10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Airtanah Airtanah merupakan sumber air tawar tersebar di planet bumi, mencakup kira-kira 30% dari total air tawar atau 10,5 juta km3. Airtanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan dibawah permukaan tanah (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Definisi lain airtanah adalah sejumlah air dipermukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau system drainase atau dengan pemompaan (kodoatie:14). Airtanah biasanya diambil, baik untuk sumber air bersih maupun untuk irigasi, melalui sumur terbuka, sumur tabung, spring, atau sumur horizontal. Menurut Todd dan Dam (Seyhan, 1990:256) tipe airtanah dibedakan menjadi 4 antara lain : a. Air meteorik Air yang berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan : -
Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah
-
Secara tidak langsung oleh perembesan influen (kemiringan muka airtanah menyusup di bawah aras air permukaan, kebalikan dari effluent) dari danau, sungai, saluran buatan dan lautan.
-
Secara langsung dengan kondensasi uap air (dapat diabaikan)
b. Air Juvenil Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menurut sumber spesifiknya ke dalam : 10
11
- Air magmatik - Air gunungapi dan air kosmik (yang dibawa oleh meteor) c. Air diremajakan (rejuvenated) Air yang untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab- sebab lain, kembali ke daur lagi dengan proses- proses metamorfisme, pemadatan atau proses- proses yang serupa. d. Air konat Air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi daripada air laut. Berdasarkan sumbernya Airtanah dibedakan menjadi 3 jenis antara lain : a. Airtanah dangkal Airtanah dangkal banyak mengandung zat kimia (garam-garam) yang terlarut karena melalui lapisan tanah yang mempunya unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah tersebut berfungsi sebagai saringan. Selain proses penyaringan, proses pengotoran juga masih berlangsung teruatama pada muka air yang dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan kedap air, air akan terkumpul menjadi airtanah dangkal. Airtanah dangkal tedapat pada kedalaman 15 m. b. Airtanah Dalam Airtanah dalam tidak dapat diambil dengan mudah karena air ini berada pada kedalaman antara 100-300 meter. Untuk mengambil airtanah dalam diperlukan bor untuk mendapatkan lapisan air ini, apabila tekanan air cukup besar maka air dalam lapisan ini akan menyembur keluar yang disebut sumur artesis.
12
c. Mataair Mataair adalah air yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mataair yang berasal dari airtanah dalam tidak terpengaruh musim baik secara kualitas maupun kuantitas. Jenis mataair ini dibedakan menjadi 2 macam yaitu rembesan (air keluar melalui lereng-lereng) dan umbul (air keluar ke permukaan pada suatu dataran).
2. Kualitas Airtanah dan Mata Air Kualitas Airtanah dan mata air merupakan faktor yang penting dalam hal pemanfaatan airtanah untuk kebutuhan hidup manusia. Kualitas airtanah dan mata air umumnya dideteksi berdasarkan karakteristik air itu sendiri, yaitu karakteristik fisik (kekeruhan, warna, bau, rasa dan temperatur), karakteristik biologi, karakteristik kimia (kasadahan, jumlah garam terlarut, daya hantar listrik, keasaman dan kandungan ion baik kation maupun anion). Deteksi kualitas airtanah dan mata air untuk penggunaan tertentu dapat dilakukan dengan menilai daua hantar listrik. Daya Hantar Listrik (DHL) adalah kemampuan air menghantar arus listrik. Air yang banyak mengandung garam mempunyai harga daya hantar tinggi dan sebaliknya air yang tidak mengandung garam mempunyai daya hantar listrik rendah, berdasarkan harga daya hantar listrik, airtanah dibedakan menjadi 6 kelas (tabel 2.1). Jumlah garam terlarut adalah jumlah konsentrasi garam yang terkandung dalam air, diklasifikasikan dapat dibagi menjadi 6 kelas DHL, yaitu :
13
Tabel 2.1. Klasifikasi Air Berdasarkan Harga Daya Hantar Listrik No DHL (µmho/Sm) pada suhu 25ºC 1 < 0,5 2 0,5 – 5 3 5 – 30 4 30 – 2.000 5 35.000 – 45.000 6 > 100.000 (Sumber : Muta’ali, 2012 : 133-134)
