BAB II PEMAHAMAN TERHADAP ARENA FUTSAL BERSTANDAR INTERNASIONAL Pada bab ini akan dibahas mengenai studi literatur, kajian standar, dan peraturan peraturan terkait dengan Arena Futsal Berstandar Internasional, serta tinjauan mengenai proyek sejenis dan spesifikasi umum proyek yang diperoleh dari sintesa studi literatur, standar, regulasi, dan kajian proyek sejenis. 2.1 Tinjauan Umum Arena Futsal Berstandar Internasional 2.1.1 Tinjauan Umum Arena Pengertian arena menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ruang/lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu (kuda), olahraga dan sebagainya. Arena juga berarti gelanggang, atau lingkaran. Sedangkan arena olahraga adalah gelanggang atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran. Arena biasanya berupa ruangan tertutup yang berbentuk melingkar atau oval, dirancang untuk menampilkan teater, pertunjukan music, atau acara olahraga. Arena terdiri dari ruang besar yang sebagian besar dikelilingi tempat duduk penonton. Fitur kunci dari arena adalah ruang acara merupakan titik terendah agar memungkinkan visibilitas maksimum. (http://en.wikipedia.org/wiki/Arena)
6
2.1.2 Tinjauan Umum Futsal A. Pengertian Dan Sejarah Futsal Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masingmasing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Kata Futsal sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), dan jika digabung artinya menjadi ”Sepak Bola dalam Ruangan”. Menurut FIFA, asal mula Futsal dimulai pada tahun 1930 di Montevideo, Uruguay dan pertama kali diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani. Ia adalah seorang pelatih sepak bola yang berasal dari Argentina. Berawal dari rasa kesal Ceriani terhadap hujan yang terus mengguyur kota Montevideo yang mengakibatkan lapangan tergenang air sehingga program latihan yang telah disusun menjadi berantakan. Dengan kondisi demikian, ia lantas memindahkan kegiatan latihan ke dalam ruangan. Pada mulanya kegiatan latihan bisa berlangsung dengan lancar karena memang tujuan awal dari pemindahan ini adalah agar tehindar dari hujan, banjir dan becek sehingga program latihan bisa dilakukan. Permasalahan justru baru terlihat pada saat akan dilakukan latihan tanding, dimana ruangan dianggap terlalu sempit bila harus tetap menerapkan aturan baku sepak bola dengan jumlah pemain 11 orang. Melihat hal tersebut, Ceriani kemudian memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi lima orang untuk setiap tim dan melakukan sedikit perubahan pada aturan permainan. Perubahan yang sudah dilakukan oleh Juan Carlos Ceriani dengan memindahkan tempat bermain ke dalam ruangan dengan melakukan sedikit perubahan pada aturan permainan malah mendapat apresiasi dari masyarakat Montevideo. Permainan sepak bola dalam ruangan ini menjadi digemari oleh masyarakat Montevideo karena dirasa menarik dan memberikan tantangan baru dalam bermain sepak bola. Versi lain mengatakan bahwa sebenarnya pada tahun 1954 permainan sejenis sudah dilakukan di Kanada. Selain itu Brasil juga mengklaim bahwa permainan seperi itu sudah mereka lakukan bersamaan dengan cerita mengenai Ceriani. Hanya saja bedanya adalah mereka tidak bermain dalam sebuah ruangan melainkan di jalanan dan tidak menggunakan aturan yang jelas. Terlepas dari kerancuan akan asal
7
mula Futsal, pada tahun 1954 peraturan dibakukan dan sejak saat itu Futsal menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pada tahun 1974 di Brasil diadakan pertemuan antara perwakilan futsal dari berbagai negara yang menghasilkan kesepakatan untuk membentuk sebuah organisasi resmi yang mewadahi futsal yaitu FIFUSA (The Federacao Internationale de Futebol de Salao). Namun setelah 25 tahun berperan dalam perkembangan Futsal, akhirnya pada tahun 1989 kepengurusan diambil alih oleh FIFA dan mengganti peraturan yang ada. (Murhananto, Dasar-Dasar Permainan Futsal) B. Peralatan Futsal Setiap olahraga membutuhkan peralatan dalam penerapannya, begitu pula dengan futsal. Sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA), adapun peralatan yang dibutuhkan dalam futsal adalah: 1. Bola Futsal Mengenai bola futsal tidaklah sama dengan bola sepakbola, bola futsal memiliki ukuran yang lebih kecil. Bola yang boleh dipergunakan dalam permainan futsal memiliki spesifikasi khusus, antara lain:
Berbentuk bulat sempurna, terbuat dari kulit atau bahan lainnya.
Diameter minimum 62 cm dan maksimum 64 cm, berat bola minimum 400 gram dan maksimum 440 gram dan tekanan bola 0,4 – 0,6 atmosfer (400 – 600 gram/cm3).
Saat bola pertama kali dipantulkan oleh wasit dari ketinggian 2 m, tinggi pantulan tidak boleh kurang dari 50 cm dan tidak lebih dari 65 cm.
Dalam pertandingan kompetisi FIFA atau di bawah pengawaasan konfederasi, bola boleh dipakai jika sudah terdapat logo resmi yang berarti bola sudah diuji dan sesuai dengan persyaratan FIFA dan tidak boleh terdapat iklan komersial.
Bola tidak dapat diganti ditengah pertandingan tanpa seijin wasit, jika bola rusak atau pecah selama permainan : -
Permainan dihentikan sementara.
8
-
Jika bola rusak pada saat tidak dimainkan (pada saat kick off, goal kick, tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan pinalti,lemparan ke dalam) permainan akan diulang menurut aturan permainan.
2. Perlengkapan Pemain Futsal
Perlengkapannya sama dengan pemain sepak bola lapangan yaitu sepatu terbuat dari kain atau kulit lunak atau sepatu gimnastik dengan sol karet atau terbuat dari bahan yang sejenisnya.
Seragam atau kostum pemain dibrikan nomor 1 – 15, posisi nomor terletak di belakang dan warna nomor berbeda dengan warna dasar kaus.
Warna kostum kiper berbeda dengan warna pemain lain dan wasit. Pemain wajib memakai celan pendek, apabila memakai stretch pants, warnanya harus sama dengan celan pendek utama
Wajib menggunakan kaos kaki serta pelindung kaki.
C. Aturan Futsal Setiap olahraga memiliki peraturan dalam penerapannya, begitu pula dengan futsal. Sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA), adapun peraturan-peraturan yang terdapat di dalam futsal adalah: 1. Jumlah Pemain
Jumlah pemain dalam satu tim futsal yaitu lima orang termasuk penjaga gawang.
Jumlah minimal untuk menyelesaikan pertandingan futsal adalah tiga orang termauk penjaga gawang. Tetapi apabila sebuah tim futsal bermain dengan tiga orang termasuk kiper karena terkena kartu merah, maka pertandingan futsal harus dihentikan oleh wasit.
Jumlah maksimal pemain cadangan dalam satu tim futsal adalah tujuh orang dengan tidak ada batasan untuk pergantian pemain.
Selain kiper, pemain dapat diganti secara bebas, pergantian kiper hanya dapat dilakukan pada saat bola mati dan dengan persetujuan wasit.
9
Sama halnya seperti sepakbola, jika pemain melanggar maka akan diberikan kartu kuning sebagai sangsi dan tim lawan mendapatkan tendangan bebas tidak langsung.
