Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP DOJO INTERNASIONAL KARATE Pada bab ini akan diuraikan kajian mengenai teori yang bersangkutan dengan pemahaman mengenai perancangan Dojo Karate Internasional di Denpasar. Pada bab ini juga akan disertakan dengan studi banding pada lokasi yang memiliki kesamaan fungsi dengan judul karya ilmiah ini. 2.1 Tinjauan Karate 2.1.1 Definisi Karate Sensei Gichin Funakoshi yang merupakan pendiri aliran Shotokan karate, menjelaskan makna kata “Kara” pada Karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan tengah menunggu. Demikianlah makna yang terkandung dalam Karate. Karena itulah seseorang yang belajar karate tidak hanya memperhatikan sisi teknik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental yang sama Dojo Karate Internasional di Denpasar
8
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah, kondisi fisik akan terus menurun. Namun kondisi mental seorang Karateka yang diperoleh lewat latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter. Akhiran kata “Do” pada Karate-Do memiliki makna jalan atau arah. (Sulistyo, 2013)
Gambar 2.1 Gichin Funakoshi, Pendiri Aliran Shotokan Sumber: Nkai.Ub.Ac.Id, Diakses Pada 5 Maret 2015
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya. (Wikipedia,5 maret 2015) 2.1.2 Sejarah Karate Menurut catatan japan karate association (2010), Buku berjudul “kaokiji” yang merupakan salah satu buku tertua di Jepang, abad ke-8 yang berarti "catatan hal-hal kuno", berisi tentang tata cara berperang dan secara khusus berbicara mengenai kemampuan prajurit berpedang.tapi kita bisa melihat dan melewati catatan awal pada buku tersebut karena karate datang jauh setelah era tersebut berlangsung di tanah Jepang. Ilmu bela diri ini berkembang secara terpisah bila di bandingkan dengan seni bela diri memanah, berpedang, gulat dan ilmu bela diri kuno Jepang lainnnya. Dengan diagram sejarah perkembangannya dapat di lihat pada gambar 2.1.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
9
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Gambar 2.2. Alur Sejarah Terbentuknya Bela Diri Karate Sumber: Www.Dynamic-Karate.Com Diakses Pada 5 Maret 2015
Sementara itu, orang orang di Ryuku, Okinawa kepulauan Jepang Selatan, telah mempraktikan seni mempertahankan diri tanpa senjata hanya bersenjatakan tangan dan kaki saja. Teknik ini konon diperkenalkan dan disebarkan oleh para pedagang yang melakukan perdagangan ke Cina selatan. Teknik ini hanya membutuhkan tinju dengan tangan kosong, siku, kaki dan lutut. Hal tersebut sebelumnya biasa di sebut sebagai “tangan-cina” dan ‘tangan-okinawa”. Gerakan gerakan tersebut disusun dalam berbagai perguruan oleh para sensei / guru yang dipraktekkan selama hidupnya. Penyempurnaan teknik serta memahami ilmu ini sebagian besar melalui jalur keluarga yang ketat. Perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Karate di zaman modern adalah pada saat kedatangan Funakoshi Gichin menuju Okinawa di daratan Jepang pada awal abad lalu di tahun 1922 tepatnya. Funakoshi menggabungkan keterampilan dengan filosofi Budo untuk membuat Karate-do (aliran tangan kosong). Dia menunjukkan seni secara luas kepada masyarakat umum. Dengan dukungan dari Pemerintah, ia mendirikan Karate sebagai subjek kurikuler dalam sistem Universitas Pendidikan. Sebagai hasil dari upaya hidupnya, Funakoshi kemudian dikenal sebagai Bapak Karate Jepang. kondisi saat itu adalah saat yang sempurna untuk Dojo Karate Internasional di Denpasar
10
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
memperluas aliran karate yang ia kenalkan di masyarakat. Orang-orang pasca feodal Jepang mengambil ajaran ini dan di gunakan dalam metode pelatihan keras dan menambah dimensi kemiliteran baru. Seiring waktu, mahasiswa inti Funakoshi memperkenalkan ide-ide mereka sendiri. Beberapa tetap setia kepada ajaran Funakoshi dan lain-lain mengembangkan teknik-teknik baru, filosofi dan cara yang berbeda dari mengajar. Ini adalah awal dari berkembangnya keberagaman teknik karate. Pada bulan Mei 1948, Japan Karate Association (Nihon Karate Kyokai) didirikan. Kurang dari 10 tahun pada bulan Oktober tahun 1957, murid dari Guru Funakoshi yang bernama Masatoshi Nakayama Sensei, mengadakan turnamen pertama Karate-do di Tokyo. Ini menguji aturan baru persaingan dan meletakkan dasar untuk pengembangan Karate sebagai olahraga. japan karate association juga mendirikan instruktur untuk seni bela diri karate. Pembuatan program pengiriman pelatih pelatih muda karate yang di lakukan oleh banyak kelompok karate di Jepang menuju beberapa benua pada tahun 1960-an sudah menandakan adanya ekspansi menuju luar jepang. Pada tahun 1970, dibentuk organisasi karate yang berfungsi sebagai pemersatu seni beladiri karate yang diberi nama World Union Of Karate-Do. Namunpada tahun 1990 nama organisas tersebut di rubah menjadi World Karate Federation. Sedangkan di Indonesia sendiri karate bukanlah dibawa oleh orang jepang, melainkan di awa dan disebarkan oleh bebrapa orang mahasiswa yang datang dari jepang setelah usai menuntut ilmu. Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan dojo pertama di Jakarta pada tahun 1963 serta mendirikan wadah pemersatu karateka di Indonesia yang di bernama Persatuan Olah Raga Karate Indonesa (PORKI). (lihat gambar 2.2)
