BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Sample Penelitian Skripsi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 yang terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan berturut-turut mulai tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013. Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel, maka sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan, sehingga jumlah sampel total dengan periode penelitian 4 tahun adalah 64 perusahaan. Tabel 2 Prosedur Pengambilan Sampel Prosedur Pengambilan Sampel Perusahaan yang terdaftar di BEI Perusahaan non-LQ 45 Perusahaan yang tidak konsisten masuk dalam daftar indeks LQ 45 bursa efek indonesia selama tahun 2010-2013
Jumlah 507 (462) (22)
Perusahaan yang tidak konsisten menggunakan mata uang rupiah selama tahun 2010-2013
(5)
Perusahaan yang tidak konsisten memperoleh laba selama tahun
(0)
2010-2013 Perusahaan yang tidak menyajikan data mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan selama tahun 2010-2013
(2)
Perusahaan yang menjadi sampel akhir Tahun Pengamatan mulai 2010-2013 (4 Tahun) Jumlah sampel total selama periode penelitian
16 4 64
Sumber: www.idx.co.id, Lampiran 1
4.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian Tabel 3 mengenai distribusi perusahaan LQ 45 berdasarkan tepat dan tidak tepatnya perusahaan dalam menyerahkan laporan keuangan. Tabel 3 Distribusi Perusahaan LQ 45 yang Tepat Waktu dan Tidak Tepat Waktu dalam Pelaporan Keuangan selama Periode Penelitian Kategori Perusahaan Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu Total Sumber: Lampiran 2
2010 Jml % 15 93,75
Tahun Penelitian 2011 2012 Jml % Jml % 15 93,75 14 87,50
2013 Jml % 15 93,75
1
6,25
1
6,25
2
12,50
1
6,25
16
100
16
100
16
100
16
100
Tabel 3 menunjukkan jumlah perusahaan yang tepat waktu dan tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan berdasarkan jenis industri untuk periode 2010-2013. Dari tabel 3 diketahui bahwa pada tahun 2010 terdapat 15 perusahaan (93,75%) yang menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu sedangkan 1 perusahaan (6,25%) yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pada tahun 2011 terdapat 15 perusahaan (93,75%) yang menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu sedangkan sisanya 1 perusahaan (6,25%) yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Tahun 2012 terdapat 14 perusahaan (87,50%) menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu sedangkan 2 perusahaan (12,50%) menyerahkan laporan keuangannya secara tidak tepat waktu. Tahun 2013 terdapat 15 perusahaan (93,75%) yang menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu sedangkan 1 perusahaan (6,25%) menyerahkan laporan keuangannya secara tidak tepat waktu.
4.2 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis 4.2.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), leverage keuangan (DER), kepemilikan publik (KP), maka akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel. Sedangkan variabel kompleksitas operasi perusahaan (OPERA), reputasi kantor akuntan publik (KAP), dan pergantian auditor (AUDCH) tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok (Ghozali, 2005:3). Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik, oleh sebab itu tidaklah tepat menghitung nilai ratarata(mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2005:4). Hal tersebut seperti yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Descriptive Statistics
ROA CR DER OPERA KP KAP AUDCH Timelines Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
64 64 64 64 64 64 64 64
2 29 0 1 15 0 0 0
72 1064 2 1 50 1 1 1
16.26 242.04 .71 1.00 33.60 .94 .88 .92
10.681 191.833 .500 .000 9.998 .244 .333 .270
64
Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa Nilai minimum variabel profitabilitas (ROA) yang diproksikan dengan menggunakan logaritma natural adalah 2% yang dimiliki oleh PT. Aneka Tambang, Tbk. pada tahun 2013, sedangkan nilai maksimumnya adalah 72% yang dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk. tahun 2013 dan nilai rata-rata variabel profitabilitas adalah 16,26% dengan standar deviasi 10,681%. Nilai minimum variabel likuiditas (CR) adalah 29 yang dimiliki oleh PT. Semen Gresik, Tbk. tahun 2010, sedangkan nilai maksimumnya 1064 % yang dimiliki oleh PT. Semen Gresik, Tbk. tahun 2011 dan nilai rata-rata variabel likuiditas adalah 242,04% dengan standar deviasi 191,833%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah sebesar 242,04%, artinya: setiap Rp 1 kewajiban dijamin oleh Rp 2,42 aset lancar. Nilai minimum variabel leverage keuangan (DER) adalah 0 yang artinya tidak ada nilai minimum selama tahun 2010-2013, tetapi nilai maksimum sebesar 2% dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk. tahun 2012 dan nilai rata-rata variabel leverage keuangan adalah 0,71% dengan standar deviasi 0,500%. Kompleksitas Operasi Perusahaan tidak memiliki nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata karena 16 perusahaan LQ 45 masing-masing memiliki anak perusahaan (Lampiran 6). Nilai minimum variabel kepemilikan publik (KP) adalah 15 yang dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk pada tahun 2010-2013,