Pemain diperbolehkan melakukan pertandingan jika memenuhi / memakai segala perlengkapan yang telah ditentukan.
2. Wasit Dalam olahraga futsal terdapat wasit utama dan asisten wasit, selain kedua wasit tersebut terdapat juga pencatat waktu dan wasit ketiga. Tugas wasit utama hampir sama dengan wasit pada sepak bola, kekuasaan dan tugasnya adalah :
Memegang teguh aturan permainan.
Mengijinkan permainan diteruskan jika sebuah tim terkena pelanggaran mendapat keuntungan, sebaliknya dia menghukum pelanggaran apabila tidak mendapatkan keuntungan.
Mencatat pertandingan dan melengkapinya dengan laporan. Isi dari laporan berupa catatan tindakan disiplin yang dilakukan oleh pemain, ofisial tim, atau insiden lainnya sebelum, selama dan sesudah pertandingan
Bertindak sebagai pencatat waktu jika ofisial atau petugas tidak hadir.
Menghentikan, menunda, atau menyelesaikan pertandingan atas setiap pelanggaran peraturan pertandingan atau campur tangan pihak luar.
Mengambil tindakan disiplin terhadap pemain yang salah dan berhak mengeluarkannya.
Wasit kedua ditunjuk untuk mengawasi sisi lapangan yang berlawanan dari wasit utama. Dia membantu wasit utama mengontrol permainan dan dipergunakan menggunakan pluit. Pada pertandingan internasional, wajib terdapat wasit kedua, dengan tugas mengawasi waktu hukuman kartu merah selama dua menit dan time out selama satu menit. Wasit utama dapat menganulir keputusan dari asisten wasit.
Pencatat waktu duduk dipinggir lapangan tepat garis tengah di sisi yang sama dengan daerah pergantian pemain, tugasnya yaitu memastikan waktu pertandingan sesuai dengan aturan. Dia wajib menunjukan akhir
10
dari paruh pertama, akhir pertandingan, perpanjangan waktu serta time out. Pencatat waktu mencatat lima kesalahan pertama yang dilakukan oleh sebuah tim, dia akan memberikan tanda apabila kesalah kelima telah dilakukan.
Wasit ketiga membantu pencatat waktu, yaitu mencatat segala hal yang dilakukan oleh tim , nomor pemain yang mencetak goldan pemain yang di keluarkan. Wasit ketiga berhak memberi tahu segala kejadian dalam pertandingan,
jika
wasit
kedua
mengalami
cedera
dis
dapat
menggntikannya tetapi tetap tunduk dengan keputusan wasit utama. 3. Durasi Permainan
Waktu pertandingan permainan futsal yaitu 2 x 20 menit bersih, artinya petunjuk waktu dimatikan apabila terjadi bola mati, kecuali tendangan pinalti.
Setiap tim berhak mendapat satu kali time out selama satu menit pada setiap babak. Time out diberikan apabila sebuah tim tengah menguasai bola dan waktu istirahat maksimal 15 menit. Untuk kelancaran dalam memainkan olahraga futsal dibutuhkan suatu
aturan yang dapat membatasi tingkah yang berbahaya atau berlebihan dari pemain olahraga futsal tersebut. Adapun aturan dari permainan futsal adalah : a. Kick Off
Kick-Off dilakukan pada saat pertandingan dimulai., setelah terciptanya gol, pada saat pertandingan babak kedua dan babak perpanjangan waktu (jika ada) dimulai. Prosedurnya, tim lawan menunggu di luar lingkaran tengah, tim yang melakukan kick-off berada paling dekat 3 meter dari bola.
Bola bisa dimainkan begitu wasit memberikan isyarat pertandingan dimulai sedangkan penendang pertama tidak bisa memainkan bola untuk kedua kali sebelum pemain lain menyentuhnya.
b. Pelanggaran Tendangan bebas akan langsung diberikan oleh wasit dalam suatu pertandingan jika salah satu pemain:
11
-
Menendang atau berusaha menendang lawan,
-
Menjegal lawan
-
Melompati lawan
-
Melanggar lawan dengan cara yang berbahaya
-
Melanggar lawan dari belakang
-
Memukul atau meludahi lawan
-
Memegang Lawan
-
Mendorong lawan
-
Melanggar lawan dengan bahu
-
Melakukan sliding tackle
-
Memegang bola ( kecuali kiper).
Tendangan bebas tak langsung diberikan oleh wasit dalam suatu pertandingan futsal jika seorang pemain : -
Membahayakan lawan (contoh : menendang bola yang dipegang kiper)
-
Manghalang - halangi lawan
-
Melanggar kiper di kotak pinalti
-
Kiper melempar bola melewati garis tengah tanpa sebelumnya memantul di daerah sendiri atau menyentuh pemain lain
-
Kiper menangkap atau bola basil back pass dengan tangan
-
Kiper menangkap atau menyentuh menyentuh bola basil tendangan dari rekan setimnya dengan tangan, kiper mengontrol bola lebih dari empat detik
-
Kiper menyentuh bola backpass yang diberikan kembali kepadanya sebelum bola melewati garis tengah atau menyentuh pemain lawan.
Pemain diberi kartu kuning jika : -
Pemain pengganti memasuki lapangan dari posisi yang salah atau
sebelum
pemain
yang
digantikannya
betul-
betul
meninggaIkan lapangan
12
-
Terus - menerus melakukan pelanggaran
-
Tidak mematuhi semua keputusan wasit
-
Tidak menunjukkan keinginan fair play
Pelanggaran ini diganjar tendangan bebas tidak langsung dari titik terjadinya pelanggaran (atau dari garis 6 m jika terjadi di daerah pinalti).
Pemain diberi kartu merah jika :
-
Melakukan pelanggaran serius
-
Melakukan kekerasan berlebihan
-
Mengeluarkan kata - kata yang tidak pantas
-
Mendapat dua kartu kuning, sengaja menghalang - halangi peluang terjadinya gol (contohnya lewat professional.foult), sengaja menghalang - halangi peluang terjadinya gol di titik pinalti dengan memegang bola.
Peraturan menyangkut kartu merah : -
Pemain yang dikeluarkan tidak bisa dimainkan lagi di sisa pertandingan. Ia juga
tidak diperkenankan duduk di bangku
cadangan. -
Tim
yang
anggotanya
mendapat
kartu
merah
dapat
menggantinya dengan pemain lain setelah waktu dua menit atau tim lawan bisa mencetak gol -
Waktu hukuman dua menit diawasi oleh seorang timekeeper atau asisten wasit.
-
Pemain pengganti tidak bisa memasuki lapangan sebelum situasi bola mati dan tanpa persetujuan wasit.
c. Prosedur Tendangan Bebas
Tendangan bebas ada dua tipe yaitu tendangan bebas langsung dan tendangan bebas tidak langsung.
Jika dilakukan tendangan bebas tidak langsung, pemain lawan boleh membuat tembok pemain berjarak 5 m dari bola hingga bola dimainkan.
Jika dilakukan tendangan bebas langsung, pemain lawan tidak boleh 13
membuat tembok pemain.
Penendang pertama pada tendangan bebas langsung maupun tidak langsung diperbolehkan memainkan bola untuk kedua kali sebelum pemain lain menyentuhnya.
