BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Wisata Wisata dalam bahasa inggris disebut “tour” yang secara etimologi berasal dari kata Torah (Ibrani) yang berarti belajar, Tornus (Bahasa Latin) yang berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa Perancis Kuno disebut Tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi padanan kata wisata dengan rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata. Menurut
Undang
-
Undang
Nomor
9
Tahun
1990
Tentang
Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik. Wisata adalah sebuah perjalanan dimana seseorang dalam perjalanannya singgah sementara dibeberapa tempat akhirnya kembali lagi ke tempat asal dimana ia mulai melakukan perjalanan. Wisata memiliki karakteristik - karakteristik antara lain : 1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya. 2. Melibatkan komponen-komponen wisata, misalnya transportasi, akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain. 3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata. 4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat
13 Universitas Sumatera Utara
memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi. Berdasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri. Wisata itu juga tidak harus mengelilingi suatu tempat atau kota, bisa saja hanya melewatinya saja tanpa berkeliling. Selain itu perjalanan tidak harus dilakukan oleh biro atau kantor perjalanan, bisa saja perjalanan itu dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang statusnya bukan milik biro perjalanan. Walaupun menggunakan biro perjalanan, letaknya tidak harus di dalam kota, karena biasanya orang lebih memilih kualitas pelayanan. Maka, wisata adalah perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompok orang lebih dari tiga hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau biro tertentu dengan tujuan untuk melihat-lihat berbagai tempat atau suatu kota baik di dalam negeri maupun diluar negeri.
2.2 Pengertian Pariwisata Secara etimologi pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata “Pari” berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “Wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati, dan mempelajari sesuatu. Jadi, pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi, (Kencana, 2009 : 14). 14 Universitas Sumatera Utara
Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Berdasarkan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan denga wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Pariwisata dapat juga dilihat sebagai suatu bisnis yang berhubungan dengan penyediaan barang atau jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh untuk wisatawan atau pengunjung dalam perjalanannya. Dunia Pariwisata memiliki tiga bentuk komponen sederhana, yaitu : 1. Asal, tempat tinggal wisatawan. 2. Perjalanan, sarana untuk tiba di tempat tujuan dan kembali ke tempat asal. 3. Tujuan, tempat kunjungan yang jauh dari tempat asal. Pariwisata dewasa ini adalah sebuah mega bisnis, jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk menghabiskan waktu luang (leisure). Hal ini menjadi bagian penting dalam kehidupan dan gaya hidup di negara-negara maju namun demikian memosisikan pariwisata sebagai esensial dalam kehidupan sehari-hari merupakan fenomena yang relatif baru, (Pitana dan Diarta, 2009 : 31). Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar, yang mendapat pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri, meliputi tempat tinggal orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang bernekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami di mana orang tersebut memperoleh pekerjaan tetap. Pariwisata adalah salah satu jenis industri biasa maupun yang menghasilkan 15 Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup dan menstimulasi sektor-sektor produksi lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga meliputi
industri-industri
klasik
yang
sebenarnya
seperti
industri
kerajinantangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat baik di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain dalam jangka waktu tertentu. Pariwisata juga dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Hermann V. Schulalard (dalam Yoeti 1996 : 115), seorang ahli ekonomi Bangsa Austria, dalam tahun 1910 telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut : “Torism is the sum of operations, mainly of an economic nature, which directly to the entry, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region”. Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt tahun 1942, di mana batasan yang diberikannya sebagai berikut : “Tourism is the totally of the relationship and phenomena arising from the travel and stay of strangers (Ortsfremde), provide the stay does not imply the establishment of a permanent resident”.
