BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir tahun 2015 atau Asean Economic Comunity (AEC) 2015. Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Akan tetapi dalam mencapai tujuan tersebut negara Asean termasuk Indonesia harus memiliki infrastruktur, keahlian tenaga kerja, energi, serta kemudahan berbisnis yang baik. Infrastuktur yang baik misalnya kemudahan dan kelancaran transportasi akan membantu indonesia untuk bersaing dalam perkembangan bisnis pada AEC 2015. Jalur transportasi yang sering digunakan untuk mengirimkan dan menerima barang dalam skala kecil ataupun skala besar adalah transportasi laut. Pelabuhan Belawan adalah sarana transportasi laut Provinsi Sumatera Utara. Pelabuhan Belawan digunakan untuk pengiriman barang dalam skala kecil sampai dengan skala besar. Pada umumnya barang yang dikirim dan diterima merupakan barang kebutuhan industri, rumah tangga dan pemerintah untuk pasar domestik dan internasional. Hal tersebut mengakibatkan sarana dan prasarana ataupun fasilitas pelayanan pelabuhan menjadi sangat penting untuk dipenuhi oleh pelabuhan tempat pengiriman ataupun penerimaan barang agar barang dapat sampai tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu dermaga di pelabuhan belawan adalah dermaga ujung Baru.Dermaga ujung baru dibangun pada tahun 1980. Sampai saat ini telah terdapat 6 komoditi terminal pada dermaga ujung baru yaitu terminal curah kering, curah cair, petikemas, generalcargo, bag cargo dan unitezed. Proses bongkar muat barang pada dermaga terdapat 3 komponen utama yang mempengaruhi produktivitas dermaga. Komponen tersebut adalah jumlah produksi bongkar muat yaitu jumlah barang yang dibongkar dari kapal kedermaga dan jumlah barang yang dimuat dari dermaga ke kapal. Jam Kerja Efektif yaitu jumlah waktu kerja di dermaga yang benar-benar digunakan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang di dermaga. Gang kerja yaitu jumlah mesin crane dan buruh yang digunakan dalam proses bongkar muat. Menurut keputusan MenHub No 35 dan 11 tahun 2007 disebutkan bahwa 1 Gang Kerja adalah 1 unit mesin crane dan 12 buruh kerja. Pada proses bongkar muat sering terjadi kelebihan penggunaan gang kerja terhadap standar yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Pelabuhan (OJP). Berdasarkan standar OJP pengunaan gang kerja untuk komoditi general cargo, bag cargo, unitized sebesar 3 gang dan komoditi petikemas sebesar 2 gang. Pada Tabel 1.1 adalah data penggunaan gang kerja pada beberapa kapal bongkar muat di dermaga ujung baru:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Jumlah Penggunaan Gang Kerja Jumlah Penggunaan Gang
Standar OJP
Indomas Ii, Km
2
3
2
Indomas Ii, Km
3
3
3
Mitra Utama, Km
2
3
4
Mitra Utama, Km
4
3
5
Orient Star, Mv
3
3
6
Harmoni Sejati, Mv
4
3
7
New Trans, Km
2
3
8
Quang Minh 18, Mv
3
3
9
Sinar Kudus, Km Sumber Cahaya Ii, Km Sumber Cahaya Xi, Km
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
3
3
3
3
2
2
2
No
Nama Kapal
1
10 11 12 13
Asian Trader, Mv Marine Power 3010, Tk
15
Pincalang Andalas, Km Selancar Djaja, Tk
16
Tanto Senang, Km
14
17
Sinar Mas, Km
Komoditi
General cargo
BagCargo
Unitized
Peti Kemas
Berdasarkan Tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa terdapat penggunaan gang kerja yang tidak sesuai dengan standar OJP, hal tersebut diakibatkan oleh gang kerja yang tidak bekerja secara maksimal. Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya fenomena produktivitas dermaga ujung baru berada dibawah standar yang telah ditetapkan, sehingga target bongkar muat tidak tercapai. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat produktivitas dermaga ujung baru pada beberapa komoditi bongkar muat dipelabuhan belawan.
Universitas Sumatera Utara
Perbaikan produktivitas dermaga menggunakan Produtivity Evaluation Tree (PET) dengan melihat jalur yang tepat untuk perbaikan produktivitas dermaga tersebut. Pemilihan jalur yang tepat pada PET diharapkan dapat memberikan metode penjelasan dan perbaikan produktivitas dermaga agar dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan fasilitas pelayanan kedepannya. Pada penelitian Moses (2006) Dalam jurnal "Analisis Kegiatan Bongkar Muat Pada PT. Terminal Petikemas Surabaya Untuk Mempercepat Proses Bongkar Muat" diperoleh produktivitas sebesar 31 petikemas/jam untuk proses bongkar muat container crane dan 29 petikemas/jam untuk proses bongkar muat Rubber Tyred Gantry(RTG). Perbaikan dilakukan dengan menurunkan waktu standar proses bongkar muat yang disesuaikan dengan allowance pekerja sehingga waktu standar proses bongkar muat container crane sebesar 89,85 detik/boxdan waktu standar proses bongkar mua RTG sebesar 105 detik/box
1.2.
Perumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat dirumuskan bahwa adanya
fenomena tentang rendahnya produktivitas dermaga yang diakibatkan oleh penggunaan gang kerja untuk proses bongkar muat tidak sesuai dengan standar Otoritas Jasa Pelabuhan.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan sebuah rancangan
pelayanan bongkar muat guna peningkatan produktivitas dermaga.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah: 1.
Mengetahui pengukuran produktivitas dermaga setiap komoditi pada proses bongkar muat.
2.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai produktivitas dermaga yang dihasilkan.
3.
Mengetahui jalur productivityevaluationtree (PET) yang akan digunakan untuk perbaikan produktivitas pada periode selanjutnya.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa Mendapat pengalaman dalam menerapkan teori rekayasa produktivitas di dalam suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk peningkatan produktivitas di dalam perusahaan 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara. b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan produktivitas yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.
Batasan Masalah dan Asumsi Adapun batasan permasalahanyang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis produktivitas hanya didasarkan pada proses bongkat muat di dermaga ujung baru. 2. Komoditi yang diukur produktivitasnya adalah General Cargo, Bag Cargo Utinized dan Peti Kemas 3. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu sebanyak 12 bulan yang merupakan data dari periode Desember 2014 hingga November 2015. 4. Pengukuran produktivitas hanya menyangkut faktor-faktor yang dapat diukur secara kuantitatif karena hasil yang diperlukan adalah bersifat kuantitatif 5. Jam kerja proses bongkar muat yang digunakan adalah jam kerja efektif Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kegiatan bongkar muat berjalan dengan normal dan tidak mengalami perubahan. 2. Tenaga kerja tidak berubah dan dianggap telah menguasai pekerjaannya. 3. Mesin-mesin tidak mengalami perubahan dan sesuai dengan teknologi yang digunakan saat ini.
Universitas Sumatera Utara