Kedua tipe tendangan bebas harus dilakukan rnaksimal dalam waktu empat detik setelah peluit dari wasit.
d. Akumulasi Pelanggaran Akumulasi pelanggaran dihitung dari kesalahan - kesalahan seperti yang tercantum pada poin B. Jika sebuah tim sudah mengurnpulkan lima pelanggaran dalarn satu babak (akumulasi di babak kedua terus berlanjut di babak extra time). Apabila sudah mencapai 5 pelanggaran, maka sejak pelanggaran ke-6 dan seterusnya :
Tidak diperbolehkan rnembuat ternbok pernain.
Semua tendangan bebas rnenjadi langsung.
Pelanggaran yang terjadi pada jarak sebelum 12 m dari garis gawang diganjar tendangan bebas langsung dari titik terjadinya pelanggaran. Untuk pelanggaran pada jarak 12 m atau lebih, dihukum tendangan
bebas langsung dari titik pinalti yang kedua. Prosedumya :
Sebelum bola ditendang, semua pemain selain kiper dan penendang harus berada di belakang garis bayangan yang segaris dengan bola dan sejajar dengan garis gawang.
Kiper harus tetap berada di daerah pinaltinya dan berjarak minimal 5 meter dari bola.
Penendang harus mengincar gawang dan bermaksud membuat gol.
Tidak ada pemain yang boleh menyentuh bola sebelum menyentuh
lapangan,memantul
dari
tiang
gawang.
atau
meninggalkan lapangan.
14
Jika pelanggaran terjadi di kotak pinalti (namun tidak diganjar tendangan pinalti), tendangan dilakukan dari garis 6 meter pada titik terdekat terjadinya pelanggaran.
e. Kick-In (tendangan ke dalam)
Kick – In ini menggantikan lemparan ke dalam pada sepak bola biasa.
Bola diletakkan di garis sebelum ditendang.
Kaki yang tidak dipakai menendang harus berada di luar garis batas lapangan dan jika ketentuan ini dilanggar tendangan diberikan kepada tim lawan.
Harus dilakukan daIam waktu empat detik.
Penendang tidak bisa mernainkan bola untuk kedua kali sebelum pemain lain menyentuhnya. Pelanggaran terhadap peraturan ini akan diganjar tendangan bebas tidak langsung.
Pemain lawan berjarak lima meter.
Tidak bisa mencetak gol langsung dari kick-in.
f. Lemparan Gawang
Lemparan gawang ini menggantikan tendangan gawang dalam sepak bola biasa.
Dilakukan di dalam pinalti, kiper rnelemparkan bola untuk dimainkan.
Bola dalam situasi hidup setelah melewati daerah pinalti. Jika dilanggar,lemparan gawang harus diulang.
g. Tendangan Sudut
Saat tendangan sudut bola diletakkan di sudut lapangan.
Dilakukan dalam waktu empat detik. Jika dilanggar, tendangan sudut diberikan kepada tim lawan.
Penendang tidak bisa memainkan bola untuk kedua kali sebe1um pemain lain
menyentuhnya. Jika dilanggar, diberikan tendangan
bebas tak langsung dari tempat terjadinya kesalahan.
Pemain lawan berjarak 5 meter dari bola dan dapat mencetak gol
15
langsung dari tendangan sudut. 2.1.3 Tinjauan Standar Internasional A. Pengertian Standar Internasional Standar Internasional adalah standar yang dikembangkan oleh badan standardisasi internasional untuk digunakan di seluruh dunia. Standar ini dapat digunakan langsung atau disesuaikan dengan kondisi Negara setempat. Adopsi standar internasional suatu Negara dapat menghasilkan standar nasional yang setara dan secara substansial mirip dengan standar internasional yang dijadikan sumber. B. Standar dan Regulasi Gedung Olahraga Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh FIFA selaku organisasi tertinggi dunia yang mengatur seluruh persyaratan dalam permainan atau kompetisi futsal, futsal harus dilakukan di dalam ruangan, dan dilihat dari pengertian futsal itu sendiri yang berarti sepakbola dalam ruangan maka futsal ini merupakan jenis olahraga dalam ruangan yang membutuhkan gedung olahraga tertututp sebagai prasarana kegiatannya. Menurut standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum mengenai Gedung olahraga, berikut ini adalah penjabaran mengenai pengertian, klasifikasi, fasilitas penunjang gedung olahraga. 1. Pengertian Gedung Olahraga Gedung olahraga adalah tempat melakukan kegiatan olahraga lebih dari satu jenis olahraga, baik latihan maupun pertandingan dalam lapangan ruang tertutup. (Departemen Pekerjaan Umum, 1994) 2. Klasifikasi Gedung Olahraga Klasifikasi gedung olahraga terdiri dari tipe A, B dan C. Klasifikasi ini menyangkut penggunaan, ukuran minimal matra (dimensi) ruang dan kapasitas penonton, seperti diuraikan dalam Tabel 2.1 (Departemen Pekerjaan Umum, 1994) :
Tabel 2.1 Klasifikasi Gedung Olahraga
Klasifikasi Gedung Olahraga Tipe A Tipe B Tipe C
Jumlah Penonton (Jiwa) 3000-5000 1000-3000 Maksimal 1000
Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
16
Penjabaran masing-masing klasifikasi gedung olahraga sebagai berikut:
Gedung olahraga tipe
A adalah gedung
olahraga
yang didalam
penggunaannya melayani wilayah Propinsi/Daerah Tingkat I.
Gedung olahraga tipe B adalah gedung olahraga yang didalamnya penggunaannya melayani wilayah Kabupaten/Kotamadya.
Gedung olahraga tipe
C
adalah
gedung
olahraga
yang didalam
penggunaannya melayani wilayah Kecamatan. Tabel 2.2 Klasifikasi Dan Penggunaan Gedung Gedung
Jumlah Klasifikasi Minimal Gedung Cabang Olahraga Olahraga Tenis Lapangan Tipe A
Bola Basket Bola Volley Bulutangkis Bola Basket
Tipe B
Bola Volley Bulutangkis
Tipe C
Bola Basket Futsal
Jumlah Minimal Lapangan Pertandingan Nasional/Internasional
Jumlah Minimal Lapangan Latihan
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
4 Buah
4 Buah
6-7 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
3 Buah
1 Buah
1 Buah
Keterangan
Untuk Cabang Olahraga Lain Masih Dimungkinkan Penggunaannya Sepanjang Ketentuan Ukuran Minimalnya Masih Dapat Dipenuhi Oleh Gedung Olahraga
Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
3. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang dalam gedung olahraga diuraikan sebagai berikut : 1. Ruang ganti atlet untuk tipe A dan B minimal dua unit dan untuk tipe C minimal satu unit, dengan ketentuan sebagai berikut:
Lokasi ruang ganti atlet harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada di bawah tempat duduk penonton.
Kelengkapan fasilitas tiap – tiap unit.
Toilet pria harus dilengkapi minimal dua buah bak cuci tangan, empat buah peturasan dan dua buah kakus. 17
Ruang bilas pria dilengkapi minimal sembilan buah shower.
Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda – benda dan pakaian atlet minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang, minimal untuk 20 tempat duduk.
Toilet wanita harus dilengkapi minimal empat buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin dan empat buah kakus.
Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah.
Ruang ganti pakaian wanita harus dilengkapi dengan ternpat simpan benda – benda dan pakaian atlet minimal 20 box dan dilengkapi bangkupanjang, minimal untuk 20 tempat duduk.
2. Ruang ganti pelatih dan wasit untuk tipe A dan B minimal satu unit untuk wasit dan dua unit untuk pelatih, dengan ketentuan sebagai berikut :
Lokasi ruang ganti pelatih dan wasit harus dapat langsung menuju lapangan mela1ui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton.
Kelengkapan fasilitas pria dan wanita, tiap – tiap unit minimal o Satu buah bak cuci tangan, satu buah kakus, satu buah ruang bilas, satu buah ruang simpan yang dilengkapi dengan dua buah tempat simpan dan bangku panjang untuk dua tempat duduk.
3. Ruang pijat direncanakan untuk tipe A dan B minimal 12m2 sedangkan untuk tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapannya minimal satu buah tempat tidur, satu buah bak cuci tangan dan satu buah kakus. 4. Lokasi P3K harus dekat dengan ruang ganti dan ruang bilas, direncanakan untuk tipe A, B dan C minimal satu unit yang dapat melayani 20 penonton dengan luas minimal 25m2, kelengkapannya minimal satu tempat tidur untuk perawatan dan satu buah kakus yang mempunyai luas lantai yang dapat menampung dua orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping.
18
5. Ruang pemanasan direncanakan untuk tipe A minimal 300m2, tipe B 81196m2, tipe C 81m2. 6. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat yang dipergunakan, minimal 150m2 untuk tipe A dan untuk tipe B maupun tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban. 7. Toilet penonton untuk tipe A dengan perbandingan penonton wanita dan pria 1:4 yang penempatannya dipisahkan, fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan :
Jumlah kakus dibutuhkan 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita.
Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin dibutuhkan 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita.
Jumlah peturasan dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton.
8. Kantor pengelola lapangan adalah sebagai berikut:
Dapat menampung 10 orang maksimal 15 orang dengan luas tiap orang 5m2.
Tipe A dan B harus dilengkapi dengan ruang petugas kearnanan, kebakaran dan polisi yang masing – masing membutuhkan luasan minimal 15m2.
9. Gudang
Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang menyesuaikan.
Untuk tipe A, gudang alat olahraga luasan yang dibutuhkan minimal 120m2 dan 20m2 untuk gudang alat kebersihan.
Untuk tipe B, gudang tempat alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50m2 dan 20m2 untuk gudang alat kebersihan.
19
Untuk tipe C, gudang tempat alai olahraga yang dibutuhkan minimal 20m2 dan 9m2 untuk gudang alat kebersihan.
10. Ruang panel untuk tipe A harus diletakkan dengan ruang staf teknik. 11. Ruang mesin direncanakan untuk tipe A, B dan C dengan luas ruangan sesuai dengan kapasitas mesin dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu arena dan penonton. 12. Ruang kantin direncanakan untuk tipe A. Untuk tipe B dan C boleh tanpa kantin. 13. Ruang pos keamanan direncanakan untuk tipe A dan B. Untuk tipe C boleh tanpa ruang pos kearnanan. 14. Ticket box direncanakan untuk tipe A dan B disesuaikan dengan jumlah penonton. 15. Ruang pers untuk tipe A adalah sebagai berikut :
Lokasi pers harus berada di tribun barat.
Lokasi pengambilan foto berada di parit belakang gawang.
Harus disediakan kabin untuk awak TV dan film.
Harus disediakan ruang telepon dan telex.
Toilet khusus untuk pria dan wanita masing – masing minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan.
16. Ruang VIP dipergunakan untuk wawancara khusus / menerima tamu khusus. 17. Ruang parkir untuk tipe A adalah sebagai berikut :
Jarak maksimal dari tempat parkir, pool dan tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk stadion adalan 1500m.
Ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pada saat jam sibuk.
18. Jalur sirkulasi
20
Koridor/selasar, lebar koridor harus diambil minimal 110m dan untuk koridor utama minimal 3m.
Pintu, pintu harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Lebar bukaan pintu minimal l,lm.
Lebar pintu total harus mampu menampung luapan arus pengunjung dalam waktu maksimal 5 menu, dengan ketentuan setiap lebar 55 cm bukaan untuk 40 orang per menu.
Jarak antar pintu maksimal 25m.
Jarak pintu dengan tempat duduk maksimal 20m.
Pintu harus terbuka keluar.
Pintu dorong tidak boleh digunakan.
Untuk mengatasi keadaan darurat, harus tersedia minimal 2 buah pintu darurat.
Sirkulasi pengunjung, Sirkulasi Gedung Olahraga yang terdiri dari penonton, pemain dan pengelola masing – masing harus disediakan pintu masuk tersendiri kedalam Gedung Olahraga.
Tangga, Tangga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Jumlah anak tangga minimal 3 buah, maksimal 12 buah, bila anak tangga diambil lebih dari 12 buah harus diberi bordes dan anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak tangga dibawahnya.
Lebar anak tangga minimal 110cm maksimal 180cm apabila lebar tangga diambil lebih besar dari 180cm maka harus diberi pagar pemisah ditengah bentang.
Tinggi tangga minimal 15cm dan maksimal 17cm, lebar pijakan minimal 18cm dan maksimal 30cm.
Untuk rnenunggu antrian sebelum dan sesudah tangga harus diberi ruangan khusus minimal 3m.
