BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian
tindakan
kelas
berjudul
“Penerapan
Pendekatan
Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SDN Gumilir 04 Tahun Ajaran 2015/2016” dilaksanakan di SD Negeri Gumilir 04. Sekolah tersebut terletak di Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap. Jarak SDN Gumilir 04 dari pusat Kota Cilacap kurang lebih 6 Km. Sarana dan prasarana yang tersedia di SD Negeri Gumilir 04 Cilacap terbilang cukup lengkap dalam menunjang proses kegiatan belajar siswa. Alat peraga yang tersedia juga cukup lengkap antara lain: model rangka manusia, model jantung manusia, model planet, globe, gambar-gambar yang menunjang pelajaran, peta, alatalat musik, alat-alat olahraga, papan flannel, model bangun ruang dan bangun datar, dan buku-buku paket siswa serta buku pegangan guru. Kondisi bangunan sekolah ini cukup baik dengan memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang dapur, 1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang gudang, 2 kamar mandi/WC guru, 3 kamar mandi/WC siswa dan lapangan upacara. Pemilihan tempat penelitian tersebut didasarkan pada pertimbangan: a) SD Negeri Gumilir 04 Cilacap jarang digunakan sebagai objek Penelitian Tindakan Kelas sehingga menghindarkan adanya penelitian ulang; b) Kondisi sekolah dan kelas sudah diketahui peneliti sebelumnya; c) Kepala Sekolah dan guru mudah diajak bekerjasama dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian; d) peneliti ingin menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan media konkret dapat meningkatkan pembelajaran bangun ruang tentang sifat-sifat prisma
56
57 tegak segiempat dan prisma tegak segitiga pada siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04 Cilacap tahun ajaran 2015/2016. 2.
Waktu Penelitian Penelitian mengenai “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SDN Gumilir 04 Tahun Ajaran 2015/2016” pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan penelitian dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, analisis, dan pelaporan. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus dengan setiap siklus terdiri dri dua pertemuan. Berikut perincian jadwal kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan: a. Persiapan Penelitian 1) Koordinasi dan perizinan
: 1 Oktober 2015
2) Observasi
: 2 Oktober 2015
3) Penyusunan proposal
: Oktober 2015 sampai Januari 2016
4) Seminar Proposal
: 27 Januari 2016
5) Revisi proposal
: 28 Januari 2016 sampai 1 Februari 2016
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I a) Siklus I pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 12 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 17 Februari 2016
(3) Observasi
: 17 Februari 2016
(4) Refleksi
: 17 Februari 2016
b) Siklus I pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 14 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 18 Februari 2016
(3) Observasi
: 18 Februari 2016
(4) Refleksi
: 18 Februari 2016
58 2) Siklus II a) Siklus II pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 20 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 24 Februari 2016
(3) Observasi
: 24 Februari 2016
(4) Refleksi
: 24 Februari 2016
b) Siklus II pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 22 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 25 Februari 2016
(3) Observasi
: 25 Februari 2016
(4) Refleksi
: 25 Februari 2016
3) Siklus III a) Siklus III pertemuan 1 (1) Perencanaan
: 27 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 2 Maret 2016
(3) Observasi
: 2 Maret 2016
(4) Refleksi
: 2 Maret 2016
b) Siklus II pertemuan 2 (1) Perencanaan
: 29 Februari 2016
(2) Pelaksanaan
: 3 Maret 2016
(3) Observasi
: 3 Maret 2016
(4) Refleksi
: 3 Maret 2016
c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis data
: 19 Februari 2016 sampai 7 Maret 2016
2) Menyusun laporan skripsi
: 19 Februari 2016 sampai 30 Maret 2016
3) Ujian dan revisi
: 15 April 2016 sampai 22 April 2016
4) Penggandaan dan
: Minggu ke-4 bulan April 2016
Pengumpulan laporan
59 B. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Kunandar (2012: 45) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti atau bersama orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Tipe penelitian yang digunakan adalah kolaborasi (kerja sama) antara mahasiswa yaitu sebagai peneiti dan guru kelas V SDN Gumilir 04 sebagai pelaksana tindakan kelas.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V Semester 2 SD Negeri Gumilir 04 Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas V yaitu sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Mereka memiliki kemampuan akademik dan latar belakang dan kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka bertempat tinggal di Kelurahan Gumilir.