16 Universitas Sumatera Utara
Menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti 1996 : 116.), pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri / di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuantujuan di luar tempat di mana mereka biasanya hidup dan bekerja dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Kemudian Prof. Salah Wahab (Bangsa Mesir), dalam bukunya yang berjudul yang berjudul An Introduction on Tourism Theory mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejalagejala yang terdiri dari tiga unsur, yaitu : Manusia (Man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata. Ruang (Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan. Waktu (Time), yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilaukan sementara dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi akan tetapi adalah untuk menikmati perjalanan tersebut guna rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam tanpa paksaan (sukarela). Dari keseluruhan uraian tersebut, maka ilmu pariwisata adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu negara baik pemerintahnya sabagai penguasa maupun masyarakatnya sebagai yang diperintah, menyuguhkan 17 Universitas Sumatera Utara
kepada tamu-tamu mereka yang akan datang berkunjung meliahat keindahan pemandangan, sejarah bangsa tersebut dan menikmati seni budaya negeri dan halus berbudi dalam arti agamis.
2.3 Pengertian Kepariwisataan Kepariwisataan merupakan keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan. Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata. Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sesuai
perkembangan,
kepariwisataan
bertujuan
memberikan
keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik untuk tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalahmasalah yang ada, (Marpaung, 2002 : 19). Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan pasal 4 bahwa kepariwisataan bertujuan untuk : a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat 18 Universitas Sumatera Utara
c. Menghapus kemiskinan d. Mengatasi pengangguran e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya f. Memajukan kebudayaan g. Mengangkat citra bangsa h. Memupuk rasa cinta tanah air i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa j. Mempererat persahabatan antar bangsa Hal-hal
yang
berhubungan
dengan
kepariwisataan
hendaknya
memenuhi syarat sapta pesona pariwisata, (Muljadi, 2009 : 103-107), yaitu : a. Aman Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan bebas dari tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan dan lain sebagainya. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan, untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olah raga. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan tangan jail, ucapan dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat. b. Tertib Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya : lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada waktunya. 19 Universitas Sumatera Utara
c. Bersih Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat seperti : Lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di tempat-tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya. d. Sejuk Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana atau keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya. e. Indah Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat. Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia. f. Ramah Tamah Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan 20 Universitas Sumatera Utara
kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus. g. Kenangan Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan.
2.4 Bentuk-bentuk Pariwisata Nyoman S. Pendit, (1990) dalam bukunya, Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, mengemukakan bentuk pariwisata dapt dibagi menurut kategori sebagi berikut : a) Menurut Asal Wisatawan. Pariwisata dalam negeri atau pariwisata nusantara yaitu pariwisata dalam negeri. Pariwisata internasional atau pariwisata nusantara yaitu pariwisata luar negeri. b) Menurut Akibatanya terhadap Neraca Pemabayaran. Pariwisata aktif yaitu kedatangan wisatawan ke dalam negeri memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri. 21 Universitas Sumatera Utara
Pariwisata pasif yaitu warga negara yang ke luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaranluar negeri. c) Menurut Jangka Waktu. Pariwisata jangka pendek yaitu apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW hanya beberapa hari saja. Pariwisata Jangka Panjang yaitu apabila wisatawan yang berkunjung ke DTW waktunya sampai berbulan-bulan yang membedakan adalah lama tinggal. d) Menurut Jumlah Wisatawan. Pariwisata tunggal yaitu apabila wisatawan yang berpergian hanya satu orang atau satu keluarga. Pariwisata rombongan yaitu apabila wisatawan yang berpergian satu kelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai dengan 20 orang atau lebih. e) Menurut Alat Angkut yang Dipergunakan. Pariwisata udara. Pariwisata laut. Pariwisata kereta api. Pariwisata mobil.
