Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
BAB 3. PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat. PHBS juga berhubungan dengan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. PHBS dan promosi hygiene yang akan digambarkan disini terkait dengan sanitasi, yaitu berkaitan dengan cuci tangan dengan sabun, air bersih, dan jamban sehat, baik pada tatanan rumah tangga, maupun tatanan sekolah. 3.1.1. PHBS Tatanan Rumah Tangga Kebiasaan hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga sangat berhubungan dengan perilaku. Karena itu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan promosi higiene sangat penting dimulai dari keluarga/ rumah tangga. Berdasarkan hasil survey Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survey Environmental Health Risk Assessment (EHRA)1 terhadap 2.000 responden di 50 kelurahan/desa/negeri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan promosi Higiene pada tatanan rumah tangga adalah: a. Mencuci tangan memakai sabun dan diare. Kebiasaan masyarakat kota Ambon dalam hal mencuci tangan sendiri memakai sabun telah dapat menjadi perilaku, dimana 80,9% responden menggunakannya. Kebiasaan mencuci tangan memakai sabun adalah salah satu faktor penting mencegah masuknya penyakit ke dalam tubuh, misalnya diare.
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.1. Kebiasaan Ibu Mencuci Tangan dengan Sabun Kebiasaan ibu mencuci tangan dengan sabun (Grafik 3.1.) secara umum dilakukan sebelum makan (93,1%), setelah makan (88,5%), dan setelah buang air besar (75,1%). Namun beberapa kebiasaan 1
Survey EHRA dilakukan pada 50 desa/kelurahan di Kota Ambon, dengan jumlah responden sebanyak 2.000 orang, pada April-Mei 2012.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 1
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
baik mencuci tangan memakai sabun belum dilakukan secara baik, seperti mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menyiapkan makanan (49,5%), setelah memegang hewan (32,1%), setelah menceboki bayi/anak (31,1%), dan sebelum memberi/menyuapi anak (30,5%). Kebiasaan mencuci tangan ini sering dilakukan di tempat cuci piring (80,2%), di kamar mandi (39%), dan di dapur (27,1%). Terkait dengan anggota keluarga yang terkena diare, 84,7% responden tidak pernah mengalaminya. Terdapat 5,2% mengalaminya lebih dari 6 bulan yang lalu, 3,4% mengalaminya 6 bulan terakhir, 2,4% mengalaminya 3 bulan terakhir, dan terdapat 10 responden (0,5%) yang mengalaminya saat diwawancarai (Grafik 3.2). Anggota keluarga yang mengalami diare terdapat pada semua lapisan umur, baik balita, non balita, remaja maupun orang dewasa (Grafik 3.2). Penderita diara terbanyak umumnya adalah anak-anak balita (32%), orang dewasa perempuan (21,3%), anak-anak non balita (17%), dan orang dewasa laki-laki (15,4%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.2. Waktu Ketika Anggota Keluarga yang Terkena Diare
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.3. Anggota Keluarga yang Terkena Diare
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 2
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
b. Pengelolaan sampah rumah tangga. Berdasarkan survey EHRA, pengelolaan sampah rumah tangga (Grafik 3.4.) secara umum adalah dengan membuang ke TPS (38,9%). Selain itu cara pengelolaan lain yang banyak dilakukan adalah membakar sampah (35,9%), membuang sampah ke sungai/kali/pantai/laut (10,5%), dan membuang sampah ke lahan kosong/ kebun/hutan dan dibiarkan saja di sana (9,5%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga c. Pembuangan air kotor/limbah tinja manusia, dan lumpur tinja. Berdasarkan survey EHRA, anggota keluarga dewasa bila ingin membuang air besar (Grafik 3.5) telah 86,6% dilakukan di jamban pribadi. Namun demikian masih ditemui juga responden yang membuang air besar di sungai/pantai/laut (105 responden atau 5,3%), MCK/WC umum (91 responden atau 4,6%), kebun/pekarangan (37 responden atau 1,9%), WC helikopter (13 responden atau 0,7%), lubang galian (4 responden atau 0,2%), dan selokan/parit/got (2 responden atau 0,1%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.5. Tempat Anggota Keluarga Bila Ingin Buang Air Besar Sementara itu, sudah 84,9% responden yang tidak lagi buang air besar (BAB) di tempat terbuka (Grafik 3.6.). Namun demikian, ada responden yang menerangkan bahwa masih ada orang tapi tidak jelas siapa (5,2%), laki-laki dewasa (4,5%), perempuan dewasa (4%), anak laki-laki dan anak perempuan berumur 5.- 12 tahun, remaja laki-laki dan perempuan, bahkan orang tua yang masih melakukan BAB di tempat terbuka.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 3
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.6. Responden Yang BAB di Tempat Terbuka Jenis kloset pada jamban pribadi di rumah (Grafik 3.7) umumnya kloset jongkok leher angsa (77,1%). Sisanya kloset duduk siram leher angsa (13,0%), tidak punya kloset (8,3%), cempung (0,9%), dan plengsengan (0,8%). Sedangkan tempat penyaluran akhir tinja (Grafik 3.8) umumnya adalah tangki septik (77,7%), dan masih ada yang menyalurkan tinja ke sungai/pantai/laut (8%), cubluk/ lobang tanah (6,4%), kebun/ tanah lapang (1,1%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.7. Jenis Kloset Pada Jamban Pribadi
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.8. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja Ketika ditanyakan kapan tangki septik terakhir dikosongkan (Grafik 3.9), umumnya responden menjawab tidak pernah (76,8%), tidak tahu (12,5%), 1-5 tahun yang lalu (5,8%), lebih dari 5-10 tahun yang lalu (2,1%), lebih dari 10 tahun (1,7%), dan 0-12 bulan yang lalu (1,2%). Pada sisi lain, menurut pengetahuan responden tentang kemana lumpur tinja dibuang pada saat tangki septik
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 4
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
dikosongkan (Grafik 3.10), umumnya adalah tidak mengetahui (90,3%), sungai (4,2%), dikubur di halaman (3,6%), dan lainnya (1,9%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.9. Wak\]]tu Tangki Septik Terakhir Dikosongkan
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.10. Tempat Lumpur Tinja Dibuang Pada Saat Tangki Septik Dikosongkan Selain itu ketika ditanya siapa yang mengosongkan tangki septik (Grafik 3.11) umumnya adalah tidak tahu (56,2%), layanan sedot tinja (34,3%), dikosongkan sendiri, membayar tukang (0,6%), dan bersih karena banjir (0,3%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.11. Siapa MengosongkanTangki Septik
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 5
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
d. Drainase lingkungan/ selokan sekitar rumah dan banjir. Berdasarkan survey EHRA, terdapat 62,3% responden mempunyai sarana pengolahan air limbah/ air kotor bukan tinja. Air bekas buangan (air limbah bukan tinja) yang berasal dari dapur, kamar mandi, tempat cuci pakaian, dan wetafel, umumnya dialirkan ke saluran terbuka (Grafik 3.12). Air buangan tersebut umumnya juga dialirkan ke sungai, jalan/halaman, saluran tertutup, lubang galian.
Keterangan: 1 = Saluran Terbuka 4 = Saluran Tertutup
Sumber: Survey EHRA, 2012
2 = Sungai/ Kanal 5 = Lubang Galian
3 = Jalan, Halaman 6 = Pipa IPAL Sanimas
7 = Tidak Tahu
Grafik 3.12. Tempat Air Bekas Buangan (Air Limbah Selain Tinja) Dibuang Peristiwa banjir umumnya tidak pernah dialami responden (79,1%). Untuk responden yang mengalami banjir, banjir tersebut terjadi secara rutin (53,5%), dan ketika terakhir kali banjir, air masuk ke rumah (62,1%). Ketinggian air ketika banjir (Grafik 3.14) adalah setumit orang dewasa (39,5%), selutut orang dewasa (34,1%), atau juga sepinggang orang dewasa (10%). Sedangkan durasi genangan banjir adalah antara 1-3 jam (35%), kurang dari 1 jam (30%), setengah hari (10,3%), dan satu hari (12,6%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.13. Tempat Tinggal Pernah Terkena Banjir
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 6
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.14. Ketinggian Air ketika Banjir Masuk Rumah
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.15. Durasi Genangan Banjir e. Pengelolaan air minum, masak, mencuci dan gosok gigi yang aman dan higiene. Sumber air ledeng PDAM masih merupakan sumber air utama bagi masyarakat di Kota Ambon, terutama untuk air minum, masak, mencuci dan gosok gigi (Grafik 3.16). Meskipun demikian masyarakat sering pula menggunakan sumur pompa/ tangan, air kran umum proyek, sumur gali terlindungi, dan air hidran umum PDAM. Berdasarkan survey EHRA, sumber air yang biasa digunakan responden untuk minum adalah air ledeng PDAM (28,5%), air isi ulang (15,8%), air kran umum PDAM/Proyek (15,1%), air sumur pompa tangan (14,8%), dan air sumur gali terlindungi (12,8%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk masak adalah air ledeng PDAM (31,7%), air sumur pompa tangan (17%), air kran umum PDAM/Proyek (15,4%), dan air sumur gali terlindungi (13,5%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk cuci piring/gelas adalah air ledeng PDAM (30,1%), air sumur pompa tangan (18%), air sumur gali terlindungi (15,3%), dan air kran umum PDAM/Proyek (14,2%). Sumber air yang biasa digunakan responden untuk mencuci pakaian adalah air ledeng PDAM (28,3%), air sumur pompa tangan (17,6%), air sumur gali terlindungi (15,3%), air kran umum PDAM/Proyek (10,8%), dan air sungai (8,4%). Sumber air yang
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 7
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
biasa digunakan responden untuk menggosok gigi adalah air ledeng PDAM (28,9%), air sumur pompa tangan (16,8%), air kran umum PDAM/Proyek (14,7%), dan air sumur gali terlindungi (13,3%).
Keterangan: 1 = Air botol kemasan 5 = Air kran umum proyek 9 = Mata air terlindungi 12= Air dari sungai
Sumber: Survey EHRA, 2012
2 = Air isi ulang 3 = Air ledeng PDAM 6 = Sumur pompa/tangan 7 = Sumur gali terlindungi 10= Mata air tidak terlindungi 11= Lainnya
4 = Air hidran umum PDAM 8 = Sumur gali tdk terlindung 11 = Air hujan
Grafik 3.16. Sumber Air untuk Minum, Masak, Cuci Pring/Gelas, Cuci Pakaian, dan Gosok Gigi Kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari (Grafik 3.17), umumnya tidak pernah dialami oleh responden (68%). Untuk responden yang mengalami kesulitan memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari, terdapat 11,9% mengalamnyai beberapa jam saja, 10% mengalaminya satu sampai beberapa hari, dan 6,9% mengalaminnya lebih dari seminggu. Sedangkan cara responden mengolah air untuk diminum secara umum adalah dengan merebus air (96,9%), dan menyimpannya dalam teko/ketel/ceret (52,4%), panci tertutup (24,7%), dan botol/termos (16,6%).
Sumber: Survey EHRA, 2012
Grafik 3.17. Kesulitan Mendapatkan Air di Rumah Tangga
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 8
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
3.1.2. PHBS Tatanan Sekolah PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Kondisi sanitasi sekolah di Kota Ambon didasarkan pada kondisi di 114 Sekolah Dasar (55,07% dari 207 SD/MI yang ada), 15 SMP (27,8% dari 54 SMP/MTs yang ada), dan 34 SMA/SMK (72,3% dari 47 SMA/SMK/MA yang ada). Kondisi fasilitas sanitasi toilet dan tempat cuci tangan di sekolah-sekolah tergambar pada Tabel 3.1.A untuk SD/MI, Tabel 3.1.B untuk SMP/MTs, dan Tabel 3.1.C untuk SMA/SMK/MA. Sedangkan kondisi sarana sanitasi sekolah berupa pengelolaan sampah dan pengetahuan higiene tergambar pada Tabel 3.2.A untuk SD/MI, Tabel 3.2.B untuk SMP/MTs, dan Tabel 3.2.C untuk SMA/SMK/MA. Pada tingkat SD/MI, masih terdapat sekolah yang tidak memiliki toilet, ataupun kalau ada toiletnya sudah rusak/ tidak berungsi (Tabel 3.1.A). Hal ini terjadi pada SDN 87 dan SDN 79 Ambon di Air Kuning Desa Batu Merah, SDN 74, SDN 90 Wayame, SD Naskat Amaory – Desa Passo, SDN 11 Ambon, SDN 4 Halong, SDN 68 Ambon, SD Inpres 51 Ambon, dan SD Kristen Belakang Soya B3 Ambon. Dari semua SD, terdapat 88 sekolah (77%) yang memiliki fasilitas cuci tangan, yang dilengkapi sabun. Pengelolaan sampah dan hygiene di SD/MI (Tabel 3.2.A) menunjukan bahwa ada 5 sekolah yang tidak mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi, yaitu SDN 56 Perumnas, SDN 2 Latuhalat, SD Ipres 49 Ambon, SDN Latta, dan SDN 7 Ambon. Sekolah umumnya mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas (86%). Pada SD/MI, cara pengolahan sampah yang utama adalah dikumpulkan bersama pada satu tempat (70%), meskipun ada sekolah yang telah memisahkan sampah (56%), dan membuat kompos (23%). Pada tingkat SMP/MTs, semua sekolah memiliki toilet (Tabel 3.1.B). Fasilitas cuci tangan umumnya telah tersedia, meskipun terdapat 2 SMP yang tidak memilikinya, yaitu SMPN 9 Ambon, dan SMP Hang Tuah. Pengelolaan sampah dan hygiene di SMP/MTs (Tabel 3.2.B) menunjukan bahwa ada 2 sekolah yang tidak pernah mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi, yaitu SMP Hang Tuah dan SMPN 22 Ambon. Pada SMP/MTs, cara pengolahan sampah yang utama di semua sekolah adalah mengumpulkan pada satu tempat. Namun demikian pada sekolah-sekolah tersebut, terdapat SMPN 9 Ambon telah juga melakukan pemisahan sampah dan pembuatan kompos, sedangkan pada SMP LKMD Laha, juga telah melakukan pembuatan kompos di sekolah. Pada tingkat SMA/SMK/MA, semua sekolah memiliki toilet (Tabel 3.1.C). Fasilitas cuci tangan umumnya telah tersedia, meskipun terdapat 10 SMA yang tidak memilikinya. Pengelolaan sampah dan hygiene di SMA (Tabel 3.2.C) menunjukan bahwa semua sekolah telah mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi. Sekolah umumnya mengajarkan pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di kelas (79,4%). Pada SMA/SMK/MA, semua sekolah melakukan cara pengolahan sampah yang utama adalah mengumpulkan pada satu tempat (terdapat 30 sekolah atau 88%). Selain itu terdapat 9 sekolah (26,47%) telah melakukan pemisahan sampah, dan terdapat 10 sekolah (29,41%) telah melakukan pembuatan kompos. Beberapa sekolah yang melakukan pemisahan dan pembuatan kompos lingkungan sekolah adalah SMAN 2, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 8, SMA Xaverius, dan SMKN 3.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 9
SD Neg. 79 Ambon
2
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
JL. Mr Chr Soplanit SD Neg. 1 Rumah tiga Rumah tiga Kec Teluk Ambon
9 SD Neg. 4 Hative Besar Kec Teluk Ambon 10 SD Neg. 2 Halong Kec Baguala 11 SD Al-Wathan Ambon Batu Merah Desa Eri Kec 12 SD Neg. Eri Nusaniwe Desa Tawiri Kec 13 SD Neg. 2 Tawiri Teluk Ambon 14 SD Neg. 56 Perumnas Kec Teluk Ambon SD Neg. 46 Perumnas 15 Kec Teluk Ambon Poka 16 SD Neg. 2 Latuhalat Kec Nusaniwe 17 SD Inpres 24 Ambon Skip 18 SD Neg. 39 Ambon Skip 19 SD Neg. 38 Ambon Jl.Dr. Kayadoe 20 SD Inpres 49 Ambon Jl. Muri Anahu 21 SD Impres 59 Tawiri Kec Teluk ambon 22 SD Neg. 95 Jl.Wara Jl. Karel 23 SD Neg. 75 Passo Satsuitubun Kec Baguala
8
7
6
5
4
314
Air Kuning Kec. Sirimau
113
128
1
29 137 138 144 164 88 103 68
43
22
45
124 125 143 154 83 110 76
2
72
94
2
1 1 3 3 3 1 2
1
1
75
73
2 1 2
1
2
1
1
3
4
4
84 72 114
62
49
146
58
132
38
328
328
105 65 106
76
46
131
83
138
51
314
14
11 14 12 17 9 11 11
8
7
8
11
9 8 14
10
9
10
10
14
7
15
15
P
L
L
P
Jum Guru
Jum Siswa
Air Kuning Kec. Sirimau
Alamat
Jl. Mr Chr Soplanit SD Neg. 3 Rumah Tiga Rumah tiga Kec Teluk Ambon SD Alhilaal 2 Batu Merah JL. Ir Putuhena SD Neg. 4 Rumah tiga Rumah tiga Kec Teluk Ambon JL. Wolter SD Neg. 2 Lateri Monginsidi Kec Baguala JL. Wolter SD Neg. 3 Poka Monginsidi Kec Baguala
SD Neg. 87 Ambon
1
3
Nama Sekolah
No
√
√
√
√
S
√
K
PDAM
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√ √
√
√
√
√
2
2
1 2 2 1
3
3
2
2
1 1 1
1
1
1 1
1 1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1 1 1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Sumur Sumur Gali Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) T S K T S K T GURU L P GURU L P
Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan)
√
√ √
√ √
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √ √
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
Fas. Persedi Cuci aan Tangan Sabun Y T Y T
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √ √ √
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Siapa yang Membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh L P L P L P
Tidak ada toilet Tidak ada toilet
Ket
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 10
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
SD Neg. Teladan Ambon
Wayame Kec Teluk Ambon
41 SD Neg. Leahari
125 75
97
223
268
143
42
111
40
174
136
161
71
113
70
91
91
63
98
56
155
50
188
138
172
87
104
70
90
86
Jl. Piere Tendean Kec Baguala Jl. Dr. J. Leimena Kec Baguala Jl. Raya Pattimura Kec Sirimau Jl. Wolter Monginsidi Kec Baguala Jl. Laksdya Leo Watimena Kec. Baguala Jl. Dr. Malaihollo Air Salobar Kec. Nusaniwe Passo Kec. Baguala Desa Soya Kec Sirimau Jl. Tawiri
67
Kec Teluk Ambon
109
Jl. Raya Pattimura Kec Sirimau Kec Teluk Ambon
Desa Leahari Kec Leitimur Jl. Laksdya Leo SD Neg. 91 Waiheru/ 42 Watimena Kec. Ambon Baguala Jl. Amanlainite 43 SD Kristen 2 Waimahu Latuhalat Kec. Nusaniwe Jl. Jenderal 44 SD Inpres 43 Ambon Sudirman
SD Neg. 90 Wayame 40 Permai
39 SD Neg. 5 Ambon
38 SD Neg. Soya
37 SD Inpres 35 Passo
36
35 SD Neg. 1 Passo
34 SD Inpres Latta
33 SD Neg. 65 Ambon
SD Neg. 1 Hative 32 Besar
31 SD Neg. 1 Galala
29 SD Neg. 1 Tawiri SD Neg. 2 Hative 30 Besar
28 SD Neg. 10 Ambon
2
1
1
1
3
7
3
2
1
5
1
2
3
2
1
4
2
10
8
19
9
10
21
12
10
18
14
9
13
9
6
9
7
15
10
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
2
2
1
1
2
3
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
√
86
√
94
27 SD Neg. 74
Jl. Sirimau
√
√
√
√
√
√
Fas. Persedi Cuci aan Tangan Sabun Y T Y T √ √
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T GURU L L P L P P GURU L P 24 SD Neg. Latta Kec Baguala 70 53 1 10 √ 1 Jl. Prof.Dr.G.A. 25 SD Neg. 7 Ambon 114 118 4 20 √ 3 1 2 3 1 2 Siwabessy 26 SD Neg. 1 Halong Kec Baguala 61 70 15 1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
v
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Siapa yang Membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh L P L P L P √ √ √ √ √ √
Tidak ada toilet
Toilet rusak
Ket
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 11
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Jl. Rusa Amahusu Kec Nusaniwe
57 SD Inpres 36 Ambon
Jl.Mr.CHR.Soplanit , Rumah Tiga Jl. Dr. Wem Tehupieory 58 SD Inpres 52 Lawena Hutumuri Kec Lei timur 59 SD Neg. 82 Ambon Jl.Dr. Kayadoe Jl. Raya Pattimura 60 SD Neg. 16 Ambon Kec Sirimau Jl. Karel SD Naskat Amaory 61 Satsuitubun Kec Passo Baguala Jl.Lakdya 62 SD Inpres 55 Ambon L.Wattimena Desa Rotong Kec. 63 SD Neg. Rutong Leitimur Jl. Dr. Kayadoe 64 SD Inpres 21 Ambon Kec Sirimau Jl. raya Pattimura 65 SD Neg. 3 Ambon Kec Sirimau
56 SD Inpres 42
96
124
57
58 150
84
109
148
84
95
2
4
2
1
3
3
81 110
89 129
5
29
48
4
2
45
100
69
75
10
21
10
11
13
9
4
7
10
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
2
1
4
1
2
2
3
1
2
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
2
1
1
3
1
1
1
2
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T GURU L P GURU L L P L P P 45 SD Inpres 22 Jl. Kesatriaan 159 170 6 13 √ 1 Jl. Dusun 46 SD Alhilaal 5 Kranjang 104 88 6 √ √ √ 1 1 1 1 Keranjang SD Xaverius A1 Jl. Pattimura Kec 47 237 218 6 27 √ 1 2 1 2 Ambon Sirimau Jl.Lakdya 48 SD Inpres 28 Ambon 119 117 7 15 √ 1 1 1 L.Wattimena SD Neg. 3 Hative Jl. Dr. Leimena. 49 97 96 2 10 √ 1 1 besar Kec Teluk Ambon Jl. Piere Tendean 50 SD Neg. 2 Galala 96 85 2 17 √ 2 Kec Baguala 51 SD Alhilaal 1 Ambon Jl. Anthony Rebok 67 53 12 √ √ 1 52 SD Inpres 54 Nania Desa Nania 98 91 2 7 1 1 Jl. Rijali Kec 53 SD Kristen Belso B1 83 74 9 √ √ 1 2 2 Sirimau Jl. Gang Raja 54 Sd Neg. 2 Passo Passo Kec 168 135 19 √ 1 Baguala 55 SD Inpres 19 Ambon Jl. ST Baabullah 121 92 5 17 √ 1 1 1 1 1 1 √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