D. Data dan Sumber Data 1.
Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa mata pelajaran Matematika kelas V materi sifat-sifat bangun prisma, proses belajar siswa serta data hasil observasi guru dan siswa. Sedangkan, data kualitatif pada penelitian ini berupa informasi tentang langkah-langkah pendekatan kontekstual dengan media konkret, lembar wawancara, dan proses pembelajaran Matematika siswa dalam kegiatan pembelajaran.
60 2.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Siswa Sumber data diperoleh dari data siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04 tahun ajaran 2015/2016. Data yang didapatkan adalah berupa data hasil pelaksanaan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun prisma menggunakan pendekatan kontekstual dengan media konkret. Data tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara dan tes. b. Guru Kelas V SDN Gumilir 04 Penelitian tindakan kelas ini, merupakan penelitian kolaboratif antara guru kelas V SD Negeri Gumilir 04 dengan peneliti. Dalam penelitian ini, guru kelas V bertindak sebagai pelaksana tindakan. Data yang diperoleh dari guru berupa data-data tentang latar belakang siswa, perkembangan belajar siswa, proses pembelajaran matematika tentang bangun ruang melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret di SD Negeri Gumilir 04, serta data-data lain yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini. Data tersebut diperoleh melalui observasi dan wawancara. c. Teman Sejawat/Observer Penelitian ini melibatkan teman sejawat atau observer sebagai sumber data yang diwakilkan kepada rekan mahasiswa. Pada penelitian ini rekan mahasiswa merupakan observer yang melakukan observasi terhadap pelaksanaan langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam proses pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma yang sedang dilaksanakan oleh peneliti. Data tersebut diperoleh melalui observasi dan wawancara. d. Peneliti Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengamati sebanyak mungkin hal yang sebelumnya diamati dan mengamati apa adanya tanpa mencari hal-hal tertentu secara sengaja yang terjadi pada saat pembelajaran. Selain itu, catatan berupa sesuatu yang menonjol dan tidak biasa maupun
61 adanya kontradiksi di dalam kelas. Data yang diperoleh berupa aktivitas guru pelaksana dan siswa selama pembelajaran kontekstual dengan media konkret tentang sifat-sifat bangun prisma berlangsung. Data diperoleh melalui observasi. e. Dokumen Dokumen ini digunakan untuk mencari informasi tentang keadaan siswa dalam hasil belajar sehingga dapat dijadikan acuan dalam penelitian yang dilakukan. Selain itu, dokumen juga digunakan untuk mengetahui latar belakang siswa. Dokumen yang digunakan antara lain: buku induk siswa, buku daftar hadir siswa dan buku daftar nilai siswa.
E. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Teknik Tes Penelitian ini menggunakan tes dengan teknik tertulis untuk mengukur hasil belajar Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma pada siswa kelas V yang dilaksanakan pada masing-masing pertemuan dalam setiap siklus setelah menerapkan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam pembelajaran. b. Teknik Non Tes 1) Observasi Penelitian ini menggunakan jenis observasi sistematis. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti telah mempersiapkan instrumen berupa lembar observasi dengan rating scale (skala penilaian) yang akan digunakan selama mengobservasi proses pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma melalui penerapan pendekatan kontesktual dengan media konkret. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan terhadap siswa dan guru agar observasi dapat menghasilkan data yang valid. Teknik observasi
62 dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung oleh teman sejawat dan peneliti sebagai observer. Observasi juga dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk mengamati perubahan tingkah laku dan respon siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran Matematika. 2) Wawancara Jenis wawancara yang dipakai pada penelitian ini adalah wawancara terstruktur. Dalam hal ini, peneliti menetapkan atau menyusun seperangkat daftar pertanyaan sebelum pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. Instrumen yang digunakan dalam wawancara adalah lembar wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan yang akan ditanyakan kepada observer dan siswa untuk mengetahui respon terhadap pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret. 3) Dokumentasi Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: daftar nilai, instrumen pembelajaran (Silabus dan RPP mata pelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma kelas V), foto-foto serta hasil tes siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04 Cilacap sebelum dan sesudah penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret.
