BAB II PEMAHAMAN TERHADAP ELITE BASKETBALL ACADEMY
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemahaman terhadap pengertian Sekolah Basket, standar-standar sarana dan prasarana sekolah, kurikulum pembelajaran, tinjauan objek sejenis dan spesifikasi umum mengenai Elite Basketball Academy. 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Sekolah Basket Untuk memberikan gambaran umum mengenai judul Sekolah Basket maka dapat diuraikan sebagai berikut : -
Sekolah
adalah
institusi
resmi
pendidikan
yang
bertugas
menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran (Barnawi, 2014). Sementara pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003).
7
-
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bola basket memiliki arti yaitu cabang olahraga yang berupa prmainan antara dua regu yang masing-masing terdiri atas lima pemain dengan memakai bola besar yang ringan, pengumpulan angka dilakukan dengan memasukan bola ke dalam keranjang pihak lawan.
Jadi pengertian dari Sekolah Basket adalah suatu institusi pendidikan pada bidang olahraga khususnya olahraga bola basket yang memberikan pembelajaran menyeluruh mengenai olahraga bola basket baik teori maupun praktek di lapangan. 2.1.2 Elite Basketball Academy Merupakan sebuah akademi bola basket terbesar yang ada di Pulau Bali. Berdiri pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 13 Oktober 2012. Sekolah ini belum memiliki tempat berlatih sendiri karena masalah keterbatasan modal. Lokasi latihan yang digunakan saat ini, yaitu Lapangan Outdoor yang bertempat di GOR Ngurah Rai Denpasar yang merupakan lapangan milik KONI Bsli. Didirikan oleh dua orang sahabat, IGN Rustawijaya yang merupakan mantan pemain NBL Indonesia untuk tim Pelita Jaya Esia dan Donnie Hermawan yang saat ini menjabat sebagai General Manager Elite Basketball Academy. Logo dari Elite Basketball Academy dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Logo Elite Basketball Academy Sumber : https://pbs.twimg.com/profile_images/429817677746405376/kW78Abqk.jpeg
Pada awal berdirinya akademi ini hanya memiliki 5 orang siswa dengan 2 pelatih, selanjutnya terjadi perkembangan pesat untuk jumlah murid yakni 80 murid pada tahun 2013 dan sekitar 150 murid pada tahun 2014. Tenaga pelatih yang semula hanya 2 orang, bertambah menjadi 6 orang tenaga pelatih. Pembagian kelas pada Elite Basketball Academy ini adalah sebagai berikut.
8
a. Junior A : kategori peserta didik umur 7-9 tahun. b. Junior B : kategori peserta didik umur 9-12 tahun. c. Rookie A : kategori peserta didik umur 12-15 tahun. d. Rookie B : kategori peserta didik 15-19 tahun. e. Senior : kategori peserta didik 19 tahun keatas. Elite Basketball Academy ini telah mengeluarkan atlet-atlet berprestasi, terutama pada ajang DBL Indonesia.Hampir setiap tahunnya, anak didik academi ini sukses menjadi pemain terbaik (MVP) diajang bergengsi DBL Indonesia ini. Kemampuan individu dari para peserta didik ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Setiap minggunya, Elite Basketball Academy melakukan latih tanding dengan klub basket lainnya, baik klub yang masih bernaung di Provinsi Bal, hingga klub yang berasal dari luar Pulau Bali. 2.1.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan Sebagai sebuah lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan termasuk sekolah bola basket. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting dalam menunjang proses pendidikan di sekolah (Barnawi , 2014). Barnawi (2014: 23) membedakan pengertian antara sarana pendidikan dengan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan merupakan semua perangkat peralatan, bahan maupun perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Sementara prasarana pendidikan merupakan perangkat kelengkapan yang tidak langsung digunakan dalam proses pendidikan itu sendiri. A. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi serta pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah (Barnawi, 2014). Perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan persyaratan dari perencanaan yang baik. Bagi sekolah, syarat pedagogis dalam suatu bangunan merupakan syarat yang sangat penting. Syarat pedagogis sendiri dapat diartikan sebagai berikut (Barnawi, 2014) :
9
1. Ukuran dan bentuk setiap ruangan disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Datangnya/masuknya sinar matahari harus diperhatikan, yaitu dari arah sebelah kiri. 3. Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan dengan kondisi anak-anak. 4. Penggunaan warna yang cocok. 5. Aman, artinya material dan konstruksi bangunannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, baik kekuatan/kekukuhan bangunan itu sendiri, amupun pengaruh erosi, angin, getaran, petir dan pohon yang berbahaya. 6. Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan, memungkinan adanya pergantian udara yang selalu segar. 7. Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tak saling mengganggu. 8. Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi yang besar. 9. Fleksibel artinya melihat kebutuhan hari depannya dan pula dapat diubah-ubah setiap saat diperlukan. 10.