21
4. Fasilitas Penonton Tempat duduk bagi penonton sebaiknya ditempatkan di sepanjang sisi terpanjang lantai bagian dalam gedung (untuk mendapatkan keuntungan penonton dapat melihat dari jarak penglihatan terpendek/terbaik) atau, untuk kapasitas diatas 10.000, sebaiknya tempat duduk ditempatkan di sekeliling sisi lantai gedung. Jika sebagian besar pertandingan diadakan pada siang hari, posisi terbaik bagi penonton adalah di sisi barat pertandingan, sehingga matahari berada membelakangi mereka. (Neufert, et al. Edisi 3, 2000) Untuk memaksimalkan penglihatan penonton yang berada dalam kondisi barisan penonton yang banyak saat menonton pertandingan, tempat duduk penonton harus ditata agar berada pada ketinggian yang cukup baik untuk menyaksikan pertandingan di arena (super-elevation posotion), seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1: Standar Ketinggian Pengelihatan Penonton Sumber : Neufert Standar For Architect
Kebutuhan ruang untuk area tempat duduk penonton dapat dihitung sebagai berikut :
Panjang tempat duduk
: 0.5 m
Lebar keseluruhan
: 0.8 m
Lebar tempat duduk
: 0.35 m
Lebar Sirkulasi
: 0.45 m
22
Tempat duduk pada tribun dapat direncanakan dalam bentuk single tempat duduk. Tempat duduk dengan sandaran dibagian belakangnya juga akan lebih membuat rasa nyaman bagi penonton. Sesuai dengan perencanaan pintu masuk dan keluar gedung, masing – masing deret tempat duduk dapat terdiri dari :
Pada barisan dengan kenaikan level yang cukup rendah dapat terdiri dari 48 baris
Pada baris dengan kenaikan yang cukup tinggi dapat terdiri dari 36 baris. (Neufert, et al. Edisi 3, 2000)
Gambar 2.2: Jenis Tribun Tetap Sumber : Neufert Standar For Architect
Gambar 2.3: Jenis Tribun Yang Dapat Dipindahkan Sumber : Neufert Standar For Architect
23
Gambar 2.4: Ukuran Bangku Penonton Sumber : Neufert Standar For Architect
Tribun sebagai tempat duduk bagi penonton dapat dibuat permanen atau dapat juga tidak permanen (dapat dipindakan), seperti pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3. Untuk jenis tribun yang kecil yang kurang lebih terdiri dari 10 baris tempat duduk atau lebih, garis miring (gradien) pembentuk deretan bangku dapat berupa garis lurus dengan ketinggian antara 0,28 – 0,32 m. Kemiringan dengan bentuk parabola harus direncanakan untuk tribun yang lebih besar (ketinggian mata penonton : 1,25 m untuk area tempat duduk, 1,65 m untuk area berdirinya penonton ; ketinggian garis penglihatan : 0,15 untuk area tempat duduk, dan 0,12 m untuk area berdirinya penonton). Jarak ruang antar deret bangku harus 0,80 – 0,85 m, dan untuk area berdirinya penonton harus sekitar 0,40 – 0,45 m, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2, 2.3, dan 2.4. Referensi terbaik untuk garis penglihatan bagi penonton adalah 0,5 m diatas garis pembatas arena pertandingan. Tribun penonton dapat diakses dengan 2 cara yakni akses dari atas dan dari bawah tribun. Akses dari bawah akan lebih menghemat biaya pembangunan, karena akan menghemat jumlah tangga sirkulasi dan pintu pembatas. Namun, penggunaan akses dari bawah juga akan memiliki kerugian, yaitu pada saat pertandingan di arena sudah dimulai, penonton yang baru datang memasuki gedung dapat mengganggu atlet pertandingan yang sedang bermain di arena dan penonton yang menonton pertandingan lainnya yang telah berada di tribun. (Neufert, et al. Edisi 3, 2000)
24
5. Tata Cahaya Tingkat penerangan, pencegahan silau serta sumber cahaya lampu harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Tingkat penerangan horizontal pada arena 1m diatas permukaan lantai untuk ke 3 kelas, sebesar :
Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux.
Untuk pertandingan dibutuhkan minimal 300 lux
Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal 1000 lux.
b. Penerangan buatan dan atau penerangan alami tidak boleh menimbulkan penyilauan bagi para pemain c. Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai dengan SK SNI T – 05 – 1989 – F, Departemen Pekerjaan Umum, tentang Tata Cara Penerangan Alami Siang Hari Untuk Rumah dan Gedung. d. Sumber cahaya lampu atau bukan harus diletakkan dalam satu area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi antara garis yang menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik terjauh dari arena setinggi 1,5 m garis horizontalnya minimal 30o, seperti pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5: Titik Terjauh Dari Arena Ke Sumber Cahaya Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
e. Apabila gedung olahraga digunakan untuk menyelenggarakan lebih dari satu kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing – masing kegiatan harus tersedia tata lampu yang sesuai untuk kegiatan yang dimaksud.
25
f. Masing – masing tata lampu harus merupakan instalasi yang terpisah, satu dengan lainnya. g. Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set yang kapasitas dayanya minimum 60% dari daya terpasang, generator set harus dapat bekerja maksimum 10 detik pada saat setelah aliran PLN padam. 6. Tata Warna Koefisien refleksi dan tingkat warna dari langit-langit, dinding dan lantai arena harus memenuhi ketentuan sebagai berikut, lihat Tabel 2.3. Tabel 2.3 Tingkat Refleksi Dan Warna
Komponen
Koefisien Refleksi
Tingkat Warna
Langit-Langit
0.5 - 0.75
Cerah
Dinding Dalam Arena
0.4 – 0.6
Sedang
Luar Arena
0.1 – 0.4
Agak Gelap
Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
7. Tata Udara Tata udara dapat menggunakan ventilasi alami atau ventilasi mekanis, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Apabila menggunakan ventilasi alami, maka harus memenuhi :
Luas bukaan minimum adalah 6% dari luas lantai efektif.
Perletakkan ventilasi alami harus diatur mengikuti pergerakan udara silang.
b. Apabila menggunakan ventilasi buatan, maka harus memenuhi :
Volume pergantian udara minimum sebesar 10-15 m3/jam/orang.
Alat ventilasi buatan tidak menimbulkan kebisingan di dalam arena dan tempat penonton.
8. Tata Suara Tingkat kebisingan lingkungan maksimal yang diijinkan adalah 25dB. 9. Lantai Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
26
a) Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut selama dipakai. b) Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400 kg/m2. c) Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis. d) Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus ditutup dengan lapisan elastic, seperti yang tampak pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6: Contoh Konstruksi Lantai Arena Olahraga Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
27
e) Bila lantai menggunakan konstruksi panggung, harus ada peredaran udara yang baik antara penutup lantai dengan lantai. f) Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan. g) Permukaan lantai harus tidak licin. h) Permukaan lantai harus tidak mudah aus. i) Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata. 10. Dinding Arena Dinding arena olahraga dapat berupa dinding pengisi, dan atau dinding pemikul beban, serta harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a) Konstruksi dinding harus kuat menahan benturan dari pemain ataupun bola. b) Permukaan dinding pada arena harus rata, tidak boleh ada tonjolan – tonjolan, dan tidak boleh kasar. c) Bukaan – bukaan pada dinding kecuali pintu, minimal 2 meter diatas lantai. d) Sampai pada ketinggian dinding 2 meter, tidak boleh ada perubahan bidang, tonjolan atau bukaan yang tetap seperti pada Gambar 2.7. e) Harus dihindari adanya elemen – elemen atau garis – garis yang tidak vertikal atau tidak horizontal, agar tidak menyesatkan jarak, lintasan dan kecepatan bola bagi para atlet.