2. Alat Pengumpulan Data Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma, hasil belajar siswa dan pendekatan kontekstual dengan media konkret adalah sebagai berikut: a. Instrumen Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret 1) Definisi Konsep
63 Penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret adalah suatu penerapan pendekatan pembelajaran dengan cara mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan tentang apa yang dimiliki dengan penerapan pada kehidupan sehari-hari dalam konteks pribadi, sosial dan budaya yang dikombinasikan dengan media benda asli tiga dimensi yang memiliki panjang, lebar dan tinggi yang masih dalam keadaan utuh, ukuran yang sebenarnya dan dikenali sebagai wujud asli untuk memudahkan konsep yang akan disampaikan kepada siswa sehingga siswa merasa tertarik, dan benar-benar memperoleh pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya dalam pembelajaran.
2) Definisi Operasional Penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret adalah akumulasi skor dan deskripsi yang menunjukkan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang sifatsifat bangun prisma pada siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04. Skor dan deskripsi diperoleh dari lembar observasi dan pedoman wawancara tentang penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret. a. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa rating scale yang dilakukan dengan memberi skor pada setiap aspek yang diamati berdasarkan deskriptor yang ada menggunakan skala penskoran 1-4. Rincian pencapaian kategori menurut perolehan hasil observasi terhadap guru dan terhadap siswa tentang pelaksanaan pendekatan kontekstual dengan media konkret dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 berikut:
64 Tabel 3.1. Kategori Hasil Observasi Terhadap Guru Rentang Skor 3,5-4,0 3,0-3,4 2,5-2,9 2,0-2,4
Kategori A B C D
Arti Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Tabel 3.2 Kategori Hasil Observasi Terhadap Siswa Rentang Skor 3,5-4,0 3,0-3,4 2,5-2,9 2,0-2,4 Berikut
Kategori A B C D kisi-kisi
lembar
Arti Sangat Baik Baik Cukup Kurang observasi
dalam
penerapan
pendekatan kontekstual dengan media konkret terhadap guru dan terhadap siswa yang disajikan pada tabel 3.3 dan tabel 3.4 sebagai berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret Terhadap Guru Aspek Konstruktivisme dengan media konkret berupa bangun ruang Bertanya mengenai media konkret berupa bangun ruang Inkuiri melalui media konkret berupa bangun ruang Masyarakat belajar mengenai media konkret berupa bangun ruang Permodelan dengan media konkret berupa bangun ruang Refleksi Penilaian Autentik
Nomor Item 1, 2, 3, 4, 5
Jumlah Item 5
6, 7, 8, 9
4
10, 11, 12, 13
4
14, 15, 16, 17, 18, 19
6
20, 21, 22
3
23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30 Jumlah Item
4 4 30
65 Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret Terhadap Siswa Aspek Konstruktivisme dengan media konkret berupa bangun ruang Bertanya mengenai media konkret berupa bangun ruang Inkuiri melalui media konkret berupa bangun ruang Masyarakat belajar mengenai media konkret berupa bangun ruang Permodelan dengan media konkret berupa bangun ruang Refleksi Penilaian Autentik
Nomor Item 1, 2, 3, 4, 5
Jumlah Item 5
6, 7, 8, 9
4
10, 11, 12, 13
4
14, 15, 16, 17, 18, 19
6
20, 21, 22
3
23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30 Jumlah Item
4 4 30
b. Lembar Wawancara Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui respon tentang penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam pembelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun prisma. Berikut kisi-kisi lembar wawancara dalam penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret yang disajikan pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 sebagai berikut. Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Wawancara dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret Terhadap Guru Variabel Pelaksanaan pendekatan kontekstual dengan media konkret
