Bab III Pengolahan Data
S
U
U
S
Gambar 3.15. Contoh interpretasi patahan dan horizon batas atas dan bawah Interval Main pada penampang berarah timurlaut-barat daya. Warna hijau muda merupakan batas atas dan warna ungu tua merupakan batas bawah interval penelitian.
54
Bab III Pengolahan Data
B
T
B
T
Gambar 3.16. Contoh interpretasi patahan dan horizon batas atas dan bawah Interval Main pada penampang berarah baratlaut-tenggara. Warna hijau muda merupakan batas atas dan warna ungu tua merupakan batas bawah interval penelitian.
55
Bab III Pengolahan Data Interpretasi patahan pada penampang seimik dapat dianalogikan dengan struktur sesar pada suatu singkapan yang ada di permukaan bumi. Interpretasi tersebut merupakan adanya kenampakan suatu bidang diskontinuitas dari refleksi yang telah mengalami pergeseran, terlihat dari bidang perlapisan yang bergesar. Sedangkan pada penampang seimik ditunjukkan dengan adanya suatu bidang diskontinuitas horizon atau ketidakmenerusan tiba-tiba dari reflektor seimik yang merefleksikan bidang perlapisan secara lateral. Sesar merupakan produk utama dari suatu gaya atau deformasi (stress field) yang disebabkan oleh proses tektonik. Untuk itu, interpretasi struktur di sini bukan hanya sekedar menarik bidang-bidang sesar pada penampang seismik, namun juga berusaha menggambarkan sesuatu yang mempunyai arti geologi, khususnya dalam struktur geologi seperti jenis sesar, arah tegasan, dan sebagainya. Interpretasi struktur geologi dari rekaman seismik ini nantinya mempunyai peranan yang penting untuk mengetahui jenis perangkap hidrokarbon yang berkembang. Penentuan indikasi patahan dicirikan oleh kriteria sebagai berikut: Diskontinuitas horizon atau loncatnya (dislokasi) suatu bentuk kemenenrusan refleksi horizon secara tiba-tiba. Perubahan kemiringan horizon secara mendadak. Fault shadow, yaitu rusaknya data seismik di daerah atau zona yang tersesarkan. Terjadinya penebalan atau penipisan lapisan diantara dua horizon. Kuat atau lemahnya refleksi karena perbedaan densitas pada blok sesar. Berdasarkan penampang seismik, dapat dianalisis bahwa daerah penelitian ini memiliki struktur patahan yang kompleks. Hal ini dikarenakan daerah penelitian merupakan bagian dari suatu sistem strike-slip. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa patahan baik patahan - patahan dominan berarah timurlaut-baratdaya dan ada pula yang berarah hampir utara-selatan yang merupakan hasil dari suatu zona strike-slip system yang berasal dari suatu patahan utama berarah baratlaut-tenggara. 56
Bab III Pengolahan Data Sesar-sesar yang hadir sebagian besar berupa sesar planar (lurus) dan beberapa sesar listrik (melengkung) dengan penunjaman bidang sesar yang relatif landai. Pada data seismik terdapat adanya pola struktur bunga negatif yang menandakan bahwa daerah ini berasosiasi dengan sistem dextral strike-slip dan gaya ekstensional, atau sering disebut sebagai suatu sistem transtensional. Dalam suatu sistem transtensional dapat dihasilkan pergeseran-pergeseran, baik berupa strike-slip maupun juga dip-slip yang merupakan pengembangan dari struktur patahan normal. 3.4 PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN Prinsip pemetaan bawah permukaan adalah sebagai media bagi geologiwan, geofisikawan, serta insinyur perminyakan/pertambangan dengan peralatan dan data yang ada agar dapat menyediakan suatu interpretasi bawah permukaan yang paling logis (Teapock dan Bischke, 1991). Manfaat dari pemetaan bawah permukaan ialah untuk mengetahui kondisi bawah permukaan, mempelajari arah suplai sedimen, dan mengetahui bentuk lingkungan pengendapan. Peta ini merupakan merupakan media awal dalam melakukan kegiatan eksplorasi maupun pengembangan lapangan. Pembuatan peta bawah permukaan dilakukan untuk menggambarkan dan memahami geometri suatu zona tertentu yang akan diteliti. Dalam indsutri migas zona ini berupa suatu lapisan yang reservoir. Pada penelitian ini, pembuatan peta bawah permukaan dilakukan dengan mengolah data-data yang ada, seperti data seismik, well log, dan data produksi yang ada. Ketersediaan data merupakan hal yang cukup krusial karena semakin banyak data yang ada, maka akan semakin mendekati gambaran yang sebenarnya di alam (Teapock dan Bischke, 1991). Peta bawah permukaan dalam penelitian ini dibagi menjadi peta kontur struktur waktu, peta kontur struktur kedalaman, dan peta ketebalan (isopach) yang berasal dari hasil antara penarikan dua horizon yaitu batas atas dan bawah interval Anggota Main dan hasil interpretasi struktur dalam penampang seismik. Gambar peta bawah permukaan di Daerah Osram menunjukkan adanya dominasi sesar berarah utara-selatan 57
