BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2004,p.11). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Unit analisis di dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi produk Hexos dan Time-Horison yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional, dimana merupakan informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Jenis Penelitian
Unit Analisis
Time Horison
T-1
Asosiatif
Individu; Konsumen
Cross Section
T-2
Asosiatif
Individu; Konsumen
Cross Section
T-3
Asosiatif
Individu; Konsumen
Cross Section
Sumber : Hasil penulis, 2009
43
44
3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitan Definisi
operasional
variabel
adalah unsur
penelitian
yang memberikan
penjelasan atau keterangan tentang variabel-variabel operasional sehingga dapat diukur. Definisi operasional variabel yang akan dijelaskan penulis adalah promosi media lini atas, media lini bawah, dan minat beli konsumen. Promosi media lini atas adalah promosi yang memakai alat-alat di luar ruangan. Secara operasional, promosi media lini atas ini meliputi tampilan warna yang digunakan, kata-kata yang digunakan, dan endorser yang digunakan. Indikator variabel penelitian disesuaikan dengan paradigma penelitian. Variabel merupakan suatu arti yang dapat membedakan antara sesuatu dengan yang lainnya.
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Deskripsi
Sub-
Indikator
variabel Media
adalah media iklan yang
lini atas
berhak mengatur pengakuan dan
Skala
Ukur
Pengukur an
- Ukuran - Warna Media cetak
- Sirkulasi
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
- Format isi
pembayaran komisi atas
- Frekuensi
apa yang diiklankan
penerbitan
melalui media tersebut.
- Intensitas Media
arti lain adalah jenis iklan
Skala
elektronik
(frekuensi siaran) - Informasi - Bahasa
yang menghasilkan
- Pendengar /
pembayaran komisi
Pemirsa - Jam Siaran
kepada biro iklan. Papan reklame
- Tata cahaya Lampu - Ukuran dan
45
dominasi
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
- Lokasi / zoning - Lama pemasangan Media
adalah iklan yang
lini
dilakukan secara mandiri
Pameran
perhatian
bawah
oleh perusahaan
(Event)
- Bagi sampel
- Menarik
- Suasana akrab
bersangkutan tanpa
- Pertemuan
bantuan biro iklan.
tatap muka - Mengakrabkan
Arti lainnya adalah jenis
Sponsorship
nama perusahaan
iklan yang tidak
- Promosi produk
menghasilkan adanya
baru
komisi.
- Bangun citra perusahaan
Point of sale display material Minat
Adalah merupakan bagian
Beli
dari komponen perilaku
Pengenalan kebutuhan
konsumen dalam sikap
- Desain warna - Bentuk - Alokasi tempat - Traffic flow - Sadar akan adanya kebutuhan - Adanya masalah
mengkonsumsi,
- Ketidakpuasan
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
Pencarian
- Website
informasi
- Share
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan
- Lingkungan Evaluasi
- Seleksi merek
alternatif
- Pemilihan yang
informasi
terbaik
46
3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan, yaitu hasil pengolahan kuesioner. Data kuantitatif itu bersifat terstruktur atau berpola, sehingga ragam data yang diperoleh dari sumbernya (responden yang ditanyai atau objek yang diamati) cenderung memiliki pola yang lebih mudah dibaca oleh periset. Pada penelitian ini menggunakan sumber data primer. Menurut Husein Umar, (2005, p.130) Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama, baik dari individu maupun perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data ini biasanya masih berbentuk data mentah. Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
3.4
Tujuan
Jenis Data
Sumber Data
T-1
Kuantitatif
Primer
T-2
Kuantitatif
Primer
T-3
Kuantitatif
Primer
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini memerlukan data dan berbagai informasi yang dapat diuji keabsahannya. Untuk itu dibutuhkan teknik pengumpulan data agar dapat membantu pencapaian hasil penelitian yang baik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka (Library Research) Penelitian perpustakaan merupakan penelitian yang mencari, menganalisa, membuat
interpretasi
serta
menggeneralisasi
fakta-fakta
yang
merupakan
47
pendapat, hasil kerja, karya para ahli, yang digali dari buku-buku, jurnal dan dokumen-dokumen yang tersedia. Selain melakukan penelitian perpustakaan, penulis juga melakukan penelitian di internet untuk mencari data pendukung.