Indikator Nomor Item Konstruktivisme dengan media konkret 1, 2, 3, 4, 5 berupa bangun ruang Bertanya mengenai media konkret berupa 6, 7, 8, 9 bangun ruang Inkuiri melalui media konkret berupa 10, 11, 12, 13 bangun ruang Masyarakat belajar mengenai media 14, 15, 16,
66 konkret berupa bangun ruang Permodelan dengan media konkret berupa bangun ruang Refleksi Penilaian Autentik Jumlah Item
17, 18, 19 20, 21, 22 23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30 30
Tabel 3.6. Kisi-kisi Lembar Wawancara dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret Terhadap Siswa Variabel Pelaksanaan pendekatan kontekstual dengan media konkret
Indikator
Nomor Item
Konstruktivisme dengan media konkret berupa bangun ruang Bertanya mengenai media konkret berupa bangun ruang Inkuiri melalui media konkret berupa bangun ruang Masyarakat belajar mengenai media konkret berupa bangun ruang Permodelan dengan media konkret berupa bangun ruang Refleksi Penilaian Autentik Jumlah Item
1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9 10, 11, 12, 13 14, 15, 16, 17, 18, 19 20, 21, 22 23, 24, 25, 26 27, 28, 29, 30 30
b. Instrumen Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Sifat-sifat Bangun Prisma Kelas V SD a) Definisi Konsep Peningkatan pembelajaran Matematika mencakup peningkatan proses dan hasil. Peningkatan Pembelajaran Matematika kelas V SD adalah suatu proses perubahan dari keadaan awal menuju ke arah keadaan yang lebih baik atau ke arah yang positif dengan melakukan interaksi antara siswa dan guru, yang merupakan usaha sadar dan terarah yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran Matematika dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang memungkinkan siswa turut serta berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehingga pembelajaran Matematika pada
67 siswa kelas V yang berada pada fase operasional konkret, belajar dengan mengamati dan mencoba, masih senang dengan dunia sekitar, aktif bergerak, masih senang bermain, dapat bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta masih berpikir konkret. akan lebih bermakna bagi siswa serta hasil belajarnya pun akan mengalami peningkatan. b) Definisi Operasional Definisi operasional dari peningkatan pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma adalah akumulasi dari skor-skor dan deskripsi yang menunjukkan peningkatan pembelajaran Matematika yang dicapai dalam merespon instrumen observasi. Skor rata-rata nilai observasi penilaian proses dan hasil belajar siswa yang diperoleh mengenai proses pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma terhadap siswa tertuang dalam alat pengumpulan data yang berupa lembar observasi penilaian proses serta soal tes tentang sifatsifat bangun prisma terhadap siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui nilai proses belajar siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran sedangkan soal tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa. 1) Lembar Observasi Lembar observasi penilaian proses belajar siswa berisi aspek-aspek pengamatan guru terhadap siswa yang telah dilengkapi dengan deskriptor penilaian. Lembar observasi ini digunakan guru untuk menilai proses belajar siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran berdasarkan deskriptor dan teknik penskoran yang telah ditentukan. Kisi-kisi lembar observasi penilaian proses belajar siswa dalam pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma terhadap siswa sebagai berikut:
68 Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Proses Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika tentang Sifat-sifat bangun prisma Terhadap Siswa Aspek yang Diamati 1. Motivasi
a.
b. c.
d.
2. Keaktifan
a. b. c.
3. Kerja sama
d. a. b.
c.
4. Tanggung jawab
d. a. b. c. d.