Fas. Persedi Cuci aan Tangan Sabun Y T Y T √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Siapa yang Membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh L P L P L P √
Tidak ada toilet
Ket
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 12
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Jl. PHB Halong
Desa Wayame Desa Hatalai Jl. Cut nyak Dien Karpan Kec Baguala
34 104
45 144
2
60 323
51
69 63
107
105
468
4
60
70
4
3
27
2
3
108
142
3
1
1
2
4 1
3
5
2
4
2 1
1
3
60
58
78
127
87 58
63
57
134
108
81 111
177
64
70
61
94
137
66 113 50
Kel. Kudamati
Jl. Rijali Kec Sirimau Jl. Amanlainite 80 SD Kristen 1 Waimahu Latuhalat Kec. Nusaniwe SD Kristen Belakang Jl. Rijali Kec 81 Soya A2 Sirimau SD Kristen Belakang Jl. Rijali Kec 82 Soya A1 Sirimau Anahu-Desa 83 SD Inpres 48 Ambon Latuhalat 84 SD Neg. Airlouw Dusun Airlouw Jl. Air Kuning Kec 85 SD Neg. 79 Ambon Sirimau Jl. BTN Kanawa 86 SD Kanawa Ambon Kec. Sirimau Jl.Jendral 87 SD Inpres 50 Ambon SudirmanGalunggung
79
SD Kristen Belakang Soya
78 SD Neg. 4 Halong
77 SD Neg Lama
76 SD Neg. 29 Ambon
62
Kel. Kudamati
130
Jl. Pattimura Kec Sirimau
70 SD Neg. 11 Ambon 104
84 137
Desa Poka Jl. Dr. Siswabesy
68 SD Neg. 1 Poka 69 SD Neg. 78 Ambon
Jl.Kesatriaan
148
Jl.Negeri Air Manis
67 SD Inpres 58 Ambon
71 SD Neg. 63 SD Kristen Rehobot 1 72 Ambon SD Kristen Rehobot 2 73 Ambon 74 SD 76 Wayame 75 SD Neg. Hatalai
63
66 SD Inpres 45 Wayame Desa Wayame
16
5
7
14
14
10
9
9
9
7
1
11
10 7
9
7
11
14
8 14
11
9
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2
2
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
2 1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2 1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T GURU L P GURU L L P L P P
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
Fas. Persedi Cuci aan Tangan Sabun Y T Y T
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Ket
√
√
√
√
√
Tidak ada toilet
Tidak √ ada toilet
√
√
Siapa yang Membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh L P L P L P
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 13
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
SD Kristen Urimesing B3 Ambon
53 134 177
91 57 138 212
Jl.Sultan Baabulah
105 Sd Neg. 69 Ambon
106 SD Neg. 2 Hative kecil Desa Hative Kecil 107 SD Neg 71 Jl.Dr.Siwabessy SD Kristen Kalam 108 Jl. Cendrawasih Kudus Ambon Desa Amahusu 109 SD Neg 2 Amahusu Kec Nusaniwe Jl. Pattimura Kec 110 SD Neg. 66 Ambon Sirimau
104 SD Neg. Amaory
71 103
110
84
114
73
76
127
102
189 54
103 SD Neg. 37 Ambon
145 81
Jl.Tawiri Desa Kilang Jl.PerumtelGunung Nona Passo Kec. Baguala
101 SD Neg. 6 Ambon 102 SD Neg. Kilang
76
114
119 93
216
41
192
43
167
91
Jl.Sultan Baabulah
Jl.Jendral SudirmanGalunggung Desa Seilale
Jl. Diponegoro
124
96
54
57
80 84 61
87
100 SD Neg. 30 Ambon
99 SD Neg Seilale
98 SD Neg. 64 Ambon
97
96 SD Neg. 88 Ambon
95 SD Inpres Lateri
Jl Wolter monginsidi Kec Baguala Jl. Jenderal Soedirman
Jl. Diponegoro
SD Kristen Urimesing B2 Ambon 71
61
Jl.PHB.Halong Atas
93 SD Inpres 51 Ambon
94
65 124 82
Belakang Soya Jl.Dr. Kayadoe Jl.Dr.Malaihollo
90 SD Kristen Belso B2 91 SD Neg. 83 Ambon 92 SD Neg. 85 Ambon
114
Jl. Sultan Babulah Silale
89 SD Neg. 68 Ambon
4
6
1 1
4
6
1
4 3
6
7
1
1
3
1
1 3 3
6
11
10
29
7 15
14
11
11
19 8
16
11
14
5
16
10
10
11
11 15 12
22
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
4
6
2 3
4
1
4 2
2
1
2
1
2
2
2
2
3
1 1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
3
1 2
2
1
1
1
1
1
1
1
1 1
3
2
2
4
2
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
4
1
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T L P L P GURU L P GURU L P SD Kristen Urimesing 88 Jl. Diponegoro 50 55 2 10 √ 1 A3 Ambon
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
v
√
√ √ √
√
√
√
√
√
Fas. Persedi Cuci aan Tangan Sabun Y T Y T
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Siapa yang Membersihkan Toilet Siswa Guru Pesuruh L P L P L P
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Ket
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 14
Jl. Gajah, Benteng Kec. Nusaniwe
114 SD Neg. 15 Jl.Pattimura TOTAL Keterangan : L : Laki-laki P : Perempuan S : Selalu tersedia Ari K : Kadang-kadang T : Tidak ada persediaan air
113 SD Inpres 27 Ambon
101
2
16
√
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon Y : Ya T : Tidak SPT : Sumur pompa tangan SGL : Sumur gali
63 100 1 13 12,265 11,301 295 1,310 30
106
13 13
14 - 11 44 3
7
1 136
1
1
74 88
1 1 45
1
27
1
29
1
Lanjutan Tabel 3.1.A. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SD/ MI (Toilet dan tempat cuci tangan) Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Sumur Sumur Gali No Nama Sekolah Alamat PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T L P L P GURU L P GURU L P Halong AL Kec 111 SD Hang Tuah 1 68 52 2 7 √ 1 Baguala Jl. Amanhuse Kec 112 SD Neg. 1 Amahusu 91 73 3 9 √ 3 4 Nusaniwe
√ √ 88 26 90 24
√
√
√ √
√
√
46
√
√
√
48 45
√
√ √ 55 76 17
√
√
√
Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan Cuci aan Toilet Guru Pesuruh Tangan Sabun Siswa Y T Y T L P L P L P
Ket
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 15
Nama Sekolah
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon 174
331 176
76
51 89
46
704
L
344 101 534 3,296
419 76 543 3,409
6 16 133
13
13 10 9
12
8
14 8
5
2 3
4
10
L
15 72 464
39
7 35 16
39
45
43 38
17
15 20
11
52
P
Jum Guru
Y : Ya T : Tidak SPT : Sumur pompa tangan SGL : Sumur gali
113 358 141
189
143
312 148
67
57 64
36
689
P
52 336 115
Benteng-Nusaniwe 221
Halong Kec Baguala Jl.Rijali Desa Nusaniwe Desa Laha Kec Teluk Ambon Jl. Namalatu Nania Atas Jl.Rusa-Desa Amahusu
Jl.Wolter Mongisidi
Alamat
10 SMP Kristen Rehoboth Jl.Dr.Siwabessy 11 SMP Neg. 7 Rumah Tiga 12 SMP Neg. 8 Hutumuri Kel. Karang 13 SMP Neg. 1 Panjang 14 SMP Kalam Kudus Kel. Rijali 15 SMP Neg. 6 Kel. Rijali TOTAL Keterangan : L : Laki-laki P : Perempuan S : Selalu tersedia Ari K : Kadang-kadang T : Tidak ada persediaan air
9 SMP Neg 17 Ambon
8 SMP Neg. 11 Ambon
6 SMP Neg. 5 Ambon 7 SMP Neg. 16 Ambon
5 SMP LKMD Laha
3 SMP Pertiwi 4 SMP Neg. 22 Ambon
2 SMP Hang Tuah
1 SMP Neg. 9 Ambon
No
Jum Siswa
6
√
√
√
√ √
√
2
√
√
1
1 √
√ √ 8 -
√
√
√
√
√
√
1
1 √
1
1 √
-
1
√
4 25
2 6 2
1 4
1
1 2
2
6 2 21
2
1 3 1
1
1 1
1
1
1
6 2 24
2
1 3 1
1
1
1 3
1
1
1
2
2
4
8
3
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
√
√ √ √
√
√
√ √
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√ √
√
√ √
√
√
√ √ 2 15
√
√
-
9
√
√
√
√ √
√
√ √
√
8
√
√
√
√
√
√ √
√
7
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √ 7 11
√
√
√
√
√
√
√
2
√
√
Fas. Persedi Siapa yang Membersihkan Cuci aan Toilet Siswa Guru Pesuruh Tangan Sabun Y T Y T L P L P L P
√ √ 8 13
Sumber Air Bersih Jumlah Jumlah Tempat Sumur Sumur Gali PDAM Toilet/WC Kencing Pompa (SGL) S K T S K T S K T GURU L P GURU L P
Tabel 3.1.B. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SMP/MTs (Toilet dan tempat cuci tangan)
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
No
Alamat
SMA Kalam Kudus Kel. Rijali SMA PGRI 1 Kel. Ahusen SMA Pertiwi Kel. Mangga Dua SMA Neg. 2 Kel. Uritetu SMA 45 Kota Ambon SMA Neg. 5 Kel. Lateri SMA PGRI 2 Hutumuri SMA Advent Maluku Hative Besar SMA Kristen YPKPM Kel. Ahusen SMA Neg. 11 Neg. Bt Merah SMA Neg. 7 Hative Besar SMA Neg. 12 Kel. Nusaniwe SMA Neg. 8 Hutumuri SMA Neg. 6 Amahusu SMA Muhammadiyah Kel. Wainitu SMA Maria Mediatrix Kel. Benteng SMA Lentera Kel. Wainitu SMA Kartika Kel. Waihaong SMA Oikumene Kel. Benteng SMA Neg. 1 Kel. Uritetu SMA Xaverius Kel. Bt. Meja SMK Neg 4 Kel. Benteng SMK Neg 7 Kel. Wainitu SMK PGRI Kel. Honipopu SMK Kesehatan Neg. Bt Merah SMK Neg.2 Desa Wayame SMK AL Watan Neg. Bt Merah SMK Neg.1 Kel. Amantelu SMK Neg. 5 Desa Rumah Tiga SMK Neg. 6 Kel. Lateri SMK Jaya Negara Neg. Bt Merah SMK SPP Maluku Neg. Passo SMK Neg. 3 Waiheru SMK Muhammadiyah Neg. Bt Merah TOTAL Keterangan : L : Laki-laki P : Perempuan S : Selalu tersedia Ari K : Kadang-kadang T : Tidak ada persediaan air
Nama Sekolah
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon Y : Ya T : Tidak SPT : Sumur pompa tangan SGL : Sumur gali
Sumber Air Bersih Siapa yang Membersihkan Sumur Fas. Persedi Toilet Jumlah Jumlah Tempat Jum Siswa Jum Guru Pompa Sumur Gali Cuci aan PDAM Toilet/WC Kencing Tangan (SGL) Tangan Sabun Siswa Guru Pesuruh (SPT) L P L P S K T S K T S K T GURU L P GURU L P Y T Y T L P L P L P 42 31 √ 2 2 √ √ √ 189 145 3 18 √ 2 2 1 √ √ √ √ 97 113 5 18 √ 2 1 1 √ √ √ 647 684 22 59 √ √ 4 2 2 2 1 1 √ √ √ 71 17 5 13 √ 1 1 1 √ √ √ 389 492 13 43 1 √ 6 2 4 6 2 4 √ √ √ √ √ √ √ 43 38 4 14 1 √ 1 √ √ 1 1 √ √ √ √ √ √ 27 23 4 9 1 √ 2 2 1 √ √ √ √ √ √ 361 402 16 29 1 √ 4 2 2 √ √ √ 747 863 30 59 √ 4 2 2 √ √ √ 129 143 9 33 1 √ √ √ 2 3 3 √ √ √ √ √ 276 385 18 33 √ 1 1 1 √ √ √ 98 94 11 18 √ 1 1 1 √ √ √ √ √ 212 218 11 36 1 2 √ √ √ √ √ 106 45 4 22 1 √ 4 2 2 √ √ √ 69 58 8 15 1 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ 90 71 15 9 1 √ 2 1 1 √ √ √ √ 144 178 12 33 √ 4 2 2 √ √ √ 76 47 2 11 1 √ 1 √ √ √ 236 434 14 44 √ 3 4 4 5 √ √ √ √ 144 157 13 22 √ 2 4 4 √ √ √ 727 13 85 61 √ 11 6 5 √ √ √ √ √ 433 247 37 46 1 √ 1 √ 5 2 3 √ √ √ 59 44 5 18 1 √ 2 1 1 √ √ √ √ 79 272 √ 1 1 1 √ √ √ √ √ √ 237 375 13 33 1 √ 2 2 2 2 2 √ √ √ 50 15 10 13 √ √ √ 235 534 34 73 √ 5 4 √ √ √ 25 85 4 28 1 √ 1 √ 3 3 3 3 √ √ 143 294 11 23 √ 2 1 1 2 1 1 √ √ 9 15 8 6 √ 2 1 1 √ √ √ √ 106 119 27 38 √ √ 4 2 2 4 2 2 √ √ √ √ √ √ 824 68 46 45 1 √ 1 2 4 5 √ √ √ 138 99 18 20 √ 2 1 1 √ √ √ √ √ √ √ 7,258 6,818 517 942 12 2 3 8 1 11 2 2 77 62 64 14 22 18 21 11 26 4 14 14 9 7 23 5
Tabel 3.1.C. Rekapitulasi kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren tingkat sekolah SMA/ SMK/ MA (Toilet dan tempat cuci tangan)
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 17
SD Neg. 87 Ambon
SD Neg. 87 Ambon
SD Neg. 3 Rumah Tiga
SD Alhilaal 2
SD Neg. 4 Rumah tiga
SD Neg. 2 Lateri
SD Neg. 3 Poka
SD Neg. 1 Rumah tiga
SD Neg. 4 Hative Besar SD Neg. 2 Halong
SD Al-Wathan Ambon
SD Neg. Eri SD Neg. 2 Tawiri SD Neg. 56 Perumnas SD Neg. 46 Perumnas Poka SD Neg. 2 Latuhalat SD Impres 24 Ambon SD Neg. 39 Ambon SD Neg. 38 Ambon SD Inpres 49 Ambon SD Impres 59 Tawiri
2
3
4
5
6
7
8
9 10
11
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Sekolah
1
No.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon 1
JL. Mr Chr Soplanit Rumah Tiga Kec Teluk Baguala Kec Baguala 1 Jl.Gunung Malintang Kec Nusaniwe Kec Teluk Ambon Kec Teluk Ambon Kec Teluk Ambon Kec Nusaniwe Skip Skip Dr.Kayadoe Jl.Muri Anahu Kec Teluk Ambon
Desa Poka
Jl. Mr Chr Soplanit 1 Rumah Tiga JL. Wolter Monginsidi
√
√
√
√
Jl. Mr Chr Soplanit Rumah Tiga
√
√ √ √
√
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√
Air Kuning Kec. Sirimau
Batu Merah
√
Air Kuning Kec. Sirimau
Alamat
1
1
1
√
√
√
1
1
1 1
1
1
1
1
√
√
√ √
√
√
√
√
1 1
1 1
1 1 1 1
1
1
1
1
1
√ √
√ √
√ √ √ √
√
√
√
√
√
1 1
1 1 1
1 1 1
1
1
1
1
1
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
1 1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
1 1 1
1
1
√ √ √
√
√
-
-
1 1
1 1 1 1 1
1
1 1
1
1
1
1
1
√ √
√ √ √ √ √
√
√ √
√
√
√
√
√
-
-
Kurang baik
Kurang baik
Kodisi Higiene Sekolah
belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah tidak tahu tidak tahu belum pernah tidak pernah belum pernah
Cukup baik Kurang baik Kurang baik Kurang baik baik baik baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
belum pernah Kurang baik
Blm pernah di Baik kosongkan belum pernah Cukup baik belum pernah baik
Blm pernah di Cukup baik kosongkan
Blm pernah di Cukup baik kosongkan Blm pernah di Cukup baik kosongkan Blm pernah di Cukup baik kosongkan
Blm pernah di Cukup baik kosongkan
-
-
Apakah ada Apakah pengetahuan ttg Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah dana untuk air Higiene & Sanitasi diberikan kotor bersih/sanitasi/ Ya, saat Kapan tangki Ya, saat pend. Higiene mata DiDi- Dibuat Dari septik pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar dikosongkan penyuluhan pernah toilet ya Tidak penjas di kan kan pos mandi tertentu kelas
Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 18
.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
SD Neg. Teladan Ambon
SD Inpres 35 Passo SD Neg. Soya SD Neg. 5 Ambon
SD Neg. 90 Wayame Permai Desa Wayame
SD Neg. Leahari
36
37 38 39
40
41
Desa Leahari
Jl. Dr. Malaihollo Air Salobar Desa Passo Desa Soya Jl. Tawiri
SD Neg. 1 Passo
35
Jl. Laksdya Leo Watimena
1
1
√
√
√
√
√
√
1
1
1
√
√
√
1
1
1
1
√
√
√
√
1
1
1 1 1
1
1
√
√
√ √ √
√
√
1 1 1
1
√ √ √
√
√
√
1
1
1
√
√
√
1
1
1 1 1
1
1
√
√
√ √ √
√
√
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene) Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor bersih/sanitasi/ Ya, saat Ya, saat pend. Higiene No. Nama Sekolah Alamat mata DiDi- Dibuat Dari pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar penyuluhan pernah toilet penjas di ya Tidak kan kan pos mandi tertentu kelas 22 SD Neg. 95 Jl.Wara √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Jl. Karel 23 SD Neg. 75 Passo 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ 1 √ Satsuitubun 24 SD Neg. Latta Kec Baguala 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Jl. Prof.Dr.G.A. 25 SD Neg. 7 Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ Siwabessy 26 SD Neg. 1 Halong Kec Baguala √ 1 √ 1 √ 1 √ Jl.Sirimau27 SD Neg. 74 √ 1 √ 1 √ Galunggung 28 SD Neg. 10 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ Kerjasam a dgn 29 SD Neg. 1 Tawiri Jl. Tawiri 1 1 √ 1 √ 1 √ Vlesingen Belanda ya dengan 30 SD Neg. 2 Hative Besar Kec Teluk Ambon 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ Guru UKS) 31 SD Neg. 1 Galala Jl. Piere Tendean 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 32 SD Neg. 1 Hative Besar Jl. Dr. J. Leimena 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 33 SD Neg. 65 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ Jl. Wolter 34 SD Inpres Latta 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ Monginsidi Kodisi Higiene Sekolah
baik
Kurang Baik
baik
setahun sekali
Kurang baik belum pernah Cukup baik
-
belum pernah Cukup baik tidak pernah baik tidak pernah baik
belum pernah Cukup baik
bersih
baik Baik Baik
belum belum pernah belum pernah
belum pernah
bersih
belum pernah
belum pernah Cukup baik
belum pernah Cukup baik
-
belum pernah Cukup baik
belum pernah Cukup baik
belum pernah Cukup baik
tidak tahu
belum pernah Cukup baik
Kapan tangki septik dikosongkan
Tidak ada toilet
Toilet rusak
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 19
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
SD Inpres 28 Ambon
SD Neg. 3 Hative besar
SD Neg. 2 Galala
SD Alhilaal 1 Ambon SD Kristen Belso B1 SD Kristen Belso B1
Sd Neg. 2 Passo
SD Inpres 19 Ambon SD Inpres 42
SD Inpres 36 Ambon
48
49
50
51 52 53
54
55 56
57
SD Neg. 82 Ambon
SD Xaverius A1 Ambon
47
59
SD Alhilaal 5 Kranjang
46
SD Inpres 52 Lawena
SD Inpres 22
45
58
SD Inpres 43 Ambon
44
Jl.Anthony Reebok Jl.Rijali Jl.Rijali Jl. Gang Raja Passo Jl. ST Baabullah Jl. Rusa Amahusu JL.Mr.CHR.Soplan it-Rumah Tiga Jl. Dr. Wem Tehupieory Hutumuri Jl.Dr.Kayadoe 1
1
1
1
1 1
Jl. Piere Tendean 1
Jl. Dr. Leimena
√
√
√
√
√
√
√ √
√
ya, saat pelajaran 1 IPA dan Lingkungan hidup
Jl. Jenderal Sudirman Jl.Kesatriaan Jl.KeranjangDusun Keranjang Jl.Pattimura 1 Jl.Lakdya 1 L.Wattimena
√
√
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
1
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√
√
1
1
1
1 1 1
1
1
1
1
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
1
1 1
1
1 1 1
1
1
1
1
√
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
1
1
1
1 1
1
1 1 1
1
1
1
√
√
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√
baik
baik
baik
cukup
cukup
belum pernah
belum pernah
belum pernah
1 thn sekali belum
belum pernah
baik
baik
baik
baik baik
bersih
Bersih setahun sekali nyaman dan indah belum pernah Cukup baik belum pernah Cukup baik belum pernah Cukup baik
belum pernah
belum pernah
setahun sekali
setahun sekali
belum pernah Cukup baik
belum pernah
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene) Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor Ya, saat Kapan tangki Kodisi bersih/sanitasi/ Ya, saat No. Nama Sekolah Alamat mata DiDi- Dibuat Dari septik Higiene pend. Higiene pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar dikosongkan Sekolah penyuluhan pernah toilet penjas di ya Tidak kan kan pos mandi tertentu kelas Jl. Laksdya Leo 42 SD Neg. 91 Waiheru/ Ambon √ 1 √ 1 √ 1 √ √ 1 √ belum pernah Cukup baik Watimena Jl. Amanlainite 43 SD Kristen 2 Waimahu √ 1 √ 1 √ 1 √ Tidak tahu baik Latuhalat Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 20
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
SD Neg. Rutong SD Inpres 21 Ambon SD Neg. 3 Ambon SD Inpres 45 Wayame SD Inpres 58 Ambon SD Neg. 1 Poka SD Neg. 78 Ambon
SD Neg. 11 Ambon
SD Neg. 63 SD Kristen 1 Rehobot Ambon SD Kristen 2 Rehobot SD 76 Wayame SD Neg. Hatalai
SD Neg. 29 Ambon
SD Neg Lama
SD Neg. 4 Halong
SD Kristen Belakang Soya
63 64 65 66 67 68 69
70
71 72 73 74 75
76
77
78
79
81 82
80
SD Inpres 55 Ambon
62
Jl. PHB Halong
Jl.Kesatriaan Jl.Dr.Siwabessy Jl.Dr.Siwabessy Jl.Ir.M.Putuhena Jl. Sirimau Jl. Cut nyak Dien Karpan Kec Baguala
Jl. Pattimura
Jl.Lakdya L.Wattimena Desa Rotong Jl. Dr. Kayadoe Jl. raya Pattimura Jl.Ir.M.Putuhena Jl.Negeri Air Manis Jl.Ir.M.Putuhena Jl.Dr.Siwabessy
Jl. Karel Satsuitubun
Jl. Rijali Jl. Amanlainite SD Kristen 1 Waimahu Latuhalat SD Kristen Belakang Soya A2 Jl. Rijali SD Kristen Belakang Soya A1 Jl. Rijali
SD Naskat Amaory Passo
61
1
1
1
√
√
√
√
√
1
1
√
√ √
1 1
1
√
√
√
1
1
1
√ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √
√
√ √
√ √ √
√
√
1 1
1 1
1
1
1
√ √
√ √
v
√
√
1
1
1
1
1
1 1
1
1
1 1 1 1
1
1
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√ √ √ √
√
√
1
1
1
1
1 1 1 1
1
1 1 1
1
1
1
√
√
√
√
√ √ √ √
√
√ √ √
√
√
√
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
1
1 1 1 1
√
√
√ √ √ √
-
1 1
1
1
1
1
1
1
1 1 1
1
1 1
1
1
1
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√ √
√
√
√
-
Kurang baik
baik
baik baik baik Baik Baik
baik
baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Kurang baik Cukup baik
cukup baik
setahun sekali Cukup baik setahun sekali Cukup baik
belum pernah cukup baik
belum pernah cukup baik
-
belum pernah cukup baik
Tahun 2002
belum pernah setahun sekali setahun sekali belum pernah belum pernah
-
belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah
belum pernah Cukup baik
-
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene) Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor Ya, saat bersih/sanitasi/ Kapan tangki Kodisi Ya, saat No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene DiDi- Dibuat Dari septik Higiene pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar dikosongkan Sekolah penyuluhan pernah toilet penjas di ya Tidak kan kan pos mandi tertentu kelas 60 SD Neg. 16 Ambon Jl. Raya Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ belum pernah Cukup baik
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 21
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon √
√ √
Jl.Diponegoro Jl.Jendl Sudirman1 Galunggung Jl.NamalatuLatuhalat
SD Neg. 68 Ambon
SD Kristen Belso B2 SD Neg. 83 Ambon SD Neg. 85 Ambon
SD Inpres 51 Ambon
SD Kristen Urimesing B2 SD Inpres Lateri SD Neg. 88 Ambon
SD Kristen Urimesing B3 Ambon
SD Neg. 64 Ambon
SD Neg Seilale
89
90 91 92
93
94 95 96
97
98
99
104 SD Neg. Amaory
103 SD Neg. 37 Ambon
100 SD Neg. 30 Ambon 101 SD Neg. 6 Ambon 102 SD Neg. Kilang