Macam Air Air Murni Air Suling Air Hujan Airtanah Air Laut Air Garam
3. Sumberdaya Air Pengertian sumberdaya air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air laut, air hujan, airtanah, dan air pemukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat. Dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa pendayagunaan sumberdaya air harus ditujukan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengertian yang terkandung dalam amanat tersebut adalah
bahwa
negara
bertanggungjawab
terhadap
ketersediaan
dan
pendistribusian potensi sumberdaya air bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan
dengan
direncanakan
demikian
pemanfaatan
sedemikian
rupa
potensi
sehingga
sumberdaya
memenuhi
air
harus
prinsip-prinsip
kemanfaatan, keadilan, kemandirian, kelestarian dan keberlanjutan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 pembangunan sumberdaya ar diarahkan untuk menjaga keberlanjutan daya dukung sumber daya air dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air (catcment area) dan keberadaan airtanah; mewujudkan
keseimbangan
antara
pasokan
dan
kebutuhan
melalui
pendekatan demand management yang ditujukan untuk meningkatkan
14
efektifitas dan efisiensi penggunaan dan konsumsi air dan pendekatan supply management yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan reliabilitas pasokan air serta memperkokoh kelembaban sumberdaya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Secara eksplisit karakteristik dasar sumberdaya air antara lain: 1. Merupakan bagian siklus alam (daur hidrologi) yang mengakibatkan ketersediaanya tidak merata baik dalam aspek waktu, lokasi, kuantitas maupun kualitas. 2. Dapat mencakup beberapa wilayah administratif (cross-administrative boundry) dikarenakan oleh faktor topografi dan geologi. 3. Dipersatukan oleh berbagai aktor (multi-stakeholders). 4. Bersifat sumberdaya mengalir (flowing/dyamic resources) sehingga mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara kondisi kuantitas dengan kualitas, antara hulu dengan hilir, antara instream dan offstream, maupun antara air permukaan dengan air bawah tanah. 5. Dipergunakan baik oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang (antar generasi). Kuantitas dan kualitas air sangat bergantung pada tingkat pengelolaan sumberdaya air masing-masing daerah, keragaman penggunaan air yang bervariasi-pertanian,air baku domestik dan industri, pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan pemeliharaan lingkungan-selain iklim, musim (waktu) serta sifat ragawi alam (topografi dan geologi) dan kondisi demografi (jumlah dan penyebaran) serta apresiasi (persepsi) tentang air.
4. Kependudukan Ilmu yang mempelajari hal ikhwal penduduk adalah ilmu penduduk atau ilmu kependudukan yang dibuku-buku asing sering disebut dengan istilah demografi. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu “demos” yang artinya penduduk, dan “graphien” yang artinya
15
menulis. Jadi demografi menurut kata aslinya berarti tulisan atau karangan tentang penduduk satu negara (widayanti,2000:1) Agar mudah dibedakan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain, maka Bogue (Hantoro, 2009:8) memberikan batasan tentang demografi sebagai berikut : Demografi adalah studi matematik dan statistic terhadap jumlah, komposisi, dan distribusi spasial dari penduduk manusia, dan perubahanperubahan dari aspek-aspek tersebut yang senantiasa terjadi sebagai akibat terjadinya lima proses yaitu : fertilitas mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Batasan demografi juga telah diberikan oleh Hauser dan Duncan (Hantoro, 2009:9) yang menyatakan bahwa Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi territorial, dan komposisi penduduk, perubahanperubahan yang bertalian dengannya serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diindentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk territorial dan mobilitas sosial. Pengertian penduduk menurut Rusli (1983:35) adalah jumlah orang yang bertempat tinggal disuatu daerah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk dunia sejak dahulu sampai sekarang tidak tetap dan tidak seragam disemua daerah, hal itu berbeda-beda untuk setiap periode dan setiap golongan penduduk. Pada hakekatnya suatu pertumbuhan penduduk hanya berpangkal pada lima sumber, yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Menurut Respati (2014:1) yang dimaksut dengan pertumbuhan penduduk alamiah adalah angka pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah penduduk yang lahir dan jumlah penduduk yang mati dalam suatu wilayah. Tingkat kelahiran adalah jumlah bayi yang lahir dari setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun, sedangkan tingkat kematian