Gambar 2.7: Dinding Olahraga Sumber : Pekerjaan Umum (PU), Tata Cara Perencanaan Bangunan Gedung. 1994
28
11. Pintu, Penerangan, Dan Ventilasi Pintu, penerangan dan ventilasi gedung olahraga harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a) Lebar bukaan pintu minimal 1,10 m. b) Jumlah lebar pintu dihitung atas dasar mampu sebagai jalan ke luar untuk jumlah pengunjung GOR maksimal dalam waktu 3 menit, dengan perhitungan setiap lebar 55 cm untuk 40 orang/menit. c) Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m. d) Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 18 m. e) Pintu harus membuka keluar, pintu dorong tidak boleh digunakan. f) Bukaan pintu pada bidang arena tidak boleh mempunyai sisi atau sudut yang tajam dan harus dipasang rata dengan permukaan dinding atau lebih kedalam. g) Letak bukaan, dan ukuran bukaan ventilasi dan atau penerangan harus diatur tidak menyilaukan pemain. C. Standard Sarana & Prasarana Futsal Setiap olahraga memiliki sarana dana prasarananya masing-masing dalam pengaplikasiannya, begitu juga dengan futsal. Dalam futsal telah diatur mengenai peraturan-peraturan resmi yang ditetapkan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA), selaku badan yang mengatur seluruh peraturan mengenai olahraga sepakbola dan futsal. Berikut peraturan-peraturan dalam futsal mengenai standar sarana dan prasarana yang diperlukan dalam permainan futsal. 1. Lapangan Futsal Fasilitas yang paling utama dalam olahraga futsal adalah lapangan futsal yang berbentuk persegi panjang, dimana garis samping (touch line) harus lebih panjang dari garis gawang (goal line). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan lapangan futsal, antara lain: a. Ukuran Lapangan Futsal Lapangan olahraga futsal memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 25-42 meter dan lebar 15-25 meter. Untuk pertandingan
29
internasional menggunakan ukuran panjang 38-42 meter dan lebar 18-25 meter. (Murhananto, Dasar-Dasar Permainan Futsal) b. Marka Lapangan Futsal Seperti halnya lapangan sepakbola, lapangan olahraga futsal juga ditandai dengan garis. Garis-garis ini termasuk dalam daerah permainan yang dibatasinya. Dua garis batas yang panjang disebut garis samping, dua garis pendek disebut garis gawang. Lebar garis pembatas ini 8 cm. Lapangan permainan futsal dibagi dalam dua bagian oleh sebuah garis tengah, dimana dalam garis ini terdapat titik tengah dan dikelilingi oleh lingkaran dengan diameter 6 meter. Dalam lapangan terdapat daerah pinalti berbentuk busur dengan jari-jari 6 meter. Titik pinalti terdapat dua jenis, yang pertama berjarak 6 meter dari titik tengah garis gawang sedangkan untuk yang kedua berjarak 10 meter dari titik tengah garis gawang. Pada tiap sudut lapangan terdapat daerah tendangan sudut berupa ¼ lingkaran yang memiliki jari-jari 25 cm. Dapat dilihat pada Gambar 2.8. Mengenai permukaan lapangan harus mulus, datar dan tidak kasar (hindari beton dan krikil). Misalnya lapangan terbuat dari material sintetis atau kayu yang direkomendasikan. Pemakaian rumput alamiah maupun tiruan diijinkan di kompetisi domestic tetapi tidak untuk event internasional.
Gambar 2.8: Lapangan Futsal Sumber : Murhananto, Dasar – dasar Permainan Futsal
c. Perlengkapan Lapangan Futsal
Tiang Bendera Di dalam lapangan olahraga futsal terdapat tiang bendera dengan tinggi tidak kurang dari 1,5 meter (5kaki) yang bagian atasnya tumpul dengan bendera yang terpasang. Tiang bendera ini ditempatkan pada 30
setiap sudut lapangan. Dari setiap bendera di sudut lapangan dibuat ¼ lingkaran dengan jari-jari 25 cm ke dalam lapangan.
Gawang Di dalam lapangan olahraga futsal dua buah gawang yang terletak pada bagian tengah di tiap-tiap garis gawang. Terdiri dari dua buah tiang berdiri setinggi 2 meter dengan jarak antara tiang 3 meter dan dihubungkan dengan mistar mendatar pada bagian puncaknya. Gawang dilengkapai dengan jaring yang terbuat dari rami, yute atau nilon yang dipasang pada tiang dan palang di belakang gawang. Kedalaman gawang, dijelaskan sebagai jarak dari sudut bagian dalam tiang gawang ke arah luar lapangan dengan jarak 80 cm pada bagian atas sedangkan 100 cm pada bagian bawah yang dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Jenis Tiang Gambar 2.9: Gawang Pada Lapangan Futsal Sumber : Murhananto, Dasar – dasar Permainan Futsal
2. Tribun Penonton a. Syarat Tribun Tribun penonton harus memenuhi syarat dasar untuk mewujudkan tribun yang baik bagi penonton, antara lain:
Luas area tribun harus cukup untuk mengakomodasi jumlah penonton yang diinginkan.
Penonton diusahakan sedekat mungkin dari lapangan dan jarak pandang dengan lapangan diusahakan seoptimal mungkin tanpa mengurangi faktor kemanan dan kenyamanan penonton maupun atlit yang sedang bertanding.
31
Penonton diusahakan diletakkan pada tempat yang memiliki sudut pandang optimal dan berhubungan langsung dengan lapangan permainan.
Keamanan dan kenyamanan terjamin untuk semua pengguna tribun.
b. Jarak Dan Ketinggian Tribun Untuk mendapatkan jarak dan ketinggian tribun yang optimal dapat dihitung menggunakan rumus N
R C D C R D
Dimana : D = jarak dari mata ke poin fokus lapangan R = Tinggi antara mata dan lapangan N = Tinggi kenaikan tempat duduk C = Koefesien C dengan nilai T = Lebar tempat duduk Untuk nilai C optimal = 150 mm, penonton dengan menggunakan topi 120 mm, standar dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Penghitungan Jarak Ketinggian Tribun Sumber : Stadia, A Design and Development Guide
Atau dapat menggunakan rasio perbandingan antara jarak dan ketinggian total tribun, untuk mendapatkan sudut kemiringannya, dimana untuk sudut kenaikan tempat duduk tribun sebaiknya tidak lebih tinggi dari 340 yang dapat dilihat pada Gambar 2.11.
32
Gambar 2.11 Ratio Kemiringan Tribun Standar Sumber : Stadia, A Design and Development Guide
c. Tempat Duduk Tribun Desain tempat duduk yang baik dan nyaman bagi penonton harus memungkinkan penonton dapat melihat pertandingan dengan baik tanpa mengalami gangguan leher dan melihat pertandingan dengan jelas. Beberapa faktor penting pada desain tempat duduk : 1. Kenyamanan / Safety ( Keamanan ) 2. Kekuatan 3. Keamanan 4. Cost ( harga ) Terdapat beberapa tipe tempat duduk yang dapat diaplikasikan dalam tribun sepakbola yang dapat dilihat pada Tabel 2.4.
33
Tabel 2.4 Jenis, Tipe Dan Standar Bangku
JENIS TEMPAT DUDUK
TIPE DAN STANDAR
Bangku
Tempat Duduk Perorang Tanpa Senderan
Tempat Duduk Perorang Dengan Senderan
Tempat Duduk Lipat Perorang Dengan Senderan
Sumber : Stadia, A Design and Development Guide & Neufert Standar For Architect
34
3. Ruang Ganti Pemain Dalam olahraga futsal harus terdapat dua buah ruang ganti pemain atau ruang loker, dimana dibagi satu ruangan untuk setiap tim yang akan bertanding. Standar luasan ruang ganti minimal FIFA adalah 60m2 dengan fasilitas-fasilitas yang harus ada dalam ruang ganti pemain sebagai berikut (Stadia, A Design and Development Guid):
Loker pemain, untuk menyimpan perlengkapan pemain. Standar FIFA 20 loker untuk satu tim dengan ukuran standar panjang 60-90 cm, dengan tinggi minimal 120 cm.
Fasilitas
shower,
untuk
pemain
melakukan
pembersihan
selesai
pertandingan, jumlah shower yang dibuat tergantung jumlah pemain dimana dianjurkan satu shower untuk tiap dua pemain. Dengan luasan minimal 3m2.
Toilet, untuk pemain melakukan MCK, dilengkapi dengan Urinoir dan Kloset, jumlah toilet dibuat tergantung jumlah pemain dimana dianjurkan rasio toilet adalah satu toilet untuk lima pemain, dan rasio urinoir adalah satu urinoir untuk lima pemain dengan luasan minimal 3m2.