√
Jl.Diponegoro Jl Wolter Jl. Jend
SD Kristen Urimesing A3
88
Jl.Sultan Baabulah Jl.Tawiri Desa Kilang Jl.PerumtelGunung Nona Passo 1
1
1 1 1
1
√
√
√ √ √
√
1
√ √
1
Jl.PHB Halong Atas
√ √ √
1
1 1 1
Belakang Soya Jl.Dr.Kayadoe Jl.Dr.Malaihollo
Jl. Sultan Babulah Silale
SD Inpres 50 Ambon
√
√ √
√
√ √
√
√ √ √
√
√
√
√ √ √
87
√ √
SD Neg. Airlouw SD Neg. 79 Ambon SD Kanawa Ambon
√
84 85 86
√
SD Inpres 48 Ambon
83
Anahu-Desa 1 Latuhalat Jl. Airlow Jl. Air Kuning 1 Jl. BTN Kanawa 1 Jl.Jend SudirmanGalunggung Jl.Diponegoro
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
1
1 1
1
1
1 1
1
1
1 1
√
√ √
√
√
v √
√
√
√ √
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1 1 1
1
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
1
1
1
1
1 1
1 1 1
1
1
1
√
√
√
√
√ √
√ √ v
√
√
√
√
v
√
√
√
1
1
1
1
1 1
√
√
√
√
√ √
1
1
1 1
1
1
1
1 1 1
1 1 1
1
1
1 1 1
1
√
√
√ √
√
v
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√ √ √
√
Kodisi Higiene Sekolah
bersih
Cukup baik
baik
Kurang baik
bersih besih baik
bersih
belum pernah
cukup
belum pernah Cukup baik
setahun sekali setahun sekali setahun sekali
belum
tidak pernah Kurang baik
-
belum pernah Cukup baik belum pernah baik belum pernah baik
-
setahun sekali baik belum pernah baik belum pernah Cukup baik
-
belum pernah Cukup baik
setahun sekali
belum pernah Cukup baik tidak tahu baik belum pernah Cukup baik
belum pernah Cukup baik
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene) Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor bersih/sanitasi/ Ya, saat Kapan tangki Ya, saat pend. Higiene No. Nama Sekolah Alamat mata DiDi- Dibuat Dari septik pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar dikosongkan penyuluhan pernah toilet penjas di ya Tidak kan kan pos mandi tertentu kelas
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Tidak ada toilet
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 22
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon √ 98 5
√ 46
1 68
√ 80
1
1 √ 64
√ 26
1
39
√
1
1 91
√
√
belum pernah
baik
baik
belum pernah
√ 53
1
Jl.Pattimura
114 SD Neg. 15 JUMLAH
√
Jl. Gajah, Benteng 1
113 SD Inpres 27 Ambon
√
Cukup baik kurang baik Cukup baik Cukup baik Cukup Cukup baik Cukup baik baik
belum pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah tidak pernah Thn 2010 tidak pernah belum pernah
1
Kodisi Higiene Sekolah
Kapan tangki septik dikosongkan
Lanjutan Tabel 3.2.A. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SD/ MI (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene) Apakah pengetahuan ttg Apakah ada Tempat buang air Cara Pengelolaan Sampah Higiene & Sanitasi diberikan dana untuk air kotor Ya, saat bersih/sanitasi/ Ya, saat No. Nama Sekolah Alamat mata pend. Higiene DiDi- Dibuat Dari pertemuan/ tidak Dari pelajaran kumpul- pisah- KomKamar penyuluhan pernah toilet penjas di ya Tidak kan kan pos mandi tertentu kelas 105 SD Neg. 69 Ambon Jl.Sultan Baabulah 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 106 SD Neg. 2 Hative kecil Jl.Piere Tandean √ 1 √ 1 √ 1 √ 107 SD Neg 71 Jl.Dr.Siwabessy 1 √ √ 1 √ 1 √ 1 √ 108 SD Kristen Kalam Kudus Jl. Cendrawasih √ 1 √ 1 √ 1 √ 109 SD Neg 2 Amahusu Desa Amahusu √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 110 SD Neg. 66 Ambon Jl. Pattimura √ 1 √ 1 √ 1 √ 111 SD Hang Tuah 1 Desa Halong √ 1 √ 1 √ 1 √ 1 √ 112 SD Neg. 1 Amahusu Jl. Amanhuse 1 √ √ 1 √ 1 √
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 23
SMP Neg. 9 Ambon SMP Hang Tuah SMP Pertiwi SMP Neg. 22 Ambon SMP LKMD Laha SMP Neg. 5 Ambon SMP Neg. 16 Ambon
SMP Neg. 11 Ambon
SMP Neg 17 Ambon SMP Kristen Rehoboth SMP Neg. 7 SMP Neg. 8 SMP Neg. 1 SMP Kalam Kudus SMP Neg. 6 JUMLAH
8
9 10 11 12 13 14 15
Nama Sekolah
1 2 3 4 5 6 7
No.
Alamat
Ya, saat Ya, saat mata pertemuan/ tidak pelajaran penyuluhan pernah penjas di tertentu kelas Jl.Wolter Mongisidi 1 √ 1 √ Desa Halong 1 √ Jl.Rijali 1 √ Desa Nusaniwe 1 √ Desa Laha 1 √ Desa Latuhalat 1 √ 1 √ Nania Atas 1 √ 1 √ Jl.Rusa-Desa 1 √ 1 √ Amahusu Benteng1 √ 1 √ Jl.Dr.Siwabessy 1 √ Rumah Tiga 1 √ Hutumuri 1 √ 1 √ Jl. Karang 1 √ Jl. Cenderawasih 1 √ Jl. Kakialy 1 √ 6 13 2
Apakah pengetahuan ttg Higiene & Sanitasi diberikan
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon 1 1 1
9
√ √
1 1
√ √ √
√
√ √
1 1
1
√
1
ya
1
1
2
Cara Pengelolaan Sampah
1 1 1 1 1 1 1
1 √ √ √ √ √ √ √ 15
√
√ √ √ √ √ √ √
1
1
√
1
1
2
√
√
Di-kumpul- Di-pisah- Dibuat kan kan Kom-pos
1 √ 1 1 1 √ 1 1 1
Tidak
Apakah ada dana untuk air bersih/sanitasi/ pend. Higiene
Tabel 3.2.B. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SMP/ MTs (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
√ √ √ √ √ √ 12
1 1 1 1 1
√
√ √
√ √ √
1
1
1 1
1 1 1
Dari toilet
1 1 1 1 1 1 1
1
1
1
1 1
12
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√ √
Kodisi Higiene Sekolah
belum pernah Setahun sekali belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah
belum pernah
baik baik baik baik baik baik baik
baik
belum pernah Baik belum pernah Cukup baik Tidak Tahu bersih belum pernah baik belum pernah Cukup baik belum pernah Cukup baik belum pernah bersih
Kapan tangki septik Dari dikosongkan Kamar mandi
Tempat buang air kotor
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 24
Apakah pengetahuan ttg Higiene & Sanitasi diberikan Ya, saat Ya, saat No. Nama Sekolah Alamat mata pertemuan/ tidak pelajaran penyuluhan pernah penjas di tertentu kelas 1 SMA Kalam Kudus Kel. Amantelu 1 √ 1 √ 2 SMA PGRI 1 Kel. Ahusen 1 √ 3 SMA Pertiwi Kel. Mangga Dua 1 √ 4 SMA Neg. 2 Kel. Uritetu 1 √ 1 √ 5 SMA 45 Kota Ambon 1 √ 6 SMA Neg. 5 Kel. Lateri 1 √ 1 √ 7 SMA PGRI 2 Hutumuri 1 √ 1 √ 8 SMA Advent Maluku Hative Besar 1 √ 1 √ 9 SMA Kristen YPKPM Ambon Kel. Ahusen 1 √ 1 √ 10 SMA Neg. 11 Neg. Bt Merah 1 √ 11 SMA Neg. 7 Hative Besar 1 √ 1 √ 12 SMA Neg. 12 Kel. Nusaniwe 1 √ 1 √ 13 SMA Neg. 8 Hutumuri 1 √ 1 √ 14 SMA Neg. 6 Amahusu 1 √ 1 √ 15 SMA Muhammadiyah Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 16 SMA Maria Mediatrix Kel. Benteng 1 √ 1 √ 17 SMA Lentera Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 18 SMA Kartika Kel. Waihaong 1 √ 1 √ 19 SMA Oikumene Kel. Benteng 1 √ 1 √ 20 SMA Neg. 1 Kel. Uritetu 1 √ 1 √ 21 SMA Xaverius Kel. Bt. Meja 1 √ 1 √ 22 SMK Neg 4 Kel. Benteng 1 √ 1 √ 23 SMK Neg 7 Kel. Wainitu 1 √ 1 √ 24 SMK PGRI Kel. Honipopu 1 √ 25 SMK Kesehatan Neg. Bt Merah 1 √ 26 SMK Neg.2 Desa Wayame 1 √ 27 SMK AL Watan Neg. Bt Merah 28 SMK Neg. 1 Kel. Amantelu 1 √ 1 √ 29 SMK Neg. 5 Desa Rumah Tiga 30 SMK Neg. 6 Kel. Lateri 1 √ 31 SMK Jaya Negara Neg. Bt Merah 1 √ 32 SMK SPP Prov. Maluku Neg. Passo 1 √ 33 SMK Neg. 3 Waiheru 1 √ 1 √ 34 SMK Muhammadiyah Neg. Bt Merah 1 √ 1 √ JUMLAH 27 27 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √ √ √ 19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1 1
ya
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon 1
1 1 1
1 1
1 1 1 1 1
1
1
1
14
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√
√
√
Tidak
Apakah ada dana untuk air bersih/sanitasi/
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 30
√ √ √ √ √ √ √ √ √
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
√ √ √ √ √
√ √ √
1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1
9
√ √
√
√ √
√
1
1 1
√
√
√
1
1
1
1 1
1
1 1 1 1 1
1
1
10
√ √
√
√ √ √ √ √
√
√
Dikumpul- Dipisah- Dibuat kan kan Kompos
Cara Pengelolaan Sampah
Tabel 3.2.C. Kondisi sarana sanitasi sekolah tingkat SMA/ SMK/ MA (Pengelolaan sampah dan Pengaturan Higiene)
1
1 1 1
1
1
1 1
1 1
1
1 1 1
1
√ 15
√ √ √
√
√
√ √
√ √
√
√ √ √
√
Dari toilet
1
1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
1
25
√
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√
√
belum pernah belum pernah tidak tahu 5 tahun sekali belum pernah 1 tahunsekali tidak tahu tidak tahu tidak tahu tidak tahu 1 kali setahun tidak tahu belum pernah belum pernah belum pernah belum pernah 1 Tahun Lalu belum pernah belum pernah Tahun 2012 Tahun 2012 belum pernah belum pernah tidak tahu tidak tahu 1 tahun 1x tidak tahu Tahun 2004 tidak tahu 5 tahun sekali belum pernah tidak tahu tidak tahu 5 tahun sekali
Kapan tangki septik Dari Kamar dikosongkan mandi
Tempat buang air kotor
Baik Cukup baik Baik Baik Baik Baik Cukup baik Baik Baik Baik Baik Baik Amat baik Cukup baik Baik Baik Amat baik Baik Cukup baik Baik Baik Baik Baik Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik Sangat baik Cukup baik cukup baik cukup baik Baik Baik Baik
Kodisi Higiene Sekolah
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 25
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan PHBS di sekolah adalah bahwa sanitasi yang baik di sekolah belum menjadi suatu kesatuan dalam pembangunan pendidikan. Beberapa hal dapat menjelaskan kondisi tersebut, antara lain: a. Mencuci tangan dengan sabun selama waktu belajar di sekolah belum menjadi kebiasaan yang baik, karena seringkali tidak ada sabun di kamar mandi dan air yang tersedia terbatas. Kondisi ini dapat membentuk perilaku anak usia sekolah khususnya sekolah dasar (7 sampai 12 tahun), bahwa hidup bersih dan sehat bukan merupakan hal yang penting. b. Dana-dana pembangunan pendidikan yang bergulir sekarang lebih diutamakan kepada pemerataan dan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan manajemen. Selain itu Dana Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan lebih ditekankan pada pembangunan fisik, seperti gedung kelas baru, ruang perpustakaan, meubelair kelas, ataupun meubelair perpustakaan, yang tidak menyentuh pemenuhan sanitasi sehat di sekolah melalui pembangunan jamban sehat dan penyediaan air bersih yang memadai di sekolah. c. Ada sekolah yang tidak mempunyai toilet, seperti SDN 87 Ambon dan SDN 79 Ambon di Air Kuning– Desa Batu Merah, SDN 74, SDN 90 Wayame, SD Naskat Amaory – Desa Passo, SDN 11 Ambon, SDN 4 Halong, SDN 68 Ambon, SD Inpres 51 Ambon, dan SD Kristen Belakang Soya B3 Ambon. Kalaupun ada toilet, Jumlah toilet di sekolah tidak sebanding dengan jumlah siswa. Seringkali satu sekolah mempunyai satu toilet yang dipakai bersama-sama oleh guru dan siswa. Selain itu sering belum ada pemisahan antara toilet perempuan dan toilet laki-laki. Untuk sekolah yang gedungnya digunakan bersama dengan sekolah lain (Sekolah Pagi/ Sekolah Siang), toiletnya pun sering digunakan bersama-sama. d. Kebersihan toilet di sekolah sering tidak dijaga dan keterbatasan air bersih, seringkali menjadi toilet sekolah bukan tempat yang nyaman, dan sering tidak menjadi prioritas dalam pemeliharaannya. e. Pelibatan masyarakat melalui Komite Sekolah, lebih diutamakan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah, dan belum sepenuhnya menunjang pemenuhan jamban sehat dan air bersih di sekolah. 3.2. Pengelolaan Air Limbah Domestik Air limbah domestik (rumah tangga) di Kota Ambon, terdiri dari air kotor (grey water) dan lumpur tinja (black water). Air kotor umumnya berasal dari kamar mandi, dapur, atau tempat cuci. Lumpur tinja bersumber dari WC dan urinoir. Umumnya sistem pembuangan air kotor rumah tangga di Kota Ambon masih menyatu dengan sistem sistem pembuangan air hujan (drainase), yang dialirkan secara langsung ke saluran terbuka (primer, sekunder), dan sungai. Pembuangan air kotor secara langsung ke saluran drainase tersebut, dilakukan tanpa pengolahan apapun, sehingga berpotensi mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pada sisi lain berdasarkan survey EHRA, juga dijumpai pembuangan air kotor dilakukan secara terbuka saja di halaman dimana air secara gravitasi akan mengalir ke bagian yang lebih rendah. Pembuangan secara terbuka di halaman ini, menyebabkan dampak-dampak ikutan yang tidak menguntungkan, seperti kualitas lingkungan permukiman yang kotor dan tidak sehat, terbentuknya genangan-genangan air yang memicu endemic malaria, dan erosi/ pengikisan tanah terutama di kawasan-kawasan perbukitan yang memicu terjadinya longsor. Sistem pembuangan lumpur tinja rumah tangga umumnya diteruskan ke tanki septic tunggal melalui masing-masing jamban keluarga. Berdasarkan hasil survey EHRA, masih didapat responden yang membuang air besar di sungai/pantai/laut (5,3%), kebun/pekarangan (1,9%), WC helikopter (0,7%), lubang galian (0,2%), dan selokan/parit/got (0,1%).
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 26
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
3.2.1. Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Tata Kota, dan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup. Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang Pertamanan, Pemakaman, dan Saluran pada Seksi Saluran dan Tinja. Pada Dinas Tata Kota ditangani oleh Bidang Tata Bangunan dan Kawasan Perkotaan pada Seksi Penataan Perumahan dan Kawasan. Sedangkan pada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan ditangani oleh Seksi Pengendalian Dampak dan Pencemaran Lingkungan. Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan air limbah domestik, ternyata peran Pemerintah Kota Ambon masih dominan, baik dalam perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan, serta monitoring dan evaluasi, meskipun seringkali peran ini belum dilakukan secara optimal dengan standar pelayanan yang baku (Tabel 3.3). Peran swasta dan masyarakat memang ada, meskipun masih dalam tahapan pengadaan sarana yaitu menyediakan sarana pembuangan awal limbah domestik, dan membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tangki septik), sebagai bagian dari bebutuhan dasar di rumah. Pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon belum diatur secara khusus. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon, masih mengatur pada rencana pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik, meliputi: pengembangan dengan communal septic tank di kawasan padat penduduk; dan pengembangan sistem pengelolaan limbah cair domestik dan non-domestik secara off site dan on site, dimana ketentuan lebih lanjut untuk sistim jaringan limbah domestik akan diatur dengan Peraturan Walikota. Peraturan yang spesifik mengatur pengelolaan limbah cair domestic adalah peraturan mengenai retribusi penyedotan air limbah domestic yang telah berjalan efektif sesuai Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2009 tentang Retribusi Sampah, Tinja, dan Pemakaman (Tabel 3.4). Memang disadari bahwa Kota Ambon belum memiliki peta peraturan limbah domestik yang lengkap (Tabel 3.4), sehingga pengelolaan limbah cair domestik belum berjalan dengan baik. Beberapa hal yang perlu dilakukan ke depan adalah menyiapkan regulasi yang matang tentang pengelolaan limbah cair domestik. 3.2.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Sistem pengelolaan air limbah domestic di Kota Ambon umumnya merupakan system setempat (onsite) dengan tangki septik tunggal. Berdasarkan Data Profil Kesehatan Kota Ambon, pada tahun 2011 terdapat 74,54% keluarga memiliki jamban, dan terdapat 65,23% keluarga yang memiliki jamban yang sehat dengan tangki septic yang benar. Pada kawasan permukiman perkotaan yang padat, jika tangki septic telah penuh, biasanya disedot oleh mobil tinja dan dibuang ke instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) yang terdapat di Wara – Air Kuning (Negeri Batu Merah). Pada kawasan permukiman yang tidak padat atau perdesaan, masyarakat seringkali menyuras sendiri tangki septiknya, dan membuang/ menimbun pada lobang tanah yang digali di sekitar pekarangan rumahnya. Selain sistem setempat (onsite) pada beberapa kawasan telah menggunakan system terpusat (offsite). Sistem terpusat memang belum meluas di Kota Ambon, namun terus didorong untuk ditingkatkan, khususnya pada perumahan-perumahan baru. Sistem terpusat di Kota Ambon terdapat di perumahan pengungsi Dusun Kayu Tiga (Negeri Soya), dan Dusun Kate-Kate (Desa Poka), yang dibangun dengan APBN tahun 2010. Pada tahun 2012 melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) melalui Dana Hibah dan DAK, telah terbangun 12 unit MCK, yaitu 3 unit di Desa Batu Merah (2 unit di RT.009/17, dan 1 unit di RT.001/12) dan masing-masing 1 unit di Kelurahan Rijali (RT.001/02), Desa Passo (RT.019/04), Kelurahan Ahusen (RT.001/05), Desa Laha, Desa Nania, Kelurahan Uritetu, Desa Latuhalat, Kelurahan Wainitu, dan Kelurahan Batu Gajah.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 27
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
PERENCANAAN 1 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota 2 Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target 3 Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA 1 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik 2 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) 3 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (Truk Tinja) 4 Membangun jaringan atau saluran pengaliran air limbah dari sumber ke IPAL (Pipa Kolektor) 5 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PENGELOLAAN 1 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja 2 Mengelola IPLT dan atau IPAL 3 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja 4 Memberikan ijin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah domestik 5 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN PEMBINAAN 1 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) 2 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik 3 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota 2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik 4 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
FUNGSI
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Swasta
PEMANGKU KEPENTINGAN
√
√
√
√
Pemerintah Kota Ambon
Tabel 3.3. : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kota Ambon
√
√
Masyarakat
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 28
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.4. : Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Ambon Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)
AIR LIMBAH DOMESTIK 1 T arget capaian air limbah domestik di Kota Ambon 2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik 3 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
4
5
6
7
8
9
Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga dan kantor pemilik septi tank Retribusi penyedotan air limbah Peraturan Daerah Kota Ambon domestik Nomor 6 T ahun 2009 tentang Retribusi Sampah, T inja dan Pemakaman T ata cara perijinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber: Dinas T ata Kota, Kota Ambon, 2012
Mengantisipasi penuhnya sistem pembuangan lumpur tinja rumah tangga melalui tanki septic, Pemerintah Kota Ambon memiliki satu unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Air Kuning Negeri Batu Merah, yang telah direhabilitasi dengan APBN 2012, setelah mengalami kerusakan sejak tahun 2010. Sarana IPLT berada pada lahan seluas 3.000 m2 atau 3 ha, yang terdiri dari 1 unit rumah dinas, 2 unit pos jaga; 1 unit garasi mobil ukuran 10 x 15 m2, dan 1 unit WC. Prasarana Jaringan IPLT yang tersedia adalah kolam pasir berukuran 20 x 25 m2 (ditutupi pakai seng), bak tempat pembuangan berukuran 4 x 5 m2, sepuluh unit kolam peresapan, bak penampung air, tower penampungan air, dan pagar keliling. Kapasitas dan daya tampung IPLT ini adalah 200 m3. Namun demikian sampai akhir tahun 2012, IPLT ini belum berfungsi optimal dalam pengolahan lumpur tinja. Hal ini disebabkan karena belum adanya penyerahan dari Pemerintah Provinsi Ke Pemerintah Kota. Untuk operasional penyedotan lumpur tinja, Pemerintah Kota Ambon mempunyai 1 unit mobil tinja dengan kapasitas 3 m3. Keberadaan 1 unit mobil penyedotan tinja ini sangat dirasakan terbatas, mengingat permintaan penyedotan tinja setiap hari cukup besar, rata-rata 12 m3 per hari.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 29
Ket.