Dojo Karate Internasional di Denpasar
11
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Gambar 2.3 Logo Forki Sumber: Www.Pbforki.Org Yang Di Akses Pada 5 Maret 2015
Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967). Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah
dipimpin
oleh
tujuh
orang
Ketua
Umum
dan
periodisasi
kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972–1977) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan periodisasi empat tahun. (PBFORKI,2010) 2.1.3 Falsafah Karate Menurut PBFORKI (2010), disebutkan bahwa di dalam falsafah karate, terdapat pengelompokan konsep seni bela diri yang di bedakan menjadi 2 jenis yaitu; rakka dan mizu no kokoro. Definisi kedua konsep bela diri karate yang di sebutkan adalah sebagai berikut:
Dojo Karate Internasional di Denpasar
12
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
a. Rakka (Bunga Yang Berguguran) Merupakan konsep bela diri atau pertahanan di dalam Karate setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal Karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri. B. Mizu No Kokoro (Minda Itu Seperti Air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur. Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah SHOTOKAN, GOJU-RYU, SHITO-RYU, WADO-RYU, KYOKUSHIN (bukan termasuk 4 besar)
2.1.4 Ajaran Dalam Seni Bela Diri Karate Menurut Sulistyo (2013), guru besar karate yang bernamana Gichin funakoshi mendefinisikan dua puluh ajaran karate (juga disebut niju kun). Dua puluh ajaran karate yang di definisikan olehnya ini bertujuan untuk membentuk dasar serta filosofi karate aliran Shotokan. Penekanannya anatar lain pada kerendahan hati, rasa hormat, kasih sayang, dan kesabaran yang harus di patuhi oleh para karateka untuk membentuk kesempurnaan karakter. Adapun kedua puluh ilmu yang di definisikan tersebut adalah:
Dojo Karate Internasional di Denpasar
13
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
a. Karate bukan hanya tempat latihan b. Karate dimulai dan di akhiri dengan membungkuk c. Dalam karate, tidak pernah serangan pertama d. Karate harus mengikuti jalan keadilan e. Harus mengenali diri sendiri sebelum mengenali orang lain f. Perkembangan spiritual sangat penting, keterampilan teknis hanyalah alat untuk mencapai tujuan g. Anda harus melepaskan pikiran anda h. Kemalangan keluar dari kemalasan i. Karate adalah latihan seumur hidup j. Masukkan karate dalam segala sesuatu yang anda lakukan k. Karate itu seperti air panas,jika tidak di latih secara berkala akan menjadi dingin l. Jangan berfikir menang, berfikir bahwa tidak harus kehilangan m. Kemenangan tergantung pada kemampuan anda untuk memberitahu titik rawan dari titik tak terkalahkan n. Bergerak menurut lawanmu o. Pertimbangkan tngan dan kaku lawan seperti pedang tajam p. Saat meninggalkan rumah, berfikirlah bahwa jutaan lawan sedang menunggu q. Posisi siap untuk pemula dan posisi alam untuk siswa lanjutan r. Kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain. s. Jangan lupa Kekuatan dan kelemahan kekuasaan, Ekspansi dan kontraksi seluruh tubuh, Lambat dan kecepatan teknik
Dojo Karate Internasional di Denpasar
14
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
2.1.5 Pola Latihan Karate secara umum, pola pelatihan seni beladiri karate tidak jauh berbeda dengan pola latihan seni beladiri tradisional jepang lainnya. Berikut pola latihan karate secara umum yang dapat di lihat pada gambar 2.3.
Diagram 2.4 Pola Latihan Karate Secara Umum Sumber: Analisa ,2015
a. Doa Sebelum Latihan Merupakan proses doa bersama para peserta latihan dalam satu ruangan dengan menggunakan posisi doa bersimpuh di lantai ruang latihan dengan pola berbaris sejajar untuk para peserta latihan dan guru atau sensei duduk bersimpuh di depan barisan sebagai pemimpin doadan mengucapkan sumpah karate. (lihat gambar 2.4 dan 2.5)
0.5-0.6m Gambar 2.5 Posisi Bersimpuh Karateka Saat Berdoa Sumber: Www.Pbforki.Org Yang Di Akses Pada 11 Maret 2015
Gambar 2.6 Pola Barisan Doa Bersama Karateka Sumber: Analisa,2015
b. Pemanasan Merupakan proses peregangan otot dan persendian peserta didik karate sebelum dimulainya kegiatan latihan utama. Kegiatan pemanasan ini Dojo Karate Internasional di Denpasar
15
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
memiliki tujuan untuk mencegah cidera otot para peserta didik serta melatih kekuatan dan kelenturan persendian para peserta didik. Pada kegiatan ini biasanya memerlukan ruang dengan area yang cukup luas. Pemanasan yang biasa diterapkan dalam pelatihan karate yaitu Pemanasan untuk kepala (peregangan sendi leher), Pemanasan utuk lengan (peregangan sendi, push up), Pemanasan untuk badan
( peregangan sendi, sit up, plank), Pemanasan untuk
kaki (peregangan sendi, split, squad), Pemanasan keseluruhan tubuh (lari, jumping jack).