2. Studi Lapangan (field Research) Studi lapangan yang bertujuan untuk memperoleh data secara langsung baik dari perusahaan maupun responden yang menjadi objek penelitian. Penelitian dilapangan dilakukan sebagai berikut: a. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan
tertulis
kepada
respondennya adalah Mahasiswa Bina Nusantara yang mengkonsumsi Hexos, harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. b. Wawancara Menurut (Sugiyono, 2006, p130) wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah repondennya sedikit / kecil.
3.5
Teknik Pengambilan Sampel Berdasarkan pendapat J. Supranto (2000, p21-23), populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling atau teknik
48
pengambilan sampel merupakan teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah non-probability
sampling
dimana menggunakan purposive sampling. Nonprobability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Sesuai dengan namanya purposive
sampling, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
3.6
Teknik Pengolahan Sampel Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin karena jumlah populasinya diketahui. Responden yang diambil oleh penulis yaitu mahasiswa manajemen aktif di Universitas Bina Nusantara yaitu sebanyak 1447. Menghitung ukuran sampel dengan menggunakan Rumus Slovin (Umar, 2005: p.146) adalah sebagai berikut: N n= 1 + Ne2
di mana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan. n=
N 1 + Ne2
=
1447 1 + 1447 (0.10)2
=
93.535875 (94)
Dengan demikian jumlah sampel penelitian ini adalah 94 orang.
49
3.7
Metode Analisis Setelah peneliti mendapatkan data dan informasi melalui kuisioner yang disebarkan kepada mahasiswa manajemen aktif Universitas Bina Nusantara, kemudian data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan alat analisis sebagai berikut: 3.7.1
Uji Validitas Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2005, p176). Validitas pada umumnya dipermasalahkan berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan skor/ nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.Jadi pada uji validitas, yang dipermasalahkan adalah apakah kita benar–benar sedang mengukur apa yang kita pikirkan. Menurut Indriantoro (2002, p183-184) ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas: (1) content validity (isi), (2) criterion-related
validity (berkaitan dengan kriteria), (3) Construct validity (konstruk). Content Validity merupakan salah satu konsep pengukuran validitas dimana suatu instrumen dinilai memiliki content validity jika mengandung butir–butir pertanyaan yang menandai dan representatif untuk mengukur construct sesuai dengan yang diinginkan peneliti. Suatu instrumen dinilai memiliki content validity jika menurut penilaian subyektif diantara para profesional bahwa instrumen tersebut menunjukkan secara logis dan merefleksikan secara akurat sesuatu yang seharusnya diukur. Jika apa yang terkandung dalam suatu instrumen menunjukkan secara jelas apa yang diukur, maka instrumen tersebut memiliki content validity yang tinggi.
Criterion-related validity adalah konsep pengukuran validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang baru dikembangkan. Uji criterion-related validity
50
dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor yang diperoleh dari peggunaan instrumen baru dengan skor dari penggunaan instrumen lain yang telah ada sebelumnya yang memiliki kriteria relevan. Instrumen baru memiliki validitas yang tinggi jika koefisien korelasinya tinggi.
Ada dua jenis criterion-related, dimana
penggunaan keduanya dilakukan pada saat bersamaan, dan predictive validity, jika korelasi skor kedua instrumen merupakan hasil pengukuran pada saat yang berbeda, dimana pengukuran instrumen yang baru dilakukan sebelum pengukuran instrumen lain yang memiliki kriteria relevan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan Construct Validity. Construct
Validity
adalah suatu instrumen dirancang untuk mengukur construct tersebut.
Construct validity merupakan konsep pengukuran validitas dengan cara menguji apakah suatu instrumen mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan.