16
diperhitungkan dari jumlah penduduk yang mati dalam satu tahun, dari setiap 1.000 penduduk. Angka
pertumbuhan
penduduk
(r)
menunjukkan
rata-
rata
pertumbuhan penduduk per tahun pada periode/waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen. Angka pertumbuhan penduduk biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk yang akan datang atau sering disebut proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah perhitungan/kalkulasi yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi di masa yang akan datang. Untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan penduduk dapat menggunakan rumus perhitungan penduduk dengan metode geometrik, yaitu Pn = (1+r)n , Keterangan : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal r
= Angka pertumbuhan penduduk
n
= Jangka waktu dalan tahun
5. Kebutuhan Air Kebutuhan air adalah kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kagiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggolontoran kota (Bambang, 2008 : 331). Menurut Ditjen Cipta Karya (2000), kebutuhan air terbagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Standar kebutuhan air domestik Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tepat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari
17
seperti; memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya. Satuan yang dipakai adalah m³/kapita/hari. 2. Standar kebutuhan air non domestik Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih di luar keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain; penggunaan komersil dan industri, yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri, dan penggunaan umum, yaitu penggunaan air untuk bangunan-bangunan pemerintah, rumah sakit, sekolah-sekolah, dan tempattempat ibadah.Penggunaan air domestik sangat bervariasi menurut tempat, waktu dan kondisi sosial ekonomi. Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, dan konsumsi perkapita. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Faktor utama menentukan kebutuhan air domestik adalah dengan mengetahui jumlah dan pertumbuhan penduduk. Untuk hal tersebut perlu dilakukan analisis untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun yang akan datang. Berdasarkan peraturan tentang penataan ruang, jangka waktu rencana tata ruang wilayah adalah 20 tahun. Potensi Kebutuhan air dapat mencakup jumlah kebutuhan air saat ini (existing) maupun proyeksinya untuk kebutuhan air yang akan datang (terencana). Disamping berbagai formula untuk menghitung kebutuhan air, dalam menghitung kebutuhan air secara makro (umum), Kementerian Lingkungan Hidup juga menyusun rumus perhitungan Kebutuhan Air secara general (umum) sebagai berikut : Da = N x KHLa Keterangan : Da
= total kebutuhan air saat ini (m3/tahun)
N
= jumlah penduduk saat ini (orang)
KHLa
= kebutuhan air untuk hidup layak (1600 m3/kapita/tahun) atau 2x800 m³/kapita/tahun. Jumlah 800 m³ adalah kebutuhan air untuk
18
keperluan domestik dan untuk menghasilkan pangan (lihat tabel total kebutuhan air dan tabel mengenai air virtual). Kebutuhan air untuk menghasilkan satu satuan produk yang menjelaskan kebutuhan air untuk jenis produksi. Nilai 2,0 adalah faktor koreksi untuk memperhitungkan kebutuhan hidup layak yang mencakup kebutuhan pangan domestik dan lainnya. Selanjutnya disusun standar kebutuhan air untuk produksi beberapa produk yang akan dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 2.2. Tabel Kebutuhan Air Virtual Konsumsi/Produksi Konsumsi Beras Air minum dan rumah tangga Telur Buah