Bab III Pengolahan Data yang merupakan hasil perkembangan dari sesar utama berarah baratlaut-tenggara atau yang dikenal sebagai Sesar OO. Berdasarkan peta bawah permukaan tersebut dapat pula terlihat bahwa wilayah tinggian berada di bagian utara dan wilayah dalaman berada di bagian selatan atau dalam hal ini merupakan depocenter dari Sub-Cekungan Jatibarang. Peta Struktur Kedalaman Geologists dan geophysicists bawah permukaan memiliki tugas yang cukup berat untuk memetakan struktur-struktur yang tidak terlihat dan terdapat di beberapa ribu kaki di bawah permukaan bumi (Teapock dan Bischke, 1991). Peta struktur kedalaman, atau dikenal pula sebagai peta struktur bawah permukaan merupakan peta yang cukup penting perannya dalam geologi, khususnya pada industri migas. Sebelum dihasilkan peta struktur kedalaman, maka peta struktur yang memiliki domain waktu (Gambar 3.17) mesti dikonversi ke domain kedalaman. Lampiran 22 menunjukkan peta struktur waktu batas bawah Interval Main. Terdapat beberapa metode yang dilakukan untuk mengubah domain waktu menjadi kedalaman. Pada penelitian ini, konversi waktu-kedalaman dilakukan dengan membuat peta interval kecepatan dari masing-masing batas atas interval penelitian. Gambar 3.18 menunjukkan peta kecepatan interval dari permukaan menuju batas atas Interval Main. Peta kecepatan interval dari permukaan menuju batas bawah Interval Main terdapat pada Lampiran 23. Peta ini berasal dari hasil rata-rata penyebaran kecepatan dari interval permukaan hingga ke batas atas dan batas bawah Anggota Main. Analisis peta ini diperoleh dari data checkshot yang telah di well-seismic tie. Dalam penelitian ini, peta kecepatan interval yang bersal dari permukaan menuju batas atas dan batas bawah (batas atas Interval Massive) Horizon Main mewakili kecepatan rata-rata pada masing-masing sumur. Peta tersebut akan digabungkan dengan peta struktur domain waktu sehingga menghasilkan peta struktur domain kedalaman. Pembuatan peta struktur kedalaman ini merupakan suatu persamaan sederhana, yaitu kedalaman (meter) merupakan fungsi dari kecepatan dikalikan dengan waktu (milidetik). Peta struktur kedalaman yang menggambarkan kondisi struktur yang berkembang di Daerah Osram dapat dilihat pada Gambar 3.19 dan 58
Bab III Pengolahan Data Lampiran 24. Terakhir dilakukan pembuatan peta ketebalan (isopach) interval Anggota Main dengan cara melakukan pengurangan peta struktur kedalaman batas atas Interval Main dengan peta struktur kedalaman batas bawah Interval Main. Tujuan pembuatan peta ini untuk menggambarkan pola penebalan dan penipisan suatu interval berdasarkan arah sedimentasi serta pengaruh dari kontrol patahan. Berdasarkan peta ketebalan interval penelitian (Gambar 3.20) dapat dilihat bahwa semakin ke arah selatan, maka lapisan Interval Main semakin menebal, sedangkan ke arah utara lapisannya akan semakin menipis. Perbedaan ketebalan lapisan ini akibat depocenter pada daerah penelitian berada di bagian selatan sehingga pada bagian tersebut akan cenderung lebih menebal. Selain itu dari peta ketebalan, dapat dilihat di bagian barat dan selatan daerah penelitian terjadinya perbedaan kontras warna akibat perbedaan ketebalan interval lapisan, hal ini dapat ditafsirkan bahwa sesar berarah utara-selatan yang ada turut mempengaruhi proses sedimentasi yang ada pada bagian tersebut.
59
Bab III Pengolahan Data
Gambar 3.17. Peta struktur waktu batas atas Anggota Main.
60
Bab III Pengolahan Data
Gambar 3.18. Peta kecepatan interval dari permukaan hingga batas atas Anggota Main
61
Bab III Pengolahan Data
Gambar 3.19. Peta struktur kedalaman batas atas Anggota Main.
62
Bab III Pengolahan Data
Gambar 3.20. Peta Ketebalan interval Anggota Main
63
Bab III Pengolahan Data
64