Ruang Pijat, ditujukan untuk pemain mendapatkan pemijatan dari offisial pada saat sebelum atau sesudah pertandingan.
Tempat duduk dan papan tulis, untuk para pemain dan offisial tim merundingkan strategi, ukuran tidak terspesifikasi, sesuai dengan jumlah pemain yang ada.
Cermin dinding minimal dua buah.
4. Ruang Kesehatan Ruang kesehatan ditunjukan untuk memberikan perawatan kepada para pemain yang mengalami cedera ataupun melakukan tes doping pada para pemain sebelum bertanding. Dalam ruang kesehatan ini dibagi lagi menjadi beberapa ruang diantaranya dapat dilihat pada Gambar 2.12 & 2.13 :
Ruang dokter, untuk tim dokter yang menangani pemain.
Ruang periksa, untuk pemeriksaan pemain cidera oleh dokter.
35
Ruang periksa doping, ruang untuk memeriksa pemain agar bersih dari penggunaan obat-obat terlarang.
Gambar 2.12 Ruang Dokter Dan Ruang Periksa Sumber : Neufert, Standar For Architect International Edition
Gambar 2.13 Ruang Pengobatan Sumber : Neufert, Standar For Architect International Edition
5. Fasilitas Offisial Pertandingan Ruang official pertandingan adalah ruang yang ditujukan untuk para wasit beserta assisten-assistennya sebelum ataupun sesudah pertandingan. Dimana letak ruang ini sebaiknya dekat dengan ruang ganti pemain tetapi tidak ada akses diantara keduanya, serta ruang wasit ini sebaiknya tidak dapat diakses oleh penonton dan media. Ruang wasit harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
Ruang ganti, wasit dengan luas per-offisial sebesar 2,5m2.
Fasilitas loker standar panjang 60-90 cm, dengan tinggi minimal 120 cm.
Fasilitas
Shower,
untuk
offisial
melakukan
pembersihan
selesai
pertandingan,. dengan luasan minimal 3m2.
Toilet, untuk pemain melakukan MCK, dilengkapi dengan urinoir dan kloset, dengan luasan toilet minimal 3m2.
36
2.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 2.2.1 Bangkok Futsal Arena Bangkok Futsal Arena ini berlokasi di Nongchok Bangkok Thailand, pembangunan Bangkok Futsal Arena dilakukan dengan desain arsitektur yang luar biasa, memanfaatkan teknologi konstruksi mutakhir. Stadion indoor dengan 12000 kursi ini dapat berfungsi sebagai model untuk kelas dunia di masa depan. Arena olahraga multi fungsi ini memiliki ruang lantai yang cukup untuk menangani kegiatan besar dan dirancang untuk berbagai program dan kegiatan. Dengan teknologi rekayasa mutakhir, stadion menggunakan struktur tarik dengan tiang dan batang. Desain struktur bangunan tarik memungkinkan rentang lebih dari 100m dan tinggi berapapun yang dapat dilihat pada Gambar 2.14. Bangunan ini merupakan arena olahraga sadar energy pertama di Thailand, menggunakan chiller penyerapan panas termal teknologi pipa surya yang mengurangi konsumsi energy sebesar sepertiga dari biaya total turn-key. di dalam Bangkok Futsal Arena ini terdapat satu lapangan berstandar internasional yang dapat dilihat pada Gambar 2.17 & 2.18.
Gambar 2.14 Tampak Bangkok Futsal Arena Sumber : Http://Www.Bangkokfutsalarena.Com/Bangkok_Futsal_Arena1.Php
Sebanyak 45 bagian kanvas berfungsi sebagai dinding stadion. Kanvas juga memungkinkan angin untuk melewati bagian dalam gedung. Orang-orang di dalam bisa melihat tampilan eksternal juga. Dinding kain emas teteap ke kolom fasade yang dapat dilihat pada Gambar 2.15 & 2.16. Kain memungkinkan cahaya alami untuk melewati dan menyediakan ventilasi yang sangat baik dan mencegah panas. Bangunan ini dirancang oleh tim arsitek dari KIngMongkut University of Technology Thonburi, struktur ikonik dan desain dekoratif terinspirasi oleh identitas budaya nasional dan local.
37
Gambar 2.15&2.16 Bangkok Futsal Arena Sumber : Http://Www.Bangkokfutsalarena.Com/Bangkok_Futsal_Arena1.Php
Gambar 2.17&2.18 Fasilitas Bangkok Futsal Arena Sumber : Http://Www.Bangkokfutsalarena.Com/Bangkok_Futsal_Arena1.Php
2.2.2 Phoenix Hall Phoenix hall adalah arena multi fungsi yang berlokasi di Debrecen, Hongaria yang dapat dilihat pada Gambar 2.19, 2.20, & 2.21. Arena ini bernama Phoenix yang berarti burung api yang merupakan symbol di daerah Debrecen. Pada bangunan ini terdapat ruang arena, kamar ganti, fasilitas pelayanan untuk para atlit, ruang loker atlit, ruang dokter, ruang pengelola, ruang penyimpanan, ruang ME, gudang gym, dan ruang kebugaran yang dapat dilihat pada Gambar 2.22, 2.23, & 2.24. Pada bangunan ini juga terdapat area multi fungsi yang dapat dibagi secara bebas dengan bantuan dinding partisi relocatable. Sejak diresmikan bangunan ini sudah digunakan untuk berbagai acara seperti : hoki es, futsal, basket, dan bola tangan. Phoenix hall merupakan arena terbesar kedua di hongaria dengan kapasitas 8500 penonton. Berikut informasi teknis dari Phoenix Hall:
Lebar: 76.63m
Panjang: 108.56m
Tinggi: 21.1m
Ketinggian
langit-langit
Clearance
bawah
proyektor: 11.4m
Panjang lantai arena: 70m
Lebar lantai arena: 43.8m
lantai arena: 14.4m 38
Total luas lantai arena:
3066m2
Jumlah penonton di aula: 8500
Jumlah lantai: 4
Kamar ganti atlit: 6
Tangga-menara: 4
Buffet makanan ringan: 7
Elevator: 4+1
Restoran: 2
Kapasitas tempat duduk
Kapasitas tempat duduk
tanpa lantai arena: 6480
Kapasitas tempat duduk
ruang multi fungsi: 300
dengan pengaturan stage: 7039
Ruang parkir untuk mobil: 455
Ruang parkir untuk bus: 28
Gambar 2.19,2.20,&2.21 : Phoenix Hall Sumber : Http://En.Wikipedia.Org/Wiki/Fonix_Hall
Gambar 2.22,2.23,&2.24 : Fasilitas Phoenix Hall Sumber : Http://En.Wikipedia.Org/Wiki/Fonix_Hall
2.2.3 Meazza Futsal Meazza Futsal yang awalnya dikenal dengan nama Meazza Soccer Dome ini adalah wahana olahraga futsal yang terletak di Jalan Teuku Umar Barat (Marlboro Barat) No.88Z Denpasar. Di dalam Meazza Futsal ini terdapat tiga buah lapangan dengan dua buah lapangan memiliki ukuran 27 meter x 16 meter dengan permukaannya menggunakan rumput sintetis dan satu lapangan memiliki ukuran 40 meter x 20 meter dengan permukaannya menggunakan bahan polypropylene yang dapat dilihat pada
39
Gambar 2.25,2.26,&2.27. Dua buah lapangan masing-masing dilengkapi dengan dua buah kipas angin dan sepuluh buah lampu penerangan. Satu buah lapangan dilengkapi dengan empat buah kipas angin dan 15 lampu penerangan. Meazza Futsal juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang dapat dilihat pada Gambar 2.28,2.29,&2.30 antara lain seperti :
Tempat Parkir
Fasilitas Shower Air Panas
Ruang Pengelola
Loker
Layar Lebar
Ruang Serbaguna
Cafeteria Dan Mini Bar
Jersey Shop
Lounge + Free Wifi
Mushola
Toilet
Atau
Tempat
Ibadah.