Deskriptor Penilaian Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan kontestual dengan media konkret Siswa berusaha untuk menambah pengetahuannya menggunakan media konkret Siswa saling berkompetisi dalam kegiatan pembelajaran Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma menggunakan media kokret Siswa menunjukkan keseriusan dalam mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan pendekatan kontestual dengan media konkret Siswa aktif dalam menggunakan media konkret pada pembelajaran Siswa aktif merespon instruksi guru dengan tindakan yang benar Siswa aktif memberikan pendapat tentang materi pembelajaran Matematika sifat-sifat bangun prisma dengan menggunakan media konkret Siswa aktif dalam diskusi kelompok Siswa menyatu dengan kelompoknya. Siswa menyelesaikan tugas kelompok tentang sifatsifat bangun prisma dengan menggunakan media konkret secara bersama-sama anggota kelompok. Siswa bersama anggota kelompoknya menunjukkan kekompakan Siswa saling membantu antaranggota kelompoknya. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan tepat waktu Siswa menyelesaikan tugas tentang sifat-sifat bangun prisma dengan sungguh-sungguh Siswa mengikuti KBM dengan tertib Siswa bertanggung jawab terhadap tugas individu maupun kelompok tentang sifat-sifat bangun prisma
69 2) Soal Tes Soal tes ini digunakan untuk memperoleh informasi nilai hasil belajar siswa tentang sifat-sifat bangun prisma pada setiap pertemuan dalam setiap siklus. Berikut kisi-kisi instrumen soal tes pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel 3.8, tabel 3.9 dan tabel 3.10 Tabel 3.8. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I Indikator Pertemuan I 6.2.1 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang 6.2.2 Mengidentifikasi sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
Tujuan
No. Soal
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
1
Pilihan Ganda Isian Singkat
C1
Menjelaskan pengertian sisi
4,5
2 3
Menjelaskan pengertian rusuk Menjelaskan pengertian titik sudut Mengidentifikasi sisi bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang Mengidentifikasi rusuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang Mengidentifikasi titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
4 6 3, 7, 10
5, 9
Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Pilihan Ganda Pilihan Ganda
C2, C3
C2 C2 C2 C2 C2, C2, C2
Pilhan Ganda Isian Singkat
C2, C2
8
Pilihan Ganda
C2
1
Isian Singkat
C2
2
C2
70 Pertemuan II 6.2.3 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang 6.2.4 Menghitung banyaknya sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
6.2.5 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
1
Menghitung banyaknya sisi bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang Menghitung banyaknya rusuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang Menghitung titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
Jumlah Soal
Pilihan Ganda Isian Singkat
C3
2
Pilihan Ganda
C2
5
Pilihan Ganda Isian Singkat
C2
4
Pilihan Ganda
C2
3, 6, 7, 8, 9, 10 2,3, 5
Pilihan Ganda
C2, C1, C2, C2, C1, C2 C2, C2, C2
4
1
30
Isian Singkat
C3
C2
71 Tabel 3.9. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II Indikator Pertemuan I 6.2.6 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi 6.2.7 Mengidentifikasi sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
Pertemuan II 6.2.8 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan rumah yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi 6.2.9 Menghitung sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
6.2.10 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
Tujuan
No. Soal
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
4
Pilihan Ganda Isian Singkat
C3
Mengidentifikasi sisi bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
1,2,6
C2, C2, C2 C1, C2
Mengidentifikasi rusuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
5, 3,10 2
Mengidentifikasi titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
7,8, 9 1
Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan rumah yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
8
Pilihan Ganda Isian Singkat
C3, C1
Menghitung sisi bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi Menghitung rusuk bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
1, 5
Pilihan Ganda
C2, C2
4
C2
Menghitung titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
2
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi
3, 6, 7, 9, 10 1, 4
Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda
Jumlah Soal
3
4,5
3
2
5
30
Isian Singkat
C3
C1, C2, C2 C2 C2, C2, C2 C1
C3
C2 C2 C2 C1, C2, C2, C2, C2 C2, C2
72 Tabel 3.10. Kisi-kisi Soal Tes Siklus III Indikator Pertemuan I 6.2.11 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga 6.2.12 Mengidentifikasi sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segitiga
Tujuan
Nomor Soal
Bentuk Soal
Jenjang Kognitif
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga
2, 4
Pilihan Ganda Isian Singkat
C3, C1
Mengidentifikasi sisi bangun prisma tegak segitiga
