BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Belajar dan Pembelajaran a. Hakikat Belajar Dalam arti luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju kepribadian seutuhnya. Namun secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antar manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut pendapat Fathurrohman dan Sutikno, “Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu” (2010: 6). Sedangkan Sumiati dan Asra mengemukakan bahwa, “Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan” (2009: 38). Beberapa rumusan mengenai pengertian belajar juga dikemukakan oleh Rusyan, Kusdinar dan Arifin (1989) yaitu sebagai berikut : 1) Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2) Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalu i interaksi dengan lingkungan. 3) Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penugasan, penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. 4) Belajar itu selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu (hlm.7).
7
8 Selain pengertian-pengertian belajar di atas terdapat beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Sardiman (2010) menyatakan beberapa definisi para ahli tersebut sebagai berikut : 1) Skinner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif 2) Hilgard dan Bower mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulangulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya) 3) C.T.Morgan merumuskan belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu 4) Thursan Hakim mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya piker dan lain-lain kemampuannya (hlm. 5) Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang mencakup seluruh aspek perilaku sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Aspek perilaku yang dimaksud adalah perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Perilaku kognitif yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi dan masalah kecakapan intelektual. Perilaku afektif berupa sikap, nilainilai dan persepsi. Sedangkan perilaku psikomotor merupakan perilaku yang mengutamakan kelincahan dan koordinasi anggota badan. Agar seluruh aspek dapat mengalami perubahan yang berarti dalam belajar perlu diketahui beberapa prinsip belajar, diantaranya sebagai berikut : 1) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi. Ini meliputi pengetahuan dan pemahaman konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan member respon
9 yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu. 2) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman. Dalam istilah pendidikan hal ini dikenal dengan learning by doing yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu kegiatan. Pemahaman itu bersifat abstrak namun akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau kongkrit, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang menuntun pada pemahaman yang berifat abstrak tersebut. 3) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran karena tujuan belajar dirasakan dan dimiliki siswa sedangkan tujuan pembelajaran adalah harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan. Namun guru tetap harus member rangsangan agar siswa mampu merumuskan apa yang diharapkan dari kegiatan belajar yang hendak dilakukan. Sedangkan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan Suprijono (2009) adalah: Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, d) Positif atau berakumulasi, e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, f) Permanen atau tetap, g) Bertujuan dan terarah, g) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, danorganik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (hlm. 4). b. Hakikat Pembelajaran Menurut istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Sedangkan menurut makna pembelajaran berarti proses, cara,
10 perbuatan mempelajari. Makna tersebut sejalan dengan definisi yang tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” (2007: 17). Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai baru. Rombepajung (1988) menyatakan, “Pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran” (Thobroni&Mustofa, 2011: 18).Menurut Thobroni dan Mustofa ”Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap” (2011: 21). Sedangkan menurut Sumiati dan Asra, ”Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan” (2009: 3). Lebih lanjut Sumiati dan Asra (2009) mengemukakan: Jika tujuan belajar menghendaki agar siswa tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi memiliki kemampuan yang lebih jauh, seperti memahami, mampu menerapkan suatu konsep dalam berbagai keadaan, atau memiliki bentuk-bentuk ketrampilan tertentu disesuaikan dengan tuntutan pencapaian tujuan, maka proses itulah yang disebut pembelajaran (hlm. 2). Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pembelajaran yaitu upaya yang direncanakan dan dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kegiatan belajar pada individu untuk mencapai tujuan belajar.
c. Tujuan Belajar Aunurrahman (48:2012) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses internal yang melibatkan seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketika sedang dalam proses belajar, berarti seorang siswa melatih kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Kemampuan dalam proses belajar tersebut tampak dari perilaku siswa
11 dalam mempelajari bahan belajar sebagai bentuk respons siswa terhadap tindakan belajar dan pembelajaran. Dengan demikian, sasaran dalam belajar yang dibuat oleh guru dapat dicapai oleh siswa.
d. Hasil Belajar Salah satu tugas guru adalah mengevaluasi tingkat keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan dalam bidang pengetahuan, perasaan atau sikap dan perbuatan. Menurut Sudjana “hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris” (2010: 3).Sedangkan Suprijono berpendapat, “Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan” (2013: 5). Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Rusyan, Kusdinar dan Arifin mengungkapkan bahwa, “untuk mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan-kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor’’ (1989: 22). Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan,
(mengorganisasikan,
menentukan
merencanakan,
hubungan),
membentuk
synthesis
bangunan
baru)
danevaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), organization
responding (organisasi),
(memberikan
respon),
characterization
valuing
(karakterisasi).