c. Latihan Dasar / kihon
Gambar 2.7 Posisi Dasar Kuda Kuda Karate Sumber: Dojo104.Blogspot.Com Yang Di Akses Pada 11 Maret 2015
mencakup teknik seperti kuda-kuda, pukulan, tendangan, blok/ tangkisan dan serangan balasan yang membentuk dasar Karate. Praktek dan penguasaan teknik dasar atau kihon sangat penting untuk semua pelatihan lanjutan. Praktek pelatihan dasar yang baik dapat menghasilkan peserta didik Dojo Karate Internasional di Denpasar
16
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
yang memiliki konsentrasi,disiplin serta mengembangkan fokus yang baik dalam seni bela diri.
d. Latihan Kata Kata adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang menggambarkan pola koreografer rinci gerakan yang dimaksudkan untuk mensimulasikan membela diri melawan banyak lawan imajiner. Kata dalam karate sendiri merupakan perpaduan gerakan yang di kombinasikan sehingga membentuk rangkaian gerakan yang memiliki estetika serta nilai seni karena memadukan antara kekuatan, kecepatan serta kesabaran karateka. Oleh sebab itu, maka pelatihan kata juga sering di identikka sebagai latihan meditasi semi dalam pelatihan karate. setiap kali sebuah kemajuan Karateka ke peringkat berikutnya kata yang baru dipelajari. Namun, selalu ada lebih banyak yang dapat dipelajari dari awal kata dan bahkan peringkat tertinggi Karateka akan terus berlatih kata awal.
e. Latihan Kumite Kumite berarti perkelahian, dan ini adalah bagian dari karate di mana Anda melatih melawan musuh, dengan menggunakan teknik belajar dari kihon dan kata. Kumite dipraktekkan dalam beberapa format, tergantung pada peringkat dari karateka itu sendiri. Adapun beberapa jenis kumite yang ada dalam karate yaitu Sanbon Kumite (Tiga langkah Perkelahian), Ippon Kumite (Salah satu langkah Perkelahian), Jyu-Ippon Kumite (Perkelahian Setengah Bebas), Jiyu Kumite (Perkelahian bebas)
f. Pelemasan Merupakan proses dimana otot diregangkan dan diberikan pelemasan seusai latihan yang menggunakan aktivitas fisik yang berat agar tidak terjadi cidera otot yang di akibatkan seusai pelatihan. Proses ini dapat di lakukan dengan cara stretching pada bagian bagian otot yang dirasa perlu peregangan / stretching seperti pada otot leher, otot lengan, otot pinggul dan otot kaki. Sehingga ruang yang dibutuhkan per prang dalam sesi pemanasan adalah seperti yang terdapat pada gambar 2.6. Dojo Karate Internasional di Denpasar
17
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Gambar 2.8. ruang yang di butuhkan saat sesi pemanasan Sumber : Neuvert,2000
g. Doa Setelah Latihan
Gambar 2.9. Proses Doa Setelah Latihan Pada Bela Diri Karate Sumber: Www.Dojowu.Com Yang Di Akses Pada 12 Maret 2015
Merupakan proses doa bersama yang dilakukan para murid pelatihan karate serta para sensei. Pada proses ini memiliki pola yang sama dengan doa pada awal pelatihan yang prosesnya diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sensei serta pengucapan sumpah karate bersama. (lihat gambar 2.7.) Dojo Karate Internasional di Denpasar
18
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
2.1.6 Teknik Dasar Bela Diri Karate Dalam ilmu bela diri karate terdapat beberapa teknik dasar dalam pelatihan bela diri ini. Pertama ada teknik kuda kuda atau yang di sebut dengan nama “dachi”, kedua adalah teknik pukulan yang disebut dengan nama “tsuki”, ketiga adalah teknik tangkisan yang disebut dengan nama”uke” dan keempat merupakan teknik tendangan yang di sebut dengan nama “geri”. Adapun pemaparan mengenai teknik dasar yang telah di sebutkan tadi sebagai berikut:
a. Teknik Kuda Kuda (Dachi) Teknik kuda kuda dalam karate merupakan posisi kunci dalam mempertahankan posisi diri pada saat berhadapan dengan lawan. Dalam karate sendiri, ada beberapa teknik dasar dalam posisi sikap kuda kuda saat menghadapi lawan. Adapun teknik dasar kuta kuda yang disebutkan membutuhkan ruang gerak minimal seperti pada yang ditampilkan pada gambar 2.8.
Gambar 2.10. luas ruang yang diperlukan saat posisi kuda kuda Sumber : analisa, 2015
b. Teknik Pukulan (Tsuki) Teknik dasar selanjutnya merupakan teknik dasar pukulan. Ada beberapa jenis teknik dasar pukulan yang terdapat pada aliran bela diri karate, mulai dari pukuran lurus mengarah ke hulu atin pukulan ke atas yang mengarah ke kepala dan yang lainnya sesuai dengan tahap pemnelajaran yang dijalani. Secara umum, teknik pukulan karate memerlukan ruang gerak yang tidak terlalu luas. Berikut ruang gerak teknik pululan karate yang ditampilkan pada gambar 2.9. Dojo Karate Internasional di Denpasar
19
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Gambar 2.11. ruang yang dibutuhkan pada teknik pukulan karate Sumber : analisa, 2015
c. Teknik Dasar Tangkisan (Uke) Merupan teknik dasar dalam seni bela diri karate yang mempelajari mengenai dasar dasar gerakan untuk mengantisipasi dan menangkis seragan yang diluncurkan oleh lawan. Ada beberapa teknik tangkisan yang terdapat pada ilmu beladiri karate. Secara umum, ruang gerak yang dibutuhkan saat melakukan teknik ini adalah seperti yang terdapat pada gamber 2.10.