PETA 3.1. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIC
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 30
PETA 3.2. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIC
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 31
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Gambaran cakupan layanan dan lokasi insfrastruktur pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat di Kota Ambon, dapat dilihat pada Peta 3.1, dan Peta 3.2. Sedangkan diagram sistem sanitasi pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat pada Tabel 3.5, dan sistem pengelolaan air limbah di Kota Ambon dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.5. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon Input
User Interface
Penampungan Awal
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
Kode/ Nama Aliran
Air kotor (grey water)
Kamar Mandi/ Tempat Cuci/ Dapur
-
Saluran terbuka / Drainase
Sungai / Laut
Sungai / Laut
Aliran Limbah (AL) 1
Mobil Penyedotan Tinja
IPLT
IPLT
AL 2
Menguras tangki septik dan menimbun dalam kolam galian di halaman
AL 3
Sungai/ Pantai/ Laut
AL 4
Saluran umum
AL 5
Lumpur tinja (black water)
Kakus/ WC
Tangki Septik Tunggal
Tangki Septik Komunal
Sungai/ Pantai/ Laut
Menguras tangki septik dan menimbun dalam kolam galian di halaman Sungai/ Pantai/ Laut
Saluran Pengolahan
Saluran Pengolahan
-
Sumber: Dinas Tata Kota – Kota Ambon, 2012 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon (Tabel 3.5), menunjukan bahwa sistem pengelolaan air kotor (grey water) dimulai dari kamar mandi, tempat cuci atau dapur. Air kotor ini tidak memiliki penampungan khusus, tapi dialirkan langsung ke saluran terbuka atau saluran drainase yang langsung menuju sungai/ laut (Aliran Limbah/ AL 1). Sedangkan sistem pengelolaan lumpur tinja (black water) dimulai dari kakus (WC) yang ditampung dalam tanki septik. Jika tank septik telah penuh, lumpur tinja disedot dengan mobil pengedotan tinja dan dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Air Kuning, Desa/ Negeri Batu Merah (AL 2). Untuk kawasan yang tidak terlayani mobil operasional tinja, misalnya karena berada di permukiman lereng bukit atau, kawasan perdesaan, masyarakat menguras sendiri tangki septiknya dan menimbunnya dalam kolam galian di halaman sebagai pupuk organik (AL 3). Bagi beberapa penduduk di bantaran sungai dan pantai, lumpur tinja dari kakus juga ditampung dalam septik tank, namun ketika air sungai penuh (ketika musim hujan) dan air pasang di pesisir, tangki septik sering dibuka dan lumpur tinja dialirkan melalui sungai/ pantai/ laut (AL 4). Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon (Tabel 3.6) menunjukan bahwa jumlah dan pengguna (Kepala Keluarga/ KK tersambung) WC Sentor di Kota Ambon adalah 51.167 unit atau 74,54% dari total rumah tangga yang ada sebesar 68.642 KK. Dari jumlah tersebut, tangki septik tunggal yang baik/ sehat berjumlah 44.772 unit (87,5%). Sedangkan tangki septik komunal berjumlah 4
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 32
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
unit, yang melayani 373 KK. Pada sisi lain pembuangan/daur ulang limbah lumpur tinja dilakukan di IPLT Air Kuning, Desa/ Negeri Batu Merah yang pada tahun 2012 direhabilitasi dengan dana APBN. Jika pembuangan/daur ulang limbah lumpur tinja melalui sungai, maka 5 sungai utama di Pusat Kota Ambon menjadi sasaran, yaitu Wai Ruhu, Wai Batu Merah, Wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu Gantung. Tabel 3.6. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota Ambon Teknologi Kelompok Jenis Data (Perkiraan) Nilai yang Sumber Data Fungsi Sekunder Data Digunakan Jumlah 51.167 Unit Dinas Kesehatan User Interface WC Sentor KK 51.167 KK Dinas Kesehatan Tersambung Penampungan Awal
Tangki Septik Tunggal
Jumlah
44.772 Unit
Dinas kesehatan
Tangki Septik Komunal
Jumlah KK Tersambung
4 tangki
Dinas Tata kota
373 KK
Dinas Tata kota
Nama
Air Kuning, Desa/ Negeri Batu Merah
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Nama
Wai Ruhu, Wai Batu Merah, Wai Tomu, Wai Batu Gajah, Wai Batu Gantung
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
IPLT Pembuangan/ Daur Ulang
Sungai
3.2.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) Kesadaran masyarakat untuk memiliki jamban keluarga sendiri di Kota Ambon mencapai 74,54%. Kepemilikan jamban keluarga/ pribadi merupakan perilaku yang positif untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keluarga, dan dapat secara mandiri memeliharanya (Tabel 3.7). Di beberapa tempat, khususnya di permukiman padat, atau tempat-tempat kumuh, melalui program masyarakat secara swakelola, khususnya melalui PNPM Mandiri. Saat ini di Kota Ambon terdapat 19 MCK yang tersebar di 5 kecamatan di Kota Ambon, yang seluruhnya dikelola secara swadaya oleh masyarakat (Community Based Organization). Sarana MCK tersebut melayani 615 Kepala Keluarga, yang dibangun antara tahun 2010-2012. Keberadan MCK-MCK ini umumnya berada di permukiman padat penduduk, seperti di Kelurahan Waihaong, Kelurahan Nusaniwe, Negeri Latuhalat, Kelurahan Pandan Kasturi, Kelurahan Honipopu, Kelurahan Batu Meja, Kelurahan Batu Gajah, Kelurahan Rijali, Kelurahan Ahusen, Desa Nania, Negeri Laha, Desa Wayamen, Desa Hunuth, Negeri Hative Besar dan Negeri Hutumuri (Tabel 3.8). Kehadiran sarana tersebut mendorong terpenuhinya sarana sanitasi yang sehat dan baik, agar terbentuknya PHBS yang optimal, mulai dari keluarga. Dari 19 MCK yang ada, 6 diantara menggunakan sumber air PDAM, dan sisanya menggunakan sumur bor. Namun demikian keberadaan air pada MCK, tidak selalu tersedia, hanya kadang-kadang. Pada MCK, toilet/ WC maupun kamar mandi perempuan dan laku-laki terpisah (kecuali di RT 002/ RW 05 Kelurahan Nusaniwe), dengan tempat pembuangan air kotor melalui tangki septik. Pada MCK sudah tersedia fasilitas cuci tangan dengan persediaan sabun.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 33
RT
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
5
4
3
2
1
No. RT
RW
Lokasi MCK Kepala Keluarga
MCK
Kec. Nusaniwe 1. Kel. Waihaong (DAK-2011) 004 03 48 KK 2. Kel. Nusaniwe (DAK-2011) 001 07 57 KK 3. Negeri Latuhalat (DAK-2012) 003 004 29 KK 4. Kel. Nusaniwe (Hibah, 2012) 002 005 21 KK Kec. Sirimau 1. Kel. Pandan Kasturi (DAK-2010) 001 01 48 KK 2. Kel. Hopipopu (DAK-2010) 002 02 30 KK 3. Kel. Batu Meja (DAK-2010) 002 01 21 KK 4. Kel. Batu Gajah (DAK-2010) 001 03 17 KK 5. Desa Galala (DAK-2012) 002 01 19 KK 6. Kel. Rijali (Hibah, 2012) 001 02 54 KK 7. Kel. Ahusen (Hibah, 2012) 001 05 17 KK 8. Kel. Honipopu (Hibah, 2012) 008 04 20 KK 9. Kel. Pandan Kasturi (Hibah, 2012) 002 08 34 KK Kec. Teluk Ambon Baguala 1. Desa Nania (DAK-2012) '011 03 38 KK Kec. Teluk Ambon 1. Negeri Laha (DAK-2011) 001 02 94 KK 2. Desa Wayame (DAK-2012) 003 02 17 KK 3. Desa Hunuth (DAK-2012) 002 02 20 KK 4. Negeri Hative Besar (Hibah-2012) 004 05 12 KK Kec. Leitimur Selatan 1. Negeri Hutumuri (Hibah, 2012) 002 01 19 KK Kota Ambon 615 KK Sumber: Dinas T ata Kota, Kota Ambon, 2012 Keterangan : L = Laki - laki P = Perempuan
Kecamatan
RW
Jumlah
Pddk Miskin Nusaniwe 286 79 7,793 Sirimau 350 92 7,948 T.A. Baguala 184 49 3,600 Teluk Ambon 195 57 4,228 Leitimur Selatan 53 19 1,247 Kota Ambon 1,068 296 24,816 Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
Kecamatan
Tabel 3.8. Kondisi Sarana MCK di Kota Ambon
1 2 3 4 5
No.
S
√ √ √ √ √
√
K
S T K
T
= = =
S
III - 34
T
S
K
SGL T
Selalu tersedia air T idak ada persediaan air Kadang - kadang
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √
K
Jumlah Pemakai MCK PDAM SPT/ Sumur Bor
1 19
1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
L
1 18
1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 -
P
Y T
Dikelola Lainnya -
Jumlah Toilet/WC
Dikelola CBO 3 6 1 1 11
Jumlah MCK Jamban Dikelola Dikelola Keluarga RT RW 15,587 18,704 9,711 5,533 1,632 51,167 -
3.7. Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat
= =
1 19
1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1
Ya T idak
1 18
1 1 1 1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 -
P
Jml. Kmr Mandi L
Jumlah Sanimas Tahun
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
SPT SGL
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √
= =
√
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
Sumur pompa tangan Sumur Gali
√
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
Belum
Belum Belum Belum Belum
Belum
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum
Belum Belum Belum Belum
Fas. Cuci Persediaan Ada Biaya Tempat Buangan Kapan Tangki Tangan Sabun Pemakaian Air Kotor Septik Tangki Y T Y T Y T Cubluk dikosongkan Septik
MCK Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola Sanimas Dibangun RT RW CBO *) Lainnya Dibangun 2011-2012 3 2011-2012 2010-2012 6 2010-2012 2012 1 2012 2011 1 2011 11 *) CBO = Community Based Organization
Tahun
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.9 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No
Sub Sektor
1 Air Limbah Domestik
Nama Program/ Proyek/ Layanan Pembangunan/ Rehabilitasi MCK (kerjasama dengan PKK Kota Ambon) Pembangunan MCK ++ Rehab Kolam Oksidasi IPLT Rehab Sumur Kontrol IPLT Pembangunan Septictank Komunal Daur Ulang Limbah
Pelaksanaan/PJ Dinas PU Kota Ambon
Tahun Mulai
2012
Kondisi Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi √
Aspek PJMK PM
JDR
MBR
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
Dinas Tata Kota 2010-2012 √ √ Dinas Tata Kota 2012 √ √ Dinas Tata Kota 2012 √ √ Dinas PU Provinsi, 2010 √ √ ESP-USAID Dinas Kebersihan & 2010-2012 √ √ Pertamanan Koordinasi Kelompok Kerja Bappekot AMPL Kota Ambon, untuk 2012 √ √ Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan SSK Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012 Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah JDR = Jender PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan
Selain itu di Kota Ambon telah dilakukan juga program-program layanan air limbah berbasis masyarakat (Tabel 3.9) yaitu: a. Pembangunan/ Rehabilitasi MCK oleh Dinas PU Kota Ambon bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kota Ambon di Air Manis, Desa Laha. Sarana yang terbangun adalah 1 unit MCK yang mempunyai 1 tempat cuci, dan 1 kamar mandi yang dilengkapi toilet. b. Pembangunan MCK Plus oleh Dinas Tata Kota, dengan sarana dan fasilitas didalamnya berupa air bersih dan pengolahan limbah. Pembangunan MCK Plus tersebut telah dilakukan sejak tahun 2010, yaitu: 1) Tahun 2010 sebanyak 4 unit yaitu di RT/RW 001/01 Kel. Pandan Kasturi (Kapaha), RT/RW 002/02 Kel. Honipopu (Pasar Lama), RT/RW 002/01 Kel. Batu Meja (Skip), dan RT/RW 001/03 Kel. Batu Gajah, yang seluruhnya melayani 116 KK. Kondisi MCK tersebut saat ini adalah masih berfungsi secara baik dan pemeliharaan sarana dilakukan secara swadaya oeh masyarakat. 2) Tahun 2011 sebanyak 3 unit di RT 004/03 Kel. Waihaong (Belakang Kantor Lurah), RT 001/07 Kel. Nusaniwe (Air Salobar), dan RT/RW 003/02 Negeri Laha (Laha Pantai) melayani 199 KK. Kondisi MCK tersebut saat ini adalah masih berfungsi secara baik dan pemeliharaan sarana dilakukan secara swadaya oeh masyarakat. 3) Tahun 2012 sebanyak 12 unit, yaitu 5 unit dari bersumber dari DAK, dan 7 unit bersumber dari dana Hibah. Lima unit merupakan kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyakat, yaitu di Desa Nania, Desa Galala, Negeri Latuhalat, dan Desa Hunuth. Sedangkan yang bersumber dari dana Hibah merupakan kegiatan penyediaan prasarana dan sarana persampahan, yang berlokasi di Negeri Hative Besar, Kelurahan Rijali, Kelurahan Nusaniwe, Kelurahan Ahusen, Kelurahan Honipopu, Negeri Hutumuri, dan Kelurahan Pandan Kasturi. Secara keseluruhan MCK=MCK tersebut melayani 260 KK. Kondisi MCK tersebut saat ini adalah masih berfungsi secara baik dan pemeliharaan sarana dilakukan secara swadaya oeh masyarakat.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 35
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
c. Rehabilitasi Kolam Oksidasi oleh Dinas Tata Kota, di IPLT (Kebun Cengkeh), yang berfungsi untuk tempat penampungan lumpur tinja sementara. Kondisi kolam oksidasi saat ini adalah baik. d. Rehabilitasi Sumur Kontrol oleh Dinas Tata Kota, di IPLT (Kebun Cengkeh), yang berfungsi untuk mengetahui kualitas air permukaan di IPLT. Kondisi sumur kontrol masih berfungsi dengan baik. e. Pembangunan 2 unit septik tank komunal oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku dengan APBN tahun 2010, yang difasilitasi oleh ESP-USAID. Septik tank tersebut berada di perumahan pengungsi Kayu Tiga, Negeri Soya, dan Kate-Kate, Desa Poka. Saat ini septik tank tersebut masih beroperasi, yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. f. Daur ulang limbah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon berupa pengelolaan limbah padat (sampah rumah tangga) di 5 Kecamatan. g. Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kota Ambon, yang dikoordinasi oleh BAPPEKOT Ambon, dalam membuat Buku Putih Sanitasi, dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Ambon. Selain itu, Pokja AMPL mendapat pendampingan oleh mitra yaitu IUWASH- USAID dalam penyusunan Masterplan Air Limbah Domestik dan pembangunan sarana limbah domestik di Kota Ambon. 3.2.4. Pemetaan Media Penggunaan berbagai sarana informasi dan komunikasi untuk menunjang pengelolaan air limbah domestik yang baik terus dilakukan Pemerintah Kota Ambon. Sarana yang digunakan dapat berupa sosialisasi tatap muka secara langsung dengan masyarakat maupun media elektronik di Kota Ambon. Kegiatan komunikasi yang dilakukan di Kota Ambon (Tabel 3.10) bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melalui sosialisasi dan penyuluhan. Sedangkan media komunikasi yang digunakan adalah Radio Republik Indonesia (RRI) Stasiun Ambon, melalui Dialog Interaktif tentang PHBS dan pencegahan penyakit menular (Tabel 3.11). Tabel 3.10 : Kegiatan Komunikasi yang ada di Kota Ambon Dinas No Kegiatan Tahun Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
1 Sosialisasi PHBS
2012
Dinas Kesehatan Kota Ambon
Informasi dan arahan pentingnya PHBS
PKK
2 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
2012
Dinas Kesehatan Kota Ambon
Informasi dan arahan pentingnya PHBS
Masyarakat
3 Pengembangan Media Promosi Hidup Sehat dan Informasi sadar hidup sehat
2012
Dinas Kesehatan Kota Ambon
Informasi dan arahan pentingnya PHBS
Masyarakat
Pesan Kunci
PKK sebagai motor penggerak PHBS di Masyarakat Masyarakat wajib hidup sehat
Kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat
Pembelajaran
Pelibatan Perempuan penting sebagai penggerak dalam keluarga Pembentukan perilaku merupakan proses yang berulang-ulang Pembentukan perilaku merupakan proses yang berulang-ulang
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 36
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.11 : Media Komunikasi Air Limbah yang ada di Kota Ambon No 1
Nama Media RRI Stasiun Ambon
Jenis Acara Dialog Interaktif
Isu yang diangkat PHBS Pencegahan Penyakit menular di Masyarakat
Pesan Kunci Kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat Pencegahan penyakit menular akibat Diare
Pendapat Media Baik Baik
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
Pada sisi lain, kerjasama terkait sanitasi yang dilakukan Pemerintah Kota Ambon selama ini (Tabel 3.12) adalah: a. Sosialisasi dan Penyuluhan PHBS, bekerja sama dengan Pertamina, Tim Penggerak PKK Kota Ambon, para tokoh agama/ pemuda, Mercy Corps, LSM, dan lembaga-lembaga lainnya dalam bentuk penyampaian materi/ narasumber. b. Penyusunan Buku Putih Sanitasi, Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Ambon, dan Masterplan Air Limbah Domestik Kota Ambon, bekerja sama dengan IUWASH-USAID dalam rangka penguatan kapasitas Pokja AMPL dalam penyusunan dokumen-dokumen dimaksud. c. Pembangunan MCK, Kolam Oksidasi dan Sumur Kontrol, bekerja sama dengan AUS-AID untuk hibah pembangunan fisik sarana dimaksud. Didasari bahwa kemitraan dalam mengelola air limbah domestik merupakan salah satu faktor penunjang yang dapat terus ditingkatkan. Beberapa mitra potensial yang berperan untuk pengelolaan air limbah domestik antara lain PT. Pertamina Cabang Ambon, PT. PLN (Wilayah Maluku), dan Mercy Corps (Tabel 3.13). Jenis kegiatan yang dilaksanakan antara lain pembangunan infrasturktur sanitasi, promosi higiene, dan sosialisasi PHBS. Tabel 3.12 : Kerja Sama Terkait Sanitasi No 1
Nama Kegiatan Sosialisasi/ Penyuluhan PHBS oleh Swasta dan masyarakat
2 Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Ambon 3 Penyusunan Masterplan Air Limbah Domestik Kota Ambon 4 Pembangunan MCK, Kolam Oksidasi dan Sumur Kontrol
Jenis Kegiatan Sanitasi Sosialisasi PHBS
Fasilitasi penyusunan Buku Putih dan SSK Kota Ambon Fasilitasi penyusunan Masterplan Air Limbah Kota Ambon Pembangunan fisik MCK, Kolam Oksidasi dan Sumur Kontrol
Mitra Kerja Sama
Bentuk Kerjasama
Pertamina, TP-PKK, Gereja, Mesjid, Mercy Corps, LSM Peduli, dan Lembaga Lainnya IUWASH-USAID
Penyampaian Materi / Narasumber
IUWASH-USAID
AUS - AID
Penguatan Kapasitas Penguatan Kapasitas Hibah Pembangunan Fisik
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 37
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.13 : Daftar Mitra Potensial No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerja Sama
1
PT. PERTAMINA Cabang Ambon
Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan Promosi Higiene
Peningkatan Kapasitas Masyarakat/ In Kind
2
PT. PLN (Wilayah Maluku)
Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan Promosi Higiene
Peningkatan Kapasitas Masyarakat/ In Kind
3
PT. TELKOMSEL
Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan Promosi Higiene
Peningkatan Kapasitas Masyarakat/ In Kind
4
Pihak Perbankan seperti Bank Mandiri, Bank Maluku, Bank Indoensia, Bank Nasional Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan lain-lain
Pembangunan Infrastruktur Sanitasi dan Promosi Higiene
Peningkatan Kapasitas Masyarakat/ In Kind
Sumber: Dinas Tata Kota, Kota Ambon, 2012
3.2.5. Partisipasi Dunia Usaha Pengelolaan limbah di Kota Ambon selama ini masih menjadi urusan Pemerintah Kota. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi efektivitas pengelolaan dan penanganannya, mengingat luasnya jangkauan pelayanan dan jumlah penduduk kota Ambon yang meningkat setiap tahun. Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Mercy Corps telah berperan untuk pengelolaan ini, namun masih sebatas kepada penyadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Peran swasta dalam bentuk orang per orang atau kelompok, dalam penyedotan tinja di Kota Ambon masih dalam tatanan pembersihan/ pengosongan tangki septik, dan belum terdata dengan baik (Tabel 3.14). Pembuangan lumpur tinja hasil pengosongan tangki septik itu umumnya ditampung dalam lubang galian di sekitar tangki septik tadi dan ditimbun kembali dengan tanah. Hal ini memerlukan perhatian serius ke depan, mengingat dampak terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan perlu diperhatikan, sehingga perlu memperhatikan optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Ambon. Tabel 3.14 : Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten/Kota No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan 1 Perorangan (Tidak ada data) (Tidak ada data) Pembersihan dan pengosongan tangki septik Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012 3.2.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon dilakukan oleh beberapa SKPD, seperti Dinas Tata Kota dan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan yang lebih diutamakan untuk pembangunan fisik sarana, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk operasional dan pemeliharaan sarana. Dana yang digunakan berasal dari APBD Kota Ambon, maupun dari APBN. Dana dari APBD Kota Ambon digunakan untuk operasional penyedotan, seperti bahan bakar mobil operasional tinja, pemeliharaan kendaraan, upah buruh, dan lain-lain, selain juga untuk pembangunan sarana dan prasarana. Dana APBN baik melalui DAK dan Dana Hibah digunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah .
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 38
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.15 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Air Limbah Domestik No
Sub Sektor
2008
2009
2010
2011
2012
Pertumbuhan Rata-rata (%)
Rata - rata
A. PENDAPATAN 1 Retribusi Penyedotan Tinja B. BELANJA
40,389,000 41,675,000 79,575,000 99,325,000
90,975,000
70,387,800
27,63
1 Operasional BBM mobil tinja 20,945,000 21,328,000 21,328,000 21,954,000 22,500,000 2 Pembangunan sarana dan - 8,967,242,000 prasarana pengelolaan air limbah domestik Sumber:Sumber: Dinas Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Pertamanan Kota Ambon Kota Ambon dan BAPPEKOT dan BAPPEKOT Ambon,Ambon, 2012 2012
21,611,000 1,793,448,400
1,81
Pendapatan subsektor pengolahan air limbah domestik Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3.15), menunjukan peningkatan dengan rata-rata per tahun adalah Rp.70.387.800,- atau dengan pertumbuhan 27,63% per tahun. Retribusi ini didapat dari layanan penyedotan tinja. Potensi retribusi ini sebenarnya masih cukup besar karena umumnya tangki septik yang dipunyai masyarakat adalah tangki septik tunggal, namun karena hanya tersedia 1 unit mobil layanan, sehingga pelayanan terbatas hanya ketika ada permintaan. Selain itu di Kota Ambon belum mempunyai peraturan daerah yang mengatur pengelolaan limbah, sehingga turut mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat untuk menguras dan mengosongkan tangki septik secara teratur. Adapun besaran tarif reribusi pelayanan penyedotan tinja, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 6 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Tinja, Pemakaman dan Sampah, sesuai volume untuk kategori rumah tangga adalah a. Volume 0 – 3 m3 adalah sebesar Rp.300.000,b. Volume 3,1 – 6 m3 adalah sebesar Rp.600.000,c. Volume 6,1 – 9 m3 adalah sebesar Rp.900.000,d. Volume 9 m3ke atas adalah sebesar Rp.1.200.000,Pada sisi lain, belanja subsektor pengolahan air limbah domestik Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3.15), menunjukan juga peningkatan. Untuk belanja operasional, khususnya untuk BBM mobil penyedotan tinja, rata-rata per tahun adalah Rp.21.611.000,- atau dengan pertumbuhan 1,81% per tahun. Sedangkan belanja pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik mulai secara intens mulai dilakukan pada tahun 2010, melalui pembangunan MCK ++, dan rehablitasi sarana IPLT Kota Ambon yang rusak sejak tahun 1999. 3.2.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan air limbah domestik di Kota Ambon, adalah: a. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah domestic yang baik dan sehat, terutama di permukiman padat. Pada beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata atau dikelola dengan benar. b. Kurangnya ketersediaan air bersih untuk MCK cenderung mendorong masyarakat berperilaku kurang sehat. c. Karena alasan ekonomi, masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya untuk membuat jamban.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 39
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
d. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan hidup sehat. Pemahaman masyarakat mengenai keterkaitan antar manusia dan lingkungan hidup belum memadai. Pada sisi lain, berbagai kearifan tradisional yang berorientasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem mulai ditinggalkan karena faktor ekonomi, teknologi dan lain-lain. e. Maraknya dugaan pembuangan limbah cair dari rumah penduduk, hotel dan restauran ke badan sungai/ laut. Para pelaku memilih mengambil jalan pintas membuang limbah cair ke badan sungai/ laut disebabkan karena kurangnya pemahaman, kepedulian, dan kesadaran untuk mengelola limbah dengan benar, lokasi yang jauh dari jangkauan mobil pelayanan, maupun alasan ekonomi yang tidak sanggup membayar biaya retribusi penyedotan tinja. f. Terbatasnya mobil layanan penyedotan lumpur tinja untuk melayani permintaan masyarakat, dan belum optimalnya pengoperasian IPLT dalam pengolahan limbah di Kota Ambon. g. Belum adanya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Air Limbah. h. Terbatasnya lahan untuk pembangunan Small Scale Sewerage di Pusat Kota Ambon. i. Kurangnya sosialisasi, edukasi, dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan tentang pengelolaan air limbah yang sehat. j. Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah domestic, limbah medis, maupun limbah industry. k. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan tertib pengelolaan air limbah. 3.3. Pengelolaan Persampahan Pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas pembangunan di Kota Ambon melalui Ambon Bersih dan Ambon Tertib, dalam mendukung terwujudnya Ambon Kota yang Bersih dan Hijau. Karena itu Pemerintah Kota Ambon bersama-sama semua komponen masyarakat terus berupaya menjadikan kota Ambon yang bersih, yang salah satunya melalui Gerakan JUMPA BERLIAN (JUMat PAgi BERsihkan LIngkunAN), dengan melibatkan pula anak-anak sekolah, kelompok-kelompok masyarakat, LSM, organisasi social-kemasyarakatan, Akademisi, Pegawai Negeri Sipil dan TNI-POLRI. 3.3.1. Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan persampahan di Kota Ambon adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Untuk menunjang SKPD ini, Dinas Tata Kota, dan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup juga melakukan tugas dan fungsi pendampingan. Karena pengelolaan persampahan adalah aktivitas yang terpadu dan menyeluruh, sehingga dalam koordinasi seringkali melibatkan pula Badan Perencanaan Pembangunan Kota (BAPPEKOT) dan Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penyadaran masyarakat. Pengelolaan sampah pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang Persampahan pada Seksi Persampahan, Seksi Angkutan, Seksi Peralatan, dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) Toisapu, Negeri Hutumuri. Pada Dinas Tata Kota ditangani oleh Bidang Penataan Ruang pada Seksi Pengaturan dan Pembinaan Tata Ruang. Pada Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan ditangani oleh Seksi Pengendalian Dampak dan Pencemaran Lingkungan. Pada BAPPEKOT ditangani oleh Bidang Fisik, Prasarana dan Tata Ruang; pada Sub Bidang Fisik Prasarana Dasar Perkotaan; dan Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Pada Dinas Kesehatan ditangani oleh Bidang Promosi Kesehatan pada Seksi Upaya Kesehatan Institusi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Seksi Penyehatan Lingkungan dan Permukiman.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 40
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan persampahan, ternyata para pemangku kepentingan telah berperan aktif bersama-sama dengan Pemerintah Kota Ambon (Tabel 3.16). Memang peran Pemerintah Kota Ambon dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon masih dominan, mulai dari perencanan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan, serta monitoring dan evaluasi. Peran swasta nampak pada pengadaan sarana, seperti menyediakan sarana perwadahan sampah di sumber sampah, dan menyediakan sarana pengumpulan dari sumber sampah ke TPS. Dibandingkan peran swasta, kesadaran masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan sampah sudah lebih baik. Sebagaimana swasta, masyarakat juga berperan dalam pengadaan sarana, seperti menyediakan sarana perwadahan sampah di sumber sampah, menyediakan sarana pengumpulan dari sumber sampah ke TPS. Pada sisi lain ada kelompok masyarakat yang telah menyediakan sarana komposting dan mendaur ulang sampah sendiri di rumah, dan pada beberapa sekolah telah melakukan komposting dan daur ulang terhadap sampah di lingkungan sekolah. Selain itu masyarakat juga berperan dalam pengelolaan sampah, melalui mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS, dan mengelola sampah di TPS. Di Kota Ambon telah terdapat beberapa pengaturan tentang pengelolaan sampah, antara lain Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon Tahun 2011-2031; Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban; Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan; dan Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah. Peta peraturan pengelolaan sampah di Kota Ambon dapat dilihat pada Tabel 3.17. Berdasarkan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031, rencana pengembangan sistem pengelolaan sampah di Kota Ambon adalah: a. pengembangan Fasilitas Pengelolaan Sampah (FPS/TPA) dan Stasiun Peralihan Antara (SPA) di setiap kecamatan sesuai hasil studi kelayakan yang akan diadakan; b. pengembangan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Toisapu c. pengembangan pengelolaan sampah dengan konsep pemilahan, penggunaan kembali/daur ulang, dengan penekanan pada program pengomposan, dan memanfaatkan sampah menjadi energi (waste to energy); d. pengembangan sistem pengumpulan sampah di pasar, pusat perdagangan, jasa dan industri, pemukiman, dan jalur jalan protokol; e. peningkatan kemampuan manajemen pengangkutan dan pemindahan sampah Selain itu RTRW Kota Ambon juga mengatur kerjasama penataan ruang Kota Ambon, khususnya penyediaan jaringan infrastruktur dan prasarana umum, diantaranya pengelolaan sampah. Sejalan dengan itu, melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, telah mengatur tentang tertib penanganan sampah di Kota Ambon. Pada sisi lain melalui Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Peningkatan Kesadaran Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah, telah diatur beberapa hal substantif tentang tertib membuang sampah, seperti jam pembuangan sampah, kewajiban menyediakan tempat sampah di kendaraan umum, dan cara membuang sampah secara benar. Sedangkan pengaturan tentang Retribusi Sampah diatur melalui Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan. Besaran tarif retribusi sampah di Kota Ambon, yaitu sampah rumah tangga (rumah tinggal, rumah kost/mes/wisma, asrama, dan penginapan/hotel), sampah sejenis sampah rumah tangga (rumah sakit, kantor pemerintah/ swasta, gudang, tempat makan, tempat minum, toko/ usaha komersil, bengkel), sampah spesifik (bahan beracun dan berbahaya, dan puing bongkahan bangunan), dan sampah luar biasa dari tebangan pohon.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 41
PERENCANAAN 1 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota 2 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target 3 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA 1 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah 2 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) 3 Membangun Sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) 4 Membangun Sarana Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 5 Membangun Sarana TPA 6 Menyediakan Sarana Komposting PENGELOLAAN 1 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS 2 Mengelola sampah di TPS 3 Mengangkut sampah dari TPS keTPA 4 Mengelola TPA 5 Melakukan Pemilahan Sampah 6 Melakukan penarikan retribusi sampah 7 Memberikan Ijin Usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN 1 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) 2 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah 3 Meberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan persampahan skala kab/kota 2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon
FUNGSI
√
√
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Swasta
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota Ambon
Tabel 3.16. : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan persampahan Kota Ambon
√
√
√
√
√
Masyarakat
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 42
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS
Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama Pemerintah Kota Ambon dengan swasta atau Pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan
5
6
8
Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon 2011-2031 Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Sampah
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban, dan Peraturan Walikota Ambon No. 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah
Ada (Sebutkan)
Ketersediaan
Sumber: Hasil Analisis, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS
4
7
Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Ambon dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan
3
Persampahan 1 Target capaian persampahan di Kota Ambon 2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Ambon dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan
Peraturan
Tabel 3.17 : Peta Peraturan Persampahan Kota Ambon
Tidak Ada
√
√
√
Efektif Dilaksanakan
√
√
√
√
√
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Ketersediaan peraturan-peraturan ini menjadi dasar pengelolaan sampah di Kota Ambon, sebagaimana peta peraturan pengelolaan sampah di Kota Ambon pada Tabel 3.17.
III - 43
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 3.17 di atas, terdapat beberapa hal yang belum berjalan secara efektif dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon, yaitu mengenai implementasi kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Ambon dalam penyediaan layanan pengelolaan persampahan dan dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan persampahan, kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS, serta kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial/fasilitas sosial/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS. Selain itu retribusi sampah atau kebersihan, juga belum berjalan efektif, karena potensi wajib retribusi belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Ambon, 3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Pelayanan sampah di Kota Ambon dimulai dari pengumpulan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS), pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan pengolahan sampah di TPA atau IPST di Toisapu. a. Pengumpulan Sampah Membuang sampah pada tempatnya sesuai waktu adalah upaya untuk mewujudkan Ambon yang bersih. Membuang sampah ke TPS adalah kewajiban kita, meskipun disadari masih banyak orang yang belum membuang sampah secara benar, dan menggunakan sungai, selokan, pantai, halaman, atau alor (jurang/ lembah) di sekitar tempat tinggal sebagai tempat membuang sampah. Saat ini di Kota Ambon terdapat 146 TPS, yang tersebar di 4 Kecamatan, yaitu 59 unit di Kecamatan Sirimau, 37 unit di Kecamatan Nusaniwe, 24 unit di Kecamatan Teluk Ambon baguala, dan 26 unit di Kecamatan Teluk Ambon. Lokasi TPS tadi merupakan lokasi pelayanan sampah Kota Ambon, yaitu dari Negeri Amahusu di Kelurahan Nusaniwe, sampai sekitar Bandara Pattimura di Negeri Laha. Selain TPS, untuk menampung volume sampah yang meningkat, seiring dengan bertambahnya penduduk dan gaya hidup moderen, terdapat pula 18 unit container sampah pada 18 titik pembuangan sampah. Namun demikian terdapat pula 76 TPS Semu, yaitu titik-titik penampungan/ penumpukan sampah masyarakat yang bukan TPS. Titik-titk TPS semu ini umumnya terdapat di perkotaan padat penduduk di Pusat Kota Ambon, seperti di Kelurahan Ahusen, Kelurahan Honipopu, Kelurahan Uritetu, Kelurahan Rijali, Kelurahan Wainitu, Kelurahan Waihaong, dan Desa/ Negeri Batu Merah. Pada sisi lain, 8 Desa/ Negeri di Kecamatan Leitimur Selatan (Hutumuri, Rutong, Leahari, Hukurila, Naku, Kilang, Ema, dan Hatalai), Negeri Soya di Kecamatan Sirimau, dan 4 Desa/ Negeri di Kecamatan Nusaniwe (Urimesing, Nusaniwe, Seilale, dan Latuhalat) yang secara fisik wilayah merupakan kawasan perdesaan yang tidak terlayani jalur pengumpulan dan pengakutan sampah. Pada kawasan-kawasan yang tidak terlayani jalur pengumpulan sampah Pemerintah Kota tersebut, berdasarkan Study EHRA, masyarakat mengelola sampah dengan cara membakar (68,27%), membuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (17,8%), membuang ke sungai/ kali/laut/danau (5,19%), dikumpulkan dan dibuang ke TPS (4,81%), dan membuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah (2,50%). b. Pengangkutan Sampah Operasional pengangkutan sampah di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon. Pengangkutan sampah dimulai dari TPS, container, dan TPS Prasarana yang tersedia adalah 15 unit mobil dump truck, 8 unit mobil pick up, 9 unit mobil arm rool yang masing-masing mengoperasikan 2 unit konteiner. Semua kendaraan pengangkut sampah tersebut beroperasi setiap hari, dari pukul 05.00 sampai selesai. Sampah yang diangkut ke TPA adalah
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 44
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
sampah rumah tangga, perkantoran, sekolah, dan fasilitas umum (pertokoaan, pasar, dan terminal). Sampah medis dari sarana kesehatan biasanya ditangani tersendiri oleh petugas medis.. Selain kendaraan-kendaraan tersebut, pengangkutan sampah juga dilakukan menggunakan 4 unit motor tossa (sepeda motor roda 3 yang dilengkapi dengan bak penampung sampah). Khusus untuk motor tossa, pengangkutan sampah rutin dilakukan sebagai berikut: 1) pengangkutan sampah rutin dari pukul 05.00 sampai 07.00 WIT. 2) pengangkutan spul/ ulang dilakukan lagi pada beberapa jalur yang telah ditentukan dan pengangkutan sampah pada tong sampah sepanjang jalan pattimura dari pukul 10.00 sampai 12.00 WIT. 3) pengangkutan sampah dari hasil sapu jalan di sore hari pada pukul 15.00 sampai 16.00 WIT. Sampah yang diangkut oleh motor tossa, dimasukkan pada kontener sampah yang telah ditentukan. Selain pengangkutan sampah dari TPS, Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga melakukan pembersihan sampah sepanjang jalan dengan mengoperasikan 200 orang petugas pembersihan/ penyapu jalan, yaitu 157 orang pada pagi hari dari Air Salobar sampai dengan Passo; dan 43 pada sore hari pada jalan-jalan utama di Pusat Kota Ambon. c. Pengolahan Sampah Sampah yang terangkut dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)/ Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di Toisapu. Sistem pengolahan sampah yang utama di IPST Toisapu adalah system control landfill. Namun demikian telah dilakukan daur ulang sampah, khususnya sampah plastik, dan kompos rata-rata 20 m3/bulan. Gambaran cakupan layanan dan lokasi insfrastruktur pengelolaan sampah di Kota Ambon, dapat dilihat pada Peta 3.3, dan Peta 3.4. Tabel 3.18. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Kota Ambon Input
Sampah rumah tangga, kantor, sekolah
Sampah Tempat Usaha/ Industri
User Interface
Masyarakat, kantor, sekolah
Badan Usaha Industri Kecil dan Menengah
Penampungan Awal
Kantong plastik, tong/ keranjang sampah pribadi
Tong sampah
Angkut sendiri ke TPS Gerobak sampah lingkungan ke TPS Pemulung sampah di rumah dan TPS Komposting sendiri Mobil Sampah Petugas Kebersihan Mobil Sendiri
TPA / IPST
TPA / IPST
Kode/ Nama Aliran AL-1
TPA / IPST
TPA / IPST
AL-2
Penampungan Daur Ulang
Penampungan Daur Ulang
AL-3
Komposting sendiri TPA / IPST
Komposting sendiri TPA / IPST
AL-4
TPA / IPST
TPA / IPST
AL-6
Pemulung sampah
Penampungan Daur Ulang
Penampungan Daur Ulang
AL-7
Pengaliran
Pengolahan Akhir
Pembuangan/ Daur Ulang
AL-5
Sumber: Hasil Analisa dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 45
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Penanganan sampah di Kota Ambon dimulai dari sumber sampah, yaitu sampah rumah tangga, kantor, sekolah, dan tempat usaha/ industri (Tabel 3.18). Sampah dari rumah tangga, kantor dan sekolah diangkut sendiri atau dengan gerobak sampah ke TPS dan selanjutnya di dengan mobil operasional sampah dibawa ke TPA/ IPST Toisapu (AL-1 dan AL-2). Sampah rumah tangga, kantor, dan sekolah, juga dikelola oleh pemulung untuk dijual kepada pengusaha penampung daur ulang (AL-3) dan komposting (AL-4).. Sampah daur ulang umumnya adalah plastik, gardus, kertas, dan logam, yang oleh pengusaha daur ulang, diekspor ke luar Kota Ambon untuk diolah dikembali. Cara pengolahan sampah dari tempat usaha/ industi adalah dengan dibawa oleh mobil operasional sampah ke TPA/ IPST (AL-5), dibawa dengan kendaraan sendiri ke TPA/ IPST (AL-6), maupun melalui pemulung sampah (AL-7). Sistem pengelolaan sampah di Kota Ambon (Tabel 3.19) menunjukan bahwa pengolahan sampah utama di Kota Ambon dilakukan di IPST Toisapu, melalui sistem sanitary landfill (control landfill) dengan rata-rata sampah yang masuk adalah 595 m3/hari. Selain itu melalui usaha penampungan daur ulang sampah khususnya untuk kertas/ gardus/ logam/ plastic telah dikumpulkan rata-rata 20 m3/bulan, yang selanjutnya dieksport ke pabrik pengolahan di luar Kota Ambon. Sedangkan produksi kompos alami di rumah/ sekolah biasanya digunakan untuk kepentingan sendiri. Tabel 3.19. Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Ambon Teknologi yang Jenis Data Kelompok Fungsi Digunakan Sekunder Sanitary landfill UPTD - IPST Produksi Sampah (control landfill) Toisapu Komposting Produksi Sampah Pencacah plastik Produksi Sampah Pengumpulan dan pengepakan kertas/ Usaha gardus/ logam/ Penampungan plastic untuk dikirim Produksi Sampah Daur Ulang ke pabrik Sampah pengolahan di luar Kota Ambon Komposting Komposting alami Produksi Sampah Sendiri di rumah/ sekolah
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
Rata-rata 595 m3/hari Rata-rata 6 m3 bulan Rata-rata 20 m3 bulan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon
Rata-rata 20 m3 bulan
Rata-rata 2 m3 bulan
Sumber: Hasil Analisa dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012 3.3.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) Sampah saat ini telah menjadi telah menjadi salah satu komoditi penting di perkotaan. Di Kota Ambon, banyak orang mendapatkan manfaat ekonomi melalui sampah. Pada IPST Toisapu, terdapat sekitar 200 pemulung terdiri dari 89 laki-laki, dan 111 perempuan yang bekerja mengumpulkan sampah yang dapat didaur ulang, seperti plastik dan logam untuk dijual kembali kepada Perusahaan Penampungan Daur Ulang Sampah. Rata-rata para pemulung ini mendapatkan penghasilan sebesar Rp.500.000,- per bulan dari usaha mengumpulkan sampah. Dengan demikian memulung sampah telah menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan, sekaligus peningkatan ekonomi keluarga.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 46
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.20 : Pengelolaan Persampahan di tingkat Kelurahan/Kecamatan Dikelola oleh Dikelola oleh Masyarakat Sektor Formal di Jenis Kegiatan Tingkat Kelurahan/ RT RW Kecamatan L P L P L P Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu jalan
Dikelola Pihak Swasta L
P
Ada
Ada
Ada
Ada
-
-
-
-
Ada -
Ada -
Ada -
Ada -
-
-
-
-
Ket.