(menilai), Domain
psikomoto rmeliputi initiatory (memulai aksi), pre-routine (membiasakan) danrountinized (kebiasaan). Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
12 keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja tetapi terdiri dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentasi atau terpisah, melainkan komprehensif atau menyeluruh.
e. Model Pembelajaran Aunurrahman
(2012,146)
mengemukakan
bahwa
model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan belajar. Selain itu, model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan bagi para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Aunurrahman juga berpendapat bahwa:“Model pembelajaran dapat dimaknai sebagai perangkat rencana atau pola yang dapat dipergunakan untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat-tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas pembelajaran.” Sedangkan model dalam pembelajaran menurut Stalling (1997) dalam Aunurrahman (147:2012) terbagai menjadi lima model utama, yaitu : 1) The Exploratory Model Model ini mempunyai tujuan untuk mengambangkan kreativitas dan independensi siswa dalam pembelajaaran 2) The Group Process Model Model ini bertujuan untuk mengembangkan kesadaran diri, rasa tanggung jawab dan kemampuan bekerja sama 3) The Developmental Cognitive Model Model
ini
bertujuan
keterampilan kognitif 4) The Programmed Model
untuk
mengembangkan
keterampilan-
13 Model
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan
keterampilan-
keterampilan dasar melalui modifikasi tingkah laku 5) The Fundamental Model Model
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan
keterampilan-
keterampilan dasar melalui pengetahuan faktual.
f. Unsur-Unsur / Komponen-Komponen Pembelajaran Keberhasilan belajar siswa di samping ditentukan oleh faktor internal juga turut dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai seorang siswa. Unsur-unsur dalam pembelajaran sebagai berikut : 1) Guru Guru masih mempunyai posisi yang penting dalam pembelajaran, karena tugas dan tanggung jawab guru mencakup aspek yang luas, lebih dari sekedar melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Guru juga sebagai bagian dari organisasi yang turut serta menentukan kemajuan sekolah. Seorang guru dituntut memiliki sejumlah keterampilan yang lebih beragam sebagai metode pembelajaran terhadap siswa. Aunurrahman (193:2012) mengungkapkan bahwa : “Bila guru mampu mengaktualisasikan tugas-tugas dengan baik, mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa, mampu memotivasi, membimbing, dan memberi kesempatan secara luas untuk memperoleh pengalaman, maka siswa akan mendapatkan dukungan yang kuat untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, dan sebaliknya.” 2) Lingkungan Sosial (Teman Sebaya) Sekolah merupakan sistem sosial di mana setiap orang yang ada didalamnya terikat oleh norma-norma dan aturan-aturan sekolah yang disepakati. Lingkungan sekolah dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi para siswa. Pengaruh ini menentukan pergaulan dan interaksi sehari-hari siswanya. 3) Kurikulum Sekolah
14 Kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Semua aktivitas pembelajaran, berpedoman pada kurikulum. Kurikulum seyogyanya mengalami perubahan untuk menyesuaikan perubahana dan kemajuan yang terjadi di masyarakat. 4) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang ikut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Gedung sekolah, ruang kelas, fasilitas kelas, buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar yang baik dan memadai merupakan komponen penting yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.
2. Sepak Bola a. Hakikat Sepakbola Pengertian permainan sepakbola menurut Sukatamsi (1984:11) adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama team yang baik. Pengertian sepakbola menurut Salim (10:2007) adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki yang mempunyai tujuan utama untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
b. Permainan Sepakbola Beberapa hal yang dipersiapkan dalam melakukan permainan sepakbola adalah sebagai berikut : 1) Lapangan Sepakbola Lapangan permainan sepakbola berbentuk persegi panjang. Ukuran lapangan sepakbola untuk kelompok umur 13-15 tahun (SMP) menurut Sukatamsi (16:1985) adalah
15 Panjang
: 80-90 meter
Lebar
: 55-60 meter
Daerah Gawang
: 5 meter dari masing-masing tiang
Daerah Hukuman
: 15 meter dari masing-masing tiang
Garis Tengah Lingkaran : 16 meter Titik Penalti
: 10 meter
Panjang Gawang
: 6,5 meter
Tinggi Gawang
: 2,1 meter
Waktu Main
: 2 x 30 menit atau 35 menit dengan istirahat
5-10 menit Ukuran Bola
: Nomor 5
Gambar 1. Denah Lapangan Sepakbola (Sumber: Sukatamsi, 1985:16) 2) Peralatan Sepakbola Peralatan dalam bermain sepakbola cukup sederhana. Menurut Agus Salim (2007:51) Peralatan sepakbola yang harus ada untuk bermain sepakbola adalah sepatu, sepasang kaos kaki, kostum, pelindung kaki, bola, serta kaos tangan bagi penjaga gawang.