sedangkan nilai maksimumnya adalah 50% yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. pada tahun 2010, 2011. Nilai rata-rata variabel kepemilikan publik adalah 33,60% dengan standar deviasi 9,998%. Tabel 5 Descriptive Statistics Reputasi Kantor Akuntan Publik
Valid KAP Non Big Four KAP Big Four Total Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
Perusahaan
yang
Frequency
Percent
4 60 64
6.25 93.75 100.00
menggunakan
jasa
Valid Percent 6.25 93.75 100.00
KAP
Cumulative Percent 6.25 100.00
diukur
dengan
menggunakan variabel dummy. Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four diberi nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non Big Four diberi nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan dapat diketahui bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafilasi dengan KAP Big Four sebanyak 60 perusahaan atau 93,75%. Sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four sebanyak 4 perusahaan atau sebanyak 6,25%.
Tabel 6 Descriptive Statistics Pergantian Auditor
Ada Pergantian Auditor Tidak Ada pergantian Auditor Total Sumber:SPSS versi 16 (diolah) Valid
Frequency
Percent
8 56 64
12.50 87.50 100.00
Valid Percent 12.50 87.50 100.00
Cumulative Percent 12.50 100.00
Perusahaan yang melakukan pergantian auditor dengan menggunakan variabel dummy. Kategori perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi nilai 1, sedangkan perusahaan yang melakukan pergantian
auditor diberi nilai 0. Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan dapat diketahui bahwa perusahaan yang melakukan pergantian auditor sebanyak 8 perusahaan atau 12,50%. Sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditorsebanyak 56 perusahaan atau sebanyak 87,50%.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolenearitas Uji multikolenearitas bertujuan untuk menunjukkan hubungan yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi adanya gejala multikolenearitas pada model regresi diuji dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolenearitas terjadi jika VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Uji Multikolenearitas Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
Standardized Coefficients
t
Sig.
6.423
.000
Beta
Coefficientsa Collinearity Statistics Toler VIF ance
(Constant)
1.811
.282
ROA CR DER OPERA KP KAP
-.009 -2,138 -.297 -.374 -.010 -.223
.003 .000 .102 .143 .004 .154
-.359 -.015 -.549 -.291 -.350 -.201
-2.936 -.105 -2.920 -1.876 -2.458 -1.443
.005 .917 .005 .014 .017 .154
.811 .582 .343 .205 .599 .625
1.233 1.717 2.912 2.081 1.669 1.599
AUDCH
.002
.103
.002
.016
.987
.848
1.179
a. Dependent Variable: Timelines
4.2.3 Uji Hipotesis 1. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) Menilai kelayakan model regresi dapat dilakukan dengan menilai nilai signifikan pada tabel Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit). Model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data observasinya apabila nilai Chi-square > 0,05 (Ghozali, 2005). Pada tabel 8 ditunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Chi-square sebesar 5.894 dengan tingkat signifikansi 0,659 dimana 0,659> 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak (H0 diterima). Hal ini berarti model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Tabel 8 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test ChiDf square 1 5.894 8 Sumber: SPSS versi 16 (diolah) Step
Sig. .659
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model dapat dilakukan dengan memperhatikan angka -2Log Likehood (-2LL) block number = 0 dan -2Log Likehood (-2LL) block number =1 pada akhir. Apabila ada penurunan dalam -2LL pada awal dan -2LL pada akhir maka ini menunjukkan regresi yang lebih baik. Dalam
langkah ini bertujuan untuk menguji kesesuaian antara model dengan data. Berikut ini merupakan hasil pengujian overall model fit: Tabel 9 Hasil Uji Overall Model Fit Iteration Historya,b,c
1
38.309