2.5 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak 22 Universitas Sumatera Utara
menggunakan istilah “tourist attractions”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tujuan. Objek wisata adalah suatu kawasan terencana sebagai atau seluruhnya dilengkapi dengan amenitas dan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi, hiburan, dan toko pengecer yang dibutuhkan pengunjung. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990 Tentang Pokok-Pokok Kepariwisataan BAB I Pasal I bahwa “objek wisata adalah segala sesuatu yang berupa dan berasal dari alam dan budaya masyarakat serta potensi ekonomi yang dapat ditawarkan untuk menarik minat wisatawan”. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia dan memerlukan persiapan terlebih dahulu dan mempunyai ciri-ciri yang sangat penting untuk keperluan sight seeing, rekreasi, berbelanja, hiburan, dan bentukbentuk lain dari suatu hiburan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan BAB I Pasal I bahwa “Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman , kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan wisatawan”. Kawasan dapat berupa suatu provinsi, kabupaten, kecamatan, bahkan suatu desa. Banyak objek wisata di Indonesia sekarang yang tidak secara sadar dikembangkan untuk menarik minat pengunjung, seperti kota dengan bangunan kuno, kota peristirahatan dan lain-lainnya. Di tempat – tempat tujuan harus ada fasilitas pelayanan yang cukup untuk pengunjung seperti : rekreasi, hiburan, pertokoan, eceran, pemadam kebakaran, polisi dan fasilitas kesehatan juga 23 Universitas Sumatera Utara
harus tersedia atau dikembangkan. Hal ini penting untuk suatu objek wisata harus memiliki daya tarik atau atraksi, baik psikologi maupun yang nyata untuk menarik perhatian wisatawan. Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi, (Marpaung, 2002 : 80), yaitu : 1. Daya tarik alam. 2. Daya tarik budaya. 3. Daya tarik buatan manusia. Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya tarik wisata ini ke dalam dua kategori saja, yaitu : 1. Objek dan daya tarik wisata alam. 2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya. Perencenaan dan pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam maupun sosial budaya harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana pengembangan objek daya tarik wisata harus mampu mengansumsikan
rencana
kebijakan
yang sesuai
dengan
area
yang
bersangkutan. Ditinjau dari sudut pemasaran pariwisata, terutama dalam rangka mengembangkan produk baru, sesungguhnya suatu daerah tujuan wisata mempunyai banyak hal yang dapat ditawarkan sebagai daya tarik wisatawan kepada pasar yang berbeda-beda dengan selera wisatawan dan yang penting diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah untuk menjadi suatu daerah
24 Universitas Sumatera Utara
tujuan wisata, agar dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan potensial dalam macam-macam pasar, harus memenuhi tiga syarat, yaitu : a) Daerah itu harus mempunyai apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya, di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus, di samping itu harus mempunyai
pula
atraksi
wisata
yang
dapat
dijadikan
sebagai
“entertainments” bila orang datanga ke sana. b) Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to do”. Artinya, di tempat tersebut banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat itu. c) Di daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut dengan istilah “something to buy”. Artinya, di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk belanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masingmasing. Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan pengertian “product” dari industri pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu, karena sampai sekarang masih dijumpai perbedaan pendapat antara beberapa ahli mengenai pengertian “product” industri pariwisata di satu pihak dan objek wisata di lain pihak. Produk indusrti pariwisata, meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah sampai ke daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali ke rumah sendiri 25 Universitas Sumatera Utara
sebenarnya sudah termasuk ke dalam produk industri pariwisata, karena kalau tidak motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata itu dapat dikatakan tidak ada, padahal kita sangat meyakini bahwa pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata, (Yoeti, 1996 : 177178).