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Tabel 3.21 : Pengelolaan Persampahan Tingkat Kota Ambon
Jenis Kegiatan
Pengumpulan sampah dari rumah Pemilahan sampah di TPS Pengangkutan sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu jalan JUMLAH
Dikelola oleh Dikelola Dikelola oleh Pemerintah oleh sektor formal di Kota Masyarakat Tingkat Kota L P L P L P
Dikelola Pihak Swasta L P
-
-
-
-
-
-
-
-
33 33 70 33 169
100 167 267
-
-
-
-
5 10 15
5 10 15
10 10
10 10
Ket.
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012 Pengelolaan sampah di tingkat Kelurahan/ Kecamatan (Tabel 3.20) di Kota Ambon dilakukan oleh masyarakat, namun masih sebatas pengumpulan sampah dari rumah, dan pengangkutan sampah sampah di TPS. Kegiatan ini umumnya dikoordinasikan oleh Ketua RT, Ketua RW, atau kelompok masyarakat seperti organisasi pemuda. Pada pengelolaan sampah di tingkat Kota Ambon (Tabel 3.21), peran utama pengelolaan sampah masih di Pemerintah Kota, yaitu pengangkutan ke TPS, pengangkutan ke TPA, pemilahan di TPA, dan para penyapu jalan. Pengelolaan sampah di Kota Ambon menampung cukup banyak tenaga kerja kontrak, yaitu 436 orang, terdiri dari 169 laki-laki (39%), dan 267 perempuan (61%). Tenaga kerja perempuan berada pada pemilahan sampah di TPA (59%), dan para penyapu jalan (84%). Selain itu terdapat pula pengelolaan oleh sektor informal, yaitu Asosiasi Pedagang Pasar untuk pembersihan pasar Mardika, serta Pemerintah Negeri Batu Merah untuk pembersihan pasar Batu Merah. Sedangkan pengelolaan oleh pihak Swasta dilakukan untuk pemilihan sampah plastik di IPST Toisapu.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 47
PETA 3.3. PETA CAKUPAN LAYANAN PERSAMPAHAN
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 48
PETA 3.4. PETA LOKASI INFRASTRUKTUR UTAMA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 49
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Pada sisi lain, program layanan persampahan yang berbasis masyarakat (Tabel 3.22) adalah: a. Pengawasan dan penyediaan prasarana dan sarana persampahan oleh Dinas Tata Kota berupa Bak TPS maupun sarana-sarana lainnya yang tersebar di Kota Ambon. Kegiatan ini dimulai tahun2010 dan masih berfungsi sampai saat ini, namun ada juga yang mengalami kerusakan. b. Pemeliharaan instalasi pengolahan persampahan oeh Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menunjang operasoional dan pemeliharaan IPST Toisapu. Kegiatan ini dilakukan sejak tahun 2006, dan masih berfungsi sampai sekarang c. Pengadaan kendaraan motor tosa dan gerobak sampah sejak tahun 2010, dan masih berfungsi sampai saat ini. Motor tersebut digunakan untuk pengangkutan sampah skala lingkungan yang tidak terjangkau mobil sampah, ataupun pada jalan-jalan tertentu untuk mengangkat sampah hasil penyapuan jalan d. Pembangunan unit pengelola sampah dengan prinsip 3R sejak tahun 2012. Saat ini, ada yang beroperasi, namun ada pula yang beroperasi belum optimal, karena belum dimanfaatkan secara maksimal. e. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah pada tahun 2102, dan saat ini dalam tahap penyampaian ke DPRD Kota Ambon. f. Bantuan 2 unit motor Tosa dari Asosiasi Perdagangan (ARDIN) Kota Ambon, pada tahun 2012 dan berfungsi baik sampai saat ini. g. Bantuan paket tempat sampah dari Mercy Corps pada tahun 2012, yang disebarkan pada lokasilokasi ppenampungan pengungsi pasca bencana alam banjir dan longsor tahun 2012 di Kota Ambon. Tempat-tempat sampah tersebut masih berfungsi sampai saat ini, namun beberapa sudah tidak berfiungsi lagi, karena lokasi pengungsi sudah ditinggalkan, dan keberadaan sarana tersebut tidak ada lagi. Tabel 3.22 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No 1
Sub Sektor Persampahan
Nama Program/ Proyek/ Layanan
Pelaksanaan/ PJ
Tahun Mulai
Kondisi Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi
PM
JDR
MBR
√
√
√
Pengawasan, Penyediaan Prasarana dan sarana persampahan, berupa TPS, dan sarana lainnya
Dinas Tata Kota
2010
√
Pemeliharaan Instalasi pengolahan persampahan
Dinas Kebersihan dan pertamanan
2006
√
√
√
√
Pengadaan kendaraan motor Dinas Kebersihan tossa dan gerobak sampah dan pertamanan
2010
√
√
√
√
Pembangunan Unit Pengelola sampah dengan prinsip 3R Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah Bantuan Motor Tosa Bantuan Tempat Sampah
Kantor PDL
2010
√
√
√
√
Dinas Kebersihan dan pertamanan
2012
√
√
√
√
ARDIN Mercy Corps
2012 2012
√ √
√ √
√ √
√ √
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kota Ambon, 2012 Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
√
Aspek PJMK
√
√
MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan
III - 50
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.23. Kegiatan Komunikasi Persampahan di Kota Ambon Dinas Tujuan No Kegiatan Tahun Pelaksana Kegiatan Sosialisasi Peraturan Dinas Walikota Ambon 2010 Kebersihan Informasi 1 No. 66 Tahun 2012 Dan dan arahan 2009 tentang Pertamanan Pengelolaan Sampah
2
Sosialisasi RTRW Kota Ambon 20112031
3
Sosialisasi Cara Pengomposan Sampah
4
Gerakan JUMPA BERLIAN (Jumat Pagi Bersihkan Lingkungan)
5
Desa/ Kelurahan Binaan untuk Kebersihan
Pesan Kunci
Pembelajaran
Masyarakat
Buanglah sampah pada tempatnya dan waktunya
Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan
Masyarakat, Kewang, Anak Sekolah
Mari jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk tertib membuang sampah)
Menumbuhkan kesadaran masyarakat peduli ruang Kota Ambon yang berkualitas (tertib sampah)
20112012
BAPPEKOT
2012
Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Informasi dan arahan
Masyarakat
Berkurangnya volume sampah ke TPA
2012
Semua SKPD di Kota Ambon
Bersih Lingkungan di Hari Jumat Pagi
Pemerintah Kota dan Masyarakat
Bersihkan sampah di lingkungan masing-masing
Semua SKPD di Kota Ambon
Kebersihan lingkungan di Desa/ Kelurahan terpelihara
Pemerintah Kota dan Masyarakat
Bersihkan sampah di lingkungan masing-masing
2012
Informasi dan Diskusi
Khalayak Sasaran
Menumbuhkan kesadaran masyarakat mendaur ulang sampah Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012 3.3.4. Pemetaan Media Komunikasi dan informasi pengelolaan sampah menjadi salah satu aspek penting di Kota Ambon. Hal ini seiring dengan prioritas pembangunan Kota Ambon yaitu Ambon Bersih, maupun Ambon yang Partisipatif dan Komunikatif. Beberapa kegiatan komunikasi persampahan di Kota Ambon (Tabel 3.23) yang telah dilakukan adalah: a. Sosialisasi Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah kepada masyarakat tatap muka, stiker di kendaraan, dan papan pengumuman. Pesan kunci yang disampaikan adalah membuang sampah pada tempatnya pada waktu yang tepat.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 51
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
b. Sosialisasi RTRW Kota Ambon 2011-2031 kepada masyarakat, Kewang (semacam polisi lingkungan sebagai kearifan local di Kota Ambon), dan pelajar SMU/SMK. Pesan yang disampaikan adalah mari jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk tertib membuang sampah) c. Sosialisasi Cara Pengomposan Sampah, untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam mendaur ulang sampah menjadi lebih berdaya guna, sekaligus mengurangi volume sampah ke TPA. d. Gerakan JUMPA BERLIAN (JUmat PAgi BERsihkan LIngkungAN), yang dicanangkan pada 20 April 2012, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, dengan bersihkan sampah di lingkungan masing-masing, baik di daratan maupun di pantai. Gerakan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Ambon, termasuk pelajar dan mahasiswa. e. Pendampingan Desa/ Kelurahan Binaan oleh setiap SKPD untuk menjaga keberhasihan lokasi masing-masing, dengan melibatkan semua komponen masyarakat setempat. Terkait dengan ini telah dikeluarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 344 Tahun 2012, tanggal 28 Maret 2012, tentang Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk Pendampingan dan Pembinaan kepada Desa/Negeri dan Kelurahan dalam Program Kebersihan dan Tertib Sampah dalam Wilayah Kota Ambon, sehingga menjadi dasar untuk semua SKPD bekerja bersama-sama masyarakat di 50 desa/negeri dan kelurahan untuk mewujudkan Ambon yang bersih. Selain itu kegiatan-kegiatan komunikasi persampahan yang dilakukan, digunakan pula media-media Komunikasi (Tabel 3.24), seperti kerja bakti massal melalui Gerakan JUMPA BERLIAN, Pameran Lingkungan Hidup, pencanangan dan penyebarluasan Peta Ambon Hijau (Ambon Green Map), dan talkshow di TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara. Tabel 3.24. Media Komunikasi Persampahan di Kota Ambon No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media Sangat positif, melibatkan semua pemangku kepentingan di Kota Ambon Sangat positif, generasi muda dilibatkan sebagai duta kebersihan Sangat positif, Forum Kalesang/ Peduli Ambon Hijau dilibatkan sebagai duta kebersihan Sangat positif, masyarakat secara interaktif menyampaikan keluhan dan saran
1
Gerakan JUMPA BERLIAN
Kerja Bakti Massal
Ambon Bersih
Lingkungan yang bersih sebagai perilaku dan kebutuhan
2
Pameran Lingkungan Hidup
Pameran
Ambon Hijau dan Bersih
Tertib membuang sampah
3
Ambon Green Map
Pencangan dan Penyebarluasan Peta Ambon Hijau
Ambon Hijau dan Bersih
Jadikan Ambon kota yang hijau dan bersih
4
TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
Talk show
Ambon Bersih dan Tertib Membuang Sampah
Lingkungan yang bersih sebagai perilaku dan kebutuhan
Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 52
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Pada sisi lain selama ini telah dilakukan pula kerjasama dengan para mitra dalam rangka pengelolaan sampah di Kota Ambon (Tabel 3.25), sekaligus terdapat pula mitra-mitra yang potensial bekerjasama dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon (Tabel 3.26). Mitra-mitra yang potensial ini dapat terus digandeng dalam pengelolaan sampah di Kota Ambon. Tabel 3.25. Kerjasama Terkait Sanitasi di Bidang Persampahan No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan Sanitasi
Mitra Kerja Sama
Bentuk Kerjasama
1
Pembangunan infrastruktur pengolahan akhir sampah
Pembangunan TPA/ IPST
UNDP
2
Pembuatan dan penyediaan BAK TPS lingkungan masyarakat Pembuatan dan penyediaan Gerobak Sampah
Bantuan langsung Bantuan Langsung
Mercy Corps, BKM PNPM Mandiri, AUS-AID Mercy Corps
4
Pengolahan sampah menjadi Gas Metan/ Energi
Pengolahan / Daur Ulang Sampah
Group MARIS (BELANDA)
MOU terkait tekhnologi pengolahan sampah
5
Penyusunan Master Plan Sistem Sanitasi Kota (SSK/Buku Putih) Pesisir dan Teluk Ambon Bersih
Dokumen Sistem Sanitasi Kota
USAID/IUWASH
MOU untuk penguatan kapasitas Pemerintah Kota Pilot Project Pesisir dan Teluk Ambon yang Bersih di Kelurahan Lateri Pengelolaan Sampah di Teluk Ambon
3
5
Penyadaran masyarakat Sinode GPM mengelola sampah yang benar 6 Teluk Ambon Bersih Penyadaran masyarakat LIPI Ambon mengelola sampah yang benar Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
MoU untuk hibah dana pembangunan infrastuktur sampah Dukungan Sarana Prasarana Persampahan Dukungan Sarana Prasarana Persampahan
Tabel 3.26. Daftar Mitra Potensial di Bidang Persampahan No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerja Sama
1
Mercy Corps
Dukungan sarana prasarana persampahan bagi masyarakat
Bantuan Langsung
2
USAID / IUWASH
Penyusunan Master Plan Sanitasi / SSK
3
UNICEF
Dukungan sarana prasarana persampahan bagi masyarakat
Penguatan kapasitas Pemerintah Kota Bantuan Langsung
4 5 6 7
Kampanye Ambon Bersih TELKOMSEL Kampanye Ambon Bersih PT. TELKOM Kampanye Ambon Bersih PT. PLN Bank Maluku, BI, Kampanye Ambon Bersih dan dukunfan Bank Mandiri, dan sarana prasarana persampahan perbankan lainnya Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Kampanye Publik Kampanye Publik Kampanye Publik Kampane Publik
III - 53
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
3.3.5. Partisipasi Dunia Usaha Sampah dewasa ini telah menjadi salah satu komoditi ekonomi, khususnya yang dapat didaur ulang, seperti kertas/ gardus, logam, dan plastik. Beberapa pengusaha daur ulang telah beroperasi di Kota Ambon, yang beberapa telah didata sebagaimana Tabel 3.27. Tabel 3.27. Penyedia Layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kota Ambon Tahun Mulai No Nama Provider Jenis Kegiatan Operasi 1 Besi Tua Mardika 2006 Pengumpulan logam bekas (besi tua) 2 Besi Tua Trikora 2009 Pengumpulan logam bekas (besi tua) 3 Pengumpul Daur Ulang 2009 Pengumpulan logam bekas (besi tua), plastic, dan Lorong Sulawesi (1) kertas/ gardus 4 Pengumpul Daur Ulang 2009 Pengumpulan kertas/ gardus Lorong Sulawesi (2) Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012 3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan Pengelolaan persampahan di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertaman Kota Ambon, namun beberapa SKPD, seperti Dinas Tata Kota dan Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan juga melakukan pembangunan fisik sarana menggunakan Dana Hibah maupun DAK. Tabel 3.28 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Persampahan No
Sub Sektor
2008
2009
2010
2011
A. PENDAPATAN 1 Retribusi Sampah 35,700,000 37,319,000 74,250,000 180,579,000 B. BELANJA 1 Operasional BBM mobil sampah 3,766,519,000 4,378,961,950 4,364,637,567 7,392,061,300 2 Upah buruh sampah 1,718,035,000 2,155,645,000 2,798,573,000 2,843,635,000 3 Pembangunan sarana dan 4,882,213,000 5,961,524,467 6,832,370,775 8,777,432,187 prasarana pengelolaan sampah Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon dan BAPPEKOT Ambon, 2012
2012
Rata - rata
174,400,000
100,449,600
60,82
5,481,028,870 4,129,915,000 3,288,386,000
5,076,641,737 2,729,160,600 5,948,385,286
14,86 25,54 0,66
Pendapatan subsektor pengolahan persampahan di Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3. 28), menunjukan peningkatan yang baik, dengan rata-rata per tahun adalah Rp.100.449.600,- atau dengan pertumbuhan 60,82% per tahun, yang didapat dari retribusi sampah. Pada sisi lain, belanja subsektor persampahan cukup besar, dengan rata-rata per tahun adalah Rp.5.076.641.737 ,- atau dengan pertumbuhan 14,86% per tahun untuk operasional BBM mobil sampah; Rp.2.729.160.600,- atau dengan pertumbuhan 25,54% per tahun untuk upah buruh sampah; dan Rp.5.948.385.286,- atau dengan pertumbuhan 0,66% per tahun untuk pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Dilihat dari struktur pendapatan dan belanja sub sektor persampahan tersebut, ternyata pendapat melalui retribusi belum mampu membiayai seluruh belanja sub sektor ini. Hal ini merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Ambon, untuk terus meningkatkan efektivitas pemungutan retribusi, sesuai potensi yang ada.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Pertumbuhan Rata-rata (%)
III - 54
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
3.3.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan persampahan di Kota Ambon, adalah: a. Kurangnya sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan tentang tertib sampah, termasuk kurangnya edukasi dan informasi kepada masyarakat tentang daur ulang sampah, tidak membakar sampah sembarangan, . b. Adanya anggapan bahwa sampah adalah urusan Pemerintah Kota Ambon, sehingga masyarakat sering tidak untuk tertib membuang sampah, seperti waktu dan tempat membuang sampah yang benar, sehingga sampah banyak ditemukan di sungai, pantai, dan Teluk Ambon, serta masih terdapat banyak titik semu penimbunan sampah di berbagai tempat c. Volume sampah harian yang cukup banyak, diperhadapkan dengan keterbatasan mobil pengangkut sampah, bahkan kondisi beberapa kendaraan operasional sampah yang sudah tidak layak kMarena termakan usia, dengan rata-rata sudah berumur lebih dari 5 tahun, sehingga sampai siang hari masih ada sampah yang tertimbun, bahkan pada beberapa lokasi TPS masih terdapat sampah yang tidak dapat terangkut di setiap hari. d. Masyarakat belum membuang sampah pada tempatnya, sehinga pada jam-jam sibuk yaitu pukul 11.00-16.00 WIT, jalan-jalan utama terlihat kotor oleh sampah. Hal ini mengakibatkan dibutuhkannya tenaga penyapu jalan, yang dirasakan sangat terbatas, terutama untuk jalur-jalur di luar kota seperti jalur jalan dari Jembatan Air besar Passo sampai Kate-kate, dan dari Poka sampai Laha. e. Terbatasnya kapasitas sumberdaya untuk kegiatan monitoring dan evaluasi untuk setiap kegiatan pengelolaan persampahan. f. Pengelolaan sampah secara terpadu dan berkelanjutan masih perlu ditingkatkan, mulai dari
sumber sampai tempat pengolahan akhir sampah, termasuk wilayah pelayanan yang belum menjangkau seluruh desa/kelurahan. g. Proses pengolahan sampah di IPST belum memenuhi ketentuan perundangan-undangan karena masih semi sanitary landfill h. Belum maksimalnya penegakan hukum dan peraturan dalam pengelolaan persampahan di Kota Ambon. i. Banyak prosuden yang hanya menjual produknya, tampa menghiraukan sampah yang
dihasilkan dari produk tersebut, seperti air/ makanan dalam kemasan. j. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan
masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan tertib sampah. 3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan Pengelolaan drainase yang baik tetap menjadi perhatian Pemerintah Kota Ambon. Kondisi topografi Kota Ambon di pulau kecil yang berbukit-bukit, dengan daerah pesisir yang terbatas, menyebabkan penanganan drainase harus diperhatikan dengan baik, untuk meminimalkan ancaman banjir, longsor, dan genangan. 3.4.1. Kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berwenang dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon adalah Dinas Pekerjaan Umum pada aspek pembangunan fisik drainase, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon pada aspek pemeliharaan drainase. Pengelolaan drainase pada Dinas Pekerjaan Umum ditangani oleh Bidang Pengembangan Sumberdaya Air dan Permukiman, khususnya pada Seksi Pengembangan Air Bersih, Sungai, dan Drainase. Pengelolaan drainase pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh Bidang Pertamanan, Pemakaman, dan Saluran, khususnya pada Seksi Saluran dan Tinja.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 55
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
PERENCANAAN 1 Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala kota 2 Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target 3 Menyusun Anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA 1 Menyediakan / Membangun sarana drainase lingkungan PENGELOLAAN 1 Membersihkan saluran drainase lingkungan 2 Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak 3 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN 1 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun 2 Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer 3 Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal drainase lingkungan 4 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan MONITORING DAN EVALUASI 1 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kota 2 Melakukan Monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan 3 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan drainase lingkungan
FUNGSI
√ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Pertamanan) √ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Pertamanan) √ (Dinas PU, Dinas Kebersihan dan Pertamanan)
√ (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) √ (Dinas PU)
√ (Dinas PU)
√ (Dinas PU)
√ √
√ (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) √ (Dinas PU) √ (Dinas Tata Kota)
Masyarakat
√
√ (Dinas PU) √ (Dinas PU) √ (Dinas PU)
Swasta
PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota Ambon
√ (Dinas PU)
Tabel 3.29 : Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase lingkungan
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 56
Ada (Sebutkan)
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
5
4
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon 2011-2031; Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU Provinsi, 2010) Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1996 untuk memelihara sarana drainase tentang Kebersihan, Keindahan dan lingkungan sebagai saluran pematusan Ketertiban; Pola Sitem Drainase Kota Ambon air hujan. dan Master Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU Provinsi, 2010)
drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder
persampahan 1 Target capaian pelayanan pengelolaan Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master drainase lingkungan di Kota Ambon. Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU Provinsi, 2010) 2 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master Kota dalam menyediakan drainase Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU lingkungan Provinsi, 2010) 3 Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master Plan Drainase Kota Ambon (Dinas PU Kota dalam memberdayakan Provinsi, 2010) masyarakat dalam pengelolaan
Peraturan
Ketersediaan
Tabel 3.30 : Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kabupaten/Kota
Tidak Efektif Ada Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
√
√
√
√
√
Tidak Efektif Dilaksanakan
Ket.