Gambar 2.12. ruang yang dibutuhkan pada teknik tangkisan karate Sumber : analisa, 2015
Dojo Karate Internasional di Denpasar
20
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
d. Teknik Dasar Tendangan (Geri) Pada teknik dasar tendangan dalam ilmu bela diri karate, terdapat 3 jenis tendangan secara umum yaitu tendangan bawah, tendangan tengah dan tendangan atas. Secara garis besar, ruang gerak yang dibutuhkan pada proses pelaksanaan teknik ini adalah seperti yang terdapat pada gambar 2.11.
Gambar 2.13. ruang yang dibutuhkan pada teknik tangkisan karate Sumber : analisa, 2015
2.1.7. Alat Berlatih Seni Bela Diri Karate 1. Punching Pad Merupakan alat bantu dalam berlatih serangan jenis pukulan dengan bentuk sarung tangan pelindung yang digunakan pada tangan kiri dan kanan pelatih.
2. Samsak Dalam kamus besar bahasa Indonesia, samsak berarti karung berisi pasir, namun dalam dunia olah raga, samsak merupakan alat bantu latihan penyerangan yang digunakan dengan cara di pukul atau di tending.
3. Striking Shield Merupakan alat bantu pelatihan bela diri yang di gunakan dalam berlatih teknik tendangan Dojo Karate Internasional di Denpasar
21
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
2.2 Tinjauan Dojo Internasional 2.2.1 Definisi Dojo Dojo dalam bahasa Jepang secara harfiah memiliki makna “tempat jalan”. bangunan dojo awalnya di pergunakan sebagai tempat untuk mengajarkan ajaran Buddha. Ruang dojo juga identik dengan tempat untuk belajar meditasi serta mencari pencerahan lewat ketenangan pikiran. Dahulu, dojo memang merupakan bangunan tambahan yang di gunakan untuk pemujaan pada kuil kuil. Masuknya konsep dari budaya barat, dojo berubah konsep dan fungsi sebagai tempat latihan seni bela diri, sehingga setiap fasilitas pelatihan ilmu bela diri jepang dapat di sebut dengan sebutan dojo. Ditinjau dari balok pembangun huruf kanji untuk kata do (道) terdiri dari; ashi (telapak kaki), menunjukkan makna langkah maju, dan kubi (leher, kepala; hidung dan tanduk) mewakili untuk diri sendiri, (kamus lain; menyebutkan kata do terdiri dari radikal telapak kaki dan ketel atau kawah untuk
menggodok
tampak
ber-uap
yang
menunjukkan
semangat,
penggemblengan). Sehingga do menurut makna tersebut dapat diartikan memajukan moral semangat diri, identik dengan character building. Huruf kanji 場 (dapat dibaca jo atau ba), mempunyai arti tempat, dengan arti sebuah tempat spesifik untuk melakukan kegiatan tertentu. Huruf tersebut dibangun dari simbol tanah, yang secara realita menunjukkan tempat, simbol matahari dan cakrawala, menunjukkan sumber kekuatan dan garis pandang serta take (tiang bambu, dengan bendera, pataka, atau panji-panji) untuk memanggil bahwa disitu terdapat keramaian atau kegiatan orang berkumpul. Sehingga pengertian dojo dalam arti yang lebih luas tidak dapat dipandang sebagai tempat olah-raga saja. Dalam seni beladiri tradisional jepang, dojo cenderung di perlakukan secara khusus dan cenderung di sakralkan. Penggunaan alas kaki secara umum tidak di perkenankan di dalam dojo. Terdapat satu alas kaki khusus yang boleh di gunakan dalam dojo yang di sebut dengan “tabi, yang berupa kaus kaki/ sandal tradisional dari jepang. Dalam dojo gaya tradisional selalu dilakukan ritual pembersihan dojo atau dalam istilah jepang di sebut dengan dojo soji, pada Dojo Karate Internasional di Denpasar
22
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
awal dan/atau akhir setiap sesi pelatihan atau kegiatan. Selain untuk manfaat higienis, jelas pembersihan secara reguler juga berfungsi untuk memperkuat fakta bahwa dojo yang seharusnya didukung dan dikelola oleh murid atau siswa, bukan staf pengelola dojo itu sendiri. Sikap ini telah menjadi hilang dalam dojo modern, dojo komersial yang didirikan dan dijalankan oleh sekelompok kecil orang atau instruktur. Bahkan, sering dijumpai dalam sekolah tradisional, jarang/tidak pernah menggunakan dojo untuk pelatihan sama sekali, tetapi hanya untuk acara-acara yang lebih simbolis atau formal. Pelatihan atau acara yang sebenarnya dilakukan biasanya di luar ruangan atau di daerah yang kurang formal. Secara umum, dojo dapat di kategorikan menjadi 3 jenis dojo. Adapun jenis dojo yang di maksud antara lain: a. Dojo Tradisional Banyak dojo tradisional mengikuti pola yang ditentukan dengan shomen (“depan”) dan menggunakan beberapa pintu masuk, serta hirarki tempat yang didasarkan pada peringkat murid dan guru (instruktur) ditata dengan tepat. Biasanya murid/siswa akan masuk dari sudut kiri bawah dojo (dalam referensi shomen) dengan
instruktur di sudut kanan atas. Shomen biasanya berisi
kamidana, yakni tempat untuk melakukan meditasi (mokuso) serta untuk menempatkan barang keperluan pemujaan Shinto, hata (banner), kanban (kartu) dan artefak lainnya. Istilah kamiza ini, sering dikacaukan oleh praktisi seni bela diri dengan kamidana. Banyak artefak lainnya mungkin ditampilkan di seluruh dojo, seperti kanban yang mencirikan sekolah (kai) dengan style atau strategi tertentu, dan barang-barang seperti gendang taiko atau senjata yoroi. Pada dojo seringkali ditemukan nama-dojo dan kun-dojo (sumpah, doktrin atau “aturan dojo“) yang ditampilkan secara mencolok pada sisi shomen. Adakalanya dojo menyediakan tempat khusus bagi tamu atau pengunjung, tetapi penempatan tergantung pada peringkat dan asal mereka. Senjata dan peralatan pelatihan lain yang biasanya akan ditempatkan di dinding belakang.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
23
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