2.6 Pengertian Industri Pariwisata Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara
pemasarannya. Industri
pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalananya. Pengertian industri pariwisata akan semakin lebih jelas bila kita mempelajarinya dari jasa atau produk yang dihasilkannya atau pelayanan yang diharapkan wisatawan bilamana ia sedang dalam perjalanan atau perlawatanya. Dengan tujuan ini akan terlihat tahap-tahap di mana konsumen (wisatawan) memerlukan pelayanan (service) tertentu. Pendekatan ini beranggapan bahwa produk dari industri pariwisata adalah semua jasa yang diberikan oleh macammacam perusahahan, semenjak seseorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya, sampai di tempat tujuan, hingga kembali ke tempat asalnya. 26 Universitas Sumatera Utara
Dapat dibayangkan betapa banyaknya jasa-jasa yang diperlukan oleh wisatawan kalau hendak melakukan perjalanan pariwisata, semenjak ia berangkat sampai ia kembali ke rumah kediamannya. Jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan tersebut tidak hanya dihasilkan oleh satu perusahaan saja, tetapi dihasilkan oleh perusahaan yang berbeda fungsi dan proses pemberian pelayanannya. Jadi, ada serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa yang diperlukan oleh wisatawan. Oleh karena itu, produk industri pariwisata adalah merupakan suatu package, baik perjalanan itu diurus oleh travel agent atau tidak. Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata tersebut yaitu : a. Tourist object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan (accomodation), bar dan restoran (catering), entertainment dan rekreasi. c. Transportasi
yang menghubungkan negara asal wisatawan (tourist
generating countries) dengan daerah tujuan wisatawan (tourist destination area) serta transportasi di tempat tujuan (local transportation) ke objekobjek pariwisata. Secara terperinci dapat kita gambarkan jasa-jasa yang merupakan produk industri pariwisata yang dibutuhkan seorang wisatawan, semenjak wisatawan meninggalkan tempat kediamannya hingga kembali ke rumahnya sebagai berikut : 27 Universitas Sumatera Utara
a. Jasa-jasa Travel Agent untuk mengurus dokumen perjalanan seperti passport, exit-permit, visa, ataupun tickets pesawat udara. b. Jasa-jasa Taxi Service/Coach bus untuk transfer dari rumah ke airport waktu berangkat (departure) begitu juga sebaliknya dari airport ke hotel waktu datang (arrival). c. Jasa-jasa maskapai penerbangan (airlines) yang akan membawa ke tempat tujuan. d. Jasa-jasa akomodasi perhotelan/motel di tempat yang dituju selama tinggal berkunjung di sana. e. Jasa-jasa Tour Operator untuk kegiatan sight seeing tour ke objek-objek pariwisata f. Jasa-jasa yang diberikan pada objek pariwisata, atraksi wisatawan, dan entertainment di tempat yang dikunjungi. g.Jasa-jasa Bar dan restoran, baik di dalam hotel maupun di luar hotel h.Jasa-jasa souvenirshop dan handicraft center. Produk industri pariwisata memiliki ciri-ciri seabagai berikut : a. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapat dipindahakan, karena itu dalam penjualannya tidak mungkin produk itu sendiri dibawa kepada konsumen, sebaiknya konsumen (dalam hal ini wisatawan) yang harus dibawa ke tempat produk tersebut dihasilkan. b. Pada umumunya peranan perantara tidak diperlukan, karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi. c. Hasil atau produk industri pariwisata tidak dapat ditimbun, seperti halnya terjadi pada industri barang lainnya.
28 Universitas Sumatera Utara
d. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif. e. Permintaan terhadap hasil atau industri pariwisata tidak tepat dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis. f. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya. g. Hasil atau produk industri pariwisata itu banyak bergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin. h. Dari segi pemilik usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar, mempunyai resiko yang tinggi, karena perubahan elastis permintaan sangat peka sekali, (Yoeti, 1990 : 14-17).