Memenuhi syarat keindahan.
11.
Ekonomis.
B. Standarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Standarisasi saran dan prasarana sekolah dapat diartikan sebagai suatu penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum yang telah ditetapkan untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan sekolah (Barnawi, 2014). Sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan , yaitu lahan, bangunan dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Hal yang dimaksud lahan adalah bidang permukaan tabah yang di atasnya terdapat prasarana sekolah yang meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang dan lahan pertamanan. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah. Sementara yang dimaksud dengan
10
kelengkapan sarana dan prasarana memuat berbagai macam ruang dengan segala perlengkapannya. 1. Standar Lahan Sekolah Lahan yang digunakan untuk kepentingan sekolah harus mendukung kelancaran proses pendidikan itu sendiri. Lahan harus terhindar dari berbagai potensi bahaya, baik yang mengancam kesehatan maupun mengancam keselamatan jiwa warga sekolah. Selain itu, lokasi lahan hendaknya memiliki akses yang memadai untuk penyelamatan dalam keadaan darurat saat terjadi ancaman bahaya. Lahan juga harus terhindar dari gangguan pencemaran air dan udara serta kebisingan serta tidak bertentangan dengan segala bentuk peraturan yang berlaku. (Barnawi, 2014) 2. Standar Bangunan Sekolah Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Bangunan Sekolah, bangunan gedung sekolah harus memenuhi ketentuan tata bangunan, persyaratan keselamatan, persyaratan kesehatan, persyaratan kenyamanan dan dilengkapi dengan sistem keamanan serta pemeliharaan bangunan. Tata bangunan sekolah meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 30%, koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah, dan jarak bebas bangunan yang meliputi garis sempadan serta jarak antar bangunan yang diatur oleh Peraturan Daerah. Persyaratan keselamatan mencakup konstruksi bangunan yang stabil dan kokoh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum baik beban muatan hidup maupun beban muatan mati. Dan yang tidak kalah penting adalah sistem proteksi bangunan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya akibat kebakaran ataupun petir. Untuk persyaratan kesehatan, bangunan sekolah harus memberikan fasiitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai serta memiliki sanitasi dan bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan sekolah sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan disekitarnya. Sementara untuk sistem keamanan yang harus ada pada bangunan sekolah berupa peringatan bahaya dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran atau bencana alam lainnya.
11
3. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Kelompok ruang pembelajaran umum terdiri dari ruang kelas dan ruang perpustakaan, kelompok ruang penunjang terdiri dari ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kesehatan dan gudang, sementara ruang pembelajaran khusus meliputi ruang praktik yang disesuaikan dengan keahlian yang ada, seperti sekolah basket dapat berupak lapangan basket baik indoor maupun outdoor dan ruang latihan kebugaran atau gymnasium. Berikut adalah uraian mengenai standar sarana dan prasarana sekolah menurut buku Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah (Barnawi, 2014) : a. Ruang Kelas Ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran yang lebih bersifat teori. Jumlah ruang kelas disesuaikan dengan jumlah siswa yang berada di sekolah tersebut. Rasio minimum untuk sebuah ruang kelas ialah 2 m2/peserta didik. Standar sarana ruang kelas dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jenis dan Rasio Sarana Ruang Kelas No. 1.
Jenis Kursi peserta didik Meja peserta didik Kursi guru Meja guru Lemari
2. Papan Tulis
Rasio Perlengkapan 1 buah/peserta didik 1 buah/peserta didik 1 buah/guru 1 buah/guru 1 buah/ruang Media Pendidikan 1 buah/ruang Dengan ukuran minimum 90 cm x 200 cm
Sumber : Barnawi, 2014
b. Ruang Perpustakaan Ruang perpustakaan adalah tempat buku-buku disimpan dan dibaca. Di perpustakaan, guru maupun peserta didik dapat memperoleh berbagai informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Luas perpustakaan minimum adalah satu setengah kali luas ruang kelas dan lebarnya minimum 5 m. Dalam ruang perpustakaan harus cukup memadai untuk membaca, perlu adanya jendela yang memberikan pencahayaan dan lokasinya hendaknya berada di bagian yang mudah untuk dicapai.