Jumlah
Kebutuhan Setara Air
120 kg 120 liter/tahun
324,00 m³/th 43,20 m³/th
1 kg berisi 16 telur, 1 105,75 m³/th butir/hari 1 kg jeruk = 5 buah; 1/5 3,84 m³/th kg tiap 3 hari 1/10 kg/ 5 hari 20,16 m³/th 5,40 m³/th 276,00 m³/th 778,35 m³/th
Daging Salad Kedelai Total Produksi 1 kg padi 2700-4000 liter 1 kg Daging sapi 2900-1600 liter 1 kg daging unggas 2800 liter (ayam) 1 kg telur 4700 liter 1 kg kentang 160 liter 1 kg kedelai 2300 liter 1 kg gandum 1200 liter 1 bongkah roti 170 liter 1 kaleng soda 90 liter Air minum RT 120 liter/hari/kapita Sumber : Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (2009)
19
Selain perhitungan secara umum, standar kriteria kebutuhan air domestik juga dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.3. Standar Kriteria Kebutuhan Air Domestik No Sumber Kriteria 1 NSDAS Perkotaan
Pedesaan
2
3 4
Linsley, Kota Besar 1991 Pedesaan Standart Umum WHO KLH Umum
Kebutuhan 120 liter/orang/hari, atau 43800/orang/tahun versi lain 150 liter/orang/hari 60 liter/orang/hari. Atau 21900 liter/orang/tahun Versi lain 80 liter/orang/hari 150-250 liter/kapita/hari 40 liter/kapita/hari 1000 sampai 2000 m³/tahun
1600 m³/kapita/tahun (domestik dan pangan) Atau 2 x 800 m³/ kapita/ tahun Keterangan : Kebutuhan air untuk diperkotaan dan pedesaan termasuk kebutuhan untuk kepentingan komersial (pasar,pertokoan, pergudangan, hotel, perkantoran, tempat pencucian, dan lain-lain), serta untuk kepentingan sosial (tenpat ibadah, pendidikan, kesehatan) (Sumber : Muta’ali, 2012 : 135-136) Tabel 2.4. Standar Nasional Indonesia Kebutuhan Air Jenis Pemakaian Standar Sambungan Rumah 300 Kota dengan penduduk > 1 juta jiwa 250 Kota dengan penduduk = 1 juta jiwa 200 Desa 130 (Sumber: Standar Nasional Indonesia, 2002)
Satuan Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/orang/hari Liter/orang/hari
Dengan diketahui kebutuhan per hari per kapita penduduk, maka dapat diformulasikan kebutuhan air domestik sebagai berikut : Kebutuhan air penduduk pedesaan = penduduk x 365 x 60 liter Kebutuhan air penduduk perkotaan = penduduk x 365 x 120 liter
20
Penggunaan tabel-tabel kebutuhan air tersebut disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan serta ketersediaan data. Hasil Penelitian yang Relevan dalam penelitian ini adalah: Muharam Bagaskara Ahada (2006) melakukan penelitian dengan judul “Ketersediaan Airtanah Bebas Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik Di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman”. Tujuan penelitian adalah : 1) mengetahui ketersediaan airtanah bebas. 2) mengetahui besar penggunaan air untuk kebutuhan domestik. 3) mengetahui hasil aman pengambilan airtanah bebas. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan satuan airtanah menggunakan Metode Sistematik Sampling (dengan faktor pengukuran tinggi muka airtanah, fluktuasi muka airtanah dan daya hantar listrik) dan analisa data sumur bor. Hasil menunjukkan bahwa Kecamatan Mlati termasuk dalam sistem SAM (Sistem Aquifer Merapi) yaitu suatu sistem aquifer dengan pola berlapis banyak dan saling berhubungan. secara umum aliran airtanah mengarah ke selatan karena kontur airtanah yang memiliki elevasi semakin menurun kearah selatan. Kedalaman sumur termasuk dalam klas Dangkal (>7m) dan klas Sedang (7-15m). nilai rata-rata Daya Hantar Listrik Sebesar 269,396 µmhos/cm, kisarannya antara 180-636 µmhos/cm sehingga memenuhi syarat baku mutu air minum 1250 µmhos/cm. Potensi airtanah bebas berdasarkan satuan airtanah terdiri dari potensi airtanah tinggi (K1M1F1, K1M1F2, dan K1M2F1) dan sedang (K1M1F3, K1M2F3, dan K1M2F3). Cadangan Statis/ketersediaan airtanah (Vat) berdasarkan perhitungan wilayah desa adalah 469.674.319,9 m3 dengan hasil aman 21.368.802,9 m3. Kebutuhan air perkapita dihitung berdasarkan data pemakaian air minum PDAM untuk keperluan rumahtangga sebesar 156,05 liter/orang/hari diperkotaan (urban) dan 110,609 liter/orang/hari diperdesaan (rural). Besar ketersediaan airtanah dan hasil aman daerah penelitian lebih besar daripada kebutuhan air domestik untuk tahun 2005 sebesar 3.582.520,035 m3 untuk memenuhi 71.830 jiwa. Airtanah bebas masih memenuhi untuk proyeksi