Pada penelitian ini akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu dipergunakanlah validitas konstruk. Adapun langkah–langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas construct adalah sebagai berikut (Umar, 2005: p.189-190): 1) Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, dengan tiga cara, yaitu: pertama adalah mencari definisi dan rumusan tentang konsep yang akan diukur, dengan tiga yang akan diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur.
Kedua adalah jika sekiranya di dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, maka tugas peneliti untuk membuat definisi atau rumusan konsep tersebut. Ketiga adalah menanyakan langsung kepada calon reponden mengenai aspek–aspek konsep yang akan diukur.
51
2) Melakukan uji skala pengukur tersebut pada jumlah responden. Jumlah responden untuk uji coba adalah 30 orang. Dengan jumlah 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. 3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban yang berbentuk matriks m x n, dimana m menyatakan banyak responden, sedangkan kolom n menyatakan jumlah variabel peneliti. 4) Menghitung korelasi antara masing–masing pernyataan dengan skor total yang menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
Dalam penelitian ini responden yang digunakan sebanyak 94 orang kemudian uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas konstruk yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi
product moment adalah sebagai berikut (Umar, 2005: p.189-190): N ( ∑ XY ) – ( ∑ X ∑ Y ) Rhitung =
[ N ∑ X2 – ( ∑ x)2 ] [ N ∑ Y2 – (∑y)2 ]
Dimana: Rhitung = angka korelasi N
= jumlah responden
X
= nilai untuk item yang ada
Y
= nilai jumlah dari seluruh item
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: thitung =
r
n -2 1 – r2
52
Dimana: t = nilai thitung r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden
Menentukan hipotesis : H0 = skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan df = n – 2 (df = 94-2= 92). Dalam penelitian ini dipenden angka 0,133.
Dasar pengambilan keputusan : z
Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel , maka variabel tersebut valid.
z
Jika tidak memenuhi rhitung positif dan rhitung < rtabel , maka variabel tersebut tidak valid.
3.7.2
Uji Reliabilitas Menurut Umar (2005:p.194), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukkan suatu konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Beberapa teknik yang digunakan dalam melakukan uji reliabilitas adalah (Umar, 2003:p.89):
53
1. Teknik pengukuran ulang Teknik ini meminta responden untuk menjawab semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali. Selang waktu antara pengukuran pertama dan kedua sebaiknya antara 15 – 30 hari. 2. Teknik belah dua Teknik ini digunakan jika alat ukur yang disusun memiliki cukup banyak item (50 – 60 item) yang mengukur aspek yang sama. 3. Teknik paralel Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur itu diberikan kepada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing–masing alat ukur. 4. Teknik alpha (Cronbach’s alpha) Merupakan rata – rata dari semua koefisien belah dua yang dapat dihasilkan dari berbagai cara membelah skala item–item. Koefisien–koefisien tersebut bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai sebesar 0.6 atau kurang menyatakan bahwa konsistensi internal reliabilitas tidak memuaskan. Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha. Rumus yang digunakan adalah sebagi berikut: ∑σ
k r11 =
k–1
1–
σ
b
2
2 t
Dimana: r11
= reliabilitas kuesioner
K
= banyaknya butir pertanyaan
∑σ σ t2
b
2
= jumlah varians butir = varians total
54
5. Metode Hoyt Metode ini dipaai pada instrumen yang memiliki bentuk pertanyaan yang hanya terdiri dari dua pilihan jawaban, seperti ”ya” dan ”tidak”. Butir pertanyaan dapat berjumlah ganjil atau genap.
3.8
Teknik Analisis Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (statistical product and service solution). Teknik analisis yang digunakan dalam SPSS adalah Statistik Non Parametrik, karena data yang digunakan adalah data ordinal.
