BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share dan Harga
Saham Perusahaan Properti dan Real Estate Periode 2010-2012
4.1.1
Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Periode 2010-2012 Perhitungan debt to equity ratio dicari dengan membandingkan jumlah
hutang dengan jumlah modal. Berikut tabel data debt to equity ratio perusahaanperusahaan properti dan real estate yang tergabung di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012. Berikut uraian perhitungan yang dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Debt to Equity Ratio perusahaan Properti dan Real Estate pada periode 20102012 No
DER
Kode
Perusahaan
Saham
2010
2011
2012
1 Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
1.07
1.16
1.31
2 Sentul City Tbk
BKSL
0.17
0.15
0.24
3 Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
0.7
0.55
0.6
4 Cowell Development Tbk
COWL
1.05
1.35
1.28
5 Ciputra Development Tbk
CTRA
0.43
0.51
0.7
6 Ciputra Property Tbk
CTRP
0.08
0.2
0.44
7 Ciputra Surya Tbk
CTRS
0.6
0.81
0.89
8 Duta Anggada Realty Tbk
DART
2.47
0.83
0.51
9 Intiland Development Tbk
DILD
0.27
0.5
0.59
10 Duta Pertiwi Tbk
DUTI
0.56
0.46
0.27
11 Bakrieland Development Tbk
ELTY
0.82
0.62
0.71
12 Perdana GapuraprimaTbk
GPRA
0.97
0.9
0.95
13 Jaya Real Property Tbk
JRPT
1.1
1.15
1.31
14 Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
1
0.6
0.78
53
54 Kode No
Perusahaan
Saham
DER 2010
2011
2012
15 Global Land Development Tbk
KPIG
0.07
0.08
0.16
16 Lamicitra Nusantara Tbk
LAMI
1.83
1.09
0.96
17 Lippo Cikarang Tbk
LPCK
1.96
1.49
1.28
18 Lippo Karawaci Tbk
LPKR
1.03
0.94
1.06
19 Modernland Realty Tbk
MDLN
0.83
1.03
0.64
20 Pakuwon Jati Tbk
PWON
1.66
1.42
1.44
21 Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
0.24
0.19
0.23
22 Summarecon Agung Tbk
SMRA
1.86
2.27
2.47
Jumlah
20.77
18.3
18.82
Rata-rata
0.94
0.83
0.86
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014
4.1.2
Hasil Perhitungan Earnings Per Share Periode 2010-2012 Perhitungan earnings per share dicari dengan membandingkan laba bersih
setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Berikut tabel data earnings per share perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang tergabung di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012. Berikut uraian perhitungan yang dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Earnings Per Share perusahaan Properti dan Real Estate pada periode 20102012
No
Perusahaan
EPS
Kode Saham
2010
2011
2012
1 Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
16.26
33.74
61.89
2 Sentul City Tbk
BKSL
2.29
4.35
5.77
3 Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
22.54
57.88
51.85
4 Cowell Development Tbk
COWL
11.12
44.12
57.97
5 Ciputra Development Tbk
CTRA
17.01
32.57
35.36
6 Ciputra Property Tbk
CTRP
25.26
27.41
25.41
55 Kode No
Perusahaan
Saham
DER 2010
2011
2012
7 Ciputra Surya Tbk
CTRS
44.05
100.73
126.94
8 Duta Anggada Realty Tbk
DART
9.4
21.35
43.69
9 Intiland Development Tbk
DILD
33.81
14.22
15.49
10 Duta Pertiwi Tbk
DUTI
144.35
228.47
232.24
11 Bakrieland Development Tbk
ELTY
4.48
0.37
-9.42
12 Perdana GapuraprimaTbk
GPRA
10.97
13.98
6.4
13 Jaya Real Property Tbk
JRPT
96.34
126.07
104.42
14 Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
4.51
16.46
14.18
15 Global Land Development Tbk
KPIG
46.26
15.1
23.27
16 Lamicitra Nusantara Tbk
LAMI
16.59
47.73
25.35
17 Lippo Cikarang Tbk
LPCK
93.83
370.23
411.57
18 Lippo Karawaci Tbk
LPKR
24.29
25.13
80.1
19 Modernland Realty Tbk
MDLN
12.63
30.11
26.47
20 Pakuwon Jati Tbk
PWON
27.27
31.44
48.97
21 Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
-0.46
8.65
-0.17
22 Summarecon Agung Tbk
SMRA
33.97
56.55
66.44
Jumlah
696.77
1306.66
1454.19
Rata-rata
31.67
59.39
66.1
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014
4.1.3
Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate periode 20102012 Harga saham merupakan nilai sekarang (closing price) dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Berikut tabel data harga saham perusahaan properti dan real estate yang tergabung dalam BEI periode 2010-2012
56 Tabel 4.3 Harga Saham perusahaan Properti dan Real Estate pada periode 2010-2012 No
Perusahaan
Harga Saham
Kode Saham
2010
2011
2012
1 Alam Sutera Realty Tbk
ASRI
200.42
354.17
540.83
2 Sentul City Tbk