Gambar 2.25,2.26,&2.27 : Meazza Futsal Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.28,2.29,&2.30 : Fasilitas Penunjang Meazza Futsal Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain sebagai wahana olah raga futsal, Meazza Futsal juga menjadi wadah bagi beberapa fans club baik sepak bola luar negeri maupun dalam negeri. Diantaranya adalah ICI (Inter Club Indonesia - fans dan pendukung Inter Milan di regional Bali), UI Bali (United Indonesia Regional Bali - fans dan pendukung Manchester United di regional Bali), Dan VIKING Bali (fans dan supporter PERSIB Bandung Regional Bali) Meazza Futsal juga memiliki beberapa event rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya seperti penyelenggaraan turnamen tahunan dalam rangka Hari Proklamasi Republik Indonesia sekaligus anniversary Meazza Futsal (Merdeka Cup) dan dalam 40
rangka Hari Pahlawan (Heroes Cup) dan sering menjadi mitra beberapa Event Orginizer dalam penyelenggaraan event turnamen futsal atau futsal cup baik dalam ruang lingkup lokal maupun nasional. 2.2.4 Hasil Studi Banding Dengan Proyek Sejenis Dari studi banding yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan pada studi banding yang telah dilakukan, lokasi dari arena-arena futsal yang ada berada pada kawasan perkotaan. Berada dekat dengan pusat keramaian, perkantoran dan pendidikan. Hal ini berkaitan dengan sasaran yang akan dituju dari arena futsal itu sendiri yaitu sebagian besar pegawai kantoran, kalangan pelajar dan juga mahasiswa.
Ukuran lapangan yang ada menggunakan ukuran standar yang telah ditetapkan namun masih jarang yang menggunakan ukuran standar untuk pertandingan internasional dan juga tidak terdapat tribun penonton.
Fasilitas yang umum ada untuk pemain pada arena-arena futsal yaitu kamar ganti pemain, fasilitas shower, toilet dan loker.
Fasilitas penunjang lain yang umum ada meliputi lounge + free wifi dan cafeteria.
Fasilitas-fasilitas penunjang mulai disediakan oleh arena futsal adalah layar lebar untuk acara nonton bareng dan juga distro.
Dan terdapat fasilitas olahraga lain selain olahraga futsal.
2.3 Spesifikasi Umum Arena Futsal Berstandar Internasional 2.3.1 Pengertian Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian Arena Futsal Berstandar Internasional. Pendekatan yang digunakan dalam menyimpulkan pengertian ini adalah dengan mencari pengertian setiap kata penyusunnya. Berikut uraiannya : Arena adalah ruang/lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu (kuda), olahraga dan sebagainya. Arena juga berarti gelanggang, atau lingkaran. Sedangkan arena olahraga adalah gelanggang atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,
41
dengan memanipulasi bola dengan kaki. Kata Futsal sendiri berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Futbol (sepak bola) dan Sala (ruangan), dan jika digabung artinya menjadi ”Sepak Bola dalam Ruangan”. Standar internasional adalah standar yang dikembangkan oleh badan standardisasi internasional untuk digunakan di seluruh dunia. Standar ini dapat digunakan langsung atau disesuaikan dengan kondisi negara setempat. Adopsi standar internasional oleh suatu negara dapat menghasilkan standar nasional yang setara dan secara substansial mirip dengan standar internasional yang dijadikan sumber. Jadi pengertian Arena Futsal Berstandar Internasional adalah suatu tempat atau wadah suatu kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan sepakbola dalam ruangan yang berdasarkan standar yang dikembangkan oleh badan standardisasi internasional di seluruh dunia. 2.3.2 Fungsi Fungsi utama dari Arena Futsal Berstandar Internasional adalah sebagai wadah penyelenggaraan kegiatan olahraga futsal baik yang berupa latihan maupun pertandingan dan turnamen baik dalam ruang lingkup lokal maupun nasional, selain itu juga merupakan sebagai sarana penyaluran hobi dan tempat rekreasi. 2.3.3 Tujuan Merencanakan suatu pembangunan Arena Futsal Berstandar Internasional yang memiliki kapasitas yang memadai dan fasilitas yang lengkap, mampu menjadi wadah/tempat untuk pertandingan dan turnamen baik dalam ruang lingkup lokal maupun nasional dan juga sebagai wadah/tempat menyalurkan hobi bermain futsal. 2.3.4 Sarana Dan Prasarana
Fasilitas Utama 1. Lapangan Futsal dengan ukuran sesuai stándar. 2. Tribun,sebagai tempat penonton untuk menyaksikan pertandingan ataupun latihan.
Fasilitas Penunjang 1. Lounge + Free Wifi
3. Sport Store
2. Cafetaria + Tv Big
4. Sport Cafe
Screen
5. Gym
42
6. Ruang Ganti + Shower Room
8. Ruang Panitia 9. Toilet Umum
7. Ruang Wasit
Fasilitas Pengelola 1. Ruang Pimpinan/Manager
4. Ruang Staff 5. Loker Karyawan
2. Ruang Sekertaris
6. Tiket Box/Informasi
3. Ruang Kepala Bagian
7. Toilet Karyawan
Fasilitas Service 1. Ruang M & E 2. Ruang Keamanan 3. Dapur 4. Gudang Logistic 5. Gudang
2.3.5 Lingkup Pelayanan Ruang lingkup pelayanan Arena Futsal Berstandar Internasional ditujukan untuk sarana berolah raga (futsal) dengan sistem sewa lapangan dan penyelenggaraan pertandingan/ kompetisi futsal baik yang diselenggarakan oleh pihak intern maupun ekstern. Dan juga sebagai tempat rekreasi bagi pengunjung dengan adanya fasilitasfasilitas pendukung dan juga tempat berkumpulnya fans club baik sepakbola dalam negeri maupun luar negeri. 2.3.6 Lokasi Persyaratan lokasi Arena Futsal Berstandar Internasional berdasarkan dari tinjauan teori dan juga hasil studi banding adalah sebagai berikut:
Lokasi berada di pusat kota untuk memudahkan pencapaian dan tersedianya jaringan infrastruktur
Lokasi harus berada pada daerah yang strategis dan mudah dicapai oleh semua pihak yang berkepentingan
Lokasi berada pada daerah yang sedang mengalami perkembangan khususnya olahraga futsal
43
2.3.7 Kelembagaan Dan Pengelolaan Sistem pengelolaan dari Arena Futsal Berstandar Internasional ini adalah dikelola oleh pihak swasta dengan dasar pertimbangan profesionalisme pengelolaan.
44