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
III - 57
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Terkait dengan fungsi dan peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan drainase, ternyata para pemangku kepentingan belum seutuhnya berperan aktif bersama-sama dengan Pemerintah Kota Ambon (Tabel 3.29). Memang peran Pemerintah Kota Ambon dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon masih dominan, mulai dari perencanan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan dan pembinaan, serta monitoring dan evaluasi. Peran swasta tidak nampak, sedangkan peran masyarakat tampak dari pengadaan sarana dan pengelolaan sarana seperti membersihkan dan memperbaiki saluran darainase yang rusak, meskipun dalam skala yang tidak luas, lebih kepada lingkungan rumah dan tempat tinggal setempat. Di Kota Ambon telah pengaturan tentang pengelolaan drainase secara umum adalah Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 24 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon Tahun 2011-2031. Secara teknis peraturan yang mengatur target capaian, ataupun kewajiban dan sanksi dalam pengelolaan drainase mengacu kepada Pola Sitem Drainase Kota Ambon dan Master Plan Drainase Kota Ambon (oleh Dinas PU Provinsi, 2010), namun sampai saat ini tidak efektif dilaksanakan (Tabel 3.30). Berdasarkan RTRW Kota Ambon Tahun 2011-2031, beberapa arahan dalam pengelolan drainase adalah: a. mengembangkan sistem jaringan drainase untuk mengendalikan genangan air dan banjir. b. Rencana sistem jaringan drainase meliputi jaringan drainase primer, dan jaringan drainase sekunder. c. Rencana pengembangan jaringan drainase primer meliputi: 1) penertiban pemanfaatan lahan pada kawasan hulu dan resapan air DAS. 2) penerapan teknologi konservasi air seperti sumur resapan dan biopori pada kawasan pemukiman dengan kepadatan tinggi dan kawasan pemukiman baru, baik di daerah perbukitan, maupun daerah pesisir. 3) penertiban bangunan di bantaran sungai, maupun di dalam aliran sungai. 4) pengerukan sampah dan sedimen di sungai-sungai: Wai Batu Gantong, Wai Batu Gajah, Wai Tomu, Wai Batu Merah, dan Wai Ruhu. d. Rencana pengembangan jaringan drainase sekunder diarahkan untuk perbaikan drainase kota yang sudah ada, dan melengkapinya dengan kolam penangkap sampah dan sedimen. e. normalisasi sistem drainase dan/atau daerah muara sungai. 3.4.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan Kota Ambon memiliki sistem drainase yang belum optimal. Hal ini disebabkan karena saluran darianse tidak saja berfungsi sebagai saluran penampungan air hujan, namun berfungsi pula sebagai saluran pembuangan air kotor dan pembuangan sanpah dari masyarakat (Tabel 3.31). Dalam saluran drainase juga masih terdapat penumpukan sampah atau sedimentasi yang tinggi terutama pada saat musim hujan. Kebiasaan sebagian warga masyarakat yang menjadikan saluran drainase sebagai tempat pembuangan sampah, mengakibatkan sering terjadi penyumbatan pada saluran drainase. Kondisi ini mengakibatkan saluran drainase tidak dapat menampung dan rnengalirkan air dengan baik, sehingga dapat terjadi luapan air yang menggenangi daerah sekitarnya. Pembangunan drainase di Kota Ambon umumnya mengutamakan kawasan-kawasan permukiman dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kawasan perdagangan, atau pada jalan-jalan utama sebagai bagian daerah milik jalan untuk mengalirkan air dari jalan ketika hujan. Sebagian besar saluran yang ada di Kota Ambon adalah saluran terbuka dengan ienis konstruksi pasangan batu dan beton cor. Pada beberapa kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi, sebagian saluran drainase telah tertutup di bawah bangunan, sehingga menyulitkan ketika pemeliharaannya.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 58
Peta 3.5. Peta Jaringan Drainase Kota Ambon
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 59
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Sebagian besar permukiman di kawasan perkotaan telah memiliki jaringan drainase dengan konstruksi pasangan batu yang permanen, namun di luar Pusat Kota masih terdapat pula jaringan drainase sederhana yang bersifat konvensional (saluran tanah). Pada sisi lain sebagian besar pemukiman perdesaan memiliki jaringan drainase berupa saluran tanah. Saluran drainase primer umumnya mengikuti sungai-sungai/ alur-alur drainase alam yang mengalir ke pesisir yang lebih rendah. Di Pusat Kota Ambon, khususnya dari Taman Makmur di Kelurahan Nusaniwe, sampai Negeri Hative Kecil yang merupakan permukiman perkotaan yang padat penduduk, terdapat 5 sungai utama sebagai drainase primer, yaitu Wai Batu Gantung, Wai Batu Gajah, Wai Tomu, Wai Batu Merah, dan Wai Ruhu. Selain itu terdapat pula beberapa saluran riol seperti Wai Titar, dan Wai Alat. Masyarakat sering menggunakan saluran-saluran primer ini sebagai tempat membuang sampah, dan berpengaruh kepada penumpukan sampah di Teluk Ambon yang adalah muara dari sungai-sungai tersebut. Dimensi ukuran saluran darainase yang ada, khususnya drainase sekunder dan tersier adalah bervariasi mengikuti kondisi setempat. Pada ruas jalan yang memiliki lebar sampai 3 meter, lebar saluran drainase yang terdapat pada bagian kiri dan kanan jalan adalah sekitar 40 – 50 cm dan kedalaman 20-30 cm. Pada ruas jalan yang sempit dan kawasan permukiman tertentu, dimensi saluran drainase lebih kecil lagi bahkan ada yang tidak memiliki saluran drainase sama sekali. Gambaran selengkapnya tentang jaringan drainase di Kota Ambon dapat dilihat pada Peta 3.5. Mengingat topografi Kota Ambon yang berbukit-bukit dengan pesisir dan Teluk Ambon sebagai muara dari saluran drainase primer, maka jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang dibarengi dengan pasang surut air laut Teluk Ambon ataupun sedimentasi dan sampah dalam saluran, mengakibatkan dapat terjadi genangan pada tempat-tempat tertentu. Lama genangan umumnya kurang dari 3 jam. Lokasi genangan di Kecamatan Sirimau adalah Jl. A.Y. Patty, Jl. Said Perintah pada kawasan pangkalan taksi, Kawasan Pohon Pule sampai Jl. Baru, kawasan Skip Dalam, kawasan Mardika Bawah, kawasan Batu Merah, dan kawasan Galala (depan Perikani). Di Kecamatan Teluk Ambon Baguala, genangan selalu terjadi pada saat musim hujan di sekitar SPN Passo, dan kawasan Passo sampai Negeri Lama. Di Kecamatan Teluk Ambon, genangan selalu terjadi pada saat musim hujan di sekitar Kate-Kate (Desa Poka). Di Kecamatan Nusaniwe dan Leitimur Selatan, genangan pada saat musim hujan tidak terjadi secara meluas, lebih bersifat local yang tidak mengganggu aktifitas masyarakat. Secara umum diagram sistem sanitasi pengelolaan drainase lingkungan di Kota Ambon (Tabel 3.31), sebagaimana penjelasan sebelumnya di atas, menunjukan bahwa air hujan dan air kotor masih tergabung dalam saluran drainase Kota Ambon (AL-1, dan AL-2), yang nanti dialirkan ke sungai dan laut. Pada sisi lain, ada pula masyarakat yang telah menggunakan kembali air hujan untuk kebutuhan sehari-hari (AL-3), khususnya pada kawasan-kawasan yang belum dilayani sistem perpipaan air bersih/ air minum PDAM. Sementara itu air hujan ada juga yang sudah dikonservasi melalui sumur resapan (AL-4), meskipun ada dibiarkan mengalir di alam (AL-5) sebagai resapan alami, atau menjadi air permukaan yang nantinya menuju sungai dan laut. Sistem pengelolaan drainase di Kota Ambon (Tabel 3.32) menunjukan bahwa pengelola air hujan di Kota Ambon masih secara alami, melalui penampungan oleh masyarakat, atau melalui sumur resapan untuk konservasi air tanah. Air hujan yang secara alami digunakan masyarakat di Kota Ambon memang belum diuji komposisi unsur kimianya, namun masyarakat telah menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci atau keperluan lain, karena secara kasat mata jernih dan tidak berbau. Penggunaan air hujan untuk penampungan masyarakat dan sumur resapan telah membantu mengurangi volume aliran air permukaan, sehinga tidak membebankan pada kapasitas saluran drainase.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 60
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.31. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan Kota Ambon Input Air kotor (grey water)
Air hujan
User Interface Kamar Mandi/ Tempat Cuci/ Dapur Talang Air/ Langsung ke tanah Talang Air Hujan
Penampun Pengaliran gan Awal -
Saluran terbuka / Drainase
-
Saluran terbuka / Drainase Bak Bak Penampung Penampun g
Talang Air Hujan
-
Sumur Resapan
Langsung ke tanah
-
Langsung ke alam/ tanah
Pengolahan Akhir Sungai / Laut
Sungai / Laut
Sungai / Laut
Sungai / Laut
Digunakan lagi untuk kebutuhan sehari-hari Sumur Resapan
Digunakan lagi untuk kebutuhan sehari-hari Sumur Resapan
Menjadi air permukaan/ meresap dalam tanah
Sebagian masuk ke Sungai/ Laut
Tabel 3.32. Sistem Pengelolaan Drainase di Kota Ambon Teknologi yang Jenis Data Kelompok Fungsi Digunakan Sekunder Penampungan Air Bak Penampungan Jumlah KK Pengguna Hujan Masyarakat Air Hujan Air Hujan Sumur resapan air hujan
Sumur resapan sederhana
Pembuangan/ Daur Ulang
Jumlah sumur resapan yang ada
Kode/ Nama Aliran Aliran Drainase (AL) 1 Aliran Drainase (AL) 2 Aliran Drainase (AL) 3 Aliran Drainase (AL) 4 Aliran Drainase (AL) 5
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber Data
95 Responden dari 2000 responden EHRA (4,75%) 20 Unit Tahun 2009 oleh ESP: 10 Di Air Keluar Kusu-Kusu Sereh, dan 10 di Jemaat Kezia, Gunung Nona
Surrvey EHRA Kota Ambon, 2012 Kantor PDL dan Dinas Pertanian dan Kehutanan
3.4.3. Kesadaran Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK) Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Ambon secara keseluruhan masih kurang. Hal ini terlihat dari perilaku masyarakat yang masih membuang sampah dalam saluran drainase, dan menganggap urusan pembersihan saluran drainase adalah tugas Pemerintah Kota Ambon. Namun demikan pada kawasan-kawasan permukiman tertentu, sudah ada keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam pemelihraan/ pembersihan saluran drainase lingkungan sekitar tempat tinggal, baik secara mandiri maupun dalam kelompok masyarakat ketika kerja bakti membersihan lingkungan.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 61
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
No.
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 C. 1 2 3 4 5 6 7 D. 1 2 3 4 5 6 7 8 E. 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 3.33 : Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan/Kelurahan Kondisi Drainase Pembersihan Bangunan di Jumlah Pengelola Oleh Saat ini Drainase atas saluran Kecamatan/ Kelurahan / Tidak Masyarakat Desa Rutin PemerinDesa/ SwasTidak RT RW Lancar Mampet Rutin (RT/RW) Ada tah Kota Kelurahan ta Ada L P L P L P KEC. NUSANIWE 285 78 LATUHALAT 32 14 √ √ √ √ √ √ √ SEILALE 7 3 √ √ √ √ √ √ √ √ NUSANIWE 16 4 √ √ √ √ √ √ √ AMAHUSU 22 8 √ √ √ √ √ √ √ URIMESING 31 5 √ √ √ √ √ √ √ KEL. NUSANIWE 22 7 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. KUDAMATI 43 7 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. BENTENG 35 8 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. WAINITU 27 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. MANGGA DUA 10 4 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. URIMESSING 14 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. WAIHAONG 14 4 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. SILALE 12 4 √ √ √ √ √ √ √ √ KEC. SIRIMAU 345 91 GALALA 6 2 √ √ √ √ √ √ √ √ HATIVE KECIL 27 5 √ √ √ √ √ √ √ √ BATU MERAH 23 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ SOYA 18 9 √ √ √ √ √ √ √ KEL. RIJALI 18 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. PANDAN KASTURI 90 22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. BATU MEJA 31 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. BATU GAJAH 22 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. AMANTELU 20 6 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. URITETU 16 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. HONIPOPU 22 4 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. KARPAN 21 6 √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. AHUSEN 16 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEL. WAIHOKA 15 4 √ √ √ √ √ √ √ √ KEC. T.A. BAGUALA 184 49 HALONG 45 13 √ √ √ √ √ √ √ √ LATTA 6 2 √ √ √ √ √ √ √ √ LATERI 26 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ PASSO 63 13 √ √ √ √ √ √ √ √ NECERI LAMA 8 4 √ √ √ √ √ √ √ √ NANIIA 12 3 √ √ √ √ √ √ √ √ WAIHERU 24 9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ KEC. TELUK AMBON 195 58 HUNUT 11 3 √ √ √ √ √ √ √ √ POKA 26 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ TIHU 15 5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ RUMAH TIGA 55 16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ WAYAME 21 10 √ √ √ √ √ √ √ √ HATIVE BESAR 25 6 √ √ √ √ √ √ √ TAWIRI 24 8 √ √ √ √ √ √ √ LAHA 18 6 √ √ √ √ √ √ √ KEC. LEITIMUR SELATAN 52 19 NAKU 4 2 √ √ √ √ √ √ √ RUTONG 5 2 √ √ √ √ √ √ √ HUTUMURI 19 5 √ √ √ √ √ √ √ HATALAI 6 2 √ √ √ √ √ √ √ LEAHARI 3 1 √ √ √ √ √ √ √ KILANG 6 3 √ √ √ √ √ √ √ EMA 6 3 √ √ √ √ √ √ √ HUKURILA 3 1 √ √ √ √ √ √ √ Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 62
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Kondisi drainase lingkungan di Kota Ambon (Tabel 3.33) menunjukan bahwa kondisi drainase di Kota Ambon ada yang lancar, seperti desa/negeri di Kecamatan Leitimur Selatan. Namun demikian ditemukan pula kondisi drainase yang mampet, seperti di Kelurahan Waihaong, Kelurahan Silale, Desa Galala, Negeri Hative Kecil, dan Negeri Passo. Selain itu ditemukan pula dalam satu desa/negeri/kelurahan terdapat saluran yang lancar, dibarengi saluran yang mampet, seperti beberapa desa/negeri/kelurahan di Kecamatan Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon Baguala, dan Teluk Ambon. Pembersihan drainase dilakukan secara rutin, yang biasanya oleh Pemerintah Kota Ambon melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon, selain dilakukan oleh Desa/Negeri/ Kelurahan dan masyarakat. Namun demikian pembersihan drainase dilakukan pula secara tidak rutin, dan biasa dikelola oleh Desa/Negeri/ Kelurahan dan masyarakat secara bergotong royong. Selain itu pada kawasan perkotaan, sering dijumpai ada bangunan di atas saluran. Pada sisi lain, terdapat pula program/ kegiatan layanan drainase yang berbasis masyarakat (Tabel 3.34). Program/ kegiatan tersebut ada yang dibiayai oleh APBD Kota Ambon, maupun PNPM Mandiri yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat. Beberapa program/ kegiatan yang dilaksanakan antara lain pembangunan saluran drainase di berbagai tempat di Kota Ambon. Pada lingkungan permukiman, perempuan dan laki-laki telah terlibat dalam pemeliharaan saluran darainase setempat melalui pembersihan saluran. Perlu ditambahkan bahwa kegiatan peningkatan drainase Kota Ambon berupa pembuatan saluran by pass dari Waititar dengan dana APBN oleh Dinas Pekerjaaan Umum Provinsi Maluku, saat ini belum berfungsi, karena penyelesaiannya terhambat oleh masalah penggunaan lahan permukiman yang tidak diijinkan masyarakat setempat. Tabel 3.34 : Daftar Program/Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No Sub Sektor 1
Drainase
Nama Program/ Proyek/ Layanan - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Permukiman/ Tersier - Pembangunan Saluran Drainase Sekunder - Pemeliharaan Saluran Drainase - Peningkatan Drainase Kota Ambon
Pelaksanaan/PJ Dinas PU Kota Ambon Dinas PU Kota Ambon Dinas PU Kota Ambon Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas PU Provinsi Maluku
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Kota Ambon, 2012 Keterangan: PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender
Kondisi Saat ini Tahun Tidak Mulai Fungsi Rusak Fungsi 2007 √
Aspek PJMK PM
JDR MBR
√
√
√
2007
√
√
√
√
2007
√
√
√
√
2007
√
√
√
√
2012
√
MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah PMJK = Pemberdayaan Masyarakat, Jender, Kemiskinan
3.4.4. Pemetaan Media Komunikasi dan informasi dalam pengelolaan drainase adalah aspek penting. Pengelolaan drainase sangat terkait dengan sub sektor sanitasi yang lain, maka kegiatan komunikasi dan informasi pengelolaan drainase sering bersamaan dengan sub sektor sanitasi lain, khususnya sub sektor persampahan, mengingat perilaku membuang sampah pada saluran drainase atau ketika hujan lebat, menyebabkan saluran drainase sering tertimbun sampah yang dapat memicu genangan dan banjir, serta pencemaran Teluk Ambon oleh sampah.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 63
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.35. Kegiatan Komunikasi Drainase di Kota Ambon Dinas Tujuan No Kegiatan Tahun Pelaksana Kegiatan Sosialisasi Peraturan Dinas Walikota Ambon 2010 Kebersihan Informasi 1 No. 66 Tahun 2012 Dan dan arahan 2009 tentang Pertamanan Pengelolaan Sampah
2
3
4
Sosialisasi RTRW Kota Ambon 20112031
Gerakan JUMPA BERLIAN (Jumat Pagi Bersihkan Lingkungan)
Desa/ Kelurahan Binaan untuk Kebersihan
20112012
2012
2012
BAPPEKOT
Informasi dan Diskusi
Semua SKPD di Kota Ambon
Bersih Lingkungan di Hari Jumat Pagi
Semua SKPD di Kota Ambon
Kebersihan lingkungan di Desa/ Kelurahan terpelihara
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
Masyarakat
Buanglah sampah pada tempatnya (tidak pada saluran drainase)
Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan
Masyarakat, Kewang, Anak Sekolah
Pemerintah Kota dan Masyarakat
Pemerintah Kota dan Masyarakat
Mari jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk tertib membuang sampah) Bersihkan sampah di lingkungan masing-masing termasuk saluran Bersihkan sampah di lingkungan masing-masing termasuk saluran
Menumbuhkan kesadaran masyarakat peduli ruang Kota Ambon yang berkualitas (tertib sampah) Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan Menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012 Hal ini seiring dengan prioritas pembangunan Kota Ambon yaitu Ambon Bersih, maupun Ambon yang Partisipatif dan Komunikatif. Beberapa kegiatan komunikasi dan informasi pengelolaan drainase yang telah dilakukan di Kota Ambon (Tabel 3.35) adalah: a. Sosialisasi Peraturan Walikota Ambon Nomor 66 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah kepada masyarakat tatap muka, stiker di kendaraan, dan papan pengumuman. Pesan kunci yang disampaikan adalah membuang sampah pada tempatnya (tidak pada saluran drainase) b. Sosialisasi RTRW Kota Ambon 2011-2031 kepada masyarakat, Kewang (semacam polisi lingkungan sebagai kearifan local di Kota Ambon), dan pelajar SMU/SMK. Pesan yang disampaikan adalah mari jadikan ruang kota Ambon yang aman, nyaman, produktif, terkendali, dan berkelanjutan (termasuk tertib membuang sampah pada tempat yang benar, tidak pada saluran drainase). c. Gerakan JUMPA BERLIAN (JUMat PAgi BERsihkan LIngkungAN), yang dicanangkan pada 20 April 2012, sebagai upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, dengan bersihkan sampah di lingkungan masing-masing, baik di daratan maupun di pantai. Gerakan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Ambon, termasuk pelajar dan mahasiswa.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 64
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
d. Desa/ Kelurahan Binaan setiap SKPD untuk menjaga keberhasihan lokasi masing-masing, dengan melibatkan semua komponen masyarakat setempat. Terkait dengan ini telah dikeluarkan Keputusan Walikota Ambon Nomor 344 Tahun 2012 Tanggal 28 Maret 2012 Tentang Penetapan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk Pendampingan dan Pembinaan kepada Desa/Negeri dan Kelurahan dalam Program Kebersihan dan Tertib Sampah dalam Wilayah Kota Ambon, sehingga menjadi dasar untuk semua SKPD bekerja bersama-sama masyarakat di 50 desa/ kelurahan mewujudkan Ambon yang bersih. Selain itu kegiatan-kegiatan komunikasi drainase yang dilakukan, digunakan pula media-media Komunikasi (Tabel 3.36), seperti kerja bakti massal melalui Gerakan JUMPA BERLIAN, Pameran Lingkungan Hidup, dan talkshow di TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara. Tabel 3.36. Media Komunikasi Drainase Lingkungan di Kota Ambon No
Nama Media
Jenis Acara
Isu yang diangkat
Pesan Kunci
Pendapat Media Sangat positif, melibatkan semua pemangku kepentingan di Kota Ambon Sangat positif, generasi muda dilibatkan sebagai duta kebersihan Sangat positif, masyarakat secara interaktif menyampaikan keluhan dan saran
1
Gerakan JUMPA BERLIAN
Kerja Bakti Massal
Ambon Bersih
Lingkungan yang bersih sebagai perilaku dan kebutuhan
2
Pameran Lingkungan Hidup
Pameran
Ambon Hijau dan Bersih
Tertib membuang sampah
3
TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
Talk show
Ambon Bersih dan Tertib Membuang Sampah
Lingkungan yang bersih sebagai perilaku dan kebutuhan
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012 Tabel 3.37. Kerjasama Terkait Sanitasi Pengelolaan Drainase Kota Ambon No
Nama Kegiatan
1 Penyusunan Master Plan Sistem Sanitasi Kota (SSK/Buku Putih) 2 Gerakan Bersih Pesisir dan Teluk Ambon
Jenis Kegiatan Sanitasi
Mitra Kerja Sama
Dokumen Sistem Sanitasi Kota
USAID/IUWASH Sinode GPM
3 Rancang Bangun Teluk Ambon Yang Bersih 4 Penyusunan Renstra AMPL Kota Ambon
Seminar, Aksi Bersih Teluk dan Pesisir, Penanaman Bakau Seminar, Perumusan Rencana Aksi Dokumen Renstra AMPL Kota Ambon
5 Penyusunan Pola Drainase Kota Ambon
Pola Sistem Drainase Kota Ambon
Pokja AMPL & ESPUSAID
LIPI Ambon Pokja AMPL & ESPUSAID
Bentuk Kerjasama MOU untuk penguatan kapasitas Pemerintah Kota Pilot Project Pesisir dan Teluk Ambon yang Bersih di Kelurahan Lateri Pengelolaan Sampah di Teluk Ambon Penyiapan Dokumen Renstra AMPL Kota Ambon Penyiapan Dokumen Pola Sistem Drainase Kota Ambon
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 65
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Pada sisi lain selama ini telah dilakukan pula kerjasama dengan para mitra dalam rangka pengelolaan drainase di Kota Ambon (Tabel 3.37), sekaligus terdapat pula mitra-mitra yang potensial bekerjasama dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon (Tabel 3.38). Mitra-mitra yang potensial ini dapat terus digandeng dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon. Tabel 3.38. Daftar Mitra Potensial untuk Pengelolaan Drainase Kota Ambon No
Nama Mitra
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerja Sama
1
Mercy Corps
Dukungan sarana prasarana persampahan bagi masyarakat
Bantuan Langsung
2
USAID / IUWASH
Penyusunan Master Plan Sanitasi / SSK
3
UNICEF
Dukungan sarana prasarana persampahan bagi masyarakat
Penguatan kapasitas Pemerintah Kota Bantuan Langsung
4 5 6 7
Kampanye Ambon Bersih TELKOMSEL Kampanye Ambon Bersih PT. TELKOM Kampanye Ambon Bersih PT. PLN Bank Maluku, BI, Kampanye Ambon Bersih dan dukunfan Bank Mandiri, dan sarana prasarana persampahan perbankan lainnya Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
Kampanye Publik Kampanye Publik Kampanye Publik Kampane Publik
3.4.5. Partisipasi Dunia Usaha Pengelolaan drainase di Kota Ambon selama ini masih menjadi urusan Pemerintah Kota. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi efektivitas pengelolaan dan penanganannya, mengingat luasnya jangkauan pelayanan dan jumlah penduduk kota Ambon yang meningkat setiap tahun. Peran dunia usaha dalam pengelolalan drainase di Kota Ambon belum ada sampai saat ini (Tabel 3.39). Ke depan perlu terus didorong peran dunia usaha, untuk berinvestasi dalam pengelolaan drainase di Kota Ambon. Tabel 3.39. Penyedia Layanan pengelolaan drainase yang ada di Kota Ambon No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan 1 Tidak ada Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon, 2012
-
3.4.6. Pendanaan dan Pembiayaan Operasional pengelolaan drainase di Kota Ambon dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum pada aspek pembangunan fisik drainase, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Ambon pada aspek pemeliharaan drainase. Dana yang digunakan untuk pengelolaan drainase Kota Ambon bersumber dari APBD Kota Ambon, maupun APBN. Belanja operasional drainase di Kota Ambon selama 5 tahun belakangan (Tabel 3.40), menunjukan bahwa jumlah belanja rata-rata per tahun adalah Rp.6.275.424.839,20 atau dengan pertumbuhan 16,12% per tahun. Sementara itu, pendapatan pada sub sektor drainase pada Pemerintah Kota Ambon tidak ada, karena tidak ada retribusi yang dipungut.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 66
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.40 : Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsektor pengelolaan drainase lingkungan No
Sub Sektor
PENDAPATAN 1 Retribusi Drainase B. BELANJA 1 Perencanaan dan Pembangunan Sarana Prasarana 2 Pemeliharaan Sarana Prasarana
2008
2009
2010
2011
2012
Rata - rata
Pertumbuhan RataRata (%)
-
-
-
-
-
-
-
9,246,220,000
10,278,930,152
2,647,674,754 135,220,600
9,069,078,690
6,275,424,839.20
16.12
545,000,000
670,000,000
680,000,000 735,000,000
845,000,000
695,000,000.00
11.87
A.
