatif
dan tidak rewel.
memakai
pakaian
akan memudahkan
tipis dan menyerap
sirkulasi dalam dan
keringat
luar tubuh
5. ciptakan
suasana - Suhu ruangan harus
yang nyaman ( atur diubah
untuk
ventilasi) mempertahankan suhu
mendekati
normal - Suhu tubuh 38,90 C-
6. awasi suhu tubuh
41,10C Menunjukkan proses
penyakit
infeksius akut,pada demam
dapat
membantu
dalam
diagnosis 7. kolaborasi pemberian - Digunakan obat
anti
mikroba,
antipiretik
dan
pemberian
cairan
parenteral
untuk
mengurangi demam dengan sentralnya
aksi pada
hipotalamus, meskipun
demam
mungkin
dapat
berguna
dalam
membatasi pertumbuhan organisme
dan
meningkatkan autodestruksi
dari
sel-sel
yang
terinfeksi 2
21/4/10
Tujuan :
1. Kaji
Setelah
dilakukan
vital,
Tanda-tanda - Menilai tanda
dan
status
hidrasi
elektrolit
tindakan
gejala dehidrasi dan
dan
keperawatan selama
hasil laboratorium
asam basa
1
x
24
jam 2. Berikan cairan oral - Upaya
diharapkan
adekuat
kebutuhan
cairan
terpenuhi,
tidak
terjadi
mengganti
cairan yang keluar
sesuai
indikasi
kekurangan 3. Pantau intake dan output
Kriteria Hasil :
cairan )
TTV
dan
parenteral
volume cairan
-
keseimbangan
(
balance
- Memberikan status keseimbangan cairan
dalam
batas normal ( 4. Anjurkan suhu 36 0C-370C)
keluarga
Nadi
memberikan
100x/menit,
minuman
pernapasan
adekuat
24x/menit )
bertahap
pada untuk
- Memenuhi
cairan
secara adekuat peroral secara
-
Mukosa
bibir
lembab -
3
21/4/10
Turgor kulit baik
Tujuan :
1. Hindarkan anak dari - Tindakan ini dapat
Setelah
dilakukan
tindakan
benda-benda membahayakan
keperawatan selama 2. Gunakan 1
x
yang
30
menit
diharapkan
tidak
terjadi cidera
menurunkan injuri alat - Dapat
pengaman
injuri
pasang sudip lidah
- Keluarga
lidah
tidak
tergigit atau lidah menutup
menunjukan
jalan
napas yang 4. Kolaborasi
aman bagi klien - Tidak
melindungi
klien dari bahaya
3. Bila terjadi kejang - Agar
KH :
tindakan
membantu
terjadi
- Diharapkan
dapat
pemberian obat anti
mempercepat
kejang
proses
keseleo
penyembuhan
(dislokasi)
juga
dan
dengan
memantau
efek
samping secara dini jika
timbul
efek
samping
Rabu 4
Tujuan
:
21/4/2010 dilakukan
- Memberikan
setelah tindakan 1. Pantau
keperawatan selama
observasi
1x60
tanda vital
diharapkan
menit
2. Beri
Kriteria hasil:
tentang
perubahan
tanda-
tanda vital
kompres
hangat pada klien
- Dapat
membantu
mengurangi demam
tubuh
menurun ( 370C ) - Klien tenang dan tidak rewel
tanda-
informasi
kejang
tidak terjadi
- Suhu
dan
3. Beri dan anjurkan - Semakin
banyak
klien untuk banyak
minum akan dapat
minum
membantu menurunkan demam
4. anjurkan istirahat
klien - Istirahat dengan
cukup akan dapat sedikit
tirah baring
yang
membantu
penyembuhan 5. anjurkan klien untuk memakai
pakaian
tipis dan menyerap
6.kolaborasi pemberian anti
akan memudahkan sirkulasi dalam dan luar tubuh
keringa
obat
- Pakaian yang tipis
mikroba,
- Digunakan
untuk
mengurangi demam
dan antipiretik
dan
dengan
aksi
sentralnya
pada
hipotalamus
Rabu
1. kaji
21/4/2010
tingkat - Mempengaruhi
pendidikan Tujuan
klien
proses
terhadap
:setelah atau keluarga
penerimaan materi
dilakukan pengetahuan 5.
pendidikan 2. kaji kesehatan
tingkat - Menentukan pilihan
selama
1x45
pengetahuan
intervensi
keluarga atau klien
tepat
yang
menit dalam
pengetahuan menyampaian keluarga meningkat. 3. lakukan pendidikan - Memberikan Kriteria Hasil : kesehatan
tentang
informasi
yang
- Klien mengetahui tentang
kejang demam pada
adekuat,
keluarga klien
meningkatkan peran
pengertian
kejang serta
keluarga
demam,penebab dan dalam
perawatan
penatalaksanaannya klien 4. beri keluarga
kesempatan untuk
dalam
mana
intervensi
berhasil dilakukan.
bertanya
5. libatkan
- Mengetahui sejauh
keluarga setiap
Masalah kesehatan pada
anak
tindakan pada klien
melibatkan peranan orang
tua
mempersiapkan perawatan
klien
ketika di rumah.