21
kebutuhan domestik penduduk tahun 2010 (3.928.490,77 m3), 2015 (4.315.385 ,82 m3) dan 2020 (4.748.182,2 m3). Muhammad Robie Chemistra (2006) melakukan penelitian dengan judul “Variasi Pemanfaatan Air Pdam Untuk Kebutuhan Domestik Kota Palembang (Studi Kasus IPA Rambutan dan IPA Botang)”. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui perbedaan variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik antara IPA Rambutan dan IPA Borang, 2) mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dengan variasi pemanfaatan air, 3) menjelaskan variabel yang paling berpengaruh terhadap variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik, 4) membuat arahan pengembangannya. Metode penelitian ini dengan cara deskriptif kualitatif yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei, yang terdiri dari pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer digunakan untuk memperoleh data yang berasal dari pengguna air PDAM secara langsung, seperti jenis pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendapatan dan biaya konsumsi air. Pengumpulan data sekunder digunakan untuk memperoleh data yang berasal dari berbagai instansi, seperti BAPPEDA, dan PDAM Tirta Musi. Analisis data dilakukan melalui tiga cara , T-test yang dipergunakan untuk melihat perbedaan variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik antara IPA Rambutan dan IPA Borang, Analisis deskriptif untuk menjawab adanya perbedaan jenis pekerjaan dengan variasi pemanfaatan air PDAM dan regresi linier berganda untuk mencari variabel yang paling berpengaruh terhadap variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik. Hasil penelitian ini adalah terdapat variasi perbedaan pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik antara IPA Rambutan dan IPA Borang, khususnya dalam pemanfaatan air untuk minum, mandi/WC, cuci kendaraan, wudhu, dan lain-lain. Diungkapkan pula bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan penduduk dengan variasi pemanfaatan aie PDAM, jenis pekerjaan yang menggunakan air PDAM tertinggi adalah pegawai swasta sebesar 187,21
22
liter/orang/hari dan jenis pekerjaan yang menggunakan air PDAM terendah adalah buruh sebesar 76,09 liter/orang/hari, variabel jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap variasi pemanfaatan air PDAM untuk domestik, dengan nilai sebesar 3,582 yang berarti setiap penambahan 1 anggota keluarga maka variasi pemanfaatan air meningkat 3,582 liter. Yetty Wihertanti (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Penggunaan Air Untuk Kebutuhan Domestik Di Kecamatan Pacitan Tahun 2012”. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui perbedaan besar dan variasi penggunaan air untuk kebutuhan penduduk yang bertempat tinggal kota dan desa. 2) menganalisis pengaruh tingkat penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. 3) menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. 4) menganalisis pengaruh jenis pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan pendekatan pengaruh tempat tinggal (kota dan desa) terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik serta pengaruh pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan penduduk terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik. Hasil penelitian ini adalah penggunaan air untuk kebutuhan domestik diwilayah perkotaan lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan. Uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut tidak signifikan. Penggunaan airtanah untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga berpenghasilan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga dengan tingkat penghasilan menengah maupun rendah. Rumahtangga berpenghasilan menengah menggunakan air lebih tinggi daripada rumahtangga berpenghasilan rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP
23
dan SD. Rumahtangga berpendidikan perguruan tinggi menggunakan air lebih rendah daripada rumahtangga berpendidikan SLTA, namun lebih tinggi daripada rumahtangga
berpendidikan
SMP.