BKSL
114.25
181.83
226.92
3 Bumi Serpong Damai Tbk
BSDE
802.5
886.67
1178.33
4 Cowell Development Tbk
COWL
162
169.25
242.5
5 Ciputra Development Tbk
CTRA
536.25
441.67
690
6 Ciputra Property Tbk
CTRP
340
432.0833
645
7 Ciputra Surya Tbk
CTRS
629.17
756.67
1716.25
8 Duta Anggada Realty Tbk
DART
175.58
202.33
632.92
9 Intiland Development Tbk
DILD
800.83
295.33
321.25
10 Duta Pertiwi Tbk
DUTI
1248.33
1907.5
2504.17
11 Bakrieland Development Tbk
ELTY
176.17
135.83
75.33
12 Perdana GapuraprimaTbk
GPRA
126.92
126
154.4
13 Jaya Real Property Tbk
JRPT
965
1571.67
2725
14 Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
113.42
145.5
205.75
15 Global Land Development Tbk
KPIG
389.58
620.83
321.29
16 Lamicitra Nusantara Tbk
LAMI
178
210.08
303.75
17 Lippo Cikarang Tbk
LPCK
302.08
1100.83
3111.67
18 Lippo Karawaci Tbk
LPKR
555
663.33
861.67
19 Modernland Realty Tbk
MDLN
183.75
251.67
482.08
20 Pakuwon Jati Tbk
PWON
756.67
872.5
321.42
21 Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
102.92
126.67
186.42
22 Summarecon Agung Tbk
SMRA
931.67
1127.5
1597.5
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2014
Jumlah
9450.59
Rata-rata
429.57
12148 18399.9 552.18
836.36
57 4.2
Deskriptif Data Dalam pembahasan ini akan dilakukan analisis data-data perusahaan-
perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio dan earnings per share sebagai variable independen terhadap harga saham sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari keseluruhan sampel data ditampilkan untuk mempermudah perolehan gambaran umum mengenai data penelitian. Data statistik deskriptif disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut
Tabel 4.4 Deskriptif Data Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
der
22
.10
2.20
.8771
.52605
eps
22
-1.52
291.88
52.3882
69.43595
harga_saham
22
129.11
1886.67
627.4980
539.00376
Valid N (listwise)
22
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014
Tabel 4.4 menunjukan statistik deskriptif untuk variabel independen dan dependen. Dari data di atas terlihat bahwa 22 saham perusahaan memiliki DER sebesar 0.8771 dan standar deviasi sebesar 0.52605, mean mempunyai nilai yang lebih besar dari standar deviasi yang berarti sampel dalam penelitian ini mampu mewakili dari populasi perusahaan properti dan real estate. Rata-rata eps dari 22 perusahaan sebesar 52.3882 dengan standar deviasi sebesar 69.43597 dan rata-rata harga saham untuk 22 perusahaan sebesar 627.4981 dengan standar deviasi sebesar 539.00383, keduanya memiliki nilai mean yang lebih kecil dari standar deviasi yang memiliki arti bahwa sampel yang terpilih belum mampu mewakilkan populasi yang dipakai dalam penelitian.
4.2.1
Analisis Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
hutang dengan ekuitas. Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri. Bertambah besarnya debt to equity ratio suatu perusahaan menunjukkan risiko
58 distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan. Debt to equity ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Berdasarkan hasil perhitungan debt to equity ratio (DER) pada tabel 4.1, maka dari tabel tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan rata-rata DER untuk perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012 mengalami fluktuasi sebagai berikut: a. Pada tahun 2010 rata-rata nilai DER sebesar 0.94. Nilai DER tertinggi sebesar 2.47 dicapai Duta Anggada Realty Tbk dan nilai DER terendah sebesar 0.07 diperoleh Global Land Development Tbk. b. Pada tahun 2011 rata-rata nilai DER sebesar 0.83. Nilai DER tertinggi sebesar 2.27 dicapai Summarecon Agung Tbk, dan nilai DER terendah sebesar 0.08 diperoleh Global Land Development Tbk. c. Pada tahun 2012 rata-rata nilai DER sebesar 0.86. Nilai DER tertinggi sebesar 2.47 dicapai Summarecon Agung Tbk dan nilai DER terendah sebesar 0.16 diperoleh Global Land Development Tbk. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa nilai DER perusahaan properti dan real estate mengalami fluktuasi. Semakin kecil nilai DER, maka semakin kecil pula risiko perusahaan. Sedangkan semakin tinggi nilai DER, maka akan semakin menurun harga saham perusahaan. Hal tersebut dikarenakan laba yang diperoleh perusahaan cenderung digunakan untuk membayar utangnya dibandingkan membagikan devidennya.