F. Implementasi No
Waktu
Tindakan keperawatan
Respon pasien
Dx 1
21/4/10 - Melakukan pengukuran suhu
S:-
20.50
O : T : 38,70C, klien rewel
2
(suhu rectal)
- Memberikan adanya tanda dan gejala dehidrasi
S:O : mukosa bibir kering, kulit kering
22/4/10 - Melihat hasil lab : leukosit, S : 07.00
HT, HB
O : leukosit : 15,100 , HT : 32,9%, HB : 10,8 (g/dl)
1&2
- Menganjurkan memberikan
ibu minum
sebanyak mungkin
untuk S : ibu klien mengatakan (susu)
“iya” O : ibu klien mengangguk dan
menjawab
TT
pertanyaan perawat. 2
- Mengganti cairan infuse yang
S:O : infus fluid telah diganti
habis
2A ¼ N 20 tpm 1
22/4/10 - Memberikan injeksi obat
S:-
08.00
O : telah diinjeksikan obat sagostam 30 gram dan cortidex ¼ A
3
08.10
- Menghindarkan
anak
benda-benda
dari
S : Ibu klien mengatakan akan
yang
minyingkirkan
barang
membahayakan
yang
membahayakan memasang
dan
pengaman
tempat tidur. O
:
Ibu
klien
memasang tempat
tampak
pengaman tidur
dan
menjaga anaknya.
1&4
08.30
S : ibu klien mengatakan “ya, mba”. - Menganjurkan
ibu
untuk O
:
ibu
klien
terlihat
memberikan kompres hangat
mengangguk
dan
memperhatikan anjuran
meminumkan
obat
dan
penurunan panas jika anak 5
09.00
panas.
perawat S : ibu klien mengatakan “saya tahunya anak saya
- Mengkaji tingkat pengetahuan
Cuma
demam,
panas
keluarga klien tentang kejang
badannnya terus sampai
demam
kejang
begitu,
saat
kejang, langsung saya bawa ke RS. O : ekspesi wajah ibu klien tegang 1,2&4 09.10
S:O : 380C suhu axial
- Mengukur suhu badan klien 1&4
10.00
S : ibu klien mengatakan, “baik mba”. O
:
- Menganjurkan ibu klien untuk memberikan
obat
klien
terlihat
memberikan
penurun
obat
penurun panas promula
panas 2
ibu
sirup ¼ cth
11.00
S:O : infus kembali lancer
2
12.00
- Membenarkan macet
infus
yang
S : nenek klien mengatakan, “ cucunya sudah tidak terlalu
panas
dan
BABnya sudah berampas. - Mengkaji apakah ada tanda dehidrasi
dan
O
:
mukosa
bibir
lembab,
menanyakan
agak kulit
berkeringat.
keluhan 1,2&4 12.15
S:O : 370C
1
22/4/10
S:-
12.00
O : telah diberikan obat - Mengukur suhu badan klien peroral Cefad 90 mg, Dumin 40 mg, Luminal 3 gr
5
23/4/10 22.00
- Memberikan
obat
peroral
S : nenek klien mengatakan
kepada klien
“ternyata suhunya tinggi itu
bisa
membuat
kejang” O:- Memberikan informasi tentang 2
23.00
kejang demam
S:O : telah diganti cairan infuse 2A ¼ N 20 tpm
1
24/4/10 05.00
S:- Mengganti cairan infuse yang habis
O : anak tidak rewel setelah Ac dinyalakan.
1,2&4 06.30
S:- Memberikan lingkungan yang
O
tenang dan nyaman
5
:
36,50C,
axilla,
100x/menit, 20 x/menit
09.00
S : ibu klien mengatakan “ - Mengukur suhu badan klien,
jadi kejang demam itu
nadi dan RR
jika suhunya lebih dari 380 C”. O : keluarga klien dapat
- Memberikan kesehatan
pendidikan tentang
mengulang
kejang
apa
yang
dijelaskan
demam
menyebutkan
: kembali
cara menangani kejang demam serta pengertian
2
11.00
S:O : mukosa bibir lembab, kulit lembab
- Mengobservasi adanya tanda dan gejala dehidrasi
G. Catatan Perkembangan No Dx
Waktu
Evaluasi
1
24/4/10
S : nenek klien mengatakan,”cucu saya panasnya sudah turun”
07.30
O : suhu 37 0C, Nadi : 100 x/menit, RR : 24 x/menit, ANAK Kooperatif dan tidak rewel A : masalah hipertermi sudah teratasi P :
motivasi keluarga untuk mengontrol panas klien atau mengukur suhu
2
24/4/10
S:
07.30
nenek klien mengatakan “ cucu saya sudah mau minum banyak “
O :
mukosa bibir lembab, kulit lembab, suhu tubuh 37 0C, nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, klien terlihat minum susu 120 ml.
A : masalah resiko kekurangan cairan teratasi
P:
3
24/4/10 07.30
motivasi keluarga untuk memberikan banyak minum
S : ibu klien mengatakan “saya sudah menjauhkan bendabenda yang berbahaya O : lingkungan sekitar tampak aman, aturan pengobatan dipertahankan oleh keluarga A : masalah resiko cidera dapat teratasi P : motivasi keluarga untuk mengawasi anak dari bahaya
TT
sekitar lingkungan
4
24/4/2010 S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas lagi dan 07.30
berharap tidak mengalami kejang O : Klien terlihat tenang, tidak rewel, tidak terjadi kejang ulang, suhu tubuh 370C, Nadi 100x/menit, RR 24x/menit A : Masalah risiko terjadinya kejang berulang teratasi P : Pantau kondisi umum dan anjurkan pada keluarga untuk mengawasi jika terjadi kejang dan lapor jika panas meningkat
5
24/4/2010 S : Ibu klien mengatakan sudah mengetahui tentang kejang 10.00
demam O : Ibu klien dapat menyebutkan kembali pengertian kejang demam, penyebab dan cara menanganinya. ekspresi wajah tenang. A : Masalah teratasi sebagian. P : Berikan informasi tentang kejang demam dengan bahasa yang mudah dimengerti dan motivasi keluarga untuk mengikuti cara menangani kejang yang telah di ajarkan.