Rumahtangga
berpendidikan
SD
menggunakan air paling rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Rumahtangga yang berprofesi wiraswasta menggunakan air yang lebih tinggi daripada swasta dan petani. Uji statistik menunjukkan pengaruh pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. Danna Aziz Marta Waskitha (2013) melakukan penelitian dengan judul “Kebutuhan Air Domestik Di Kota Surakarta Tahun 2013 dan Tahun 2033(Implementasi Materi Pembelajaran Geografi pada Kelas XI Standar Kompetensi Memahami Sumberdaya Alam)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan air domestik di Kota Surakarta tahun 2013 dan kebutuhan air domestik di Kota Surakarta tahun 2033. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif yang dianalisis dengan
pendekatan
keruangan/spasial
yang
ditekankan
pada
analisis
kecenderungan spasial. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan kebutuhan air secara makro/umum dan menggunakan standar kebutuhan air dari kementerian lingkungan hidup. Perhitungan kebutuhan air domestik berdasarkan pada jumlah penduduk tahun 2013 dan jumlah penduduk pada tahun 2033. Untuk mengetahui jumlah penduduk tahun 2033 menggunakan proyeksi penduduk dengan metode geometri. Hasil perhitungan kebutuhan air ditumpangsusunkan dengan aministrasi Kota Surakarta. Satuan analisis menggunakan administrasi dengan unit analisis per kecamatan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan yang ditekankan pada analisis kecenderungan spasial. Penentuan besarnya kebutuhan
24
air menggunakan hasil rata-rata dari data di lapangan dan menggunakan pedoman dari kementerian lingkungan hidup berdasarkan jumlah penduduk dan standar kebutuhan air.
25
Tabel 2.5. Penelitian yang Relevan No
Nama
1
Muhara m Bagaskar a Ahada (2006)
2
Muham mad Robie Chemistr a (2006)
Judul Penelitian Ketersediaan Airtanah Bebas Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik Di Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
Variasi Pemanfaatan Air PDAM Untuk Kebutuhan Domestik Kota Palembang (Studi Kasus Ipa Rambutan Dan Ipa Botang)
Tujuan Penelitian - mengetahui ketersediaan airtanah bebas - mengetahui besar penggunaan air untuk kebutuhan domestik - mengetahui hasil aman pengambilan airtanah bebas
- mengetahui perbedaan variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik antara IPA Rambutan dan IPA Borang - mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dengan variasi pemanfaatan air - menjelaskan variabel yang paling berpengaruh terhadap variasi pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik - membuat arahan
Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan satuan airtanah
Deskriptif Kualitatif dengan metode survei, analisis data dengan cara Ttest
Hasil Penelitian - Potensi airtanah bebas berdasarkan satuan airtanah terdiri dari potensi airtanah tinggi (K1M1F1, K1M1F2, dan K1M2F1) dan sedang (K1M1F3, K1M2F3, dan K1M2F3). Cadangan Statis/ketersediaan airtanah (Vat) berdasarkan perhitungan wilayah desa adalah 469.674.319,9 m3 dengan hasil aman 21.368.802,9 m3. - Kebutuhan air perkapita dihitung berdasarkan data pemakaian air minum PDAM untuk keperluan rumahtangga sebesar 156,05 liter/orang/hari diperkotaan (urban) dan 110,609 liter/orang/hari diperdesaan (rural). - Besar ketersediaan airtanah dan hasil aman daerah penelitian lebih besar daripada kebutuhan air domestik untuk tahun 2005 sebesar 3.582.520,035 m3 untuk memenuhi 71.830 jiwa. Airtanah bebas masih memenuhi untuk proyeksi kebutuhan domestik penduduk tahun 2010 (3.928.490,77 m3), 2015 (4.315.385 ,82 m3) dan 2020 (4.748.182,2 m3). - Terdapat variasi perbedaan pemanfaatan air PDAM untuk kebutuhan domestik antara IPA Rambutan dan IPA Borang, khususnya dalam pemanfaatan air untuk minum, mandi/WC, cuci kendaraan, wudhu, dan lain-lain. - Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan penduduk dengan variasi pemanfaatan aie PDAM, jenis pekerjaan yang menggunakan air PDAM tertinggi adalah pegawai swasta sebesar 187,21 liter/orang/hari dan jenis pekerjaan yang menggunakan air PDAM terendah adalah buruh sebesar 76,09 liter/orang/hari - Variabel jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap variasi pemanfaatan air PDAM
25
26
No
Nama
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
pengembangannya.
3
Yetty Wihertan ti (2012)
Analisis Penggunaan Air Untuk Kebutuhan Domestik Di Kecamatan Pacitan Tahun 2012
- Mengetahui perbedaan besar dan variasi penggunaan air untuk kebutuhan penduduk yang bertempat tinggal kota dan desa. - Menganalisis pengaruh tingkat penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. - Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. - Menganalisis pengaruh jenis peerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik penduduk. Penelitian ini mnggunakan teknik analisis data menggunakan pendekatan pengaruh tempat tinggal (kota dan desa) terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik serta pengaruh pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan penduduk terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik.