2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.7.1 Sarana Pariwisata Sarana merupakan segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Kita mengenal ada tiga macam sarana kepariwisataan, dimana satu dengan yang lainnya saling melengkapi. Dalam hubungan usaha setiap negara untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal, lebih 29 Universitas Sumatera Utara
banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjunginya, maka ketiga sarana ini sangat memegang peranan penting. Ketiga sarana yang dimaksudkan ialah : a.Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure). Sarana Pokok Kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada lalu lintas wisatawan dan travellers lainnya. Fungsinya ialah menyediakan fasilitas`pokok yang dapat memberikan pelayanan bagi kedatangan wisatawan. Perusahaan – perusahaan yang termasuk kelompok ini adalah : 1) Perusahaan-perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan perjalanan wisatawan atau disebut dengan “Receptive Tourist Plan” yaitu perusahaan yang mempersiapkan perjalanan dan penyelenggaraan tour, sightseeing bagi wisatawan, seperti travel agent, tour operator, dan lain-lain. 2) Perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan di daerah tujuan wisata atau disebut dengan “Residential Tourist Plan” yaitu perusahaan yang memberikan pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di daerah tujuan, misalnya hotel, hostel, home stay, cottage,dan sebagainya. b. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure) Sarana pelengkap kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Dalam literatur kepariwisataan dikenal dengan istilah
30 Universitas Sumatera Utara
“Recreative and Sportive Plant” dan yang termasuk dalam kelompok ini ialah fasilitas untuk olah raga, dan sebaganya.
c. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure) Sarana penunjang kepariwisataan
adalah fasilitas yang diperlukan
wisatawan (khususnya business tourist), yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya yang lebih penting adalah yang dikunjunginya tersebut. Yang termasuk dalam kelompok ini yaitu : Night Club,Casino,Souvenirshop, bioskop, dan lainlain (Yoeti, 1990 : 12-14).
2.7.2 Prasarana Pariwisata Prasarana dalam kepariwisataan sama seperti prasarana dalam perekonomian
pada
umumnya,
karena
kegiatan
kepariwisataan
pada
hakekatnya tidak lain adalah salah satu sektor kegiatan perekonomian juga. Prasarana (infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya (Yoeti, 1990 : 11). Jadi, fungsinya
adalah
melengkapi
sarana
kepariwisataan
sehingga
dapat
memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Dalam pengertian ini yang termasuk dalam prasarana adalah : a. Prasarana Umum (General Infrastructure). Yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan umum bagi kelancaran perekonomian dan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah: Sistem penyediaan air bersih. 31 Universitas Sumatera Utara
Pembangkit tenaga listrik. Jaringan jalan raya dan jembatan. Airport, pelabuhan laut, terminal, stasion. Kapal tambang (Ferry), kereta api dan lain-lain. Telekomunikasi. b. Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Needs of Civilized Life). yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak dan termasuk dalam kelompok ini ialah Rumah Sakit, Kantor Pos, Pompa bensin, Administration Offices (Pemerintahan Umum, Polisi, Pengadilan, Badan-badan Legislatif, dan sebaginya).
2.8 Pengertian Wisata Belanja (Shopping Tourism) Belanja adalah mengeluarkan uang untuk mendapatkan barang yang diharapkan mempunyai nilai yang seimbang. Tetapi, terkadang uang yang dikeluarkan tidak setara dengan nilai barang yang dibeli. Kemampuan belanja adalah
kemampuan
khusus
yang
tidak
semua
orang
memilikinya,
(www.anneahira.com/-pengertian-belanja-.htm). Salah satu kegiatan menyenangkan adalah belanja atau shopping bahkan sebagian menganggap belanja adalah kegiatan rekreasi atau penghiburan diri dari perasaan lelah dan mungkin juga stress dari segala permasalahan hidup. Saat ini belanja adalah bagian dari rekreasi karena telah tersedianya tempattempat belanja yang komplit, menyenangkan, bersih, serta dikemas modern. Sentuhan belanja modern sebagai bentuk telah meningkatnya taraf kehidupan masyarakat saat ini. Di tempat belanja modern kita tidak perlu susah