Coefficients Constant 1.683
2
35.091
2.268
3 4
34.930 34.929
2.438 2.451
-2 Log likelihood
Iteration
Step 0
b. Initial -2 Log Likelihood: 34.929 c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001. Model Summary Step
-2 Log likelihood
1
18.266a
Cox & Snell R Nagelkerke R Square Square .232
.546
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
Berdasarkan tabel di atas, nilai -2LL awal adalah sebesar 34.929dan setelah dimasukkan variabel independennya, maka nilai -2LL akhir menurun menjadi 18.266. Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang baik atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. 3. Menilai Koefisien Determinasi (R2) Uji penilaian model bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dengan melihat nilai Cox and Snell’s R Square. Hasil output dalam Cox and Snell’s
R Square memiliki analogi yang sama dengan R-Square pada regresi linear. Tabel 10 berikut ini menunjukkan hasil pengujian koefisien determinasi:
Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Step
-2 Log likelihood
1
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
.232
.546
18.266a
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found. Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
Tabel 10 didapatkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,232 yang menunjukan bahwa variabel independen profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), leverage (DER), kompleksitas operasi perusahaan (OPERA), kepemilikan publik (KP), reputasi KAP (KAP), dan pergantian auditor (AUDCH) memberikan sumbangan efektif terhadap variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 2,32%. Nilai Nagelkerke R Square adalah 0,546 yang berarti bahwa variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 54,6%. Sedangkan sisanya sebesar 45,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. 4. Tabel Klasifikasi Tujuan akhir dari regresi logistik adalah menentukan tingkat keakuratan dari analisis regresi logistik dalam mengklasifikasikan perusahaan tepat waktu dan perusahaan yang tidak tepat waktu. Tabel klasifikasi menunjukkan
kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi perusahaan yang tepat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat yang dinyatakan dalam persen. Tabel 11 Hasil Tabel Klasifikasi Classification Tablea Predicted Timelines Observed
Step 1
perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan Timelines keuangan perusahaan yang tepat waktu menyampaikan laporan keuangan Overall Percentage
perusahaan perusahaan yang tidak tepat yang tepat waktu waktu menyampaikan menyampaikan laporan laporan keuangan keuangan
Percentage Correct
2
3
40.0
1
58
98.3 93.8
a. The cut value is .500 Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa pada kolom prediksi yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan ada 2, sedangkan hasil observasi adalah 5, jadi tingkat keakuratan analisis regresi logistik dalam memprediksi yaitu sebesar 40% (hasil dari perhitungan 2/5 x 100%). Prediksi tingkat ketepatan waktu suatu perusahaan yang mempunyai ketepatan waktu adalah 58, sedangkan hasil observasi sejumlah 59 sehingga ketepatan
klasifikasi sebesar 98,3% (hasil dari perhitungan 58/59 x 100%).
Secara
keseluruhan model ini mampu memprediksikan dengan tingkat keakuratan sebesar 93,8%. 5. Uji Simultan (Omnibus Tests Of Model Coefficients) Uji Chi-square dibuktikan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan terdapat pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil Uji Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Df
Sig.
Step
16.663
6
.011
Block
16.663
6
.011
Model 16.663 Sumber: SPSS versi 16 (diolah)
6
.011
Step 1
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil pada nilai Chi-square 16,663 dengan tingkat signifikansi < 0,05 (p = 0,000) dengan tingkat probabililitas sebesar 0,011. Tingkat probabilitas sebesar 0,011 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik dan pergantian auditor berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
6. Uji Parsial Tahap akhir setelah uji koefisien regresi adalah uji parsial yang dilakukan dengan cara melakukan uji wald. Uji parsial dilakukan untuk menguji signifikansi setiap variabel independen dengan melihat kolom sig atau significance. Prosedur pengujian menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5% yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel terikat jika nilai < 0,05. Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut: Tabel 13 Hasil Uji Parsial Variabels In The Equation
Step 1a
B
Sig.