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon dan BAPPEKOT Ambon, 2012
3.4.7. Isu strategis dan permasalahan mendesak Isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait dengan pengelolaan drainase di Kota Ambon, adalah: a. Pola penanganan drainase Kota Ambon tidak dilakukan secara konprehensif, sehingga tidak dapat menyelesaikan masalah dan belum terintegrasinya sistem drainase antar satu wilayah dengan wilayah di sekitarnya. b. Berkembangnya permukiman dan tempat-tempat usaha di kawasan-kawasan padat perkotaan, yang tidak memperhatikan ketersediaan drainase setempat. c. Pendangkalan dan penyempitan jaringan drainase primer akibat erosi dan sedimentasi pada alur sungai yang relatif landai, yang berdampak kepada daya tampung saluran. d. Hancurnya daerah hulu dan kawasan resapan air akibat perambahan hutan dan seiring meningkatnya intensitas curah hujan, berpotensi terjadinya banjir dan genangan pada beberapa kawasan yang dialiri oleh saluran drainase primer, akibat peningkatan debit limpasan air permukaan. e. Saluran drainase tergabung dengan saluran air kotor. Hal ini berdampak pada tergenangnya air kotor dalam saluran jika terdapat penumpukan sampah, yang dapat menjadikan kawasan tersebut endemic malaria. f. Belum terintegrasinya infrastruktur perumahan di dalam kawasan permukiman, terutama untuk jalan lingkungan, drainase dan air limbah, sehingga sering terjadinya banjir dan permasalahan lingkungan lainnya. g. Terbatasnya biaya operasional untuk pemeliharaan jaringan drainase jalan raya dan permukiman, sehingga seringkali menimbulkan genangan pada musim hujan h. Sungai digunakan sebagai limpasan buangan rumah limbah rumah tangga dan ada juga tinja, sementara di sisi lain, sungai juga digunakan sebagai tempat mandi dan cuci. i. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara jaringan drainase yang berada disekitarnya, serta kebiasaan masyarakat membuang sampah ke saluran drainase menyebabkan tersumbatnya saluran drainase. j. Kapasitas saluran drainase yang ada tidak memadai untuk menampung seluruh volume aliran. k. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk monitoring dan evaluasi. l. Belum adanya peraturan daerah/ peraturan kepala daerah mengenai pengelolaan drainase Kota Ambon m. Pengelolaan drainase umumnya masih dianggap sebagai mengalirkan air hujan secara optimal untuk menghindari banjir dan genangan, dan belum menjadi kebutuhan untuk pengelolaan drainase yang berkelanjutan, seperti daur ulang air hujan, atau menahan air lebih lama di daratan.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 67
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
n. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan drainse yang baik. 3.5. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi Pengelolaan komponen terkait sanitasi terdiri dari pengelolaan Air Bersih, pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga, dan pengelolaan limbah medis. 3.5.1. Pengelolaan Air Bersih. Pengelolaan air bersih di Kota Ambon dilakukan oleh PDAM Ambon, perusahaan swasta PT. Dream Sukses Airindo (DSA), dan Pemerintah Kota Ambon melalui Program Air Bersih Perdesaan - Dinas Perkerjaan Umum Kota Ambon. Pengelolaan oleh PDAM menjangkau kawasan-kawasan perkotaan di 4 Kecamatan, yaitu Sirimau, Nusaniwe, Teluk Ambon Baguala, dan Teluk Ambon. Pengelolaan oleh PT. DSA melayani kecamatan Sirimau, yaitu pada hanya 4 kelurahan/ negeri yaitu Batu Merah, Amantelu, Waihoka, dan Karang Panjang. Pengelolaan air bersih melalui Program Air Bersih Perdesaan - Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon melayani kawasan-kawasan perdesaan yang tidak terjangkau oleh PDAM, dan PT. DSA pada desa-desa di 5 kecamatan di Kota Ambon. Cakupan layanan air bersih di Kota Ambon dapat dilihat pada Peta 3.6. Pengeloaan air minum oleh PDAM Ambon (Tabel 3.41.A), menunjukan bahwa kapasitas produksi air adalah 248,5 lt/detik, dan kapasitas terpasang adalah 288,5 lt/detik. Ini menunjukan bahwa PDAM mempunyai kebutuhan air yang lebih tinggi dari yang tersedia, karena kapasitas terpasang lebih tinggi 40 lt/detik dari kapasitas produksi. Saat ini PDAM mempunyai 9.120 pelanggan, yang terdistribusi pada 4 kecamatan, dimana tingkat pelayanan mencapai 16,25% penduduk. Dari jumlah pelanggan yang ada, terdapat 8.564 pelanggan rumah tangga (94%). Permasalahan yang dihadapi juga bahwa saat ini tingkat kehilangan air cukup tinggi, mencapai 68,05%. Tabel 3.41.A. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih PDAM di Kota Ambon Tahun 2011 No
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengelola Tingkat Pelayanan Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah Tangga Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) Jumlah Pelanggan per Kecamatan - Kecamatan Sirimau - Kecamatan Nusaniwe - Kecamatan T.A. Baguala - Kecamatan Leitimur Selatan - Kecamatan Teluk Ambon Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Satuan % Lt/Detik Lt/Detik Unit Unit % M3 Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
Sistem Perpipaan
Ket.
PDAM Kota Ambon 16.25 248.5 288.5 8564 180 68.05 9120 1441 4882 2261 0 536
III - 68
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 69
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Pengeloaan air minum oleh PT. DSA (Tabel 3.41.B), menunjukan bahwa kapasitas produksi air adalah 2.152.284 m3, dan kapasitas terpasang adalah 1.686.623 m3. Ini menunjukan bahwa kapasaitas produksi air PT. DSA cukup untuk melayani kapasitas terpasang pelanggan. Saat ini DSA mempunyai 6.673 pelanggan, yang berada hanya pada 4 kelurahan/ negeri di kecamatan Sirimau, dimana tingkat pelayanan mencapai 11,89% penduduk. Dari jumlah pelanggan yang ada, terdapat 6.517 pelanggan rumah tangga (97,6%). Permasalahan yang dihadapi juga bahwa saat ini tingkat kehilangan air cukup tinggi, mencapai 45,7%. Tabel 3.41.B. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih PT. DSA Tahun 2011 No
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengelola Tingkat Pelayanan Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah Tangga Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) Jumlah Pelanggan per Kecamatan - Kecamatan Sirimau Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.
Satuan
Sistem Perpipaan
% M3 M3 Unit Unit % M3
PT. DSA 11.89 2152284 1686623 6517 0 45.7 No Data
Pelanggan
6673
Ket.
Tabel 3.41.C. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan SPAM Desa Tahun 2011 No
Uraian
1
Pengelola
2 3 4 5 6 7 8 9
Tingkat Pelayanan Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah Tangga Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi / Tarif (Rumah Tangga) Jumlah Pelanggan per Kecamatan - Kecamatan Sirimau - Kecamatan Nusaniwe - Kecamatan T.A. Baguala - Kecamatan Leitimur Selatan
- Kecamatan Teluk Ambon Sumber: Kota Ambon Dalam Angka, 2011.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
Satuan
Sistem Perpipaan
Ket. Dinas PU Kota
Pelanggan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
Lembaga Desa/ Kelurahan (Air bersih Perdesaan) 7.87 7 Ltr/det 5 Ltr/det 0 442 5 0 4420 1190 1150 750 350
Pelanggan
980
% Lt/Detik Lt/Detik Unit Unit % M3
III - 70
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Pengeloaan air minum oleh Lembaga Desa/ Kelurahan melalui Program Air Bersih Perdesaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon (Tabel 3.41.C), menunjukan bahwa kapasitas produksi air adalah 7 lt/detik, dan kapasitas terpasang adalah 5 lt/detik. Ini menunjukan bahwa kapasaitas produksi Program Air Bersih Perdesaan telah cukup untuk melayani kapasitas terpasang pelanggan. Saat ini Program Air Bersih Perdasaan mempunyai 4.420 pelanggan, yang berada pada semua kecamatan di Kota Ambon, dimana tingkat pelayanan mencapai 7,87% penduduk. Program Air Bersih Perdesaan ini tidak menggunakan Sambungan Rumah Tangga. Sistem yang digunakan adalah hidran umum, yang berjumlah 442 unit. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air bersih di Kota Ambon adalah: a. Sebagai akibat dari konflik kemanusiaan tahun 1999 sampai akhir tahun 2004, beberapa bagian sistem mengalami kerusakan antara lain jaringan perpipaan, sambungan rumah dan meter pelanggan, rumah-rumah pompa, serta bangunan kantor induk PDAM. b. Pada PDAM, tingkat kehilangan air cukup tinggi pada jaringan transmisi dan distribusi akibat umur jaringan perpipaan yang sudah tua dan pengrusakan pipa oleh masyarakat selama konflik social di Kota Ambon. c. Penurunan debit sumber mata air secara drastis pada musim kemarau, rata-rata 40 % dari debit normal, serta terbatasnya sumber mata air potensial yang bisa dimanfaatkan, sehingga alternatif penambahan debit air melalui sumur dalam. d. Ketergantungan pada pemanfaatan energi listrik untuk penggerak mesin-mesin pompa air. Pada beberapa sumber air, belum memiliki sumber energi cadangan berupa genset lsitrik, sehingga ketika listrik PLN padam, distribusi air terhenti. e. Perkembangan pemukiman baru bergerak ke arah perbukitan berlereng curam yang di luar Master Plan Air Minum, sehingga sukar terlayani jaringan perpipaan. Permukiman tersebut juga merambah ke kawasan penyangga dan resapan air, sehingga mempengaruhi konstinuitas debet air. f. Pada PDAM, komposisi pelanggan adalah lebih dari 90% merupakan rumah tangga, sehingga menyulitkan penerapan subsidi silang pada pemakaian air. g. Pada PDAM, tingkat efisiensi pembayaran tagihan rekening air masih rendah, berpengaruh kepada terbatasnya produktivitas operasional usaha, dan manajemen perusahaan menjadi tidak sehat. h. Kurangnya sosialisasi, edukasi, dan penyadaran kepada masyarakat secara berkesinambungan fungsi dan pengelolaan air minum yang baik. i. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk monitoring dan evaluasi. j. Belum adanya peraturan daerah/ peraturan kepala daerah mengenai pengelolaan air minum secara berkelanjutan di Kota Ambon. k. Tingkat kemiskinan dan pengangguran masih cukup tinggi, mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pokok daripada mewujudkan air bersih yang berkualitas. 3.5.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga. Industri rumah tangga di Kota Ambon telah berkembang, seperti industri tahu, roti, pengolahan ikan, dan pengolahan tepung sagu. Industri-industi ini telah memberikan kontribusi bagi munculnya limbah. Pengelolaan industri rumah tangga di Kota Ambon (Tabel 3.42) menunjukan bahwa limbah cair umumnya dibuang ke saluran umum (reol), dengan kapasitas rata-rata 0,25 m3/hari. Hal ini merupakan ancaman besar bagi lingkungan hidup, karena reol/ saluran umum tersebut akan mengalir dan mencemari sungai dan teluk Ambon. Sedangkan limbah padat dibuang ke TPS ataupun daur ulang. Pada industri roti, limbah padat dibuang ke TPS. Pada insdustri tahu dan pengolahan ikan, limbah padat didaur ulang sebagai makanan ternak. Pada industri pengolahan hasil sagu, limbah padat selain digunakan untuk komposting, juga merupakan media tumbuh untuk ulat sagu suatu makanan khas lokal dengan protein tinggi.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 71
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
Tabel 3.42. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kota Ambon Jenis Industri Jumlah No Lokasi Jenis Pengolahan Rumah Tangga Industri RT 1 Industri Roti
Kota Ambon
9
2 Industri Tahu
Kota Ambon
7
3 IRT Hasil Pengolahan Ikan 4 IRT Hasil Pengolahan Tepung Sagu
Kota Ambon
2
Kota Ambon
2
- Limbah Cair : Reol - Limbah Padat : TPS - Limbah Cair : Reol - Limbah Padat : Daur Ulang - Limbah Cair : Reol - Limbah Padat : Daur Ulang - Limbah Cair : Reol - Limbah Padat : Daur Ulang
Kapasitas (m3/hari) 0.25 0.25 0.25 0.25
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air limbah industri rumah tangga adalah: a. Sampai saat ini belum ada regulasi untuk mengatur pengolahan air limbah rumah tangga di Kota Ambon. b. Air limbah industri rumah tangga di Kota Ambon belum tertangani dengan baik karena industriindusti tersebut tidak mempunyai sarana pengolahan air limbah, sehingga banyak terjadi pencemaran pada badan-badan sungai yang menjadi muara buangan air limbah rumah tangga tersebut dan berdampak pada pencemaran air tanah. Menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Ambon melalui Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Ambon senantiasa melakukan pemantauan, pengawasan, dan investigasi lapangan terhadap industri rumah tangga penghasil limbah, sehingga dilakukan upaya-upaya perbaikan oleh industri tersebut. Selain itu, dilakukan pula upaya pengendalian melalui Izin Lingkungan seperti Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL dan UPL), serta Surat Penyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) bagi industri rumah tangga tersebut. 3.5.3. Pengelolaan Limbah Medis. Di Kota Ambon saat ini terdapat 10 rumah sakit umum, 22 Puskesmas, 35 Puskesmas Pembantu, 5 balai pengobatan, beberapa laboratorium kesehatan, serta beberapa apotik dengan praktek dokter dan laboratorium. Sarana-sarana ini menghasilkan sampah medis yang sangat membutuhkan perhatian serius untuk pengelolaan yang benar. Limbah medis rumah sakit terbagi pula atas limbah infeksius dan limbah non infeksius. Limbah infeksius berasal dari pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik seperti : laboratorium, instalasi farmasi, instalasi gizi, rehabilitasi medik, radiologi, instalasi pencuci hama, instalasi pemeliharaan sarana, instalasi pemulasaraan jenazah, dan pelayanan terpadu. Limbah non medis bersumber dari pelayanan administrasi dan dapur. Pengelolaan limbah medis pada rumah sakit – rumah sakit di Kota Ambon (Tabel 3.43) meliputi limbah cair dan limbah padat. Pengelolaan limbah medis cair menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Medis di masing-masing rumah sakit. Pengelolaan limbah medis padat menggunakan insenerator. Pengelolaan limbah medis melalui IPAL dan Insenerator di rumah sakit merupakan bantuan United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2006. Berdasarkan data terakhir, maka pengolahan limbah cair pada RSUD dr. Haulussy adalah 50% menggunakan IPAL, dan sisanya masuk ke tangki septik. Pada rumah sakit-rumah sakit lainnya, sistem
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 72
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
pengolahan limbah medis melalui IPAL, belum didapat data yang akurat bahwa apakah masih berfungsi optimal sejak dibangun tahun 2006. Sedangkan pengolahan limbah padat medis di rumah sakit menggunakan insenerator bantuan UNDP tahun 2006, namun belum didapat data yang akurat bahwa apakah masih berfungsi optimal sampai sekarang. Untuk RSUD dr Haulussy, incenerator tidak berfungsi optimal, sehingga dilakukan Perjanjian Kesepakatan (MoU) dengan RSUD Tulehu di Kabupaten Maluku Tengah untuk pengolahan limbahnya. Tabel 3.43 : Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan di Kota Ambon Nama Fasilitas Jenis Prediksi No Lokasi Kesehatan Limbah Medis Kapasitas 1 RSUD dr. Haulussy 2 RSU. Alfatah
Kudamati (Kel. Benteng) Kel. Honipopu
3 RSU. Sumber Hidup 4 RS. Bhakti Rahayu
Kel. Honipopu
5 RS. Hative Kecil
Neg. Passo
6 RS. Angkatan Laut
Neg. Halong
7 RS. Tentara (RS. J.A. Latumeten) 8 RS. Angkatan Udara 9 RS. Bhayangkari
Kel. Waihaong
Kel. Batu Gajah
Neg. Laha
- Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari) - Cair : IPAL (m3/hari) - Padat : Insenerator (kg/hari)
211.25 45.5 52 11.2 48.75 10.5 32.5 7 20.15 4.34 32.5 7 59.15 12.74 16.25 3.5 85.15 18.34 53.3 11.48 No Data No Data No Data No Data
Sistem Pengelolaan 50% IPAL Mou RSU Tulehu IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **) IPAL *) Insenerator **)
Kel. Pandan Kasturi 10 RS. Khusus Desa Negeri Daerah (RS Jiwa) Lama 11 Puskesmas dan Tersebar di Pusk. Pembantu Kota Ambon 12 Laboratorium klinik, Tersebar di Praktek Dokter Kota Ambon Sumber: Dinas Kesehatan Kota Ambon 6Keterangan : IPAL *), belum didapat data yang akurat tentang fungsi sarana IPAL Insenerator **), belum didapat data yang akurat tentang fungsi sarana Insenerator
Kapasitas limbah cair dan padat di rumah sakit (Tabel 3.43), diukur mengacu kepada jumlah pasien yang ada yang tergambar dari jumlah tempat tidur, dan tingkat hunian di rumah sakit. Mengacu kepada prediksi limbah cair per pasien yang adalah 0,704 (m3/ hari), dan limbah padat per pasien yang adalah 0,4125 kg/hari, maka RSUD dr. Haulussy sebagai rumah sakit daerah Provinsi Maluku, memiliki limbah terbanyak, yaitu 211,25 m3/hari limbah cair, dan 45,5 kg/hari limbah padat. Sedangkan rumah sakit
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 73
Buku Putih Sanitasi Kota Ambon Tahun 2012
dengan limbah terendah adalah RS Angkatan Udara, yaitu 16,25 m3/hari limbah cair, dan 3,5 kg/hari limbah padat. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan limbah medis adalah: a. Penanganan limbah medis pada sarana-sarana kesehatan, belum seluruhnya dikelelola secara profesional, dan benar. b. Sampai saat ini belum ada regulasi untuk mengatur pengolahan limbah medis di Kota Ambon. c. Sarana-sarana medis lain selain rumah sakit, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, laboratorium klinik, atau tempat praktek dokter belum memiliki pengolahan limbah medis, khususnya limbah medis infeksius. d. Belum terbentuk kesadaran yang baik bahwa limbah medis harus dikelola secara benar, karena dapat berbahaya bagi kesehatan. e. Saat ini limbah medis padat dibuang bercampur dengan limbah domestik. f. Kapasitas beberapa aparatur dan tenaga petugas lapangan masih terbatas, termasuk untuk monitoring dan evaluasi.
Bab 3. Profil Sanitasi Kota Ambon
III - 74