3.8.1
Regresi berganda Fungsi–fungsi pemasaran yang merupakan variabel independen, selanjutnya
akan disebut X1 dan X2 serta variabel dependennya akan disebut Y. Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda dengan 2 variabel indenpenden yaitu: Y = b0 + b1 . x1 + b2 . x2 Dimana:
b0 = Y pintasan, yaitu nilai Y bila X = 0 b1 = Estimasi koefisien regresi untuk variabel x1 b2 = Estimasi koefisien regresi untuk variabel x2 Y = variabel dependen
x1, x2 = Variabel independen
55
Bentuk persamaan diatas kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel tersebut . Mengacu pada pendapat Supranto (2000, p186) kuat tidaknya hubungan antara variabel independen terhadap Y, dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) yang dinyatakan dalam bentuk presentase.
Untuk menghitung (R2) adalah sebagai berikut:
b1 . ∑ x1i . yi + b2 . ∑ x2i . y2i R2 =
∑ yi2
Dimana:
∑ yi2
= ∑ y1 2 – 1/n (∑ y1)2
∑ x1i yi = ∑ x1i yi – 1/n (∑ x1i ∑ yi) ∑ x2i yi = ∑ x2i yi – 1/n (∑ x2i ∑ yi) Keterangan : R2
= Koefisien determinasi
X1, X2
= variabel independen
Y
= variabel dependen
N
= jumlah sampel
X1 dan X2 dikatakan mempengaruhi Y (paling tidak salah satunya), jika naik turunnya X1 dan X2 akan memuat nilai Y juga naik turun. Untuk menguji keberartian model kesamaan regresi berganda, maka digunakan rumus: F0 =
R2 . K
(1 – R2) / (n – K – 1)
56
Dari hasil F0 diatas kemudian akan dikembangkan dengan nilai F α (n-2), sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika F0 < F α (n-2), maka H0 diterima dan Ha ditolak 2. Jika F0 > F α (n-2), maka H0 ditolak dan Ha diterima Taraf uji hipotesis yang lazim digunakan yaitu α = 5%
3.8.2
Korelasi Product Moment (Korelasi Pearson) Cara yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel adalah
dengan korelasi Product Moment (Korelasi Pearson). Dalam menentukan suatu hubungan digunakan nilai koefisien korelasi yang dapat ditentukan dalam tabel berikut: Tabel 3.8.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Riduwan dan E. A. Kuncoro (2007, p.62)
3.9
Rancangan Uji Hipotesis Setelah kuesioner di sebar, maka data-data tersebut diolah dan masing-masing jawaban diberi bobot kriteria. Setelah jawaban diberi bobot kriteria, maka dimasukkan dalam Software SPSS 15 dan akan menghasilkan nilai t dan mean (rata-rata) dan selanjutnya dilakukan Uji hipotesis dari masing-masing tujuan yang selanjutnya hasilnya tersebut akan mencapai tujuan dan jawaban dari identifikasi masalah.
57
Hipotesis Pertama: H0 : Tidak ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Atas dengan Minat Beli Konsumen Hexos. H1 : Ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Atas dengan Minat Beli Konsumen Hexos.
Hipotesis Kedua: H0 : Tidak ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Bawah dengan Minat Beli Konsumen Hexos. H1 : Ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Bawah dengan Minat Beli Konsumen Hexos.
Hipotesis Ketiga: H0 : Tidak ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Atas dan Media Lini Bawah terhadap Minat Beli Konsumen Hexos. H1 : Ada pengaruh antara Pemanfaatan Media Lini Atas dan Media Lini Bawah terhadap Minat Beli Konsumen Hexos.
3.10
Rancangan Impikasi Hasil Penelitian Langkah–langkah yang dilakukan perusahaan jika tidak ada pengaruh antara
media lini atas dan media lini bawah terhadap minat beli konsumen Hexos adalah dengan lebih meningkatkan faktor–faktor lain yang mendukung meningkatnya minat beli konsumen Hexos dan jika ada pengaruhnya maka perusahaan dapat mencoba untuk lebih memfokuskan penggunaan media promosi lini atas dan lini bawah ini untuk meningkatkan minat beli dan dapat juga dengan melakukan pendekatan lain pada konsumen melalui faktor yang lainnya.