b. Dojo Honbu Dojo gaya Hombu, lebih mencirikan gaya dari seni bela diri atau kelompok beladiri tertentu, dilengkapi dengan markas administrasi.\ c. Dojo Gaya Barat Dojo gaya Barat lebih tepat disebut tempat latihan fisik, seni bela-diri lebih terlihat dari sisi ”sport”, tidak ada keseimbangan antara ”yin” dan ”yang”. Model budaya dojo diadopsi oleh praktisi dengan mengambil model paling kontemporer, yaitu dojo dengan arsitektur berbentuk gym. Dalam realita; sebuah dojo modern, dojo komersial adalah tempat latihan olah raga beladiri tertentu atau multifungsi (olah raga beladiri, senam aerobik, latihan kebugaran, dsb.) yang didirikan dan dijalankan oleh sekelompok kecil orang atau instruktur. 2.2.2 Definisi Internasional Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2012), kata internasional memiliki makna berhubungan dengan banyak Negara. Sehingga dojo internasional memiliki definisi sebagai sarana pelatihan seni bela diri tradisional jepang yang dapat menunjang kebutuhan civitas civitas yang berasal dari berbagai Negara dalam ruang lingkup pelatihan seni bela diri tradisional jepang. Definisi internasional dalam perancangan fasilitas ini memiliki arti bahwa fasilitas ini akan memiliki hubungan kegiatan dengan dojo dojo yang berada di luar negeri. Dalam konteks ini, hubungan kegiatan yang akan di laksanakan adalah gasuku (ujian kenaikan tingkatan sabuk dalam karate) dan pelatihan bersama dengan atlit internasional. 2.2.3 Persyaratan Gedung Olah Raga Berdasarkan peraturan yang di tetapkan oleh Dinas pekerjaan umum (2015), Terdapat beberapa persyaratan serta standar dalam membangun fasilitas / gedung olah raga di Indonesia. Salah satunya yang di keluarkan oleh dinas pekerjaan umum dengan aturan mendirikan gedung olah raga sebagai berikut:
Dojo Karate Internasional di Denpasar
24
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
a. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut:
Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton.
Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus
Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower
Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk
Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan 4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin
Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah
Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk.
b. Ruang pijat direncanakan minimal 12 m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah kakus c. Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan direncanakan minimal 1 unit yang dapat melayani 20.000 penonton dengan luas minimal 15 m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping d. Ruang pemanasan direncanakan minimal 300 m2 untuk type a e. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m2 f. Toilet penonton direncanakan untuk dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan:
Dojo Karate Internasional di Denpasar
25
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untukwanita 1 buah kakus jonkok untuk 100 penonton wanita
Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapicermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita.
Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria.
g. Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut :
Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orang.
dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m2.
h. Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain:
Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m2 dan 20 m2untuk gudang alat kebersihan;
Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m2 dan 20 m2untuk gudang alat kebersihan
Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m2 dan 9 m2 untuk gudang dan alat kebersihan
i. Ruang panel direncanakan harus diletakan dengan ruang staf teknik j. Ruang mesin direncanakan dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton k. Ruang kantin direncanakan sesuai kapasitas l. Ada perencanaan Ruang pos keamanan m. Tiket box direncanakan sesuai kapasitas penonton n. Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut:
Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film
harus disediakan ruang telepon dan telex
Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan Dojo Karate Internasional di Denpasar
26
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
o. Ruang VIP direncanakan untuk tipe tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus p. Tempat parkir direncanakan sebagai berikut :
Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500m
1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk
q. Toilet penyandang cacat direncanakan dengan fasilitas yang dibutuhkan minimal, sebagai berikut :
1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 buah peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita
Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita
Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80 cm
r. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhiketentuan, sebagai berikut :
Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8%, panjangnya maksimal 10m
Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm
Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran 1800.
s. Lantai Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai
Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kg/m2
Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus ditutup dengan lapisan elastis
Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan
Permukaan lantai harus tidak mudah aus
Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata Dojo Karate Internasional di Denpasar
27
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
2.3 Studi Proyek Sejenis 2.3.1 Dojo Aora Di Kuta, Bali Merupakan sebuah dojo yang dibangun pada Jalan Nakula, lantai 2 gedung kawan mini market, Kuta Bali. Lokasinya sendiri berjarak kurang lebih 8,5km dari pusat kota Denpasar dengan waktu tempuh dalam perjalanan sekitar 20-25 menit dengan kondisi jalan yang lancar. (lihat gambar 2.11.)