4.2.2
Analisis Earnings Per Share EPS adalah laba bersih per lembar saham biasa yang beredar selama satu
periode. Rasio EPS ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa. Dengan demikian EPS menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. EPS dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan dan
59 juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan earning per share (EPS) pada tabel 4.2, maka dari tabel tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan rata-rata EPS untuk perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012 mengalami fluktuasi sebagai berikut: a. Pada tahun 2010 rata-rata nilai EPS sebesar Rp 31.67. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 144.35 dicapai Duti Pertiwi Tbk, dan nilai EPS terendah sebesar Rp -0.46 diperoleh Suryamas Dutamakmur Tbk. b. Pada tahun 2011 rata-rata nilai EPS sebesar Rp 59.39. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 370.23 dicapai Lippo Cikarang Tbk, dan nilai EPS terendah sebesar Rp 0.37 diperoleh Bakrieland Development Tbk. c. Pada tahun 2012 rata-rata nilai EPS sebesar Rp 66.1. Nilai EPS tertinggi sebesar Rp 441.57 dicapai Lippo Cikarang Tbk, dan nilai EPS terendah sebesar Rp -9.42 diperoleh Bakrieland Development. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa nilai EPS perusahaan properti dan real estate mengalami fluktuasi. Semakin tinggi EPS maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor, karena pada umumnya dalam menanamkan modalnya, investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk EPS. Dengan demikian, semakin besar EPS yang akan diterima para investor, maka akan semakin diminati saham tersebut sehingga akan mempengaruhi kenaikan harga saham.
4.2.3
Analisis Harga Saham Harga saham merupakan nilai sekarang (closing price) dari arus kas yang
akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga pasar saham ditentukan oleh mekanisme pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran suatu saham tersebut di pasar modal. Pada saat kondisi permintaan lebih banyak daripada penawaran, maka harga saham akan cenderung naik, demikian pula sebaliknya. Berdasarkan data harga saham pada tabel 4.3, maka dari tabel tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan rata-rata harga saham untuk perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012 mengalami fluktuasi sebagai berikut:
60 a. Pada tahun 2010 rata-rata harga saham sebesar Rp 429.57, harga saham tertinggi sebesar Rp 1248.33 dicapai Duta Pertiwi Tbk dan harga saham terendah sebesar Rp 102.92 diperoleh Suryamas Dutamakmur Tbk. b. Pada tahun 2011 rata-rata harga saham sebesar Rp 552.18, harga saham tertinggi sebesar Rp 1907.5 dicapai Duta Pertiwi Tbk dan harga saham terendah sebesar Rp 126 diperoleh Perdana Gapuraprima Tbk. c. Pada tahun 2012 rata-rata harga saham sebesar Rp 836.36, harga saham tertinggi sebesar Rp 3111.67 yang dicapai Lippo Cikarang Tbk dan harga saham terendah sebesar Rp 75.33 diperoleh Bakrieland Development Tbk
4.3
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik akan memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0,05. Berikut adalah hasil pengolahan data uji normalitas berdasarkan program SPSS versi 20 : Tabel 4.5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Mean Normal Std. a,b Parameters Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
22 .0000000 313.07375995 .142 .142 -.093 .666 .766
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014
Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai sebesar 0.666 denga Asymp.sig. sebesar 0.766 yang lebih besar dari 0.05 yang dapat disimpulkan bahwa data bedistribusi normal.
61 4.4
Analisis Regresi Berganda Alat analisis data yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable) maka harus dilakukan analisis regresi berganda. Pada penelitian ini uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (debt to equity ratio dan earning per share) terhadap variabel dependen (harga saham) yang dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut : Y = α + β 1. X 1 + β 2 . X 2 + e Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.20 untuk pengujian analisis regresi linear berganda pada perusahaanperusahaan properti dan real estate yang tergabung di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 diperoleh hasil persamaan analisis regresi berganda sebagai berikut : Tabel 4.6 Analisis Regresi Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B (Constant) 1
Std. Error
257.558
96.650
der
39.627
91.510
eps
6.398
.681
Beta 2.665
.010
.035
.433
.666
.764
9.388
.000
a. Dependent Variable: saham
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014 Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk harga saham perusahaan-perusahaan properti dan real estate adalah sebagai berikut: Harga Saham (Y) = 257.558 + 39.627X1 + 6.398X2 Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di
atas dapat
diartikan sebagai berikut : a.