12
Standar sarana ruang perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Jenis dan Rasio Sarana Ruang Perpustakaan No. 1.
Jenis Rak buku Rak majalah Rak surat kabar Meja baca Kursi baca Kursi kerja Meja kerja Lemari Papan pengumuman Meja multimedia
2. Peralatan multimedia
Rasio Perlengkapan 1 set/sekolah 1 buah/sekolah 1 buah/sekolah 15 buah/sekolah 15 buah/sekolah 1 buah/petugas 1 buah/petugas 1 buah/sekolah 1 buah/sekolah Dengan ukuran minimum 1m2 1 buah/sekolah Media Pendidikan 1 set /sekolah
Sumber : Barnawi, 2014
c. Ruang Pimpinan Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah dan pertemuan dengan tamu-tamu sekolah. Luas minimum ruang pimpinan adalah 12 m2 dengan lebar minimumnya adalah 3 m. Ruang pimpinan harusmudah diakses oleh guru dan tamu lainnya serta keamanannya harus terjamin. Standar sarana ruang pimpinan dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Jenis dan Rasio Sarana Ruang Pimpinan No. 1.
Jenis Kursi pimpinan Meja pimpinan Kursi dan meja tamu Lemari Papan Statistik
Rasio Perlengkapan 1 buah/ruang 1 buah/ruang 1 set/ruang 1 buah /ruang 1 buah/ruang Dengan ukuran minimum 1m2
Sumber : Barnawi, 2014
d. Ruang Guru Ruang guru memiliki fungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu. Rasio inimum luas ruang guru adalah 4m2/pendidik. Ruang
13
guru harus mudah dicapai dari halaman sekolah serta dekat dengan ruang pimpinan. Standar sarana ruang guru dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Jenis dan Rasio Sarana Ruang Guru No. 1.
Jenis Kursi kerja Meja kerja Kursi dan meja tamu Lemari Papan Statistik Papan Pengumuman
Rasio Perlengkapan 1 buah/guru 1 buah/guru 1 set/ruang 1 buah /ruang atau 4 buah yang digunakan semua guru 1 buah/ruang Dengan ukuran minimum 1m2 1 buah/ruang Dengan ukuran minimum 1m2
Sumber : Barnawi, 2014
e. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas yang menangani masalah administrasi sekolah. Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4m2 / petugas dengan luas minimum 32 m2. Standar sarana ruang tata usaha dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5 Jenis dan Rasio Sarana Ruang Tata Usaha No. 1.
Jenis Kursi kerja Meja kerja Lemari Papan Statistik
Rasio Perlengkapan 1 buah/petugas 1 buah/petugas 1 buah /ruang atau 4 buah yang digunakan semua guru 1 buah/ruang Dengan ukuran minimum 1m2
Sumber : Barnawi, 2014
f. Gudang Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang sedang tidak digunakan. Luas minimum dari gudang adalah 24 m2 dan sebuah gudang harus bisa dikunci. Berdasarkan Permendiknas No.24 tahun 2007. Standar sarana gudang terdiri dari rak dan lemari dan dilengkapi dengan meja dan kursi kerja dengan rasio 1 buah/ruang.
14
2.1.4 Proses Pembelajaran dalam Bola Basket Proses pembelajaran bola basket tidak selalu mengenai prakteknya dilapangan saja. Pembelajaran bola basket sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu secra teori, praktek di lapangan dan evaluasi. Pemain awalnya akan diberikan materi penjelasan mengenai teori bola basket, setelah menguasainya barulah para pemain akan dilatih fisik serta teknik dasar dalam bermain bola basket secara langsung di lapangan. Kemudian secara bertahap akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui perkembangan para pemain. A. Teori Mempelajari teori-teori dar bola basket sangatlah penting, terutama bagi pemain pemula atau pemain muda. Penjelasan teori ini dapat diberikan di dalam kelas maupun secara langsung di lapangan sebelum latihan praktek dilakukan. Tak hanya berupa teori saja, materi juga dapat diberikan secara visual melalui pemutaran-pemutaran video mengenai bola basket sendiri. Adapun beberapa teori mengenai bola basket yang bisa diberikan bagi pemula adalah sebagai berikut : -
Pengertian Olahraga Bola Basket
-
Sejarah Olahraga Bola Basket
-
Teknik dasar permainan olahraga bola basket secara teoritis
-
Standar peraturan yang digunakan dalam pertandingan olahraga bola basket
-
Isyarat yang diberikan oleh wasit
-
Strategi permainan, mulai dari strategi bertahan hingga strategi menyerang.
B. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Keterampilan terpenting dalam permainan bola basket adalah kemampuan untuk menembakan bola ke dalam keranjang lawan. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan yang memberikan hasil nyata secara langsung. Selain itu, memasukan bola ke dalam jala merupakan inti dari strategi permainan bola basket ini (Vic Ambler, 1982). Teknik dasar permainan bola basket sendiri adalah cara-cara melakukan suatu gerakan memainkan bola, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang untuk permainan bola basket (Muhyi Faruq, 2008).
15
Beberapa teknik dasar dalam permainan bola basket adalah mengoper dan menangkap bola, menggiring bola dan menembak bola (Vic Ambler, 1982). Untuk penjelasan lebih rinci mengenai teknik dasar dalam permainan bola dijelaskan pada Lampiran 1. C. Fasilitas-Fasilitas pada Olahraga Bola Basket Beberapa fasilitas sarana dan praarana yang dibutuhkan dalam olahraga bola basket adalah sebagai berikut : 1. Fasilitas dalam Lapangan Pertandingan a. Lapangan Ada dua ukuran standar menurut NBA (National Basketball Association) dan FIBA (Federation Internationale de Basketball). NBA meneapkan 28.65 m x 15.24 m sebagai ukuran standar lapangan basketnya, sedangkan FIBA menerapkan 28 m x 15 m sebagai ukuran standar lapangan basketnya (www.perbasi.or.id). Bentuk dan ukuran lapangan basket secara detail dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Ring Basket Standarisasi ring olahraga bola basket sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh FIBA, antara lain : -
Lingkaran pada ring harus dibuat dari baja padat dan memiliki diameter dengan ukuran 20 mm.
-
Untuk lingkaran pada bagian dalam harus memiliki diameter dengan ukuran 450 mm – 459 mm.
-
Pada jaring yang terdapat di ringnya harus dipasang 12 kaitan dengan kawat baja yang berdiameter 2 mm.
-
Tepian pada ring tidak boleh tajam dan harus menggunakan plat besi setebal 6 mm.
-
Jarak terdekat lingkaran pada bagian dalam adalah 151±2 mm dengan papan pantul. (Sumber : perbasi.or.id)
16
Ukuran untuk ring basket dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Ukuran Ring Basket Sumber : perbasi.or.id
2. Fasilitas Penunjang dalam Olahraga Bola Basket a. Fasilitas Untuk Pemain Ruang pemain diperuntukkan bagi para pemain basket. Fasilitas-fasilitas penunjang untuk pemain berupa ruang ganti, ruang kebugaran atau gymnasium dan ruang kesehatan. -
Ruang Ganti Pemain Untuk ruang ganti terdiri dari minimal 2 ruang ganti, dimana masing-
masing tim yang bertanding menggunakan ruang ganti yang berbeda. Di dalam ruang ganti ini memiliki fasilitas seperti loker pemain yang digunakan untuk meletakkan perlengkapan yang dibawa oleh pemain, shower yang digunakan pemain untuk melakukan pembersihan diri selesai pertandingan atau latihan dan yang terakhir adalah toilet untuk pemain. -
Ruang Kesehatan Ruang kesehatan ini digunakan utnuk memberikan perawatan kesehatan
baik ketika pemain mengalami cedera maupun sekedar pemeriksaan rutin. Ruang kesehatan ini terdiri dari ruang dokter dan ruang periksa itu sendiri.
17
b. Fasilitas Untuk Official Pertandingan Ruang official pertandingan adalah ruang yang diperuntukkan bagi para wasit berserta asisten-asistennya serta para perangkat pertandingan yang bertugas. Fasilitas berupa ruang ganti dan fasilitas perangkat pertandingan selama pertandingan berlangsung. Untuk ruang ganti, letaknya berdekatan dengan ruang ganti pemain, hanya saja tidak boleh ada akses diantara keduanya. Sementara fasilitas atau meja petugas pertandingan berada di pinggir lapangan basket dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Meja Perangkat Pertandingan Bola Basket Sumber : perbasi.or.id
D. Kurikulum Elite Basketball Academy Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kurikulum adalah suatu perangkat pelajaran yang diajarkan pada sebuah lembaga pendidikan. Termasuk dalam Elite Basketball Academy ini yang juga memiliki kurikulum pembelajaran didalamnya. Terdapat 5 kategori atau tingkatan yang ada di Elite Basketball Academy ini, yaitu : 1. Kategori Junior A Kategori Junior A adalah peserta didik yang berumur 7-9 tahun atau duduk di kelas 1-3 Sekolah Dasar. Pada kategori ini peserta didik yang masih pemula hanya diajarkan dasar-dasar mengenai olahraga bola basket melalui pemberian teori maupun penerapannya di lapangan. Peserta didik akan menempuh proses pengenal dasar ini selama 3 tahun.
18
2. Kategori Junior B Kategori Junior B adalah peserta didik yang berumur 9-12 tahun atau duduk di kelas 4-6 Sekolah Dasar. Peserta didik akan menempuh proses pembentukan ini selama 3 tahun. 3. Kategori Rookie A Kategori Rookie A adalah peserta didik yang berumur 12-15 tahun atau peserta yang duduk di kelas 1-3 Sekolah Menengah Pertama. Pada kategori ini yang dilakukan adalah proses pembibitan dengan meningkatkan teknik dan skill yang telah diajarkan sebelumnya. Peserta didik akan menempuh proses pembibitan ini selama 3 tahun. 4. Kategori Rookie B Kategori Rookie B adalah kategori remaja yang berumur 15-18 tahun atau peserta didik yang duduk di kelas 1-3 Sekolah Menengah Atas. Peserta didik akan menempuh proses pematangan ini selama 3 tahun. 5. Kategori Senior Kategori terakhir adalah kategori senior yang merupakan kategori untuk mahasiswa ataupun masyarakat umum. Peserta didik akan menempuh proses pemantapan ini selama 3 tahun.
2.2 Pemahaman Terhadap Proyek Sejenis Studi proyek sejenis tentang sekolah basket atau bangunan sejenisnya dilakukan di luar Pulau Bali. Tinjauan proyek sejenis difokuskan pada DBL Academy Surabaya, SMP-SMAN Ragunan Khusus Olahragawan Pelajar Jakarta dan The National Basketball Academy Jakarta.
2.2.1
DBL Academy Surabaya DBL Academy merupakan sekolah basket yang didirikan oleh PT DBL
Indonesia sebagai konsistensi untuk mengembangkan liga basket pelajar. Mengusung tag line "Where champions begin", DBL Academy hadir dengan program pendidikan basket sekaligus pengembangan diri bagi anak-anak usia SD hingga SMP.
19
Di DBL Academy diberlakukan sistem yang kurang lebih sama dengan sekola h pada umumnya. Dalam 10 kali pertemuan tiap bulannya ada dua model kelas, kelas praktik dan kelas teori. Kelas praktik akan berfokus pada pengembangan skill basket seperti teknik, latihan fisik, dan strategi basket. Kelas teori berfokus pada pengembangan karakter dan kelas nutrisi. Setiap siswa akan benar-benar dipantau secara akademik oleh pelatih. Bahkan pada akhir bulan dan akhir semester, siswa DBL Academy mendapat rapor, sehingga perkembangan mereka dapat terpantau orangtua. DBL Academy tidak hanya memberikan materi mengenai bola basket saja, tapi peserta didik juga diberikan pengetahuan mengenai nutrisi, pembentukan karakter, cedera-cedera yang mungkin terjadi dalam olahraga basket beserta pertolongan pertamanya serta mengenai peraturan bola basket itu sendiri. Markas atau tempat berlatih dari DBL Academy adalah DBL Arena Surabaya yang merupakan Stadion Bola Basket yang bertaraf internasional. Tampak depan dari bangunan DBL Arena Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 DBL Arena Surabaya Sumber : dblindonesia.com
20
Gedung Basket DBL Arena Surabaya ini berlokasi di kawasan Jalan A. Yani, Surabaya. Gedung ini memiliki kapasitas penonton hingga 4000 penonton. Awal dari pengerjaan gedung ini adalah pada tanggal 17 Desember 2007 dan selesai dikerjakan pada tanggal 25 Juli 2008. Luas dari keseluruhan bangunan ini adalah 3.655 m2 dengan ketinggian bangunan berkisar 25 m. Denah dari bangunan DBL Arena Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.