1, 3, 10 1, 2
C2, C2, C2 C1, C2
Mengidentifikasi rusuk bangun prisma tegak segitiga
5, 7, 9
Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat
C3, C1
Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Isian Singkat Pilihan Ganda Pilihan Ganda
C2
5
3 Mengidentifikasi rusuk bangun prisma tegak segitiga
6, 8 4
Pertemuan II 6.2.13 Menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga 6.2.14 Menghitung sisi, rusuk, titik sudut bangun prisma tegak segitiga
Menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga
2, 9
Menghitung sisi bangun prisma tegak segitiga
1
4
5 Menghitung rusuk bangun prisma tegak segitiga
5 3
Menghitung titik sudut bangun prisma tegak segitiga 6.2.15 Mengidentifikasi sifat- Mengidentifikasi sifat-sifat sifat bangun prisma bangun prisma tegak segitiga tegak segitiga
10 3, 4, 6, 7, 8 1,2
Jumlah Soal
30
Isian Singkat
C3
C2, C2, C2 C1 C2, C2 C2
C3
C2 C2
C2 C2, C2, C2, C2, C2 C2, C2
73 F. Validasi Data Validasi data dalam penelitian sangat diperlukan agar diperoleh data yang valid. Validasi ini dimaksudkan untuk menguji atau memberikan bukti secara empirik apakah pernyataan keyakinan yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan itu benar. Validasi data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Sugiyono (2010: 330) mengemukakan ”triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari sumber data yang berbeda-beda. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan data dari sumber data yang meliputi siswa, guru kelas V, teman sejawat, peneliti, dan dokumen. Sedangkan, triangulasi teknik yaitu menggabungkan data yang diperoleh melalui berbagai teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini peneliti menggabungkan data yang diperoleh dari teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dan dokumentasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sedangkan wawancara dilakukan terhadap siswa dan observer setelah kegiatan pembelajaran.
G. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif berupa peningkatan proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh melalui tes tertulis. Data kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif, yaitu penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, perhitungan mean, median, modus dan perhitungan persentase. Data kualitatif berupa informasi gambaran pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret. Data ini berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif yang meliputi 3 alur kegiatan yang terjadi
74 secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data. Menurut Sugiyono (mengutip Miles dan Huberman, 1984) ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (2013: 337). Mengenai uraian tiga langkah pengolahan data kualitatif adalah sebagai berikut: 1.
Reduksi Data Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Reduksi data yang terkumpul dilakukan melalui berbagai sumber yaitu data hasil pekerjaan siswa atau jawaban-jawaban siswa dan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi serta didukung dokumentasi.
2.
Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan peneliti yaitu: a) data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang akan memberikan gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman (kognitif), afektif yaitu pandangan sikap siswa, dan keterampilan atau psikomotor siswa; b) data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalis secara deskriptif.
3.
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang
objektif dan valid. Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah sewaktu-waktu bila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat diterapkan kepada siswa. Dalam hal ini melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam peningkatan
75 pembelajaran bangun ruang kelas V SD Negeri Gumilir 04. Berdasarkan datadata yang didukung bukti-bukti yang konsisten sesuai dengan kondisi di lapangan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan.
H. Indikator Kinerja Penelitian Untuk mengetahui keberhasilan penelitian perlu ditetapkan indikator capaian penelitian. Indikator capaian dalam penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan media konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SDN Gumilir 04 Tahun Ajaran 2015/2016”, sebagai berikut: Tabel 3.11. Indikator Kinerja Penelitian Presentase yang No Aspek yang diukur ditargetkan 1. Pelaksanaan penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret dalam pembelajaran 85% Matematika tentang sifatsifat bangun prisma siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04 tahun ajaran 2015/2016 2. Proses pembelajaran Matematika tentang sifatsifat bangun prisma meliputi aspek motivasi belajar siswa, keaktifan, kerjasama 85% dan tanggung jawab melalui penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret 3. Hasil belajar Matematika tentang sifat-sifat bangun prisma siswa kelas V SD Negeri Gumilir 04 tahun 85 % ajaran 2015/2016
Cara mengukur Diamati oleh teman sejawat selaku observer dengan berpedoman pada lembar observasi dan wawancara terhadap guru.