16 Sedangkan menurut Sukatamsi (1984:21) peralatan dalam permainan sepakbola dibagi menjadi dua golongan, yaitu peralatan untuk perorangan dan alat-alat pembantu untuk latihan. Peralatan untuk perorangan maksudnya adalah peralatan yang harus dimiliki oleh masing-masing pemain. Untuk pemain lapangan peralatan peorangan yang harus digunakan adalah baju dengan lengan pendek atau panjang, dibuat dari bahan yang mudah menyerap keringat, celana olahraga, kaos kaki, dan sepatu bola. Bila dalam pertandingan, peralatan tersebut dapaat dilengkapi dengan pelindung tulang kering (shin guard), pengikat pergelangan kaki (ankle supporters). Untuk penjaga gawang, peralatan yang harus digunakan adalah baju dengan lengan panjang bagian pundak dan siku dibuat lebih tebal, terbuat dari bahan yang mudah mengisap keringat selain warna hitam, celana olahraga dengan pelindung sekeliling pangkal paha, kaos kaki, sepatu bola, pelindung lutut (knee supporters), sarung tangan (goalkeepers gloves), dan pengikat sendi siku (elbow supporters). Alat-alat pembantu untuk latihan, terdiri dari tiang pancang (tonggak) terbuat dari besi atau kayu maupun bambu tinggingan 1,5 meter yang digunakan sebagai sasaran untuk latihan menembak, bendera batas kecil-kecil yang digunakan sebagai tanda tempat dan arah gerak pemain, tembok atau dinding yang digunakan sebagai papan pantul dalam latihan teknik menendang bola.
3. Teknik Bermain Sepakbola Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang baik. Kemampuan yang sangat penting dan sangat perlu adalah kemampuan dasar bermain sepakbola. Menurut Sukatamsi (1984:33), “Teknik bermain sepakbola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola dan gerakan-gerakan dengan bola yang diperlukan untuk bermain sepakbola”. Teknik bermain sepakbola terdiri dari:
17 a. Teknik Tanpa Bola Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola, Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik tanpa bola terdiri dari: 1) Lari cepat dan mengubah arah Dalam permainan sepakbola yang dimaksud lari cepat (sprint) berbeda dengan lari cepat pada cabang olahraga atletik. Pemain sepakbola harus dapat dengan mendadak dan segera lari dengan kecepatan maksimal untuk dapat mencapai bola. 2) Melompat atau meloncat Di dalam permainan sepakbola teknik melompat atau meloncat berguna untuk memenangkan posisi mengejar bola, bola melambung di udara atau bola tinggi dengan melompat dengan ancang-ancang atau tanpa anacang-ancang (sikap berdiri). 3) Gerak tipu Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan badan, di dalam gerak tipu ini perlu diperhatikan adalah bahwa titik berat badan jangan terlalu jauh dipindahkan dari bidang vertikal badan. 4) Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang Gerakan-gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan pemain lawan. Sikap demikian dikatakan dalam keadaan posisi start, yaitu start untuk menangkap bola atau berebut bola dari pemain lawan.