Gambar 2.6 Denah Lantai 1 DBL Arena Surabaya Sumber : dblindonesia.com
Gambar 2.7 Denah Lapangan DBL Arena Surabaya Sumber : dblindonesia.com
21
Fasilitas pada DBL Arena Surabaya 1. Lapangan Utama Basket Lapangan basket di DBL Arena Surabaya ini berstandar FIBA, lapangan ini sendiri diimport langsung dari Australia. Secara teknis, lapangan ini memiliki celah kosong selebar 6 cm diantara parketnya yang membuat lapangan ini terasa lebih empuk sehingga bersahabat dengan lutut dang pergelangan kaki pemain. Interior dari lapangan basket DBL Arena Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Lapangan DBL Arena Surabaya Sumber : Observasi Lapangan
Bangku penonton yang mengitari lapangan mampu menampung penonton hingga 4000 penonton. Bahkan rencananya, bangku penonton ini akan diperbesar kapasitasnya menjadi 5000 penonton. Kapasitas penonton ini merupakan kapasitas dari sebuah Gedung Olahraga Bola Basket yang bertaraf Internasional. Lapangan ini kerap digunakan untuk penyelenggaraan event nasional maupun internasional, baik pertandingan olahraga basket atau terkadang juga pertandingan bulutangkis. Beberapa fasilitas yang ada di dalam Lapangan DBL Arena Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.9, Gambar 2.10 dan Gambar 2.11.
22
Gambar 2.9 Tribun Penonton DBL Arena
Gambar 2.10 Tribun Penonton Tamu VVIP
Surabaya
DBL Arena Surabaya
Sumber : Observasi Lapangan
Sumber : Observasi Lapangan
Gambar 2.11 Penutup Atap DBL Arena Surabaya Sumber : Observasi Lapangan
2. Atrium Atrium DBL Arena Surabaya ini memiliki total luasan 2.040 m2 yang berupa hall besar. Pada saat diselenggarakannya event-event besar, atrium ini digunakan sebagai tempat penerima untuk para penonton, namun ketika yidak event atau kegiatan, Atrium ini akan ditutup dan tidak dibuka untuk umum. Saat sedang ada latihan, atrium ini sering dimanfaatkan sebagai lapangan basket mini dengan penambahan lantai karet sebagai alas dan ring basket. Biasanya atrium ini digunakan sebagai tempat untuk latihan menembak. Perbedaan atrium DBL Arena Surabaya ketika sedang ada event dengan saat tidak digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan Gamabar 2.13.
23
Gambar 2.12 Atrium DBL Arena Surabaya Sumber : Observasi Lapangan
Gambar 2.13 Atrium DBL Arena Surabaya saat berlangsungnya event Sumber : dblindonesia.com
2.2.2 SMP-SMAN Ragunan Khusus Olahragawan Pelajat SMP/SMA Negeri Ragunan adalah Sekolah Khusus Olahragawan yang berada di kompleks GOR Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta. Sekolah ini didirikan pada tahun 1976 dan diresmikan pada 15 Januari 1977 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia saat itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Siswa Sekolah SMP/SMA Negeri Ragunan ini berasal dari KEMENPORA, PPLP DKI dan Pengurus Besar Olahraga di Indonesia. Sekolah ini tidak hanya fokus pada satu olahraga saja, melainkan banyak olahraga yaitu 19 cabang olahraga. Cabang olahraga tersebut, yaitu angkat besi, renang, atletik , selancar angin, bola basket , senam, bola voli, sepak bola, bulutangkis, sepak takraw, gulat, squash, judo, taekwondo, loncat indah, tenis lapangan, panahan, tenis meja dan pencak silat. Kurikulum sekolah ini sama dengan sekolah umum yang ada, hanya saja adanya penambahan jam untuk latihan olahraga dipagi hari sebelum jam sekolah dimulai dan sore hari setelah jam sekolah berakhir. Sekolah Olahragawan ini merupakan alternatif yang baik bagi para atlet pelajar, karena mereka tetap bisa
24
mengejar cita-citanya atau megembangkat bakat mereka dibidang olahraga tanpa mengganggu akademinya. Fasilitas-Fasilitas di SMP/SMA Negeri Ragunan 1. Asrama Siswa Asrama ini diperuntukan bagi tempat tinggal siswa, terbagi menjadi asrama putra dan putri. Asrama ini merupakan fasilitas penunjang yang dimiliki oleh Sekolah Olahragawan Ragunan ini. Namun tak hanya fasilitas Asrama siswa saja yang tersedia, asrama untuk Guru dan Kepala sekolahpun tersedia di sekolah ini. Asrama untuk siswa putra dapat dilihat pada Gambar 2.14