32 Universitas Sumatera Utara
menyiapkan anggaran cash. Segala fasilitas tersedia dan cepat sehingga belanja modern lebih efektif dan efisien yang dikemas dalam.Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Belanja artinya kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang secara sukarela tanpa ada paksaan untuk membeli segala keperluan yang dibutuhkan. Maka, wisata belanja secara singkat disimpulkan sebagai suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang bukan sekedar hanya jalan-jalan tetapi sekaligus untuk membeli kaperluan dan melihat-lihat serta menikmati daya tarik dari kawasan wisata belanja tersebut. Belanja bukan sekedar pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan keluarga. Belanja adalah aktifitas kompleks bagi wanita. Rekreasi dan pengetahuan serta kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas belanja. Perkembangan zaman menyebabkan banyak orang berkreasi dalam berbelanja. Salah satunya dari perusahaan berusaha memikat masyarakat dengan menciptakan pola belanja dalam bentuk permainan. Belanja, makan, rileks merupakan tiga hal pasti menjadi agenda utama saat melancong ke kota wisata. Di mana pun tempat berlibur, belanja oleh-oleh atau koleksi sendiri jadi urutan kedua, pertama dalam itinerary. Terakhir jika badan rasanya amat letih dan kaki pegal setelah seharian berburu oleh-oleh di pasar, mampir juga ke tempat rileksasi untuk body message atau foot spa, (Sulung, 2009 : 3). Salah satu kenikmatan tinggal di Ibukota adalah dimanjakan dengan banyaknya pilihan tempat belanja seperti Mall atau pasar modern yang memiliki komoditi khas dengan harga grosir khusus untuk pedagang. 33 Universitas Sumatera Utara
Pembangunan sampai diberbagai sektor yang telah dilaksanakan saat ini telah berhasil membawa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan bangsa ke arah tingkat hidup yang lebih baik. Sebagai konsekuensi logis dari kondisi tersebut hampir di semua kota terutama kota-kota besar di seluruh Indonesia berkembang pusat-pusat perbelanjaan yang menyediakan berbagai kebutuhan baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Perkembangan tersebut pada akhirnya mengarah kepada terciptamya pusat-pusat pertokoan, pusat perbelanjaan dengan masing-masing spesifikasinya yang menjadi daya tarik wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Pusat-pusat perbelanjaan tersebut memiliki fasilitas-fasilitas sosial yang sangat mendukung terhadap pengunjung yaitu di pusat perbelanjaan besar dan modern banyak di sediakan fasilitas pendukung yang menguntungkan, misalkan saja sebagai seorang ibu dengan anak balita kita tidak perlu repot menggendong anak kesana kemari karena telah disediakan troli belanja. Troly belanja saat ini lebih variatif dengan bentuk lucu sehingga sangat diminati anak-anak. Selain hal itu juga ada beberapa pusat Mall yang menyediakan tempat bermain anak bahkan disediakan lomba menggambar atau mewarnai agar ibu anak tersebut nyaman belanja, sementara si anak akan diawasi oleh ayah atau pengasuhnya. Bagi warga urban, belanja sudah menjadi ritual rutin yang bisa menyenangkan. Bukan sekadar membeli atau memenuhi aneka kebutuhan hidup sehari-hari, juga menikmati kenyamanan, kelengkapan, dan fasilitas menjadi tuntutan terhadap pusat-pusat belanja. Tempat belanja yang disukai masyarakat modern adalah yang menawarkan konsep one-stop shopping. Sangat
nyaman,
aman
lengkap
disertai
petunjuk
yang memberikan
34 Universitas Sumatera Utara
pengetahuan yang bermanfaat untuk semua produknya. Kehadiran pusat belanja harus disesuaikan dengan gaya hidup masyarakat aktual. Kebutuhan belanja dan rekreasi dalam setiap kunjungan di tempat belanja yang luas, aman, nyaman, dan terjangkau. Di mancanegara, seperti Paris New York, London, Jepang, Hong Kong, dan Singapura, kita gampang mendapati penyajian tempat belanja berkonsep modern. Pakar belanja Indonesia, mengatakan sensasi yang diciptakan tempat belanja adalah bagian dari konsep menjemput bola dan memanjakan pengunjung. Konsepnya modern sesuai dengan gaya hidup. Jadi tidak sekedar belanja, tapi juga ada rekreasi, menikmati hiburan, dan mendapatkan pengetahuan, (http:/bataviase.co.id/node137469).
35 Universitas Sumatera Utara