Exp(B)
ROA
4.277
.024
2.298
CR
.996
.012
1.006
DER OPERA
.450 .006
.045 .077
1.846 .347
KP
1.005
.042
1.018
KAP
-.350
.026
.621
AUDCH
-.205
.500
1.317
Constant
-5.483
.923
.916
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, CR, DER, OPERA, KP, KAP, AUDCH. S umber: SPSS versi 16 (diolah)
Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka dapat diperoleh model regresi logistik sebagai berikut:
Ln (TL/1-TL) = -5,483+ 4,277 ROA + 0,996 CR+ 0,450 DER + 0,006 OPERA+ 1,005 KP-0,350 KAP-0,205 AUDCH + e Hasil penelitian diatas menunjukan bahwa: 1. Variabel profitabilitas menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 4,277 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,024 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Variabel likuiditas menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,996 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Variabel leverage menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,450 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Variabel kompleksitas operasi perusahaan menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,006 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,077 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
5. Variabel kepemilikan publik menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 1,005 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,042 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 6. Variabel reputasi kantor akuntan publik menunjukan nilai koefisien regresi sebesar -0,350 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 7. Variabel pergantian auditor menunjukan nilai koefisien regresi sebesar 0,205 dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,500 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap
Ketepatan
Waktu
Pelaporan
Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai profitabilitas signifikan sebesar 0,024 dan nilai koefisien regresi 4,277.
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,024 < 0,05). Hasil pengujian tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Respati (2004), Hilmi dan Ali (2008), dan Dhea (2010) serta sesuai dengan teori yang digunakan yaitu teori signal (Signalling Theory) dan teori agensi (Agency Theory). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lie (2012) yang menyatakan bahwa pada penelitiannya terdapat beberapa perusahaan selama tahun 2008-2010 menghasilkan profitabilitas negatif namun tetap menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2014) bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan karena kinerja dari perusahaan tidak hanya dilihat dari besarnya nilai profitabilitas pada periode tersebut, manajemen dari perusahaan yang memiliki profit rendah memiliki ekspektasi bahwa pada periode mendatang perusahaan masih bisa mendapatkan profit. Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat profitabilitas yang rendah maka perusahaan tersebut cenderung menunda penyampaian laporan keuangannya dan akan membawa reaksi negatif dari pasar serta turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan pada perusahaan yang mengumumkan laba atau tingkat profitabilitas yang tinggi maka cenderung akan mempercepat penyampaian laporan keuangan dan akan berdampak positif terhadap penilaian pihak lain atas kinerja perusahaannya.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi maka laporan keuangan yang dihasilkan mengandung berita baik yang harus segera diketahui oleh publik. Hal seperti ini terjadi karena manajer sebagai pihak agen ingin menunjukkan kepada pihak prinsipal bahwa kinerja perusahaan sesuai dengan apa yang diinginkan sehingga manajer akan dipercaya untuk mengelola perusahaan pada periode jangka panjang dan diharapkan adanya kompensasi berupa bonus kas atau saham atas kinerja mereka.
4.3.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai likuiditas signifikan sebesar 0,012 dan nilai koefisien regresi 0,996. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,012 < 0,05). Hasil pengujian tersebut sesuai dengan Penelitian Suharli dan Rachpiliani
(2006)
memberikan
bukti
empiris
bahwa
likuiditas
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Rata-rata tingkat likuiditas perusahaan sampel cukup tinggi yaitu 242,04% yang mempengaruhi perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu karena setiap Rp 1 kewajiban dijamin oleh Rp 2,42 aset lancar. Perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar yang semakin besar, mengasumsikan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik (good news) sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya.
4.3.3 Pengaruh Leverage Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Hasil analisis diatas, nilai leverage signifikan sebesar 0,045 dan nilai koefisien regresi 0,450. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,045 < 0,05). Dari hasil pengujian diatas dengan melihat tanda koefisien yang menunjukan arah positif artinya semakin rendah tingkat leverage (DER) menunjukan bahwa perusahaan lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri dan tidak menimbulkan kesulitan keuangan sehingga perusahaan lebih tepat waktu menyampaikan laporan keuangan.