Gambar 2.14. Peta Lokasi Gedung Dojo Aora Bali. Sumber: Maps,Google.Com Yang di Akses Pada 21 Maret 2015
Dojo Karate Internasional di Denpasar
28
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Sarana pelatihan karate pada gedung ini merupakan salah satu dari tiga fungsi utama yang terdapat di sini yaitu mini market pada lantai pertama, dojo pelatihan seni bela diri pada lantai ke dua dan fitness center pada
lantaike
keseluruhan,
tiga.
Secara
ketiga
fungsi
tersebut menjadi satu kesatuan dalam
satu
bangunan
serta
memiliki keterkaitan fungsi serta sirkulasi pada masing masing fungsi tersebut.
(lihat gambar
2.15.) Bangunan
tempat
Gambar 2.15. Denah Gedung Dojo Aora Secara Keseluruhan Sumber :Analisa, 2015
di
tempatkannya dojo aora ini merupakan bangunan masa tunggal yang memiliki 3 latai, pada masing masing lantai memiliki fungsi yang berbeda yaitu lantai satu terdapat fungsi mini market, pada lantai ke dua terdapat fungsi fasilitas pelatihan ilmu bela diri atau dojo dan pada lantai ke tiga terdapat fungsi fitness center. Berikut di tampilkan denah bangunan dojo aora secara keseluruhan pada lantai 1,2,dan 3 yang di tampilkan pada gambar 2.15. yang di dapatkan dengan cara observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 maret 2015, didapat informasi ruang yang di aplikasikan di dalam bangunan dojo aora dalam menunjang proses berjalannya pelatihan seni bela diri karate. Berikut ruang serta fasilitas yang di aplikasikan pada dojo aora yang akan dijelaskan terperinci pada tabel 2.1.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
29
2015
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
Tabel 2.1. Ruang dan Fasilitas Pada Dojo Aora No 1
Nama ruang dan fasilitas Ruang
gambar situasi
Keterangan
Latihan
Ruang
latihan
berbentuk
persegi
panjang
dengan
ukuran
berkisar
20x40 meter,dengan kapasitas berkisar 60 orang perserta bela diri.
Pada bagian lantai di lapisi matras khusus setebal 2cm, untuk mengurangi getaran karena hentakan serta anti slip.
Fasilitas
pelengkap
terdiri dari protector kolom-dinding, cermin
dan
12
samsak.
Bukaan dibuat lebar serta
penggunaan
pencahayaan
alami
yang maksimal.
2
Ruang
Digunakan
sebagai
Tunggu Dan
ruang
tunggu
Sport Shop
keluarga
peserta
latihan
Ruang
tunggu
gabungkan sport menjual
di
dengan
shop alat
Dojo Karate Internasional di Denpasar
yang alat 30
2015
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
yang
berkaitan
dengan
pelatihan
bela diri.
Fasilitas
yang
di
sediakan antara lain sofa tunggu, meja dan rak sepatu.
3
Ruang Terapy
Digunakan ruang
sebagai
perawatan
peserta latihan yang cidera
Ditempatkan bersebelahan dengan ruang latihan dengan matras
latihan
sebagai batas ruang.
Memiliki
fasilitas
sebuah bed untuk 1 orang dan kursi.
4
Ruang
Ruang
sirkulasi
memiliki lebar 1,5
Sirkulasi
meter dengan lantai di lapisi parket kayu.
Jalur
sirkulasi
letakkan
di
pada
pinggir area latihan agar
tidak
mengganggu proses latihan.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
31
2015
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
5
Ruang
Merupakan
area
untuk berlatih sparing
Bertanding
petarung.
Arena
mengadopsi
sarana
untuk
pertandingan
MMA dengan bentuk segi 8 pada arena pertandingan.
6
Toilet
Dan
Ruang Ganti
Fasilitas yang di sediakan pada toilet sama dengan toilet pada umumnya Pada ruang ganti disediakan loker pakaian, bangku, ruang ganti dan hanger baju. Ruang di buat tidak terlalu tertutup dengan warna ruang yang sedikit gelap.
Sumber : observasi,2015
a. Permasalahan I.
Tampilan bangunan yang di gunakan kurang mencerminkan sebuah fasilitas pelatihan seni bela diri tradisional jepang. Kesan yang di dapat pada dojo ini berkesan seperti tempat pelatihan bela diri modern.
II.
Fasilitas yang di sediakan pada dojo ini terbilang kurang bila dilihat dari peserta latihan merupakan orang orang yang bersasal dari luar negeri.
III.
Sisitim pengkondisian udara yang terlau mengutamakan penghawaan alami yang menyebabkan ruangan terasa pengap pada waktu tertentu.
b. Kelebihan I.
Penempatan dojo yang berlokasi pada area yang stategis dan sangat mudah untuk di temukan. Dojo Karate Internasional di Denpasar
32
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
II.
2015
Staf dan pengajar pada dojo ini dapat melayani keperluan peserta didik dari dalam maupun luar negeri.