b. Teknik dengan Bola 1) Dribbling (menggiring) Ketrampilan utama yang dasar dalam bermain sepakbola, dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat bergerak di lapangan permainan. Mielke (2007:1) mengemukakan bahwa dribbling adalah penguasaan bola dengan kaki saat bergerak di lapangan permainan sepakbola. Dribbling juga merupakan ketrampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain
18 harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Dribbling dilaksanakan dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam, sisi kaki bagian luar, dan menggunakan kura-kura kaki. 2) Juggling (menimang bola) Permainan sepakbola melibatkan kerjasama, dalam kerjasama tersebut setiap pemain hendaknya memiliki berbagai ketrampilan dasar yang bisa mempermudah dalam mengontrol bola. Menurut Mielke (2007:9) “melakukan juggling adalah cara yang sangat bagus untuk mengembangkan reaksi yang cepat, kontrol bola, dan meningkatkan konsentrasi yang diperlukan agar bisa berperan dengan baik di dalam permainan.”Juggling dilaksanakan dengan menggunakan punggung kaki, kedua paha, menggunakan dada, dan menggunakan kepala. 3) Passing (mengoper) Sepakbola adalah permainan tim, pemain yang memiliki ketrampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu. Walaupun demikian seorang pemain harus saling bergantung pada setiap anggota untuk menciptakan permainan yang cantik dan mendapatkan nilai tambah bagi seorang pemain. Passing akan sangat berpengaruh dalam menentukan kemenangan suatu Tim sebab jika suatu Tim bias melakukan passing dengan baik dan bias menjaga bola agar tetap lebih lama menguasai bola maka peluang bagi Tim untuk mencetak suatu Gol akan lebih banyak, akan tetapi jika ketrampilan passing kurang maka akan mudah dipotong oleh lawan. Agar berhasil dalam menciptakan permainan tersebut seorang pemain harus mengasah ketrampilan passing. a) Pengertian Passing (mengoper) Menurut Mielke (2007:19) Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain dan paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki. Passing dilaksanakan
19 dengan
menggunakan
kaki
bagian
dalam,
menggunakan
punggung sepatu, menggunakan Drop Pass, menggunakan gerakan lari overlap, dan Passing Give And Go. Passing bawah merupakan teknik dengan bola yang paling sering dilakukan dalam bermain sepakbola. Teknik passing bawah merupakan dasar di dalam bermain, pemain yang tidak menguasai teknik menendang bola dengan baik tidak akan mungkin menjadi pemain yang baik. Sukatamsi (1984:45) berpendapat, “Prinsip teknik menendang bola ialah kaki tumpu, kaki yang menendang, bagian bola yang ditendang, sikap badan, pandangan mata.” b) Teknik Passing (mengoper) Teknik dasar passing bola terdiri dari inside – of – the – foot (dengan bagian samping dalam kaki), outsite – of – the – foot (dengan bagian samping luar kaki), dan instep (dengan kura-kura kaki). Teknik passing dengan inside – of – the – foot atau kai bagian dalam merupakan teknik yang paling dasar karena bagian samping dalam kaki digunakan mendorong bola. Teknik ini digunakan untuk menggerakkan bola sejauh 5 hingga 15 yard. Teknik ini dilakukan dengan berdiri menghadap target dengan bahu lurus saat mendekati bola. Kemudian kaki yang menahan keseimbangan tubuh (yang tidak digunakan untuk menendang) diletakkan di samping bola dan diarahkan kepada target. Kaki yang akan menendang ditempatkan dalam posisi menyamping dan jarak kaki ke atas menjauh dari garis tengah tubuh pengoper. Kemudian bagian tengah bola ditendang dengan bagian samping dalam kaki dan harus dipastikan bahwa kaki tetap lurus pada gerak lanjutan dari tendangan tersebut (Luxbacher, 2012 : 12). Teknik passing dengan outside – of – the – foot atau dengan menggunakan kaki bagian luar digunakan apabila pemain harus melakukan operan sambil menggiring bola dengan kecepatan
20 tinggi atau pada saat mengoperkan bola secara diagonal ke arah kanan atau kiri, dan dilakukan untuk menggerakkan bola pada jarak pendek atau menengah (Luxbacher, 2012:13). Teknik ini dilakukan
dengan
cara
meletakkan
kaki
yang
menahan
keseimbangan sedikit ke samping belakang bola, kemudian kaki yang akan digunakan untuk menendang dijulurkan ke bawah dan diputar sedikit ke arah dalam. Langkah selanjutnya menggunakan gerakan menendang terbalik saat menendang setengah dari bagian bawah bola dengan bagian samping luar dari instep dan tetap jaga agar kaki tetap lurus (Luxbacher, 2012:13). Teknik passing dengan instep atau kura-kura kaki digunakan untuk menggerakkan bola pada jarak 25 yard atau lebih. Teknik ini dilakukan dengan mendekati bola dari posisi sedikit menyudut,
kemudian
kaki
yang
menahan
keseimbangan
diletakkkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekukkan dan bahu serta pinggul dalam posisi lurus dengan target yang dituju. Posisi
kura-kura
kaki
diluruskan
dan
dimantapkan
saat
mengayunkan kaki yang akan menendang ke belakang. Kepala dijaga agar tidak bergerak dan perhatian difokuskan pada bola (Luxbacher, 2012:13). 4) Menerima bola Menerima bola diartikan sebagai cara menangkap bola, menghentikan bola atau menguasai bola. Dalam menerima bola atau menghentikan bola pada dasarnya adalah dengan cara mengurangi kekuatan atau kecepatan bola hingga bola berhenti untuk kemudian dikuasai. Menerima bola dapat dilakukan dengan seluruh bagian badan dari kaki sampai kepala, kecuali dengan lengan dan tangan. (Sukatamsi, 1984:124) 5) Throw-In (Lemparan ke Dalam) Dalam
permainan
sepakbola,
terdapat
pembatasan
menggunaan tangan dalam pertandingan. Penggunaan tangan hanya
21 diperbolehkan bagi penjaga gawang tetapi hanya di dalam daerah penalti tetapi hanya di dalam daerah penalti. Throw-In merupakan cara penggunaan tangan yang dilakukan oleh pemain sepakbola dimana posisi bola keluar melewati garis pinggir atau garis tepi. 6) Heading (menyundul bola) Salah satu ciri yang unik dalam bermain sepakbola adalah haeading, dimana kepala diperbolehkan digunakan untuk memainkan bola ketika di udara. 7) Shooting (menembak) Dari sudut pandang penyerang, tujuan yang ada dalam permainan sepakbola adalah shooting ke gawang. Dalam melakukan shooting, hendaknya seorang pemain menguasai ketrampilan dasar menendang bola.