Gambar 2.14 Asrama Putra Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
2. Auditorium Auditorium ini merupakan fasilitas yang digunakan sebagai gedung pertemuan. Pertemuan yang dimaksud yaitu pertemuan guru dengan seluruh siswa, maupun dengan kementrian yang bersangkutan. Gedung auditorium pada SMP-SMA Negeri Ragunan dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Auditorium Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
25
3. Gedung Sekolah Gedung
sekolah
ini
merupakan
bangunan
utama
dari
Sekolah
Olahragawan Ragunan ini. Di Gedung Sekolah ini, para siswa menempuh pendidikan formal sama seperti sekolah formal pada umumnya. Gedung Sekolah SMP-SMA Negeri Ragunan dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Gedung Utama Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
4. Hall Olahraga ( Basket ) Ada banyak sekali jenis hall olahraga di sekolah ini dan salah satunya adalah hall bola basket. Hall ini merupakan fasilitas yang digunakan sebagai tempat berlatih para atlet. Hall Basket dapat dilihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Hall Basket Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
26
5. Kolam Renang Fasilitas kolam renang ini selain digunakan untuk berlatih bagi atlet renang, tetapi juga bisa sering digunakan oleh atlet dari cabang olahraga lainnya sebagai salah satu dari latihan fisik yang mereka jalani. Fasilitas kolam renang dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Kolam Renang Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
6. Poliklinik Merupakan fasilitas penunjang berupa fasilitas kesehatan bagi para atlet. Fasilitas poliklinik dapat dilihat pada Gambar 2.19.
Gambar 2.19 Poliklinik Sekolah Olahragawan Ragunan Sumber : http://skoragunan.sch.id/
(Sumber : www.skoragunan.sch.id diakses pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 23:15 WITA) 27
2.2.3 The National Basketball Academy Jakarta The National basketball Academy (TNBA) adalah organisasi profesional yang memberikan pelatihan olahraga bola basket dengan modul dan kurikulum yang sangat komprehensif untuk membentuk talenta muda berkualitas sekelas talenta liga dunia. Berdiri di Cleveland, Ohio, tahun 2003, TNBA menawarkan program dasar (standard) hingga modifikasi untuk atlet profesional, collegiates, SMP serta talenta muda indonesia. Untuk menyambut kehadirannya di Indonesia, telah dipersiapkan beberapa program yang menarik seperti antara lain camps, clinics, eksibisi dan kejuaraan yang dapat diikuti oleh para pecinta basket di Indonesia. TNBA memiliki 3 level program, termasuk didalamnya adalah pelatihan dalam (on court) dan luar (off court) lapangan. Inilah yang membedakan TNBA dengan akademi pelatihan basket lainnya. TNBA percaya bahwa akan berhasil apabila memiliki dua kemampuan teknik basket dan karakter (mental) di lapangan. TNBA Indonesia menargetkan muridnya mulai dari individual (murid sekolah, amatir dan professional) hingga group (sekolah, universitas dan institusi/perusahaan; dan klub professional). Sementara untuk kelasnya akan terdiri dari pemula (beginner), intermediate, advance dan elit dengan cakupan usia mulai dari 5 tahun sampai dengan kuliah dan seterusnya. Klasifikasi Kelas Dalam The National Basketball Academy ini terbagi menjadi 6 (enam) kelas yaitu : 1. Pre-School : kategori peserta didik umur 5-6 tahun atau murid Taman Kanak-Kanak. 2. Super Kid A : kategori peserta didik umur 7-9 tahun atau murid kelas 1-3 Sekolah Dasar. 3. Super Kid B : kategori peserta didik umur 10-12 tahun atau murid kelas 36 Sekolah Dasar. 4. Super Junior A : kategori peserta didik umur 13-15 tahun atau murid Sekolah Menengah Pertama.