III.
Bangunan dojo menyatu dengan fungsi fitness center dan mini market sehingga dapat lebih melengkapi kebutuhan dan aktivitas peserta pelatihan bela diri.
2.3.2. Dojo Starawies Di Stara Wies, Polandia Merupakan sebuah fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang berlokasi di Stara Wies, Polandia. Merupakan bangunan hasil kerjasama antara federasi karate tradisional di Polandia dan yayasan pengembang karate tradisional. Fasilitas ini dirancang dan dibangun sesuai dengan prinsip prinsip arsitektur Jepang di atas landscape Polandia yang indah. Fasilitas ini adalah salah satu fasilitas pelatihan olah raga tradisional terbesar yang ada di dunia. Fasilitas ini menawarkan kesempatan pelatihan professional
maupun secara
non
professional untuk para tamu yang datang secara individual dengan site plan bangunan yang dapat dilihat pada gambar 2.16.
Gambar 2.16. Site Plan Dojo Strarawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015
Luas total wilayah fasilitas ini mencapai 60 hektar yang terletak di tengah landscape wilayah Przedborski Park yang di kelilingi oleh hutan yang sejuk. Fasilitas pelatihan bela diri ini terdiri lebih dari 20 masa bangunan yang siap untuk di gunakan. Beberapa fasilitas yang di tonjolkan antara lain rumah
Dojo Karate Internasional di Denpasar
33
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
jepang, taman jepang, sport hall dan danau buatan. Berikut fasilitas yang terdapat pada dojo Starawies yang akan di jelaskan sebagai berikut:
a. Japanese House Pada fasilitas ini di sediakan cottage bergaya rumah tradisional jepang dengan standar yang tinggi. Memiliki gaya aritektur yang benar benar mebgikuti prinsip arsitektur tradisional jepang pada fasad maupun fungsinya Dimana pada masing masing unit telah di lengkap dengan kamar tidur, ruang teras, dapur serta kamar mandi prIbadi. (lihat gambar 2.17.) Keterangan gambar: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
= kamar tidur = ruang tamu = area dapur = kamar mandi = perapian = ruang cuci
Gambar 2.17. Denah Japanese House Cottage Pada Dojo Starawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar
34
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
b. Conference Hall Digunakan sebagai ruang pertemuan dengan desain menggunakan prinsip bangunan tradisional jepang. Pada fasilitas pelatihan ini terdapat 2 buah conference hall dengan ukuran yang berbeda yaitu besar: 50m x 14m, tinggi 3.80m untuk conference hall besar Dan besar 13m x 13m, tinggi 3.80m untuk conference hall kecil. (lihat gambar 2.18.)
Gambar 2.18. Conference Hall Dojo Starawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015
c. Sport Hall Merupakan bangunan dengan luas 2000m2 yang terdiri dari tiga ruang utama yang di lengkapi dengan perlantaian khusus untuk pelatihan seni bela diri tradisional jepang, cermin latihan, samsak, dan peralatan untuk menunjang pelatihan lainnya. Pada bangunan ini juga terdapat ruang ganti dengan tiga kamar yag berisi kamar mandi air panas, lemari berfentilasi dan Jacuzzi. Berikut ukuran ruang hall utama pada sport hall dojo starawies; hall 1 berbentuk “L” berukuran: 50m x 30m x 14m, tinggi 3.80m; hall 2 berukuran 13m x 13m, tinggi 3,8m; hall 3 dilengkapi dengan tikar judo, dengan ukuran ruang : 13m x 13m, tinggi 3,80m. (lihat gambar 2.19.)
Dojo Karate Internasional di Denpasar
35
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Keterangan gambar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
= ruang latihan utama = ruang latihan = gym = ruang ganti = ruang pelatih = ruang treatment =jacuzy = teras
Gambar 2.19.Denah Sport Hall Dojo Starawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015
d. Spa And Tea Room Tea room merupakan bangunan yang du rancang menyerupai kamar danterletak di pinggiran kolam, dilengkapi dengan perepian, teras, toilet dan dapur. Bangunan ini dapat menampung kelompok kecil antara 10-15 orang. Sedangkan untuk ruang spa dapat menampung hingga 12 orang per ruangan dengan fasilitas tiap ruang spa di lengkapi dengan kursi santai serta meja. Terdapat 2 jenis kamar spa dengan ukuran yang berbeda yaitu, kamar 1 dengan ukuran: 8,8m x 5m, tinggi 2.70m; dan kamar 2 dengan ukuran 6,5m x 5m, tinggi 2.70m. (lihat gambar 2.20.)
Dojo Karate Internasional di Denpasar
36
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
Gambar 2.20. Spa Dan Tea Room Pada Dojo Starawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015
e. Kantin Kantin pada dojo stara wies di gunakan sebagai ruang penerimaan tamu. Fasilitas yang terdapat di dalamnya antara lain meja tradisional jepang, teras , serta dapur yang memiliki standar yang sangat baik. Kapasitas kantin dapat menampung kurang lebih 120 orang sekaligus. Ukuran pada kantin dojo ini adalah 16m x 10m dengan baian tradisional jepang berukuran 7m x 5m. (lihat gambar 2.21.)
Gambar 2.21. Kantin Pada Dojo Starawies Sumber: Www.Dojostarawies.Com Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015
a. Permasalahan I.
Kurangnya fasilitas fasilitas dalam pelatihan out door
b. Kelebihan I.