Terdapat pengaruh tingkat leverage perusahaan yang menunjukan bahwa utang dapat mempengaruhi perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan. Kondisi seperti ini disebabkan perusahaan atau manajemen berkewajiban untuk menyediakan informasi yang wajar mengenai tinggi atau rendahnya utang yang dimiliki karena kreditur cenderung mengawasi tingkat leverage perusahaan sehingga perusahaan wajib memberikan informasi yang lebih cepat kepada publik. Apabila perusahaan menunda menyampaikan laporan keuangan karena harus memperbaiki tingkat leverage maka akan memperlambat menyampaikan laporan keuangan ke publik yang akan menimbulkan berkurangnya tingkat kepercayaan dari para kreditur. Meskipun temuan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Owusu-Ansah (2000), Respati dan Wening (2004), Hilmi dan Ali (2008), Rini (2010) tetapi temuan ini sesuai dengan logika teori dalam penelitian.
4.3.4 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kompleksitas operasi perusahaan tidakberpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai kompleksitas operasi perusahaan signifikan sebesar
0,077 dan nilai koefisien regresi 0,006. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,077 > 0,05). Berdasarkan pengujian diatas, kompleksitas operasi perusahaan tidak tergantung pada jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
karena
auditor
dalam
menyelesaikan
tugas
auditnya
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, misalnya laba yang diperoleh suatu perusahaan serta kepemilikan saham dari pihak luar yang ingin segera dipublikasikan karena akan mengandung berita baik bagi para pemakai laporan keuangan. Temuan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Owusu-Ansah (2000), Ukago (2004) yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
4.3.5 Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai kepemilikan publiksignifikan sebesar 0,042 dan nilai koefisien regresi 1,005. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,042 < 0,05).
Hasil pengujian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utari (2004), Oktorina dan Suharli (2005), dan Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan adanya konsentrasi kepemilikan publik maka pihak manajamen akan lebih mendapat tekanan dari pihak luar perusahaan untuk lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan karena para pemegang saham ingin segera mengetahui perkembangan dan kondisi perusahaan. Pihak luar dapat mempengaruhi perusahaan melalui media massa yang dapat berupa kritikan atau komentar dalam kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan apabila perusahaan memiliki kepemilikan publik berupa saham yang cukup tinggi. Dengan adanya pengawasan dari pihak luar maka manajemen dituntut untuk mampu menunjukan kinerja yang baik.
4.3.6 Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai reputasi kantor akuntan publik signifikan sebesar 0,026 dan nilai koefisien
regresi -0,350. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,026 < 0,05). Hasil pengujian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktorina dan Suharli (2005) dan Hilmi dan Ali (2008) yang menyatakan bahwa reputasi kantor akuntan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Maka berdasarkan hasil analisis ini dan nilai dummy yang telah ditentukan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four cenderung tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya karena auditor memiliki dorongan untuk mengembangkan dan memasarkan keahliannya mengenai kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan daripada auditor kecil. KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan kecil. Kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Auditor besar cenderung untuk memberi informasi kepada klien tentang peraturan yang baru dan meminta klien untuk mematuhinya. Hal ini dikarenakan KAP besar lebih banyak disorot publik dan lebih dituntut untuk menghasilkan
laporan
keuangan
yang
tidak
hanya
untuk
tujuan
akuntanbilitas dan tepat waktu, tetapi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.
4.3.7 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pergantian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan LQ 45. Pada hasil analisis diatas, nilai pergantian auditor signifikan sebesar 0,500 dan nilai koefisien regresi 0,205. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah pada level kesalahan 0,05 (5%), berarti nilai (0,500 > 0,05). Hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ksa (2003) yang menyatakan bahwa pergantian auditor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pengujian ini juga tidak sesuai dengan teori yang ada dalam penelitian ini yaitu bahwa banyaknya prosedur yang ditempuh oleh auditor pengganti dalam proses pengauditan mengakibatkan lamanya pengauditan dan berakibat penundaan penyampaian laporan keuangan.