Diamati oleh teman sejawat selaku observer dengan berpedoman pada lembar observasi penilaian proses belajar siswa
Diamati dengan menganalisis data nilai tes hasil belajar siswa pada tiap akhir pembelajaran dan siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan peneliti yaitu 70
76 I. Prosedur Penelitian Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan yang dilaksanakan selama tiga siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan. Tahapan kegiatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini menggunakan model Arikunto, Suhardjono dan Supardi (2008) yang meliputi 4 tahap yaitu; 1. Perencanaan; 2. Pelaksanaan; 3. Pengamatan; 4. Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut
Dihentikan
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Sumber Arikunto, dkk, 2008 : 16) Berdasarkan gambar di atas, alur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam satu siklus. Langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu: (1) mengurus perizinan kepada kepala SDN Gumilir 04; (2) meminta izin kepada guru kelas V SDN Gumilir 04 sebagai kolaborator; (3) melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam
77 pelaksanaan tindakan, (4) mempelajari silabus pembelajaran, (5) menyusun skenario pembelajaran, (6) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, II dan III dengan alokasi waktu 12 x 35 menit untuk enam pertemuan, (7) menyusun instrumen seperti lembar observasi dan pedoman wawancara, (8) menentukan observer, (9) berdiskusi dengan observer, (10) menyiapkan media konkret yang digunakan dalam pembelajaran seperti kotak kapur, kotak crayon, buku, rubik, dadu (prisma tegak segiempat), kardus bungkus cokelat, papan nama meja (prisma tegak segitiga), media model bangun ruang, media kerangka bangun prisma tegak segiempat dan prisma tegak segitiga, serta (11) menyiapkan alat dokumentasi. 2.
Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
skenario
pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma pada siklus I pertemuan 1 yaitu: (1) menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat
yang
alasnya
berbentuk
daerah
persegi
panjang,
(2)
mengidentifikasi sisi, rusuk dan titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 2 pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus I pertemuan 1. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma pada siklus I pertemuan 2 yaitu (1) menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang alasnya berbentuk daerah persegi panjang, (2) menghitung banyaknya sisi, rusuk dan titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang, (3) mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi panjang
78 Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus I pertemuan 1 dan 2. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma pada siklus II pertemuan 1 yaitu: (1) menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segiempat yang alasnya berbentuk daerah persegi, (2) mengidentifikasi sisi, rusuk dan titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 2 pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus II pertemuan 1. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma (1) menyebutkan contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk prisma tegak segiempat yang alasnya berbentuk daerah persegi, (2) menghitung banyaknya sisi, rusuk dan titik sudut bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi, (3) mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segiempat yang bentuk alasnya daerah persegi Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus II pertemuan 1 dan 2. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma pada siklus III pertemuan 1 yaitu: (1) menyebutkan contoh bendabenda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga, (2) mengidentifikasi sisi, rusuk dan titik sudut bangun prisma tegak segitiga. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus III pertemuan 2 pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus III pertemuan 1. Adapun indikator peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun prisma pada siklus III pertemuan 1 yaitu: (1) menyebutkan
79 contoh benda-benda di lingkungan sekitar yang berbentuk bangun prisma tegak segitiga, (2) menghitung banyaknya sisi, rusuk dan titik sudut prisma tegak segitiga, (3) mengidentifikasi sifat-sifat bangun prisma tegak segitiga. 3.
Pengamatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan adalah mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dengan media konkret. Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati pembelajaran dengan mengisi lembar observasi sesuai dengan petunjuk langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual dengan media konkret. Kegiatan observasi juga disertai dengan perekaman video pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya.
4.
Refleksi Pada tahap ini peneliti, guru, dan observer melakukan analisis pelaksanaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, II dan III. Peneliti, guru, dan observer juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan pada siklus II untuk meningkatkan hasil pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus II digunakan sebagai acuan pada siklus III untuk meningkatkan hasil pada siklus III. Pada tahap refleksi siklus III, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I dan II sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai maksimal.