Konstanta (α) sebesar 257.558 mempunyai arti apabila rasio keuangan sama dengan nol maka harga saham perusahaan-perusahaan properti dan real estate bernilai positif sebesar 257.558
b. Koefisien regresi debt to equity ratio sebesar 39.627 mempunyai arti bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1% berhubungan positif terhadap harga saham perusahaan-perusahaan properti dan real estate sebesar Rp 39.627. Koefisien bernilai positif artinya terjadi
62 hubungan yang searah antara debt to equity ratio dengan harga saham, dimana semakin naik debt to equity ratio maka akan semakin naik harga saham. c.
Kenaikan regresi sebesar 6.398 mempunyai arti bahwa setiap kenaikan EPS sebesar 1% berhubungan positif terhadap harga saham perusahaanperusahaan properti sebesar Rp 6.398. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara EPS dengan harga saham, dimana semakin EPS naik maka akan semakin naik harga saham.
4.5
Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Hasil perhitungan koefisien determinasi ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
.771
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.595
.582
414.35844
a. Predictors: (Constant), eps, der b. Dependent Variable: saham
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014 Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 59.5%. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel debt to equity ratio (DER), dan earning per share
(EPS) terhadap harga saham yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini adalah sebesar 59.5% dan sisanya sebesar 40.5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model persamaan, seperti faktor ekonomi negara secara makro, faktor sentimen pasar serta faktor politik negara.
63 4.6
Uji Hipotesis 1. Uji t (uji parsial) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas (independent) secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependent). Prosedur pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menentukan level of significance a = 0,05. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, begitupun sebaliknya. b. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B (Constant) 1
Std. Error
257.558
96.650
der
39.627
91.510
eps
6.398
.681
Beta 2.665
.010
.035
.433
.666
.764
9.388
.000
a. Dependent Variable: saham
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014 Untuk menghitung ttabel dapat dicari dengan cara sebagai berikut : • Degree of freedom (df2) = n – k (n2) Dimana : k = jumlah variabel (bebas + terikat) n = jumlah observasi/sampel pembentuk regresi.
• Degree of freedom (df2) = 22 -3 = 19 Yang apabila menggunakan ttabel akan ditemukan titik temu antara 19 dengan 0.05 dengan nilai 2.093. Sehingga dengan nilai tersebut dapat disimpulkan dan berdasarkan tabel output perhitungan di atas maka dapat diketahui :
64 a.
Nilai thitung untuk DER sebesar 0.433 Variabel X1 mempunyai thitung = 0.433 < ttabel = 2.093, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi variabel X1 tidak memiliki kontribusi terhadap Y, artinya DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. b. Nilai thitung untuk EPS sebesar 9.388 Variabel X2 mempunyai thitung = 9.388 < ttabel2.093, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi variabel X2 memiliki kontribusi terhadap Y, artinya EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
2. Uji f (uji simultan) Pengujian dilakukan untuk menguji apakah parameter koefisien R square signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik uji F dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 5%. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Jalur secara Simultan a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
15864698.828
2
7932349.414
Residual
10816653.757
63
171692.917
Total
26681352.585
65
F
Sig.
46.201
.000
b
a. Dependent Variable: saham b. Predictors: (Constant), eps, der
Sumber : Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 20, 2014 Untuk menghitung Ftabel dapat dicari dengan cara sebagai berikut • Degree of freedom (df1) = k – 1 (n1) • Degree of freedom (df2) = n – k (n2) Dimana : k = jumlah variabel (bebas + terikat) n = jumlah observasi/sampel pembentuk regresi.
• Df1 = 3 – 1 = 2 (n1) • Df2 = 22 – 3 = 19 (n2) Dengan menggunakan tabel fhitung dapat diketahui besarnya nilai dari titik temu antara 2 dan 19 sebesar 2.63. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan tabel output perhitungan SPSS di atas maka dapat diketahui nilai Fhitung pada tabel Anovab
65 yaitu sebesar 46.201 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau 5% dan Fhitung > Ftabel = 46.201 > 2.63 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki arti terdapat pengaruh yang berarti antara debt to equity ratio dan earning per share secara simultan terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisis jalur melalui uji parsial
hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel DER berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octavia (2010) yang menyatakan bahwa investor mempertimbangkan meningkatnya debt to equity ratio karena dapat menimbulkan resiko karena timbulnya interest tambahan. Tetapi hal ini dapat terjadi karena debt to equity ratio bukan faktor utama dalam penilaian harga saham, di mana terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham tetapi tidak menjadi dijadikan variabel dalam penelitian ini.
Variabel EPS berpengaruh positif secara signifikan terhadap harga saham. Hasil ini relatif sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octavia (2010) menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik terhadap para pemegang saham. Dengan adanya kenaikan EPS, maka kemungkinan keuntungan yang didapat oleh investor akan lebih besar. Hal ini berarti informasi EPS yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan merupakan hal utama yang diperhatikan oleh para investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi permintaan terhadap saham perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga dari saham tersebut.
66