28
5. Super Junior B : kategori peserta didik umur 15-18 tahun atau murid Sekolah Menengah Atas. 6. Senior : kategori peserta didik umur diatas 19 tahun. Jadwal Latihan dan Kurikulum yang Diajarkan Jadwal latihan dari The National Basketball Academy Jakarta ini hanya berlangsung di akhir pekan saja yaitu pada hari Sabtu dan hari Minggu saja dengan rincian dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20 Jadwal Latihan TNBA Jakarta Sumber : http://www.tnba-indonesia.com/
Untuk rincian kurikulum dapat dilihat pada Gambar 2.21.
Gambar 2.21 Kurikulum dan Tabel Prioritas dari masing-masing materi Sumber : http://www.tnba-indonesia.com/
29
Arena Berlatih TNBA Jakarta sendiri belum memiliki gedung sekolahnya sendiri. Saat ini TNBA masih menggunakan fasilitas lapangan bola basket yang berada di daerah Kemang dan Pondok Indah, yaitu Pro Arena Sport Center Pondok Indah dan Hoops Arena Kemang. Kegiatan latihan TNBA ini dapat dilihat pada Gambar 2.22.
Gambar 2.22 Fasilitas Lapangan Basket Indoor Sumber : http://www.tnba-indonesia.com/
(Sumber : www.tnba-indonesia.com diakses pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 21:00 WITA) 2.3 Spesifikasi Umum Sekolah Basket 2.3.1 Pengertian Sekolah Basket merupakan institusi pendidikan pada bidang olahraga khususnya olahraga bola basket yang memberikan pembelajaran menyeluruh mengenai olahraga bola basket baik teori maupun praktek di lapangan. 2.3.2 Fungsi Sekolah Basket sebagai sebuah fasilitas sarana pendidikan dan pembinaan dalam bidang olahraga basket yang ditujukan untuk anak-anak usia dini hingga remaja yang ingin mengembangkan bakatnya untuk menjadi atlet profesional nantinya. 2.3.3 Tujuan Tujuan dari perancangan Sekolah Basket ini adalah untuk menciptakan suatu wadah dengan fasilitas-fasilitas yang lengkap untuk meningkatkan prestasi
30
dari peserta didik serta menyediakan sarana pembinaan yang pengajarannya berkesinambungan sehingga kemampuan peserta didik dapat terus terpantau. 2.3.4 Sistem Pengelolaan Sekolah Basket ini sepenuhnya dikelola oleh pihak swasta, baik dari permodalan, pembangunan fisik hingga pengoperasiannya, namun tetap dalam kendali dan pengawasan dari PERBASI dan KONI daerah. 2.3.5 Sasaran Sasaran dari Sekolah Basket ini adalah para pecinta bola basket mulai dari siswa Sekolah Dasar hingga orang dewasa yang ingin mengembangkan bakatnya dibidang olahraga bola basket. 2.3.6 Materi dalam Pengajaran Materi-materi yang diberikan berupa teori dan praktek. Untuk teori berupa pngertian bola basket, teori teknik dasar dan teori mengenai peraturan bola basket itu sendiri. Sementara untuk prakteknya berupaka pelatihan teknik-teknik dasar, latihan fisik, skill individu dan taktik baik secara individu maupun tim. 2.3.7 Fasilitas Fasilitas yang tersedia pada Sekolah Basket ini meliputi fasilitas utama, fasilitas penunjang dan fasilitas pengelola. a. Fasilitas Utama Fasilitas utama merupakan fasilitas pokok yang harus disediakan agar kegiatan utama pada Sekolah Basket dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas utama tersebut berupa : lapangan basket (indoor maupun outdoor) dan ruang kelas. b. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang untuk mendukung fasilitas utama agar kegiatan utama dapat berjalan lebih maksimal. Fasilitas penunjang ini berupa : ruang perpustakaan, ruang kesehatan, dan cafetaria. c. Fasilitas Pengelola Fasilitas yang tersedia bagi pengelola Sekolah Basket yang berupa : ruang pimpinan, ruang guru, ruang rapat, ruang tata usaha, dan gudang.
31