Penampilan serta konsep bangunan sangat mencerminkan bangunan serta fasilitas pelatihan seni beladiri tradisional dari jepang.
II.
Fasilitas pada bangunan di rancang memiliki integrasi terhadap aktifitas aktifitas yang terjadi pada pusat pelatihan bela diri ini.
III.
Lokasi penempatan fasilitas ini terletak pada site yang cukup jauh dari keramaian sehingga proses pelatihan dapat berjalan lebih focus.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
37
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
2.4. Spesifikasi Umum Dojo Internasional Karate 2.4.1. Pengertian Dojo internasional karate merupakan fasilitas pelatihan seni bela diri tradisional jepang yang di buat untuk mewadahi aktifitas pelatihan seni bela diri karate dengan ruang lingkup peserta latihan berasal dari atlit dalam maupun luar negeri serta menyediakan pelatihan bagi pemula yang ingin memulai pelatihan bela diri karate dari awal.
2.4.2. Fungsi Adapun fungsi dari dojo internasional karate ini antara lain: 1. Sebagai fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang menonjolkan konsep tradisional jepang. 2. Sebagai fasilitas yang mewadahi atlit karate baik dari dalam daerah maupun luar daerah denpasar bahkan bali secara umum. 3. Menfasilitasi segala bentuk pelatihan seni bela diri karate dari tingkat awal maupun tingkat professional.
2.4.3.tujuan Menyediakan fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang dapat menampung dan merangkul atlit atlit baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri dengan fasilias, sarana dan perasarana yang dapat menunjang segala kebutuhan aktivitas pelatihan seni bela diri karate, sehingga di dapatkan hasil pelatihan yang optimal dari masing masing peserta didik.
2.4.4. fasilitas Dalam menunjang proses pelatihan seni bela diri pada dojo ini, maka di perlukan fasilitas fasilitas yang terkait dengan pola kegiatan pelatihan seni bela diri karate itu sendiri. Adapun fasilitas yang di maksud adalah: 1. Fasilitas Utama Merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan utama yang berlangsung dalam bangunan, antara lain: Dojo Karate Internasional di Denpasar
38
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
a. Ruang pelatihan yang terdiri dari: ruang pelatihan prapemula, ruang pelatihan pemula dan ruang pelatihan senior b. Ruang pelatihan fisik c. Ruang meditasi d. Ruang pelatih e. Ruang peralatan latihan f. toliet g. Ruang loker h. Ruang mandi atlit i. Ruang ganti pakaian 2. Fasilitas Pendukung Merupakan fasilitas yang berfungsi untuk mendukung kegiatan utama dalam bangunan, antara lain: a. Restaurant b. Spa c. Ruang menginap atlit d. Ruang minum teh e. Ruang terapi f. Ruang medis 3. Fasilitas Penunjang Merupakan fasilitas penunjang dalam meningkatkan kualitas ruang yang lainnya antara lain: a. Resepsionis b. Toilet umum c. Loby
4. Fasilitas Service Merupakan fasilitas yang dapat mendukung proses operasional gedung, antara lain: a. Ruang ME b. Ruang janitor c. Storage d. Parkir Dojo Karate Internasional di Denpasar
39
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
e. Pos keamanan 5. Fasilitas Pengelola Merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan pengelolaan gedung, antara lain: a. Ruang kepala pengelola b. Ruang staf administrasi dan operasional c. Ruang arsip d. Ruang rapat / conference hall e. Toilet staf
2.4.5. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan yang terjadi di dalam dojo ini dapat di kelompokan secara umum menjadi 2 kelompok kegiatan, yaitu kegiatan yang terjadi pada pengunjung dojo dan kegiatan yang terjadi pada staf dojo, berikut di jabarkan secara umum kegiatan tersebut melalui gambar 2.22..
Gambar 2.22. pola kegiatan dalam gedung dojo rancangan
2.4.6. Sasaran Fasilitas Gedung adapun sasaran fasilitas dojo internasional karate yang dimaksud antara lain: Dojo Karate Internasional di Denpasar
40
Seminar Tugas Akhir | Universitas Udayana
2015
1. Berdasarkan atlit yang akan melakukan pelatihan a. Tingkat Prapemula yaitu peserta yang baru mengikuti pelatihan dan memegang sabuk putih b. Tingkat Pemula yaitu peserta yang sudah memegang sabuk kuning c. Tingkat junior yaitu peserta yang memegang sabuk hijau dan biru d. Tingkat senior yaitu peserta yang sudah memegang sabuk coklat dan hitam 2. Dilakukannya aktivitas pelatihan bersama antara atlit karate dari dalam maupun luar daerah 3. Pengadaan kenaikan tingkat pada tingkat daerah, provinsi maupun internasional.
2.4.7. System Pengolaan System pengolaan yang di terapkan pada dojo internasional karate ini menerapkan system pengolaan yang menyediakan fasilitas pelatihan bela diri karate baik dari tingkat paling rendah hingga tingkat senior sehingga memungkinkan setiap orang dapat bergabung dan menjalani pelatihan dalam fasilitas ini. pengelolaan gedung akan di lakukan dengan cara operasional dan maintenance yang di sesuaikan dengan kebutuhan atlit karate sehingga dapat di peroleh hasil pelatihan yang optimal pada setiap peserta didik.
Dojo Karate Internasional di Denpasar
41