Metode Deskriptif K uantitatif
-
-
-
-
untuk domestik, dengan nilai sebesar 3,582 yang berarti setiap penambahan 1 anggota keluarga maka variasi pemanfaatan air meningkat 3,582 liter. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik diwilayah perkotaan lebuh tinggi daripada di wilayah pedesaan. Uji statistik menunjukkan perbedaan tersebut tidak signifikan. Penggunaan airtanah untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga berpenghasilan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga dengan tingkat penghasilan menengah maupun rendah. Rumahtangga berpenghasilan menengah menggunakan air lebih tinggi daripada rumahtangga berpenghasilan rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP dan SD. Rumahtangga berpendidikan perguruan tinggi menggunakan air lebih rendah daripada rumahtangga berpendidikan SLTA, namun lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP. Rumahtangga berpendidikan SD menggunakan air paling rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan. Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Rumahtangga yang berprofesi wiraswasta menggunakan air
26
27
No
Nama
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian yang lebih tinggi daripada swasta dan petani. Uji statistik menunjukkan pengaruh pekerjaan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.
4
Danna Aziz Marta Waskitha (2013)
Kebutuhan Air Domestik di Kota Surakarta Tahun 2013 dan 2033
- Mengetahui kebutuhan air domestik existing Tahun 2013 - Mengetahui kebutuhan air domestik terencana Tahun 2033
Metode Deskriptif Kualitatif
27
28
B. Kerangka Berpikir Secara morfologi, Kota Surakarta merupakan daerah Cekungan Airtanah yang wilayah sekitarnya dikelilingi oleh kawasan perbukitan/pegunungan. Kondisi geografis inilah menjadi penyebab prosentase jumlah sumber air bervariasi. Seiring berjalannya waktu, perkembangan wilayah Kota Surakarta terus meningkat baik secara fisik maupun sosial. Secara fisik ditandai dengan banyaknya bangunan,hotel,mall dan pusat perbelanjaan lainnya. Secara sosial ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Surakarta. Hal ini tentu berpangaruh pada jumlah konsumsi air dan cadangan air yang di Kota Surakarta. Dengan demikian akan menyebabkan kebutuhan airtanah terus meningkat. Dari berbagai macam penggunaan airtanah, salahsatu pemanfaatan airtanah digunakan untuk keperluan rumahtangga/ domestik. Kebutuhan air domestik adalah penggunaan air untuk kebutuhan perorangan, apartemen-apartemen, rumah-rumah dan untuk minum, mandi, memasak, menyiram tanaman dan sanitasi. Penggunaan airtanah harus sesuai dengan standar kebutuhan air domestik yang sesuai dengan pedoman dari Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman
Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang
Wilayah. Pengambilan airtanah secara berlebihan akan menyebabkan menurunnya muka airtanah dan menyebabkan cadangan airtanah untuk berbagai macam kebutuhan, terutama kebutuhan air untuk rumahtangga/domestik menjadi berkurang. Penelitian ini mengkaji berapa besar kebutuhan air domestik di Kota Surakarta Tahun 2013 dan Tahun 2033. Kebutuhan air yang dihitung adalah kebutuhan air untuk keperluan domestik/rumahtangga. Parameter yang digunakan adalah jumlah penduduk. Untuk mengetahui jumlah penduduk pada tahun 2033 menggunakan rumus proyeksi penduduk dengan metode geometri. Satuan analisis yang digunakan adalah administrasi dengan unit analisis kecamatan. Hasil penelitian besarnya kebutuhan air domestik akan dipresentasikan dalam bentuk peta yaitu Peta Kebutuhan Air Domestik Tahun 2013 dan Peta Kebutuhan Air Domestik Tahun 2033.
29
Perkembangan Kota Surakarta
Fisik
Sosial
Jenis Kegiatan Usaha
Penduduk
Penggunaan Air Meningkat
Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah Kebutuhan Air Domestik
Jumlah Penduduk Tahun 2013
Jumlah Penduduk Tahun 2033
Kebutuhan Air domestik Tahun 2013
Kebutuhan Air domestik Tahun 2033
Gambar 2.1. Diagram Alir Pemikiran