4. Sarana dan Prasarana Pendidikan a. Hakikat Sarana Pendidikan Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan yang penting di sekolah. Kelancaran kegiatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Menurut Barnawi dan M. Arifin (2012:47) “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”. Sarana pembelajaran mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar. Dengan begitu, manajemen sarana pembelajaran dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponenkomponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu seorang guru penjas harus mampu memanfaatkan berbagai macam sarana untuk membantu proses pembelajaran, jika dalam materi pembelajaran banyak terdapat kendala. Maka dibuatlah sarana
22 pembelajaran
yang
membantu
untuk
menunjang
berlangsungnya
pembelajaran passing bawah sepakbola yang menarik bagi siswa.
b. Penggunaan sarana dalam pembelajaran penjas Penggunaan sarana dalam pembelajaran penjas sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran materi penjas, karena keterbatasan alat bantu atau sarana yang disediakan oleh sekolah. Menurut Barnawi dan M. Arifin (2012:77) “ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian sarana pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi”. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
c. Sarana Pembelajaran yang Digunakan dalam Penelitian Adapun sarana pembelajaran dalam passing bawah sepakbola yang dapat memotivasi siswa dalam belajar permainan tersebut antara lain:
1) Pantulan tembok Berfungsi untuk melatih tehnik menendang, kekuatan menendang, mengukur sudut pantulan bola, dan kemampuan teknik kontrol bola 2) Gawang modifikasi Berfungsi untuk melatih kekuatan dan ketepatan dalam menendang bola sesuai sasaran. 3) Kun (Torong) Berfungsi untuk melatih skill atau tehnik menendang bola sesuai arah sasaran dengan perpindahan tempat secara berurutan 4) Tiang pancang
23 Berfungsi sebagai titik sasaran dalam mengukur ketepatan tendangan bola. 5) Bola Bola berfungsi sebagai alat yang menjadi obyek dominan untuk sarana pembelajaran passing bawah sepakbola. Dalam hal ini bola yang dimaksud adalah bola sepakbola ukuran 5. Sepakbola sekarang menggunakan bola yang bermacam-macam, yaitu bola dengan bahan kulit atau bola dengan bahan sintetis, dan bola dengan corak jahit atau bola dengan corak lem/press.
B. Kerangka Berfikir
Proses pendidikan jasmani kesehatan di sekolah berlangsung dengan efiktif dan optimal tergantung beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain dari kreatifitas guru, fasilitas sarana, dan metode mengajar. Guru berperan sangat penting dalam sebuah pembelajaran, seorang guru dituntut kreatif dan inovatif dalam sebuah pembelajaran. Kreatif dalam menggunakan fasilitas yang ada atau dengan alat bantu sarana pembelajaran, dan seorang guru harus kreatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menciptakan sarana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran permainan sepakbola dengan mengoptimalkan penggunaan sarana pembelajaran dapat membuat siswa kelas VIII F SMP N 14 Surkarta merasa senang dan tertarik untuk mengikuti mata pelajaran olahraga. Siswa secara tidak langsung telah melakukan tehnik gerakan passing bawah sepakbola dan diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan alatbantu sarana pembelajaran passing bawah sepakbola yang di optimalkan sebagai salah satu metode
24 mengajar dalam menyampaikan materi passing bawah permainan sepakbola. Dengan mengoptimalkan sarana pembelajaran dimaksudkan agar siswa-siswi lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dengan mengoptimalkan sarana yanglebih komplit terlihat baru bagi siswa SMP N 14 Surakarta sehingga dapat menarik perhatian dan niat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran passing bawah sepakbola.
Keterampilan
Hasil belajar
passing bawah
SARANA
passing bawah
siswa masih
PEMBELAJARAN
siswa meningkat
kurang
GURU Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir